PENAMPILAN PEMBAWA ACARA PROGRAM MUSIK DI TV PUBLIK (ANALISIS SEMIOTIKA DALAM PROGRAM SOUNDCHECK DI LPP TVRI)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENAMPILAN PEMBAWA ACARA PROGRAM MUSIK DI TV PUBLIK (ANALISIS SEMIOTIKA DALAM PROGRAM SOUNDCHECK DI LPP TVRI)"

Transkripsi

1 PENAMPILAN PEMBAWA ACARA PROGRAM MUSIK DI TV PUBLIK (ANALISIS SEMIOTIKA DALAM PROGRAM SOUNDCHECK DI LPP TVRI) Andreas WisnuLigawirady Jurusan Komunikasi Pemasaran, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, Universitas Bina Nusantara Jln. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat Telp. (62-21) Fax. (62-21) Abstract RESEARCH OBJECTIVE is to know the appearance of the host program Sound Check music as a representation of the public TV.METHODS in this study used with a qualitative approach was obtained by interview and direct observation, which produces descriptive data in the form of written words. As for the source of the data obtained are looking for internal company and conduct in-depth interviews (in-depth interviews) with three speakers, namely producers, the creative team and the host of the program "Soundcheck" as an informant criteria most relevant to the research problem. ANALYSIS This research used semiotic analysis, to see how to use the mark, namely Symbol, index, icon. RESULTS OBTAINEDdescribe PoopyPutri appearance as host of the music program as a representation of the Public Sound Check. CONCLUSION host is an icon of a program. Because the host has a big role for the success of a program. Appearance and style displayed by Poppy Putri as host in accordance with Sound Check music programs in public TV. (AW) Keywords: Host, Semiotics, Sound Check.

2 Abstrak TUJUAN PENELITIAN adalah mengetahui penampilan pembawa acara program music Sound Check sebagai representasi TV public METODE PENELITIAN yang digunakan dengan pendekatan kualitatif yang diperoleh dengan teknik wawancara dan observasi langsung, yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis. adapun sumber yang diperoleh adalah mencari data internal perusahaan dan melakukan wawancara mendalam (in depth interview) dengan tiganarasumber yaitu produser, tim kreatif dan pembawa acara dalam program Soundcheck karena merupakan kriteria informan yang paling relevan dengan masalah penelitian. ANALISIS Penelitian ini menggunakan analisis semiotika, untuk melihat bagaimana menggunakan tanda, yaitu Symbol, indeks, icon. HASILYANG DICAPAI menggambarkan penampilan Poopy Putri sebagai pembawa acara program music Sound Check sebagai representasi Publik. SIMPULAN pembawa acara merupakan sebuah icon dari sebuah program.karenapembawaacaramempunyaiperanan yang besar untuk keberhasilan dari sebuah program. Penampilan dan gaya yang ditampilkan oleh Poppy Putri sebagai pembawa acara sesuai dengan program musik Sound Check di TV publik. (AW) Kata Kunci : Pembawa Acara, Semiotika, Sound Check. PENDAHULUAN Latar Belakang Program televisi adalah segala hal yang ditampilkan melalui media televisi untuk memenuhi kebutuhan penonton.program atau acara yang disajikan adalah salah satu faktor utama untuk membuat penonton tertarik untuk menyajikan dan mengikuti siaran yang disajikan (Morissan, 2008).Program televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan penonton. Jika penonton merasa terharu dengan apa yang mereka lihat di layar televisi, hal itu bukan sesuatu yang aneh atau istimewa, sebab salah satu pengaruh psikologis dari tayangan televisi yaitu seakan-akan menghipnotis penonton, sehingga seolah-olah hanyut dalam keterlibatan pada kisah atau peristiwa yang ditayangkan televisi (Effendy, 2007: 182). Program televisi dibagi menjadi berbagai jenis seperti talk show, musik, documenter, drama, dll.lpp TVRI merupakan stasiun televisi milik negara Indonesia.LPP TVRI merupakan TV publik yang pertama kali ditayangkan secara resmi dimulai pada tahun 1962.Televisi publik tidak mementingkan ratting tetapi mengedepankan kualitas dari program yang ditayangan, sehingga televisi publik identik dengan mendahulukan kepentingan publik. Maulana (2012) mengatakan bahwa logika komersialisme dan komodifikasi itu telah menjadi cara berpikir para pengelola pers dalam kegiatan jurnalistik. Pers diarahkan sebagai mesin pencetak uang, pemasok iklan, dan pemburu rating. Dalam logika budaya seperti ini jelas sulit menempatkan kepentingan publik di atas atau setara dengan kepentingan modal dan kuasa (Maulana, 2012). Program hiburan seperti program musik, acara pencarian bakat, komedi, atau permainan memperoleh porsi jam menonton terbesar kedua dari penonton, yakni sekitar 20% atau selama 168 jam setahun (Hendriani, 2013). Program musik yang ada dalam LPP TVRI

