BAB II TEORI DASAR. dimana : λ = jumlah panggilan yang datang (panggilan/jam) t h = waktu pendudukan rata-rata (jam/panggilan)
|
|
- Ratna Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TEORI DASAR II.1 Teori Trafik Secara sederhana trafik dapat di artikan sebagai pemakai. Pemakaian yang diukur dengan waktu (berapa lama, kapan), yang tentunya dikaitkan dengan apa yang dipakai dan darimana, kemana. Dalam sistem telepon, permintaan/panggilan yang datang biasanya tak dapat ditentukan terlebih dahulu tentang kapan dan berapa lama suatu pembicaraan telepon berlangsung atau berapa lama suatu perlengkapan/saluran diduduki. Nilai trafik dari suatu berkas saluran adalah banyaknya (lamanya) waktu pendudukan yang di olah oleh berkas saluran tersebut. Pada perencanaan suatu sistem seluler, kita perlu mengetahui besarnya intensitas trafik yang dapat ditawarkan pelanggan. Intensitas trafik (E) dapat dihitung sebagai berikut : E = λ. t h Erlang (Danish Mathematician), dimana : λ = jumlah panggilan yang datang (panggilan/jam) t h = waktu pendudukan rata-rata (jam/panggilan) II.2 Karakteristik Trafik Mobil Karakteristik pada trafik sistem komunikasi bergerak adalah sebagai berikut : Pada telepon seluler jumlah trafik rata-rata setiap user adalah me. Pengukuran trafik ini dilakukan pada jam sibuk. Secara umum jam sibuk berlaku dari jam sampai dengan Dalam konteks ini jam tidak berarti 60 menit tetapi berarti periode 18
2 Kenaikan tiap user lambat User lebih lama menggunakan telepon dalam keadaan diam daripada bergerak Distribusi Erlang yang digunakan pada trafik ini adalah erlang B atau di sebut juga disebut juga distribusi Poisson, dimana : Kedatangan panggilan yang acak ( random arrival ) dengan rate rata-rata datangnya panggilan = a ( konstan/tetap, tak tergantung jumlah pendudukan yang ada) karena jumlah sumber panggilan tak terhingga (besar) Jumlah saluran (rangkaian) yang menampung/melayani tak terhingga/besar swehingga panggilan yang dating selalu dapat dilayani oleh saluran-saluran tersebut, dan pola pendudukannya punya distribusi eksponensial negative) Dalam penghitungan jumlah user dan karakteristik trafik di CDMA x dapat kita pergunakan beberapa parameter dibawah sebagai berikut : a. Penentuan jumlah trafik untuk user yang mempergunakan voice : A voice = BHCA h α s Pv 3600 erlang Dimana : A voice BHCA : Offered traffic layanan suara (erlang) : Rata-rata usaha yang dilakukan pelanggan untuk melakukan panggilan selama jam sibuk (call/busy Hour/subs) h αs Pv : rata-rata lamanya sebuah panggilan (second) : rata-rata waktu efektif yang digunakan untuk melakukan suatu panggilan : Jumlah pelanggan layanan suara Kemudian dengan menggunakan table Erlang B dapat diketahui jumlah kanal yang dapat menampung intensitas trafik tersebut sehingga dapat diketahui offered traffic untuk layanan suara : Offered Trafic suara = N x Rv bps Dimana : 19
3 N Rv : jumlah Kanal : data rate layanan suara b. Penentuan jumlah trafik untuk user yang mempergunakan data : Offered Traffic data = Apelanggan. throughput bps Dimana : Throughput Apelanggan Sehingga : rata-rata jumlah byte yang dibutuhkan oleh setiap pelanggan selama jam sibuk (byte/bh/subs) : rata-rata trafik pelanggan pada jam sibuk : Atotal = Avoice + Adata II.3 Perhitungan Kapasitas Sel Pada CDMA x berbeda konsepnya dengan GSM dimana pada GSM antara kanal trafiknya untuk arah dari BTS ke MS atau sebaliknya dalam kanal yang sama sedangkan pada CDMA akan berlaku sebaliknya dimana kanal arah BTS ke MS (link Forward) dan arah dari MS ke BTS (link reserve) akan dibedakan yang berarti kualitasnya juga akan berbeda. II.3.1 Jumlah dan Ukuran Sel Jumlah sel ditentukan oleh kapasitas sel dan jumlah trafik yang dibutuhkan, yang kemudian dapat dihitung dengan persamaan : sel = Total offered traffic Total offered Trafficsel Luas sel dapat dihitung dengan membagi luas area layanan dengan jumlah sel yang telah dihitung. Kemudian jari-jari sel dapat dihitung dengan persamaan. R sel = Luas Sel 2,59 Rsel :jari-jari sel 20
4 II.3.2 Model Propagasi Okumura-Hatta Model propagasi ini memiliki ruang lingkup yang luas dimana kondisi yang dimungkinkan untuk daerah sub urban ini adalah : a. Frekuensi kerja antara 100 MHz sampai dengan 3000 MHz b. Jarak antara BTS dengan MS adalah 1 Km sampai dengan 100 Km c. Permukaan tanah yang berbeda d. Tinggi antenna BTS 20 m sampai dengan 1000m ( h TX ) e. Tinggi MS antara 1 m sampai dengan 10 m (h RX ) f. Merupakan daerah campuran antara bisnis dan pemukiman dengan rata-rata tingkat bangunan sampai 5 tingkat (untuk sub urban) Untuk persamaan rugi-rugi redaman dapat kita tuliskan sebagai berikut : Lp(dB) = 10 Log gt + 10 Log gr 20 Log f MHZ 20 Log dkm 32,44 Dengan : gt = gain pemancar gr = gain di sisi penerima f = frekuensi kerja d = jarak antara user dan pamancar (Km) Model ini oleh Hatta dikembangkan dengan asumsi pada daerah dengan profile geografis datar sehingga persamaannya menjadi : L urban (db) = 69, ,16 Log f MHZ 13,82Logh TX a (h RX )+(44,9-6,55log h TX ) Log d km Dimana : 150 fmhz ( Pendekatan dari frekuensi kerja yang digunakan) 21
