Keywords: Characteristics of Patient, Stroke Hemorrhagic, RSUP H. Adam Malik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Keywords: Characteristics of Patient, Stroke Hemorrhagic, RSUP H. Adam Malik"

Transkripsi

1 KARAKTERISTIK PENDERITA STROKE HAEMORAGIK YANG DIRAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2012 Berman 1, Hiswani 2, Makmur 2 1 Mahasiswa Peminatan Epidemiologi FKM USU 2 Staf Pengajar FKM USU Abstract Stroke was a disorder of blood circulation in the brain due to blocked or rupture of blood vessels. Stroke was divided into two parts based on the pathological namely, ischemic and hemorrhagic stroke. Of entire the number of cases of stroke, 80% had ischemic stroke and 20% of stroke hemorrhagic. Stroke was the main cause of death in Indonesia with a proportion of 14.4%. To determine the characteristics of stroke hemorrhagic patients hospitalized, conducted research at RSUP H. Adam Malik Medan with case series design. Population and the sample was 111 people in 2012 which recorded in hospital medical records. Univariate data were analyzed descriptively while bivariate data were analyzed using Chi-square test and ANOVA. Proportion based on the highest sociodemographic in the age group years 48.6%, men 51.4%, muslim 63.1%, high school / equal 41.4%, 96.4% married status, housewife 41, 4%, and 77.5% outside the city of Medan. Proportion based on the highest treatment status, 73% decreased consciousness, hemiparesis dextra 53.2%, hypertension 78.4%, intracerebral hemorrhage 83.8%, 43.7% cerebral hemifer, 99.1% of conservative measures, long maintainability average 6.37 days, insurance 82.9%, and 64.9% died. There was no significant difference between the average treatment time with the main complaints (p = 0.161), location of the paralysis (p = 0.81), and the site of bleeding (p = 0.085). There was a significant difference between the average treatment time of patients with CT-Scan results (0.024) and the condition while returning (p = 0.000). Patients who have a history of hypertension to perform the routine control and a healthy lifestyle. Medical treatment and maintainability for patients was done intensively to reduce mortality rate. For the medical records department of RSUP H. Adam Malik Medan to complete patient data recording such as ethnicity and location of bleeding. Keywords: Characteristics of Patient, Stroke Hemorrhagic, RSUP H. Adam Malik Pendahuluan Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan kematian jaringan otak hingga menimbulkan kelumpuhan dan kematian. 1 Stroke diklasifikasikan menjadi 2 jenis yang dikategorikan berdasarkan keadaan patologis yaitu stroke iskemik dan stroke haemoragik. Dari seluruh kasus penderita stroke hampir 80% pasien menderita stroke iskemik (non haemoragik) dan 20% menderita stroke haemoragik. 2 Di negara-negara maju, stroke merupakan penyebab kematian terbesar ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker. Di samping itu, penyakit stroke menjadi penyebab cacat badan terbesar dari seluruh penyakit, sehingga dapat menurunkan angka produktifitas kerja dan SDM. 3 Data dari World Health Organization (WHO) tahun 2008 jumlah kematian didunia sebanyak 57 juta jiwa dan 6,17 juta jiwa meninggal dunia akibat stroke dengan Proportional Mortality Rate (PMR) sebesar 10,8%. 4 Berdasarkan data National Heart, Lung, and Blood Institute tahun 2008, penyakit stroke menjadi penyebab kematian terbesar ke empat di Amerika Serikat dengan jumlah orang dengan angka proporsi sebesar 5,4%. 5

2 Dari hasil penelitian Misbach didapatkan jumlah penderita stroke hemoragik di tujuh negara ASEAN yang mengambil sampel data ASNA tahun 1996 ada sebesar orang (29,8%) 6. Berdasarkan hasil penelitian Basri di RS Universitas Kebangsaan Malaysia pada tahun 2001 diperoleh persentase jumlah penderita stroke haemoragik sebesar 25,2% dan stroke iskemik sebesar 74,8%. 7 Hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa penyebab kematian utama pada semua kelompok umur adalah stroke dengan proporsi sebesar 15,4%. 8 Prevalensi penderita stroke di Indonesia sebesar 8,3 per penduduk pada tahun Berdasarkan Profil Kesehatan Nasional (2008) jumlah penderita stroke rawat inap yang dikategorikan menjadi stroke tanpa perdarahan/infark ada sebanyak orang, penyakit serebrovaskuler lainnya orang, infark serebral 1.070, dan perdarahan intrakranial Case Fatality Rate penyakit stroke tertinggi yang dirawat inap dirumah sakit adalah perdarahan intrakranial sebesar 34,46% diikuti stroke tanpa perdarahan/infark sebesar 16,09%, penyakit serebrovaskuler lainnya 15,38%, dan infark serebral 11,2%. 8 Jumlah penderita stroke di RSUP Dr. Kariadi Semarang pada tahun 2010 sebanyak orang stroke dimana proporsi penderita stroke haemoragik sebanyak 346 orang (34,3%) 9. Penelitian Napitupulu di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan pada tahun diperoleh jumlah penderita stroke sebanyak orang dengan jumlah penderita stroke haemoragik sebanyak 408 orang (23,75%). 10 Penelitian yang dilakukan oleh Batubara (2012) di RSUP H Adam tahun 2011 diperoleh jumlah kematian akibat stroke ada sebanyak 88 orang. Tipe stroke yang paling banyak menyebabkan kematian pada penderita stroke adalah stroke hemoragik sebesar 87,5%. 11 Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di RSUP H Adam Malik Medan diketahui bahwa penderita stroke haemoragik yang dirawat inap pada tahun 2012 ada sebanyak 111 orang. Stroke haemoragik merupakan pecahnya dinding pembuluh darah di otak sehingga terjadi perdarahan. 12 Sroke haemoragik dibagi menjadi 3 bagian yaitu Perdarahan Intraserebral (PIS), Perdarahan Subarachnoid (PSA), dan Perdarahan Subdural (PSD). 13 Penyakit stroke haemoragik diakibatkan beberapa faktor resiko yaitu tidak dapat dikontrol (usia, jenis kelamin, ras/suku, riwayat keluaraga) dan dapat dikontrol (hipertensi, DM, merokok dll). 14 Kejadian stroke lebih sering terjadi pada usia tua, karena semakin berkurangnya elastisitas pembuluh darah, menurut data dari 28 rumah sakit di Indonesia didapatkan bahwa laki-laki lebih banyak menderita stroke dibandingkan perempuan. 15,16 Faktor resiko penyebab terjadinya penyakit stroke haemoragik yang paling besar adalah hipertensi, terjadi karena peningkatan tekanan darah yang mendadak sedemikian rupa sehingga pembuluh darah pecah (karena tidak tahan menerima tekanan yang tinggi). 12 Gejala stroke haemoragik yang dapat nampak pada awal serangan seperti, kesadaran menurun, lemah lengan/tungkai nyeri kepala yang hebat dan mual-muntah. Diagnosa stroke haemoragik dilakukan melalui pemeriksaan CT-Scan. Berdasarkan hasil CT-Scan dapat diketahui bagian perdarahan (PIS, PSA, dan PSD), letak kelumpuhan, dan lokasi perdarahan (hemisfer serebri, basal ganglia, batang otak dll). 1,17 Perumusan masalah Belum diketahui karakteristik penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di RSUP H Adam Malik Medan tahun Tujuan penelitian Untuk mengetahui karakteristik penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di RSUP H Adam Malik Medan tahun Tujuan khusus penelitian ini adalah: a. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan sosiodemografi antara lain umur dan jenis kelamin, suku, agama, pendidikan terakhir, status perkawinan, pekerjaan dan asal daerah. b. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan keluhan utama saat pertama datang berobat.

