BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian. Gambaran Umum MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara MTs Sabilul Ulum adalah suatu lembaga pendidikan formal yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Sabilul Ulum. Yayasan ini tidak hanya tingkat MTs saja melainkan mendirikan Madrasah Ibtidaiyyah (MI) dan Madrasah Aliyah (MA). MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara berdiri pada tanggal 20 Desember 965. Faktor yang mendorong berdirinya MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara adalah sebagai berikut2 a. Adanya masukan dari para wali murid Desa Mayonglor khususnya para wali murid kelas VI MI Sabilul Ulum yang merasa keberatan untuk melanjutkan pendidikan anaknya ke jenjang pendidikan selanjutnya karena terbentur masalah biaya, termasuk sarana transportasi bila sekolahnya jauh. b. Pada tahun 60-an dimana masyarakat Mayonglor belum mengenal Madrasah Tsanawiyah, bahkan saat itu Lanjutan Tingkat Pertama pun belum ada diwilayah Kecamatan Mayong seperti halnya SMP. c. Dukungan masyarakat sekitar Mayonglor, hal ini dibuktikan melalui Jam iyyah Tahlil yang dipimpin oleh Bapak K. Ahmad Mustamir dimana para jama ahnya diajak untuk memecahkan ide atau gagasan dan sekaligus mengenalkan tentang Madrasah Tsanawiyah dan hal tersebut direspon oleh Jam iyyah Tahlil dengan tanggapan yang positif dan memberi dukungan sepenuhnya atas gagasan tersebut. Secara idealis, pendirian MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara merupakan suatu usaha membantu pemerintah dalam bidang pendidikan Dokumentasi MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, dikutip tanggal 20 April Dokumentasi MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, dikutip tanggal 20 April

2 37 dengan berusaha mempertinggi mutu pendidikan dan pengajaran serta kebudayaan. Sejak berdirinya MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang cukup baik, ini terbukti dengan semakin banyaknya murid pada tahun ajaran baru. Perkembangan kegiatan MTs tidak hanya dalam bentuk intra kurikuler saja tetapi ekstra kurikuler juga seperti Kepramukaan, Seni Baca Al-Qur an, Olah Raga, Seni Bela Diri. Sedangkan kegiatan yang bersifat insidentil juga diprogramkan misalnya class meeting, kemah bakti, tahtiman Qur an, santunan sosial dan sebagainya. Semua itu sudah tentu tidak lepas dari peranan Kepala Sekolah, kerja keras pengurus juga partisipasi seluruh masyarakat disekitarnya3 2. Visi, Misi dan Tujuan Adapun visi, misi dan tujuan dari MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara adalah sebagai berikut4 a. Visi Terwujudnya Madrasah yang Islami, produktif, berkualitas dan berlandaskan akhlak yang mulia untuk menuju madrasahku tamanku dan tetap menjadi madrasah idamanku b. Misi ) Mengupayakan terciptanya madrasah yang mampu membekali kemampuan kemandirian pada setiap kegiatan akademik 2) Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan pada masyarakat 3) Memelihara dan meningkatkan sebagai bagian masyarakat c. Tujuan Secara umum, tujuan pendidikan pada MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara adalah ingin menyiapkan siswa-siswi yang berkualitas, berakhlak mulia dan mampu bersaing di tingkat pendidikan yang lebih 3 Dokumentasi MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, dikutip tanggal 20 April Dokumentasi MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, dikutip tanggal 20 April 206

3 38 tinggi serta terampil dalam mengamalkan ilmunya. Bertolak dari tujuan umu diatas, maka secara khusus dapat disampaikan bahwa tujuan MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara adalah sebagai berikut 4) Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran aktif (PAKEM, CTL) 5) Mengembangkan potensi akademik, minat dan bakat siswa melalui bimbingan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler 6) Membiasakan perilaku Islami di lingkungan Madrasah 7) Meningkatkan prestasi akademik siswa di bidang seni dan olah raga lewat kejuaraan dan kompetisi 3. Letak Geografis MTs Sabilul Ulum sebagai lembaga pendidikan formal berlokasi di Desa Mayonglor Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara. Adapun letak geografisnya adalah sebagai berikut5 a. Sebelah timur berbatasan dengan Jalan Raya Mayong-Welahan b. Sebelah selatan berbatasan dengan Masjid Baitul Aminin c. Sebelah barat berbatasan dengan TK Tarbiyatul Athfal Mayonglor Mayong Jepara Apabila diperhatikan lokasi MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara adalah sangat strategis karena dekat dengan pusat kota sehingga sangat mudah untuk dijangkau baik dengan transportasi ataupun jalan kaki dan situasi lingkungannya sangat kondusif sehingga cocok untuk proses belajar mengajar. 4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa a. Keadaan Guru dan Karyawan Mendidik merupakan tugas yang sangat berarti, tetapi sangat mulia. Pendidik memiliki tugas membimbing dan mengarahkan anak didik yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan. Faktor guru 5 Observasi di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, dikutip tanggal 3 April 206

4 39 sangat dominan terhadap keberhasilan proses belajar mengajar. Begitu pentingnya posisi dan peran guru dalam proses belajar mengajar, sehingga idealnya seseorang yang berprofesi sebagai guru harus menempuh pendidikan formal keguruan selama kurun waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan lembaga pendidikan di mana guru tersebut mengajar. Di bawah ini penulis akan sajikan data tentang guru MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara. Jumlah guru MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara sebanyak 28 orang. Adapun job description tersebut adalah sebagai berikut Tabel 4. Daftar Guru MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2056 Pengampu Mata No 6 Nama Pelajaran Pendidikan Musta in, S.Ud Aqidah A S. 2 Abdul Wakhid, S.Pd.I Aqidah A S. 3 K. M. Shohib Noor B. Arab MA 4 K. Asrori SKI, Fiqih Kitab MA 5 Riyatmi, SKM IPA, Matematika S. 6 Abdul Hafid, S.Pd.I Qur an Hadits, B. Inggris S. 7 Sumono, S.Ag Fiqih, Orkes S. 8 Umi Kustiyah, S.Ag Fiqih, KeNUan S. 9 Mukhtar Lutfi, M.Pd.I B. Indonesia S.2 0 Tugiyono B. Indonesia, Orkes W. Suparyanto, A.Md Matematika D.2 2 Kholidatun, SH PKN, Prakarya S. 3 Dra. Zuaenah SKI S. 4 Hj. Kastutik, S.Ag IPS S. 5 Ruminingsih, S.Sos IPS S. Dokumentasi MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, dikutip tanggal 20 April 206 SMA

5 40 6 Khusniyati, S.Ag IPS S. 7 Hamdun, S.Pd.I Qur an Hadits, Aqidah A S. 8 Isti anah, S.Ag B. Arab S. 9 Sofi I, S.Pd B. Indonesia, PKN S. 20 Noor Wakhid, S.Pd.I B. Inggris S. 2 Anis Muawanah, S.ThI IPA S. 22 K. Noor Ah. Chasan Ke-NU-an, Fiqih Kitab MA 23 Nailur Rohmah, S.Pd.I Seni Budaya, TIK, Prakarya S. 24 Sri Wahyuni, S.Pd B. Inggris S. 25 Dwi Apriliani, S.Pd B. Inggris S. 26 Nailal Muna, S.Pd IPA, Matematika S. 27 Beni Saputra TIK 28 Nur Rohim, A.Md B. Jawa SMA D.2 Jika dilihat dari tabel di atas, sebagian besar guru di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara mengampu mata pelajaran sesuai dengan pendidikan masing-masing, tetapi ada juga yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Jumlah guru di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara adalah 28 orang. Dilihat dari jumlah guru dan latar belakang pendidikannya maka proses mengajar di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara dikatakan sudah efektif. Adapun jumlah pegawai sebanyak 4 orang.