5 1 dkm ( Pendekatan jarak antara user dan pemancar) 30 h TX ( Pendekatan ketinggian dari pemancar BTS ) 1 h RX 10...( Pendekatan ketinggian penerima mobile station) Sedangkan faktor koreksi untuk MS a (h TX ) untuk kota sedang dan kota kecil adalah : A(h RX ) = (1,1 Log f MHZ 0,7)h MS 1,56 Log f MHZ + 0,8 Sedangkan untuk kota besar adalah sebagai berikut : A(h RX ) = 8,29 (log1,54 h 3,2 (log11,75 h RX RX 2 ) -1,1...f 200 MHZ 2 ) - 4,97...f 400MHZ Sehingga persamaan empiris ini untuk daerah sub urban dan ruralnya dapat di dekati dengan persamaan berikut ini : f L suburban (db) = L urban 2 log c 5, 4 28 L rural (db) = L urban 4,7 (log fc) 2 18,33 log fc 40,98 2 Pada sistem penerima berlaku bahwa daya minimum yang bisa diterima oleh sistem adalah : P th (dbm) = (Eb/No) reg (db) + 10 log BR + No (dbm/hz) No (dbw) = -204 (dbw) + 10 log F Untuk bit rate dapat diketahui bahwa CDMA x dapat mencapai bit rate 153,6 kbps, sedangkan Eb/No bisa ditentukan dengan menggunakan grafik BER Vs Eb/No dengan modulasi Orthogonal QPSK atau bisa dicari dengan menggunakan persamaan berikut atau didasarkan atas spesifikasi perangkat dari vendor. Eb ( db) = Pr x( db) No( db) 10 log BR No 22
6 Eb/No adalah harga energi per bit terhadap noise spectral density. Semakin besar Eb/No maka kualitas transmisi akan semakin baik. Dimana, P RX (db) = 10 log P t L t (db) FM (db) Dengan P RX = Daya yang di terima oleh ms L t P t = Redaman total = daya pancar BTS FM = Fading Margin L t (db) = Lp (db) Gt(dB) Gr(dB) + Lf (db) + Lc (db) + Ld (db) Dengan Lf = Loss Feeder Lc = Loss combiner Ld = Loss duplexer Sehingga didapatkan persamaan : P RX (db) = 10log P t L p (db) + Gt(dB) + Gr(dB) Lf(dB) Lc(dB)- Ld(dB)-FM (db) Dengan, No(db) = lof F ; F = Noise figure Sehingga Eb/No didapatkan : (Eb/No) = 10logPt Lf(dB) + Gt(dB) + Gr(dB) Lf (db) Lc(dB)- Ld(dB)- FM(dB) log F 10log BR II.4 Perhitungan Link Budget - Daya transmisi rata-rata per kanal trafik P TX (dbm) merupakan daya pancar maksimum kanal trafik yang dipancarkan, diperoleh dengan persamaan : P txbts = L p-uplink + L feeder G BTS G MS + Sensitiv MS + M fade + I M + L pnet - Rugi-rugi kabel, konektor, kombiner L TX Merupakan rugi-rugi pada sistem pemancar yang bisa dilihat pada spesifikasi perangkat BTS pada lampiran 23
7 - Daya ERP perkanal trafik P ERP merupakan jumlah daya output pemancar yang dipengaruhi dengan gain dan rugi-rugi pada arah maksimum P ERP = P TX + G TX L TX - Loss Penetrasi Adalah rugi-rugi yang disebabkan oleh keadaan geografis seperti jalan, gedung,kendaraan - Pembebanan sistem η Adalah pembebanan maksimum yang diperbolehkan pada sistem yaitu mencapai 60% - Interferensi Margin I m Merupakan fungsi pembebanan pada carrier CDMA dimana : 1 I m = 10log 1 η - Sensitivitas penerima Merupakan kuat sinyal minimum yang dapat diterima sistem, dimana : Sensitivitas ms = ktb (B/R) + NF + (Eb/No) + Im Sensitivitas ms = -134,1 + NF + (Eb/No)(untuk data 9600) - Gain Diversity Ini merupakan toleransi untuk penggunaan diversitas antenna dengan penambahan gain sebanyak 3dB - Fading Margin Merupakan selisih antara kuat daya rata-rata yang diterima dengan kuat sinyal threshold nya minimum penerima - Gain Soft hand off Keadaan dimana pada suatu saat akan hand off, user dilayani oleh lebih dari dua BTS sehingga kuat daya yang diterima juga bertambah - Rugi redaman lintasan maksimum Merupakan redaman total lintasan yang dilalui antara MS dengan BTS L p = P ERP + G RX L RX P RX_sensitivity + G DIV FM + G SHO L pent - Perkiraan radius sel 24
8 d = exp -1 L hatta pathloss_slope Redaman max - II.5 Perhitungan Link Budget pada sisi kanal II.5.1 Pada kanal Maju 1. ERP kanal trafik/pelanggan : Pada spesifikasi BTS dimana dalam 1 BTS (3 FA) maka akan didapatkan Mtotal = M (1+ η ) Dengan η = Presentasi load overheadnya yaitu sebesar 45% M = Jumlah Kanal Trafik Mtotal = Jumlah user maksimumnya Sehingga daya nya : P P trafik ( trafik / user) = = Ptrafik 10logα M total. α 10log M α= faktor aktivitas kanal (0,4 untuk suara dan 1 untuk data ) 2. Total gain dan loss Gain Loss = G ms + G bs +G SHO +G DIV -L feed -L body -L pnet -FM-L p 3. Daya terima pada sisi user: P rtotal = P total +GL P rpilot = P pilot + GL = 6,546 + (-134,96) = dbm P (trafik/user) = P (trafik/user) + GL =15,88 +(-134,96) = -119,08 dbm P rsynch = P synch + GL = 0, (-134,96) = -144,305 dbm P rpaging = P rpaging + GL = 3, (-134,96) = -131,905 dbm 4. Interferensi dari user dengan sel yang sama I sc (pada kanal pilot) I sc = 10 log (10 0,1Prtotal 10 0,1Prpilot )-10 log B w 5. Interferensi dari user dari sel yang berbeda I oc (pada kanal pilot) I oc = I sc + 10 log 1 fr total 1 ; fr = faktor frekuensi re-use yang bernilai 65% 25
