Kata kunci: Kesehatan, Bank Syariah, Evaluasi, CAMELS. A. Pendahuluan Layaknya tubuh dengan bagian-bagiannya yang memiliki beragam fungsi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata kunci: Kesehatan, Bank Syariah, Evaluasi, CAMELS. A. Pendahuluan Layaknya tubuh dengan bagian-bagiannya yang memiliki beragam fungsi"

Transkripsi

1 ANALISIS KESEHATAN BANK SYARIAH (Keterbatasan CAMELS Mengevaluasi Kesehatan Bank Syariah) Oleh: Loni Hendri, S.E.I., M.E.I. 1 loni_hendri@yahoo.com Abstrak Tulisan ini akan membahas tentang penilaian tingkat kesehatan Bank Syariah yang akan dimulai dengan pemaparan tentang laporan keuangan dan apa fungsinya serta bagian-bagiannya yang dapat memberikan informasi tentang kesehatan Bank. Penilaian tingkat kesehatan bank syariah menggunakan analisis CAMELS (Capital-Assets quality-management-earning-liquidity-sensitivity to market risk). Hal ini menunjukkan adanya kesamaan antara metode analisis yang digunakan oleh Bank Konvesional. Kesamaan ini tentunya kuranglah tepat karena dua jenis Bank tersebut memiliki perbedaan yang cukup prinsipil di mana dua bank ini memiliki perbedaan prinsip dan dasar operasional yang tidak sama. Maka perlu ditambahkan komponen kinerja sosial Bank Syariah. Komponen ini dapat mencakup dana zakat dan dana sosial lain yang dikeluarkan oleh Bank Syariah dan membandingkannya dengan keseluruhan asset yang dimiliki Bank ataupun dengan laba yang dicapai Bank. Lewat perbandingan ini, kita dapat melihat apakah kinerja sosial Bank Syariah tumbuh seiring pertumbuhan kemampuan finansialnya atau tidak. Kata kunci: Kesehatan, Bank Syariah, Evaluasi, CAMELS A. Pendahuluan Layaknya tubuh dengan bagian-bagiannya yang memiliki beragam fungsi dan perlu dijaga untuk tetap sehat agar semua fungsi tersebut berjalan dengan baik, bank juga memiliki bagian-bagian dengan fungsi dan tugas yang berbeda dan perlu diperhatikan juga kesehatan nya agar fungsi dan tugas tersebut dapat berjalan sesuai harapan. sumatera barat. 1 Dosen tetap Ekonomi islam pada fakultas Ekonomi dan bisnis Islam IAIN Bukit tinggi 26

2 Penilaian tingkat kesehatan bank umumnya menggunakan analisis CAMELS ( Capital-Assets quality-management-earning-liquidity-sensitivity to market risk). Analisis kesehatan bank dengan metode CAMELS ini perkeseluruhannya menggunakan laporan keuangan bank sebagai sumber informasi. Hal ini dikarenakan laporan keuangan dapat menunjukkan dan memberikan gambaran kondisi dan kinerja bank. Meskipun laporan keuangan menyediakan gambaran kondisi bank, evaluasi kinerja atau pun penilaian kesehatan bank tetaplah merupakan proses kompleks yang melibatkan interaksi antara lingkungan, operasi internal serta aktivitas eksternal bank. Umumnya, rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kesehatan internal bank diperoleh lewat analisis data akuntansi (laporan keuangan) karena dipercaya dapat memberikan pemahaman yang lebih luas terkait kondisi keuangan bank. (Kabir, Erf Paper). Oleh karena itu, untuk dapat menganalisis kesehatan bank, terlebih dahulu diperlukan pemahaman tentang sumber informasi penilaian tersebutyakni laporan keuangan. Bank syariah sebagai sebuah entitas yang diyakini berbeda dari bank konvensional, apakah tingkat kesehatannya dapat juga diukur dengan CAMELS atau tidak dan apakah alat ukur tersebut cukup untuk menilai kesehatan bank syariah, hal itulah yang akan dibahasa dalam tulisan ini. Tulisan ini akan membahas tentang penilaian tingkat kesehatan bank syariah yang akan dimulai dengan pemaparan tentang apaitu laporan keuangan dan apa fungsinya serta bagian-bagiannya yang dapat memberikan informasi tentang kesehatan bank. Selanjutnya akan dipaparkan tentang apa itu kesehatan 27

3 bank, bagaimana menilainya dan apa alat yang digunakan untuk penilaian tersebut. Setelah itu, tulisan ini akan membahas penilaian kesehatan bank syariah. Apakah penilaian kesehatan bank syariah sama dengan bank konvensional, apakah diperlukan alat lain selain rasio keuangan untuk menilai kesehatan bank syariah, pertanyaan-pertanyaan ini akan dijawab dalam tulisan ini. B. Definisi, Tujuan dan Asumsi Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Bank Syariah Laporan keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum tentang status keuangan dari individu, asosiasi, atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan ekuitas pemilik. (Rivai, 2010) Secara sederhana, laporan keuangan didefiniskan sebagai sebuah laporan yang memberikan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada saat laporkan atau dalam periode tertentu. (Kasmir, 2008) Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS), tujuan laporan keuanga n lembaga syariah diantaranya adalah: (Osman, 2012) a. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan usaha b. Informasi yang dapat dimanfaatkan untuk evaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas syariah terhadap amanah dalam mengamankan dan menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak c. Informasi terkait tingkat keuntungan yang diperoleh penanam modal dan pemilik dana syirkah temporer dan informasi tanggung jawab sosial, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infaq, shadaqah dan waqaf. 28

4 d. Tujuan-tujuan lain yang berlaku untuk laporan keuangan umum seperti pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang telah dipercayakan kepadanya dan yang paling penting adalah menyediakan informasi terkait posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan yang dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan ekonomi. (Rizal yaya, 2009) Laporan keuangan syariah disusun dengan dua asumsi dasar, yaitu: (Rizal yaya, 2009) a. Acrual basis Asumsi ini mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lain pada saat terjadi, bukan pada saat kas diterima atau dibayar. Asumsi ini tidak hanya memberikan informasi terkait masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas, tapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan serta sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. b. Going concern Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi bahwa usaha yang dijalankan akan berlangsung dalam waktu yang lama. C. Karakteristik, Unsur-unsur, dan Jenis Laporan Keuangan Bank Syariah Laporan keuangan mempunyai karakteristik tertentu, syarat-syarat tertentu agar laporan tersebut dapat dipahami dan diterima umum. Karakteristik/ syarat tersebut adalah sebagai berikut: (Rivai, 2010) a. Relevan. Data yang diolah dan dilaporkan berhubungan dengan transaksi. b. Jelas dan dapat dipahami. Informasi yang disajikan tidak hanya dapat dipahami oleh orang-orang tertentu. c. Dapat diuji kebenarannya. Data yang disajikan dapat ditelusuri bukti asalnya. d. Netral. Dapat digunakan semua pihak. 29

5 e. Tepat waktu. Punya periode terntentu, waktunya jelas dan batas waktunya wajar. f. Dapat diperbandingkan. Dapat dibandingkan dengan laporan periodeperiode sebelumnya. g. Lengkap. Memberikan informasi yang komprehensif sehingga tidak menyesatkan para pengguna. Setidaknya ada tiga komponen utama yang harus ada dalam laporan keuangan, yaitu komponen yang menunjukkan kegiatan keuangan (necara, laba/rugi, arus kas, perubahan modal), komponen yang menunjukkan kegiatan sosial (sumber dna penggunaan zakat, sumber dan penggunaan dana kebajikan/ qard) dan komponen yang menunjukkan kegiatan dan tanggung jawab khusus entitas syariah. (Rizal yaya, 2009) a. Neraca Laporan ini menunjukkan posisi saldo serta mutasi dari berbagai rekening subgrup yang dikelola oleh satuan kerja akunting yang bersangkutan. James C Van Horne, sebagaimana yang ditulis oleh Kasmir, mengatakan bahwa neraca merupakan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu yang dihadirkan secara ringkas, memuat total aset dan total kewajiban ditambah total modal pemilik. (Kasmir, 2008) b. Laporan laba rugi Laporan ini memuat gambaran pendapatan, biaya operasional dan non operasional, serta keuntungan bersih yang diterima untuk periode tertentu. Sederhananya, laporan ini memberikan informasi terkait hasil-hasil usaha yang diperoleh. (Kasmir, 2008) c. Laporan komitmen dan kontijensi Laporan ini merupakan laporan rekening-rekening administratif, tempat mencatat berbagai transaksi yang belum secara efektif mengakibatkan perubahan terhadap aktiva/ kewajiban bank. 30

6 d. Laporan arus kas Laporan ini merupakan ringkasan penerimaan dan pengeluaran kas selama periode waktu pelaporan tertentu.laporan ini menginformasikan semua aspek yang berhubungan dengan perusahaan, yang berhubungan langsung dengan kas atau tidak langsung, baik yang bersifat operasional ataupun yang bukan operasional. (Kasmir, 2008) e. Laporan perubahan modal Laporan ini memuat jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada periode pelaporan serta memberikan penjelasan terkait adanya perubahan modal dan penyebab terjadinya perubahan tersebut. (Kasmir, 2008) f. Catatan atas laporan keuangan (Rizal yaya, 2008) Catatan atas laporan keuangan sebuah entitas syariah memuat: (1) informasi tentang dasar-dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan, (2) informasi yang diwajibkan PSAK tapi tidak dimuat dalam laporan-laporan yang ada, dan (3) informasi tmabahan yang tidak dimuat dalam laporan keuangan namun diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar. D. Analisis Kesehatan Bank Syariah 1. Kesehatan Bank Syariah Menurut Susilo, sebagaimana dikutip oleh Khaerunnisa Said, kesehatan suatu bank bisa diartikan sebagai kemampuan bank tersebut dalam menjalankan kegiatan operasionalnya secara normal dan memenuhi kewajibannya dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kemampuan tersebut meliputi: (1) menghimpun dana lewat mdoal sendiri, dari masyarakat ataupun lembaga lain, (2) mengelola dana, (3) menyalurkan dana, (4) memenuhi kewajiban kepada pemilik modal, karyawan, masyarakat serta pihak lainnya dan (5) mematuhi peraturan perbankan yang berlaku. (Said, 2012) 31

7 Sementara itu, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.9 tahun 2007, tingkat kesehatan bank syariah merupakan hasil penilaian kualitatif terhadap beragam aspek yang berpengaruh pada kondisi atau kinerja Bank atau Unit Usaha Syariah. Penilaian tersebut dilakukan lewat penilaian kualitatif dan kuantitatif terhadap aspek finansial (permodalan, kualitas aset, rentabilitas, likuiditas, sensitivitas terhadap risiko pasar) dan penilaian kualitatif terhadap aspek non finansial ( manajemen). (PBI, 2007). Kondisi atau kinerja baik aspek keuangan atau non keuangan ini menjadi penting karena tuntutan banyak pihak yang terkait dengannya, seperti pemilik, manajemen, masyarakat pengguna jasa bank, BI sebagai pengawas bank atau pihak lain yang berkepentingan. Kinerja tersebut dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank dalam hal penerapan prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap prinsip syariah ataupun kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku serta guna manajemen risiko. i (PBI, 2007) PBI menyebutkan bahwa tingkat kesehatan bank ditentukan oleh faktorfaktor permodalan ( Capital), kualitas aset ( Asset quality), manajemen (Management), rentabilitas ( Earning), likuiditas ( Liquidity), dan sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to market risk). (PBI, 2007) 2. Penilaian Kesehatan Bank Syariah Sebagaimana telah disebutkan di awal bahwa tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif terhadap berbagai aspek yang mempengaruhi kondisi atau kinerja bank lewat penilaian terhadap aspek finansial dan aspek non finansial (manajemen). Faktor finansial dinilai lewat pembobotan terhadap peringkat faktor permodalan, kualitas aset, rentabilitas, likuiditas dan sensitivitas terhadap risiko 32

8 pasar. Sementara itu, faktor manajemen dinilai dari beberapa hal: (1) manajemen umum sebagai cerminan dari penerapan tata kelola bank, (2) manajemen risiko sebagai cerminan dari manajemen risiko dan sistem kendali risiko, dan (3) manajemen kepatuhan sebagai cerminan dari pelaksanaan ketentuan yang sesuai dengan prinsip syariah dan aturan yang berlaku. (DPbs, 2007) a. Capital Modal merupakan dana awal untuk memulai operasional bank. Keberadaannya sangat penting bagi bank sehingga analisis terhadap modal menjadi bagian dari alat untuk mengetahui tingkat kesehatan bank. Modal, selain sebagai dana awal memiliki fungsi utama sebagai penyangga dan penyerap segala kemungkinan kerugian yang bisa terjadi pada bank. Selain itu, modal juga merupakan komponen yang dapat menjadi alasan kepercayaan penyimpan dan kreditur terhadap bank. (Delhaise, 2013) Analisis modal digunakan untuk mengukur kewajiban memenuhi modal minimum bank baik untuk memenuhi kewajiban jangka panjang atau memenuhi kewajiban lain jika terjadi likuidasi. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) sebagai perbandingan antara modal dan aktiva, yang dirumuskan sebagai berikut: ii 100% CAR merupakan salah satu indikator kemampuan bank dalam menutup aktiva yang diakibatkan oleh kerugian pada bank, dan bsear kecilnya ditentukan oleh kemampuan bank dalam menghasilkan laba serta komposisi alokasi dana untuk aktiva sesuai dengan tingkat risikonya. Dengan begitu, angka CAR yang 33

9 semakin tinggi menunjukkan bahwa kinerja bank tersebut semakin baik. Ketentuan CAR yang memadai ditujukan agar bank mampu menjaga likuiditas dan menghindari penyaluran pembiayaan tanpa pertimbangan yang tepat. b. Asset quality Kualitas asset mengacu pada kualitas portofolio bank yang menghasilkan pendapatan (bunga atau bagi hasil pada bank syariah). Kualitas asset juga berarti tingkat atau kemampuan asset bank yang menghasilkan pendapatan (asset keuangan) seperti pembiayaan dan pemilikan sukuk dalam bekerja memperoleh pendapatan. (Delhaise, 2013) Analisis terhadap faktor ini bertujuan untuk menilai berbagai jenis aset yang dimiliki bank agar sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan BI. Penilaian ini dilakukan dengan membandingkan antara Kualitas Aktiva Produktif (KAP) yang diklasifikasikan terhadap total aktiva produktif sehingga dapat diketahui tingkat kemungkinan dana yang telah diinvestasikan pada investasi tertentu dapat diperoleh kembali dengan rumus: iii 1,,, c. Management Penilaian terhadap manajemen dilakukan dalam rangka memastikan kualitas dan tingkat kedalaman penerapan prinsip manajemen bank yang sehat, terutama menyangkut manajemen umum dan manajemen risiko. Penilaian kualitatif terhadap manajemen didasarkan pada sejumlah pertanyaan (40) yang diajukan manajemen bank, meliputi: 1) Manajemen umum dengan indikator: (a) struktur dan komposisi pengurus bank, (b) penanganan konflik kepentingan, (c) independensi 34

10 pengurus bank, (d) kemampuan untuk membatasi atau mencegah terjadinya penurunan kualitas, (e) tata kelola yang baik, (f) transparansi informasi dan edukasi nasabah, dan (g) efektifitas kinera fungsi komite. 2) Penerapan sistem manajemen risiko dengan indikator: (a) pengawasan aktif dewan pengawas syariah dan pemimpin kelompok usaha syariah, (b) kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit, (c) kecukupan proses identifikasi, sistem pelaporan, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko, dan sistem pengendalian internal yang menyeluruh. 3) Kepatuhan bank dengan indikator: (a) batas maksimum pemberian pembiayaan, (b) posisi devisa netto, (c) prinsip mengenal nasabah, dan (d) kepatuhan terhadap komitmen dan ketentuan lainnya. d. Earning Earning atau net income atau profit atau laba merupakan ringkasan hasil bersih aktivitas operasi usaha dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam istilah keuangan.( Subramanyam, 2010) Komponen ini digunakan untuk menilai rentabilitas atau profitabilitas bank. Penilaian terhadap rentabilitas ditujukan untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan laba lewat setiap kemampuan dan sumber daya yang dimiliki sehingga dapat diketahui tingkat efisiensi dan profitabilitas yang dicapai. Penilaian kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas dilakukan lewat penilaian komponen-komponen: 1) Net Operating Margin (NOM) yang digunakan untuk menunjukkan pendapatan operasional bersih guna mengetahui kemampuan rata-rata aktiva produktif dalam menghasilkan laba, dapat dirumuskan sebagai berikut: 35

11 iv 100% 2) Return on Total Assets (ROA) yang digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam memperoleh laba keseluruhan dengan membandingkan antara laba sebelum pajak dan total aset. Semakin tinggi tingkat keuntungan yang diperoleh bank akan nampak pada angka ROA yang semakin besar. ROA dirumuskan sebagai berikut: v 100% 3) Rasio Efisiensi kegiatan Operasional (REO) sebagai perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional guna mengukur efisiensi dan kemampuan bank dalam menunjang kegiatan operasional. Rasio ini dirumuskan dengan: vi 100% 4) Income of Gross Asset (IGA) guna mengetahui potensi seluruh kativa yang dimiliki bank untuk menghasilkan/ memberikan pendapatan bagi bank yang dirumuskan dengan: vii 100% 5) Diversifikasi Pendapatan (DP) digunakan untuk mengukur kemampuan bank syariah dalam menghasilkan pendapatan lewat jasa yang berbasis fee yang diperoleh dengan rumus: viii 100% 6) Return on Equity (ROE) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri sebagai indikator penting bagi pemegang saham dan juga calon investor dalam rangka mengukur kemampuan bank dalam mencapai laba bersih yang dihubungkan dengan dividen. Rasio ini diperoleh dengan rumus: 100% 36

12 e. Liquidity Penilaian likuiditas dilakukan untuk melihat kemampuan bank memelihara dan memenuhi kebutuhan likuiditas yang memadai dan kecukupan manajemen risiko likuiditas. Suatu bank dikatakan likuid jika memiliki alat pembayaran lancar yang lebih besar dibanding seluruh kewajibannya sehingga dapat melunasi semua hutang-hutangnya. ( Delhaise, 2013), terutama pemenuhan dana amanah pihak ketiga pada saat mereka melakukan penarikan. Penilaian kuantitatif dan kualitatif pada faktor likuiditas dilakukan melalui penilaian pada komponen berikut: 1) Short Term Mismatch (STM) yang digunakan untuk membandingkan antara aset jangka pendek dan kewajiban jangka pendek guna mengetahui kemampuan bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek dengan rumus: ix 100% 2) Short Term Mismatch Plus (STMP) menghitung kemampuan bank syariah memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aset jangka pendek semisal kas dan secondary reserve dengan rumus: x 100% 3) Rasio Deposan Inti (RDI) menghitung tingkat ketergantungan bank syariah pada dana dari deposan inti. Besarnya risiko likuiditas bank syariah akan terlihat pada tingginya rasio ini yang ditentukan dengan rumus: xi 100% 37

13 f. Sensitivity to market risk Penilaian terhadap komponen ini merupakan penilaian guna mengetahui kemampuan modal bank dalam menghadapi segala kemungkinan risiko yang akan terjadi yang disebabkan oleh perubahan risiko pasar dan kecukupan manajemen risiko pasar. Penilaian ini dilakukan lewat komponen-komponen sebagai berikut: 1) Rasio modal atau cadangan yang dibentuk untuk menghadapi fluktuasi suku bunga terhadap potential loss 2) Rasio modal atau cadangan yang dibentuk untuk menghadapi fluktuasi nilai tukar terhadap potential loss 3) Kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar Komponen-komponen di atas digunakan untuk menilai kesehatan bank syariah dengan langkah-langkah sebagai berikut: (Rivai, 2012) 1. Menghitung rasio berdasarkan rumus 2. Menghitung nilai perolehan masing-masing komponen CAMELS 3. Mengalihkan nilai perolehan dengan bobot masing-masing komponen CAMELS 4. Menjumlahkan semua nilai komponen CAMELS 5. Menghitung nilai keseluruhan dalam penyaluran pembiayaan 6. Menetapkan kategori kesehatan bank dengan panduan tabel di bawah ini: Tabel Predikat Kesehatan Bank Nilai Kredit CAMELS Predikat Sehat 66<81 Cukup Sehat 51<66 Kurang Sehat 0<51 Tidak Sehat (Sumber: Rivai, 2012) Pengetahuan tentang tingkat kesehatan bank syariah juga merupakan informasi tentang baik atau tidaknya kinerja bank syariah tersebut yang 38

14 merupakan komponen penting guna mengukur pertumbuhan dan perkembangan bank tersebut. (Salman, 2007) Dengan mengetahui tingkat kesehatan bank syariah, maka manejemen dapat mengambil kebijakan terkait aktivitasnya di masa mendatang dan juga BI sebagai pengawas dapat memberikan kebijakan-kebijakan yang dapat membantu bank syariah dalam pertumbuhan dan perkembangannya. E. Keterbatasan CAMELS untuk Bank Syariah Jika diperhatikan beberapa pemahaman tentang kesehatan bank dan bank syariah di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara kesehatan bank konvensional dan bank syariah. Begitu juga analisis penilaian kesehatan yang digunakan, bank syariah dan bank konvensional sama-sama menggunakan analisis CAMELS karena hal ini sudah menjadi ketetapan BI sebagai bank sentral yang harus dipenuhi oleh semua bank, baik bank konvensional maupun bank syariah. Kesamaan ini tentunya kuranglah tepat karena dua jenis bank tersebut memiliki perbedaan yang cukup prinsipil di mana dua bank ini memiliki perbedaan prinsip dan dasar operasional yang tidak sama. Bagaimana mungkin hasil yang didapatkan akan tepat jika kita mengukur dua hal yang berbeda dengan alat ukur yang sama? Oleh karena itu, bank syariah selain menggunakan CAMELS sebagai alat untuk menilai tingkat kesehatannya, juga harus menggunakan instrument lainnya. Alasannya sederhana. Bank syariah, sudah melekat pada dirinya bahwa dia selain bertujuan untuk mencapai laba, juga ditujukan untuk kemanfaatan bagi masyarakat (fungsisosial). Analisis CAMELS hanya dapat mengukur kesehatan 39

15 bank syariah dari sisi keuangan dan sisi manajemennya saja. Untuk itu, diperlukan tambahan komponen yang dapat mengukur fungsi dan kinerja lain bank syariah yakni kinerja sosialnya. Hal tersebut diperlukan agar penilaian kesehatan bank syariah lebih komprehensif dan sesuai dengan prinsip yang mendasarinya. Analisis CAMELS untuk bank syariah dapat ditambahkan unsur komponen kinerja sosial bank syariah (CAMELS ). Komponen ini dapat mencakup dana zakat dan dana sosial lain yang dikeluarkan oleh bank syariah dan membandingkannya dengan keseluruhan asset yang dimiliki bank ataupun dengan laba yang dicapai bank. Lewat perbandingan ini, kita dapat melihat apakah kinerja sosial bank syariah tumbuh seiring pertumbuhan kemampuan finansialnya atau tidak. Jika kinerja sosial bank syariah tidak meningkat seiring peningkatan kemampuan finansialnya, maka dapat dikatakan bahwa bank syariah masih setengah sehat karena belum memenuhi dua fungsinya secara sempurna. Memang benar bahwa masyarakat bersifat rasional, mereka akan melihat kesehatan finansial bank syariah. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat juga menaruh harapan dan kepercayaan terhadap bank syariah yang dipandang berbeda dengan bank konvensional. Harapan dan kepercayaan tersebut akan kuat dan bertahan jika bank syariah tidak hanya memperhatikan kesehatan finansialnya tapi juga membenahi kesehatan sosialnya. 40

16 F. Penutup Laporan keuangan, terlepas dari keterbatasannya yang tidak lepas dari pendapat pribadi pihak-pihak yang berkepentingan dengan bank serta karena ia bukanlah laporan final, tetap saja keberadaannya menjadi bagian penting untuk mengetahui gambaran kinerja dan kondisi bank, baik itu bank konvensional ataupun bank syariah. Meskipun tidak memberikan informasi secara utuh dan sempurna, setidaknya laporan keuangan dapat memberikan gambaran kondisi bank yang dapat dijadikan pijakan untuk menjalankan bank di masa depan dengan lebih baik. Analisis kesehatan bank dengan menggunakan komponen CAMELS dengan keterbatasan dan ketidaksempurnaannya diharapkan dapat membantu bank syariah untuk terus berbenah diri menuju pencapaian yang lebih baik dan juga dapat meningkatkan peran BI sebagai pengawas aktivitas perbankan.selain itu, bank syariah tidak cukup hanya mengevaluasi kesehatannya berdasarkan kinerja finansial dan manajemen saja, tapi lebih dari itu bank syariah juga harus mengevaluasi dirinya dalam hal kinerja sosialnya. Hal ini diperlukan karena sudah melekat pada diri bank syariah itu sendiri bahwa keberadaannya tidak hanya ditujukan untuk memperoleh nilai perusahaan (orientasi laba) tapi juga diarahkan untuk mencapai kemanfaatan bagi masyarakat luas (fungsi sosial). 41

17 Daftar Pustaka BI. Peraturan BI No.9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, diakses 10 Desember Golin, JdanP. Delhaise, The Bank Credit Analysis Handbook: A Guide for Analysts, Bankers, and Investors, Singapura: John Wiley & Sons, Hasan, Kabir dan Abd. Hameed M. Bashir. Determinants of Islamic Banking Profitability, ERF Paper Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajagrafindo Persada, Muthaher, Osmad. Akuntansi Perbankan Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu, Rivai, Veithzal dan Arviyan Arifin. Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara, Rivai, Veithzal, dkk. Islamic Banking and Finance: dari Teori ke Praktik Bank dan Keuangan Syariah sebagai Solusi dan Bukan Alternatif. Yogyakarta: BPFE, Said, Khaerunnisa. Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan Metode CAMEL pada PT. Bank Syariah Mandiri (Periode ), Skripsi. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makasar, Saleh, Ali Salman dan Rami Zeitun. Islamic Banks in Jordan: Performance and Efficiency Analysis, Review of Islamic Economics. Vol.11, No.1, Subramanyam, K.danJ. J. Wild, AnalisisLaporanKeuangan, Jakarta: SalembaEmpat, Surat Edaran BI No.9/24/DPbS, Jakarta, Oktober 2007, diakses 10 Desember Surat Edaran BI No.6/23/DPNP, 31 Mei 2004, Lampiran 1-5, diakses 12 Desember Yaya, Rizal, dkk. Akuntansi Perbankan Syariah; Teori dan Praktik Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat,

18 CATATAN ENDONET i Penjelasan atas PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/1/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH, diakses 10 Desember Dalam surat edaran BI tahun 2007 juga disebutkan bahwa peningkatan jenis produk dan jasa perbankan syariah telah berdampak pada kompleksitas usaha dan risiko bank. Dalam rangka mengelola risiko bank secara efektif, maka diperlukan penilaian tingkat kesehatan bank sesuai standar internasional karena tingkat kesehatan bank syariah t ersebut merupakan kepentingan banyak pihak terkait, termasuk BI yang akan menggunakannya untuk menerapakan strategi pengawasan yang tepat di masa depan. Sementara bagi bank syariah sendiri, hasil penilaian tingkat kesehatan bank dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk menentukan kebijakan pengelolaan bank di masa mendatang, lihat SURAT EDARAN No.9/24/DPbS, Jakarta, Oktober 2007, diakses 10 Desember ii Kriteria penilaian peringkat CAR adalah (1) Peringkat 1 CAR 12%, (2) Peringkat 2 9% CAR < 12%, (3) Peringkat 3 8% CAR < 9%, (4) Peringkat 4 6% CAR < 8%, dan (5) Peringkat 5 CAR 6%, dalam Surat Edaran BI No.6/23/DPNP 31 Mei 2004, Lampiran 1-5, diakses 12 Desember 2013, hlm. 1. iii Kriteria penilaian peringkat KAP adalah (1) Peringkat 1 KAP >0.99 (2) Peringkat < KAP 0.99, (3) Peringkat < KAP 0.96, (4) Peringkat < KAP 0.93, dan (5) Peringkat 5 KAP 0.90, dalam Surat Edaran BI No.6/23/DPNP 31 Mei 2004, Lampiran 1-5, diakses 12 Desember 2013, hlm. 13. iv Kriteria penilaian peringkat NOM adalah (1) Peringkat 1 NOM > 3%, (2) Peringkat 2 2% < NOM 3%, (3) Peringkat 3 1.5% < NOM 2%, (4) Peringkat 4 1% < NOM 1.5%, dan (5) Peringkat 5 NOM 1%, dalam Surat Edaran BI No.6/23/DPNP 31 Mei 2004, Lampiran 1-5, diakses 12 Desember 2013, hlm. 21. v Kriteria penilaian peringkat ROA adalah (1) Peringkat 1 ROA > 1.5%, (2) Peringkat % < ROA 1.5%, (3) Peringkat 3 0.5% < ROA 1.25%, (4) Peringkat 4 0% < ROA 0.5%, dan (5) Peringkat 5 ROA 0%, dalam Surat Edaran BI No.6/23/DPNP 31 Mei 2004, Lampiran 1-5, diakses 12 Desember 2013, hlm. 22 vi Kriteria penilaian peringkat REO adalah (1) Peringkat 1 REO 83%, (2) Peringkat 2 83% < REO 85%, (3) Peringkat 3 85% < REO 87%, (4) Peringkat 4 87% < REO 89%, dan (5) Peringkat 5 REO > 89%, dalam Surat Edaran BI No.6/23/DPNP 31 Mei 2004, Lampiran 1-5, diakses 12 Desember 2013, hlm. 23. vii Kriteria penilaian peringkat IGA adalah (1) Peringkat 1 IGA > 83.3%, (2) Peringkat % < IGA 83.3%, (3) Peringkat % < IGA 80.75%, (4) Peringkat % < IGA 78.2%, dan (5) Peringkat 5 IGA 75.65%, dalam Surat Edaran BI No.6/23/DPNP 31 Mei 2004, Lampiran 1-5, diakses 12 Desember 2013, hlm. 24. viii Kriteria penilaian peringkat DP adalah (1) Peringkat 1 DP > 12%, (2) Peringkat 2 9% < DP 12%, (3) Peringkat 3 6% < DP 9%, (4) Peringkat 4 3% < DP 43

19 6%, dan (5) Peringkat 5 DP 3%, dalam Surat Edaran BI No.6/23/DPNP 31 Mei 2004, Lampiran 1-5, diakses 12 Desember 2013, hlm. 25. ix Kriteria penilaian peringkat STM adalah (1) Peringkat 1 STM > 25%, (2) Peringkat 2 20% < STM 25%, (3) Peringkat 3 15% < STM 20%, (4) Peringkat 4 10% < STM 15%, dan (5) Peringkat 5 STM 10%, dalam Surat Edaran BI No.6/23/DPNP 31 Mei 2004, Lampiran 1-5, diakses 12 Desember 2013, hlm. 36. x Kriteria penilaian peringkat STMP adalah (1) Peringkat 1 STMP 50%, (2) Peringkat 2 40% STMP < 50%, (3) Peringkat 3 30% STMP < 40%, (4) Peringkat 4 20% STMP < 30%, dan (5) Peringkat 5 STMP < 20%, dalam Surat Edaran BI No.6/23/DPNP 31 Mei 2004, Lampiran 1-5, diakses 12 Desember 2013, hlm. 37. xi Kriteria penilaian peringkat RDI adalah (1) Peringkat 1 RDI < 5%, (2) Peringkat 2 5% RDI < 10%, (3) Peringkat 3 10% RDI < 20%, (4) Peringkat 4 20% RDI < 30%, dan (5) Peringkat 5 RDI > 30%, dalam Surat Edaran BI No.6/23/DPNP 31 Mei 2004, Lampiran 1-5, diakses 12 Desember 2013, hlm

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS MUNGNIYATI STIE TRISAKTI mungniyati@stietrisakti.ac.id PENDAHULUAN K esehatan merupakan aspek yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip. 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip. 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank Menurut Hermawan Darmawi (2011) Kesehatan Bank merupakan kepentingan semua

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Institusi Perbankan Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, pengertian bank diatur dalam Pasal 1 ayat 2. Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Peran Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK Muniya Alteza Laporan Keuangan Bank Tujuan pembuatan laporan keuangan bank: 1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva da jenis aktiva yang dimiliki

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK Laporan Keuangan Bank Tujuan pembuatan laporan keuangan bank: 1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva da jenis aktiva yang dimiliki 2. Memberikan

Lebih terperinci

No.9/24/DPbS Jakarta, 30 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

No.9/24/DPbS Jakarta, 30 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA No.9/24/DPbS Jakarta, 30 Oktober 2007 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS Dessy Ratna Sari email: DesZ_CenX93@yahoo.com Program Studi Akuntansi STIE

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH SESI 2: Laporan Keuangan dan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Perbandingan LK Perbankan BANK KONVENSIONAL (PSAK 1) 1. Neraca 1. Neraca

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Bank Dalam suatu negara, peranan bank sangat mempengaruhi keadaan di dalam negara tersebut, khususnya dalam segi perekonomian yang dapat berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei 2004 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal: Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

Lebih terperinci

A. KESEHATAN BANK 1. Pengertian 2. Dasar Hukum Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 3. Pentingnya Tingkat Kesehatan Bank

A. KESEHATAN BANK 1. Pengertian 2. Dasar Hukum Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 3. Pentingnya Tingkat Kesehatan Bank A. KESEHATAN BANK 1. Pengertian Kesehatan bank merupakan kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan. Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan operasional taktis stratejik manajerial, alat prediksi kinerja

BAB I PENDAHULUAN. keputusan operasional taktis stratejik manajerial, alat prediksi kinerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan ekonomis, antara lain sebagai alat penilai kinerja perusahaan, alat bantu pengambilan keputusan operasional

Lebih terperinci

KESEHATAN DAN RAHASIA BANK

KESEHATAN DAN RAHASIA BANK KESEHATAN DAN RAHASIA BANK Kesehatan Bank Yaitu kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang

Lebih terperinci

Sedangkan dalam PSAK No 31 mengenai akuntansi perbankan disebutkan sebagai berikut :

Sedangkan dalam PSAK No 31 mengenai akuntansi perbankan disebutkan sebagai berikut : 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Perbankan di Indonesia Perbankan secara umum merupakan lembaga keuangan yang melakukan kegiatan berupa pengumpulan dana masyarakat dan menyalurkannya kembali

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL INDONESIA,Tbk. DAN ENTITAS ANAK DAN PT BANK CIMB NIAGA,Tbk DAN ENTITAS ANAK MENGGUNAKAN METODE CAMELS Imaniar email: Imaniar_ainq888@yahoo.com Progam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomis di masa depan dan lain-lain (Suhardito et al, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomis di masa depan dan lain-lain (Suhardito et al, 2000). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini khususnya pada saat krisis ekonomi dunia, para investor harus lebih teliti dalam membaca atau menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal didefinisikan sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli berbagai instrumen atau sekuritas jangka panjang (Gunawan, 2012). Kehadiran pasar modal ini merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak BAB II LANDASAN TEORI A. Bank 1. Pengertian Bank Perbankan adalah sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berlandasan pada Al-Qur an dan Hadist Nabi SAW. Atau dapat disimpulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. berlandasan pada Al-Qur an dan Hadist Nabi SAW. Atau dapat disimpulkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia

Lebih terperinci

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN 2008-2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kerangka Teoritik 1. Laporan Keuangan Bank Syariah Laporan keuangan pada sektor perbankan syariah, sama seperti sektor lainnya, adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Rasio CAMELS Pada Bank Syariah Mandiri 1. Capital Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, nilai rasio CAR (Capital Adequacy Rasio) Bank Syariah Mnadiri tahun 2011 sebesar 14,57%,

Lebih terperinci

dan laporan keuangan. Pemberlakuan UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan telah memberi kesempatan luas untuk

dan laporan keuangan. Pemberlakuan UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan telah memberi kesempatan luas untuk 2 dan laporan keuangan. Pemberlakuan UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan telah memberi kesempatan luas untuk pengembangan jaringan perbankan syariah. Selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Eksistensi perbankan syariah di Indonesia saat ini semakin meningkat sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah yang memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga keuangan yang memiliki fungsi menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masayarakat. Kata bank itu sendiri berasal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Perbankan a. Bank Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 2.1.1 Pengertian Perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan kinerja perekonomian Indonesia menurun. Pengelolaan perekonomian dan sektor usaha yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaannya penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaannya penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menurut analisis data termasuk penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menganalisis data berbentuk angka. Sedangkan menurut kegunaannya

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ilwin Husain 1, Zulkifli Bokiu 2, Mahdalena 3 Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja Keuangan Bank Syariah Berdasarkan CAMELS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja Keuangan Bank Syariah Berdasarkan CAMELS BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Keuangan Bank Syariah Berdasarkan CAMELS Kinerja keuangan bank merupakan bagian dari kinerja bank secara keseluruhan, baik itu perbankan syariah atau konvensional. Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki fungsi menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut pada masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya.

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGANMENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK YUDHA BHAKTI. Fanny Nawang Wulan Radi Sahara, SE.

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGANMENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK YUDHA BHAKTI. Fanny Nawang Wulan Radi Sahara, SE. ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGANMENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK YUDHA BHAKTI Fanny Nawang Wulan 23209563 Radi Sahara, SE., MM PENDAHULUAN Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity, dan

Lebih terperinci

BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS)

BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS) BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS) A. Capital (Permodalan) Penilaian pertama adalah aspek permodalan, dimana aspek ini menilai permodalan ang dimiliki bank yang didasarkan pada: 1. Kewajiban

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 14 tahun 1967, bank didefinisikan sebagai Lembaga Keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan institusi yang berpengaruh signifikan dalam menentukan kelancaran aktivitas perekonomian dan keberhasilan pembangunan sehingga wajar menjadi

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa bank lainnya (Kasmir, 2015). Menurut Peraturan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. jasa bank lainnya (Kasmir, 2015). Menurut Peraturan Bank Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini menggunakan dua peneliti terdahulu sebagai rujukan. Rujukan yang pertama menggunakan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini Pudji

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang menjadi pendukung dalam melakukan penelitian ulang terhadap kinerja keuangan bank dengan menggunakan metode RGEC diantaranya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perbankan Syariah Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank yang mencakup kelembagaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, peranan perbankan sebagai fungsi intermediary yaitu menghimpun dan menyalurkan kembali dana dirasakan semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Ardiani (2007) menunjukkan bahwa secara simultan CAR, RORA, ROA, LDR, NPM dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1 BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK A. Tingkat Kesehatan Bank Kesehatan merupakan hal penting dalam setiap kehidupan. Hal ini pun juga berlaku bagi lembaga keuangan. Kesehatan suatu lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan program pembangunan. Meningkatkan kualitas hidup antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan mempunyai fungsi penting bagi perekonomian suatu negara. Bank mempunyai peranan besar dalam mengendalikan kemajuan ekonomi suatu negara. Kemajuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan. Data sekunder yaitu laporan keuangan publikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu data yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka). Dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

Hal 9-2. C tive by Ticha. Hal 9-4. C tive by Ticha

Hal 9-2. C tive by Ticha. Hal 9-4. C tive by Ticha PENDAHULUAN Bab 9 PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS) Penilaian tingkat kesehatan bank secara kuantitatif dilakukan terhadap 6 faktor, yaitu 1. CAPITAL ( Permodalan ), 2. ASSET QUALITY ( Kualitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Bank Pengertian bank menurut PSAK No. 31 adalah: Suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/1/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/1/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/1/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kesehatan suatu bank berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, selain membuka peluang bisnis yang kian mendunia, pelaku bisnis juga dihadapkan dengan permasalahan yang semakin kompleks dan dinamis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian Data yang diolah dalam Tugas Akhir ini diambil dari PT. Central Asia Tbk. Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan adalah data time series,

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN KESEHATAN BANK UMUM SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI METODE RGEC DI INDONESIA

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN KESEHATAN BANK UMUM SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI METODE RGEC DI INDONESIA ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN KESEHATAN BANK UMUM SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI METODE RGEC DI INDONESIA Rosalina Febrica Mayasari *1 Dwi Septa Aryani 2 Ima Andriyani 3 1,2,3 Universitas Tridinanti

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk. Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk. Dian Risnawati 20208369 Pembimbing : 1. Hary W. Achmad Romadhon, Dr. 2. Caecilia Widi Pratiwi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama

Lebih terperinci

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN 2010- Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti Universitas Islam Batik Surakarta Jl.KH.Agus Salim No.10, Jawa Tengah 57147, Indonesia *Email:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Analisis. tingkat kesehatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Analisis. tingkat kesehatan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Peneliti (Tahun) 1. Heidy, Zainul, Nila (2014) 2. Fajri Hakim (2013) 3. Jayanti Mandasari (2015) 4. Yessi, Rahayu, Tema Alat Analisis Hasil Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan mempunyai peranan dan fungsi penting dalam perekonomian suatu negara yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan menyalurkannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Rasio Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh membagi satu angka dengan angka lainnya. Jadi, rasio

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PERBANKAN. /

ANALISIS KINERJA PERBANKAN. / ANALISIS KINERJA PERBANKAN Tujuan fundamental bisnis perbankan adalah memperoleh keuntungan optimal dengan jalan memberikan layanan jasa keuangan kepada masyarakat. Bagi pemilik saham menanamkan modalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai dana yang kelebihan dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai dana yang kelebihan dengan pihak yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan suatu lembaga keuanga yang berfungsi sebagai penyalur dana dari pihak yang mempunyai dana yang kelebihan dengan pihak yang kekurangan dana atau membutuhkan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN. Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA)

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN. Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA) ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA) ABSTRACT Financial performance of a bank, or often referred

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini merujuk pada dua penelitian sebelumnya yaitu : 1. Sofan Hariati (2012) Peneliti terdahulu yang dijadikan rujukan oleh penulis adalah peneliti

Lebih terperinci

KINERJA KEUANGAN PT BANK PAN INDONESIA, Tbk DAN ENTITAS ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS

KINERJA KEUANGAN PT BANK PAN INDONESIA, Tbk DAN ENTITAS ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS KINERJA KEUANGAN PT BANK PAN INDONESIA, Tbk DAN ENTITAS ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS Cicilia Franciska Ciciliafranciska@yahoo.co.id Program Studi Akuntansi STIE Widya DharmaPontianak ABSTRAK Bank

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kajian Teori 1. Definisi Bank Kata bank berasal dari bahasa latin yaitu Banca yang berarti meja, meja yang dimaksud adalah meja yang biasa digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT BANK MANDIRI SYARIAH (PERIODE )

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT BANK MANDIRI SYARIAH (PERIODE ) ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT BANK MANDIRI SYARIAH (PERIODE 2006-2010) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, BANK SYARIAH MANDIRI, DAN BNI SYARIAH

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, BANK SYARIAH MANDIRI, DAN BNI SYARIAH ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, BANK SYARIAH MANDIRI, DAN BNI SYARIAH ARTIKEL PUBLIK ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UNTUK MENGETAHUI TINGKAT KESEHATAN BANK (Studi Kasus PT. BNI (Persero), Tbk)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UNTUK MENGETAHUI TINGKAT KESEHATAN BANK (Studi Kasus PT. BNI (Persero), Tbk) ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UNTUK MENGETAHUI TINGKAT KESEHATAN BANK (Studi Kasus PT. BNI (Persero), Tbk) ABSTRAK Salah satu indikator yang menjadi dasar untuk menilai tingkat kesehatan bank adalah laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan. Penilaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : 1. Tan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Oleh : Junaedi,SE,M.Si Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perbankan di Indonesia saat ini memang sangat baik, dimana terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari berkurangnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di bidang keuangan. Deregulasi tersebut telah mengakibatkan kebutuhan dana secara langsung

Lebih terperinci

MATRIKS KRITERIA PENETAPAN PERINGKAT FAKTOR PERMODALAN PERINGKAT

MATRIKS KRITERIA PENETAPAN PERINGKAT FAKTOR PERMODALAN PERINGKAT Lampiran 2a: Permodalan (Capital) MATRIKS KRITERIA PENETAPAN PERINGKAT FAKTOR PERMODALAN FAKTOR PERINGKAT 1 2 3 4 5 Permodalan (Capital) Tingkat modal secara signifikan berada lebih tinggi dari ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu negara memiliki peranan cukup penting, bahkan dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari sebagian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Capital (Modal) permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal terhadap Aset Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Sehingga dengan rumus yang ada maka CAR (Capital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di Indonesia perusahaan perbankan merupakan suatu lembaga keuangan yang diberikan kepercayaan oleh masyarakat guna penyimpanan kelebihan dana yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perbankan 2.1.1 Kinerja Perbankan Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam variabel atau indikator, antara lain melalui laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor RGEC (Risk profile, Good Corporate Governance, Earnigs, Capital).

BAB I PENDAHULUAN. faktor RGEC (Risk profile, Good Corporate Governance, Earnigs, Capital). BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penilaian kesehatan bank terbaru menggunakan analisis terhadap faktor RGEC (Risk profile, Good Corporate Governance, Earnigs, Capital). Hal yang perlu dipahami dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Penelitian Deskriptif Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing variabel yang diteliti. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian Bank Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan saat ini menjadi salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran penting di dalam sektor perekonomian. Di Indonesia bank merupakan sebuah lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang dinamis yang mendorong pertumbuhan perekonomian nasional. Usaha bank bukan saja sebagai penyimpan dan pemberi kredit, tetapi juga pencipta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor:8/16/PBI/2006 mengenai Kepemilikan Tunggal Pada Perbankan Indonesia. Peraturan ini dikeluarkan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT.BANK DANAMON, TBK.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT.BANK DANAMON, TBK. ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT.BANK DANAMON, TBK. MEIRUNTU INGELIN THERESIA R. RUNTUWENE DANTJE. KELES ABSTRACT : The purpose of this study to analyze financial performance. Bank Danamon Tbk. the years

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain, kemudian mengelola dana tersebut dan menyalurkannya kepada masyarakat atau

BAB I PENDAHULUAN. lain, kemudian mengelola dana tersebut dan menyalurkannya kepada masyarakat atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu bank berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat atau lembaga lain, kemudian mengelola dana tersebut dan menyalurkannya kepada masyarakat atau lembaga

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN DENGAN METODE CAMELS ( Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ) SKRIPSI

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN DENGAN METODE CAMELS ( Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ) SKRIPSI ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN DENGAN METODE CAMELS ( Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank dalam menjalankan aktivitasnya berfungsi sebagai lembaga intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbankan merupakan sasaran pembangunan ekonomi, dimana perbankan diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di Indonesia. Hal tersebut menandakan

Lebih terperinci