Tahap Penemuan Knowledge pada Data Mining (KDD)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tahap Penemuan Knowledge pada Data Mining (KDD)"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Data Mining Pengertian Data Mining Menurut Han, Jiawei (2011, p36), data mining adalah proses menemukan pola yang menarik, dan pengetahuan dari data yang berjumlah besar. Sedangkan menurut Dunston dan Yager (2008, p188), data mining adalah proses pencarian melalui data dengan jumlah yang besar, dalam sebuah usaha untuk menemukan pola, tren, dan hubungan. Menurut Keating dan Berry (2008), data mining adalah sebuah cara untuk mendapatkan kecerdasan pasar dari data dengan jumlah yang besar. Sedangkan menurut Liu, Sandra S. dan Chen, Jie (2009), data mining adalah proses pencarian pola tersembunyi dari berbagai database. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa data mining adalah suatu proses analisis untuk menggali informasi yang tersembunyi dengan menggunakan statistik dan artificial intelligence di dalam suatu database dengan ukuran sangat besar, sehingga ditemukan suatu pola dari data yang sebelumnya tidak diketahui, dan pola tersebut direpresentasikan dengan grafik komputer agar mudah dimengerti Tahap Penemuan Knowledge pada Data Mining (KDD) Data mining adalah sebuah langkah dalam proses mencari pola-pola yang terdapat dalam setiap informasi. Langkah-langkah tersebut akan dijelaskan pada gambar 2.1 (Han, 2011, p6). 7

2 8 Gambar 2.1 Tahap penemuan Knowledge pada Data Mining (KDD) Han, Jiawei (2011, p7) Gambar 2.1 menggambarkan proses KDD dalam menghasilkan knowledge dan terdiri dari beberapa tahap: a) Data Cleaning Untuk menghapus data yang tidak dipakai dan data yang tidak konsisten. b) Data Integration Berbagai sumber data dapat digabungkan. c) Data Selection Data yang bersangkutan pada tugas analisis diseleksi dan diambil kembali. dari database. d) Data Transformation Data diubah atau diperkuat menjadi bentuk yang seharusnya untuk diolah dengan menganalisis ringkasan atau jumlah total agregasi.

3 9 e) Data Mining Sebuah proses penting di mana metode intelijen diterapkan dengan tujuan untuk megolah pola-pola data. f) Pattern Evaluation Untuk mengidentifikasi pola-pola menarik yang menjelaskan mengenai ukuran dasar pengetahuan yang ada. g) Knowledge Presentation Visualisasi dan teknik representasi knowledge digunakan untuk menyajikan knowledge yang telah diolah untuk pengguna Metode-Metode Data Mining Mining Frequent Patterns, Association, Correlations Frequent pattern adalah pola yang sering muncul dalam kumpulan data. Misalnya, satu set item seperti susu dan roti yang sering muncul bersama-sama dalam satu set data transaksi adalah frequent itemset. Sebuah subsequence, seperti membeli pertama kali sebuah PC, lalu kamera digital, dan kemudian memory card. Jika sequence tersebut sering terjadi dalam history pada database belanja, maka pola tersebut adalah frequent pattern. Menemukan frequent pattern adalah peranan penting dalam mining association, correlation, dan hubungan menarik lainnya antara data. Selain itu, membantu dalam classification data, clustering, dan lainnya. Frequent itemset mining kemungkinan untuk menemukan asosiasi dan korelasi dari banyak item dari banyaknya transaksi. Dengan banyaknya data yang terkumpul, banyak industri yang mulai tertarik pada pola mining tersebut dari database mereka. Penemuan hubungan korelasi yang menarik antara jumlah besar, catatan transaksi bisnis, dapat membantu bisnis seperti dalam proses pengambilan keputusan untuk desain katalog, lintas pemasaran, dan analisis tingkah laku pelanggan. Assosciation rule mining yang biasanya disebut juga market basket analysis adalah teknik mining untuk menemukan aturan asosisatif antara suatu kombinasi item. Contoh aturan asosisatif dari analisa pembelian di suatu pasar swalayan adalah bisa diketahui berapa besar

4 10 kemungkinan seorang pelanggan membelli roti bersamaan dengan susu. Dengan pengetahuan tersebut, pemilik pasar swalayan dapat mengatur penempatan barangnya atau merancang kampanye pemasaran dengan memakai kupon diskon untuk kombinasi barang tertentu. Penting tidaknya suatu aturan asosiatif dapat diketahui dengan dua parameter, support yaitu presentase kombinasi item tersebut dalam database dan confidence yaitu kuatnya hubungan antar item dalam aturan asosisatif Classification Menurut Han, Jiawei (p327), classification adalah satu bentuk analisis data yang menghasilkan model untuk mendeskripsikan kelas data yang penting. Classification memprediksi kategori (discrete, unordered) ke dalam label class. Classification merupakan proses untuk menemukan model atau fungsi yang menjelaskan atau membedakan konsep atau class data, dengan tujuan untuk dapat memperkirakan kelas dari suatu objek yang labelnya tidak diketahui. Model itu sendiri bisa berupa if-then-rules, decision tree, formula matematis atau neural network. Sebagai contoh, kita dapat membangun model klasifikasi untuk mengkategorikan aplikasi pinjaman bank, aman atau berisik. Analisa tersebut dapat membantu memberikan pemahaman yang lebih baik dari data pada umumnya. Classification memiliki berbagai aplikasi yaitu, deteksi penipuan, pemasaran target, prediksi kinerja, manufaktur, dan diagnosa medis Decision Tree Decision tree adalah salah satu metode classification yang paling populer karena mudah untuk diinterpretasi oleh manusia. Decision tree menggunakan model seperti struktur pohon. Menurut Austin, Peter C.; Tu, Jack V.; Ho, Jennifer E.; Levy, Daniel; Lee, Douglas S dalam data mining dan machine learning fields, peningkatan untuk classical classfication trees yang telah dikembangkan. Banyak metode yang melibatkan

5 11 aggreagting classification melalui sebuah rangkaian classification trees. Pembangunan decision tree tidak memerlukan pengaturan domain knowledge atau parameter, karena itu cocok untuk eksplorasi penemuan pengetahuan. Decision tree dapat menangani data multidimensi. Perwakilan dari pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk pohon memudahkan untuk dipelajari dan dipahami. Decision tree memiliki akurasi yang baik. Namun, keberhasilan penggunaannya tergantung pada data yang ada. Aplikasi klasifikasi decision tree telah digunakan dalam banyak area, seperti kedokteran, manufaktur dan produksi, analisis keuangan, astronomi, dan biologi molekuler. Untuk menetukan proses pembangunan decision tree, diperlukan adanya atribute selection measure, yaitu suatu metode untuk memilih kriteria pemisahan yang terbaik yang memisahkan partisi data yang diberikan, kelas-label ke dalam class individu. Atribute selection measure memberikan peringkat untuk setiap atribut. Jika atribut yang terpisah adalah continues-valued atau jika kita dibatasi ke dalam binary trees, maka subset yang membelah juga harus ditentukan sebagai bagian dari kriteria pemisahan. Node pohon diciptakan untuk partisi yang dilabeli dengan kriteria pembagian, cabang yang tumbuh untuk setiap hasil dari kinerja. Tiga selection measures attribute yang populer adalah information gain, gain ratio, dan gain index Naive Bayes Naive bayes didasarkan pada teorema bayes probabilitas posterior. Ini mengasumsikan bahwa kelas-kemerdekaankondisional efek dari nilai atribut pada kelas tertentu tidak tergantung pada nilai dari atribut lainnya. Naive bayesian classifier, atau classifier bayesian sederhana, bekerja sebagai berikut:

6 12 a) Misalkan D pelatihan set tuple dan label class yang terkait. Seperti biasa, setiap tuple diwakili oleh atribut vektor, X = (x₁, x₂,..., xn) menggambarkan n pengukuran yang dilakukan pada tuple dari n atribut, masing-masing, A₁, A₂,..., An P(Ci X) > P(Cj X) for 1 j m, j i, P(Ci X) = b) Misalkan ada kelas m, C₁, C₂,..., Cm. Mengingat tuple, X, classifier akan memprediksi bahwa X milik class memiliki probabilitas posterior tertinggi, dikondisikan pada X. Artinya, naive bayesian classifier memprediksi bahwa tuple X milik class Cᵢ jika dan hanya jika c) P(X) adalah konstan untuk semua kelas, hanya P = P(X C)P(C) perlu dimaksimalkan. Jika probabilitas sebelum class tidak diketahui, maka umumnya diasumsikan bahwa class yang sama mungkin, yaitu, P (C1) = P (C2) = = P (Cm), dan dengan demikian kami akan memaksimalkan P (X C). Jika tidak, kita memaksimalkan P(X C)P(C). Perhatikan bahwa probabilitas sebelum class dapat dihitung dengan P(C) = C / D, dimana C adalah jumlah tuple pelatihan class Cᵢ di D. d) Mengingat data set dengan banyak atribut, akan sangat komputasi mahal untuk menghitung P(X C). Untuk mengurangi perhitungan dalam mengevaluasi P(X C) naive asumsi independensi kelas kondisional yang dibuat. Hal ini mengandaikan bahwa nilai-nilai atribut yang kondisional independen satu sama lain, mengingat label class tuple (yaitu, bahwa tidak ada hubungan ketergantungan antara atribut). Dengan demikian, (Rumus)

7 13 = P(x₁ Cⁱ) x P (x₂ Ci) x P(x₂ Ci) x... x P(Xn Ci) Kita dapat dengan mudah memperkirakan probabilitas P(x₁ C₁),P(x₂ C),...,P(Xn C₁) dari tuple pelatihan. Ingat bahwa di sini xk mengacu pada nilai atribut Ak untuk tuple X. Untuk setiap atribut, kita melihat apakah atribut kategori atau kontinu-dihargai. Misalnya, untuk menghitung P(X C), kita pertimbangkan hal-hal berikut: a) Untuk memprediksi class label dari X,P(X C)P(C) dievaluasi untuk setiap class Cᵢ.Classifier (penggolong) memprediksikan bahwa class label dari tuple X adalah class Cᵢ dan hanya berlaku jika P(X C)P(C) > P(X Cj)P(Cj) for 1 < j < m,j i. Dengan kata lain, class label yang diprediksikan adalah class Cᵢ yang nilai maksimumnya adalah P(X C)P(C). b) Berbagai penelitian empiris dari classifier (penggolong) ini dibandingkan kepada decision tree dan neural network classifiers telah menemukan bahwa itu dapat dibandingkan dalam beberapa domain. Dalam teori, bayesian classifiers memiliki tingkat kesalahan minimum dalam perbandingan pada classifiers lainnya. Bagaimanapun juga, pada kenyataannya hal ini tidak selalu menjadi kasus, karena ketidakakuratan dalam asumsi yang dibuat untuk fungsinya, seperti classconditional independence, dan kurangnya kemungkinan data (probability data) yang tersedia

8 14 c) Bayesian classifiers juga berguna karena mereka menyediakan pembenaran teoritis untuk classifiers lain yang tidak menggunakan teori Bayes secara eksplisit. Sebagai contoh, berdasarkan asumsi tertentu, dapat dilihat bahwa banyak neural network dan curve-fitting algoritma menghasilkan posteriori hipotesis maksimal, seperti halnya naive bayesian classifier Clustering Clustering adalah proses pengelompokan kumpulan data menjadi beberapa kelompok sehingga objek di dalam satu kelompok memiliki banyak kesamaan dan memiliki banyak perbedaan dengan objek di kelompok lain. Perbedaan dan persamaannya biasanya berdaasarkan nilai atribut dari objek tersebut dan dapat juga berupa perhitungan jarak. Clustering sendiri juga disebut unsupervised classification, karena clustering lebih bersifat untuk dipelajarai dengan diperhatikan. Cluster analysis merupakan proses partisi satu set objek data ke dalam himpunan bagian. Setiap himpunan bagian adalah cluster, sehingga objek yang ada di dalam cluster mirip satu sama dengan lainnya, dan mempunyai perbedaan dengan objek dari cluster yang lain. Partisi tidak dilakukan dengan manual algoritma clustering. Oleh karena itu, clustering sangat berguna dan bisa menemukan grup yang tidak dikenal dalam data. Cluster analysis banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti Business Intelligence, Image Pattern Recognition, Web Search, Biology, dan Security. Di dalam business intelligence, clustering bisa mengatur banyak customer ke dalam banyak grup. Contohnya pengelompokan customer ke dalam beberapa cluster dengan persamaan karakteristik yang kuat. Clustering juga dikenal sebagai data segmentation, karena clustering mempartisi banyak data set ke dalam banyak grup berdasarkan persamaannya. Clustering juga bisa sebagai outlier detection, di mana outlier bisa menjadi menarik daripada kasus yang biasa. Aplikasinya adalah Outlier Detection, untuk mendeteksi card fraud dan memonitori aktivitas

9 15 kriminal dalam e-commerce. Contohnya adalah pengecualian dalam transaksi kartu kredit Konsep Dasar Clustering apabila: Proses clustering akan menghasilkan cluster yang baik a) Tingkat kesamaan yang tinggi dalam satu kelas. b) Tingkat kesamaan yang rendah antar kelas. Kesamaan yang dimaksud merupakan pengukuran secara numerik terhadap dua buah objek. Nilai kesamaan ini akan semakin tinggi apabila memiliki kemiripan yang tinggi. Perbedaan kualitas hasil clustering tergantung pada metode yang dipakai. Tipe data pada clustering: a) Variabel berskala interval. b) Variabel biner. c) Variabel nominal, ordinal, dan rasio. d) Variabel dengan tipe lainnya. Meotde clustering juga harus dapat mengukur kemampuannya dalam usaha untuk menemukan suatu pola tersembunyi pada data yang tersedia. Dalam mengukur nilai kesamaan ini, ada beberapa metode yang dapat dipakai. Salah satu metodenya adalah Weighted Euclidean Distance. Dalam meotde ini, dua buah poin dapat dihitung jaraknya bila diketahui nilai dari masing-masing atribut pada kedua poin tersebut, berikut rumusnya: Keterangan : N = Jumlah record data

