BAB II KAJIAN TEORI. 2.1.Kajian Teori Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
|
|
- Djaja Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN TEORI 2.1.Kajian Teori Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Pembelajaran matematika menurut pandangan konstruktivis adalah membantu peserta didik untuk membangun konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi, sehingga konsep atau prinsip itu terbangun kembali. Transformasi informasi yang diperoleh menjadi konsep atau prinsip baru (Hudoyo 1988: 6). Strategi pembelajaran menurut Winataputra et al (1992:10) adalah Siasat atau keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif bagi tercapainya tujuan pembelajaran. Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai segala upaya penataan lingkungan belajar yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan atau tanpa kehadiran guru. Penataan lingkungan berarti penyiapan, dan pemanfaatan lingkungan belajar (meliputi: sumber belajar, sarana/alat belajar dan suasana kelas). Sehingga guru perlu memberi dorongan kepada peserta didik untuk menggunakan otoritasnya dalam membangun gagasan. Selanjutnya masih menurut Winataputra et al (1992: 97-98), bahwa dalam pembelajaran matematika hendaklah dipilih strategi pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik secara aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik maupun sosial. Keaktifan peserta didik itu tidak saja pada keterampilan mengerjakan soal sebagai aplikasi dari konsep-konsep matematika yang telah dipelajarinya, melainkan perlu lebih mementingkan pemahaman pada proses terbentuknya konsep. Konsep-konsep matematika hendaknya tidak diajarkan melalui definisi, tetapi melalui contoh-contoh yang relevan yang melibatkan konsep-konsep tertentu. Konsep-konsep itu hendaknya dijamin sudah terbentuk dalam pikiran peserta didik. 6
2 7 Pendekatan dan strategi pembelajaran matematika hendaklah mengikuti paedagogik secara umum, yaitu pembelajaran diawali dari konkret ke abstrak, dari sederhana ke kompleks dan dari mudah ke sulit, dengan menggunakan berbagai sumber belajar. Belajar akan bermakna bagi peserta didik apabila mereka aktif dengan berbagai cara untuk mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuannya. Dengan demikian suatu rumus, konsep atau prinsip dalam matematika, sebaiknya ditemukan kembali oleh si pembelajar di bawah bimbingan guru (guided re-invention). (Depdiknas, 2006: 4). Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa di dalam memilih strategi pembelajaran matematika hendaklah: (1) dapat mengaktifkan peserta didik dalam belajar untuk menemukan konsep, prinsip, rumus, atau algoritma matematika di bawah bimbingan guru, (2) dimulai dari konkret ke abstrak, dari mudah ke sulit, dari sederhana ke kompleks dan dari masalah kontekstual yang dekat dengan lingkungan peserta didik ke masalah yang universal (3) menjadikan pemecahan masalah sebagai pusat pembelajaran dan (4) melibatkan berbagai pengalaman/pengetahuan yang sudah dimiliki peserta didik Materi Pangkat Dua dan Akar Pangkat Dua Materi Pangkat dua dan akar diajarkan dikelas V semester dua pada standar kompetensi melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah dan kompetensi dasar menghitung perpangkatan dan akar pangkat sederhana. Materi tersebut dapat dilihat pada silabus berikut ini.
