BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat berlangsung melalui media massa. misalnya radio, televisi, film dan media cetak. Pada media massa modern

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat berlangsung melalui media massa. misalnya radio, televisi, film dan media cetak. Pada media massa modern"

Transkripsi

1 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa Kalau kita berbicara tentang komunikasi massa, tentu media massa tidak akan ketinggalan untuk dibicarakan, karena komunikasi massa, hanya dapat berlangsung melalui media massa. Yang dimaksud media massa disini, adalah media massa modern, misalnya radio, televisi, film dan media cetak. Pada media massa modern perkembanganya akan selalu seirama dengan perkembangan teknologi elektronika. Kata modern disini mendapat tekanan, agar kita bisa membedakan dengan media massa tradisionil, misalnya, lenong, ludruk, kethoprak dan sebagainya. Sekarang marilah kita bahas pertanyaan kita tentang apa yang dimaksud dengan komunikasi massa. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita dapat melihat batasan tentang komunikasi massa, seperti yang disampaikan oleh Bitther, J.R. dalam bukunya Mass Communication: An Introduction.

2 15 Mass Communication is massage communicated through a mass medium to a large number of people. 1 Komunikasi massa adalah pesan komunikasi melalui media massa kepada orang banyak. Dari pendapat ini, terlihat bahwa Bitther lebih menekankan kepada pesan komunikasinya, belom memberikan pengertian tentang komunikasi massa itu sendiri. Oleh karena itu berbagai pernyataan timbul. Apakah komunikasi itu pesan atau sebagai suatu proses komunikasi melalui media massa? Tentang komunikasi massa tersebut, Edwin Emery, Phillip H. Ault, Warren K. Agee, berpendapat sebagai berikut: this is mass communication-delivering information, ideas and attitudest a sizable and diversified audience through use of the media developed for that purpous 2. Komunikasi massa ini menyampaikan informasi, ide dan sikap kepada berbagai komunikan yang jumlahnya cukup banyak dengan menggunakan media massa. 1 Bitther dlm Darwanto, Televisi sebagai media pendidikan, 2011 hal 28 2 Emery dlm Darwanto, Televisi sebagai media pendidikan, 2011 hal 29

3 16 S C Massage E In Chanel A Feedback Sumber (S) menyampaikan laporan oleh Komunikator melalui saluran control redaksi (E), beberapa khalayak (A) menerima pesan secara langsung maupun tidak langsung, tetapi beberapa di antaranya kurang memerhatikan, dan hubungan timbale balik khalayak terjadi pada proses ini. Pendapat Emery tersebut, menunjukkan perbedaan penjelasan tentang arti komunikasi massa. Lain lagi pendapat dari Warner I. Severin dan James W. Tankard Jr, yang lebih memerinci tentang berlangsungnya komunikasi massa, seperti dinyatakan dalam bukunya Communication Theories, Orgins,

4 17 Methods, Uses yang dikutip oleh Drs. Onong Uchahyono Effendi, sebagai berikut: miss communication is part skill, part and part sciene, it is a skill in the sense that involves certain fundamental learnable techniques such as focusing a television camera, operating a tape recorder or taking notes during an interview. It is art in the sense that involves creative challenges such as writing a script for a television program, developing an aesthetic lay out for a magazine and or coming up with a catchy lead for news story. It is a sciene in the sense that there are certain principles involved in how communication works that can be verieved an used to make things work better 3. Komunikasi massa adalah sebagian keterampilan, sebagian seni dan sebagian ilmu, keterampilan dalam pengertian bahwa ia meliputi teknikteknik fundamental tertentu yang dapat di pelajari seperti memfokuskan kamera televisi, mengoperasikan tape recorder atau mencatat ketika berwawancara. Ia adalah seni dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah 3 Onong 1986:177 dlm Darwanto, Televisi sebagai media pendidikan 2011, hal 30

5 18 atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yeng dapat dikembangkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik. Berdasarkan batasan-batasan tersebut menjadi semakin jelas apa yang dimaksud dengan komunikasi massa itu dan Drs. Jalaludin Rakhmat, M.Sc. telah merangkumnya dalam suatu pengertian sebagai berikut: komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. 4 Dari rangkuman tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Komunikan dari komunikasi massa jumlahnya banyak dan tersebar heterogen serta. b. Dalam berkomunikasi memerlukan sebuah medium, media cetak atau media elektronik, atau dengan kata lain media massa modern. 4 Rakhmat, Jalaluddin, 1986, Psikologi Komunikasi, PT Remaja Karya Nusantara Bandung, hal 178

