EVALUASI PELAYANAN ANGKUTAN PEDESAAN (STUDI KASUS : TRAKYEK PASAR SIMPANG TERMINAL WANAYASA KABUPATEN PURWAKARTA)

Transkripsi

1 EVALUASI PELAYANAN ANGKUTAN PEDESAAN (STUDI KASUS : TRAKYEK PASAR SIMPANG TERMINAL WANAYASA KABUPATEN PURWAKARTA) TONI JUDIANTONO Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung Jl. Tamansari No. 1 Bandung, 40a116 ABSTRAK Transportasi merupa kegiatan berperan sebagai urat nadi pembangunan dan perekonomian suatu daerah. Penataan sistem transportasi harus dilaku secara terpadu sebagai satu kesatuan sistem transportasi nasional agar mampu mewujud tersedianya jasa transportasi seimbang dengan tingkat kebutuhan/permintaan, layak dengan biaya murah sehingga dapat terjangkau oleh seluruh rakyat. Untuk itu perlu adanya suatu sistem transportasi dapat mencipta kenyamanan bagi ng aman dan lancer Evaluasi Pelayanan Angkutan Pedesaan Terminal Pasar Simpang - Terminal Wanayasa Kabupaten Purwa merupa bertolak dari isu permasalahan ada. Analisis diguna dalam menilai atau mengevaluasi angdes rute pasar simpang terminal wanayasa ini dilaku dengan penilaian terhadap Load Factor, Kecepatan Perjalanan, Headway, Waktu Perjalanan, Waktu Pelayanan, Frekuensi/jam, Jumlah Kendaraan Beroperasi dan Waktu Tunggu. Kemudian dari indikator tersebut disesuai dengan standar penilaian dari The World Bank-Urban Transport masih dalam kategori standar pelayanan baik pula. Berdasar hasil analisis kualitas angdes rute pasar simpang terminal wanayasa ng umum dengan nilai 21. Penilaian disesuai dengan standar penilaian dari The World Bank-Urban Transport masih dalam kategori standar pelayanan baik. Yang artinya evaluasi ini tidak perlu dilanjut kembali karena pelayanan ada dilapangan sudah baik. Key words: Angkutan, Pedesaan Evaluasi, Purwa Pendahuluan Secara geografis Kabupaten Purwa terletak pada 106 o 43 o BT dan di antara 6 o 00 6 o 20 LS dan memiliki luas wilayah sebesar ,67 hektar dengan 17 kecamatan. Gambar 1. Wilayah Penelitian Transportasi merupa kegiatan berperan sebagai urat nadi pembangunan dan Page 1

