BAB III METODE PENELITIAN
|
|
- Yenny Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian ekperimental dengan pendekatan uji klinis kelompok kontrol dan intervensi secara acak. Subjek yang diteliti diberikan susu formula asam amino sebagai kelompok intervensi dan susu formula prematur standar sebagai kelompok kontrol. B. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di unit PerinatologiRSUD dr. Moewardi Surakarta dengan waktu penelitian antara bulan Februari 2015 Februari 2016 C. Populasi Populasi target pada penelitian ini adalah neonatus dengan bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) sedangkan populasi terjangkaunya adalah BBLSR yang dirawat di unit Perintologi RSUD dr. Moewardi Surakarta pada bulan Februari 2015 Februari D. Penentuan Subjek dan Randomisasi Kelompok Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin dengan dasar ukuran populasi menggunakan data populasi BBLSR yang dirawat di unit Perinatologi RSUD dr. Moewardi Surakarta pada periode Januari Desember 2014 yaitu sebesar 52 bayi, taraf signifikansi yang diinginkan sebesar 0,05 (α). Rumus Slovin yang digunakan adalah : Dimana : n = Jumlah sampel yang diinginkan N = Jumlah populasi α = Taraf signikansi; 0,05 1
2 2 Dari rumus di atas ditetapkan besar sampel yang digunakan pada penelitian ini sebesar 30 bayi. Randomisasi pada penelitian dilakukan selain untuk meningkatkan validasi penelitian, digunakan juga untuk mengatasi faktor- faktor perancu pada peniltian ini. Tehnik pengacakan atau randomisasi kelompok subjek menggunakan tehnik pengundian atau simple randomized. Penentuan kelompok sampel ditentukan dengan tabel nomor acak 0 1 yang diolah dalam program Excel 2007 dimana nomor 1 subjek akan mendapatkan susu formula protein terhidrolisis atau kelompok perlakukan dan nomor 2 subjek akan mendapatkan susu formula prematur standar atau kelompok kontrol. Semua BBLSR yang memenuhi kriteria akan langsung diberikan terapi awal yaitu pemberian nutrisi parenteral baru kemudian dilakukan pengundian. Pencatatan kelompok randomisasi dilakukan oleh peneliti dan dirahasiakan kepada petugas pemberi intervensi. E. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria inklusi penelitian ini adalah BBLSR atau neonatus yang lahir dengan berat lahir antara gram serta minimal sekali mendapatkan formula enteral selama perawatan. Sedangkan variabel usia kehamilan kehamilan tidak dimasukkan ke dalam kriteria. Subjek yang mendapatkan ASI dari ibu kandungnya tetap dimasukkan ke dalam penelitian mengingat secara etika pemberian ASI tidak boleh dihentikan kecuali ASI tidak tersedia subjek dapat diberikan intervensi formula sesuai kelompok penelitian. Keadaan lain dimasukkan ke dalam kriteria eksklusi karena dimungkinkan dapat mempengaruhi hasil penelitian adalah : 1. Anomali dan malformasi kongenital yang dapat menghambat pemberian nutrisi enteral. 2. Neonatus dengan kecurigaan adanya kelaianan kromosom yang mempengarhui metabolisme di dalam tubuh neonatus.
