Totok Agung D.H. dan Suwarto Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman
|
|
- Lanny Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 UJI DAYA ADAPTASI DAN INTERAKSI GENOTIPE X LINGKUNGAN GALUR POTENSIAL KETURUNAN PERSILANGAN MENTIK WANGI DENGAN POSO UNTUK PERAKITAN PADI GOGO AROMATIK Totok Agung D.H. dan Suwarto Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman ABSTRACT Crossing between Mentik Wangi (aromatic rice variety) and Poso (high yielding upland rice variety) has been conducted. So far, amount of 9 pure lines that have high yielding and aromatic characteristic have been obtained. The objectives of the research were: 1) to evaluate adaptability of 9 pure lines progeny of crossing between Mentik Wangi and Poso across 8 different locations, 2) to evaluate the effect of genotype x environmental interaction on the growth and yield of 9 pure lines, 3) to select pure lines which has wide adaptability for proposed as candidate of new cultivar, 4) to select pure lines which has specific location adaptability to be proposed as candidate of new specific location cultivar. Amount of 13 genotypes (9 pure lines and 4 comparer cultivars) was sown in the field of 8 different locations, namely Cirebon, Purworejo, Tegal, Kebumen, Banyumas, Batang, Kudus,. Adaptability of genotypes was measured by using regression lines refer to Finlay and Wilkinson. The conclusions are as follow. 1. All the upland rice pure lines perform the good growth and production across 8 different locations. 2. Adaptability of 9 pure lines was varied across 8 different locations. A part of pure lines shows the low adaptability across locations, some of pure lines show high adaptability across locations, and a part of them shows good adaptation in specific locations. 3. There are genotype x environmental interaction on yield components (number of tiller, panicle length, number of grain, and 1000 seed weight) that is showed by changing of the rank of genotypes in different locations. 4. The pure lines which have wide adaptability are G10 (4,0521 t ha -l ), G19 (4,0 t ha -l ), G39 (4,18 t ha -l ), G12 (3.7 t ha -l ), and G136 (4,1 t ha -l ) that may be proposed as candidates of new aromatic upland rice cultivars. The pure lines which have specific adaptability are Situpatenggang at the fertile locations. Key words : Adaptability, genotype x environmental interaction, aromatic upland rice. PENDAHULUAN Padi adalah salah satu tanaman biji-bijian yang paling penting di Indonesia, karena dikonsumsi oleh seluruh masyarakat. Padi juga menjadi komoditas yang sangat strategis, baik dari sisi ekonomi maupun politis. Pada tahun 2004 produksi padi diperkirakan mencapai juta ton gabah kering giling. Angka ini lebih tinggi 2.93 % dibandingkan dengan produksi tahun 2003 yaitu juta ton gabah kering giling (BPS, 2004). Akan tetapi, peningkatan produksi tersebut masih belum mampu memenuhi kebutuhan beras nasional. Gejala kekurangan beras dalam negeri telah terlihat sejak tahun Pada periode tahun , laju pertumbuhan produksi beras nasional hanya 1.04 % pertahun, laju pertumbuhan produktivitas padi hanya 0.06 % pertahun dan laju pertumbuhan luas lahan padi 0.98 % pertahun, sementara laju pertumbuhan penduduk sekitar 1.8 % pertahun. Oleh karena itu, upaya peningkatan produksi padi harus tetap dilakukan. Peningkatan produksi padi selain dapat dilakukan pada padi sawah juga dapat dilakukan pada padi lahan kering pada musim hujan atau yang dikenal dengan nama padi gogo. Potensi padi gogo masih sangat besar karena Indonesia memiliki lahan kering mencapai juta ha yang belum dimanfaatkan secara optimal. Pada tahun 1999 luas lahan kering yang dimanfaatkan untuk padi gogo baru 1.17 juta ha dengan produksi 2.65 juta ton dan produktivitas 2.27 t ha -l (BPS, 2004). Kultivar padi gogo unggul bermutu hasil tinggi saat ini masih sangat jarang. Dalam rangka perakitan padi gogo bermutu hasil tinggi telah dilakukan persilangan-persilangan antara padi gogo toleran kekeringan berdaya hasil tinggi dan padi aromatik. Persilangan antara Mentik Wangi (Padi aromatik rasa nasi pulen) dan Poso (Padi gogo berdaya hasil tinggi, toleran kekeringan, rasa nasi pera) telah dilakukan. Pada tahun 2004 sejumlah 50 genotipe F5 telah diuji pertumbuhan dan produksinya. Dari 50 genotipe yang diuji tersebut, sejumlah 25 genotipe termasuk aromatik. Dari 25 genotipe aromatik, telah dilakukan seleksi dan diperoleh 19 genotipe berdaya hasil tinggi berdasarkan bobot biji per tanaman (Totok, 2004). Penelitian untuk menguji daya hasil per satuan luas dari 19 genotipe terseleksi telah dilakukan dan diperoleh 9 galur potensial yang berdaya hasil tinggi dan aromatik (Totok dan Utari, 2005). Penelitian lebih lanjut terhadap 9 galur potensial ini perlu dilakukan untuk mempelajari daya adaptasi, stabilitas, dan pengaruh interaksi genotipe x lingkungan terhadap pertumbuhan, hasil, dan sifat aromatik, serta Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah Kompetitif Bogor, 1-2 Agustus
2 untuk mendapatkan galur yang mempunyai daya adaptasi luas dan galur yang mempunyai daya adaptasi khusus. Tujuan penelitian ini adalah : 1) mengetahui dan mempelajari daya adaptasi 9 galur pada 8 lokasi tanam yang berbeda, 2) mempelajari pengaruh interaksi genotipe x lingkungan (8 lokasi tanam) terhadap pertumbuhan dan hasil 9 galur, 3) mencari galur yang mempunyai daya adaptasi luas pada 8 lokasi tanam berbeda untuk diajukan sebagai calon kultivar unggul baru, dan 4) mencari galur yang mempunyai daya daptasi khusus/ spesifik pada satu lokasi untuk diajukan sebagai calon kultivar unggul spesifik lokasi. METODE PENELITIAN Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan kering delapan kabupaten, yaitu Cirebon, Cirebon, Purworejo, Tegal, Kebumen, Banyumas, Batang, Kudus, dan. Penelitian berlangsung selama 8 (delapan) bulan. Bahan dan Alat Bahan penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut. Sejumlah 9 galur keturunan persilangan Mentik Wangi dengan Poso. Empat kultivar pembanding: Mentik Wangi, Poso, Danau Tempe, Silugonggo. Pupuk Urea, SP36 dan KCl. Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat standar percobaan budidaya tanaman padi misalnya cangkul, penggaris, timbangan, oven. Perlakuan dan Rancangan Percobaan Faktor yang dicoba adalah 13 genotipe yang meliputi 9 galur keturunan persilangan padi Mentik Wangi dengan Poso, dan 4 kultivar pembanding yang ditanam pada 8 (delapan) lokasi yang berbeda. Delapan lokasi yang dicoba yaitu: Cirebon, Cirebon, Purworejo, Tegal, Kebumen, Banyumas, Batang, Kudus, dan. Penelitian eksperimental ini menggunakan rancangan acak kelompok tiga kali ulangan. Dengan demikian, total ada 8 percobaan identik yang dilakukan pada 8 lokasi yang berbeda. Ukuran petak percobaan adalah 5 x 2.5 m. Jarak tanam padi adalah 25 x 25 cm. Pengamatan Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah anakan, panjang malai, jumlah anakan produktif, ukuran biji (bobot 1000 biji), jumlah biji per malai, bobot gabah kering perrumpun, persentase gabah isi, hasil gabah kering giling perpetak (10 m 2 ) dan perhektar, dan kualitas beras (sifat aromatik). Pengamatan sifat aromatik pada tanaman menggunakan metode Yanjun et al., (1992). Pada metode ini, daun sebanyak 2 g diiris kecil-kecil kemudian direndam dalam larutan 10 ml KOH 1,7% selama 10 menit pada suhu 25 o 30 o dalam keadaan tertutup, kemudian dideteksi aroma daun dengan indra penciuman. Data pertumbuhan dianalisis varian dan uji jarak ganda (DMRT). Data komponen hasil dianalisis dengan uji F gabungan untuk lokasi yang mempunyai varian galat homogen berdasarkan uji homogenitas Bartletts. Uji lanjut dilakukan apabila uji F menunjukkan pengaruh nyata. (Steel and Torrie, 1980). Analisis regresi linier menurut Finlay dan Wilkinson (1963) digunakan untuk menguji adaptabilitas genotipe, sebagai berikut. Yij = + gi Ij + ij dimana : Yij : Rata-rata hasil suatu genotipe ke I pada lokasi ke j : Nilai rata-rata populasi gi : Koefisien regresi genotipe ke i Ij : Indek lingkungan lokasi ke j ij : Simpangan regresi genotipe ke i pada lokasi ke j yang hasilnya stabil dan dapat menyesuaikan diri pada berbagai lokasi adalah genotipe yang mempunyai koefisien regresi mendekati satu dan garis regresinya berada di atas garis regresi rata-rata. Garis regresi genotipe yang memotong regresi rata-rata dan ujung regresi di atas nilai rata-rata, berarti genotipe tersebut adaptif pada lingkungan yang subur/baik. Garis regresi genotipe yang memotong regresi rata-rata dan ujung regresi di bawah nilai rata-rata berarti genotipe tersebut adaptif pada lingkungan kurang subur. Garis regresi genotipe yang berada di bawah regresi rata-rata berarti genotipe tersebut adaptasinya tidak baik pada semua lokasi. 188 Makalah Oral
3 HASIL DAN PEMBAHASAN Secara umum sembilan galur dan empat kultivar pembanding yang ditanam di delapan lokasi yang berbeda sejak Januari 2006 sampai dengan Mei 2006 mampu menunjukkan pertumbuhan dan berproduksi dengan baik. Beberapa masalah yang muncul di lapangan dapat diatasi, misalnya kehadiran hama dan kerebahan. Hama utama yang menyerang pertanaman adalah burung dan wereng batang coklat. Patogen yang menyerang pertanaman tidak ada atau kurang terdeteksi. Uji aromatik menunjukkan bahwa sembilan galur yang ditanam termasuk aromatik, sebagaimana kultivar Mentik Wangi dan Situpatenggang. Kultivar Poso dan Silugonggo menunjukkan sebagai padi tidak aromatik. Umur berbunga berkisar antara 70 hari sampai 92 hari dan tanaman dapat dipanen berkisar antara 94 sampai 115 hari. Penampilan komponen pertumbuhan padi gogo aromatik lintas lokasi Perbedaan tinggi tanaman antar genotipe lintas lokasi ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel menunjukkan bahwa tinggi tanaman antar genotipe bervariasi nyata dalam tiap lokasi. Tanaman terendah ditunjukkan oleh Kultivar Silugonggo di (68 cm) dan tertinggi oleh kultivar G35 di Kebumen (l56 cm). Rata-rata tanaman terendah lintas lokasi adalah kultivar Silugonggo (80 cm) dan tertinggi lintas lokasi adalah G12 (l27 cm). Tabel 1. Perbedaan Tinggi Tanaman antar pada 8 Lokasi Tanam (cm) Rerata galur G de ce bd de bc eg cd de G cd c bf cd 94.9 ab de cd cd G f cd df e b g ef f G f de ef e bc fg de de G bc b b bd 82.7 ab bc bc 95.4 bc G b cd b cd 99.1 ab de cd de G f cd df cd 99.9 ab h f de G cd cd f d bc ef de e G de e be b 91.9 ab bc cd ce Poso de cd cf de b fg ef f Mentik wangi e cd bc bd c cd cd de Silugonggo 84.7 a 82.8 a 78.7 a 85.4 a 67.4 a 89.8 a 81.0 a 68.5 a 79.8 Situ Patenggang bc b bd bc 96.6 ab b 97.3 b 88.8 b Perbedaan jumlah anakan produktif antar genotipe lintas lintas lokasi ditunjukan pada Tabel 2. Jumlah anakan produktif bervariasi nyata antar genotipe dalam tiap lokasi. Jumlah anakan produktif paling sedikit ditunjukkan oleh G39 di (10 anakan) dan tertinggi oleh Gl0 di Purworejo (23 anakan). Rata-rata jumlah anakan produktif paling sedikit lintas lokasi adalah Situpatenggang (l2 anakan) dan tertinggi lintas lokasi adalah Silugonggo (2l anakan). Tabel 2. Perbedaan Jumlah Anakan Produktif antar pada 8 Lokasi Tanam (bh) G de 18.5a 16.5 ac 16.0 be 21.9 cd 19.1 bc 18.1bd 15.1bc 18.3 G e 17.8 a 22.6 de 19.3 de 15.8 ab 20.3 c 19.5 cd 13.6 ac 19.0 G bc 12.9 bd 22.2 ce 12.9 ab 15.0 ab 19.7 bc 17.5 bd 13.7 ac 16.5 G bc 12.0 cd 20.5 bd 13.0 ab 17.6 bc 19.8 bc 18.7 bd 11.8 ac 16.4 G ce 15.7 ac 19.5 bd 15.0 bd 11.8 a 21.2 c 15.2 ab 10.7 ac 16.2 G c 15.2 ac 12.3 a 15.9 be 13.3 ab 20.4 c 15.4 ab 10.9 ac 15.5 G e 14.3 ac 16.3 ab 13.9 bc 12.0 a 20.3 c 20.7 de 11.2 ac 16.5 G bd 11.9 cd 19.5 bd 16.3 be 21.9 d 16.0 ab 16.7 ac 10.0 ab 16.9 G bd 14.7 ac 21.4 be 15.3 bd 11.7 a 19.5 bc 20.2 cd 12.2 ac 16.7 Poso 16.4 b 13.9 ac 20.3 bd 18.0 ce 14.4 ab 18.3 ac 15.5 ab 13.4 ac 16.3 Mentik wangi 19.7cd 15.9 ac 20.8 be 16.9 be 17.7 bc 22.0 c 23.9 ef 12.3 ac 18.7 Silugonggo 19.5 bd 16.9 ab 26.4 e 20.3 e 24.5 d 22.2 c 25.9 f 16.9 c 21.6 Situ Patenggang 13.3 a 8.9 d 17.7 ad 9.2 a 11.4 a 14.9 a 13.1 a 7.9 a Perbedaan umur berbunga antar genotipe lintas lintas lokasi ditunjukan pada Tabel 3. Umur berbunga bervariasi nyata antar genotipe dalam tiap lokasi. Umur berbunga paling pendek Ratarata Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah Kompetitif Bogor, 1-2 Agustus
4 ditunjukkan oleh Kultivar Silungonggo di Batang (59 hst) dan paling panjang oleh G34 di Banyumas (97 hst). Rata-rata umur berbunga paling pendek lintas lokasi adalah Silugonggo (70 hst) dan terpanjang lintas lokasi adalah G34 (92 hst). Tabel 3. Perbedaan Umur Berbunga antar pada 8 Lokasi Tanam (hst) G d 84.3 d 81.5 bc 81.0 bc 75.6 bc 80.3 b 79.7 c 82.3 c 81.9 G bc 84.0 d 80.5 b 82.3 c 68.7 b 81.0 b 80.0 c 82.3 c 81.5 G d 85.0 d 81.8 cd 81.3 bc 72.5 c 80.7 b 80.0 c 81.3 bc 82.2 G d 89.0 c 82.7 de 82.3 c 83.9 c 82.7 c 81.0 cd 82.3 c 83.4 G d 95.3 ab 83.5 e 81.7 bc 65.8 b 84.7 d 85.3 e 81.7 c 84.6 G g 96.7 a 92.3 h 93.7 f 68.7 e 90.7 g 88.3 f 93.3 e 92.5 G f 89.3 c 90.0 g 91.7 e 72.1 e 88.7 f 87.3 f 92.3 e 90.3 G cd 85.3 d 82.3 ce 81.7 bc 84.9 e 82.7 c 82.0 d 81.7 c 83.8 G cd 95.3 ab 82.3 cd 81.7 bc 68.3 d 82.7 c 85.3 e 81.7 c 84.1 Poso 86.3 e 95.0 ab 86.2 f 89.7 d 83.3 d 86.0 e 84.3 e 90.3 d 88.4 Mentik wangi 86.0 e 92.0 bc 85.5 f 89.0 d 94.4 f 84.7 d 84.0 e 89.3 d 87.9 Silugonggo 69.7 a 65.0 e 70.2 a 70.3 a 59.2 a 70.7 a 70.3 a 71.0 a 70.3 Situ Patenggang 79.7 b 82.3 d 80.3 b 80.3 b 66.7 c 80.7 b 73.7 b 80.3 b 80.1 Tabel 4. Perbedaan Umur Panen antar pada 8 Lokasi Tanam (hst) Rata- rata G cd bc bc c b c b G b cd b cd b c cd G c ac bc de b c cd G c ac d f c d cd G ce ac f e ef ef d G df ab g h g gh f G f a g f fg h f G bc ab cd h c d d G e ab e h c e de Poso e ab f fg de fg f Mentik wangi e ab f g d eg e Silugonggo 94.7 a 88.0 e 94.7 a 94.7 a a 96.3 a 90.0 a 93.9 Situ Patenggang b d b b b b c Tabel 5. Perbedaan Panjang Malai antar Padi Gogo Aromatik pada 8 Lokasi T (cm) G d 25.0 ac 24.9 bc 24.4 ac 23.8 bc 29.3 g 24.9 ce 22.3 bc 24.7 G d 25.3 ab 25.0 bc 25.8 be 23.2 bc 27.8 df 24.1 bd 23.6 bd 24.8 G d 24.3 ac 24.7 bc 26.3 ce 28.0 d 29.0 fg 25.4 de 24.6 bd 25.8 G d 23.4 be 25.7 bc 27.1 de 24.1 d 28.4 fg 23.2 ac 24.2 bd 25.0 G b 23.0 ce 24.8 bc 24.1 ac 18.9 a 26.7 cd 22.8 ab 23.0 bd 23.1 G bc 22.6 e 22.7 a 24.8 ad 23.7 bc 26.2bc 23.4 ad 23.5 bd 23.6 G e 22.5 e 25.1 bc 27.5 e 22.8 bc 28.7 fg 25.0 ce 23.9 bd 25.1 G d 24.9 ad 26.3 c 25.3 be 22.2 bc 28.2 eg 26.2 e 23.5 bd 25.0 G cd 25.7 a 23.9 ab 25.1 be 23.2 bc 27.0 ce 23.9 bd 24.8 cd 24.6 Poso 23.5 d 24.1 ae 26.1 c 26.0 ce 22.0 bc 28.1 eg 23.9 bd 25.5 d 24.9 Mentik wangi 21.6 b 22.9 de 24.1 ab 25.0 be 21.6 b 27.2 ce 23.2 ac 22.7 bc 23.6 Silugonggo 19.9 a 20.7 f 22.3 a 22.3 a 17.7 a 22.6 a 21.7 a 17.7 a 20.6 Situ Patenggang 21.2 b 24.6 ad 25.0 bc 23.3 ab 21.7 b 25.4 b 22.4 ab 22.0 b 23.2 Perbedaan umur panen antar genotipe lintas lintas lokasi ditunjukan pada Tabel 4. Umur panen bervariasi nyata antar genotipe dalam tiap lokasi. Umur panen paling pendek ditunjukkan oleh Silungonggo di Banyumas (88 hst) dan paling panjang oleh G34 di (l21 hst). Rata -rata Ratarata 190 Makalah Oral
5 Rata-rata umur panen paling pendek lintas lokasi adalah Silugonggo (94 hst) dan terpanjang lintas lokasi adalah G35 (ll6 hst). Penampilan komponen hasil padi gogo aromatik lintas lokasi Perbedaan panjang malai antar genotipe lintas lokasi ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel menunjukkan bahwa panjang malai antar genotipe bervariasi nyata dalam tiap lokasi. Malai terpendek ditunjukkan oleh Silugonggo di dan Batang (18 cm) dan terpanjang G12 di Kebumen (29 cm). Rata-rata malai terpendek lintas lokasi adalah Silugonggo (21 cm) dan terpanjang lintas lokasi adalah G12 (26 cm). Perbedaan jumlah gabah total permalai antar genotipe lintas lintas lokasi ditunjukan pada Tabel 6. Jumlah gabah total permalai bervariasi nyata antar genotipe dalam tiap lokasi. Jumlah gabah total permalai paling sedikit ditunjukkan oleh Silugonggo di (56 biji) dan tertinggi oleh Situpatenggang di Kebumen (265 biji). Rata-rata jumlah gabah total permalai paling sedikit lintas lokasi adalah Silugonggo (96 biji) dan tertinggi lintas lokasi adalah Situpatenggang (l74 biji). Tabel 6. Perbedaan Jumlah Gabah Total Per Malai antar pada 8 Lokasi Tanam (bh) G a 99.7 bd 99.6 a a 98.8 bc bd a 81.8 b G ab 113. bd ac ab de bc ac 84.3 b G de b c cd e e cd cd G ce bc bc c cd d cd bc G be bd de bc 79.9 a d ad cd G ad bc ab bc cd bd ad cd G ce bd ab ac bc ab ac cd G ef b e bc bc ef e de G ac bd bc bc bd cd bd cd Poso ce b cd bc bc cd cd e Mentik wangi ab 90.3 cd ac ac bd bd ac bc Silugonggo ab 83.3 d ab a 72.7 ab a ab 56.1 a 96.3 Situ Patenggang f a de d de f de cd Tabel 7. Perbedaan Persentase Gabah Isi antar Padi Gogo Aromatik pada 8 Lokasi Tanam (%) G ab be 86.9 bc 85.1 ce 78.9 ac 77.5 be 66.5 ab 77.7 G ab be 87.0 bc 85.4 ce 78.9 ac 70.1 ac 73.3 ab 76.7 G a ad 86.6 bc 78.4 be 79.3 ac 73.2 ad 65.5 ab 75.1 G ab ac 81.8 bc 76.7 be 70.6 a 73.4 ad 63.9 ab 72.6 G ab de 88.4 c 53.1 a 84.9 bd 70.6 ac 59.1 a 73.5 G ab ac 88.6 c 68.6 b 82.6 ad 78.1 be 71.7 ab 77.0 G ab be 70.3 a 75.6 bd 73.9 ab 70.8 ac 62.1 ab 72.9 G ab ab 87.0 bc 85.6 ce 81.6 ac 85.6 de 68.6 ab 78.9 G b be 77.3 ab 89.5 de 87.2 cd 68.7 ab 76.7 b 79.2 Poso 72.3 ab e 77.3 ab 76.6 be 80.9 ac 68.2 ab 74.4 b 76.0 Mentik wangi 70.7 ab ce 85.5 bc 72.2 bc 85.1 bd 62.4 a 66.6 ab 74.3 Silugonggo 72.2 ab a 81.9 bc 91.2 c 93.9 d 89.5 e 71.9 ab 79.6 Situ Patenggang 76.5 b a 77.0 ab 87.9 de 82.2 ad 84.4 ce 68.8 ab 77.6 Perbedaan persentase gabah isi permalai antar genotipe lintas lintas lokasi ditunjukan pada Tabel 7. Persentase gabah isi permalai bervariasi nyata antar genotipe dalam tiap lokasi. Persentase gabah isi permalai paling sedikit ditunjukkan oleh G35 di (62 %) dan tertinggi oleh Silugonggo di Kebumen (94 %). Rata-rata persentase gabah isi permalai paling sedikit lintas lokasi adalah G35 (72 %) dan tertinggi lintas lokasi adalah Silugonggo (79 %). Perbedaan bobot 1000 biji antar genotipe lintas lintas lokasi ditunjukan pada Tabel 8. Bobot 1000 biji bervariasi nyata antar genotipe dalam tiap lokasi. Bobot 1000 biji paling sedikit ditunjukkan oleh oleh Silugonggo di Kudus (20 g) dan tertinggi Gl0 di Purworejo (30 g). Rata- Ratarata Ratarata Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah Kompetitif Bogor, 1-2 Agustus
6 rata bobot 1000 biji paling sedikit lintas lokasi adalah Silugonggo (22 g) dan tertinggi lintas lokasi adalah Gl0 (28 g). Tabel 8. Perbedaan Bobot 1000 Biji antar Padi Gogo Aromatik pada 8 Lokasi Tanam(g) Rata- - rata G bc 27.1 bd 20.9 ab 23.2 ab 24.4 d 25.4 bc 22.7 ab 23.4 ab 24.1 G g 29.1 a 24.2 e 29.2 e 27.1 g 27.7 d 25.4 cd 29.2 ef 27.7 G e 26.8 bd 20.3 a 25.9 be 26.0 g 26.3 bd 22.3 a 26.5 cd 25.2 G g 27.7 ac 23.7 de 27.2 ce 26.7 g 27.6 d 24.4 bd 29.6 f 27.1 G d 26.9 bd 21.2 ab 28.6 de 19.2 a 25.4 bc 24.0 ad 23.6 ab 24.5 G bc 25.8 ce 20.0 a 22.7 ab 25.9 fg 25.1 b 23.8 ad 23.2 ab 24.0 G c 26.9 bd 21.5 ac 23.2 ab 24.3 d 23.3 a 23.8 ad 21.6 a 23.8 G de 25.2 de 21.3 ab 24.9 bd 24.9 ef 25.7 bc 23.5 ac 24.9 bc 24.7 G b 24.8 e 20.6 ab 19.7 a 22.3 b 26.8 cd 22.8 ab 24.7bc 23.3 Poso 28.3 f 26.9 bd 22.2 bd 24.0 bc 24.8 de 26.0 bd 24.3 bd 25.1 bc 25.2 Mentik wangi 28.2 f 27.9 ab 23.1 ce 25.3 be 22.8 bc 26.3 bd 25.2 cd 27.2 de 25.8 Silugonggo 23.0 a 21.1 f 19.7 a 21.9 ab 22.1 b 23.5 a 22.9 ab 23.3 ab 22.2 Situ Patenggang 27.3 de 24.7 e 20.9 ab 23.6 ac 23.6 cd 25.6 bc 25.6 d 23.9 b 24.4 Tabel 9. Perbedaan Bobot Gabah Per Rumpun antar Padi Gogo Aromatik pada 8 Lokasi Tanam (g) Rata- rata G a 22.7 ab 17.1 a 17.2 a a 23.9 ab 18.2 ac 22.5 G a 21.1 ab 34.0 bc 27.5 ab ab 23.7 ab 16.9 ac 27.3 G bc 14.0 bc 27.7 ac 18.1 ab ab 23.1 a 23.6 ac 25.1 G ce 19.2 ab 32.4 bc 21.7 ab a 26.0 ab 18.0 ac 25.0 G df 23.4 ab 32.4 bc 27.4 ab d 26.2 ab 17.8 ac 26.2 G ab 22.7 ab 19.1 a 27.3 ab ab 25.6 ab 18.7 ac 22.9 G ac 25.8 a 18.3 a 19.2 ab a 24.4 ab 13.4 a 21.8 G ce 20.9 ab 37.9 c 23.7 ab d 33.2 c 20.3 ac 29.3 G f 18.9 ab 36.3 c 18.9 ab bd 26.4 ab 26.6 bc 28.6 Poso 29.8 be 26.5 a 38.1 c 29.0 b ab 24.3 ab 29.6 c 28.3 Mentik wangi 28.7 ac 22.8 ab 31.3 bc 28.0 ab ac 29.5 bc 20.9 ac 27.8 Silugonggo 29.0 ad 18.9 c 22.8 ab 22.1 ab ab 25.3 ab 14.0 ab 20.1 Situ Patenggang 33.5 ef 20.8 ab 27.7 ac 16.9 a cd 28.0 ac 10.8 a 25.3 Tabel 10. Perbedaan Bobot Gabah Per Petak Efektif (g) antar pada 8 Lokasi Tanam Rata- rata G a ac a ab ac ac G a ac de bd ab ac G bc ab ab ab a ac G cf bc ad a ab ac G fg ab e f bc ac G b ac ce cd ac ac G bc ac ac a ac a G de c be de d ac G g ac ac f ac bc Poso ef c be bd ac c Mentik wangi bd a be bc c ac Silugonggo ce d ac bc ac ab Situ Patenggang fg ac ac ef bc a Perbedaan bobot gabah perumpun antar genotipe lintas lintas lokasi ditunjukan pada Tabel 9. Bobot gabah perumpun bervariasi nyata antar genotipe dalam tiap lokasi. Bobot gabah perumpun paling sedikit ditunjukkan oleh oleh Silugonggo di Batang (11 g) dan tertinggi G39 di 192 Makalah Oral
7 Kudus (38 g). Rata-rata bobot gabah perumpun paling sedikit lintas lokasi adalah Silugonggo (20 g) dan tertinggi lintas lokasi adalah G39 dan G136 (29 g). Perbedaan bobot gabah per petak efektif (10 m -2 ) antar genotipe lintas lintas lokasi ditunjukan pada Tabel 10. Bobot gabah per petak efektif bervariasi nyata antar genotipe dalam tiap lokasi. Bobot gabah per petak efektif paling sedikit ditunjukkan oleh oleh Situpatenggang di (0.32 kg) dan tertinggi Gl0 di Batang (3.3 kg). Rata-rata bobot gabah per petak efektif paling sedikit lintas lokasi adalah Silugonggo (l.52 kg) dan tertinggi lintas lokasi adalah G39 dan G139 (2.09 kg). Sejumlah empat genotipe, Gl0, Gl9, G39, dan Gl36, menampilkan rata-rata daya hasil yang lebih tinggi dari semua kultivar pembanding. Gl9, G39, dan Gl36 lebih unggul dibandingkan dengan empat kultivar pembanding di lima lokasi. Bobot gabah per petak efektif empat genotipe ini, G10 (2 026 g), G19 (2 001 g), G39 (2 090 g), dan G136 (2 053), jika dikonversi dalam luasan hektar adalah t ha -l (G10), 4.0 t ha -l (G19), 4.18 t ha -l (G39), dan 4.1 t ha -l (G136). Pengaruh Interaksi x Lingkungan Terhadap Komponen Hasil. Tabel 11 menampilkan matriks analisis varian gabungan terhadap komponen hasil padi gogo aromatik. Tabel 11 menunjukkan bahwa komponen hasil berbeda nyata antar genotipe, kecuali pada bobot gabah per petak efektif. Perbedaan lokasi berpengaruh nyata terhadap semua komponen hasil padi. Interaksi genotipe x lokasi tanam juga berpengaruh nyata terhadap semua komponen hasil. Interaksi genotipe x lokasi tanam mengindikasikan bahwa pengaruh perbedaan lokasi tanam terhadap komponen hasil genotipe tidak konsisten. Ada genotipe tertentu yang unggul untuk suatu komponen hasil di satu lokasi, tetapi genotipe tersebut tidak unggul di lokasi yang lain untuk komponen hasil yang sama, dan sebaliknya Interaksi genotipe x lingkungan menunjukkan bahwa pengaruh perbedaan lokasi tanam dalam hal komponen hasil bergantung kepada variasi genotipe yang diamati. Interaksi genotipe x lokasi tanam dapat dikatakan sebagai ketidakmampuan genotipe untuk memberikan respon secara sama pada lokasi tanam yang berbeda. Ini ditunjukkan dengan perubahan ranking genotipe dalam hal komponen hasil pada lokasi tanam yang berbeda. Pada tabel 10 ditunjukkan bahwa G136 menempati ranking pertama untuk bobot gabah per petak efektif di Purworejo dan Kudus, tetapi menempati ranking 5 di Banyumas dan Batang. G19 menempati rangking pertama di Tegal dan Kebumen, tetapi ranking tiga di Banyumas dan Kudus. Tabel. 11. Matrik Analisis Varian Gabungan Komponen Hasil l3 Padi Gogo Lintas 8 Lokasi. Komponen hasil Sumber keragaman Jml anakan produktif Panjang malai Jml gbh/ malai Bobot 1000 biji Bobot gbh/ rumpun Bobot gbh/ ptk eff. (G) * * * * * tn Lokasi (L) * * * * * * Interaksi GxL * * * * * * Keterangan: tn dan * adalah tidak berbeda nyata dan berbeda nyata Studi daya adaptasi dan interaksi genotipe x lingkungan telah dilakukan pada berbagai tanaman. Pada tanaman padi, studi interaksi genotipe x musim tanam (Oosato et al., 1996) dan pengaruh kepadatan populasi (Gravois dan Helms, 1992) telah dilakukan. Pada tanaman jagung, studi pengaruh kepadatan populasi (Cox, 1996), dan pengaruh musim (Prasad dan Singh, 1990; Mahajan dan Khehra, 1992) juga telah dilakukan. Kajian kepadatan populasi pada kedelai (Board et al., 1996; Wells, 1993), pada sorghum (M Khaitir dan Vanderlip, 1992), interaksi saat tanam dengan musim pada kacang navy telah dilaporkan (Redden et al., Pengaruh interaksi genotype x lingkungan terhadap pertumbuhan dan hasil ada pada padi galur gogo generasi F5 (Totok, 2004). Adaptabilitas galur padi gogo aromatik yang menunjukkan garis regresi di atas regresi rata-rata menunjukkan adaptasi yang baik pada semua lokasi. Gambar l menunjukkan bahwa genotipe G10, G12, G19, G39, G136, dan kultivar Mentikwangi mempunyai garis regresi di atas regresi rata-rata. Berarti, enam genotipe ini mempunyai stabilitas yang tinggi di delapan lokasi yang dicoba. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah Kompetitif Bogor, 1-2 Agustus
8 G136 G39 G19 G12 MW G10 Rerata Bobot gabah perpetak efektif (g) L8 Kudus L3 Banyumas L2 Tegal L4 Cirebon L7 Batang L5 Kebumen L6 Purworejo L1 Lokasi Gambar l. Bobot gabah per petak efektif di atas rata-rata Keterangan: persamaan regresi tiap galur adalah sebagai berikut. yl36= 299.8x , R 2 = ; y39 = 257.6x , R 2 = ; yl9 = 253.8x , R 2 = ; yl2= 239.9x , R 2 = ; ymw= 222.2x , R 2 = ; yl0= 243.4x , R 2 = Bobot gabah perpetak efektif (g) L8 Banyumas L2 Cirebon L7 Kebumen L6 Stp Rerata PS G13 Lokasi Gambar 2. Bobot gabah per petak efektif spesifik lokasi Keterangan: persamaan regresi tiap galur adalah sebagai berikut. ystp= 338.9x + 272, R 2 = ; yps= 216.6x , R 2 = ; y13 =217.4x , R 2 = ; yang membuat garis regresi menyilang regresi rata-rata dengan nilai lebih rendah di daerah kurang subur dan lebih tinggi di daerah lebih subur menunjukkan adaptasi baik di lingkungan subur. Termasuk dalam kelompok ini adalah Situpatenggang (Gambar 2). yang membuat garis regresi menyilang regresi rata-rata dengan nilai lebih tinggi di daerah kurang subur dan lebih rendah di daerah subur menunjukkan adaptasi baik di lingkungan kurang subur. Termasuk kelompok ini adalah Poso dan G13 (Gambar 2). 194 Makalah Oral
9 Adanya garis regresi yang saling menyilang juga menunjukkan adanya interaksi genotipe x lingkungan, di mana perbedaan besarnya respon genotipe terhadap perubahan lingkungan tidak sama antar genotipe. yang membuat garis regresi di bawah regresi rata-rata menunjukkan adaptasi yang buruk pada semua lokasi. Termasuk dalam kelompok ini adalah G9, G34, G35, Mentikwangi, dan Silugonggo (Gambar 3) Bobot gabah perpetak efektif (g) Lokasi Rerata G34 G9 Slg G35 L8 Kudus L3 Banyumas L2 Tegal L4 Cirebon L7 Batang L5 Kebumen L6 Purworejo L1 Gambar 3. Bobot gabah per petak efektif di bawah rerata Keterangan: persamaan regresi tiap galur adalah sebagai berikut. yslg= 222.9x , R 2 = ; y9= 228.3x , R 2 = 0.607; y34=230.3x , R 2 = ; y35=204.8x , R 2 = Memperhatikan potensi hasil yang tinggi (Tabel 10) dan stabilitas yang tinggi (Gambar 1), maka sejumlah 5 galur yaitu G136, G39, G19, G12, dan G10 berpotensi untuk menjadi genotipe unggul berdaya hasil tinggi, adaptabilitasnya tinggi, dan stabil terhadap kondisi lingkungan. KESIMPULAN 1. Sembilan galur potensial keturunan persilangan padi Mentik Wangi dengan Poso menunjukkan kemampuan untuk tumbuh dan berproduksi dengan baik di delapan lokaksi tanam yang berbeda. 2. Daya adaptasi 9 galur bervariasi pada delapan lokasi tanam bervariasi. Ada 3 galur yang beradaptasi buruk pada semua lokasi, ada 5 galur yang beradaptasi baik pada semua lokasi, dan ada 1 galur yang beradaptasi baik pada lokasi tertentu. 3. Interaksi genotipe x lingkungan (8 lokasi tanam) ada pada komponen hasil (jumlah anakan per rumpun, panjang malai, jumlah gabah,bobot 1000 biji, dan bobot gabah), ditunjukkan dengan perubahan ranking galur pada lokasi yang berbeda. 4. Galur yang mempunyai daya adaptasi luas pada 8 lokasi tanam berbeda dan berdaya hasil tinggi adalah G136 (4,1 t ha -l ), G39 (4,18 t ha -l ), G19 (4,0 t ha -l ), G12 (3,73 t ha -l ) dan G10 (4,0521 t ha -l ), yang dapat diajukan sebagai calon kultivar unggul baru. 5. yang mempunyai daya daptasi khusus/ spesifik pada satu lokasi adalah Situpatenggang di lingkungan subur, dan Poso dan G13 di lingkungan kurang subur. IMPLIKASI DAN SARAN Penelitian tambahan menyangkut ketahanan terhadap hama dan penyakit utama padi gogo aromatik, dan identifikasi galur tingkat molekuler diperlukan untuk menambah informasi yang diperlukan dalam rangka pelepasan kultivar unggul baru dan pengajuan Perlindungan Varietas Tanaman. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah Kompetitif Bogor, 1-2 Agustus
10 Sebatas pada penelitian ini, lima galur (G136, G39, G19, G12, dan G10) berpotensi diajukan sebagai calon kultivar unggul baru padi gogo aromatik. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada TPSDP ADB Loan Dirjen Dikti, Depdiknas yang telah membiayai penelitian ini melalui Research Grant DAFTAR PUSTAKA BPS Statistik Indonesia. Biro Pusat Statistik. Jakarta. Board, J. E., W. Zhang, and B.G. Harville Yield rankings for soybean cultivars grown in narrow and wide rows with late planting date. Agron. J. 88: Cox, W. J Whole plant physiological and yield responses of maize to plant density. Agron J. 88: Finlay, K. W. dan G. N. Wilkinson The analysis of adaptation in a plant breeding programme. Aust. J. Agron. Res. 114: Mahajan, V. and A. S. Khehra Stability analysis of kernel yield and its component in maize in winter and mansoon seasons. Indian J. Genneth. 52: M Khaitir, Y. O. and R. L. Vanderlip Grain sorghum and pearl millet response to date and rate planting. Agron. J. 84: Oosato, K. F., Y. Hamachi, Y. Matsue, and T. Yoshida x environtment interaction of palatability in rice. Jpn. J. Crop. Sci. 65: Prasat, S. K. and T. P. Singh Genetic diversity under different environtments in maize (Zea mays L.). Indian J. Genet. 50: Redden, R. J., W. Tompkins, and T. Usher Growth interactions of navy bean varieties with sowing date and season. Aust. J. Exp. Agric. 37: Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie Prinsip dan Prosedur Statistika. Suatu Pendekatan Biometrik (terjemahan). P.T. Gramedia. Jakarta. Totok, A. D. H Pertumbuhan, hasil, dan mutu beras genotip F5 dari persilangan padi Mentikwangi x Poso dalam rangka perakitan padi gogo aromatik. Jurnal Pembangunan Pedesaan. (4).2: dan R. S. Utari Uji daya hasil galur potensial F6 keturunan persilangan padi Mentikwangi x Poso dibanding tetuanya dalam rangka perakitan padi gogo aromatic. Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian Unsoed. 196 Makalah Oral
Jurnal Pembangunan Pedesaan Vol. 7 No. 1, April - Juli 2007: ISSN
PENGARUH INTERAKSI GENOTIP X LOKASI TANAM TERHADAP KOMPONEN HASIL GALUR POTENSIAL PADI GOGO AROMATIK GENOTYPE X LOCATION INTERACTION EFFECT ON YIELD COMPONENTS OF POTENTIAL PURE LINES AROMATIC UPLAND RICE
Lebih terperinciOleh: Totok Agung Dwi Haryanto Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto (Diterima: 25 Agustus 2004, disetujui: 27 September 2004)
PERTUMBUHAN, HASIL, DAN MUTU BERAS GENOTIPE F5 DARI PERSILANGAN PADI MENTIK WANGI X POSO DALAM RANGKA PERAKITAN PADI GOGO AROMATIK GROWTH, YIELD, AND RICE QUALITY OF F5 GENOTYPES PROGENY OF CROSSING BETWEEN
Lebih terperinciPengaruh Waktu Tanam dan Genotipe Padi Gogo terhadap Hasil
PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 30 NO. 1 2011 Pengaruh Waktu Tanam dan Padi Gogo terhadap Hasil Totok A.D.H. 1, Suwarto 1, A. Riyanto 1, D. Susanti 1, I.N. Kantun 2, dan Suwarno 3 1 Fakultas Pertanian
Lebih terperinciPRAKATA. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah atas berbagai karunianya sehingga
PRAKATA Alhamdulillah, segala puji bagi Allah atas berbagai karunianya sehingga naskah orasi ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik. Dilatar belakangi kenyataan bahwa sampai saat ini ketahanan pangan
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009
LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009 UJI ADAPTASI POPULASI-POPULASI JAGUNG BERSARI BEBAS HASIL PERAKITAN LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Peneliti
Lebih terperinciUJI DAYA HASIL DAN LAJU ASIMILASI BERSIH GALUR-GALUR MURNI PADI GOGO AROMATIK (Oryza sativa, L) DI PURWOREJO
UJI DAYA HASIL DAN LAJU ASIMILASI BERSIH GALUR-GALUR MURNI PADI GOGO AROMATIK (Oryza sativa, L) DI PURWOREJO Oleh: Diah Ratnasari 1, Ponendi Hidayat 2, Sunarto 2, dan Totok Agung D. H. 2 1 Alumni Fakultas
Lebih terperinciSELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO
SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO Sutardi, Kristamtini dan Setyorini Widyayanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta ABSTRAK Luas
Lebih terperinciPertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Padi Gogo di Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan
Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Padi Gogo di Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan Gusmiatun 1*) ABSTRAK Memanfaatkan lahan kering untuk budidaya padi gogo merupakan salah satu alternatif upaya
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,
Lebih terperinciPERAKITAN VARIETAS UNGGUL PADI BERAS HITAM FUNGSIONAL TOLERAN KEKERINGAN SERTA BERDAYA HASIL TINGGI
PERAKITAN VARIETAS UNGGUL PADI BERAS HITAM FUNGSIONAL TOLERAN KEKERINGAN SERTA BERDAYA HASIL TINGGI BREEDING OF BLACK RICE VARIETY FOR DROUGHT TOLERANCE AND HIGH YIELD I Gusti Putu Muliarta Aryana 1),
Lebih terperinciHASIL DAN KOMPONEN HASIL 14 GENOTIP PADI GOGO DI KABUPATEN BANJARNEGARA. Oleh: Agus Riyanto, Suwarto dan Totok Agung Dwi Haryanto
HASIL DAN KOMPONEN HASIL 14 GENOTIP PADI GOGO DI KABUPATEN BANJARNEGARA Oleh: Agus Riyanto, Suwarto dan Totok Agung Dwi Haryanto Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman
Lebih terperinciTHE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)
JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 3 JULI-2013 ISSN : 2338-3976 PENGARUH PUPUK N, P, K, AZOLLA (Azolla pinnata) DAN KAYU APU (Pistia stratiotes) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa) THE
Lebih terperinciEvaluasi Beberapa Galur Harapan Padi Sawah di Bali
Evaluasi Beberapa Galur Harapan Padi Sawah di Bali Rubiyo 1, Suprapto 1, dan Aan Darajat 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Bali 2 Balai Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi ABSTRACT Superior variety
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat. Rancangan Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 010 Maret 011, kecuali lokasi Sukabumi pada bulan Maret Juni 011. Tempat Penelitian dilaksanakan di 7 lokasi yaitu Bogor,
Lebih terperinciAgrivet (2015) 19: 30-35
Agrivet (2015) 19: 30-35 Keragaan Sifat Agronomi dan Hasil Lima Kedelai Generasi F3 Hasil Persilangan The agronomic performance and yield of F3 generation of five crosses soybean genotypes Lagiman 1),
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan
10 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Babakan Sawah Baru, Darmaga Bogor pada bulan Januari 2009 hingga Mei 2009. Curah hujan rata-rata dari bulan Januari
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo
26 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Adaptasi Galur Harapan Padi Gogo Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo berpengaruh nyata terhadap elevasi daun umur 60 hst, tinggi tanaman
Lebih terperinciANALISIS LINTAS KOMPONEN PERTUMBUHAN, KOMPONEN HASIL DENGAN HASIL TANAMAN PADI SAWAH ABSTRAK
ANALISIS LINTAS KOMPONEN PERTUMBUHAN, KOMPONEN HASIL DENGAN HASIL TANAMAN PADI SAWAH ABSTRAK Upaya perakitan varietas padi di Indonesia ditujukan untuk menciptakan varietas yang berdaya hasil tinggi dan
Lebih terperinciPENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI
PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI Fitri Handayani 1, Nurbani 1, dan Ita Yustina 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur; 2 Balai Pengkajian
Lebih terperinciMeinarti Norma Setiapermas, Widarto, Intan Gilang Cempaka dan Muryanto
KAJIAN VARIETAS PADI TOLERAN KEKERINGAN DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DATARAN RENDAH KABUPATEN REMBANG Meinarti Norma Setiapermas, Widarto, Intan Gilang Cempaka dan Muryanto PENDAHULUAN Badan Penelitian dan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL PADI GOGO DI ACEH BESAR. The Identification Some Upland Rice Superior Varieties in Aceh Besar
IDENTIFIKASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL PADI GOGO DI ACEH BESAR The Identification Some Upland Rice Superior Varieties in Aceh Besar Bakhtiar, Hasanuddin dan Taufan Hidayat Program Studi Agroteknologi Fakultas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS PADI GOGO (Oryza sativa L.) TERHADAP PERBANDINGAN PEMBERIAN KASCING DAN PUPUK KIMIA
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS PADI GOGO (Oryza sativa L.) TERHADAP PERBANDINGAN PEMBERIAN KASCING DAN PUPUK KIMIA ALLEN WIJAYA 070301024 DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciSumber : Nurman S.P. (http://marisejahterakanpetani.wordpress.com/
Lampiran 1. Deskripsi benih sertani - Potensi hasil sampai dengan 16 ton/ha - Rata-rata bulir per-malainya 300-400 buah, bahkan ada yang mencapai 700 buah - Umur panen padi adalah 105 hari sejak semai
Lebih terperinciJurnal Agrotek Indonesia 1 (1) : (2016) ISSN :
Jurnal Agrotek Indonesia 1 (1) : 29 36 (2016) ISSN : 2477-8494 Pengaruh Ketersediaan Hara terhadap Pertumbuhan dan Produksi 9 Genotip Padi dalam Kondisi Kekeringan Effect of Nutrient Availability on Growth
Lebih terperinciUJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI
UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI AANB. Kamandalu dan S.A.N. Aryawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali ABSTRAK Uji daya hasil beberapa galur harapan
Lebih terperinciPENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)
PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) EFFECT OF DENSITY AND PLANTING DEPTH ON THE GROWTH AND RESULTS GREEN BEAN (Vigna radiata L.) Arif Sutono
Lebih terperinciPENGARUH JARAK TANAM TERHADAP HASIL PADI VARIETAS UNGGUL
99 PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP HASIL PADI VARIETAS UNGGUL Effect of Plant Spacing on Yield of Various Types of Rice Cultivars Abstrak Penelitian yang bertujuan mempelajari pengaruh jarak tanam terhadap
Lebih terperinciKERAGAAN GALUR KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS TANGGAMUS x ANJASMORO DAN TANGGAMUS x BURANGRANG DI TANAH ENTISOL DAN INCEPTISOL TESIS
KERAGAAN GALUR KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS TANGGAMUS x ANJASMORO DAN TANGGAMUS x BURANGRANG DI TANAH ENTISOL DAN INCEPTISOL TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister
Lebih terperinciPENGARUH PUPUK MAJEMUK PELET DARI BAHAN ORGANIK LEGUM COVER CROP (LCC) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI VARIETAS IR 64 PADA MUSIM PENGHUJAN
PENGARUH PUPUK MAJEMUK PELET DARI BAHAN ORGANIK LEGUM COVER CROP (LCC) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI VARIETAS IR 64 PADA MUSIM PENGHUJAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat
Lebih terperinciSTUDI TINGGI PEMOTONGAN PANEN TANAMAN UTAMA TERHADAP PRODUKSI RATUN. The Study of Cutting Height on Main Crop to Rice Ratoon Production
47 STUDI TINGGI PEMOTONGAN PANEN TANAMAN UTAMA TERHADAP PRODUKSI RATUN The Study of Cutting Height on Main Crop to Rice Ratoon Production ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tinggi pemotongan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lokasi : 1) Desa Banjarrejo, Kecamatan
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di lokasi : 1) Desa Banjarrejo, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur, dengan ketinggian 60 m dpl, jenis tanah Podsolik
Lebih terperinciKARAKTER MORFOLOGI DAN AGRONOMI PADI VARIETAS UNGGUL
35 KARAKTER MORFOLOGI DAN AGRONOMI PADI VARIETAS UNGGUL Morphological and Agronomy Characters Of Various Types of Rice Cultivars Abstrak Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari karakter morfologi dan
Lebih terperinciSKRIPSI OLEH : FRISTY R. H. SITOHANG PEMULIAAN TANAMAN
EVALUASI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS PADI GOGO (Oryza sativa L.) PADA BEBERAPA JARAK TANAM YANG BERBEDA SKRIPSI OLEH : FRISTY R. H. SITOHANG 080307024 PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada
27 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada 105 13 45,5 105 13 48,0 BT dan 05 21 19,6 05 21 19,7 LS, dengan
Lebih terperinciKERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT
KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT Baiq Tri Ratna Erawati 1), Awaludin Hipi 1) dan Andi Takdir M. 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciKERAGAAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL PADI GOGO PADA SEMBILAN LOKASI PERCOBAAN
Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan Desember 2012 Vol. 1 No.1 Hal : 1-7 ISSN 2302-6308 KERAGAAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL PADI GOGO PADA SEMBILAN LOKASI PERCOBAAN Angelita Puji Lestari 1*,
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Beras merupakan komoditas strategis yang berperan penting dalam perekonomian dan ketahanan pangan nasional, dan menjadi basis utama dalam revitalisasi pertanian. Sejalan dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi
3 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi Pertumbuhan tanaman padi dibagi kedalam tiga fase: (1) vegetatif (awal pertumbuhan sampai pembentukan bakal malai/primordial); (2) reproduktif (primordial
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan
PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produktivitas padi adalah melalui program pemuliaan tanaman. Program yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan varietas
Lebih terperinciSTABILITAS DAN ADAPTABILITAS SEPULUH GENOTIPE KEDELAI PADA DUA BELAS SERI PERCOBAAN DENGAN METODE PERKINS & JINKS
STABILITAS DAN ADAPTABILITAS SEPULUH GENOTIPE KEDELAI PADA DUA BELAS SERI PERCOBAAN DENGAN METODE PERKINS & JINKS TESIS Oleh AGUS SULISTYONO NIM : 031520101002 PROGRAM STUDI AGRONOMI PROGRAM PASCA SARJANA
Lebih terperinciEFEKTIFITAS JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI GOGO
921. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.4, September 2013 ISSN No. 2337-6597 EFEKTIFITAS JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI GOGO Agus Hariadi Pinem
Lebih terperinciLampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan
Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3 Nomor persilangan : BP3448E-4-2 Asal persilangan : Digul/BPT164-C-68-7-2 Golongan : Cere Umur tanaman : 110 hari Bentuk tanaman : Sedang Tinggi tanaman : 95
Lebih terperinciOleh: Damianus Nahak Klau. Nim: SKRIPSI
PENAMPILAN 18 GENOTIP GANDUM (Triticum aestivum L.) di DATARAN MENENGAH, DESA KEBUMEN, KECAMATAN TUNTANG, KABUPATEN SEMARANG THE PHENOTYPE OF 18 GENOTYPES OF WHEAT (Triticum aestivum L.) IN THE MIDLE LAND
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat
10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan sawah Desa Situgede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jenis tanah latosol. Lokasi sawah berada pada ketinggian tempat 230 meter
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. I. Uji Daya Hasil Galur-galur Padi Gogo Hasil Kultur Antera.
11 BAHAN DAN METODE I. Uji Daya Hasil Galur-galur Padi Gogo Hasil Kultur Antera. Waktu dan Tempat Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Babakan, Kecamatan Darmaga, Bogor Jawa Barat. Kebun terletak
Lebih terperinciKERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR
KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR Charles Y. Bora 1 dan Buang Abdullah 1.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur. Balai Besar Penelitian
Lebih terperinci7/18/2010 UJI MULTILOKASI TAHUN II HIBRIDA CABAI UNGGULAN IPB UNTUK PELEPASAN VARIETAS PENDAHULUAN
UJI MULTILOKASI TAHUN II HIBRIDA CABAI UNGGULAN IPB UNTUK PELEPASAN VARIETAS Dr. Muhamad Syukur, SP, MSi Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS Dr. Rahmi Yunianti, SP, MSi PENDAHULUAN Cabai: Komoditas hortikultura
Lebih terperincigabah bernas. Ketinggian tempat berkorelasi negatif dengan karakter jumlah gabah bernas. Karakter panjang daun bendera sangat dipengaruhi oleh
81 PEMBAHASAN UMUM Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan selama cekaman suhu rendah diantaranya; (a) faktor fisiologi, faktor lingkungan sebelum dan sesudah fase penting pertumbuhan dapat mempengaruhi
Lebih terperinciPERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA
PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA (Role The Number of Seeds/Pod to Yield Potential of F6 Phenotype Soybean
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA Tota Suhendrata dan Setyo Budiyanto Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di lahan sawah Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor dan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Lebih terperinciKAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)
Kelompok 2: Wahyu Puspasari (121510501006) Tatik Winarsih (121510501009) Devi Anggun C (121510501010) Jeni Widya R (121510501018) Devy Cristiana (121510501020) Aulya Arta E (121510501021) KAJIAN POLA TANAM
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1. Sawah Tadah Hujan Lahan sawah tadah hujan merupakan lahan sawah yang dalam setahunnya minimal ditanami satu kali tanaman padi dengan pengairannya sangat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan salah satu prioritas utama dalam pembangunan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Ketahanan pangan merupakan salah satu prioritas utama dalam pembangunan pertanian Indonesia. Hal ini terkait dengan upaya pemenuhan kebutuhan bahan pangan sebagianbesarpenduduk
Lebih terperinciISBN: PROSIDING SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR. MALANG, 9 10 Juli 2002
ISBN: 979-3450-04-5 PROSIDING SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR MALANG, 9 10 Juli 2002 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Lebih terperinciLampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang
Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Nama Varietas : Ciherang Kelompok : Padi Sawah Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41 3-1 Asal Persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-3-1//IR19661-131- 3-1///IR64
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat
PENDAHULUAN Latar Belakang Komoditas padi memiliki arti strategis yang mendapat prioritas dalam pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat Indonesia, baik di pedesaan maupun
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi
TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi Peningkatan hasil tanaman dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan teknik bercocok tanam yang baik dan dengan peningkatan kemampuan berproduksi sesuai harapan
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005
PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN Malang, 13 Desember 2005 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
12 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Ragam Analisis ragam dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap karakter-karakter yang diamati. Hasil rekapitulasi analisis ragam (Tabel 2), menunjukkan adanya
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI. The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice
PENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice Oleh : Darta Mulyana 1), Sakhidin 2) dan Achmad Iqbal
Lebih terperinciGambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian
TAKAR-1 dan TAKAR-2, Varietas Unggul Kacang Tanah Terbaru Dua varietas unggul baru kacang tanah yaitu TAKAR-1 dan TAKAR-2 telah dilepas berdasarkan SK Kementan No. 3253/Kpts/SR.120/9/2012 dan No 3255/Kpts/SR.120/9/2012.
Lebih terperinciSKRIPSI ADAPTASI DAN STABILITAS HASIL GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DENGAN UJI MULTILOKASI DI JAWA TENGAH
SKRIPSI ADAPTASI DAN STABILITAS HASIL GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DENGAN UJI MULTILOKASI DI JAWA TENGAH Oleh Widya Kartika Laksmawati H0713193 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 377/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 377/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA SL - 11H SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA VARIETAS SL 11 SHS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat
18 BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di kebun percobaan Institut Pertanian Bogor, Sawah Baru Babakan Darmaga, selama 4 bulan, dari bulan Mei-September 2010. Bahan dan Alat Bahan-bahan
Lebih terperinciPENAMPILAN HIBRIDA, PENDUGAAN NILAI HETEROSIS DAN DAYA GABUNG GALUR GALUR JAGUNG (Zea mays L.) FAHMI WENDRA SETIOSTONO
PENAMPILAN HIBRIDA, PENDUGAAN NILAI HETEROSIS DAN DAYA GABUNG GALUR GALUR JAGUNG (Zea mays L.) FAHMI WENDRA SETIOSTONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,
18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilaksanakan di lahan sawah irigasi Desa Sinar Agung, Kecamatan Pulau Pagung, Kabupaten Tanggamus dari bulan November 2014 sampai April
Lebih terperinciPENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI
PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI ABSTRAK Aksesi gulma E. crus-galli dari beberapa habitat padi sawah di Jawa Barat diduga memiliki potensi yang berbeda
Lebih terperinciKERAGAAN BEBERAPA VARIETAS PADI GOGO DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BATANGHARI. Mildaerizanti, Desi Hernita, Salwati dan B.Murdolelono BPTP JAMBI BPTP NTT
KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS PADI GOGO DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BATANGHARI Mildaerizanti, Desi Hernita, Salwati dan B.Murdolelono BPTP JAMBI BPTP NTT ABSTRAK Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk yang tidak
Lebih terperinciDAYA HASIL GENOTIPE KEDELAI TUMPANGSARI JAGUNG-KEDELAI
DAYA HASIL GENOTIPE KEDELAI TUMPANGSARI JAGUNG-KEDELAI Titik Sundari dan Novita Nugrahaeni Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Jl. Raya Kendalpayak Km 8 Kotak Pos 66 Malang 6511, Telp.(341)
Lebih terperinciSTUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN [STUDY ON THREE EGG PLANT VARIETIES GROWN ON DIFFERENT COMPOSITION OF PLANT MEDIA, ITS EFFECT ON GROWTH
Lebih terperinciBAB. VI. Penampilan Galur-galur Jagung Pulut (waxy corn) yang Memiliki Gen opaque-2 hasil Persilangan Testcross (silang puncak) ABSTRAK
BAB. VI Penampilan Galur-galur Jagung Pulut (waxy corn) yang Memiliki Gen opaque-2 hasil Persilangan Testcross (silang puncak) ABSTRAK Galur yang akan digunakan sebagai tetua dalam persilangan untuk menghasilkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii RIWAYAT HIDUP... iii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii
Lebih terperinciUJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR Amir dan M. Basir Nappu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciPENGARUH AKSESI DAN KEPADATAN POPULASI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI
PENGARUH AKSESI DAN KEPADATAN POPULASI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh aksesi dan tingkat populasi gulma E. crus-galli
Lebih terperinciAna Tri Lestari, Jaenudin Kartahadimaja *, dan Nurman Abdul Hakim
DOI: http://dx.doi.org/10.25181/jppt.v17i3.298 Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 17 (3): 165-169 pissn 1410-5020 http://www.jurnal.polinela.ac.id/jppt eissn 2047-1781 Uji Daya Hasil Empat Galur
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Semawung, Kec. Andong, Boyolali (lahan milik Bapak Sunardi). Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai bulan
Lebih terperinciKAJIAN ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI LAHAN PASANG SURUT KABUPATEN SERUYAN. Astri Anto, Sandis Wahyu Prasetiyo
KAJIAN ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI LAHAN PASANG SURUT KABUPATEN SERUYAN Astri Anto, Sandis Wahyu Prasetiyo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Tengah Jl. G.
Lebih terperinciPENGUJIAN TOLERANSI BEBERAPA GENOTIPE PADI PADA LAHAN SAWAH YANG MENGALAMI CEKAMAN KEKERINGAN
PENGUJIAN TOLERANSI BEBERAPA GENOTIPE PADI PADA LAHAN SAWAH YANG MENGALAMI CEKAMAN KEKERINGAN Yummama Karmaita, SP Pembimbing Prof. Dr. Ir. Aswaldi Anwar, MS dan Dr. Ir. EttiSawasti, MS Lahan yang mengalami
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai
III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru Riau Jl. H.R. Soebrantas No.155
Lebih terperinciPengembangan padi gogo merupakan usaha. Hasil Padi Gogo dari Dua Sumber Benih yang Berbeda. Sri Wahyuni
PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 27 NO. 3 2008 Hasil Padi Gogo dari Dua Sumber Benih yang Berbeda Sri Wahyuni Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Jl. Raya 9 Sukamandi, Subang, Jawa Barat ABSTRACT.
Lebih terperinciUJI DAYA HASIL DELAPAN GALUR HARAPAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) YIELD TRIAL OF EIGHT PROMISING LINES OF LOWLAND RICE (Oryza sativa, L.
UJI DAYA HASIL DELAPAN GALUR HARAPAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) YIELD TRIAL OF EIGHT PROMISING LINES OF LOWLAND RICE (Oryza sativa, L.) Suciati Eka Chandrasari 1, Nasrullah 2, Sutardi 3 INTISARI Delapan
Lebih terperinciSeminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA GENOTIP JAGUNG DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN PADA MUSIM KEMARAU DI BANGKALAN Donald Sihombing, Nurul Istiqomah, Wahyu Handayati dan Andi Takdir M. 2 Balai Pengkajian
Lebih terperinciKeragaan Beberapa Varietas Unggul Baru Padi pada Lahan Sawah di Kalimantan Barat
Keragaan Beberapa Varietas Unggul Baru Padi pada Lahan Sawah di Kalimantan Barat Agus Subekti 1 dan Lelya Pramudyani 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat 2 Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciUJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR
UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR Amir dan St. Najmah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Pengkajian dilaksanakan pada lahan sawah
Lebih terperinciRESPON LIMA BELAS VARIETAS PADI SAWAH TERHADAP PEMUPUKAN NITROGEN
RESPON LIMA BELAS VARIETAS PADI SAWAH TERHADAP PEMUPUKAN NITROGEN Oleh : Bambang Hartanto, Darjanto, dan Marsandi K. Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto ABSTRAK Penelitian tentang
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii RIWAYAT HIDUP... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciPENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA
PENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA Fahdiana Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Jarak tanam berhubungan dengan luas atau ruang tumbuh tanaman dan penyediaan
Lebih terperinciOleh : Totok Agung Dwi Haryanto Fakultas Pertanian UNSOED (Diterima : 9 April 2003, disetujui : 14 April 2003)
101 PENAMPILAN AGRONOMIK, HASIL DAN ANALISIS PERTUMBUHAN PEARL MILLET (Pennisetum typhoideum Rich.) BERUMUR PENDEK PADA LAHAN KERING DENGAN KEPADATAN POPULASI YANG BERBEDA GRAIN YIELD AND GROWTH ANALYSIS
Lebih terperinciPENGUJIAN GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS MALABAR DAN KIPAS PUTIH PADA DOSIS PUPUK FOSFOR (P) RENDAH
PENGUJIAN GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS MALABAR DAN KIPAS PUTIH PADA DOSIS PUPUK FOSFOR (P) RENDAH Dotti Suryati Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
Lebih terperinciLampiran I. Lay Out Peneltian
Lampiran I. Lay Out Peneltian 49 Lampiran II. Deskripsi Varietas Mentik Wangi Asal Persilangan : Mentikwangi Golongan : Cere Umur Tanaman : 112-113 Hst Bentuk Tanaman : TegakTinggi Tanaman : 106-113 cm
Lebih terperinciPENAMPILAN DELAPAN GALUR PADI DI LAHAN LEBAK TENGAHAN PADA MUSIM KEMARAU ABSTRAK
PENAMPILAN DELAPAN GALUR PADI DI LAHAN LEBAK TENGAHAN PADA MUSIM KEMARAU Izhar Khairullah, Sutami, R. Humairie, dan M. Imberan Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) ABSTRAK Budidaya padi di
Lebih terperinciKey words: upland rice local varieties, fertilization N, upland
KAJIAN EFEKTIVITAS PEMUPUKAN N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI GOGO VARIETAS LOKAL DI LAHAN KERING Zainal Arifin, Indriana Ratna Dewi dan Dwi Setyorini Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur
Lebih terperinciJumlah Hari Hujan Gerimis Gerimis-deras Total September. Rata-rata Suhu ( o C) Oktober '13 23,79 13,25 18, November
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan utama. 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya tidak diuji
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian
III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Lebih terperinciINTERAKSI GENETIC X LINGKUNGAN DAN STABILITAS HASIL GALUR-GALUR GANDUM TROPIS PADA DATARAN MENENGAH DI INDONESIA
INTERAKSI GENETIC X LINGKUNGAN DAN STABILITAS HASIL GALUR-GALUR GANDUM TROPIS PADA DATARAN MENENGAH DI INDONESIA Amin Nur 1), Karlina Syahruddin 1), dan Muhammad Azrai 1) 1) Peneliti Pemuliaan pada Balai
Lebih terperinciHUBUNGAN PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA KULTIVAR PADI LOKAL PADA TANAH GAMBUT DENGAN PEMBERIAN DOLOMIT
ISSN 1411 0067 Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Volume 6, No. 2, 2004, Hlm. 75-82 75 HUBUNGAN PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA KULTIVAR PADI LOKAL PADA TANAH GAMBUT DENGAN PEMBERIAN DOLOMIT THE RELATIONS
Lebih terperinciSTUDI DAYA HASIL GALUR F4 KEDELAI (Glycine max L.) HASIL PERSILANGAN VARIETAS GROBOGAN DENGAN ANJAMORO, UB, AP DAN ARGOPURO
STUDI DAYA HASIL GALUR F4 KEDELAI (Glycine max L.) HASIL PERSILANGAN VARIETAS GROBOGAN DENGAN ANJAMORO, UB, AP DAN ARGOPURO STUDY OF YIELD CAPABILITY ON SOYBEAN (Glycine max L.) F4 LINES CROSSING BETWEEN
Lebih terperinci