3 sangat beragam seperti genre pop, dangdut, jazz, rock, dll. Salah satu tayangan program musiknya adalah Sound Check.Sound Check merupakan tayangan program music bergenre pop yang dikemas secara unik dan menarik yang di segmentasikan dengan target penonton remaja. Sound Check ditayangkan pada hari senin dan selasa pada pukul 21:00 WIB.Yang berlokasi di sebuah Cafe dimana para pengisi acara latihan lagu-lagu mereka pada saat café sebelum buka, dan kegiatan itu di rekam pada saat mereka latihan dan pembawa acara disini berperan mewawancara sedikit ulasan tentang album mereka serta merequest lagu. Dalam sebuah program, pembawa acara memiliki peranan penting dalam membawakan program tayangan.keberhasilan dalam suatu program acara dapat ditentukan oleh pembawa acara. Dengan menyesuaikan target penonton, peranan pembawa acara menjadi salah satu kekuatan untuk membangun karakteristik sebuah program sehingga gambaran melekat diingatan penonton. Menurut Baksin (2006: 36), pembawa acara adalah orang yang membawakan acara atau program televisi. Sebagai komunikator, pembawa acara diberi tugas untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan menyampaikan informasi yang menjadi kebutuhan orang banyak.salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pembawa acara ialah bagaimana pembawa acara dapat menggiring penonton untuk dapat lebih tertarik dalam acara tersebut.keberadaan pembawa acara identik dengan acara yang dibawakan. Pada saat membawakan acara, para pembawa acara harus tampil maksimal, dengan menerapkan gesture yang tepat terhadap target penonton, yaitu dengan gesture yang santun, karena kriteria dari televisi publik yang mengedepankan kepentingan masyarakat yang luas (Baskin, 2006). Dalam tayangan televisi publik, tampilan setiap acara yang ditampilkan selalu menjaga etika dalam berbicara, berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar atau penyimak (Taringan, 2008) serta gaya berbusana di TV publik, dalam membawakan acara di televisi publik, erat kaitannya dengan busana yang santun, dengan tujuan untuk menarik perhatian dan menonjolkan identitas dari TV publik itu sendiri (Budiman, 2005). Penampilan pembawa acara program tayangan TV publik berbeda dengan TV swasta, dimana pembawa acara TV publik menonjolkan kesederhanaan dan tidak berpenampilan yang mencolok. Menurut Scholes (Budiman, 2011) semiotika didefinisikan sebagai pengkajian tanda-tanda (the study of signs), pada dasarnya merupakan sebuah studi atas kode-kode, yaitu sistem apapun yang memungkinkan kita memandang entitas-entitas tertentu sebagai tanda-tanda atau sebagai sesuatu yang bermakna. Tanda merupakan sesuatu yang bersifat fisik, dapat dipersepsi oleh indra. Tanda mengacu pada sesuatu di luar tanda itu sendiri dan bergantung padaa pengenalan oleh pengguna sehingga disebut tanda. Menurut Sobur (2008), tanda dalam semiotika adalah unsur fundamental dalam Semiotika dan Komunikasi, yaitu segala sesuatu yang mengandung makna. Keberadaannya mempunyai dua unsur yaitu penanda (bentuk) dan petanda (makna). Penanda merupakan element tanda yang bersifat kasat mata, fisik atau material, sedangkan petanda merupakan konsep mental atau makna yang diacu oleh penanda.kedua element ini bersama-sama membentuk tanda verbal maupun tanda visual (Sobur, 2008).Secara umum pakaian dipahami sebagai alat untuk melindungi tubuh atau sebagai alat untuk memperelok penampilan.tetapi, selain untuk memenuhi kedua fungsi tersebut, pakaian dapat berfungsi sebagai komunikasi yang bersifat non-verbal, karena pakaian mengandung simbol-simbol yang memiliki beragam makna. Komunikasi bukan hanya sebagai proses, namun dapat menjadi sebagai pembangkit makna. Ketika seorang pembawa acara berkomunikasi dengan penonton, penonton harus memahami maksud dari pesan atau tanda yang disampaikan pembawa acara.makna yang

4 dibawa oleh bentuk-bentuk verbal dan nonverbal adalah terikat dengan konteks atau sebagian ditentukan oleh situasi dimana bentuk-bentuk verbal dan nonverbal itu dihasilkan.baik bahasa dan bentuk-bentuk nonverbal memungkinkan komunikator untuk menggabungkan sejumlah kecil tanda kedalam berbagai ekspresi atau ungkapan makna yang kompleks tanpa batas (Morissan, 2013: 93).Penggunaan bahasa yang digunakan oleh pembawa acara sangat penting dalam menunjang kesuksesan suatu acara.bahasa adalah produk komunikasi pembicara dari tanda-tanda untuk pendengar (Budiman, 2011: 66).Dapat disimpulkan bahwa peranan pembawa acara dalam membawakan program acara tidak terlepas dari semiotika.dari perspektif semiotika, harus memiliki pemahaman bersama dalam kata-kata, tetapi juga pada struktur bahasa, masyarakat, dan budaya agar komunikasi dapat mengambil peranannya (Littlejohn, 2009: 56). Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Penampilan Pembawa Acara Program Musik di TV Publik (Analisis Semiotika dalam Program Sound Check di LPP TVRI) karena sangat erat kaitan antara peranan pembawa acara dengan analisis semiotika.serta untuk menganalisis semiotika yang digunakan oleh pembawa acara. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui penampilan pembawa acara program musik Sound Check sebagai representasi TV publik. LANDASAN TEORI Analisis Semiotika Menurut Kriyantono (2008), Semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda. Studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain,pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka yang menggunakanya. Semiotika merupakan istilah yang berasal dari kata yunani semeion yang berarti tanda atau sign dalam bahasa Inggris adalah ilmu yang mempelajari system tanda seperti bahasa, kode, signal, dan sebagainya (Piliang, 2005: 66). Manusia dengan perantaraan tandatanda, dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya.banyak hal bisa dikomunikasikan di dunia ini. Semiotika menjadi salah satu kajian yang merupakan tradisi dalam teori komunikasi.tradisi semiotika terdiri atas sekumpulan teori mengenai bagaimana tanda-tanda merepresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan, dan kondisi di luar tanda-tanda itu sendiri (Littlejohn, 2009: 53).Konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkan ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda (Kriyantono, 2008). Menurut Pierce (Bungin, 2014), hubungan kenyataan dengan jenis dasar tanda dibagi menjadi tiga, yaitu ikon, indeks,dan simbol. Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah, atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan.indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan.dan Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat aibitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian) di dalam masyarakat.