3 3 F. Identifikasi Variabel 1. Variabel Bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian susu formula yang terdiri dari susu formula prematur standar (SPF / Standard premature formula) dan susu formula asam amino (AAF / Aminoacid-based formula) 2. Variabel Tergantung 1. Toleransi formula yang terdiri dari : 1) Persentase residu tidak tertoleransi 2) Volume residu rerata 2. Keefektifitas formula yang terdiri dari : 1) Lama hari pencapaian nutrisi enteral penuh 2) Berat badan pada umur 21 dan 28 hari post natal 3. Efek samping formula yang terdiri dari 1) Insidensi enterokolitis nekrotikan 2) Kematian 3. Variabel Perancu Beberapa variabel perancu yang diperkiran dapat mempengaruhi hasil penelitian antara lain : a. Umur kehamilan b. Sepsis c. Gangguan pernafasan berat d. Persentase pemberian ASI G. Definisi Operasional 1. Susu Formula Definisi : Susu formula yang diberikan kepada neonatus BBLSR secara enteral baik oral maupun melalui pipa orogastrik yang terdiri dari susu formula asam amino atau susu formula prematur standar. Kandungan dan komposisi nutrisi kedua produk tercantum dalam lampiran. Skala pengukuran susu formula menggunakan skala dikotomi dimana :
4 4 1 = Dengan susu formula asam amino 2 = Dengan susu formula prematur standar 2. Toleransi formula Toleransi formula digunakan sebagai tanda kemampuan sistem pencernaan subjek dalam mencerna formula asam amino dan formula prematur standar. Pengukuran toleransi formula asam amino dan formula prematur standar menggunakan 2 jenis indek yang digunakan pada penelitian sebelumnya yang mengevaluasi toleransi formula pada bayi yaitu : - Persentase residu tidak tertoleransi, yaitu zat campuran antara susu formula yang diberikan pada BBLSR dan cairan yang dihasilkan oleh gaster dengan total volume >2 ml/kgbb. Residu yang muncul ketika formula tidak diberikan seperti saat subjek mengalami komplikasi pencernaan berat akibat sepsis dan hipoksia tidak dihitung. Rumus yang digunakan adalah : - volume residu rerata, yaitu volume rerata residu yang keluar setelah susu formula yang diberikan pada subjek. Rumus yang digunakan adalah Skala pengukuran persentase residu tidak tertoleransi dan volume residu rerata menggunakan skala numerik 3. Lama pencapaian nutrisi enteral penuh (TEN / Total enteral nutrition) Definsi : Lama dalam hari sejak neonatus mulai diberikan susu formula secara enteral dengan dosis naik bertahap tiap hari sampai mencapai nutrisi enteral penuh. Skala pengukuran lama pencapaian nutrisi enteral penuh menggunakan skala numerik.
5 5 4. Berat badan pada umur 21 dan 28 hari post natal Berat badan subjek yang diukur dengan menggunakan timbangan digital pada umur 21 dan 28 hari terhitung sejak bayi dilahirkan. Skala pengukuruan berat badan menggunakan skala numerik. 5. Kematian Kematian yaitu kehilangan nyawa pada bayi yang ditandai dengan berhentinya jantung berdetak pada pemeriksaan fisik ataupun dibuktikan dengan alat rekam jantung setelah diberikan tindakan resusitasi. Skala pengukuran kejadian kematian menggunakan skala dikotomi, dimana : 1 = Subjek yang meninggal 2 = Subjek yang hidup 6. Enterokolitis Nekrotikan Enterokolitis nekrotikan (EKN) didefinisikan sebagai peradangan saluran cerna usus halus dan usus besar yang ditandai dengan nekrotik atau kematian jaringan yang terkena. Pengukuran EKN berdasarkan kriteria Bell yang sudah dimodifikasi. Skala pengukuran EKN menggunakan skala ordinal dimana : 1 = Tanpa EKN 2 = Dengan EKN (tersangka EKN, EKN Definitif, dan EKN Advanced) Tabel 3.1. Kriteria BELL yang dimodifikasi untuk menentukan diagnosis EKN Kriteria Klinis X-RAY Tersangka EKN Distensi abdomen ringan, Poor feeding, Muntah Ileus ringan EKN Definitif Seperti di atas ditambah : Distensi abdomen yang nampak jelas, perdarahan saluran cerna EKN advanced Seperti diatas ditambah : Tanda vital yang tidak stabil, syok sepsis Illeus berat Pneumatosis intestinalis PVG Pneumo-peritoneum
