BAB 3 SUBJEK DAN METODE PENELITIAN
|
|
- Agus Gunardi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 3 SUBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Subjek Penelitian Kriteria Subjek Penelitian Subjek penelitian ini ialah pasien yang mengalami fraktur femur di Rumah Sakit Haji Adam Malik pada tahun Januari 2012 September 2015, yang memenuhi kriteria sebagai berikut : Kriteria Inklusi 1) Pasien dengan fraktur batang femur tertutup satu sisi. 2) Pasien dengan fraktur batang femur, dengan rekam medis yang lengkap. 3) Pasien fraktur femur dengan hemodinamik stabil. Kriteria Eksklusi : 1) Pasien-pasien dengan fraktur femur dengan kasus multipel fraktur yang di operasi dalam satu waktu. 2) Pasien-pasien dengan fraktur femur yang merupakan patologis fraktur. 3) Pasien fraktur femur yang mendapatkan transfusi darah sewaktu durante operasi. 4) Pasien dengan riwayat anemia. 5) Pasien dengan riwayat penggunaan obat pengencer darah (thrombolitik agent). 6) Pasien dengan riwayat penyakit sistemik, seperti diabetes, dan hipertensi Perhitungan Besar Sampel Besar sampel ditentukan menggunakan besar tunggal pada uji hipotesa dengan menggunakan koefisiensi korelasi lama operasi dengan penurunan hemoglobin. Dengan demikian rumus besar sampel adalah sebagai berikut. Keterangan n = jumlah subyek Z α = deviat baku alfa Z β = deviat baku beta 2 nn = ZZ α + ZZ β 0,5 ln[ 1 + rr rr ]
2 r = koefisien korelasi = 0,389 (Survey Awal) (1,96 + 0,842) nn = 0,5 ln 1 + 0, ,389 nn = (2,802) 2 0,5xx0, nn = 6, nn = 46,7 + 3 nn = 49 ~ 50 Perkiraan jumlah sampel dengan menggunakan rumus tersebut adalah sebanyak 50 subjek penelitian. 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan suatu studi cross sectional dengan subyek pasien dengan fraktur batang femur di Rumah Sakit Haji Adam Malik Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Agustus September Variabel Penelitian Variabel Dependen Variabel dependen pada penelitian ini adalah penurunan kadar hemoglobin Variabel Independen Variabel independen pada penelitian ini adalah lama operasi Definisi Operasional 1. Fraktur adalah diskontinuitas jaringan tulang, lempeng epiphysis, dan atau jaringan sendi tulang rawan.
3 2. Hemoglobin adalah metalprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel merah darah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi. 3. Operasi merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh. Periooperatif adalah fase dimulai ketika keputusan untuk menjalani operasi atau pembedahan dibuat dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi. 4. Waktu lama operasi dihitung dari pertama insisi hingga jahitan terakhir kulit (lapis demi lapis). 5. Kehilangan darah sewaktu operasi dihitung dari perioperative time haemoglobinpostoperative time haemoglobin. 6. Open Reduction and Internal Fixation ( ORIF ) ialah suatu prosedur operasi dalam bidang orthopaedi yang bertujuan mengembalikan anatomi tulang yang mengalami fraktur.
4 3.5 Prosedur Penelitian Fraktur batang femur di RS.HAM Rekam Medik Kriteria Inklusi Fraktur batang Femur tertutup di RSHAM Studi Cross Sectional Pasien dengan fraktur femur yang ada di RSUP Haji Adam Malik Medan, datanya dikumpulkan melalui rekam medik, semua yang dijadikan sampel adalah yang termasuk kedalam kriteria inklusi yaitu fraktur femur tertutup satu sisi yang telah dilakukan fiksasi interna dan dilakukan pengambilan darah 24 jam setelah operasi, kemudian dilakukan studi cross sectional.
5 3.6 Analisa Statistik Hasil penelitian ini akan di analisa dengan menggunakan program SPSS ( Statistic Program for Social Science ). Karakteristik pasien fraktur batang femur disampaikan secara deskriptif. Untuk menilai normalitas data penurunan hemoglobin dan lama operasi digunakan uji Shapiro-Wilk. Untuk menilai hubungan lama operasi dengan penuurunan hemoglobin digunakan uji korelasi Spearman.