5 Peranan Pembawa acara Menurut Wiyanto dan Astuti (Hartono, 2005) Pembawa Acara adalah orang pertama yang berbicara dalam suatu acara.sebagai pembawa acara, dia harus bisa menarik perhatian hadirin untuk segera merasa terlibat dalam pertemuan itu.jika upaya ini gagal, jalannya acara menjadi hambar, tidak berkesan dan mengecewakan.sebaliknya bila pembawa acara pandai menguasai dan mengasyiki hadirin, maka acara menjadi lancar dan menyenangkan.dengan demikian kesuksesan sebuah acara berada di tangan pembawa acara.sedangkan, menurut Baksin (2006: 36) pembawa acara adalah orang yang membawakan acara atau program televisi sehingga dapat disimpulkan bahwa pembawa acara adalah orang yang membawakan dan menyampaikan sebuah informasi atau narasi sebuah program acara di televisi. Keberadaan pembawa acarabiasanya identik dengan acara yang dibawakannya. Dengan demikian, selain jenis acara, figure pembawa acara yang bersangkutan juga memegang peranan penting (Baksin, 2006: 155). Untuk itu seorang pembawa acaraselain memiliki kredibilitas, integritas, keunggulan fisik, popularitas, juga harus memiliki karakter untuk menjadi daya tarik acaranya.menurut Rakhmat (2005: 257) karakter merupakan sebuah peranan penting karena sebuah program harus memiliki kredibilitas dan karakteristik yang ditunjang serta didukung oleh pembawa acarasebagai ujung tombak dari program tersebut.untuk membentuk kredibilitas tersebut seseorang akan cenderung merubah identitasnya. Menurut Goffman (Hendraningrum, 2008: 27) identitas atau karakter dapat dibentuk dalam dua hal yaitu aspek penampilan (appearance) dan gaya (manner). Penampilan terdiri dari pakaian, jenis kelamin, ras, ekspresi muka dan bahasa tubuh. Sedangkan gaya adalah mengacu pada bentuk peran yang dimainkan dalam suatu situasi dalam bentuk sikap. Menunjang penampilan dari seorang pembawa acara cara berpakaian sangat berperan penting dimana gaya berpakaian bagian dari cara seseorang membawa diri dalam lingkungan (Widyarini, 2011: 72). Seorang pembawa acara juga tidak terlepas dari keterampilan dalam berbicara dan menguasai aspek-aspek berbahasa, seperti yang dikemukakan oleh Taringan (2008 : 16-17) berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar atau penyimak. Selain itu, bahasa tubuh juga memainkan peran penting dalam menyampaikan pesan verbal yang disampaikan oleh seseorang.bahasa tubuh tidak hanya digunakan untuk memberikan kualitas dari komunikasi tetapi juga digunakan untuk mengekspresikan perasaan.dimana bahasa tubuh adalah suatu campuran kompleks dari gerak, postur, dan nada suara (Verma, 2005:3).Bahasa tubuh tidak hanya bergerak dan tidak memiliki arti, tetapi juga memiliki fungsi sebagai penegas bahasa verbal (Aston, 1994).

6 METODE PENELITIAN Paradigma Penelitian Dalam penggambaran Kriyantono (2008), hubungan antara pendekatan paradigma, metodologi hingga pemilihan metode riset menggunakan pendekatan paradigma kritis terhadap metode riset semiotik. Menurut Elvinaro (2009), paradigma kritis yang sering menjadi landasan berpikir dalam analisis semiotika berupaya mempertautkan hubungan antara media massa dan keberadaan struktur sosial. Ragam analisis kritis umumnya menguji kandungan-kandungan makna ideologis media melalui pembongkaran terhadap isi media atau teks.paradigma kritis mendasarkan penelitian pada penafsiran penampilan yang menjadi objek penelitian ini yaitu penampilan pembawa acara sebagai representasi di TV publik. Menurut Elvinaro (2009), Paradigma kritis lahir sebagai koreksi dari pandangan kontruktivisme yang kurang sensitif pada proses produksi dan reprosuksi makna yang terjadi secara historis maupun intitusional. Analisis teori kritis tidak berpusat pada kebenaran/ketidakbenaran struktur tata bahasa atau proses penafsiran seperti pada konstruktivisme. Beberapa teori yang dinaungi oleh Paradigma Kritis diantaranya yakni Teori Feminis dan Teori Analisis Wacana. Feminisme berdasarkan pada asumsi bahwa gender merupakan konstruksi sosial yang didominasi oleh pemahaman yang bias laki-laki dan menindas perempuan. Feminisme secara umum menantang asumsi dasar masyarakat dan mencari alternatif pemahaman yang lebih membebaskan, yaitu pemahaman yang meletakkan wanita dan pria dalam posisi yang seimbang. Yang kedua, Teori analisis wacana termasuk dalam proses komunikasi yang menggunakan simbol-simbol, berkaitan dengan interpretasi dan peristiwa-peristiwa, di dalam sistem kemasyarakatan yang luas. Melalui pendekatan wacana pesan-pesan komunikasi, seperti kata-kata, tulisan, gambar-gambar, dan lain-lain, tidak bersifat netral atau steril.eksistensinya ditentukan oleh orang-orang yang menggunakannya, konteks peristiwa yang berkenaan dengannya, situasi masyarakat luas yang melatarbelakangi keberadaannya, dan lain-lain.kesemuanya itu dapat berupa nilai-nilai, ideologi, emosi, kepentingan-kepentingan, dan lain-lain. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk dapat mengetahui bagaimana penampilan pembawa acara program musik di TV publik (analisis semiotika dalam program SoundCheck di LPP TVRI).Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.menurut Moleong (2005: 5) penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.sedangkan, menurut Creswell (2007) penelitian kualitatif merupakan metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan.kedalaman data (kualitas) lebih diutamakan, dibanding dengan banyaknya data (kuantitas). Objek Penelitian Objek penelitian pada penelitian ini akan memfokuskan pada program Sound Check yang disiarkan di LPP TVRI, sebagai suatu program music yang bergenre pop. Lokasi Penelitian Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder :

7 Data Primer Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama (tanpa perantara).data primer lebih diutamakan, karena sumber berkaitan langsung dengan penelitian. Di dalam penelitian ini digunakan 2 teknik untuk mendapatkan data primer, yaitu: 1. Wawancara Wawancara adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan.ciri utama dari wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka antara si pewawancara dan narasumber.wawancara juga digunakan untuk menggali berbagai konten di sekitar masalah yang diteliti, (Bungin, 2014).Teknik wawancara yang tepat untuk penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Menurut Moleong (2005), metode wawancara mendalam adalah metode riset di mana periset melakukan kegiatan wawancara tatap muka secara mendalam dan terusmenerus (lebih dari satu kali) untuk menggali informasi dari responden (informan). Metode ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan alasan detail dari jawaban responden yang antara lain mencakup opininya, motivasinya, nilai-nilai ataupun pengalaman-pengalamannya (Kriyantono, 2012). Kemudian data yang telah didapatkan akan peneliti analisis dan buat suatu kesimpulan. 2. Pengamatan (Observasi) Teknik pengamatan relevan digunakan dalam penelitian kualitatif demi mendapatkan gambaran yang sebenarnya tentang objek penelitian dan membantu pemahaman soal konteks penelitian. Observasi partisipatif di mana diharuskan untuk benarbenar terlibat dalam keseharian subjek selama proses produksi. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari penelitian orang lain atau sumber yang telah dipublikasikan. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rundown program acara Sound Check, foto, dan beberapa data lainnya. Analisis Data Menurut Sugiyono (2007: 244), yang dimaksudkan dengan analisis data adalah proses untuk mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan catatan kecil di lapangan. Dalam penelitian ini, analisis data di sederhanakan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut. Tahapan pertama mengindentifikasi data yang diperoleh dari lapangan, baik dengan cara wawancara, observasi, maupun dokumentasi, yang bersumber dari buku, literature, dan foto. Tahapan kedua, yakni mengklasifikasikan data yang masuk, kemudian disesuaikan dengan permasalahan dan tujuan penelitian.tahapan ketiga, yakni melakukan interpretatif terhadap faktor yang mempengaruhi. Menurut Bogdan (Sugiyono, 2007) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Berikut adalah 3 bentuk coding yang akan dibuat peneliti dalam penelitian ini: - Koding terbuka atau Open Coding. - Koding aksial atau Axial Coding. - Koding selektif atau Selective Coding.

8 Teknik Keabsahan Data Keabsahan data adalah kegiatan yang dilakukan agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan dari segala sisi.dalam menguji keabsahan data penelitian Peran host dalam karakteristik program digunakan teknik triangulasi data, member check dan konfirmability (Sugiyono, 2009). Menurut (Sugiyono. 2010) teknik pengumpulan data triagulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Teknik triangulasi data terbagi dalam tiga teknik yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan triangulasi waktu pengumpulan data, sebagai berikut: a. Triangulasi sumber yaitu menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. b. Triangulasi teknik yaitu menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. c. Triangulasi waktu yaitu menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara membandingkan waktu saat melakukan wawancara. Teknik triangluasi yang digunakan dalam penelitian Penampilan pembawa acara program musik sebagai representasi di TV publik adalah triangulasi sumber data yaitu dengan menguji kredibilitas data dari tiga orang narasumber yang berbeda, dan yang kedua adalah dengan melakukan triangulasi teknik pengumpulan data yaitu menguji kredibilitas data dengan membandingkan data dari teknik pengambilan yang berbeda, yaitu berdasarkan hasil wawancara, observasi maupun dokumentasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Sound Check Sound Check adalah program musik yang bergenre pop yang dikemas secara unik, program ini berdurasi 60menit dan ditayangkan pada hari senin dan selasa pada pukul 21:00 22:00 WIB.Lokasi produksi di sebuah café dengan bintang tamu personeil band yang sedang latihan lagu-lagu mereka pada saat sebelum café dibuka.dipandu oleh pembawa acara yang cantik dan elegant, Poppy Putri.Konsep unik dari pembawa acara dengan berperan sebagai waiters, dan dibawa dengan santai serta dapat merequest lagu dari bintang tamu yang diundang. Para tim kreatif dari Sound Check di tuntut untuk selalu kreatif dalam menyajikan tayangan musik sesuai dengan target penonton yaitu remaja. Poppy Putri juga akan membawakan program ini dengan semenarik mungkin sehingga membentuk karakter dari program tersebut. Sebagian besar remaja menyukai music, program dikemas dengan tampilan anak muda atau remaja serta gaya bahasa dan gesture yang ditampilkan oleh Poppy Putri seperti sapaan anak remaja pada zaman sekarang misalnya loe yang berarti anda dan gue yang berarti saya. Tidak hanya pembawa acara yang berperan penting dalam program acara ini, tetapi content, tema serta pengemasan dari acara tersebut juga harus menarik disetiap episodenya.program ini mengedepankan kualitas terhadap penonton, dimana Sound Check tidak mengedepankan ratting sebagai acuan program tayangannya.

9 Struktur Organisasi Program Sound Check Jabatan Penanggung jawab siaran Penanggung jawab produksi Penanggung jawab teknik Supervisi teknik Perencana siaran Eksekutif produser Kamerawan Penata cahaya Penata suara Penyunting gambar Pimpinan unit Kreatif Pengarah lapangan Asisten pengarah lapangan Pengarah acara Nama M. Irfan Barno Tiar Alam Zakir Yuni Sutrisno Doni Putra Wijoyo N.K Rian Abin Ucup Rizal Jawir Temy Amar Budi S-Cinema Margiat Edmon Mardita Deni Wisnu Rahmat S-Cinema Semiotika Menurut Kriyantono (2008), semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tandatanda. Studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain, pengirimannya dan penerimaanya oleh mereka yang menggunakan tanda tersebut. Dalam analisis semiotika menurut Pierce (Bungin, 2014), hubungan kenyataan dengan jenis dasar tanda dibagi menjadi tiga yaitu ikon, indeks,dan simbol. Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah, atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan.indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan.dan Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat aibitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian) di dalam masyarakat.

