Elly Ernawati *) Vitalis Djarot Sumarwoto **)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Elly Ernawati *) Vitalis Djarot Sumarwoto **)"

Transkripsi

1 EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN BEHAVIORAL MELALUI TEKNIK SHAPING UNTUK MENGURANGI PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI BARAT KABUPATEN MAGETAN Elly Ernawati *) Vitalis Djarot Sumarwoto **) Abstrak Prokrastinasi akademik adalah suatu kecenderungan penundaan tugas yang dilakukan secara terus-menerus oleh seseorang dan lebih memilih melakukan aktivitas lain yang kurang bermanfaat bagi dirinya. Perilaku siswa tersebut pada hakikatnya dapat berdampak pada aspek sosial, psikologis, maupun akademik, yang berujung pada terhambatnya perkembangan maupun pencapaian tujuan pendidikan. Ditinjau dari aspek sosial sangat mungkin siswa tidak memperoleh simpati dari teman-teman atau dijauhkan dari interaksi pergaulan. Ditinjau dari aspek psikologis perilaku prokastinasi bisa mengganggu aktivitas belajar dan kinerja yang diperlukan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Secara akademik perilaku prokastinasi dapat menghambat bidang akademik, khususnya dalam mewujudkan prestasi-prestasi belajar di sekolah. Bertolak dari uraian di atas maka perlu segera dicarikan solusinya agar tidak menghambat perkembangan dan pencapaian prestasi belajar siswa di sekolah. Salah satu solusi terhadap masalah di atas adalah dengan memberikan layanan konseling kelompok berbantuan dengan pendekatan behavioral melalui teknik shaping. Hakikat layanan konseling kelompok adalah layanan konseling yang memungkinkan konseli (siswa) memperoleh kesempatan untuk membahas dan mengentaskan masalah yang dihadapinya melalui dinamika kelompok. Inti pokok pendekatan behavioral adalah penggunaan metode ilmiah dalam bidang psikoterapi, dengan memodifikasi perilaku melalui rekayasa lingkungan sehingga terjadi proses belajar untuk perubahan tingkah laku. Teknik shaping merupakan prosedur yang digunakan untuk membentuk perilaku individu (siswa) yang diinginkan dengan memberikan reinforcement pada setiap tingkah laku yang ditampilkan. Melalui terapi layanan konsdeling kelompok dengan pendekatan behavioral melalui teknik shaping hakikatnya adalah bahwa bantuan pemecahan masalah yang dilakukan secara kelompok dari seorang konselor yang ditujukan kepada individu (siswa) dengan harapan akan terjadi perubahan tingkah laku. Selanjutnya siswa yang telah berubah perilakunya setelah diberi terapi kemudian diberi reinforcement. Perilaku yang diupayakan dan diharapkan mengalami perubahan adalah berkurangnya kecenderungan menunda tugas yang dibebankan kepada konseli (siswa), yang dilakukan secara terus-menerus. Kata Kunci: Konseling kelompok dengan pendekatan behavioral melalui teknik shaping dan Prokrastinasi akademik * Ely Ernawati adalah Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI MADIUN. ** Vitalis Djarot Sumarwoto adalah Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Madiun. Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling 41

2 PENDAHULUAN Prokrastinasi sering diartikan sebagai suatu kecenderungan penundaan tugastugas yang dibebankan kepada seseorang, dan dilakukan oleh secara terus-menerus. Penundaan tersebut dilakukan secara ditekankan pada penundaan siswa dalam hal mengerjakan tugas rumah (PR) yang diberikan oleh guru mata pelajaran disekolah. Berdasarkan hasil isian angket awal diketahui bahwa terdapat 74 siswa atau terus-menerus, dan lebih memilih 60% dari total siswa yang berjumlah 14, melakukan aktivitas lain yang tidak mengalami permasalahan prokrastinasi berguna. Dampak yang langsung akademik. Hasil isian angket dirasakan adalah tidak produktif dan menunjukkan bahwa dari jumlah 74 kinerjanya menjadi terhambat. siswa tersebut dapat diklasifikasikan Perilaku prokastinasi ini ditemukan sebaga berikut: 10 siswa memiliki pada siswa kelas VIII SMP Negeri masalah prokastinasi akademik tinggi, 4 Barat Kabupaten Magetan. Bentuk orang siswa memiliki masalah prokastinasi itu terkait dengan seringnya prokastinasi akademik sedang, dan 40 siswa melakukan penundaan untuk orang siswa yang memiliki masalah memulai dan menyelesaikan tugas-tugas prokastinasi akademik rendah. Penelitian sekolah, kesenjangan waktu antara ini lebih memfokuskan pada 10 siswa rencana dan kinerja aktual serta yang bermasalah prokastinasi akademik melakukan aktivitas yang lebih yang tinggi, diasumsikan jika masalah menyenangkan. tersebut tidak segera dicarikan solusi Berdasarkan diagnosis yang akan mengganggu perkembangan dilakukan peneliti pada bulan Agustus tahun 016, dengan menyebar angket hidupnya dan menghambat pencapaian tujuan pendidikan. Dengan demikian awal diperoleh informasi bahwa siswa sejumlah 10 orang siswa tersebut kelas VIII SMP Negeri Barat Magetan sekaligus ditetapkan sebagai sampel memiliki sikap prokrastinasi akademik penelitian. yang cukup tinggi. Pernyataan di atas Berdasarkan hasil wawancara didukung dengan dokumentasi yang terhadap 10 siswa yang mempunyai dimiliki oleh fihak konselor sekolah. Prokrastinasi dalam penelitian ini lebih masalah prokastinasi akademik tinggi dalam penyelesaian tugas rumah (PR) Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling 4

