METODOLOGI. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat
|
|
- Verawati Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia SEAFAST, Laboratorium Kimia Pusat Studi BIOFARMAKA, Institut Pertanian Bogor dan Laboratorium Kimia Universitas Sahid Jakarta. Penelitian berlangsung mulai bulan Agustus sampai dengan Maret Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bahan untuk membuat ekstrak sayuran, bahan untuk membuat lamtan standar dan bahan-bahan untuk analisa. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan ekstrak sayuran indigenous adalah dam kemangi (Ocimum americanum L), daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr), daun mangkokan (Nothopanax scutellarius (Burm.f.) Merr), daun kenikir (Cosmos caudatus H.B.K.), daun beluntas (Pluchea indica (L)Less), daun pohpohan (Pilea melastonzides (Poir.) BI), daun antanan (Centella asiatica (L) Urb), daun ginseng (Talinum friangulare (Jacq.) Willd.), bunga kecombrang (Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm), daun dan batang krokot (Portulaca oleracea L) dan daun kedondong cina (Polyscias pinnata) yang diperoleh dari pasar lokal yang berada di daerah Bogor, metanol. Bahan-bahan dalam pembuatan larutan standar adalah standar asam galat dal trolox (6-hydroxy-2,5,7,8- tetramethylchrornan-2-carboxylic acid). Sedangkan bahan-bahan yang digunakan untuk analisa meliputi metanol, etanol, reagent Folii-ciocalteau, Na2C03, DPPH (1.1-diphenil -2-picyhidrazil), buffer asetat, reagent ABTS (2.2'-Azino-bis (3-ethyl-benzhiazoline-6-sulfonic acid), asam linoleat, buffer phosphate ph 7, FeC12, K3Fe(CN),j, ammonium tiosianat, trichloroacetic acid, thiobarbituric acid.
2 Alat-ala? yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat untuk ekstraksi, alat untuk membuat larutan standar dan alat untuk analisa. Alat untuk membuat ekstrak sayuran terdiri dari freeze dryer, freezer, neraca analitik, blender kering, labu takar, erlenmeyer, gelas ukur, kertas saring Whatman 41, shaker, water bath, vaccumfilter, rotavapor, pipet Mohr, pipet tetes dan pisau. AIat-alat untuk msmbuat larutan standar adalah labu takar, gelas ukur, erlenmeyer, tabung reaksi, pipet tetes, dan spatula. Sedangkan alat-alat yang digunakan untuk analisis terdiri dari spectrofotometer, dan tabung reaksi. Metode Penelitian Penelitian ini dibagi dalam dua tahap dengan rincian sebagai berikut: Tahap Persiapan Sampel Tahapan ini dimulai dengan mengidentifikasi/determinasi sayuran indigenous. Pengidentifikasian sayuran ini dilakukan di Herbarium Bogoriense, bidang botani, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Bogor (Lampiran 20). Pembuatan bubuk sayuran indigenous, ekstraksi komponen antioksidan, dan karakterisasi sifat fisik dan kimia ekstrak sayuran indigenous. Karakterisasi sifat fisik ekstrak antioksidan sayuran indigenous yang diamati meliputi pengamatan terhadap warna ekstrak dan penghitungan rendemen.. Sedangkan karakterisasi sifat kimia yang diamati meliputi analisa kadar air sayuran segar, kadar air bubuk kering, kadar bahan kering ekstrak, dan total fen01 ekstrak antioksidan sayuran indigenous. Pembuatan Bubuk Sayuran Sayuran indigenous yang digunakan adalah daun kemangi (Ocimum americanum L), daun katuk (Sauropus androg~nus (L) Men), daun mangkokan (Nothopanax scutellarius (Burm.f.) Merr), daun kenikir (Cosmos caudatus H.B.K.), daun beluntas (Pluchea indica Less), daun pohpohan