6 19 Kedua kesimpulan tersebut akan merupakan bahan bahasan yang sangat menarik, bukan saja dari segi komunikator, pesan, komunikan yang masingmasing akan merupakan bahan tinjauan tersendiri. Demikian pula televise sebagai media pendidikan akan dibahas tersendiri. 2.2 Komunikasi Antar Budaya Kajian komunikasi antarbudaya sebenarnya secara teoritis berakar dari relasi sosial antarbudaya yang merupakan bidang kajian antropologi. Dalam kajian tersebut interaksi yang terjadi antarmanusia yang berlainan budaya dipandang sebagai suatu relasi antaretnik yang melibatkan pertukaran budaya. Persamaannya disini, kajian komunikasi antarbudaya merupakan suatu bentuk pendekatan dalam melihat perspektif relasi antarbudaya. Namun, kajian ini melihat dalam bingkai atau konteks komunikasi sebagai suatu proses interaksi sosial antarmasyarakat yang berlainan budaya. Mulai dari pergeseran percepatan mobilitas manusia dalam memperpendek jarak wilayah regional yang ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi juga menyebabkan fenomena-fenomena kajian antaretnik yang tadinya lebih diminati para antropolog, sekarang juga banyak diminati oleh para ahli komunikasi.

7 20 Istilah komunikasi antarbudaya pertama kali diperkenalkan oleh seorang antropolog Edward T. Hall dari empat decade lalu. Akan tetapi bidang ini sebenarnya bukan merupakan fenomena baru, hanya saja studi yang secara sistematis mengkaji masalah ini baru secara komprehensif dilakukan selama 30 tahun terakhir ini. 5 Menurut Maletzke (1976) komunikasi antarbudaya (intercultural communication) adalah proses pertukaran pikiran dan makna antar orang-orang berbeda budaya. Komunikasi antarbudaya pada dasarnya mengkaji bagaimana budaya berpengaruh terhadap aktivitas komunikasi; apa makna pesan verbal dan nonverbal menurut budaya-budaya bersangkutan, apa yang layak dikomunikasikan, bagaimana cara mengkomunikasikannya, kapan mengkomunikasikannya, dan sebagainya. 6 Komunikasi lintas budaya merupakan salah satu varian penting dalam komunikasi antarbudaya yang secara tradisional membandingkan fenomena komunikasi dalam budaya yang berbeda. Pada dasarnya, ketika kita berinteraksi kapan pun dengan orang lain yang telah dibekali seperangkat pemahaman yang berbeda mengenai dunia, kita telah terlibat dalam komunikasi lintas budaya. 5 Syaiful Rohim 2016, Teori Komunikasi, hal Syaiful Rohim 2016, Teori Komunikasi, hal 210

8 21 Kelompok antaretnik merupakan bidang lain yang menghubungkan komunikasi dan budaya. Komunikasi etnik adalah kelompok yang ditandai dengan bahasa dan asal usul yang sama. Oleh karena itu komunikasi antaretnik juga merupakan komunikasi antarbudaya. Dengan kata lain, komunikasi antaretnik merupakan komunikasi antarbudaya, tetapi komunikasi antarbudaya belum tentu komunikasi antaretnik. Komunikasi antaretnik ini juga mencakup komunikasi antar ras. Ras adalah sekelompok orang yang ditandai dengan ciri-ciri biologis yang sama. Dalam tataran yang lebih luas lagi yang beririsan dengan komunikasi antarbudaya ini yaitu komunikasi lintas negara (komunikasi internasional), merupakan komunikasi yang berlangsung pada tatarab negara, yang berarti melewati batasan-batasan negara Budaya Papua Papua adalah sebuah provinsi terluas di Indonesia yang terletak dibagian tengah pulau papua atau bagian paling timur papua bagian barat (dulu Irian Jaya). Di Papua terdapat ratusan bahasa daerah yang berkembang pada 7 Syaiful Rohim, Teori Komunikasi, Hal 210

9 22 kelompok etnik yang ada. Berbagai bahasa ini telah menyebabkan kesulitan dalam berkomunikasi satu sama lain. Oleh sebab itu, bahasa Indonesia digunakan secara resmi oleh masyarakat-masyarakat di Papua. 8 Keagamaan merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat di papua dan dalam hal ketuhanan. Mayoritas penduduk papua beragama Kristen. Namun dengan perkembangan jaman yang ada banyak papua yang memeluk agama lain. Orang asli Papua adalah mereka yang berasal dari ras Melanesia, yaitu mereka yang memiliki ciri-ciri kulit hitam dan rambut keriting. Bagi orang Papua dari daerah pegunungan, kritteria ini dapat ditemukan dengan mudah. Namun orang Papua dari daerah pantai dan kepulaan telah mengalami kawin campur dengan suku lain di luar Papua, sehingga hitam dan keriting menjadi agak samar. 9 Masyarakat pantai di papua memiliki berbagai macam budaya taritarian yang biasa mereka sebut dengan Yosim Pancar (YOSPAN), yang didalamnya terdapat berbagai macam bentuk gerak seperti: (tari Gale-gale, tari Balada, tari Cendrawasih, tari Pacul Tiga, tari Seka, Tari Sajojo). Sedangkan 8 06/08/ WIB. suku papua.html 9 Muridian S. Widjojo. Road Map Papua. Jakarta Hal 55

