BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi dalam Bahasa inggrisnya disebut dengan communication,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi dalam Bahasa inggrisnya disebut dengan communication,"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Pengertian Komunikasi Komunikasi dalam Bahasa inggrisnya disebut dengan communication, berasal dari kata communication atau dari kata communis yang berarti sama atau sama maknanya atau pengertian bersama, dengan maksud untuk mengubah pikiran, sikap, perilaku, penerima dan melaksanakan apa yang diinginkan komunikator. 6 Chery dalam Stuart (1983) mendefinisikan komunikasi berpangkal pada perkataan lain communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam Bahasa latin communico yang artinya membagi. 7 Pakar komunikasi Joseph A. Devito juga memberikan pandangannya soal definisi komunikasi. Menurutnya, komunikasi merupakan suatu kegiatan penyampaian atau penerimaan pesan yang dilakukan seseorang atau lebih yang mendapat distorsi dari gangguan-gangguan dalam suatu konteks yang menimnulkan efek dan kesempatan untuk arus balik. Devito menilai komunikasi meliputi beberapa komponen yang terdiri dari konteks, sumber, penerima, pesan, saluran, gangguan, proses penyampaian pesan atau encoding, 6 A.W.Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara, hal 8 7 H. Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal 18 10

2 11 proses penerimaan atau decoding, serta efek. Menurut Devito, komponenkomponen tersebut merupakan inti dari komunikasi, yang menilai bahwa komponen itu sangat berpengaruh dalam menentukan berlangsungnya sebuah proses yang bernama komunikasi. Pengertian komunikasi menurut Berelson dan Starainer dalam Fisher adalah penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan, dan seterusnya melalui penggunaan simbol kata, angka, grafik dan lain-lain. Komunikasi mempunyai banyak makna dari sekian banyak definisi, dapat disimpulkan secara lengkap dengan maknanya yang hakiki yaitu komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan maupun tak langsung Tujuan Komunikasi Dalam kehidupan manusia tidak mungkin lepas dari proses serta tindakan komunikasi. Komunikasi menjadi sangat penting mengingat manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Setiap proses komunikasi tersebut berlangsung, terdapat suatu tujuan tertentu. Secara umum tujuan-tujuan dari komunikasi adalah sebagai berikut: 1. Megubah sikap Perubahan sikap ini bisa terjadi pada komunikator atau komunikan. Hal ini tergantung dengan isi dari pesan yang dikomunikasikan. Perubahan sikap dapat berupa sikap menerima, benci, marah dan yang lainnya.

3 12 2. Mengubah pendapat Hal ini tergantung dari bagaimana cara mereka melihat dan menyikapi pesan yang diterimanya. Perubahan pendapat bisa berbentuk penolakan, persetujuan, dan yang lainnya. 3. Mengubah perilaku Hal ini didasari atas isi pesan yang terkandung didalamnya sehingga mampu merubah perilaku penerima pesan tersebut. Perubahan perilaku ini kearah yang lebih baik namun bisa juga kearah yang tidak baik atau menyimpang. 4. Mengubah masyarakat Masyarakat yang jumlahnya besar belum tentu terpengaruh untuk merubah kehidupan sosial mereka berdasarkan pesan atau informasi yang mereka terima. Tapi bukan hal yang tidak mungkin komunikasi dapat merubah kehidupan sosial suatu masyarakat dalam jumlah luas Fungsi Komunikasi Salah satu definisi dari fungsi komunikasi dikemukakan oleh William I. Gorden. Menurut Gorden, fungsi komunikasi dibagi menjadi empat kategori, yaitu : 1. Sebagai komunikasi sosial Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial adalah bersosialisasi. Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain bisa dipastikan akan tersesat karena ia tidak menata dirinya didalam suatu lingkungan sosial.

4 13 2. Sebagai komunikasi ekspresif Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah, dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan lebih ekspresif lewat perilaku nonverbal. 3. Sebagai komunikasi ritual Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam acara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Ritual lain seperti berdoa, membaca kitab suci, perayaan hari-hari besar (idul fitri dan natal) juga termasuk komunikasi ritual. 4. Sebagai komunikasi instrumental Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum yaitu menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan dan juga menghibur. Sebagai instrument, komunikasi tidak saja digunakan untuk menciptakan dan

5 14 membangun hubungan namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut Komunikasi Sosial Komunikasi sosial secara umum adalah setiap orang yang hidup dalam masyarakat senantiasa terlibat dalam komunikasi yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling berhubungan satu sama lain dan hubungannya menimbulkan interaksi sosial. Menurut Muzafer Sheriff komunikasi sosial adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur, dan norma-norma tertentu. 9 Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan antara lain melalui komunikasi yang menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain melalui. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, Rt dan Rw, serta negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama. 8 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya, hal 5 9 Slamet Santoso, Dinamika Kelompok. Jakarta: PT. Bumi Aksara, hal 36