6 4 Tabel 4.2 Daftar Pegawai MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2057 No Nama Jabatan Pendidikan M. Minan Nurir Rohman, S.Pd Ka. Perpustakaan S. 2 Sokib Sie. Kebersihan SMA 3 Abdul Muin Sie. Keamanan SMA 4 Sutikno Penjaga Malam SMA Masing-masing pegawai mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan penuh tanggung jawab, karena pembagian tugas disesuaikan dengan potensi yang ada pada diri mereka serta latar belakang pendidikan masing-masing. b. Keadaan Siswa MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara bisa dikatakan madrasah yang bermutu. Keberadaannya dari tahun ke tahun semakin maju dan mendapatkan nilai akreditasi A. Semakin meningkatknya madrasah ini, membuat jumlah siswa selalu bertambah dari tahun ke tahun. Ditambah lagi karena MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara membebaskan adanya uang seragam bagi siswa baru. Seragam dibagikan gratis dan tidak dipungut biaya membeli. Karena alasan itu, membuat jumlah peminat yang masuk lebih banyak. Disamping itu, keadaan siswa yang lebih sopan dan lingkungan yang serba religius akan membuat siswa mempunyai akhlak yang baik. Tercermin dalam cara berpakaian para siswa, dan cara bersikap dengan guru juga sopan. Adapun jumlah keseluruhan siswa MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara tahun ajaran 205/206 adalah sebagai berikut \ 7 Dokumentasi MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, dikutip tanggal 20 April 206

7 42 Tabel 4.3 Data Jumlah Siswa MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2058 Kelas Lokal Belajar Laki-laki Perempuan Jumlah VII VIII IX Jumlah Keadaan Sarana dan Prasarana Adapun sarana dan prasarana di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara adalah sebagai berikut a. Ruang dan Gedung Tabel 4.4 Ruang dan Gedung MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara9 No Jenis Lokal Kondisi Baik Ruang Kelas R. Kepala 3 R. Guru 4 R. TU 5 R. Perpustakaan 6 R. Lab R. UKS 8 Toilet Koperasi Rusak 8 Dokumentasi MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, dikutip tanggal 20 April Dokumentasi MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, dikutip tanggal 20 April 206

8 43 b. Data Peralatan dan Inventaris Kantor Adapun data peralatan dan iventaris kantor di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara adalah sebagai berikut Tabel 4.5 Peralatan dan Inventaris Kantor MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara0 No Jenis Unit Kondisi (lkl) baik Meja dan kursi Meja Kursi Sedang Rusak 2 Mesin ketik 3 Telepon 4 Faximile 5 Sumb.Air/ PDAM 6 Komputer Kend. Roda-2 8 Kend. Roda-4 9 Peralatan Lab. 2 0 Sound System 4 2 Sar. Olahraga Sar. Kesenian Peralatan UKS Peralatan Ketrmp 5 Daya Listrik 300 Dilihat dari tabel di atas, maka sarana dan prasarana yang ada di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara memadai dalam menunjang proses belajar mengajar. 0 Dokumentasi MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, dikutip tanggal 20 April 206

9 44 6. Struktur Organisasi Untuk mempermudah dan memperlancar administrasi madrasah MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara membuat susunan organisasi yang bertujuan agar dapat bertugas mengelola administrasi pendidikan secara baik dan konsisten sesuai dengan bidangnya masing-masing. Adapun struktur organisasi MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara adalah sebagai berikut. Ketua Yayasan Musta in 2. Kepala Madrasah Abdul Wachid 3. WaKa Kurikulum Riyatmi 4. WaKa Kesiswaan 5. Pembina Osis 6. Pembina Pramuka 7. WaKa Sarpras 8. WaKa Humas 9. BK 0. Ka TU. Staf TU 2. Bendahara 3. Perpustakaan 4. Sie Kebersihan 5. Sie Keamanan 6. Penjaga Malam Sumono Sri Wahyuni Tugiyono Abdul Khafid Umi Kustiyah Hamdun, Isti anah Benny Saputro Nur Rohim Muhtar Lutfi M. Minan Nurir Rohman Sokib Abdul Muin Sutikno Dokumentasi MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, dikutip tanggal 20 April 206

10 45 B. Data Penelitian. Data Penerapan Metode Read, Repeat dan Distribute dalam Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Psikomotorik Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara sebagai lembaga pendidikan formal secara kolektif hendak menjadikan siswa menjadi pemimpin umat yang bermoral tinggi, pemimpin bangsa dan pemimpin Negara. Oleh karena itu lembaga sekolah bertugas mencetak figure yang benar-benar ahli dalam bidang agama dan ilmu pengetahuan kemasyarakatan pada umunya. Untuk itu semua dalam penerapan perlu adanya strategi yang baik dan tepat. Sebagaimana wawancara dengan Ibu Umi Kustiyah Penerapan Metode Read, Repeat dan Distribute dalam Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Psikomotorik Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, tidak lepas dari langkah-langkah seperti persiapan, proses, metode, media dan evaluasi. 2 a. Persiapan Sebagaimana berdasarkan wawancara dengan Ibu Umi Kustiyah mengatakan bahwa Sebelum mengajar guru pengampu mata pelajaran Fiqih yang ada di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, terlebih dahulu mempersiapkan materi Fiqih, namun sebelumnya guru pengampu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam mengajar dengan tujuan agar materi yang diajarkan nanti bisa memberikan pemahaman bagi siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 3 Materi shalat sunnah pada kelas VII MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara tentang shalat Dhuha. Shalat Dhuha adalah shalat sunnah yang dilakukan seorang muslim ketika masuk waktu. Waktu dhuha adalah waktu ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya 2 Wawancara dengan Ibu Umi Kustiyah selaku Guru Fiqih MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, tanggal 26 April Wawancara dengan Ibu Umi Kustiyah selaku Guru Fiqih MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, tanggal 26 April 206

11 46 matahari hingga waktu dhuhur. Jumlah shalat Dhuha adalah minimal 2 rakaat dan maksimal 2 rakaat. Tata cara shalat Dhuha adalah diawali dengan niat shalat Dhuha, dilanjutkan dengan membaca doa iftitah, dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah, pada rakaat pertama hendaknya membaca surat AsySyam (pada rakaat kedua hendaknya membaca surat Al-Lail), rukuk dan membaca tasbih 3 kali, duduk diantara dua sujud dan membaca bacaannya, sujud kedua dan membaca tasbih 3 kali, dan sampai selesai secara tertib. Pada adalah tahap persiapan, hal yang dilakukan oleh guru Fiqih menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menentukan metode, dan juga mempersiapkan materi yang akan diajarkan beserta media pendukung yang diperlukan dalam pembalajaran Fiqih di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara. Umi Kustiyah mengatakan Sebelum melaksanakan pembelajaran Fiqih, saya terlebih dahulu menyusun RPP, agar pembelajaran dapat tersusun dengan rapi dan berjalan dengan baik. Dalam menyusun RPP saya berpedoman pada kurikulum, agar standar kompetensi dan juga kompetensi dasarnya tidak melenceng. RPP yang saya buat terdiri dari tiga tahap dalam pembelajaran, yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. RPP saya buat sendiri, dan pembuatannya jauh-jauh hari sebelum tanggal pelaksanaannya untuk mempermudah kerja saya. Sehingga pada malam menjelang pembelajaran, saya tinggal menyiapkan materi yang akan saya ajarkan dan juga media yang saya butuhkan sesuai dengan metode yang saya gunakan. 4 RPP tersebut terdiri dari beberapa komponen yaitu ) Standar kompetensi Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan 4 Wawancara dengan Ibu Umi Kustiyah selaku Guru Fiqih MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, tanggal 26 April 206.