10 23 untuk Perkawinan merupakan kebutuhan yang paling mendesak bagi semua orang. Dengan demikian, masyarakat Papua baik yang di daerah pantai maupun daerah pegunungan menetapkan peraturan itu dalam peraturan adat yang intinya agar masyarakat tidak melanggar dan tidak terjadi berbagai keributan yang tidak diinginkan. Dalam pertukaran perkawinan yang di tetapkan orangtua dari pihak laki-laki berhak membayar mas kawin seebagai tanda pembelian terhadap perempuan atau wanita tersebut. Adapun untuk masyarakat pantai berbagai macam mas kawin yang harus dibayar seperti: membayar piring gantung atau piring belah, gelang, kain timur (khusus untuk orang di daerah Selatan Papua) dan masih banyak lagi. berbeda dengan permintaan yang diminta oleh masyarakat pegunungan diantaranya seperti: kulit bia (sejenis uang yang telah beredar di masyarakat pegunugan sejak beberapa abad lalu), babi peliharaan, dan lain sebagainya. Dalam pembayaran mas kawin akan terjadi kata sepakat apabila orangtua dari pihak laki-laki memenuhi seluruh permintaan yang diminta oleh orangtua daripada pihak perempuan. Salah satu alat musik yang paling terkenal dari kawasan Indonesia Timur adalah Tifa. Secara khusus dapat dikatakan bahwa Tifa adalah alat musik yang berasal dari maluku dan papua, bentuknya mirip gendang dan cara memainkannya adalah dengan dipukul.

11 24 Pakaian adat pria dan wanita di Papua secara fisik mungkin anda akan berkesimpulan bahwa pakaian tersebut hampir sama bentuknya. Mereka memakai baju dan penutup badan bagian bawah dengan model yang sama. Mereka juga sama-sama memakai hiasan-hiasan yang sama, seperti hiasan kepala berupa burung cendrawasih, gelang, kalung, dan ikat pinggang dari manik-manik, serta rumbai-rumbai pada pergelangan kaki. Bentuk pakaian yang terlukis di sini merupakan ciptaan baru. Biasannya tak lupa dengan tombak/panah dan perisai yang dipegang mempelai laki-laki menambah kesan adat Papua. Mereka yang masih hidup di pedalaman menempati sebuah rumah adat yang dibangun dari bilik kayu, atap dan lantainya dari jerami. Rumah dengan ukuran 2,5 meter ini dinamakan Hanoi. Ukuran sempit tanpa jendela ini dimaksudkan agar bisa melawan dinginnya hawa pegunungan Papua. Selain itu pada bagian tengah rumah dibangun tempat membuat api unggun untuk penerangan dan penghangat. 10 Suku-suku di Papua juga masih menjunjung tinggi nilai adatnya dan hidup secara tradisional, contohnya saja upacara bakar batu. Mereka juga dikenal 10 Sabjan Badio. Aku Papua Aku Indonesia. Yogyakarta hal 105.

12 25 memiliki jiwa gotong royong yang tinggi. Namun sayangnya, orang Papua terkenal memiliki sifat tempramen, dan juga terbelakang. Keterbelakangan ini disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah masalah pendidikan. Tak hanya itu saja, orang Papua dikenal memiliki fisik yang kuat dan tempramen, tidak heran jika mereka sering direpresentasikan sering melakukan perang atau berkelahi untuk mnenyelesaikan suatu masalah. Berkelahi merupakan cara mereka menunjukkan siapa yang lebih kuat dan berkuasa. Selain itu berkelahi juga kerap digambarkan untuk memperebutkan suatu wilayah. Di Papua konon Suku Dani, Suku Lani dan Suku Yali adalah suku yang memiliki tradisi berperang. Bagi suku-suku tersebut, berperang tidak sekedar tradisi adu kekuatan dengan cara saling bunuh dan saling mengalahkan, melainkan berkaitan dengan kelangsungan hidup. Jika tidak ada perang, maka panen dan ternak babi mengalami kegagalan (Badio, 2013: 20). 2.4 Stereotip Etnis Papua Stereotip yang sesungguhnya adalah representasi yang disederhanakan dari penampilan manusia, karakter, dan kepercayaan. Stereotip telah menjadi mapan lewat representasi bertahun-tahun dalam media serta lewat berbagai asumsi dalam percakapan sehari-hari. Stereotip merupakan distorsi dari tipe mula-mula karena stereotip melebih-lebihkan sekaligus menyederhanakan.

