ANALISIS KESESUAIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BIDANG STUDI IPA SD

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KESESUAIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BIDANG STUDI IPA SD"

Transkripsi

1 ANALISIS KESESUAIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BIDANG STUDI IPA SD PROPOSAL TESIS MULHATIM NIM: PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA SURABAYA 2012

2 ANALISIS KESESUAIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BIDANG STUDI IPA SD PROPOSAL INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH RESEARCH METHODOLGY YANG DIBIMBING OLEH PROF.Dr MUSLIMIN IBRAHIM,M.Pd MULHATIM NIM: PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA SURABAYA 2012 ii

3 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas kehendak-nya proposal ini dapat terselesaikan tepat waktu. Penulisan proposal ini berjudul: Analisis kesesuaian rencana pelaksanaan pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran pada bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam proposal ini merupakan salah satu prasyarat tugas akhir pada mata kuliah Resaerch Methodology. Dalam penyelesaian proposal ini, penulis banyak mengalami kesulitan terutama disebabkan akan kurangnya pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya proposal ini dapat terselesaikan walaupun masih terdapat kekurangan didalamnya. Karena itu, sepantasnya jika penulis mengucapkan terima kasih kepada : Allah SWT, Prof.Dr.Muslimin Ibrahim, M.Pd selaku dosen pemangku Mata kuliah yang telah banyak memberi bimbingan dan masukan-masukan. Kedua Orang tua yang telah banyak memberi dukungan baik secara materi ataupun moral Teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu-satu, terima kasih atas dukungan dan doanya. Penulis menyadari proposal ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar proposal ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang. Surabaya, 10 Januari 2012 Peneliti iii

4 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... i ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 4 E. Keterbatasan Penelitian... 4 F. Definisi Istilah... 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pengertian Fungsi Perencanaan Pembelajaran Manfaat Perencanaan Pembelajaran Prinsip Perencanaan Pembelajaran Model Perencanaan Pembelajaran a. Format RPP b. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP iv

5 6. Perencanaan Evaluasi Pembelajaran B. Pembelajaran Pengertian Pembelajaran Pelaksanaan Pembelajaran C. Penilaian Hasil Pembelajaran D. Kerangka Pemikiran E. Hipotesis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Waktu dan Tempat penelitian C. Variabel Penelitian D. Definisi Operasional variabel E. Instrumen Penelitian F. Teknik Pengumpulan Data G. Teknik Analisis Data DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN v

6 DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tebel 2.1 Jenis Perilaku Kognitif Tabel 2.2 Jenis Perilaku Afektif Tabel Jenis Perilaku Psikomotor vi

7 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Ruang Lingkup Afeksi... 8 Gambar 2.2 Ruang Lingkup Kognisi... 8 Gambar 2.3 Perencanaan pembelajaran menurut Gerlach & Ely Gambar 2.4 Standar Proses vii

8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara definisi perencanaan pembelajaran merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan semua aktivitas yang akan dilakukan pada masa kini dan masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan. Sebagai sebuah proses yang sengaja dilakukan atau direkayasa, proses pembelajaran memerlukan sebuah perencanaan, agar apa yang dilakukan dapat berjalan dan mengahasilkan sesuatu seperti yang diharapkan. Dengan adanya perencanaan tersebut maka proses yang akan dilaksanakan dalam waktu yang panjang memiliki arah yang jelas, dapat diprediksikan hasilnya, dapat diperkirakan sumber daya-sumber daya yang diperlukan, dan dapat juga digunakan untuk menentukan persyaratan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah tersebut. Demikian pentingnya kegiatan perencanaan tersebut, sehingga dalam kehidupan terkini, yang apabila suatu kegiatan atau tindakan itu dilakukan dengan sengaja sudah tentu dipersyaratkan adanya perencanaan. Tanpa adanya perencanaan yang sistematis akan mempengaruhi banyak hal dalam pelaksanaan kegiatan atau program tersebut, termasuk pengakuan adanya kegiatan atau program tersebut dari khalayak umum. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 20 disebutkan bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Dalam perencanaan pembelajaran berbasis kompetensi terdapat berbagai komponen pekerjaan penting yang harus dilakukan. Pekerjaan tersebut meliputi; merencanakan kompetensi, mengembangkan indikator kompetensi, mengembangkan materi, mengembangkan penilaian, mengembangkan strategi pembelajaran dan merancang media pembelajaran. 8

9 9 Sebagian guru dilapangan menjadikan visi sekolah sebagai acuan utama yang akan digunakan dalam proses merancang pembelajaran disamping Peraturan Peraturan Pemerintah yang berkaitan dengan proses pembelajaran sebagaimana Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan Peraturan Menteri Agama tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Dari visi tersebut dijabarkan kedalam standar kompetensi lulusan, kemudian dijabarkan lagi kedalam standar koompetensi kelompok mata pelajaran, standar kompetensi mata pelajaran, standar kompetensi sampai akhirnya pada kompetensi dasar. Berpedoman pada kompetensi inilah kemudian perencanaan proses pembelajaran dilakukan. Sebelum dijabarkan kedalam bentuk yang operasional dalam proses pembelajaran. Kompetensi dasar tersebut dirinci lagi menjadi indikator-indikator. Rincian dilakukan dalam bentuk yang dapat diukur. Secara teoritis proses merinci indikator ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Jerome S Bloom, yang mengkategorikan kompetensi menjadi 3 yaitu: kognitif, afektif dan psikomotor. Dari ketiga kategori ini, kemudian dikembangkan rincian terukur yang disebut indikator. Dengan adanya indikator maka guru dapat menentukan materi yang perlu diajarkan kepada siswa dalam rangka mencapai indikator-indikator dari kompetensi dasar yang direncanakan. Namun kenyataan yang terjadi dilapangan menggambarkan banyak dijumpai dikalangan para guru, lebih lagi pada guru sekolah dasar, dalam merancang rencana pelaksanaan pembelajaran melakukan copy paste dari dokumen ataupun buku referensi tentang rencana pembelajaran yang menurut penulis belum tentu sesuai dengan kondisi setempat. Disadari atau tidak mereka telah melakukan manipulasi pembelajaran yang bersifat apa adanya. Tidak berupaya melakukan atau mendesain rencana pembelajaran seperti yang diharapkan, karena usaha yang dilakukan hanya sekedarnya saja, sudah tentu hasil yang didapatpun akan demikian pula. Bisa jadi dari apa yang diuraikan pada sekilas latar belakang ini menunjukkan rencana pembelajaran yang dibuat guru dengan cara copy paste dibandingkan dengan rencana pembelajaran yang dibuat dengan kaidah-kaidah dan cara seperti yang di 9

