BAB I PENDAHULUAN. yang lugu, bodoh dan pantas untuk dijadikan guyonan. Padahal belum tentu
|
|
- Devi Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Etnis Papua beberapa kali telah diangkat dalam media massa, contohnya dalam tayangan televisi maupun film. Hal ini menunjukkan bahwa stasiun televisi ingin menunjukkan pada masyarakat bahwa orang Timur khususnya Papua pun layak untuk diangkat dalam program televisi. Namun sayangnya dalam beberapa tayangan, Papua juga sering direpresentasikan sebagai orang yang lugu, bodoh dan pantas untuk dijadikan guyonan. Padahal belum tentu pada kenyataannya, masyarakat Papua sama persis seperti pada yang disuguhkan di media. Misalnya saja, Keluarga Minus Trans TV bergenre komedi situasi yang tayang pada tahun Komedi situasi ini tayang setiap hari dari Senin hingga Jumat, dan satu kali ganti jam tayang yaitu jam ke jam Program televisi ini menceritakan tentang sebuah keluarga yang tinggal di Jakarta, uniknya mereka berasal dari etnis yang berbeda, yakni Jawa, Papua, Padang dan Sunda.
2 2 Dalam acara ini memperlihatkan beragam suku dan etnis serta lingkungan yang beragam untuk memperlihatkan nilai pluralis dari bangsa yang majemuk. Sebenarnya ada dua orang yang berperan mewakili etnis Papua yaitu Minus dan Edo, Minus merupakan tokoh utama atau sentral dalam cerita Keluarga Minus dibanding tokoh Edo. Komedi situasi Keluarga Minus ini mengisahkan tokoh Minus adalah keponakan Edo yang datang dari Papua untuk melanjutkan studi di salah satu perguruan tinggi di Jakarta. Minus tinggal bersama Paman (Edo) dan bibinya (Hayati) serta ke dua anak mereka yaitu Sam dan Mika. Edo bekerja sebagai pegawai negeri di salah satu dinas pariwisata dan membangun warung makan bernama Papua Sakato yang dikerjakan oleh isterinya Hayati serta dibantu oleh satu orang pembantu rumah tangga yaitu Yanti yang kemudian diganti oleh Ice. Selain program televisi adapun film yang berjudul Denias, Senandung di Atas Awan yang diproduksi oleh Alenia Pictures dan di bawah arahan sutradara John D Rantau. Film ini bercerita tentang seorang anak pedalaman Papua yang bernama Denias yang memiliki keinginan tinggi untuk bisa bersekolah. Keinginan Denias untuk sekolah ini terwujud dengan adanya sekolah darurat di desanya. Namun, keinginan Denias untuk bisa mendapatkan pendidikan tak hanya sekedar di sekolah daruratnya saja. Ia akhirnya berjuang keras agar bisa bersekolah di kota, yang tentunya memiliki kualitas lebih baik.
3 3 Dalam film tersebut juga menggambarkan kehidupan orang Papua yang masih tradisional, hal ini jelas digambarkan pada tempat tinggal Denias yang berada di pedalaman Papua. Ketradisionalan ini digambarkan dengan rumah Hanoi yang ditempati Denias, di sana juga digambarkan bagaimana kehidupan orang pedalaman lengkap dengan tradisinya, seperti kubur batu dan lainnya. Denias Senandung di Atas Awan juga memperlihatkan perilaku orang Papua yang identik dengan kekerasan serta emosional, dan direpresentasikan melalui adegan perkelahian antara Denias dengan kawan-kawannya. Bahkan film ini menggambarkan keluguan dan kebodohan orang Papua. Contohnya saja ada adegan Denias salah saat menyusun peta Indonesia, ada lagi scene yang menceritakan saat Denias dan kawannya, Enos sedang berjalanjalan ke kota. Mereka melihat baliho bergambar sapi, namun keduanya malah mengira gambar tersebut berupa anjing dan babi. Hal tersebut membuat gelak tawa penonton, apalagi dengan dialek Papua yang sangat kental. Ini tentunya semakin memperlihatkan bahwa orang Papua adalah sosok yang di dalam media digambarkan sebagai orang yang kasar, bodoh dan pantas untuk dijadikan lelucon. Selain Keluarga Minus dan Denias, program televisi lain yang mengangkat kehidupan orang Papua adalah Nusa Tawa. Etnis dirumuskan