2 perekonomian suatu daerah. Penataan sistem transportasi harus dilaku secara terpadu sebagai satu kesatuan sistem transportasi nasional agar mampu mewujud tersedianya jasa transportasi seimbang dengan tingkat kebutuhan/permintaan, layak dengan biaya murah sehingga dapat terjangkau oleh seluruh rakyat. Untuk itu perlu adanya suatu sistem transportasi dapat mencipta kenyamanan bagi ng aman dan lancar. Kebutuhan transportasi merupa kebutuhan sangat penting, pergera terjadi karena adanya aktivitas dalam pemenuhan kebutuhan setiap hari di lokasi dan tujuan berbeda. Evaluasi pelayanan merupa penilaian secara sistematika untuk menentu keefektifan suatu fenomena kompleks didasar pada kriteria tertentu dari adanya suatu program. Evaluasi Pelayanan Angkutan Perdesaan Terminal Pasar Simpang - Terminal Wanayasa Kabupaten Purwa, cukup jelas dan tegas. Paparan latar belag tersebut mengedepan adanya penyebab dan permasalahan ada dilapangan yaitu : Terminal Pasar Simpang- Terminal Wanayasa adalah satusatunya menjadi kebutuhan utama bagi para pengguna umum, dan satu-satunya melayani menuju pusat kegiatan wilayah, sehingga banyak orang rela bersesak-desa (jumlah ng melebihi kapasitas kendaraan) dipagi hari dari berbagai kalangan (Pelajar/ Pegawai/ Pedagang) karena terburu-buru oleh waktu. Berdasar keterangan dari Dinas Perhubungan Kabupaten Purwa Jumlah kendaraan perdesaan Terminal Pasar Simpang- Terminal Wanayasa 70 sedang aktif beroperasi hanya 35 kendaraan. Pada waktu-waktu tertentu lama perjalanan dari Terminal Pasar Simpang menuju Terminal Wanayasa itu berkisar 2 jam lebih, sedang pada kondisi idealnya adalah 1,5 jam. Dari masalah tersebut maka diperlu Evaluasi Pelayanan Angkutan Pedesaan Terminal Pasar Simpang - Terminal Wanayasa Kabupaten Purwa. Hal itu juga diharap dapat mengatasi keluhan masyarakat mengenai umum pelayanannya kurang memuas seperti : Waktu perjalanan lama Jam operasional Studi Literatur Biaya transportasi mahal Tidak nyamannya ng karena berdesak-desa (melebihi kapasitas jumlah ng angdes) Standar pelayanan minimal orang dengan kendaraan bermotor umum dalam adalah persyaratan penyelenggaraan orang dengan kendraan bermotor umum dalam mengenai jenis dan mutu pelayanan berhak diperoleh setia pengguna jasa. Angkutan Pedesaan adalah dari satu tempat ke tempat lain dalam suatu daerah kabupaten tidak bersinggungan dengan perkotaan. Standar Pelayanan Minimal (SPM) dimaksud adalah hal-hal meliputi : - Keamanan - Keselamatan - Kenyamanan - Keterjangkauan - kesetaraan - Keteraturan Perusahaan umum menyelenggara orang dalam, wajib menyesuai SPM dengan pelayanan dimiliki setiap perusahaan. Transportasi manusia atau barang biasanya bulah merupa tujuan akhir, tetapi hal itu dilaku untuk mencapai tujuan lain, oleh karena itu, permintaan atas jasa transportasi disebut sebagai permintaan turunan (deriveddemand) timbul akibat Adanya permintaan a komoditi atau jasa Page 2

3 lain. Pada dasarnya permintaan atas jasa transportasi diturun dari: a. Kebutuhan seseorang untuk berjalan dari satu lokasi ke lokasi lainnya untuk melaku suatu kegiatan (misalnya bekerja, berbelanja). b. Permintaan a barang tertentu agar tersedia di tempat diingin.(morlok,1997) Permintaan transportasi timbul dari perilaku manusia melaku perpindahan manusia atau barang mempunyai ciri-ciri khusus. Ciri-ciri khusus tersebut bersifat tetap dan terjadi sepanjang waktu. Ciri-ciri tersebut mengalami jam-jam puncak pada pagi hari saat orang-orang memulai aktivitas dan pada waktu sore hari ketika pulang dari tempat kerja. Tidak hanya mengalami titik-titik puncak namun juga titik terendah pada hari-hari tertentu dalam setahun. Kebutuhan dan perilaku tetap ini menjadi dasar munculnya permintaan transportasi. Menurut Marvin (1979), bentuk tujuan perjalanan biasanya diperguna oleh perencana transportasi adalah : a. Perjalanan Pekerjaan (work trip) b. Perjalanan Sekolah (school trip) c. Perjalanan Belanja (shooping trip) d. Perjalanan Bisnis Pekerjaan (employer s business trip) e. Perjalanan Sosial (social trip) f. Perjalanan Untuk Ma (trip to eat meal) g. Perjalanan Rekreasi (recreational trip) AIndikator kinerja pelayanan adalah suatu bentuk konsep tepat merupa suatu ukuran atau cara untuk mencapai tujuan, menkut aspekekonomi dan teknik atau pengoperasian dari kinerja system. Indikator kinerja merupa ukuran tepat berupa data tunggal atau perbandingan duaatau lebih suatu data. (Giannopoulos, G.A, 1989). Indikator umumnya berbentuk ratio (angka perbandingan) terdiridari dari angka-angka diperoleh dari sitem informasi maupun data base, baik dari segi keuangan (biaya, pendapatan) maupun dari segi operasional jumlahperjalanan, waktu tempuh dan lain-lain.standar diguna sebagai tolak ukur kinerja pelayanan dilihat dari segi pengguna jasa berdasar studi telah dilaku Bank Dunia pada kota-kota negara berkembang seperti pada Tabel 2.2 berikut : Tabel 1 Standar Pelayanan Angkutan Umum No Aspek Standar 1 Waktu Tunggu (Waiting Time) a. Rata-rata b. Maksimum 2 Jarak Berjalan (Walking Distance) a. Daerah Padat Dalam Kota b. Daerah Kepadatan Rendah 3 Perpindahan Moda a. Rata Rata b. Maksimum 4 Waktu Perjalanan a. Rata Rata b. Maksimum 5-10 Menit Menit Meter Meter 0-1 kali kali 1-1,5 jam 2-3 jam 5 Biaya Perjalanan 10% (Persentase dari pendapatan) Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1999 Tabel 2. Indikator Standar Pelayanan Angkutan Umum Nil ai 1 >1 > ,8-1 3 <0, <1 0 > < <6 <1 5 < > 6 <82 > > < Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1999 Keterangan : Nilai 1 : standar pelayanan dengan kategori kurang 2 : standar pelayanan dengan kategori sedang 3 : standar pelayanan dengan kategori baik Kolom 1 : rata-rata Load Factor dinamis ratarata Kolom 2 : rata-rata waktu antara/headway (menit) Page 3