10 10 amanatkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional akan sangat mungkin dapat diukur dengan kriteria kata-kata opersional, yang pada akhirnya nanti akan memudahkan bagi guru dalam mengembangkan penilian. Untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan efektif, efesien dan menarik diperlukan satu perangkat penting, yaitu perangkat rencana pelaksanaan pembelajaran. Dengan perangkat yang baik, sistematik dan uptade dapat mempermudah komunikasi dalam proses pembelajaran dikelas semakin jelas terarah, sehingga kesalahan penafsiran oleh siswa dalam proses pembelajaran dapat diminimalisir. dengan demikian analisis kesesuaian rencana pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran ini akan dapat memberikan solusi, meskipun kita ketahui bahwa proses pembelajaran di sekolah dasar memiliki variasi dan jenis yang cukup beragam. Keseluruhan proses pembelajaran di sekolah dasar pada kelas 1,2,dan 3 menggunakan rencana pembelajaran tematik, sementara sebagian di kelas tinggi ada yang menggunakan mata pelajaran terpadu. Selain pembelajaran tematik terdapat pula pembelajaran kecakapan hidup. Pembelajaran pendidikan kecakapan hidup tidak sama dengan proses pembelajaran pada bidang studi, sehingga memerlukan rencana pembelajaran yang berbeda. Juga muatan lokal merupan salah satu jenis materi yang harus diajarkan di sekolah, proses pembelajaran muatan lokal juga memiliki karakteristik khusus, yang bertujuan untuk membuat ciri khas yang berbeda satu sekolah dengan sekolah lainnya. Bahkan antara satu daerah dengan daerah lain, sehingga memerlukan perencanaan pembelajaran yang berbeda pula. Sebagai sebuah proses yang berkelanjutan yang sebagian besar melibatkan mental, pikiran, perasaan, materi dan banyak sumber daya, rencana pembelajaran haruslah memiliki keterkaitan dan kesesuaian dengan kegiatan proses pelaksanaan pembelajaran di kelas. B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. Bagaimana kesesuaian rencana pembelajaran dengan pelaksanaan 10

11 11 pembelajaran bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar Negeri 007 Sengata Selatan? C. Tujuan Penelitian Seuatu proses kegiatan tertentu, sudah pasti memiliki tujuan yang akan diharapkan dapat dicapai dari kegiatan tersebut. Demikian pula dengan kegiatan analisis kesesuaian rencana pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam pada Sekolah Dasar Negeri 007 Sengata Selatan ini bertujuan untuk : Mendeskripsikan kesesuaian rencana pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar Negeri 007 Sengata Selatan. D. Manfaat Penelitian Setelah penelitian ini nanti selesai diharapkan akan dapat bermanfaat bagi orang lain yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran di kelas yang berupa sebuah perangkat pembelajaran yakni rencana pelaksanaan pembelajaran bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar E. Katerbatasan Penelitian Keterbatasan atau ruang lingkup dari penelitian ini adalah pada masalah kesesuaian rencana pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran bidang studi Ilmu Pengatahun Alam di Sekolah Dasar Negeri 007 Sengata Selatan semester II tahun pelajaran 2012 F. Definisi Istilah Dalam penulisan karya ilmiah ini akan diuaraikan tentang bagaimana merencanakan pembelajaran, bagaimana pembelajarannya serta mengembangkan penilaian sebagai tindak lanjut dari proses pembelajaran yang telah tercantum dalam rencana/program pembelajaran, berikut ulasannya. 11

12 12 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur, dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan. Dalam standar isi yang telah dijabarkan dalam silabus. Ruang lingkup rencana pembelajaran paling luas mencakup 1 (satuu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1(satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih. 2. Secara definisi rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan semua aktivitas yang akan dilakukan pada masa kini dan masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan. 3. Proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran akan sangat mempengaruhi cara guru itu mengajar. 1. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada satu lingkungan belajar. 2. Pemebelajaran merupan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran tabiat atau sikap, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. denagn kata lain, pemebelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. 3. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 12

13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1. Pengertian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur, dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan. Dalam standar isi yang telah dijabarkan dalam silabus. Ruang lingkup rencana pembelajaran paling luass mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1(satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih. Secara definisi rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan semua aktivitas yang akan dilakukan pada masa kini dan masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan. Proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No 19 tahun 2005 pasal 20 berbunyi bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pemebelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Beberapa pengertian tentang perencanaan pembelajaran antara lain: a. Proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. b. Perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Siapa yang melakukan? Kapan? Dimana? Bagaimana cara melakukannya? 6

14 7 c. Sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di masa akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. d. Proses penyiapan seperangkat pembelajaran untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang, yang diarahkan untuk mencapai sasaran kompetensi. e. Proses pengambilan keputusan atau sejumlah alternatif (pilihan) mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaian atas hasil pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Hal yang sama diungkapkan oleh (E.Mulyasa, 2006) Rencana pelaksanaan pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Dari beberapa pengertian perencanaan yang dikemukakan oleh para pakar, tetapi pada dasarnya perencanaan memiliki kata kunci penentuan aktivitas yang akan dilakukan kata kunci ini mengidentifikasikan bahwa perencanaan merupakan kegiatan untuk menentukan masa yang akan datang. Karena pekerjaan yang ditentukan pada kegiatan perencanaan belum dilaksanakan, maka untuk dapat membuat perencanaan yang baik harus menguasai keadaan yang ada pada saat ini. Dari kondisi yang ada itulah berbagai proyeksi dapat dilakukan dan kemudian dituangkan dalam berbagai rangkaian kegiatan dalam perencanaan dalam hal ini rencana pengajaran di kelas/sekolah. Penerapan kegiatan perencanaan dalam proses pembelajaran merupakan suatu upaya untuk menentukan berbagai kegiatan yang akan dilakukan di ruang kelas dalan kaitannya dengan upaya untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Dalam konteks pendidikan berbasis kompetensi, maka tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut adalah komptensi yang harus dimiliki 7

15 8 siswa, sehingga rencana pembelajaran merupakan suatu upaya untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan dalam kaitannya dengan upaya mencapai kompetensi yang diharapkan, yakni kompetensi kongitif, afektif, dan kompentensi psikomotor. Ungkapan tersebut di atas sejalan dengan yang disampaikan oleh (Pidarta, 2009) yakni ruang lingkup atau cakupan kompetensi afeksi seperti pada bagan berikut. 1. Kemauan 9. Kesopanan 1.Pikiran 2. Sikap 10. Persahabatan 2.Logika 3. Tanggung jawab 11. Kasih sayang 3.Abstraksi 4. Akuntabilitas 12. Religius 4.Imajinasi 5. Komitmen 13. Toleransi 5.Tafsiran 6. Motivasi 14. Kerjasama 6.Kreativitas 7. Penghargaan 15. Kedermawanan 7.Inovasi 8. Penghormatan 16. Estetika Bagan 2.1Ruang Lingkup Afeksi Bagan 2.2Ruang Lingkup Kognisi Dalam proses membuat rencana pembelajaran, yang harus ditentukan terlebih dahulu adalah kompetensi apa yang akan dicapai. Kompetensi tersebut merupakan tujuan atau arah yang akan dituju. Setelah menentukan kompetensi, maka pertanyaannya adalah; bagaimana menuju arah tersebut? Bagaimana kompetensi tersebut dapat dicapai? Siapa yang dapat melakukan proses tersebut? Kebutuhan apa yang diperlukan untuk melaksanakan proses tersebut? Materi, serta sumber apa yang sesuai dengan maksud tersebut? Keempat pertanyaan diatas terakhir berkaitan dengan sumber daya, yaitu: bagaimana mengetahui bahwa arah/tujuan yang akan ditempuh sudah benar? Seberapa besar tingkat efektifitas pencapaiannya? Dalam menentukan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa, tidak hanya didasarkan pada kemauan guru atau kepala sekolah, tetapi juga harus memperhatikan berbagai kebutuhan. Itulah sebabnya, sebelum menentukan/memilih arah yang harus dituju, maka pengambil kebijakan tentang rencana pembelajaran harus memiliki berbagai informasi dalam 8