4 4 sebagai proses pembentukan pada identitas kelompok dan mengidentifikasi diri dengan tanda dan simbol yang membentuk etnisitas. Konsep etnis adalah konsep rasional yang berhubungan dengan kategori identifikasi-diri dan askripsi sosial. Apa yang kita pikir sebagai identitas diri kita tergantung pada apa yang kita pikir bukan bagian dari kita. 1 Etnis dilihat sebagai suatu proses pembentukan sekat yang dikonstruksi dan dipelihara pada kondisi sosial-historis. Hal ini menandakan bahwa etnis bukan mengenai perbedaan kultural dalam ranah produksi media yang dipertontonkan yang ada dalam masyarakat sebelumnya, melainkan suatu proses pembentukan sekat dan pemeliharaan tidak berarti bahwa perbedaan semacam itu tidak dapat dikonstruksi secara sosial disekitar penanda teks visual dan bahasa media yang mengandung makna universalitas dalam pandangan umum. 2 Pada saat yang sama, Indonesia mulai mempresentasikan segala sesuatu yang modern pada orang Papua. Konsekuensinya adalah saat orang 1 Chris Barker, 2008, Cultural Studies. Kreasi Wacana, Yogyakarta, Hal Bart dlm Chris Barker, 2008, Cultural Studies. Kreasi Wacana, Yogyakarta, hal 205
5 5 papua mencoba untuk mengakses modernitas, mereka merujuk ke bagian barat (Jakarta) dan bukanya ke Pasifik. 3 Hal ini membiarkan makna pesan dan teks etnis dibaca dengan merujuk pada budaya tertentu. Penting untuk melihat bahwa produksi media pada konsep etnis dapat menandai budaya apa yang beroperasi dibalik ranah produksi dan untuk siapa dan bagaimana makna teks etnis tersebut mempertontonkan keberagaman budaya melalui etnis-etnis yang ditunjukkan oleh media (televisi). Nusa tawa juga merupakan sebuah program hiburan yang bergenre komedi situasi seperti Keluarga Minus namun bedanya disini program Nusa Tawa diproduksi oleh Trans 7 tayang setiap hari sabtu yang dimulai pada tanggal 9 agustus 2014 Jam WIB di Trans 7. Program ini juga menceritakan tentang etnis di Indonesia dari luar Jawa yang tinggal di Jakarta. Acara ini memperlihatkan beragam suku dan etnis serta lingkungan yang beragam untuk memperlihatkan nilai pluralis dari bangsa yang majemuk. Tidak sekedar menghibur namun program Nusa Tawa ini mampu menyisipkan unsur kedaerahan ditengah deraan budaya Pop yang sedemikian 3 I Ngurah Suryawan, Jiwa yang patah 2013,Kepel Press & Universitas Negeri Papua, Manokwari, hal 30
6 6 kuat Chun Funky Papua, Putri Nere, Billy Beatbox, Ronny Lau, Safiq, Dianda, Agus merupakan pemain dari program ini, yang kebanyakan adalah etnis orang Timur dan Papua. Sayangnya Program ini hanya bertahan sampai dengan tahun Program Nusa Tawa yang tayang di Trans 7 merupakan salah satu program sitkom yang sedikit unik.ini merupakan program sitkom kedua setelah keluarga minus yang menggunakan bintang utamanya adalah orang papua atau orang timur. Dalam program ini dijelaskan bagaimana kehidupan orang papua dari sudut pandang kita (bukan orang timur) yang dimaksutkan program ini menghibur audience yang melihatnya. Kita tahu bahwa kita sebagai orang barat selalu beranggapan orang timur itu lucu dan selalu menjadi bahan lelucon karena buat kita, SDM mereka lebih rendah dari kita dan budaya kita yang lucu. Pada program Nusa Tawa juga diperlihatkan bagaimana kelucuan orang timur dan bagaimana budaya mereka sehingga diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi kita juga menghibur. Ada suatu adegan dalam tayangan Nusa Tawa yang dalam adegan tersebut diceritakan salah satu dari pemain yang memakai baju merah yang berdiri memberikan kipas angina untuk orang papua tersebut karena mereka kepanasan. Namun, ketika orang tersebut pergi kedua orang papua itu malah
7 7 tidak memakai kipas yang dinyalakan menggunakan listrik namun malah dipakai sebagai kipas yang diayun-ayunkan seperti memakai kertas untuk kipasan. Jika kita analisa sedikit dari adegan tersebut bisa kita simpulkan bahwa media menggambarkan orang papua itu mempunyai SDM yang rendah. Beberapa contohnya yakni, mereka tidak mengerti cara memakai kipas angin, sedangkan kita sebagai orang barat berusaha menolong orang timur yang tidak mengerti atau terlambat mengenai kemajuan teknologi di jaman sekarang (primitif). Hal ini menunjukkan bahwa mereka (orang Papua) berada di posisi yang inferior (lemah) dan membutuhkan bantuan orang barat. Dalam kasus ini, Stereotip merupakan sikap yang lebih dahulu terbentuk dalam kepercayaan seseorang dalam memandang sekelompok orang bahwa mereka mempunyai kebiasaan-kebiasaan tertentu untuk dilakukan. Stereotip adalah prasangka subyektif pada seseorang dalam memandang sekelompok akibat dari kekurangan informasi dalam memahami kehidupan sekelompok orang (etnis tertentu). Hal ini akan terlihat pada pembentukan tokoh dan narasi cerita yang dibuat oleh media (produksi media).