13 26 Stereotip memiliki kualitas dapat dikenali secara cepat, biasanya lewat berbagai rincian kunci dalam penampilan. Kedalam stereotip ditanamkan berbagai penyeimbangan implisit tentang karakter tersebut (pesan-pesan tentang nilai secara terselubung). Stereotip sangat mirip dengan ikon karena dapat dikenali dan membawa ide-ide. Stereotip itu sendiri pada dasarnya tidak selalu buruk, karena baik buruknya bergantung pada bagaimana hal tersebut digunakan dan pertimbangan terhadap nilai yang diungkapkanya. 11 Di dalam media orang Papua sering kali digambarkan dengan sosok yang lugu, terbelakang, dan sering kali dijadikan lelucon. Akibat konstruksi media tersebut maka timbul stereotip di masyarakat orang Papua juga sama seperti apa yang direpresentasikan dalam tayangan tersebut. Stereotip menurut Burton sesungguhnya adalah representasi yang disederhanakan dari penampilan manusia, karakter dan kepercayaan. Hal tersebut sama dengan apa yang terjadi pada masyarakat papua, dimana mereka memiliki penampilan atau ciri fisik yang berbeda dengan ciri fisik orang-orang Indonesia di bagian barat. Dalam program tv Nusa Tawa orang papua diceriatakan menjadi bahan lelucon, terbelakang. Contohnya dalam suatu episode pernah diceritakan orang papua dalam menggunakan fasilitas alat yang biasa dipakai orang pada umunya 11 Burton Graeme, 2008, Yang Tersembunyi di Balik Media, Yogyakarta & Bandung: Jalasutra, hal 115

14 27 selalu salah dalam mempresentasikannya, sehingga menimbulkan lelucon dan muncul stereotip negative orang papua di mata masyarakat. Sepeti halnya film Denias Senandung di Atas Awan yang berlatar belakang ceritanya terjadi di Papua. Film tersebut menceritakan tentang Denias, anak pedalaman Papua yang berusaha mengejar cita-citanya untuk bersekolah di kota. Berbagai perjuangan dilaluinya, hingga suatu hari ia bertemu dengan Enos di kota. Di sini lah bumbunya, dimana pembuat film menyelipkan sedikit humor yang direpresentasikan pada sosoknya. Misalnya pada saat mereka berjalan melewati kota, Denias dan Enos melihat gambar sapi, tapi mereka mengiranya gambar sapid dan babi. Cara mereka berbicara benar-benar mengundang tawa.belum lagi jika diamati dalam film tersebut benar-benar menggambarkan orang Papua jauh dari kehidupan modern dan suka dengan kekerasan. Meskipun media memiliki maksud ingin mengangkat kehidupan Papua, tetapi ternyata di balik itu semua, media memiliki maksud tertentu.dengan ketiga contoh yang tersebut di atas semakin jelas bahwa media merepresentasikan orang Papua sebagai kelompok subordinat atau terpinggirkan.

15 28 Dalam budaya papua pada masa orde baru, terus menerus memberi tahu orang papua bahwa negara sedang mengambil langkah panjang guna membawa pembangunan dan secara tulus mendedikasikanya untuk membawa masyarakat tertinggal ataupun masyarakat terasing, yaitu kaum minoritas terasing dari tempat-tempat jauh, kedalam arus besar kehidupan orang Indonesia. Hal ini tentu sama saja dengan menyimpulkan bahwa orang papua terbelakang, primitif, dan bodoh Semiotika Penelitian ini akan menggunakan metode analisis semiotika, peneliti akan mempelajari tanda-tanda yang terdapat dalam program tv Nusa Tawa terhadap stereotip orang Papua yang dikonstruksikan dalam tayangan tersebut. Semiotik berasal dari bahasa Yunani, yaitu semeion yang berarti tanda.tanda merupakan suatu yang terbangun atas konvensi atau kesepakatan sebelumnya dan dianggap dapat mewakili sesuatu yang lain 13. Lebih jelasnya, Preminger dalam Sobur menambahkan bahwa semiotik adalah ilmu tanda-tanda, ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial yang ada di masyarakat merupakan tanda-tanda. Semiotik juga mempelajari sistem-sistem, 12 I Ngurah Suryawan, 2013, Jiwa Yang Patah. Yogyakarta. Hal Eco dalam Sobur, semiotika komunikasi, 2009 hal 95

16 29 aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda memmpunyai arti. Semiotika merupakan ilmu tanda yang mempelajari makna-makna yang ada di dalam tanda. Zoest dalam Tinarbuko menambahkan, segala sesuatu yang dapat diamati dapat disebut benda, sedangkan benda itu tidak terbatas. Bisa jadi adanya suatu peristiwa, struktur dan suatu kebiasaan disebut juga dengan tanda. 14 Ferdinand de Saussure merupakan tokoh linguistik yang melahirkan semiotika, Saussure dalam Tinarbuko menyatakan bahwa semiologi segala perbuatan dan tingkah laku manusia membawa makna, atau jika di dalamnya terdapat sebuah tanda, maka di belakangnya ada sistem pembedaan dan konvensi yang memungkinkan makna itu. Dimana ada tanda, disana ada sistem. 15 Semiotika adalah studi mengenai tanda (signs) dan symbol yang merupakan tradisi penting dalam pemikiran tradisi komunikasi. Tradisi semiotika mencangkup teori utama mengenai bagaimana tanda mewakili objek, ide, situasi, keadaan, perasaan dan sebagainya yang berada di luar diri. Studi 14 Tinarbuko, Sumbo, 2012, Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra, hal Tinarbuko, Sumbo, 2012, Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra, hal 12

