BAB I PENDAHULUAN. diakses 11 September

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. diakses 11 September"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1.Latar Belakang Perancangan Kesehatan anak, khususnya balita, penting artinya bagi keluarga. Ibaratnya, kesehatan anak adalah kebahagiaan orang tua. Tahap tumbuh dan berkembang si kecil adalah masa yang terpenting dimna Pertumbuhanmerupakan peningkatan secara bertahap dari organ dan jaringan tubuh, Sedangkan Perkembanganadalah penampilan kemampuan (skill) yang diperoleh dari kematangan sistem syaraf pusat, khususnya otak. Perkembangan ini berkaitan erat dengan kecerdasan dan bertambahnya keterampilan si anak. anak yang sehat, perkembangannya searah dengan pertumbuhannya 1. Salah satu upaya dalam menjaga kesehatan anak adalah dengan adanya Rumah Sakit Anak yang memiliki pelayanan dari memantau kesehatan dengan memberikan konsultasi tumbuh kembang anak sehingga tidak saja kesehatan yang diperhatikan tetapi juga harus sesuai umur dengan masa tumbuh kembang anak, hingga treatment pada anak yang terjangkit penyakit. Faktor resiko kesehatan pada anak cukup tinggi, yaitu antara lain 2 : faktor resiko dari lingkungan, misalnya malnutrisi (kekurangan gizi), kemiskinan di daerah perkotaan dan kecelakaan lalu lintas, faktor resiko dari keluarga, misalnya hubungan kelurga yang tidak harmonis dan perawatan keluarga/ pola asuh yang tidak tepat dan faktor resiko dari kelahiran. Hal ini mengakibatkan anak-anak lebih rentan terserang penyakit dibandingkan dengan orang dewasa. Disamping itu penanganan medis pada pasien anak juga lebih sulit dan lebih spesifik dibanding dengan penanganan medis orang dewasa, karena dipengaruhi oleh faktor psikologi dan emosional anak yang masih labil. Selain itu juga disebabkan kurangnya pemahaman dari sebagian besar anak terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan kesehatan, baik fasilitas kesehatan maupun tenaga kesehatannya. 1 diakses 11 September Rumah Sakit Anak di Yogyakarta (Amalia Yusri, 2003) S1 thesis, UGM 1

2 Anak-anak berpendapat staf medis ingin melukai mereka dan tidak memperdulikan rasa sakit yang mereka alami (M.Shore, 1967:89). Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa anak-anak cenderung takut pada staf medis, seperti dokter dan perawat yang secara tidak langsung juga menimbulkan ketakutan anak tersebut untuk datang ke rumah sakit untuk berobat. Di Indonesia, populasi anak-anak mencapai kurang lebih 40% dari jumlah penduduk keseluruhan dan selalu meningkat dari tahun ke tahun, hal ini berdampak pada peningkatan fasilitas pada berbagai sektor kehidupan bagi anak-anak. Kurangnya unit pelayanan khusus anak pada Rumah Sakit Umum yang berada di Kabupaten Malang menjadi perhatian untuk membangun sebuah Rumah Sakit khusus yang diperuntukan bagi anak-anak. Jumlah penduduk berdasarkan hasil Susenas 2010 di Kabupaten Malang sebanyak jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari laki - laki (50,38 persen) jiwa dan perempuan (49,62 persen) jiwa. Sedangkan komposisi penduduk berdasarkan umur seperti pada tabel berikut: Tabel 1.1 Jumlah penduduk Kabupaten Malang berdasarkan umur sumber : Kabupaten Malang Dalam Angka tahun

3 Berdasarkan data pada tabel di atas jika dilihat berdasarakan persentase kelompok umur muda, kelompok produktis dan kelompok umur tua, maka hal ini mengindikasikan bahwa sumber daya manusia Kabupaten Malang sangat potensial dalam pendukung pembangunan perekonomian daerah. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini : Gambar 1.1 diagram porsentasi jumlah penduduk terhadap umur di Kabupaten Malang (Sumber: Kabupaten Malang dalam angka 2013) Berdasarkan dari data Badan Pusat Statistik yang menyebutkan bahwa 2,013tt (satuan kapasitas tempat tidur) kapasitas tempat tidur yang tersedia di Rumah Sakit Umum, hanya 10% saja unit yang khusus diperuntukkan bagi anak-anak, padahal 24,4% penduduk Kabupaten Malang adalah anak-anak usia 0-14 tahun. Pemeran utama di dalam industri Rumah Sakit di Malang Raya terdiri dari 5 Rumah Sakit Besar, antara lain Rumah Sakit Umum Daerah Saiful Anwar. Rumah Sakit yang berdiri pada tahun 1947 ini memiliki bed mencapai 854 buah. Kedua adalah RSUD Kepanjen, Rumah Sakit yang berdiri pada tahun 1957 dan memiliki jumlah tempat tidur mencapai 246 buah. Selanjutnya Rumah Sakit swasta yaitu RSI AISYAH yang memiliki 90 tempat tidur. Rumah Sakit swasta lainnya adalah RS Panti Nirmala Rumah Sakit yang berdiri pada tahun 1920-an dan memiliki 161 tempat tidur. Rumah Sakit Swasta yang terakhir adalah RS Baptis yang terletak di Kota Batu dan memiliki 100 tempat tidur diakses tanggal 11 September

