BAB 2 LANDASAN TEORI. (network) dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : broadcast dan point to point.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. (network) dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : broadcast dan point to point."

Transkripsi

1 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Klasifikasi Jaringan Komputer Berdasarkan Tipe Transmisi Data Menurut Tanenbaum (2003:15), berdasarkan tipe transmisinya, jaringan (network) dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : broadcast dan point to point. Dalam broadcast network, komunikasi terjadi dalam sebuah saluran komunikasi yang digunakan secara bersama-sama, dimana data berupa paket yang dikirimkan dari sebuah komputer akan disampaikan ke setiap komputer yang ada dalam jaringan tersebut. Paket data hanya akan diproses oleh komputer tujuan dan akan dibuang oleh komputer yang bukan tujuan dari paket tersebut. Sedangkan pada point to point network, komunikasi data terjadi melalui beberapa koneksi antar komputer, sehingga untuk mencapai tujuannya sebuah paket mungkin harus melalui beberapa komputer terlebih dahulu. Oleh karena itu, dalam tipe jaringan ini, pemilihan rute yang baik akan menentukan bagus tidaknya koneksi data yang berlangsung. Berdasarkan Skala Jaringan Menurut Stallings (2007:423), LAN(Local Area Network) adalah sebuah jaringan komputer yang dibatasi oleh area geografis yang relatif kecil dan umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti perkantoran atau sekolah dan biasanya ruang lingkup yang dicakupnya tidak lebih dari 2 km 2.

2 8 2.2 Topologi Jaringan Komputer Menurut Hands Of Lab Bina Nusantara Computer Network (2011:6), topologi jaringan adalah hal yang menjelaskan hubungan geometris antara unsur-unsur dasar penyusun jaringan, yaitu node, link, dan station. Pada penelitian kali ini, akan digunakan topologi star dan extended star. Topologi Star Topologi star menghubungkan semua workstation ke satu buah titik pusat. Titik pusat ini biasanya berupa hub atau switch sehingga komputer yang terhubung berbentuk seperti bintang. Gambar 2.1 Topologi Star (sumber : Hands Of Lab Bina Nusantara Computer Network, 2011:3)

3 9 Topologi Extended Star Topologi extended star menggabungkan beberapa topologi star menjadi satu. Gambar 2.2 Topologi Extended Star (sumber : Hands Of Lab Bina Nusantara Computer Network, 2011:3) 2.3 Protokol Jaringan Agar dapat beroperasi, sebuah jaringan membutuhkan protokol jaringan. Menurut Stalling (2007:25), protokol jaringan adalah serangkaian aturan yang mengatur operasi unit-unit fungsional agar komunikasi bisa terlaksana. Terdapat dua protokol jaringan yang umum digunakan yaitu OSI model dan TCP/IP model.

4 OSI Layer Menurut Hands Of Lab Bina Nusantara Computer Network (2011:11), OSI Layer adalah suatu protokol yang digunakan untuk komunikasi data yang berinteraksi melalui jaringan yang dalam prosesnya dibagi disetiap layer. Model OSI diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Standar ini dikembangkan agar komputer dapat berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien. Gambar 2.3 OSI Layer (sumber : Hands Of Lab Bina Nusantara Computer Network, 2011:11) Terdapat 7 layer pada model OSI. Setiap layer bertanggung jawab secara khusus pada proses komunikasi data. Misal, satu layer bertanggung jawab untuk memaketkan data menjadi frame-frame, sementara layer lainnya bertanggung jawab untuk mengoreksi terjadinya error selama proses transfer berlangsung. Model layer OSI dibagi menjadi dua grup yaitu upper layer dan lower layer.

5 11 Upper layer fokus pada aplikasi pengguna dan bagaimana file direpresentasikan di komputer. Lower layer adalah intisari komunikasi data melalui jaringan aktual, bagaimana data dikirimkan dari perangkat yang satu ke perangkat yang lain. Layer-layer yang berhubungan dengan penelitian ini adalah layer data link dan layer network. Layer Data link Lapisan data link bertanggung jawab untuk memaketkan data menjadi frameframe transmisi, dan mentransmisikan via media. Untuk melaksanakan hal ini, seperangkat aturan dan prosedur harus didefinisikan untuk mengontrol aliran data dan error, dan mengalokasikan alamat-alamat fisik ke semua perangkat yang ada dalam jaringan. Layer Network Lapisan network bertugas dalam membentuk rute komunikasi dari suatu simpul ke simpul lainnya dalam suatu jaringan. Oleh karenanya, perlu dibuat alokasi alamat global yang unik untuk perangkat komputer (misalnya dengan IP Address) dan diperlukan protokol yang bertugas untuk melaksanakan fungsi routing.

6 TCP/IP Menurut Hands Of Lab Bina Nusantara Computer Network (2011:22), Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) adalah suatu protokol (aturan) yang memungkinkan kumpulan komputer dapat berkomunikasi dan bertukar data di dalam suatu jaringan. Fungsi umum TCP adalah memecah pesan-pesan menjadi beberapa paket sehingga bisa dikirimkan dan juga menyatukan kembali (reassemble) paket-paket itu kembali pada stasiun tujuan. Menurut Stalling (2007:26), arsitektur protokol TCP/IP adalah hasil dari penelitian protokol dan pengembangan pada jaringan percobaan packedswitched, ARPANET(Advanced Research Project Agency Network). Protokol utama dalam protocol TCP/IP adalah sebagai berikut: Layer 1 Network Access : Merupakan layer yang menangani media dan topologi yang digunakan untuk mengirimkan data dan menerima data. Media yang digunakan adalah media fisik seperti kabel, radio, dan sebagainya. Layer 2 Internet : Layer ini akan melakukan pemetaan jalur terhadap datagram yang dikirimnya dari layer sebelumnya yaitu transport layer. Layer ini akan memberikan alamat pada datagram sebagai referensi rute yang akan ditempuh. Alamat tujuan bersama diagram akan dikirim menjadi suatu paket diagram.

7 IP Address Analogi IP Address Menurut Towidjojo (2012:14), berikut ini merupakan contoh jaringan sederhana yang terdiri dari sebuah switch dan empat host. Gambar 2.4 Laptop yang Terhubung dengan Switch (sumber : Towidjojo, 2012:14) IP Address (Internet Protocol Address) merupakan metode pengalamatan pada jaringan komputer dengan memberikan sederetan angka pada komputer (host), router, atau peralatan jaringan lainnya. Angka yang dipakai adalah bilangan biner (bilangan yang hanya mengenal angka 1 dan 0). Baik host ataupun perangkat lainnya yang berada dalam satu jaringan harus menggunakan IP Address yang unik. Unik artinya tidak boleh ada dua host yang memiliki IP Address yang sama. Hal ini karena IP Address merupakan alamat atau pengenal bagi host dalam jaringan, maka pengiriman paket data tentu akan kacau jika ada dua host yang memiliki alamat yang sama.

8 14 Untuk dapat melakukan routing dengan baik, maka pengetahuan tentang IP Address sangat penting. IP Address yang akan dibahas adalah IPv4, karena sampai saat ini pada umumnya jaringan komputer masih memakai IPv4. Komputer merupakan peralatan yang hanya mengerti sistem pengkodean on/off. Kode ini diwakilkan dengan bit atau binary digit (bilangan 1 untuk on dan bilangan 0 untuk off). IP Address merupakan kumpulan 32 angka bilangan biner (32 bit) dan dapat ditulis sebagai berikut : Mengingat angka sebanyak 32 digit tidaklah mudah bagi manusia, maka oleh komputer, bilangan biner tadi diubah menjadi bilangan desimal Bilangan desimal ini hanya untuk pengguna, komputer tetap akan menggunakan angka biner dalam proses pengalamatan. Jika diperhatikan pada contoh gambar jaringan diatas, maka terlihat penulisan IP Address diimplementasikan dengan struktur tertentu. IP Address pada keempat host memiliki kesamaan di tiga oktet pertama, yaitu x. Inilah yang disebut sebagai network ID. Sedangkan bagian yang unik (berbeda dari host lain) disebut host ID. Network ID adalah bagian IP Address yang menunjukkan identitas sebuah jaringan. Host-host yang terdapat dalam satu jaringan harus memiliki network ID yang sama. Sedangkan host ID adalah bagian dari IP Address yang menunjukkan identitas sebuah host. Host-host yang terdapat dalam satu jaringan, tidak boleh memiliki host ID yang sama.

