ABSTRAK. Hubungan Gangguan Pendengaran Sensorineural Pada Kelompok Lanjut Usia Dengan Diabetes Melitus Di Puskesmas Denpasar Barat II, Denpasar
|
|
- Verawati Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ABSTRAK Hubungan Gangguan Pendengaran Sensorineural Pada Kelompok Lanjut Usia Dengan Diabetes Melitus Di Puskesmas Denpasar Barat II, Denpasar Gangguan pendengaran sensorineural yang berkaitan dengan usia merupakan defisit sensori yang paling sering dijumpai pada usia lanjut dan menjadi masalah yang serius di masyarakat dan kesehatan. Salah satu faktor resiko yang diduga mempengaruhi adalah diabetes melitus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan gangguan pendengaran sensorineural pada kelompok lanjut usia dengan DM tipe 2 di Puskesmas Denpasar Barat II, Denpasar. Penelitian ini menggunakan rancangan potong lintang, dilaksanakan di Puskesmas Denpasar Barat II pada bulan September Populasi target penelitian adalah semua kelompok lanjut usia dengan DM tipe 2. Populasi terjangkau adalah kelompok lanjut usia dengan DM tipe 2 di Puskesmas Denpasar Barat II. Sampel penelitian adalah kelompok lanjut usia dengan dan tanpa DM yang mengalami gangguan pendengaran sensorineural. Sampel penelitian dipilih secaratotal random sampling, sedangkan untuk kelompok pembanding dipilih secara simple random sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang telah ditentukan.pada subjek penelitian dilakukan anamnesis, pemeriksaan THT-KL, informasi mengenai riwayat DM dikonfirmasi dengan pencatatan puskesmas, pemeriksaan tekanan darah, kadar gula darah dan trigliserida, kemudian dilakukan pemeriksaan timpanometri dan audiometri nada murni. Hasil penelitian dianalisis dengan uji statistikmenggunakan bantuan perangkat lunak computer STATA SE Subjek penelitian sebesar 68 orang dengan 48,48% berjenis kelamin wanita dan 45,71% pria berusia rerata 63,5+ 4,4 tahun. Prevalensi gangguan pendengaran pada lansia dengan DM tipe II sebesar 55,9% dan tanpa DM sebesar 38,2% dengan sebagian besar mengalami gangguan pendengaran derajat ringan. Lansia DM tipe II dengan durasi menderita DMkurang dari 10 tahun sebanyak 7 orang (35 %) dan durasi lebih besar sama dengan 10 tahun sebanyak 12 orang (85,7 %). Pada penelitian ini, usia 65+ tahun dan durasi DM >10 tahun sebagai faktor yang signifikan dalam meningkatkan risiko gangguan pendengaran (p < 0.05). Sedangkan adanya DM, hipertensi dan hipertrigliserida tidak signifikan. Diabetes melitus merupakan penyakit yang bersifat kronis dan risiko komplikasi gangguan pendengaran meningkat sejalan dengan kronisnya penyakit. Kata kunci: lanjut usia, diabetes melitus tipe 2, gangguan pendengaran sensorineural, durasi DM.
2 ABSTRACT The Relationship Of Sensoryneural Hearing Loss In Elderly Group With Type II Diabetes Mellitus In The Primary Healthcare Centre Of West Denpasar II, Denpasar. Sensorineural hearing loss associated with age is a most common sensory deficit in the elderly and a serious problem in society and health. One of the risk factors suspected is diabetes mellitus. The purpose of this study to determine the relationship of sensorineural hearing loss in elderly group with type 2 diabetes mellitus in the Primary Healthcare Centreof West Denpasar II. This study used a cross-sectional design, conducted at Primary Healthcare Centre of West Denpasar II in September The target population research is all elderly people with type 2 diabetes population is affordable elderly people with type 2 diabetes at the Primary Healthcare Centre of West Denpasar II. Samples were elderly people with and without diabetes who have sensorineural hearing loss. Samples were selected in total random sampling, while the comparison group selected by simple random sampling in accordance with the criteria for inclusion and exclusion criteria have been determined. All subjectswere interviewed and examined including ENT-HNS examination, history of diabetes were confirmed by recording the clinic, blood pressure measurement, blood sugar and triglycerides, then examined tympanometry and pure tone audiometry. The results were analyzed by statistical tests using the help of computer software STATA SE Subject were 68 elderly with 48.48% of female and 45.71% of men aged rangemean 63,5+of 4.4 years. The prevalence of hearing loss in elderly people with type II diabetes at 55.9% and without DM of 38.2% with mostly mild hearing loss. Elderly DM type II diabetes mellitus with a duration of less than 10 years of 7 subjects (35%) and greater duration equal to 10 years as many as 12 subjects (85.7%). In this study, 65+ years of age and duration of diabetes> 10 years as a significant factor in increasing the risk of hearing loss (p <0.05). While the presence of diabetes, hypertension and hypertriglyceride insignificant. Diabetes mellitus is a chronic disease and the risk of complications of hearing loss increases with chronic diseases. Keywords: elderly, type 2 diabetes mellitus, sensorineural hearing loss, duration of diabetes mellitus..