10 16 K = Urutan field data r = 2 k = Bobot field yang diberikan user Persyaratan untuk Clustering Syarat untuk melakukan analisa clustering: a) Scalability Mampu menangani data dalam jumlah yang besar. Karena database yang besar berisi lebih dari jutaan objek, bukan hanya ratusan objek. Maka dari itu diperlukan algoritma dengan clustering yang scalable. b) Ability to deal with different types of attributes Banyak algoritma clustering yang hanya dibuat untuk menganalisa data bersifat numerik. Namun sekarang ini, aplikasi data mining harus dapat menangani berbagai macam bentuk data seperti biner, data nominal, data ordinal, ataupun campuran. c) Discovery of clusters with arbitrary shape Banyak algoritma clustering yang menggunakan euclidean atau manhattan. Namun, hasil dari metode tersebut bukan hanya berbentuk bulat seperti pada contoh. Hasil dapat berbentuk aneh dan tidak sama antara satu dengan yang lain. Maka dari itu diperlukan kemampuan untuk menganalisa cluster dengan bentuk apapun. d) Requirements for domain knowledge to determain input parameters Banyak algoritma clustering yang mengharuskan pengguna untuk memasukan parameter tertentu, seperti jumlah cluster. Hasil clustering bergantung pada parameter yang ditentukan. Terkadang parameter sulit untuk menentukan, terutama pada data yang memiliki dimensi tinggi. Hal ini

11 17 menyulitkan pengguna serta kualitas clustering yang yang dicapaipun tidak terkontrol. e) Ablity to deal with noisy data Pada kenyataannya, data pasti ada yang rusak, error, tidak dimengerti, ataupun menghilang. Beberapa algoritma clustering sangat sensitif terhadap data yang rusak, sehingga menyebabkan cluster dengan kualitas yang rendah. Maka dari itu, diperlukan clustering yang mampu menagani data yang rusak. f) Incremental clustering and insensitivity to input order Data yang dimasukan dapat menyebabkan cluster menjadi berubah total. Hal ini dapat terjadi karena tidak sensitifnya algoritma clustering yang dipakai. Maka dari itu diperlukan algoritma yang tidak senssitif terhadap urutan input data. g) Capability of clustering high-dimentionallity data Sebuah kelompok data dapat berisi banyak dimensi ataupun atribut. Kebanyakan algoritma clustering hanya mampu menangani kelompok data dengan dimensi sedikit. Maka dari itu, diperlukan algoritma clustering yang mampu menangani data dengan dimensi yang berjumlah banyak. h) Constraint based clustering Pada kenyataannya, membuat clustering tentu saja memiliki beberapa pembatas ataupun syarat tertentu. Hal ini menajadi tugas yang menantang, karena diperlukan kemampuan yang tinggi untuk mengelompokan data, dengan kendala dan perilaku tertentu. i) Interpretability and usability Pengguna tentu saja menginginkan hasil clustering mudah ditafsirkan, dimengerti, dan bermanfaat. Hal ini berarti clustering perlu ditandai dengan beberapa syarat, sesuai

12 18 kemauan user, dan tentu saja hal itu memengaruhi pemilihan metode clustering yang akan digunakan Tipe Clustering Berikut ini merupakan tipe clustering yang umum digunakan, antara lain: a) Partitional Clustering Metode yang paling sederhana dan paling mendasar dari analisis partisi cluster, yang mengatur objek dari suatu himpunan ke dalam beberapa kelompok eksklusif atau cluster. Intinya adalah memisahkan data per kelompok dengan kelompok lainnya. Metode yang paling sering digunakan dalam partitional clustering adalah metode K-Means. Algoritma K- Means mendefinisikan centroid dari cluster menjadi rata-rata point dari cluster tersebut. Ini hasil dari langkah-langkah dalam melakukan metode K-Means. Langkah-langkah melakukan metode K-Means: a) Tentukan jumlah cluster yang akan dibuat. b) Masukan elemen yang akan di-cluster secara acak ke masing-masing cluster. c) Hitung centroid (titik tengah) pada setiap cluster. d) Ukur jarak antara satu titik ke titik tengah pada masingmasing cluster. e) Masukan titik ke centroid terdekat. f) Ulangi sampai cluster benar-benar tersusun dengan baik. b) Hierarchical Clustering Pengelompokan data berdasarkan hierarkinya. Langkah-langkah melakukan hierarchical clustering: a) Identifikasi item dengan jarak terdekat. b) Gabungkan item itu ke dalam satu cluster. c) Hitung jarak antar cluster.

13 19 d) Ulangi dari awal, sampai semua terhubung. c) Density-Based Metode partitioning dan hierarchical adalah dirancang untuk menemukan spherical-shaped cluster. Metode tersebut memiliki kesulitan untuk menemukan cluster berbentuk sembarang seperti bentuk S dan cluster ouval. Untuk hal tersebut dengan menggunakan metode di atas, kemungkinan besar tidak akurat, di mana kebisingan atau outlier termasuk dalam cluster. Untuk menemukan cluster berbentuk sembarang, sebagai alternatif, kita dapat memodelkan cluster ke dalam beberapa bagian dalam data space, yang dipisahkan dari bagian yang jarang. Ini adalah strategi utama di balik kepadatan metode berbasis clustering, yang dapat menemukan cluster berebentuk nonspherical. d) Grid-Based Metode clustering yang dibahas sejauh ini adalah metode yang mempartisi set dari objek dengan distribusi objek di embedding space. Pendekatan clustering Grid-Based menggunakan grid multiresolusi struktur data. Ini membagi objek space ke dalam jumlah yang terbatas dari struktur grid, di mana operasi untuk clustering dilakukan. Keuntungan dari pendekatan ini adalah waktu proses yang cepat, yang biasanya tergantung dari jumlah objek data, namun tergantung pada jumlah sel dalam setiap dimensi, dalam quantized space Penggunaan Metode Clustering Clustering banyak digunakan pada berbagai bidang aplikasi seperti: a) Business Intelligence b) Image pattern recognition c) Web search

14 20 d) Biology e) Security f) Economy Contoh aplikasi data mining yang menggunakan teknik clustering: a) Business Intelligence Clustering dapat digunakan untuk mengorganisir pelanggan dalam jumlah besar ke dalam kelompok yang memiliki banyak persamaan. Hal ini membantu dalam proses CRM. b) Web search Clustering digunakan pada saat pencarian menggunakan keyword. Karena sangat banyaknya jumalah website yang ada, clustering dapat digunakan untuk mengorganisir hasil pencarian ke dalam beberapa kelompok, yang menyajikan hasil yang lebih mudah ditelusuri. c) Marketing Untuk mengelompokan customer yang memiliki keunikan dan mengembangkan program target marketing terhadap beberapa customer tersebut.