10 Dengan demikian semiotika Sound Check menggungkapkan makna yang ada dari sebuah tanda yang ada dari penampilan seorang pembawa acara yang dapat di representasikan oleh penonton. Dan pesan atau isi dari program tersebut dapat diterima dengan baik oleh penonton. Ikon Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah, atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan (Sobur, 2005). Pembawa acara diartikan sebagai orang yang memegang sebuah acara tertentu, keberadaan seorang pembawa acara biasanya identik dengan acara yang dibawakan, Baksin (2008 :155). Dengan kata lain seorang pembawa acaramenjadi ikonuntuk program acaranya juga bagi stasiun televisi. Menganalisis ikon dari program Sound Check dapat dikatakan poppy putri adalah ikon dari program musik Sound Check di LPP TVRI. Pembawa acara menjadi seorang ikon dalam suatu program acara, dengan keberhasilan seorang pembawa acara membawakan suatu program acara, maka images yang melekat dalam ingatan penonton yang dibangun oleh seorang pembawa acara sangat penting dalam keberhasilan suatu program yang dibawakan. Dapat disimpulkan ikon yang melekat di dalam ingatan penonton yaitu Poppy putri sebagai pembawa Acara Sound Check. Pembawa acara dalam program musik SoundCheck di LPP TVRI adalah seorang wanita, karena dianggap sesuai dengan konsep acara, dimana peran seorang pembawa acara disini adalah sebagai waiters.dapat dikatakan ikonitas dari pembawa acara Sound Check adalah seorang wanita. Indeks Menurut Sobur (2008), Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Analisis indeks dalam pemilihan pembawa acara dalam program musik Sound Check di LPP TVRI, yaitu dapat dilihat dari hasil perundingan dan kesepakatan bersama dari produser dan semua tim dalam tahapan pra produksi yang matang dalam memilih seorang pembawa acara demi keberhasilan program acara tersebut. Dalam membuat suatu program acara, banyak aspek yang harus dipikirkan seperti halnya dalam biaya produksi, lokasi, serta pemilihan pembawa acara yang tepat serta dengan anggaran yang cukup, dalam tahapan proses produksi ini, analisis dari indeks nya yaitu pemilihan pembawa acara bedasarkan persetujuan bersama yang sudah di tetapkan oleh seorang produser dalam aspek anggran dan kecocokan pembawa acara dalam membawakan program Sound Check. Menunjang dari aspek penampilan dari seorang pembawa acara cara berpakaian sangat berperan penting dimana gaya berpakaian bagian dari cara seseorang membawa diri dalam lingkungan (Widyarini, 2011: 72). Analisis indeks dari cara berpakaian dari seorang pembawa acara program Sound Check, dimana berpakaian ala waiters karena format konsepnya disebuah café dan Poppy Putri sebagai pelayan, jadi ditentukan oleh produser dan tim kreatif pembawa acara memakai pakaian ala waiters. Dapat disimpulkan analisis indeks gaya bicara yang disampaikan dalam penampilan Poppy Putri sebagai pembawa acara, dalam pandangan seorang penonton pembawa acara menampilkan gaya bicara yang sopan santun dan tidak membuat penonton merasa bosan dalam membawakan program Sound Check, dimana analisis indeks disini terlihat

11 menggunakan gaya bahasa yang santun dan tidak membuat penonton bosan dengan bertujuan mengedepankan kepentingan penonton. Simbol Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat aibitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian) di dalam masyarakat. Ada keunikan dari cara berpakaian yang dikenakan oleh Poppy Putri sebagai pembawa acara Sound Check dengan mengenakan model pakaian ala waiters dimana konsep awal dari Sound Check ini adalah para bintang tamu yang dating disuatu café sebelum café tersebut buka. Dan peran dari Poppy Putri yang menjadi pembawa acara disini sebagai Waiters. Dapat dikatakan cara berpakaian ala waiters yang dikenakan Poppy Putri menjadi sebuah simbol program acara musik Sound Check di LPP TVRI.menurut mulyana (2005), cara berpakaian dapat menjadi sebuah simbol. Menurut Mulyana (2005), cara berpakaian dapat menjadi sebuah simbol. Dapat disimpulkan, analisis simbol terhadap baju atau busana yang dikenakan oleh seorang pembawa acara Sound Check, yaitu dengan memakai pakaian ala waiters, dimana peran yang dimainkan oleh Poppy Putri dalam membawakan acara adalah sebagai host. Dimana konteks acara tersebut yang dikemas secara unik dan menarik oleh produser dan tim kreatif yang bertujuan melayani para bintang tamu atau para tamu-tamu di café tersebut. Dimana proses produksi Sound Check berlokasi disebuah café. Maka darai itu produser bersama tim kreatif menetapkan Poppy Putri sebagai pembawa acara yang menjadi seorang waiters yang bertujuan melayani para tamu dengan baik dan terbuka. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil dari analisis dan pembahasan data, maka disimpulkan menjadi beberapa hal, yaitu: 1. Poppy Putri sebagai pembawa acara program musik Sound Check dapat merepresentasikan penampilannya sesuai dengan target audiens di TV publik. 2. Produser memilih pembawa acara bedasarkan dengan kesesuaian dalam konsep program, karena dinilai mempunyai improve yang bagus dan lebih natural, dimana program ditayangkan di TV publik. 3. Konsep program sesuai dengan penampilan yang dibawakan oleh pembawa acara yaitu Poppy Putri, konsep program seperti drama musical dimana interaksi pembawa acara dengan para bintang tamu yang mengisi acara yang sedang check sound yang berjalan natural. 4. Pembawa acara mampu beradaptasi dengan cepat terhadap konteks dari konsep program yang di buat oleh produser dan tim kreatif. Saran Sebagai bahan masukan penulisan akan memberikan saran berdasarkan hasil yang didapat dari selama penelitian dilakukan: 1. Images Poppy Putri sudah melekat sebagai pembawa acara program Sound Check, sebaiknya dipertahankan tetap sebagai pembawa acara.