3 c. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan letak kelumpuhan. d. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan faktor resiko. e. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan hasil CT- Scan. f. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan lokasi perdarahan. g. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan tindakan medis. h. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik. i. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan sumber biaya. j. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan keadaan sewaktu pulang k. Mengetahui perbedaan tindakan medis berdasarkan hasil CT-Scan. l. Mengetahui perbedaan letak kelumpuhan berdasarkan hasil CT-Scan. m. Mengetahui perbedaan lama rawatan ratarata berdasarkan hasil CT-Scan n. Mengetahui perbedaan keadaan sewaktu pulang berdasarkan hasil CT-Scan o. Mengetahui perbedaan lama rawatan ratarata berdasarkan keluhan utama saat masuk pertama kali datang berobat. p. Mengetahui perbedaan lama rawatan ratarata berdasarkan letak kelumpuhan. q. Mengetahui perbedaan lama rawatan ratarata berdasarkan lokasi perdarahan. r. Mengetahui perbedaan lama rawatan ratarata berdasarkan keadaan sewaktu pulang. Manfaat penelitian Manfaat penelitian ini adalah: a. Sebagai bahan tambahan untuk meningkatkan pengetahuan serta wawasan penulis tentang penyakit stroke haemoragik. b. Sebagai bahan masukan untuk peneliti lain yang ingin melakukan penelitian tentang penyakit stroke haemoragik. c. Sebagai bahan masukan bagi pihak RSUP H. Adam Malik Medan mengenai karakteristik penderita stroke haemoragik sehinggga dapat membantu dalam merumuskan kebijakan mengenai pencegahan dan penanggulangan stroke haemoragik. Metode Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan menggunakan desain case series. Penelitian ini dilaksanakan di RSUP H. Adam Malik Medan. Waktu penelitian dilakukan sejak bulan Februari sampai Juli Populasi penelitian adalah semua data penderita stroke haemoragik rawat inap yang tercatat di rekam medis rumah sakit tahun 2012 yang berjumlah 111 orang. Besar sampel sama dengan besar populasi (total sampling). Data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data unuvariat dianalisis secara deskriptif dan data bivariat dianalisis dengan chi-square test dan anova. Hasil dan Pembahasan Distribusi proporsi penderita stroke haemoragik rawat inap dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1. Umur (Tahun) < Distribusi Proporsi Umur Ber-dasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan f % f % , , , , ,9 Total 57 51, ,6 Dari tabel 1. dapat diketahui bahwa umur <45 tahun berdasarkan jenis kelamin tertinggi adalah laki-laki yaitu 9%. Umur tahun tertinggi adalah laki-laki yaitu 25,2%. Umur 60 tahun tertinggi adalah perempuan yaitu 18,9%. Umur merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke, kejadian stroke lebih sering terjadi pada usia tua karena semakin berkurangnya elastisitas pembuluh darah 15. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penderita stroke haemoragik yang paling muda adalah umur 17 tahun. Penderita berjenis kelamin laki-laki dengan faktor risiko akibat konsumsi alkohol dan narkoba berlebih, mengalami Perdarahan Intraserebral (PIS), hemiparesis sinistra, tindakan medis

4 yang dilakukan konservatif, biaya sendiri dan pasien tersebut meninggal dunia setelah dirawat selama 1 hari. Penderita stroke haemoragik paling tua berumur 83 tahun berjenis kelamin laki-laki memiliki faktor risiko hipertensi, mengalami Perdarahan Intraserebral (PIS), paraparesis, lokasi perdarahan hemifer serebri, tindakan medis yang dilakukan konservatif, biaya asuransi dan pasien tersebut meninggal dunia setelah dirawat selama 2 hari. Kejadian stroke haemoragik lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Penelitian yang dilakukan di 28 rumah sakit di Indonesia menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak menderita stroke dibandingkan dengan perempuan. 16 Tabel 2. Distribusi Proporsi Berdasarkan Sosiodemografi Sosiodemografi f % Agama Islam Katolik Kristen Protestan Hindu ,1 3,6 32,4 0,9 Tingkat Pendidikan Tidak sekolah SD/Sederajat SLTP/Sederajat SLTA/Sederajat Akademi/Perguruan Tinggi ,4 24,3 27,0 41,4 1,8 Status Perkawinan Tidak Kawin Kawin ,6 96,4 Pekerjaan Tidak bekerja PNS/POLRI/TNI/Pensiunan Pegawai Swasta Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Petani Lain-lain ,7 8,1 0,9 34,2 41,4 11,7 0,9 Tempat Tinggal Kota Medan Luat Kota Medan ,5 77,5 Pada tabel 2. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan agama yang tertinggi adalah agama Islam yaitu 63,1% dan yang terendah adalah Hindu yaitu 0,9%, berdasarkan tingkat pendidikan yang tertinggi adalah berpendidikan SLTA/Sederajat yaitu 41,4% dan terendah adalah Akademi/Perguruan Tinggi yaitu 1,8%, berdasarkan status perkawinan yang bersatatus kawin sebanyak 96,4% dan tidak kawin sebanyak 3,6%. Berdasarkan pekerjaan yang paling tinggi adalah Ibu Rumah Tangga yaitu 41,4% dan yang paling rendah adalah lain-lain (pengrajin kayu) yaitu 0,9%. Berdasarkan tempat tinggal yang tertinggi adalah yang bertempat tinggal di Luar Kota Medan yaitu 77,5% dan yang terendah adalah yang bertempat tinggal di Kota Medan sebanyak 22,5%. Tabel 3. Distribusi Proporsi Berdasarkan Keluhan Utama Keluhan Utama f % 3 2,7 Nyeri kepala mendadak, mual, muntah Kesadaran menurun Lemah lengan dan tungkai kiri Lemah lengan dan tungkai kanan Lebih dari satu keluahan utama ,2 6,3 1,8 Berdasarkan tabel 3. dapat dilihat bahwa proporsi penderita stroke haemoragik dengan keluhan utama yang tinggi adalah kesadaran menurun sebesar 73% dan terendah adalah lebih dari satu keluhan utama 1,8%. Kesadaran menurun (somnolen) terjadi akibat adanya edema serebral, perubahan terjadi dalam otak dan batang otak diakibatkan karena terdesak sehingga kesadaran secara berangsur-angsur terus menurun. Edema serebral merupakan kondisi dimana terjadi akumulasi cairan di intraseluler dan ekstraseluler otak akibat perdarahan 18,19 Tabel 4. Hemiparesis dextra Hemiparesis sinistra Paraparesis Distribusi Proporsi Berdasarkan Letak Kelumpuhan Letak Kelumpuhan f % 59 53, ,3 5 4,5 Pada tabel 4. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan letak kelumpuhan tertinggi adalah hemiparesis dextra yaitu 53,2% dan terendah paraparesis yaitu 4,5%.