16 9 menentukan/memilih kompetensi yang akan dihasilkan dari proses pembelajaran yang akan dilakukan. Pencarian informasi dapat dilakukan melalui berbagai proses pengukuran dan penilaian baik pada faktor internal dan faktor eksternal (kebutuhan dan harapan stakeholder sekolah) 2. Fungsi Perencanaan Pembelajaran Mengapa proses pembelajaran di sekolah harus direncanakan dengan baik? Sebagaimana kita ketahui bahwa proses pembelajaran di sekolah merupakan upaya sekolah dalam mencapai kompetensi siswa. Karena merupakan suatu upaya maka proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan rekayasa yang dilakukan guru. Rekayasa merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan untuk mencapai suatu hasil secara lebih efektif, lebih efesien dan lebih menarik. Itulah sebabnya tindakan yang sengaja diadakan harus memiliki kejelasan arah yang akan dituju, sumber daya manusia yang diperlukan tidak hanya berkaitan dengan kuantitasnya, tetapi lebih mengarah kepada kualitasnya. Dengan demikian terdapat beberapa fungsi utama dalam perencanaan pembelajaran seperti yang diungkapkan oleh (Prabowo, 2010). a. Menentukan kompetensi yang akan dihasilkan dari proses pembelajaran yang akan dilakukan. Penentuan kompetensi ini merupakan hal yang paling penting dalam keberhasilan proses perencanaan. Penentuan kompetensi yang salah akan berakibat fatal pada: 1) Tidak dapat dicapainya kompetensi 2) Tidak sesuainya dengan kebutuhan dan harapan stakeholder 3) Tidak dapat dikembangkan secara berkelanjutan kerena kesalahan memilih prioritas, dan 4) Terjadi pemborosan sumber daya karena kesalahan memilih prioritas. b. Pemilihan kompetensi yang terlalu tinggi, berakibat akan sulit untuk direalisasikan, mestinya kompetensi disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, dibedakan pula antara siswa kelas rendah dan 9

17 10 kelas tinggi. Kelas rendah menggunakan kompetensi dasar yang masih bersifat konkrit, semi konkrit dan abstrak. Begitu sebaliknya di kelas tinggi pola komptensi yang diharapkan dari hal-hal yang abstrak, semi abstrak, lalu konkrit, itu dilakukan guna pencapaian target atau kriteria ketuntasan minimum dapat tercapai, dengan demikian rencana pembelajaran yang telah tersusun yang berupa rencana pelaksanaan pembelajaran akan sesuai seperti yang ditetapkan sebelumnya. Ketercapaian suatu rencana pembelajaran tentunya dapat kita lihat pada hasil akhir yang berupa penilaian. Yakni penilian pada setiap akhir pembelajaran. 3. Manfaat Perencanaan Pembelajaran Dari beberapa fungsi dan pengertian dari perencanaan pembelajaran di atas dapat diketahui berbagai manfaat dari perencanaan pembelajaran yang meliputi; Pertama memberikan kejelasan dalam pencapaian kompetensi peserta didik, dan prasyarat yang diperlukan oleh peserta didik untuk dapat mengikuti pembelajaran di sekolah tersebut. Situasi seperti ini menggambarkan bahwa perencanaan yang baik akan memudahkan pelaksanaannya. Bahkan jika di sekolah tersebut terjadi berbagai perubahan personal dan kepemimpinan, masih dapat dilaksanakan dengan mudah karena adanya perencanaan yang baik. Disisi lain adanya perencanaan dapat digunakan oleh manajemen sekolah maupun oleh guru lain manaka personal yang berkepentingan berhalangan. Kedua meningkatkan efesiensi dalam proses pelaksanaan. Adanya perencanaan akan memberikan gambaran tentang kebutuhan sumber daya yang diperlukan dalam mencapai kompetensi. Baik itu sember daya manuasia maupun non manusia. Dengan diketahuinya berbagai kebutuhan sumber daya tersebut, maka proses pengadaan sumber daya dapat ditentukan lebih dahulu. Selain itu adanya perencanaan juga menentukan proses yang tepat sehingga terhindar dari proses tidak jelas dan berulang-ulang. Ketiga melaksanakan proses pengembangan berkelanjutan. Adanya perencanaan dapat menentukan 10

18 11 berbagai proses yang dibutuhkan pada kurun waktu tertentu. dengan memperhatikan prioritas yang harus dicapai. maka perencanaan saat ini merupakan dasar dari perencanaan berikutnya, demikian seterusnya akan terjadi kesinambungan antara satu perencanaan dengan perencanaan berikutnya, dari satu indikator ke indikator lainnya, dalam berbagai kompetensi dasar yang sesuai dengan tahap perkembangan siswa didik pada setiap jenjang kelas, sehingga kemudian pengembangan secara berkelanjutan akan dapat dilakukan. Keempat perencanaan pembelajaran dapat digunakan untuk menarik sebagai suatu hasil karya ilmiah bagi seorang pendidik untuk jadikan bahan usulan dalam kenaikan jabatan/golongan, sehingga sangat perlu dilakukan mendasain suatu rencana pembelajaran yang sesuai dengan standar isi dan kompetensi dasar pada tingkatan kelas yang berbeda. 4. Prinsip Perencanaan Pembelajaran Beberpa prinsip perencanaan pembelajaran adalah meliputi : a. Dilakukan oleh sumber daya manusia yang tepat dan kompeten. Dalam melaksanakan perencanaan pembelajaran maka perencanaan tersebut harus dilakukan oleh orang yang tepat. Untuk merencanakan proses pembelajaran matematika, maka yang melaksanakannya adalah orang dari jurusan matematika, untuk merencanakan pembelajaran pendidikan agama Islam, maka yang dapat melaksanakannya adalah guru-guru yang dari jurusan pendidikan agama. Jika dalam melakukan proses perencanaan tersebut memerlukan ahli dalam bidang lain, misalnya ahli media, maka juga harus ada kolaborasi anatara ahli bidang studi dengan ahli media. Selain itu orang yang akan melakukan perencanaan harus memahami bagaimana membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan baik. b. Mekiliki validitas. Dalam melakukan rencana pembelajaran harus diperhitungkan bagaimana perencanaan tersebut dilaksanakan. Oleh karena itu harus diperhitungkan proses yang akan dilalui untuk dapat mencapai kompetensi yang telah direncanakan tadi. 11

19 12 c. Berpedoman pada masa yang akan datang. Perencanaan pembelajaran yang dibuat adalah apa yang akan diupayakan untuk dapat dicapai pada kurun waktu yang akan datang. Oleh karena itu apa yang akan dicapai dalam perencanaan tersebut adalah sesuatu yang akan dicapai dalam kurun waktu yang akan datang, minimal ketercapaian dari standar minimum yang ditentukan sekolah maupun bidang studi, pada akhir pembelajaran dari suatu bidang/mata pelajaran disetiap semester. d. Berpijak pada fakta. Perencanaan pembelajaran yang dibuat memperhitungkan berbagai realitas dan kondisi yang ada di sekolah. Utamanya berkaitan dengan kemampuan siswa sebagai stakeholder dan kemampuan personal/sekolah menyediakan sumber daya. Berikut gambar tentang perencanaan pembelajaran menurut Gerlach & Ely 7. Penentuan Ruang Gambar 2.2 Model Perencanaan pembelajaran Gerlach & Ely 5. Model Perencanaan Pembelajaran Sebagaimana diketahui bahwa kurikulum yang diterapkan pada sekolah saat ini adalah kurikulum berbasis kompetensi yang secara definisi merupakan perangkat standar pendidikan yang dapat mengantarkan siswa 12