17 30 mengenai tanda tidak saja memberikan jalan atau cara dalam mempelajari komunikasi tetapi juga memiliki efek besar pada hamper setiap aspek (perspektif) yang digunakan dalam teori komunikasi. Konsep dasar yang menyatukan tradisi semiotika ini adalah tanda yang diartikan sebagai a stimulus designating something other than itself (suatu stimulus yang mengacu pada sesuatu yang bukan dirinya sendiri) 16. Pesan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam komuniasi. Menurut John Powers (1995) pesan memiliki tiga unsure yaitu: 1) tanda dan symbol; 2) bahasa dan 3) wacana (disourse). Menurutnya, tanda merupakan dasar bagi semua komunikasi. Tanda menunjuk atau mengacu pada sesuatu yang bukan dirinya sendiri, sedangkan makna atau arti adalah hubungan antara objek atau ide dengan tanda. Kedua konsep tersebut menyatu dalam berbagai teori komunikasi, khususnya teori komunikasi yang memberikan perhatian pada simbol, bahasa serta tingkah laku nonverbal. Dalam penelitian ini teori semiotika menjelaskan bagaimana tanda dihubungkan dengan makna dan bagaimana tanda diorganisasi Littlejohn dlm Morrisan, Teori komunikasi individu hingga massa 2013, hal John (1995) dlm Morrisan, Teori komunikasi individu hingga massa 2013, hal 32

18 Program Nusa Tawa Nusa tawa merupakan sebuah program hiburan yang bergenre komedi situasi seperti Keluarga Minus namun bedanya disini program Nusa Tawa diproduksi oleh Trans 7 yang tayang setiap hari sabtu yang dimulai pada tanggal 9 agustus 2014 Jam WIB di Trans 7. Program ini juga menceritakan tentang etnis di Indonesia dari luar Jawa yang tinggal di Jakarta. Acara ini memperlihatkan beragam suku dan etnis serta lingkungan yang beragam untuk memperlihatkan nilai pluralis dari bangsa yang majemuk. Tidak sekedar menghibur namun program Nusa Tawa ini mampu menyisipkan unsur kedaerahan ditengah deraan budaya Pop yang sedemikian kuat. Chun Funky Papua, Putri Nere, Billy Beatbox, Ronny Lau, Syafic, Deanda Putri, Agus merupakan pemain dari program ini, yang kebanyakan adalah etnis orang Timur dan Papua. Sayangnya Program ini hanya bertahan sampai dengan tahun Program Nusa Tawa yang tayang di Trans 7 merupakan salah satu program sitkom yang sedikit unik. Ini merupakan program sitkom kedua setelah keluarga minus yang menggunakan bintang utamanya adalah orang papua atau orang timur. Dalam program ini dijelaskan bagaimana kehidupan orang papua

19 32 dari sudut pandang kita (bukan orang timur) yang dimaksutkan program ini menghibur audience yang melihatnya. Kita tahu bahwa kita sebagai orang barat selalu beranggapan orang timur itu lucu dan selalu menjadi bahan lelucon karena buat kita, SDM mereka lebih rendah dari kita dan budaya kita yang lucu. Pada program Nusa Tawa juga diperlihatkan bagaimana kelucuan orang timur dan bagaimana budaya mereka sehingga diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi kita juga menghibur.

BAB I PENDAHULUAN. yang lugu, bodoh dan pantas untuk dijadikan guyonan. Padahal belum tentu

BAB I PENDAHULUAN. yang lugu, bodoh dan pantas untuk dijadikan guyonan. Padahal belum tentu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Etnis Papua beberapa kali telah diangkat dalam media massa, contohnya dalam tayangan televisi maupun film. Hal ini menunjukkan bahwa stasiun televisi ingin menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk mendapatkan informasi terkini, wawasan maupun hiburan. Media massa sendiri dalam kajian komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan atau menerima informasi tentang apapun yang seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan atau menerima informasi tentang apapun yang seharusnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi sebagai aktivitas keseharian setiap orang merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidupnya, karena melalui komunikasi setiap orang dapat menyampaikan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Komunikasi dibutuhkan untuk memperoleh atau member informasi dari atau kepada orang lain. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi sebagai sebuah media massa, menggunakan iklan sebagai sumber pendapatan dan keuntungan. Televisi juga menggunakan rating untuk menjual airtime kepada pengiklan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan hiburan menjadi begitu penting bagi kita. Hampir setiap orang selalu menyediakan waktunya

Lebih terperinci

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS) Oleh : Ira Purwitasari

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS) Oleh : Ira Purwitasari FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA PERTEMUAN 4 MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS) Oleh : Ira Purwitasari POKOK BAHASAN Memahami Perbedaan Perbedaan Budaya DESKRIPSI Modul ini membahas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Film merupakan media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan sosial maupun moral kepada khalayak dengan tujuan memberikan informasi, hiburan, dan ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe Penelitian ini adalah kualitatif eksploratif, yakni penelitian yang menggali makna-makna yang diartikulasikan dalam teks visual berupa film serial drama