3 8 Silabus Kelas 5 SD Negeri Bantal Kecamatan Bancak Standar Kompetensi : 6.Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar Kegiatan Belajar Penilai an Alokasi Waktu Materi Pokok dan Uraian Materi Indikator Pencapaian Kompetensi Sumber/ Bahan/ Alat 6.1Menghit ung perpangkata n dan akar sederhana Bilangan Hasil bilangan Operasi hiitung yang melibatkan bilangan berpangkat dua Mengenal bilangan akar Mencari hasil bilangan akar Melakukan operasi hitung yang melibatkan bilangan akar kuadrat Siswa melakukan permainan dengan tahapan STAD pada materi bilangan Siswa melakukan permainan dengan tahapan STAD pada materi mencari hasil perpangkatan dua sebagai perkalian berulang Siswa melakukan permainan dengan tahapan STAD pada materi operasi hitung yang melibatkan bilangan berpangkat dua Siswa melakukan permainan dengan tahapan STAD pada materi bilangan akar dari bilangan kuadrat Siswa melakukan permainan dengan tahapan STAD pada materi mencari hasil akar dari bilangan kuadrat Siswa melakukan permainan dengan tahapan STAD pada materi operasi hitung yang melibatkan bilangan bertanda akar kuadrat dengan bilangan lain Mengenal bilangan Mencari hasil pangkat dua Melakukan operasi hitung bilangan 6.1.4Mengena l bilangan akar pangkat dua Mencari hasil akar Melakukan operasi hitung yang melibatkan bilangan akar Tertuli s 12 jp Sumber: Buku Matemat ika 5a Penerbit Pusat Pebukua n BSE halaman Buku Gemar Matemat ika 5. Penerbit Pusat Perbuku an Depatem en Nasional hal: Alat: Laptop, LCD proyekto r,
4 9 Menurut Soenaryo (2007) perpangkatan dua adalah perkalian dua bilangan yang sama besar, atau sebagai perkalian berulang. Bilangan kuadrat atau pangkat dua adalah suatu bilangan yang merupakan hasil kali dua bilangan yang sama. Bilangan 1 adalah bilangan kuadrat, sebab 1 = 1 2 Bilangan 4 adalah bilangan kuadrat, sebab 4 = 2 2 Bilangan 9 adalah bilangan kuadrat, sebab 9 = 3 2 Bilangan 25 adalah bilangan kuadrat, sebab 25 = 5 2 Menurut Sunaryo (2007) akar atau akar kuadrat adalah suatu bilangan faktor dari bilangan itu jika dipangkatkan dua atau dikuadratkan hasilnya akan sama dengan bilangan itu. 1 x 1 = 1 -> 1 = 1 2 x 2 = 4 -> 4 =2 3 x 3 = 9 -> 9 = Permainan Heli Permainan heli merupakan permainan edukatif, menurut Andang Ismail (2006:119) permainan edukatif adalah suatu kegiatan yang sangat menyenangkan dan merupakan cara atau alat pendidikan yang bersifat mendidik, untuk memperoleh kesenangan atau kepuasaan dalam kegiatan bermain.
5 10 Menurut Padu Amaliyah (2016) permainan edukatif adalah sarana yang dapat merangsang aktivitas anak untuk mempelajari sesuatu tanpa menyadarinya, baik menggunakan teknologi modern maupun teknologi sederhana bersifat tradisional. Malone dalam Tadkiroatun (2008) menandai tiga karaktersitik dari permainan. Kriteria pertama adalah tantangan. Dengan adanya tantangan, permainan menjadi lebih efektif. Kriteria kedua untuk motivasi anak terlibat dalam permainan adalah fantasi. Fantasi berkaitan dengan motivasi intrinsik, dengan tujuan penyelesaian masalah permaianan. Kriteria ketiga adalah keingintahuan, keingintahuan ini mendorong anak untuk terus bereksplorasi. Rasa ingin tahu anak akan mendorong mereka bagaimana harus menyelesaikan suatu tantangan dalam permainan. Secara umum permainan edukatif merupakan suatu kegiatan dari cara atau alat pendidikan yang digunakan dalam kegiatan bermain. Disadari atau tidak, permainan itu memiliki muatan pendidikan yang dapat yang dapat bermanfaat dalam mengembangkan diri secara utuh karena fitrah manusia membutuhkan bermain Manfaat Permainan Heli Manfaat permainan heli bagi siswa sama dengan manfaat bermain secara umum. Di katakan Al-Ghazali dalam Andang Ismail (2006:2) bermain-main bagi seorang anak sesuatu yang sangat penting. Sebab, melarangnya dari bermain seraya memaksanaya untuk belajar terus menerus dapat mematikan hatinya, mengganggu kecerdasannya, dan merusak irama kehidupan bermain adalah dunia sekaligus sarana belajar anak.