6 6 7. Umur kehamilan Definisi : Lama dalam minggu sejak hari pertama menstruasi terakhir sampai subjek dilahirkan. Skala pengukuran menggunakan skala dikotomi, dimana : 1 = Prematur awal (usia kehamilan <28 minggu) 2 = Prematur menengah (usia kehamilan minggu) 3 = Prematur akhir (usia kehamilan minggu) 8. Distres pernafasan Definisi : Gangguan pernafasan pada neonatus yang dihitung dengan skor Downe yang terdiri dari frekuensi nafas, ada tidaknya retraksi, sianosis, merintih, dan udara masuk. Skala pengukuran asfiksia menggunakan skala ordinal dimana : 1 = Gangguan nafas berat dengan skor Downe = Gangguan nafas sedang dengan skor Downe 4 dan 5 3 = Gangguan nafas ringan dengan skor Downe = Tanpa gangguan nafas dengan skor Downe 0 9. Sepsis Definisi : Kejadian ditemukannya pertumbuhan kuman dalam biakan darah atau secara klinis dengan didapatnya kelainan multisistem organ (>2 sistem organ) yang didukung dengan kelainan hematologi (leukositosis, peningkatan rasio IT). Skala pengukuran asfiksia menggunakan skala dikotomi dimana : 1 = Dengan sepsis 2 = Tanpa sepsis 10. Pemberian ASI Definisi : Jumlah kali pemberian ASI dari total kali pemberian nutrisi enteral. Skala pengukuran menggunakan skala dikotomi dimana : 1 = ASI [>50], jika diberikan > 50 % dari total kali pemberian nutrisi enteral 2 = ASI [<50], jika diberikan < 50 % dari total kali pemberian nutrisi enteral
7 7 11. Pemberian ASI Definisi : Anomali dan malformasi kongenital yang dapat mempengaruhi pemberian nutrisi enteral seperti atresia esofagus, fistula trakea-esofagus, megakolon kongenital, gastroskisis, atresia ani, dan lain-lain Skala pengukuran asfiksia menggunakan skala dikotomi dimana : 1 = Dengan anomali dan malformasi kongenital 2 = Tanpa anomali dan malformasi kongenital 12. Kecurigaan adanya kelainan kromosom yang mempengarui metabolisme di dalam tubuh neonatus. Definisi : Semua kelainan kromosom yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala atau sindrom kelainan-kelainan dismorfik yang nampak pada tubuh subjek yang dicurigai dapat mempengaruh metabolisme nutrisi pada neonatus. Skala pengukuran kecurigaan adanya kelainan kromosom menggunakan skala dikotomi dimana : 1 = Dengan kecurigaan adanya kelainan kromosom 2 = Tanpa kecurigaan adanya kelainan kromosom H. Cara Pengumpulan Data 1. Lama pencapaian nutrisi enteral penuh (NEP). Lama pencapaian nutrisi enteral penuh dihitung saat subjek mulai diberikan formula asam amino ataupun formula prematur standar sampai mencapai pemberian nutrisi enteral penuh dimana subjek dapat diberikan formula dengan dosis 150 ml/kgbb/hari tanpa adanya intoleransi formula. 2. Residu Residu merupakan cairan yang terdapat pada lambung yang tidak dapat dicerna lebih lanjut oleh sistem pencernaan bayi. Residu digunakan untuk menentukan toleransi formula. Residu diukur sesaat sebelum dimasukkan susu formula enteral dengan cara menghitung cairan yang telah keluar baik dari pipa nasogastrik ataupun dari muntahan
8 8 ditambah sejumlah cairan lambung yang ditarik melalui pipa. Pencatatan kemudian dilakukan. 3. Berat Badan Berat badan subjek diukur menggunakan 1 buah timbangan digital dengan satuan gram yang telah dilakukan kalibrasi sebelum penelitian dimulai. Prosedur pengukuran berat badan dilakukan tiap pagi setelah bayi lahir atau setiap masuk unit. Sebelum dilakukan pengukuran dilakukan reset angka 0 pada timbangan kemudian bayi yang akan diukur dibebaskan dari benda-benda yang dapat mempengaruhi ketepatan pengukuran seperti selimut, baju, celana, dan popok kecuali alat bantu hidup bayi seperi pipa endotrakeal, pipa nasogastrik. Berat badan ditentukan dari angka yang muncul pada timbangan digital dalam satuan gram.