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel Abstrak Penelitian ini menggunakan analisis semiotika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normativ yang dibaurkan dengan berita dan

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normativ yang dibaurkan dengan berita dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan media informasi seperti media elektronik dan cetak kian mendekatkan kita dengan arus informasi serta globalisasi yang kian deras. Media menyuguhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal ini membuat komunikasi pada saat ini dapat dilakukan, dimanapun, kapanpun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kesukaan atau afektif merupakan salah satu komponen proses komunikasi massa yaitu efek. Efek adalah hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan

Lebih terperinci

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang sangat lazim dilakukan orang dan sudah meluas di masyarakat. Meskipun hampir semua orang telah paham mengenai resiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa. setiap pagi jutaan masyarakat mengakses media massa.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa. setiap pagi jutaan masyarakat mengakses media massa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi massa merupakan suatu bentuk komunikasi dengan melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa seperti surat kabar, majalah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengindonesiaan dari kata tattoo yang berarti goresan, gambar, atau

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengindonesiaan dari kata tattoo yang berarti goresan, gambar, atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan kebutuhan hidup manusia yang dipicu oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terus mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Semakin banyaknya

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data diperoleh dari sumber literatur. Data literatur adalah data formal yang dikeluarkan oleh sumber informasi, bisa berupa buku, artikel ilmiah, jurnal, blog, website,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah komunikasi melalui media massa, yakni surat kabar, majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan distribusi yang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang lain karena mengangkat konsep multikulturalisme di dalam film anak. Sebuah konsep yang jarang dikaji dalam penelitian di media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Media tradisional dikenal juga sebagai media rakyat, atau dalam arti sempitnya disebut sebagai kesenian rakyat. Coseteng dan Nemenzo (Jahi 2003: 29) mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan kepada orang-orang yang melakukan komunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan kepada orang-orang yang melakukan komunikasi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kegiatan mutlak yang dilakukan seluruh umat manusia selama mereka masih hidup di dunia, karena manusia sebagai makhluk sosial perlu saling melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Konteks Masalah Film merupakan salah satu media komunikasi massa, dikatakan begitu karena sebagai media komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini adalah tentang pendeskripsian sebuah persepsi khalayak terhadap program sinetron Emak Ijah Pengen Ke Mekah. Sudut Pandang dalam penelitian ini yaitu

Lebih terperinci

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parfum Casablanca merupakan produk perawatan tubuh yang berupa body spray. Melalui kegiatan promosi pada iklan di televisi, Casablanca ingin menyampaikan pesan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal itu ditandai dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan informasi bagi masyarakat. Pesatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari dengan teknologi yang diciptakan oleh manusia. Kemunculan produkproduk kecantikan masa kini menjanjikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat manusia. Oleh karena itulah, ilmu komunikasi saat ini telah berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Film merupakan suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan hidup masyarakat. Televisi memiliki kelebihan

Lebih terperinci

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang- Undang No 33 tahun 2009 dalam pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Media massa sudah menjadi bagian hidup bagi semua orang. Tidak dikalangan masyarakat atas saja media massa bisa diakses, akan tetapi di berbagai kalangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa pada prinsipnya merupakan alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium, merupakan makhuk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerja dan itu menjadi penanda waktu yang beremansipasi.

BAB I PENDAHULUAN. pekerja dan itu menjadi penanda waktu yang beremansipasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan dalam televisi senantiasa hanya mempertentangkan antara wanita karir dan menjadi ibu-ibu rumah tangga. Dua posisi ini ada didalam lokasi yang berseberangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Masalah Saat ini adalah era di mana orang membeli barang bukan karena nilai manfaatnya, melainkan karena gaya hidup yang disampaikan melalui media massa. Barang yang ditawarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dikenal dengan kemajemukannya dalam berbagai aspek, seperti adanya keberagaman suku bangsa atau etnis, agama, bahasa, adat istiadat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara perairan yang luas dan terdiri dari beribu pulau di dalamnya. Wilayah Indonesia yang luas dan tersebar, membuat indonesia kaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah komunikasi massa. Komunikasi massa dapat di artikan dengan interaksi sosial melalui pesan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton atau pemirsanya. Namun fungsi film tidak hanya itu. Film juga merupakan salah satu media untuk berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai, dimana didalamnya membahas tentang bagaimana seni menyampaikan pesan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai, dimana didalamnya membahas tentang bagaimana seni menyampaikan pesan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditengah euforia masyarakat yang sangat mengutamakan hal yang bersifat baru dan kekinian, ilmu komunikasi seolah hadir sebagai disiplin ilmu modern yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian penting dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan komunikasi dari waktu ke waktu selalu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan komunikasi dari waktu ke waktu selalu mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan komunikasi dari waktu ke waktu selalu mengalami kemajuan.mulai dari jaman prasejarah hingga di jaman modern seperti sekarang ini. Proses modernisasi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan salah satu unsur utama dalam segala kegiatan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat kaitannya dengan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demikian, timbul misalnya anggapan bahwa ras Caucasoid atau ras Kulit