3 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM...i PRASYARAT GELAR...ii LEMBAR PENGESAHAN...iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI...iv UCAPAN TERIMA KASIH...v ABSTRAK...viii ABSTRACT... ix DAFTAR ISI...x DAFTAR GAMBAR...xiv DAFTAR TABEL...xv DAFTAR SINGKATAN...xvi DAFTAR LAMPIRAN.. xvii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...6 BAB II KAJIAN PUSTAKA Anatomi dan Fisiologi Pendengaran...8
4 2.2 Gangguan Pendengaran Lanjut Usia Definisi Klasifikasi Proses Penuaan Diabetes Melitus Klasifikasi Diabetes Melitus Gejala Diabetes Melitus Diagnosis Diabetes Melitus Komplikasi Kronis Diabetes Melitus Patofisiologi Diabetes Melitus Mengakibatkan Gangguan Pendengaran Mekanisme Komplikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Pendengaran Sensorineural Pada Diabetes Melitus Hipertensi pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Meningkatkan Risiko Gangguan Pendengaran Sensorineural Hipertrigliserida pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Meningkatkan Risiko Gangguan Pendengaran Sensorineural Penatalaksanaan Gangguan Pendengaran Sensorineural Akibat Diabetes Melitus Pemeriksaan Gangguan Pendengarn Audiometri Nada Murni...37
5 2.7 Peguyuban Diabetes Melitus..39 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir Konsep Penelitian Hipotesis Penelitian...45 BAB IV METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Penentuan Sumber Data Populasi Penelitian Sampel Penelitian Kriteria Sampel Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi Perhitungan Besar Sampel Variabel Penelitian Identifikasi dan Klasifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel Bahan dan Alat Penelitian Prosedur Kerja Alur Penelitian Analisis Data...56
6 4.10 Etika Penelitian...57 BAB V HASIL PENELITIAN Karakteristik Subjek Penelitian Prevalensi Gangguan Pendengaran Sensorineural pada Kelompok Lansia DM tipe II dan Lansia tanpa DM Nilai Ambang Dengar Lansia DM tipe II Nilai Ambang Dengar pada Kelompok Lansia tanpa DM Gambaran Audiogram Lansia dengan dan tanpa DM Distribusi Lansia DM tipe II Berdasarkan Durasi DM Analisis Bivariat Hubungan Status DM dan Variabel Lainnya terhadap Gangguan Pendengaran Sensorineural (SNHL) pada Kelompok Lanjut Usia dengan DM tipe II di Puskesmas Denpasar Barat II Analisis Multivariat Hubungan Ganggguan Pendengaran Sensorineural pada kelompok lansia dengan DM tipe II di Puskesmas Denpasar Barat II...66 BAB VI PEMBAHASAN Subjek Penelitian Intensitas Pendengaran dan Gambaran Audiogram Hubungan antara Usia dengan Gangguan Pendengaran Sensorineural Pada Kelompok Lansia DM tipe II di Puskesmas Denpasar Barat II Hubungan antara Diabetes Melitus dengan Gangguan
7 Pendengaran Sensorineural Pada Kelompok Lansia DM tipe II di Puskesmas Denpasar Barat Hubungan antara Durasi DM dengan Gangguan Pendengaran Sensorineural Pada Kelompok Lansia DM tipe II di Puskesmas Denpasar Barat II Hubungan antara Hipertensi dengan Gangguan Pendengaran SensorineuralPada Kelompok Lansia DM tipe II di Puskesmas Denpasar Barat II Hubungan Antara Hipertrigliserida dengan Terjadinya Gangguan Pendengaran SensorineuralPada Kelompok Lansia DM tipe II di Puskesmas Denpasar Barat II BAB VII SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran...78 DAFTAR PUSTAKA...79 LAMPIRAN...85
8 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Anatomi dan Fisiologi Pendengaran...14 Gambar 2.2 Potongan Melintang Koklea...15 Gambar 2.3 Diagram jalur biokimiawi penurunan pendengaran terhadap sensori end organ seperti koklea pada diabetes melitus tipe Gambar 3.2 Konsep Penelitian...44 Gambar 4.1 Bagan Rancangan Penelitian...46 Gambar 4.8 Bagan Alur Penelitian. 55