3 (Pilea melastornoides (Poir.) Bl), dam antanan (Centella asiatica), daun ginseng (Talinurn triangulare (Jacq.) Willd), bunga kecombrang (Etlingera elatior (Jack) R.M.Srn), daun dan batang krokot (Portulaca oleracea) dan dam kedondong cina (Polyscias pinnata). Bagian tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian daun yang masih muda (lima pucuk pertama). Bagian tanaman krokot yang digunakan adalah batang dan daunnya, tanaman antanan yang digunakan adalah seluruh bagiannya, sedangkan bunga kecombrang yang digunakan adalah bunga kec0rnbrar.g yang telah mekar. Pernilihan bagian-bagian tersebut didasarkan pada bagian yang biasa diionsumsi oleh masyarakat. Sayuran-sayuran indigenous tersebut yang diperoleh dari pasar lokal yang berada di daerah Bogor, pertama-tarna disiangi untuk diambil bagian yang akan diteliti, dicuci sarnpai bersih kemudian ditiriskan. Setelah itu sayuran dibekukan dalam freezer selama satu malam untuk memudahkan proses pengeringan vakum. Sayuran yang sudah beku tersebut selanjutnya dikering bekukan dengan alat freeze dryer selama 48 jam. Proses pengeringan dengan cara dibekukan ini mernpunyai kelebihan yaitu dapat mencegah kerusakan atau kehilangan komponen aktif dari sayuran tersebut. Pengeringan ini dirnaksudkan untuk menurunkan kandungan air dari sayuran indigenous sehingga dapat menurunkan efisiensi ekstraksi yang akan dilakukan. Setelah dilakukan proses pengeringan beku, sayuran tersebut dihancurkan dengan cara diblender, kernudian diayak dengan ayakan berukuran 30 mesh, agar diperoleh bubuk sayuran dengan tingkat kehalusan yang tinggi. Selanjutnya sampel yang berupa bubuk sayuran disimpan cialam freezer. Bagan alir persiapan sampel dapat dilihat pada Garnbar 12.
4 Sayuran indigenous I Penyiangan dan pencucian Pengeringan Beku (Freeze dryer, 48 jam) Penghancuran sayuran kering Gambar 12. Bagan alir pembuatan bubuk sayuran indigenous Ekstraksi Komponen Antioksidan Tujuan dari tahap ini adalah mengekstrak komponen-komponen antioksidan yang tedapat dalam sayuran tersebut. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan metode Harnrnersshcmidt dan Pratt (1978). Ekstraksi dimulai dengan menimbang bubuk sayuran indigenous kering sebaxiyak (bk) lalu diekstraksi dengan 100 ml metanol menggunakan penggoyang (shaker) selama 3 jam. Sebanyak 70 ml metanol kemudian ditambahkan dengan campuran dipanaskan dalam penangas air pada suhu 60 C selama 1 jam. Hasil ekstraksi disaring dengan penyaring vakum menggunakan kertas saring Whatman 42. Residu dicuci dengan 100 ml metanol panas dan disaring kembali dengan penyaring vakum. Hasil ekstraksi dan residu dicampur lalu dipekatkan dengan menggunakan rotavapor pada suhu 40 C
5 dengan tekanan rendah (13.5 kgf/cm2). Ekstrak yang diperoleh selanjutnya ditempatkan pada veal-veal dan disimpan dalam freezer. Bagan alir proses ekstraksi dapat dilihat pada Gambar 13. I Bubuk Sayuran Ind.qenous I Ekstraksi dengan Metanol (Hammerschmidt dan Pratt, 1978).I Penyaringan I I f Pencucian dengan Metanol 4 Penghilangan Metanol I Ekstrak Antioksidan Gambar 13. Bagan alir proses ekstraksi komponen antioksidan Karakterisasi Sifat Fisik dan Kimia Ekstrak Antioksidan Sayuran Indigettous Pengujian karakterisasi ekstrak antioksidan sayuran indigenous meliputi sifat fisik dan kiiia ekstrak. Pengamatan terhadap sifat fisik ekstrak terdiri dari pengamatan terhadap warna dan rendemen ekstrak. Sedangkan pengamatan terhadap sifat kimia ekstrak terdiri dari analisis kadar air, kadar bahan kering ekstrak dan penentuan nilai total fenol.