6 11 Memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain berarti memberikan kesempatan mereka untuk belajar, Memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain berarti telah berusaha membuat pemahaman belajar itu dirasakan dan diopersepsikan secara alami oleh anak ynag bersangkutan sehingga menjadi bermaikna baginnya (Solehuddin,2000). Herbert Spencer (Catron & Allen,1999) dalam Tadkiroatun Musfiroh (2008) menyatakan bahwa anak bermain karena mereka mempunyai energi berlebih. Energi ini mendorong mereka untuk melakukan aktivitas sehingga mereka terbebas dari perasaan tertekan. Selanjutnya menurut Tadkiroatun Musfiroh (2008) manfaat bermain, antara lain : Anak belajar untuk menerima, mengekspresikan, dan menguasai perasaan merak secara positif dan konstruktif Anak juga belajar meyakini sudut pandangnya sendiri yang hal itu membuat anak termotivasi untuk menguasai dan mengembangkan jati diri, kepercayaan diri, ketenangan diri, dan harga diri.. Anak belajar tingkah laku sosial, seperti bekerja sama, berbagi, dan saling membantu. Anak belajar menggunakan konsep matematika untuk memecahkan masalah Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Belajar Motivasi merupakan suatu energi dalam diri manusia yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu. Ridwan Abdullah Sani (2013:49) mengatakan bahwa motivasi belajar adalah segala sesuatu yang dapat mendorong peserta didik atau individu untuk belajar. Tanpa dorongan belajar, seorang peserta didik tidak akan belajar secara maksimal dan akhirnya tidak akan mencapai keberhasilan dalam belajar.
7 12 Menurut Sardiman (2009) mengatakan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang di kehendaki oleh subjek belajar ini dapat tercapai. Menurut Arief Rahmat (2009) motivasi belajar dapat didefinisikan sebagai usaha-usaha seseorang (siswa) untuk menyediakan segala daya (kondisi-kondisi) untuk belajar sehingga ia mau atau ingin melakukan proses pembelajaran. Secara umum motivasi belajar dapat didefinisikan sebagai dorongan dari dalam diri maupun luar seseorang untuk melakukan aktivitas agar tujuan tercapai Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar Ridwan Abdullah Sani, (2013:50) mengatakan strategi meningkatkan motivasi belajar, motivasi merupakan kondisi yang menimbulkan perilaku, mengarahkan perilaku, atau mempertahankan perilaku, atau mempertahankan intensitas perilaku. Motivasi belajar dapat dilakukan dengan meningkatkan perhatian (attention), relevansi (relevance), kepercayaan diri (confidence), dan kepuasan (satisfaction) peserta didik dalam belajar. Attention (Perhatian) siswa didorong oleh rasa ingin tahu. Oleh sebab itu rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan sehingga siswa akan memberikan perhatian, dan perhatian tersebut terpelihara selama proses belajar mengajar, bahkan lebih lama lagi. Strategi untuk meningkatkan perhatian untuk meningkatkan attention perserta didik adalah: 1. Menggunakan metode instruksional yang bervariasi. 2. Menggunakan variasi media (audio-video, transparansi dan sebagainya ) untuk melengkapi pembelajaran. 3. Menggunakan humor yang tepat pada saat yang tepat. 4. Menggunakan peristiwa nyata sebagai contoh untuk memperjelas konsep. 5. Menggunakan teknik bertanya melibatkan peserta didik.
8 13 Relevance (Relevan) menunjukkan adanya hubungan antara materi pelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Motivasi akan terpelihara apabila mereka menganggap apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi, atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang. Strategi untuk meningkatkan relevansi peserta didik antara lain: 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kemampuan apa saja yang dapat diperoleh peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar. 2. Menjelaskan manfaat pengetahuan/keterampilan yang akan dipelajari yang berkaitan dengan pekerjaan di masyarakat atau dunia kerja. 