15 Holdout Method Gambar 2.2 Holdout Method Han, Jiawei (2011, p370) Menurut Han, Jiawei (2011, p370), holdout method adalah data yang diberikan secara acak dibagi menjadi dua set independen, yaitu training set dan test set. Biasanya, dua pertiga dari data yang dialokasikan untuk training set, dan sisanya, sepertiga dialokasikan untuk test set. Training set digunakan untuk menurunkan model. Akurasi model tersebut kemudian diperkirakan dengan test set. Perkiraan pesimis karena hanya sebagian dari data awal yang digunakan untuk menurunkan model Pasar Modal Saham Pengertian Saham Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan Jenis Saham a) Saham Biasa Merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh emiten untuk memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan

16 22 jenis yang paling populer di Pasar Modal. Jenis ini memiliki karakteristik seperti: a) Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan dilikuidasi. b) Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang ditetapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham. c) Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di dalam Rapat Umum Pemegang Saham. d) Hak memesan efek terlebih dahulu, sebelum efek tersebut ditawarkan kepada masyarakat. b) Saham Preferen Memiliki karakteristik sebagai berikut: a) Pembayaran dividen dalam jumlah yang tetap. b) Hak klaim lebih dahulu dibanding saham biasa, jika perusahaan dilikuidasi. c) Dapat dikonversikan menjadi saham biasa Manfaat Investasi Saham a) Dividen Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Jumlah dividen yang akan dibagikan diusulkan oleh Dewan Direksi dan disetujui di dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Dividen terbagi menjadi dua, yaitu: b) Dividen Tunai Jika emiten membagikan dividen kepada para pemegang saham dalam bentuk sejumlah uang untuk setiap saham yang dimiliki. c) Dividen Saham Jika emiten membagikan dividen kepada para pemegang saham dalam bentuk saham baru perusahaan tersebut, yang pada akhirnya akan meningkatkan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham.

17 23 d) Capital Gain Investor dapat menikmati capital gain, jika harga jual melebihi harga beli saham tersebut Risiko Investasi Saham Berikut ini adalah risiko investasi pada saham: a) Tidak ada pembagian dividen Jika emiten tidak dapat membukukan laba pada tahun berjalan atau Rapat Umum Pemegang Saham memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada pemegang saham karena laba yang diperoleh akan digunakan untuk ekspansi perusahaan. b) Capital Loss Investor akan mengalami capital loss, jika harga beli saham besar dari harga jual. c) Risiko Likuidasi Jika emiten bangkrut atau dilikuidasi, para pemegang saham memiliki hak klaim terakhir terhadap aktiva perusahaan, setelah seluruh kewajiban emiten dibayar. d) Saham delisting dari Bursa Karena beberpa alasan tertentu, saham dapat dihapus pencatatannya (delisting) di Bursa, sehingga pada akhirnya saham tersebut tidak dapat diperdagangkan Obligasi Pengertian Obligasi Obligasi adalah sertifikat yang berisi kontrak antara investor dan perusahaan, yang menyatakan bahwa investor/pemegang obligasi telah meminjam sejumlah uang kepada perusahaan. Perusahaan yang menerbitkan obligasi mempunyai kewajiban untuk membayar bunga secara regular sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan, serta pokok pinjaman pada saat jatuh tempo.

18 Manfaat Investasi Obligasi Berikut ini manfaat dari obligasi: a) Bunga Bunga dibayar secara regular sampai jatuh tempo dan ditetapkan dalam presentase dari nilai nominal. b) Capital Gain Sebelum jatuh tempo, biasanya obligasi diperdagangkan di Pasar Sekunder, sehingga investor mempunyai kesempatan untuk memperoleh capital gain. Capital gain juga dapat diperoleh jika investor membeli Obligasi dengan diskon, yaitu dengan nilai lebih rendah dari nilai nominalnya. c) Hak Klaim Pertama Jika emiten bangkrut atau dilikuidasi, pemegang obligasi sebagai kreditur memiliki Hak Klaim Pertama atas aktiva perusahaan. d) Jika memiliki obligasi konversi Investor dapat mengkonversikan obligasi menjadi saham pada harga yang telah ditetapkan, dan kemudian berhak untuk memperoleh manfaat atas saham Risiko Investasi Obligasi Berikut ini merupakan risiko investasi pada obligasi: a) Gagal bayar (default) Kegagalan dari emiten untuk melakukan pembayaran bunga serta hutang pokok pada waktu yang telah ditetapkan, atau kegiatan emiten untuk memenuhi ketentuan lain yang ditetapkan dalam kontrak Obligasi.

19 25 b) Capital Loss Obligasi yang dijual sebelum jatu tempo dengan harga yang lebih rendah dari harga belinya. c) Callability Sebelum jatuh tempo, emiten mempunyai hak untuk membeli kembali Obligasi yang telah diterbitkan Derivatif Derivatif terdiri dari efek yang diturunkan dari instrumen efek lain yang disebut underlying. Ada beberapa macam instrument derivatif di Indonesia, seperti Bukti Right, Waran, dan Kontrak Berjangka. Derivatif merupakan instrumen yang sangat berisiko jika tidak dipergunakan secara hati-hati Bukti Right Pengertian Bukti Right Sesuai dengan undang-undang Pasar Modal, Bukti Right didefinisikan sebagai hak memesan efek terlebih dahulu pada harga yang telah ditetapkan selama periode tertentu. Bukti Right diterbitkan pada penawaran umum terbatas (Right Issue), dimana saham baru ditawarkan pertama kali kepada pemegang saham lama. Bukti Right juga dapat diperdagangkan di Pasar Sekunder selama periode tertentu Manfaat Investasi Bukti Right Berikut ini beberapa manfaat Bukti Right: a) Investor memiliki hak istimewa untuk membeli saham baru pada harga yang telah ditetapkan dengan menukarkan Bukti Right yang dimilikinya. Hal ini memungkinkan investor untuk memperoleh keuntungan dengan membeli saham baru dengan harga yang lebih murah.

20 26 b) Bukti Right dapat diperdagangkan pada Pasar Sekunder, sehingga investor dapat menikmati Capital Gain, ketika harga jual dari Bukti Right tersebut lebih besar dari harga belinya Risiko Investasi Bukti Right Berikut ini merupakan risiko dari memiliki Bukti Right: a) Jika harga saham pada periode pelaksanaan jatuh dan menjadi lebih rendah dari harga pelaksanaan, maka investor tidak akan mengkonversikan Bukti Right tersebut, sementara itu investor akan mengalami kerugian atas harga beli Right. b) Bukti Right dapat diperdagangkan pada pasar sekunder, sehingga investor dapat mengalami kerugian (Capital Loss), ketika harga jual dari Bukti Right tersebut lebih rendah dari harga belinya Waran Pengertian Waran Waran biasanya melekat sebagai daya tarik (sweetener) pada penawaran umum saham ataupun obligasi. Biasanya harga pelaksanaan lebih rendah dari pada harga pasar saham. Setelah saham ataupun obligasi tersebut tercatat di bursa, waran dapat diperdagangkan secara terpisah Manfaat Investasi Waran Berikut ini merupakan manfaat dari memiliki Waran: a) Pemilik waran memiliki hak untuk membeli saham baru perusahaan dengan harga yang lebih rendah dari harga saham tersebut di Pasar Sekunder dengan cara menukarkan waran yang dimilikinya ketika harga