6 Tahap Pengujian Kapasitas Antioksidan Pengujian kapasitas anfioksidan ekstrak sayuran indigenous terdi dari pengujian kapasitas antioksidan sebagai radikal scavenger dengan menggunakan metode DPPH dan ABTS, kapasitas mereduksi menggunakan metode ferisianida dan pengujian kapasitas antioksidan sebagai penghambat oksidasi lipid lanjut. Pengamatan Pengamatan yang dilakukan terhadap ekstrak antioksidan sayuran indigenous adalah sebagai berikut: Karakterisasi Sifat Fisik Ekstrak Antioksidan Sayuran indigenous Warna Ekstrak Pengamatan terhadap warna ekstrak dilakukan dengan mengamati warna yang terbentuk setelah proses ekstraksi. Rendemen Ekstrak Penghitungan terhadap rendemen ekstrak dilakukan untuk mengetahui berapa banyak bahan baku yang dibutuncan untuk mendapatkan sejumlah tertentu ekstrak sayurannya. Rendemen ekstrak ditung dengan cara menirnbang ekstrak yang diperoleh dibagi dengan bobot awal sayuran segar dikurang bobot kering sayuran segar. W ebmk Rendemen Ekstrak (% bb) = x 100% W awal - W nwal kering Keterangan: = bobot ekstrak yang diperoleh (g) W rl;sbal; w a ~ a ~ = bobot awal sampel yang akan diekstrak (g) W,, = bobot awal sampel yang akan diekstrak x k.a sampel
7 Karakterisasi Sifat Kimia Ekstrak Antiohidan Sayuran Indigenous Karakterisasi sifat kimia yang diamati meliputi analisa kadar air (dilakukan terhadap sampel sayuran segar dan bubuk sayuran), analisa kadar bahan kering ekstrak dan nilai total fen01 ekstrak sayuran indigenous. Kadar Air (AOAC, 1984) Penetapan kadar air merupakan cara untuk mengukur banyaknya air yang terdapat di dalam suatu bahan pangan. Analisis kadar air dilakukan terhadap sampel sayuran segar (awal) dan pada sampel bubuk sayuran kering (setelah fieeze drying). Penentuan kadar air ini dilakukan dengan menggunakan metode pengeringan dengan oven biasa. Prinsip dari metode ini adalah air dikeluarkan dari sampel dengan cara menguapkan air yang terdapat dalam bahan pangan. Cawan aluminium dikeringkan dalam oven pada suhu 103OC selama 15 menit kemudian didinginkan dalam desikator dan dilakukan penirnbangan untuk mengetahui bobot kosong daricawan aluminium tersebut. Sampel ditimbang sebanyak 5 g kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 103 C kemudian didinginkan dalam desikator lalu dilakukan penimbangan. Penimbangan dilakukan hingga diperoleh bobot tetap. W-(W1-W2) Kadar air (%) = x 100% W Keterangan : W = bobot contoh sebelum diieringkan (g) WI = bobot (contoh + cawan) sesudah dikeringkan (g) = bobot cawan kosong (g) w2 Kadar Bahan Kering Ekstrak Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk mengetahui berat komponen kering dari ekstrak per 100 mg ekstrak. Prosedur yang dilakukan adalah menyiapkan cawan porselen bersih, bebas lemak dan kotoran. Cawan dikeringkan dalam oven sampai kering lalu didinginkan dalam desikator, lalu
8 ditimbang. Sampel ekstrak diambil sebanyak 2.5 mg lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 4OvC selama kurang lebii 6 jam. Pengeringan dilakukan pada suhu 40 C dimaksudkan agar komponen-komponen volatile yang terdapat dalam ekstrak tidak ikut teruapkan. Ekstrak kering kemudian diieluarkan dari oven dan didinginkan lalu ditimbang hingga diperoleh bobot tetap. I Kadar bahan kering (YO) - (W1- W2) x 100% W Keterangan : W = bobot contoh sebelum diie~gkan (mg) W, = bobot {mntoh + cawan) sesudah diieringkan {ntg) W2 = bobot cawan kosong (mg) I Nilai Total Fen01 Ekstrak Pengukuran nilai total fenol pada tahap ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fenol yang terdapat dalam ekstrak sampel, dan selanjutnya nilai ini digunakan sebagai standar atau dasar penggunaan bahan baku tersebut dalam pengujian kapasitas antioksidan dari masing-masing sampel. Total fenol ekstrak diukur dengan reagent Folin-Ciocalteau menggunakan metode Javanmardi et al. (2003) dengan sediit modifikasi. Prosedur pengukuran dilakukan dengan cara menimbang sampel sebanyak lebih kurang 5 mg untuk masing-masing sampel lalu ditambahkan 0.5 ml metanol, 2.5 ml aquadest, dan 2.5 ml reagent Folin-Ciocalteau 50%. Campuran didiamkan selama 5 menit kemudian ditambahkan 2 ml NazCO3 7.5% dan divorteks lalu diiibasi selama 15 menit pada suhu 45OC. Absorbansi kesemua sampel diukur pada panjang gelombang 765 nm dengan menggunakan spektrofotometer. Hasil pengukuran diekspresikan sebagai mg ekuivalen asam galat per gram berat kering sampel (mg GAE/g bk). Standar yang digunakan dalam penentuan nilai total fenol ekstrak adalah asam ga!at. Standar asam galat dibuat dengan variasi konsentrasi antara ma.