20 13 untuk menjadi kompeten dalam berbagai bidang kehidupan yang dipelajarinya, bidang kehidupan yang dipelajarinya ini memuat sejumlah kompetensi siswa dan sekaligus hasil belajarnya (learning outcomes). Dari uraian ini terlihat bahwa perencanaan pembelajaran diarahkan pada pencapaian kompetensi siswa yang telah direncanakan dalam Renacana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) komptensi sendiri merupakan seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas pendidik ataupun mengajar. Namun masalahnya adalah bagaimana menentukan kompetensikompetensi yang harus dikuasai siswa pada suatu tahapan pembelajaran? Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang dikembangkan dengan perpedoman pada model pengembangan yang berbasis kompetensi. Artinya kurikulum tersebut harus merujuk pada kompetensi yang akan dihasilkan. Kompetensi merupakan kemampuan menyeluruh yang meliputi keilmuan, keterampilan dan sikap dari suatu jenis unjuk kerja sebagai suatu hasil belajar. Itulah sebabnya kriteria kompeten tersebut harus meliputi:1.mampu memahami konsep yang mendasari standar kompetensi yang harus dikuasai/dicapai.2.mampu melakukan pekerjaan sesuai dengan tuntutan standar kompetensi yang harus dicapai dengan cara dan prosedur yang benar dan hasil yang baik.3.mampu mengaplikasikan kemampuannya dalam kehidupan sehari-hari baik disekolah maupun di luar sekolah. Ciri-ciri kompetensi sebagaimana tersebut diatas sama dengan yang dikemukakan oleh UNESCO dalam 4 pilar pendidikan yang meliputi:a) Learning to know, b) Learning to do, c)learning to be, dan d) Learning to live together. Learning to know merupakan perwujudan dari penguasaan konsep atau pengetahuan atau kognitif, learning to do merupakan perwujudan dari penguasaan keterampilan atau psikomotor, leraning to be merupakan perwujudan dari sikap atau afektif dari suatu pekerjaan, sedangkan learning to live together merupakan perwujudan dari kecakapan hidup (life skill) yang sebagian besar dapat dikategorikan sebagai suatu sikap atau afektif. 13

21 14 Berdasarkan kompetensi tersebut kemudian dikembangkan berbagai standar kompetensi oleh pemerintah yang kemudian menjadi suatu standar kompetensi minimal yang harus dikuasai oleh sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Secara definis standar kompetensi merupakan seperangkat kompetensi yang dibakukan secara nasional dan diwujudkan dengan hasil belajar perserta didik, standar harus dapat diukur dan diamati untuk memudahkan pengambilan keputusan bagi guru, tenaga kependidikan lain, peserta didik, orang tua dan penentu kebijakan. Standar bermanfaat sebagai dasar penilaian dan pemantauan proses kemajuan dan hasil belajar peserta didik. Mendasarkan pada hal tersebut itulah maka hasil belajar dalam KTSP harus dapat diukur, baik itu menggunakan instrumen tes maupun non tes. Terkait dengan apa yang dijelaskan dalam paparan diatas, tidak terlepas pula, jika seseorang dalam merencanakan pembelajaran mengorganisikan kata-kata kerja operasional yang akan digunakan dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, kata kerja operasional yang dimaksud adalah seperti yang terlihat pada tabel berikut. Tabel 2.1 Jenis Perilaku Kognitif, Kemampuan Internal, Kata Kerja Operasional, Unsur Ilmu Pengetahuan Dan Bahan Pengajaran. 14

22 15 15

23 16 Tabel 2.2 Jenis Perilaku Afektif, Kemampuan Internal, Kata Kerja Operasional 16

24 17 Tabel 2.3 Jenis Perilaku Psikomotor, Kemampuan Internal, Kata Kerja Operasional 17

25 18 18

26 19 Sejalan dengan apa yang diamatkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses seperti pada gambar berikut. Perencanaan Proses Pembelajaran S i l a b u s R P P prinsip penyusunan RPP Pelaksanaan Proses pembelajaran Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran Pelaksanaan Pembelajaran 1.Pendahuluan 2.Kegiatan Inti 3. Penutup Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi Penilaian Hasil Pembelajaran STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DAN PANDUAN PENILAIAN KELOMPOK MATA PELAJARAN Gambar 3.2 Standar Proses Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajarann (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan sumber belajar. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat 19

27 20 dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan. Hal yang senada diungkapkan oleh (Muslimin Ibrahim, 2010) dalam rangka mengimplementasikan program pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap kompetensi dasar. Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Standar Kompetensi yang memayungi Kompetensi Dasar yang akan disusun dalam RPP-nya. Di dalam RPP secara rinci harus memuat Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian (PP Nomor 19 Tahun 2005) 1. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) a. Mencantumkan identitas, yang meliputi: Nama sekolah, Mata pelajaran, Kelas/Semester, Standar Kompetensi, dikutip dari silabus yang telah disusun, Kompetensi Dasar; dikutip dari silabus, begitu pula dengan indikator. Indikator dijabarkan dari kompetensi dasar. Alokasi waktu diperhitungkan untuk mencapai satu kompetensi dasar yang bersangkutan yang dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan. b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun sebagai skenario untuk mencapai satu Kompetensi Dasar. 2. Mencantumkan indikator. Indikator dijabarkan sendiri oleh guru dari Kompetensi Dasar. Setiap indikator terdiri dari dua bagian, yaitu tingkah laku dan referens (isi pelajarannya). 3. Mencantumkan Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang operasional yang ditargetkan/dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang 20

28 21 operasional dari kompetensi dasar. Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas sebuah atau beberapa tujuan. 4. Mencantumkan Materi pelajaran Materi pelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus. 5. Mencantumkan Metode Pembelajaran Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran. 6. Mencantumkan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dapat berupa kegiatan pendahuluan atau pembuka, kegiatan inti dan kegiatan akhir/penutup, ini tidak mesti harus ada, tergantung pada urutan sintaks sesuai dengan model yang dipilih. 7. Mencantumkan Sumber Belajar Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan bahan. Sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referens, dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu. 8. Mencantumkan Penilaian Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Apabila penilaian menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian 21

29 22 a. Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SDN/MI :... Mata Pelajaran :... Kelas/semester :.../... Standar Kompetensi :... Kompetensi Dasar :... Indikator :... Alokasi Waktu :... x 35 menit (... pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran B. Materi Pembelajaran C. Metode Pembelajaran D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Penutup Pertemuan 2 Dan seterusnya E. Sumber Belajar F. Penilaian b. Prinsip-Prinsip Penyusunan RPP 1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik. RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. 2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik. Proses pembelajaran dirancang denganberpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi,minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi,kemandirian, dan semangat belajar. 3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis. 22