8 8 Penggambaran pada masing-masing tokoh akan memperlihatkan karakteristik, logat dan dialeg yang terjadi ciri khas dari tokoh tersebut, yang memungkinkan terbentuknya representasi penuh stereotip. Tokoh-tokoh yang dibingkai dalam sebuah cerita yang sebenarnya telah menciptakan konstruksi stereotip. Stereotip yang sesungguhnya adalah representasi yang disederhanakan dari penampilan manusia, karakter, dan kepercayaan. Stereotip telah menjadi mapan lewat representasi bertahun-tahun dalam media serta lewat pelbagai asumsi dalam percakapan sehari-hari.stereotip merupakan distorsi dari tipe mula-mula karena stereotip melebih-lebihkan sekaligus menyederhanakan. Stereotip memiliki kualitas dapat dikenali secara cepat, Biasanya lewat berbagai rincian kunci dalam penampilan.kedalam stereotip ditanamkan berbagai pertimbangan implisit tentang karakter tersebut (pesan-pesan tentang nilai secara terselubung). Stereotip sangat mirip dengan ikon karena dapat dikenali dan membawa ide-ide. Stereotip itu sendiri pada dasarnya tidak selalu buruk, karena baik buruknya bergantung pada bagaimana hal tersebut digunakan dan pertimbangan terhadap nilai yang diungkapkanya. 4 Media massa seringkali juga menampilkan banyak etnis di Tanah Air sebagai subyek tayangannya, sebut saja etnis Jawa, Papua, Batak, Padang dan 4 Burton Graeme, 2008, Yang Tersembunyi di Balik Media, Yogyakarta & Bandung: Jalasutra, hal 115
9 9 Sunda. Beberapa etnis ini direpresentasikan melalui bahasa, dialek, ekspresi dan karakteristik yang ada pada masing-masing tokoh. Melalui tayangantayangan inilah yang bisa menimbulkan persepsi stereotip dan pembentukan identitas pada suatu etnis tertentu. Seperti yang dikatakan Hall dalam Barker yang mengungkapkan bahwa ras adalah suatu konstruksi sosial dan bukan suatu kategori universal atau kategori esensial biologis atau cultural. 5 Hal tersebut menimbulkan sebuah konstruksi dan perspektif pada suatu etnis tertentu, sehingga masyarakat memiliki sudut pandang tertentu atau stereotip terhadap etnis tertentu. Misalnya saja dalam komedi situasi Kejar Tayang memperlihatkan etnis dan ras Jawa diperankan oleh Desy Bauman (Nicolle) sebagai orang Jawa yang lugu, bodoh dan tidak paham dalam menyelesaikan setiap pekerjaan yang diberikan kepadanya. Menariknya etnis Jawa, yang diperankan oleh Nicolle berwajah bule yang identik dengan orang Eropa. Dari beberapa tayangan tersebut contohnya etnis papua yang diangkat ke layar kaca namun terdapat juga tokoh lainnya dari etnis yang berbeda, sebenarnya kita dapat menyimpulkan bahwa Indonesia adalah negara 5 Chris Barker, 2008, Cultural Studie, Kreasi Wacana, Yogyakarta, hal 203
