PELAKSANAAN IBADAH HAJI ABAD KE 19 DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERLAWANAN RAKYAT KEPADA KOLONIALISME BELANDA SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN IBADAH HAJI ABAD KE 19 DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERLAWANAN RAKYAT KEPADA KOLONIALISME BELANDA SKRIPSI"

Transkripsi

1 PELAKSANAAN IBADAH HAJI ABAD KE 19 DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERLAWANAN RAKYAT KEPADA KOLONIALISME BELANDA SKRIPSI ISTIKOMAH NIM JURUSAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2017 M/ 1438 H i

2 LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pelaksanaan lbadah Haii Abad Ke 19 Dan Dampaknya Terhadap Perlawunan Rakyat Kepada Kolonialisme Belanda oleh Istikomah, NIM telah dimunaqasahkan pada 23 Januari 2016 di hadapan dewan penguji dan dinyatakan lulus. Skripsi ini telah memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora Islam (S.Hum. ) pada jurusan Sejarah Kebudayaan Islam Fakultas Ushuluddin Adab Dakwah IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Cirebon, 1 5 F ebruari 2017 Panitia Munaqasah Tanggal Tanda Tangan Ketua Jurusan Dedeh Nur Hamidah, M.Ag NrP Sekretaris Jurusan Aah Syafa'ah, M.Ag NrP Penguji I Didin Nurul Rosidin,S.Ag.,MA.,Ph.D \ - az- u(l 2o - ol- 7)t:, jl;,/a^t- \/'i / --- NrP Lo - D L-7-al] (xw' Penguji II Dedeh Nur Hamidah, M.Ag NrP t Pembimbing I Dr. Anwar Sanusi, M.Ag NrP Pembimbing II Zaenal Masduqi, M.Ag, M.A NrP t-bL-Ul) %- oz zdt) h&, )1- \-L;Zutj Mengetahui Dekan Fakultas Ushuluddin Adab Dakwah VI

3 ABSTRAK Istikomah. Nim Pelaksanaan Ibadah Haji Abad Ke 19 Dan Dampaknya Terhadap Perlawanan Rakyat Kepada Kolonialisme Belanda. Skripsi. Cirebon: Fakultas Ushuluddin Adab Dakwah, Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam, Februari, Haji pada abad ke 19 merupakan alat untuk mentransmisikan budaya dan doktrin agama. Tantangan yang dihadapi oleh calon jamaah haji yakni berasal dari pemerintah Belanda sebagai pengelola haji. Peraturan yang diterapkan dari mulai sebelum berangkat sampai sepulang dari Tanah Suci sangat mempersulit bagi jamaah. Naiknya status sosial setelah menunaikan haji memiliki pengaruh tersendiri bagi masyarakat, Haji memiliki makna dan pengaruh yang signifikan pada abad ke 19. Yakni mampu menggerakkan kekuatan untuk melawan Belanda. Oleh karena itu, Belanda memberlakukan kebijakan kepada jamaah haji yang tujuannya untuk meminimalisir jumlah jamaah haji dari Indonesia. Namun pada akhirnya kebijakan haji tersebut tidak memberikan dampak yang berarti bagi jamaah haji. Sehingga muncul perlawanan-perlawanan umat Islam yang dipimpin oleh haji. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ibadah haji terhadap kekuasaan pemerintah Belanda di Indonesia pada abad ke 19. Berdasarkan hal tersebut di atas penulisan skripsi ini bermaksud mengetahui pelaksanaan ibadah haji pada abad ke 19, selain itu untuk mengetahui dampak pelaksanaan ibadah haji bagi perlawanan terhadap pemerintah imperial Belanda. Penulis menggunakan metode penelitian sejarah sesuai kriteria yang ditentukan, yakni: heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi. Kesimpulan dalam skripsi ini bahwa ibadah haji pada abad ke 19 memiliki tantangan tersendiri bagi jamaah, berbagai kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Belanda bertujuan untuk meminimalisir jumlah jamaah haji namun pada kenyataannya jamaah haji merasa tertantang dan jumlahnya semakin meningkat. Seorang haji memberikan pengaruh sangat besar di masyarakat. Haji yang dianggap sebagai orang yang memiliki kekuatan supranatural dan ilmu agama yang tinggi sehingga seorang haji dihormati dan sangat dipatuhi oleh masyarakat. Dari situlah para haji dengan mudah menghimpun kekuatan untuk melawan penjajah Belanda. Keyword : Haji, Kolonialisme, perlawanan. x