9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia atau lansia merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dihindari (Azwar, 2006). Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan alamiah yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Penuaan merupakan proses menghilangnya kemampuan jaringan secara perlahan untuk dapat memperbaiki serta mempertahankan struktur secara normal, tidak dapat melindungi terhadap infeksi dan trauma serta tidak dapat memperbarui kerusakan yang terjadi pada jaringan tersebut (Maryam dkk.,2008). Penuaan mengacu pada akumulasi perubahan yang terjadi dari saat pembuahan sampai kematian suatu organisme. Kecepatan penuaan berbeda pada tiap individu dan berbeda pada tiap organ individu dan proses penuaan tidak bisa dihindari (Huang, Tang, 2010). Dengan bertambahnya usia terjadi degenerasi primer di organ corti berupa hilangnya sel epitel saraf yang dimulai pada usia pertengahan (Brockle-hurst dan Allen, 1987, Mills, 1985, Rees dan Deekert, 1990, Vander Cammen, 1991). Penyakit degeneratif termasuk penyakit arteri koroner, DM, hipertensi, kanker, demensia, artritis, dan osteoporosis berinteraksi dengan proses penuaan (Kwon, 2007). Gangguan pendengaran terkait usia merupakan salah satu dari tiga penyakit kronis umum yang terjadi pada orang tua selain arthritis dan hipertensi, dan insiden ini meningkat dengan cepat (Fransen dkk., 2003). Gangguan pendengaran tidak hanya sebagai gangguan komunikasi, tetapi sebagai penyakit utama yang sangat mengganggu kualitas hidup pasien, karena penarikan sosial, keterasingan psikologis, kehilangan kepercayaan diri, dan peningkatan depresi dan kecemasan (Huang, Tang, 2010).
10 Pada lanjut usia, terjadi gangguan pendengaran sensorineural yang terjadi secara perlahan dan simetris. Terbanyak pada usia tahun (Bluestones, 1999; Jonsson dkk, 1998). Di Amerika Serikat sekitar 10% dari populasi dewasa mengalami gangguan pendengaran. Hampir 30-35% dari populasi usia di atas 65 tahun menderita gangguan pendengaran dan sekitar 1,5-3% membutuhkan alat bantu dengar. Sekitar 40 % usia di atas 75 tahun mengalami gangguan pendengaran (Hall, 2006). Diabetes melitus (DM) sudah merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. Jumlah diabetes melitus terutama DM tipe II menurut laporan WHO, pada tahun 2000 mencapai 171 juta orang dan akan diprediksi mencapai 366 juta pada tahun 2030 atau mengalami peningkatan sebesar 114%. Sedangkan pada orang Asia, peningkatan tersebut akan mencapai 141% pada kurun waktu yang sama (Suyono, 2009). Penyakit ini merupakan penyakit kronis yang akan diderita seumur hidup (Konsensus DM, 2011). Risiko gangguan pendengaran sekitar 2 kali lipat lebih besar pada pasien dengan diabetes dibanding pasien tanpa diabetes (ADA, 2012). Beberapa peneliti telah berusaha untuk menilai hubungan DM dengan gangguan pendengaran, namun hubungan ini masih belum jelas dan masih banyak diperdebatkan (Kwon,2007). Faktor-faktor yang berhubungan pada gangguan pendengaran usia lanjut dengan diabetes melitus berdasarkan beberapa penelitian adalah usia, durasi, adanya hipertensi dan hipertrigliserida. Usia berperan terhadap gangguan pendengaran sensorineural dimana usia yang semakin tinggi akan meningkatkan risiko. Lee (2005) melaporkan bahwa terdapat hubungan antara usia terhadap penurunan ambang dengar pada usia lanjut. Rata-rata nilai ambang dengar meningkat 1 db setiap tahunnya pada usia 60 tahun ke atas.