9 9 I. Alur dan Cara Penelitian BBLSR Informed consent Pecatatan Awal Tatalaksana awal BBLSR Bayi siap diberikan nutrisi enteral atau residu (-) Kelompok Uji Randomisasi Kelompok Kontrol Pemberian nutrisi enteral minimal (MEN) dengan formula asam amino Pemantauan harian Pemberian nutrisi enteral minimal (MEN) dengan formula standar prematur Pemantauan harian Hidup Meninggal Hidup Meninggal Mencapai nutrisi enteral penuh Mencapai nutrisi enteral penuh Ganti formula prematur standar ANALISIS Gambar 3.1. Alur Penelitian 1. Pengukuran awal : Semua neonatus yang dirawat di unit NICU RSUD dr. Moewardi Surakarta baik yang lahir di dalam RS ataupun di luar RS (kasus rujukan) dilakukan pemeriksaan kriteria eksklusi. Subjek yang masuk ke dalam penelitian kemudian dilakukan pencatatan awal yang terdiri pencatatan identitas, umur kehamilan, jam kelahiran, apgar score, jenis
10 10 kelamin, berat badan lahir, panjang tubuh, cara kelahiran, dan riwayat persalinan. Pencatatan awal dilakukan oleh petugas yang tidak mengetahui adanya penelitian. 2. Prosedur Perawatan Awal : Subjek kemudian dilakukan perawatan di NICU dengan tatalaksana sesuai prosedur awal perawatan BBLSR di unit NICU RSUD dr.moewardi Surakarta. Prosedur tatalaksana awal BBLSR di RSUD dr. Moewardi Surakarta antara lain : a. Pemasangan selang orogaster (OGT), subjek dipuasakan minimal 24 jam. b. Pemasangan kateter umbilical. c. Pemberian dukungan respirasi sesuai indikasi seperti pemberian cairan surfaktan; oksigenasi CPEP menggunakan tekanan akhir ekspirasi 5 mmhg, FiO2 30% dan flow 5 liter permenit; atau penatalaksaan sesuai indikasi seperti intubasi endotrakeal dan pemasangan ventilator bila terjadi gagal nafas. d. Pemberian nutrisi parenteral awal yaitu dengan pemberian cairan infus yang terdiri dari dektrosa, protein plasma dan lemak dengan kebutuhan cairan yang disesuaikan. e. Pemberiaan antibiotik dengan pemberian injeksi ampicillin sebagai tatalaksana potensial infeksi atau pemberiaan injeksi ampicillin ditambah dengan pemberian injeksi gentamycin jika sudah terdapat tanda sepsis. f. Perawatan di dalam inkubator untuk pengaturan suhu. 3. Pemilihan Kelompok secara acak Subjek kemudian dilakukan randomisasi untuk diberikan susu formula setelah minimal 24 jam dengan pemberiaan susu formula asam amino untuk kelompok intervensi dan pemberian susu formula prematur standar untuk kelompok kontrol. Pengacakan dilakukan oleh peneliti. 4. Pemberian Susu Formula a. Petugas pemberi susu formula Pemberian susu formula dilakukan oleh perawat NICU yang tidak mengetahui jenis susu yang diberikan karena baik susu formula asam amino maupun susu formula
11 11 prematur standar dimasukkan ke dalam tempat yang sama dan hanya peneliti yang mengetahui jenisnya. b. Prosedur pembuatan dan pemberian Pembuatan formula disesuaikan dengan panduan yang tercantum pada produk yaitu 1 cup susu diencerkan dalam 30 ml air hangat, dimasukkan dalam botol susu semisteril, dikocok tanpa diaduk. Cara pemberian dapat diberikan melalui oral. Pemberian melalui pipa orogastrik diindikasi apabila reflek isap pada bayi belum berkembang baik dan terjadi takepneu. c. Dosis Dosis awal pemberian susu formula sebesar 6 ml/kg/hari yang terbagi pemberianya dalam tiap 3 jam diberikan jika tidak terdapat residu dan minimal pada umur 24 jam. Dosis susu dinaikkan 16 ml/kg/hari, naik bertahap sampai dosis maksimal 160 ml/kg/hari. Pada keadaan muncul residu formula dengan jumlah >5 ml/kgbb maka dosis susu formula yang diberikan diturunkan ke dosis sebelumnya yang tidak memunculkan residu dengan jumlah >5 ml/kgbb. d. Penghentian susu formula Pemberian susu formula dapat dihentikan apabila terdapat cairan residu darah atau bilier, tanda-tanda EKN, atau tetap muncul residu ketika sedang diberikan formula minimal 2 kali berturut-turut. e. Penurunan bertahap cairan parenteral Dengan semakin naiknya dosis pemberian susu formula secara enteral, pemberian cairan parenteral dapat diturunkan dengan rumus : Dosis pemberian cairan parenteral = Kebutuhan cairan harian Dosis formula yang diberikan. f. Mencapai nutrisi enteral penuh Khusus untuk subjek intervensi, apabila sudah mencapai pemberian nutrisi enteral penuh dengan dosis 160 ml/kgbb/hari, penelitian dihentikan dan bayi mulai diberikan formula prematur standar dengan jumlah yang sama. 5. Hasil output yang diukur antara lain berat badan, kematian dan kejadian EKN.