4 Hasil survey Departemen Kesehatan menyatakan bahwa persediaan tempat tidur untuk anak-anak di Rumah Sakit Umum hanya berkisar 10 % dari jumlah tempat tidur yang ada (Arsip Survei Dinas Kesehatan 2007). Berdasarkan perhitungan dari 21 Rumah Sakit dengan kapasitas tt (satuan tempat tidur pasien), maka 201,3 tt merupakan tempat tidur khusus pasien anak-anak. Perkiraan nilai penjualan total bisnis Rumah Sakit di Malang Raya berdasarkan data Direktorat Bina Upaya Kesehatan tahun 2012 yang diambildari rsonline.com BOR (Bed Occupancy Rate) Kabupaten Malang mencapai 90,37% dari 1069 tempat tidur dan termasuk kategori tinggi. Kota Malang BOR-nyamencapai 58,46 % dari 1719 tempat tidur dan termasuk kategori rendah.selain itu, kebutuhan akan tempat tidur untuk melayani pasien masih cukupbanyak khususnya di Kabupaten Malang. Tabel 1.2 menunjukkan data jumlah penduduk dengan kebutuhan akan tempat tidur. 4 Tabel 1.2 Kebutuhan Tempat Tidur di Kabupaten Malang dan Kota Malang Sumber : - diakses tanggal 12 September 2014 Dilihat dari Tabel 1.2 diatas bahwa kebutuhan akan tempat tidur masih kurangdi Kabupaten Malang yaitu kekurangannya mencapai 433 tempat tidur. Tetapi, di Kota Malang dan Batu masih lebih 1917 dan 244 tempat tidur. Hal ini menjadi tantangan untuk dapat memasuk ke Industri Rumah Sakit. Berikut ini penulis akan menyajikan data jumlah kunjungan pada Tabel 1.3. Tabel 1.3 Jumlah Kunjungan Rumah Sakit di Kabupaten Malang dan Kota Malang Sumber : - diakses tanggal 12 September diakses tangga 12 September

5 Standart yang di tetapkan oleh direktorat Rumah sakit Khusus dan Swasta (Departemen Kesehatan RI) tentang ratio atau angka perbandingan antara tempat tidur pasien (tt) dan jumlah penduduk adalah 7 tt untuk penduduk. Berikut adalah data kuantitalif mengenai kebutuhan bed pada perancangan Rumah Sakit Anak di Kabupaten Malang beserta captive market: A. Perhitungan Jumlah Tempat Tidur pasien khusus anak dalam lingkup Kawasan Kabupaten Malang Jumlah Anak usia 0-14 tahun di Kabupaten Malang adalah jiwa dan perbandingan jumlah tempat tidur berbanding jumlah pasien anak adalah 7 : Maka perhitungan jumlah tempat tidur (tt) yang seharusnya tersedia : = 4, tt Jumlah tempat tidur pasien anak saat ini adalah 201,3 tt maka kekurangan jumlah tempat tidur khusus pasien anak adalah 417,6 201,3 = 216,3 216,3 tt (Kapasitas RSA ) B. Perhitungan Jumlah Tempat Tidur pasien khusus anak dalam lingkup kawasan Kota Malang Jumlah Anak usia 0-14 tahun di Kota Malang adalah 184, 141 jiwa dan perbandingan jumlah tempat tidur berbanding jumlah pasien anak adalah 7 : Maka perhitungan jumlah tempat tidur (tt) yang seharusnya tersedia : 184, =, tt Jumlah tempat tidur pasien anak saat ini adalah 273,7 tt maka kekurangan jumlah tempat tidur khusus pasien anak adalah 128,89 273,7 = -144,8-144,8 tt (bed anak sudah terpenuhi) 5

6 C. Captive Market Captive market Rumah Sakit Anak di Kabupaten Malang adalah masing-masing 50% dari keseluruhan perhitungan bed di Kabupateng Malang dan Kota Malang. Jumlah perhitungan dari lingkup Kawasan Kabupaten Malang adalah 108,15 tt. Sedangkan Kota Malang sudah tidak ada lagi peluang pasar bed ( 0 tt ). Jadi, kesimpulannya adalah kapasitas maksimal tt Rumah Sakit Anak di Kabupaten Malang adalah 108,15 tt Menurut perhitungan diatas maka kapasitas tempat tidur yang dibutuhkan oleh Rumah Sakit Anak adalah 108 tt untuk melayani masyarakat Kabupaten Malang. Karena alasan kapasitas lahan dan peluang untuk rumah sakit lain, maka Rumah Sakit Anak akan dirancang dengan kapasitas 75 tt. Tipe Rumah Sakit Anak ini berdasarkan jenis pelayanan dan fasilitasnya termasuk Rumah Sakit Khusus, karena fungsinya sebagai Rumah Sakit yang khusus menangani penyakit yang diderita oleh pasien dengan batasan umur 0-14 tahun. Menurut kepemilikannya merupakan Rumah Sakit Swasta Madya, sedangkan berdasarkan kapasitasnya Rumah Sakit Anak setara dengan Rumah Sakit pemerintah kelas C. Jenis layanan yang berikan oleh Rumah Sakit Anak ini adalah pelayanan kepada masyarakat dalam bidang kesehatan anak, untuk pasien rawat jalan, rawat inap dan pasien darurat, meliputi pelayanan : Preventif (pencegahan penyakit anak), Kuratif (pengobatan dan perawatan pasien), Rehabilitatif (pemulihan kondisi penderita) Latar Belakang Permasalahan Suasana lingkungan medis identik dengan ketakutan, kegelisahan, perasaan tertekan, serta ketidakpastian. Kegagalan proses adaptasi pasien terhadap lingkungan medis dapat menyebabkan stress psikologis dalam diri pasien yang berpengaruh terhadap proses penyembuhannya. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Dijkstra (2009), yang mengungkapkan bahwa efek fisiologis dari sebuah lingkungan fisik sangat berpengaruh pada hasil penyembuhan, dimana terdapat sebuah korelasi yang positif antara elemenelemen lingkungan dengan hasil penyembuhan. Secara medis, stress psikologis yang 6