6 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan Dari data yang dikumpulkan dari tahun terdapat 95 pasien dengan fraktur Proksimal femur, Shaft Femur, dan Distal Femur di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan yang memenuhi kriteria inklusi. Subyek dengan Proksimal Femur berjumlah 22 orang, Sedangkan subyek untuk fraktur Shaft Femur sebanyak 52 orang, dan subyek untuk distal Femur sebanyak 21 orang Hasil penelitian Dari total sampel 95 orang, dengan 22 orang (22,1%) fraktur proksimal femur, 52 orang (54,7%) fraktur shaft femur, 21 orang (23,1%) fraktur distal femur. Diagram 1. Distribusi total sampel pasien fraktur femur berdasarkan anatomi Jumlah Pasien Proximal Femur Shaft Femur Distal Femur 52
7 4.1.2 Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan jenis kelamin, insiden yang paling banyak terjadi pada fraktur proksimal femur adalah berjenis kelamin pria sebanyak 12 orang (57,14%), sedangkan wanita sebanyak 9 orang (42,8%). Diagram 2. Distribusi pasien fraktur proksimal femur berdasarkan jenis kelamin 0% 0% 9 12 Pria Wanita Berdasarkan jenis kelamin, insiden yang paling banyak terjadi pada fraktur shaft (batang) femur adalah berjenis kelamin pria sebanyak 43 orang (82,69%), sedangkan wanita sebanyak 9 orang (17,3%). Diagram 3. Distribusi pasien fraktur midshaft femur berdasarkan jenis kelamin 9 0% 0% Pria Wanita 43
8 Berdasarkan jenis kelamin, insiden yang paling banyak terjadi pada fraktur distal femur adalah berjenis kelamin pria sebanyak 11 orang (52,38%), sedangkan wanita sebanyak 10 orang (47,6%). Diagram 3. Distribusi pasien fraktur distal femur berdasarkan jenis kelamin 0% 0% Pria Wanita Berdasarkan Usia Berdasarkan pembagian usia yang merujuk pada pengelompokan umur menurut DEPKES (2009), penderita fraktur femur secara keseluruhan baik proksimal, shaft (batang), maupun distal paling banyak pada usia remaja awal yaitu pada usia tahun sebanyak 28 orang dan yang paling sedikit pada usia lansia akhir yaitu usia tahun sebanyak 14 orang. Diagram 5. Distribusi pasien fraktur femur (proksimal, midshaft, distal) berdasarkan usia Remaja Awal Dewasa Awal Dewasa Akhir Lansia Awal Lansia Akhir
9 Pada proksimal femur dari 22 orang penderita, yang paling banyak adalah usia lansia akhir (56-65 tahun) sebanyak 7 orang (31,8%), dan yang paling sedikit adalah pada usia remaja awal (17-25 tahun) sebanyak 2 orang (9,09%). Diagram 6. Distribusi pasien fraktur femur proksimal berdasarkan usia remaja awal dewasa awal dewasaakhir lansia awal lansia akhir Pada midshaft femur dari 52 orang penderita, yang paling banyak dijumpai pada usia remaja akhir (17-25 tahun) dengan jumlah penderita sebanyak 17 orang (32,6%), dan paling sedikit dijumpai pada golongan lansia awal yaitu yang berusia tahun sebanyak 4 orang (7,69%). Diagram 7. Distribusi pasien fraktur femur midshaft berdasarkan usia remaja awal dewasa awal dewasa akhir lansia awal lansia akhir Pada Distal femur dari 21 orang penderita yang paling banyak dijumpai pada usia dewasa awal yaitu sebanyak 7 orang (33,3%). Dan yang paling sedikit pada usia lansia akhir sebanyak 1 orang (4,76%).