6 15 1. Pembentukan Konsep Diri Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Melalui komunikasi dengan orang lain kita belajar bukan saja mengenai siapa kita, namun juga bagaimana kita merasakan siapa kita. Anda mencintai diri anda bila anda telah dicintai, anda mempercayai diri anda bila anda telah dipercayai, anda berpikir anda cerdas bila orang-orang disekitar anda menganggap anda cerdas, anda merasa anda tampan atau cantik bila orang-orang disekitar anda juga mengatakan demikian. Aspek-aspek konsep diri seperti jenis kelamin, agama, kesukuan, pendidikan, pengalaman, rupa fisik kita, dan sebagainya kita internalisasikan lewat pernyataan (umpan balik) orang lain yang menegaskan aspek-aspek tersebut kepada kita, yang pada gilirannya menuntut kita berperilaku sebagaimana orang lain memandang kita. Identitas etnik khususnya merupakan unsur penting konsep diri. Howard F. Stein dan Robert F. Hill menyebutnya inti diri (the core of one s self). Sedangkan George De Vos melukiskannya dalam arti sempit sebagai perasaan kontinuitas dengan masa lalu, perasaan yang dipupuk sebagai bagian penting definisi diri. George Herbert Mead mengatakan setiap manusia mengembangkan konsep dirinya melalui interaksi dengan orang lain dalam masyarakat dan itu dilakukan lewat komunikasi.

7 16 2. Pernyataan Eksistensi Diri Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau lebih tepatnya lagi pernyataan eksistensi diri. Bila kita berdiam diri, orang lain akan memperlakukan kita seolah-olah kita tidak eksis. Namun ketika kita berbicara, kita sebenarnya menyatakan bahwa kita ada. Fungsi komunikasi sebagai eksistensi diri terlihat jelas misalnya pada para penanya dalam acara seminar. Meskipun mereka sudah diperingatkan moderator untuk berbicara singkat dan langsung kepada pokok masalah, penanya atau komentator itu sering berbicara panjang lebar dengan argumen-argumen yang terkadang tidak relavan. 3. Untuk Kelangsungan Hidup, Memupuk Hubungan, dan Memperoleh Kebahagiaan Kebutuhan utama manusia dan untuk menjadi manusia yang sehat secara rohaniah adalah kebutuhan akan hubungan sosial yang ramah, yang hanya bisa terpenuhi dengan membina hubungan yang baik dengan orang lain. Melalui komunikasi kita dapat memenuhi kebutuhan emosional kita dan meningkatkan kesehatan mental kita. Kita belajar makna cinta, kasih sayang, keintiman, simpati, rasa hormat, rasa bangga, bahkan iri hati, dan kebencian. Melalui komunikasi dapat mengalami berbagai kualitas perasaan itu dan membandingkannya antara perasaan satu dengan lainnya. Karena itu tidak mungkin kita dapat mengenal cinta bila kitapun tidak mengenal benci.

8 17 Komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi dilakukan untuk pemenuhan diri, untuk merasa terhibur, nyaman dan tenteram dengan diri sendiri dan juga orang lain. 2.3 Teori Konvergensi Simbolik Kemunculan Symbolic Convergence Theory (SCT) atau di terjemahkan dalam Bahasa Indonesia menjadi Teori Konvergensi Simbolik (TKS) diilhami dari hasil riset Robet Bales mengenai komunikasi yang berlangsung dalam kelompok-kelompok kecil. Pada penelitian yang dilakukan tahun 1950-an tersebut, Bales sebenarnya memfokuskan penyelidikannya pada perilaku anggota kelompok yang terkait dengan cara mereka mengakomodasikan informasi yang diterima dan menggunakannya untuk membuat suatu keputusan dalam kelompok. Namun dalam proses tersebut Bales menemukan kenyataan lain yang juga menarik minatnya yakni adanya kecenderungan anggotaanggota kelompok menjadi dramatis dan kemudian berbagi cerita ketika kelompok mengalami ketegangan. Menurut Bales, cerita-cerita tersebut yang diantaranya meliputi lelucon, kisah, ritual, perumpamaan atau permainan katakata, ternyata memiliki fungsi yang penting dalam mengurangi ketegangan kelompok (tension release) bahkan mampu meningkatkan kesolidan kelompok. Bales menyebut fenomena ini sebagai Fantasy Theme. Ernest Borman kemudian meminjam gagasan tersebut untuk direplekasikan kedalam tindakan retoris masyarakat dalam skala yang lebih luas dari sekedar proses komunikasi dalam kelompok kecil.

9 18 Symbolic Convergence Theory untuk pertama kalinya diuraikan oleh Bormann dalam tulisannya yang bertajuk Fantasies and Rhetorical Vision: The Rhetorical Criticism of Docial Reality yang diterbitkan dalam quarterly journal of Speech tahun Sejak itu Bormann menulis puluhan artikel dan laporan penelitian yang menggunakan Symbolic Convergence Theory sebagai landasan teoritisnya dan Fantasy Theme Analysis (FTA) sebagai metodenya dengan fokus pada kohesivitas dan budaya kelompok, pengambilan keputusan dalam kelompok, penyanderaan, kartun politik hingga kampanye politik. Meski teori ini diaplikasikan pada berbagai konteks komunikasi, namun sebagaimana dikemukakan diatas penilitian-penelitian awal yang kemudian memunculkan teori ini berlangsung dalam konteks komunikasi kelompok. Dengan demikian tidak mengherankan bila kemudian para pakar komunikasi seperti Griffin (2003), Salwen & Stacks (1996), Hirokawa & Poole (1986), dan Miller (2002) menempatkan teori ini dalam konteks komunikasi kelompok. Dalam teori ini, Bormann mengartikan istilah konvergensi (convergence) sebagai suatu cara dimana dunia simbolik pribadi dari dua atau lebih individu menjadi saling bertemu, saling mendekati satu sama lain atau kemudian saling berhimpitan (the way in which the private symbolic worlds of two or more people begin come together or overlap). Sedangkan istilah simbolik sendiri terkait dengan kecenderungan manusia untuk memberikan penafsiran dan menanamkan makna kepada berbagai lambang, tanda, kejadian yang tengah dialami, atau bahkan tindakan yang dilakukan manusia. Dalam kaitan ini Bormann juga menyatakan bahwa manusia adalah symbol-users dalam arti