30 23 Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. 4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut. RPP memuat rancangan program pemberian umpanbalik positif, penguatan,pengayaan, dan remedi. 5. Keterkaitan dan keterpaduan.rpp disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. 6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi RPP disusun dengan.rpp disusun dengan memper-timbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. 6. Perencanaan Evaluasi Pembelajaran Maksud dan tujuan dari evaluasi adalah, menentukan hasil yang dicapai oleh siswa. Bagaimanapun, penetapan proses pembelajaran secara keseluruhan termasuk tujuan yang akan dicapai oleh siswa, media pembelajaran, teknik pendekatan dalam pembelajaran, bahkan sifat efektif seorang guru memerlukan evaluasi. Dimana evaluasi adalah suatu proses yang berlangsung secara berkesinambungan. Evaluasi dilakukan sebelum, selama, dan sesudah suatu proses pembelajaran. Evaluasi sebelum proses pembelajaran, misalnya karakteristik siswa, kemampuan siswa, metode dan materi pembelajaran yang digunakan. Evaluasi selama proses pembelajaran ialah evaluasi yang digunakan untuk melacak dan memperbaiki masalah belajar serta kesulitannya, baik dalam penyampaian materi maupun strategi pendekatan yang digunakan. 23

31 24 Menurut (Sagala, 2011) umpan balik (feedback) diberikan melalui tes-tes formatif, awalnya bahan pelajaran dibagi dalam satuan-satuan pelajaran, misalnya meliputi bahan pelajaran satu bab atau bahan yang dapat dikuasai dalam waktu satu atau dua minggu. Evaluasi pencapaian hasil belajar siswa dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Tes formatif bersifat diagnotis yang serentak menunjukkan kemajuan atau keberhasilan anak, tes formatif ini bermacam-macam fungsinya. Evaluasi formatif dapat diadakan setiap saat, dalam arti pada saat penyajian pelajaran, guru setiap saat dapat berhenti sebentar, untuk mengajukan pertanyaan yang menyangkut bahan yang baru disajikan. Tujuan evaluasi formatif untuk mengetahui sampai sejauh mana siswa mampu menerima apa yang disajikan atau tidak, sehingga guru dapat mengetahui apakah materi tersebut sesuai dengan kemampuan siswa untuk menerima atau terlalu mudah atau terlampau sulit. Memberikan kemudahan bagi guru untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi dalam pengajaran, sehingga dapat mengadakan penekanan-penekanan pada bagian-bagian tertentu serta pengayaannya. Fungsi utama dari evaluasi formatif adalah mengumpulkan data dan informasi untuk memperbaiki hasil dari suatu kegiatan pembelajaran. Tes formatif itu menjamin bahwa tugas pelajaran tertentu dikuasai sepenuhnya sebelum beralih kepada tugas berikutnya. Bagi siswa yang kurang menguasai bahan pelajaran tes formatif merupakan alat untuk mengungkapkan dimana sebenarnya letak kesulitannya. Jadi tes formatif adalah alat untuk mendiagnosis kelemahan, kesalahan dan kekurangan murid dalam menguasai materi pelajaran, sehingga ia dapat memperbaikinya. Disamping menunjukkan kekurangan murid perlu diberikan petunjuk bagaimana cara memperbaikinya. Karena itu tes formatif merupakan bagian yang integral dari proses belajar. Evaluasi formatif ini diadakan sebagai suatu proses yang konstruktif dan positif. Pada saat yang sama guru harus pula menentukan apakah pekerjaan tepat guna atau tidak. Untuk mencapai hal tersebut, maka evaluasi sumatif harus diadakan. 24

32 25 B. Pembelajaran Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran akan sangat mempengaruhi cara guru itu mengajar. Juga keterlibatan siswa secara aktif amat dipenting. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan pengetahuan baru dengan setruktur kognitif yang dimiliki siswa. Materi pelajaran disusun dengan menggunkan pola logika tertentu, dari sederhana ke kompleks. Perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan, karena faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. (Budiningsih, 2005) 1. Pengertian Pembelajaran. Berikut beberapa pengertian pembelajaran menurut para ahli antara lain: a. Knowles.Pembelajaran adalah cara pengorganisasian peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. b. Slavin. Pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku individu yang disebabkan oleh pengalaman c. Woolfolk. Pembelajaran berlaku apabila sesuatu pengalaman secara relatifnya menghasilkan perubahan kekal dalam pengetahuan dan tingkah laku. d. Crow & Crow. Pembelajaran adalah pemerolehan tabiat, pengetahuan dan sikap e. Rahil Mahyuddin. Pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang melibatkan ketrampilan kognitif yaitu penguasaan ilmu dan perkembangan kemahiran intelek f. Achjar Chalil. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar g. Corey. Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus 25

33 26 h. G. A. Kimble. Pembelajaran merupakan perubahan kekal secara relatif dalam keupayaan kelakuan akibat latihan yang diperkukuh. i. Munif Chatib. Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar.belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas. Ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut :1. merupakan upaya sadar dan disengaja 2. pembelajaran harus membuat siswa belajar 3. tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan 4. pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasilnya Pembelajaran adalah separangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa (Winkel,1991) Pengajaran adalah proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan perihal mengajar, segala sesuatu mengenai mengajar, peringatan (tentang pengalaman, peristiwa yang dialami atau dilihatnya). (Dariyanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia, 1997).Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan mengajar. Beberapa prinsip pembelajaran dikemukakan oleh Atwi Suparman dengan mengadaptasi pemikiran Fillbeck (1974), sebagai berikut :1. Responrespon baru (new responses) diulang sebagai akibat dari respon yang terjadi sebelumnya.2. Perilaku tidak hanya dikontrol oleh akibat dari respon, tetapi juga di bawah pengaruh kondisi atau tanda-tanda di lingkungan siswa.3. Perilaku yang timbul oleh tanda-tanda tertentu akan hilang atau berkurang frekuensinya bila tidak diperkuat dengan akibat yang menyenangkan.4. Belajar yang berbentuk respon terhadap tanda-tanda yang terbatas akan 26

34 27 ditransfer kepada situasi lain yang terbatas pula.5. Belajar menggeneralisasikan dan membedakan adalah dasar untuk belajar sesuatu yang kompleks seperti yang berkenaan dengan pemecahan masalah. Situasi mental siswa untuk menghadapi pelajaran akan mempengaruhi perhatian dan ketekunan siswa selama proses siswa belajar.7. Kegiatan belajar yang dibagi menjadi langkah-langkah kecil dan disertai umpan balik menyelesaikan tiap langkah, akan membantu siswa.8. Kebutuhan memecah materi kompleks menjadi kegiatan-kegiatan kecil dapat dikurangi dengan mewujudkan dalam suatu model.9. Keterampilan tingkat tinggi (kompleks) terbentuk dari keterampilan dasar yang lebih sederhana.10. Belajar akan lebih cepat, efisien, dan menyenangkan bila siswa diberi informasi tentang kualitas penampilannya dan cara meningkatkannya.11. Perkembangan dan kecepatan belajar siswa sangat bervariasi, ada yang maju dengan cepat ada yang lebih lambat.12. Dengan persiapan, siswa dapat mengembangkan kemampuan mengorganisasikan kegiatan belajarnya sendiri dan menimbulkan umpan balik bagi dirinya untuk membuat respon yang benar. Dalam buku Condition of Learning, Gagne (1997) mengemukakan sembilan prinsip yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran : 1. menarik perhatian ( gaining attention) : hal yang menimbulkan minat siswa dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi, atau kompleks. 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objectives). memberitahukan kemampuan yang harus dikuasai siswa setelah selesai mengikuti pembelajaran. 3. Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari ( stimulating recall or prior learning ). merangsang ingatan tentang pengetahuan yang telah dipelajari yang menjadi prasyarat untuk mempelajari materi yang baru. 4. Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus): menyampaikan materi-materi pembelajaran yang telah direncanakan. 27

