BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bolabasket a. Pengertian Bolabasket Bolabasket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak point dengan memasukan bola kedalam keranjang lawan. Permainan bolabasket diciptakan oleh James A. Naismith pada tahun 1891 di YMCA (Young Man Christian Association) Massachusset, Amerika Serikat. Permainan bola basket awalnya sangat sederhana dan di lakukan untuk mengisi kekosongan waktu istirahat para prajurit Amerika Serikat. Permainan bola basket di bawa ke Indonesia oleh seorang bangsa Belanda yang bernama Tonny When Dai Wimlatumenten tahun Permainan bola basket dikenal sebagai olahraga yang dinamis dan aktraktif, karena menuntut suatu kombinasi kemampuan fisik dan keterampilan fisik yang berkualitas. Dilihat dari karakteristik permainan bola basket merupakan jenis olahraga yang menuntut para atletnya menguasai teknik dan memiliki kondisi fisik yang baik tanpa mengabaikan aspek teknik dan mental. (R Arnot and C Gaines ) Dewasa ini, bolabasket menjadi olahraga yang berkembang paling pesat didunia. Beberapa alasannya adalah sebagai berikut : bolabasket adalah olahraga tontonan terkenal khususnya di TV. Jenis olahraga ini melibatkan banyak orang. Walaupun bolabasket ditemukan sebagai olahraga dalam ruangan (indoor sport), namun sekarang dimainkan baik didalam maupun diluar ruangan pada semua musim. Bolabasket adalah olahraga untuk semua orang. Walaupun bolabasket adalah olahraga anak muda dengan pemain terbanyak pria remaja namun bolabasket bolabasket dimainkan oleh baik pria atau wanita dari segala usia dan ukuran tubuh termasuk bahkan oleh mereka yang cacat, termasuk yang duduk diatas kursi roda. 7

2 8 Permainan bolabasket dimainkan oleh dua regu, masing-masing terdiri dari 5 orang pemain. Wasit yang memimpin terdiri dari 3 orang yang senantiasa berganti posisi. Waktu bermain yang resmi kompetisi bolabasket di Indonesia 4 x 10 menit, yang terdiri dari 4 quarter tidak termasuk masa istirahat 10 menit, time out, dan saat pergantian pemain dan atau peluit dibunyikan wasit karena bola keluar lapangan atau terjadi pelanggaran/ kesalahan seperti foul dan traveling. b. Teknik Dasar Bolabasket Teknik dasar bolabasket yang harus dikuasai antara lain cara mengumpan (passing), menggiring bola (dribble) dan menembak (shooting). (Vic Amber, 2006). Permainan bola basket telah banyak mengalami perubahan hingga seperti sekarang ini.ciri bolabasket modern adalah : body contact, dinamis, team work. Bentuk teknik dasar bolabasket (Mick Donovan. 2010) : 1) Mengumpan (Passing) Passing berarti mengoper, sedangkan catching artinya menangkap. Setiap pemula harus belajar mengenai cara mengoper dan menangkap bola dengan temannya. Kemampuan mengoper dan menangkap harus sama baiknya, tidak boleh hanya mahir sebagian. Dalam passing terdapat beberapa teknik antara lain : a) Chest pass (operan setinggi dada) Operan ini dimulai dari memegang bola di depan dada, kemudian bola dilempar lurus dengan telapak tangan ke arah luar. Gambar 2.1 Chest Pass (

3 9 b) Bounce pass (operan pantul) Sama dengan chest pass, bedanya hanya lemparan diarahkan ke lantai, usahakan titik pantulnya berada di 3/4 jarak dari pengoper bola. Gambar 2.2 Bounce Pass ( c) Overhead pass (operan diatas kepala) Operan dilakukan dengan kedua tangan berada di atas.penerima bola juga menangkap dengan posisi tangan di atas. d) Baseball pass Gambar 2.3 Overhead Pass ( Operan ini dilakukan di atas/belakang kepala, bertujuan agar passing melambung dan melewati lawan.operan jarak jauh yang dilakukan biasanya lebih dari setengah panjang lapangan.operan ini tidak terlalu akurat namun berguna pada fast break.

4 10 Gambar 2.4 Baseball Pass ( e) Behind the back pass Teknik gerakan behind the back pass merupakan gerakan yang rumit untuk para pemula. Butuh latihan tekun dan berulang-ulang untuk bisa melakukan gerakan ini dengan baik dan benar.operan ini sekarang sudah menjadi senjata menyerang yang umum.keunggulan umpan ini yaitu lawan tidak mengetahui sasaran yang ingin dituju. Gambar 2.5 Behind The Back Pass ( 2) Menggiring bola (Dribble) Prinsip dalam mengajarkan teknik dribble antara lain : kontrol pada jari-jari tangan, mempertahankan tubuh tetap rendah, kepala tegak, melatih kedua tangan agar sama-sama memiliki dribble yang bagus dan lindungi bola (protect the ball). Macam-Macam Dribble yaitu a) Control dribble Dalam permainan bola basket, control dribble digunakan apabila dijaga ketat dan bola harus tetap dijaga ketat dan dilindungi, agar

5 11 boal tidak berpindah ke tangan lawan. Keseimbangan dalam control dribble merupakan dasar pengendali dalam mendribble bola dan berguna untuk memudahkan tiga hal yaitu: menembak, mengoper dan menggiring bola. Dalam mendribble bola jangan lebih tinggi dari lutut dan dekat dengan tubuh saat mengontrol bola, karena hal ini dapat menganggu keseimbangan tubuh. Tempatkan tangan yang bebas dalam posisis melindungi bola. b) Speed dribble Dalam permainan bola basket, kecepatan mendribble amat berguna terutama ketika dijaga ketat dan bola harus dibawa dengan cepat ke lapangan yang kosong. Untuk kecepatan mendribble bola, maka dilakukan dengan mendribble tinggi yaitu setinggi pinggang, angkat kepala dan lihat ke depan atau ke sisi keranjang sehingga dapat melihat ke seluruh lapangan. Mendribble sebaiknya denagn menggunakan bantalan jari, dengan control pada ujung jari. c) Foot fire dribble Foot fire dribble adalah metode berhenti sementara sambil menjaga dribble tidak mati, ketika mendekati lawan dalam permainan terbuka. Dribble ini sering digunakan pemain, terutama pada akhir fast break yang memungkinkan mendapat keseimbangan dan dapat membaca posisi pemain lawan. Ada tiga keuntungan dalam melakukan foot fire dribble yaitu : untuk melakukan tembakan, untuk melakukan operan dan untuk bergerak ketika mendribble bola. Untuk mengeksekusi gerakan foot fire harus dilakukan dengan cepat mengubah kecepatan mendribble, kemudian berhenti dengan tetap mendribble bola. Dribble foot fire biasanya dilakukan di tempat menghadap ke ring basket dengan kaki direntangkan selebar bahu dan pandangan ke depan. Efektifitas gerakan foot fire didapat dari keseimbangan dan kontrol yang prima, prediksi posisi lawan dan pembuatan gerak tipuan sebelum gerakan selanjutnya untuk menembak, mengoper atau membawa bola.

6 12 d) Retreat dribble Dalam permainan bola basket dribble mundur dilakukan untuk mengatasi masalah ketika mendapat tekanan dari lawan. Hal ini biasanya dikombinasikan dengan gerakan merubah arah dari depan. Dengan gerakan mundur dahulu ke belakang sambil tetap mendribble, Maka dapat memperpendek jarak untuk menghindari jebakan. Untuk melakukan retreat dribble gunakan langkah mundur yang pendek dan cepat sementara mendribble ke belakang Ketika melakukan retreat dribble lindungi bola dan jaga keseimbangan, denagan cara ini bisa mengontrol perubahan arah dribble dan dapat melewati lawan dengan mendribble cepat. e) Crossover dribble Dalam permainan bola basket gerakan crossover dribble ini penting dalam menyelusuri lapangan derngan gerak cepat, untuk mulai menjangkau keranjang dan menciptakan pembukaan untuk membuka peluang untuk menembak. Keefektifan dalam mendribble cara ini adalah didasarkan pada ketajaman perubahan dribble dari satu arah ke arah yang lain. Untuk melakukan dribble menyilang dengan cara silangkan bola di depan pada sudut belakang, putar dribble dari satu tangan ke tangan yang lain. Crossover dribble sebaikmya dilakukan dengan bola rendah setinggi sebatas lutut atau lebih rendah dari Control dribble. Ketika merubah arah, angkat tangan yang tidak mendribble dan ubah posisi kaki dan badan untuk melindungi. Dalam gerakan ini diusahakan jangan melihat bola, hal ini dilakukan agar lawan tidak dapat kesempatan untuk melakukan gerakan yang sama. f) Reverse Dribble Dalam permainan bola basket, gerakan dribble berbalik digunakan untuk mempertahankan posisi badan antara bola dan lawan guna melindungi bola ketika merubah arah. Gerakan reverse dribble dapat digunakan untuk menyerang dan mematahkan permainan lawan yang kuat.

7 13 g) Behind The Back Dribble Dalam permainan bola basket dribble belakang digunakan untuk mengatasi lawan yang menjaga atau yang menghalangi di muka. Dribble ini harus dapat menjaga tubuh tetap berada di antara bola dan penjaga sebagai perlindungan ketika berganti arah. Walaupun gerakan mendribble belakang cukup susah, tapi manfaatnya cukup besar dibandingkan dengan mendribble dengan perubahan dan mendribble berputar. Dribble belakang ini lebih baik karena dapat menjaga posisi antara bola dan penjaga musuh, disamping itu dribble ini memudahkan untuk berganti arah tanpa pindah perhatian. 3) Menembak (Shooting) Gambar 2.6 Dribble ( Shooting (menembak bola ke arah keranjang) teknik shooting bola basket yaitu: a) kaki diregangkan sejajar bahu (boleh salah satu kaki agak maju ke depan) dan lutut di tekuk. b) pegang bola dengan tangan kanan sebagai pusat power untuk menshoot, tangan kiri untuk menahan dan mengarahkan bola ke ring. c) posisikan bola dengan keadaan di atas tepat di tengah-tengah kepala. d) pandangan fokus ke ring. e) shoot bola dengan meluruskan/menghentakkan tangan kanan untuk mendorong bola dan bantuan lutut untuk power. f) terjadi follow throw/ gerakan lanjutan dengan lecutan saat akhir menshoot bola.