5 Tabel 5. Distribusi Proporsi Berdasarkan Faktor Risiko Faktor Risiko f % 6 5, ,4 5 4,5 1 0,9 1 0,9 1 0,9 1 0,9 9 8,1 Diabetes Melitus Hipertensi Pernah Stroke Penyakit Jantung Aneurisma Operasi Tumor Otak Konsumsi Narkoba/Alkohol Lebih dari satu faktor resiko Berdasarkan abel 5. dapat diketahui bahwa proporsi faktor resiko penderita stroke haemoragik yang tertinggi adalah hipertensi 78,4% dan yang terendah adalah penyakit jantung, aneurysma, operasi tumor otak, dan konsumsi alkohol/narkoba. Hipertensi merupakan faktor resiko yang sangat mempengaruhi kejadian stroke haemoragik, sekitar 3-4 kali lebih besar kejadian stroke terjadi pada penderita dengan hipertensi dibandingkan non-hipertensi. 20 Konsumsi alkohol berat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Alkohol dapat menggangu peredaran darak otak, meningkatkan tekanan darah, mengganggu metabolisme hidratarang dan lemak dalam tubuh, dan menggangu pembekuan darah 18 Penderita stroke haemoragik dengan faktor risiko aneurisma berumur 18 tahun berjenis kelamin laki-laki, mengalami Perdarahan Subarachnoid (PSA), paraparesis, tindakan medis yang dilakukan operatif, sumber biaya asuransi dan pulang atas permintaan sendiri setelah dirawat selama 30 hari. Perdarahan subarachnoid sering dikaitkan dengan pecahnya suatu aneurisma dan sering menyerang penderita yang masih muda. 20,21 Tabel 6. Distribusi Proporsi Berdasarkan Hasil CT-Scan Hasil CT-Scan f % 93 83, ,7 5 4,5 Perdarahan Intraserebral (PIS) Perdarahan Subaracnoid (PSA) Perdarahan Subdural (PSD) Berdasarkan tabel 6. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik yang tertinggi berdasarkan hasil CT-Scan yaitu mengalami Perdarahan Intraserebral (PIS) 83,8% dan terendah Perdarahan Subdural (PSD) 4,5%. Penderita stroke haemoragik paling tinggi terjadi pada intraserebral dimana perdarahan awal berasal dari pembuluh darah parenkim otak yang bukan disebakan oleh trauma. Perdarahan Intraserebral 60%-70% disebabkan oleh hipertensi hal ini sejalan dengan faktor resiko kejadian stroke haemoragik paling tinggi disebabkan oleh hipertensi. 14 Tabel 7. Hemiparesis Dextra Hemiparesisi Sinistra Paraparesis Distribusi Proporsi Berdasarkan Letak Kelumpuhan Letak Kelumpuhan f % 59 53, ,3 5 4,5 Pada tabel 7. dapat diketahui bahwa proporsi letak kelumpuhan penderita stroke haemoragik tertinggi pada hemiparesis dextra 53,2% dan terendah adalah paraparesis 4,5%. Hemparesis (hemiplagia) merupakan kelumpuhan atau kelemahan otot-otot lengan tungkai berikut wajah pada salah satu sisi tubuh. Kelumpuhan tersebut biasanya disebabkan oleh lesi vaskular unilateral di kapsula interna atau kortes motorik. Lesi yang mendasari hemiparesis adalah lesi vaskuler yang diakibatkan terjadi penyumbatan atau perdarahan suatu arteri serebral. (19,22) Tabel 8. Distribusi Proporsi Berdasarkan Lokasi Perdarahan Lokasi Perdarahan f % Tercatat Tidak tercatat ,2 56,8 Tabel 9. Distribusi Proporsi Berdasarkan Lokasi Perdarahan Tercatat Lokasi Perdarahan f % 21 43, ,7 2 4,2 2 4,2 3 6,2 Hemisfer Serebri Basal Ganglia Batang Otak Serebelum Perdarahan Subarachnoid Jumlah Pada tabel 9. dapat diketahui bahwa proporsi lokasi perdarahan penderita stroke haemoragik tertinggi dijumpai pada hemifer serebri 43,7% dan terendah adalah batang otak dan serebelum. 4,2%.

