BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara pendekatan, observasi, pengumpulan data dan faktor resiko

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara pendekatan, observasi, pengumpulan data dan faktor resiko"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif menggunakan desain pendekatan prospektif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara pendekatan, observasi, pengumpulan data dan faktor resiko yang akan dipelajari dan diidentifikasi lebih dahulu kemudian diikuti ke depan secara prospektif timbulnya efek (Notoatmodjo, 2010). 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu Waktu penelitian dilakukan pada bulan Desember 2015-Februari2016 selama 3 bulan Lokasi penelitian Lokasi penelitian di ruang interna wanita dan pria RSUP H. Adam Malik Medan. 3.3 Populasi dan Sampel Populasi Populasi adalah seluruh penderita penyakit ginjal kronik di ruang interna wanita dan pria RSUP H. Adam Malik Medan periodedesember Februari Sampel Sampel yang dipilih pada penelitian ini harus memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi.

2 Adapun yang menjadi kriteria inklusi adalah: a. Rekam medis pasien dengan diagnosis PGK dengan penyakit anemia, yang dirawat inap di RSUP H.Adam Malik Medan b. Kategori semua gender (laki-laki dan perempuan) c. Kategori semua usia d. Pasien yang pulang dengan cara berobat jalan Kriteria eksklusi merupakan keadaan yang menyebabkan subjek tidak dapat diikut sertakan. Adapun yang menjadi kriteria eksklusi adalah data pasien exit, data pasien pulang atas permintaan sendiri, data pasien pindah ruangan dan data pasien yang tidak lengkap (tidak memenuhi informasi dasar yang dibutuhkan dalam penelitian). 3.4 Rancangan Penelitian Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan secara prospektif yang diambil dari data rekam medis dan status pasien penyakit ginjal kronik yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan periode Desember Februari 2016 menjadi beberapa kelompok. Adapun data rekam medis yang dikelompokan dalam penelitian ini adalah: a. Mengelompokkan data rekam medis berdasarkan inklusi b. Mengelompokkan identitas, pengobatan yang diberikan, data klinis, dan data laboratorium. c. Mengidentifikasi DRPs berdasarkan studi literatur.

3 3.5 Analisis Data Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif, data kuantitatif diuraikan dalam bentuk tabel dan grafik, sedangkan data kualitatif diuraikan dalam bentuk uraian. 3.6 Bagan Alur Penelitian Adapun gambaran pelaksanaan penelitian adalah seperti Gambar 3.1 Rekam medis Memilih data rekam medis berdasarkan kriteria inklusi Identifikasi DRPs Kategori DRPs, meliputi: Analisis data Penarikan kesimpulan a. Indikasi tanpa obat b. Obat tanpa indikasi c. Obat salah d.dosis obat berlebih e. Dosis obat kurang f. Reaksi obat merugikan g. 3.7 Langkah Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Meminta rekomendasi Dekan Fakultas Farmasi USU untuk dapat melakukan penelitian di RSUP H.Adam Malik Medan b. Menghubungi Direktur Utama RSUP H.Adam Malik Medan untuk mendapatkan izin melakukan penelitian dan pengambilan data dengan membawa surat rekomendasi dari fakultas c. Mengumpulkan data berupa rekam medis dan status yang tersedia di RSUP H.Adam Malik Medan

4 d. Menganalisis data dan informasi yang sehingga didapatkan kesimpulan dari penelitian. 3.8 Definisi Operasional Data yang digunakan adalah rekam medis pasien dengan keseluruhan jenis kelamin pada penderita anemia dengan penyakit ginjal kronik di RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini menggunakan variabel bebas yaitu obat-obat yang tercatat dalam rekam medis pasien, serta menggunakan 7 kategori DRPs pada variabel terikat yaitu: indikasi tanpa obat, obat tanpa indikasi, obat salah, dosis obat kurang, dosis obat berlebih, reaksi obat merugikan dan interaksi obat. Adapun penjelasan kategori DRPs yang digunakan: a. Indikasi tanpa obat adalah pasien mempunyai kondisi medis yang membutuhkan terapi obat pasien tidak mendapatkan obat untuk indikasi tersebut. b. Obat tanpa indikasi adalah pasien mempunyai kondisi medis dan menerima obat yang tidak mempunyai indikasi medis yang valid. c. Obat salah adalah pasien mendapatkan obat yang tidak aman, tidak paling efektif dan kontraindikasimedis yang valid. d. Dosis obat kurang adalah pasien mempunyai kondisi medis dan mendapatkan obat yang benar tetapi dosis obat tersebut kurang. e. Dosis obat berlebih adalah pasien mempunyai kondisi medis dan mendapatkan obat yang benar tetapi dosis obat tersebut lebih. f. Reaksi obat merugikan adalah pasien mempunyai kondisi medis akibat reaksi obat yang merugikan.