8 14 g) power di atur sesuai jarak tembakan, macam-macam shooting: a) Set shoot Tembakan ini jarang dilakukan pada permainan biasa. Karena jika penembak tidak melompat, maka tembakannya akan mudah dihalangi. Umumnya tembakan ini dilakukan saat lemparan bebas atau bila memungkinkan untuk menembak tanpa rintangan (free throw). b) Lay-up shoot Lay-up dilakukan di akhir dribble. Pada jarak beberapa langkah dari ring, penggiring bola secara serentak mengangkat tangan dan lutut ke atas ketika melompat ke arah keranjang. c) Jump shoot Tembakan ini sering dilakukan saat pemain menyerang tidak bisa mendekati keranjang.tembakan ini sangat sulit dihalangi karena dilakukan pada titik tertinggi lompatan vertical penembak. d) Underhand shoot Tembakan ini adalah jenis tembakan lay-up ketika penembak melompat kea rah keranjang, mengangkat tangan ke atas untuk menjauhkanbola dari jangkauan pemain bertahan. Gambar 2.7 Shooting (

9 15 4) Cara berputar (Pivot) Pivot adalah gerakan memutar badan dengan menggunakan salah satu kaki sebagai poros putaran (setelah kita menerima bola). Ada tiga alternatif gerakan yang bisa dilakukan: a) Pivot kemudian dribble (membawa bola) b) Pivot kemudian passing (melempar bola) c) Pivot kemudian shooting (menembakan bola) 5) Jump stop Jump stop merupakan sebuah gerak berhenti terkendali dan dengan menggunakan dua kaki. Jump stop bisa digunakan pemain penyerang untuk memantapkan kaki yang akan dipakai untuk pivot (poros), menghindari traveling, dan mempertahankan keseimbangan tubuh dengan baik. 6) Rebound Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat rebound yaitu make contact, box out, dan jump to the ball. Dalam era basket modern sekarang ini diperlukan gerakan rebound dalam suatu pertandingan. Apabila sebuah tim tidak mempunyai keinginan untuk melakukan defensive rebound maupun offensive rebound, dapat dipastikan tim itu akan kehilangan banyak kesempatan kedua untuk melakukan score pada saat pertandingan. 2. Posisi Pemain Dalam Bolabasket a) Pengertian Posisi Pemain Dalam permainan bola basket, terdapat 5 posisi utama pemain, yaitu center (5 - C), power forward (4 - PF), small forward (3 - SF), shooting guard (2 - SG), dan point guard (1 - PG) dan biasa juga disebut small man dan big man. Dimana small man terdiri dari (point guard, shooting guard dan small forward) dan big man terdiri dari (power forward dan center). Pemain tengah (center) biasanya ditempati oleh pemain yang bertubuh paling tinggi dalam tim. Pada saat menyerang, Center bertugas menerima bola dan menembakkannya ke ring, sedangkan pada saat bertahan, pemain

10 16 ini menjadi pertahanan terakhir. Power forward juga biasanya juga ditempati oleh pemain bertubuh tinggi karena bertugas sebagai penangkap bola pantul yang gagal masuk ke dalam ring (rebound), terutama saat bertahan. Dalam posisi menyerang, seorang PF diharapkan menangkap bola rebound dan segera menembakkannya kembali ke dalam ring. Small forward, umumnya diisi oleh pemain yang agresif dalam melakukan serangan ke daerah musuh dan juga memiliki tembakan yang konsisten dari bagian luar garis tembakan bebas. Shooting guard umumnya diisi oleh pemain dengan kemampuan bertahan dan mencuri bola yang baik. Dalam posisi menyerang, SG berperan sebagai pemegang bola kedua dan juga menembakkan lemparan tiga angka. Point guard adalah pemimpin penyerangan yang biasanya memiliki umpan (passing) dan dribble. b) Macam-macam Posisi Pemain 1) Point Guard Point guard adalah salah satu posisi standar dalam permainan bola basket. Biasanya, pemain yang mengisi posisi ini memiliki tubuh yang paling pendek di dalam tim. Kemampuan seorang point guard akan lebih banyak diukur berdasarkan jumlah assist (umpan yang menghasilkan poin) daripada jumlah angka yang dapat dibuat. Tugas utama seorang point guard adalah mengatur serangan tim dengan mengontrol bola dan mengoperkannya ke pemain yang tepat di saat yang tepat untuk mencetak skor. Ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang point guard, yaitu kemampuan memimpin, berkomunikasi, membaca situasi pertandingan, menghadapi tekanan sistem pertahanan penuh (full court press), dan mengontrol permainan. Secara teknik, point guard biasanya memiliki memiliki kecepatan tinggi, mengolah dan mengoper bola dengan baik, serta dapat menembak dari jarak jauh. Dalam keadaan bertahan, point guard berperan sebagai lapisan pertahanan pertama yang biasanya menjaga lawan yang menjadi pemegang bola pertama. Selain itu, pemain pada posisi ini juga

11 17 diharapkan banyak mencuri bola dari lawan saat berada dalam pertahanan. 2) Shooting Guard Shooting guard (disebut juga off-guard atau two-guard) adalah salah satu posisi standar dalam permainan bola basket. Pemain yang mengisi posisi ini biasanya merupakan penembak terbaik di dalam tim. Shooting guard diharapkan memiliki kemampuan bola yang baik karena mereka dapat bertugas membantu dan menggantikan point guard saat sedang menyerang ke ring lawan. Umumnya, shooting guard merupakan penembak yang baik dari garis perimeter (daerah sekitar batas garis tiga angka). Pemain yang ditugaskan dalam posisi shooting guard biasanya berpostur lebih tinggi daripada point guard, namun lebih pendek daripada pemain forward dan center. Tinggi seorang shooting guard, umumnya berkisar antara 1.91 meter hingga 2.01 meter. Beberapa tim menjadikan shooting guard berperan sekaligus sebagai pembawa bola sehingga pemain dalam posisi ini disebut sebagai combo guard. Seorang shooting guard harus mampu menembak dari berbagai posisi di dalam lapangan dan memiliki gerakan yang kreatif sehingga sulit dijaga dalam pertandingan. 3) Small Forward Small forward adalah salah satu posisi dalam permainan bola basket yang membutuhkan pemain dengan berbagai variasi kemampuan. Tinggi badan seorang small forward berkisar antara kaki untuk pemain pria dan kaki untuk pemain wanita. Biasanya, small forward diisi dengan pemain yang memiliki kemampuan satu-lawan-satu (oneon-one) terbaik di tim. Posisi ini harus bermain agresif dan kuat, mampu membawa (dribble) bola dengan lincah, dan mencetak skor dengan baik. Dalam mencetak skor, small forward biasanya mahir dalam menembak dari luar garis tiga angka (perimeter) maupun dari bagian dalam ring dengan berbagai variasi permainan. Seorang small forward akan

12 18 menolong dan mengambil peran point guard yang berada dalam tekanan pertahanan lawan. Dalam keadaan bertahan, small forward harus mampu menjaga lawan yang bermain pada posisi 2 atau 3, baik lawannya memiliki postur tubuh lebih tinggi atau lebih pendek. Selain membutuhkan stamina yang kuat dan kecepatan yang tinggi, bermain sebagai small forward juga dituntut melakukan rebound, terutama saat berada dalam posisi bertahan. 4) Power Forward Power forward (strong forward atau big forward) adalah posisi dalam permainan bola basket yang diisi oleh salah satu pemain berpostur tinggi dan kuat. Salah satu tugas utama power forward adalah menangkap bola yang memantul dari ring (rebound) baik dalam keadaan bertahan maupun menyerang. Dibandingkan dengan small forward, posisi ini akan banyak bergerak di dekat (bawah) ring untuk menembak dari jarak dekat atau memaksa lawan membuat pelanggaran (foul) atas dirinya. Pemain yang menempati posisi ini sering kali berganti peran dengan pemain tengah (center). Dulunya, memang tidak banyak perbedaan antara power forward dan center, namun seiring perkembangan olahraga basket, power forward bermain dan bergerak lebih jauh dari bawah ring. Di kompetisi NBA, seorang power forward umumnya memiliki tinggi kaki dan berat pon. Dalam posisi bertahan, power forward akan menghalangi lawan yang sedang menjaga center sehingga center dapat mencetak skor dengan leluasa. 5) Center Pemain tengah (bahasa Inggris: center big man) dalam permainan basket adalah pemain dengan tubuh terbesar atau tertinggi di tim yang mengambil posisi di area garis tembakan bebas (free-throw line). Salah satu kemampuan utama yang harus dimiliki seorang pemain tengah adalah memanfaatkan punggungnya untuk menghalangi lawan dan menangkap bola pantul yang tidak masuk ke ring (rebound). Kelebihan dari seorang pemain tengah yang berpostur tinggi adalah menyulitkan