9 6. Total Interferensi I ch (pada kanal pilot) I ch = 10 log (10 0,1Isc ,1Ioc ) 7. Thermal Noise BTS didefinisikan dengan : No = 10 log (290.k) + NF BTS + 30 ; K = Konstanta Boltzman (1,38x10-23 ) 8. Rasio Sinyal dan interferensinya : ( Eb ) It rec, pilot ( Eb ) rec, paging It = P r,pilot 10log B w 10log (10 0,1No ,1 Ipilot ) = P r,paging -10logR paging -10log(10 0,1No +10 0,1Ipaging ) ( Eb ) rec, synch It = P r,synch -10logR synch -10log(10 0,1No +10 0,1Isynch ) ( Eb ) rec, trafik It = P r,trafik 10logR trafik -10log(10 0,1No +10 0,1Itrafik ) Parameter Margin yang didapatkan : Ec Ec = 30,425-7 =23,425dB It It M pilot = M trafik = ( ) ( rec )sp Eb Eb = 16,21 7 = 9,21 db It It M synch = ( ) ( rec )sp Eb Eb = 9,838 7 = 2,838 db It It M paging = ( ) ( rec )sp Hasil yang didapatkan harus bernilai positif yang berarti plan tersebut sudah benar dan parameternya bisa diaplikasikan. II.5.2 Pada Kanal Mundur Pada arah balik ini (reverse link), akan memberikan hasil sebagai berikut : 1. Penguatan Daya pada MS : P MS = P ERP L MS -G MS 2. Daya yang diterima oleh user : P r,bts = P ERP + L p +G BTS -LBTS-I m 3. Interferensi user pada sisi BTS : I sc = P r,bts + 10 Log (N-1)+10logα 10 log B w N= Jumlah kanal trafik per sector per BTS 26
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 18 BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Konsep Perencanaan Sistem Seluler Implementasi suatu jaringan telekomunikasi di suatu wilayah disamping berhadapan dengan
Lebih terperinciBAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik
BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) 2.1 Pengenalan CDMA CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik akses jamak (multiple access) yang memisahkan percakapan dalam domain
Lebih terperinciBAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN
BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN 2.1 Perencanaan Cakupan. Perencanaan cakupan adalah kegiatan dalam mendesain jaringan mobile WiMAX. Faktor utama yang dipertimbangkan dalam menentukan perencanaan jaringan berdasarkan
Lebih terperinciANALISIS IMPLEMENTASI JARINGAN CDMA20001X EVDO REV-A DI KOTA MALANG
ANALISIS IMPLEMENTASI JARINGAN CDMA0001X EVDO REV-A DI KOTA MALANG Alvita Arini¹, Ir.Wahyu Adi Priyono, M.Sc.², Asri Wulandari, ST.,MT.³ ¹Mahasiswa Teknik Elektro, ² ³Dosen Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciStudy Case: cdma2000 1x Network Planning
Studi Kasus Perencanaan Jaringan CDMA2000 1X 2 Study Case: cdma2000 1x Network Planning Oleh : Nachwan Mufti A, ST nmatrainer@yahoo.com Studi Kasus Perencanaan Jaringan CDMA2000 1X 1 Organisasi Study Case
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3
BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3 3.1 Jaringan 3G UMTS dan HSDPA Jaringan HSDPA diimplementasikan pada beberapa wilayah. Untuk
Lebih terperinciLisa Adriana Siregar Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik Harapan
Optimalisasi Jumlah BTS pada Sistem Telekomunikasi Bergerak untuk Daerah Urban Lisa Adriana Siregar Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik Harapan lisian14.ls@gmail.com Abstract
Lebih terperinciBAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel
BAB II PEMODELAN PROPAGASI 2.1 Umum Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel ke sel yang lain. Secara umum terdapat 3 komponen propagasi yang menggambarkan kondisi dari
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Pada tahap ini akan dibahas tahap dan parameter perencanaan frekuensi dan hasil analisa pada frekuensi mana yang layak diimplemantasikan di wilayah Jakarta. 4.1 Parameter
Lebih terperinciWireless Communication Systems. Faculty of Electrical Engineering Bandung Modul 14 - Perencanaan Jaringan Seluler
Wireless Communication Systems Modul 14 Perencanaan Jaringan Seluler Faculty of Electrical Engineering Bandung 2015 Tujuan Mengetahui model perencanaan jaringan yang optimum Dapat memberikan pengembangan
Lebih terperinciPlanning cell site. Sebuah jaringan GSM akan digelar dikota Bandung Tengah yang merupakan pusat kota yang memiliki :
Planning cell site Sebuah jaringan GSM akan digelar dikota Bandung Tengah yang merupakan pusat kota yang memiliki : Jumlah Penduduk 6.85 jiwa Trafik per User 6 me Alokasi Bandwidth 7, Mhz Jumlah Kluster
Lebih terperinciLINK BUDGET. Ref : Freeman FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
LINK BUDGET Ref : Freeman 1 LINK BUDGET Yang mempengaruhi perhitungan Link Budget adalah Frekuensi operasi (operating frequency) Spektrum yang dialokasikan Keandalan (link reliability) Komponen-komponen