7 terjadi pada pasien dapat menekan sistem imun sehingga pasien memerlukan waktu perawatan yang lebih lama dan bahkan dapat mempercepat terjadinya komplikasikomplikasi selama perawatan. Fakta medis tersebut menunjukkan peran rumah sakit secara umum, serta ruang rawat inap secara khusus sebagai sebuah lingkungan perawatan cukup esensial dalam mereduksi stress psikologis pada diri pasien. 5 Selain itu, hal utama yang terpenting dalam aspek health design adalah memfasilitasi keterlibatan pihak keluarga 6. Salah satu aspek psikologis anak adalah selalu ingin dekat dengan keluarga (keluarga kecil), maka ketika anak-anak mendapat pengobatan di rumah sakit, keseluruhan keluarganya pun menjadi pasien yang harus difasilitasi. Sebuah penelitian membuktikan bahwa 24 jam terbukanya keterlibatan keluarga dalam perawatan anak yang terjangkit penyakit dapat mengurangi intensitasi anak itu tinggal di rumah sakit sekitar 30% - 50% (penyembuhan anak lebih cepat) dalam artian dapat menekan biaya rumah sakit dan meningkatkan kepuasan hati dari perhatian keluarga si anak itu sendiri. Anak memiliki permasalahan tersendiri terhadap Rumah Sakit, atau mungkin dapat disebut dengan phobia Rumah Sakit. Phobia anak terhadap Rumah Sakit timbul karena berbagai faktor, salah satu diantaranya adalah anak-anak merasa asing dengan keadaan Rumah Sakit yang sangat umum, mereka merasa tidak akrab dengan kondisi lingkungan Rumah Sakit. Penanggulangan ketakutan anak-anak akan Rumah Sakit, serta kebutuhan dan keinginan anak-anak menjadi salah satu faktor penting guna mendukung proses penyembuhan anak. 7 Bermain diyakini adalah salah satu cara penanggulangan ketakutan atau phobia anak terhadap Rumah Sakit, karena menurut Sigmund Freud Anak dapat mengeluarkan semua perasaan negatif, seperti pengalaman yang tidak menyenangkan/traumatik dan harapan-harapan yang tidak terwujud dalam realita melalui bermain. 8 Fasilitas bermain memang sangat berpengaruh pada proses penyembuhan anak, seperti pada paragraf sebelumnya yang menyatakan salah satu bentuk interaksi saat anak 5 Rumah Sakit Anak di Kabupaten Sleman (Budining Wirastuti, 2000) 6 Leibrock, Cynthia A. 2011, Design Details for Health: Making the Most of Design's Healing Potential 7 Rumah Sakit Anak di Yogyakarta (Amalia Yusri, 2003) S1 thesis, UGM 8 Tedjasaputra, Mayke S. 2007, Bermain, Mainan. Dan Permainan 7

8 bermain yaitu si anak tidak benar-benar terlibat dalam kegiatan bermain, hal ini dikarenakan tidak semua anak yang sakit dapat sembuh dengan bermain, ada pula yang jika melakukan permainan akan berdampak lebih buruk pada kesehatannya. Namun dengan mendesain ruangan dan perabot rumah sakit yang mencakup kegiatan anak dan keluarga dan juga akses anak-anak yang diutamakan dapat memberi kenyamanan bagi anak-anak secara visual. Kenyamanan visual tersebut dapat dicapai dengan fasilitas seperti kursi, jendela, tempat minum, meja, handle pintu, dan lain-lain yang harus memperhatikan ukuran anak-anak sehingga mereka merasa nyaman. Children are visually more comfortable with reduce scale 9 dalam artian rumah sakit tidak harus menjadi sebuah bangunan yang monumental namun sebaiknya menggunakan skala bangunan desa (kecil, lebih tenang, dan lebih mudah dimanage). Selain itu penting juga menentukan fasilitas bermain yang masih dalam jangkauan bermain bersama keluarga seperti perpustakaan (library), plan nutrition centers, a healing garden, kid s corner pada setiap sudut rumah sakit yang dapat diidentifikasi anak melalui sebuah landmark sehingga mereka dapat mencari area yang disenangi dengan sendirinya. Akhirnya penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan berupa Rumah Sakit Anak ini tidak hanya mampu menyelesaikan masalah kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan anak di Kabupaten Malang, tetapi lebih jauh lagi akan mampu menyelesaikan permasalahan anak terhadap Rumah Sakit Anak, yaitu wadah penyembuhan penyakit anak sebagai wujud proses penyembuhannya didukung dengan kegiatan bermain bersama keluarga. I.2. RUMUSAN PERMASALAHAN Dari paparan latar belakang di atas, dapat disimpulkan beberapa inti permasalahan yang ada, yaitu: I.2.1. Permasalahan Umum 9 Leibrock, Cynthia A. 2011, Design Details for Health: Making the Most of Design's Healing Potential 8

9 1. Bagaimana merencanakan dan merancang sebuah Rumah Sakit Anak di Kabupaten Malang yang dapat memenuhi tuntutan kebutuhan fungsionalnya secara optimal sebagai sarana penyembuhan pasien anak. 2. Bagaimana mendesain sebuah bangunan yang mempu membawa image positif sehinggan pengguna tidak merasa takut akan Rumah Sakit. I.2.2. Permasalahan Khusus 1. Bagaimana merancang ruang luar dan ruang dalam Rumah Sakit Anak yang rekreatif untuk pasien anak-anak. 2. Bagaimana merancang rumah sakit yang rekreatif bagi pasien anak-anak. I.3. TUJUAN DAN SASARAN I.3.1.Tujuan Terwujudnya konsep rancangan Rumah Sakit Anak di Kabupaten Malang ini bertujuan untuk: a. Merencanakan dan merancang Rumah Sakit Anak di Kabupaten Malang, yang dapat melayani anak-anak dalam hal pelayanan medis. b. Mewujudkan suatu rancangan Rumah Sakit Anak yang mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan, dan juga mewujudkan RSA yang rekreatif. I.3.2. Sasaran Sasaran yang ingin didaapatkan dari penelitian ini adalah mendapatkan suatu perancangan bangunan rumah sakit dengan arsitektur yang melibatkan aspek rekreatif untuk anak dalam proses penyembuhan pasien yang dirawat. 9