10 19 bahwa manusia menggunakan simbol dalam komunikasi secara umum dan dalam storytelling (bercerita). Lewat simbol-simbol inilah manusia saling mempertemukan pikiran mereka. Teori ini mengemukakan bahwa gambaran (image) individu terhadap realitas dipandu atau dibimbing oleh cerita-cerita yang menunjukkan bagaimana suatu objek harus dipercaya. Cerita-cerita tersebut tercipta melalui interaksi simbolis didalam kelompok-kelompok kecil, dan kemudian disebarluaskan dari satu orang kepada orang lainnya dan dari satu kelompok ke kelompok lainnya. 10 Bormann juga menyebutkan dua asumsi pokok yang mendasari teori Konvergensi Simbolik. Pertama, realitas diciptakan melalui komunikasi. Dalam hal ini komunikasi menciptakan realitas melalui pengaitan antara katakata yang digunakan dengan pengalaman atau pengetahuan yang diperoleh. Sedangkan asumsi kedua menyatakan bahwa makna individual terhadap simbol dapat mengalami konvergensi (penyatuan) sehingga menjadi realitas bersama. Realitas dalam teori ini dipandang sebagai susunan narasi atau ceritacerita yang terlibat didalamnya. Cerita tersebut semula dibincangkan dalam kelompok dan kemudian disebarkan kelingkungan masyarakat yang lebih luas. Teori Konvergensi Simbolik dibanun dengan melandaskan pada gagasan bahwa anggota-anggota kelompok harus bertukar fantasi. Dalam teori ini fantasi diartikan sebagai interpretasi yang kreatif dan imajinatif terhadap 10 Morissan M.A, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2015 hal

11 20 berbagai peristiwa yang memenuhi kebutuhan psikologis dan retoris (Bormann, 1990). Jadi istilah fantasi tersebut bukan merujuk pada cerita fiksi, hal-hal yang tidak nyata seperti dalam film kartun, atau kisah tentang peri, atau juga hasrat-hasrat yang bersifat erotik. Fantasi lebih diartikan sebagai cerita, perumpamaan, kenangan masa lalu, atau lelucon yang memiliki muatan emosi. Tema fantasi adalah bagian dari drama atau cerita besar yang lebih panjang dan lebih rumit dinamakan visi retorik (rhetorical vision) yaitu suatu pandangan bagaimana sesuatu itu terjadi atau menjadi pada masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Pandangan ini membentuk pemikiran atau asumsi yang menjadi dasar bagi pengetahuan suatu kelompok manusia yang mengatur rasa terhadap realitas (sense of reality). 11 Fantasi mencakup peristiwa-peristiwa masa lalu anggota kelompok, atau kejadian yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang. Fantasi-fantasi tersebut tidak termasuk apa yang sedang terjadi dalam kelompok saat ini dan disini. Sebagai contoh anton adalah anggota tim kreatif dalam biro iklan dan bercerita tentang gagasan yang telah ia buat untuk diiklankan pada koran edisi minggu. Disini anton tidak dianggap mengemukakan fantasi, karena ia hanya mendiskusikan pekerjaan yang tengah dilakukan. Lain halnya kalua ia bercerita bahwa dua hari yang lalu ia membaca artikel dimajalah lainnya yang menceritakan sepuluh iklan makanan yang paling populer di Indonesia dan banyak diminati oleh orang-orang, iklan tersebut menghasilkan bonus besar bagi para pembuatnya, disini anton telah menyampaikan fantasinya. 11 Ibid, hal 233