21 27 saham perusahaan tersebut melebihi harga pelaksanaan. b) Apabila waran diperdagangkan di Bursa, maka pemilik waran mempunyai kesempatan untuk memperoleh keuntungan (capital gain) yaitu apabila harga jual waran tersebut lebih besar dari harga beli Kerangka Pikir Latar Belakang Studi literatur dan lain-lain Evaluasi classification dengan menggunakan metode classification Visualisasi grafik Identifikasi Masalah Identifikasi kebutuhan informasi Penerapan Data Mining pada Targeted Marketing Gambar 2.3 Kerangka Pikir Penelitian

PENERAPAN DATA MINING UNTUK EVALUASI KINERJA AKADEMIK MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES CLASSIFIER

PENERAPAN DATA MINING UNTUK EVALUASI KINERJA AKADEMIK MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES CLASSIFIER PENERAPAN DATA MINING UNTUK EVALUASI KINERJA AKADEMIK MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES CLASSIFIER I. PENDAHULUAN Mahasiswa merupakan salah satu aspek penting dalam evaluasi keberhasilan penyelenggaraan

Lebih terperinci

Data Mining. Pengenalan Sistem & Teknik, Serta Contoh Aplikasi. Avinanta Tarigan. 22 Nov Avinanta Tarigan Data Mining

Data Mining. Pengenalan Sistem & Teknik, Serta Contoh Aplikasi. Avinanta Tarigan. 22 Nov Avinanta Tarigan Data Mining Data Mining Pengenalan Sistem & Teknik, Serta Contoh Aplikasi Avinanta Tarigan 22 Nov 2008 1 Avinanta Tarigan Data Mining Outline 1 Pengertian Dasar 2 Classification Mining 3 Association Mining 4 Clustering

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. laporan yang dibutuhkan perusahaan. skema yang terpadu dan biasanya berada dalam suatu lokasi / situs.

BAB 2 LANDASAN TEORI. laporan yang dibutuhkan perusahaan. skema yang terpadu dan biasanya berada dalam suatu lokasi / situs. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data Warehouse 2.1.1 Pengertian Data Warehouse Data Warehouse merupakan sebuah gudang data yang berisi data dalam jumlah besar dan digunakan untuk proses analisa dan pembuatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada tinjauan pustaka ini membahas tentang landasan teori yang medukung pembahasan yang berhubungan dengan sistem yang akan dibuat. 2.1 Data Mining Data mining adalah kegiatan menemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu pelayanan dalam dunia perbankan adalah pemberian pinjaman kredit kepada nasabah yang memenuhi syarat perbankan. kredit merupakan sumber utama penghasilan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori pendukung yang berhubungan dengan sistem yang akan dibangun.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori pendukung yang berhubungan dengan sistem yang akan dibangun. BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori pendukung yang berhubungan dengan sistem yang akan dibangun. 2.1. Data Mining Data mining adalah suatu istilah yang digunakan

Lebih terperinci

http://www.brigidaarie.com proses menganalisa data untuk mencari polapola tersembunyi dengan menggunakan metodologi otomatis Istilah lain : Machine Learning Knowledge Discovery in Database (KDD) Predictive

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang akan diteliti. Pemanfaatan algoritma apriori sudah cukup banyak digunakan, antara lain

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang akan diteliti. Pemanfaatan algoritma apriori sudah cukup banyak digunakan, antara lain BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa sumber pustaka yang berhubungan dengan kasus yang akan diteliti. Pemanfaatan algoritma apriori sudah cukup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penambangan Data (Data Mining) Pengertian data mining, berdasarkan beberapa orang: 1. Data mining (penambangan data) adalah suatu proses untuk menemukan suatu pengetahuan atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan di dalam database. Data mining adalah proses yang menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan di dalam database. Data mining adalah proses yang menggunakan 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Data Mining Data mining adalah suatu istilah yang digunakan untuk menguraikan penemuan pengetahuan di dalam database. Data mining adalah proses yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang tepat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang tepat dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sistem data mining akan lebih efektif dan efisiensi dengan komputerisasi yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu bagian dari pasar keuangan, di samping pasar uang, yang sangat penting peranannya bagi pembangunan nasional pada umumnya dan bagi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM METODOLOGI DATA MINING

BAB IV GAMBARAN UMUM METODOLOGI DATA MINING BAB IV GAMBARAN UMUM METODOLOGI DATA MINING A. Metodologi Data Mining Metodologi Data Mining Komponen data mining pada proses KDD seringkali merupakan aplikasi iteratif yang berulang dari metodologi data

Lebih terperinci

2.2 Data Mining. Universitas Sumatera Utara

2.2 Data Mining. Universitas Sumatera Utara Basis data adalah kumpulan terintegrasi dari occurences file/table yang merupakan representasi data dari suatu model enterprise. Sistem basisdata sebenarnya tidak lain adalah sistem penyimpanan-record

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Data Mining 2.1.1 Pengertian Data Mining Dengan semakin besarnya jumlah data dan kebutuhan akan analisis data yang akurat maka dibutuhkan metode analisis yang tepat. Data mining

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI penelitian. Pada bab ini akan dibahas literatur dan landasan teori yang relevan dengan 2.1 Tinjauan Pustaka Kombinasi metode telah dilakukan oleh beberapa peneliti

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Pengertian Data Mining Menurut Han dan Kamber (2011:6) menjelaskan bahwa Data Mining merupakan pemilihan atau menggali pengetahuan dari jumlah data yang banyak. Berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori yang mendukung pembahasan yang berhubungan dengan sistem yang akan dibuat. 2.1 Basis Data (Database) Database

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan ritel yang menyediakan berbagai kebutuhan berkembang pesat bukan hanya di kota besar saja tetapi juga di kota-kota kecil. Untuk memperoleh keuntungan yang

Lebih terperinci

Klasifikasi. Diadaptasi dari slide Jiawei Han

Klasifikasi. Diadaptasi dari slide Jiawei Han Klasifikasi Diadaptasi dari slide Jiawei Han http://www.cs.uiuc.edu/~hanj/bk2/ Pengantar Classification Memprediksi kelas suatu item Membuat model berdasarkan data pelatihan dan digunakan untuk mengklasifikasi

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Data Mining Data mining adalah proses menganalisa data dari perspektif yang berbeda dan menyimpulkannya menjadi informasi-informasi penting yang dapat dipakai untuk meningkatkan

Lebih terperinci

DATA MINING ANALISA POLA PEMBELIAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA APRIORI

DATA MINING ANALISA POLA PEMBELIAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA APRIORI DATA MINING ANALISA POLA PEMBELIAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA APRIORI Heroe Santoso 1), I Putu Hariyadi 2), Prayitno 3) 1), 2),3) Teknik Informatika STMIK Bumigora Mataram Jl Ismail Marzuki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan pembangunan ekonomi diperlukan peran serta lembaga keuangan untuk membiayai pembangunan tersebut. Lembaga keuangan memegang peranan penting dalam

Lebih terperinci

Akurasi Data Mining Untuk Menghasilkan Pola Kelulusan Mahasiswa

Akurasi Data Mining Untuk Menghasilkan Pola Kelulusan Mahasiswa Akurasi Data Mining Untuk Menghasilkan Pola Kelulusan Mahasiswa dengan Metode NAÏVE BAYES M. Ridwan Effendi Fakultas Komputer Jurusan Sistem Informasi Universitas Mohammad Husni Thamrin Jakarta Email :