10 10 kepulauan yang memiliki beragam ras dan etnis. Tiap etnis mempunyai ciri dan identitas yang berbeda. Etnis adalah konsep cultural yang terpusat pada kesamaan norma, nilai, agama, simbol, dan praktik cultural. Sedangkan ras merujuk pada garis karakteristik biologsis dan diyakini yang paling menonjol adalah pigmentasi kulit. 6 Misalnya kulit putih, rambut hitam, rambut lurus, rambut keriting dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut diatas maka peneliti ingin melihat lebih jauh mengenai bagaimana Stereotip etnis papua dalam tayangan Nusa Tawa di Trans 7, karena kita tahu bahwa budaya kita selalu menganggap bahwa orang timur itu lucu dan mempunyai SDM rendah sehingga itu membuat orang timur dipakai sebagai bahan lelucon dan candaan di masyarakat pada umumnya. Budaya yang kita tahu di orang papua juga cukup unik missal saat orang papua memakai koteka itu adalah lucu bagi kita namun bagi orang papua itu sendiri itu adalah hal biasa karena budaya mereka. Sampai saat ini tidak banyak tayangan televisi yang mengangkat atau menayangkan etnis orang papua, menurut peneliti ini menjadi angin segar bagi pertelevisian khususnya etnis papua. Sebab stasiun televisi itu bermaksud untuk 6 Chris Barker, 2008, Cultural Studis, Kreasi Wacana, Yogyakarta, hal 203
11 11 menampilkan warna yang berbeda dengan menampilkan kehidupan orang papua yang tinggal di Jakarta, mengingat selama ini kebanyakan tayangan televisi mengangkat kehidupan orang banyak di Jakarta, tetapi peneliti memiliki pandangan berbeda yaitu tayangan tersebut justru merendahkan dan etnis papua dianggap bodoh dan sebagai bahan lelucon saja. Bila dilihat dari judul tayangan tersebut adalah Nusantara Tertawa, peneliti sudah bisa melihat dari kata Tertawa sendiri sebagai bahan lelucon, sedangkan tayangan tersebut kebanyakan adalah etnis papua, berarti mereka layak untuk dijadikan bahan lelucon. Peneliti disini juga ingin memberikan banyak gambaran stereotip dari etnis papua tersebut pada tayangan Nusa Tawa di Trans 7 kemudian dari penelitian yang dihasilkan diharapkan dapat memberikan informasi bagi para pembaca tentang bagaimana hasil representasi pada program tersebut. Kenapa memilih tayangan Nusa Tawa karena menurut peneliti dalam tayangan ini digambarkan bagaimana orang papua sebagai seorang yang bodoh, lugu dan pantas untuk dijadikan guyonan, sehingga dari situ dapat kita analisa dan representasikan bagaimana kita sebagai orang barat dalam memandang orang timur khususnya orang papua.
12 Rumusan Masalah Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat lebih dalam bagaimana stereotip etnis papua dalam Tayangan Program Nusa Tawa di Trans 7? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui stereotip etnis papua dalam tayangan program Nusa Tawa di Trans Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis/Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan menjadi referensi dan inspirasi bagi karya-karya ilmiah tentang program televisi khusunya program sitkom Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap studi program tv dan memberikan pemahaman baru tentang etnis papua
13 13 yang di representasikan sebagai stereotip dalam sebuah tayangan televisi.