12 47 keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran. 2) Kompetensi dasar Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. 3) Indikator hasil belajar Indikator hasil belajar adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 4) Metode yang digunakan Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. 5) Langkah-langkah pembelajaran a) Pendahuluan Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. b) Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

13 48 prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. c) Penutup Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut. 6) Media yang digunakan Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. 7) Penilaian Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian. b. Proses Sebagaimana berdasarkan wawancara dengan Ibu Umi Kustiyah mengatakan bahwa Adapun mengenai sistem belajar mengajar yang diterapkan adalah sistem klasikal, artinya dalam penyampaian pelajaran sebagian besar dilakukan di dalam kelas dengan metode pembelajaran yang bervariasi. 5 Dalam pengamatan peneliti pada proses penerapan metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, peneliti menjumpai beberapa kegiatan yang dilakukan oleh guru Fiqih dalam melaksanakan pembelajarannya, yaitu 5 Wawancara dengan Ibu Umi Kustiyah selaku Guru Fiqih MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, tanggal 26 April 206

14 49 ) Pendahuluan Pada tahap pendahuluan, setelah salam, guru Fiqih terlebih dahulu mengoplos tempat duduk siswa untuk merefresh lingkungan belajar. Setelah kondusif, guru memulai pembelajaran dengan bacaan basmalah bersama-sama dengan siswa, selanjutnya guru Fiqih menyampaikan tujuan pembelajaran yang merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa untuk materi Fiqih. Setelah itu, guru Fiqih menunjuk salah satu siswa untuk membacakan materi Fiqih. Setelah dirasa cukup, lalu guru Fiqih melanjutkan pembelajaran ke tahap kegiatan inti. 2) Kegiatan Inti Pertama-tama, guru Fiqih menjelaskan/membacakan secara singkat mengenai materi Fiqih. Lalu, guru Fiqih mempraktekkan materi Fiqih sampai kurang lebih 3 kali. Setelah itu, guru Fiqih menerapkan metode Read, Repeat dan Distribute dalam pembelajaran materi Fiqih. 3) Penutup Pada kegiatan penutup, guru Fiqih mengajak kembali para siswa untuk bersama-sama membaca materi Fiqih. Setelah itu, guru Fiqih menunjuk salah satu murid untuk maju ke depan kelas untuk mempraktekkan materi Fiqih. Setelah selesai, lalu guru menyuruh siswa untuk menerangkan materi di depan kelas setelah mempraktekkan. Setelah dirasa cukup, lalu guru Fiqih mengumpulkan hasil pekerjaan siswa untuk dinilai. Guru Fiqih mengakhiri pembelajaran dengan bacaan hamdalah. Guru Fiqih mengucapkan salam lalu meninggalkan kelas. c. Metode Mengenai pembelajaran Fiqih MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara dalam metode Read, Repeat dan Distribute adalah sebagai berikut

15 50 Teknik pelaksanaan metode ini adalah seorang guru melakukan praktek untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman langsung. Ide dasar belajar berdasarkan pengalaman mendorong siswa untuk merefleksi atau melihat kembali pengalamanpengalaman yang mereka pernah alami, melalui read/membaca, repeat/pengulangan materi dan distribute/praktek isi materi yang diajarkan oleh guru. d. Media Sebagaimana berdasarkan wawancara dengan Ibu Umi Kustiyah mengatakan bahwa Media dalam pembelajaran yang ada di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara adalah buku panduan masing-masing buku pelajaran Fiqih, LKS sesuai dengan materi buku pelajran Fiqih, whiteboard, spidol, LCD, proyektor, alat peraga dan lain sebagainya. 6 e. Evaluasi Sebagaimana berdasarkan wawancara dengan Ibu Umi Kustiyah mengatakan bahwa Setelah kegiatan belajar mengajar selesai, guru pengampu melakukan evaluasi dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi Fiqih yang diajarkan oleh guru. 7 Hal ini dilakukan oleh semua guru Fiqih sebagaimana hasil pengamatan penulis, dimana para guru Fiqih selalu memberikan evaluasi pada materi Fiqih. Berdasarkan observasi yang dilakukan bahwa dalam proses penerapan metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, cukup memadai baik buku maupun 6 Wawancara dengan Ibu Umi Kustiyah selaku Guru Fiqih MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, tanggal 26 April Wawancara dengan Ibu Umi Kustiyah selaku Guru Fiqih MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, tanggal 26 April 206

16 5 media yang digunakan, namun sebelumnya guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran terlebih dahulu yang sesuai dengan silabus.8 Sama halnya apa yang dikatakan oleh Bapak Hamdun mengatakan bahwa Sebelum pembelajaran tentu saya membuat rencana pelaksanaan pembelajaran terlebih dahulu, dimana ini merupakan kompetensi pedagogic guru yaitu dengan membuat RPP yang merupakan pengelolaan dalam proses pembelajaran di dalam kelas, dimana dalam RPP tersebut terdapat beberapa poin yang harus dilakukan saat melangsungkan pembelajaran dengan baik, salah satunya adalah pemanfaatan media, dalam media biasanya menggunakan VCD saat mengajarkan materi iman kepada Allah khususnya pada iman kepada qada dan qadar menggunakan media LCD dengan tujuan agar siswa selalu ingat akan azab Allah jika seorang hamba tidak mau melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. 9 Penerapan metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara tidak lepas dari aspek-aspek yang ada di dalam metode read, repeat dan distribute. Sebagaimana yang disampaikan Ibu Umi Kustiyah mengatakan bahwa Penerapan metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih yang saya lakukan adalah menyuruh siswa untuk membaca materi shalat sunnah dimana saya memberikan contoh-contoh dalam materi shalat sunnah, ini dilakukan saat materi masuk dalam kegiatan awal sebelumnya saya memberikan contoh-contoh materi sebelumnya. Setelah saya mengulang kembali materi shalat sunnah, dalam hal ini saya memberikan pengulangan isi materi shalat sunnah, dimana siswa akan mudah mengerti dan memahami isi materi. Untuk memberikan pemahaman pada siswa dalam mempraktekkan isi materi shalat sunnah, saya memberikan metode distribute, dimana saya lakukan dengan cara mempraktekkan shalat sunnah di depan kelas agar siswa memahami dan mampu mempraktekkan gerakan shalat sunnah sesuai dengan rukun dan shalat sunnah Observasi di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, tanggal 20 April Wawancara dengan Bapak Hamdun selaku Guru Aqidah Akhlak MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, tanggal 28 April Wawancara dengan Ibu Umi Kustiyah selaku Guru Fiqih MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, tanggal 26 April 206

17 52 Hal ini diperkuat dengan pernyataan oleh Bapak Abdul Wachid mengatakan bahwa Memang terdapat penerapan metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih yang saya lakukan adalah menyuruh, walaupun dalam pelaksanaannya tidak sempurna apa yang ada di dalam teori sebab saya menganjurkan untuk dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran sehingga paling tidak siswa mampu memiliki sikap takut untuk tidak melakukan hal-hal yang negatif, sehingga pelaksanaannya apa yang telah diterangakan oleh guru Fiqih. Jadi, saya melakukan pengawasan memang siswa memiliki rasa takut saat itu, tetapi saya berharap semoga siswa dapat memiliki sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari. 2 Dengan adanya penggunaan metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa akan membuat siswa menjadi mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Sebagaimana wawancara yang dikatakan oleh Mayza Istiqlaliyah mengatakan bahwa Saya senang dengan metode read, repeat dan distribute yang dilakukan oleh guru Fiqih, karena biar kita dapat memiliki kemampuan kognitif dan psikomotorik dengan baik. 22 Hal ini juga diperkuat oleh M. Farid Azhari mengatakan bahwa Saya senang sekali dengan adanya pembelajaran Fiqih yang menggunakan metode read, repeat dan distribute serta gurunya memberikan motivasi sehingga membuat saya menjadi semangat dalam belajar Wawancara dengan Bapak Abdul Wachid selaku Kepala MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, tanggal 28 April Wawancara dengan Mayza Istiqlaliyah selaku Siswa kelas VII MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, tanggal 30 April Wawancara dengan M. Farid Azhari selaku Siswa kelas VII MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, tanggal 30 April 206