BAB I PENDAHULUAN. demikian, timbul misalnya anggapan bahwa ras Caucasoid atau ras Kulit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sejarah bangsa-bangsa, konsepsi mengenai beragam ciri fisik manusia itu telah menyebabkan banyak kesedihan dan kesengsaraan, karena suatu salah paham

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media komunikasi massa yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi menjadi primadona

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini 73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini bersifat desktiptif dalam ranah kualitatif. Deskriptif adalah sifat penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi adalah cara penyampaian pesan kepada seseorang yangbisa berupa informasi berbentuk bahasa ataupun lewat simbol- simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup sehat untuk kehidupan sehari-hari. Di dalam komunikasi ada beberapa unsur yakni sumber pesan (source),

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup sehat untuk kehidupan sehari-hari. Di dalam komunikasi ada beberapa unsur yakni sumber pesan (source), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat khususnya remaja sering melupakan pentingnya kesehatan dan gaya hidup sehat. Dimana para remaja sering melupakan dan tidak perduli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam hidup manusia, pendidikan dapat dilakukan secara formal maupun non formal. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (blackberry massanger), telepon, maupun jejaring sosial lainnya. Semua itu

BAB I PENDAHULUAN. (blackberry massanger), telepon, maupun jejaring sosial lainnya. Semua itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi saat ini, media komunikasi tradisional cenderung banyak yang terlupakan dibandingkan dengan media teknologi komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sebagian besar kota besar yang ada di Indonesia saat ini semakin berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk. Salah satu kota yang berkembang saat ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang setiap hari manusia lakukan dalam kehidupannya. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program televisi adalah segala hal yang ditampilkan melalui media televisi untuk memenuhi kebutuhan penonton.program atau acara yang disajikan adalah salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media penyampaian informasi. Kekuatan media massa televisi paling mempunyai kekuatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi sebagai suatu proses yang berkesinambungan tanpa awal dan akhir merupakan bagian dari kehidupan, secara terminologis atau menurut asal katanya dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Media massa sudah menjadi sumber informasi masyarakat dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Media massa sudah menjadi sumber informasi masyarakat dewasa ini. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Media massa sudah menjadi sumber informasi masyarakat dewasa ini. Kehadiran media massa membawa dunia kepada era dengan pertukaran informasi dengan cepat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, arus informasi yang aktual, akurat dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhannya itu dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipertunjukan di gedung-gedung bioskop. (Effendy, 1998:50-61)

BAB I PENDAHULUAN. dipertunjukan di gedung-gedung bioskop. (Effendy, 1998:50-61) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi massa menurut Onong Uchjana Effendy adalah komunikasi melalui media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi mempunyai definisi yaitu sebuah transmisi sebuah pesan dari sumber kepada penerima, lebih dari 50 tahun konsep komunikasi dikemukakan olehn Harold Lasswell,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tato merupakan seni, dan tubuh merupakan satu dari objek pertama dalam seni, sebuah objek alami dengan tambahan berupa simbol bertransformasi menjadi objek dalam kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, komunikasi berkembang semakin pesat dan menjadi sedemikian penting. Hal tersebut mendorong terciptanya media media yang menjadi alat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Toleransi Dibawah ini adalah pengertian toleransi menurut beberapa ahli: a) Menurut Dewan Ensiklopedi Indonesia, toleransi dalam aspek sosial, politik, merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi maka pesat juga perkembangan dalam dunia mode dan fashion. Munculnya subculture seperti aliran Punk, Hippies,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang sangat membutuhkan informasi, untuk mendapatkan informasi itu maka dilakukan dengan cara berkomunikasi baik secara verbal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi sekarang ini kebutuhan akan informasi sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi. Karena komunikasi adalah usaha

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin yang diproduksi oleh Maxima Pictures dengan menggunakan pendekatan signifikansi dua tahap dari Roland

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii ABSTRAKSI... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Masalah. 1 1.2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,