12 21 Bormann menyebut metode untuk mengoperasionalkan teorinya dengan istilah Fantasy Theme Analysis (FTA), sebagaimana konsep Fantasi menjadi kata kunci dalam teori ini. Untuk memahami teori ini perlu kita pahami istilah kunci dalam Analisis Tema Fantasi, yaitu: 1. Tema Fantasi (Fantasy Theme) Borman mendefinisikan tema fantasi sebagai isi pesan yang didramatisasi yang dapat memicu rantai fantasi. Menurut Miller tema fantasi yang diartikan sebagai dramatisasi pesan yang dapat berupa lelucon, analogi, permainan kata, cerita dan sebagainya yang menompa semangat berinteraksi. Perbincangan peristiwa yang terjadi diluar kelompok, atau membicarakan peristiwa yang dialami anggota kelompok pada masa lalu, atau berbicara tentang sesuatu yang berkaitan dengan masa depan, maka itu dapat dikategorikan sebagai fantasi. 2. Rantai Fantasi (Fantasi Chain) Pesan yang didramatisasi berhasil mendapat tanggapan dari pertisipan komunikasi dan akhirnya meningkatkan intensitas dan kegairahan partisipan dalam berbagai fantasi yang berkembang maka terjadilah rantai fantasi. Ketika rantai fantasi tercipta tempo percakapan menjadi meningkat, antusiasme partisipan muncul, dan terjadi peningkatan rasa empati dan umpan balik diantara partisipan komunikasi. Rantai fantasi membawa partisipan yang saling berbagi cerita kedalam konvergensi

13 22 simbolik dan menciptakan landasan pengertian bersama dan memampukan kelompok mencapai komunikasi empati. 3. Jenis Fantasi (Fantasy Type) Bormann mengartikan konsep ini sebagai tema-tema fantasi yang berulang dan dibicarakan pada situasi lain, dengan karakter lain dan latar yang lain, namun dengan alur cerita yang sama. Jika kerangka narasinya sama namun tokohnya, karakternya atau settingnya berbeda maka itu dapat dikelompokkan dalam satu jenis fantasi yang sama. Sementara bila terdapat beberapa tema fantasi atau kerangka narasi yang berbeda maka berarti terdapat beberapa jenis fantasi. 4. Visi Retoris (Rhetorical Visions) Disini tema-tema fantasi telah berkembang dengan melebar keluar dari kelompok yang mengembangkan fantasi tersebut. Karena perkembangan tersebut maka tema-tema fantasi itu menjadi fantasi masyarakat luas dan membentuk secara Rhetorical Community (komunitas retoris). Dalam masa Orde Baru kita melihat betapa pemerintahan Soeharto secara efektif dan sistematis berhasil menciptakan tema-tema fantasi yang kemudian menjadi visi retoris pada masa itu seperti Supersemar, Pancasila Sakti, atau visi retoris Tinggal Landas yang kemudian di plesetkan menjadi Tinggal Kandas oleh kelompok masyarakat yang tidak tergabung dalam komunitas retoris.

14 Komunitas Berkaitan dengan kehidupan sosial, ada banyak definisi yang menjelaskan tentang arti komunitas. Definisi komunitas dapat diketahui melalui: pertama, terbentuk dari sekelompok orang, kedua, saling berinteraksi secara sosial diantara anggota kelompok itu, ketiga, berdasarkan adanya kesamaan kebutuhan atau tujuan dalam diri mereka atau diantara anggota kelompok yang lain, keempat, adanya wilayah-wilayah individu yang terbuka untuk anggota kelompok lain, misalnya waktu. 12 Pada dasarnya setiap komunitas yang ada itu terbentuk dengan sendirinya, tidak ada paksaan dari pihak manapun, karena komunitas terbangun memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan setiap individu yang memiliki hobi dan minat yang sama, tempat tinggal yang sama dan memiliki keterkaitan yang sama dalam beberapa hal. Merujuk pada penjelasan Tonnies dalam bukunya Community and Asociation yang terbit tahun 1955 bahwa komunitas terbagi menjadi Gemeinschaft dan Gesellschaft. 13 Gemeinschaft merujuk pada jenis komunitas yang berkarakter dimana setiap individu maupun aspek sosial yang ada pada komunitas tersebut berinteraksi secara vertikal dan horizontal, berjalan stabil dalam waktu yang lama, adalah hasil dari adanya pertukaran ritual maupun simbol-simbol sebagaimana yang terjadi dalam interaksi sosial secara nyata yang dibangun face-to-face interaction. Inilah yang disebut Tonnies komunitas 12 Rulli Nasrullah, Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber, Jakarta: Kencana, hal Ibid, hal 138

15 24 (dalam pengertian) tradisional, dimana setiap individu membantu individu yang lain, setiap individu mengenal identitas atau informasi individu yang lain, dan ikatan yang terjalin antar individu sangat kuat serta menjelma dalam berbagai wujud. Gesellschaft adalah kebalikan dari kondisi gemeinschaft, disebabkan oleh semakin banyaknya urbanisasi di kota-kota besar. Tonnies menjelaskan bahwa jenis komunitas itu terbentuk dari berbagai aspek yang berbeda-beda, komitmen yang berbeda-beda, dan tidak adanya ikatan antar individu begitu juga dengan norma dan nilai-nilai yang menjadi pengikatnya. Hubungan yang terjadi antar individu dalam komunitas ini terjadi sangat dangkal dan lebih bersifat instrument formal belaka. Dalam gesellschaft, komunitas tidak berkembang secara simultan dan tidak membesar, meski anggota komunitas yang ada didalamnya secara kuantitas berjumlah besar, sebagaimana penduduk ibukota, dan setiap individu akan bertemu dengan individu lainnya setiap waktu namun hubungan yang terjalin hanyalah parsial dan sementara. Komunitas dapat didefinisikan sebagai kelompok khusus dari orang-orang yang tinggal dalam wilayah tertentu, memiliki kebudayaan dan gaya hidup yang sama, sadar sebagai satu kesatuan, dan dapat bertindak secara kolektif dalam usaha mereka dalam mencapai tujuan Bruce J. Cohen. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, hal 315