11 Durasi menderita diabetes melitus tipe II meningkatkan risiko gangguan pendengaran sensorineural. Efek hiperglikemia kronis menimbulkan terjadinya komplikasi. Risiko komplikasi pada diabetes melitus meningkat sejalan dengan kronisnya penyakit (Powers, 2008). Dalam penelitian ini hipertensi bersama dengan diabetes melitus juga diukur untuk mengetahui adanya faktor risiko yang lebih tinggi dibanding diabetes tanpa hipertensi. Kelainan pada sistem sirkulasi bisa berakibat langsung pada pendengaran melalui berbagai cara. Salah satunya adalah melalui peningkatan viskositas darah yang akan menurunkan aliran kapiler darah dan berakibat penurunan transpor oksigen, kemudian mengakibatkan hipoksia jaringan dan gangguan pendengaran. Selain itu hipertensi juga mengakibatkan perubahan ion dalam potensial sel yang juga mengakibatkan gangguan pendengaran (Marchiori dkk., 2006). Adanya hipertrigliserida juga diukur untuk mengetahui hubungannya dengan gangguan pendengaran sensorineural pada lansia dengan diabetes melitus tipe II. Jika dihubungkan dengan keseluruhan sindrom metabolik, maka kombinasi antara trigliserida dengan rendahnya high density lipoprotein, tingginya trigliserida dengan kadar glukosa darah serta kombinasi antara trigliserida dengan tekanan darah yang paling sering dihubungkan dengan gangguan pendengaran (Zhao dkk.,2015). Faktor genetika juga mempengaruhi gangguan pendengaran sensorineural pada populasi kecil dengan diabetes melitus (Kakarlapudi dkk., 2003). Naini dan Fatholomi (2003), menemukan adanya gangguan pendengaran berupa penurunan pendengaran sebanyak 31% pasien DM pada frekuensi 4000 Hz dan 34% pada frekuensi 8000 Hz Sedangkan hasil penelitian National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) sejak tahun melaporkan gangguan pendengaran sensorineural akibat DM terjadi pada frekuensi 500 sampai dengan 8000 Hz (Bainbridge dkk., 2008). Menurut Pemmaiah dan Srinivas
12 (2011), gangguan pendengaran yang disebabkan oleh DM adalah tuli sensorineural dengan ciri progresif bilateral pada frekuensi tinggi yaitu frekuensi 2000 Hz dan 4000 Hz. Jumlah penduduk propinsi Bali menurut sensus penduduk 2010 usia 60 tahun ke atas sebesar jiwa (total jumlah penduduk jiwa) atau sebesar 9,77% dari total jumlah penduduk Bali (Badan Pusat Statistik Propinsi Bali, 2010). Sedangkan jumlah penduduk kota Denpasar tahun 2011 sebesar jiwa dan usia 60 tahun ke atas sebesar jiwa atau 4,47% dari total jumlah penduduk kota Denpasar Di tahun 2015, jumlah penduduk kota denpasar sebesar jiwa dan usia 60 tahun ke atas sebesar jiwa atau 4,92% dari total jumlah penduduk kota Denpasar (Badan Pusat Statistik Kota Denpasar, 2011). Dari jumlah tersebut terjadi peningkatan jumlah lansia, kemungkinan karena peningkatan harapan hidup. Puskesmas yang merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan primer melalui Prolanis yaitu program pengelolaan penyakit kronis, mendorong peserta penyandang penyakit kronis seperti DM tipe 2 dan hipertensi mencapai kualitas hidup optimal sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit. Untuk menekan terus berkembangnya penyakit diabetes dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang diabetes, Puskesmas Denpasar Barat II pada tanggal 21 Desember 2010 mengadakan seminar sehari tentang Diabetes Melitus dan sekaligus membentuk suatu wadah untuk para penderita diabetes yang dapat menjadi tempat untuk medapatkan informasi, pelayanan, tempat berbagi rasa antar sesama penderita. Kelompok Paguyuban Diabetes Melitus Puskesmas Denpasar Barat II adalah nama wadah yang akhirnya disepakati sekaligus tanggal tersebut sebagai hari jadi berdirinya Paguyuban Diabetes. Saat ini anggota Kelompok Paguyuban Diabetes ini berjumlah kurang lebih 80 orang. Kegiatan rutin dilakukan tiap dua minggu sekali berupa pemeriksaan gula darah, senam, edukasi tentang pola makan dan bertukar informasi. Kelompok ini juga sering mendapat undangan untuk
13 mengikuti seminar-seminar tentang diabetes. Dengan kegiatan-kegiatan ini kelompok ini memiliki keunggulan yaitu pengetahuan yang baik tentang penyakitnya, adanya kesadaran untuk mengatur pola diet, berolahraga secara rutin, keteraturan berobat dan pemeriksaan gula darah secara teratur. Dengan keunggulan ini diharapkan dapat menekan komplikasi kronis yang dapat terjadi, diantaranya gangguan pendengaran sensorineural. Dari survei terbatas di Puskesmas Denpasar Barat II didapatkan adanya gangguan pendengaran baik pada lansia DM maupun tanpa DM. Oleh karena itu dilakukan penelitian ini untuk mengetahui hubungan gangguan pendengaran sensorineural pada kelompok lanjut usia dengan diabetes melitus tipe II berdasarkan pengukuran audiometri nada murni. 1.2 Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara gangguan pendengaran sensorineural pada kelompok lanjut usia dengan DM tipe II di Puskesmas Denpasar Barat II? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hubungan gangguan pendengaran sensorineural pada kelompok lanjut usia dengan DM tipe II di Puskesmas Denpasar Barat II. 1.4 Manfaat Penelitian Dalam bidang ilmiah dapat meningkatkan pengetahuan tentang hubungan gangguan pendengaran sensorineural pada kelompok lanjut usia dengan DM tipe II Dalam bidang penelitian dapat digunakan sebagai sumber data untuk penelitian selanjutnya.