3 diperoleh informasi bahwa penyebabnya Solomon dan Rothblum antara lain adalah: 4,4% siswa menyatakan bahwa hakikat prokrastinasi menyatakan tidak memahami tugas adalah kecenderungan menunda untuk rumah, 16,6% kurang perhatian terhadap memulai maupun menyelesaikan aktivitas sekolah, 3,8% menyatakan pekerjaan atau tugas-tugas, dan lebih percuma dikerjakan karena tidak tertarik melakukan aktivitas lain, yang diperhitungkan sebagai nilai raport, tidak bermanfaat bagi perkembangan diri, 17,% siswa tidak menggunakan waktu sehingga menghambat kinerja, luangnya untuk aktivitas belajar. menyelesaikan tugas-tugas tidak pernah Pernyataan diatas didukung hasil tepat waktu, serta sering terlambat dalam penelitian dari Yuanita (dalam Aliya dan Iranita, 011: 66) yang menyatakan menghadiri pertemuan-pertemuan (Aini dan Mahardayani, 011: 65). Ahli lain sebanyak 70% pelajar banyak yang berpendapat bahwa kecenderungan bermasalah dalam prokrastinasi menunda pekerjaan atau tugas-tugas akademik. Timbulnya perilaku prokastinasi merupakan godaan bagi setiap orang (Spillane, 003: 99). akademik pada diri siswa, khususnya Kecenderungan menunda tugas yang berkaitan dengan tugas rumah (PR) tersebut lebih banyak disebabkan karena adanya pengaruh faktor ekternal siswa. Faktor eksternal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengaruh temanteman sebayanya di sekolah, kurangnya pengawasan orang tua atau keluarga. Di sisi lain adalah kondisi lingkungan sekitar atau pekerjaan yang menjadi ciri khas dalam masalah prokastinasi bisa terjadi karena: (1) tanpa alasan, bisa jadi dengan niat baik namun tidak terwujud, () berkembang menjadi sumber stress, rasa bersalah, rusaknya kerjasama, dan (3) menipu diri sendiri. Atas dasar uraian di atas maka yang mendukung berkembangnya peneliti merasa perlu segera memberikan perilaku prokrastinasi akademik. Hal lain bantuan pemecahan terhadap masalah yang mempengaruhi siswa dalam yang dihadapi siswa tersebut. Menurut melakukan penundaan tugas ialah bentuk pengajaran yang kurang inovatif sehingga asumsi peneliti, siswa yang mengalami masalah prokastinasi akademik tersebut siswa menjadi malas belajar, yang akan berubah perilakunya apabila berakibat pada menurunnya nilai diberikan layanan konseling kelompok akademik siswa. dengan pendekatan behavioral melalui Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling 43