12 2. Sebuah program televisi yang berhasil merupakan hasil kerja keras dari tim yang solid dan kompak, sebaiknya para tim dari program Sound Check agar lebih kompak dalam memberikan ide konsep tiap episodenya 3. Dalam mempertahankan kualitas program perlu dilakukan evaluasi apa kekurangan dari program itu sendiri dan perlu melihat apa yang diinginkan oleh pemirsa itu sendiri. 4. Dalam tahap pasca produksi, sebaiknya Poppy Putri sebagai pembawa acara juga harus ikut dalam evaluasi pada tahapan pasca produksi, agar mengetahui kekurangan dan kelebihan pada saat proses produksi yang bertujuan agar episode selanjutnya lebih maksimal. REFERENSI Ardianto, E., & Erdinaya. (2004). Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Aryati, Lies. (2007). Panduan Menjadi MC Professional. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Baksin, Askurifai. (2006). Jurnalistik Televisi : Teori Dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Bungin, Burhan. (2014).Penelitian Kualitatif edisi kedua.jakarta :Prenada Media Group Effendy, O. U. (2007).Ilmu Komunikasi Teori dan PraktekBandung: PT. Remaja Rosdakarya Fachruddin, Andi (2012). Dasar dasar Produksi Televisi : Produksi berita, Features, Laporan Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing. Jakarta: Kencana. Kriyantono, R. (2008).Teknik Praktis Riset Komunikasi.Jakarta :Kencana Prenada Media Group. Littlejohn.Stephen.W (2009).Theories Of Human Communication.Jakarta : Salemba Humanika Morissan. (2008).Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio &Televisi.Jakarta :Kencana Sobur, Alex. (2008).Semiotika Komunikasi Visual.Yogyakarta : Jalasutra Wiryanto.Ardianto (2005).Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta : Gramedia Wiasarana RIWAYAT PENULIS Andreas Wisnu Ligawirady, lahir di kota Pangkalpinang, Bangka belitung pada 29 Juni Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Komunikasi Pemasaran (Broadcasting) pada tahun 2015.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program televisi adalah segala hal yang ditampilkan melalui media televisi untuk memenuhi kebutuhan penonton.program atau acara yang disajikan adalah salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program non berita merupakan program yang dapat dibedakan berupa program hiburan musik, drama, olahraga dan agama. Program non berita yang banyak digemari oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Menurut Elvinaro Ardianto (2011), ada 3 pendekatan penelitian yaitu: Positivisme Positif berarti apa yang ada berdasarkan fakta objektif. Secara tegas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang padat akan aktifitas membutuhkan hiburan dan informasi yang cepat, mudah dan murah. Ketat dan pesatnya persaingan dalam industri televisi khususnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Berdasarkan gambaran permasalahan yang diuraikan pada bab sebelumnya, penelitian analisis tugas production assistant dalam program Sarah Sechan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan deskritif kualitatif. Deskritif adalah memaparkan situasi, peristiwa, tidak mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang sudah semakin maju ini, perkembangan teknologi dan komunikasi membuat semua lapisan masyarakat dunia mengikuti perkembangan tersebut dan menjadikan mereka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. waktunya untuk menonton acara yang beragam ditelevisi. Televisi sebagai media

BAB 1 PENDAHULUAN. waktunya untuk menonton acara yang beragam ditelevisi. Televisi sebagai media 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pertelevisian adalah dunia yang selalu menarik perhatian banyak masyarakat. Hampir setiap hari dan setiap waktu, banyak orang menghabiskan waktunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi. Televisi adalah sebuah media elektronik yang menjadi benda warisan ciptaan manusia, yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaru setiap hari dan tanpa disadari oleh kita telah memasuki era baru yakni era

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaru setiap hari dan tanpa disadari oleh kita telah memasuki era baru yakni era BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat ini memberi pengaruh kepada masyarakat dalam mendapatkan informasi-informasi terbaru setiap hari dan

Lebih terperinci

PERAN PRODUSER DALAM PROGRAM BERITA INDONESIA TERKINI DI LPP TVRI

PERAN PRODUSER DALAM PROGRAM BERITA INDONESIA TERKINI DI LPP TVRI PERAN PRODUSER DALAM PROGRAM BERITA INDONESIA TERKINI DI LPP TVRI TEGUH HERI SANDI Universitas Bina Nusantara Jl Rawa Papan Rt04/003 no 17 A (081219701890) Dosen Pembimbing : Drs. Raden Damianus Cosmas

Lebih terperinci

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV) ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN ) Fathania Pritami Prodi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan 0 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Pendekatan penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam hal ini penulis ingin mengetahui bagaimana nilai pendidikan pada film Batas. Dalam paradigma ini saya menggunakan deskriptif dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Memilih paradigma adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh peneliti agar penelitiannya dapat menempuh alur berpikir yang dapat mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Kata Paradigma berasal dari Bahasa yunani, paradeigma, yang bearti pola, Thomas Kuhn (1962) menggunakan kata paradigma untuk menunjukan kerangka konseptual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya stasiun televisi yang mengudara di indonesia. kini stasiun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam bidang teknologi dan informasi, hampir semua masyarakat baik yang berada di daerah pekotaan maupun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi, masyarakat lebih moderen ditandai dengan adanya perkembangan teknologi secara besar-besaran. Komunikasi manusia tidak mengenal jarak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Kritis Penelitian ini termasuk dalam kategori paradigma kritis. Paradigma ini mempunyai pandangan tertentu bagaimana media dan pada akhirnya informasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi sebagai salah satu media massa, masih menempati posisi jawara paling diminati, dibanding media massa lainnya. Televisi memberi banyak kemungkinan ilustrasi

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 88 BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Dari apa yang telah dibahas tentang kerja praktek bab I hingga bab IV, laporan kerja praktek ini memiliki beberapa kesimpulan mengenai proses produksi program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makhluk sosial memang merupakan istilah yang sangat tepat untuk manusia, yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma penelitian bertujuan untuk memudahkan tujuan. penelitian merupakan pola pokir yang menunjukan hubungan antara