3. Mengemukakan arti pentingnya hal yang dipelajari. 4. Memberikan contoh latihan atau tes yang berlangsung berhubungan dengan profesi atau pekerjaan tertentu. 5. Mengaitkan materi dengan latar belakang kehidupan siswa. Confidence (Kepercayaan Diri) merasa diri kompeten atau atau mampu merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Konsep tersebut berhubungan dengan keyakinan pribadi siswa bahwa dirinya memiliki untuk melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan. Prinsip yang berlaku dalam hal ini adalah bahwa motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Strategi untuk meningkatkan kepercayaan diri (self confidence) antara lain: 1. Memperbanyak pengalaman berhasil peserta didik. 2. Menyusun pembelajaran dalam bagian yang lebih kecil. 3. Meningkatkan harapan untuk berhasil dengan menyatakan tujuan pembelajaran. 4. Memungkinkan kontrol keberhasilan pada peserta didik. 5. Menumbuhkan/mengembangkan kepercayaan diri peserta didik. 6. Memberikan umpan balik yang konstruktif. Satisfaction (Kepuasan) Keberhasilan dalam mencapai satu tujuan akan menghasilkan kepuasan dan siswa akan termotivasi untuk terus berusaha
9 14 mencapai tujuan serupa. Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri siswa. Strategi untuk meningkatkan kepuasan belajar di antaranya: 1. Menggunakan pujian secara verbal dan umpan balik. 2. Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk segera mempraktikkan pengetahuan yang dipelajari. 3. Meminta peserta didik untuk membantu teman yang belum berhasil menguasai suatu keterampilan atau pengetahuan. 4. Membandingkan prestasi peserta didik dengan prestasinya sendiri pada masa lalu. Tidak membandingkan dengan peserta didik lain Model Pembelajaran STAD Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang di dalamnya beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran. Tidak hanya secara akademik, siswa juga dikelompokkan secara beragam berdasarkan gender ras dan etnis. Strategi ini pertama kali dikembangkan oleh Robert Slavin (1995) dan rekan-rekannya di Johns Hopkins University, Miftahul Huda ( 2013 : 201). Slavin (2008: 26) menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif. Ridwan Abdullah Sani (2013), menyatakan pembelajaran kooperatif tipe STAD pembelajaran metode ini dikembangkan oleh Slavin di mana sekitar empat atau lima peserta didik yang heterogen berada dalam satu kelompok. Model ini
10 15 dapat diterapkan untuk mata pelajaran matematika, sains, bahasa, dan ilmu pengetahuan sosial. Dimulai dengan penyampaian materi pelajaran. Peserta didik harus mengetahui apa yang akan dipelajari. Setiap kelompok diberi tugas semua peserta didik harus menguasai materi yang diberikan. Secara umum Student Teams Achievement Division STAD dapat dikatakan sebagai model pembelajaran kooperatif di mana empat atau lima peserta didik yang heterogen berada dalam satu kelompok saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran Langkah-Langkah Model Pembelajaran STAD Berikut ini langkah-langkah Model Pembelajaran STAD menurut Miftahul Huda ( 2013:202) : Tahapan Tahap 1 : Pengajaran Pada tahap ini guru menyajikan materi pelajaran dengan format ceramah, siswa diajarkan tentang apa yang akan mereka pelajari dan mengapa pelajaran tersebut penting. Tahap 2 : Tim Studi Pada tahap ini para anggota kelompok bekerja secara kooperatif untuk menyelesaikan tugas dari guru. Tahap 3 : Tes Siswa menyelesaikan kuis secara individual. Guru men-score kuis tersebut dan mencatat pemerolehan hasilnya saat itu. Tahap 4 : Rekognisi Setiap tim menerima penghargaan atau reward bergantung dari skor rata-rata tim. Kegiatan dalam Pembelajaran Pada Tahapan ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran, materi pelajaran. Siswa mempelajari materi. Pada kegiatan pembelajaran ini siswa membetuk kelompok menyelesaikan tugas. Pada tahap ujian siswa menyelesaikan kuis dari guru secara individual. Guru memberikan penghargaan bagi anggota tim dengan skor tertinggi.