9 15 Gambar 2.5 Network ID dan Host ID (sumber : Towidjojo, 2012:17) Dalam IP Address berlaku aturan all zero and all one. Aturan all zero and all one akan menghasilkan dua buah IP Address yang invalid (IP Address yang tidak dapat dikonfigurasi sebagai alamat host. IP Address invalid adalah adalah IP Address yang semua bit host IDnya bernilai 0 dan semua bit host IDnya bernilai 1, antara lain sebagai berikut : Gambar 2.6 Aturan all zero dan all one (sumber : Towidjojo, 2012:17) IP Address all zero adalah IP Address terendah dalam satu blok IP Address, dan IP Address all one adalah IP Address tertinggi. Karena kedua IP Address tersebut tidak dapat dikonfigurasi, maka hanya IP Address sampai yang dapat digunakan, yang berarti jaringan tersebut dapat menampung 254 host.

10 Tipe Pengalamatan IP Address Menurut Towidjojo (2012:17), IP Address dapat dibagi menjadi 3 jenis alamat, yaitu network address, host address, dan broadcast address. IP Address all zero disebut juga network address dan IP Address all one disebut juga broadcast address, dan jika mengacu kepada contoh IP Address diatas, maka IP Address sampai merupakan host address. Network address digunakan untuk menunjukkan identitas sebuah jaringan. Sedangkan broadcast address digunakan hanya untuk melakukan pengiriman paket data secara broadcast (pengiriman paket data dari satu host ke suruh host yang ada dalam satu jaringan). Dengan adanya broadcast address, pengguna host A cukup membuat paket data dengan IP Address tujuannya adalah broadcast address Prefix Menurut Towidjojo (2012:21), banyaknya bit network ID dan host ID tidak selamanya adalah 24 bit awal dan 8 bit terakhir dari sebuah IP Address. Untuk penulisan IP Address seharusnya dilengkapi dengan network prefix (selanjutnya akan disebut prefix). Prefix berfungsi untuk menginformasikan berapa banyak bit yang digunakan untuk network ID. Pada contoh jaringan diatas, seharusnya IP Address ditulis / 24, karena network ID pada jaringan tersebut adalah 3 oktet (24 bit) pertama dari IP Address dan sisanya yang 8 bit adalah host ID. Sehingga dapat dikatakan bahwa prefix dari jaringan tersebut adalah /24, tetapi tidak selamanya nilai prefix adalah /24, nilai prefix dapat diganti angka lain.

11 17 Untuk memudahkan gambaran penggunaan prefix adalah sebagai berikut: IP Address = / 24 Gambar 2.7 Network Address dan Broadcast Address dengan Prefix /24 (sumber : Towidjojo, 2012:17) Network address = Broadcast address = IP Address valid = Jumlah host = 254 Apabila angka prefix diubah menjadi / 27, maka : IP Address = / 27 Gambar 2.8 Network Address dan Broadcast Address dengan Prefix /27 (sumber : Towidjojo, 2012:17)

12 18 Network address = Broadcast address = IP Address valid = Jumlah host = 30 Dapat dilihat dari uraian diatas, perubahan prefix mengakibatkan berubahnya broadcast address dan jumlah host dari sebuah jaringan IP Address Public dan Private Menurut Towidjojo (2012:28), dalam implementasinya di internet, IP Address dibagi menjadi dua kategori, yaitu IP Address public dan IP Address private. IP Address public adalah IP Address yang digunakan oleh perangkat jaringan yang terhubung langsung dengan jaringan internet. Server - server web seperti google, yahoo, adalah server yang menggunakan IP Address public, begitu juga dengan router-router yang dimiliki oleh Internet Service Provider (ISP) yang menghubungkan jutaan host pengguna internet. IP Address ini bersifat unik, tidak ada dua host di internet yang memiliki IP Address public yang sama. IP Address dari server google jelas akan berbeda dengan IP Address dari server yahoo. IP Address private adalah IP Address yang digunakan oleh perangkat jaringan yang tidak berhubungan secara langsung dengan internet. IP Address private tidak dikenal di internet. Router-router dari ISP pun sudah dikonfigurasi untuk memblock paket data yang berasal dari dan ke IP Address private. Bukan berarti

13 19 host dengan IP Address private tidak bisa terkoneksi ke internet, host tetap dapat terhubung ke internet tetapi tidak secara langsung, melainkan melalui router yang memiliki IP Address public milik ISP. IP Address private dibagi menjadi beberapa blok, yaitu : sampai ( / 8) sampai ( / 12) sampai ( / 16) Contoh design penerapan IP Address public dan private: Gambar 2.9 Design Penerapan IP Address public dan private (sumber : Towidjojo, 2012:30)

14 20 Pada jaringan diatas terlihat terdapat jaringan LAN yang terhubung ke internet melalui public router. Karena public router merupakan batas antara jaringan lokal dengan jaringan internet, maka public router memiliki IP Address public dan private. Untuk IP Address private, public router menggunakan IP dan karena router ingin menghubungkan dua jaringan lokal. IP Address public yang digunakan adalah agar public router dapat terhubung langsung dengan router ISP Pembagian Kelas IP Address Kelas IP Address: Gambar 2.10 Pembagian Kelas IP Address (sumber : Modul Praktikum Bina Nusantara Jaringan Komputer H0515, 2012:5)

15 21 Kelas A Ketika ditulis dalam format biner, bit pertama (yang paling kiri) dari IP Address kelas A selalu 0. Pengguna kemudian dapat menetapkan 24 bit selanjutnya. Untuk mempermudah pengenalan alamat kelas A, oktet pertama selalu bernilai antara 0 126, semua alamat IP kelas A hanya menggunakan 8 bit pertama untuk mengidentifikasikan network ID, 24 bit selanjutnya dapat digunakan untuk bagian host ID. Setiap Jaringan yang menggunakan IP Address kelas A bisa memiliki 2 pangkat 24 minus 2 (2^24-2) atau 16,777,214 IP Address yang mungkin yang dapat digunakan untuk peralatan yang terhubung ke jaringan tersebut. Kelas B Dua bit pertama dari IP Address kelas B selalu 10 (satu dan nol). Contoh dari kelas B adalah dua oktet pertama mengidentifikasikan network ID. Pengguna kemudian dapat menentukan 16 bit berikutnya. Oktet pertama dari alamat kelas B selalu bernilai antara Alamat IP kelas B menggunakan 16 bit petama untuk mengidentifikasikan network ID dan 16 bit selanjutnya dapat digunakan untuk host ID. Setiap jaringan yang menggunakan kelas B dapat memiliki 2 pangkat 16 minus 2 (2^16-2) atau 65,534 IP Address yang mungkin digunakan untuk peralatan yang tersambung ke jaringan tersebut.