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma penelitian bertujuan untuk memudahkan tujuan. penelitian merupakan pola pokir yang menunjukan hubungan antara BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma penelitian bertujuan untuk memudahkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Sugiyono menjelaskan bahwa: Paradigma penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk mempengaruhi persepsi, pikiran serta tingkah laku masyarakat. Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kesukaan atau afektif merupakan salah satu komponen proses komunikasi massa yaitu efek. Efek adalah hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang

BAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media yang dapat memberikan kepada khalayak penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang didapat ketika melihat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi sekarang ini kebutuhan akan informasi sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi. Karena komunikasi adalah usaha

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dan metode analisis semiotika dengan paradigma konstruktivis. Yang merupakan suatu bentuk penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada empat macam golongan media, antara lain media antarpribadi,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ISI PROGRAM PESBUKERS DI ANTV DALAM MENYAJIKAN TAYANGAN YANG MEMATUHI REGULASI PENYIARAN

PENGEMBANGAN ISI PROGRAM PESBUKERS DI ANTV DALAM MENYAJIKAN TAYANGAN YANG MEMATUHI REGULASI PENYIARAN PENGEMBANGAN ISI PROGRAM PESBUKERS DI ANTV DALAM MENYAJIKAN TAYANGAN YANG MEMATUHI REGULASI PENYIARAN SHANDY ARISAPUTRA 1401081936 Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hidup komunikasi merupakan hal yang esensial, oleh sebab itu,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hidup komunikasi merupakan hal yang esensial, oleh sebab itu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam hidup komunikasi merupakan hal yang esensial, oleh sebab itu, manusia tidak akan pernah terlepas dari komunikasi. Dimanapun kita, apapun yang kita lakukan, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan salah satu unsur utama dalam segala kegiatan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat kaitannya dengan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Televisi adalah salah satu media masa yang tidak hanya menampilkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Televisi adalah salah satu media masa yang tidak hanya menampilkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi adalah salah satu media masa yang tidak hanya menampilkan gambar, namun juga mampu menampilkan suara, atau bisa disebut sebagai media audio visual. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan komunikasi. Tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian kualitatif bertujuan untuk menggambarkan realitas yang kompleks dan memperoleh pemahaman makna dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Di jaman modern ini, masyarakat dapat dengan mudah dan menerima suatu informasi dari berbagai media massa. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini peneliti ingin menggunakan sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bertipe deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Media massa sudah menjadi sumber informasi masyarakat dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Media massa sudah menjadi sumber informasi masyarakat dewasa ini. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Media massa sudah menjadi sumber informasi masyarakat dewasa ini. Kehadiran media massa membawa dunia kepada era dengan pertukaran informasi dengan cepat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program talk show merupakan suatu format acara yang dikemas dengan adanya suatu perbincangan maupun diskusi dengan mengundang narasumber maupun bintang tamu. Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal terpenting dalam menunjukkan keberadaan seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula melibatkan sekian banyak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivisme. Paradigma konstruktivisme memandang realitas kehidupan sosial bukanlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Media massa sudah menjadi bagian hidup bagi semua orang. Tidak dikalangan masyarakat atas saja media massa bisa diakses, akan tetapi di berbagai kalangan masyarakat

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI PROGRAM HOT SPOT DI GLOBAL TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROGRAM

PROSES PRODUKSI PROGRAM HOT SPOT DI GLOBAL TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROGRAM PROSES PRODUKSI PROGRAM HOT SPOT DI GLOBAL TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROGRAM Rey Erlingga Binus University, Jakarta, Indonesia, 11480 ABSTRAK Tujuan Penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pada akhirnya informasi yang disampaikan oleh media, harus dipahami dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pada akhirnya informasi yang disampaikan oleh media, harus dipahami dalam 34 3.1 Paradigma penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam kategori paradigma kritis. Paradigma ini mempunyai pandangan tertentu bagaimana pandangan tertentu bagaimana media

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat belakangan ini. Berbagai media penyiaran saat ini dimungkinkan untuk dibuka. Industri penyiaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma kualitatif ini merupakan sebuah penelitian yang memiliki tujuan utama yaitu untuk mengkaji makna-makna dari sebuah perilaku, simbol maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari menjadi kebutuhan untuk bersosialisasi dengan individu atau masyarakat. Komunikasi menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan.

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. sesuai dengan tujuannya program tersebut dibuat. Program news feature adalah

BAB IV PENUTUP. sesuai dengan tujuannya program tersebut dibuat. Program news feature adalah BAB IV PENUTUP Sebuah stasiun televisi membutuhkan karya karya kreatif setiap hari untuk mengisi slot jam tayangnya. Karya karya program televisi yang dibuat harusnya sebuah program yang berbeda, unik,

Lebih terperinci

Nanda Agus Budiono/ Bonaventura Satya Bharata, SIP., M.Si

Nanda Agus Budiono/ Bonaventura Satya Bharata, SIP., M.Si Faktor-faktor Pendorong Orang Menonton Program Berita Liputan 6 di SCTV (Studi Eksplanatif-Kuantitatif Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Kampung Sudagaran Kelurahan Tegalrejo Yogyakarta Menonton Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling sulit dan paling menantang dibandingkan dengan jenis industri lainnya. Mengelola media

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat adalah interaksi atau komunikasi. Komunikasi memiliki peran yang sangat pnting pada era sekarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Program Urban Street Food merupakan program feature yang sudah ada di televisi saat ini. Program Urban Street Food merupakan program food & travel yang dikemas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan manusia untuk berinteraksi, komunikasi dalam kegiatan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan manusia untuk berinteraksi, komunikasi dalam kegiatan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia komunikasi merupakan hal mendasar yang dibutuhkan manusia untuk berinteraksi, komunikasi dalam kegiatan manusia mampu membuat mareka mengetahui