13 19 lawan dalam mencetak skor dari dekat ring. Pemain tengah akan banyak melakukan tembakan dari daerah dekat ring dan hal ini biasanya menghasilkan banyak pelanggaran dari lawan yang mencoba menghalangi. Oleh karena itu, pemain tengah sering mendapat kesempatan melakukan lemparan bebas. Suatu tim yang baik harus mengatur permainan supaya bola basket dapat dioper ke pemain tengah. Hal ini dikarena, tembakan yang berasal dari jarak dekat memiliki persentase keberhasilan yang cukup tinggi dibandingkan tembakan dari luar jarak 10 kaki. Selain mencetak skor, kemampuan lain yang harus dikuasai oleh pemain tengah adalah melakukan blok atau menghalangi tembakan lawan (blocked-shot). a. Definisi Latihan 3. Latihan Latihan adalah proses yang harus dilakukan dan dijalani untuk mencapai suatu prestasi. Menurut Harsono (1988:102) : Latihan adalah proses sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari, kian menambah beban latihan atau pekerjaan. Menurut Bompa, T.O (1990:2) : Latihan merupakan suatu aktifitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual, yang mengarah pada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologi manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa latihan adalah suatu proses kegiatan olahraga yang dilakukan secara sadar, sistematis, bertahap dan berulang-ulang, dengan waktu yang relaktif lama, untuk mencapai tujuan akhir dari suatu penampilan yaitu peningkatan prestasi yang optimal. Agar latihan mencapai hasil prestasi yang optimal, maka program/ bentuk latihan disusun hendaknya mempertimbangkan kemampuan dasar individu, dengan memperhatikan dan mengikuti prinsip-prinsip atau azasazas pelatihan. Sistematis berarti, menurut jadwal dan menurut pola sistem tertentu, metodis dari yang mudah ke yang sukar, latihan yang teratur dari sederhana ke yang kompleks. Berulang-ulang maksudnya adalah gerakan-

14 20 gerakan yang sukar dilakukan mejadi semakin mudah dan reflektif pelaksanaannya. Beban makin bertambah maksudnya adalah setiap kali, secara periodik setelah tiba saatnya maka beban ditambah demi meningkatkan perubahan-perubahan dan tercapainya prestasi. b. Prinsip-Prinsip Latihan Agar dapat mencapai hasil yang diharapkan, prinsip latihan dikemukakan secara tidak seragam oleh beberapa tulisan dalam buku yang berbeda, namun secara keseluruhan memuat konsep yang senada. Menurut Bompa (1990) mengemukakan secara panjang lebar tentang prinsip latihan yang meliputi; prinsip partisipasi aktif, prinsip pengembangan menyeluruh, prinsip spesialisasi, prinsip individulisasi, prinsip variasi latihan, prinsip model latihan dan prinsip peningkatan beban lebih. Pyke F.S. Robert, A.D., Woodman, L.R., Telford, R.R & Jarver, J. (2001: ) mengemukakan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam melakukan latihan sebagai berikut, (1) prinsip beban lebih, (2) prinsip pemulihan, (3) prinsip kembali asal (reversibility), (4) prinsip kekhususan dan (5) prinsip individualitis. Latihan olahraga yang dilakukan akan mendapatkan hasil yang optimal jika dilakukan dengan prinsip latihan yang benar. Prinsip-prinsip latihan tersebut diuraikan sebagai berikut : 1) Prinsip Beban Lebih (Overload Principle) Prinsip beban lebih (overload principle) adalah konsep dasar pada kepelatihan olahraga. Ini berarti bahwa dalam rangka meingkatkan, atlet harus bekerja lebih keras karena mereka tubuh mereka menyesuaikan diri dengan latihan yang ada. Overloading juga memainkan peran dalam pembelajaran keterampilan. Latihan haruslah diberikan berdasarkan prinsip overload. Prinsip overload tersebut menjamin beban makin meningkat, yang diberikan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu. Seperti dikemukakan Tangkudung, J. (2006:57) bahwa, Hanya melalui proses overload/pembebanan yang selalu meningkat secara bertahap yang akan menghasilkan overkompensasi dalam kemampuan biologis, dan keadaan

15 21 itu merupakan prasyarat untuk peningkatan prestasi. Kemampuan seseorang dapat meningkat jika mendapatkan beban latihan lebih berat dari beban yang diterima sebelumnya secara teratur dan kontinyu. Dengan beban berlebih, memaksa otot untuk berkontraksi secara maksimal, sehingga merangsang adaptasi fisiologis yang akan mengembangkan kekuatan dan daya tahan (Bompa, T.O., 1990:29). Pencapaian beban latihan harus melampaui sedikit di atas batas ambang rangsang. Beban yang terlalu berat akan mengakibatkan tidak mampu diadaptasi oleh tubuh, sedang bila terlalu ringan tidak berpengaruh terhadap peningkatan kualitas fisik, sehingga beban latihan harus memenuhi prinsip moderat. Peningkatan beban dilakukan secara progresif. Penggunaan beban secara progresif adalah latihan yang dilakukan dengan menggunakan beban yang ditingkatkan secara teratur dan bertahap sedikit demi sedikit. Melalui latihan yang berulang-ulang yang dilakukan secara sistematis, teratur dan kontinyu, serta adanya peningkatan beban secara progresif, maka adaptasi tubuh terhadap training bersifat kronis. Tubuh beradaptasi terhadap sesuatu yang dilatihkan perlahan-lahan, sesuai dengan peningkatan bebannya yang dilakukan secara bertahap. "Adaptasi tubuh terhadap training (latihan) bersifat menyeluruh yang menyangkut aspek anatomis, fisiologis, biokimia dan psikologis" (Bompa, T.O., 1990:77). Pencapaian beban latihan harus melampaui sedikit di atas batas ambang rangsang. Beban yang terlalu berat akan mengakibatkan tidak mampu diadaptasi oleh tubuh, sedang bila terlalu ringan tidak berpengaruh terhadap peningkatan kualitas fisik, sehingga beban latihan harus memenuhi prinsip moderat. Pembebanan harus dilakukan secara progresif dan diubah sesuai dengan tingkat perubahan yang terjadi pada olahragawan. Apabila tubuh sudah mampu mengadaptasi beban latihan yang diberikan, maka beban berikutnya harus ditingkatkan secara bertahap. Untuk itu tingkat penambahan beban latihan berkaitan dengan frekuensi, intensitas, dan durasi. Penambahan frekuensi dapat dilakukan dengan cara menambah sesi latihan. Untuk intensitas latihan dapat

16 22 dengan cara meningkatkan kualitas pembebanannya. Sedang durasi dapat dilakukan dengan cara menambah jam latihan atau bila jam latihan tetap dapat dengan cara memperpendek waktu recovery dan interval, sehingga kualitas latihan menjadi naik. 2) Prinsip Perkembangan Menyeluruh Perkembangan menyeluruh merupakan dasar (pondasi) bagi pelaksanaan program latihan setiap cabang olahraga. Pada pelatihan olahraga, pembangunan multilateral, atau pengembangan fisik secara keseluruhan, merupakan suatu keharusan. Penggunaan rencana pembangunan multilateral sangat penting selama tahap awal pengembangan atlet. Pembangunan multilateral meletakkan dasar untuk periode selanjutnya dari pelatihan ketika spesialisasi menjadi focus yang lebih besar dari rencana pelatihan. Jika diterapkan dengan benar, tahap pelatihan multilateral akan memungkinkan atlet untuk mengembangkan dasar fisiologis dan psikologis yang dibutuhkan untuk memaksimalkan kinerja kemudian karirnya (Katch Mc. Ardle, 2012). Perkembangan menyeluruh berkaitan erat dengan kesiapan kondisi secaraanatomis dan fisiologis untuk melakukan latihan secara specifik. Secara fungsional, spesialisasi dan kesempurnaan penguasaan suatu cabang olahraga didasarkan pada perkembangan multilateral ini". Dengan demikian perkembangan menyeluruh harus diberikan kepada atlet-atlet muda sebelum memilih spesialisasi dan dalam cabang olahraga tertentu dan mencapai prestasi puncak. Prinsip perkembangan multilateral didasarkan pada fakta bahwa selalu ada interdepensi (saling ketergantungan) antara semua organ dan sistem tubuh manusia, antara komponen-komponen biomotorik, dan antara proses-proses faal dengan psikologis. Kondisi fisik atlet merupakan satu kesatuan utuh dari berbagai komponen-komponen yang ada. Pada akhirnya tujuan latihan adalah kemampuan yang bersifat khusus sesuai olahraga yang dikembangkan, namun kemampuan yang bersifat khusus tersebut harus didasari oleh kemampuan kondisi fisik yang baik

17 23 secara menyeluruh. Sebelum diberikan latihan secara khusus, unsur kondisi fisik atlet secara menyeluruh harus dikembangkan. Perkembangan menyeluruh (multilateral) merupakan dasar bagi periode specialisasi pada siklus latihan tahunan. Perkembangan menyeluruh (multilateral) juga merupakan dasar pelatihan atlet jangka panjang. Perkembangan menyeluruh sebagai dasar atlet sebelum menginjak latihan specialisasi cabang olahraga. Gambaran perkembangan menyeluruh pada pengembangan atlet ke arah prestasi puncak sebagai berikut: Dasar multilateral memberikan pembangunan fisik luas yang diperlukan untuk mempersiapkan atlet untuk pelatihan yang lebih khusus kemudian dalam perkembangannya. Jika pelatihan diurutkan dengan tepat dan dimulai dengan fondasi yang kuat dari pelatihan multilateral awal dalam pengembangan atlet, atlet akan dapat mencapai tingkat yang jauh lebih tinggi dari persiapan fisik dan penguasaan teknis dan pada akhirnya akan mencapai tingkat kinerja yang lebih tinggi 3) Prinsip Kekhususan (Spesialisasi) Prinsip kekhususan dapat juga disebut specificity principle. Pengaruh yang ditimbulkan akibat latihan itu bersifat khusus, sesuai dengan karakteristik kondisi fisik, gerakan dan sistem energi yang digunakan selama latihan. Latihan yang ditujukan pada unsur kondisi fisik tertentu hanya akan memberikan pengaruh yang besar terhadap komponen tersebut. Berdasarkan hal tersebut, agar aktivitas latihan itu mempunyai pengaruh yang baik, latihan yang dilakukan harus bersifat khusus, sesuai dengan unsur kondisi fisik dan jenis olahraga yang akan dikembangkan. Program latihan yang dilakukan harus bersifat khusus, disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Menurut Bompa, T.O. (1990:34) bahwa, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam spesialisasi yaitu "(1) melakukan latihan-latihan khusus sesuai dengan karakteristik cabang olahraga. dan (2) melakukan latihan untuk mengembangkan kemampuan biomotorik khusus dalam olahraga". Soekarman (1987:60) mengemukakan bahwa, "latihan itu harus khusus untuk meningkatkan