16 22 Kelas C Tiga bit pertama dari alamat IP kelas C selalu 110(satu, satu, nol). Contoh IP Address kelas C adalah Tiga oktet pertama mengidentifikasiknan network ID. Pengguna kemudian dapat menentukan 8 bit selanjutnya. Nilai oktet pertama IP Address kelas C selalu bernilai antara Setiap jaringan yang menggunakan alamat IP Class C dapat memiliki 2 pangkat 8 minus 2 atau (2^8-2) 254 IP Address yang mungkin untuk peralatan yang tersambung ke jaringan tersebut. Kelas D IP Address kelas D digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama IP Address kelas D selalu diset 1110 (satu, satu, satu, dan nol) sehingga byte pertamanya antara , sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP Address ini. Dalam multicasting tidak dikenal istilah network ID dan host ID Kelas E IP Address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP Address kelas ini diset 1111 (satu, satu, satu, satu) sehingga byte pertamanya antara

17 Subnetting Menurut Towidjojo (2012:34), subnetting adalah teknik memecah sebuah jaringan menjadi beberapa jaringan baru. Hasil dari subnetting adalah beberapa jaringan kecil yang disebut sub jaringan. Untuk melakukan subnetting porsi bit network ID akan ditambahkan dari porsi sebelumnya dengan meminjam bit IP Address yang sebelumnya menjadi porsi host id. Misalnya ada jaringan dengan prefix /24 yang artinya porsi network id pada IP Address tersebut adalah 24bit. Maka untuk melakukan subnetting harus meminjam porsi host id sebanyak 1 bit sehingga prefix-nya menjadi /25. Prefix /25 ini akan menjadi prefix pada sub network yang baru. Untuk penghitungan sub network dapat dihitung dengan rumus: Sub network =2 n n = jumlah bit host id yang dipinjam untuk menjadi porsi network id Pada gambar 2.11, terdapat sebuah jaringan yang menggunakan network address /24. Dengan menggunakan prefix /24, maka jaringan tersebut menggunakan satu jaringan utuh (single network) dengan kemampuan menampung 254 host. Karena menggunakan prefix /24 jumlah porsi network id dari bit IP Address adalah sebanyak 24 bit.

18 24 Gambar 2.11 Jaringan dengan Prefix /24 (sumber : Towidjojo, 2012:36) Jika menggunakan IP Address dan menggunakan prefix /25, maka akan didapat subnetwork pertama dengan network address dan broadcast address Network address kedua didapat dari IP Address setelah broadcast address subnetwork yang pertama. Broadcast address pada subnetwork pertama adalah , maka network address pada subnetwork kedua adalah dan memiliki broadcast address Sebelum subnetting : Prefix = /24 Network Address = ( ) Subnet mask = ( )

19 25 Sesudah subnetting : Prefix = /25 Network Address = ( ) Subnet mask = ( ) Prefix = /25 Network Address = ( ) Subnet mask = ( ) Jika hasil subnetting tersebut diimplementasikan pada jaringan, maka akan didapat dua buah subnetwork dengan masing-masing subnetwork yang mampu menampung 126 host. Hasil dari teknik subnetting : Gambar 2.12 Dua sub Jaringan dari Hasil Subnetting /24 (sumber : Towidjojo, 2012:37)

20 26 Untuk menghitung jumlah host pada masing-masing subnetwork dihitung dengan rumus: Host per subnetwork = 2 h -2 h = jumlah bit host id yang tersisa Hasil pangkatnya dikurang dua karena setiap subnetwork memiliki satu IP network dan satu IP broadcast Routing Menurut Towidjojo (2012:47), routing adalah proses penentuan jalur terbaik (best path) untuk mencapai suatu jaringan tujuan. Routing juga dapat diartikan sebagai proses memindahkan paket data dari host pengirim ke host tujuan, yang mana host tujuan tidak berada dalam satu jaringan. Routing erat kaitannya dengan pengalamatan IP Address. Yang diolah pada proses routing adalah paket data yang berupa Protocol Data Unit (PDU), dan perangkat yang digunakan adalah router. Dalam melakukan routing, router akan menyimpan berbagai informasi routing sehingga dapat menentukan kemana sebuah paket data akan dikirimkan. Informasi routing ini membuat jalur terbaik yang sebaiknya ditempuh oleh sebuah paket. Informasi routing tersebut disimpan oleh router pada sebuah tabel yang disebut tabel routing. Didalam tabel routing, informasi routing akan disimpan dalam bentuk entryentry route (rute). Setiap rute akan menunjukkan network address dari jaringan yang dituju oleh router. Rute ini juga berisi tentang informasi bagaimana cara mencapai jaringan tersebut.

21 27 Rute pada tabel routing tersebut dapat dikonfigurasi secara manual oleh administrator jaringan atau dapat juga diperoleh router secara otomatis dengan melakukan pertukaran informasi routing dengan router lain. Teknik memasukkan rute ke dalam router secara manual inilah yang disebut routing statik (static routing), sedangkan teknik memasukkan informasi routing melalui pertukaran informasi dengan router lain disebut dengan routing dinamik (dynamic routing). Pada routing dinamik, administrator tidak akan memasukkan rute secara manual kedalam tabel routing. Routing dapat menghubungkan beberapa jaringan yang terhubung langsung pada interface-nya seperti pada gambar Pada jaringan tersebut tidak dibutuhkan teknik routing yang rumit karena merupakan jaringan yang sederhana. Administrator hanya perlu mengaktifkan IP Address pada masing-masing interface router dan kedua jaringan tersebut sudah dapat terhubung. Gambar 2.13 Dua Jaringan Dihubungkan dengan sebuah Router (sumber : Towidjojo, 2012:49)

22 28 Namun routing juga dapat menghubungkan beberapa jaringan dengan menggunakan beberapa router seperti pada gambar Tentu untuk jaringan yang rumit, dibutuhkan konfigurasi routing yang kompleks untuk menghubungkan PC1 dengan PC2, karena diantara dua host tersebut terdapat beberapa router dan dapat dilihat pula bahwa pengiriman data dari PC1 ke PC2 dapat melalui dua jalur. Gambar 2.14 Jaringan yang Dihubungkan beberapa Router (sumber : Towidjojo, 2012:49) Jalur pertama untuk pengiriman data dari PC1 ke PC2 yang dapat ditempuh adalah melalui Router0 - Router1 - Router2, dan jalur kedua yang dapat ditempuh adalah Router0 - Router3 - Router4 - Router2. Untuk jaringan seperti ini dibutuhkan teknik routing yang tepat untuk mendapatkan jalur terbaik antara PC1 dan PC2. Routing Statis Menurut Towidjojo (2012:74), routing statis adalah teknik routing yang dilakukan dengan memasukkan rute ke jaringan tujuan kedalam tabel routing secara manual oleh administrator jaringan. Dalam memasukkan rute tersebut, administrator harus dapat mengetahui dengan pasti gateway yang

23 29 akan digunakan untuk mencapai jaringan tujuan. Untuk jaringan yang terdiri dari beberapa router, maka penentuan gateway maupun path perlu dilakukan dengan cermat. Jika dalam jaringan terjadi perubahan topologi maupun perubahan pengalamatan, maka administrator jaringan juga harus secara manual melakukan perubahan pada tabel routing. Hal ini menjadi tidak efisien untuk jaringan berskala besar maupun jaringan yang sering mengalami perubahan. Namun, disisi lain routing statik memiliki keuntungan. Karena path ditentukan manual oleh administrator jaringan, maka perjalanan paket data dari satu jaringan ke jaringan tujuan dapat diketahui dengan pasti. Selain itu, routing statik juga tidak menguras resource dari router karena router hanya menjalankan rute yang sudah ditetapkan oleh administrator jaringan. Routing Dinamis Menurut Towidjojo (2012:76), routing dinamis merupakan teknik routing yang mana router akan memaskan sendiri rute kedalam tabel routing. Untuk melakukan itu, router akan saling bertukar informasi routing dengan router lainnya. Setelah mempelajari keberadaan jaringan lain beserta cara mencapai tujuan tersebut, router akan membuat rute dan pada akhirnya memasukkannya ke tabel routing.

24 30 Untuk bisa melakukan pertukaran informasi routing, maka routerrouter tersebut harus menggunakan protokol routing yang sama. Contoh protokol routing yang banyak digunakan : 1. RIP (Routing Information Protocol) 2. OSPF (Open Shortest Path First) 3. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) 4. BGP (Border Gateway Protocol) 5. IS-IS (Intermediate System to Intermediate System) Pada jaringan yang menerapkan routing dinamis, jika terjadi perubahan topologi maupun pengalamatan, maka router-router akan mengirimkan informasi tersebut ke router-router lainnya. Dari pertukaran informasi routing tersebut akan dihasilkan perubahan rute pada tabel routing secara otomatis Penerapan routing dinamis akan menguras resource router. Hal ini karena router akan menjalankan protokol routing, membuat informasi routing, menerima informasi routing, menjalankan algoritma routing, menentukan best path, dan menyusun tabel routing. Bandwidth dalam jaringan juga akan terpakai oleh informasi routing yang dipertukarkan antara router. Penerapan routing dinamis yang tidak cermat akan mengakibatkan penggunaan bandwidth yang berlebihan.