9 Tahap Pengujian Kapasitas antioksidan Ekstrak Sayuran Indigenous Tahapan ini meliputi pengujian kapasitas antioksidan sebagai radikal scavenger yang diuji dengan menggunakan metode DPPH dan ABTS, kapasitas mereduksi yang diuji dengan metode ferisianida. Hasii pengujian ketiga metode tersebut dinyatakan sebagai TEAC (Trolox Equivalent Antioxydant Capacity). Selain itu pengujian kapasitas antioksidan juga dilakukan terhadap antioksidan sebagai penghambat oksidasi lipid lanjut yang diuji dengan metode TBA. Pengujian Kapasitas Antioksidan Sebagai Radical Scavenger Menggunakan Metode DPPH Payet et 01. Pengujian kapasitas antioksidan diukur dengan menggunakan metode (2005). Ekstrak sampel dibuat dalam konsentrasi 100 ppm berdasarkan nilai total fen01 untuk masing-masing sampel. Sebanyak 5 ml dari 0.1 mm larutan DPPH dalam metanol ditambahkan ke dalam masing- masing sampel kemudian dikocok hingga homogen. Selanjutnya sampel disimpan pada suhu 27OC selama 20 menit. Kontrol disiapkan tanpa penambahan ekstrak sampel dan metanol digunakan sebagai koreksi. Absorbansi sampel diukur pada panjang gelombang 517 nm. Kapasitas antioksidan diekspresikan sebagai persen inhibisi (penghambatan) dan dihitung dengan menggunakan rumus : Abs kontro~ - Abs sampel Penghambatan (YO) = x 100 Abs liontro~ Nilai perhitungan persen penghambatan dinyatakan pula dalam TEAC dengan cara : TEAClDPPH = % penghambatan Trolox x [Trolox]
10 Pengujian Kapasitas Antioksidan sebagai Radikal Scavenger metode TEACIABTS" dengan Nilai total kapasitas antioksidan (TAA) diestimasikan sebagai Trolox Equivalent Antioxidant Capacity (TEAC) assay menggunakan metode Lee et al. (2006). Pengujian didasarkan pada kemampuan dari masing-masing substansi untuk membentuk kation radikal ABTs* yang dibandingkan dengan standar (Trolox). Kation radikal disiapkan dengan mencampurkan 7 mm larutan stok ABTS dengan 2.45 mm potassium persulfat (111, v/v) dan dibiarkan bercampur selama 4-8 jam hingga reaksi bejalan sempurna yang ditandai dengan absorbansi yang stabil. Larutan BTS" dilarutkan dengan etanol hingga absorbansinya mencapai F 0.05 pada panjang gelombang 734 nm. Pengukuran dilakukan dengan mengambil 0.9 ml dari larutan ABTS'+ dan 0.1 ml ekstrak sampel yang dilarutka dalam metanol. Campuran dikocok selama 45 detik dan segera dilakukan pengukuran untuk mengetahui absorbansinya pada panjang gelombang 734 nm setelah 1 menit. Standar yang digunakan dalam penentuan nilai total fen01 ekstrak adalah trolox. Standar trolox dibuat dengan variasi konsentrasi antara PM Pengujian Kapasitas antioksidan Sebagai Kapasitas Mereduksi Menggunakan Metode Ferisianida Pengujian kemampuan mereduksi dilakukan dengan menggunakan metode Duh et al. (2004). Sebanyak mg/ml ekstrak dalam buffer phosphate (2.5 ml., 0.2 M, ph 6.6) ditambahkan potassium ferisianat (2.5 ml., 10 mgirnl) lalu campuran diinkubasi pada suhu 50 C selama 20 menit. TCA (2.5 ml., 100 mg/ml) ditambahkan ke dalam campuran lalu disentrifuge