16 25 Koentjaraningrat berpendapat bahwa suatu komunitas kecil apabila: 1. Komunitas kecil adalah kelompok-kelompok dimana warga-warganya masih saling kenal mengenal dan saling bergaul dalam frekuensi kurang atau lebih besar. 2. Karena sifatnya kecil itu juga, maka antara bagian-bagian dan kelompok-kelompok khusus didalamnya tidak ada aneka warna yang besar. 3. Komunitas kecil adalah kelompok dimana manusia dapat menghayati sebagian besar dari lapangan kehidupan secara bulat Indigo Secara harfiah indigo adalah nama warna biru dan ungu, yang kerap pula disebut nila. Indigo berasal dari Bahasa spanyol yang berarti nila. Warna ini merupakan kombinasi biru dan ungu, diidentifikasi melalui cakra tubuh yang memiliki spektrum warna pelangi, dari merah sampai ungu. Indigo adalah istilah yang diberikan kepada anak yang menunjukkan perilaku lebih dewasa dibandingkan usianya dan memiliki kemampuan intuisi yang sangat tinggi. Biasanya mereka tidak mau diperlakukan sebagai anakanak Soleman B. Taneko, Struktur dan Proses Sosial; Suatu Pengantar Sosiologi Pembangunan. Jakarta: Rajawali, hal Yunix Ayu Nia Bara. Indigo Ciri-Ciri dan Definisi diakses pada tanggal 19 Februari 2017 pukul 13.00

17 26 Anak indigo adalah anak yang mempunyai karakteristik perilaku yang unik, yaitu memiliki intuisi yang kuat, cenderung hiperaktif menarik diri dari lingkungan sosial, dan mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat yang sistematis saat berbicara. 17 Anak indigo memiliki rasa sensitif dalam segala jenis kebohongan atau kurangnya integritas pada diri seseorang. Kepekaan ini berkaitan dengan kemampuan psikis anak indigo. Anak indigo memiliki kesadaran terhadap pikiran dan perasaan orang lain. Anak indigo juga memiliki penilaian langsung terhadap suatu hal, misalnya ketika mereka nonton televisi, mereka mengganti saluran televisi dengan cepat seolah dapat mengetahui inti setiap acara yang dilihat. Penilaian langsung ini berkaitan dengan intuisi. Intuisi adalah sebuah kemampuan ntuk menangkap inti dari situasi secara langsung. Anak indigo sensitif terhadap situasi dan orang yang ada disekitarnya. 18 Anak indigo memiliki pengalaman psikis yang lebih dari pada anak normal pada kelompok usia yang sama. Hal tersebut dikarenakan anak indigo memiliki tingkat stress dan kekhawatiran lebih rendah dibandingkan dengan anak normal. 19 Meskipun demikian elemen penting dari kemampuan psikis anak indigo adalah penolakan mereka untuk mempersoalkan apakah pengaruh psikis mereka nyata atau khayalan. Anak indigo mempercayai dan mengikuti naluri mereka tanpa mempertanyakan kebenarannya. 17 Lee Carrol, The Indigo Children. (Alih Bahasa: Tanto Hendy). Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, hal 2 18 Doreen Virtuee, Indigo Challenge. Jakarta: BIP, 2011 hal Muhammad A. Suryopati. Misteri Keajaiban Anak Indigo. Yogyakarta: Jalasutra, 2014 hal 13.

18 Karakteristik Anak Indigo A. Kondisi Fisik Secara umum kondisi fisik anak indigo sama seperti anak normal lainnya. Mereka mengalami proses perkembangan dan pertumbuhan yang sama, akan tetapi, sebagian besar anak indigo yang dilahirkan biasanya mereka menunjukkan proses perkembangan lebih cepat dibandingkan dengan anak normal. Anak indigo yang melakukan kegiatan fisik yang banyak dan terlalu kuat akan mengalami gangguan karena tubuh mereka sensitif. Beberapa anak indigo menunjukkan kemampuan yang lebih dalam bidang seni untuk mengekspresikan kreativitasnya, seperti menari, melukis, menulis, atau keterampilan lain dengan usaha besar. B. Kondisi Emosi Virtue mengatakan bahwa anak indigo mengolah emosi mereka dengan cara yang berbeda karena mereka memiliki harga diri yang tinggi dan integritas yang kuat. Secara emosi, anak indigo mudah bereaksi, sehingga terkadang mereka memiliki permasalahan dengan kemarahan. Anak indigo memiliki keinginan yang kuat dan mandiri dengan melakukan apa yang ada di pikirannya dari pada mematuhi kehendak orang tua. C. Kehidupan Sosial Anak Indigo Virtue menjelaskan beberapa karakteristik kehidupan sosial anak indigo, diantaranya anak indigo seringkali tidak merasa cocok