4 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii NOTA DINAS... iii PERNYATAAN OTENSITAS SKRIPSI... iv LEMBAR PENGESAHAN... v RIWAYAT HIDUP PENULIS... vi MOTTO... vii LEMBAR PERSEMBAHAN... vii ABSTRAKSI... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I : PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 6 D. Manfaat Penelitian... 6 E. Ruang Lingkup Penelitian... 6 F. Landasan Teori... 7 G. Tinjauan Pustaka... 8 H. Metode Penelitian I. Sistematika Penulisan BAB II : PELAKSANAAN HAJI ABAD KE A. Makna dan kedudukan Haji Pada Masyarakat B. Faktor Meningkatnya Pelaksanaan Haji Abad ke BAB III :KEBIJAKAN KOLONIALISME BELANDA TERHADAP PELAKSANAAN IBADAH HAJI A. Kebijakan Tahun B. Kebijakan Tahun C. Kebijakan Tahun xiii

5 D. Kebijakan Tahun E. Kebijakan Tahun F. Kebijakan Tahun G. Kebijakan Tahun H. Statistik Jumlah Jamaah Haji BAB IV : DAMPAK PELAKSANAAN IBADAH HAJI BAGI PERLAWANAN UMAT ISLAM TERHADAP KOLONIALISME BELANDA A. Perang Padri B. Pemberontakan Petani Banten C. Pertempuran 10 November BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA xiv

6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Haji merupakan sebuah ajang untuk mentransmisikan suatu budaya dan doktrin-doktrin. Pada tahap awal islamisasi, jalur perdagangan adalah di antara jalur utama bagi transmisi budaya dan agama ini. Namun di abad-abad selanjutnya, haji menjadi saluran penting bagi penyebaran budaya dan agama, di samping jaringan-jaringan perdagangan yang terus berlanjut meskipun terus berkurang, hubungan diplomatik, imigrasi arab, dan lebih penting lagi kemunculan mesin cetak yang berimplikasi pada peningkatan produksi dan distribusi teks-teks dan surat kabar. 1 Di Indonesia, ketika seseorang telah menunaikan ibadah haji, secara otomatis gelar Haji akan menempel pada namanya. Gelar haji tersebut sejak berabad-abad lamanya sudah dipergunakan, walaupun pemerintah Belanda sempat melarang pemakaian gelar haji tersebut tapi sampai sekarang para haji dengan mudah menggunakan gelar tersebut. Kemungkinan besar gelar itu bermula dari status sosial seseorang haji, yang secara ekonomi telah mampu berangkat ke Mekkah, dan juga memiliki ilmu pengetahuan agama yang memadai, sehingga kebanyakan mereka lebih dituakan, menjadi imam salat, pembaca doa waktu kenduri dan sebagainya. 2 Pelaksanaan ibdah haji di Indonesia pada zaman sekarang dan dulu sangat berbeda. Untuk jamaah haji sekarang sangat mudah sekali namun hanya bersabar untuk menunggu antrian beberapa tahun. Dahulu khususnya pada masa penjajahan Belanda, jamaah haji sangat dipersulit oleh pemerintah, hal ini karena pemerintah yang mengurusi ibadah haji adalah orang non Islam. Hal tersebut bukan alasan utama yang mendasari dipersulitnya jamaah haji melainkan karena pengaruh dari para haji yang melakukan perlawanan terhadap Belanda yang dibungkus dengan gerakan-gerakan sosial. Sehingga 1 Didin Nurul Rosidin, Wajah Baru Islam Indonesia, (Cirebon: Nurjati Press, 2012), hlm: Yusliani Noor, Sejarah Timur Tengah (Asia Barat Daya), (Jogjakarta: Ombak, 2014), hlm:

7 pemerintah Belanda menetapkan kebijakan-kebijakan dengan tujuan memperketat pelaksanaan haji agar tidak ada perlawanan yang didapatkan dari para haji. Puncak problematika haji pada masa penjajah Belanda terjadi pada abad ke-19, di mana terjadi pelonjakan jamaah haji sehingga memaksa pemerintah Belanda untuk mengeluarkan kebijakan, namun kebijakan tersebut justru malah membuat jamaah haji semakin terus meningkat. 3 Implikasi politik ibadah haji jelas sekali. Ia sesungguhnya muktamar abadi dari Pan Islamisme, di mana segala urusan agama dibicarakan oleh delegasi-delegasi dari tiap penjuru dunia Islam, 4 di mana urusan-urusan agama dibicarakan dalam pertemuan tersebut, seperti pertahanan dan penyebaran Islam. Tokoh-tokoh kebangkitan Islam yang militan merasa terpanggil hatinya, dan ketika mereka kembali ke tanah asalnya mereka melakukan pembaharuan-pembaharuan atas dasar doktrin yang mereka dapatkan ketika berhaji. Ulama Timur Tengah yang sudah melakukan pembaharuan antara lain Jamaluddin al Afghani yang melakukan pembaharuan di Mesir yakni yang dikenal dengan gerakan Pan Islamisme. Muhammad bin Abdul Wahab yang melakukan pembaharuan melalui gerakan Wahabi di Saudi Arabia, yang kemudian gerakan ini disebarkan oleh jamaah haji yang berasal dari berbagai daerah, salah satunya adalah Indonesia. Terbukti ketika jamaah haji Indonesia datang ke Tanah Suci, mereka mendapatkan Paham Wahabi, dan ketika pulang ke Indonesia mereka menyebarkan paham tersebut sebagaimana yang telah dilaksanakan oleh Haji Miskin dan Imam Bonjol di Minangkabau (Sumatera Barat). 5 Menurut Raffles dalam bukunya yang berjudul History of Java yang dikutip oleh Karel A Steenbrink menyebutkan bahwa di dalamnya terkandung dua aspek negatif para haji yang ditulis dalam buku ini. Pertama, mereka dianggap sebagai orang istimewa dan suci, sehingga rakyat sederhana terlalu cepat berkesimpulan bahwa mereka mempunyai kekuatan gaib. Kedua, ada 3 Sartono Kartodirdjo, Pemberontakan Petani Banten 1888, (Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1984 ), hlm: Lothrop Stoddard, Dunia Baru Islam, (Jakarta: Menteri Koordinator Kesejahteraan, 1966), hlm: Ibid, hlm: 49. 2

8 unsur politik, karena dengan adanya pemikiran seperti ini, para haji mempunyai pengaruh politik dan sering berperan sebagai pemimpin pemberontakan terhadap orang Eropa. 6 Awalnya pemerintah Belanda sangat takut untuk mencampuri permasalahan keagamaan masyarakat Indonesia, dengan alasan mereka tidak memahami masalah keagamaan orang Indonesia dan takut jika mencampuri urusan mereka, dikhawatirkan orang Indonesia merasa dicampuri urusan ibadahnya sehingga akan menimbulkan gerakan protes. Namun beberapa kebijakan ibadah haji sudah dicanangkan bahkan mulai dari pemerintahan Raffless. Sampai ada kebijakan pemerintah Belanda yang sampai saat ini masih diberlakukan, seperti halnya paspor (pas jalan). Hal tersebut merupakan kebijakan pemerintah Belanda yang diterapkan dengan tujuan politik tertentu serta dengan alasan keamanan. Tapi sampai sekarang kebijakan tersebut masih ada namun sudah berbeda fungsi, hanya mempunyai fungsi keamanan saja. 7 Ulama Mekkah mempunyai peran dalam perlawanan yang dilakukan umat Islam di Indonesia. Ketika Koloni Jawa belajar di Mekkah, ulama Mekkah menyadarkan orang Islam Indonesia untuk melakukan perlawanan terhadap Kolonial Belanda. Snouck meneliti Koloni Jawa yang bermukim di sana, karena orang yang hanya datang untuk berhaji dan kembali lagi ke Indonesia tidak memberikan dampak politik. Orang yang bermukim akan terpengaruh oleh ortodoksi Islam, terlebih ketika gerakan Pan Islamisme sudah marak sampai pada Mekkah. Pan Islamisme ini bertujuan mempersatukan umat Islam, melawan penjajah-penjajah kafir yang memasuki wilayah Islam. Doktrin-doktrin tersebut mereka dapatkan di sana dan terus disebarluaskan kepada Koloni-koloni Jawa lainnya, baik dengan berdiskusi ataupun korespondensi. Koloni-koloni Jawa yang seperti ini yang nantinya ketika pulang ke Indonesia akan menjadi pembaharu-pembaharu di daerahnya masing-masing. Seperti Imam Bonjol dengan Perang Paderi serta Pangeran 6 Karel A Steenbrink, Beberapa Aspek Tentang Islam di Indonesia Abad ke-19, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1984), hlm: Ibid,. 3