10 Diagram 7. Distribusi pasien fraktur femur midshaft berdasarkan usia remaja awal dewasa awal dewasa akhir lansia awal lansia akhir Analisa Hubungan antara Lama operasi pada Proksimal Femur dengan penurunan kadar hemoglobin. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mencoba mengidentifikasi apakah terdapat suatu hubungan antara lama operasi pada proksimal femur dengan penurunan kadar hemoglobin. Untuk mengetahui hubungan antara lama operasi dengan penurunan hemoglobin pada proksimal femur dilakukan uji korelasi pearson. Mean Standar Deviasi Jumlah P Value Durasi Operasi Penurunan Hb Dari distribusi frekuensi dengan jumlah pasien 22 orang, didapatkan rerata dari durasi operasi pada operasi proksimal femur 3.38 dengan SD 0.48 dan rerata penurunan Hb pada operasi proksimal femur 3.52 dengan SD Dari uji statistik didapatkan hasil yang tidak signifikan antara durasi operasi dengan penurunan hemoglobin pada proksimal femur dimana didapatkan nilai p sebesar (p>0.05).
11 4.1.4 Analisa Hubungan antara Lama operasi pada shaft Femur dengan penurunan kadar hemoglobin. Untuk mengetahui hubungan antara lama operasi dengan penurunan hemoglobin pada batang (shaft) femur dilakukan uji korelasi pearson. Mean Standar Deviasi Jumlah P Value Durasi Operasi Penurunan Hb Dari distribusi frekuensi dengan jumlah pasien 52 orang, didapatkan rerata dari durasi operasi pada operasi batang femur 2.85 dengan SD 0.57 dan rerata penurunan Hb pada operasi batang femur 3.45 dengan SD Dari uji statistik didapatkan hasil yang tidak signifikan antara durasi operasi dengan penurunan hemoglobin pada batang femur dimana didapatkan nilai p sebesar (p>0,05) Analisa Hubungan antara lama operasi pada distal Femur dengan penurunan kadar hemoglobin. Untuk mengetahui hubungan antara lama operasi dengan penurunan hemoglobin pada distal femur dilakukan uji korelasi pearson. Mean Standar Deviasi Jumlah P Value Durasi Operasi Penurunan Hb
12 Dari distribusi frekuensi dengan jumlah pasien 21 orang, didapatkan rerata dari durasi operasi pada operasi distal femur 3.30 dengan SD 0.67 dan rerata penurunan Hb pada operasi distal femur 3.26 dengan SD Dari uji statistik didapatkan hasil yang tidak signifikan antara durasi operasi dengan penurunan hemoglobin pada batang femur dimana didapatkan nilai p sebesar (p>0,05). Diagram 8. Hubungan antara lama operasi pada proksimal, shaft, distal femur dengan penurunan kadar hemoglobin Grafik Scatter Plot diatas menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara lama operasi dengan penurunan kadar hemoglobin, baik pada fraktur proksimal, shaft maupun distal. 4.3 Pembahasan Pada umumnya prosedur tindakan orthopaedi selalu berhubungan dengan perdarahan, Fraktur femur dapat menyebabkan kehilangan darah lebih dari 1 liter didalam jaringan lunak paha. 38 Hal ini sesuai dengan anatomi femur yang mempunyai nbanyak cabang pembuluh darah (arteri perforantes), hal ini berhubungan dengan kesulitan dalam menghentikan perdarahan pada saat operasi dan juga berhubungan dengan pasien dan faktor institusi. Perdarahan paska operasi sangat dipengaruhi oleh tehnik operasi yang dilakukan, seperti