Lebih terperinciPERBANDINGAN EFEK CELL BREATHING PADA JARINGAN CDMA 20001X EVDO PADA FREKUENSI CARRIER YANG BERBEDA
1 PERBANDINGAN EFEK CELL BREATHING PADA JARINGAN CDMA 20001X EVDO PADA FREKUENSI CARRIER YANG BERBEDA Wakhida Rahmawati 1, Ir. Erfan Achmad Dahlan, M.T. 2, Ir. Sigit Kusmaryanto, M.Eng. 3 1 Mahasiswa Teknik
Lebih terperinciAnalisis Aspek-Aspek Perencanaan BTS pada Sistem Telekomunikasi Selular Berbasis CDMA
Analisis Aspek-Aspek Perencanaan pada Sistem Telekomunikasi Selular Berbasis CDMA Rika Sustika LIPI Pusat Penelitian Informatika rika@informatika.lipi.go.id Abstrak Telah dilakukan analisis terhadap aspek-aspek
Lebih terperinciUniversitas Kristen Maranatha
PENINGKATAN KAPASITAS MENGGUNAKAN METODA LAYERING DAN PENINGKATAN CAKUPAN AREA MENGGUNAKAN METODA TRANSMIT DIVERSITY PADA LAYANAN SELULER AHMAD FAJRI NRP : 0222150 PEMBIMBING : Ir. ANITA SUPARTONO, M.Sc.
Lebih terperinciPerencanaan Transmisi. Pengajar Muhammad Febrianto
Perencanaan Transmisi Pengajar Muhammad Febrianto Agenda : PATH LOSS (attenuation & propagation model) FADING NOISE & INTERFERENCE G Tx REDAMAN PROPAGASI (komunikasi point to point) SKEMA DASAR PENGARUH
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM JARINGAN RADIO SELULER CDMA DENGAN MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0
PERENCANAAN SISTEM JARINGAN RADIO SELULER CDMA DENGAN MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 Indri Neforawati, Hoga Saragih Departemen Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta Kampus Baru UI Depok, 16424, Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CDMA2000 1X merupakan generasi pertama dari teknologi CDMA 2000 dan juga merupakan pengembangan dari sistem CDMA-One yang mampu mengakomodasi layanan suara dan data
Lebih terperinciBAB III Perencanaan Jaringan VSAT Pada Bank Mandiri dengan CDMA
BAB III Perencanaan Jaringan VSAT Pada Bank Mandiri dengan CDMA Pada Tugas Akhir ini, akan dilakukan perencanaan jaringan VSAT CDMA pada Bank Mandiri, dengan hasil akhir nanti akan didapatkan apakah perlu
Lebih terperinciPerancangan Jaringan Seluler 4G LTE Frekuensi MHz di Provinsi Papua Barat
Perancangan Jaringan Seluler 4G LTE Frekuensi 1780-1875 MHz di Provinsi Papua Barat Nurul Hidayah Mt.R 1), Fitriana Istiqomah 2), Muhammad Dickri Primayuda 3) dan Nur Indah 4) Prodi S1 Teknik Telekomunikasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutkahir Penelitian ini mengacu terhadap referensi-referensi yang terkait dengan penelitian yang telah ada, dimana masing-masing penulis menggunakan metode penelitian
Lebih terperinciEstimasi Luas Coverage Area dan Jumlah Sel 3G pada Teknologi WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access)
Estimasi Luas Coverage Area dan Jumlah Sel 3G pada Teknologi WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access) Anindito Yusuf Wirawan, Ir. Endah Budi Purnomowati, MT, Gaguk Asmungi, ST., MT Jurusan Teknik
Lebih terperinciANALISIS MAKSIMUM PATHLOSS POWER LINK BUDGET PADA SISTEM JARINGAN CDMA2000
ANALISIS MAKSIMUM PATHLOSS POWER LINK BUDGET PADA SISTEM JARINGAN CDMA2000 1x Andrian Permana¹, Fitri Imansyah², Neilcy T. Mooniarsih² Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura,
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN REPEATER GSM DI GEDUNG GRAHA PDSI. berapa jarak maksimum yang dapat dicapai antara transmitter r
15 BAB III PERENCANAAN REPEATER GSM DI GEDUNG GRAHA PDSI 3.1 Model Propagasi pada Repeater Model propagasi digunakan untuk mengetahui keadaan suatu area ketika gelombang elektromagnetik merambat pada area
Lebih terperinciSIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI
SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI Zulkha Sarjudin, Imam Santoso, Ajub A. Zahra Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciPERENCANAAN KEBUTUHAN NODE B PADA SISTEM UNIVERSAL MOBILE TELECOMMUNICATION SYSTEM (UMTS) DI WILAYAH UBUD
PERENCANAAN KEBUTUHAN NODE B PADA SISTEM UNIVERSAL MOBILE TELECOMMUNICATION SYSTEM (UMTS) DI WILAYAH UBUD Agastya, A.A.N.I. 1, Sudiarta, P.K 2, Diafari, I.G.A.K. 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciBAB III SISTEM JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO PADA KOMUNIKASI SELULER
BAB III SISTEM JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO PADA KOMUNIKASI SELULER 3.1 Struktur Jaringan Transmisi pada Seluler 3.1.1 Base Station Subsystem (BSS) Base Station Subsystem (BSS) terdiri dari
Lebih terperinciSistem Transmisi KONSEP PERENCANAAN LINK RADIO DIGITAL
Sistem Transmisi KONSEP PERENCANAAN LINK RADIO DIGITAL PERENCANAAN SISTEM KOMUNIKASI RADIO, MELIPUTI : * Perencanaan Link Radio (radio( link design) * Perencanaan Sub-sistem Radio (equipment( design) *
Lebih terperinciI. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.