5 g. adalah pasien mempunyai kondisi medis akibat interaksi obat-obat, dan obat-makanan.

6 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Demografi Penderita Penyakit Ginjal Kronik Pada Pasien Anemia Berdasarkan data dari rekam medik di RSUP H. Adam Malik periode Desember 2015-Februari 2016 diperoleh seluruh data penderita penyakit ginjal kronik di ruang interna wanita dan pria RSUP H. Adam Malik sebanyak 65 pasien. Hasil yang memenuhi kriteria inklusi adalah sebanyak 20 orang (30,76%) yang pulang dengan cara berobat jalan. 4.2Demografi Penderita Penyakit Ginjal Kronik Pada Pasien Anemia Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, dan Stadium Berdasarkan rekam medis penderita PGKdengan penyakit anemia di ruang interna RSUP H. Adam Malik Medan periode Desember 2015-Februari 2016 diperoleh gambaran umum karakteristik subjek seperti ditunjukkan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian No Karakteristik subjek Jumlah Pasien (n=20) % 1 Jenis Kelamin Wanita Pria Kelompok Usia Stadium Stadium III 1 5 Stadium IV 2 10 Stadium V 17 85

7 Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkanpasien yang terdiagnosis PGK dengan penyakit anemia olehpasien wanita yang berjumlah 14 pasien (70%), dan pada pria berjumlah 6 pasien (30%). Berdasarkan rentang umur pasien yang paling banyak menderita ginjal kronik dengan penyakit anemia adalah pasien dengan rentang usia tahun berjumlah 14 pasien (70%).Hal ini sejalan dengan bertambahnya usia, fungsi ginjal akan semakin berkurang. Fungsi ginjal menurun sekitar 55% antara usia tahun. Fungsi ginjalakan mengalami penurunan, contohnya laju filtrasi, ekskresi, dan reabsorpsi oleh ginjal.hal ini dikarenakan banyak jaringan yang hilang dari korteks ginjal, glomerulus, dan tubulus. Setelah umur 40 tahun, permukaan glomerulus akan berkurang secara progresif dan jaringan sklerotik akan bertambah. Selain itu setelah umur 35 tahun,laju filtrasi glomerulus (LFG) akan menurun hingga 8 10 ml/menit/1,73m 2 /. Hal ini menyebabkan fungsi ginjal dan pengenceran menurun, keseimbangan elektrolit dan asam basa lebih mudah terganggu bila dibandingkan dengan usia muda. Terjadinya penyakit ginjal kronik tidak hanya disebabkan oleh menurunnya fungsi ginjal sebagai akibat dari bertambahnya usia, namun juga disebabkan oleh faktor resiko diantaranyaglomerulonefritis, diabetes melitus, hipertensi, nefrosklerosis pielonefritis dan sebagainya (Guyton dan Hall, 2006). Berdasarkan stadium penyakit ginjal kronik terdapat 1 pasien (5%) pada stadium III, terdapat 2 pasien (10%) pada stadium IV, dan terdapat 17 pasien (85%) pada stadium V.

8 4.3 Kejadian DRPs Drug Related Problems (DRPs)merupakan suatu kejadian yang tidak diinginkan dialami oleh pasien akibat terapi obat yang secara aktual maupun potensial dapat mengganggu keberhasilan penyembuhan yang diharapkan (Strand, et al., 1990). Berdasarkan identifikasi terhadap pasien di ruang interna wanita dan pria RSUP H. Adam Malik Medan periode Desember 2015-Februari 2016terdapat 19 pasien (95%)yang mengalami DRPs (+) dan 1 pasien (5%) tidak mengalami DRPs (-) seperti ditunjukkan pada Gambar 4.1 Persentase 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% DRPs (+) DRPs (-) Gambar 4.1 Persentase kasus DRPs Adapun angka kejadian masing-masing kategori yaitu indikasi tanpa obat sebanyak 26 kasus (61,91%); obat tanpa indikasi 1 kasus (2,38%);dosis obat kurang sebanyak tidak ada kasus; dosis obat berlebih tidak ada kasus; obat salah tidak ada kasus;reaksi obat merugikan tidak ada kasus; dan interaksi obat