35 28 5. Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance) memberikan pertanyaan-pertanyaan yamng membimbing proses/alur berpikir siswa agar memiliki pemahaman yang lebih baik. 6. Memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting performance); siswa diminta untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari atau penguasaannya terhadap materi. 7. Memberikan balikan ( providing feedback) : memberitahu seberapa jauh ketepatan performance siswa. 8. Menilai hasil belajar (assessing performance) :memberiytahukan tes/tugas untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai tujuan pembelajaran. 9. Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and transfer):merangsang kamampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikanrangkuman, mengadakan review atau mempraktekkan apa yang telah dipelajarinya. Sementara itu pembelajaran mempunyai tujuan seperti yang diungkapan oleh (Nur, 2011) tujuan pembelajaran adalah mendeskripsikan sebuah tujuan guru tentang apa yang seharusnya dipelajari siswa. Tujuan yang dimaksud dalam hal ini tentunya adalah kompetensi dan indikator yang telah dirumuskan pada rencana pelaksanaan pembelajaran. 2. Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP.Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan, guru: a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; 28

36 29 d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. Kegiatan Inti, merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 1) Eksplorasi adalah Serangkaian kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencaritemukan berbagai informasi, pemecahan masalah, dan inovasi. 2) Elaborasi adalah Serangkaian kegiatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri melalui berbagai kegiatan dan karya yang bermakna. 3) Konfirmasi adalah Serangkaian kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan bagi peserta didik untuk dinilai, diberi penguatan dan diperbaiki secara terus-menerus. Kegiatan Penutup Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; C. Penilaian Hasil Pembelajaran Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki 29

37 30 proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri.penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran. C. Karangka Pemikiran Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 20 disebutkan bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kuranya tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar Perencanaan Pembelajaran Silabus + RPP Proses Pembelajaran: Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Penutup Refleksi Evaluasi : Tes awal & akhir Formatif & Sumatif Kegiatan Inti: Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi E. Hipotesis Penelitian Hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut. 1. Kesesuaian rencana pelaksanaan pembelajaran berpengaruh positif terhadap keberhasilan mengajar guru di Sekolah Dasar Negeri 007 Senagata selatan 2. Faktor-faktor yang paling berpengaruh di Sekolah Dasar Negeri 007 Senagata selatan adalah kompetensi guru dan kurikulum 3. Kompetensi guru dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 007 Senagata selatan 30

38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan naturalistik atau kualitatif. Pendekatan naturalistik ini didasarkan atas pertimbangan sumber dan jenis data yang akan diambil yang bersifat holistik atau menyeluruh. Hal serupa sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa gejala dalam penelitian naturalistik berdimensi jamak, utuh, dinamis dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Oleh sebab itu, penelitian naturalistik didasarkan atas keseluruhan situasi alam yang diteliti (Sugiyono:2006) Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kasus atau kasus studi, karena hanya sebatas subjek yang dikaji sempit dan terbatas, yakni pada masalah kesesuain rencana pelaksanaan pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran dalam lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Instrumen atau alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah angket untuk mengungkapkan mengenai kompetensi guru dalam mendesain perencanaan pembelajaran maupun dalam pelaksanaan pembelajaran. Alat ukur yang lain adalah dokumentasi, yang digunakan untuk mengetahui untuk mengetahui kualitas kompetensi guru. Angket kompetensi guru dalam penelitian ini disusun berdasarkan beberapa aspek, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, materi, proses belajar mengajar, pengujian, perencanaan, pengadaan, penggunaan, pengorganisasian siswa, penanganan kasus dan penyaluran bakat. Angket penilian guru disusun berdasrkan form-form yang meliputi: 1. Merencanakan pengelolaan pembelajaran 2. Merencanakan pengorganisasian materi pembelajaran 3. Merencanakan pengelolaan kelas 4. Merencanakan penggunaan sumber media pelajaran 5. Merencanakan penilaian 31

39 32 6. Penampilan fisik rencana pembelajaran B. Waktu Dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitin ini dilaksanakan pada awal semester II tahun pelajaran 2012/2013 selama dua bulan. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan bertempat di Sekolah Dasar Negeri 007 Sengata Selatan Kabupaten Kutai Timur. Penentuan tempat penelitian tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa kota Kutai Timur merupakan ikon yang mempresentasikan daerah-daerah lainnya di Kutai Timur, termasuk dalam bidang pendidikan. Dengan demikian dapat diasumsikan apabila pembelajaran di kota Kutai Timur (Sangata) tidak baik atau tidak berkualitas maka pembelajaran di daerah-daerah sekitarnya akan seperti itu, bahkan sebaliknya ataupun lebih dari itu. Sehingga dapat dikatakan pendidikan di Sangata merupakan barometer pendidikan di daerah-daerah lain di Kutai Timur. C. Variable Dalam penelitian ini ada dua variabel yang menjadi objek penentu, yakni variabel bebasnya adalah rencana pelaksanaan pembelajaran, sedangkan variabel terikatnya adalah pembelajaran. D. Devinisi Operasional Variable 1. Variabel Bebas. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah seperangkat alat pembelajaran yang digunakan guru pada saat proses pembelajaran di kelas. 2. Variabel Terikat Pemebelajaran adalah aktivitas guru dan siswa berberlangsung di kelas maupun di luar kelas dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran. 32

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP RPP Pengertian, Komponen dan Prinsip Penyusunan RPP Pengertian RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu

Lebih terperinci

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP RPP Pengertian, Komponen dan Prinsip Penyusunan RPP Pengertian RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 95 Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN Ini adalah Contoh: Jika ada yang berminat dengan Format *.Doc Silahkan kontak: Telp/SMS : 085 255 989 455 Website : http://bit.ly/rppkita Terima kasih! PERANGKAT PEMBELAJARAN PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berlandaskan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,

Lebih terperinci

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus A. Prinsip Pengembangan Silabus Prinsip-prinsip pengembangan silabus adalah: 1. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus

Lebih terperinci

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat PRODI ILMU SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009 REVIEW

Lebih terperinci

BAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH

BAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH BAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH A. Pandangan tentang Pembelajaran Secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) 1 KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) I. Pendahuluan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses) SILABUS DAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses) Disunting dan dikembangkan oleh Pirdaus Widyaiswara LPMP Sumsel Perencanaan Proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STRATEGI MANAJEMEN HOLISTIK DALAM UPAYA PENCAPAIAN STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

IMPLEMENTASI STRATEGI MANAJEMEN HOLISTIK DALAM UPAYA PENCAPAIAN STANDAR PROSES PEMBELAJARAN IMPLEMENTASI STRATEGI MANAJEMEN HOLISTIK DALAM UPAYA PENCAPAIAN STANDAR PROSES PEMBELAJARAN Biner Ambarita Abstrak Standar proses pembelajaran dapat terpenuhi jika sumber daya memenuhi tuntutan proses

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis 67 BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis karakter di SMP Muhammadiyah 3 Ampel Boyolali Perencanaan adalah proses dasar

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Penegasan Istilah Istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terutama untuk