13 penggunaan diathermy, fluoroscopy(c-arm), dan meja traksi, yang semuanya berguna untuk mengurangi lama waktu operasi dan mengurangi perdarahan sewaktu operasi. fasilitas tersebut. Lama waktu operasi juga menentukan banyak tidaknya total perdarahan sewaktu operasi serta meningkatkan resiko infeksi. Hal ini diteliti di Mulago National Hospital, Uganda. Sebanyak 40 pasien dengan fraktur femur satu sisi yang dilakukan ORIF (Open Reduction Internal Fixation). Semakin lama waktu operasi akan semakin meningkatkan juimlah perdarahan. 14 Tindakan untuk ORIF femur juga masih dibicarakan diberbagai Negara untuk terus mengembangkan tindakan Minimal Invasif atau Minimal Interventional Surgery seperti closed Intramedullarynailing, guna mengurangi resiko perdarahan dan infeksi juga dapat mempersingkat waktu operasi. Permasalahan paska pembedahan orthopaedi khususnya ORIF selalu berkaitan dengan nyeri, perdarahan sehingga menyebabkan anemia (penurunan kadar hemoglobin), infeksi dan keterbatasan mobilitas fisik. 13 Penurunan Hemoglobin dapat menyebabkan komplikasi diantaranya : anemia, luka operasi susah sembuh, lemah, sehingga menyebabkan besarnya resiko infeksi, dan pasien juga akan terlambat untuk mobilisasi. Penelitian kajja I, dkk pada tahun 2010 yang membahas masalah total perdarahan pada fraktur femur dengan fiksasi interna pada 93 pasien, menyatakan bahwa adanya hubungan antara total perdarahan dengan fraktur femur. 15 Penemuan dari beberapa studi epidemiologi diantaranya penelitian yang dilakukan flordal PA dkk, tahun 1991 yang melakukan operasi penggantian sendi panggul total pada 212 pasien selama kurun waktu satu tahun, menyatakan tidak adanya hubungan antara kehilangan perdarahan dan pengalaman ahli bedah dengan lamanya waktu operasi pada kasus fraktur panggul. 40 Penelitian lain juga dilakukan Barry Rose, dkk tahun 2013 yang membahas efek dari tingkat keterampilan ahli bedah dalam penanganan perdarahan pada fraktur leher femur pada 105 pasien yang dilakukan internal fiksasi, menyatakan bahwa tingkatan keterampilan ahli bedah dalam operasi frakur leher femur, tidak signifikan menyebabkan penurunan kadar hemoglobin. Operasi ini aman untuk dikerjakan trainee dengan bimbingan yang sesuai dan adekuat dari supervisor (ahli bedah). 41 Hasil dari penelitian ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh para peneliti tersebut diatas dimana dilakukan uji pearson korelasi, dari hasil uji statistik didapatkan hasil yang
14 tidak signifikan antara lama operasi dengan penurunan kadar hemoglobin baik pada fraktur femur proksimal, fraktur batang (shaft) femur dimana nilai p>0,05. Dengan demikian tidak terdapat adanya hubungan antara lama operasi dengan penurunan kadar hemoglobin. Namun pada penelitian ini, peneliti tidak menilai seluruh total perdarahan hanya menghitung antara lama operasi dengan penurunan kadar hemoglobin (Δ Hemoglobin).
15 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Pada penelitian ini diperoleh hasil korelasi yang lemah antara penurunan hemoglobin dengan lama operasi pada populasi pasien dengan fraktur femur tertutup satu sisi di RSUP Haji Adam Malik Medan. Secara statistik tidak ditemukan hasil yang signifikan, sehingga disimpulkan tidak ada hubungan antara lama operasi dengan penurunan kadar hemoglobin baik pada fraktur femur proksimal, fraktur shaft(batang) femur maupun fraktur distal Saran 1. Penelitian ini hanya menghitung antara lama operasi dengan delta hb, untuk penelitian selanjutnya akan lebih baik jika menghitung total jumlah perdarahan, dengan tehnik operasi yang sama dan operator yang sama. 2. Penggunaan diathermy, Fluoroscopy (C-arm), dan persiapan operasi yang baik diharapkan dapat meminimalkan perdarahan selama operasi. 3. Diperlukan penelitian tambahan dengan jumlah sampel yang lebih banyak untuk menilai penurunan kadar hemoglobin fraktur Femur pasca ORIF di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan.