14 1.4.3 Dalam bidang pelayanan, hasil penelitian dapat diaplikasikan dalam usaha untuk menurunkan gangguan pendengaran sensorineural pada kelompok lanjut usia dengan DM tipe II.
ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah
ABSTRAK Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah Dini Nur Muharromah Yuniati Diabetes melitus (DM) merupakan suatu
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015
ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 Diabetes melitus tipe 2 didefinisikan sebagai sekumpulan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...
DAFTAR ISI Sampul Dalam... i Lembar Persetujuan... ii Penetapan Panitia Penguji... iii Kata Pengantar... iv Pernyataan Keaslian Penelitian... v Abstrak... vi Abstract...... vii Ringkasan.... viii Summary...
Lebih terperinciPREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER
ABSTRAK PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2010 Shiela Stefani, 2011 Pembimbing 1 Pembimbing
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pendengaran yang bersifat progresif lambat ini terbanyak pada usia 70 80
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Presbikusis adalah tuli sensorineural pada usia lanjut akibat proses penuaan organ pendengaran yang terjadi secara berangsur-angsur, dan simetris pada kedua sisi telinga.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lansia, menyebabkan gangguan pendengaran. Jenis ketulian yang terjadi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan patologik pada organ auditorik akibat proses degenerasi pada lansia, menyebabkan gangguan pendengaran. Jenis ketulian yang terjadi pada kelompok
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada 60 pasien geriatri di Poliklinik Geriatri dan
60 BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada 60 pasien geriatri di Poliklinik Geriatri dan Poliklinik Telinga Hidung Tenggorok dan Bedah Kepala Leher (THT-KL) RSUD dr. Moewardi Surakarta untuk dilakukan
Lebih terperinciABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR
ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat sangat ditunjang oleh pengetahuan
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN. disebabkan proses degenerasi akibat bertambahnya usia. Faktor-faktor risiko
BAB 6 PEMBAHASAN Presbikusis merupakan penyakit kurang pendengaran sensorineral yang disebabkan proses degenerasi akibat bertambahnya usia. Faktor-faktor risiko selain usia diduga dapat mempengaruhi terjadinya
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA WANITA MENOPAUSE
ABSTRAK GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA WANITA MENOPAUSE Paulin Yuliana, 2011 Pembimbing I Pembimbing II : Winny Suwindere, drg., MS. : Adrian Suhendra, dr.,
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014
ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE Evan Anggalimanto, 2015 Pembimbing 1 : Dani, dr., M.Kes Pembimbing 2 : dr Rokihyati.Sp.P.D
Lebih terperinciHUBUNGAN DIABETES MELITUS DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh : ANNISA DWI ANDRIANI
HUBUNGAN DIABETES MELITUS DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2012 Oleh : ANNISA DWI ANDRIANI 090100056 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 HUBUNGAN DIABETES
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang dimanfaatkan sehingga menyebabkan hiperglikemia,
Lebih terperinciINTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN
INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN Herlyanie 1, Riza Alfian 1, Luluk Purwatini 2 Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator utama tingkat kesehatan masyarakat adalah meningkatnya usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin banyak penduduk
Lebih terperinciABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS
51 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS Arif Nurma Etika 1, Via Monalisa 2 Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Kadiri e-mail: arif_etika@yahoo.com ABSTRACT Diabetes Mellitus
Lebih terperinciABSTRAK PERBANDINGAN PROSENTASE FRAGMENTOSIT ANTARA PENDERITA DM TIPE 2 DENGAN ORANG NON-DM DI PUSKESMAS CIMAHI TENGAH
ABSTRAK PERBANDINGAN PROSENTASE FRAGMENTOSIT ANTARA PENDERITA DM TIPE 2 DENGAN ORANG NON-DM DI PUSKESMAS CIMAHI TENGAH Theresia Indri, 2011. Pembimbing I Pembimbing II : Adrian Suhendra, dr., Sp.PK., M.Kes.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. RINGKASAN... viii. SUMMARY...