11 16 Sintaksis / langkah-langkah pembelajaran tipe STAD, menurut Ridawan Abdullah Sani (2013: 134) Tahapan Tahap 1: Pembentukan kelompok Guru mengelompokkan peserta didik dalam beberapa kelompok. Tahap 2 :Penyampaian materi Guru menyampaikan materi pembelajaran. Tahap 3: Pemberian tugas Pemberian tugas untuk dikerjakan anggota kelompok. Tahap 4: Kuis Siswa menjawab kuis, para siswa tidak boleh diperbolehkan saling membantu. Tahap 5: Evaluasi Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Tahap 6 :Penghargaan Siswa mendapatkan penghargaan dari guru. Kegiatan pembelajaran Bentuk kelompok yang anggotanya terdiri atas 4 sampai 5 orang secara heterogen. Guru menyajikan materi pelajaran. Guru memberi tugas kepada kelompok membahas hasil diskusi secara bersama-sama. Guru memberikan tes /kuis kepada siswa secara individu. Guru memberikan evaluasi. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai. Secara umum langkah-langkah pembelajaran tipe STAD adalah sebagai berikut; Tahapan Tahap 1 : Pengajaran Pada tahap ini guru menyajikan materi pelajaran dengan format ceramah, siswa diajarkan tentang apa yang akan mereka pelajari dan mengapa pelajaran tersebut penting. Tahap 2 : Pembentukan kelompok Guru mengelompokkan peserta didik dalam beberapa kelompok. Tahap 3 : Kuis Siswa menjawab kuis, para siswa tidak boleh diperbolehkan saling membantu. Tahap 4 : Penghargaan Setiap tim menerima penghargaan atau reward bergantung dari skor rata-rata tim. Kegiatan dalam Pembelajaran Siswa mempelajari materi yang disampaikan oleh guru. Pada tahapan ini anggota kelompok terdiri atas 4-5 siswa bekerja secara kooperatif untuk menyelesaikan tugas dari guru. Pada kegiatan pembelajaran ini siswa menyelesaikan permainan heli. Pada tahap ujian siswa menyelesaikan kuis dari guru secara individual. Siswa menerima penghargaan atau reward bergantung dari skor rata-rata tim.
12 Hasil Belajar Nana Sudjana (2004:22) mengemukakan bahwa hasil belajar dibagi menjadi tiga macam yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. Chatarina Tri Anni (2004:4), berpendapat bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Sedangkan Bloom (Nasution 2005:136) menegaskan bahwa ada tiga dimensi belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Dimensi kognitif adalah kemampuan yang berhubungan dengan berpikir, mengeahui dan memecahkan masalah. Dimensi afektif adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai dan minat. Sedangkan dimensi psikomotorik adalah kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan motorik. Kesimpulan hasil belajar dapat dinyatakan sebagai perubahan perilaku baik dimensi kognitif, afektif dan motorik yang diperolh dari hasil belajar. 2.2.Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Khafiq Andri Prasetyo tahun 2009 dengan judul Media Permainan Edukatif dengan Macromedia Flash untuk meningkatkan motivasi belajar siswa SDN Dadapayam 02 Tahun Ajaran 2009/2010). Kesimpulan dari penelitian ini adalah peningkatan motivasi belajar siswa kategori baik pada kondisi awal sejumlah 3 siswa (12%) menjadi siswa 10 (41%) pada siklus I dan meningkat siswa 15 (56%) pada siklus II. Penelitian yang dilakukan oleh Toni Harseno tahun 2013 dengan judul Multimedia untuk menciptakan motivasi belajar dalam penerapan pembelajaran kooperatif pada materi kerjasama negara asean di SD Negeri 4 Jrakah kelas VI tahun pelajaran 2013/2014. Menghasilkan kesimpulan terjadi peningkatan motivasi belajar siswa kategori baik pada kondisi awal sejumlah 10 siswa (37%)
13 18 menjadi siswa 11 (47%) pada siklus I dan meningkat siswa 14 (58%) pada siklus II. Selain penelitian di atas penelitian yang dilakukan Susi Purwandari tahun 2014 dengan judul permainan kartu berbasis STAD untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa SDN Bancak tahun ajaran 2014/2015. Hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan peningkatan motivasi belajar siswa kategori baik pada kondisi awal sejumlah 7 siswa (24%) menjadi siswa 13 (46%) pada siklus I dan meningkat siswa 19 (89%) pada siklus II. Peningkatan motivasi belajar siswa. Terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I yatitu 65,7 ke siklus II yaitu 78,4 dan ketuntasannya pun 100%. Dari hasil kesimpulanyang dilakukan oleh ketiga penelitian di atas dapat dijadikan rujukan untuk penelitian pada masalah terkait motivasi dan hasil belajar. 2.3.Kerangka Berpikir Kerangka berpikir alur penelitian yang didasarkan pada kondisi awal pembelajaran tidak sesuai dengan harapan karena hasilnya tidak maksimal. Pembelajaran yang tidak menarik menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar pun tidak sesuai dengan harapan. Pembelajaran Matematika di SD paradigma yang memandang Matematika sebagai momok juga terjadi pada siswa SDN Bantal. Kondisi ini diperparah dengan pembelajaran guru yang masih menggunakan pembelajaran yang konvensional dengan banyak ceramah dan siswa hanya membaca buku paket selama pembelajaran berlangsung. Akumulasi dari semua hal ini menyebabkan motivasi belajar siswa rendah. Rendahnya motivasi belajar siswa hal itu nampak saat saat pembelajaran matematika berlangsung, siswa kurang konsentrasi, kurang antusias, siswa kurang percaya diri saat menjawab pertanyaan, siswa tidak aktif selama pembelajaran. Rendahnya motivasi belajar bedampak pada kurang maksimalnya hasil belajar.