9 sebanyak 18 kasus (35,71%). Gambaran umum kejadian DRPs secara keseluruhan ditunjukkan pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 KejadianDrug Related Problems(DRPs) No Kategori DRPs Jumlah Kasus Persentase (%) 1 Indikasi tanpa obat 26 61,91 2 Obat tanpa indikasi 1 2,38 3 Obat salah Dosis obat kurang Dosis obat berlebih Reaksi obat merugikan ,71 Total Pembahasan IndikasiTanpaObat Indikasi tanpa obat adalah kondisi medis yang membutuhkan terapi obat tetapi tidak mendapatkan obat untuk indikasi yang sesuai (Priyanto, 2009). Jumlah angka kejadian DRPs pada indikasi tanpa obat adalah sebanyak 26kasus (61,91%). Tabel 4.3Drug Related Problems KategoriIndikasiTanpaObat Penyebab Kondisi Pasien Kelompok obat yang Jumlah % dibutuhkan Kasus Pasien dengan Hb < 11,7-16,1 Antianemia 18 69,2 kondisi Suhu > 37 0 C Antipiretik 1 3,85 terbaru membutuhkan Kadar gula darah<120 mmhg Antihipoglikemia 1 3,85 terapi obat Kolesterol total > 200 Antihiperkolesterolemia 1 3,85 yang terbaru mg/dl Tekanan darah > Antihipertensi 1 3,85 110/60-120/80 mmhg Kadar gula darah > 120 mmhg Antidiabetika 4 15,3 8

10 Berdasarkan Tabel 4.3 diatas terdapat 18 kasus (69,2%) pasien yang tidak mendapatkan terapi antianemia. Anemia yang terjadi pada penderita PGK disebabkan oleh fungsi hematologi darah terganggu dimana berkurangnya produksi eritropoetin, sehingga rangsangan eritropoesis pada sumsum tulang belakang menurun, terjadinya hemolisis akibat berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana uremia toksik, defesiensi besi dan asam folat akibatnya nafsu makan berkurang,gangguan fungsi trombosit, serta gangguan fungsi leukosit. Anemia merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita oleh penderita PGK. Hal ini akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas hidup pasien anemia pada PGK (Lukito, 2008). Pada penelitian ini juga terdapat 1 kasus (3,85%) pasien yang tidak mendapatkan terapi antipiretik. Peningkatan suhu tubuh pada penderita PGK terjadi akibat infeksi. Terdapat 1 kasus (3,85% ) pasien yang tidak mendapatkan terapi supportif glukosa yaitu dengan kondisi saat itu pasien mengalami hipoglikemi. Terdapat 1 kasus (3,85%) pasien yang tidak mendapatkan terapi hiperkolesterolemia dengan kondisi kolesterol totalnya 231 mg/dl. Terdapat 1 kasus (3,85%) pasien yang tidak mendapatkan terapi antihipertensikondisi pasien mengalami hipertensi dengan tekanan darah 140/80 mmhg. Serta terdapat 4 kasus (15,38%) pasien tidak mendapatkan antidiabetik dengan kadar gula darah pasien meningkat dan pasien mempunyai riwayat diabetes melitus sebelumnya Obat Tanpa Indikasi Obat tanpa indikasi adalah pasien mempunyai kondisi medis pasien yang menerima pengobatan yang tidak diperlukan. Ada dua kriteria yang masuk

11 kategori pemberian obat tanpa adanya indikasi penyakit dan adanya duplikasi penggunaan obat (Priyanto, 2009). Berdasarkan dari hasil penelitian, terdapat 1 kasus (2,38%) dengan pemberian obat tanpa indikasi pada pasien anemia dengan PGK di ruang internawanita dan pria RSUP H. Adam Malik Medan periode Desember Februari 2016 Tabel 4.4Drug Related Problems Kategori Obat Tanpa Indikasi No Penyebab Obat Jumlah % Kasus 1 Pasien dapat pengobatan yang tidak tepat untuk indikasi pada saat itu Parasetamol 1 2,38 Berdasarkan Tabel 4.4 di atas ditemukan pemberian parasetamol yang tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien saat itu sebanyak 1 kasus (2,38%). Parasetamol digunakan untuk mengobati demam, sedangkan kondisi klinis pasien saat itu tidak menunjukkan adanya kenaikan suhu tubuh. Efek samping dari penggunaan obat iniakan menimbulkan kondisi penyakit baru terhadap pasien dengan meningkatnya keracunan di hati secara perlahan Obat Salah Obat salah adalah pasien mendapatkan obat yang tidak aman, tidak efektif, kontra indikasi dengan kondisi pasien (Priyanto, 2009). Berdasarkan dari hasil penelitian, tidak ditemukan pemberian obat salah pada pasien anemia dengan PGK di ruang interna wanita dan pria RSUP H. Adam Malik Medan periode Desember 2015-Februari Dosis Obat Kurang Dosis obat kurang adalah pasien mempunyai kondisi medis dan mendapatkan obat yang benar tetapi dosis obat tersebut kurang (Priyanto, 2009).