I. Pembahasan 1. Frequency Reuse Frequency Reuse adalah penggunaan ulang sebuah frekuensi pada suatu sel, dimana frekuensi tersebut sebelumnya sudah digunakan pada satu atau beberapa sel lainnya. Jarak
Lebih terperinciSTUDI KASUS PENGENDALIAN DAYA DOWNLINK PADA SISTEM SELULAR CDMA
STUDI KASUS PENGENDALIAN DAYA DOWNLINK PADA SISTEM SELULAR CDMA OLEH : FANNY FEDRINA S 41406110128 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008 STUDI KASUS
Lebih terperinciObjective PT3163-HANDOUT-SISK OMBER
Objective Setelah mengikuti dan mempelajari modul ini siswa diharapkan memahami ; faktor-faktor yang dapat menentukan kapasitas jaringan CDMA, mekanisme pengaturan daya up-link dan mekanisme pengalihan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Point to Point Komunikasi point to point (titik ke titik ) adalah suatu sistem komunikasi antara dua perangkat untuk membentuk sebuah jaringan. Sehingga dalam
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Perencanaan jaringan WiMAX akan meliputi tahapan perencanaan seperti berikut: 1. Menentukan daerah layanan berdasarkan data persebaran dan kebutuhan bit rate calon pelanggan
Lebih terperinciSimulasi Perencanaan Site Outdoor Coverage System Jaringan Radio LTE di Kota Bandung Menggunakan Spectrum Frekuensi 700 MHz, 2,1 GHz dan 2,3 GHz
Simulasi Perencanaan Site Outdoor Coverage System Jaringan Radio LTE di Kota Bandung Menggunakan Spectrum Frekuensi 700 MHz, 2,1 GHz dan 2, GHz Nanang Ismail, Innel Lindra, Agung Prihantono Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB III PROPAGASI GELOMBANG RADIO GSM. Saluran transmisi antara pemancar ( Transmitter / Tx ) dan penerima
BAB III PROPAGASI GELOMBANG RADIO GSM Saluran transmisi antara pemancar ( Transmitter / Tx ) dan penerima (Receiver / Rx ) pada komunikasi radio bergerak adalah merupakan line of sight dan dalam beberapa
Lebih terperinciKata Kunci : Radio Link, Pathloss, Received Signal Level (RSL)
Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS KEKUATAN DAYA RECEIVE SIGNAL LEVEL(RSL) MENGGUNAKAN PIRANTI SAGEM LINK TERMINAL DI PT PERTAMINA EP REGION JAWA Oleh : Hanief Tegar Pambudhi L2F006045 Jurusan Teknik
Lebih terperinciPerencanaan Jaringan 3G UMTS. Kota Bekasi, Jawa Barat. Aldrin Fakhri Azhari
Perencanaan Jaringan 3G UMTS Kota Bekasi, Jawa Barat Diajukan sebagai tugas besar mata kuliah Sistem Komunikasi Nirkabel Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi Oleh : Aldrin Fakhri Azhari 111100167 DEPARTEMEN
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENERAPAN PASSIVE SPLITTER PADA JARINGAN PASSIVE OPTICAL NETWORK (PON)
BAB IV ANALISIS PENERAPAN PASSIVE SPLITTER PADA JARINGAN PASSIVE OPTICAL NETWORK (PON) Pada bab ini akan dibahas analisis parameter teknis yang berkaitan dengan penerapan passive splitter pada jaringan
Lebih terperinciANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM
ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM Kevin Kristian Pinem, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departement Teknik Elektro
Lebih terperinciAnalisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-5 1 Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis Nezya Nabillah Permata dan Endroyono Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX)
1 ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX) Siska Dyah Susanti 1, Ir. Erfan Achmad Dahlan, MT. 2, M. Fauzan Edy Purnomo. ST.,
Lebih terperinciANALISIS NILAI LEVEL DAYA TERIMA MENGGUNAKAN MODEL WALFISCH-IKEGAMI PADA TEKNOLOGI LONG TERM EVOLUTION (LTE) FREKUENSI 1800 MHz
ANALISIS NILAI LEVEL DAYA TERIMA MENGGUNAKAN MODEL WALFISCH-IKEGAMI PADA TEKNOLOGI LONG TERM EVOLUTION (LTE) FREKUENSI 1800 MHz Achmad Reza Irianto 1, M. Fauzan Edy Purnomo. S.T., M.T. 2 Endah Budi Purnomowati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telkom Flexi merupakan salah satu penyedia layanan telekomunikasi yang berkembang dengan pesat dengan memanfaatkan jaringan CDMA 2000 1x yang pada awalnya bekerja di
Lebih terperinciMakalah Seminar Tugas Akhir PENINGKATAN KAPASITAS SEL CDMA DENGAN METODE PARTISI SEL
Makalah Seminar Tugas Akhir PENINGKATAN KAPASITAS SEL CDMA DENGAN METODE PARTISI SEL Aksto Setiawan [1], Imam Santoso, ST, MT [2], Ajub Ajulian Zahra, ST, MT [2] Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciKualitas Sistem dan Link Budget. Sistem Transmisi
Kualitas Sistem dan Link Budget Sistem Transmisi Kualitas Sistem: Kinerja Sinyal Informasi (BER ; Eb/No; S/N; C/N ; delay; dll) lihat kembali BB, IF & RF Processing Kehandalan Sistem (Path Availability
Lebih terperinciUNJUK KERJA REF : FREEMAN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
UNJUK KERJA REF : FREEMAN BLOK SISTEM KOMUNIKASI RADIO DIGITAL HPA LNA Up Converter LO LO Down Converter IF Amplifier IF Amplifier Digital Modulator LO LO Digital Demodulator Signal Predistorter Regenerator
Lebih terperinciJurnal Infotel Volume 2, Nomor 2, November 2010