TESIS AKHIR. dr. Muhammad Windi Syarif Harahap NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI
TESIS AKHIR HUBUNGAN LAMA WAKTU OPERASI PADA FRAKTUR FEMUR TERTUTUP SATU SISI YANG DILAKUKAN FIKSASI INTERNA DENGAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN PERIODE JANUARI 2012- SEPTEMBER
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mendapatkan peringkat kelima atas kejadian kecelakaan lalulintas di dunia. Kecelakaan lalulintas dapat menyebabkan berbagai dampak, baik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Ambulasi adalah aktifitas berjalan (Kozier, 1995 dalam Asmadi, 2008).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ambulasi adalah aktifitas berjalan (Kozier, 1995 dalam Asmadi, 2008). Pelaksanaan ambulasi secara dini sangat penting karena ambulasi dini merupakan tindakan pengembalian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Mata dan Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross
24 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional, yaitu studi observasional mencari hubungan antara variabel bebas dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian observasional dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen dengan jenis penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian observasional dengan pendekatan prospective
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dari penelitian yang dilakukan di RSO Prof.Dr. dr. R.Soeharso Surakarta, antara tanggal 1 Januari 2012 sampai 30 Juni 2015 didapatkan hasil penelitian 102 pasien. 4.1.1 Distribusi
Lebih terperinciPGK dengan HD IDWG BIA PHASE ANGLE
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep PGK dengan HD Etiologi Compliance (Kepatuhan Pasien, kualitas HD) Asupan cairan Asupan Garam dan nutrisi IDWG BIA Komposisi cairan Status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan ke arah perkembangan di bidang industri yang lebih maju. Hal ini ditandai dengan munculnya industri-industri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan menggunakan desain penelitian cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler. mengenai organ lain kecuali susunan saraf pusat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kusta atau morbus Hansen merupakan infeksi granulomatosa kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler obligat. Kusta dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara berkembang dan menuju industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat terutama dalam bidang penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Brunner & Suddarth,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cedera merupakan kerusakan fisik pada tubuh manusia yang diakibatkan oleh kekuatan yang tidak dapat ditoleransi dan tidak dapat diduga sebelumnya (WHO, 2004).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat analitik prospektif dengan time series design. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1.
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu bedah digestif, ilmu bedah onkologi, dan ilmu gizi 4.2 Tempat dan waktu Lokasi penelitian ini adalah ruang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan belah lintang ( cross sectional ). 3.2. Ruang lingkup
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
35 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Farmakologi. Ruang lingkup penelitian mencakup bidang Anestesiologi dan 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di instalasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Definisi fraktur secara umum adalah pemecahan atau kerusakan suatu bagian terutama tulang (Dorland, 2002). Literatur lain menyebutkan bahwa fraktur atau patah tulang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Citra diri merupakan sebuah keadaan dalam pikiran tentang diri. Anda, kehilangan citra dirinya dan merasa buruk tentang diri mereka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Citra diri merupakan sebuah keadaan dalam pikiran tentang diri Anda, kehilangan citra dirinya dan merasa buruk tentang diri mereka sendiri karena kegagalan dan kekecewaan
Lebih terperinciPENGARUH KONTRAKSI KONSENTRIK TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PASKA OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL
PENGARUH KONTRAKSI KONSENTRIK TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PASKA OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh Gelar Diploma IV Fisioterapi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma /ruda paksa atau tenaga fisik yang ditentukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. data yang artinya terhadap subjek yang diteliti tidak diberikan perlakuan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pengukuran data yang artinya terhadap subjek yang diteliti tidak diberikan perlakuan dan pengambilan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis. 3.2. Waktu dan tempat Penelitian dilakukan di Departemen
Lebih terperinciA. KARAKTERISTIK RESPONDEN PENELITIAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK RESPONDEN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen dengan jenis penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian observasional dengan
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan landasan teori, dibuat kerangka konsep penelitian sebagai berikut: Variabel Independen Variabel Dependen Edukasi
Lebih terperinciBAB IV METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. RSUP Dr. Kariadi Semarang
BAB IV METODA PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian - Tempat : Instalasi Geriatri Paviliun Lanjut Usia Prof. Dr. Boedhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa dimana terjadi perkembangan bentuk tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu perkembangan tersebut adalah perkembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang bersamaan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara pendekatan, observasi, pengumpulan data dan faktor resiko
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif menggunakan desain pendekatan prospektif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitis kategorik-numerik tidak berpasangan
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitis kategorik-numerik tidak berpasangan yang menggambarkan perbedaan profil trigliserida (TG) pasien diabetes melitus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang
BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 maka diselenggarakanlah pembangunan nasional pada semua bidang yang salah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Obstetri dan Ginekologi 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Januari-Desember
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Fraktur adalah rusaknya kontinuitas struktur tulang, tulang rawan dan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraktur adalah rusaknya kontinuitas struktur tulang, tulang rawan dan lempeng pertumbuhan yang disebabkan oleh trauma maupun non trauma. Kejadian fraktur dapat diakibatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Mata. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan mata sangatlah penting karena penglihatan tidak dapat digantikan dengan apapun, maka mata memerlukan perawatan yang baik. Kebutaan yang diakibatkan karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena musibah yang diberikan oleh-nya hendaknya tidak mudah berputus asa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika manusia mendapatkan sebuah ujian salah satunya diberikan rasa sakit karena musibah yang diberikan oleh-nya hendaknya tidak mudah berputus asa, bahwa terdapat
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang nutrisi,
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang nutrisi, penyakit metabolik dan perinatologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat ada beberapa kegiatan atau aktivitas fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang beralamat di Jalan Kolonel
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Bedah khususnya Bedah Ortopedi.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Bedah khususnya Bedah Ortopedi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian akan dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan tindakan operasi pemasangan Plate and Screw, yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa, yaitu fraktur yang disebabkan oleh kekuatan yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. fraktur around hip yang menjalani perawatan rutin.