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii RINGKASAN... viii SUMMARY...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
Lebih terperinciHUBUNGAN JENIS OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2012.
HUBUNGAN JENIS OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2012 Oleh: DENNY SUWANTO 090100132 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciABSTRAK. Gambaran Ankle-Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes mellitus (DM) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung
ABSTRAK Gambaran Ankle-Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes mellitus (DM) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung Ananda D. Putri, 2010 ; Pembimbing I : H. Edwin S., dr, Sp.PD-KKV FINASIM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes adalah suatu penyakit kronis yang terjadi akibat kurangnya produksi insulin oleh pankreas atau keadaan dimana tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi
Lebih terperinciABSTRAK. Fenny Mariady, Pembimbing I : dr. Christine Sugiarto, SpPK Pembimbing II : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes
ABSTRAK PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU MENGGUNAKAN GLUKOMETER DAN SPEKTROFOTOMETER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI KLINIK NIRLABA BANDUNG Fenny Mariady, 2013. Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu penyakit kronik yang cukup banyak dijumpai dewasa ini adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya hiperglikemia kronik (kadar gula
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN.... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii RINGKASAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia sering terdengar kata Transisi Epidemiologi atau beban ganda penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus merupakan penyakit menahun yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Diabetes melitus ditandai oleh adanya hiperglikemia kronik
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. risiko : 1) usia, 2) hipertensi 3) diabetes melitus 4) hiperkolesterol 5) merokok
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dengan desain kasus kontrol untuk menganalisis faktor risiko : 1) usia, 2) hipertensi 3) diabetes melitus 4) hiperkolesterol 5) merokok terhadap
Lebih terperinciPREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes merupakan kondisi kronik yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi insulin yang cukup atau tidak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. control untuk menganalisis hipertensi dengan kejadian presbiakusis yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian dengan desain observational analitik dengan metode case control untuk menganalisis hipertensi dengan kejadian presbiakusis yang dilakukan
Lebih terperinciPENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU
1 PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana Keperawatan Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkat setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Berdasarkan
Lebih terperinciABSTRAK. Pembimbing I : July Ivone,dr., M.K.K., MPd.Ked. Pembimbing II: Drs. Pinandojo Djojosoewarno,dr.,AIF.
ABSTRAK PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA KAPAL TUG BOAT PERTAMINA RU VI BALONGAN BAGIAN MESIN DENGAN MASA KERJA 11-30 TAHUN Wina Shaulla, 2010. Pembimbing I : July Ivone,dr.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia diarahkan guna mencapai pemecahan masalah kesehatan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena penuaan populasi (population aging) merupakan fenomena yang telah terjadi di seluruh dunia, istilah ini digunakan sebagai istilah bergesernya umur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO) tahun 2011 jumlah penyandang diabetes melitus di dunia 200 juta jiwa, Indonesia menempati urutan keempat
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidak mampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan insulin yang tidak efektif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah suatu kondisi medis yang disebabkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah suatu kondisi medis yang disebabkan oleh adanya sumbatan pada arteri yang mendarahi lengan atau kaki. Arteri dalam kondisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat berkurangnya sekresi insulin, berkurangnya penggunaan glukosa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut laporan WHO, Indonesia menempati urutan ke empat terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat DM dengan prevalensi 8,6% dari total
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.