BAB V PENUTUP Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang lain karena mengangkat konsep multikulturalisme di dalam film anak. Sebuah konsep yang jarang dikaji dalam penelitian di media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari beragam etnis dan ras.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari beragam etnis dan ras. Masing-masing etnis mempunyai ciri khas dan identitas yang berbeda. Seringkali etnis disamakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film di berbagai belahan dunia, termasuk bangsa ini. Produksi film menjadi sangat mudah dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat berlangsung melalui media massa. misalnya radio, televisi, film dan media cetak. Pada media massa modern
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa Kalau kita berbicara tentang komunikasi massa, tentu media massa tidak akan ketinggalan untuk dibicarakan, karena komunikasi massa, hanya dapat berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai budaya terdapat di Indonesia sehingga menjadikannya sebagai negara yang berbudaya dengan menjunjung tinggi nilai-nilainya. Budaya tersebut memiliki fungsi
Lebih terperinciberbicara dan membawa diri harus sesuai dengan tata karma. Selain itu dalam menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari-hari, pembawaan diri dan cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Raymond Williams mendefinisikan budaya sebagai struktur keluarga, struktur masyarakat dan organisasi produksi yang mengekspresikan serta mengatur hubungan sosial serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut berkembang. Terutama di dunia penyiaran. Hal ini berdampak dalam bidang komunikasi. Kebutuhan masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peneliti memilih program lenong rempong trans 7 karena program yang menarik dan banyak sekali keunikan di program tersebut. Banyak sekali kejadian yang menghibur pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan salah satu jenis media massa yang paling diminati oleh masyarakat karena keunggulannya dalam memanjakan masyarakat melalui kemampuan audio
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kesukaan atau afektif merupakan salah satu komponen proses komunikasi massa yaitu efek. Efek adalah hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Media massa sudah menjadi bagian hidup bagi semua orang. Tidak dikalangan masyarakat atas saja media massa bisa diakses, akan tetapi di berbagai kalangan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerja dan itu menjadi penanda waktu yang beremansipasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan dalam televisi senantiasa hanya mempertentangkan antara wanita karir dan menjadi ibu-ibu rumah tangga. Dua posisi ini ada didalam lokasi yang berseberangan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media yang dapat memberikan kepada khalayak penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang didapat ketika melihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah komunikasi massa. Komunikasi massa dapat di artikan dengan interaksi sosial melalui pesan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh seluruh manusia. Dikarenakan komunikasi adalah cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini komunikasi merupakan kegiatan yang pasti dilakukan oleh seluruh manusia. Dikarenakan komunikasi adalah cara yang digunakan manusia untuk bisa
Lebih terperincidapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang- Undang No 33 tahun 2009 dalam pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media komunikasi massa yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi menjadi primadona
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siaran yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi masyarakat dalam memberi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Stasiun televisi lokal merupakan stasiun yang mempunyai batasan ruang siar yang berskala daerah. Produk nyata yang dihasilkan adalah sebuah program siaran yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara etimologi berarti keberagaman budaya. Bangsa Indonesia sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara yang multikultural, multikulturalisme berasal dari dua kata; multi (banyak/beragam) dan kultural (budaya atau kebudayaan), yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan media komunikasi yang efektif. stasiun-stasiun televisi di Indonesian seperti RCTI, SCTV, ANTV,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya komunikasi tidak dapat dipungkiri sebagai alat untuk berinteraksi dari individu ke individu yang lain. Disadari atau tidak bahwa manusia selalu melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normativ yang dibaurkan dengan berita dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan media informasi seperti media elektronik dan cetak kian mendekatkan kita dengan arus informasi serta globalisasi yang kian deras. Media menyuguhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa dalam kegiatan berkomunikasi berfungsi sebagai alat penyampai pesan atau makna. Bahasa dibedakan menjadi dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan akan informasi dan diiringi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kebutuhan akan informasi dan diiringi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat, media massa menjadi sangat penting. Berbagai fungsi dan berbagai macam jenis-jenis
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin yang diproduksi oleh Maxima Pictures dengan menggunakan pendekatan signifikansi dua tahap dari Roland
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lebih kuat dari surat kabar, majalah maupun radio karena pesawat televisi. bagaikan melihat sendiri peristiwa yang disiarkan itu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan peristiwa sosial dan terjadi ketika manusia berinteraksi dengan manusia lainnya. Komunikasi merupakan realita pokok kehidupan manusia. Menurut