6 Lokasi perdarahan tertinggi terdapat pada hemisfer serebri. Pada Perdarahan Intraserebaral (PIS) lokasi perdarahan terjadi di hemifer serebri 80% dan batang otak serta serebelum 20%. 14 Tabel 10. Distribusi Proporsi Berdasarkan Tindakan Medis Tindakan Medis f % Tindakan Konservatif ,1 Tindakan Operatif 1 0,9 Pada tabel 10. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan tindakan medis lebih tinggi pada tindakan konservatif yaitu 99,1% dan terendah tindakan operatif yaitu 0,9%. Lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik rawat inap dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 11. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Lama Rawatan Rata-rata (Hari) N 111 Mean 6,37 SD (Standar Deviasi) 7,739 95% CI 4,91-7,83 Minimum 1 Maksimum 56 Pada tabel 11. dapat diketahui bahwa lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik rawat inap di RSUP H Adam Malik Medan tahun 2012 adalah 6,37 hari (7 hari). Lama rawatan paling singkat 1 hari sedangkan paling lama 56 hari. Tabel 12. Distribusi Proporsi Berdasarkan Sumber Biaya Sumber Biaya f % Biaya Sendiri 19 17,1 Asuransi 92 82,9 Berdasarkan tabel 12. dapat dilketahui proporsi penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di RSUP H Adam Malik Medan tahun 2012 berdasarkan sumber biaya yang tertinggi adalah asuransi yaitu 82,9% dan yang terendah adalah biaya sendiri yaitu 17,1%. Tabel 13. Distribusi Proporsi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Keadaan Sewaktu Pulang f % Pulang berobat jalan (PBJ) 27 24,3 Pulang atas permintaan sendiri 12 10,8 (PAPS) 72 64,9 Meninggal Berdasarkan tabel 13. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik tertinggi adalah meninggal dunia 64,9% dan terendah adalah PAPS 10,8%. Case Fatality Rate (CFR) penderita stroke haemoragik yang rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012 sebesar 64,9%. Hal ini disebabkan karena RSUP H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit pusat rujukan kesehtan regional untuk wilayah Sumatera Bagian Utara dan bagian Tengah, pasien yang dirujuk pada umumnya sudah dalam keadaan parah. Sehingga tindakan medis yang dilakukan tidak menolong untuk menyelamatkan jiwa penderita. Tabel 14. Hasil CT- Scan PIS PSA PSD Tindakan Medis Berdasarkan Hasil CT-Scan Tindakan Medis Tindakan Konservatif Tindakan Operatif Total f % f % f % ,3 1 7, Pada tabel 14. dapat diketahui bahwa dari seluruh penderita stroke haemoragik yang mengalami PIS, dilakukan tindakan konservatif 100% dan tindakan operatif 0%. Dari seluruh penderita stroke haemoragik yang mengalami PSA, dilakukan tindakan konservatif 92,3% dan tindakan operatif 7,7%. Dari seluruh penderita stroke haemoragik yang mengalami PSD, dilakukan tindakan konservatif 100% dan tindakan operatif 0%. Analisis statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 4 sel (66,7%) expected count nya lebih dari 5.

7 Tabel 15. Letak Kelumpuhan Berdasarkan Hasil CT-Scan Tabel 17. Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Hasil CT-Scan Hasil CT- Scan PIS PSA PSD Letak Kelumpuhan Hemiparesis Hemiparesis Total Paraparesis Dextra Sinistra f % f % f % f % 49 52, ,0 4 4, ,5 7 53,8 1 7, Pada tabel 15. dapat diketahui bahwa dari seluruh penderita stroke haemoragik dengan PIS, yang hemiparesis dextra 52,7%, hemiparesis sinistra 43,0% dan paraperesis 4,3%. Dari seluruh penderita stroke haemoragik dengan PSA, yang hemiparesis sinistra 38,5%, hemipareisis sinistra 53,8% dan paraparesis 7,7%. Dari seluruk penderita stroke haemoragik dengan PSD, hemiparesis dextra 100%, hemiparesis sinistra dan paraparesis 0%. Analisis statistik dengan uji chi square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 5 sel (55,6%) expected count nya kurang dari 5. Hasil CT- Scan PIS PSA PSD Keadaan Sewaktu Pulang PBJ PAPS Meninggal Total f % f % f % f % 26, , , ,4 2 15,4 9 69, Pada tabel 17. dapat diketahui bahwa dari seluruh penderita stroke haemoragik yang mengalami PIS, pulang berobat jalan 26,9%, pulang atas permintaan sendiri 10,7% dan meninggal 62,4%. Dari seluruh penderita stroke haemoragik yang mengalami PSA, pulang beronbat jalan 15,4%, pulang atas permintaan sendiri 15,4% dan meninggal 69,2%. Untuk penderita stroke haemoragik yang mengalami PSD, pulang berobat jalan dan pulang atas permintaan sendiri 0% dan meninggal 100%. Analisis statistik dengan uji chi square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 5 sel (55,6%) expected count nya kurang dari 5 Tabel 16. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Hasil CT-Scan Tabel 18. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang PIS PSA PSD Hasil CT-Scan Lama Rawatan Rata-rata f x SD 93 5,73 5, ,77 15,93 5 4,40 4,82 Pada tabel 16 dapat diketahui bahwa lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik yang mengalami Perdarahan Intraserebral (PIS) adalah 5,73 hari, lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik yang mengalami Perdarahan Subarachnoid (PSA) adalah 11,77 hari, dan lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik yang mengalami Perdarahan Subdural (PSD) adalah 4,4 hari. Hasil analisis satatistik dengan uji Anova diperoleh p(=0,024)<0,05 berarti secara statistik ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan hasil CT- Scan. Keluhan Utama Nyeri kepala, mual, dan muntah Kesadaran menurun Lemah lengan tungai kiri Lemah lengan dan tungkai kanan Lebih dari satu keluhan utama Lama Rawatan Rata-rata f x SD 3 11,33 16, ,28 8, ,39 5, ,43 4, ,5 3,53 Berdasarkan tabel 18. dapat dilihat bahwa terdapat 3 orang penderita stroke haemoragik dengan keluhan utama berupa nyeri kepala mendadak, mula dan muntah dengan lama rawatan rata-rata 11,33. Terdapat 81 orang penderita stroke haemoragik dengan keluhan utama berupa kesadaran menurun dengan lama rawatan rata-rata 5,28. Terdapat 18 orang penderita stroke haemoragik dengan keluhan utama berupa lemah lengan dan tungkai kiri dengan lama rawatan rata-rata 8,39. Terdapat 7 orang penderita stroke haemoragik dengan keluhan utama berupa lemah lengan dan tungkai kanan dengan lama rawatan rata-rata 10,43. Terdapat 2 orang penderita stroke haemoragik dengan keluhan utama berupa nyeri kepala mendadak, mula dan muntah dengan lama rawatan rata-rata 10,5.