Lebih terperinci

Klasifikasi. Diadaptasi dari slide Jiawei Han

Klasifikasi. Diadaptasi dari slide Jiawei Han Klasifikasi Diadaptasi dari slide Jiawei Han http://www.cs.uiuc.edu/~hanj/bk2/ yudi@upi.edu / Okt 2012 Pengantar Classification Memprediksi kelas suatu item Membuat model berdasarkan data pelatihan dan

Lebih terperinci

PERSYARATAN PRODUK. 1.1 Pendahuluan Latar Belakang Tujuan

PERSYARATAN PRODUK. 1.1 Pendahuluan Latar Belakang Tujuan BAB 1 PERSYARATAN PRODUK Bab ini membahas mengenai hal umum dari produk yang dibuat, meliputi tujuan, ruang lingkup proyek, perspektif produk, fungsi produk dan hal umum yang lainnya. 1.1 Pendahuluan Hal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Mining Data Mining adalah proses yang mempekerjakan satu atau lebih teknik pembelajaran komputer (machine learning) untuk menganalisis dan mengekstraksi pengetahuan (knowledge)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data mining adalah salah satu teknik dan proses untuk menemukan suatu pola dan pengetahuan dari data yang berjumlah besar (Han dkk., 2011). Proses yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Mining Secara sederhana data mining adalah penambangan atau penemuan informasi baru dengan mencari pola atau aturan tertentu dari sejumlah data yang sangat besar. Data mining

Lebih terperinci

- PERTEMUAN 1 - KNOWLEGDE DISCOVERY

- PERTEMUAN 1 - KNOWLEGDE DISCOVERY DATA WAREHOUSE - PERTEMUAN 1 - KNOWLEGDE DISCOVERY in DATABASE (KDD) Penemuan Pengetahuan di Database Tujuan : Mahasiswa Dapat memahami konsep KDD yang merupakan tujuan akhir dari Data Warehouse dan Data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Mining Faktor penentu bagi usaha atau bisnis apapun pada masa sekarang ini adalah kemampuan untuk menggunakan informasi seefektif mungkin. Penggunaan data secara tepat karena

Lebih terperinci

Model Data Mining sebagai Prediksi Penyakit Hipertensi Kehamilan dengan Teknik Decision Tree

Model Data Mining sebagai Prediksi Penyakit Hipertensi Kehamilan dengan Teknik Decision Tree Scientific Journal of Informatics Vol. 3, No. 1, Mei 2016 p-issn 2407-7658 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sji e-issn 2460-0040 Model Data Mining sebagai Prediksi Penyakit Hipertensi Kehamilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Indeks Prestasi Kumulatif dan Lama Studi. menggunakan dokumen/format resmi hasil penilaian studi mahasiswa yang sudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Indeks Prestasi Kumulatif dan Lama Studi. menggunakan dokumen/format resmi hasil penilaian studi mahasiswa yang sudah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Indeks Prestasi Kumulatif dan Lama Studi Mahasiswa yang telah menyelesaikan keseluruhan beban program studi yang telah ditetapkan dapat dipertimbangkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Database Database (Connoly dan Begg, 2010 : 54-66) adalah suatu pembagian kumpulan data yang berisi secara logika, dan keterangan dari masing-masing data yang didesain untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Data Mining Data mining adalah proses yang menggunakan teknik statistik, matematika, kecerdasan buatan, dan machine learning untuk mengekstrasi dan mengidentifikasi informasi

Lebih terperinci

BAB 1 KONSEP DATA MINING 2 Gambar 1.1 Perkembangan Database Permasalahannya kemudian adalah apa yang harus dilakukan dengan data-data itu. Sudah diket

BAB 1 KONSEP DATA MINING 2 Gambar 1.1 Perkembangan Database Permasalahannya kemudian adalah apa yang harus dilakukan dengan data-data itu. Sudah diket Bab1 Konsep Data Mining POKOK BAHASAN: Konsep dasar dan pengertian Data Mining Tahapan dalam Data Mining Model Data Mining Fungsi Data Mining TUJUAN BELAJAR: Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kredit merupakan salah satu usaha sekunder yang dapat dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Pada umumnya, proses kredit dapat dilayani melalui lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertukaran informasi di zaman modern ini telah sampai pada era digital. Hal ini ditandai dengan semakin dibutuhkannya teknologi berupa komputer dan jaringan internet

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Turban mendefinisikan Decision Support System sebagai sekumpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Turban mendefinisikan Decision Support System sebagai sekumpulan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Decision Support System Turban mendefinisikan Decision Support System sebagai sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu para pengambilan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori yang mendukung pembahasan yang berhubungan dengan sistem yang akan dibuat. 2.1 Basis Data (Database) Database

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai penemuan terbaru di dalam pengumpulan dan penyimpanan data telah memungkinkan berbagai organisasi untuk mengumpulkan berbagai data (data pembelian, data nasabah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Dalam era yang semakin berkembang ini, penggunaan data mining semakin banyak dalam berbagai bidang dan menjadi bagian dari perkembangan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian terkait Penelitian ini sebelumnya dilakukan studi kepustakaan dari penelitian terdahulu sebagai dasar atau acuan untuk menyelesaikan tugas akhir. Dari studi kepustakaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Data Mahasiswa Menggunakan Metode K-Means Untuk Menunjang Pemilihan Strategi Pemasaran

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Data Mahasiswa Menggunakan Metode K-Means Untuk Menunjang Pemilihan Strategi Pemasaran BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Beberapa penelitian terdahulu telah banyak yang menerapkan data mining, yang bertujuan dalam menyelesaikan beberapa permasalahan seputar dunia pendidikan. Khususnya

Lebih terperinci

Business Law. Surat berharga M-8. Tony Soebijono

Business Law. Surat berharga M-8. Tony Soebijono Business Law Surat berharga M-8 Tony Soebijono 1 SURAT BERHARGA Surat pengakuan hutang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit atau setiap derivatif dan surat berharga atau kepentingan lain atau suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menguraikan penjelasan umum mengenai tugas akhir yang dikerjakan. Penjelasan tersebut meliputi latar belakang masalah, tujuan tugas akhir, lingkup tugas akhir, metodologi yang

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MEMPREDIKSI PERSEDIAAN BUKU PADA PERPUSTAKAAN SMA DWI TUNGGAL TANJUNG MORAWA

PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MEMPREDIKSI PERSEDIAAN BUKU PADA PERPUSTAKAAN SMA DWI TUNGGAL TANJUNG MORAWA PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MEMPREDIKSI PERSEDIAAN BUKU PADA PERPUSTAKAAN SMA DWI TUNGGAL TANJUNG MORAWA Domma Lingga Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN DECISION TREE DATA LAMA STUDI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NBTREE DAN C4.5

PEMBENTUKAN DECISION TREE DATA LAMA STUDI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NBTREE DAN C4.5 PEMBENTUKAN DECISION TREE DATA LAMA STUDI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NBTREE DAN C4.5 Syam Gunawan 1, Pritasari Palupiningsih 2 1,2 Jurusan Sistem Informasi, STMIK Indonesia 1 syam@stmik-indonesia.ac.id,