12 Berdasarkan dari hasil penelitian, tidak ditemukan pemberian dosis obat kurang pada pasien anemia dengan PGK di ruang interna wanita dan priarsup H. Adam Malik Medan periode Desember 2015-Februari Dosis Obat Berlebih Dosis obat berlebih adalah pasien mempunyai kondisi medis dan mendapatkan obat yang benar tetapi dosis obat tersebut lebih (Priyanto, 2009). Berdasarkan dari hasil penelitian, tidak ditemukan kasus dosis obat berlebih pada pasien anemia dengan PGK di ruang interna wanita dan pria RSUP H. Adam Malik Medan periode Desember 2015-Februari Reaksi Obat Merugikan Reaksi obat merugikan adalah pasien mempunyai kondisi medis akibat reaksi obat yang merugikan (Priyanto,2009). Berdasarkan dari hasil penelitian, tidak ditemukan kasus reaksi obat merugikan pada pasien anemia dengan PGK di ruang interna wanita dan pria RSUP H. Adam Malik Medan periode Desember 2015-Februari Interaksi Obat adalah pasien mempunyai kondisi medis akibat interaksi obat dengan obat, obat dengan makanan, obat dengan obat tradisional dan obat dengan hasil laboratorium. terbagi atas tiga jenis yaitu interaksi farmakokinetika. Interaksi farmakokinetika meliputi (interaksi absorpsi, distribusi, matabolisme dan ekskresi). Interaksi farmakodinamika obat sebagai akibat perubahan biokimia dan fisiologi pasien dengan gangguan ginjal. Interaksi farmasetika yang meliputi interaksi kimia dan fisika.

13 Pada penelitian ini ditemukan adanya 15kasus interaksi obat dengan obat. Angka kejadian DRPs pada kategori interaksi obat yaitu sebesar 35,71%.Komplikasi-komplikasi yang dialami pasien memerlukan penggunaan polifarmasi yang cenderung akan meningkatkan resikoterjadinya interaksi obat (Stockley, 2005). Tabel 4.5Drug Related Problems Kategori Interaksi Obat Obat Jenis Interaksi Tingkat Jumlah (%) Keparahan Kasus seftriaakson- Farmokodinamika Sedang 4 21,05 furosemid micardis Unknown Sedang 1 5,26 furosemid sukralfat Farmakokinetika Sedang 1 5,26 lansoprazol amlodipin Farmakokinetika Berat 1 5,26 simvastatin bisoprolol- Farmakodinamika Sedang 2 10,53 valsartan bisoprolol dan Tab Farmakokinetika Sedang 1 5,26 teofilin siprofloksasin Farmakokinetika Sedang 1 5,26 aripiprazol alprazolam Farmakokinetika Sedang 1 5,26 fluoksetin fluoksetin Farmakokinetika Sedang 1 5,26 amlodipin alprazolam Farmakokinetika Sedang 1 5,26 omeprazol furosemid sefoperazon Unknown Sedang 1 5,26

14 4.5 Jumlah Kasus DRPs Pada Setiap Pasien Tabel 4.6 Jumlah Kasus DRPs Pada Setiap Pasien No Nama Obat Klasifikasi DRPs Jumlah kasus DRPs 1 AS Membutuhka Membutuhka Indikasi tanpa obat n antipiretik Membutuhka Indikasi tanpa obat n anti hipoglikemi 2 NL Membutuhka Injekso seftriaksoninjeksi furosemid 3 PB Membutuhka micardis - furosemid sukralfat- lansoprazol amlodipin- simvastatin 4 SU Membutuhka Membutuhka Indikasi tanpa obat n antihipertensi 5 RB Membutuhka seftriakson- furosemid 6 AN Membutuhka 7 NS Membutuhka Lama Perawata n Indikasi tanpa obat 3 kasus 28 hari Indikasi tanpa obat 2 kasus 14 hari Indikasi tanpa obat 4 kasus 8 hari Indikasi tanpa obat 2 kasus 8 hari Indikasi tanpa obat 2 kasus 8 hari Indikasi tanpa obat 1 kasus 3 hari Indikasi tanpa obat 1 kasus 5 hari 8 NR Membutuhka Indikasi tanpa obat 3 kasus 5 hari

15 bisoprolol- valsartan bisoprolol- teofilin 9 MB Membutuhka Indikasi tanpa obat 2 kasus 9 hari seftriakson - furosemid 10 NM Membutuhka Indikasi tanpa obat 1 kasus 2 hari 11 AZ Antipiretik Obat tanpa indikasi 1 kasus 9 hari.12 EL Membutuhka Indikasi tanpa obat 2 kasus 12 hari siprofloksasi n- aripiprazol 13 RM Membutuhka Indikasi tanpa obat 1 kasus 9 hari 14 RP Membutuhka Indikasi tanpa obat 5 kasus 9 hari Membutuhka Indikasi tanpa obat n antidiabetik alptazolam- fluoksetin fluoksetin- amlodipin alprazolam- omeprazol 15 JK Membutuhka Indikasi tanpa obat 4 kasus 7 hari Membutuhka Indikasi tanpa obat n antidiabetik furosemid- sefoperazon