25 Mikrotik Mikrotik adalah perusahaan kecil berkantor pusat di Latvia, bersebelahan dengan Rusia. Pembentukan Mikrotik diprakarsai oleh John Trully dan Arnis Riekstins. John Trully yang berkebangsaan Amerika Serikat berimigrasi ke Latvia dan berjumpa Arnis, seorang sarjana Fisika dan Mekanika di sekitar tahun Tahun 1996 John dan Arnis mulai me-routing dunia (visi Mikrotik adalah me-routing seluruh dunia). Visi ini dimulai dengan sistem Linux dan MS DOS yang dikombinasikan dengan teknologi Wireless LAN (WLAN) Aeronet berkecepatan 2Mbps di Moldova, tetangga Latvia, kemudian Mikrotik melayani lima pelanggannya di Latvia. Ambisi Mikrotik adalah membuat satu peranti lunak router yang handal dan disebarkan ke seluruh dunia. Mikrotik memakai istilah Level pada lisensinya, tersedia mulai dari Level 0, 1, kemudian 3 hingga 6. Untuk Level 1 adalah versi demo Mikrotik yang dapat digunakan secara gratis dengan fungsi-fungsi yang terbatas. Tentunya setiap level memilki kemampuan yang berbeda-beda sesuai dengan harganya, level 6 adalah level tertinggi dengan fungsi yang paling lengkap. Secara singkat dapat digambarkan jelaskan sebagai berikut: - Level 0 (gratis) : tidak membutuhkan lisensi untuk menggunakannya dan penggunaan fitur hanya dibatasi selama 24 jam setelah instalasi dilakukan. - Level 1 (demo) : pada level ini fungsi routing standar saja dengan 1 pengaturan serta tidak memiliki limitasi waktu untuk menggunakannya.

26 32 - Level 3 : mencakup level 1 dan ditambah dengan kemampuan untuk management segala perangkat keras yang berbasiskan Kartu Jaringan atau Ethernet dan pengelolaan perangkat wireless tipe klien. - Level 4 : mencakup level 1 dan 3 dan ditambah dengan kemampuan untuk mengelola perangkat wireless tipe access point. - Level 5 : mencakup level 1, 3 dan 4 ditambah dengan kemampuan mengelola jumlah pengguna hotspot yang lebih banyak. - Level 6 : mencakup semua level dan tidak memiliki limitasi apapun. ( 12 Oktober 2012)

27 Wireless Jaringan Nirkabel (Wireless) adalah jaringan yang dibentuk menggunakan frekuensi radio sinyal untuk berkomunikasi antar komputer dengan perangkat jaringan lainnya. Jaringan Wireless juga sering disebut sebagai Wi-Fi (Wireless Fidelity) atau WLAN (Wireless Local Area Network). Teknologi wireless semakin populer sekarang ini, karena penggunaannya yang mudah dan tidak menggunakan kabel. Komputer, smartphone, dan perangkat-perangkat lain dapat terhubung satu sama lain dengan internet dimana saja dalam suatu area tertentu tanpa menggunakan kabel. ( 12 Oktober 2012) Menurut Joni Suhartono (2011:468), Jaringan nirkabel sering digolongkan ke dalam tiga kelompok berdasarkan pada cakupannya: wireless wide area network (WWAN), WLANS, wireless personal area network (WPAN). WWAN meliputi area teknologi seperti 2G selular, cellular data packet digital ( CDPD), Sistem Global untuk Komunikasi (GSM), dan Mobitex. WLAN mewakili jaringan lokal tanpa kabel meliputi , Hiperlan, dan beberapa jenis lainnya. WPAN mewakilkan teknologi jaringan area pribadi tanpa kabel seperti Bluetooth dan IR. Menurut Hacker Friendly LLC (2007:54), sebelum paket dapat diteruskan dan diarahkan ke lapisan Internet, Layer 1 (Physical) dan Layer 2 (data link) harus terhubung. Tanpa link konektivitas lokal, node jaringan tidak dapat berkomunikasi satu sama lain dan mengirimkan paket. Untuk menyediakan konektivitas physical, perangkat jaringan nirkabel harus beroperasi pada frenkuensi yang sama.

28 34 Jika salah satu kartu radio diatur ke saluran 2, sementara yang lain diatur ke saluran 11, maka radio tidak dapat berkomunikasi satu sama lain. Ketika dua kartu nirkabel dikonfigurasi untuk menggunakan protokol yang sama pada channel radio yang sama, maka mereka siap untuk bernegosiasi pada layer data link konektivitas. Teknologi utama yang digunakan untuk membangun jaringan nirkabel dengan biaya murah saat ini adalah family of protocols, teknologi ini juga sebagai Wi-Fi. Menurut Hands Of Lab Bina Nusantara Computer Network (2011:67), Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE Saat ini terdapat 4 variasi yaitu : Tabel 2.1 Spesfikasi IEEE (sumber : Hands Of Lab Bina Nusantara Computer Network 2011:67)

29 35 Menurut Hands Of Lab Bina Nusantara Computer Network (2011:67), Untuk mengakses koneksi Wi-Fi / WLAN terdapat 2 cara yaitu : Ad-Hoc Cara Ad-Hoc bekerja dengan cara menghubungkan beberapa komputer secara langsung, atau istilah lainnya adalah peer to peer. Cara Ad- Hoc memiliki kekurangan yaitu hanya bisa menangani sedikit client 2 atau 3 komputer saja, koneksi yang tidak stabil, dan jangkauannya kecil. Sedangkan kelebihan dari koneksi Ad-Hoc yaitu, murah karena tidak memerlukan alat tambahan / access point. Gambar 2.15 Pengoperasian Ad-hoc (sumber : 13 Oktober 2012)

30 36 Infrastruktur Menggunakan Access Point untuk menghubungkan dan mengatur lalu lintas data. Kekurangan dari koneksi jenis ini yaitu memerlukan biaya untuk perangkat Access Point. Sedangkan kelebihannya yaitu, dapat menangani banyak client, koneksi relatif stabil, jangkauan relatif luas (tergantung perangkatnya). Gambar 2.16 Pengoperasian Infrastruktur (sumber : 17 Oktober 2012)

31 37 Kelebihan dari penggunaan jaringan nirkabel(wireless) : Biaya pemeliharaan murah Memiliki dimensi infrastruktur kecil Mudah dikembangkan atau diupgrade Murah dan mudah dalam hal relokasi ( 13 Oktober 2012) Kekurangan dari penggunaan jaringan nirkabel(wireless) : Delay yang cukup besar dibandingkan kabel Propagasi gelombang elektromagnetik Keterbatasan spektrum frekuensi yang tersedia Biaya awal perangkat yang mahal ( 13 Oktober 2012)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rochandi Wirawan (2011), bertujuan untuk melakukan perbandingan terhadap kemampuan dari dua buah protokol

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA

JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA Sudah Mengumpulkan Jurnal? http://goo.gl/hhsqum JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA Group Jarkom SI Amikom https://www.facebook.com/groups/jarkom.amikom/ Pertemuan 8 Router Protocol Routing TCP/IP

Lebih terperinci

Gambar 11. Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP

Gambar 11. Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP Protocol adalah sekumpulan peraturan atau perjanjian yang menentukan format dan transmisi data. Layer n di sebuah komputer akan berkomunikasi dengan layer n di komputer yang lain. Peraturan dan perjanjian

Lebih terperinci

TCP dan Pengalamatan IP

TCP dan Pengalamatan IP TCP dan Pengalamatan IP Pengantar 1. Dasar TCP/IP TCP/IP (Transmision Control Protocol/Internet Protocol) adalah sekumpulan protokol komunikasi (protocol suite) yang sekarang ini secara luas digunakan

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host Pendahuluan 0Alamat IP berbasis kepada host dan network 0Host: apa saja yang dapat menerima dan mengirim paket. Misal router, workstation 0 Host terhubung oleh satu (atau beberapa) network 0Alamat IP berisi