Lebih terperinci

PREDIKSI HERREGISTRASI CALON MAHASISWA BARU MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES

PREDIKSI HERREGISTRASI CALON MAHASISWA BARU MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES PREDIKSI HERREGISTRASI CALON MAHASISWA BARU MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES Selvy Megira 1), Kusrini 2), Emha Taufiq Luthfi 3) 1), 2), 3) Teknik Universitas AMIKOM Yogyakarta Jl Ring road Utara, Condongcatur,

Lebih terperinci

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham. Untuk mengetahui laba yang diperoleh perusahaan dengan menghitung Laba Per Lembar saham (Earning Per Share)/EPS. EPS merupakan perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham

Lebih terperinci

Penggunaan Pohon Keputusan untuk Data Mining

Penggunaan Pohon Keputusan untuk Data Mining Penggunaan Pohon Keputusan untuk Data Mining Indah Kuntum Khairina NIM 13505088 Program Studi Teknik Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada tiga, yaitu association rules, classification dan clustering.

BAB I PENDAHULUAN. ada tiga, yaitu association rules, classification dan clustering. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data mining adalah serangkaian proses untuk menggali nilai tambah berupa informasi yang selama ini tidak diketahui secara manual dari suatu basis data. Informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam periode enam tahun terakhir (tahun 2007 2012), jumlah gerai ritel modern di Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata 17,57% per tahun. Pada tahun 2007, jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya teknologi informasi, kebutuhan akan informasi yang digunakan untuk mendukung business intelligent suatu perusahaan juga meningkat. Informasi penting

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Pada proses penelitian ini dilakukan beberapa tahapan mulai dari tahap awal yaitu tahap inisiasi, pengembangan model, dan tahap terakhir pengembangan prototipe. Dalam tahapan inisiasi

Lebih terperinci

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS Budi Susanto ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS Text dan Web Mining - FTI UKDW - BUDI SUSANTO 1 Tujuan Memahami konsep analisis clustering Memahami tipe-tipe data dalam clustering Memahami beberapa algoritma

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Manajemen Mcleod R dan Schell G, (2004) membagi sumber daya menjadi dua bagian yaitu sumberdaya fisikal dan sumberdaya konseptual. Sumber daya fisikal terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Data Mining Menurut Turban dalam bukunya yang berjudul Decision Support Systems and Intelligent Systems, data mining adalah suatu istilah yang digunakan untuk menguraikan penemuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Di dalam landasan teori ini, akan dibahas tentang teori teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat. 2.1 Basis Data (Database) Basis data diperlukan

Lebih terperinci

CLUSTERING MENGGUNAKAN K-MEANS ALGORITHM (K-MEANS ALGORITHM CLUSTERING)

CLUSTERING MENGGUNAKAN K-MEANS ALGORITHM (K-MEANS ALGORITHM CLUSTERING) CLUSTERING MENGGUNAKAN K-MEANS ALGORITHM (K-MEANS ALGORITHM CLUSTERING) Nur Wakhidah Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang Abstract Classification is the process of organizing

Lebih terperinci

Kata kunci: Cluster, Knowledge Discovery in Database, Algoritma K-Means,

Kata kunci: Cluster, Knowledge Discovery in Database, Algoritma K-Means, K- Pembentukan cluster dalam Knowledge Discovery in Database dengan Algoritma K-Means Oleh: Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY,email: andayani@uny.ac.id Abstrak Pembentukan cluster merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Didalam bab ini menceritakan semua teori-teori yang digunakan didalam proses algoritma decision tree, algoritma Random tree dan Random Florest serta teoriteori dan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PADA TEXT MINING

KLASIFIKASI PADA TEXT MINING Text dan Web Mining - FTI UKDW - BUDI SUSANTO 1 KLASIFIKASI PADA TEXT MINING Budi Susanto Text dan Web Mining - FTI UKDW - BUDI SUSANTO 2 Tujuan Memahami konsep dasar sistem klasifikasi Memahami beberapa

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PADA TEXT MINING

KLASIFIKASI PADA TEXT MINING Budi Susanto KLASIFIKASI PADA TEXT MINING Text dan Web Mining - FTI UKDW - BUDI SUSANTO 1 Tujuan Memahami konsep dasar sistem klasifikasi Memahami beberapa algoritma klasifikasi: KNN Naïve Bayes Decision

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENENTUAN TINGKAT KEUNTUNGAN PADA E- COMMERCE DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS DAN APRIORI

PENGEMBANGAN APLIKASI PENENTUAN TINGKAT KEUNTUNGAN PADA E- COMMERCE DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS DAN APRIORI PENGEMBANGAN APLIKASI PENENTUAN TINGKAT KEUNTUNGAN PADA E- COMMERCE DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS DAN APRIORI Gunawan 1, Fandi Halim 2, Tony Saputra Debataraja 3, Julianus Efrata Peranginangin 4

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN PASAR MODAL Bursa efek merupakan arti fisik dari pasar modal. Pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta

Lebih terperinci

2. Tinjauan Pustaka. Gambar 2-1 : Knowledge discovery in database

2. Tinjauan Pustaka. Gambar 2-1 : Knowledge discovery in database 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Data Mining Data mining merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses ekstraksi informasi yang tersembunyi dari sekumpulan data yang berukuran sangat besar dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Data Mining Data mining adalah suatu istilah yang digunakan untuk menguraikan penemuan pengetahuan di dalam database. Data mining adalah Proses yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Saham 2.1.1 Pengenalan Saham Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan usaha terhadap suatu perusahaan (Athanasius, 2012). 2.1.2 Pengenalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 6 referensi sebagai berikut : - Algoritma Naïve Bayes Classifier

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 6 referensi sebagai berikut : - Algoritma Naïve Bayes Classifier BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 6 referensi sebagai berikut : Tabel 2.1 Penelitian sebelumnya Parameter Penulis Objek Metode Hasil

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA

BAB 2 TELAAH PUSTAKA BAB 2 TELAAH PUSTAKA Pada bab ini akan dipaparkan mengenai deskripsi data mining secara umum dan landasan teori dari algoritma data mining yang digunakan pada FIKUI Mining. Selain itu, juga akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Education data mining merupakan penelitian didasarkan data di dunia pendidikan untuk menggali dan memperoleh informasi tersembunyi dari data yang ada. Pemanfaatan education

Lebih terperinci

Materi 1 DATA MINING 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2015 Nizar Rabbi Radliya

Materi 1 DATA MINING 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2015 Nizar Rabbi Radliya Materi 1 DATA MINING 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2015 Nizar Rabbi Radliya nizar.radliya@yahoo.com Nama Mahasiswa NIM Kelas 1. Memahami cakupan materi dan sistem perkuliahan Data Mining.