4 teknik shaping. Melalui kegiatan terjadi proses belajar untuk suatu konseling kelompok tersebut siswa dapat perubahan tingkah laku Willis (011: memecahkan masalah yang dihadapi. 105). Senada dengan pendapat Willis Hakikat layanan konseling kelompok dikemukakan oleh Willis, (01: 4) menurut Amin (010: 9) adalah yang menyatakan bahwa pendekatan bantuan yang berupa layanan konseling yang memungkinkan konseli memperoleh behavior merupakan suatu pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia, kesempatan untuk pembahasan dan tingkah laku manusia merupakan hasil penuntasan masalah yang dialaminya belajar, dipengaruhi oleh lingkungan dan melalui dinamika kelompok. Pendapat di merupakan modifikasi tingkah laku. atas didukung oleh pandangan Tohirin Tujuan utama yang ingin dicapai melalui (011: 179) yang menyatakan bahwa pendekatan behavioral adalah: (1) layanan konseling kelompok merupakan fokusnya pada perilaku yang tampak dan upaya pemberian bantuan kepada spesifik, () kecermatan dan penguraian individu atau siswa yang mengalami tujuan-tujuan treatment, (3) formulasi masalah-masalah pribadi melalui prosedur treatment khusus sesuai dengan kegiatan kelompok agar tercapai masalah-masalah khusus, dan (4) perkembangan yang optimal. Dinamika penilaian objektif mengenai hasil pemecahan masalah yang dihadapi siswa dapat lebih efektif dan efisien jika dalam melakukan proses konseling kelompok konseling (Willis, 011: 105). Pendekatan behavioral itu sendiri pada dasarnya secara inklusif memuat anggota kelompok memiliki pemahaman beberapa teknik yang cocok untuk dan pengaktualisasian teknik-teknik diterapkan, salah satunya adalah teknik konseling. Salah satu teknik yang shapig. Inti dari teknik shaping adalah dikembangkan dalam layanan konseling metode atau cara membantu mengurangi kelompok yang sesuai dengan masalah prokastinasi akademik, karakteristik masalah prokastinasi khususnya penundaan terhadap akademik adalah dengan pendekatan behavioral. penyelesaian tugas-tugas rumah. Oleh karena itu penggunaan teknik shaping Pendekatan behavioral adalah dalam pendekatan behavioral menjadi metode ilmiah dalam bidang psikoterapi efektif. Hal itu terjadi karena antara yaitu dengan cara memodifikasi perilaku pendekatan behavior dengan teknik melalui rekayasa lingkungan, sehingga shaping mempunyai tujuan yang sama, Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling 44

5 yaitu memunculkan perilaku baru pada diri siswa, yang diperoleh dari hasil belajar. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Komalasari, dkk. ( 011: 169) yang menyatakan bahwa teknik shaping adalah cara membentuk tingkah laku baru yang belum ditampilkannya, yaitu dengan memberi reinforcement secara sistematik dan langsung setiap kali tingkah laku ditampilkan. Penggunaan layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral melalui teknik shaping untuk mengubah perilaku siswa juga didukung dengan adanya jurnal penelitian Putra, Suranata, Dharsana (014: 9), yang menyatakan bahwa konseling behavioral dengan teknik shaping mampu mengubah perilaku seseorang (siswa) sesuai dengan yang diinginkan. Pendapat serupa dikemukakan Rahmawati (009: 0), yang menyatakan bahwa teknik shaping adalah teknik ang digunakan dalam memroses penguasaan respon yang dikehendaki atau dikondi-sikan. Pengkondisian tersebut dilakukan ketika pembentukan perilaku merupakan pemberian reinforcement setelah sukses melakukan apa yang diinginkan melewati serangkaian perilaku yang diulang untuk menjadi lebih baik lagi. Menurut Komalasari, dkk. (011: 170) terdapat beberapa langkah dalam menjalankan tekhnik shaping, yaitu: (1) membuat analisis ABC, () menetapkan target perilaku spesifik yang akan dicapai bersama konseli/siswa, (3) menentukan bersama jenis reinforcement positif yang akan digunakan, (4) membuat perencanaan dengan membuat tahapan pencapaian perilaku mulai dari perilaku awal sampai akhir, (5) perencanaan dapat dimodifikasi selama berlangsungnya program shaping, (6) penetapan waktu pemberian reinforcement pada setiap tahap program. Pernyataan di atas memberi petunjuk bahwa pemberian layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral melalu iteknik shaping dapat membentuk perilaku baru sehingga mengurangi prokrastinasi akademik. Atas dasar asumsi dasar tersebut maka peneliti tertarik untuk mengkaji masalah dalam penelitian ini dengan lebih mendalam, dengan mengemukakan judul: Efektivitas layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral melalui teknik shaping untuk mengurangi prokrastinasi akademik. Subyek peneliti adalah siswa Kelas VIII SMP Negeri Barat Kabupaten Magetan. METODE PENELITIAN Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling 45

6 Penelitian menggunakan metode penelitian eksperimen. Rancangan penelitian sesuai dengan pendapat Sugiyono (013: 107) yang menjelaskan bahwa metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan (treatment) tertentu terhadap hal lain dalam kondisi yang terkendali. Jadi penggunaan metode eksperimen ini telah memenuhi persyaratan metodologis. Desain penelitian eksperimen yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah One Group Pre test-post test Design. Penetapan sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling dipilih dengan suatu pertimbangan bahwa peneliti telah mengetahui ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu dari populasi. Pernyataan ini didukung oleh pendapat Sutrisno Hadi (dalam Vitalis, 015: 17) yang menyatakan bahwa Pelaksanaan teknik purposive sampling adalah menentukan sekelompok individu atas dasar ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang memiliki keterkaitan dengan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu populasi yang telah diketahui sebelumnya. Ciri tersebut antara lain siswa yang dijadikan sampel penelitian duduk di kelas yang sama, usia mereka kurang lebih sama. Sifat yang melekat pada diri siswa, seperti mereka sedang memasuki periode perkembangan yang sama. Pengumpulan data prokastinasi akademik menggunakan teknik angket, yang disusun dalam bentuk pilihan ganda, dengan empat alternatif jawaban : a (Selalu), b (Sering), c (Kadang-kadang, dan d (Tidak Pernah). Jumlah item angket disediakan adalah sebanyak 0 butir item. Analisis data penelitian menggunakan metode statistik denga rumus t-score. Penyusunan angket penelitan ini mengacu pada pola Skala Likert (Sugiyono 013: 134). Penyusunan item angket mendasaran pada kisi-kisi, yang berfungsi sebagai indikator item sebagai berikut: Tabel 1. Kisi-kisi Angket Prokastinasi Akademik No. Indikator Item Distribusi nomor item 1 Penundaan memulai dan menyelesikan tugas 1, 3,5, sekolah 7, 15 Ketepatan mengumpulkan tugas sekolah,4,6, 8, 16 3 Kesenjangan waktu antara rencana kerja dan 9, 11, 13, kinerja akatual 15, 17 Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling

7 4 Melakukan aktivitas yang lebih 10,1,14, 5 menyenangkan 18, Uji validitas butir item menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagaimana yang dikemukakan Arikunto (013: 13) sebagai berikut: r xy = N XY ( X)( Y) N X ( X) {N Y ( Y) } Keterangan: r =koefisien korelasi antara skor xy item dengan skor total xy =jumlah hasil perkalian skor item x y N =skor butir = skor total = banyaknya subjek Kriteria : Jika r-hitung > r-tabel, item dinyatakan valid, dengan TS=5% Uji reabilitas butir item angket dilakukan menggunakan rumus Alpha sebagai berikut: r 11 = k k 1 1 Σσ b σ t HASIL PENELITIAN 1. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Uji validitas butir item angket prokastinasi akademik antara sebelum dan setelah diberi (Arikunto, 013:39) Keterangan: r 11 k = Reabilitas instrumen = Banyak butir pertanyaan Σσ b = Jumlah varians butir Σ t Varians butir b = Varians total X Varians total t Y Keterangan : b t n n n X =Varians butir = Varians total X = Skor butir Y = Skor total n Y n = Jumlah subyek Kriteria: Jika r-hitung > r tabel maka item dinyatakan reliabel. treatment menggunakan rumus rumus product moment. Kriteria untuk menguji butir angket adalah nilai r xy > 0,444. Hasil uji validfitas butir angket angket prokastinasi sebanyak 0 item dinyatakan semuanya valid. Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling 47

8 b. Uji Reliabilitas Uji rteliabilitas butir angket prokastinasi akademik menggunakan rumus Alpha, angket dikatakan reliabel jika r 11 >0,444. Hasil yang diperoleh adalah bahwa r 11 = 0,98, No. Sbyk dengan pendekatan behavioral melalui tekik shaping. I Yi f sedangkan r tabel 5% = 0,444, b. Deskripsi data skor hasil isian sehingga semua adalah reliable. angket prokastinasi akademik Oleh sebab itu semua butir item setelah diberi angket prokastinasi akademik layanan konseling kelompok dinyatakan reliabel. dengan pendekatan behavioral. Deskripsi Data melalui tekik shaping a. Deskripsi data skor hasil isian Analisis data menggunakan angket prokastinasi akademik bantuan program Microsoft sebelum Office Excel Release 1 tahun diberi layanan konseling 015, dengan N=10, diperoleh kelompok dengan pendekatan hasil perhitungan sebagai berikut: behavioral melalui tekik shaping Mean = 74,7; Modus = 75; Analisis data menggunakan Median = 78,5; SD = 3,917; Skor bantuan program Microsoft maksimal = 79; dan skor minimal Office Excle release 1 tahun = , dengan N=10, diperoleh Atas dasar data di atas hasil perhitungan sebagai berikut: disusun tabel sebagai berikut: Mean = 56,7; Modus = 55; Tabel 3. Skor hasil isian angket prokastinasi akademik Median = 55,5; SD = 3,713; Skor setelah diberi layanan maksimal = 6; dan skor minimal konseling kelompok dengan pendekatan = 5. behavior melalui tekik Atas dasar data di atas shaping. No. I Xi disusun tabel sebagai berikut: Sbyk f Tabel. Skor hasil isian angket prokastinasi akademik sebelum diberi layanan konseling kelompok Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling 48