8 Dari analisa statistik menggunakan uji Anova, diperoleh nilai p=0,161 (p>0,05) artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan keluhan utama saat masuk rumah sakit Tabel 19. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Letak Kelumpuhan Letak Kelumpuhan Hemiparesis Dextra Hemiparesis Sinistra Paraparesis Lama Rawatan Ratarata f x SD ,97 6,72 7,80 6,93 8,81 12,41 Berdasarkan tabel 19. dapat dilihat bahwa terdapat 59 orang penderita stroke haemoragik dengan hemiparesis dextra lama rawatan rata-rata 5,97. Terdapat 47 orang penderita stroke haemoragik dengan hemiparesis sinistra lama rawatan rata-rata 6,72. Terdapat 5 orang penderita stroke haemoragik dengan paraparesis lama rawatan rata-rata 7,80. Dari analisa statistik menggunakan uji Anova, diperoleh nilai p=0,81 (p>0,05) artinya tidak ada perbedaan yang bermakna yang antara lama rawatan berdasarkan letak kelumpuhan. Tabel 20. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Lokasi Perdarahan Lokasi Perdarahan Hemifer Serebri Basal Ganglia Batang Otak Serebelum Perdarahan Subarachnoid Lama Rawatan Ratarata f x SD ,43 11,95 1.,00 8,50 15,67 6,47 11,61 0 0,12 2,88 Berdasarkan tabel 20. dapat dilihat bahwa terdapat 21 orang penderita stroke haemoragik dengan lokasi perdarahan di hemifer serebri dengan lama rawatan ratarata 5,43. Terdapat 20 orang penderita stroke haemoragik dengan lokasi perdarahan di basal ganglia dengan lama rawatan rata-rata 11,95. Terdapat 2 orang penderita stroke haemoragik dengal lokasi perdarahan di batang otak dengan lama rawatan rata-rata 1,00. Terdapat 2 orang penderita stroke haemoragik dengal lokasi perdarahan di serebelum dengan lama rawatan rata-rata 8,50. Terdapat 3 orang penderita stroke haemoragik dengal lokasi perdarahan di batang otak dengan lama rawatan rata-rata 15,67. Dari analisa statistik menggunakan uji Anova, diperoleh nilai p=0,085 (p>0,05) artinya tidak ada perbedaan yang bermakna yang antara lama rawatan berdasarkan lokasi perdarahan. Tabel 21. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Keadaan Sewaktu Pulang PBJ PAPS Meninggal Lama Rawatan Ratarata f x SD ,44 10,42 3,42 4,82 16,49 4,05 Berdasarkan tabel 21. dapat dilihat bahwa terdapat 27 orang penderita stroke haemoragik dengan pulang berobat jalan dengan lama rawatan rata-rata 12,44. Terdapat 12 orang penderita stroke haemoragik dengan perdarahn atas permintaan sendiri dengan lama rawatan ratarata 10,42. Terdapat 72 orang penderita stroke haemoragik meninggal dengan lama rawatan rata-rata 3,42. Dari analisa statistik menggunakan uji Anova, diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) artinya ada perbedaan yang bermakna yang antara lama rawatan berdasarkan keadaan sewaktu pulang. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan a. Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan sosiodemografi yang tertinggi yaitu pada kelompok umur tahun 48,6%, jenis kelamin laki-laki 51,4%, agama Islam 63,1%, tingkat pendidikan SLTA/Sederajat 41,4%, status kawin 96,4%, pekerjaan Ibu Rumah Tangga 41,4%, dan tempat tinggal luar Kota Medan 77,5%. b. Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan keluhan utama saat pertama kali masuk rumah sakit yang tertinggi yaitu kesadaran menurun 73%. c. Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan faktor risiko yang tertinggi yaitu hipertensi 78,4%. d. Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan hasil CT-Scan yang tertinggi

9 yaitu letak kelumpuhan hemiparesis dextra 53,2%., Perdarahan Intraserebral (PIS) 83,8%, dan lokasi perdarahan pada hemifer serebri 43,7% e. Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan tindakan medis yang terbesar yaitu tindakan konservatif 99,1%. f. Lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik adalah 6,37 (6 hari) g. Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan sumber biaya yang terbesar yaitu asuransi 82,9%. h. Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang tertinggi yaitu meninggal 64,9%. i. Analisis statistik dengan uji chi square tidak memenuhi syarat dilakukan untuk tindakan medis berdasarkan hasil CT- Scan, letak kelumpuhan berdasarkan hasil CT-Scan, dan keadaan sewaktu pulang berdasarkan hasil CT Scan karena terdapat sel yang expected count nya kurang dari 5 j. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata dengan keluahan utama (p=0,161), letak kelumpuhan (p=0,81), dan lokasi perdarahan (p=0,085). Ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan ratarata penderita dengan hasil CT-Scan (0,024) dan keadaan sewaktu pulang (p=0,000). 2. Saran a. Bagi penderita rawat inap yang memiliki riwayat hipertensi untuk melakukan kontrol rutin serta menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah stroke dan serangan stroke berikutnya. b. Tindakan medis dan perawatan dilakukan secara intensif bagi penderita stroke haemoragik untuk menekan angka kematian. c. Bagi pihak rekam medik RSUP H. Adam Malik Medan untuk melengkapai pencatatan data penderita seperti lokasi perdarahan (catt: 56,8% tidak tercatat) dan suku. Daftar Pustaka 1. Ginsberg, L, Lecture Notes Neurologi. Erlangga, Jakarta 2. Tarwoto dkk, Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Persarafan. CV Sagung Seto, Jakarta 3. Timmreck T, Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi Kedua. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 4. World Health Organization, The Top 10 Causes of Death. ctsheets/fs310/en/index.html (Diakses 28 April 2013) 5. Susan, BS, Morbidity and mortality: 2012 chartbook on cardiovascular, lung, and blood disease. 6. Misbach, J, Pattern of hospitalized stroke patients in ASEAN countries an ASNA stroke epidemiological study. Jurnal ASEAN Neurology Association (ASNA). 7. Basri, H dan Raymon A A, Predictors of in hospital mortality after an acute ischaemic stroke. Jurnal Neurol J Southeast Asia 2003; 8 : Depkes RI, Profil Kesehatan Indonesia Jakarta. 9. Adientya, G dan Fitria H, Stress Pada Kejadian Stroke. Jurnal FK UNDIP 10. Napitupulu, R, Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik yang diwarat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun Skripsi FKM USU 11. Batubara, R N, Penyebab Mortalitas pada Pasien Stroke Fase Akut di RSUP HAM Medan Januari-Desember Jurnal FK USU. 12. Yayasan Stroke Indonesia. Sekilas Tentang Stroke. Jakarta 13. Bustan, MN, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Rineka Cipta, Jakarta.