Lebih terperinci

MODEL DATA MINING CAPAIAN PEMBELAJARAN. N. Tri Suswanto Saptadi. Definisi Kategori Model Naïve Bayesian k-nearest Neighbor Clustering 12/4/2015

MODEL DATA MINING CAPAIAN PEMBELAJARAN. N. Tri Suswanto Saptadi. Definisi Kategori Model Naïve Bayesian k-nearest Neighbor Clustering 12/4/2015 1 MODEL DATA MINING N. Tri Suswanto Saptadi CAPAIAN PEMBELAJARAN Definisi Kategori Model Naïve Bayesian k-nearest Neighbor Clustering 1 3 Definisi Mining : proses atau usaha untuk mendapatkan sedikit barang

Lebih terperinci

Tahapan Proses KDD (Peter Cabena) Business Objective Determination (#1) Business Objective Determination (#2) Business Objective Determination (#4)

Tahapan Proses KDD (Peter Cabena) Business Objective Determination (#1) Business Objective Determination (#2) Business Objective Determination (#4) Knowledge Discovery in Databases (IS704) dan Data Mining (CS704) Kuliah #2 Gunawan Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik Surabaya Tahapan Proses KDD (Peter Cabena) Penentuan Sasaran Bisnis (

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terkait Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian yang didasarkan pada penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Tinjauan Pustaka Penelitian terkait metode clustering atau algoritma k-means pernah di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Tinjauan Pustaka Penelitian terkait metode clustering atau algoritma k-means pernah di BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian terkait metode clustering atau algoritma k-means pernah di lakukan oleh Muhammad Toha dkk (2013), Sylvia Pretty Tulus (2014), Johan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Data Mining Data Mining adalah proses pencarian pengetahuan dari suatu data berukuran besar melalui metode statistik, machine learning, dan artificial algorithm. Hal yang paling

Lebih terperinci

APLIKASI DATA MINING ANALISIS DATA TRANSAKSI PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI (Studi Kasus di Apotek Setya Sehat Semarang)

APLIKASI DATA MINING ANALISIS DATA TRANSAKSI PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI (Studi Kasus di Apotek Setya Sehat Semarang) Hapsari Dita Anggraeni, Ragil Saputra, Beta Noranita APLIKASI DATA MINING ANALISIS DATA TRANSAKSI PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI (Studi Kasus di Apotek Setya Sehat Semarang) Hapsari Dita

Lebih terperinci

Tahapan Proses KDD (Peter Cabena)

Tahapan Proses KDD (Peter Cabena) Knowledge Discovery in Databases (IS704) dan Data Mining (CS704) Kuliah #2 Gunawan Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik Surabaya Tahapan Proses KDD (Peter Cabena) Penentuan Sasaran Bisnis (Business

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA SISWA BARU SEKOLAHMENENGAH KEJURUAN UNTUK CLUSTERING JURUSAN

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA SISWA BARU SEKOLAHMENENGAH KEJURUAN UNTUK CLUSTERING JURUSAN PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA SISWA BARU SEKOLAHMENENGAH KEJURUAN UNTUK CLUSTERING JURUSAN Fauziah Nur1, Prof. M. Zarlis2, Dr. Benny Benyamin Nasution3 Program Studi Magister Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penentuan dosen pembimbing tugas akhir masih dilakukan secara manual di Jurusan Teknik Informatika UMM yang hanya mengandalkan pengetahuan personal tentang spesialisasi

Lebih terperinci

( ) ( ) (3) II-1 ( ) ( )

( ) ( ) (3) II-1 ( ) ( ) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Naïve Bayes Classifier 2.1.1 Teorema Bayes Bayes merupakan teknik prediksi berbasis probabilistik sederhana yang berdasar pada penerapan teorema Bayes (atau aturan Bayes) dengan

Lebih terperinci

Abidah Elcholiqi, Beta Noranita, Indra Waspada

Abidah Elcholiqi, Beta Noranita, Indra Waspada Abidah Elcholiqi, Beta Noranita, Indra Waspada PENENTUAN BESAR PINJAMAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM DENGAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR (Studi Kasus di Koperasi Simpan Pinjam BMT Bina Insani Pringapus) Abidah

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ,

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang  , 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hasil survey Badan Kesejahteraan Keluarga Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BKKPPKB) tahun 2009 menunjukkan angka kemiskinan di Kabupaten Bantul sebanyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Dasar Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya yaitu untuk mengklasifikasikan kelayakan kredit calon debitur

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan dituntut untuk siap menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan perusahaan lain. Makin intensifnya persaingan yang dihadapi, telah menyebabkan

Lebih terperinci

Proses Data Mining dalam Sistem Pembelajaran Berbantuan Komputer

Proses Data Mining dalam Sistem Pembelajaran Berbantuan Komputer Proses Data Mining dalam Sistem Pembelajaran Berbantuan Komputer Mewati Ayub Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Maranatha, Bandung Email : mewati.ayub@eng.maranatha.edu

Lebih terperinci

Pasar Modal Indonesia

Pasar Modal Indonesia Pasar Modal Indonesia Pasar Modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi

Lebih terperinci

Pengertian Pasar Modal.. (2) Pasar Modal Indonesia. Pengertian Pasar Modal..(1) Peran dan Manfaat Pasar Modal 10/9/2011

Pengertian Pasar Modal.. (2) Pasar Modal Indonesia. Pengertian Pasar Modal..(1) Peran dan Manfaat Pasar Modal 10/9/2011 Pasar Modal Indonesia Pasar Modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang terdiri dari komponen-komponen atau sub sistem yang berorientasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. yang terdiri dari komponen-komponen atau sub sistem yang berorientasi untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Gondodiyoto (2007), sistem adalah merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen atau sub sistem yang berorientasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Lebih terperinci

SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG. ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB

SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG. ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB Pengertian Sumber dana jangka panjang merupakan sumber dana yang memiliki jangka waktu panjang yaitu lebih dari 10 tahun. Sumber dana jangka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DESAIN PENELITIAN Dalam melakukan penelitian, dibutuhkan desain penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Berikut ini merupakan desain penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu aspek terpenting bagi kehidupan manusia, yang dapat mempengaruhi manusia itu sendiri, juga menjadi faktor pendukung dalam setiap sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet saat ini merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa dipisahkan dari segenap sendi kehidupan. Berbagai pekerjaan ataupun kebutuhan dapat dilakukan melalui media

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pasar Modal. diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pasar Modal. diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA Landasan Teori Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Sebelum melakukan penelitian adapun penulis mencari penelitian penelitian yang memungkinkan terkait dengan penelitian antara lain : 1. Analisis Kinerja Data

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dalam penelitian ini berjudul Penentuan Wilayah Usaha Pertambangan Menggunakan Metode Fuzzy K-Mean Clustering

Lebih terperinci

TAKARIR. : Mengelompokkan suatu objek yang memiliki kesamaan. : Kelompok atau kelas

TAKARIR. : Mengelompokkan suatu objek yang memiliki kesamaan. : Kelompok atau kelas TAKARIR Data Mining Clustering Cluster Iteratif Random Centroid : Penggalian data : Mengelompokkan suatu objek yang memiliki kesamaan. : Kelompok atau kelas : Berulang : Acak : Pusat area KDD (Knowledge

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Data Mining Dengan perkembangan pesat teknologi informasi termasuk diantaranya teknologi pengelolaan data, penyimpanan data, pengambilan data disertai kebutuhan pengambilan

Lebih terperinci