19 28 dengan anak seumuran dan lebih cocok dengan sesama anak indigo atau teman yang lebih dewasa. Anak indigo juga ada yang memperlihatkan kecenderungan ingin menarik diri dengan berbagai pemikirannya. Anak indigo mendapat kesulitan dengan kedisiplinan otoritas, menolak mengikuti perintah, mudah bosan dengan pekerjaan rumah, dan mudah frustasi dengan sistem ritual.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Akhir akhir ini semakin banyak fenomena menarik di sekitar kita yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Akhir akhir ini semakin banyak fenomena menarik di sekitar kita yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akhir akhir ini semakin banyak fenomena menarik di sekitar kita yang berasal dari adanya kesatuan aksi kelompok dari dalam dunia maya melalui tindakan mendukung

Lebih terperinci

TEORI KONVERGENSI SIMBOLIK DEFINISI KONVERGENSI SIMBOLIK

TEORI KONVERGENSI SIMBOLIK DEFINISI KONVERGENSI SIMBOLIK DEFINISI KONVERGENSI SIMBOLIK Teori Komunikasi-1, Sesi 06 TEORI KONVERGENSI SIMBOLIK Definisi Tujuan Fungsi Aplikasi Teori konvergensi simbolik dipelopori oleh Ernest Brooman, teori ini menjelaskan tentang

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb. KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.Sa anin Padang) SKRIPSI Oleh YUKE IRZANI BP. 0810862017 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini merupakan Penelitian Kuantitatif. Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Judi Perjudian adalah permainan di mana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan di antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Komunikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Komunikasi 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi menurut Himstreet and Baty dalam Purwanto (2003), komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat mempersatukan dan mempertahankan spiritualitas hingga nilai-nilai moral yang menjadi ciri

Lebih terperinci

TEORI KONVERGENSI SIMBOLIK. Oleh : Israwati Suryadi ABSTRAK. Kata Kunci : Simbolik dan Konvergensi

TEORI KONVERGENSI SIMBOLIK. Oleh : Israwati Suryadi ABSTRAK. Kata Kunci : Simbolik dan Konvergensi TEORI KONVERGENSI SIMBOLIK Oleh : Israwati Suryadi 4 ABSTRAK Tulisan ini membahas tentang Symbolic Convergence Theory (CST) atau dalam bahasa Indonesia menjadi Teori Konvergensi Simbolik (TKS) yang diilhami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk hidup sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan saling membutuhkan satu sama lain, selain makhluk sosial manusia juga membutuhkan yang namanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 1. Definisi Komunikasi Komunikasi pada umumnya diartikan sebagai hubungan atau kegiatankegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan, atau diartikan pula sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemajuan komunikasi dan pola pikir pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemajuan komunikasi dan pola pikir pada zaman sekarang ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan komunikasi dan pola pikir pada zaman sekarang ini semakin mendukung terkikisnya nilai-nilai tradisional sebuah bangsa. Lunturnya kesadaran akan nilai budaya

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak akan pernah hilang selama kehidupan manusia berlangsung. Karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang harus dididik dan dapat dididik.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan 13 BAB II LANDASAN TEORI A. Kepuasan Pernikahan 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan Pernikahan merupakan suatu istilah yang hampir tiap hari didengar atau dibaca dalam media massa. Namun kalau ditanyakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan sesamanya dengan salah satunya berkomunikasi. Komunikasi merupakan suatu hal yang saling mengirim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa BAB II TINJAUAN TEORITIS Tinjauan teoritis merupakan pendekatan teori yang akan digunakan untuk menjelaskan persoalan penelitian. Dalam bab II ini akan membahas pengertian mengenai komunikasi, interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam hubungan jaringan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penilitian adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

Lebih terperinci

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi Modul ke: 01Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen Komunikasi dan Etika Profesi Perspektif Komunikasi Dosen : Nia Kusuma Wardhani, S.Kom, MM. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan anak untuk menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya,

Lebih terperinci

Materi Minggu 1. Komunikasi

Materi Minggu 1. Komunikasi T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain

Lebih terperinci

Handout: KOMUNIKASI SOSIAL DAN PEMBANGUNAN (KSP) KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES SOSIAL 1 Oleh: Kamaruddin Hasan 2

Handout: KOMUNIKASI SOSIAL DAN PEMBANGUNAN (KSP) KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES SOSIAL 1 Oleh: Kamaruddin Hasan 2 Handout: KOMUNIKASI SOSIAL DAN PEMBANGUNAN (KSP) KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES SOSIAL 1 Oleh: Kamaruddin Hasan 2 Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara dalam melakukan perubahan

Lebih terperinci

Pengertian Komunikasi

Pengertian Komunikasi Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Berdasarkan peneitian terdahulu yang dilakukan oleh Indah Wahyu (2005) dengan judul Pengaruh Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja pada CV. Jaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Antarbudaya Dalam ilmu sosial, individu merupakan bagian terkecil dalam sebuah masyarakat yang di dalamnya terkandung identitas masing-masing. Identitas tersebut yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan aktivitas makhluk sosial. Menurut Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2006: 10) komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Dalam praktik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas

Lebih terperinci

Komunikasi dan Politik 1 Oleh : Adiyana Slamet, S.Ip., M.Si

Komunikasi dan Politik 1 Oleh : Adiyana Slamet, S.Ip., M.Si Komunikasi dan Politik 1 Oleh : Adiyana Slamet, S.Ip., M.Si Seseorang yang menggeluti komunikasi politik, akan berhadapan dengan masalah yang rumit, karena komunikasi dan politik merupakan dua paradigma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Menurut Effendy (2009: 5), komunikasi adalah aktivitas makhluk sosial. Dalam praktik komunikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 KonteksMasalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang pertama kali kita masuki dimana didalamnya kita mendapatkan pembelajaran mengenai norma-norma, agama maupun proses sosial

Lebih terperinci

BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN. telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk

BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN. telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN A. ANALISIS DATA PENELITIAN Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menelaah data yang diperoleh dari beberapa informan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Oleh: Muslikhah Dwihartanti Disampaikan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2004 Penyuluhan tentang Komunikasi yang Efektif bagi Guru TK di Kecamatan Panjatan A. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

Psikologi Komunikasi Antar Pribadi

Psikologi Komunikasi Antar Pribadi Modul ke: Psikologi Komunikasi Antar Pribadi Fakultas 04FIKOM Komunikasi Antarpribadi Sebagai Proses Komponen-Komponen dalam Komunikasi Antarpribadi Saling Tergantung Para Pelaku dalam komunikasi Antarpribadi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Pada dasarnya komunikasi interpersonal digunakan pada keseharian umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat berkomunikasi di sekolah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku X di Kabupaten Papua yang menganut tradisi potong jari ketika salah seorang anggota

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terbagi atas empat sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai komunikasi sebagai media pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Sub bab kedua membahas mengenai

Lebih terperinci

Komunikasi Antar Budaya

Komunikasi Antar Budaya Maka sudah saatnya bagi kita untuk mengatasi pelbagai perselisihan dan konflik antarbudaya, baik secara vertical maupun horizontal, baik secara pribadi ataupuan pada tingkat komunitas. Salah satu caranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari

BAB I PENDAHULUAN. untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi sangat penting untuk membangun konsep diri. Aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik individu maupun kelompok. Setiap saat manusia berpikir, bertindak

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik individu maupun kelompok. Setiap saat manusia berpikir, bertindak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi selalu digunakan dan mempunyai peran yang penting dalam segala aspek kehidupan manusia. Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan baik secara jasmani maupun rohani dimana kita lahir secara turun-temurun, membawa

Lebih terperinci

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS) Oleh : Ira Purwitasari

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS) Oleh : Ira Purwitasari FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA PERTEMUAN 4 MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS) Oleh : Ira Purwitasari POKOK BAHASAN Memahami Perbedaan Perbedaan Budaya DESKRIPSI Modul ini membahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi Fakultas 05FIKOM Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM 1. PROSES KOMUNIKASI Salah satu prinsip komunikasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni BAB IV ANALISIS DATA Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni peorganisasin data kedalam pola-pola yang saling berhubungan, serta setiap kategori maupun sistem yang ada. Pada tahap

Lebih terperinci

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar?

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar? Image type unknown http://majalahmataair.co.id/upload_article_img/bagaimana memotivasi anak belajar.jpg Bagaimana Memotivasi Anak Belajar? Seberapa sering kita mendengar ucapan Aku benci matematika atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini tampaknya komik merupakan bacaan yang digemari oleh para anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun tempat persewaan buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan pembangunan dan peningkatan sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: 02 Dr. Fakultas ILMU KOMUNIKASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Komunikasi Sebagai Proses Interaksi Heri Budianto,M.Si Program Studi PUBLIC RELATIONS KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Setiap manusia pasti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan manusia. Menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN Konteks Masalah 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Masalah Manusia juga disebut sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dan kemampuan untuk berinteraksi dengan manusia lain. Dalam pelaksanaannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain lain (menurut Barelson and Stainer, 1964). Menurut Thomas M. Scheidel mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat, ia terikat

Lebih terperinci

Manusia sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai Makhluk Sosial persoalan makna menjadi sangat penting ditafsirkan oleh seseorang yang mendapat informasi (pemberitaan) karena makna yang dikirim oleh komunikator (receiver) dan penerima informasi (audience) menjadi sangat

Lebih terperinci

PERAN SIGNIFICANT OTHERS

PERAN SIGNIFICANT OTHERS PERAN SIGNIFICANT OTHERS DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI (Studi Kasus tentang Peran Romo dalam Pembentukan Konsep Diri Kaum Muda melalui Komunikasi Interpersonal di Gereja Paroki Santa Maria Assumpta Babarsari)

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Jika berbicara tentang brand, pastilah selalu dihubungkan dengan corporate

BAB 4 KONSEP DESAIN. Jika berbicara tentang brand, pastilah selalu dihubungkan dengan corporate BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori TEORI BRAND Jika berbicara tentang brand, pastilah selalu dihubungkan dengan corporate identity dan corporate image. Brand adalah suatu janji, ide besar dan ekspetasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelegensi atau akademiknya saja, tapi juga ditentukan oleh kecerdasan emosionalnya.