BAB IV A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di bagian rekam medis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I dan Unit II dengan melihat
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah merupakan penelitian analitik observasional dengan
27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan potong lintang (cross sectional). 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering terjadi pada semua kelompok umur di Indonesia, terutama terjadinya anemia defisiensi besi. Masalah anemia
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan semakin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua
Lebih terperinciBab IV. Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi umum lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan pada 5 bangsal yang bernama bangsal Firdaus, bangsal Naim, bangsa Wardah, bangsal Zaitun, dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di RSUP Dr. Kariadi Semarang bagian saraf dan rehabilitasi medik
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang ilmu saraf dan rehabilitasi medik 2. Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini berlokasi di RSUP
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
14 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian mengenai Identifikasi Permasalahan Dosis dan Terapi Obat pada Pasien Anak Demam Berdarah Dengue (DBD) Rawat Inap Pengguna Askes
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan belah lintang (crosssectional)
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan belah lintang (crosssectional) dimana peneliti melakukan pengukuran variabel pada saat tertentu. Setiap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Osteosarkoma adalah keganasan pada tulang yang sering dijumpai pada anak-anak dan dewasa. Ketepatan diagnosis pada keganasan tulang sangat penting karena
Lebih terperinciSikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan Tentang Mammografi Sikap Terhadap Mammografi Wanita 3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bebas dari penyakit, cacat, bahkan kelemahan maka dalam sistem kesehatan. menyeluruh, dan dapat terjangkau masyarakat luas.
BAB I PENDAHULUAN Dalam upaya mewujudkan pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya, maka setiap warga Indonesia berhak memperoleh derajat sehat yang setinggi- tingginya yang meliputi sehat jasmani, rohani,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dilakukan hanya satu kali, pada satu saat (Sastroasmoro & Ismael, 2011).
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Desain penelitian adalah metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang pengukuran variabel variabelnya
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA
HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Jumlah penduduk di Indonesia setiap tahunya mengalami peningkatan, total jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan pusat statistik,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Geriatri. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup pada penelitian ini meliputi ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi medik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Ruang lingkup tempat
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi.