10 I.4. LINGKUP PEMBAHASAN I.4.1.Non Arsitektural a. Memahami karakter pola perilaku anak b. Memahami sirkulasi pengguna di dalam Rumah Sakit c. Memahami pengaruh penggunaan warna dan bentuk terhadap psikologi pasien anak I.4.2.Arsitektural a. Memahami karakter desain lingkungan anak b. Pemahaman konsep tata ruang dan pelayanan Rumah Sakit Anak c. Pemahaman konsep penataan interior dan ekterior yang rekreatif I.5. METODE PEMBAHASAN I.5.1.Metode Studi Metode studi untuk meyelesaikan penulisan tugas akhir ini adalah denganmenggunakan metode deduktif. Metode deduktif dilakukan dengan melakukan studi-studi literatur yang telah ada kemudian melakukan analisis untuk kemudian disintesis terhadap rumusan permasalahan. Dalam membahas dan mempersiapkan desain diperlukan alat, bahan, dan cara pembahasan, yaitu : 1.Alat Pembahasan Metode pembahasan ini berdasarkan atas dua faktor utama, yaitu : a. Design Determinant, yaitu aspek-aspek yang dibutuhkan dalam suatu perancangan, meliputi program ruang, tapak, utilitas, struktur, dan penekanan desain. b. Design Requirement, yaitu persyaratan-persyaratan yang mendasari suatu perancangan agar aspek-aspek yang dibutuhkan dalam perancangan dapat menjadi sesuai. 10

11 Kedua faktor yang mempengaruhi perancangan Rumah Sakit Anak di Kabupaten Malang tersebut dapat diuraikan menjadi lima aspek, yaitu sebagai berikut : a. Program Ruang Dalam menyusun program ruang Rumah Sakit Anak di Kabupaten Malang digunakan data pasien anak yang belum terlayani oleh saran kesehatan di Kabupaten Malang. Selain itu juga dilakukan studi kasus terhadap Rumah Sakit Anak untuk membantu dalam penentuan fasilitas dan ruang yang dibutuhkan Rumah Sakit Anak di Kabupaten Malang. Besaran ruang Rumah Sakit Anak dihitung berdasarkan standar ruang bagi Rumah Sakit Anak dan studi banding yang ada. b. Tapak Tapak Rumah Sakit Anak di Kabupaten Malang terletak di Kabupaten Malang. c. Struktur Persyaratan struktur, meliputi : sub struktur, mid struktur, dan upper struktur dengan pertimbangan tuntutan fungsi ruang, tuntutan crita dan estetika serta kondisi lingkungan. d. Utilitas Utilitas yang direncanakan bertujuan untuk mendukung bangunan Rumah Sakit Anak di Kabupaten Malang, agar dapat berfungsi dengan baik berdasarkan faktor kebutuhan ruang dan kenyamanan gi pasien Rumah Sakit Anak tersebut. Sistem utilitas pada bangunan Rumah Sakit Anak meliputi : sistem penerangan, penghawaan, jaringan air bersih, jaringan pembuangan limabah, jaringan listrik, jaringan komunikasi, pemadam kebakaran dan penagkal petir. e. Penekanan Desain 11

12 Penekanan desain pada bangunan Rumah Sakit Anak di Kabupaten Malang adalah dengan arsitektur Modern. 2.Analisis Data Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis logik untuk data yang bersifat kualitatif dan bentuk uraian sistematis, sedangkan untuk data yang bersifat kuantitatif digunakan teknik analisis statistik dengan bentuk penyajian berupa tabel dan grafik. Proses dalam melakukan analisis adalah : a. Melakukan reduksi data, yang meliputi proses seleksi, pemfokusan dan penyederhanaan, sehingga diperoleh data yang benar-benar diperlukan dalam proses perencanaan dan perancangan. b. Membuat statistik data yang berupa tabel atau grafik untuk memudahkan dalam proses analisi. 3. Pengolahan data Pengolahan data dilakukan dengan cara mengelompokkan data yang ada berdasarkan fungsi dan kegiatan yang terjadi di Rumah Sakit Anak di Semarang, misalnya aktifitas pasien, pengelola dan pengunjung. Pencarian jumlah pasien Rumah Sakit Anak di Semarang dengan menggunakan data jumlah anak yang belum terlayani kesehatannya oleh rumah sakit-rumah sakit yang ada di kota Semarang. Sedangkan pencarian jumlah pengelola dan karyawan dilakukan dengan data yang ada disesuaikan dengan standar yang berlaku. 4. Kesimpulan Kesimpulan didapat dari analisa yang dipakai sebagai dasar untuk membuat design guidelines sebagai landasan perancangan 12

13 I.6. KERANGKA POLA PIKIR Gambar 1.2 Kerangka Pola Berpikir 13

14 I.7. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN Berisikan latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan, sistematika penulisan, orisinalitas penulisan dan pola pikir. BAB II STUDI RUMAH SAKIT ANAK Berisikan tinjauan pustaka terhadap rumah sakit, rumah sakit anak, aspek perencanaan dan perancangan bangunan instalasi rawat jalan anak yang meliputi landasan teori, karakteristik, klasifikasi, jenis, komponen Rumah Sakit BAB III TINJAUAN LOKASI Pada bab ini akan diulas berupa data-data awal mengenai kondisi tapak terpilih yang dapat menjelasakan baik potensi tapak maupun kelemahan yang dapat dioptimalkan serta analisis bisnis kesehatan rumah sakit. BABIV PENDEKATAN KONSEP DESAIN Berisi analisis untuk merumuskan pendekatan serta konsep meliputi analisis makro, alternative pengembangan bangunan dan kawasan serta kesimpulan yang dipakai pada konsep perencanaan dan perancangan bangunan Rumah Sakit Anak. BAB V KONSEP DESAIN Terdiri dari konsep perencanaan dan perancangan instalasi rawat jalan anak, serta pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan tema perancangan. 14