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TERPAAN BERITA KASUS NARKOBA PESOHOR DENGAN CITRA PESOHOR DI MASYARAKAT
HUBUNGAN ANTARA TERPAAN BERITA KASUS NARKOBA PESOHOR DENGAN CITRA PESOHOR DI MASYARAKAT Jurnal Latpen Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata I Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini film dan kebudayaan telah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Film pada dasarnya dapat mewakili kehidupan sosial dan budaya masyarakat tempat
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media penerima suara dan gambar bergerak yang dapat menjangkau khalayak dalam jumlah besar dan dalam waktu yang bersamaan. Penggunaan elemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang sudah semakin maju ini, perkembangan teknologi dan komunikasi membuat semua lapisan masyarakat dunia mengikuti perkembangan tersebut dan menjadikan mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan hiburan menjadi begitu penting bagi kita. Hampir setiap orang selalu menyediakan waktunya
Lebih terperinciPEMAKNAAN AUDIENCE TERHADAP STAND-UP COMEDY INDONESIA DENGAN MATERI SUKU, AGAMA, RAS & ANTAR GOLONGAN (SARA)
PEMAKNAAN AUDIENCE TERHADAP STAND-UP COMEDY INDONESIA DENGAN MATERI SUKU, AGAMA, RAS & ANTAR GOLONGAN (SARA) Summary Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata I Jurusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor yang menentukan kemajuan dari suatu negara adalah melalui perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi menjadi salah satu syarat untuk suatu negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan atau menerima informasi tentang apapun yang seharusnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi sebagai aktivitas keseharian setiap orang merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidupnya, karena melalui komunikasi setiap orang dapat menyampaikan atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini adalah tentang pendeskripsian sebuah persepsi khalayak terhadap program sinetron Emak Ijah Pengen Ke Mekah. Sudut Pandang dalam penelitian ini yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, siaran televisi dipandang sebagai salah satu media informasi dan hiburan yang memiliki banyak sekali penonton, tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia telah menjadi sistem pertukaran informasi yang pesat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia telah menjadi sistem pertukaran informasi yang pesat dan semakin besar. Dengan keterbukaan informasi, seseorang dapat dengan mudah dan cepat mengakses informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diiringi dengan semakin besarnya kesadaran manusia tentang betapa pentingnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, media informasi dan komunikasi semakin berkembang pesat. Diiringi dengan semakin besarnya kesadaran manusia tentang betapa pentingnya media informasi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Proses analisis tanda dalam film telah dilakukan untuk mengetahui representasi multikulturalisme dalam film Cheng Cheng Po. Berdasarkan hasil temuan data yang diperoleh, film
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. yang direpresentasikan dalam film PK ditunjukan dengan scene-scene yang. tersebut dan hubungan kelompok dengan penganut agama lain.
digilib.uns.ac.id 128 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Film PK merupakan film bertemakan agama yang memberikan gambaran tentang pluralitas elemen agama yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari di negara India.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara perairan yang luas dan terdiri dari beribu pulau di dalamnya. Wilayah Indonesia yang luas dan tersebar, membuat indonesia kaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri media di era globalisasi saat ini dirasakan semakin pesat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri media di era globalisasi saat ini dirasakan semakin pesat perkembangannya, salah satunya yaitu media elektronik televisi. Televisi merupakan sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lurus. Mereka menyanyikan sebuah lagu sambil menari. You are beautiful, beautiful, beautiful
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada suatu scene ada 9 orang perempuan dengan penampilan yang hampir sama yaitu putih, bertubuh mungil, rambut panjang, dan sebagian besar berambut lurus.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Akronim dan singkatan menjamur dalam bahasa Indonesia saat ini serta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Akronim dan singkatan menjamur dalam bahasa Indonesia saat ini serta penggunaannya pun tidak dapat dimungkiri lagi dalam masyarakat kita. Akronim merupakan proses pembentukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe Penelitian ini adalah kualitatif eksploratif, yakni penelitian yang menggali makna-makna yang diartikulasikan dalam teks visual berupa film serial drama
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setiap media, didalamnya mengandung sebuah pesan akan makna tertentu. Pesan tersebut digambarkan melalui isi dari media tersebut, bisa berupa lirik (lagu), alur cerita (film),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai konsumsi sehari hari seperti makanan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi elektronik semakin pesat pada era globalisasi. Teknologi yang semakin canggih dapat mempermudah khalayak atau audiens untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan salah satu unsur utama dalam segala kegiatan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat kaitannya dengan segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah belajar bagaimana proses editing pada sebuah program acara televisi (TV)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan yang ingin dicapai dalam Kerja Praktik ini adalah melatih kerja secara langsung di sebuah perusahaan, yaitu PT. Bama Berita Sarana Televisi (BBS TV) Surabaya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi sekarang ini kebutuhan akan informasi sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi. Karena komunikasi adalah usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. apapun kemasan atau hasil film, apabila tidak memiliki konsep yang kuat tidak akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah konsep sangat berpengaruh besar terhadap pembuatan film. Sebagus apapun kemasan atau hasil film, apabila tidak memiliki konsep yang kuat tidak akan membuat