16 bisoprolol- valsart an 16 SL Membutuhka Membutuhka n antidiabetik seftriakson- furosemid 17 SM Membutuhka 18 TT Membutuhka Membutuhka n antidiabetik 19 HB Membutuhka Membutuhka n antihiperkole sterolemia Indikasi tanpa obat 3 kasus 3 hari Indikasi tanpa obat Indikasi tanpa obat 1 kasus 8 hari Indikasi tanpa obat 2 kasus 9 hari Indikasi tanpa obat Indikasi tanpa obat 2 kasus 4 hari Indikasi tanpa obat BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : a. Total kasus DRPs pasien anemia dengan penyakit ginjal kronik terdapat pada wanita 14 orang dan pria 6 orang di ruang interna RSUP H.Adam Malik Medan periode Desember 2015-Februari b. Kategori DRPs yang paling banyak terjadi pada pasien anemia dengan penyakit ginjal kronik di ruang interna RSUP H.Adam Malik Medan periode Desember 2015-Februari 2016 adalah kategori indikasi tanpa obat sebanyak 26 kasus (61,91%).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat menyebabkan kenaikan darah di atas nilai nomal. Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross-sectional dan menggunakan pendekatan retrospektif, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. cross-sectional dan menggunakan pendekatan retrospektif, yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cross-sectional dan menggunakan pendekatan retrospektif, yaitu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan analisis data secara deskriptif analitik dengan penyajian data dalam bentuk kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian non-eksperimental yang bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada periode Januari 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada periode Januari 2014 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini mengikuti desain non-eksperimental dengan rancangan deskriptif analitik. Pengumpulan data dilakukan dengan metode retrospektif dari catatan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rekapitulasi data pasien Gagal Ginjal Kronik di ruang interna wanita RSUP H. Adam Malik Medan Periode September November 2015

Lampiran 1. Rekapitulasi data pasien Gagal Ginjal Kronik di ruang interna wanita RSUP H. Adam Malik Medan Periode September November 2015 Lampiran 1. Rekapitulasi data pasien Gagal Ginjal Kronik di ruang interna wanita RSUP H. Adam Malik Medan Periode September November 2015 NOMOR PASIEN DIAGNOSIS KETERANGAN MASUK RUMAH UMUR HEMODIALISIS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan data retrospektif dengan. Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari-Juni 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan data retrospektif dengan. Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari-Juni 2015. 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dan bersifat deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan data retrospektif dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan kemakmuran di negara berkembang banyak disoroti. Peningkatan pendapatan perkapita dan perubahan gaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah metode survey cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah metode survey cross sectional yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain atau rancangan penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif, yaitu menjelaskan hubungan antar variabel dengan menganalisis data numerik (angka) menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang lingkup penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang ilmu penyakit dalam. 2. Waktu penelitian Waktu penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah suatu penurunan fungsi ginjal yang progresif dan ireversibel akibat suatu proses patofisiologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan irreversibel akibat berbagai penyakit yang merusak nefron

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan irreversibel akibat berbagai penyakit yang merusak nefron BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversibel akibat berbagai penyakit yang merusak nefron ginjal, mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan diagnosis utama Congestive Heart Failure (CHF) yang menjalani

BAB III METODE PENELITIAN. dengan diagnosis utama Congestive Heart Failure (CHF) yang menjalani BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif non eksperimental. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif, yaitu dengan mencatat data-data yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Puskesmas ini. meraih berbagai penghargaan ditingkat nasional.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Puskesmas ini. meraih berbagai penghargaan ditingkat nasional. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran lokasi penelitian Pelaksanaan penelitian tentang hubungan kadar asam urat tinggi terhadap derajat hipertensi telah dilaksanakan di salah satu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik komparatif dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik komparatif dengan 34 III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik komparatif dengan desain retrocpective cross sectional. Penelitian retrospektif adalah pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu bedah digestif, ilmu bedah onkologi, dan ilmu gizi 4.2 Tempat dan waktu Lokasi penelitian ini adalah ruang

Lebih terperinci

pasien hipertensi di Puskesmas Mergansan dan Puskesmas Kraton Yogyakarta pada tahun 2015.

pasien hipertensi di Puskesmas Mergansan dan Puskesmas Kraton Yogyakarta pada tahun 2015. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan crosssectional. Data yang digunakan dalam penelitian iniberupa data rekam medis pasien