9 Diponegoro dengan Perang Jawanya. Kemudian pada perkembangannya pada abad ke-20 perlawanan yang dilakukan bukan berbentuk perang, namun dalam bentuk pemikiran. Seperti KH. Hasyim Asy ari dengan NU-nya, KH.Ahmad Dahlan dengan gerakan Muhammadiyahnya. 8 Ibadah haji mempengaruhi munculnya gerakan-gerakan Islam yang memberikan dampak politik bagi pemerintah Belanda, yakni gerakan perlawanan. Gerakan tersebut antara lain adalah dalam bentuk Tarekat dan Pesantren. Dari gerakan-gerakan tersebut akan melahirkan perlawanan yakni perang. Tarekat dan pesantren tersebut digerakkan oleh para haji yang telah pulang dari Tanah Suci (Mekkah), dan keduanya merupakan gerakan persaudaraan Islam. 9 Haji yang memerankan penyebaran gerakan persaudaraan Islam tersebut, karena ketika haji, seluruh umat Islam bisa bertemu dan bertukar fikiran mengenai keadaan tanah airnya. 10 Bangkitnya Islam yang ditandai dengan melonjaknya jamaah haji dilatarbelakangi oleh peran bupati pada saat itu. Bupati sebagai pemerintah harus selalu memerintahkan rakyatnya untuk menjalankan ibadah mereka. Akibatnya terjadi kebangkitan Islam yang berdampak pada kekuasaan pemerintah Imperial Belanda. Diawali dengan melonjaknya jamaah haji yang kemudian menghasilkan berkembangnya pesantren-pesantren serta gerakan-gerakan tarekat yang semua itu merupakan perlawanan politik yang dibungkus dengan gerakan sosial umat Islam. Munculnya gerakan sosial umat Islam sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajah berasal dari ibadah haji di mana pada haji di dalamnya ada gerakan Pan Islamisme. Hal yang menjadi tolok ukur kebangkitan Islam adalah ibadah haji. Dari haji pula para pemerintah Belanda merasa terancam kekuasaannya sehingga mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang bertujuan meminimalisir umat Islam yang berangkat haji. Munculnya 8 Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm: Sartono Kartodirjo, Op, Cit, hlm: Lothrop Stodard, Op, Cit, hlm: 48. 4

10 perlawanan dari dua gerakan sosial tersebut adalah meletusnya beberapa peperangan. 11 Dengan problematika haji di Indonesia pada masa penjajahan Belanda tersebut di atas sangat membuat hati penulis tertarik untuk terus menguak fakta-fakta yang terjadi. Jika dilihat sekarang ibadah haji adalah suatu hal yang biasa, karena hanya dianggap sebagai sebuah praktik peribadatan. Namun berbeda pada masa penjajahan Belanda, memang haji merupakan praktik peribadatan namun jika ditelisik lebih dalam peran haji sangat besar dalam perlawanan terhadap Belanda. Haji menjadi ancaman terbesar kekuasaan Belanda sehingga Belanda terus berusaha agar orang Indonesia tidak melakukan ibadah haji. Segala usaha telah dilakukan namun tidak membuahkan hasil yang diharapkan, Belanda justru harus angkat kaki dari Indonesia. Dengan demikian penulis akan mengambil judul skripsi yaitu PELAKSANAAN IBADAH HAJI ABAD KE 19 DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERLAWANAN RAKYAT KEPADA KOLONIALISME BELANDA. Judul ini sangat memberikan banyak pengajaran kepada umat Islam. Karena dari sini pembaca dapat mengetahui semangat kegigihan, keberanian dan kecerdasan umat Islam demi usahanya untuk melepaskan dominasi Belanda melalui ibadah haji. B. Batasan dan Rumusan Masalah Dalam sebuah penelitian agar tidak melebar dan terarah maka diperlukan adanya batasan dari masalah yang akan dijelaskan. Untuk menjelaskan batasan kajian yang akan disusun maka ditentukan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan ibadah haji pada abad ke-19? 2. Bagaimana dampak pelaksanaan ibadah haji bagi perlawanan terhadap kolonialisme Belanda? 11 Sartono Kartodirjo, Op, Cit, hlm:

11 C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang problematika ibadah haji di Indonesia pada masa Kolonial Belanda. Sehingga memunculkan kebijakan-kebijakan yang menghambat perlawanan umat Islam terhadap kolonial. Serta berusaha memberikan pemahaman pembaca dalam konteks: 1. Mengetahui pelaksanaan ibadah haji pada abad ke Mengetahui dampak pelaksanaan ibadah haji bagi perlawanan terhadap kolonialisme Belanda. D. Manfaat Penelitian 1. Secara akademis, penelitian ini adalah untuk sebuah pengembangan pemikiran tentang sebuah peristiwa serta dampaknya seperti gerakan sosial yang menimbulkan dampak politik. 2. Secara praktis, penelitian ini adalah untuk kegunaan pada masyarakat umum, baik kaum akademis atau pun masyarakat luas. E. Ruang Lingkup Penelitian Penulis menyadari sudah ada buku yang membahas tentang ibadah haji serta dampaknya terhadap pemerintah imperial Belanda, namun kebanyakan buku-buku yang ditemukan hanya membahas sebagian kecil tentang hal tersebut. Oleh karena itu penulis memfokuskan kajiannya terhadap masalah tersebut di atas untuk menjadi sebuah karya ilmiah utuh yang dianggap valid untuk dijadikan sumber sejarah. Selain itu penelitian ini lebih memfokuskan pada perlawananperlawanan yang dilakukan oleh umat Islam di Indonesia atau lebih dikenal dengan kaum agama (ulama dan para santri), mengingat perlawanan yang dilakukan bukan hanya oleh kaum agama namun banyak perlawanan lain yang dilakukan oleh kaum nasionalis. Dalam skripsi ini hanya akan dibahas perlawanan para kiai atau ulama setelah mereka menunaikan haji di Tanah Suci. Perlawanan-perlawanan yang dilakukan oleh kaum agama sangat banyak dan panjang sekali waktunya, untuk itu penulis hanya akan membahas 6

12 perlawanan pada abad ke 19 saja, mengingat peran para ulama yang sangat panjang perjuangannya. F. Landasan Teori Pelaksanaan ibadah haji di Indonesia memiliki problematika yang panjang selama berabad-abad lamanya. Problematika yang paling penting yakni ketika melonjaknya jumlah jamaah haji pada abad ke 19, di mana haji pada saat itu menjadi ajang transmisi keilmuan, budaya dan agama. Hal terpenting, haji sebagai transmisi keilmuan, di mana para haji yang menimba ilmu akan mentransmisikan keilmuannya kepada masyarakat sehingga melakukan pembaharuan di negara asalnya. Pembaharuan-pembaharuan yang dilakukan untuk menggoyahkan kekuasaan kekuasaan kolonial Belanda. Respon dari pemerintah Belanda mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk meminimalisir jamaah haji yang dianggap sebagai ancaman kekuasaan Belanda. Haji pada saat itu memiliki dampak politik terhadap pemerintah Belanda. 12 Ibadah Haji merupakan kewajiban bagi seluruh muslim yang mampu mengerjakannya. Sedang haji menurut perspektif sosial adalah transformasi perilaku dan budaya ke arah yang lebih baik dan berkualitas dari sebelumnya ini merupakan aset abstrak yang dapat mengubah tatanan kehidupan ke arah yang sejahtera baik untuk membangun diri seutuhnya, orang lain, dan lingkungannya. Seorang haji akan memberikan perubahan pada status sosial, haji akan lebih disegani dan dihormati oleh masyarakat sekitar. Terlebih pada abad ke 19 haji bukan hanya menaikkan status sosial namun akan dianggap sebagai orang yang memiliki kekuatan supranatural. Oleh sebab itu para haji pada abad ke 19 merupakan penggerak dari perlawanan terhadap Kolonial Belanda. Haji memberikan pengaruh munculnya gerakan sosial sebagai perlawanan terhadap penjajah Didin Nurul Rosidin, Op, Cit, hlm: Moh Zainul Fajeri, Haji dalam Perspektif Sosial, diunduh pada 01 Sepetember 2016 pada pukul WIB. 7