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013 PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013 Oleh: Dr. Widarto, M.Pd. DISAMPAIKAN PADA PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) GELOMBANG 4 TAHUN 2014 DI LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP. Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP

EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP. Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP Mekanisme Pengembangan RPP 1. Perencanaan Tahap pertama dalam pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Berdasarkan : Permendikbud no. 22/2016 Tentang Standar Proses endidikan Dasar &

Lebih terperinci

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar Teknik Pengembangan Bahan Ajar dan Perangkat Pembelajaran oleh: Pujianto *) Disarikan dari Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar, Depdiknas:2006 Mengapa perlu bahan ajar? Siswa memiliki karakteristik

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi MERENCANAKAN PROGRAM PEMBELAJARAN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KTSP Pertemuan XI Desain Pembelajaran STAI SMQ Bangko Kompetensi Dasar Mahasiswa memahami perencanaan program pembelajaran dalam rangka implementasi

Lebih terperinci

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan. Karena ruang lingkupnya adalah pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan guru

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN III. PELAKSA- NAAN PROSES PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN IV. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN II. PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN III. PELAKSA- NAAN PROSES PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN IV. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Berdasar Permendiknas No 41 Th 2007 Disampaiakan pada Workshop Peningkatan Kualitas Pembelajaran dalam Rangka Pelaksanaan KTSP Di Pendopo Cahyana/Rumah

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff Deskripsi dan analisis data penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh di lapangan melalui instrumen

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Profil Guru Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1386), profil didefinisikan sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan guru adalah

Lebih terperinci

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG (Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG UPT SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) KABUPATEN BANDUNG 2017 DESAIN PEMBELAJARAN Oleh: Yaya Sukarya,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada. Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada. Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah BAB V PEMBAHASAN A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah Kedungglugu Gondang Nganjuk Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP PPT 3.1-1 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lebih terperinci

PERATURAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

Tri Ani Hastuti

Tri Ani Hastuti 0 PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh : Tri Ani Hastuti tri_anihastuti@uny.ac.id triafikuny@yahoo.com I. Pendahuluan Dalam rangka mengimplementasikan pogram pembelajaran yang

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

KURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PUSAT PENGEMBANGAN PROFESI PENDIDIK 2015 1 PPT- 3.4

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP KURIKULUM 2013? (Berbasis Scientific Approach)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN RPP KURIKULUM 2013

PENGEMBANGAN RPP KURIKULUM 2013 PENGEMBANGAN RPP KURIKULUM 2013 MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Pengembangan Program Pembelajaran Fisika yang dibina oleh Bapak Dr. Wartono, M.Pd Oleh Aluk Khofidatul 110321419539 Debora Febbivoyna

Lebih terperinci

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED PENGEMBANGAN KBM Menurut BSNP: Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI RUPA)

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI RUPA) PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI RUPA) A. Pendahuluan Secara prinsip, silabus sebagai acuan pengembangan RPP dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELARAN MATERI: PENYUSUNAN RPP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELARAN MATERI: PENYUSUNAN RPP PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELARAN MATERI: PENYUSUNAN RPP Pengertian RPP Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 34 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya

BAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya 6 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Konsep Dasar Pengelolaan Pembelajaran. Pada dasarnya pengelolaan diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian semua sumber daya untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini menjawab masalah penelitian pada Bab I yaitu seberapa baik

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP DIAN BUDIANA,M.PD. Disiapkan sebagai Bahan Diklat Sertifikasi Guru dalam Jabatan Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran

Lebih terperinci

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34 HALAMAN 1 / 34 1 2 3 4 5 Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit Waktu Pengembangan g Silabus 6 7 8 9 Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah Pengembangan Silabus Contoh Model HALAMAN

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP Landasan & Acuan Penyusunan & Pengembangan KTSP UU

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Belajar Siswa Menurut pengertian bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu pengertian istilah, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KHUSUS TUNANETRA, TUNARUNGU, TUNAGRAHITA, TUNADAKSA, DAN TUNALARAS DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuka Dan Menutup Pelajaran Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dan pembelajaran adalah dua konsep yang berbeda, namun

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dan pembelajaran adalah dua konsep yang berbeda, namun 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Belajar dan pembelajaran adalah dua konsep yang berbeda, namun keduanya merupakan sesuatu yang berpadu. Satu sama lainnya tidak bisa dipisahkan dalam aktivitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki A. Pendahuluan Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kelanjutan dari kurikulum tahun 2004

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika BAB II LANDASAN TEORI A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Pengertian pembelajaran sebagaimana tercantum dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah suatu proses interaksi

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN RPP

PANDUAN PENGEMBANGAN RPP PANDUAN PENGEMBANGAN RPP 1. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan

Lebih terperinci

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) atau Classroom Action Reseach (CAR). Menurut wijaya (2009:9)

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Pembekalan Instruktur PLPG 2015

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Pembekalan Instruktur PLPG 2015 KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Pembekalan Instruktur PLPG 2015 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan posisi dirinya

Lebih terperinci

Disampaikan pada Pembekalan Mikro teaching Mahasiswa PGSD-UAD RINI NINGSIH, M.Pd.

Disampaikan pada Pembekalan Mikro teaching Mahasiswa PGSD-UAD RINI NINGSIH, M.Pd. Disampaikan pada Pembekalan Mikro teaching Mahasiswa PGSD-UAD 2016 RINI NINGSIH, M.Pd. ADA APA DENGAN RPP? Apa yang dimaksud RPP Mengapa Membuat RPP? Bagaimana membuat RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lebih terperinci

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Oleh: Ajat Sudrajat

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Oleh: Ajat Sudrajat PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Oleh: Ajat Sudrajat PRODI ILMU SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1386), profil didefinisikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1386), profil didefinisikan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Profil Guru Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1386), profil didefinisikan sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan guru adalah

Lebih terperinci

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Penulis : R. Rosnawati SMA/MA/SMA-LB/SMK

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Penulis : R. Rosnawati SMA/MA/SMA-LB/SMK Kode: MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Penulis : R. Rosnawati Jenjang Sekolah: T/P : 2/2 SMA/MA/SMA-LB/SMK I. Kompetensi 1. Memahami model kooperatif 2. Memahami model pembelajaran berbasis masalah 3. Memahami

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DALAM KEGIATAN LESSON STUDY

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DALAM KEGIATAN LESSON STUDY PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DALAM KEGIATAN LESSON STUDY Erry Hidayanto erryhidayantoum@gmail.com Jurusan Matematika FMIPA UM Abstrak:. Tahap awal Lesson Study adalah plan (perencanaan).

Lebih terperinci

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2013 PENDIDIKAN. Standar Nasional Pendidikan. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

Terima kasih telah mengunjungi

Terima kasih telah mengunjungi PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

Lebih terperinci

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. adalah

Lebih terperinci

(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN

(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN Prosiding SENASGABUD http://research-report.umm.ac.id/index.php/senasgabud (Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman 95-106 E-ISSN 2599-8406 MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN

Lebih terperinci

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Mei Anggriani Aruan Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) II. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) II. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. Pendahuluan Dalam rangka mengimplementasikan program pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII s/d IX /1-2. Nama Guru :... NIP /NIK :... Sekolah :...