18 53 2. Faktor Penghambat dan Pendukung Penerapan Metode Read, Repeat dan Distribute dalam Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Psikomotorik Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara Penerapan metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih memberikan kontribusi yang baik bagi pengembangan dan pencapaian tujuan pembelajaran. Meskipun demikian, dalam penerapannya tidak lepas dari beberapa faktor yang mendukung dan menghambat. a. Faktor pendukung Sebagaimana wawancara yang telah dilakukan dengan Ibu Umi Kustiyah yang mengatakan sebagai berikut Faktor yang mendukung penerapan metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih aspek dari siswa adalah adanya situasi yang menghadirkan kelengkapan serta keterbukaan dalam pembelajaran Fiqih, misalnya siswa diberikan kesempatan untuk bertanya pada guru tentang materi yang belum dipahami, situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyak pertanyaan, situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu, situasi yang mendorong tanggung jawab dan kemandirian, artinya guru membuat pertanyaan dalam pembelajaran Fiqih, kemudian siswa disuruh untuk menjawab dari pertanyaan guru dan selain itu juga guru memberikan motivasi, arahan pada siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Fiqih. 24 Selain itu juga dikuatkan oleh Bapak Abdul Wachid mengatakan bahwa Terdapat beberapa faktor yang mendukung penerapan metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih aspek dari guru adalah guru memberikan perhatian penuh pada siswa, guru memberikan bimbingan pada siswa yang kurang maksimal dalam mengikuti 24 Wawancara dengan Ibu Umi Kustiyah selaku Guru Fiqih MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, tanggal 26 April 206

19 54 pembelajarannya sehingga membuat siswa senang dalam pembelajaran Fiqih yang disampaikan oleh guru Fiqih. 25 b. Faktor penghambat Faktor penghambat aspek siswa ) Ketidakberanian siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru 2) Kurang seriusnya siswa dalam memahami isi materi Fiqih yang disampaikan oleh guru 3) Siswa masih kurang memperhatikan arahan dari guru Fiqih Faktor penghambat aspek guru ) Sarana prasarana yang kurang memadai 2) Lingkungan dalam mengajar kurang kondusif karena lingkugan sekitar madrasah dekat dengan usaha pembuatan genteng Adanya faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara juga dirasakan oleh siswa saat memahami materi yang disampaikan oleh guru. Sebagaimana wawancara yang dikatakan oleh Mayza Istiqlaliyah Faktor yang mendukung dalam penerapan metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih, guru memberikan arahan dan bimbingan sehingga menjadikan saya termotivasi untuk mengikuti arahan dari guru serta senang melakukan kerjasama. Faktor penghambatnya, saya sendiri kurang begitu memperhatikan isi materi Fiqih yang disampaikan oleh guru, kadang bermain sendiri. 26 Hal ini juga diperkuat oleh M. Farid Azhari mengatakan bahwa Yang saya rasakan faktor pendukungnya senang melakukan kerjasama dengan guru, senang bertanya saat guru memberikan 25 Wawancara dengan Bapak Abdul Wachid selaku Kepala MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, tanggal 28 April Wawancara dengan Mayza Istiqlaliyah selaku Siswa kelas VII MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, tanggal 30 April 206

20 55 kesempatan bertanya, guru juga memberikan arahan jika ada siswa kurang memahami materi Fiqih. Namun faktor penghambatnya, kadang-kadang saya muncul malas untuk serius mengikuti arahan maupun bimbingan dari guru. 27 C. Analisis dan Pembahasan. Analisis tentang Penerapan Metode Read, Repeat dan Distribute dalam Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Psikomotorik Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen terpenting dalam kegiatan instruksional serta yang menentukan dalam proses pembelajaran. Dalam tahap pelaksanaan pemanfaatan model pembelajaran nantinya tidak akan terlepas dari beberapa komponen diatas yaitu tujuan pengajaran, guru yang mengajar siswanya serta sarana dan prasarana yang ada. Berdasarkan data dari beberapa informan diketahui bahwa penerapan metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara yaitu dengan menyuruh siswa untuk membaca materi shalat sunnah dimana guru memberikan contoh-contoh dalam materi shalat sunnah, ini dilakukan saat materi masuk dalam kegiatan awal sebelumnya guru memberikan contoh-contoh materi sebelumnya. Setelah guru mengulang kembali materi shalat sunnah, dalam hal ini guru memberikan pengulangan isi materi shalat sunnah, dimana siswa akan mudah mengerti dan memahami isi materi. Untuk memberikan pemahaman pada siswa dalam mempraktekkan isi materi shalat sunnah, guru memberikan metode distribute, dimana guru lakukan dengan cara mempraktekkan shalat sunnah di depan kelas agar siswa memahami dan mampu mempraktekkan gerakan shalat sunnah sesuai dengan rukun dan shalat sunnah. 27 Wawancara dengan M. Farid Azhari selaku Siswa kelas VII MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, tanggal 30 April 206

21 56 Melihat data tersebut, bahwa metode adalah cara atau siasat yang dipergunakan dalam pengajaran. Sebagai strategi, metode ikut memperlancar kearah pencapaian tujuan pembelajaran. Peranan metode ini akan nyata jika guru memilih metode yang sesuai dengan tingkat kemampuan yang hendak dicapai oleh tujuan pembelajaran.28 Membaca adalah sebagai penafsiran yang bermakna terhadap bahasa tulis.29 Metode membaca yaitu menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dulu mengutamakan membaca, yakni guru mula-mula membacakan topik-topik bacaan, kemudian diikuti oleh siswa. Tapi kadang-kadang guru dapat menunjuk langsung siswa untuk membacakan pelajaran tertentu lebih dulu, dan tentu siswa lain memperhatikan dan mengikutinya. 30 Repetitive atau pengulangan memang sebuah metode yang dikenal dalam dunia pembelajaran. Seorang guru kerap meminta murid-muridnya untuk mengulang kembali pelajaran yang telah diberikan ketika belajar kembali di rumah. Tujuannya agar pelajaran yang telah diterima melekat dalam ingatan.3 Dalam Al-Qur an terdapat sebuah ayat yang menjelaskan pentingnya metode pengulangan. Sebagaimana firman Allah SWT Artinya Dan Sesungguhnya dalam Al-Quran ini Kami telah ulang-ulangi (peringatan-peringatan), agar mereka selalu ingat. Dan ulangan peringatan itu tidak lain hanyalah menyebabkan mereka tidak suka (terhadap pelajaran yang diberikan). (Qs. Al-Isra 4)32 28 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hlm Rini Dwi Susanti, Strategi Pembelajaran Bahasa, Nora Media Enterprise, Kudus, 20, hlm Hafiz Muthoharoh, Metode Membaca, Artikel Pendidikan, diakses tanggal 9 September Artikel diambil melalui http// diakses tanggal 9 September Al-Qur an Surat Al-Isra ayat 4, Yayasan Penyelenggara Penafsir dan Penerjemah AlQur an, Al-Qur an dan Terjemahnya, Depag RI, Jakarta, 200, hlm. 287

22 57 Berdasarkan dalil di atas, dapat dipahami bahwa metode repeat atau pengulangan adalah cara untuk memberikan pemahaman pada siswa dengan meminta siswanya untuk mengulang kembali pelajaran yang telah diberikan ketika belajar kembali dirumah. Pengulangan dan dukungan nantinya akan memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru saat pembelajaran berlangsung. Sebagaimana firman Allah SWT Artinya Dan Sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Quran yang agung. (QS. Al-Hijr 87)33 Metode distribute atau metode praktek merupakan metode pembelajaran dimana siswa melaksanakan kegiatan latihan atau praktek agar memiliki ketegasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari teori yang telah dipelajari.34 Metode ini umumnya dilaksanakan dalam pendidikan kejuruan, pendidikan profesi, dan diklat. Praktek merupakan upaya untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman langsung. Ide dasar belajar berdasarkan pengalaman mendorong siswa untuk merefleksi atau melihat kembali pengalaman-pengalaman yang mereka pernah alami. Dengan adanya metode tersebut akan memberikan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa. Menurut para ahli psikologi kognitif, pendayagunaan kapasitas ranah kognitif manusia sudah mulai berjalan sejak manusia itu mulai mendayagunakan kapsitas motor dan sensorinya. Hanya cara dan intensitas pendayagunaan ranah kognitif tersebut tentu masih belum jelas benar. Psikomotor berhubungan erat dengan kerja otot 33 Al-Qur an Surat Al-Hijr ayat 87, Yayasan Penyelenggara Penafsir dan Penerjemah AlQur an, Al-Qur an dan Terjemah, Depag RI, Jakarta, 200, hlm Ribut Purwo Juono, Metode Pembelajaran, Artikel Pendidikan, diakses tanggal 5 Agustus 205

23 58 sehingga menyebabkan gerakannya tubuh atau bagian-bagianya. Yang dimaksud gerak disini mulai dari gerak yang paling sederhana, seperti gerakan dalam sunnah. Melihat uraian di atas, dapat dianalisis bahwa penerapan metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara bahwa proses pembelajaran guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk itu dalam menyajikan, menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan kepada siswa harus disusun dengan baik. Selain itu guru harus memiliki kemampuan dasar keguruan, yaitu kemampuan dasar personal-sosial dan kemampuan dasar profesional serta bertanggung jawab dalam tugasnya sebagai pengampu suatu mata pelajaran. Salah satu kemampuan dasar profesional yang seharusnya dimiliki dan dapat dilaksanakan secara bertanggung jawab oleh seorang guru adalah dapat menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam mata pelajaran Fiqih, salah satu metode pembelajaran itu adalah read, repeat dan distribute. Sebab metode ini dapat memberikan suatu teladan bagi siswa untuk dapat memiliki prilaku yang baik karena diberi bimbingan atau arahan dari guru saat pembelajaran berlangsung. Di MTs Sabilul Ulum Jepara penerapan metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada materi pelajaran Fiqih, pada aspek kognitif guru memberikan metode read dan repeat, dimana siswa dapat membaca materi shalat sunnah dan guru memberikan contoh-contoh dalam materi shalat sunnah, ini dilakukan saaat materi masuk dalam kegiatan awal sebelumnya guru memberikan contoh-contoh materi sebelumya. Setelah guru mengulang kembali materi shalat sunnah, dalam hal ini guru memberikan pengulangan isi materi shalat sunnah, dimana siswa akan mudah mengerti dan memahami isi materi.

24 59 Pada aspek psikomotorik, untuk memberikan pemahaman pada siswa dalam mempraktekkan isi materi shalat sunnah, guru memberikan metode distribute, dimana guru lakukan dengan cara mempraktekkan shalat sunnah di depan kelas agar siswa memahami dan mampu mempraktekkan gerakan shalat sunnah sesuai dengan rukun dan shalat sunnah. 2. Analisis tentang Faktor Penghambat dan Pendukung Penerapan Metode Read, Repeat dan Distribute dalam Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Psikomotorik Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara Berdasarkan data yang diperoleh bahwa dalam penerapan metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada materi pelajaran Fiqih di MTs Sabilul Ulum Jepara dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal penerapan metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada materi pelajaran Fiqih, faktor penghambatnya adalah ketidakberanian siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, kurang seriusnya siswa dalam memahami isi materi Fiqih yang disampaikan oleh guru, dan siswa masih kurang memperhatikan arahan dari guru Fiqih. Sedangkan faktor eksternal pelaksanaan penerapan metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada materi pelajaran Fiqih, faktor penghambatnya adalah sarana prasarana yang kurang memadai, lingkungan dalam mengajar kurang kondusif karena lingkungan sekitar madrasah dekat dengan usaha pembuatan genteng. Faktor internal penerapan metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada materi pelajaran Fiqih, faktor pendukungnya adalah adanya situasi yang menghadirkan kelengkapan serta keterbukaan dalam pelajaran Fiqih, misalnya siswa diberikan kesempatan untuk bertanya pada guru tentang

25 60 materi yang belum dipahami, situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyak pertanyaan, situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu, situasi yang mendorong tanggung jawab dan kemandirian, artinya guru membuat pertanyaan dalam pembelajaran Fiqih, kemudian siswa disuruh untuk menjawab dari pertanyaan guru dan selain itu juga guru memberikan motivasi, arahan pada siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Fiqih. Sedangkan faktor eksternal pelaksanaan penerapan metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada materi pelajaran Fiqih, faktor pendukungnya adalah guru memberikan perhatian penuh pada siswa, guru memberikan bimbingan pada siswa yang kurang maksimal dalam mengikuti pembelajarannya sehingga membuat siswa senang dalam pembelajaran Fiqih yang disampaikan oleh guru Fiqih. Melihat dari data tersebut, dapat dianalisis bahwa pengembangan pembelajaran dapat menggunakan metode-metode yang ada, atau memadukan atau mengembangkan suatu metode tersendiri. Untuk menghasilkan suatu produk pembelajaran yang berkualitas, dapat dipilih atau digunakan suatu metode untuk pengembangan pembelajaran, dengan diikuti langkah-langkah pengembangan secara konsisten sehingga dapat menghasilkan produk pembelajaran yang berkualitas. Sehingga guru berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyakbanyaknya dan siswa giat untuk mengumpulkan atau menerimanya. Guru bertugas menyediakan bahan pelajaran, tetapi yang mengolah dan mencerna adalah para siswa sesuai dengan bakat dan kemampuan masingmasing. Belajar adalah berbuat dan sekaligus merupakan proses yang membuat siswa harus aktif. Salah satunya pada mata pelajaran Fiqih guru mengajak siswa untuk berkreatif dalam belajar, seprti kreatif dalam bertanya. Setiap guru pasti ingin berhasil dalam mengajar. Apalagi jika guru tersebut hadir ke dalam dunia pendidikan berdasarkan tuntutan hati nurani. Panggilan jiwanya pasti merintih atas kegagalan mendidik dan membina

26 6 siswanya. Betapa pentingnya nilai suatu keberhasilan, sampai-sampai seorang guru berusaha sekuat tenaga dan pikiran mempersiapkan program pengajaranya dengan baik dan sistematik. Namun terkadang, keberhasilan yang di cita-citakan, tetapi kegagalan yang ditemui; disebabkan oleh berbagai faktor sebagai penghambatnya. Sebaliknya, jika keberhasilan itu menjadi kenyataan, maka berbagai faktor itu juga sebagai pendukungnya. Berbagai faktor dimaksut adalah faktor internal yakni keadaan jasmani dan rohani siswa yang meliputi; kematangan, cerdas, latihan dan ulangan, motivasi, sifat pribadi seorang, bakat, minat, kesehatan dan kondisi badan, dan faktor cara belajar. Sedangkan faktor eksternal meliputi keluarga, guru dan cara mengajar, alat pelajaran, motivasi sosial, lingkungan dan kesempatan, bahan dan alat evaluasi, suasana evaluasi.35 Pengetahuan ditemukan, dibentuk dan dikembangkan oleh siswa sendiri. Guru hanya menciptakan kondisi dan situasi yang kondusif agar siswa dapat memahami materi pelajaran dan menyimpanya dalam ingatan jangka panjang yang sewaktu-waktu dapat diingat kembali. Proses pembelajaran guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk itu dalam menyajikan, menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan kepada siswa harus disusun dengan baik. Selain itu guru harus memiliki kemampuan dasar keguruan, yaitu kemapuan dasar personal- sosial dan kemampuan dasar professional serta bertanggung jawab dalam tugasnya sebagai pengampu suatu mata pelajaran. Salah satu kemampuan dasar professional yang seharusnya dimiliki dan dapat dilaksankan secara bertanggung jawab oleh seorang guru adalah dapat menerapkan metode pembelajaran yang tepat dalam mata pelajaran Fiqih, salah satu metode read, repeat dan distribute. Setiap metode dalam proses belajar mengajar tak lepas dari kelebihan dan kekurangan, satu sama lain saling melengkapi. Adapun 35 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm. 23

27 62 kelebihan dan kekurangan metode read, repeat dan distribute adalah sebagai berikut Kelebihan metode membaca/read adalah sebagai berikut36 a. Siswa dapat dengan lancar membaca dan memahami bacaan-bacaan berbahasa asing dengan fasih dan benar. b. Siswa dapat menggunakan intonasi bacaan bahasa asing sesuai dengan kaidah membaca yang benar. c. Tentu saja dengan pelajaran membaca tersebut siswa diharapkan mampu pula menerjemahkan kata-kata atau memahami kalimat-kalimat bahasa asing yang diajarkan, dengan demikian pengetahuan dan penguasaan bahasa anak menjadi utuh. Kekurangan metode membaca/read adalah sebagai berikut37 a. Pada metode membaca ini, untuk tingkat-tingkat pemula terasa agak sukar diterapkan, karena siswa masih sangat asing untuk membiasakan lidahnya, sehingga kadang-kadang harus terpaksa untuk berkali-kali menuntun dan mengulang-ulang kata dan kalimat yang sulit ditiru oleh lidah siswa yang bukan dari bahasa asing yang sedang diajarkan. Dan dengan demikian metode ini relatif banyak menyita waktu. b. Dilihat dari segi penguasaan bahasa, metode membaca lebih menitikberatkan pada kemampuan siswa untuk mengucapkan/melafalkan kata-kata dalam kalimat-kalimat bahasa asing yang benar dan lancar. Adapun arti dan makna kata dan kalimat kadang-kadang kurang diutamakan. c. Pengajaran sering terasa membosankan, terutama apabila guru yang mengajarkan tidak simpatik/metode diterapkan secara tidak menarik bagi siswa. Dari segi tensi suarapun kadang-kadang cukup menjenuhkan karena masing-masing guru dan siswa terus-menerus membaca topik-topik pelajaran. Kelebihan metode pengulangan/repeat adalah sebagai berikut38 36 Hafiz Muthoharoh, Loc. Cit Ibid 37

28 63 a. Mengingatkan siswa pada pelajaran yang sebelumnya. b. Memperkuat pemahaman siswa pada materi. c. Mengoreksi kesalahpahaman siswa pada materi sebelumnya. Kekurangan metode pengulangan/repeat adalah sebagai berikut39 a. Membuang waktu yang berlebihan. b. Membutuhkan waktu yang lebih banyak. c. Seringkali membuat siswa bosan. d. Ketidaksingkronan antara materi sebelumnya dengan materi yang di ulang. Kelebihan metode praktek/distribute adalah sebagai berikut40 a. Diperolehnya perubahan perilaku ranah psikomotor dalam bentuk ketrampilan melakukan pekerjaannya sesuai dengan tuntutan profesinya kelak. b. Mempermudah dan memperdalam pemahaman tentang berbagai teori yang terkait dengan praktek yang sedang dikerjakannya. c. Meningkatkan motivasi dan gairah belajar siswa karena pekerjaan yang dilakukan memberikan tantangan baru baginya. d. Meningkatkan kepercayaan diri siswa tentang profesionalisme yang dimilikinya. Kekurangan metode praktek/distribute adalah sebagai berikut4 a. Memerlukan persiapan yang matang. b. Siswa memerlukan waktu yang relatif lama untuk mencapai kompetensi standar yang diperlukan dilapangan kerja sebenarnya. c. Memerlukan biaya yang tinggi untuk pengadaan bahan dan peralatan praktek. d. Membutuhkan biaya yang tinggi untuk pengoprasian serta pemeliharaan peralatan praktek. 38 Artikel diambil melalui http//khoirulumam92.blogspot.co.id/203/05/makalah-metodepembelajaran.html diakses tanggal 9 September Ibid 40 Ribut Purwo Juono, Loc. Cit 4 Ibid

29 64 e. Memerlukan guru yang benar-benar terampil dalam melakukan pekerjaan yang akan dipraktekkan oleh siswa. Dengan adanya metode tersebut akan memberikan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa. Menurut para ahli psikolog kognitif, pendayagunaan kapasitas ranah kognitif manusia sudah mulai berjalan sejak manusia itu mulai mendayagunakan kapasitas motor dan sensorinya. Hanya cara dan intensitas pendayagunaan ranah kognitif tersebut tentu masih belum jelas dan benar. Psikomotor berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau bagian-bagiannya.

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4 2

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar yang merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Letak Geografis MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara terletak di Desa Mayonglor Kecamatan Mayong,Kabupaten Jepara, Tepatnya

Lebih terperinci

BAB III SETTING WILAYAH PENELITIAN. 1. Latar Belakang Berdirinya MTs Nurul Hilal Senuro

BAB III SETTING WILAYAH PENELITIAN. 1. Latar Belakang Berdirinya MTs Nurul Hilal Senuro 45 BAB III SETTING WILAYAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya MTs Nurul Hilal Senuro 1. Latar Belakang Berdirinya MTs Nurul Hilal Senuro Asal mula berdirinya Pondok Pesantren Nurul Hilal Senuro berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Keadaan Umum MI NU Miftahut Tholibin Mejobo Kudus 1. Sejarah Berdirinya MI NU Miftahut Tholibin Mejobo Kudus Madrasah Ibtidaiyah NU Miftahut Tholibin Mejobo Kudus, didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu, Semarang, 2005, hal. 2 2 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Raja

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu, Semarang, 2005, hal. 2 2 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Raja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED PENGEMBANGAN KBM Menurut BSNP: Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM SMPN 04 SUNGAI LILIN

BAB III GAMBARAN UMUM SMPN 04 SUNGAI LILIN 40 BAB III GAMBARAN UMUM SMPN 04 SUNGAI LILIN A. Sejarah Singkat SMPN 04 Sungai Lilin SMPN 04 Sungai Lilin didirikan pada tahun 2008 dengan nama sekolah SMPN 08 kemudian diganti menjadi SMPN 04 yang pada

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 SMP N 5 SLEMAN Alamat : Karangasem, Pandowoharjo, Sleman BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 SMP N 5 SLEMAN Alamat : Karangasem, Pandowoharjo, Sleman BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi SMP Negeri 5 Sleman terletak di Karangasem, Pandowoharjo, Sleman, yang merupakan suatu sekolah menengah pertama di bawah naungan Dinas

Lebih terperinci

A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Fisik Sekolah No. Nama Ruang Jumlah

A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Fisik Sekolah No. Nama Ruang Jumlah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan adalah proses dimana setiap manusia melalui proses dan jenjang untuk pembentukan diri dan penentu

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff Deskripsi dan analisis data penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh di lapangan melalui instrumen

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Lilik Nur Efendi Tempat & Tanggal Lahir : Kudus, 24 Maret 1992 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Bangsa/Suku : Indonesia/Jawa

Lebih terperinci

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 95 Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar pada dasarnya merupakan proses usaha aktif seseorang untuk memperoleh sesuatu sehingga terbentuk perilaku baru menuju arah yang lebih baik. Kenyataannya,

Lebih terperinci

BAB III UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR AN DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

BAB III UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR AN DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT 53 BAB III UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR AN DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM PELAJARAN AL-QUR AN HADITS SISWA KELAS V MI ISLAMIYAH

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN. A. Kondisi Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan

BAB III GAMBARAN UMUM MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN. A. Kondisi Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan BAB III GAMBARAN UMUM MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN A. Kondisi Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan 1. Sejarah MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan Mengenai sejarah berdirinya MTs Salafiyah Wonoyoso

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah Ibtidaiyah Al-Musyawarah Banjarmasin beralamat di Jalan

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah Ibtidaiyah Al-Musyawarah Banjarmasin beralamat di Jalan BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Madrasah Ibtidaiyah Al-Musyawarah Banjarmasin beralamat di Jalan Pekapuran A RT. 18 No. 84 Kelurahan Karang Mekar Kecamatan Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. tentang: a). deskripsi data, b). temuan penelitian, c). analisis data. di paparkan temuan penelitian sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN. tentang: a). deskripsi data, b). temuan penelitian, c). analisis data. di paparkan temuan penelitian sebagai berikut : BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini penulis memaparkan hasil penelitian, yang menjabarkan tentang: a). deskripsi data, b). temuan penelitian, c). analisis data. A. Deskripsi Data Setelah peneliti melakukan

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN PEMBIASAAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MIS KARANGANYAR 01 KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III KEGIATAN PEMBIASAAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MIS KARANGANYAR 01 KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN BAB III KEGIATAN PEMBIASAAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MIS KARANGANYAR 01 KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN A. Keadaan Umum Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah 01 Karanganyar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik BAB I PENDAHULUAN Mahasiswa adalah calon guru, maka sudah selayaknya mahasiswa memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang memadai dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berangkat

Lebih terperinci

Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Lampiran 1 Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Lampiran 2 Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di

Lebih terperinci

OBSERVASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN OBSERVASI PESERTA DIDIK

OBSERVASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN OBSERVASI PESERTA DIDIK Universitas Negeri Yogyakarta OBSERVASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN OBSERVASI PESERTA DIDIK NAMA MAHASISWA : DAMAR SUSILO PUKUL : 10.00-12.00 NO. MAHASISWA : 13416244003 LOKASI : SMP N 3 Kalasan TGL. OBSERVASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah suatu sistem, artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang berinterelasi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya

Lebih terperinci

tempat mahasiswa praktikan untuk melangsungkan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan.

tempat mahasiswa praktikan untuk melangsungkan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan. BAB I PENDAHULUAN Sebagi seorang calon guru sudah selayaknya mahasiswa belajar menjadi seorang guru yang baik yakni guru yang bisa menjadi panutan bagi peserta didik, orang lain, maupun dirinya sendiri.

Lebih terperinci

1 Dokumentasi MTs Negeri Kecamatan Winong Kabupaten Pati

1 Dokumentasi MTs Negeri Kecamatan Winong Kabupaten Pati BAB III KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI DI MTs NEGERI KECAMATAN WINONG KABUPATEN PATI A. Gambaran Umum 1. Letak Geografi Madrasah Tsanawiyah Negeri Winong terletak di Jl. Raya Winong- Pucakwangi Km 02 Winong,

Lebih terperinci

Berdasarkan hasil observasi kelas pra PPL, diperoleh data sebagai berikut:

Berdasarkan hasil observasi kelas pra PPL, diperoleh data sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Salah satu sekolah yang menjadi tempat PPL UNY Yogyakarta adalah SMK PI Ambarrukmo 1 Sleman yang terletak di Jalan Cenderawasih no.125 Mancasan Lor. Secara garis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Universitas Negeri Yogyakarta sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang dikhususkan bagi mereka pemuda indonesia yang ingin mengabdikan dirinya sebagai guru dan bagi mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta didik aktif mengembangkan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 3 UNGARAN Disusun Oleh Nama : Nila Puspitasari NIM : 3201409007 Prodi : Pendidikan Geografi JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN HASIL PENELITIAN. sesuai fokus penelitian dirumuskan, sebagaimana berikut:

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN HASIL PENELITIAN. sesuai fokus penelitian dirumuskan, sebagaimana berikut: BAB V PEMBAHASAN TEMUAN HASIL PENELITIAN Pada uraian ini peneliti akan melakukan interpretasi mengenai hasil temuan penelitian dengan cara membandingkan atau mengkonfirmasikannya sesuai fokus penelitian

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI HASIL PENELITIAN

BAB IV DISKRIPSI HASIL PENELITIAN BAB IV DISKRIPSI HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah. 1. Sejarah Berdirinya Madrasah Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Islamiyah Tambahmulyo berdiri pada tahun 1948, atas dasar inisiatif pemuka pemuka

Lebih terperinci

LAMPIRAN LOKASI. 1. Deskripsi Singkat MTs Darussalam Kademangan Blitar. : MTs Darussalam Kademangan. No. Telepon / Faksimile : (0342)

LAMPIRAN LOKASI. 1. Deskripsi Singkat MTs Darussalam Kademangan Blitar. : MTs Darussalam Kademangan. No. Telepon / Faksimile : (0342) LAMPIRAN LOKASI A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Deskripsi Singkat MTs Darussalam Kademangan Blitar Nama Sekolah Alamat : MTs Darussalam Kademangan : Jl. Bima No. 42 Kademangan Blitar No. Telepon / Faksimile

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses mengembangkan pembelajaran potensi dirinya, agar untuk peserta memiliki didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah singkat berdirinya MA Negeri 2 Model Banjarmasin

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah singkat berdirinya MA Negeri 2 Model Banjarmasin BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah singkat berdirinya MA Negeri 2 Model Banjarmasin Pada mulanya MA Negeri 2 Model merupakan bangunan PGAN pada tanggal 25 April

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian 1. Penilaian Kelas Digunakan Dalam Mata Pelajaran Fiqih di MTs N 02 Kudus Tahun Pelajaran 2016/2017. Penilaian menjalankan kelas proses merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam konteks nasional, kebijakan perubahan kurikulum merupakan politik pendidikan yang berkaitan dengan kepentingan berbagai pihak, bahkan dalam pelaksanaannya seringkali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir semua

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 2.1 Latar Belakang Lembaga Pendidikan Al-Hikmah Kelompok bermain adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakan program dini bagi anak usia tiga

Lebih terperinci

BAB IV UPAYA KETELADAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI MI MUHAMMADIYAH KARANGASEM UTARA BATANG TAHUN 2010

BAB IV UPAYA KETELADAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI MI MUHAMMADIYAH KARANGASEM UTARA BATANG TAHUN 2010 BAB IV UPAYA KETELADAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI MI MUHAMMADIYAH KARANGASEM UTARA BATANG TAHUN 2 A. Deskripsi Kondisi Awal Kedisiplinan Siswa di MI Muhammadiyah Karangasem Utara Batang.

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data MAN Purwodadi adalah Madrasah Aliyah Negeri yang terletak di kabupaten Grobogan jawa tengah, tepatnya di jalan diponegoro no. 22 Purwodadi. Sekolah tersebut

Lebih terperinci

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat fundamental bagi manusia karena dengan pendidikan manusia dapat maju dan berkembang supaya

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Gambut berlokasi di Jalan Ahmad Yani Km.

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Gambut berlokasi di Jalan Ahmad Yani Km. 43 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya MTsN 2 Gambut Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Gambut berlokasi di Jalan Ahmad Yani Km. 15.200 Kecamatan Gambut Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya, Bandung, 2008, hlm Kamus Besar Bahasa Indonesia lengkap, CV Mini Jaya Abadi, Jakarta, 2000, hlm. 58.

BAB I PENDAHULUAN. Karya, Bandung, 2008, hlm Kamus Besar Bahasa Indonesia lengkap, CV Mini Jaya Abadi, Jakarta, 2000, hlm. 58. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia tidak pernah lepas dari pendidikan. Baik secara informal atau non formal, seperti pendidikan dalam lingkungan keluarga. Di samping secara formal, seperti di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Operasional Penelitian Tujuan operasional pada penelitian ini adalah ingin menerapkan modifikasi alat bola dan lembing berekor dalam pembelajaran aktivitas lempar

Lebih terperinci

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan BAB.I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan secara historis maupun filosofis telah ikut mewarnai dan menjadi landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

Lebih terperinci

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Penulis : R. Rosnawati SMA/MA/SMA-LB/SMK

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Penulis : R. Rosnawati SMA/MA/SMA-LB/SMK Kode: MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Penulis : R. Rosnawati Jenjang Sekolah: T/P : 2/2 SMA/MA/SMA-LB/SMK I. Kompetensi 1. Memahami model kooperatif 2. Memahami model pembelajaran berbasis masalah 3. Memahami

Lebih terperinci

A. ANALISIS SITUASI. a. Visi : Unggul dalam prestasi, mampu bersaing di era Global dan terpuji dalam budi pekerti.

A. ANALISIS SITUASI. a. Visi : Unggul dalam prestasi, mampu bersaing di era Global dan terpuji dalam budi pekerti. 1 BAB I PENDAHULUAN Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan sebuah rangkaian program PPL yang terkait dengan proses pembelajaran maupun kegiatan yang mendukung berlangsungnya proses pembelajaran.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuka Dan Menutup Pelajaran Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pembelajaran Akidah Akhlak dengan Menggunakan Jurisprudential Inquiry Model di MTs N 2 Kudus Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti dan hasil dokumentasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di MIN Rumpiang Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar, yang merupakan sebuah lembaga formal berada dibawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. KKN-PPL Penjas UNY - SMA N 3 Klaten

BAB I PENDAHULUAN. KKN-PPL Penjas UNY - SMA N 3 Klaten BAB I PENDAHULUAN Mata Kuliah PPL mempunyai sasaran masyarakat sekolah, baik dalam kegiatan yang terkait dengan pembelajaran maupun kegiatan yang mendukung berlangsungnya pembelajaran. PPL diharapkan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. untuk melengkapi dirinya dengan berbagai kemampuan yang diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. untuk melengkapi dirinya dengan berbagai kemampuan yang diharapkan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul 1. Latar Belakang Masalah Guru sebagai ujung tombak pendidikan dan sebagai penentu keberhasilan dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah usaha yang tidak terlepas dari kehidupan manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya dengan kebutuhan lainnya,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN A. Analisis Strategi Guru PAI dalam membentuk karakter siswa di SMP Wahid Hasyim Pekalongan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan

Lebih terperinci

2. Keadaan Fisik Sekolah

2. Keadaan Fisik Sekolah BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), merupakan suatu bentuk usaha peningkatan efisiensi dan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran yang merupakan bentuk pembelajaran mahasiswa UNY

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data Madrasah Aliyah Negeri 3 Barabai

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data Madrasah Aliyah Negeri 3 Barabai BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Madrasah Aliyah Negeri 3 Barabai 1. Gambaran Umum MAN 3 Barabai MAN 3 Barabai terletak di kelurahan Birayang sebagai ibu kota kecamatan Batang Alai Selatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Profil Guru Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1386), profil didefinisikan sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan guru adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI STRATEGI COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MAHÃRAH QIRÃ AH. A. Gambaran Umum SD Islam Simbangwetan Pekalongan

BAB III IMPLEMENTASI STRATEGI COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MAHÃRAH QIRÃ AH. A. Gambaran Umum SD Islam Simbangwetan Pekalongan BAB III IMPLEMENTASI STRATEGI COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MAHÃRAH QIRÃ AH A. Gambaran Umum SD Islam Simbangwetan Pekalongan 1. Sejarah Berdirinya SD Islam Simbangwetan Buaran Pekalongan didirikan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada. Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada. Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah BAB V PEMBAHASAN A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah Kedungglugu Gondang Nganjuk Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB III KEADAAN MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAJIRIN PALEMBANG. A. Sejarah Berdiri Madrasah Ibtidaiyah Muhajirin Palembang

BAB III KEADAAN MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAJIRIN PALEMBANG. A. Sejarah Berdiri Madrasah Ibtidaiyah Muhajirin Palembang BAB III KEADAAN MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAJIRIN PALEMBANG A. Sejarah Berdiri Madrasah Ibtidaiyah Muhajirin Palembang Madrasah Ibtidaiyah Muhajirin Palembang didirikan oleh Bapak Ahmad Ramson, B.Sc pada tahun

Lebih terperinci

Laporan PPL UNY 2014 Page 1

Laporan PPL UNY 2014 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Analisis situasi diperlukan untuk memperoleh data mengenai kondisi baik fisik maupun non fisik yang ada di SMP N 1 Prambanan Klaten sebelum melaksanakan kegiatan KKN-PPL.

Lebih terperinci

BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS. kurang tepat, karena belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam

BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS. kurang tepat, karena belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS A. Pengertian Belajar Mengajar Seseorang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kasus-kasus pembelajaran di kelas mata pelajaran Agama Islam lebih dekat dengan pembentukan perilaku daripada pengetahuan. Seorang muslim tidak dilihat dari ilmunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Pendidikan sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik dalam keluarga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, A.H Ba adillah Press, Jakarta, 2002, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, A.H Ba adillah Press, Jakarta, 2002, hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor dalam usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan sejak dini menempati kedudukan yang paling tinggi dan memperlihatkan

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 A. Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas Nomor : 20 Tahun 2003 mengamanatkan bahwa : Pendidikan adalah usaha

Lebih terperinci

PROFIL PAUD GLOBAL INSANI RAHMAN

PROFIL PAUD GLOBAL INSANI RAHMAN PROFIL PAUD GLOBAL INSANI RAHMAN I. Pendahuluan Kemajuan suatu bangsa dapat diukur dengan kemajuan bidang pendidikan dan teknologi di negaranya. Pendidikan dan penguasaan teknologi akan mengantarkan suatu

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi ranah afektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia diciptakan dalam bentuk paling sempurna, disamping manusia mempunyai potensi tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan. Dalam pelaksanaan, Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) memiliki beberapa tujuan antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan. Dalam pelaksanaan, Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) memiliki beberapa tujuan antara lain: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan Tri Dharma perguruan tinggi yang ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat, maka tanggung jawab seorang mahasiswa setelah menyelesaikan tugas belajar di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zulkarnain, Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2008, hal.14 2

BAB I PENDAHULUAN. Zulkarnain, Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2008, hal.14 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang diperintahkan Allah SWT kepada manusia untuk memeluknya secara utuh dan menyeluruh. Ajaran Islam ini diperuntukan bagi manusia sebagai

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Jurusan PGMI 1. Identitas Program Studi Program Studi (PS) : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Unit Pengelola ProgramStudi : Fakultas Tarbiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pembelajaran maka Universitas Negeri Yogyakarta melaksanakan mata kuliah lapangan yakni Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ). Sasaran

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs. Miftahul Aula Bangkal

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs. Miftahul Aula Bangkal BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs. Miftahul Aula Bangkal MTs. Miftahul Aula Kelurahan Bangkal Kota Banjarbaru terletak di Jalan Kaluku

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Operasional Penelitian Tujuan operasional pada penelitian ini adalah ingin menerapkan model pembelajaran Peer Teaching dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesional merupakan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Kegiatan PPL di SMK PI AMBARRUKMO dilaksanakan terhitung dari 1 Juli sampai dengan 15 September 2014. Uraian tentang pelaksanaan program PPL tersebut sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan keagamaan

Lebih terperinci

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses) SILABUS DAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses) Disunting dan dikembangkan oleh Pirdaus Widyaiswara LPMP Sumsel Perencanaan Proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG BACA TULIS AL QUR AN BAGI PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pada poin ini akan membahas mengenai jenis penelitian serta tempat dan waktu penelitian, berikut adalah penjelasannya: 1. Jenis Penelitian Penulisan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN 61 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat tentang SMPN 26 Banjarmasin SMPN 26 Banjarmasin yang menjadi sasaran lokasi penelitian ini didirikan Tahun 1997,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM

BAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM BAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM Keinginan seorang guru untuk mendidik anak didiknya menjadi orang yang pintar, berbudi

Lebih terperinci

Madrasah Ibtidaiyah Babussalam Banjarmasin berlokasi di jalan setia. RT.37 RW. 4 Kelurahan Pemurus Dalam Kecematan Banjarmasin Selatan

Madrasah Ibtidaiyah Babussalam Banjarmasin berlokasi di jalan setia. RT.37 RW. 4 Kelurahan Pemurus Dalam Kecematan Banjarmasin Selatan BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Letak Geografis Lokasi Penelitian 1. Sejarah berdirinya MI Babussalam Banjarmasin Madrasah Ibtidaiyah Babussalam Banjarmasin berlokasi di jalan setia RT.37 RW. 4 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang urgen bagi kehidupan manusia. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu manusia berpacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia dewasa ini masih sangat terasa. Perhatian pemerintah masih sangatlah minim, seperti kurangnya sarana dan prasarana

Lebih terperinci

A. Analisis Situasi Sekolah 1. Sejarah SMK Kristen 1 Klaten berdiri pada tanggal 1 Agustus 1965 menempati gedung SD Krsiten III yang dahulu berada di

A. Analisis Situasi Sekolah 1. Sejarah SMK Kristen 1 Klaten berdiri pada tanggal 1 Agustus 1965 menempati gedung SD Krsiten III yang dahulu berada di BAB I PENDAHULUAN Universitas Negeri Yogyakarta merupakan salah satu perguruan tinggi yang menghasilkan tenaga kependidikan terbanyak yang ada di Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta sudah banyak

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA A. Deskripsi Data Pendidikan karakter dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas rendah di MI Al-Mubarokah, memiliki suatu tujuan yaitu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil

Lebih terperinci

A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN. 1. Analisis kondisi fisik sekolah

A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN. 1. Analisis kondisi fisik sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Analisis kondisi fisik sekolah SMP Negeri 2 Gamping di bagian barat kota Yogyakarta, tepatnya di Trihanggo, Gamping, Sleman. Sekolah ini merupakan salah satu tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Belajar bukanlah suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi penelitian pada MIN Pemurus Dalam Banjarmasin. 1. Sejarah Berdirinya MIN Pemurus Dalam MIN

Lebih terperinci