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil temuan data dan pembahasan pada penelitian di atas maka etnis
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan data dan pembahasan pada penelitian di atas maka etnis Papua yang diperankan oleh tokoh Minus merupakan hasil kerja dan produksi media yang melibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siaran televisi saat ini telah menjadi suatu kekuatan yang sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki karakteristik tersendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siaran televisi saat ini telah menjadi suatu kekuatan yang sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki karakteristik tersendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem komunikasi yang sangat penting bagi manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bahasa merupakan sistem komunikasi yang sangat penting bagi manusia. Hal ini tidak terlepas dari keharusan manusia untuk berinteraksi dengan orang lain. Dalam berinteraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa saat ini tidak bisa lepas oleh kehidupan manusia dan telah menjadi konsumsi sehari-hari. Televisi bagian dari media massa elektronik telah mengambil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Divisi Kreatif suatu divisi di dalam dunia pertelevisian atau broadcasting yang diberi tanggung jawab untuk berkreasi dengan pemikiran dari setiap anggotanya untuk
Lebih terperinciREPRESENTASI ETNIS PAPUA DALAM KOMEDI SITUASI KELUARGA MINUS DI TRANS TV
REPRESENTASI ETNIS PAPUA DALAM KOMEDI SITUASI KELUARGA MINUS DI TRANS TV SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi oleh VEKI EDISON TUHANA 070903174 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari semakin maju, hal ini dikarenakan mutu dari sumber daya manusia (SDM) itu sendiri memiliki tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan media yang memiliki kekuatan audio-visual, sisi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan media yang memiliki kekuatan audio-visual, sisi kreasi, dan kekuatan persuasif. Dengan kekuatan tersebut, televisi dapat dengan mudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa. setiap pagi jutaan masyarakat mengakses media massa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi massa merupakan suatu bentuk komunikasi dengan melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa seperti surat kabar, majalah,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat Interpretatif dengan menggunakan pendekatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat Interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif interpretatif yaitu suatu metode yang memfokuskan
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. menggunakan analisis semiotik John Fiske tentang representasi asimilasi etnis
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan analisis semiotik John Fiske tentang representasi asimilasi etnis Tionghoa dalam film Ngenest, peneliti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang atau simbol bunyi yang arbitrer berupa
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang atau simbol bunyi yang arbitrer berupa percakapan (perkataan) yang digunakan untuk berkomunikasi, bekerja sama, mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sebagian besar kota besar yang ada di Indonesia saat ini semakin berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk. Salah satu kota yang berkembang saat ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program televisi adalah segala hal yang ditampilkan melalui media televisi untuk memenuhi kebutuhan penonton.program atau acara yang disajikan adalah salah satu faktor
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. penulis lakukan dengan judul DINAMIKA ISU-ISU MULTIKULTUR DALAM IKLAN TELEVISI COCA-COLA PERIODE
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil analisis semiotika pada penelitian yang penulis lakukan dengan judul DINAMIKA ISU-ISU MULTIKULTUR DALAM IKLAN TELEVISI COCA-COLA PERIODE 1990-2010 (Analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Media massa sudah menjadi sumber informasi masyarakat dewasa ini.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Media massa sudah menjadi sumber informasi masyarakat dewasa ini. Kehadiran media massa membawa dunia kepada era dengan pertukaran informasi dengan cepat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang setiap hari manusia lakukan dalam kehidupannya. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak terkecuali masyarakat Indonesia. Di samping kebutuhan mereka akan sandang, pangan, dan papan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik perhatian bagi masyarakat khususnya di Indonesia. Televisi memiliki keunggulan yang menyebabkan masyarakat
Lebih terperinci2 Berkarya Seni Rupa. Bab. Tiga Dimensi (3D) Peta Materi. Di unduh dari : Bukupaket.com. Jenis Karya. Berkarya Seni Rupa 3 D.
Bab 2 Berkarya Seni Rupa Tiga Dimensi (3D) Peta Materi Pengertian Jenis Karya Berkarya Seni Rupa 3 D Simbol Karya Nilai Estetis Proses Berkarya 32 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK Setelah mempelajari Bab 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah
I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Model Laswell adalah model yang bersifat satu arah, sama dengan teori terdahulu yaitu teori S-R (stimulus- respon) yang muncul pada masa dua perang dunia.