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII s/d IX /1-2. Nama Guru :... NIP /NIK :... Sekolah :... RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII s/d IX /1-2 Nama Guru :... NIP /NIK :... Sekolah :... 1 2 PANDUAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

STANDAR PROSES PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

STANDAR PROSES PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN STANDAR PROSES PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN A. Rasional Standar proses proses pembelajaran merupakan acuan penyelenggaraan serta bentuk akuntabilitas perguruan tinggi

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Silakan pilih menu Unit waktu Pengembang Silabus Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah-langkah

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 1 PENGEMBANGAN SILABUS 1. Landasan Pengembangan Silabus 2. Pengertian Silabus 3. Pengembang Silabus 4. Prinsip Pengembangan Silabus

Lebih terperinci

Pengembangan Silabus dan R P P. oleh : Susiwi S

Pengembangan Silabus dan R P P. oleh : Susiwi S Pengembangan Silabus dan R P P oleh : Susiwi S Bagian Pertama 2 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit waktu Pengembang Silabus Komponen Silabus

Lebih terperinci

Instructional Design

Instructional Design TUGAS INDIVIDU Instructional Design Dosen Pembimbing: Drs. SUHANTO KASTAREDJA, M.Pd. Oleh : Dicky Putri Diharja (12-530-0009) E class/ 2012 FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION ENGLISH DEPARTMENT

Lebih terperinci

RAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP

RAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP RAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP PPT 3.1-1 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses pengembangan pendidikan pada saat ini. Kegiatan evaluasi pendidikan menempati posisi penting

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masingmasing satuan pendidikan. Letak Kurikulum Tingkat Satuan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN BER-TEAM PADA KURIKULUM 2013 DI SMK. Oleh : Sri Karyono

STRATEGI PEMBELAJARAN BER-TEAM PADA KURIKULUM 2013 DI SMK. Oleh : Sri Karyono STRATEGI PEMBELAJARAN BER-TEAM PADA KURIKULUM 2013 DI SMK Oleh : Sri Karyono A. PENDAHULUAN Keberhasilan Implementasi Kurikulum 2013 te rutama di SMK menuntut peran guru yang optimal. Pembelajaran dan

Lebih terperinci

Instrumen Review. Instrumen Penelaahan Kurikulum Sekolah (KTSP) Dokumen 1. Terdapat logo sekolah/daerah

Instrumen Review. Instrumen Penelaahan Kurikulum Sekolah (KTSP) Dokumen 1. Terdapat logo sekolah/daerah Instrumen Review KTSP Berikut ini Instrumen Penelaahan Kurikulum Sekolah (KTSP) Dokumen 1 1 Cover/halaman judul Terdapat logo sekolah/daerah Terdapat judul yang tepat (Kurikulum Sekolah...) Menulis alamat

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN (GBPP/SILABUS/RPS, SAP/RPP) DENGAN PENDEKATAN SCL R. NETY RUSTIKAYANTI

RENCANA PEMBELAJARAN (GBPP/SILABUS/RPS, SAP/RPP) DENGAN PENDEKATAN SCL R. NETY RUSTIKAYANTI RENCANA PEMBELAJARAN (GBPP/SILABUS/RPS, SAP/RPP) DENGAN PENDEKATAN SCL R. NETY RUSTIKAYANTI RPS/SILABUS/GBPP Rencana pembelajaran semester (RPS) suatu mata kuliah adalah recana pembelajaran yang disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan mempunyai tanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Lebih terperinci

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit waktu Pengembang Silabus Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah-langkah Pengembangan Silabus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif ini nantinya akan bertujuan

Lebih terperinci

PENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI DIRECT GUIDANCEPADA SEKOLAH SASARAN KURIKULUM

PENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI DIRECT GUIDANCEPADA SEKOLAH SASARAN KURIKULUM PENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI DIRECT GUIDANCEPADA SEKOLAH SASARAN KURIKULUM Penelitian Tindakan terhadap Guru SMPN 1 Denpasar di Kota pada Tahun 2016

Lebih terperinci

STANDARD OF OPERATING PROCEDURE (SOP) PENYUSUNAN SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

STANDARD OF OPERATING PROCEDURE (SOP) PENYUSUNAN SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) 1. TUJUAN 1.1. Mendorong Dosen untuk merancang pembelajaran berbasis pada silabus dan SAP sesuai dengan format yang telah ditentukan. 1.2. Mendorong Dosen untuk selalu melaksanakan perencanaan dan pengembangan

Lebih terperinci

SILABUS SEBAGAI LANDASAN PELAKSANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAGI GURU YANG PROFESIONAL

SILABUS SEBAGAI LANDASAN PELAKSANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAGI GURU YANG PROFESIONAL SILABUS SEBAGAI LANDASAN PELAKSANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAGI GURU YANG PROFESIONAL H. Syaiful Sagala Abstrak Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar adalah salah satu yang perlu mendapat prioritas. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar adalah salah satu yang perlu mendapat prioritas. Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pilar utama dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Begitu pentingnya arti pendidikan sebagai sarana untuk mencapai kualitas kehidupan sehingga

Lebih terperinci

EDISI : 4 PENGEMBANGAN SILABUS. Modul : Pengembangan Silabus Soal-soal Pengembangan Silabus

EDISI : 4 PENGEMBANGAN SILABUS. Modul : Pengembangan Silabus Soal-soal Pengembangan Silabus EDISI : 4 PENGEMBANGAN SILABUS Modul : Pengembangan Silabus Soal-soal Pengembangan Silabus PENGEMBANGAN SILABU Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Oleh karenanya, mengingat begitu pentingnya peran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Oleh karenanya, mengingat begitu pentingnya peran pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Oleh karenanya,

Lebih terperinci

UNIT 2. Pengembangan Kurikulum Pendidikan IPS. Pendahuluan

UNIT 2. Pengembangan Kurikulum Pendidikan IPS. Pendahuluan UNIT 2 Pengembangan Kurikulum Pendidikan IPS Pendahuluan Para mahasiswa sekalian, tentu Andamasih ingat bahwa salah satu peran guru adalah pengembang kurikulum (curriculum developer) pada pada tingkat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik

Lebih terperinci

ANALISIS AKTIVITAS MAHASISWA MENYUSUN LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN MUHAMMAD BAKRI

ANALISIS AKTIVITAS MAHASISWA MENYUSUN LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN MUHAMMAD BAKRI 20 ANALISIS AKTIVITAS MAHASISWA MENYUSUN LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK Hasil analisis penyusunan langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada bagian pendahuluan ditemukan bahwa

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang STANDAR Proses UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Badan Standar Nasional Pendidikan Tahun 2007 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP Makalah disampaikan pada Pelatihan dan Pendampingan Implementasi KTSP di SD Wedomartani Oleh Dr. Jumadi A. Pendahuluan Menurut ketentuan dalam Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Bangsa akan menjadi maju jika pendidikan diperhatikan dengan serius oleh para pemegang

Lebih terperinci

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KHUSUS TUNANETRA, TUNARUNGU, TUNAGRAHITA, TUNADAKSA, DAN TUNALARAS DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut.

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut. BAB VI SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan pada Bab V dapatlah ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut. 6.1 Simpulan Memperhatikan rumusan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan kegiatan pembelajaran IPA dengan pendekatan pembelajaran

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan kegiatan pembelajaran IPA dengan pendekatan pembelajaran V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan kegiatan pembelajaran IPA dengan pendekatan pembelajaran kontekstual dan temuan pembelajaran siswa kelas 6 Sekolah Tunas Mekar Indonesia Bandar Lampung

Lebih terperinci