Lebih terperinci

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi harapan orang tua, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Sebagai orang tua harus mempersiapkan

Lebih terperinci

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30). Komunikasi I. PENGERTIAN Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang

Lebih terperinci

04Ilmu. Komunikasi Antar Budaya. Fungsi Komunikasi Antar Budaya. Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si. Komunikasi. Modul ke: Fakultas

04Ilmu. Komunikasi Antar Budaya. Fungsi Komunikasi Antar Budaya. Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si. Komunikasi. Modul ke: Fakultas Modul ke: Komunikasi Antar Budaya Fungsi Komunikasi Antar Budaya Fakultas 04Ilmu Komunikasi Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Program Studi Periklanan Fungsi-fungsi Komunikasi Antar Budaya 1. Fungsi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode wawancara dan

BAB V PENUTUP. yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode wawancara dan BAB V PENUTUP Bab ini akan menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian strategi komunikasi antarpribadi untuk mempertahankan hubungan pacaran pasca konflik serta saran yang diharapkan dapat memberikan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Modul ke: KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Pengertian etika dasar - metode etika - kebebasan dan tanggung jawab Fakultas FASILKOM Program Studi Sistem Informasi http://www.mercubuana.ac.id Dosen: Indrajani,

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma adalah cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: NIRMALA PUTRI KUSUMANINGTYAS DOSEN PEMBIMBING : 1. Nasrullah, S.Sos, M.Si 2. Isnani Dzuhrina, S.Sos, M.Adv

SKRIPSI. Oleh: NIRMALA PUTRI KUSUMANINGTYAS DOSEN PEMBIMBING : 1. Nasrullah, S.Sos, M.Si 2. Isnani Dzuhrina, S.Sos, M.Adv PERILAKU KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA MAHASISWA (STUDI PADA MAHASISWA TIMOR LESTE DENGAN MASYARAKAT SEKITARNYA YANG TINGGAL DI DAERAH DESA LANDUNGSARI KABUPATEN MALANG) SKRIPSI Oleh: NIRMALA PUTRI KUSUMANINGTYAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah penentu kehidupan pada masa mendatang. Seperti yang diungkapkan Dr.Gutama (2004) dalam modul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mangajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran. Keterampilan menyimak merupakan dasar keterampilan dalam komunikasi lisan. Apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam hidup manusia, pendidikan dapat dilakukan secara formal maupun non formal. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

RESEPSI SISWA TERHADAP PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR. Oleh Buyung Munaris Kahfie Nazaruddin

RESEPSI SISWA TERHADAP PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR. Oleh Buyung Munaris Kahfie Nazaruddin RESEPSI SISWA TERHADAP PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR Oleh Buyung Munaris Kahfie Nazaruddin Email: buyunga50@gmail.com ABSTRACT The problem in this research was the reception of students

Lebih terperinci

Oleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung

Oleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung PERAN KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENCEGAH TINDAK KEKERASAN ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT KELURAHAN KLABALA KOTA SORONG Oleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung e-mail: deamanukily@gmail.com

Lebih terperinci

THEORIES OF SYMBOLIC INTERACTION, STRUCTURATION, AND CONVERGENCE. Bagian II

THEORIES OF SYMBOLIC INTERACTION, STRUCTURATION, AND CONVERGENCE. Bagian II THEORIES OF SYMBOLIC INTERACTION, STRUCTURATION, AND CONVERGENCE Bagian II Structuration Penggagas ANTHONY GIDDENS Menjelaskan hubungan mikro-makro makro Teori tindakan sosial (social action theory) Tindakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Kedisiplinan merupakan aspek yang penting untuk mengontrol diri kita

BAB IV ANALISIS DATA. Kedisiplinan merupakan aspek yang penting untuk mengontrol diri kita 69 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan penelitian Kedisiplinan merupakan aspek yang penting untuk mengontrol diri kita untuk menjadi yang lebih baik dari sebelumnya. SLB ayodia tulada menggunakan pesan kedisiplinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penciptaan Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu untuk browsing internet atau menonton televisi dan film-film yang cenderung menampilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. 0 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pada bab-bab terdahulu, terdapat tiga kesimpulan pokok yang dapat diungkapkan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pada bab-bab terdahulu, terdapat tiga kesimpulan pokok yang dapat diungkapkan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Dari kajian teoretis dan temuan penelitian sebagaimana telah disajikan pada bab-bab terdahulu, terdapat tiga kesimpulan pokok yang dapat diungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhankebutuhan tersebut manusia memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir, serta keterampilan ekspresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan ungkapan perasaan yang dihayati oleh penyairnya ke dalam suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perkembangan Sosial 2.1.1 Pengertian Perkembangan Sosial Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persada,2007), p.1 2 Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, pendekatan praktis (Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya, 2011), p.1.

BAB I PENDAHULUAN. Persada,2007), p.1 2 Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, pendekatan praktis (Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya, 2011), p.1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Antarbudaya Hal-hal yang sejauh ini dibicarakan tentang komunikasi, berkaitan dengan komunikasi antarbudaya. Fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan antara komponen-komponen

Lebih terperinci

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Interaksi sosial memainkan peran dalam masyarakat individu atau kelompok. Interaksi diperlukan untuk berkomunikasi satu sama lain. Selain itu, masyarakat membutuhkan

Lebih terperinci