11 selama 10 menit. Sebanyak 2.5 ml supematan dicampurkan dengan 2.5 ml air destilasi clan feri klorida (0.5 ml., 10 m a ). Kemudian diukur absorbansinya diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 700 nm. Semakin tinggi absorbansi meagindiiasikan kemampuan mereduksi yang semakin baik. Kemampuan mereduksi dinyatakan dalam TEAC dengan cara membagi absorbansi kontrol dengan absorbansi sampel. Hasil penghitungan perbandigan tersebut selanjutnya dikonversikan dengan hasil penghitungan kemampuan mereduksi dari standar trolox dengan cara membaginya dengan nilai reduksi trolox. Pengujian Kapasitas antioksidan Sebagai Penghambat Oksidasi Lipid Lanjut Menggunakan Metode TBA (Aqil et al 2006) Sebelum pengukuran potensi antioksidan dari ekstrak sayiran indigenous dilakukan pengukuran hidroperoksida sebagai produk primer asam linoleat yang teroksidasi dengan metode FTC. Metode yang digunakan sebagaimana dijelaskan dalam Aqil et al, (2006). Campuran yang terdiri dari 4 mg ekstrak sampel dalam 4 ml etanol absolut, 4.1 ml asam linoleat dalam etanol 2.52%, 8 ml buffer 7) 0.05 M dan 3.9 ml air diletakkan dalam vial yang ditutup rapat dan disimpan dalam oven dengan suhu 40 C. Sebanyak 0.1 ml dari campuran tersebut ditambahkan dengan etanol 75%, 0.1 ml ammonium tiocianat 30% dan 0.1 ml fero klorida 0.02 M dalam 3.5% HC1. Absorbansi warna merah diukur pada panjang gelombang 500 nm setiap 24 jam sampai 1 hari setelah absorbansi kontrol mencapai nilai tertinggi. Trolox digunakan sebagai standar positif dan kontrol tanpa sampel sebagai kontrol negatif. Pengujian tahap selanjutnya adalah pengujian terhadap daya hambat oksidasi lipid lanjut menggunkan metode TBA. Metode yang digunakan sebagaimana dijelaskan dalam Aqil et al. (2006). Sebanyak 2 ml asam trikloroasetat dan 2 ml 0.67% asam thiobarbiturat ditambahakan ke dalam 1
12 ml sampel yang telah disiapkan pada metode FTC. Campuran diletakkan dalam air mendidih dan setelah dingin disentrifus pada 3000 rpm selama 20 menit. Absorbansi supematan diukur pada panjang gelombang 532 nm. Kapasitas antioksidan didasarkan pada absorbansi hari terakhir dari metode FTC. Untuk pembuatan kurva standar dengan cara yang sarna digunakan larutan tetra metoksi propane (TMP) dengan konsentrasi PM. Nilai kapasitas antioksidan ditentukan berdasarkan kemampuan ekstrak antioksidan untuk menahan laju pembentukan MDA (malonaldehid). Oleh karena itu aktivitas dihitung sebagai persen inhibisi dengan rumus : Penghambatan 1%) = x 100% Analisis Data Analisis Data mengenai Hubungan Nilai Total Fenol dan Kapasitas Antioksidan sebagai Radikal Scavenger. Analisis data hasil penelitian untuk mengetahui adanya hubungan antara nilai total fen01 dengan kapasitas antioksidan sebagai radikal scavenger digunakan analisis regresi linier dan dinyatakan sebagai koefisien korelasi (r). Analisis data dilakukan terhadap kapasitas antioksidan yang dinyatakan dalam % penghambatan (Yoinhibisi) radikal bebas DPPH dan kapasitas antioksidan yang dinyatakan dalam TEAC (radikal bebas DPPH dan radikal bebas ABTS). Sedangkan untuk melihat sejauh mana perbedaan
13 kemampuan antioksidan dalam menghambat perkembangan radial bebas DPPH dan ABTS dilakukan uji analisis variansi pada a = Hasil analisis dinyatakan mempunyai korelasi yang positif apabila hasil perhitungan menghasilkan nilai koefisien korelasi ( r ) > 0.8 artinya lebih dari 80% nilai total fenol berpengaruh terhadap kapasitas antioksidan sebagai radikal scavenger. Analisis Data mengenai Hubungan Nilai Total Fenol dan Kemampuan Mereduksi Analisis data hasil penelitian untuk mengetahui adanya hubungan antara nilai total fenol dan kemampuan mereduksi dari suatu antioksidan digunakan analisis regresi linier dan dinyatakan sebagai