18 24 kekuatan atau sistem energi yang digunakan dalam cabang olahraga yang bersangkutan". Prinsip kekhususan menegaskan bahwa cara terbaik untuk mengembangkan kebugaran fisik untuk olahraga adalah untuk melatih sistem energi dan otot sedekat mungkin dengan cara yang digunakan dalam olahraga yang ditekuni. Cara terbaik untuk melatih untuk berlari adalah lari, untuk berenang adalah dengan renang, dan angkat besi adalah untuk mengangkat beban. Dalam olahraga, program pelatihan tidak hanya membebani sistem energi dan otot yang digunakan dalam olahraga itu, tetapi juga harus menduplikasi pola gerakan serupa (Martens, R. 2012). Program latihan yang dilakukan harus bersifat khusus, disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Kekhususan tersebut yaitu menyangkut sistem energi serta pola gerakan (keterampilan) yang sesuai dengan nomor olahraga yang dikembangkan. Bentuk latihan-latihan yang dilakukan harus bersifat khas sesuai cabang olahraga tersebut. Baik pola gerak, jenis kontraksi otot maupun kelompok otot yang dilatih harus disesuaikan dengan jenis olahraga yang dikembangkan. 4) Prinsip Pemulihan (Recovery) Prinsip pemulihan sering juga disebut prinsip interval. Pemulihan diperlukan setelah melakukan kerja dengan intensitas tinggi selama latihan. Dalam suatu latihan tubuh harus mendapat pulih asal yang cukup. Dengan pulih asal yang cukup, tubuh akan siap kembali untuk melaksanakan aktivitas latihan selanjutnya. Pemulihan sangat penting dan harus diperhatihan pada saat latihan. Istirahat diperlukan agar tubuh untuk pulih dari pelatihan dan memungkinkan adaptasi berlangsung ( Masa pemulihan setelah latihan (exercise) merupakan suatu masa transisi dari tahap katabolik akut yang terjadi selama kerja (latihan) ke tahap anabolic (Foss, M.L. & Keteyian, S.J., 1998:48). Pemulihan pada periode istirahat meliputi pemulihan oksigen dan pemulihan energi. Pemulihan oksigen dan pemulihan energi berlangsung secara serempak

19 25 dan tidak dapat dipisahkan. Selama periode interval kerja pada latihan interval anaerob terjadi pengurasan energi ATP dan PC untuk kerja otot, sehingga terjadi hutang oksigen (oksigen debt) dan hutang alactacid (alactacid debt). (Christos Galazoulas. 2007). Setelah latihan dengan intensitas tinggi pada durasi waktu yang lebih lama, akan menimbulkan akumulasi LA di dalam darah dan otot. Pada aktivitas seperti akan terjadi hutang lactacid (lactacid debt). Pada periode istirahat atau pemulihan, kekurangan oksigen dan pengurasan energi di otot harus segera diisi kembali. 5) Prinsip Kembali Asal (Reversibility) Prinsip berkebalikan (reversibility), artinya bila olahragawan berhenti dari latihan dalam waktu tertentu bahkan dalam waktu lama, maka kualitas organ tubuhnya akan mengalami penurunan fungsi secara otomatis. Ketika pelatihan berhenti efek pelatihan juga akan berhenti. Secara bertahap mengurangi kira-kira sepertiga dari tingkat perolehan ( Proses adaptasi yang terjadi sebagai hasil latihan akan menurun bahkan hilang bila tidak dipraktikkan dan dipelihara melalui latihan yang kontinyu. Dengan demikian wajar jika ada olahragawan yang mengalami cidera sehingga tidak dapat latihan secara kontinyu akan rnenurun prestasi dan kemampuannya. Keadaan ini harus disadari oleh para pelatih dan olahragawan, sehingga jangan memaksakan untuk bertanding tanpa persiapan kepada olahragawan yang lama tidak menjalankan latihan. Kemampuan fisik seseorang tidak menetap, tetapi dapat berubah sesuai dengan aktivitas yang dilakukan. Keaktifan seseorang melakukan latihan atau kegiatan fisik dapat meningkatkan kemampuan fisik, sebaliknya ketidakaktifan atau tanpa latihan menyebabkan kemunduran kemampuan fisik. Menurut Soekarman (2000:60) bahwa, setiap hasil latihan kalau tidak dipelihara akan kembali ke keadaan semula. Berdasarkan prinsip ini, latihan fisik harus secara teratur dan kontinyu. Latihan fisik yang dilakukan seseorang harus dilakukan secara teratur

20 26 dan kontinyu. Prinsip keteraturan dan kontinyuitas latihan harus dipegang teguh oleh atlet maupun pelatih. 6) Prinsip Individual Latihan merupakan masalah yang bersifat individual bagi setiap atlet. Manfaat latihan akan lebih berarti jika program latihan tersebut direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi individu atlet. Faktorfaktor karakteristik individu atlet harus dipertimbangkan dalam menyusun dan memberikan latihan. (Pate, R., Clenaghan, M.B. & Rotella, R. 2002:318) manyatakan bahwa, Faktor umur, seks (jenis kelamin), kematangan, tingkat kebugaran saat itu, lama berlatih, ukuran tubuh, bentuk tubuh dan sifat-sifat psikologis harus menjadi bahan pertimbangan bagi pelatih dalam merancang peraturan latihan bagi tiap olahragawan. Setiap atlet akan memberikan reaksi atau respon yang berbeda-beda terhadap beban latihan yang sama yang diberikan. Penyusunan program latihan harus dirancang dan dilaksanakan secara individual, agar latihan tersebut menghasilkan peningkatan prestasi yang cukup baik. Sangat bijaksana jika pelatih memberikan latihan kepada atletnya secara individu. 4. Latihan Agility Drill a) Pengertian Latihan Agility Latihan agility drill adalah latihan yang dirancang untuk meningkatkan agility seseorang. Latihan agility juga tidak terlepas dari faktor faktor lain misalnya kecepatan, kekuatan otot, kecepatan reaksi, keseimbangan, fleksibilitas, dan koordinasi neuromuskular. Tujuannya adalah meningkatkan kemampuan agility. Latihan agility dilakukan sebelum seseorang mengalami kelelahan, karena jika sudah terjadi kelelahan otot dapat mempengaruhi kecepatan larinya, dan latihan tersebut sudah tidak sah (valid) lagi untuk digunakan sebagai latihan agility.

21 27 b) Prinsip-Prinsip Latihan Agility Latihan agility dan kecepatan memiliki prinsip pengembangan sebagai berikut: 1) Kualitas di atas Kuantitas: volume latihan rendah, durasi istirahat yang lama untuk menjaga kualitas latihan yang tinggi. 2) Teknik yang baik setiap saat: teknik yang tidak baik akan mempengaruhi kualitas latihan dan akan mengakibatkan cidera. 3) Pengembangan kecepatan dan Kelincahan Khusus: latihan harus disesuaikan dengan gerakan di cabang olahraganya, misalkan latihan di sepakbola lebih baik menggunakan bola. 4) Membangun Karakteristik Pendukung: kecepatan dan kelincahan ditunjang faktor-faktor terkait, seperti kekuatan, teknik, dan lain lain. 5) Pemberian Umpan Balik (feed back): Pemberian feedback sangat dibutuhkan saat latihan kecepatan, untuk memperbaiki kesalahan teknik yang akan menghindari cidera. 6) Motivasi : Latihan kecepatan dan kelincahan membutuhkan motivasi yang tinggi untuk menjamin kualitas latihan. Dalam permainan permainan bola basket, latihan agility menggunakan banyak cara misalnya cone drill exercise, ladder drill exercise, Lari bolak balik (Shuttle Run), dan masih banyak lagi contoh latihan lainnya. (Kolakata. 2013). Dari berbagai bentuk latihan agility tersebut, penulis hanya akan membahas bentuk latihan ladder drill exercise dan cone drill exercise. 5. Latihan Ladder Drill a. Pengertian Ladder Drill Latihan ladder drill adalah suatu latihan anaerobic dalam bentuk lari dilintasan ladder. Berlari dilintasan ladder membutuhkan keseimbangan yang bagus, kosentrasi yang tinggi dan koordinasi yang tinggi atau dengan kata lain dibutuhkan adaptasi neuromuscular karena saat bergerak dari kotak satu ke kotak lainnya atau gerakan yang kompleks dengan cepat dan tanpa kehilangan keseimbangan.