Lebih terperinci

Yama Fresdian Dwi Saputro from-engineer.blogspot.com

Yama Fresdian Dwi Saputro  from-engineer.blogspot.com Konfigurasi DHCP Client dan DHCP Server di Router Mikrotik via WinBox Yama Fresdian Dwi Saputro fds.yama@gmail.com http:// from-engineer.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. melakukan pengiriman dan penerimaan (meski path itu berupa wireless). (Tittel,

BAB 2 LANDASAN TEORI. melakukan pengiriman dan penerimaan (meski path itu berupa wireless). (Tittel, 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Topologi Topologi adalah tipe-tipe physical path yang menghubungkan unit yang melakukan pengiriman dan penerimaan (meski path itu berupa wireless). (Tittel, 2002:50). Topologi

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Jaringan Komputer Jaringan komputer saat ini sangat diperlukan dalam melakukan proses pengiriman data dari suatu tempat ke tempat lain. Tanpa adanya jaringan maka kemungkinan

Lebih terperinci

Modul 3. Praktikkum Subnetting. A. Tujuan

Modul 3. Praktikkum Subnetting. A. Tujuan Modul 3 Praktikkum Subnetting A. Tujuan Setelah Praktikum ini mahasiswa di harapkan dapat : 1 ) Memahami Koneksi dan Implementasi Subnet berikut konsep IPV 4 dan kelasnya 2 ) Membangun Koneksi antar Subnet

Lebih terperinci

Praktikum Jaringan Komputer

Praktikum Jaringan Komputer Praktikum Jaringan Komputer Pengenalan IP dan Subnetting LABORATORIUM TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2014 Daftar Isi Daftar Isi... i Internet Protocol ( IP )... 1 Sejarah IP Address...

Lebih terperinci

Simulasi Jaringan Komputer dengan Cisco Packet Traccer. Kelompok Studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Kota Gorontalo KST

Simulasi Jaringan Komputer dengan Cisco Packet Traccer. Kelompok Studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Kota Gorontalo KST Simulasi Jaringan Komputer dengan Cisco Packet Traccer Kelompok Studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Kota Gorontalo KST - 2013 Jaringan & Komputer? Jaringan : Hubungan antara satu atau lebih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. klasifikasi jaringan komputer, topologi jaringan, protokol jaringan, Internet, firewall,

BAB 2 LANDASAN TEORI. klasifikasi jaringan komputer, topologi jaringan, protokol jaringan, Internet, firewall, 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada bagian ini, akan dijelaskan mengenai pengertian dari jaringan komputer, klasifikasi jaringan komputer, topologi jaringan, protokol jaringan, Internet, firewall,

Lebih terperinci

IP Addressing. Oleh : Akhmad Mukhammad

IP Addressing. Oleh : Akhmad Mukhammad IP Addressing Oleh : Akhmad Mukhammad Objektif Memahami struktur IP address dan mampu melakukan konversi angka biner 8-bit dan angka desimal. Mampu mengklasifikasikan tipe IP address dan mengetahui penggunaannya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Jenis-Jenis Jaringan Local Area Network (LAN) Local Area Network (LAN) secara umum adalah jaringan privat yang menghubungkan perkantoran, gedung atau kampus.

Lebih terperinci

Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai konsep dasar dan design jaringan komputer.

Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai konsep dasar dan design jaringan komputer. Uraian dan Sasaran Uraian : Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai konsep dasar dan design jaringan komputer. Sasaran : Mahasiswa bisa mendesign dan membangun jaringan komputer

Lebih terperinci

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) JARINGAN KOMPUTER Program Studi Teknik Komputer Jenjang Pendidikan Program Diploma III Tahun AMIK BSI NIM :. NAMA :.. KELAS :. Akademi Manajemen Informatika dan Komputer

Lebih terperinci

Mengenal Mikrotik Router

Mengenal Mikrotik Router Mengenal Mikrotik Router Dhimas Pradipta dhimas.pradipta@raharja.info Abstrak Mikrotik router merupakan sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer manjadi router

Lebih terperinci

UNIT I IP Address, Subnetting, VLSM dan IP Assignment

UNIT I IP Address, Subnetting, VLSM dan IP Assignment UNIT I IP Address, Subnetting, VLSM dan IP Assignment I. Pendahuluan IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di internet sehingga merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal

Lebih terperinci

NETWORK LAYER. Lapisan jaringan atau Network layer adalah lapisan ketiga dari bawah dalam model referensi jaringan OSI

NETWORK LAYER. Lapisan jaringan atau Network layer adalah lapisan ketiga dari bawah dalam model referensi jaringan OSI NETWORK LAYER Lapisan jaringan atau Network layer adalah lapisan ketiga dari bawah dalam model referensi jaringan OSI Lapisan ini bertanggung jawab untuk melakukan beberapa fungsi berikut : Pengalamatan

Lebih terperinci

IP Address OLEH: ADI SETIAWAN, S.KOM

IP Address OLEH: ADI SETIAWAN, S.KOM IP Address OLEH: ADI SETIAWAN, S.KOM IP Address IP Address (Internet protocol Address) merupakan deretan angka biner antara 32 bit sampai dengan 128 bit yang digunakan sebagai alamat identifikasi untuk

Lebih terperinci

WAN Wide Area Network. Oleh: Ariya Kusuma, A. Md. Universitas Negeri Surabaya

WAN Wide Area Network. Oleh: Ariya Kusuma, A. Md. Universitas Negeri Surabaya WAN Wide Area Network Oleh: Ariya Kusuma, A. Md. Universitas Negeri Surabaya Tiga Macam Jenis Jaringan LAN, Jaringan dengan Area Lokal MAN, Jaringan dengan Area Metropolitan WAN, Jaringan dengan Skala

Lebih terperinci

SERVER MANAGEMENT DAN KLASIFIKASI IP

SERVER MANAGEMENT DAN KLASIFIKASI IP SERVER MANAGEMENT DAN KLASIFIKASI IP NAMA NPM/ KELAS MATA KULIAH : SENO PUJIAMUKTI : 16110447/ 4KA34 : PENGANTAR TELEMATIKA SISTEM INFORMASI GUNADARMA SERVER MANAJEMEN Server Manager adalah alat baru yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Jaringan Komputer 2.1.1 Pengertian Jaringan Komputer Dalam suatu tulisan yang dikutip dari sebuah buku menyatakan bahwa Jaringan- Kombinasi perangkat keras, perangkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peneliti Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti diantaranya: BGP, sebagai satu-satunya

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 0 Tanggal Berlaku : September 2013

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 0 Tanggal Berlaku : September 2013 SILABUS MATAKULIAH Revisi : 0 Tanggal Berlaku : September 2013 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : A22.53110/ Pengantar Sistem Operasi dan Jaringan Komputer 2. Program Studi : Teknik Informatika-D3 3. Fakultas

Lebih terperinci

SILABUS PENGANTAR SISTEM OPERASI DAN JARINGAN KOMPUTER

SILABUS PENGANTAR SISTEM OPERASI DAN JARINGAN KOMPUTER RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : A22.53110 / Pengantar Sistem Operasi dan Jaringan Komputer Revisi ke : 0 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : Agustus

Lebih terperinci

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa memahami konsep gateway 2. Siswa memahami skema routing 3. Siswa memahami cara kerja router 4. Siswa mampu melakukan konfigurasi static routing B. DASAR TEORI 1. Routing

Lebih terperinci

Your Logo Here. FIQI NUARI, S.Kom SMK ALMADANI PONTIANAK THE ROUTER. Media presentasi ini menggunakan

Your Logo Here. FIQI NUARI, S.Kom SMK ALMADANI PONTIANAK THE ROUTER. Media presentasi ini menggunakan Your Logo Here FIQI NUARI, S.Kom SMK ALMADANI PONTIANAK THE ROUTER Media presentasi ini menggunakan APA ITU ROUTER? ADA YANG TAHU ATAU TEMPE? Fiqih Nuari, S.Kom Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia

Lebih terperinci

Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer

Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer Ferry Ardian nyotvee@gmail.com http://a Dasar Teori. Routing merupakan suatu metode penjaluran suatu data, jalur mana saja yang akan dilewati oleh

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun

BAB 2 DASAR TEORI. Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Mekanisme Penayangan Iklan Digital Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun yang memiliki arti informasi. Iklan adalah suatu cara untuk memperkenalkan,

Lebih terperinci

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Network Layer JARINGAN KOMPUTER Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Objectives Fungsi Network Layer Protokol Komunikasi Data Konsep Pengalamatan Logis (IP) Konsep Pemanfaatan IP Konsep routing Algoritma routing

Lebih terperinci

Networking BAB 5 ROUTER. 5.1 Router

Networking BAB 5 ROUTER. 5.1 Router Networking BAB 5 ROUTER 5.1 Router Router merupakan perangkat jaringan yang berada di layer 3 dari OSI Layer. Fungsi dari router adalah untuk memisahkan atau men-segmentasi satu jaringan ke jaringan lainnya.