koefisien korelasi (r). Hasil analisis dinyatakan mempunyai korelasi yang positif apabila hasil perhitungan menghasilkan nilai koefisien korelasi ( r ) > 0.8 aainya lebih dari 80% nilai total fenol berpengaruh terhadap kemampuan mereduksi dari suatu antioksidan. Analisis Data mengenai Hubungan Nilai Total Fenol dan Kapasitas Antioksidan sebagai Penghambat Oksidasi Lipid Lanjut Nilai persentase penghambatan oksidasi lipid lanjut diukur berdasarkan jumlah malonaldehid (MDA) yang terbentuk yang didapat dari rata-rata MDA linoleat yang terbentuk (MDA kontrol) dikurangi dengan rata-rata MDA tiap perlakuan yang terbentuk dibagi dengan MDA kontrol dan dikali 100%. Untuk mengetahui adanya hubungan antara nilai total fenol dari suatu antioksidan dengan kemampuan antioksidan dalam menghambat tejadiiya oksidasi lipid lanjut digunakan analisis regresi linier sederhana dan dinyatakan sebagai koefisien korelasi (r). Hasil analisis dinyatakan mempunyai korelasi yang positif apabila hasil perhitungan menghasilkan nilai koefisien korelasi ( r ) > 0.8 artinya
14 lebih dari 80% nilai total fenol berpengaruh terhadap kemampuan antioksidan dalam menghambat terjadinya oksidasi lipid lanjut. Analisis Data mengenai Hubungan Kemampuan Mereduksi dan Kapasitas Antioksidan sebagai Radikal Scavenger Analisis data hasil penelitian untuk mengetahui adanya hubungan antara kemampuan mereduksi dengan kapasitas antioksidan sebagai radikal scavenger digunakan analisis regresi li~er dan dinyatakan sebagai koefisien korelasi (r). Analisis data dilakukan terhadap kapasitas antioksidan yang dinyatakan dalam % penghambatan (%inhibisi) radikal bebas DPPH dan kapasitas antioksidan yang diiyatakan dalam TEAC (radial bebas DPPH dan radikal bebas ABTS). Sedangkan untuk melihat sejauh mana perbedaan kemampuan antioksidan dalam mereduksi radikal bebas DPPH dan ABTS dilakukan uji analisis variansi pada a = Hasil analisis diiyatakan mempunyai korelasi yang positif apabila hasil perhitungan menghasilkan nilai koefisien korelasi ( r ) > 0.8 artinya lebih dari 80% nilai total fenol berpengaruh terhadap kapasitas antioksidan sebagai radikal scavenger. Analisis Data mengenai Hubungan Kemsmpuan Mereduksi dan Nilai Total Flavonol dan Flavon Data untuk nilai total flavonol dan flavon adalah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian Batari (2007). Analisis data mengenai hubungan antara kemampuan mereduksi dengan nilai total flavonol dan flavon dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan flavonol dan flavon dalam mereduksi senyawa lain. Pengolahan data untuk menganalisis hubungan ini dilakukan dengan membuang 2 (dua) buah data pencilan yaitu Nlai total flavonol (kaempferol) dari daun katuk ( mg/100 g) dan daun antanan (8.57 mg/100 g). Hal ini dikarenakan nilai kaempferol yang terlalu tinggi
15 dapat menghalangi pelepasan hidrogen dari antioksidan sehingga akan menuninkan aktivitas antioksidannya. Untuk mengetahui adanya hubungan antara kemampuan mereduksi dari suatu antioksidan dengan kapasitas antioksidan digunakan analisis regresi lie1 sederhana dan diiyatakan sebagai koefisien korelasi (I). Hasil analisis dinyatakan rnempunyai korelasi yang positif apabila hasil perhitungan menghasilkan nilai koefisien korelasi ( r ) > 0.8 artinya lebih dari 80% kemampuan mereduksi antioksidan dipengaruhi oleh nilai total flavonol dan flavon.
BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,
11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian, Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan penelitian dimulai pada bulan Februari
Lebih terperincidimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)
Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah daun salam, daun jati belanda, daun jambu biji yang diperoleh dari Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM-IPB Bogor. Bahan yang digunakan untuk uji
Lebih terperinciBab III Bahan dan Metode
Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lebih terperinciBAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.229
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2013 sampai Agustus 2013 di Laboratoium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium Instrumen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang, Kegiatan penelitian ini dimulai pada bulan
Lebih terperinciMETODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan
METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2012. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Organoleptik, Laboratorium Biokimia Zat Gizi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan November 2011 sampai Mei 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen, Jurusan Pendidikan Kimia,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi simplisia herba sambiloto. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu karakterisasi simplisia dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat 1. Bahan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah takokak segar yang diperoleh dari Desa Benteng Gunung Leutik dan salah satu pasar tradisional
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan melalui dua tahap selama bulan April-Oktober 2010. Tahap pertama adalah proses pencekokan serbuk buah kepel dan akuades dilakukan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.
BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah aktivitas antioksidan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium
Lebih terperincisetelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8
40 setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8 ml. Reaksi enzimatik dibiarkan berlangsung selama 8 jam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat-alat yang digunakan Ayakan ukuran 120 mesh, automatic sieve shaker D406, muffle furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat titrasi
Lebih terperinciLampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah
30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)
Lebih terperinciFan 1 Fan 2 Fan 3 Fan 4 1A 57A 111A 155A 1B 57B 111B 155B 1C 57C 111C 155C 1D 57D 111D 155D
LAMPIRAN 47 48 Lampiran 1 Prosedur analisis karakteristik fisik 1. Rendemen (AOAC 1995 yang dimodifikasi) Rendemen adalah persentase bahan baku utama yang menjadi produk akhir atau perbandingan produk
Lebih terperinciKadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis. 1. Kadar Air (AOAC, 1999) Sebanyak 3 gram sampel ditimbang dalam cawan alumunium yang telah diketahui bobot keringnya. tersebut selanjutnya dikeringkan dalam oven
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan eksperimental sederhana (posttest only control group design)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa serta Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hitam yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Bogor grade BP1 (Broken Pekoe 1).
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Umbi bawang dayak segar, simplisia, keripik, metanol, etanol, etilasetat, heksan, air destilata, toluen, H 2 SO 4 pekat, H 2 BO 3 3%, NaOH-5%, Na 2 S 2
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2008 sampai dengan Maret 2009. Tempat penelitian di Kebun IPB Tajur I dan analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.