12 12 Pemantauan berat badan selain dihitung tiap hari untuk menentukan dosis pemberian cairan harian, juga dicatat pada umur 21 dan 28 hari post natal untuk membandingkan kedua formula. Pada kasus kematian neonatus dicatat waktu kematian dan penyebab kematian. J. Analisis Data Analisis data penelitian dilakukan dengan metode intention to treat atau dimana semua sampel yang putus saat penelitian dilakukan tetap dimasukkan sebagai sumber data analisa. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan program SPSS Karakteristik awalsubjek(usia, jenis kelamin, berat badan lahir, umur kehamilan, skor apgar, distress nafas, dan sepsis awitan dini) dideskripsikan dalam persentase. Semua hasil pada variabel dihitung uji normalitas untuk menentukan jenis uji beda selanjutnya. Ujibeda Mann- Whitney dilakukan pada semua variabel di karakteristik awal antara kelompok uji dan kontrol. Uji beda toleransi antara kelompok uji dan kontrol juga menggunakan uji beda Mann-Whitney pada semua subjek awal sedangkan uji beda lama capai NEP dan penambahan berat badan dilakukan uji pada subjek yang masih hidup. Pengujian pengaruh kelompok uji terhadap kematian dan EKN menggunakan uji chi square. Analisis regresi besar pengaruh variabel uji dan variabel perancu dilakukan setelah dilakukan perhitungan besarnya koefisiensi masing-masing variabel tersebut terhadap output berupa toleransi (persentase residu dan volume rerata residu) dan kematian. Semua analisis menggunakan tingkat kepercayaan (Confidence interval) 95%.
BAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP dr. Kariadi/FK Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciPelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 3 Permasalahan Neonatus-Berat Badan lahir rendah. Catatan untuk fasilitator.
Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Bab 3 Permasalahan Neonatus-Berat Badan lahir rendah Catatan untuk fasilitator Rangkuman kasus Maya, 19 tahun yang hamil pertama kali (primi gravida), dibawa ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN gram pada waktu lahir (Liewellyn dan Jones, 2001). Gejala klinisnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) rentan terhadap masalah kesehatan. BBLR adalah bayi yang memiliki berat badan lahir kurang dari 2500 gram pada waktu lahir
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan. Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr.Kariadi/FK Undip Semarang 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RS dr. Kariadi/ FK Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciGANGGUAN NAPAS PADA BAYI
GANGGUAN NAPAS PADA BAYI Dr R Soerjo Hadijono SpOG(K), DTRM&B(Ch) Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi BATASAN Frekuensi napas bayi lebih 60 kali/menit, mungkin menunjukkan satu atau
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr.Kariadi/FK Undip Semarang 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang rekam medik RSUP Dr.Kariadi Semarang
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr.Kariadi/FK Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr. Kariadi/FK Undip Semarang 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr.Kariadi/FK Undip Semarang. (PBRT), Neonatal Intensive Care Unit (NICU) dan ruang rekam medik RSUP
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian telah dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr.Kariadi/FK Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu kesehatan anak khususnya sub bagian
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu kesehatan anak khususnya sub bagian Gastroenterologi, nutrisi metabolik dan perinatologi. 4.2. Tempat dan waktu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan kohort retrospektif B. Tempat dan Waku Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak. awal Maret 2016 sampai dengan jumlah sampel terpenuhi.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian akan dilakukan di ruang rekam medik RSUP Dr. Kariadi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang/FK Universitas Diponegoro, Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi. 4.2 Tempat dan Waktu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sangat rendah (BBLSR) yaitu kurang dari 1000 gram juga disebut sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut definisi WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). Bayi prematur atau bayi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Bedah Kepala dan Leher subbagian Neuro-otologi. Perawatan Bayi Resiko Tinggi (PBRT) dan Neonatal Intensive Care Unit (NICU)
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak subbagian Perinatologi dan Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok, Bedah Kepala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angka kematian bayi di negara ASEAN dan SEARO tahun 2009 berkisar 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi di negara ASEAN dan SEARO tahun 2009 berkisar 2 sampai 68 per 1000 kelahiran hidup dimana negara Kamboja dan Myanmar memiliki angka kematian bayi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membahayakan, merupakan penyakit saluran cerna pada neonatus, ditandai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Enterokolitis nekrotikans (EKN) adalah penyakit yang umum sekaligus membahayakan, merupakan penyakit saluran cerna pada neonatus, ditandai dengan kematian jaringan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control. Penelitian ini merupakan penelitian observasional karena peneliti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia, karena merupakan penyebab kesakitan dan kematian pada masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi berat lahir rendah (BBLR) saat ini merupakan masalah di seluruh dunia, karena merupakan penyebab kesakitan dan kematian pada masa neonatal. Prevalensi Bayi Berat
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, disiplin ilmu yang dipakai adalah obstetri dan ginekologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di bagian
Lebih terperinciCAIRAN AMNION TERCAMPUR MEKONIUM SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA ASFIKSIA NEONATORUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009
CAIRAN AMNION TERCAMPUR MEKONIUM SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA ASFIKSIA NEONATORUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009 SKRIPSI DiajukanOleh: DENTA ADITYA EPISANA J 500 060
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr. Kariadi/FK Undip Semarang 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Intensif Care Unit berkembang cepat sejak intensif care unit (Intensive Terapy
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intensif Care Unit berkembang cepat sejak intensif care unit (Intensive Terapy Unit) ditemukan pada tahun 1950 di daratan Eropa sebanyak 80%, saat terjadi epidemic Poliomyelitis,
Lebih terperinciPENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g
ASUHAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH By. Farida Linda Sari Siregar, M.Kep PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (WHO, 2011). Angka kematian neonatal sejak lahir sampai usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi di negara ASEAN dan SEARO tahun 2009 berkisar 2 sampai 68 per 1000 kelahiran hidup dimana negara Kamboja dan Myanmar memiliki angka kematian bayi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta, dimulai pada bulan April - Mei 2016. B. Jenis
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan
BAB III. METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan menggunakan Pretest and posttest design pada kelompok intervensi dan kontrol.