14 19 Untuk meningkatkan meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar maka pembelajaran dikemas dengan penerapan permainan heli berbasis model pembelajaran tipe STAD. Dengan Pembelajaran ini terdapat langkah-langkah pembelajaran yang didalamnya terdapat permainan dan penghargaan kelompok. Sehingga diharapkan dengan adanya permainan dan penghargaan kelompok maka motivasi belajar siswa meningkat. Melalui permainan heli dalam pembelajaran diharapkan peserta didik terlibat secara aktif dan tertantang menyelesaiakan setiap misi-misi dalam permainan. Berdasarkan kondisi awal, penulis melakukan penelitian berupa tindakan perbaikan dari pembelajaran sebelumnya. Tindakan ini dilakukan dalam dua siklus, yakni siklus 1 dan siklus 2. Setiap siklus dilakukan dengan menggunakan permainan heli berbasis STAD dengan langkah-langkah pengajaran sebagai berikut; pengajaran, pembentukan kelompok, kuis, evaluasi, penghargaan. Hal ini mampu meningkatkan motivasi belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Peningkatan positif ini juga diikuti dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik saat mengikuti pembelajaran. 2.4.Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Dengan menggunakan permainan heli berbasis STAD dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada mata pelajaran matematika siswa Kelas V SDN Bantal Kec. Bancak Tahun Pelajaran 2015/ Dengan menerapkan permainan heli berbasis STAD dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada mata pelajaran matematika siswa Kelas V SDN Bantal Kec. Bancak Tahun Pelajaran 2015/ Karena menggunakan permainan heli berbasis STAD dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada mata pelajaran matematika siswa Kelas V SDN Bantal Kec. Bancak Tahun Pelajaran 2015/2016.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KajianTeori 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar menurut Anni ( 2004:4 ) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar Hasil belajar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti gunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Calssroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.
BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Definisi belajar ada beraneka ragam karena hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saling terkait sehingga dapat membuahkan hasil belajar yang optimal. Dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental yang saling terkait sehingga dapat membuahkan hasil belajar yang optimal. Dengan demikian, belajar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan sains dan teknologi di era modern ini. Dalam mempelajari matematika tidak cukup bila hanya dibaca dihafal
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sejak lahir manusia telah memulai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif
2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif BAB II KAJIAN TEORI Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan ilmiah. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pengertian Belajar Menurut Nasution (1982 : 2) belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Belajar Menurut Nasution (1982 : 2) belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman sendiri. Dengan belajar seseorang akan mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran guru SD memegang peranan yang sangat penting dalam pengetahuan dasar siswa. Hal ini dikarenakan siswa SD masih memerlukan bimbingan
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DENGAN MEDIA VIDEO
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DENGAN MEDIA VIDEO Defi Selfiana 1), Edy Nurfalah 2), Wendri Wiratsiwi 3) 1) PGSD FKIP Unirow, Tuban;
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika di SD Pengertian matematika menurut Glover (2006) yaitu Matematika merupakan suatu pelajaran mengenai angka-angka, pola-pola, dan bangun.