Lebih terperinci

DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.MOEWARDI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007

DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.MOEWARDI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.MOEWARDI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh: TOUDA KURNIA ANDRIYA K 100 040 180 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sekian banyak penyakit degeneratif kronis (Sitompul, 2011).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sekian banyak penyakit degeneratif kronis (Sitompul, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit yang memiliki potensi untuk menjadi penyumbang morbiditas dan mortalitas tertinggi di dunia dari sekian banyak penyakit

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP Dr. Kariadi Semarang. 4.2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan organ vital yang berperan sangat penting dalam mempertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbangan cairan tubuh, elektrolit,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Bedah khususnya Ilmu Bedah Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. 4. Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus pada dasarnya merupakan kelainan kronis pada homeostasis glukosa yang ditandai dengan beberapa hal yaitu peninggian kadar gula darah, kelainan dari

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit tidak menular (non-communicable disease) yang perlu mendapatkan perhatian karena telah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam, sub bagian Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rumah sakit yang didefinisikan sebagai kejadian tidak diinginkan yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rumah sakit yang didefinisikan sebagai kejadian tidak diinginkan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Drug Related Problems (DRPs) merupakan penyebab kurangnya kualitas pelayanan rumah sakit yang didefinisikan sebagai kejadian tidak diinginkan yang menimpa pasien yang

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGOBATAN DAN ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP

GAMBARAN PENGOBATAN DAN ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP GAMBARAN PENGOBATAN DAN ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh: ATIKAH DWI ERLIANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler. mengenai organ lain kecuali susunan saraf pusat.

BAB I PENDAHULUAN. kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler. mengenai organ lain kecuali susunan saraf pusat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kusta atau morbus Hansen merupakan infeksi granulomatosa kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler obligat. Kusta dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan salah satu permasalahan dibidang nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali tanpa keluhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bagian Ilmu Penyakit Dalam, sub

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bagian Ilmu Penyakit Dalam, sub BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bagian Ilmu Penyakit Dalam, sub bagian Penyakit Tropik Infeksi di RSUP Dokter Kariadi Semarang 4.2 Tempat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi energi yang dibutuhkan oleh otot dan jaringan. Orang yang menderita DM

BAB I PENDAHULUAN. menjadi energi yang dibutuhkan oleh otot dan jaringan. Orang yang menderita DM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau tubuh tidak bisa menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2010). Penyakit hipertensi dikenal dengan sebutan silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. 2010). Penyakit hipertensi dikenal dengan sebutan silent killer karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara persisten dalam jangka waktu yang panjang (Dorland, 2010). Penyakit hipertensi dikenal

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Bagian Rekam Medik RSUP Dr. Kariadi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Penyakit Dalam 4.2. Tempat dan waktu penelitian Ruang lingkup tempat : Instalasi Rekam Medik untuk pengambilan data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit ginjal adalah salah satu penyebab paling penting dari kematian dan cacat tubuh di banyak negara di seluruh dunia (Guyton & Hall, 1997). Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Ginjal Kronik (PGK) kini telah menjadi masalah kesehatan serius di dunia. Menurut (WHO, 2002) dan Burden of Disease, penyakit ginjal dan saluran kemih telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejadian gagal jantung di Amerika Serikat mempunyai insidensi yang besar dan tetap stabil selama beberapa dekade terakhir, yaitu >650.000 kasus baru didiagnosis setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ginjal punya peran penting sebagai organ pengekresi dan non ekresi, sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di negara berkembang, hipertensi telah menggeser penyakit menular sebagai penyebab terbesar mortalitas dan morbiditas. Hal ini dibuktikan hasil Riset Kesehatan Dasar

Lebih terperinci

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik Latar Belakang Masalah Gagal ginjal kronik merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversibel yang berasal dari

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu proses patofisiologi dengan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu proses patofisiologi dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan pengambilan data dilakukan dengan pendekatan retrospektif melalui penelusuran terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) merupakan kumpulan gejala klinis

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) merupakan kumpulan gejala klinis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Congestive Heart Failure (CHF) merupakan kumpulan gejala klinis pasien dengan tampilan seperti sesak nafas saat istirahat atau aktifitas, kelelahan, edema tungkai,takikardia,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak diketahui (hipertensi esensial, idiopatik, atau primer) maupun yang berhubungan dengan penyakit

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian Ilmu Penyakit Dalam.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian Ilmu Penyakit Dalam. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di RSUP Dr. Kariadi, Semarang. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 KERANGKA TEORI klasifikasi : Angina pektoris tak stabil (APTS) Infark miokard tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI) Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI)

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analisis korelatif dengan correlate