47 SIMULASI PERUBAHAN ENERGI PER BIT DAN DERAU TERHADAP JUMLAH KANAL DAN CAKUPAN WCDMA Alfin Hikmaturokhman 1, Hesti Susilawati 2, Tantiningrum Niken 1 1 Akademi Teknik Telkom Sandhy Putra Purwokerto 1
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERFORMANSI BWA
BAB IV ANALISA PERFORMANSI BWA 4.1 Parameter Komponen Performansi BWA Berikut adalah gambaran konfigurasi link BWA : Gambar 4.1. Konfigurasi Line of Sight BWA Berdasarkan gambar 4.1. di atas terdapat hubungan
Lebih terperinciBAB IV PERENCANAAN, ANALISA, DAN SIMULASI CDMA X EVDO REV.A
53 BAB IV PERENCANAAN, ANALISA, DAN SIMULASI CDMA 2000 1X EVDO REV.A Dalam perencanaan alokasi BTS jaringan TELKOMFlexi berdasarkan demand di Yogyakarta ini, disesuaikan dengan karakteristik kota Yogyakarta
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Perancangan dan Analisa 1. Perancangan Ideal Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget FSL (db) 101,687 Absorption Loss (db) 0,006 Total Loss 101,693 Tx Power (dbm) 28 Received
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan metode akses kanal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan metode akses kanal yang digunakan oleh berbagai macam teknologi komunikasi seluler. Salah satu fasilitas dalam komunikasi
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KONTROL DAYA TERHADAP KAPASITAS SISTEM CDMA X
TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH KONTROL DAYA TERHADAP KAPASITAS SISTEM CDMA 2000-1X Diajukan guna memenuhi persyaratan Dalam mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) Disusun oleh : Nama : FATAH SYAHPUTRA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, akan menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan penelitian Tugas Akhir ini dengan membandingkan interferensi maksimum dengan interferensi
Lebih terperinciDalam hal ini jarak minimum frequency reuse dapat dicari dengan rumus pendekatan teori sel hexsagonal, yaitu : dimana :
Frekuensi Reuse Frequency Reuse adalah penggunaan ulang sebuah frekuensi pada suatu sel, dimana frekuensi tersebut sebelumnya sudah digunakan pada satu atau beberapa sel lainnya. Terbatasnya spektrum frekuensi
Lebih terperinciBAB IV LINK BUDGET ANALYSIS PADA JARINGAN KOMUNIKASI
BAB IV LINK BUDGET ANALYSIS PADA JARINGAN KOMUNIKASI 4.1. Tujuan Link Budget Analysis Tujuan dari perencanaan link budget analysis adalah untuk memperoleh unjuk kerja transmisi yang baik dan efisien terhadap
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Model Propagasi dan Perubahan Tilt Antena Terhadap Coverage Area Sistem Long Term Evolution Menggunakan Software Atoll
Analisis Pengaruh Model Propagasi dan Perubahan Tilt Antena Terhadap Coverage Area Sistem Long Term Evolution Menggunakan Software Atoll Putra, T.G.A.S. 1, Sudiarta, P.K. 2, Diafari, I.G.A.K. 3 1,2,3 Jurusan
Lebih terperinciKUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO)
KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA 2000 1x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO) Eva Yovita Dwi Utami, Peni Listyaningsih KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA 2000 1x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO) Eva Yovita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada sistem CDMA pengendalian daya baik pada Mobile Station (MS) maupun Base Station (BS) harus dilakukan dengan baik mengingat semua user pada CDMA mengggunakan
Lebih terperinciPERHITUNGAN LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI GSM DI DAERAH URBAN CLUSTER CENTRAL BUSINESS DISTRIC (CBD), RESIDENCES, DAN PERKANTORAN
PERHITUNGAN LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI GSM DI DAERAH URBAN CLUSTER CENTRAL BUSINESS DISTRIC (CBD), RESIDENCES, DAN PERKANTORAN Ratih Hikmah Puspita 1, Hani ah Mahmudah, ST. MT 2, Ari Wijayanti, ST. MT
Lebih terperinciPERENCANAAN BASE STATION UNTUK JARINGAN SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK BERBASIS WCDMA DI WILAYAH SUB URBAN
PERENCANAAN BASE STATION UNTUK JARINGAN SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK BERBASIS WCDMA DI WILAYAH SUB URBAN NURALAM nuralampnj@yahoo.com 08161608348 Program Studi Teknik Elektronika Industri JurusanTeknik Elektro,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing yang spesifik. MS BTS BSC TC MSC EIR
Lebih terperinciPERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING
Widya Teknika Vol.19 No. 1 Maret 2011 ISSN 1411 0660 : 34 39 PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING Dedi Usman Effendy 1) Abstrak Dalam
Lebih terperinciKEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp & Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN
Lebih terperinciBAB II STUDI LITERATUR
BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Propagasi Sinyal Dikarenakan mobilitas yang tinggi dari MS yang bergerak dari satu sel ke sel yang lain, mengakibatkan kondisi propagasi sinyal pada komunikasi selular sangat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PERENCANAAN LINK MICROWAVE Tujuan utama dari perencanaan link microwave adalah untuk memastikan bahwa jaringan microwave dapat beroperasi dengan kinerja yang tinggi pada segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi 3G yang menawarkan kecepatan data lebih cepat dibanding GSM.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan teknologi komunikasi semakin cepat khususnya teknologi 3G yang menawarkan kecepatan data lebih cepat dibanding GSM. Beberapa perusahaan telekomunikasi
Lebih terperinciBAB IV Analisa Jaringan Broadband Wifi Pada Bab Ini akan dibahas Hasil evaluasi Pra Perancangan Jaringan Broadband WIFI Commuter Line Jabodetabek dengan jaringan existing ( UMTS ) yang dilaksanakan di
Lebih terperinciBAB XI TRAFIK UNTUK KOM BERGERAK SELULER
108 BB XI TRFIK UNTUK KOM BERGERK SELULER 11.1 Pendahuluan Rekayasa trafik digunakan dalam jaringan telekomunikasi untuk menentukan jumlah pelanggan dengan grade of service yang diinginkan. Pada system
Lebih terperinciSISTEM KOMUNIKASI SATELIT PERBANDINGAN PERHITUNGAN LINK BUDGET SATELIT DENGAN SIMULASI SOFTWARE DAN MANUAL
T U G A S SISTEM KOMUNIKASI SATELIT PERBANDINGAN PERHITUNGAN LINK BUDGET SATELIT DENGAN SIMULASI SOFTWARE DAN MANUAL Oleh: Aulya Rahman 11221708 Irfan Irawan 11221718 STRATA - 1 / FTI TEKNIK ELEKTRO TELEKOMUNIKASI
Lebih terperinciESTIMASI CAKUPAN JARINGAN WIMAX DAN ANALISIS PERFORMANSINYA UNTUK DAERAH MAKASSAR, MAROS, SUNGGUMINASA, DAN TAKALAR
PRO S ID IN G 20 1 2 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK ESTIMASI CAKUPAN JARINGAN WIMAX DAN ANALISIS PERFORMANSINYA UNTUK DAERAH MAKASSAR, MAROS, SUNGGUMINASA, DAN TAKALAR Merna Baharuddin 1), Nien Khamsawarni
Lebih terperinciABSTRAK 1 PENDAHULUAN. 2 METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Alat Analisis
PERENCANAAN JARINGAN AKSES MOBILE WIMAX 2,6 GHz UNTUK WILAYAH KOTA PALEMBANG Deni Erlansyah Universitas Bina Darma Palembang email: moonroe_911@yahoo.com, denilaboy@gmail.com ABSTRAK Standar IEEE 802.16e
Lebih terperinciPENENTUAN CAKUPAN DAN KAPASITAS SEL JARINGAN UNIVERSAL MOBILE TELECOMMUNICATION SYSTEM (UMTS)
PENENTUAN CAKUPAN DAN KAPASITAS SEL JARINGAN UNIVERSAL MOBILE TELECOMMUNICATION SYSTEM (UMTS) Herlinawati Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung ABSTRACT The migration communication system second generation
Lebih terperinciANALIS PREDIKSI PENERIMAAN LEVEL SINYAL PADA DAERAH SUB URBAN TERHADAP UNJUK KERJA JARINGAN GSM
ANALIS PREDIKSI PENERIMAAN LEVEL SINYAL PADA DAERAH SUB URBAN TERHADAP UNJUK KERJA JARINGAN GSM Muhammad Mudjiono 1), H. Fitri Imansyah 2), F.TriasPontia.W 3), Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik
Lebih terperinciPERENCANAAN JARINGAN SELULER UMTS DI JAKARTA SELATAN. Fitriyunita Wibowo, Imam Santoso, Ajub Ajulian Zahra
PERENCANAAN JARINGAN SELULER UMTS DI JAKARTA SELATAN 1 2 2 Fitriyunita Wibowo, Imam Santoso, Ajub Ajulian Zahra Abstrak - Tujuan utama dari system komunikasi bergerak generasi ketiga (3G) adalah mengintegrasikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Trafik Secara umum trafik dapat diartikan sebagai perpindahan informasi dari satu tempat ke tempat lain melalui jaringan telekomunikasi. Besaran dari suatu trafik telekomunikasi
Lebih terperinciTEKNIK PERANCANGAN JARINGAN AKSES SELULER
TEKNIK PERANCANGAN JARINGAN AKSES SELULER 6:59 DTGG Konsep Dasar Sistem Seluler by : Dwi Andi Nurmantris DEFINISI Sistem komunikasi yang digunakan untuk memberikan layanan jasa telekomunikasi bagi pelanggan
Lebih terperinciBAB III. IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL
21 BAB III IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL 3. 1 Sejarah Singkat Wireless Fidelity Wireless fidelity (Wi-Fi) merupakan teknologi jaringan wireless yang sedang berkembang pesat dengan menggunakan standar
Lebih terperinciDASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI
DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Pengenalan Kualitas Sistem Komunikasi By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? KUALITAS SIGNAL PEMANCAR (TX) SUMBER (t) s i (t) n(t) r(t) h c PENERIMA (RX)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Power control pada sistem CDMA adalah mekanisme yang dilakukan untuk mengatur daya pancar mobile station (MS) pada kanal uplink, maupun daya pancar base station
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia modern telah menjadikan keberadaan telepon seluler sebagai bagian yang tidak terpisahkan bagi kehidupan manusia di mana dan kapan saja. Hingga akhir tahun 2007
Lebih terperinciCALL SETUP FAILURE PADA JARINGAN CDMA X INTISARI
CALL SETUP FAILURE PADA JARINGAN CDMA 20001X CALL SETUP FAILURE PADA JARINGAN CDMA 2000 1X Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN PEMODELAN PROPAGASI PADA SISTEM DCS 1800 DI KOTA SEMARANG
Makalah Seminar Tugas Akhir ANALISA PERBANDINGAN PEMODELAN PROPAGASI PADA SISTEM DCS 1800 DI KOTA SEMARANG Oleh : YULIE WIRASATI Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN MINILINK ERICSSON