9 c. Hasil Perhitungan Statistik Bertolak dari skor angket prokastinasi akademik antara sebelum (X) dan setelah (Y) diberi layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavior melalui teknik shaping, yang dihitung dengan bantuan program Microsoft Office Excel, Release 1 tahun 015, maka data tersebut dapat ditabulasikan sebagai berikut: Tabel 4. Perhitungan Pengaruh Prokastinasi Antara Sebelum dan Sesudah Diberi layanan Konseling Kelompok Dengan Pendekatan Behavioral Melalui Teknik Shaping Dengan Rumus T-Score No. Sbk I Xi f fx fx f fy fy ,0 0, ,0 0,0 0 0,0 0, ,0 0, ,0 0, ,0 0,0 0 0,0 0, ,0 0, Total Berdasarkan tabel di atas kemudian dihitung dengan rumus t-score sebagai berikut: My = Mean dari kelompok setelah mendapatkan treatment SD bm perbedaan mean (Hadi, 001: 68) = Standart kesalahan Keterangan : t t = M x M y SD bm = Taraf Kepercayaan Mx = Mean dari kelompok sebelum Diketahui: Nx = 10 Ny = 10 fx = 695 fy = 580 mendapatkan treatment Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling 49

10 fx = fy = Perhitungan: M x = ( fx : N) = 569 : 10 = 56,9 SD x = ( SD x : N) M x = (3.587 : 10) (56,9) = 3.58,7 3.37,6 = 1,1 SD Mx = SDx : (N 1) = 1,1 : 9 =,34 M y = ( fy : N) = 747 : 10 = 74,7 SD y = ( fy : N) M y = ( : 10) (74,7) = 5.596, ,8 = 105,3 SD My = SDy : (N 1) = 105,3 : 9 = 11,7 SD bm =, ,7 = 14,04 = 3,747 (dibulatkan) (74,7 56,9) 17,8 t = = = 4,751 3,747 3,747 Bertolak dari hasil digunakan untuk mengurangi perhitungan di atas diketahui prokrastinasi akademik siswa bahwa t-hitung sebesar 4,751. kelas VIII SMPN Barat Setelah dikonsultasikan dengan Kabupaten Magetan tahun harga t-tabel, dengan N = 10, dan pelajaran 015/016. d.b = N 1, maka dapat PEMBAHASAN dinyatakan bahwa t-hitung > t- Hasil penelitian di lapangan tabel (4,751 >,6/TS=5% dan menunjukkan bahwa 10 dari 11 siswa,81/ts=1%), maka dinyatakan kelas VIII SMP Negeri Barat signifikan. Kabupaten Magetan yang terindikasi Simpulan hipotesis: memiliki masalah prokrastinasi akademik Konseling kelompok dengan yang tinggi. Masalah prokastinasi pendekatan behavior melalui akademik dalam penelitian ini lebih teknik shaping adalah efektif Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling 50

11 difokuskan pada menunda penyelesaian tugas rumah (PR) dari sekolah. di atas didukung oleh pandangan Amin (010: 9) yang menyatakan bahwa Hasil analisis data penelitian bantuan dalam layanan konseling yang menunjukkan bahwa t-hitung sbeesar memungkinkan konseli memperoleh 4.751, yang menunjukkan lebih besar kesempatan untuk pembahasan dan apabila dibandingkan dengan harga t- tabel =,6/TS5%. Bertolak dari hasil penuntasan masalah yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Melalui analisis data penelitian disimpulkan dinamika kelompok itu pemecahan bahwa konseling kelompok dengan masalah dapat lebih efektif dan efisien pendekatan behavioral melalui teknik shaping sangat efektif untuk mengurangi jika dalam melakukan proses konseling kelompok anggota kelompok memiliki prokastinasi akademik siswa. Pernyataan pemahaman dan pengaktualisasian tersebut memberi petunjuk bahwa teknik-teknik konseling. layanan konseling kelompok dengan Inti utama terapi dengan teknik pendekatan behavior melalui teknik shaping adalah penerapan aneka ragam shaping sangat tepat dan efisien dalam mengurangi prokrastinasi akademik. Hal teknik dan prosedur yang berakar pada berbagai teori belajar. Pendekatan ini tersebut telah sesuai dengan hakikat telah memberikan penerapan yang konseling kelompok behavioral sistematis tentang prinsip-prinsip belajar merupakan pendekatan dalam dunia dan pengubahan tingkah laku ke arah konseling yang diarahkan untuk aktivitas belajar, yang menghasilkan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku siswa lebih ditingkatkan ketika diberi cara-cara yang lebih adaptif. Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa masalah prokastinasi akademik, khususnya penundaan penyelesaian tugas treatmen dengan teknik shaping. rumah (PR) dari sekolah dapat diprediksi Pernyataan tersebut sesuai dengan dari layanan konseling kelompok dengan pendapat Tohirin (011: 179) yang pendekatan behavior melalui teknik menyatakan bahwa layanan konseling kelompok merupakan upaya pemberian shaping. bantuan kepada individu (siswa) yang Simpulan dan Saran mengalami masalah-masalah pribadi 1. Simpulan melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal. Pernyataan Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling 51