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analisis korelatif dengan correlate 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analisis korelatif correlate bivariate yang bersifat retrospektif menggunakan data sekunder yang diambil dari Poliklinik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 90 mmhg.penyakit hipertensi telah menjadi masalah utama dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 90 mmhg.penyakit hipertensi telah menjadi masalah utama dalam masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan silent killer yang secara luas dikenal sebagai penyakit kardiovaskular yang sangat umum.hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. naiknya kadar glukosa darah karena ketidakmampuan tubuh untuk. memproduksi insulin (IDF, 2015). DM adalah suatu penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. naiknya kadar glukosa darah karena ketidakmampuan tubuh untuk. memproduksi insulin (IDF, 2015). DM adalah suatu penyakit yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) adalah suatu keadaan kronik ditandai dengan naiknya kadar glukosa darah karena ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi insulin (IDF, 2015).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, didapatkan peningkatan insiden dan prevalensi dari gagal ginjal, dengan prognosis

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR LAMPIRAN.. INTISARI.. BAB I. PENDAHULUAN..

DAFTAR ISTILAH HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR LAMPIRAN.. INTISARI.. BAB I. PENDAHULUAN.. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN.. DAFTAR ISTILAH INTISARI.. ABSTRACT. i ii iv v vii ix xii xiv xv xvi BAB I. PENDAHULUAN..

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Pengambilan data yang dilakukan secara retrospektif melalui seluruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. RUANG LINGKUP PENELITIAN 1. Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang ilmu Obstetrik dan Ginekologi. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB 3 SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 SUBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB 3 SUBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Subjek Penelitian 3.1.1. Kriteria Subjek Penelitian Subjek penelitian ini ialah pasien yang mengalami fraktur femur di Rumah Sakit Haji Adam Malik pada tahun Januari

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan landasan teori, dibuat kerangka konsep penelitian sebagai berikut: Variabel Independen Variabel Dependen Edukasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ijin Studi Pendahuluan Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lampiran 1. Surat Ijin Studi Pendahuluan Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta LAMPIRAN 78 Lampiran 1. Surat Ijin Studi Pendahuluan Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 79 Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 10 oktober- 12 november 2012. Data merupakan data sekunder yang diambil dari rekam medis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan formal yaitu di puskesmas, rumah sakit, dan di apotek. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan formal yaitu di puskesmas, rumah sakit, dan di apotek. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan dalam farmasi klinik terutama muncul karena penggunaan obat. Penelitian terhadap masalah dalam terapi obat merupakan kajian yang cukup menarik dan penting.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup penelitian A.1. Tempat Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. A.2. Waktu Waktu pelaksanaan bulan September Oktober 2011. A.3. Disiplin Ilmu Disiplin ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Bedah. 3.1.2 Ruang Lingkup Waktu

Lebih terperinci

SKRIPSI FITRIA ARDHITANTRI K Oleh :

SKRIPSI FITRIA ARDHITANTRI K Oleh : IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS POTENSIAL KATEGORI DOSIS PADA PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN BAGIAN ANAK RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA PERIODE JANUARI - JUNI 2007 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gagal ginjal kronik atau CKD (Chronic Kidney Disease) merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan ireversibel (Wilson, 2005) yang ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh manusia terutama dalam sistem urinaria. Pada manusia, ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) berdasarkan American Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) berdasarkan American Diabetes BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus (DM) berdasarkan American Diabetes Association(ADA) tahun 2011 adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia akibatdari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA PengertianDrug Related Problems Drug Related Problems (DRPs) adalah kejadian yang tidak diinginkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA PengertianDrug Related Problems Drug Related Problems (DRPs) adalah kejadian yang tidak diinginkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Drug Related Problems 2.1.1 PengertianDrug Related Problems Drug Related Problems (DRPs) adalah kejadian yang tidak diinginkan pasien terkait terapi obat yang secara nyata maupun

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di sub bagian Pulmologi, bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr Kariadi 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta terutama di Instalasi Rekam Medik dan dilaksanakan pada Agustus 2015 Januari 2016. B. Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. oral yang digunakan pada pasien Prolanis di Puskesmas Karangpandan Kabupaten

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. oral yang digunakan pada pasien Prolanis di Puskesmas Karangpandan Kabupaten BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan pendekatan deskriptif untuk memperoleh gambaran mengenai obat antidiabetik oral

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk asalnya atau dalam bentuk metabolit hasil biotransformasi. Ekskresi di sini merupakan hasil