BAB III PERENCANAAN MINILINK ERICSSON Tujuan utama dari perancangan Minilink Ericsson ini khususnya pada BTS Micro Cell adalah merencanakan jaringan Microwave untuk mengaktifkan BTS BTS Micro baru agar
Lebih terperinciPERCOBAAN 1 PERENCANAAN SELULER
PERCOBAAN 1 PERENCANAAN SELULER 1.1 Tujuan 1. Mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah dalam perencanaan jaringan seluler GSM/GPRS/EDGE khususnya dengan menggunakan software Atoll. 2. Mahasiswa dapat
Lebih terperinciBab 7. Penutup Kesimpulan
121 Bab 7. Penutup Disertasi ini termotivasi oleh keinginan untuk mengimplementasikan sistem komunikasi nirkabel pita lebar gelombang milimeter di daerah tropis, khususnya Surabaya, Indonesia. Sistem komunikasi
Lebih terperinciANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE
ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) 802.11b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE Dontri Gerlin Manurung, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang dilakukan pada BTS-
23 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab 3 ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang dilakukan pada BTS- BTS CDMA 20001x EVDO. Seperti yang sudah dijelaskan pada bab 2, BTS merupakan Access Point (AP)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sistem komunikasi bergerak seluler GSM (Global System For Mobile Communication) merupakan sebuah sistem komunikasi dengan daerah pelayanan dibagi menjadi daerah-daerah
Lebih terperinciBAB II KOMUNIKASI SELULER INDOOR. dalam gedung untuk mendukung sistem luar gedung (makrosel dan mikrosel
BAB II KOMUNIKASI SELULER INDOOR 2.1 Umum Komunikasi jaringan indoor merupakan suatu sistem yang diterapkan dalam gedung untuk mendukung sistem luar gedung (makrosel dan mikrosel outdoor) dalam memenuhi
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO AHMAD YANI KE APARTEMEN GATEWAY
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO AHMAD YANI KE APARTEMEN GATEWAY Ridwan Pratama 1 1 Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom 1 ridwanpsatu@telkomuniversity.ac.id
Lebih terperinciAnalisa Perbandingan Nilai Breakpoint Pemancar CDMA Menggunakan Model Okumura-Hata di Daerah Surabaya
Analisa Perbandingan Nilai Breakpoint Pemancar CDMA Menggunakan Model Okumura-Hata di Daerah Surabaya Nur Adi Siswandari 1, Okkie Puspitorini 1, Rini Satitie 1 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (browsing, downloading, video streaming dll) dan semakin pesatnya kebutuhan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin besarnya kebutuhan masyarakat akan informasi melalui internet (browsing, downloading, video streaming dll) dan semakin pesatnya kebutuhan masyarakat akan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Posisi Teknologi WiMAX
BAB II DASAR TEORI WiMAX merupakan evolusi dari teknologi broadband wireless sebelumnya. Teknologi ini didesain untuk mampu memberikan layanan data dengan kecepatan sampai dengan 13 Mbps. Secara teknis
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN MIGRASI TV DIGITAL BERBASIS CAKUPAN AREA SIARAN DI BEKASI
10 STUDI KELAYAKAN MIGRASI TV DIGITAL BERBASIS CAKUPAN AREA SIARAN DI BEKASI Annisa Firasanti Program Studi Teknik Elektronika S1, Fakultas Teknik Universitas Islam 45 Bekasi Jl. Cut Meutia No.83, Bekasi
Lebih terperinciUNJUK KERJA NOISE RISE BASED CALL ADMISSION CONTROL (NB-CAC) PADA SISTEM WCDMA. Devi Oktaviana
UNJUK KERJA NOISE RISE BASED CALL ADMISSION CONTROL (NB-CAC) PADA SISTEM WCDMA Devi Oktaviana - 226649 Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciTeknik Transmisi Seluler (DTG3G3)
Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Trinopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER 2 OUTLINES LATAR BELAKANG KONFIGURASI SEL
Lebih terperinciTeknik Transmisi Seluler (DTG3G3)
Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Trinopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER OUTLINES LATAR BELAKANG KONFIGURASI SEL PARAMETER
Lebih terperinciBAB IV ANALISA SISTEM PROTEKSI MS-SP RING PADA RING 2
BAB IV ANALISA SISTEM PROTEKSI MS-SP RING PADA RING 2 4.1 Desain Jaringan Optik Prinsip kerja dari serat optic ini adalah sinyal awal/source yang berbentuk sinyal listrik ini pada transmitter diubah oleh
Lebih terperinciBAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM
BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM Perkembangan sistem komunikasi GSM (Global System for Mobile communication) dimulai pada awal tahun 1980 di Eropa, dimana saat itu banyak negara di Eropa menggunakan
Lebih terperinciUNJUK KERJA ALGORITMA HARD HANDOFF TERHADAP VARIASI KECEPATAN MOBILE STATION
UNJUK KERJA ALGORITMA HARD HANDOFF TERHADAP VARIASI KECEPATAN MOBILE STATION MAKSUM PINEM Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, Medan e-mail : maksum.pinem@gmail.com ABSTRAK-
Lebih terperinci