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan meliputi Anestesiologi dan Terapi Intensif.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan meliputi Anestesiologi dan Terapi Intensif. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 4.2.1 Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bayi (AKB). Angka kematian bayi merupakan salah satu target dari Millennium
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka kematian bayi merupakan salah satu target dari Millennium Development Goals/MDGs
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi / FK UNDIP Semarang. 4.2 Tempat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian respirologi. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu kesehatan anak, sub ilmu 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di bagian Obstetri
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak 3.. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian akan dilaksanakan di Bangsal Anak RS. Dr. Kariadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. angka mortalitas tertinggi di negara-negara yang sedang berkembang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan anak (WHO, 2002). Di Amerika Serikat, angka mortalitas neonatus dan bayi kulit hitam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia. Hal tersebut merupakan tanggung
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di ruang perawatan sub bagian gastroenterologi bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNDIP / RS. Dr. Kariadi Semarang. Waktu penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang kardiologi dan bidang nutrisi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan neonatal. Kematian neonatus
Lebih terperinciPENGARUH UMUR KEHAMILAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
PENGARUH UMUR KEHAMILAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Dina Hartatik, Enny Yuliaswati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Latar Belakang:
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia (Kemenkes RI, 2010)
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Asfiksia neonatal merupakan masalah global yang berperan dalam meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas. Insidensi asfiksia di negara maju 1,1 2,4 kasus
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
16 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PARITAS 2.1.1 PENGERTIAN PARITAS Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita (BKKBN, 2006). Paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) merupakan proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus (Marmi, 2012). Bayi baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan dan pertumbuhan bayi selanjutnya. Salah satu masalah
digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses persalinan merupakan masa yang kritis sepanjang kehidupan bayi. Perubahan minimal yang terjadi sebelum atau pada saat persalinan, dapat berpengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Soenarjo (2000), Nutrisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Hematologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan
Lebih terperinciMerawat Bayi Prematur
Merawat Bayi Prematur Kontribusi dari didinkaem Saturday, 24 February 2007 Perawatan bayi prematur ternyata tidaklah sesulit yang dibayangkan. Asal tahu langkah-langkahnya, kondisi si mungil akan semakin
Lebih terperinciDIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.
DIARE AKUT I. PENGERTIAN Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Kematian disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terbanyak
Lebih terperinciAsfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur
Asfiksia Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur 1 Tujuan Menjelaskan pengertian asfiksia bayi baru lahir dan gawat janin Menjelaskan persiapan resusitasi bayi baru
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu kesehatan Anak, khususnya
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu kesehatan Anak, khususnya Sub Bagian Perinatologi dan Sub Bagian Neurologi. 4.2 Waktu dan tempat
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Ruang Lingkup
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di TPA/PAUD dan TK di wilayah kota Semarang pada
32 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Anak. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di TPA/PAUD
Lebih terperinciBUKU REGISTER PERINATOLOGI DI RUMAH SAKIT
BUKU REGISTER PERINATOLOGI DI RUMAH SAKIT Cetakan Keempat : ver.23 Juni 2015 No.Buku Periode Nama RS Kabupaten Petunjuk Pengisian Kolom Nama Kolom Cara Pengisian Definisi 1. No Urut Angka Nomor Urut Pasien
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. khususnya subbagian Perinatologi. Penelitian ini dilakukan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNDIP/ RS
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu kesehatan Anak, khususnya subbagian Perinatologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Divisi Infeksi dan Mikrobiologi Klinik. Penelitian ini dilakukan di PICU dan HCU RS Dr. Kariadi Semarang pada
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Divisi Infeksi dan Mikrobiologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dilakukan hanya satu kali, pada satu saat (Sastroasmoro & Ismael, 2011).
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Desain penelitian adalah metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang pengukuran variabel variabelnya
Lebih terperinciPelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk
Pelayanan Kesehatan bagi Anak Bab 7 Gizi Buruk Catatan untuk fasilitator Ringkasan kasus Joshua adalah seorang anak laki-laki berusia 12 bulan yang dibawa ke rumah sakit kabupaten dari rumah yang berlokasi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Mulut. Lingkup disiplin ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Gigi dan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. sucking. Responden yang digunakan dalam penelitian ini telah sesuai dengan
BAB V PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, peneliti mengukur hubungan asfiksia neonatorum dengan daya reflek sucking bayi baru lahir umur 0 hari di RSUD Karanganyar menggunakan instrumen data rekam medis dan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1.