22 28 Latihan ladder drill memiliki tiga komposisi penting yaitu jumping on ladder, latihan ini berfungsi untuk meningkatkan fleksibilitas, koordinasi gerak kaki, dan memperkuat stabilitas lutut. Steping on the ladder berfungsi untuk meningkatkan agility, dan melatih keseimbangan. Bounding on the ladder merupakan latihan untuk melatih koordinasi mata dengan kaki dan seluruh tubuh, meningkatkan balance serta stabilisasi persendian khususnya sendi lutut. b. Teknik Latihan Ladder Drill Dalam melakukan latihan ladder drill terdapat beberapa macam latihan, diantaranya adalah : 1) Forward High Knee Gambar 2.8 Forward High Knee Ladder Drill ( staceytisfitandfabulous.wordpress.com) Latihan ini dimana atlet berdiri atau start dari belakang lintasan, lalu mulai memasukin dengan gerakan seperti berlari berurutan dengan mengangkat lutut setinggi panggul, kemudian lakukan kembali keawal lintasan. 2) Lateral High Knee Gambar 2.9 Lateral High Knee Ladder Drill ( staceytisfitandfabulous.wordpress.com) Latihan ini atlet melakukan gerakan yang sama seperti forward high knee namun gerakannya menyamping, kemudian lakukan kembali keawal lintasan

23 29 3) Forward Shuffle Gambar 2.10 Forward Shuffle Ladder Drill ( staceytisfitandfabulous.wordpress.com) Latihan ini atlet melakukan lari cepat dengan pola maju 2 kotak lintasan lalu mundur 1 kotak dan lakukan sampai ujung lintasan dan kembali lagi keawal lintasan. 4) Lateral shuffle L R L R L R L R L R L R L R L R Gambar 2.11 Lateral Shuffle Ladder drill ( staceytisfitandfabulous.wordpress.com) Latihan ini atlet melakukan gerakan lari menyamping, dengan salah satu kaki berbeda kotak, kemudian lakukan kembali keawal lintasan. 5) Hop scot Gambar 2.12 Hop scot Ladder drill ( staceytisfitandfabulous.wordpress.com)

24 30 Latihan ini atlet melakukan gerakan melompat dengan pola kedua kaki masuk dan keluar lintasan hingga akhir lintasan dan langsung kembali keawal lintasan. 6) Two in two out Gambar 2.13 Two in two out Ladder drill ( staceytisfitandfabulous.wordpress.com) Latihan ini atlet melakukan gerakan melompat dengan pola kedua kaki melompat bersamaan secara menyamping hingga akhir lintasan dan kembali lagi keawal lintasan. 7) Forward jump step Gambar 2.14 Forward jump step Ladder drill ( staceytisfitandfabulous.wordpress.com) Latihan ini atlet melakukan gerakan melompat dengan pola atlet ada disalah satu sisi kotak lintasan lalu atlet melompat kekotak lintasan awal kemudian kembali keluar lintasan tepat disebelah kotak yang dimasuki, lalu kemudian melompat kekotak didepannya hingga akhir lintasan dan lakukan kembali keawal lintasan. Latihan ladder drill merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi atau interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioseptor) dan musculoskeletal (otot, sendi, dan jaringan lunak lain) yang dimodifikasi atau diatur dalam otak (control sensorik, sensorik,

25 31 basal ganglia, cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal. Latihan ini dipengaruhi juga oleh usia, kognisi, dan kelelahan. Latihan ini dilakukan sesuai dengan posisi digambar, dilakukan 2 set (bolak-balik). Untuk meningkatkan kesulitan dan intensitas dapat dilakukan dengan menggunkan patokan waktu. 6. Latihan Cone Drill a. Pengertian Latihan Cone Drill Latihan cone drill adalah suatu bentuk latihan untuk mengukur agility/ketangkasan seseorang dalam olahraga. Menurut, Wood (2011) latihan cone drill adalah latihan dengan meggunakan benda berbentuk kerucut sebagai patokan untuk tujuan akhir merubah gerakan. Dalam latihan menuntut konsentrasi tinggi dan koordinasi gerak yang kompleks, hal ini akan menuntut adaptasi neuromuscular, terutama disebabkan oleh adaptasi sistem persarafan yaitu terjadinya peningkatan persentase aktifitas motor unit, perubahan fungsi pada kontraktil yaitu peningkatan momen gaya kontraksi otot (twitch torque), dan terjadi hipertropi otot-otot tungkai, serta terjadinya peningkatan pada koordinasi sistem keterampilan motorik. Sedangkan keuntungan secara umum pada metabolisme, otot dan saraf akibat latihan adalah kecepatan konduksi saraf meningkat, massa otot meningkat, kosentrasi ATP/PC meningkat, glikogen otot meningkat, peningkatan sintesis protein untuk perkembangan otot (Carolyn Kisner, Lynn Allen Colby. 2007). Meningkatnya kecepatan konduktifitas saraf akan meningkat koordinasi intermuscular yang akan menyebabkan terjadinya peningkatan kecepatan reaksi, hal ini akan membentuk suatu gerakan yang efektif dan efisein. Terjadinya peningkatan kekuatan pada otot-otot tungkai (peningkatan power) pada latihan cone drill akan menyebabkan terjadinya peningkatan stabilitas pada tungkai dan kekuatan juga berpengaruh terhadap fleksibilitas.

26 32 b. Teknik Latihan Cone Drill Gambar 2.15 T-cone Drill Exercise ( blog.nasm.org) Peralatan yang dibutuhkan adalah 4 kerucut yang digunakan sebagai patokan lintasan dengan jarak yang tertera pada gambar diatas, dan stopwatch. Dengan teknik pelaksanaan awal mulai berlari mengikuti arah panah nomor 1, lalu arah panah nomor 2 atlet berlari menyamping, pada arah panah nomor 3 atlet melakukan gerak carioca, dan pada arah nomor 4 atlet kembali belari menyamping serta pada arah nomor 5 atlet berlari mundur. Latihan tersebut dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan dengan jeda tiap pengulangan selama 1 menit. 7. Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES) a. Pengertian Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES) Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES) merupakan suatu alat yang menghasilkan arus listrik frekuensi rendah (low-frequenty current) yang berfungsi untuk memberikan stimulasi elektrik atau listrik ke otot dan saraf. NMES menggunakan dua electrode positif dan negative yang di lekatkan dikulit untuk menghantarkan gelombang listrik dari generator ke tubuh. Alat ini merangsang saraf motorik untuk meningkatkan kinerja otot, sehingga NMES ini dapat digunakan untuk menstimulus otot yang diberikan rangsangan agar dapat bekerja lebih baik serta dapat meningkatkan kekuatan otot baik secara satu grup otot maupun satu otot. Saraf dan otot merupakan jaringan yang dapat menerima rangsangan, hal ini tergantung dari sensitifitas permeabilitas membarn sel terhadap tegangan listrik. Membrane sel saraf atau otot merupakan tempat bertukarnya zat

27 33 kimia dari dalam maupun luar sel. Jaringan permeabilitas tidak dapat mendistribusikan atau membawa ion di luar membrane sel jika terjadi adanya perbedaan potensial baik di dalam maupun diluar sel. Perbedaan potensial di dalam dan di luar sel disebut dengan resting potential, karena sel mencoba untuk mempertahankan kondisi homeostatisnya terhadap jaringan sekitarnya. Gambar 2.16 Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES) Energi sepanjang membran sel dengan konsentrasi yang tinggi menghasilkan ion positif berupa Na + dan K +. dimana Na + bergerak dari dalam sel menuju keluar membrane sel sedangkan K + bergerak ke dalam membrane sel. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan tingkat kosentrasi K + di dalam membrane sel. Hal ini terjadi akibat adanya tegangan listrik dalam keadaan normal yaitu -70 Mv sampai -90 mv. Gambar 2.17 Mekanisme perpindahan ion yang terjadi dalam membran sel saraf dalam mempertahankan resting membran potensial Untuk menghasilkan rangsangan pada jaringan saraf, resting potential harus diturunkan dibawah tingkat ambang batasnya. Sehingga permeabilitas membra berubah dan menghasilkan action potensial yang akan menyebarkan rangsangan sepanjang saraf secara langsung di lokasi yang diberi rangsangan

28 34 sehingga menghasilkan kontraksi otot. Action potensial di hasilkan akibat adanya rangsangan kimiawi, arus listrik, panas, dan gerak mekanik yang disebut dengan membrane depolarisasi atau proses netralisir resting potential. Saat terjadinya depolarisasi ion-ion bergerak berlawanan dari membrane serat-serat saraf dibawah anoda (elektroda bermuatan negatif) dan katoda (elektroda bermuatan positif), sehingga terjadi depolarisasi membran. Pada katoda biasanya terjadi depolarisasi, karena konsentrasi ion negative meningkat, sehingga tegangan potensial membrane menurun dan berada pada ambang batas untuk didepolarisasi. Sedangkan pada anoda merubah ion negative pada potensial membrane sel saraf menjadi ion positif, untuk merubahnya di perlukan peningkatan ambang batas agar dapat terjadi depolarisasi. Gambar 2.18 A-C Depolarisasi dari membran sel saraf Ketika impuls diterima oleh saraf, impuls tersebut dikirim ke antara motor endplate ataupun sinaps. Disini saraf melepaskan neurotransmitter untuk dapat mengirimkan rangsangan ke jaringan.

29 35 Gambar 2.19 Perubahan rangsangan elektrik dari zat-zat penghubung (transmitter) pada motor endplate, sehingga mengaktifkan depolarisasi pada membran sel dan terjadi kontraksi pada otot Repon otot terhadap stimulus arus listrik, otot dapat berkontraksi meskipun tidak ada persyarafan. Hal ini dapat terjadi karena kontraksi otot dirangsang oleh arus listrik yang menyebabkan depolarisasi pada membrane otot, ini merupakan sebuah konsep all or none response merupakan konsep lain yang penting dalam penerapan stimulasi listrik terhadap saraf dan otot. Setelah rangsang sudah mencapai ambang depolarisasi, membrane saraf dan otot terdepolarisasi sehingga hantaran arus listrik menstimulasikan otot untuk berkontraksi. Berdasarkan respon stimulasi listrik terhadap otot yang sudah tersebut di atas, di mana stimulus listrik ini dapat mengkontarsikan otot. Sehingga dapat mendidik kembali otot yang lemah dan meningkatkan kekuatan otot. Selain itu, NMES ini akan memberikan beberapa efek yang akan dihasilkan oleh otot dan saraf setelah diberika stimulasi listrik. Seperti muscel cocontraction, mengurang muscel imbalance dan memberikan efek biofeedback. Muscel co-contraction merupakan suatu aktifasi dari otot secara stimultan dari kelompok otot agonis dan antagonis pada sendi yang sama dan bergerak pada bidang yang sama. Oleh karena itu NMES ini akan mendidik kerja kelompok otot agonis dan antagonis untuk dapat menggerakan sendi agar bergerak secara stimultan atau bersamaan. Muscel imbalance merupakan adanya ketidak seimbangan kerja otot agonis dan antagonis dalam mempertahankan pola fungsi dan gerak normal tubuh.