Lebih terperincisekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran di tingkat sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dari segala sesuatu yang diperkirakan dan dikerjakan. Belajar juga
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Darsono (2000:32) belajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan individu secara keseluruhan, baik fisik maupun psikis untuk mencapai suatu tujuan. Selain itu Slameto
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem belajar kelompok yang di dalamnya siswa di bentuk ke dalam kelompok yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat membantu pencapaian keberhasialn pembelajaran. Ditegaskan oleh
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Belajar aktif, ditunjukkan dengan adanya keterlibatan intelektual dan emosional yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa diberi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang mempengaruhi siswa dalam mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan yang diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang handal, tentunya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang handal, tentunya diperlukan peningkatan kualitas pendidikan dalam berbagai aspek diantaranya matematika. Matematika
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Banyak pengertian tentang hasil belajar menurut beberapa ahli yaitu sebagai berikut: 1. Menurut Darmansyah (2006: 13) menyatakan bahwa hasil
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh Arma Mariangke, Imran, dan Dwi Septiwiharti Mahasiswa Program Guru Dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori, pendapat-pendapat ahli yang mendukung penelitian akan dipaparkan dalam obyek yang sama, dengan pandangan dan pendapat yang berbedabeda. Kajian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model Pembalajaran Kooperatif Tipe STAD 2.1.1.1. Model Pembalajaran Kooperatif Mohamad Nur (2011:1) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik
Lebih terperinciSejalan dengan hal tersebut Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar matematika:
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan jiwa manusia untuk berkembang sesuai dengan potensi dan kemampuannya. Pendidikan juga merupakan faktor pendukung
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran yang digunakan oleh guru demi tercapainya keberhasilan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP
PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Metode student team achievement division (STAD) Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan
Lebih terperinci2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam pandangan tradisional selama beberapa dekade dipahami sebagai bentuk pelayanan sosial yang harus diberikan kepada masyarakat. Namun demikian pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan yang mengharuskan untuk mampu melahirkan sumber daya manusia yang dapat memenuhi tuntutan global. Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam adalah Ilmu yang merupakan terjemahan katakata dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Berhubungan dengan
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KELAS IV B SD NEGERI TAHUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Fathonah Guru Kelas IVB SD Negeri Tahunan Yogyakarta Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Dan Pembelajaran Menurut Hamalik (2001:28), belajar adalah Sesuatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut
Lebih terperinciOleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 TILAMUTA
Lebih terperinciKAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang
II. KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas
Lebih terperinci2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BESAR TERHADAP KERJASAMA SISWA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang penting bagi setiap bangsa yang sedang membangun. Dalam kedudukannya pada kerangka pembangunan nasional, pendidikan bersifat
Lebih terperinci2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilakukan oleh manusia secara sadar menuju kedewasaan baik mental, emosional, maupun intelektual.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan
6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli Menurut Djamarah dan Syaiful (1999:22), Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan
8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai latar belakang peneliti mengambil judul skripsi. Selain itu, dalam bab ini peneliti membahas rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian tindakan, manfaat penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan pemegang peran utama dalam proses pembelajaran karena guru mempunyai peranan penting dalam keberhasilan siswa menerima dan menguasai pelajaran
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe. STAD (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Hasil Belajar
BAB V PEMBAHASAN A. Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Hasil Belajar Setelah analisis data penelitian selesai, langkah selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia juga akan menjadi baik. Pendidikan juga merupakan aspek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek yang paling mendasar dalam kehidupan bermasyarakat, karena dengan pendidikan yang baik maka sumber daya manusia juga akan menjadi baik.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat
6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemahaman Konsep 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran kooperatif Tipe NHT Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam
Lebih terperinciJurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 1. Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk menentukan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses dalam rangka
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN Rejowinangun Utara 03 Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Rejowinangun Utara 03 Kota Magelang pada semester II tahun pelajaran 2012/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peserta didik. dan mendewasakan, yang pada akhirnya kemandiriannya dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidik merupakan orang yang mentransformasikan ilmunya kepada peserta didik. dan mendewasakan, yang pada akhirnya kemandiriannya dapat terwujud. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu dengan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari pendapat beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Bruner beranggapan bahwa belajar dengan menggunakan metode penemuan (discovery) memberikan hasil yang baik sebab anak dituntut untuk berusaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban. Sumber daya manusia yang unggul akan mengantarkan sebuah bangsa menjadi bangsa yang maju dan kompetitif
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan, kemauan, minat, sikap, kemampuan untuk berpikir logis, praktis,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Matematika 2.1.1.1 Pembelajaran Matematika di SD BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar
Lebih terperinciLasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA SIKATUBIL PADA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 1 GEMAWANG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Pada umumnya, pemandangan dalam kelas menunjukkan gambaran yang sangat kompleks, yang terdiri dari berbagai jenis kepribadian, potensi, latar belakang kehidupan, serta
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dari kelas 1 samapai kelas 6. Adapun ruang lingkup materinya sebagai
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Matematika SD Matematika merupakan salah satu matapelajaran wajib di SD yang diberikan dari kelas 1 samapai kelas 6. Adapun ruang lingkup materinya sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Mata pelajaran Matematika
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Model pembelajaran kooperatif tipe GI merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.