15 I.8. KEASLIAN PENULISAN Penulisan pra tugas akhir dengan judul Perancangan Rumah Sakit Anak yang Rekreatif untuk mempercepat proses penyembuhan anak, sudah pernah dibuat sebelumnya. Persamaan teruatama pada tipe bagunan namun lokasi dan permasalahan yang diuraikan berbeda. Beberapa judul tugas akhir yag pernah ada: a. Rumah Sakit Anak di Yogyakarta (Sentagi Sesotya Utami, 1998). b. Rumah Sakit Anak di Kabupaten Sleman (Budining Wirastuti, 2000) c. Rumah Sakit Anak di Yogyakarta (Amalia Yusri, 2003) d. Rumah Sakit Anak dan Keluarga di Yogyakarta (Pipik Hari D.A, 2010). e. Rumah sakit Anak Dan Ibu Bersalin, Penekanan Ruang Arsitektur Dengan Bentuk Penggabungan Rawat Ibu Dan Anak (Andrita Nindyani, 2009). 15

RUMAH SAKIT ANAK DI SEMARANG

RUMAH SAKIT ANAK DI SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) RUMAH SAKIT ANAK DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : DESSY ARSIANTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kesehatan Di Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kesehatan Di Rumah Sakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Masalah Kesehatan Di Rumah Sakit Rumah sakit seharusnya menjadi tempat penyembuhan penyakit, namun sayangnya rumah sakit seringkali mengingatkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Latar Belakang Pengadaan Proyek. Proyek yang diadakan adalah Rumah Sakit Anak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Latar Belakang Pengadaan Proyek. Proyek yang diadakan adalah Rumah Sakit Anak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Proyek yang diadakan adalah Rumah Sakit Anak yang memiliki fasilitas dan kapasitas tempat tidur setara dengan Rumah Sakit Tipe

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Sarana Kesehatan di Kota dan Kabupaten Jayapura

Tabel 1.1. Sarana Kesehatan di Kota dan Kabupaten Jayapura 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Peningkatan

Lebih terperinci

PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS

PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) TUGAS AKHIR PERIODE 33 PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menjadi tua adalah bagian dari siklus sebuah kehidupan manusia dan hal tersebut tidak dapat dihindari.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menjadi tua adalah bagian dari siklus sebuah kehidupan manusia dan hal tersebut tidak dapat dihindari. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menjadi tua adalah bagian dari siklus sebuah kehidupan manusia dan hal tersebut tidak dapat dihindari. Pada usia tua, manusia akan mengalami kemunduran dalam berbagai

Lebih terperinci

Tugas Akhir 138 Rumah Sakit Gigi dan Mulut di Semarang BAB I PENDAHULUAN

Tugas Akhir 138 Rumah Sakit Gigi dan Mulut di Semarang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) adalah sebuah sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut perorangan untuk pelayanan pengobatan

Lebih terperinci

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vespa adalah sebuah kendaraan yang memiliki daya tarik tersendiri dari bentuknya yang khas. Vespa juga memiliki salah satu inspirasi bagi perkembangan teknologi transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PENGERTIAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN A. PENGERTIAN JUDUL BAB I PENDAHULUAN A. PENGERTIAN JUDUL I. Judul : Rumah Sakit Ibu dan Anak dengan Konsep Friendly Hospital II. Pengertian judul Rumah Sakit : - Suatu kompleks / rumah / ruangan yang digunakan untuk menampung

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO JUDUL UNGARAN PEDIATRIC HOSPITAL TUGAS AKHIR INTAN NOVITA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

UNIVERSITAS DIPONEGORO JUDUL UNGARAN PEDIATRIC HOSPITAL TUGAS AKHIR INTAN NOVITA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO JUDUL UNGARAN PEDIATRIC HOSPITAL TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik INTAN NOVITA 21020112120013 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain Interior - Universitas Mercu Buana Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Desain Interior - Universitas Mercu Buana Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan seseorang ibu di dalam keluarga memiliki peranan yang sangat penting. Bukan hanya sebagai seorang yang telah melahirkan kita dan mengurus rumah tangga namun

Lebih terperinci

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Dewasa ini kehidupan modern telah menjadi prioritas utama bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia, khususnya kalangan masyarakat ekonomi menengah dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kelayakan Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kelayakan Proyek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kelayakan Proyek Jumlah penduduk yang semakin pesat tiap tahunnya mempunyai dampak pada penurunan kualitas hidup masyarakat sendiri. Penurunan kualitas hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun , (Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2015), hal. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun , (Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2015), hal. 6. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Proyek Kesehatan merupakan sebuah isu penting yang tidak luput dari perhatian pemerintah Indonesia. Pembangunan kesehatan 1 pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Esensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Esensi Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Esensi Proyek Rumah sakit khusus jantung memberikan pelayanan dan perhatian penuh kepada pasien secara fisiologi dan psikologis dengan meningkatkan mutu pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kesehatan masyarakat merupakan salah satu faktor utama penentu keberhasilan pembangunan nasional. Kualitas dan kuantitas sarana kesehatan yang ada di suatu daerah

Lebih terperinci

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja BAB II: STUDI 2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja yang telah diberikan sebagai pedoman awal dalam perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Umum Jakarta Selatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Mata adalah jendela dunia. Melalui kedua mata manusia dapat menikmati segala bentuk keindahan dunia, sehingga tanpa mata yang sehat manusia menjadi kurang mampu melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggungan Menurut Kelompok Usia

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggungan Menurut Kelompok Usia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dan dalam perkembangannya, selsel kanker ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) salah satunya disebabkan oleh pelayanan sarana kesehatan yang belum memadai. Dengan memperbaiki pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan disamping kebutuhan akan sandang, pangan dan papan. Suatu kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan disamping kebutuhan akan sandang, pangan dan papan. Suatu kesehatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini kesehatan merupakan kebutuhan yang penting didalam suatu kehidupan disamping kebutuhan akan sandang, pangan dan papan. Suatu kesehatan menjadi utuh karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan generasi penerus bangsa oleh karena itu, proses tumbuh kembang anak merupakan hal yang perlu untuk diperhatikan baik secara fisik, emosional, sosial

Lebih terperinci

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan rumah sakit sebagai suatu lembaga yang menyediakan pelayanan jasa kesehatan sering kali menimbulkan tekanan psikologis dan ekonomi bagi konsumennya. Selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Khusus Kanker di Jakarta 1

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Khusus Kanker di Jakarta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah penderita kanker serviks terbanyak di dunia adalah Indonesia. Urutan tertinggi penderita kanker serviks ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. JUDUL: Pusat Rehabilitasi Gangguan Jiwa melalui Psikoterapi Islam dengan Pendekatan Arsitektur Islami.