11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Datangnya penyakit
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi kognitif merupakan bagian dari fungsi kortikal luhur, dimana pengetahuan fungsi kognitif luhur mengaitkan tingkah laku manusia dengan sistem saraf. Fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes melitus (DM) adalah penyakit dengan gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit tidak menular (non-communicable disease) yang perlu mendapatkan perhatian karena telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, 2013). Penyakit ini
Lebih terperinciABSTRAK PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DARAH KAPILER DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH VENA MENGGUNAKAN GLUKOMETER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS
ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DARAH KAPILER DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH VENA MENGGUNAKAN GLUKOMETER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS Albert Yap, 2013, Pembimbing I: Christine Sugiarto, dr., Sp.PK Pembimbing
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE
ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE 2016 Jones Vita Galuh Syailendra, 2014 Pembimbing 1 : Dani, dr., M.Kes. Pembimbing 2 : Budi Widyarto, dr.,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004). Diabetes Mellitus merupakan
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu penyakit yang berbahaya yang kerap disebut sebagai silent killer selain penyakit jantung, yang merupakan salah satu masalah
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS TENTANG PENANGANANNYA DI RUMAH SAKIT PAHLAWAN MEDICAL CENTER KANDANGAN, KAB
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS TENTANG PENANGANANNYA DI RUMAH SAKIT PAHLAWAN MEDICAL CENTER KANDANGAN, KAB. HULU SUNGAI SELATAN, KALIMANTAN SELATAN Raymond Sebastian Tengguno, 2016
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
Lebih terperinciHUBUNGAN OBESITAS DAN RIWAYAT DIABETES MELLITUS DENGAN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2015
HUBUNGAN OBESITAS DAN RIWAYAT DIABETES MELLITUS DENGAN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2015 1 *Resli 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi *Korespodensi penulis : resli.siregar@akperprima-jambi.ac.id
Lebih terperinciGAMBARAN BERAT JENIS DAN GLUKOSA PADA URIN PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE SEPTEMBER NOVEMBER 2014
GAMBARAN BERAT JENIS DAN GLUKOSA PADA URIN PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE SEPTEMBER NOVEMBER 2014 OLEH: GUNAWAN WIJAYA SETIAWAN 110100246 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciHUBUNGAN DURASI PENYAKIT, UMUR, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISTRES PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan
HUBUNGAN DURASI PENYAKIT, UMUR, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISTRES PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran GITA PUSPANINGRUM G0013103
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik yang ditandai adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mampu diteliti dan diatasi (Suyono, 2005). Namun tidak demikian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan jaman dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi, maka semakin banyak pula penyakit infeksi dan menular yang mampu diteliti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang mengacu pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang mengacu pada sekumpulan gangguan metabolik yang disebabkan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. DM adalah gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
Lebih terperinciABSTRAK. Wulan Yuwita, 2007, Pembimbing I : Onkie Kusnadi, dr., Sp.PD. Pembimbing II : Lusiana Darsono, dr., M.Kes.
ABSTRAK POLA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT- INAP DI BAGIAN/SMF PENYAKIT DALAM RS. IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2005 - DESEMBER 2005 Wulan Yuwita, 2007, Pembimbing I : Onkie Kusnadi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akibat penyakit kardiovaskuler pada tahun 1998 di Amerika Serikat. (data dari
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab 48% kematian akibat penyakit kardiovaskuler pada tahun 1998 di Amerika Serikat. (data dari center for medicine and
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif kronis yang semakin meningkat prevalensinya (Setiawati, 2004). DM mempunyai karakteristik seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan. mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik dengan jumlah penderita yang semakin meningkat tiap tahun. Menurut WHO pada tahun 2000, jumlah penderita diabetes
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009
ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009 Siska Wijayanti, 2010 Pembimbing I : Freddy T. Andries, dr., M.S.
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012
ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2012-31 DESEMBER 2012 Erfina Saumiandiani, 2013 : Pembimbing I : dr. Dani,M.Kes.
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014
ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 Michelle Angel Winata, 2016. Pembimbing I : July Ivone, dr.,mkk., MPd. Ked
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. resiko terjadinya komplikasi akibat DM (Agustina, 2010). Menurut World Health Organization (WHO), Diabetes Melitus (DM)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus atau juga disebut Diabetes merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif.
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009
ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2009-31 DESEMBER 2009 Muhammad Randy, 2010 Pembimbing I : Sri Nadya J. Saanin, dr., M.Kes. Pembimbing II : DR. Felix Kasim,
Lebih terperinciHUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA
HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan Oleh: NAMA :Twenty
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pemeriksaan audiometri nada murni (Hall dan Lewis, 2003; Zhang, 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah suatu kebutuhan yang mendasar bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Ketulian dapat menimbulkan gangguan dalam berkomunikasi saat bersosialisasi.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia diarahkan guna mencapai pemecahan masalah kesehatan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronik adalah suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psikologis atau kognitif dalam melakukan fungsi harian atau kondisi yang memerlukan
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS PADA LANSIA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU TAHUN 2016.
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS PADA LANSIA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU TAHUN 2016 Miratu Megasari ABSTRAK Penyakit Diabetes Mellitus dikenal sebagai penyakit kencing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan kategori penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional maupun lokal.