4 Kolom 3 : rata-rata waktu perjalanan (menit/km) Kolom 4 : waktu pelayanan (jam) Kolom 5 : frekuensi (kendaraan/jam) Kolom 6 : jumlah kendaraan beroperasi (%) Kolom 7 : rata-rata waktu tunggu ng (menit) Kolom 8 : awal dan akhir waktu pelayanan Seluruh penilaian dijumlah untuk kemudian dinilai kualitas pelayanannya dengan mengguna Tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3 Standar Kinerja Pelayanan Angkutan Umum Berdasar Total Nilai Bobot Kriteria Total Nilai Baik 18,00-24,00 Sedang 12,00-17,99 Kurang <12 Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1999 Metodologi Kerangka Pemikiran Evaluasi Pelayanan Angkutan Pedesaan Terminal Pasar Simpang - Terminal Wanayasa Kabupaten Purwa merupa bertolak dari isu permasalahan ada. Maka pendekatan studi a dilaku dalam pelaksanaan meliputi sebagai berikut: 1. Pendekatan terhadap perundanganundangan dan peraturan terkait, merupa landasan dan pedoman dalam Evaluasi Pelayanan Angkutan Pedesaan Terminal Pasar Simpang - Terminal Wanayasa Kabupaten Purwa; 2. Pendekatan dan pengenalan karakteristik wilayah studi, menkut survey lapangan untuk mengetahui potensi dan masalah wilayah studi; 3. Pendekatan terhadap analisis data, menkut upaya menganalisa potensi dan masalah berdasar data-data hasil temuan telah dikompilasi dan diproyeksi; Gambar 2. Metodologi Penelitian Dalam pelaksanaannya kegiatan ini a dilaku selama 1 minggu berturut-turut pada 5 zona telah ditentu. Untuk alat survey telah dibuat terlampir dan untuk lebih jelasnya mengenai jenis data dan cara memperoleh data dalam kegiatan ini lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 3.1 Jenis dan Cara Memperoleh. Tabel 4. Jenis dan Cara Memperoleh Jenis Primer Jumlah Penumpan g Cara Memper oleh Survey ke terminal dan berperans ebagai Pengambil an Terminal Alat survey diguna observa si Analisi s Load Factor Headw ay Page 4

5 Jenis Lama Waktu Tunggu Waktu Tempuh Jam Operasi (p*s) Kapasitas Angkutan (p&s) Tarif berlaku Titik bangkitan ng Cara Memper oleh ng angkot Survey dengan cara berperan menjadi user / ng angkot juga Berperan sebagai ng agar mengetah ui waktu tempuh ke tujuan seberapa lama Berperan sebagai ng angkot agar mengetah ui sesuai atau tidak dengan standar kapasitas Menanya kepada supir angkot dan ng, dan berperan sebagai ng Dilakuka n dengan menyebar quisioner kepada supir angkot mengenai titik-titik dan waktu sumber bangkitan ramai ng. Pengambil an Dishub Kab Purwa Terminal Terminal/ Alat survey diguna Stopwat ch Stopwat ch Wawan cara Wawan cara & Camera Wawan cara Observa si & GPS Analisi s Headw ay Kecepa tan Perjala nan Frekue nsi Desktip tif Deskri ptif Jenis Kondisi Kendaraan Penduduk dan Sosialekonomi masyaraka t Sekunder Panjang Rute (peta +shp) Kapasitas Angkutan (p&s) Ketentuan Tarif Jumlah armada memiliki izin operasional (s&p) Jumlah Cara Memper oleh Melihat secara fisik kondisi kendaraa n beoperasi Membuat quisioner mengenai pendapat an masyarak at dan keluhan atau apresiasi masyarak at terhadap pelayana n angkot Mengam bil data dan Melihat peta umum Mengam bil data rute terdapat di kabupate n purwakar ta Mengam bil data mengenai standar kapasitas umum Melihat kebija tarif disah olah Bapeda Melihat data armada mendapat izin operasion al Survey dengan Pengambil an Terminal Koridor / Dishub Dishub Dishub. Kab. Purwa Bapeda Dishub Dishub. Kab Purwa Alat survey diguna Camera quisione r Analisi s Deskri ptif Kecepa tan Perjala nan Load Factor Page 5