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif ialah penelitian yang bermaksud untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di awal perkembangannya di Indonesia, siaran televisi dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan langsung upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan vindonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian internal dari sistem tatanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia telah menjadi sistem pertukaran informasi yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia telah menjadi sistem pertukaran informasi yang pesat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia telah menjadi sistem pertukaran informasi yang pesat dan semakin besar. Dengan keterbukaan informasi, seseorang dapat dengan mudah dan cepat mengakses informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia saat ini sangatlah pesat, salah satu buktinya adalah banyak stasiun televisi yang bermunculan. Stasiun televisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari semua media massa, televisi menjadi media yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Hal itu karena karakter televisi yang audio visual sehingga membuat orang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat tertentu. Peneliti sudah mempunyai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat tertentu. Peneliti sudah mempunyai BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe Penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan membuat deskripsi secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan hidup masyarakat. Televisi memiliki kelebihan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan ragamnya, dari mulai drama, musik, olahraga, realita bahkan Fashion.

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan ragamnya, dari mulai drama, musik, olahraga, realita bahkan Fashion. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman modern seperti ini industri hiburan kreatif sudah semakin banyak jenis dan ragamnya, dari mulai drama, musik, olahraga, realita bahkan Fashion. Semua hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana komunikasi, baik dia bertindak sebagai komunikator (pembicara atau

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana komunikasi, baik dia bertindak sebagai komunikator (pembicara atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam bentuk komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (rakhmat,2003:188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin yang diproduksi oleh Maxima Pictures dengan menggunakan pendekatan signifikansi dua tahap dari Roland

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Sifat penelitian yang digunakan untuk megeidentifikasi permasalahan dalam kasus ini adalah sifat penelitian interpretatif dengan pendekatan kualitatif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu berusaha untuk mengenal dan mencari jati dirinya, mengetahui tentang orang lain, dan mengenal dunia luar atau selalu mencari tahu mengenai

Lebih terperinci

Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan terhadap subjek. Penelitian kualitatif memberikan peneliti

Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan terhadap subjek. Penelitian kualitatif memberikan peneliti Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian kualitatif sangat bergantung pada pandangan dan cara pendekatan terhadap subjek. Penelitian kualitatif memberikan peneliti informasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan zaman yang kian hari mendorong masyarakat akan hausnya informasi dan hiburan, salah satunya adalah tayangan yang televisi hadirkan juga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Paradigma Penelitian Paradigma yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah paradigma teori kritis (critical theory). Aliran pemikiran paradigma ini lebih senang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma dikenal dengan usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti, maupun oleh para praktisi melalui model-model tertentu. Paradigma

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Jenis metode analisis data kualitatif digunakan penulis untuk melakukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Jenis metode analisis data kualitatif digunakan penulis untuk melakukan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Jenis metode analisis data kualitatif digunakan penulis untuk melakukan penelitian skripsi ini. Metode analisi data kualitatif didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 TipePenelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial. 24

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe Penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualilatif yang bertujuan untuk mengembarkan status atau fenomena dalam suatu penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PROGRAM ROCKA ROLLA DI RADIO PRO 2 RRI BOGOR TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENDENGAR PERIODE FEBRUARI SAMPAI DENGAN MEI 2012

PENGARUH PROGRAM ROCKA ROLLA DI RADIO PRO 2 RRI BOGOR TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENDENGAR PERIODE FEBRUARI SAMPAI DENGAN MEI 2012 PENGARUH PROGRAM ROCKA ROLLA DI RADIO PRO 2 RRI BOGOR TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENDENGAR PERIODE FEBRUARI SAMPAI DENGAN MEI 2012 Reziyodi Ryandaru Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Indonesia, 10000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal. Komunikasi bukan hanya sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang berada di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan sekalipun sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang berada di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan sekalipun sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ditengah perkembangan teknologi komunikasi massa dewasa ini, masyarakat baik yang berada di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan sekalipun sangat membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan membahas tentang Strategi Produksi Program Reality

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan membahas tentang Strategi Produksi Program Reality BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini akan membahas tentang Strategi Produksi Program Reality Show Bagi-Bagi Berkah di Trans TV dengan menggunakan metode penelitian Kualitatif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita ketahui apabila kita perhatikan lebih jauh lingkungan sekitar kita.

BAB I PENDAHULUAN. kita ketahui apabila kita perhatikan lebih jauh lingkungan sekitar kita. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi dari komunikator kepada komunikan, melalui media sebagai alat yang menjembatani pesan untuk sampai kepada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian yang berjudul IMPLEMENTASI INTRANET SEBAGAI SALURAN KOMUNIKASI INTERNAL BERBASIS CYBER-PR (SUATU STUDI PADA ASTRANET PT ASTRA INTERNATIONAL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. inkuisi pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis yang jelas tentang

BAB III METODE PENELITIAN. inkuisi pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis yang jelas tentang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Creswell, yang dikutip Rulam Ahmadi, penelitian kualitatif merupakan

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. & Knipe, 2006 ) menyatakan bahwa paradigma adalah kumpulan longgar dari

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. & Knipe, 2006 ) menyatakan bahwa paradigma adalah kumpulan longgar dari BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Menurut Harmon ( dalam Moleong, 2004: 49 ), Paradigma adalah cara mendasar untuk persepsi berfikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. ParadigmaKonstruktivis Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi manusia atas realitas. Konstruktivisme melihat bagaimana setiap orang pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dimana dalam proses penelitian yang digunakan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah Berita Televisi. Berita Televisi tidak hanya dikemas dengan format Hardnews

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah Berita Televisi. Berita Televisi tidak hanya dikemas dengan format Hardnews BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyampaian informasi melalui media massa sangat beragam, salah satunya adalah Berita Televisi. Berita Televisi tidak hanya dikemas dengan format Hardnews melainkan

Lebih terperinci