BAB IV METODE PENELITIAN 1.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi. 1.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat : Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan menggunakan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan menggunakan desain penelitian cross sectional untuk melihat hubungan adekuasi hemodialisis
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan one-group
22 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan one-group pre-test and post-test design (rancangan pra-pasca test dalam satu kelompok). Pemeriksaan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP Dr. Kariadi Semarang. 4.2
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya ilmu Obstetri Ginekologi dan ilmu Fisiologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik komparatif dengan
43 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik komparatif dengan pendekatan Cross Sectional, dimana data antara variabel independen dan dependen akan dikumpulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, lempeng epiphyseal atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan lunak, tekanan fisik yang
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian ini adalah prevalensi seksio sesarea dengan indikasi disproporsi fetopelvik yang juga akan meninjau karakteristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi dimana terjadi kerusakan bentuk dan fungsi dari tulang tersebut yang. dapat berupa patahan atau pecah dengan serpihan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Patah tulang atau dalam bahasa medis biasa disebut fraktur adalah kondisi dimana terjadi kerusakan bentuk dan fungsi dari tulang tersebut yang dapat berupa patahan atau
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari penelitian payung Ajinomoto IPB Nutrition Program
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep DIABETES MELITUS TIPE 2 KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL Indeks CPITN Kadar Gula Darah Oral Higiene Lama menderita diabetes melitus tipe 2 3.2 Hipotesis
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
28 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka kerangka konsep pada penelitian ini adalah: Variabel
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai trauma mayor karena tulang femur merupakan tulang yang sangat kuat, sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Fraktur femur merupakan salah satu trauma mayor di bidang Orthopaedi. Dikatakan sebagai trauma mayor karena tulang femur merupakan tulang yang sangat kuat, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa dalam pelayanan kesehatan. Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan pada ibu pasca persalinan menimbulkan dampak yang dapat meluas ke berbagai aspek kehidupan dan menjadi salah satu parameter kemajuan bangsa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara maju maupun berkembang. Padahal besi merupakan suatu unsur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang terbanyak baik di Negara maju maupun berkembang. Padahal besi merupakan suatu unsur terbanyak pada lapisan kulit bumi, akan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Bedah. 3.1.2 Ruang Lingkup Waktu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan Cross Sectional yang menghubungkan antara perbedaan jenis kelamin dengan derajat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik komparatif dengan
34 III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik komparatif dengan desain retrocpective cross sectional. Penelitian retrospektif adalah pengumpulan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitis kategorik-numerik tidak
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitis kategorik-numerik tidak berpasangan yang menggambarkan perbedaan kadar kreatinin serum pasien diabetes melitus tipe
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
11 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik menggunakan metode cross sectional karena pengambilan data dilakukan dalam sekali waktu pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan kohort prospektif.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan kohort prospektif. 3.2 Tempat dan Waktu 3.2.1 Tempat Penelitian dilakukan di unit hemodialisis
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Penyakit Dalam, sub ilmu Pulmonologi dan Geriatri. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat peneltian ini adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu Patologi Klinik 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1) Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teori kehilangan secara konstan mengakui respons dari individu. Teori
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep diri adalah konseptualisasi individu terhadap dirinya sendiri. Konsep diri secara langsung mempengaruhi harga diri dan perasaan seseorang tentang dirinya sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya hubungan (diskontinuitas) tulang radius dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur adalah terputusnya hubungan (diskontinuitas) tulang radius dan ulna yang disebabkan oleh cedera pada lengan bawah baik trauma langsung maupun trauma tidak langsung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang SMF Kardiologi dan Kedokteran
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang SMF Kardiologi dan Kedokteran Vaskular serta SMF Rehabilitasi Medik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan Cross Sectional, dimana data antara variabel independen dan dependen akan dikumpulkan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup disiplin ilmu penyakit dalam sub bagian endokrinologi 4.2 Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat penelitian :
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kardiologi dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Instalasi
Lebih terperinciHubungan Antara Index Masa Tubuh (Imt) Dan Kadar Hemoglobin Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Operasi Laparatomi
Hubungan Antara Index Masa Tubuh (Imt) Dan Kadar Hemoglobin Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Operasi Laparatomi (Body Mass Index And Hemoglobin Level Related To Wound Healing Of Patients Undergoing
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Saraf.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Saraf. 4.1.2 Ruang lingkup tempat Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan metode pendekatan cross sectional yaitu mengukur variabel bebas aktivitas olahraga dan variabel
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini melingkupi bidang Anestesiologi. Penelitian ini dimulai sejak tanggal 28 Mei 2014 hingga 28 Juni 2014.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini melingkupi bidang Anestesiologi. 4.2 Waktu dan tempat penelitian Tempat melaksanakan: Bagian rekam medis RSUP Dr.Kariadi Semarang.
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Kardiologi. 4.1.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pretest dan posttest
26 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pretest dan posttest design. Pemeriksaan dilakukan sebelum melakukan senam aerobik dan setelah melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk mengeluarkan bayi melalui insisi pada dinding perut dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sectio Caesarea atau bedah sesar adalah suatu tindakan operasi yang bertujuan untuk mengeluarkan bayi melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim syarat rahim
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian observasional analitik adalah penelitian yang
Lebih terperinci