6 Jenis Beroperasi( s&p) Penggunaa n Lahan (peta + shp) Cara Memper oleh menanya jumlah beroperas i pengawas lapangan di terminal Meminta data pengguna an lahan khususny a di kajian Pengambil an Bapeda Alat survey diguna Analisi s Analisis diguna dalam pelaksanaan pekerjaan Evaluasi Pelayanan Angkutan Pedesaan Terminal Pasar Simpang - Terminal Wanayasa Kabupaten Purwa ini mengguna analisis sebagai berikut: 1. Headway Time 2. Frekuensi 3. Load Factor 4. Kecepatan Perjalanan 5. Waktu Perjalanan 6. Waktu Pelayanan Pembahasan Analisis iduna dalam menilai atau mengevaluasi angdes rute pasar simpang terminal wanayasa ini dilaku dengan penilaian terhadap Load Factor, Kecepatan Perjalanan, Headway, Waktu Perjalanan, Waktu Pelayanan, Frekuensi/jam, Jumlah Kendaraan Beroperasi dan Waktu Tunggu. Kemudia dari indikator tersebut disesuai dengan standar penilaian dari The World Bank-Urban Transport masih dalam kategori standar pelayanan baik pula. Agar lebih jelasnya berikut adalah penjelasan dari indikator tersebut 1. Factor muat (load factor) jam sibuk dan di luar jam sibuk Pada faktor muat ini menjabar mengenai kalkulasi jumlah ng naik dan turun dan dibanding dengan kapasitas angdes. Zona ditentu pada penentuan load factor ini dibagi kepada 5 zona dengan masing-masing panjang zona yaitu 5 Km. Waktu jam sibuk mulai dari jam 6:00-8:00 dan di luar jam sibuk yaitu mulai dari jam 15:00-17:00 didapat berdasar hasil wawancara pada Dinas Perhubungan Kabupaten Purwa. Tabel 5 Karakteristik Naik Turun Penumpang Pasar Simpang-Terminal Wanayasa (arah pasar simpang jam sibuk ) Zona Jumlah In Load Penumpang loading Factor Naik Turun , , , , ,92 Total LF Ratarata 0, Pada rute pergi pada jam sibuk, jumlah ng naik pada kilometer awal perjalanan relatif rendah dengan nilai load factor 0,42. Pada Gambar tabel diatas dari tiap zona dari zona 1 sampai zona 5 cenderung meningkat dan menunju nilai puncak terjadi pada kilometer di zona 5 dengan load factor sebesar 0,92. Tabel 6 Karakteristik Naik Turun Penumpang Pasar Simpang-Pasar Wanayasa (arah pasar Wanayasa jam sibuk ) Jumlah In Load Penumpang loading Factor Naik Turun , , , , ,50 Zona Total 13 7 LF Ratarata 0,30 Page 6