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS POTENSIAL KATEGORI DOSIS PADA PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN POLI ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO PERIODE JANUARI JUNI 2007 SKRIPSI Oleh : TRI HANDAYANI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan 140 mmhg dan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual 3.1.1 Skema Kerangka Konseptual Pola Penggunaan Angiotensin Reseptor Bloker pada Pasien Stroke Iskemik Etiologi - Sumbatan pembuluh darah otak - Perdarahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif, dan cukup lanjut. Gangguan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif terhadap semua variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif terhadap semua variabel yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif terhadap semua variabel yang diteliti. Metode ini merupakan suatu bentuk pengumpulan data yang bertujuan menggambarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu gangguan pada ginjal ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu gangguan pada ginjal ditandai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu gangguan pada ginjal ditandai dengan abnormalitas struktur ataupun fungsi ginjal yang berlangsung lebih dari 3 bulan. PGK

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi. viii. x x xi xii xiii

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi. viii. x x xi xii xiii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL. DAFTAR

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Desain penelitian Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post test design sehingga dapat diketahui perubahan yang terjadi akibat perlakuan. Perubahan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah medication error tidak dapat dipisahkan dengan Drug

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah medication error tidak dapat dipisahkan dengan Drug BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah medication error tidak dapat dipisahkan dengan Drug Related Problems (DRPs). Error merupakan kesalahan dalam proses yang dapat menyebabkan terjadinya DRPs (Mil,

Lebih terperinci

PREVALENSI PASIEN KOMPROMIS MEDIS DI POLI GIGI DAN MULUT RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN BERDASARKAN USIA DAN JENIS KELAMIN

PREVALENSI PASIEN KOMPROMIS MEDIS DI POLI GIGI DAN MULUT RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN BERDASARKAN USIA DAN JENIS KELAMIN PREVALENSI PASIEN KOMPROMIS MEDIS DI POLI GIGI DAN MULUT RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010 2013 BERDASARKAN USIA DAN JENIS KELAMIN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini berupa deskriptif non eksperimental dengan menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan kohort prospektif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan kohort prospektif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan kohort prospektif. 3.2 Tempat dan Waktu 3.2.1 Tempat Penelitian dilakukan di unit hemodialisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat insufisiensi fungsi insulin (WHO, 1999). Berdasarkan data dari WHO

BAB I PENDAHULUAN. akibat insufisiensi fungsi insulin (WHO, 1999). Berdasarkan data dari WHO 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multietiologi yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah disertai dengan

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh PRILI ARWINDA

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh PRILI ARWINDA KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK DI INSTALASI RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2014 - MEI 2016 Disusun untuk

Lebih terperinci

AZIMA AMINA BINTI AYOB

AZIMA AMINA BINTI AYOB Kejadian Anemia Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Ruang Rawat Jalan dan Ruang Rawat Inap Divisi Endokrinologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, RSUP H. Adam Malik, Medan Pada Tahun 2011-2012 AZIMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lebih dari 6,0 mg/dl terdapat pada wanita (Ferri, 2017).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lebih dari 6,0 mg/dl terdapat pada wanita (Ferri, 2017). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Serum asam urat adalah produk akhir dari metabolisme purin (Liu et al, 2014). Kadar serum asam urat dapat menjadi tinggi tergantung pada purin makanan, pemecahan purin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah salah satu penyakit dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah salah satu penyakit dengan risiko BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah salah satu penyakit dengan risiko mortalitas dan morbiditas yang sangat tinggi di dunia. Sekitar 26 juta orang dewasa di Amerika

Lebih terperinci

DRUG RELATED PROBLEMS

DRUG RELATED PROBLEMS DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DAN OBAT SALAH DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM ISLAM KUSTATI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh: AMALIA FATIMAH K 100 040 178 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sekarang ini, puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dituntut untuk menjadi gate keeper pelayanan

Lebih terperinci

DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG, DAN OBAT SALAH DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI

DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG, DAN OBAT SALAH DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG, DAN OBAT SALAH DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh: ARI TYAS UTAMININGSIH K 100 040 176 FAKULTAS

Lebih terperinci

GDS (datang) : 50 mg/dl. Creatinin : 7,75 mg/dl. 1. Apa diagnosis banding saudara? 2. Pemeriksaan apa yang anda usulkan? Jawab :

GDS (datang) : 50 mg/dl. Creatinin : 7,75 mg/dl. 1. Apa diagnosis banding saudara? 2. Pemeriksaan apa yang anda usulkan? Jawab : Seorang laki laki 54 tahun datang ke RS dengan keluhan kaki dan seluruh tubuh lemas. Penderita juga merasa berdebar-debar, keluar keringat dingin (+) di seluruh tubuh dan sulit diajak berkomunikasi. Sesak

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang ilmu Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. 4.1.2 Ruang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah dilakukan di RS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah dilakukan di RS BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian tentang korelasi antara kadar asam urat dan kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah

Lebih terperinci