10 14. Harsono, Buku Ajar Neurologi Klinis Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta 15. Japardi, I, Perdarahan Dalam Otak. FK USU, Medan 16. Lumbantobing, SM Stroke. Balai Penerbit, FKUI Jakarta. 17. Harsono, Capita Selekta Neurologi Edisi Kelima. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta 18. Thomas, D.J, Stroke dan Pencegahannya. Arcan, Jakarta 19. Sidharta, P, Tata Pemeriksaan Klinis dalam Neurologi. Dian Rakyat, Jakarta. 20. Bornstein, M N, Stroke: Practical Guide for Clinicians. Karger, Basel-Swiss 21. Price, S A dkk, Patofisiologi. Buku Kedokteran EGC, Jakarta Dariyo, A, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Grasindo, Jakarta 22. Mardjono, M dan Priguna S, Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat, Jakarta

KARAKTERISTIK PENDERITA STROKE ISKEMIK DENGAN INFARK RAWAT INAP DI RSUP HAJI ADAM MALIK KOTA MEDAN TAHUN 2012

KARAKTERISTIK PENDERITA STROKE ISKEMIK DENGAN INFARK RAWAT INAP DI RSUP HAJI ADAM MALIK KOTA MEDAN TAHUN 2012 KARAKTERISTIK PENDERITA STROKE ISKEMIK DENGAN INFARK RAWAT INAP DI RSUP HAJI ADAM MALIK KOTA MEDAN TAHUN 2012 Iza Fauziah 1, Jemadi 2, Hiswani 2 1 Mahasiswa Departemen Epidemiologi FKM USU 2 Dosen Departemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara

Lebih terperinci

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Empat jenis utama penyakit tidak menular menurut World Health Organization (WHO) adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit multifaktorial dengan berbagai penyebab disertai manifestasi klinis mayor, dan penyebab utama kecacatan dan kematian di negara-negara berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker telah menjadi masalah kesehatan serius bagi negara, disebabkan insidennya semakin meningkat. Penyakit ini termasuk salah satu jenis penyakit tidak menular

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan 21 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah epidemiologi bermula dengan penanganan masalah penyakit menular yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan sosioekonomi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi mendadak akibat proses patofisiologi pembuluh darah. 1 Terdapat dua klasifikasi umum stroke yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan nasional yang menimbulkan perubahan dari suatu negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa kecenderungan baru dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan dan pola penyakit utama penyebab kematian dimana terjadi penurunan prevalensi

Lebih terperinci

Umur kelompok. Valid < 45 tahun tahun >65 tahun Total

Umur kelompok. Valid < 45 tahun tahun >65 tahun Total 80 Frequency Table Umur kelompok Valid < 45 tahun 9 7.7 7.7 7.7 45-65 tahun 77 65.8 65.8 73.5 >65 tahun 31 26.5 26.5 100.0 Jenis Kelamin Valid laki-laki 67 57.3 57.3 57.3 perempuan 50 42.7 42.7 100.0 Agama

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian diseluruh dunia. Prevalensi PJPD di 13 Negara Eropa yaitu Australia (laki-laki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan, fungsi otak secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu gangguan disfungsi neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah, dan terjadi secara mendadak (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya

Lebih terperinci

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010 Oleh : YULI MARLINA 080100034 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 GAMBARAN FAKTOR RISIKO

Lebih terperinci

PENYEBAB MORTALITAS PADA PASIEN STROKE FASE AKUT DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN JANUARI 2011 DESEMBER 2011

PENYEBAB MORTALITAS PADA PASIEN STROKE FASE AKUT DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN JANUARI 2011 DESEMBER 2011 PENYEBAB MORTALITAS PADA PASIEN STROKE FASE AKUT DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN JANUARI 2011 DESEMBER 2011 Oleh : RIO NURDIANSYAH BATUBARA 090100173 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke masih menjadi pusat perhatian dalam bidang kesehatan dan kedokteran oleh karena kejadian stroke yang semakin meningkat dengan berbagai penyebab yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sedang mengalami beban ganda dalam menghadapi masalah penyakit, yang mana penyakit menular dan penyakit tidak menular keduanya menjadi masalah kesehatan.

Lebih terperinci

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Sehat secara jasmani dan rohani adalah keinginan setiap manusia moderen, di era pembangunan di segala bidang yang kini sedang digalakkan pemerintah dituntut sosok manusia

Lebih terperinci

Gambaran Penderita Stroke di Rumah Sakit Ade Moehammad Djoen Sintang Kalimantan Barat Periode Januari-Desember 2012

Gambaran Penderita Stroke di Rumah Sakit Ade Moehammad Djoen Sintang Kalimantan Barat Periode Januari-Desember 2012 Gambaran Penderita di Rumah Sakit Ade Moehammad Djoen Sintang Kalimantan Barat Periode Januari-Desember 2012 Fortunata, July Ivone, Dedeh Supantini Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Jl.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyakit stroke merupakan masalah kesehatan yang utama di negara maju maupun negara berkembang. Stroke mengakibatkan penderitaan pada penderitanya, beban sosial ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang saat ini dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga menghadapi dampak perubahan

Lebih terperinci

Objective: To find out the correlation between stroke subtype, vascular territory with pneumonia and mortality in acute stroke.