BAB I PENDAHULUAN. JUDUL: Pusat Rehabilitasi Gangguan Jiwa melalui Psikoterapi Islam dengan Pendekatan Arsitektur Islami. BAB I PENDAHULUAN JUDUL: Pusat Rehabilitasi Gangguan Jiwa melalui Psikoterapi Islam dengan Pendekatan Arsitektur Islami. 1.1. PENGERTIAN JUDUL Pusat Rehabilitasi Gangguan Jiwa melalui Psikoterapi Islam

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Proses Perancangan dan Metode Umum 3.1.1. Identifikasi Masalah Pencarian idea tau gagasan tentang rumah sakit yang dibutuhkan di Kota Malang Menggunakan pola berfikir deduktif

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka BAB III METODELOGI PERANCANGAN Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka kajian yang diuraikan dalam beberapa tahap, antara lain: 3.1 Pencarian Ide / Gagasan Tahapan kajian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan merupakan penjelasan tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan perancangan pusat rehabilitasi medis pasca stroke di Malang. Sebelum melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sebuah bangunan baru dapat berfungsi apabila bangunan tersebut dapat mengakomodir aktifitas dari fungsi yang terdapat di dalamnya. Pemakai bangunan adalah setiap orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan Peredaran dan penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang saat ini menjadi persoalan yang memprihatinkan. Peningkatan jumlah pengguna dari tahun ke tahun

Lebih terperinci

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN 1.1 Kesimpulan Pada bab sebelumnya telah diuraikan pembahan mengenai Rumah Sakit Korban Lakalantas Kendal, sehingga dapat disimpulkan berbagai masalah, dan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Angka kesakitan dan rata-rata lama sakit KAB./KOTA ADMINISTRASI KAB ADMINISTRATIF

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Angka kesakitan dan rata-rata lama sakit KAB./KOTA ADMINISTRASI KAB ADMINISTRATIF BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan (World Health Organization, 1943).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a) Kelayakan Proyek Pengertian rumah sakit yaitu rumah tempat merawat orang sakit; tempat menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit kanker. Penyakit kanker merupakan penyakit yang menyerang sistem kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit kanker. Penyakit kanker merupakan penyakit yang menyerang sistem kerja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyakit yang banyak dikatakan orang sulit untuk disembuhkan yaitu penyakit kanker. Penyakit kanker merupakan penyakit yang menyerang sistem kerja dan imunitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR Oleh: Siswanti Asri Trisnanih (1401083134) 08 PAC School of Design Interior Design Department Universitas Bina Nusantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa mengandung dan bersalin adalah masa yang penting bagi seorang wanita.

BAB I PENDAHULUAN. Masa mengandung dan bersalin adalah masa yang penting bagi seorang wanita. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa mengandung dan bersalin adalah masa yang penting bagi seorang wanita. Keadaan persalinan adalah keadaan di mana masa hamil, melahirkan dan penanganan pada

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan tempat berobat untuk masyarakat umum khususnya di daerah DKI Jakarta semakin meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh semakin meningkatnya jumlah masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses BAB III METODE PERANCANGAN Secara umum kajian perancangan dalam tugas ini, merupakan paparan dari langkah-langkah dalam proses merancang. Sedangkan analisis data dilakukan dengan metode berdasarkan logika,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Umum Perancangan Menjawab permasalahan depresi yang dialami oleh penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta yang terjadi karena berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, masyarakat menuntut pelayanan yang lebih optimal dalam segala aspek termasuk dalam dunia kesehatan. Pada zaman

Lebih terperinci

PENATAAN KORIDOR JALAN KASONGAN DI BANTUL

PENATAAN KORIDOR JALAN KASONGAN DI BANTUL LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KORIDOR JALAN KASONGAN DI BANTUL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh : BOGI DWI CAHYANTO

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. masalah hal selanjutnya yang dilakukan ialah melakukan studi atau mencari data,

BAB III METODE PERANCANGAN. masalah hal selanjutnya yang dilakukan ialah melakukan studi atau mencari data, BAB III METODE PERANCANGAN Merancang Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan Wanita diperlukan suatu metode yang sistematis. Perancangan ini diawali dengan identifikasi sebuah masalah yang akan dipecahkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Markas Pusat Pemadam Kebakaran Pemkot Semarang 1

BAB I PENDAHULUAN. Markas Pusat Pemadam Kebakaran Pemkot Semarang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebakaran merupakan suatu ancaman bagi keselamatan manusia, harta benda maupun lingkungan. Dengan adanya perkembangan dan kemajuan pembangunan yang semakin pesat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Bali merupakan suatu pulau kecil yang berada di bagian tengah Indonesia dan terdiri dari 9 Kabupaten, salah satunya adalah kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN Metode merupakan suatu paparan atau deskripsi tentang proses perancangan yang didasari oleh teori literatur yang dikerjakan. Dalam proses perancangan memerlkan metode perancangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gangguan kejiwaan atau sakit jiwa bisa dialami semua kalangan masyarakat, baik kaya maupun miskin, pria maupun wanita, tua maupun muda. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO RUMAH SAKIT KANKER DI SEMARANG TUGAS AKHIR ALIFIA DIAN FARIZHA NIM FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR

UNIVERSITAS DIPONEGORO RUMAH SAKIT KANKER DI SEMARANG TUGAS AKHIR ALIFIA DIAN FARIZHA NIM FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO RUMAH SAKIT KANKER DI SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik ALIFIA DIAN FARIZHA NIM. 21020112130083 FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 JUDUL Rumah Sakit Jiwa Dengan Pendekatan Konsep Hijab di Karanganyar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 JUDUL Rumah Sakit Jiwa Dengan Pendekatan Konsep Hijab di Karanganyar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 JUDUL Rumah Sakit Jiwa Dengan Pendekatan Konsep Hijab di Karanganyar. 1.2 PENGERTIAN JUDUL Pengertian judul : RUMAH SAKIT JIWA DENGAN PENDEKATAN KONSEP HIJAB di KARANGANYAR adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa, telah dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang bertujuan untuk menunjang proses perancangan selanjutnya.

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Khusus Bedah merupakan sebuah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan

Lebih terperinci

Perancangan gedung rawat inap rumah sakit dengan pendekatan Green Architecture khususnya pada penghematan energi listrik. Penggunaan energi listrik me

Perancangan gedung rawat inap rumah sakit dengan pendekatan Green Architecture khususnya pada penghematan energi listrik. Penggunaan energi listrik me BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan Latar Belakang

BAB I Pendahuluan Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan setiap manusia. Memperoleh pelayanan Kesehatan merupakan hak setiap Individu tanpa terkecuali. Tingkat kesehatan secara tidak langsung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN NAMA RS JENIS KELAS ALAMAT JUMLAH TEMPAT TIDUR. Belum ditetapkan TOTAL 596. Sumber:

BAB I PENDAHULUAN NAMA RS JENIS KELAS ALAMAT JUMLAH TEMPAT TIDUR. Belum ditetapkan TOTAL 596. Sumber: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Semarang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan Kota Semarang. Ibukotanya adalah Kota Ungaran. Luas keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1, Tentang Pola Tarif Rumah Sakit Pemerintah) People Encyclopedia, Vol 10 New York, Grolier Encorporated, 1962, Hal 662)

BAB I PENDAHULUAN. 1, Tentang Pola Tarif Rumah Sakit Pemerintah) People Encyclopedia, Vol 10 New York, Grolier Encorporated, 1962, Hal 662) BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL 1.1.1 Judul : Redesain Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar 1.1.2 Sub Judul : Suatu Pendekatan Konsep Yang Bertolak dari Kritik Arsitektur 1.2. PENGERTIAN JUDUL 1.2.1 Redesain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semua makhluk hidup membutuhkan kesehatan. Salah satu aspek terpenting dalam kehidupan setiap indvidu adalah kesehatan karena sangat berpengaruh dengan bagaimana seseorang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta, I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan berkualitas ini harus dapat dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu organisasi baik organisasi pemerintah maupun organisasi swasta, baik yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan

Lebih terperinci

Tugas Akhir_103 BAB I PENDAHULUAN

Tugas Akhir_103 BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini di negara berkembang telah terjadi pergeseran penyebab kematian utama yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Kecenderungan transisi ini

Lebih terperinci

Dari data di atas, dapat dilihat bahwa daerah perbatasan Jawa Tengah- Jawa Barat saat ini belum memiliki fasilitas kesehatan yang memadai, khususnya

Dari data di atas, dapat dilihat bahwa daerah perbatasan Jawa Tengah- Jawa Barat saat ini belum memiliki fasilitas kesehatan yang memadai, khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil dari salah satu atu lembaga survei dunia menyatakan, bahwa wa hampir 77% masyarakat di Indonesia sia terindikasi penyakit jiwa. Keadaan ini diperparah perparah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam kurun lima tahun terakhir pertumbuhan perekonomian kota Bandung terus terdongkrak naik. Penyebab kondisi yang tengah dialami kota Bandung tidak hanya karena saat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO

UNIVERSITAS DIPONEGORO UNIVERSITAS DIPONEGORO REDESAIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNGARAN KELAS B TUGAS AKHIR INTAN PRAMESTI ROCHANA 21020112130037 FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN ARSITEKTUR SEMARANG JULI 2017 TUGAS AKHIR 138 LANDASAN

Lebih terperinci

PAVILIUN GARUDA II RUMAH SAKIT DR. KARIADI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Modern

PAVILIUN GARUDA II RUMAH SAKIT DR. KARIADI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Modern LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PAVILIUN GARUDA II RUMAH SAKIT DR. KARIADI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Modern Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung BAB III Metode Perancangan Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung diperlukan untuk meningkatkan perekonomaian di sekitar Kecamatan Campurdarat dan Kecamatan Besuki. Metode perancangan

Lebih terperinci

Tugas Akhir Universitas Mercu Buana April 2013

Tugas Akhir Universitas Mercu Buana April 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat pertumbuhan penduduk di indonesia semakin hari semakin meningkat, hal ini dapat dilihat dari data yang dikeluarkan oleh dinas kependudukan tahun 2000-2025

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan terdapat beberapa staf diantaranya dokter, perawat,

Lebih terperinci

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Korban dari penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) atau yang biasa dikenal sebagai NARKOBA (Narkotika dan Obat berbahaya)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT DHARMA YADNYA DI TOHPATI-DENPASAR

PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT DHARMA YADNYA DI TOHPATI-DENPASAR LANDASAN KONSEPSUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Februari 2012 By Design PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Rumah Sakit Umum Kelas C Di Kabupaten Wonosobo

Rumah Sakit Umum Kelas C Di Kabupaten Wonosobo BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan nasional Bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Perencanaan dan perancangan interior rumah sakit umum di Surakarta (lobby, ruang rawat inap anak dan perpustakaan)