Lebih terperinci

1.1 Gambaran Umum Talkshow Kick Andy

1.1 Gambaran Umum Talkshow Kick Andy BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Talkshow Kick Andy Talkshow Kick Andy tayang di stasiun televisi Metro TV tanggal 1 Maret 2006. Program ini berawal dari ide dari pemilik stasiun televisi Metro TV sendiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Sifat penelitian yang digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia tidak akan pernah terlepas dari komunikasi. Dimanapun kita, apapun yang kita lakukan, dan bagaimana bentuknya, kita pasti melakukan proses komunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Hiburan adalah segala sesuatu yang berbentuk kata-kata, tempat, benda, perilaku yang dapat menjadi penghibur atau pelipur hati yang susah atau sedih. Hiburan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan 116 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis semiotika dengan unsur tanda, objek, dan interpretasi terhadap video iklan pariwisata Wonderful Indonesia episode East Java, serta analisis pada tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa yaitu saluran sebagai alat atau sarana yang dipergunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa yaitu saluran sebagai alat atau sarana yang dipergunakan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa yaitu saluran sebagai alat atau sarana yang dipergunakan dalam proses komunkasi massa. Media massa secara pasti memengaruhi pemikiran dan tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi manusia. Manusia menggunakan bahasa sebagai media untuk mengungkapkan pikirannya, baik yang dilakukan secara lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai 9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turut merubah peradaban manusia. Bukan hanya itu, teknologi juga merubah

BAB I PENDAHULUAN. turut merubah peradaban manusia. Bukan hanya itu, teknologi juga merubah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi dan teknologi, dua kata yang erat kaitannya. Komunikasi sebagai suatu hal yang dibutuhkan oleh setiap manusia, sedangkan teknologi pun turut merubah peradaban

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang. Satu tantangan yang muncul dalam usia remaja ialah munculnya

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang. Satu tantangan yang muncul dalam usia remaja ialah munculnya BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Satu tantangan yang muncul dalam usia remaja ialah munculnya keinginan untuk hidup mandiri. Ketika anak mulai memasuki usia remaja, tidak jarang orang tua mulai membebaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa,

BAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi terjadi dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Banyak cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa, telepon, surat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia lainnya. Mereka selalu ingin mengetahui lingkungan sekitarnya. Rasa

BAB I PENDAHULUAN. manusia lainnya. Mereka selalu ingin mengetahui lingkungan sekitarnya. Rasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Mereka selalu ingin mengetahui lingkungan sekitarnya. Rasa ingin tahu inilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran.

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri periklanan belakangan ini menunjukan perubahan orientasi yang sangat signifikan dari sifatnya yang hanya sekedar menempatkan iklan berbayar di media massa menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media

BAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, media massa sudah menjadi kebutuhan penting bagi khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media massa adalah perpanjangan alat indra.

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. penulis lakukan dengan judul DINAMIKA ISU-ISU MULTIKULTUR DALAM IKLAN TELEVISI COCA-COLA PERIODE

BAB IV PENUTUP. penulis lakukan dengan judul DINAMIKA ISU-ISU MULTIKULTUR DALAM IKLAN TELEVISI COCA-COLA PERIODE BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil analisis semiotika pada penelitian yang penulis lakukan dengan judul DINAMIKA ISU-ISU MULTIKULTUR DALAM IKLAN TELEVISI COCA-COLA PERIODE 1990-2010 (Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (rakhmat,2003:188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang kian berkembang pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka ingin tahu apa yang terjadi di tengah-tengah dunia global. Program informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda-beda. Penggolongan manusia tersebut disebut dengan ras

BAB I PENDAHULUAN. berbeda-beda. Penggolongan manusia tersebut disebut dengan ras BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masing-masing manusia memiliki ciri-ciri tubuhnya masing-masing, seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, indeks tengkorak, bentuk muka, warna mata, bentuk hidung,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi apa saja yang sedang terjadi di dalam maupun diluar negeri. Media

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi apa saja yang sedang terjadi di dalam maupun diluar negeri. Media BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media menjadi hal yang penting bagi kehidupan manusia untuk mengetahui informasi apa saja yang sedang terjadi di dalam maupun diluar negeri. Media dianggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini tayangan televisi kian beragam macamnya semakin kreatif dan bervariasi isinya. Inovasi yang dilakukan oleh pihak stasiun televisi semakin beragam demi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penulisan skripsi ini berangkat dari pengamatan dan kesan penulis ketika melihat sikap dan tingkah laku anak muda yang cenderung tidak mengenal dan tidak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi dan bersosialisasi. Karena manusia dalam banyak hal memiliki kebebasan untuk bertindak di luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan manusia dalam berkomunikasi dengan sesamanya. Manusia mengungkapkan pikirannya melalui bahasa sehingga mitra tuturnya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tengok saja majalah, koran, radio, acara televisi, sampai media online

BAB I PENDAHULUAN. Tengok saja majalah, koran, radio, acara televisi, sampai media online BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa di zaman ini telah menjadi bagian wajib dari kehidupan manusia. Sadar atau tidak, media massa telah menempati posisi penting untuk memuaskan kebutuhan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa ini perkembangan teknologi komunikasi telah berkembang sehingga membuat sebuah informasi bertumbuh pesat, hal ini membuat kebutuhan setiap individu terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara untuk membangun image kepublik agar mendapatkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara untuk membangun image kepublik agar mendapatkan perhatian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perhelatan akbar pemilihan kepala daerah hingga pemilihan presiden di Indonesia setiap calon pasangan yang maju menggunakan berbagai cara untuk membangun image

Lebih terperinci