Lebih terperinci

AMALIA ZAKIYAH 1 D4LJ-TI

AMALIA ZAKIYAH 1 D4LJ-TI Nama : Amalia Zakiyah NRP : 2110165021 Kelas : 1 D4 LJ TI 1. Jelaskan perbedaan antara dua model jaringan komputer : OSI model dan TCP/IP model! Perbedaan anatara model OSI dan model TCP/IP model adalah

Lebih terperinci

STATIC & DYNAMIC ROUTING. Rijal Fadilah, S.Si

STATIC & DYNAMIC ROUTING. Rijal Fadilah, S.Si STATIC & DYNAMIC ROUTING Rijal Fadilah, S.Si Dasar Teori Static route : suatu mekanisme routing yg tergantung dengan routing table dengan konfigurasi manual. Jaringan skala yg terdiri dari 2 atau 3 router,

Lebih terperinci

ROUTING. Pengiriman Langsung & Tidak Langsung

ROUTING. Pengiriman Langsung & Tidak Langsung Modul 07 ROUTING Dalam suatu sistem packet switching, routing mengacu pada proses pemilihan jalur untuk pengiriman paket, dan router adalah perangkat yang melakukan tugas tersebut. Perutean dalam IP melibatkan

Lebih terperinci

BAB II. Kelebihan DNS server

BAB II. Kelebihan DNS server BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sekumpulan peralatan atau komputer yang saling dihubungkan untuk berbagi sumber daya. (Andi Micro, 2011 : 6). Agar terjadi jaringan

Lebih terperinci

Melakukan Perbaikan dan atau Setting Ulang Koneksi Jaringan MENJELASKAN LANGKAH PERSIAPAN SETTING ULANG KONEKSI JARINGAN

Melakukan Perbaikan dan atau Setting Ulang Koneksi Jaringan MENJELASKAN LANGKAH PERSIAPAN SETTING ULANG KONEKSI JARINGAN Melakukan Perbaikan dan atau Setting Ulang Koneksi Jaringan MENJELASKAN LANGKAH PERSIAPAN SETTING ULANG KONEKSI JARINGAN IP Address IP address adalah alamat/identitas yang diberikan pada jaringan komputer

Lebih terperinci

Jaringan Komputer. Pengalamatan Logis Internet Protocol versi 4 (IPV4)

Jaringan Komputer. Pengalamatan Logis Internet Protocol versi 4 (IPV4) Jaringan Komputer Pengalamatan Logis Internet Protocol versi 4 (IPV4) Objectives Memahami struktur IP address dan mampu melakukan konversi angka biner 8-bit dan angka desimal. Mampu mengklasifikasikan

Lebih terperinci

Tugas Jaringan Komputer

Tugas Jaringan Komputer Tugas Jaringan Komputer Soal 1. Jelaskan perbedaan antara model jaringan OSI dan TCP/IP 2. Jelaskan fungsi tiap layer pada model TCP/IP! 3. Apa yang dimaksud Protocol? 4. Jelaskan tentang konsep class

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer yang berjumlah

BAB II JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer yang berjumlah BAB II JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) 2.1 Pendahuluan Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer yang berjumlah banyak yang saling terpisah-pisah, akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

SMK-TI TRAINING AND CERTIFICATION. Modul 5 IP ADDRESS. Team Training SMK TI 37

SMK-TI TRAINING AND CERTIFICATION. Modul 5 IP ADDRESS. Team Training SMK TI 37 SMK-TI TRAINING AND CERTIFICATION Modul 5 IP ADDRESS Team Training SMK TI 37 SMK-TI TRAINING AND CERTIFICATION Tujuan: Siswa dapat memahami arti dan fungsi IP address dalam komunikasi antar host di internet.

Lebih terperinci

IP ADDRESSING & SUBNETTING. M. Teguh Kurniawan Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom

IP ADDRESSING & SUBNETTING. M. Teguh Kurniawan Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom IP ADDRESSING & SUBNETTING M. Teguh Kurniawan Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom PENGALAMATAN IP Setiap perangkat memiliki 2 pengalamatan: MAC address phisik IP Address logika o IP address pengalamatan

Lebih terperinci

Dalam implementasinya internet protocol dilengkapi dengan protokol-protokol lain seperti ICMP, ARP, RARP yang akan dibahas kemudian.

Dalam implementasinya internet protocol dilengkapi dengan protokol-protokol lain seperti ICMP, ARP, RARP yang akan dibahas kemudian. Internet Protocol (IP) Pada protocol TCP/IP, Internet Layer (lapisan internet) sama dengan Network Layer pada OSI reference model. Internet Protocol adalah mekanisme transmisi yang digunakan oleh TCP/IP

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN SIMULASI RT/RW WIRELESS NET DENGAN ROUTER MIKROTIK

PERANCANGAN DAN SIMULASI RT/RW WIRELESS NET DENGAN ROUTER MIKROTIK PERANCANGAN DAN SIMULASI RT/RW WIRELESS NET DENGAN ROUTER MIKROTIK Franky Sunarto Ricky Adhiputra Wibowo Universitas Bina Nusantara, Jl. KH. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480, 021 5345830 sassy_b_boy@yahoo.com,

Lebih terperinci

BAB III PEDOMAN PEDOMAN

BAB III PEDOMAN PEDOMAN BAB III PEDOMAN PEDOMAN 3.1. Alur Pembelajaran Pedoman yang dibuat terdiri dari dua bagian, yaitu bagi praktikan dan bagi pengajar. Pada dasarnya, pedoman bagi praktikan dan bagi pengajar memiliki konten

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dari penelitian yang dilakukan oleh Cristian Wijaya (2014) mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dari penelitian yang dilakukan oleh Cristian Wijaya (2014) mengenai 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dari penelitian yang dilakukan oleh Cristian Wijaya (2014) mengenai Perancangan Wireless Distribution System (WDS) Berbasis OpenWRT dimana

Lebih terperinci

Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu

Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu 1 Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu node yang lain. Setiap Ethernet card mempunyai alamat

Lebih terperinci

Rahmady Liyantanto liyantanto.wordpress.com

Rahmady Liyantanto liyantanto.wordpress.com Rahmady Liyantanto liyantanto88@gmail.com liyantanto.wordpress.com Komunikasi Data Jenis Perangkat Keras dan Lunak Contoh Konfigurasi Arsitektur Protokol Sistem Operasi Jaringam Definisi Jaringan komputer

Lebih terperinci

Dasar-dasar Routing. seth :80:ad:17:96: :20:4c:30:29:29. khensu :80:48:ea:35:10

Dasar-dasar Routing. seth :80:ad:17:96: :20:4c:30:29:29. khensu :80:48:ea:35:10 Dasar-dasar Routing http://ridwanandriyana.webnode.com 1. Routing Lansung dan Tidak Langsung Seperti telah disebutkansebelumnya, proses pengiriman datagram IP selalu menggunakan tabel routing. Tabel routing

Lebih terperinci

Bab III Prinsip Komunikasi Data

Bab III Prinsip Komunikasi Data Bab III Prinsip Komunikasi Data Teknologi Jaringan yang menghubungkan beberapa Komputer baik dalam area kecil maupun besar mempunyai aturan aturan baku atau Prinsip prinsip baku dalam komunikasi data.

Lebih terperinci

Tugas Jaringan Komputer

Tugas Jaringan Komputer Tugas Jaringan Komputer SOAL 1. Jelaskan perbedaan antara dua model jaringan computer: OSI model dan TCP/IP model! 2. Jelaskan fungsi tiap layer pada model TCP/IP! 3. Apa yang dimaksud dengan protocol?

Lebih terperinci

PENGENALAN JARINGAN KOMPUTER

PENGENALAN JARINGAN KOMPUTER PENGENALAN JARINGAN KOMPUTER Mengenal LAN TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah sekelompok protokol yang mengatur komunikasi data komputer di internet. perbedaan jenis komputer

Lebih terperinci

TK 2134 PROTOKOL ROUTING

TK 2134 PROTOKOL ROUTING TK 2134 PROTOKOL ROUTING Materi Minggu ke-3 & 4: Konsep Routing Devie Ryana Suchendra M.T. Teknik Komputer Fakultas Ilmu Terapan Semester Genap 2015-2016 Konsep Routing Topik yang akan dibahas pada pertemuan

Lebih terperinci

Konfigurasi Dasar PC-Router dengan Windows 2003 Server

Konfigurasi Dasar PC-Router dengan Windows 2003 Server Konfigurasi Dasar PC-Router dengan Windows 2003 Server Abstrak Perkembangan ilmu teknologi dalam sistem IT dan jaringan menuntut kita untuk selalu menyadari bahwa kebutuhan akan jaringan sangat diperlukan

Lebih terperinci

ROUTING. Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng.

ROUTING. Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng. ROUTING Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng. Apa itu Routing? Proses pengambilan keputusan melalui gateway yang mana paket harus dilewatkan Routing dilakukan untuk setiap paket yang dikirimkan dari

Lebih terperinci

PENGALAMATAN IP DAN SUBNETTING

PENGALAMATAN IP DAN SUBNETTING 4 PENGALAMATAN IP DAN SUBNETTING Modul ini membahas tentang pengalamatan IP dan melakukan subnetting untuk membuat collision domain yang baru. Subnetting dilakukan dengan membagi alamat IP dari sebuah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA KONEKSI WIRELESS DAN SISTEM FAILOVER DYNAMIC ROUTING PROTOCOL PADA PT. VARNION TECHNOLOGY SEMESTA

PENGGUNAAN MEDIA KONEKSI WIRELESS DAN SISTEM FAILOVER DYNAMIC ROUTING PROTOCOL PADA PT. VARNION TECHNOLOGY SEMESTA PENGGUNAAN MEDIA KONEKSI WIRELESS DAN SISTEM FAILOVER DYNAMIC ROUTING PROTOCOL PADA PT. VARNION TECHNOLOGY SEMESTA FAHRIZAL RAMADHAN 41511120013 PROGRAM STUDI INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS. Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B

LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS. Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B 3.34.13.1.13 PROGAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

BAB IX JARINGAN KOMPUTER

BAB IX JARINGAN KOMPUTER BAB IX JARINGAN KOMPUTER Konsep jaringan pertama kali bermula dari pemikiran bahwa Hubungan komunikasi antara dua peralatan biasanya tidak praktis dikarenakan : peralatan yang terpisah terlalu jauh atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Implementasi Wireless Distribution System (WDS) pada jaringan nirkabel di perumahan uner kawangkoan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Implementasi Wireless Distribution System (WDS) pada jaringan nirkabel di perumahan uner kawangkoan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumahan Uner Kawangkoan merupakan salah satu perumahan yang terletak di Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara. Dengan luas perumahan yang

Lebih terperinci

TCP/IP Transmission Control Protocol/ Internet Protocol

TCP/IP Transmission Control Protocol/ Internet Protocol TCP/IP Transmission Control Protocol/ Internet Protocol Protokol untuk komunikasi dalam jaringan komputer yang mendukung platform open source dan closed source. Bisa digunakan mulai tingkat LAN dengan

Lebih terperinci

3. Salah satu tipe jaringan komputer yang umum dijumpai adalah... A. Star B. Bus C. WAN D. Wireless E. Client-server

3. Salah satu tipe jaringan komputer yang umum dijumpai adalah... A. Star B. Bus C. WAN D. Wireless E. Client-server 1. Ciri-ciri jaringan komputer adalah sebagai berikut ini, kecuali... A. Berbagi pakai perangkat keras (hardware) B. Berbagi pakai perangkat lunak (software) C. Berbagi user (brainware) D. Berbagi saluran

Lebih terperinci

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications KOMIKASI DATA Dosen: Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications BAB 1 Pendahuluan 1. Model Komunikasi 2. Komunikasi Data 3. Jaringan Komunikasi Data 4. Protokol

Lebih terperinci

Figure 3.1 Format datagram IP

Figure 3.1 Format datagram IP 3.1 Tujuan Mengetahui bagaimana TCP/IP mengidentifikasi jaringan Mengetahui bagaimana netmask menentukan range IP address Mengetahui fungsi kerja subnetting 3.2 Teori Dasar Dalam melakukan pengiriman data

Lebih terperinci

MODUL 2 INSTALASI JARINGAN DAN SUBNETING

MODUL 2 INSTALASI JARINGAN DAN SUBNETING MODUL 2 INSTALASI JARINGAN DAN SUBNETING 1. Tujuan a. Peserta Kerjalab memahami konsep jaringan pada workstation b. Peserta Kerjalab dapat menentukan kebutuhan akan jaringan dengan subneting c. Peserta

Lebih terperinci

Dasar Dasar Jaringan

Dasar Dasar Jaringan Dasar Dasar Jaringan Ardian Ulvan (Applied Computer Research Group ACRG) ulvan@unila.ac.id 1 Pendahuluan Keuntungan Menggunakan Jaringan Resource Sharing (kebanyakan device berstatus idle) Biaya pembelian

Lebih terperinci

MODUL 3 SUBNETTING & PENGATURAN IP PADA LOKAL AREA NETWORK

MODUL 3 SUBNETTING & PENGATURAN IP PADA LOKAL AREA NETWORK MODUL 3 SUBNETTING & PENGATURAN IP PADA LOKAL AREA NETWORK TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Memahami Format IP Addressing versi 4 beserta pembagian kelasnya. 2. Memahami Subnetting Classfull & Classless secara CIDR

Lebih terperinci

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.1 Tujuan : Memahami konsep dasar routing Mengaplikasikan routing dalam jaringan lokal Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.2 Teori Dasar Routing Internet adalah inter-network dari banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan jaringan komputer terjadi begitu cepat. Hal ini dapat di lihat dengan semakin banyaknya perusahaan atau organisasi yang memanfaatkan jaringan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum 2.1.1 Jaringan (Network) Menurut Tanenbaum (2003:10), network (jaringan) adalah kumpulan dua atau lebih komputer yang masing-masing berdiri sendiri dan terhubung melalui

Lebih terperinci

IP Subnetting dan Routing (1)

IP Subnetting dan Routing (1) IP Subnetting dan Routing (1) 1. Tujuan - Memahami prinsip subnetting - Memahami prinsip routing statis 2. Alat Percobaan PC Router dengan 2 NIC 6 unit PC Workstation 6 unit PC Server 1 unit Hub / Switch

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Up 37350,00 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Pembangunan Warung internet sanjaya.net terdiri dari 30 komputer dengan rincian satu komputer sebagai Billing computer berada dilantai 1 dan 29 komputer

Lebih terperinci

Routing LOGO. Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs.

Routing LOGO. Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs. Routing Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs. Email : izzudin@uny.uny.ac.id Pendahuluan Fungsi utama dari layer network adalah pengalamatan dan routing Pengalamatan telah kita bicarakan sebelumnya. Routing merupakan

Lebih terperinci

ROUTER. Leo kumoro sakti Abstrak. Pendahuluan

ROUTER. Leo kumoro sakti Abstrak. Pendahuluan ROUTER Leo kumoro sakti leokumorosakti@ymail.com Abstrak Router merupakan salah satu perangkat dalam dunia jaringan komputer. Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah

Lebih terperinci

adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data

adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data Melakukan deteksi adanya koneksi fisik atau ada tidaknya

Lebih terperinci

HARDWARE JARINGAN KOMPUTER

HARDWARE JARINGAN KOMPUTER HARDWARE JARINGAN KOMPUTER Hardware jaringan: mengacu pada perangkat keras yang berperan dalam membangun jaringan komputer, seperti: HUB, NIC, Kabel, Router, Repeater, dll. NIC (NETWORK INTERFACE CARD)

Lebih terperinci

Konsep Bilangan Biner & Desimal. Contoh :

Konsep Bilangan Biner & Desimal. Contoh : Dasar TCP/IP Konsep Bilangan Biner & Desimal Contoh : Perhatikan bagan berikut : Kemudian bagan berikut : Sekarang anda coba konversikan bilangan biner 00110010 ke bilangan desimal! Selanjutnya mengubah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Protokol Komunikasi Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi komunikasi, perpindahan data, serta penulisan hubungan antara dua atau lebih perangkat komunikasi.

Lebih terperinci

Company Standard. - EIA (Electronic Industries Association) Organisasi yang merupakan perkumpulan pabrik-pabrik elektronika di USA.

Company Standard. - EIA (Electronic Industries Association) Organisasi yang merupakan perkumpulan pabrik-pabrik elektronika di USA. Politeknik Negeri Semarang Teknik Telekomunikasi 1 Company Standard Company standard adalah protokol yang dibuat dan dipatenkan oleh suatu perusahahaan untuk menerapkan sebuah system komunikasi data untuk

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Pengenalan Komunikasi Data dan Klasifikasi Jaringan By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? Pengertian Komunikasi Data Penggabungan antara dunia komunikasi

Lebih terperinci

Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi, ST.

Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi, ST. Model OSI DAN TCP/IP PROTOKOL Konsep Dasar Komunikasi Data Konsep Protokol Jaringan OSI Model Enkapsulasi dan Dekapsulasi TCP/IP Model Protocol Suite TCP/IP Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi, ST. Email

Lebih terperinci

keadaan 0 atau 1. Data digital dikirimkan dengan diwakili dua kondisi saja yaitu 0 dan 1.

keadaan 0 atau 1. Data digital dikirimkan dengan diwakili dua kondisi saja yaitu 0 dan 1. JARINGAN KOMPUTER Pengantar Komunikasi awalnya bergantung pada transportasi: jalan antar kota, antar provinsi/negara bagian kemudian antar negara/benua. Kemudian komunikasi dapat terjadi jarak jauh melalui

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TOERI

BAB 2 LANDASAN TOERI BAB 2 LANDASAN TOERI 2.1 Teori Dasar Jaringan Komputer Jaringan komputer saat ini sangat diperlukan dalam melakukan proses pengiriman data dari suatu tempat ketempat lain. Tanpa adanya jaringan maka kemungkinan

Lebih terperinci

IP address adalah sistem pengalamatan pada TCP/IP yang tersusun atas 32 bit angka biner, angka yang hanya dapat bernilai 0 atau 1.

IP address adalah sistem pengalamatan pada TCP/IP yang tersusun atas 32 bit angka biner, angka yang hanya dapat bernilai 0 atau 1. Setiap perangkat jaringan baik komputer, router, ataupun yang lain harus memiliki identitas yang unik. Pada layer network, paket-paket komunikasi data memerlukan alamat pengirim dan alamat penerima dari

Lebih terperinci

KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER

KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER 1.1 Pengertian Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah hubungan antara 2 komputer atau lebih yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless). Dua

Lebih terperinci

9/6/2014. Dua komputer atau lebih dapat dikatakan terinterkoneksi apabila komputer-komputer tersebut dapat saling bertukar informasi.

9/6/2014. Dua komputer atau lebih dapat dikatakan terinterkoneksi apabila komputer-komputer tersebut dapat saling bertukar informasi. Danny Kriestanto 2 Pengantar Jaringan Komputer Konsep Jaringan Komputer Sesi 1 Pengantar Jaringan Komputer Klasifikasi Jaringan Komputer Terminologi Jaringan Komputer Komponen Jaringan Komputer Kode MK

Lebih terperinci

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF 1 PENDAHULUAN Jaringan komputer merupakan kumpulan komputer yang terhubung secara fisik dan dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP

REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP A. Dasar Teori Apa itu jaringan komputer? Jaringan Komputer adalah sebuah sistem yang terdiri dari dua atau lebih komputer yang saling terhubung satu sama lain melalui media

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Topologi Jaringan Topologi adalah suatu cara menghubungkan komputer satu dengan komputer yang lainnya maupun perangkat sehingga membentuk sebuah jaringan dan dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

SIMULASI DYNAMIC ROUTING DENGAN PROTOKOL OPEN SHORTEST PATH FIRST DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TUGAS AKHIR

SIMULASI DYNAMIC ROUTING DENGAN PROTOKOL OPEN SHORTEST PATH FIRST DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TUGAS AKHIR SIMULASI DYNAMIC ROUTING DENGAN PROTOKOL OPEN SHORTEST PATH FIRST DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TUGAS AKHIR Diajuka Oleh : GIGA PRADIKTA NPM. 0634015041 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER DI SUSUN OLEH : MARINI SUPRIANTY SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA

JARINGAN KOMPUTER DI SUSUN OLEH : MARINI SUPRIANTY SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA JARINGAN KOMPUTER DI SUSUN OLEH : MARINI SUPRIANTY 09011181419016 SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 Internet adalah kumpulan seluruh dunia jaringan interkoneksi internetwork,

Lebih terperinci

TCP/IP and IP Address Concepts

TCP/IP and IP Address Concepts Modul 12: TCP/IP and IP Address Concepts Overview Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) Model merupakan model komunikasi data yang dikempangkan oleh US Department of Defense (DoD). Pada

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut:

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut: BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. TOPOLOGI SISTEM JARINGAN Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan dan implementasi teknologi MIPv4 dengan diperhatikannya faktor kualitas layanan dan kehandalan. Adapun

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Komputer berasal dari istilah Latin computare yang kemudian diartikan dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Komputer berasal dari istilah Latin computare yang kemudian diartikan dalam BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komputer Komputer berasal dari istilah Latin computare yang kemudian diartikan dalam bahasa Inggeris yaitu to compute atau to reckon yang berarti hitung, sehingga

Lebih terperinci

DYNAMIC ROUTING. Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya adalah algoritma link state.

DYNAMIC ROUTING. Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya adalah algoritma link state. DYNAMIC ROUTING Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sinergi Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh, juga berlaku pada komputer ditempat kerja. Dengan network card, beberapa meter kabel dan sistem operasi,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) MENGGUNAKAN APLIKASI CISCO PACKET TRACER

ANALISIS KINERJA JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) MENGGUNAKAN APLIKASI CISCO PACKET TRACER ANALISIS KINERJA JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) MENGGUNAKAN APLIKASI CISCO PACKET TRACER Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana ( S-1 ) pada Departemen

Lebih terperinci

Praktikum Minggu ke-9 Konfigurasi Routing Dinamis RIP menggunakan Mikrotik

Praktikum Minggu ke-9 Konfigurasi Routing Dinamis RIP menggunakan Mikrotik Praktikum Minggu ke-9 Konfigurasi Routing Dinamis RIP menggunakan Mikrotik A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami konfigurasi dynamic routing pada perangkat mikrotik 2. Memahami cara mengkonfigurasi protocol

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Router Jaringan komputer sangat diperlukan dalam melakukan proses pengiriman data dari satu tempat ke tempat yang lain. Untuk menyambungkan jaringan komputer secara luas

Lebih terperinci

Optimalisasi Keamanan Jaringan Menggunakan Pemfilteran Aplikasi Berbasis Mikrotik

Optimalisasi Keamanan Jaringan Menggunakan Pemfilteran Aplikasi Berbasis Mikrotik JUSI Vol. 1, No. 1 ISSN 2087-8737 Februari 2011 Optimalisasi Keamanan Jaringan Menggunakan Pemfilteran Aplikasi Berbasis Mikrotik Program Studi Sistem Informasi, Universitas Ahmad Dahlan Jalan Prof. Dr.

Lebih terperinci