TUGAS AKHIR. Perencanaan dan perancangan interior rumah sakit umum di Surakarta (lobby, ruang rawat inap anak dan perpustakaan) TUGAS AKHIR Perencanaan dan perancangan interior rumah sakit umum di Surakarta (lobby, ruang rawat inap anak dan perpustakaan) Diajukan Untuk Melengkapi Tugas tugas dan Memenuhi Syarat syarat Guna Kelulusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Swasta Kelas C Di Kabupaten Wonogiri Dengan Fasilitas Taman Terapi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Swasta Kelas C Di Kabupaten Wonogiri Dengan Fasilitas Taman Terapi BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas tentang pemahaman judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, batasan pembahasan, metode perencanaan dan perancangan, sistematika penulisan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa (1986) adalah suatu proses yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa (1986) adalah suatu proses yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa (1986) adalah suatu proses yang memungkinkan orang untuk meningkatkan kendali (control) atas kesehatannya, dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Saat ini industri perhotelan di Indonesia terus berkembang seiring dengan perkembangan dunia usaha yang ditandai dengan terus bertambahnya jumlah hotel yang ada. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11 BAB I PENDAHULUAN 1.8. Latar Belakang Dalam upaya untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, maka salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah tersedianya sarana penunjang kesehatan yang lengkap.

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. fitrah yang lebih mulia dan bagi umat muslim yang menjaga kesehatannya adalah

Bab 1. Pendahuluan. fitrah yang lebih mulia dan bagi umat muslim yang menjaga kesehatannya adalah Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Objek Kesehatan menurut pandangan Islam adalah suatu jalan untuk mencapai fitrah yang lebih mulia dan bagi umat muslim yang menjaga kesehatannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kecantikan mulai menjadi sebuah tren gaya hidup di beberapa kalangan yang tidak bisa ditinggalkan baik oleh kaum wanita maupun pria. Wanita maupun pria

Lebih terperinci

PERLUKAH RAWAT INAP DI PUSKESMAS

PERLUKAH RAWAT INAP DI PUSKESMAS PERLUKAH RAWAT INAP DI PUSKESMAS Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan masalah... 4 1.3 Tujuan... 4 1.4 Metode

Lebih terperinci

FITNESS CENTRE DAN SPA DI SEMARANG

FITNESS CENTRE DAN SPA DI SEMARANG TUGAS AKHIR PERIODE 32 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR FITNESS CENTRE DAN SPA DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Manusia akan mengalami keadaan tua atau memasuki tahap lanjut usia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, lanjut usia adalah tahap masa tua dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

BAB I PENDAHULUAN. 1  diakses tanggal 25 Juni 2009. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan cabang ilmu yang harus dikuasai dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115 BAB I PENDAHULUAN Laporan perancangan ini sebagai tindak lanjut dari Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dan menjadi satu rangkaian dengan perancangan fisik Rumah sakit Islam Madinah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: 25/4/

BAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber:  25/4/ BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa kini pola kehidupan manusia terlebih masyarakat kota besar atau masyarakat urban semakin modern, serba cepat, serba instan, sistematis, dan mekanis. Hal-

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang berupaya mencapai pemulihan penderita. Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan kegiatan terpadu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Ide perancangan Gua Lowo merupakan obyek wisata alam yang berada di pegunungan dengan dikelilingi hutan jati yang luas. Udara yang sejuk dengan aroma jati yang khas, serta

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT BERSALIN DI BLORA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Modern Richard Meier

RUMAH SAKIT BERSALIN DI BLORA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Modern Richard Meier LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN DI BLORA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Modern Richard Meier Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT KHUSUS LANSIA DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Post Modern

RUMAH SAKIT KHUSUS LANSIA DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Post Modern LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS LANSIA DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Post Modern Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan tegnologi telah meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan tegnologi telah meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang dan kemajuan ilmu pengetahuan dan tegnologi telah meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat dan kesadaran akan hidup sehat.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar (tata ruang luar) tetapi juga bagian dalam (tata ruang dalam) bangunan. Inti dari konsep

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia berdampak pada peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi meningkatnya masalah kesehatan anak,

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide rancangan pada Pusat Rehabilitasi Tuna Daksa di Surabaya berawal dari fakta di lapangan, yaitu fasilitas-fasilitas umum yang kurang memberikan kemudahan

Lebih terperinci

APARTEMEN BAGI ORANG ASING DI KOTA YOGYAKARTA

APARTEMEN BAGI ORANG ASING DI KOTA YOGYAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR APARTEMEN BAGI ORANG ASING DI KOTA YOGYAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : RR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Latar Belakang Judul Proyek

BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Latar Belakang Judul Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1. I.1.1 LATAR BELAKANG Latar Belakang Judul Proyek Pembangunan pada era globalisasi saat ini berkembang sangat pesat, didorong dari peningkatan pertumbuhan masyarakat tentunya. pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I 1

BAB I PENDAHULUAN I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan tempat merawat orang sakit, tempat menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan. Sedangkan rumah sakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjang medik yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan. mempunyai peranan penting dalam mempercepat tercapainya tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjang medik yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan. mempunyai peranan penting dalam mempercepat tercapainya tingkat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pelayanan gizi Rumah Sakit sebagai salah satu dari pelayanan penunjang medik yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan kesehatan paripurna Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. yang bersifat ilmiah. Langkah-langkah ini meliputi survei obyek-obyek studi

BAB 3 METODE PERANCANGAN. yang bersifat ilmiah. Langkah-langkah ini meliputi survei obyek-obyek studi BAB 3 METODE PERANCANGAN Analisis ini menggunakan analisis secara kualitatif. Analisis kualitatif adalah analisis dengan cara mengembangkan, menciptakan, menemukan konsep dan teori. (Hamidi 2005:14) Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah pertumbuhan penduduk tiap tahunnya maka pengembangan real estate semakin meningkat, dikarenakan permintaan akan kebutuhan

Lebih terperinci