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETES PADA RESEP PASIEN DI APOTEK RAHMAT BANJARMASIN
INTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETES PADA RESEP PASIEN DI APOTEK RAHMAT BANJARMASIN Salah satu penyakit degeneratif terbesar adalah Diabetes Mellitus. Diabetes Meliitus yang tidak
Lebih terperinciGAMBARAN KADAR GULA DARAH DAN DERAJAT KEPARAHAN STROKE PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK TROMBOTIK SKRIPSI
GAMBARAN KADAR GULA DARAH DAN DERAJAT KEPARAHAN STROKE PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK TROMBOTIK SKRIPSI OLEH : Sharon Paulina Budiharjo NRP: 1523011038 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, serta kanker dan Diabetes Melitus
Lebih terperinciHUBUNGAN DURASI TERPAPAR BISING DENGAN KEJADIAN NOISE INDUCED HEARING LOSS PADA PEKERJA PABRIK SPEAKER X DI PASURUAN
SKRIPSI HUBUNGAN DURASI TERPAPAR BISING DENGAN KEJADIAN NOISE INDUCED HEARING LOSS PADA PEKERJA PABRIK SPEAKER X DI PASURUAN Oleh: Nama : Lu Kwan Ying NRP : 1523013056 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM). Diabetic foot adalah infeksi, ulserasi, dan atau destruksi jaringan ikat dalam yang berhubungan
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN KADAR GLUKOSA DARAH 2 JAM POST PRANDIAL
ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN KADAR GLUKOSA DARAH 2 JAM POST PRANDIAL Levina Stephanie, 2007. Pembimbing I : dr. Hana Ratnawati, M.Kes.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan peningkatan glukosa darah (hiperglikemia), disebabkan karena ketidakseimbangan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT KELUARGA DAN UMUR DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA TARABITAN KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Gloria J. Tular*, Budi T. Ratag*, Grace D. Kandou**
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain, dan DM gestasional. 2 Angka kejadian DM
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa serum yang terjadi akibat adanya
Lebih terperinciUSIA MENOPAUSE DAN KEJADIAN DIABETES MELITUS
USIA MENOPAUSE DAN KEJADIAN DIABETES MELITUS Sri Karyati, Pri Astuti 1 STIKES Muhammadiyah Kudus srikaryati@stikesmuhkudus.ac.id STIKES Muhammadiyah Kudus priastuti@stikesmuhkudus.ac.id Abstrak Prevalensi
Lebih terperinciKata kunci : asap rokok, batuk kronik, anak, dokter praktek swasta
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN ANGKA KEJADIAN BATUK KRONIK PADA ANAK YANG BEROBAT KE SEORANG DOKTER PRAKTEK SWASTA PERIODE SEPTEMBER OKTOBER 2011 Devlin Alfiana, 2011. Pembimbing I :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan gaya hidup berdampak terhadap perubahan pola penyakit yang terjadi di masyarakat. Masalah kesehatan yang berhubungan dengan gaya hidup dan merupakan masalah
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISKTIK PASIEN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI TERAPI DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS TEMBUKU 1 KABUPATEN BANGLI BALI 2015
HUBUNGAN KARAKTERISKTIK PASIEN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI TERAPI DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS TEMBUKU 1 KABUPATEN BANGLI BALI 2015 I Putu Angga Pradana Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang terjadi akibat kelainan sekresi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Penyakit ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit tertua yang menginfeksi manusia. Penyakit ini menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia dan menyebabkan angka kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Diabetes Melitus (DM) adalah sindrom kelainan metabolik dengan tanda terjadinya hiperglikemi yang disebabkan karena kelainan dari kerja insulin, sekresi
Lebih terperinciSELISIH LAMA RAWAT INAP PASIEN JAMKESMAS DIABETES MELLITUS TIPE 2 ANTARA RILL DAN PAKET INA-CBG
INTISARI SELISIH LAMA RAWAT INAP PASIEN JAMKESMAS DIABETES MELLITUS TIPE 2 ANTARA RILL DAN PAKET INA-CBG s SERTA HUBUNGAN BIAYA RAWAT INAP TERHADAP BIAYA RILL DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013 Ary Kurniawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya berbagai fasilitas dan pelayanan kesehatan serta kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan hidup (UHH) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik kronik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Berdasarkan perolehan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Hidayat, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sehat adalah komponen yang sangat penting dalam kehidupan kita. Kondisi masyarakat yang sehat menjadikan masyarakat tersebut produktif. Kondisi kesehatan
Lebih terperinciGAMBARAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGASEM I PADA SEPTEMBER-OKTOBER 2013
GAMBARAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGASEM I PADA SEPTEMBER-OKTOBER 2013 I Gusti Bagus Aginda Dwi Pawana 1, I Wayan Sudhana
Lebih terperinci