12 Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data maka disimpulkan sebagai berikut: a. Layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavior melalui teknik shaping efektif diterapkan untuk mengurangi prokrastinasi akademik siswa kelas VIII SMPN Barat Kabupaten Magetan. b. Terdapat penurunan yang. Saran signifikan perilaku prokrastinasi akademik setelah diberi layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral melalui teknik shaping, khususnya pada siswa kelas VIII di SMPN Barat Kabupaten Magetan. Atas dasar simpulan di atas maka dikemukakan saran sebagai melalui dinamika kelompok untuk bebrapa mata pelajaran, yang sama karakteristiknya. Pada akhir kegiatan sebaiknya dievaluasi untuk mengetahui efektivitasnya. DAFTAR PUSTAKA Aini, Aliya Noor dan Iranita Hervi Mahardayani Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Prokrastinasi Dalam Menyelesaikan Skripsi Pada Mahasiswa Universitas Muria Kudus. Jurnal Psikologi Pitutur (Online), Vol. 1, No., ( Diunduh 19 Februari 015). Amin, S. M. 010.Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Amzah. Arikunto, Suhasimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hadi, Sutrisno Statistik II. Yogjakarta: Pustaka Belajar. Komalasari dkk., 011. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: Indeks. berikut: pihak sekolah secara Putra, W.A.S, Suranata K. Dharsana I.K kolegial dapat menyelenggarakan.014. Penerapan konseling behavioral dengan teknik shaping program bimbingan belajar dengan untuk meningkatkan disiplin cara menerapkan layanan konseling belajar. Jurnal Bimbingan dan Konseling (online), Volume No. kelompok dengan pendekatan 1 ( undiksha.ac.id/ behavioral melalui teknik shaping. index.php/jjbk/article/viewfile/3 710/969, Diunduh 0 Maret Kegiatan bimbingan belajar dapat 015). dilakukan secara bersama-sama oleh Rahmawati, Hetty Modifikasi Perilaku Manusia. Malang: pihak guru bidang studi dengan Universitas Negeri Malang. konselor sekolah. Di sisi lain Spillane, J. J Time Management. Yogyakarta: Kanisius. program layanan konsleing Sugiyono Metode Penelitian kelompok dapat pula dikembangkan Pendidikan Pendekatan Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling 5

13 Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Tohirin Bimbingan dan Konseling Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Vitalis, 015. Statistik Inferensial. Madiun: IKIP PGRI Madiun, Fakultas Ilmu pendidikan. Wilis, S. S Konseling Keluarga. Bandung: Alfabeta. Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling 53

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 46 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DAN KONSTRUKTIVISTIK TERHADAP KESEHATAN MENTAL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

PENGARUH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DAN KONSTRUKTIVISTIK TERHADAP KESEHATAN MENTAL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) PENGARUH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DAN KONSTRUKTIVISTIK TERHADAP KESEHATAN MENTAL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) Vitalis Djarot S. vitalisdjarot@yahoo.co.id Abstrak Salah satu aspek yang sangat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan harus sesuai dengan okjek penelitian dan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan harus sesuai dengan okjek penelitian dan tujuan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan usaha yang harus ditempuh dalam penelitian untuk mengemukakan, mengebangkan dan menguji suatu kebenaran pengetahuan. Metode yang digunakan harus sesuai

Lebih terperinci

PENINGKATKAN SIKAP EMPATI MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK BERBANTUAN TEKNIK PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS X.A.V.1 SMK NEGERI 1 JIWAN KABUPATEN MADIUN

PENINGKATKAN SIKAP EMPATI MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK BERBANTUAN TEKNIK PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS X.A.V.1 SMK NEGERI 1 JIWAN KABUPATEN MADIUN PENINGKATKAN SIKAP EMPATI MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK BERBANTUAN TEKNIK PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS X.A.V. SMK NEGERI JIWAN KABUPATEN MADIUN Nuril Annissa Ekayanti *) anissa_nuril@yahoo.com Vitalis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP PEMILIHAN KARIR (CAREER CHOICE) PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Oleh : Ahmad Roni. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bentuk penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian quasi eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bentuk penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian quasi eksperimen BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian quasi eksperimen dengan desain penelitian menggunakan Pretest-Posttest Conttrol Group Design 1.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang lain atau satu objek yang lain (hatch dan farhady, 1981). 2

BAB III METODE PENELITIAN. yang lain atau satu objek yang lain (hatch dan farhady, 1981). 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Kata variabael berasal dari bahasa Inggris menurut anas (1987), variable yang berarti ubahan, faktor tak tetap atau gejala yang dapat diubah-ubah. 1 Secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.1 Sedangkan penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

Volume 1 Nomor 1, Oktober ISSN

Volume 1 Nomor 1, Oktober ISSN PENGARUH LANYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN BEHAVIORAL TERHADAP PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS XI SMK PERINTIS 29 UNGARAN TAHUN AJARAN /2015 Rahayu Praptiana Muhamad Rozikan Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen (semi eksperimen) dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian ini tidak