30 36 Dengan menggunakan NMES ini diharapkan memberikan adaptasi terhadap pola gerak normal agar lebih terkoordinasi. b. Mekanisme Penambahan Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES) Pada Latihan Agility Terhadap Peningkatan Kelincahan Pemain Bolabasket Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES) ini akan menstimulasi saraf motorik untuk meningkatkan recruitment serabut otot atau motor unit sehingga kinerja otot untuk dapat melakukan kontraksi akan meningkatkan efek biofeedback pada otot yang diberikan stimulus. Oleh karena itu, rangsangan tersebut secara langsung merangsang muscle spindle dan golgi tendon organ (GTO) untuk meningkatkan kemampuan proprioceptic dengan memberikan arus listrik frekuensi rendah (low frequency current) melalui elektroda yang diletakkan pada otot penggerak utama. Penambahan neuromuscular electrical stimulation (NMES) dalam latihan agility drill ini diharapkan dapat meningkatkan kelincahan (agility) karena NMES dan latihan agility drill menghasilkan faktor-faktor propriosepsi, kekuatan otot, daya tahan, power, dan kelenturan serta koordinasi gerak yang halus karena kinerja otot yang lebih efektif. 8. Kelincahan (Agility) a. Pengertian Kelincahan Kelincahan adalah kemampuan mempercepat, memperlambat, serta mengubah sebuah arah gerakan dengan tidak kehilangan keseimbangan. Di dalam permainan bolabasket, kelincahan sangat dibutuhkan dalam teknik mengubah arah dengan gerakan yang sangat cepat. Dengan karakteristik permainan bolabasket yang terus bergerak dengan cepat, kelincahan sangat dipengaruhi oleh faktor kecepatan, kekuatan otot, fleksibilitas, keseimbangan, koordinasi neuromuskular, dan kecepatan reaksi.

31 37 b. Faktor faktor yang mempengaruhi kelincahan Peningkatan kelincahan dapat diperoleh jika terjadi peningkatan pada faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan tersebut. Berikut ini akan dibahas faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan : 1) Kecepatan Kecepatan merupakan kemampuan seseorang dalam bergerak sehingga terciptanya gerakan yang berkesinambungan dalam bentuk yang sama dan dilakukan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan bagian dari prinsip paling penting dalam permainan bolabasket. Karena dengan adanya ruang lingkup lapangan yang kecil, pemain bolabasket diharapkan mampu terus bergerak dengan cepat, agar terciptanya peluang dalam menciptakan ruang. Terdapat dua tipe kecepatan yaitu : (a) Kecepatan reaksi Kecepatan reaksi adalah kapasitas awal pergerakan tubuh untuk menerima rangsangan secara tiba-tiba atau cepat. (b) Kecepatan bergerak Kecepatan bergerak adalah kecepatan berkontraksi dari beberapa otot untuk menggerakan anggota tubuh secara cepat. Dari kedua tipe kecepatan di atas, tipe yang kedua adalah yang lebih diperlukan dalam kelincahan (agility). 2) Kekuatan otot Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau group otot menghasilkan tegangan dan tenaga selama usaha maksimal baik secara dinamis maupun statis (Kisner, 2007). Kekuatan otot juga merupakan kemampuan sekelompok otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan beban. Otot dalam berkontraksi dan menghasilkan tegangan sangat memerlukan suatu tenaga atau kekuatan. Dimana kekuatan mengarah kepada output tenaga dari kontraksi dan secara langsung berhubungan dengan jumlah tension yang dihasilkan oleh kontraksi otot, sehingga

32 38 meningkatnya kekuatan otot berupa level tension, hipertropi, dan rekruitmen serabut otot. Suatu hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara fisiologi cross-sectional area dan tegangan maksimal otot ketika dilakukan stimulasi elektrik, kekuatan otot-otot skeletal manusia dapat menghasilkan kekuatan kurang lebih 3-8 kg/cm2 pada cross-sectional area tanpa memperhatikan jenis kelamin (McArdle, 2008). Namun variabilitas cross-sectional area pada suatu otot akan berbeda setiap saat karena pengaruh latihan dan inaktifitas. Kekuatan selain dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin, dapat dipengaruhi juga oleh beberapa faktor, seperti : faktor biomekanik, neuromuskular (ukuran cross-sectional otot, mototr unit revruitment, tipe kontraksi, jenis serabut otot, dan kecepatan kontraksi), faktor metabolisme (ketersediaan energi) dan faktor psikologis. Karena kekuatan merupakan salah satu komponen dari kecepatan, maka semakin besar kekuatan dalam melakukan suatu gerakan, semakin besar pula tenaga eksplosif yang terjadi sehingga akan mampu meningkatkan kelincahan. Terdapat 3 klasifikasi kekuatan yaitu : (a) Kekuatan maksimum (maximum strength) Kekuatan ini memiliki ciri jika seseorang hanya mampu mengangkat sekali saja beban yang diberikan dan tidak mampu mengangkat lagi tanpa beristirahat terlebih dahulu, atau dalam istilah kebugaran biasa disebut sebagai 1 RM (1 repetition maximum). (b) Kekuatan yang cepat (elastic atau speed strength) Tipe kekuatan ini memiliki ciri jika seseorang mampu mengangkat beban dalam jumlah yang besar dengan segera (dalam satuan waktu yang kecil). Dalam istilah yang umum kecepatan ini dapat disebut daya ledak (explosive power). (c) Daya tahan kekuatan (strength endurance) Tipe kekuatan ini memiliki ciri jika seseorang mampu mengangkat beban dalam jumlah yang besar berulang-ulang dalam waktu yang lama.

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini telah banyak penelitian yang dilakukan dalam bidang olahraga, dalam upaya mengembangkan prestasi olahraga yang tinggi. Masalah dalam peningkatan prestasi

Lebih terperinci

Materi Permainan Bola Basket Lengkap

Materi Permainan Bola Basket Lengkap ateri Permainan Bola Basket (Penjasorkes) Lengkap ~Permainan bola basket awalnya di ciptakan oleh Dr. James Naismith, Beliau adalah seorang guru olahraga yang berasal dari kanada yang mengajar di salah

Lebih terperinci

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya A. PASSING DAN CATCHING Passing atau operan adalah memberikan bola ke kawan dalam permainan bola basket. Cara memegang bola basket adalah sikap tangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33)

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33) BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 KajianTeori 2.1.1 Hakikat Permainan Bola Basket Permainan bola basket adalah permainan yang banyak menuntut kesiapan dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi

Lebih terperinci

BOLA BASKET. Design R2 Bramistra

BOLA BASKET. Design R2 Bramistra BOLA BASKET Sejarah bola basket Permainan bola basket diciptakan oleh Prof. Dr. James A. Naismith salah seorang guru pendidikan jasmani Young Mens Christian Association (YMCA) Springfield, Massachusets,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola adalah permainan bola besar yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Sepak bola merupakan olahraga paling populer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia terdiri dari bio, psiko, sosio, dan spiritual, dikatakan unik karena

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia terdiri dari bio, psiko, sosio, dan spiritual, dikatakan unik karena BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan mahluk yang utuh dan unik, dikatakan utuh karena manusia terdiri dari bio, psiko, sosio, dan spiritual, dikatakan unik karena setiap manusia memiliki

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. B. Tujuan Mata Kuliah

SILABUS MATA KULIAH. B. Tujuan Mata Kuliah A. Identitas Mata Kuliah 1. Nama Mata Kuliah : Bolabasket 2. Kode Mata Kuliah : JK 205 3. Bobot : 2 (dua) SKS 4. Jenjang Program : S1 5. Semester : III 6. Status Mata Kuliah : MKKP 7. jumlah Pertemuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan, BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bolabasket Bolabasket merupakan permainan yang gerakannya kompleks yaitu gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang tertutup dan hanya. pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.