Objective: To find out the correlation between stroke subtype, vascular territory with pneumonia and mortality in acute stroke. Background: Dysphagia is a commonly morbidity after stroke, the presence of dysphagia has been associated with increased risk for pulmonary complication and even mortality.there is is emerging evidence

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengakibatkan hampir mortalitas (Goldszmidt et al, 2013). Stroke juga

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengakibatkan hampir mortalitas (Goldszmidt et al, 2013). Stroke juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah medis yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Diperkirakan 1 dari 3 orang akan terserang stroke dan 1 dari 7 orang akan meninggal karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit serebrovaskuler atau yang lebih dikenal dengan stroke merupakan penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah salah satu penyebab kematian utama di dunia. Stroke membunuh lebih dari 137.000 orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan

BAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang menghadapi beban ganda di bidang kesehatan, yaitu penyakit menular yang masih tinggi diikuti dengan mulai meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian nasional maupun global. Masalah PTM pada akhirnya tidak hanya menjadi masalah

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA GAGAL GINJAL RAWAT INAP DI RS HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI. Oleh : JULIANTI AISYAH NIM

KARAKTERISTIK PENDERITA GAGAL GINJAL RAWAT INAP DI RS HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI. Oleh : JULIANTI AISYAH NIM KARAKTERISTIK PENDERITA GAGAL GINJAL RAWAT INAP DI RS HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh : JULIANTI AISYAH NIM. 061000134 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak memberi andil terhadap perubahan fertilitas, gaya hidup, dan sosial ekonomi yang memacu semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasalahan kesehatan yang berkaitan dengan penyakit degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi di dunia. Stroke merupakan penyakit neurologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa peningkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (defisit neurologik) akibat terhambatnya aliran darah ke otak. Secara sederhana stroke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak, berlangsung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi masih tetap menjadi masalah hingga saat ini karena beberapa hal seperti meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum

Lebih terperinci

HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT JALAN POLIKLINIK PENYAKIT SYARAF RSUD

HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT JALAN POLIKLINIK PENYAKIT SYARAF RSUD 1 HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT JALAN POLIKLINIK PENYAKIT SYARAF RSUD dr SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA (Studi Di Wilayah Kerja RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015)

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN OLEH NOURMA Y LUMBAN GAOL

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN OLEH NOURMA Y LUMBAN GAOL SKRIPSI KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2007 2008 OLEH NOURMA Y LUMBAN GAOL 051000106 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 - DESEMBER 2014 Fitriana Andiani, 2015 : Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BAYI PENDERITA GASTROENTERITIS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD PURI HUSADA TEMBILAHAN TAHUN

KARAKTERISTIK BAYI PENDERITA GASTROENTERITIS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD PURI HUSADA TEMBILAHAN TAHUN KARAKTERISTIK BAYI PENDERITA GASTROENTERITIS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD PURI HUSADA TEMBILAHAN TAHUN 2011-2012 Rivando Fernandus 1 ; Sori Muda Sarumpaet 2 ; Hiswani 2. 1 Mahasiswa Departemen Epidemiologi

Lebih terperinci

ABSTRAK. GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010

ABSTRAK. GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010 ABSTRAK GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010 Ezra Endria Gunadi, 2011 Pembimbing I : Freddy Tumewu Andries, dr., MS Pembimbing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu gangguan disfungsi neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah, dan terjadi secara mendadak (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama di banyak negara termasuk Indonesia. Pola penyebab kematian di rumah sakit yang utama dari Informasi Rumah

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda klinis fokal atau global yang berlangsung

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA HEPATITIS B RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT TINGKAT II PUTRI HIJAU KESDAM I/BUKIT BARISAN MEDAN TAHUN

KARAKTERISTIK PENDERITA HEPATITIS B RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT TINGKAT II PUTRI HIJAU KESDAM I/BUKIT BARISAN MEDAN TAHUN KARAKTERISTIK PENDERITA HEPATITIS B RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT TINGKAT II PUTRI HIJAU KESDAM I/BUKIT BARISAN MEDAN TAHUN 2010-2013 Sri Rezeki 1, Sori Muda 2, Rasmaliah 2 1 Mahasiswa Departemen Epidemiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Stroke adalah sindroma yang ditandai oleh onset. akut defisit neurologis/ gangguan fungsi otak yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Stroke adalah sindroma yang ditandai oleh onset. akut defisit neurologis/ gangguan fungsi otak yang BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Stroke adalah sindroma yang ditandai oleh onset akut defisit neurologis/ gangguan fungsi otak yang berlangsung selama (minimal) 24 jam atau lebih, ada keterlibatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya arus globalisasi di segala bidang berupa perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada pola hidup masyarakat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau perempuan, tua atau muda. Berdasarkan data dilapangan, angka kejadian stroke meningkat secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan masalah medis yang serius karena dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat, kecacatan dan biaya yang dikeluarkan sangat besar. Kecacatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai dengan hilangnya sirkulasi darah ke otak secara tiba-tiba, sehingga dapat mengakibatkan terganggunya

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009 ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2009-31 DESEMBER 2009 Muhammad Randy, 2010 Pembimbing I : Sri Nadya J. Saanin, dr., M.Kes. Pembimbing II : DR. Felix Kasim,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengetahui dan memperbaiki kerusakan otak (Brown CV, Weng J,

BAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengetahui dan memperbaiki kerusakan otak (Brown CV, Weng J, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kraniotomy adalah operasi untuk membuka tengkorak (tempurung kepala) dengan maksud untuk mengetahui dan memperbaiki kerusakan otak (Brown CV, Weng J, 2005). Pembedahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya usia harapan hidup akibat meningkatnya pelayanan kesehatan dapat diperkirakan bahwa pada masa depan akan terjadi perubahan pola penyakit. Meskipun demikian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh yang berlangsung dengan cepat lebih dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit hati di Indonesia umumnya masih tergolong tinggi. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit hati di Indonesia umumnya masih tergolong tinggi. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit hati di Indonesia umumnya masih tergolong tinggi. Berdasarkan laporan, penderita penyakit dalam yang dirawat di beberapa rumah sakit sentra pendidikan, umumnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun juga sehat rohani juga perlu, seperti halnya di negara sedang

BAB I PENDAHULUAN. namun juga sehat rohani juga perlu, seperti halnya di negara sedang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan merupakan suatu hal yang paling penting. Dengan hidup sehat kita dapat melakukan segala hal, sehat tidak hanya sehat jasmani saja namun juga sehat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stroke merupakan suatu sindrom yang ditandai gangguan fungsional otak fokal maupun global secara mendadak yang berkembang dengan sangat cepat berlangsung lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada. kelompok umur tahun, yakni mencapai 15,9% dan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada. kelompok umur tahun, yakni mencapai 15,9% dan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada kelompok umur 45-54 tahun, yakni mencapai 15,9% dan meningkat menjadi 26,8% pada kelompok umur 55-64 tahun. Prevalensi

Lebih terperinci

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR 2012

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR 2012 Muh. Anwar Hafid Hubungan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Stroke... HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR 2012 Muh. Anwar Hafid* *Program Studi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (1) 2017, 23 30 Available online at http://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/eja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan perawatan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan kebutuhan kesehatan masyarakat dan harapan-harapannya. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanda klinis. Gangguan ini berlangsung lebih dari 24 jam dapat. World, 2008). Di Amerika, dua per tiga orang mengalami defisit

BAB I PENDAHULUAN. tanda klinis. Gangguan ini berlangsung lebih dari 24 jam dapat. World, 2008). Di Amerika, dua per tiga orang mengalami defisit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stroke adalah terganggunya fungsi otak baik lokal ataupun global yang berlangsung secara mendadak dan cepat sehingga menimbulkan gejala dan tanda klinis. Gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah suatu keadaan akut yang disebabkan oleh terhentinya aliran darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011). Lebih ringkas,

Lebih terperinci

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi).