Lebih terperinci

`BAB III METODE PENELITIAN. bimbingan kelompok dengan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII di

`BAB III METODE PENELITIAN. bimbingan kelompok dengan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII di `BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasi, yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara keaktifan mengikuti layanan bimbingan kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen bentuk quasi eksperimental design, kelompok kontrol tidak dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian adalah SMPN 45 Bandung yang terletak di Jalan Yogyakarta No. 1 Bandung. Sekolah ini memiliki latar belakang ekonomi, dan sosial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 A III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang besar manfaatnya bagi penulis yang akan memberikan pokok-pokok yang akan penulis teliti, sehingga memudahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisis data hasil penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisis data hasil penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Desain Penelitian Berdasarkan dari permasalahan yang akan diteliti, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tempat penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kampar

BAB III METODE PENELITIAN. tempat penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kampar BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari tahun 2015. Adapun tempat penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kampar Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA A. Jenis Penelitian Penelitian tentang Persepsi siswa tentang kreativitas guru dalam pembelajaran pengaruhnya terhadap prestasi belajar PAI di SD Pabeyan Tambakboyo Tuban adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi eksperiment) yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi eksperiment) yaitu 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif eksperimen. Penelitian eksperimen menurut Arikunto (2013:9) adalah untuk membangkitkan timbulnya suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penulisan ini menggunakan jenis penulisan eksprerimental semu, karena bukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penulisan ini menggunakan jenis penulisan eksprerimental semu, karena bukan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penulisan Penulisan ini menggunakan jenis penulisan eksprerimental semu, karena bukan merupakan eksperimen murni tapi seolah-olah murni. Menurut Danim (2004), penulisan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum penelitian ini diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian dalam pendidikan diartikan sebagai cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan signifikan keharmonisan keluarga Islami dengan penyesuaian diri pada peserta didik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang sistematis yang dimiliki dan ditempuh oleh seorang peneliti dalam usaha mengadakan penelitian agar tercapainya tujuan yang diantaranya adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen (experimental research)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen (experimental research) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen (experimental research) yang melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini tidak semua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatifeksperimen, karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Metode eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian. suatu penelitian (Arikunto,2006: 118). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian. suatu penelitian (Arikunto,2006: 118). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto,006: 118). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yakni pendekatan yang menggunakan rancangan penelitian berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Punggur Lampung Tengah dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Punggur Lampung Tengah dan 49 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Punggur Lampung Tengah dan waktu pelaksanaan penelitiannya pada tahun pelajaran 2013/2014. B. Metode

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah.

METODE PENELITIAN. menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah. III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah. Hal-hal yang harus

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitian Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam suatu penelitian ilmiah digunakan sebagai pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Jenis penelitian pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. 1 Dalam kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. 1 Dalam kegiatan 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. 1 Dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian kemitraan yang dilakukan Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH: PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI TERHADAP PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS XI PEMASARAN 1 SMK YP 17 PARE TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat di artikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran yang diungkapkan benar-benar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. 1

BAB III METODE PENELITIAN. alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu suatu proses menemukan pengetahuan dengan menggunakan data yang berupa angka sebagai alat menemukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah.

III. METODOLOGI PENELITIAN. menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah. 41 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah. Hal-hal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one III. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one group design pada kelompok-kelompok ekuivalen. Penelitian akan dilakukan pada dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan salah satu dari tindakan yang dapat dikatakan sebagai tindakan dalam mencari kebenaran dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

Pengaruh Layanan Penguasaan Konten (Pembelajaran) Dalam Mengatasi Siswa Yang Kurang Minat Belajar Kelas VIII SMPN 1 P.S Tuan Tahun Ajaran 2014/2015

Pengaruh Layanan Penguasaan Konten (Pembelajaran) Dalam Mengatasi Siswa Yang Kurang Minat Belajar Kelas VIII SMPN 1 P.S Tuan Tahun Ajaran 2014/2015 Pengaruh Layanan Penguasaan Konten (Pembelajaran) Dalam Mengatasi Siswa Yang Kurang Minat Belajar Kelas VIII SMPN 1 P.S Tuan Tahun Ajaran 2014/2015 Happy Purba Program Studi Bimbingan Konseling Fakultas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan

BAB III METODE PENELITIAN. direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan 6 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan salah satu alat yang andal dalam mengembangkan dan menerangkan cakrawala ilmu pengetahuan manusia. Metodologi penelitian dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang berisi lokasi,populasi, dan sampel penelitian, desain penelitian, pendekatan dan metode penelitian, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan hal yang penting didalam suatu penelitian ilmiah. Karena penelitian ilmiah harus dilakukan dengan cara-cara atau langkah-langkah tertentu dan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA

EFEKTIFITAS KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA EFEKTIFITAS KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA Choli Astutik, Latifa Normayanti Prodi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI SUMENEP ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (Experimental Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari perbedaan perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan sesuatu hasil (Pabundu Tika, 1997: 10). Adapun tujuan dari

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan sesuatu hasil (Pabundu Tika, 1997: 10). Adapun tujuan dari 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah suatu metode penelitian untuk mengadakan kegiatan percobaan guna mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahap-tahap yang

BAB III METODE PENELITIAN. pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahap-tahap yang BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara-cara melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahap-tahap yang disusun secara ilmiah untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti jalan yang ditempuh atau dilewati. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu kata yang abstrak dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), maksudnya adalah penelitian yang langsung dilakukan di medan terjadinya gejala-gejala. 34

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian yaitu metode eksperimen semu (Quasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014, yaitu pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian regresional dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasivariasi pada satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan usaha yang harus ditempuh dalam suatu penelitian untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu kebenaran pengetahuan. Metode yang digunakan harus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dengan kesiapan dalam menghadapi dunia kerja, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo. Penelitian ini adalah eksperimen semu yang menggunakan one group

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo. Penelitian ini adalah eksperimen semu yang menggunakan one group 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Tanggal 18 Oktober s.d. 0 November 010.. Tempat penelitian Penelitian ini berlokasi di MTs

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif merupakan penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 35 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara atau metode yang digunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penyajian pelajaran dimana, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan. efektif dan efisien jika diterapkan di suatu tempat.

METODE PENELITIAN. penyajian pelajaran dimana, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan. efektif dan efisien jika diterapkan di suatu tempat. III. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Syaiful Aswan (2006:95) metode eksperimen adalah cara penyajian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdiri dari variabel independen yaitu pemberian reward dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdiri dari variabel independen yaitu pemberian reward dan variabel 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Penelitian ini adalah penelitian quasi-eksperimen yang menggunakan nonequivalent model grup kontrol. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reserch) kuantitatif. Pada dasarnya penelitian ini mengunakan pendekatan deduktifinduktif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data, yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur yang reliabilitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. semester genap tahun ajaran Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 20

BAB III METODE PENELITIAN. semester genap tahun ajaran Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 20 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada tanggal 03-29 Maret 2014 pada semester genap tahun ajaran 2013-2014. Penelitian ini dilaksanakan di SMP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. 1 Sedangkan penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Majalengka, di Jalan Tonjong Pinangraja No.55 Majalengka. 3.2 Metode Penelitian Penelitian adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III MI Darun Najah Ngemplak Kidul Pati. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. 1 Pendekatan yang dilakukan berbentuk Posttest-Only Control Design,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober 2014 05 Januari 2015 di SMA Negeri 1 Rimba Melintang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. 1 Sedangkan penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Pendekatan Penelitian Suatu penelitian terdapat dua macam pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang berbentuk korelasional, artinya penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan peneliti, mulai dari perumusan masalah sampai dengan penarikan kesimpulan. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah langkah-langkah yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian. Sugiyono (014:107)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif korelasional yaitu penelitian yang meneliti tentang hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) yang hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara spesifik dan realis tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif untuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif untuk dideskripsikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MAN Sampit. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016 menggunakan soal UAS semester

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semi pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semi pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semi pendekatan kuantitatif. Menurut Hamid Darmadi (011: 17) eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan agar memperoleh data yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan agar memperoleh data yang 0 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN 1. Metode Penelitian Metode merupakan cara yang digunakan agar memperoleh data yang diinginkan. Seperti yang dipaparkan oleh Sugiyono (008 :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian yang berjudul Keefektifan Layanan Informasi tentang Bahaya Bullying untuk Meningkatkan Empati pada Peserta didik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN 4 Kertasari yang berlokasi di Jalan Kartanagara No. 50 Kelurahan Kertasari, Kecamatan

Lebih terperinci

Oleh: HESTI NUFRIDA A

Oleh: HESTI NUFRIDA A PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA MI MUHAMMADIYAH NGASEM TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam proses penelitian, sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam mencapai tujuan pemecahan masalah. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang bersifat deskriptif yang memusatkan perhatiannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebagaimana adanya secara sistematis, akurat, aktual dan kemudian ditentukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebagaimana adanya secara sistematis, akurat, aktual dan kemudian ditentukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan masalah dan tujuan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian adalah MTs Al Inayah yang berlokasi di jalan cijerokaso No.63 Kelurahan Sarijadi Bandung, Kecamatan Sukasari Bandung. MTs Al

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode yang digunakan Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang sangat penting karena metode dapat menentukan salah benarnya proses suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Langkah-Langkah Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan dan alasan pemilihan judul di atas, maka dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian quasi eksperimen karena peneliti ingin mengetahui pengaruh suatu perlakuan terhadap suatu variabel. Perlakuan

Lebih terperinci