1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA Oleh Bustaman Asis Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik (Majid, 2014:15). Keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut UU No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciPENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, April 2016 ISSN 2087-3557 PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA SMA Negeri 1 Ulujami
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar SITI ROSIDAH NIM. A.
1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) PADA SISWA KELAS IV SDN 03 DELINGAN TAHUN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu dalam bentuk tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Lebih terperinciLinda Ratnaningtyas D.W. 34
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD MATA PELAJARAN IPS MATERI DOKUMEN DAN BENDA PENTING KELUARGA PADA SISWA KELAS II SDN TANGGUL WETAN 02 JEMBER Linda Ratnaningtyas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Lebih terperinciSuherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DI SMA NEGERI 1 STABAT Suherman Guru Fisika
Lebih terperinciMETODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII.2 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI
METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII.2 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI NURHAIDA MANURUNG Guru SMP Negeri 5 Kota Tebing Tinggi Email :
Lebih terperinciPUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DALAM MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI DAN KEGUNAANNYA MELALUI METODE STAD PADA SISWA KELAS III SEMESTER II SD NEGERI 2 RAWOH KECAMATAN KARANGRAYUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang penting diajarkan sejak dini. Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jalan. Hal tersebut menunjukkan bahwa bilangan Romawi penting untuk dipelajari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bilangan Romawi sering ditemukan dalam beberapa penulisan, seperti penulisan nomor bab pada buku, penulisan tingkatan kelas, dan penomoran alamat jalan. Hal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dimulai dari penguasaan materi sebelumnya.
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran matematika bersifat hirarkis, yaitu dimulai dari pembelajaran konsep yang sederhana menuju konsep yang lebih kompleks, materi yang satu mendasari materi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan kualitas daya manusia di masa yang akan datang. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang sejalan dengan tuntutan kemajuan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan suatu langkah yang sangat penting pada tahap pembangunan dewasa ini. Salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam lampiran Permendiknas No 22 tahun 2006 di kemukakan bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebanyakan siswa tidak menyukai belajar matematika, karena mereka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan yang penting dalam pendididkan. Matematika diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas belajar Sumber Daya Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan usaha sadar dari seorang guru untuk mengarahkan siswa ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan belajar sesuai dengan apa
Lebih terperinciSumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember
PENGGUNAAN METODE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG MENGIDENTIFIKASI CIRI KHUSUS YANG DIMILIKI HEWAN PADA SISWA KELAS VI SDN DARUNGAN 02 TANGGUL Sumono 38 Abstrak. Penelitian ini diterapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 3 Kalirejo Kudus kurang efektif. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan menyampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam suatu pembelajaran terdapat dua aktivitas inti yaitu belajar dan mengajar. Menurut Hermawan, dkk. (2007: 22), Belajar merupakan proses perubahan perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam memiliki potensi yang besar dalam menyiapkan sumber daya manusia dalam menghadapi dunia globalisasi dan industrialisasi. Kimia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sementara itu, bangsa Indonesia masih mengalami hambatan dalam menciptakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban. Sumber daya manusia yang unggul akan mengantarkan sebuah bangsa menjadi bangsa yang maju dan kompetitif
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Matematika 2.1.1.1 Hasil Belajar Hasil Belajar Matematika merupakan suatu perubahan yang dicapai oleh proses usaha yang dilakukan seseorang dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu perbuatan atau proses yang didalamnya berupa pengalaman belajar langsung dalam sepanjang hidup baik didalam lingkungan atau yang diselenggarakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang sangat penting dan sangat berperan dalam perkembangan dunia. Menurut Kurikulum 2004,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Koneksi Matematis. Sejak sekolah dasar, siswa telah diperkenalkan dengan banyak konsep
BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Koneksi Matematis Sejak sekolah dasar, siswa telah diperkenalkan dengan banyak konsep matematika. Sampai suatu saat nanti konsep-konsep matematika akan ada dalam otak siswa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang
Lebih terperinci