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang
1 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Bedah. 3.1.2 Ruang Lingkup Waktu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta, dimulai pada bulan April - Mei 2016. B. Jenis
Lebih terperinciTanda Bahaya Gawat napas
DIVISI PERINATOLOGI Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RSHAM 1 Tanda Bahaya Gawat napas Sianosis Apnea Stridor Kesulitan bernapas (gasping) Retraksi dada yang berat Perfusi buruk (syok) 2 1 Evaluasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat Penelitian dilakukan di ICVCU Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental dengan metode studi pre dan post, single blind dan randomized control trial (RCT). Pengambilan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak. Padang Sari, Puskesmas Pudak Payung, dan RSUP Dr Kariadi Semarang.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Puskesmas Ngesrep, Puskesmas Srondol,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Anak, khususnya
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik serta perinatologi. 4.2 Tempat dan
Lebih terperinciBAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14
BAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14 1. PENGERTIAN Bayi dari ibu diabetes Bayi yang lahir dari ibu penderita diabetes. Ibu penderita diabetes termasuk ibu yang berisiko tinggi pada saat kehamilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentu status kesehatan. Pelayanan kesehatan neonatal dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Kelamin. Ruang lingkup penelitian meliputi bidang Ilmu Kedokteran Kulit dan 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik yang bertujuan untuk mengetahui atau mencari hubungan antar variabel
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Bagian Rekam Medik RSUP Dr. Kariadi
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Obstruksi usus atau ilieus adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf.
35 BAB III METODE PENELITIAN III.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf. III.2. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kembang. Semarang. : Penelitian dan pengumpulan data dilakukan pada. bulan April-Mei 2015
4.1 Ruang lingkup penellitian BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kesehatan Anak khusunya bidang tumbuh kembang 4.2 Tempat dan waktu penelitian Ruang lingkup tempat : Posyandu wilayah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan observasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional).
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional). 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Puskesmas Ngesrep, Puskesmas Srondol,
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Anak. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian telah dilakukan di Puskesmas
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Sub Bagian Neurologi dan Sub Bagian Infeksi dan Penyakit Tropik. 3.2. Tempat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
36 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Gizi 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di area
Lebih terperinciTUGAS NEONATUS. Pengampu : Henik Istikhomah, S.SiT, M.Keb POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN TAHUN AJARAN 2013/2014
TUGAS NEONATUS Pengampu : Henik Istikhomah, S.SiT, M.Keb POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN TAHUN AJARAN 2013/2014 Anggota Kelompok 2 Aprilia Amalia Candra (P27224012 171) Aprilia
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nefrologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Ruang lingkup tempat Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang nutrisi,
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang nutrisi, penyakit metabolik dan perinatologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu observasional analitik. Diikuti prospektif. Perawatan terbuka (Kontrol)
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini yaitu observasional analitik. B. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini yaitu cohort. Penelitian mulai dari sini Subyek tanpa faktor
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 1. Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi. Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Rowosari, Semarang.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 1. Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi 2. Ilmu Gizi, khususnya perhitungan asupan energi dan pengukuran status gizi antropometri 3.2 Tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap pasangan suami istri. Dari setiap kehamilan yang diharapkan adalah lahirnya bayi yang sehat
Lebih terperinciFeeding Practice in Small for Gestational Age Born Infant
Feeding Practice in Small for Gestational Age Born Infant DR. dr. Aryono Hendarto, SpA (K) Small for gestational age (SGA) adalah bayi baru lahir yang mempunyai berat badan dan/atau panjang badan kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan pertama kehidupan merupakan masa paling kritis dalam kelangsungan kehidupan anak. Dari enam juta anak yang meninggal sebelum ulang tahunnya yang ke lima di tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa semua bayi baru baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian nefrologi. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Ruang Lingkup Tempat Semarang.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Berat lahir rendah dapat terjadi karena kurang bulan, IUGR (intrauterine growth
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Berat lahir rendah didefinisikan sebagai berat lahir kurang dari 2500 gram. Berat lahir rendah dapat terjadi karena kurang bulan, IUGR (intrauterine growth
Lebih terperinciEfikasi terhadap penyebab kematian ibu
203 Efikasi terhadap penyebab kematian ibu Intervensi Efikasi (%) Perdarahan (ante partum) PONED 90 PONEK 95 Perdarahan (post partum) Manajemen aktif kala tiga 27 PONED 65 PONEK 95 Eklamsi/pre- eklamsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan case control
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan case control yang dilakukan dengan menggunakan desain studi observasional analitik. B. Lokasi dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Psikologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinci