Jurusan Akuntansi Program S1 UniversitasPendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurusan Akuntansi Program S1 UniversitasPendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Transkripsi

1 ANALISIS PERSEPSI STAKEHOLDERS INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA PAKRAMAN SIDETAPA, KECAMATAN BANJAR, KABUPATEN BULELENG, PROVINSI BALI (Sebuah Studi Fenomologi pada Organisasi Publik Non Pemerintahan) 1 Komang Ari Saputra, 1 Nyoman Trisna Herawati, 2 Made Arie Wahyuni Jurusan Akuntansi Program S1 UniversitasPendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia {komangarisaputra93@yahoo.com, aris_herawati@yahoo.co.id, wahyuni_arie@yahoo.com}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui,1) Persepsi stakeholders internal dan eksternal terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangandesa Pakraman Sidetapa, 2) Perbedaan persepsi antara stakeholders internal dan eksternal terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Desa Pakraman Sidetapa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Pakraman Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Informan yang dipilih, yaitu Prajuru Desa Pakraman Sidetapa dan Krama Desa Sidetapa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi teknik dan studi dokumen.analisis data dilakukan melalui tiga tahapan, antara lain: 1) Reduksi Data, 2) Penyajian Data dan 3) Menarik Kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa,adanya perbedaan persepsi antara stakeholdersinternal dan eksternal terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangandesa Pakraman Sidetapa. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi antara stakeholders internal dan eksternal adalah sebagai berikut: 1) Pengetahuan, karena prajuru desa pakraman lebih mengetahui proses pengelolaan keuangan desa pakraman dibandingkan dengan krama desa dan 2) Kesenjangan informasi, karena tidak tersampaikannya laporan pertanggungjawaban secara tertulis menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya perbedaan persepsi antara prajuru desa pakraman dan krama desa. Kata kunci: Persepsi, Transparansi, Akuntabilitas, Pengelolaan Abstract The study aimed at finding out 1) the internal and external stakeholders perception on the transparency and accountability of financial management of the traditional village Sidatapa, 2) different perception between internal and external stakeholders on the transparency and accountability of financial management of traditional village of Sidatapa. The study utilized a quantitative methodology conducted in a traditional village called Sidatapa, Banjar sub-district, Buleleng, Bali. The data were obtained from primary as well as secondary sources by involving informants consisting of traditional

2 village management which was called Prajuru Desa Pakraman Sidetapa, and village members. Deep interview, observation, and documentation techniques were used to collect the data. Data analysis was conducted following three concurrent stages such as: 1) data reduction, data presentation, and 3) drawing conclusion. The results of the study indicated that there were different perceptions between internal and external stakeholders on the transparency and accountability of financial management of traditional village of Sidatapa. Several factors resulting the differences between the internal and external sides consisted of the followins:: 1) knowledge, since the village management had better knowledge in the process of financial management of the traditional village of Sidatapa than the member of the village, and 2) information gap, since the information about the financial report accountability were not shared sufficiently to all the members of the traditional village; these would generate misunderstanding. Key words: Perception, Transparency, Accountability, Management PENDAHULUAN Provinsi Bali sebagai salah satu provinsi yang ada di Indonesia memiliki keunikan tersendiri dalam sistem pemerintahannya. Provinsi Bali mengenal keberadaan desa dinas, desa pakraman (desa adat) serta banjar dinas dan banjar adat.eksistensi keberadaan desa pakraman tidak bergantung pada kehendak pemerintah, melainkan kehendak dari masyarakat itu sendiri yang bersifat tradisional.desa pakraman merupakan perwujudan dari lembaga adat, yang dalam hubungannya dengan pemerintah dipimpin oleh pemuka-pemuka adatnya untuk dapat berpartisipasi aktif terhadap pelaksanaan program kerja desa (Surpha,2002). Menurut Perda Provinsi Bali Nomor 6 tahun 1986 dijelaskan pengertian desa pakraman sebagai desa dresta adalah kesatuan masyarakat hukum adat di Bali yang mempunyai satu kesatuan tradisi dan tata krama pergaulan hidup masyarakat umat hindu secara turun temurun dalam ikatan kahyangan tiga/kahyangan desa, yang mempunyai wilayah tertentu dan harta kekayaan sendiri, serta berhak mengurus rumah tangganya sendiri. Desa pakraman memiliki sub bab pemerintahan yang digunakan dengan banjar adat. Suatu desa pakraman biasanya terdiri dari beberapa banjar adat. Namun ada pula desa pakraman yang terdiri dari dari satu banjar adat. Pada penyelenggaraanpemerintahan desa khusunya desa pakraman masih mengalami kendala dalam hal pengelolaan keuangan.selama ini pengelolaan keuangan desa pakraman di Bali dapat dikatakan sederhana.pertanggungjawaban yang dibuat dalam bentuk laporan keuangan sampai saat ini belum ditunjang dengan sistem dan prosedur yang memadai, hal ini dikarenakan tidak adanya peraturan resmi yang dibuat baik dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang secara khusus mengatur mengenai pembuatan laporan keuangan desa pakraman sebagai wujud akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan di desa pakraman.adanya laporan keuangan yang handal dari desa pakraman sangat diharapkan sebagai wujud pertanggungjawaban kepada masyarakat (krama desa)desa pakraman itu sendiri, sehingga persepsi maupun hal negatif terkait dengan pengelolan keuangan desa pakraman pun dapat dihindari. Dalam skala mikro organisasi, akuntabilitas pengelolaan keuangan merupakan hal yang sangat penting untuk dapat menjadikan organisasi tersebut sebagai lembaga yang profesional, begitu juga dengan desa pakraman sebagai lembaga yang memiliki kendali atas pengelolaan aset dan kekayaan desa pakraman. Oleh sebab itu, transparansi dan akuntabilitas praktik pengelolaan keuangan pada desa pakraman merupakan salah satu poin yang menarik untuk dapat dikaji lebih mendalam karena hal tersebut menjadi hakikat utama bagi

3 entitas publik untuk dapat bertahan dan memaksimalkan perannya, apalagi bagi entitas publik yang berada pada lingkup sosial budaya yang berbeda dengan entitas publik lainnya. Desa Sidetapa merupakan salah satu desa Baliaga (Bali Asli) yang ada di Bali. Masyarakat Baliaga adalah kelompok masyarakat yang mendiami wilayah pegunungan dan merupakan masyarakat yang sulit ditundukkan pada saat Kerajaan Majapahit menguasai Bali. Dalam hal ini, erat hubungannya dengan dresta. Dresta adalah pedoman sebagai pandangan, kebiasaan - kebiasaan maupun aturan - aturan dari suatu daerah tertentu. Sejak berubahnya desa dresta menjadi desa pakraman hal ini menuntut prajuru desa pakraman untuk merubah kebiasaankebiasaan yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Berkaitan dengan hal tersebut, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu: (1)Bagaimana persepsi stakeholders internal dan stakeholders eksternal terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Desa Pakraman Sidetapa?, (2) Adakah perbedaan persepsi antara stakeholders internal dan stakeholders eksternal terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Desa Pakraman Sidetapa? METODE Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Dengan demikian arti atau pengertian penelitian kualitatif tersebut adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005). Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi sosial merupakan kajian utama penelitian kualitatif. Peneliti pergi ke lokasi tersebut, memahami dan mempelajari situasi. Studi dilakukan pada waktu interaksi berlangsung di tempat kejadian. Peneliti mengamati, mencatat, bertanya, menggali sumber yang erat hubungannya dengan peristiwa yang terjadi saat itu. Hasil-hasil yang diperoleh pada saat itu segera disusun saat itu pula. Apa yang diamati pada dasarnya tidak lepas dari konteks lingkungan di mana tingkah laku berlangsung. Penelitian ini dilakukan di Desa Pakraman Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Penulis memilih Desa Pakraman Sidetapa karena Desa Sidetapa merupakan salah satu desa Baliaga yang ada di Bali. Disamping itu, untuk menganalisis persepsi stakeholders internal dan eksternal terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Desa Pakraman Sidetapa. Informan yang dipilih adalah informan yang terlibat langsung serta memahami dan dapat memberikan informasi (gambaran) tentang pengelolaan keuangan Desa Pakraman Sidetapa, yaitu Pemerintah Desa Pakraman Sidetapa selaku Tim Pelaksana Desa Pakraman Sidetapa, dan Krama Desa Sidetapa. Sebagai informan dari unsur pemerintah Desa Pakraman Sidetapa diwakili oleh Kelian Desa Pakraman Sidetapa (Petajuh), Wakil Kelian Desa Pakraman Sidetapa (Pangliman), Penyarikan (Sekretaris) dan Bendahara (Pengenter), Baga Prahyangan, Baga Pawongan, dan Baga Palemahan. dan Krama Desa Sidetapa dimasing-masing Bajar Adat, yaitu Banjar Adat Lakah, Banjar Adat Delod Pura dan Banjar Adat Dajan Pura yang dipilih secara acak. Metode Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) teknik wawancara mendalam, yaitu dalam rangka mengumpulkan data dan informasi yang valid dan akurat, pengumpulan data yang utama (untuk mendapatkan data primer) peneliti akan melakukan wawancara secara mendalam, yang dibantu dengan alat perekam (tape recorder). Alat perekam ini berguna sebagai bahan crossceck, jika pada saat analisa terdapat data, keterangan atau informasi yang sempat

4 tidak tercatat oleh pewawancara. Dalam penelitian tentang transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Desa Pakraman Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, peneliti akan berperan penuh sebagai observer sekaligus sebagai pewancara, dengan melakukan wawancara secara langsung dan bersifat mendalam dan terbuka dengan para pengelola keuangan Desa Pakraman Sidetapa, serta mencatat semua kejadian dan data serta informasi dari informan yang selanjutnya dipergunakan sebagai bahan penulisan laporan hasil penelitian. 2) observasi teknik, yaitu observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Teknik pelaksanaan observasi ini dapat dilakkan secara langsung yaitu pengamat berada langsung bersama objek yang diselidiki dan tidak langsung yakni pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang diselidiki. 3) studi dokumen, yaitu dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumendokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Dokumen merupakan jejak peristiwa masa lalu dala bentuk tertulis. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti apa yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992) dan Moleong (2005) sebagai teknik analisis interaktif (interactive model of analysis) dengan tahapan sebagai berikut:1) Reduksi data meliputi proses pemilihan, pemusatan, perhatian, penyederhanaan, pengabstraksian dan transformasi data yang muncul dari catatan tertulis di lapangan maupun hasil wawancara maupun observasi. Dari data yang berhasil dikumpulkan kemudian direduksi untuk keperluan mengorganisasikan data dalam memudahkan penarikan kesimpulan. Reduksi data dilakukan secara terusmenerus selama proses penelitian berlangsung; 2)Penyajian data (data display), karena data adalah sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya verifikasi dan pengambilan tindakan maka penyajian data ini digunakan dalam rangka memperoleh pemahaman yang lebih baaik terhadap kontek penelitian; 3)Menarik kesimpulan (verifikasi), sebagai proses mencari arti, mencatat keteraturan, polapola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat dan proporsi-proporsi penelitian. Sajian data yang telah tersusun akan diverifikasi selama penelitian berlangsung secara terus-menerus untuk mencari kesimpulan akhir. Setiap kesimpulan senantiasa terus dilakukan verifikasi selama penelitian berlangsung yang melibatkan interpretasi peneliti. HASIL DAN PEMBAHASAN Desa Sidetapa terletak di pegunungan dengan ketinggian meter diatas permukaan laut, 25 km dari Kabupaten Buleleng dan 7 km dari Kecamatan Banjar dengan luas wilayah 365,43 Ha. Adapun batas-batas wilayah Desa Sidetapa sebagai berikut:sebelah Utara berbatasan langsung dengan Desa Tampekan, sebelah Timur berbatsan dengan Banjar Dinas Corot Desa Cempaga, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cempaga dan sebelah Barat berbatasan dengan Banjar Dinas Pegentengan Desa Banjar. Wilayah Desa Sidetapa dibagi menjadi 3 Banjar Dinas, yaitu Banjar Dinas Lakah, Banjar Dinas Delod Pura, dan Banjar Dinas Dajan Pura. Desa Sidetapa letaknya berada di pegunungan sehingga Desa Sidetapa sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani dengan hasil pertanian berupa cengkeh, mangga, manggis, durian, coklat dan lain-lain. Diantara hasil pertanian, penduduk Desa Sidetapa paling umum menghasilkan cengkeh. Di samping itu, apabila dilihat dari tata guna tanah yang dimanfaatkan oleh penduduk Desa Sidetapa yang sebagian besar adalah lahan perkebunan, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Desa Sidetapa mayoritasnya sebagai petani, yaitu sebagai petani cengkeh.

5 Selain mata pencaharian tersebut, penduduk Desa Sidetapa juga berprofesi sebagai guru, TNI, karyawan swasta, tenaga medis dan lain-lain. Saat ini taraf pendidikan masyarakat Desa Sidetapa sudah mulai meningkat, yang mana dulunya adalah orang-orang tidak mengenal pendidikan namun sekarang ini mereka sudah mengenyam pendidikan dari Sekolah Dasar (SD) sampai ke Perguruan Tinggi. Desa Pakraman Sidetapa memiliki struktur organisasi pemerintahan yang menggambarkan kerangka dan susunan hubungan diantara fungsi, bagian atau posisi, juga menunjukkan hierarki organisasi dan struktur sebagai wadah untuk menjalankan wewenang, tanggung jawab dan sistem pelaporan terhadap atasan dan pada akhirnya memberikan stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup walaupun orang datang dan pergi serta pengkoordinasian hubungan dengan lingkungan. Struktur organisasi dapat menghindari atau mengurangi kesimpangsiuran dalam pelaksanaan tugas, tanggungjawab dan wewenang masing-masing pejabat pemerintahan desa pakraman.menurut Stoner (2006), organisasi adalah suatu pola hubunganhubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama. Persepsi Stakeholders Internal dan Stakeholders Eksternal terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa Pakraman Sidetapa Persepsi Stakeholders Internal terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Desa Pakraman Sidetapa Menurut Hafinz (2000) menyatakan bahwa transparansi adalah sebagai berikut. keterbukaan dan kejujuran kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintahan dalam sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya kepada peraturan perundang-undangan. Indikator transparansi dalam penelitian ini adalah : a) Penyediaan dan akses informasi yang jelas tentang perencanaan, prosedur pelaksanaan dan pertanggungjawaban, b) Adanya musyawarah yang melibatkan masyarakat, c) Keterbukaan proses pengelolaan, dan d) Keterbukaan informasi tentang dokumen pengelolaan keuangan desa pakraman. Transparansi akan mengurangi tingkat ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengelolaan keuangan desa pakraman, karena penyebarluasan berbagai informasi yang selama ini aksesnya hanya dimiliki pemerintah dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut mengambil keputusan, misalnya dengan paruman desa yang dilakukan secara musyawarah. Selain itu, transparansi dapat mempersempit peluang korupsi dalam lingkup pemerintah desa pakraman dengan masyarakat ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan tersebut.menyikapi hal tersebut, persepsi dari stakeholders internal terhadap transparansi pengelolaan keuangan sangat penting. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam penelitian ini stakeholders internal yang dimaksud adalah pemangku kepentingan yang ada di organisasi publik non pemerintahan atau di desa pakraman dan memerlukan informasi yang terkait dengan laporan keuangan desa pakramanyang terdiri dari Petajuh (Kelian Desa Pakraman), Pangliman (Wakil Kelian Desa Pakraman), Penyarikan (Sekretaris Desa Pakraman), Pengenter (Bendahara Desa pakraman), Baga Prahyangan, Baga Pawaongan, dan Baga Palemahan. Dimana stakeholdersinternal ini secara langsung terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan keuangan desa pakraman, sehingga sudah barang tentu mereka bisa mempunyai persepsi yang positif dalam hal transparansi dan pengelolaan keuangan desa pakraman. Menurut Putu Kasma (Kelian Desa Pakraman Sidetapa) dalam wawancara yang dilakukan mengenai persepsi

6 terhadap transparansi pengelolaan keuangan desa pakraman sebagai berikut. pengelolaan keuangan desa pakraman oleh prajuru desa sebelum dana itu dipergunkan tentunya ada perencanaan, kalu tidak membuat perencanaan anggaran mau digunakan untuk apa? Artinyakedepan supayaada kegiatan untuk desa pakramanya. Terus nyanan (nanti), engkenang (bagaimana) ngae (buat) laporan pertanggungjawaban ajak (sama) kramane (nya)? Bagi krama desa yang ingin tahu tentang pengelolaan keuangan bisa datang dan melihatnya langsung pada laporan yang sudah di print. Selain itu, kita sudah sampaikan isi dari laporan pertanggungjawaban tersebut kemarin pada saat piodalan di Pura Puseh. Dalam wawancara denganjro Nyoman Parma (penyarikan) dalam wawancara juga menjelaskan mengenai transparansi pengelolaan keuangan desa pakraman sebagai berikut. pasti sebelum jalan, kita prajuru desa membuat perencaan anggaran untuk kedepanya. Prajuru Desa PakramanSidetapa memiliki kewajiban untuk memberikan informasi keuangan desa pakraman yang jujur kepada masyarakan (krama) Sidetapa. Krama desa yang ada saat ini kurang lebih 800 orang, namun dalam mengikuti paruman yang biasanya hadir hanya 50 orang. Tentu ini menjadi kendala bagi prajuru desa pakraman dalam penyampaian laporan pertanggungjawaban tersebut. Artinya, kesadaran krama itu sangat penting untuk mengikuti paruman agar mengikuti perkembangan desa pakraman dan juga untuk menghindari pendapat yang tidak-tidak. Namun jika ada krama yang ingin tahu masalah di desa pakraman kami selau melayani. Persepsi stakeholders internal terhadap transparansi pengelolaan keuangan Desa Pakraman Sidetapa sudah sesuai dengan indikator transparansi keuangan, yaitu adanya akses pada informasi yang akurat dan tepat waktu artinya penyampaian kinerja prajuru desa pakraman selalu dilakukan pada saat paruman yang bertepatan dengan Buda Kliwon, adanya musyawarah melalui paruman untuk menjelaskan isi dari laporan pertanggungjawaban tersebut, penyediaan informasi yang jelas tentang prosedur dan biaya yang dikeluarakan, dan kemudahan akses informasi yakni bila ada yang kurang jelas bisa ditanyakan langsung ke KelianDesa Pakraman. Dalam pengelolaan keuangan stakeholders internal sudah membuat laporan pertanggungjawaban sebagai wujud kinerja mereka dalam menjalankan pemerintahan. Persepsi Stakeholders Eksternal terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Desa Pakraman Sidetapa Dalam stakeholders eksternal yang dimaksud adalah pemangku kepentingan yang ada di organisasi non pemerintahan atau di desa pakraman dan memerlukan informasi yang terkait dengan laporan keuangan desa pakraman yaitu krama desa. Stakeholders eksternal mewakili kepentingan publik untuk mengetahui tentang transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Desa Pakraman Sidetapa, namun karena stakeholders eksternal tidak terlibat secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi laporan keuangan desa pakraman kemungkinan mereka dapat memiliki persepsi yang berbeda dalam hal transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan desa pakraman dibanding stakeholders internal. I Made Sama (Krama Desa Dajan Pura) dalam wawancara tersebut sebagai berikut. konden (belum), soalnyangando (tidak) tawang (tahu) ape (apa) program desa pakraman ane (yang) jelas. Yang sudahberjalan biasanya kan cuma harihari raya galungan dan kuningan selainitutidaktahu. Kramangando (tidak) terlibat, paling pengurus ane (yang) nawang (tahu). Masalah pemerintahan yang bersih kenken (bagaimana) kaden (kira) pengurus, laporan tetep (tetap) ye gaene (dibuat) setiap tahun.

7 Selain itu, menurut I Wen (Krama Desa Lakah) dalam wawancara mengatakan: ube kondene wa ngando nawang, ngando ten milu rapat di desa. Ngando tawang masi mongken ade dana di desa, agen ape to ngando tawang. Ngando ye wa gre, bek masi krama ane ngando ten milu rapat. Terjemahan: sudah belumnya paman tidak tahu, tidak pernah ikut rapat di desa. Tidak tahu juga berapa ada dana di desa, digunakan apa itu tidak tahu. Tidak paman saja, banyak juga krama yang tidak pernah ikut rapat. Persepsi stakeholders eksternal terhadap transpransi pengelolaan keuangan desa pakraman berbeda dengan persepsi stakeholders internal. Perbedaan tersebut dilihat bagaimana pandangan Krama Desa Sidetapa terhadap pengelolaan keuangan Desa Pakraman Sidetapa. Persepsi Stakeholders Internal terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa Pakraman Sidetapa Yang dimaksud akuntabilitas dalam penelitian ini yaitu pertanggungjawaban stakeholders internal dalam pengelolaan keuangan desa pakraman kepada masyarakat, dimana Kelian Desa Pakramansebagai penanggungjawab utama. Disebutkan oleh Russel (1997)indikator akuntabilitas sebagai berikut : 1. Proses pembuatan sebuah keputusan yang dibuat secara tertulis, tersedia bagi warga dan memenuhi standar administrasi yang berlaku. 2. Akurasi dan kelengkapan informasi yang berhubungan dengan cara-cara mencapai sasaran suatu program 3. Kejelasan dari tujuan yang ingin dicapai 4. Kelayakan dan konsistensi dari target operasional Dalam wawancara kepada Nyoman Raka selaku pengenter (bendahara) mengenai akuntabilitas pengelolaan keuangan desa pakraman sebagai berikut. setiap tahun kita buat laporan pertanggungjawaban, dan setiap enam bulan kita melakukan evaluasi mengenai program yang sudah berjalan di desa pakraman. Laporan itu berisi catatan pemasukan ke kas desa pakraman dan pengeluarannya. Sumber pemasukan ada dari urunan krama, dana punia, pajak tanah desa, dana BKK, dan bantuan lain yang tidak mengikat. Dan pengeluarannya digunakan untuk kegiatan yang ada di desa pakraman. Laporan tersebut dibuat dan diberitahukan nanti pada saat paruman akhir tahun. Made Dana, SH selaku Ketua Baga Pawongan dalam wawancara juga mempertegas, kalau itu sudah, kemarin Pak Kelian sudah membacakannya di depan krama pada saat paruman di balai banjar. Isinya jelas mengenai dari mana saja dana masuk, dan dana tersebut digunakan untuk apa. Secara rinci sudah dijelaskan pada saat paruman. Laporan pertanggungjawaban dibuat setiap setahun sekali, setelah itu akan diberitahukan kepada krama. Persepsi stakeholders internal terhadap akutabilitas pengelolaan keuangan Desa Pakraman Sidetapa sudah sesuai dengan indikator akuntabilitas keuangan. Dalam pengelolaan keuangan desa pakraman, stakeholders internal sudah membuat membuat keputusan yang dibuat secara tertulis yang disebut dengan laporan pertanggungjawaban setiap tahun (tersedia bagi warga dan memenuhi standar administrasi yang berlaku). Selain itu, isi dari laporan pertanggungjawaban sudah tepat sasaran sesuai dengan perencanaan yang sudah disepakati bersama prajuru desa. Persepsi Stakeholders Eksternal terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa Pakraman Sidetapa Aspek yang terkandung dalam pengertian akuntabilitas adalah bahwa publik mempunyai hak untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pihak yang mereka beri kepercayaan. Media pertanggungjawaban dalam konsep akuntabilitas tidak terbatas pada laporan pertanggungjawaban saja, tetapi mencakup juga praktek-praktek

8 kemudahan si pemberi mandat mendapatkan informasi, baik langsung maupun tidak langsung secara lisan maupun tulisan. Dengan demikian, akuntabilitas akan tumbuh subur pada lingkungan yang mengutamakan keterbukaan sebagai landasan penting dan dalam suasana yang transparan dan demokrasi serta kebebasan dalam mengemukakan pendapat. I Made Sudarma (Krama Desa Delod Pura) menyatakan: setiap tahun disampaikan pertanggungjawaban tapi yang lebih tahu hanya pengurus. Krama hanya melihat kinerja pengurus dari luar, bagimana dalamnya hanya pengurus yang tahu. Kalau teliti krama ada yang nanya, kalau krama yang cuek apa yang di laporkan oleh pengurus pasti iya-iya saja. Persepsi stakeholders eksternal terhadap transpransi pengelolaan keuangan desa pakraman berbeda dengan persepsi stakeholders internal. Perbedaan tersebut ada pada bagaimana cara penyampaian dan isi dari laporan pertanggungjawaban itu masih jauh dari sasaran yang seharusnya dicapai oleh desa pakraman. Kurang jelasnya isi laporan pertanggungjawaban dari prajuru desa membuat perbedaan persepsi dengan krama desa, hal ini karena dalam laporan pertanggungjawaban yang disampakain ke krama desa masih belum rinci. Perbedaan Persepsi antara Stakeholders Internal dan Stakeholders Eksternal terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Laporan Keuangan Desa Pakraman Sidetapa Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 3 Tahun 2001 Pasal 10 ayat (1) tentang Desa Pakraman, pendapatan Desa Pakraman diperoleh dari: 1) urunan krama desa pakraman, 2) hasil pengelolaan kekayaan desapakraman, 3) hasil usaha lembaga perkreditan desa(lpd), 4) bantuan pemerintah dan pemerintahdaerah, 5) pendapatan lainnya yang sah, dan 6) sumbangan pihak ketiga yang tidakmengikat. Pendapatan desa pakraman sebagai dimaksud ayat (1) pasal ini dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dan penyelenggaraan kegiatan di desa pakraman masingmasing. Pencatatan pendapatan dan pengeluaran Desa Pakraman Sidetapa dicatat dalam buku catatan pengenter, ini berarti semua jenis pendapatan dan pengeluaran yang dilakukan oleh desa pakraman dicatat oleh pengenter. Dalam pencatatan tersebut, pengenter masih menggunakan metode pencatatan yang masih sederhana. Pencatatan kas masuk dan kas keluar masih dicatat pada halnya, yaitu mencatat kas masuk disebelah sisi pemasukan/debit dan kas keluar dicatat disebelah sisi pengeluaran/kredit. Berikut adalah pencatatan pendapatan dilakukan dari Maret 2016 sampai s/d Januari Tabel 4.2 Pendapatan dan Pengeluaran Desa Pakraman Sidetapa dari Maret 2016 sampai s/djanuari 2017 No. Keterangan Debit Kredit Saldo 1 Dana masuk Dana keluar Sisa Dana Sumber: Laporan Pertanggungjawaban Desa Pakraman Sidetapa Tahun( ) Adanya perbedaaan pesepsi antara stakeholders internal dan stakeholders ekternal terhadap transparansi pengelolaan keuangan desa pakraman disebabkan karena stakeholders internal terlibat dari awal sejak desa pakraman membuat perencanaan, melaksanakan anggaran dan membuat pelaporan

9 keuangannya. Keterlibatan dan melihat sendiri tentang pengelolaan keuangan desa pakraman dari perencanaan sampai dengan pelaporan oleh stakeholders internal, sehingga mengetahui kalau di desa pakraman sudah ada keterbukaan dan tidak ada hal-hal yang ditutup-tutupi dalam mengelola keuangan desa pakraman tentunya menyebabkan mereka akan memberikan persepsi yang sangat baik dalam pengelolaan keuangan desa pakraman. Hal ini bisa berbeda dengan persepsi stakeholders eksternal yang terdiri dari krama desa yang dari awal tidak terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan keuangan desa pakraman, sehingga persepsi mereka kemungkinan hanya didasarkan adanya laporan dari masyarakat tentang tidak adanya keterbukaan prajuru desa pakraman dalam pengelolaan keuangannya. Kemudian adanya perbedaaan pesepsi antara stakeholders internal dan stakeholders ekternal terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa pakraman disebabkan karena stakeholders internal menerima laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa pakraman yang bersumber dari masyarakat dan mengetahui adanya laporan pertanggungjawaban keuangan desa pakraman yang bersumber dari pemerintah atau sumber lain kepada pemerintah atau pemberi dana. Berbeda dengan stakeholders eksternal yang tidak menerima laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan secara langsung (lisan) dari prajuru desa pakraman, sehingga mereka memiliki persepsi yang berbeda tentang akuntabilitas pengelolaan keuangan desa pakraman dibanding stakeholders internal. Antara stakeholders internal dan stakeholders eksternal terdapat perbedaan persepsi tentang aspek pertanggungjawaban keuangan tahunan kepada krama desa, hal ini bisa disebabkan kurangnya pembahasan dalam paruman tentang laporan keuangan desa pakraman dan tidak adanya waktu bagi krama desa untuk mengadakan verifikasi terhadap pertanggungjawaban keuangan desa pakraman. Berdasarkan pembahasan diatas, adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi antara stakeholders internal dengan stakeholders eksternal terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Desa Pakraman Sidetapa, yaitu: 1) Pengetahuan, hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perbedaan persepsi antara stakeholders internal dan eksternal terhadap transparansi pengelolaan keuangan Desa Pakraman Sidetapa. Perbedaan tersebut terjadi karena prajuru desa pakraman (stakeholders internal) terlibat dari awal sejak desa pakraman membuat perencanaan, melaksanakan anggaran dan membuat laporan pertanggungjawaban. Keterlibatan dan melihat sendiri tentang pengelolaan keuangan desa pakraman dari perencanaan sampai dengan pelaporan oleh prajuru desa pakraman, tentunya menyebabkan mereka akan memberikan persepsi yang sangat baik dalam pengelolaan keuangan desa pakraman. Sedangkan krama desa (stakeholders eksternal) dari awal tidak terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan keuangan desa pakraman, sehingga persepsi mereka berbeda dengan prajuru desa. Prajuru desa pakraman yang terlibat memiliki pengetahuan tentang proses pengelolaan keuangan desa pakraman, dan krama desa yang tidak terlibat dalam pengelolaan keuangan memiliki pengetahuan yang tidak sama dengan prajuru desa pakraman dan 2) Kesenjangan informasi, Perbedaan tersebut terjadi karena informasi yang ada belum disampaikan dengan baik dan benar kepada masyarakat (krama desa). Penyampaian laporan pertanggungjawaban dalam hal ini sangat dibutuhkan untuk membalas kepercayaan stakeholders internal terhadap stakeholders eksternal. Laporan pertanggungjawaban yang baik adalah laporan yang dibuat dan disampaikan kepada masyarakat baik secara lisan maupun tertulis yang isinya sesuai

10 dengan tujuan organisasi. Tidak tersampaikannya laporan pertanggungjawaban secara tertulis menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya perbedaan persepsi antara stakeholders internal dan eksternal. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa, 1) stakeholders internal dan stakeholders eksternal terdapat persepsi yang berbeda terhadap transparansi pengelolaan keuangan di Desa Pakraman Sidetapa. Perbedaan ini disebabkan karena stakeholders eksternal yang terdiri dari krama desa yang dari awal tidak terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan keuangan desa pakraman, sehingga persepsi mereka hanya didasarkan adanya laporan dari masyarakat tentang tidak adanya keterbukaan prajuru desa pakraman dalam pengelolaan keuangannya, 2) antara stakeholders internal dan stakeholders eksternal terdapat persepsi yang berbeda terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan di Desa Pakraman Sidetapa. Perbedaan ini disebabkan karena stakeholders eksternal tidak menerima laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa pakraman dan stakeholders eksternal tidak mendapat salinan laporan pertanggunngjawaban (tertulis) dari prajuru desa pakraman, sehingga mereka memiliki persepsi yang berbeda tentang akuntabilitas pengelolaan keuangan desa pakraman dibanding stakeholders internal. SARAN Adapun saran-saran yang dapat diberikan kepada Desa Pakraman Sidetapa dan Prajuru Desa Pakraman Sidetapa dan peneliti selanjutnya adalah, 1) untuk mengatasi perbedaan stakeholders atas transparansi pengelolaan keuangan, agar meningkatkan informasi secara transparan keseluruhan tanpa dibatasi dan meningkatkan adanya saling keterbukaan antara setiap stakeholders, agar mudah mengakses informasi terkait pengelolaan keuangan Desa Pakraman Sidetapa, 2) untuk mengatasi perbedaan stakeholders atas akuntabilitas pengelolaan keuangan, agar dalam laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa pakraman dapat mudah diakses oleh stakeholders eksternal. Hal itu perlu dilakukan, karena krama desa sebagai stakeholders eksternal dapat mengetahui juga berperan dalam memeriksa dan mengawasi terkait pengelolaan keuangan desa pakraman, sehingga dalam laporan pertanggungjawaban dapat mengurangi adanya tindak penyelewengan. DAFTAR PUSTAKA Miles, B.B., dan A.M. Huberman Analisa Data Kualitatif. Jakarta: UI Press. Moleong Metodologi Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Pemerintah Daerah Provinsi Bali Perda Provinsi Bali Nomor 6tentang Desa Pakraman Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 3 tentang Desa Pakraman. Shafritz, Jay M. Dan E.W. Russel Introducing Public Administration. New York: Longman. Stoner, James A.F Management. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice Hall, Inc. Sugiyono Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Surpha,I Wayan S.H Seputar Desa Pakraman Dan Adat Bali. Denpasar: Pustaka Bali Post. Tanjung, Abdul Hafiz Akuntansi, Transparansi, dan Akuntabilitas Keuangan Publik. Yogyakarta: BPFE UGM.

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu Februari sampai dengan Maret Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu Februari sampai dengan Maret Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian lapangan ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu Februari sampai dengan Maret 2013. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tepatnya Pada divisi penerimaan dan pembayaran, karena PT SEMEN GRESIK ini

BAB III METODE PENELITIAN. Tepatnya Pada divisi penerimaan dan pembayaran, karena PT SEMEN GRESIK ini 41 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di PT SEMEN GRESIK (Persero) Tbk. Tepatnya Pada divisi penerimaan dan pembayaran, karena PT SEMEN GRESIK ini merupakan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PENGURUS DAN PENGAWAS INTERNAL LEMBAGA PERKREDITAN DESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PENGURUS DAN PENGAWAS INTERNAL LEMBAGA PERKREDITAN DESA GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PENGURUS DAN PENGAWAS INTERNAL LEMBAGA PERKREDITAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI Menimbang : Bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Ni Kadek Ayu Kencana Putri, 1. Jurusan Akuntansi Program S1Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Ni Kadek Ayu Kencana Putri, 1. Jurusan Akuntansi Program S1Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia RANCANGAN IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA USAHA MIKRO (STUDI KASUS PADA USAHA JAHIT SANDY BOTTOMS TAILOR) 1 Ni Kadek Ayu Kencana Putri, 1 Ni Kadek Sinarwati,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Modinan masih melestarikan tradisi Suran Mbah Demang.

BAB III METODE PENELITIAN. Modinan masih melestarikan tradisi Suran Mbah Demang. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Dusun Modinan, Desa Banyuraden, Kecamatan Gamping. Pemilihan tempat ini karena masyarakat di Dusun Modinan masih melestarikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam penelitian akan menentukan kadar ilmiah hasil penelitian yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam penelitian akan menentukan kadar ilmiah hasil penelitian yang dapat 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Metode penelitian dapat diartikan sebagai alat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tertentu dan untuk menyelesaikan masalah ilmu atau praktis. Sedangkan

Lebih terperinci

PERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS

PERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS PERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS Sirajuddin Saleh, & Hariati Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mungkid, Kabupaten Magelang. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Mungkid, Kabupaten Magelang. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di daerah Desa Progowati, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat penelitian dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. daerah ini masih banyak terdapat perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan

BAB III METODE PENELITIAN. daerah ini masih banyak terdapat perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Desa Sikumpul, Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Peneliti memilih lokasi ini, karena di daerah ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian dimana peneliti langsung terjun ke lapangan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan

BAB III METODE PENELITIAN. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan BAB III METODE PENELITIAN A. BENTUK PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Lexy J. Moleong (2005), 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Lexy J. Moleong (2005), 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan berdasarkan subjek penelitan, data

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan ( field research). Penelitian lapangan (field research) adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini penulis mengemukakan metode penelitian yang berisi tentang (1) Jenis dan pendekatan penelitian, (2) lokasi penelitian, (3) data dan sumber data, (4) prosedur pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian lapangan berarti

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian lapangan berarti BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penilitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian lapangan berarti penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Penelitian ini 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam bentuk kualitatif deskriptif dengan pendekatan case study (studi kasus). Studi kasus adalah penelitian tentang status

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Lokasi Penelitian Penelitian akan dilakukan di Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar III.2 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa Lembaga Perkreditan Desa diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan ini berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan ini berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dimana dengan pendekatan ini berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan menganalisa Perilaku Elit Politik Partai Persatuan. Bantul tahun Penulis dalam penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. dan menganalisa Perilaku Elit Politik Partai Persatuan. Bantul tahun Penulis dalam penelitian ini menggunakan BAB III METODE PENELITIAN III. 1. Jenis Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa Perilaku Elit Politik Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Bantul pada Pemilukada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dan

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk memahami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai rumusan masalah yang ada, maka jenis penelitian yang penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai rumusan masalah yang ada, maka jenis penelitian yang penulis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai rumusan masalah yang ada, maka jenis penelitian yang penulis gunakan termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan latar alamiah atau pada konteks

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. gambaran mengenai peran-peran pemerintah, swasta dan masyarakat dalam

III. METODELOGI PENELITIAN. gambaran mengenai peran-peran pemerintah, swasta dan masyarakat dalam III. METODELOGI PENELITIAN A. Tipe penelitian Penelitian ini dimaksud untuk memverifikasi sebuah fenomena sosial dengan cermat. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memahami dan membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka. 1 Menurut Bogdan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) 1 yaitu semua data yang terkumpul diperoleh dari lapangan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELTIAN. variabel (Kriyantono, 2006:69). Hal ini berarti bahwa peneliti terjun langsung

BAB III METODE PENELTIAN. variabel (Kriyantono, 2006:69). Hal ini berarti bahwa peneliti terjun langsung BAB III METODE PENELTIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang akan digunakan adalah tipe dekriptif kualitatif, yaitu tipe penelitian yang bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (Lexy, 2002:9) mendefinisikan: Penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tergantung pada keberadaan sumber data dan tujuan penelitian. Selain itu

BAB III METODE PENELITIAN. tergantung pada keberadaan sumber data dan tujuan penelitian. Selain itu 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Menurut Sugiyono tidak ada cara yang mudah untuk menentukan berapa lama penelitian dilaksanakan. Tetapi lamanya penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab III ini akan membahas langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Bab III ini akan membahas langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk BAB III METODE PENELITIAN Bab III ini akan membahas langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk membuat metode dalam menjalankan penelitian. Bab ini diawali dengan penentuan lokasi penelitian, paradigma

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya

METODE PENELITIAN. untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian, instrumen penelitian, informan penelitian dan sumber data,

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian, instrumen penelitian, informan penelitian dan sumber data, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan dalam bab ini tentang metode penelitian yang terdiri dari desain penelitian, instrumen penelitian, informan penelitian dan sumber data, teknik pengumpulan data, trianggulasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka

BAB III METODE PENELITIAN. rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dikarenakan yang menjadi sasaran peneliti adalah organisasi yang rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Malioboro, yang merupakan pusat perbelanjaan oleh-oleh di Yogyakarta. Peneliti memilih lokasi tersebut selain objek yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian kualitatif bertujuan untuk menggambarkan realitas yang kompleks dan memperoleh pemahaman makna dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Sebuah penelitian pastilah memerlukan metode-metode penelitian. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk menentukan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian field research (penelitian lapangan) yang bersifat deskriptif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dua macam penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif. Keduanya

BAB III METODE PENELITIAN. dua macam penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif. Keduanya 60 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian berdasarkan pendekatan secara garis besar dibedakan dua macam penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif. Keduanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menyajikan tentang jenis dan metode penelitian, unit analisis, unit pengamatan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan prosedur analisis data dan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Lexy J.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Lexy J. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Lexy J. Moleong (2004: 6) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan penelitian analisis-kualitatif yaitu penelitian yang temuantemuannya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan penelitian analisis-kualitatif yaitu penelitian yang temuantemuannya 66 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan penelitian analisis-kualitatif yaitu penelitian yang temuantemuannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. inilah yang dijadikan tempat berkumpulnya Virginity Jogja pada waktu

BAB III METODE PENELITIAN. inilah yang dijadikan tempat berkumpulnya Virginity Jogja pada waktu BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Yogyakarta, tepatnya di Graha Sabha Permana (GSP).Peneliti memilih lokasi ini, karena lokasi inilah yang dijadikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2010 hlm.6) : Penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo. Peneliti memilih lokasi ini karena di daerah tersebut tradisi pemasangan tuwuhan sudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis penelitian 1. Pendekatan Penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yakni memahami tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Bogdan & Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan proses belajar atau usaha untuk menemukan atau untuk mengembangkan dan menguji suatu kebenaran/pengetahuan, atau untuk memperoleh jawaban atas suatu masalah.1

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan kegiatan pencarian data, penyelidikan dan percobaan dalam suatu bidang tertentu yang dimaksudkan dan dilakukan untuk mendapatkan fakta-fakta dan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian tesis ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penggunaan pendekatan kualitatif ini merupakan suatu cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk melakukan sebuah penelitian, metode penelitian hendaklah tersusun

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk melakukan sebuah penelitian, metode penelitian hendaklah tersusun BAB III METODE PENELITIAN Untuk melakukan sebuah penelitian, metode penelitian hendaklah tersusun secara sistematis dengan tujuan agar data yang diperoleh valid, sehingga penelitian tersebut layak untuk

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. Selama penelitian berlangsung menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Hal

BAB. III METODE PENELITIAN. Selama penelitian berlangsung menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Hal 22 BAB. III METODE PENELITIAN Selama penelitian berlangsung menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Hal ini dilakukan untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) 1 yaitu semua data yang terkumpul diperoleh dari lapangan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan BAB III METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan dibahas tentang jenis dan pendekatan penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan penelitian, dan teknik analisa

Lebih terperinci

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat.

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis data deskriptif. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui eksistensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong,

BAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang faktor-faktor penyebab perceraian pada keluarga tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong, kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan dalam penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan dalam penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini sesuai BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif karena data yang dihasilkan dalam penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini sesuai dengan pendapat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penegasan identitas diri di kalangan siswa SMA dilakukan di Daerah Istimewa

METODE PENELITIAN. penegasan identitas diri di kalangan siswa SMA dilakukan di Daerah Istimewa METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai penggunaan produk distro sebagai bentuk penegasan identitas diri di kalangan siswa SMA dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Topik mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jumoyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jumoyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bentuk-bentuk dukungan sosial dalam resiliensi penyintas lahar dingin Merapi di Dusun Gempol Desa Jumoyo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Karena menurut Moleong (202:6) penelitian kualitatif merupakan pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan kualitatif, di mana dalam proses penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan kualitatif, di mana dalam proses penelitian yang digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, di mana dalam proses penelitian yang digunakan berdasarkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. memusatkan perhatiannya pada prinsip-prinsip umum yang mendasar perwujudan

METODE PENELITIAN. memusatkan perhatiannya pada prinsip-prinsip umum yang mendasar perwujudan III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitative Research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk melakukan sebuah penelitian, metode penelitian hendaklah tersusun

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk melakukan sebuah penelitian, metode penelitian hendaklah tersusun BAB III METODE PENELITIAN Untuk melakukan sebuah penelitian, metode penelitian hendaklah tersusun secara sistematis dengan tujuan agar data yang diperoleh valid, sehingga penelitian tersebut layak untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek misalnya motivasi,

BAB III METODE PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek misalnya motivasi, 15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek misalnya motivasi, persepsi, perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi. 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam Penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi. Pemilihan tempat ini karena masyarakat

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN 30 BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, Menurut Sugiyono (2010:14) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014)

PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014) PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Untuk mengetahui penelitian yang berjudul analisis pengendalian internal untuk mendukung kelancaran proses produksi di UD Tri Manunggal Utama Jepara maka Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian atau riset Secara umum dapat diartikan sebagai suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan/penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu langkah prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan salah satu bagian terpenting dalam melakukan penelitian. Keberadaan metode penelitian memberikan pedoman tentang cara seorang ilmuwan mempelajari,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, tuntutan terhadap paradigma good governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakkan lagi. Istilah good

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data

BAB III METODE PENELITIAN. kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode kualitatif, metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian kualitatif, penelitian kualitatif menurut Lexy J Moleong adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data-data dan

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data-data dan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara untuk mendapatkan data dalam suatu penulisan, dengan kata lain dapat dikatakan suatu cara yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif. Karena diperlukan penggalian data secara mendalam dan menyeluruh dengan cara interview

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pertanyaan-pertanyaan tertentu dan untuk menyelesaikan masalah ilmu atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pertanyaan-pertanyaan tertentu dan untuk menyelesaikan masalah ilmu atau BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bentuk Penelitian Metode penelitian dapat diartikan sebagai alat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tertentu dan untuk menyelesaikan masalah ilmu atau praktis. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu yang diperlukan penulis untuk melakukan penelitian adalah selama dua bulan karena sesuai dengan permasalahan yang digali

Lebih terperinci

PERAN SMK NEGERI 2 SEWON SEBAGAI SMK PUSAT LAYANAN TIK SE KABUPATEN BANTUL JURNAL SKRIPSI. Oleh Oka Deva Yunianto NIM

PERAN SMK NEGERI 2 SEWON SEBAGAI SMK PUSAT LAYANAN TIK SE KABUPATEN BANTUL JURNAL SKRIPSI. Oleh Oka Deva Yunianto NIM PERAN SMK NEGERI 2 SEWON SEBAGAI SMK PUSAT LAYANAN TIK SE KABUPATEN BANTUL JURNAL SKRIPSI Oleh Oka Deva Yunianto NIM 07110241029 PROGRAM STUDI KEBIJAKAN PENDIDIKAN JURUSAN FILSAFAT DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah aspek yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap berhasil tidaknya suatu penelitian, terutama untuk mengumpulkan data. Sebab data yang diperoleh dalam suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting karena salah satu upaya yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi objek, sasaran suatu ilmu yang sedang diselidiki.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitatif research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam kondisi terkendali dan dimanipulasi.

BAB III METODE PENELITIAN. dalam kondisi terkendali dan dimanipulasi. 80 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ranah pemerintah daerah seperti Desa Pakraman kebijakan tentang hak-hak

BAB I PENDAHULUAN. ranah pemerintah daerah seperti Desa Pakraman kebijakan tentang hak-hak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, hak-hak perempuan mulai dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan publik. Kebijakan tentang perempuan sekarang ini sudah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian. Dalam metode penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Republika yang bertempat di Perkantoran Ciputat Indah Permai Blok C Jl. Ir.

BAB III METODE PENELITIAN. Republika yang bertempat di Perkantoran Ciputat Indah Permai Blok C Jl. Ir. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di lembaga pengelola wakaf Dompet Dhuafa` Republika yang bertempat di Perkantoran Ciputat Indah Permai Blok C 28 29 Jl. Ir. H.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Alokasi waktu penelitian tentang tradisi masyarakat muslim dalam membagi harta warisan secara kekeluargaan di kecamatan Jekan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2004: 4) metode kualitatif

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DANA DESA DI KECAMATAN BANJARNEGARA PADA TAHUN Aris Gunawan Wicaksono. H. Andre Purwanugraha

IMPLEMENTASI DANA DESA DI KECAMATAN BANJARNEGARA PADA TAHUN Aris Gunawan Wicaksono. H. Andre Purwanugraha IMPLEMENTASI DANA DESA DI KECAMATAN BANJARNEGARA PADA TAHUN 2015 Aris Gunawan Wicaksono H. Andre Purwanugraha Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jl. Babarsari No. 43-33, Yogyakarta.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif karena berdasarkan tinjauan awal peneliti, ternyata masalah yang sedang dihadapi lebih sesuai untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang data-datanya diperoleh dari lapangan

Lebih terperinci