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi). BAB IV MEDOTE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi). 4.2 Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di SMF Neurologi RSUP

Lebih terperinci

Blood Pressure in Acute Stroke Patient of Rumah Sakit Umum Haji Medan, 2015

Blood Pressure in Acute Stroke Patient of Rumah Sakit Umum Haji Medan, 2015 ARTIKEL PENELITIAN Gambaran Tekanan Darah pada Pasien Stroke Akut di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2015 Muhammad Al Ghifari 1, Meizly Andina 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter 2 Dosen Program

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RS SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN SKRIPSI

KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RS SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN SKRIPSI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RS SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2009-2013 SKRIPSI OLEH RIRIN GULTOM NIM. 081000049 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA STROKE HAEMORAGIK YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh :

KARAKTERISTIK PENDERITA STROKE HAEMORAGIK YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh : KARAKTERISTIK PENDERITA STROKE HAEMORAGIK YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2004-2008 SKRIPSI Oleh : ROINDA NAPITUPULU NIM. 051000064 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. fisik, mental, sosial dan ekonomi bagi penderitanya (Satyanegara et al, 2009)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. fisik, mental, sosial dan ekonomi bagi penderitanya (Satyanegara et al, 2009) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan yang cukup besar di dunia. Stroke adalah gangguan fungsi otak fokal maupun secara menyeluruh yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian ketiga di dunia setelah penyakit jantung koroner dan kanker baik di negara maju maupun negara berkembang. Satu dari 10 kematian disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah suatu disfungsi neurologis akut (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala - gejala dan tanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Trauma kepala (cedera kepala) adalah suatu trauma mekanik yang secara langsung atau tidak langsung mengenai kepala yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi neurologis,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan perubahan tanda klinis secara cepat baik fokal maupun global yang mengganggu fungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang dimanfaatkan sehingga menyebabkan hiperglikemia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Stroke adalah salah satu sindrom neurologi yang merupakan masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan penyebab utama angka mortalitas di seluruh dunia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah hilangnya fungsi otak secara cepat akibat gangguan pada pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh adanya iskemi karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak setiap orang dan investasi untuk keberhasilan pembangunan suatu negara. 1 Oleh karena itu, dilaksanakan pembangunan kesehatan yang diarahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia. Stroke menempati urutan pertama dari semua kelainan neurologi pada dewasa, lebih dari separuh

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA DM RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2009 s.d. 31 DESEMBER Oleh: RONY SIBUEA

KARAKTERISTIK PENDERITA DM RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2009 s.d. 31 DESEMBER Oleh: RONY SIBUEA KARAKTERISTIK PENDERITA DM RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2009 s.d. 31 DESEMBER 2009 Oleh: RONY SIBUEA 070100171 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduknya memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduknya memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai dengan penduduknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No.32 Tahun 2009 adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara fokal maupun global, yang berlangsung cepat, lebih dari 24 jam, atau berakhir kematian, tanpa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan di bidang perekonomian sebagai dampak dari pembangunan menyebabkan perubahan gaya hidup seluruh etnis masyarakat dunia. Perubahan gaya hidup menyebabkan perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masyarakat, termasuk di Indonesia. Bangsa Indonesia yang sedang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masyarakat, termasuk di Indonesia. Bangsa Indonesia yang sedang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya pengetahuan tentang penyakit tidak menular (PTM) dilatarbelakangi dengan kecenderungan semakin meningkatnya prevalensi PTM dalam masyarakat, termasuk di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau

Lebih terperinci

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah ABSTRAK Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah Dini Nur Muharromah Yuniati Diabetes melitus (DM) merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh sebab vaskular (WHO, 2004). Insiden stroke di Amerika Serikat

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh sebab vaskular (WHO, 2004). Insiden stroke di Amerika Serikat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah gangguan neurologis tiba-tiba yang bersifat fokal atau global dan berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian dan disebabkan oleh sebab vaskular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab utama kematian di Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit yang disebabkan karena terhambatnya aliran darah ke otak, biasanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalaminya. Akan tetapi usia tidak selalu menjadi faktor penentu dalam perolehan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalaminya. Akan tetapi usia tidak selalu menjadi faktor penentu dalam perolehan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kronis umumnya terjadi pada mereka yang telah cukup lama untuk mengalaminya. Akan tetapi usia tidak selalu menjadi faktor penentu dalam perolehan penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini di Indonesia penyakit stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke memiliki serangan akut yang dapat dengan cepat menyebabkan kematian. Penderita stroke mengalami defisit neurologis fokal mendadak dan terjadi melebihi dari 24

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA HEPATITIS B RAWAT INAP DI RSUD RANTAU PRAPAT KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN SKRIPSI

KARAKTERISTIK PENDERITA HEPATITIS B RAWAT INAP DI RSUD RANTAU PRAPAT KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN SKRIPSI KARAKTERISTIK PENDERITA HEPATITIS B RAWAT INAP DI RSUD RANTAU PRAPAT KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2006-2009 SKRIPSI Oleh : ELIZABETH LOLOAN PANGGABEAN NIM. 061000033 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak Indonesia dilanda krisis moneter pada tahun 1997, kemudian dipicu dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi sehari-hari

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 20-203 Khairun Nikmah Hasibuan, Rasmaliah 2, Jemadi 2 Mahasiswa Departemen Epidemiologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran darah otak. Terdapat dua macam stroke yaitu iskemik dan hemoragik. Stroke iskemik dapat terjadi

Lebih terperinci