BAB l PENDAHULUAN. cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang tertutup dan hanya. pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut. BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola basket adalah olahraga untuk semua orang. Walaupun bola basket adalah olahraga anak muda dengan pemain terbanyak pria remaja, namun bola basket dimainkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki

I. PENDAHULUAN. banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bola basket adalah salah satu cabang olahraga yang termasuk populer dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki karakteristik tersendiri,

Lebih terperinci

BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR

BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR A. Peraturan Dasar Permainan Bola Basket Setiap permainan tentunya memiliki peraturan tersendiri. Sekarang, Anda akan mendalami berbagai peraturan dan strategi yang lebih terperinci.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk biopsikososial membutuhkan kondisi yang optimal untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

BOLA BASKET. Design by Yuas and R2 Bramistra

BOLA BASKET. Design by Yuas and R2 Bramistra BOLA BASKET Sejarah bola basket Permainan bola basket diciptakan oleh Prof. Dr. James A. Naismith salah seorang guru pendidikan jasmani Young Mens Christian Association (YMCA) Springfield, Massachusets,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia olahraga saat ini lebih maju dibandingkan masa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia olahraga saat ini lebih maju dibandingkan masa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia olahraga saat ini lebih maju dibandingkan masa sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari dinamika kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat hal ini dapat dilihat dengan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat hal ini dapat dilihat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket merupakan salah satu olahraga yang diminati oleh berbagai kalangan, perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat hal ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lufty Bella Dina Hakiky, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lufty Bella Dina Hakiky, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bola basket adalah salah satu olahraga paling popular di dunia. Bola basket sudah berkembang pesat sejak pertama kali diciptakan pada akhir abad ke- 19. Dr. James Naismith,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Rezha, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Rezha, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Popularitas bola basket di dunia sekarang ini bukanlah secara kebetulan, akan tetapi perkembangannya telah meningkat dengan daya saing yang tinggi. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup sehat adalah harapan semua orang tetapi kesehatan tidak akan diperoleh apabila tanpa diikuti oleh usaha yang memadai. Apabila kehidupan kita terus-menerus dimanjakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bola basket merupakan salah satu olahraga yang populer di dunia. Khususnya di Indonesia, Olahraga ini diciptakan pada akhir abad ke-19. Penciptanya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aditia Bahrul Ilmy, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aditia Bahrul Ilmy, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Didalam tubuh manusia terdapat bentuk-bentuk tulang yang dapat di klasifikasikan kedalam (1) tulang panjang (pipa), (2) tulang pendek, (3) tulang pipih, dan (4) tulang

Lebih terperinci

BOLA BASKET. Design by Yuas n R2 Bramistra

BOLA BASKET. Design by Yuas n R2 Bramistra BOLA BASKET Sejarah bola basket Permainan bola basket diciptakan oleh Prof. Dr. James A. Naismith salah seorang guru pendidikan jasmani Young Mens Christian Association (YMCA) Springfield, Massachusets,

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket merupakan salah satu olahraga yang paling populer di dunia. Penggemarnya yang berasal dari segala usia merasa bahwa permainan bola basket

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani adalah proses mendidik seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA Negeri 1 Godean : Penjasorkes : XII/Satu : Permainan Bola Basket : 6 JP (6 X 45 menit) A.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesegaran jasmani dan berpengaruh pula pada peningkatan prestasi pada cabang

BAB I PENDAHULUAN. kesegaran jasmani dan berpengaruh pula pada peningkatan prestasi pada cabang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Olahraga adalah suatu kegiatan fisik menurut cara dan aturan tertentu dengan tujuan meningkatkan efisiensi fungsi tubuh yang hasil akhirnya meningkatkan kesegaran jasmani

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola 2.1.1. Pengertian Passing Yang dimaksud dengan passing adalah mengoper bola dengan menggunakan kaki yang sebenarnya.pada permainan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR. 1. Judul : PERMAINAN BOLA BASKET. 2. Penyusun : Drs, Syahrizal. 3. Tujuan :

BAHAN AJAR. 1. Judul : PERMAINAN BOLA BASKET. 2. Penyusun : Drs, Syahrizal. 3. Tujuan : BAHAN AJAR 1. Judul : PERMAINAN BOLA BASKET 2. Penyusun : Drs, Syahrizal 3. Tujuan : Agar siswa dapat Menggunakan berbagai formasi, bentuk dan strategi dalam permainan bola basket Agar siswa dapat Menerapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga bola basket merupakan olahraga yang paling populer di dunia. Olahraga ini juga sudah berkembang pesat di Indonesia. Terbukti sudah banyak klub-klub

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Sepakbola 1. Pengertian Sepakbola Pada hakikatnya permainan sepakbola merupakan permainan beregu yang menggunakan bola sepak. Sepakbola dimainkan dilapangan rumput oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Salah satu olahraga yang sangat bermasyarakat saat ini adalah futsal. Olahraga futsal merupakan modifikasi olahraga sepakbola yang dimainkan di dalam ruangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin ketatnya tingkat kompetisi antar individu, kelompok, masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. latihan ini dilakukan secara berulang-ulang dan tuntutan yang semakin dipersulit

BAB II KAJIAN PUSTAKA. latihan ini dilakukan secara berulang-ulang dan tuntutan yang semakin dipersulit BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hakikat Latihan Variasi a. Latihan Latihan merupakan realisasi atau pelaksanaan dari materi atau bentuk-bentuk latihan yang telah direncanakan sebelumnya, realisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada empat dasar yang menjadi tujuan seseorang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Ada empat dasar yang menjadi tujuan seseorang melakukan kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan bagian dari budaya kehidupan yang telah lama dianggap sebagai cara yang tepat untuk meningkatkan kesehatan baik sehat jasmani maupun rohani, disamping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Olahraga futsal merupakan olahraga permainan yang sekarang sudah berkembang pesat, karena futsal diminati oleh seluruh kalangan masyarakat baik anak-anak,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. oleh seorang pastor. Pada tahun 1891, Dr. James Naismith, seorang pastor asal

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. oleh seorang pastor. Pada tahun 1891, Dr. James Naismith, seorang pastor asal BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Permainan Bola Basket Basket dianggap sebagai olahraga unik karena diciptakan secara tidak sengaja oleh seorang pastor.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. kemampuan melakukan aktifitas olahraga. Menurut Tangkudung yang dikutip

BAB II KAJIAN TEORITIS. kemampuan melakukan aktifitas olahraga. Menurut Tangkudung yang dikutip BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Hakikat Latihan Ada beberapa definisi yang diberikan para ahli dalam olahraga tentang makna dari latihan. Latihan sangat penting dalam meningkatkan prestasi siswa dalam setiap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor yang dapat mempersiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN Bola basket adalah cabang olahraga yang diminati cukup banyak peminatnya. Cabang olahraga ini dapat dijadikan untuk tujuan pendidikan, kesehatan, rekreasi, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Permainan bola tangan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim

BAB 1 PENDAHULUAN. Permainan bola tangan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan bola tangan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim terdiri dari tujuh orang. Permainan beregu ini dimainkan disebuah lapangan dengan ukran panjang 40

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga orang tua menyukai olahraga ini, cabang olahraga yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. hingga orang tua menyukai olahraga ini, cabang olahraga yang berbentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktifitas olahraga sudah dikenal sejak jaman dulu kala. Olahraga memiliki sekumpulan peraturan, kebiasaan, sampai aktifitas tubuh yang sudah diatur sedemikian rupa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan aktivitas yang dilakukan untuk melatih tubuh seseorang, yang tidak hanya berupa olahraga jasmani tetapi juga rohani. Baik olahraga jasmani maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas olahraga. Ada beberapa tujuan olahraga yang dibagi sesuai kebutuhannya,

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas olahraga. Ada beberapa tujuan olahraga yang dibagi sesuai kebutuhannya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam setiap aktivitas manusia tentunya mempunyai tujuan, tanpa terkecuali aktivitas olahraga. Ada beberapa tujuan olahraga yang dibagi sesuai kebutuhannya,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bola basket merupakan cabang olahraga beregu dimana bola basket dimainkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bola basket merupakan cabang olahraga beregu dimana bola basket dimainkan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bola Basket Bola basket merupakan cabang olahraga beregu dimana bola basket dimainkan oleh dua regu yang terdiri atas lima pemain untuk masing-masing regu dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

-Good offense wins games, great defense wins championships-

-Good offense wins games, great defense wins championships- -Good offense wins games, great defense wins championships- Mungkin ungkapan di atas klise atau sering kita dengar, tapi mau tidak mau kita harus meyakini ungkapan di atas. Pada saat offense kita bermasalah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lay up shoot merupakan salah satu teknik dalam permainan bolabasket yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun tidak spesifik

Lebih terperinci

P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N

P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N Dasar-Dasar Melatih dalam Olahraga Latihan adalah proses yang sistematis dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Jump Heading Tehnik dasar heading (jump heading) sangat penting dalam permainan sepak bola. Karena dengan jump heading

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Bola basket dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regu terdiri atas

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Bola basket dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regu terdiri atas BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Permainan Bola Basket Bola basket dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regu terdiri atas 5 pemain. Setiap regu berusaha untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan kesadaran bahwa hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apriandi Mauliate Mangaratua Sinaga,2014. Konstruksi Tes Ball Handling Dalam Cabang Olahraga Bola Basket

BAB I PENDAHULUAN. Apriandi Mauliate Mangaratua Sinaga,2014. Konstruksi Tes Ball Handling Dalam Cabang Olahraga Bola Basket BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket dikenal sebagai olahraga yang dinamis dan aktraktif, karena menuntut suatu kombinasi kemampuan fisik dan keterampilan teknik yang berkualitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan pada umumnya didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan pada umumnya didefinisikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelincahan merupakan salah satu komponen fisik yang banyak dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan pada umumnya didefinisikan sebagai kemampuan mengubah arah secara

Lebih terperinci

SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP HASIL LAY UP SHOOT PADA SISWA PUTRA

SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP HASIL LAY UP SHOOT PADA SISWA PUTRA SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP HASIL LAY UP SHOOT PADA SISWA PUTRA Ach. Ghuston Arifin SMA Negeri 1 Sampang Email : ghustonarifin@gmail.com Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI I. Hakikat Latihan Kebugaran Jasmani II. KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI Latihan kondisi fisik (physical conditioning) memegang peranan yang sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memasukkan bolabasket (keranjang) sendiri (Dedy Sumiyarsono, 2002: 1).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memasukkan bolabasket (keranjang) sendiri (Dedy Sumiyarsono, 2002: 1). BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bolabasket Permainan bolabasket adalah permainan yang menggunakan bola besar, yang dimainkan dengan tangan dan bertujuan memasukkan bola sebanyak

Lebih terperinci

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Sebuah prestasi olahraga merupakan suatu hasil yang di latar belakangi oleh beberapa faktor dan salah satu diantaranya adalah proses dan pembinan yang baik

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL TEMBAKAN ANTARA DRIBBLE JUMP SHOOT DENGAN PASSING JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

PERBANDINGAN HASIL TEMBAKAN ANTARA DRIBBLE JUMP SHOOT DENGAN PASSING JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini permainan bola basket sangat berkembang dengan baik di indonesia, olahraga bola basket merupakan olahraga yang menggunakan bola besar di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena melakukan kegiatan olahraga yang baik dan benar serta berkesinambungan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN dan sejak itu menjadi olahraga dalam ruangan yang popular diseluruh dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN dan sejak itu menjadi olahraga dalam ruangan yang popular diseluruh dunia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Futsal adalah variasi sepakbola yang dimainkan di dalam ruangan di lapangan yang lebih kecil. Futsal mulai dimainkan di Amerika Selatan pada tahun 1930 dan sejak itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rafdlal Saeful Bakhri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rafdlal Saeful Bakhri, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga merupakan budaya manusia, artinya tidak dapat disebut kegiatan olahraga apabila tidak ada faktor manusia yang berperan secara ragawi atau pribadi

Lebih terperinci

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 BAB I PERMAINAN BOLA BESAR Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 PERMAINAN BOLA BESAR Permainan bola besar melalui permainan sepak bola Permainan bola besar melalui permainan bola voli Permainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang atau dua pasang yang saling berlawanan, bertujuan memukul shuttlecock melewati bidang permainan lawan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya. Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada tes awal dan tes

Lebih terperinci

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

Fitria Dwi Andriyani, M.Or. Fitria Dwi Andriyani, M.Or. PRINSIP LATIHAN Prinsip latihan yang dapat dijadikan pedoman dalam melatih kegiatan ekstrakurikuler olahraga di antaranya ialah: prinsip multilateral, individu, adaptasi, beban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk biopsikososial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk biopsikososial 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk biopsikososial membutuhkan kondisi yang optimal untuk dapat berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan. Hal

Lebih terperinci

Basket merupakan salah satu cabang olahraga yang popular di seluruh dunia. Menurut International Basketball Federation (FIBA) pada tahun 2014, basket

Basket merupakan salah satu cabang olahraga yang popular di seluruh dunia. Menurut International Basketball Federation (FIBA) pada tahun 2014, basket BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk mencapai 237,6 juta jiwa dan 63,4 juta jiwa diantaranya adalah remaja dengan rentang usia 10-24 tahun berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Hal ini sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Hal ini sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya pendidikan jasmani adalah bagian krusial dari sistem pendidikan. Sebab secara esensi pendidikan jasmani membantu kelancaran proses pembelajaran. Hal

Lebih terperinci

SIAPA YANG BERMAIN DAN DIMANA

SIAPA YANG BERMAIN DAN DIMANA SIAPA YANG BERMAIN DAN DIMANA GUARDS Dribbling Tegakkan kepala Anda - menggiring bola dengan kedua tangan tanpa melihat bawah ke bola, sehingga Anda dapat melihat apa yg dilakukan para pemain defensive

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia olahraga yang sifatnya persaingan satu dengan lainnya, termasuk dalam olahraga permainan sepakbola untuk mencapai prestasi dibutuhkan kemampuan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga bola basket termasuk dalam olahraga permainan, karena ada alat atau objek yang digunakan untuk bermain yaitu bola dan aktivitas bermain yang dilakukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Santoso Giriwijoyo (2012:73 ) Pendidikan jasmani adalah kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Santoso Giriwijoyo (2012:73 ) Pendidikan jasmani adalah kegiatan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Jasmani Menurut Santoso Giriwijoyo (2012:73 ) Pendidikan jasmani adalah kegiatan jasmani yang disajikan sebagai bagian dari kegiatan kurikuler, yang dipergunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Permainan Bola Basket A. Kajian Teori Bola basket merupakan olahraga permainan yang mempunya peraturan-peraturan tertentu, sehingga untuk dapat bermain sesuai dengan peraturan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penggunaan metode dalam penelitian adalah syarat mutlak untuk dapat melihat kedalaman dari sebuah permasalahan. Ketepatan penggunaan metode dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manusia, manusia sebagai makhluk yang mempunyai aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manusia, manusia sebagai makhluk yang mempunyai aktifitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi yang serba berkembang ini banyak kegiatan yang dapat dilakukan oleh manusia, manusia sebagai makhluk yang mempunyai aktifitas sehari-hari tidak akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permainan bola basket merupakan salah satu olahraga yang paling populer di dunia. Penggemarnya yang berasal dari segala usia merasa bahwa permainan bola basket

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Bola basket merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola

BAB II KAJIAN TEORI. Bola basket merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Bola Basket 1. Permainan Bola Basket Bola basket merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola besar, dimainkan dengan tangan. Bola boleh dioper (dilempar), boleh

Lebih terperinci

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan.

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan. I. KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari pendidikan (secara umum) yang berlangsung melalui aktifitas yang melibatkan mekanisme gerak tubuh manusia dan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena olahraga dapat mempertahankan dan meningkatkan kesehatan tubuh, serta akan dapat berdampak kepada kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga sudah menjadi suatu kebutuhan yang penting bagi manusia, ada berbagai macam tujuan manusia melakukan kegiatan olahraga,yaitu: 1) Rekreasi, yaitu mereka yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demi menghadapi perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat sudah semestinya manusia menyadari arti penting hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai melalui berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, baik sebagai hiburan, mulai dari latihan peningkatan kondisi tubuh atau sebagai prestasi untuk

Lebih terperinci

AKTIVITAS PENGEMBANGAN DAN KESEHATAN

AKTIVITAS PENGEMBANGAN DAN KESEHATAN AKTIVITAS PENGEMBANGAN DAN KESEHATAN HAKEKAT KESEHATAN Acuan Sehat Rumusan Organisasi Kesehatan Dunia (Sehat Paripurna) : Sejahtera Jasmani, Rohani dan Sosial, bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Teknik Dasar Menembak (Shooting) Shooting dalam permainan bola basket adalah salah satu teknik menembakkan bola ke jaring lawan. Dalam bola

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dunia dan menjadi permainan di era modern. Setiap regu untuk dapat

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dunia dan menjadi permainan di era modern. Setiap regu untuk dapat 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1. Hakikat Permainan Bola Basket Menurut Roji ( 2004 : 20 ) bahwa permainan bola basket adalah permainan yang cepat, dinamis, menarik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Latihan Konsentrasi Secara sederhana latihan dapat dirumuskan yaitu segala daya dan upaya untuk meningkatkan secara menyeluruh kondisi fisik,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang diciptakan paling sempurna dibandingkan makhluk ciptaan lainnya. Dalam kehidupan sehari hari, manusia selalu bergerak untuk terus mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. maka ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang permainan bola basket.

BAB II KAJIAN TEORITIS. maka ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang permainan bola basket. BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Hakikat Permainan Bola Basket Untuk lebih memahami secara mendalam tentang pengertian perrmainan bola basket, maka ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang permainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga futsal merupakan olahraga permainan yang sekarang sudah berkembang pesat, karena futsal diminati oleh seluruh kalangan masyarakat baik anak-anak, remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola basket adalah salah satu olahraga permainan yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Permainan bola basket Indonesia pada saat ini semakin banyak penggemarnya,

Lebih terperinci

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli B Permainan Bola Voli Apakah kamu menyukai permainan bola voli? Sebenarnya permainan bola voli telah memasyarakat. Apakah kamu telah dapat melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar? Ayo kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Futsal (futbol sala dalam bahasa Spanyol berarti sepak bola dalam ruangan) merupakan permainan sepak bola yang dilakukan di dalam ruangan. Dalam beberapa tahun terakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan alami manusia. Berlari adalah bagian yang tak terpisahkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan baik dan menarik perhatian para penontonya. keterampilan tersebut. dapat berupa keterampilan dasar serta keterampilan khusus.

I. PENDAHULUAN. dengan baik dan menarik perhatian para penontonya. keterampilan tersebut. dapat berupa keterampilan dasar serta keterampilan khusus. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam permainan bola tangan, sangat diperlukan shooting yang baik untuk menghasilkan poin atau angka. Karena itu para pemain harus memiliki keterampilan shoting yang

Lebih terperinci

A. TEKNIK DASAR SEPAK BOLA (LANJUTAN)

A. TEKNIK DASAR SEPAK BOLA (LANJUTAN) SEPAK BOLA Standar Kompetensi 1. Mempraktikkan keterampilan permainan olahraga sepak bola dalam bentuk sederhana dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya Kompetensi Dasar 1. Bermain sepak bola dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bola basket juga mengalami perubahan-perubahan yang semakin kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. bola basket juga mengalami perubahan-perubahan yang semakin kompleks. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola basket merupakan olahraga yang terus berkembang setiap waktu seiring perkembangan teknologi pada saat ini. Semakin ke depan peraturan bola basket juga mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan gerak tubuh yang benar maka akan terus menerus dipertahankan di

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan gerak tubuh yang benar maka akan terus menerus dipertahankan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pertumbuhan pada manusia ada empat fase, yaitu fase anak-anak, remaja, dewasa dan lansia. Remaja adalah fase yang sangat penting yang menjadi kunci pertumbuhan

Lebih terperinci

2015 PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SHOOTING

2015 PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SHOOTING BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola tangan termasuk ke dalam permainan yang sangat sederhana. Bola tangan dimainkan dalam sebuah lapangan menggunakan sebuah bola dan 2 buah gawang. Dalam sebuah

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP HASIL TENDANGAN LAMBUNG ATLIT SEPAK BOLA PEMULA DI SMP AL-FIRDAUS SURAKARTA

PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP HASIL TENDANGAN LAMBUNG ATLIT SEPAK BOLA PEMULA DI SMP AL-FIRDAUS SURAKARTA PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP HASIL TENDANGAN LAMBUNG ATLIT SEPAK BOLA PEMULA DI SMP AL-FIRDAUS SURAKARTA SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian Persyaratan dalam

Lebih terperinci