23 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental. 3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertempat di laboratorium kimia kedokteran Fakultas
Lebih terperinciMETODE. Waktu dan Tempat Penelitian
2 dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah, selain itu daun anggrek merpati juga memiliki kandungan flavonoid yang tinggi, kandungan flavonoid yang tinggi ini selain bermanfaat sebagai antidiabetes juga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.3.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemanas listrik, panci alumunium, saringan, peralatan gelas (labu Erlenmayer, botol vial, gelas ukur,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan kegiatan penelitian diperlukan peralatan laboratorium, bahan serta prosedur penelitian yang akan dilakukan. Tiga hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Bahan Alat Metode Penelitian
3 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Pangan SEAFAST Center Institut Pertanian Bogor dan Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka Bogor. Pelaksanaan Penelitian selama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh/hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Penelitian
Lebih terperinciLampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)
LAMPIRAN Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) Pereaksi 1. Larutan ADF Larutkan 20 g setil trimetil amonium bromida dalam 1 liter H 2 SO 4 1 N 2. Aseton Cara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian
3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan November 2011 sampai Januari 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Cisolok, Palabuhanratu, Jawa Barat. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas bahan-bahan untuk persiapan bahan, bahan untuk pembuatan tepung nanas dan bahan-bahan analisis. Bahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat kontrol sebagai acuan antara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material, dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jenis pendekatan eksperimen laboratorium. Pelaksanaannya dilakukan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos
LAMPIRA 30 Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC 1984) Cawan alumunium kosong dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada temperatur 100 o C. Cawan porselen kemudian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. laboratorium Biomassa, laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi
18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dilaboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, laboratorium Biomassa, laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, serta Laboratorium Pengujian Mutu Hasil
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Preparasi Sampel Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada 4 April 2016 sampai 16 Agustus 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Material dan Hayati Departemen
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilakukan di divisi Research and Development PT Frisian Flag Indonesia, yang beralamat di Jalan Raya Bogor Km 5, Kelurahan Gedong, Pasar Rebo,
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat
3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Juli 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Perairan Lampung Selatan, analisis aktivitas antioksidan dilakukan di
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah beras varietas Cisadane dan daun mindi, serta bahan-bahan kimia seperti air suling/aquades, n-heksana
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN
III. METODELOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan baku yang digunakan adalah kelopak kering bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) yang berasal dari petani di Dramaga dan kayu secang (Caesalpinia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok, pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental dengan lima kelompok perlakuan. Hasil penghitungan bilangan peroksida dari tiap-tiap kelompok perlakuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath, termometer, spatula, blender, botol semprot, batang pengaduk, gelas kimia, gelas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini melibatkan pengujian secara kualitatif dan kuantitatif. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan sampel, tahap
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan THP
35 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan THP Fakultas Pertanian Unila, Laboratorium Politeknik Negeri Lampung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian eksperimental yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2015 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Instrumen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,
Lebih terperinciMETODE. Materi. Rancangan
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis
L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODOLOGI
III. BAHAN DAN METODOLOGI A. Bahan dan Alat 1. Bunga teleng Bunga teleng diperoleh dari tanaman bunga teleng di pekarangan di Kantor Rumah Sains Ilma, Jalan TPU Parakan No. 148 Pamulang Tangerang Selatan.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2.
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.
LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH Berikut diuraikan prosedur analisis contoh tanah menurut Institut Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia. Pengujian Kandungan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di
20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia FMIPA Unila. B. Alat dan Bahan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan yaitu umbi garut kultivar creole berumur 10 bulan yang diperoleh dari kebun percobaan Balai Penelitian Biologi dan Genetika Cimanggu
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental dengan lima kelompok perlakuan. Hasil penghitungan bilangan peroksida dari tiap-tiap kelompok perlakuan
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat
18 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Pantai Ekowisata Mangrove, Pantai Kapuk, Muara Karang, Jakarta Utara.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Lampung pada bulan Juli
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
34 BAHAN DAN METODE PENELITIAN TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mutu dan Keamanan Pangan, SEAFAST Center, Institut Pertanian Bogor (IPB), Laboratorium Kimia Pangan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang, Laboratorium Keamanan dan Mutu Pangan Universitas Brawijaya Malang. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hijau yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara Gunung Mas di Bogor. Bahan-bahan yang digunakan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu Tegi Kabupaten Tanggamus dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah Departemen
Lebih terperinciMATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Bagian Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental 3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertempat di laboratorium kimia kedokteran
Lebih terperinciIII. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN
III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan baku utama yang digunakan pada penelitian ini adalah rimpang jahe segar yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Aromatik dan Obat (Balitro) Bogor berumur 8
Lebih terperinciGambar 6. Kerangka penelitian
III. BAHAN DAN METODOLOGI A. Bahan dan Alat Bahan baku yang digunakan adalah kayu secang (Caesalpinia sappan L) yang dibeli dari toko obat tradisional pasar Bogor sebagai sumber pigmen brazilein dan sinapic
Lebih terperinciLAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)
LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006) Pengujian daya serap air (Water Absorption Index) dilakukan untuk bahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian eksperimental laboratorik. Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut methanol
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian 3.1 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan
Lebih terperincic. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet
Lampiran 1. Prosedur Analisis a. Kadar Air (AOAC, 1995) Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven. Sebelum digunakan, cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu 100 o C selama
Lebih terperinci