Lebih terperinci2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parfum Casablanca merupakan produk perawatan tubuh yang berupa body spray. Melalui kegiatan promosi pada iklan di televisi, Casablanca ingin menyampaikan pesan bahwa
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metodologi Dalam kerja praktik ini, penulis berusaha menganalisa dan menemukan informasi sebagai jalan keluar untuk permasalahan dalam pembuatan konsep film animasi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal ini membuat komunikasi pada saat ini dapat dilakukan, dimanapun, kapanpun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Televisi merupakan media elektronik yang saat ini masih menjadi kebutuhan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Televisi merupakan media elektronik yang saat ini masih menjadi kebutuhan dari setiap masyarakat, terlebih masyarakat kota. Saat ini televisi dapat dibilang sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sekarang ini media massa sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat modern, media massa mempunyai peran yang signifikan sebagai bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Saat ini, media komunikasi berkembang secara menonjol
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di dunia saat ini tidak dapat dibendung lagi. Banyaknya penemuan-penemuan, pada akhirnya memudahkan manusia dalam menjalankan aktivitas sosialnya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunakan sarana-sarana tertentu guna untuk mempengaruhi
Lebih terperinciMemaknai Dominasi Maskulin dalam Komedi Situasi. Tetangga Masa Gitu. Skripsi. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan. Pendidikan Strata I
Memaknai Dominasi Maskulin dalam Komedi Situasi Tetangga Masa Gitu Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata I Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Film merupakan suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari hari, film memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi menjadi semakin canggih. Salah satu perkembangan media informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi yang berkembang pesat pada era modern ini mendorong media informasi menjadi semakin canggih. Salah satu perkembangan media informasi yang paling pesat perkembangannya
Lebih terperincimenyukai tokoh animasi kartun Spongebob karena
BAB IV TINJAUAN PERSEPSI VISUAL ANAK-ANAK DAN PESAN MORAL PADA FILM ANIMASI KARTUN SPONGEBOB SQUAREPANTS 1.1. Deskripsi Penemuan Pada Penelitian Deskriptif Berdasarkan pengamatan melalui metode analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya stasiun TV di Indonesia, tidak dipungkiri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya stasiun TV di Indonesia, tidak dipungkiri menimbulkan persaingan bagi industri televisi. Melihat akan hal itu, stasiun-stasiun televisi pun berlomba-lomba
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Film merupakan sebuah media yang dapat digunakan sebagai sarana hiburan. Selain itu, film juga berfungsi sebagai sebuah proses sejarah atau proses budaya suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi massa yang kedua muncul di dunia, mempunyai masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era informatika yang berkembang dikalangan masyarakat pada saat ini, dunia hiburan untuk masyarakat luas dan khususnya untuk anak-anak dapat dikatakan mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Media massa berperan sebagai sumber rujukan di bidang pendidikan dan penyebaran informasi yang cepat. Dalam hal ini, media dapat meningkatkan tingkat pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Di jaman modern ini, masyarakat dapat dengan mudah dan menerima suatu informasi dari berbagai media massa. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu media komunikasi massa yaitu televisi memiliki peran yang cukup besar dalam menyebarkan informasi dan memberikan hiburan kepada masyarakat. Sebagai media
Lebih terperincidiciptakan oleh desainer game Barat umumnya mengadopsi dari cerita mitologi yang terdapat di Di dalam sebuah game karakter memiliki
ABSTRACT Wimba, Di dalam sebuah game karakter memiliki menjadi daya tarik utama dalam sebuah game, menjadi teman bagi pemain, juga dapat berperan sebagai atau dari sebuah game sekaligus menjadi elemen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan media massa yang paling luas jangkauannya dalam hal meraih penggunanya. Televisi mampu menyajikan informasi secara serentak dan secara langsung dapat
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. belakangan ini memberikan dampak signifikan terhadap sikap konsumerisme
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Perkembangan teknologi komunikasi yang sangat berkembang pesat belakangan ini memberikan dampak signifikan terhadap sikap konsumerisme mengenai keberadaan media massa
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Ekonomi Politik (Komodifikasi) Istilah ekonomi politik diartikan secara sempit oleh Mosco sebagai studi tentang hubungan-hubungan sosial, khususnya hubungan kekuasaan yang saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam bidang teknologi dan informasi, hampir semua masyarakat baik yang berada di daerah pekotaan maupun yang
Lebih terperinci