7 Tabel 6. Penjabbaran Variabel Page 7

8 Pada rute pulang pada jam sibuk, jumlah ng naik pada kilometer pertengahan perjalanan atau zona 3 relatif rendah dengan nilai load factor 0,17. Pada Gambar tabel diatas dari tiap zona dari zona 1 sampai zona 5 cenderung tidak stabil dan nilai puncak terjadi pada kilometer di zona 5 dengan load factor sebesar 0,50. Tabel 7 Karakteristik Naik Turun Penumpang Pasar Simpang-Pasar Wanayasa (arah pasar simpang diluar jam sibuk ) Zona Jumlah In Load Penumpang loading Factor Naik Turun , , , , ,58 Total LF Ratarata ,4 Pada rute pergi di luar jam sibuk, jumlah ng naik pada kilometer awal perjalanan atau zona 1 relatif rendah dengan nilai load factor 0,17. Pada Gambar tabel diatas dari tiap zona dari zona 2 sampai zona 4 cenderung sama danpada zona 5 menunju nilai puncak terjadi dengan load factor sebesar 0,58. Tabel 5.4 Karakteristik Naik Turun Penumpang Pasar Simpang-Pasar Wanayasa (arah pasar wanasyasa diluar jam sibuk ) Zona Jumlah In Load Penumpang loading Factor Naik Turun , , , , ,42 Total LF Ratarata 9 4 0,32 Pada rute pulang di luar jam sibuk, jumlah ng naik pada kilometer awal perjalanan atau zona 1 relatif rendah dengan nilai load factor 0,08. Pada Gambar tabel diatas dari tiap zona dari zona 1 sampai zona 4 cenderung naik dan menurun pada zona 5 serta nilai puncak terjadi pada kilometer di zona 4 dengan load factor sebesar 0, Kecepatan Perjalanan Kecepatan perjalanan ini digun sebagai salah satu indikator penilaian dalam pelayanana perdesaan untuk terminal wanayasa terminal pasar simpang. Kecepatan perjalanan menjadi indikator penilaian karena masyarakat sekarang ini sangat identik dengan ketepatan waktu, maka dari itu pertimbangan jarak dan waktu perjalanan harus diketahui agar masyarakat dapat meperhitung waktu perjalanannya menuju tujuan. Untuk mengukur kecepatan perjalanan data dibutuh adalah panjang perjalanan dan waktu tempuh perjalanan. Berikut ini adalah rumus dan perhitungan kecepatan perjalanan perdesaan untuk terminal wanayasa terminal pasar simpang : V= L T Keterangan : - V = Kecepatan perjalanan - L = Panjang - T = waktu perjalanan Diketahui : - L =25 Km - T = 1,5 jam V= 25 = 16,6 Km/jam 1,5 3. Waktu antara (Headway) Waktu antara atau dikenal juga sebagai Headway adalah waktu antara dua atau lebih sarana untuk melewati suatu titik/tempat perhentian. Semakin kecil waktu antara semakin tinggi kapasitas dari prasarana. Headway ini diguna sebagai indikator penilaian karena waktu antara ini penting bagi masyarakat untuk mengetahui sarana a beroperasi di waktu-waktu tertentu. Page 8

9 Berikut ini adalah Headway perdesaan untuk terminal wanayasa terminal pasar simpang : Hd= T F Keterangan : - Hd = Headway - T = waktu (60 menit) - F = Frekuensi Diketahui : - T = 60 menit - F = 3 60 Hd= = 20 menit 3 Lemlit ITB Evaluasi Angkutan Umum. Bandung: Laporan Akhir. The World Bank, 1997, Urban Transport Kesimpulan Berdasar hasil analisis kualitas angdes rute pasar simpang terminal wanayasa ng umum dengan nilai 21. Penilaian disesuai dengan standar penilaian dari The World Bank-Urban Transport masih dalam kategori standar pelayanan baik. Yang artinya evaluasi ini tidak perlu dilanjut kembali karena pelayanan ada dilapangan sudah baik Rekomendasi Hal perlu diperhati atau bisa diperbaiki berdasar data dan hasil analisis mengenai headway kurang baik yaitu dengan waktu tunggu 20 menit perlu dikurangi. Jumlah kendaraan beroperasi dan frekuensi kendaraan tiap jam juga perlu ditingkat. Daftar Pustaka Tamin, Ofyar Z Perencanaan Transportasi, Modeling, dan Rekayasa: Teori, Problem, and Application. Bandung: Penerbit ITB Press. Morlok, E.K, (1985), Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Erlangga, Ja Khisty, C.J & Lall, B.K Transportation Engineering and Introduction. New Jersey; Prentice Hill Inc. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, (2002), Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkitan Umum di Wilayah Perkotaan Dalam Tetap dan Teratur, Ja. Departemen Perhubungan RI, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, (2002), Page 9