13 Teori yang digunakan pada skripsi ini seperti apa yang dikatakan Arnold J. Toynbee yaitu Challenge and Response 14 yaitu perilaku pada hakikatnya merupakan tanggapan atau balasan (respons) terhadap rangsang (stimulus), karena itu rangsang mempengaruhi tingkah laku. Teori ini menjelaskan bahwa segala bentuk kebijakan pemerintah Belanda yang diterapkan mengenai haji akan mendapat perlawanan dari umat Islam dan pada akhirnya mampu melemahkan kekuasaan Belanda. 15 G. Tinjauan Pustaka Buku-buku yang membahas tema pada skripsi ini, penulis belum menemukan buku pokok yang menjelaskan tentang itu. Namun penulis menggunakan buku-buku terkait dengan tema pada skripsi tersebut. Adapun buku-buku tersebut adalah sebagai berikut: Karya Dr. Karel A. Steenbrink yang berjudul Beberapa Aspek Tentang Islam di Indonesia Abad ke-19 yang diterbitkan oleh PT. Bulan Bintang di Jakarta pada tahun 1984 berisi tentang perlawanan-perlawanan umat Islam terhadap Belanda, pelaksanaan ibadah haji pada abad ke-19, beberapa kebijakan haji, serta dijelaskan statistik jumlah jamaah haji yang berangkat. Adapun penelitian yang dilakukan penulis hanya terbatas pada pelaksanaan Ibadah Haji masa kolonial pada masa penjajahan Belanda lebih tepatnya pada abad ke 19. Kemudian dijelaskan dampak apa saja yang terjadi setelah pelaksanaan Ibadah Haji. Peran Cristian Snouck Hurgronje Terhadap Kebijakan Politik Islam Hindia Belanda ( ), merupakan sebuah skripsi dari Qurotu Aini. 16 Dalam skripsi ini membahas peran Snouck Hurgronje dalam menerapkan kebijakan terhadap umat Islam di Indonesia, termasuk kebijakan ibadah haji. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan penulis mengambil tentang 14 Tuti Dini Arsi, Skripsi Kebijakan Pemerintah Komunis China dan Respon Muslim Uyghur di Turkestan Timur Tahun ), IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2016, hlm: Soelaeman Munandar, Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial. (Bandung: PT. ERESCO, 1993), hlm: Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon Jurusan Sejarah Peradaban Islam. 8

14 keadaan Ibadah Haji pada masa Kolonial Belanda, baik keadaan di Mekkah ataupun di Indonesia. Penelitian ini juga hanya terbatas pada abad ke 19. Karya dari Prof. Dr. Sartono Kartodirjo yang berjudul Pemberontakan Petani Banten 1988 yang diterbitkan oleh PT. Dunia Pustaka Jaya di Jakarta pada tahun Buku ini menjelaskan secara rinci latar belakang serta penggerak terjadinya pemberontakan di Banten. Dalam buku tersebut memaparkan bahwa pemberontakan tersebut dimotori oleh para haji. Tarekat dan kiyai keduanya merupakan inti dari kekuatan-kekuatan yang menimbulkan pemberontakan Banten itu, 17 walaupun faktor yang muncul di permukaan adalah perampasan tanah para petani. Penelitian yang dilakukan penulis mengenai dampak dari pelaksanaan ibadah haji serta menggambarkan keadaan sosial setelah adanya Haji. Dalam hal ini bukan hanya membahas satu wilayah yang memberikan dampaknya namun beberapa wilayah melakukan perlawanan di seluruh belahan Indonesia. Selain di Banten, akan dibahas pula perlawanan yang terjadi di Jogjakarta dan Sumatera Barat. Karya Dr. M. Dien Majid yang berjudul Berhaji di Masa Kolonial yang diterbitkan oleh CV. Sejahtera pada tahun 2008 di Jakarta. Buku ini sangat tepat untuk dijadikan referensi dalam membahas skripsi ini. Sumber yang digunakan penulis adalah arsip Belanda yang berada di ANRI. Dapat dibuktikan dengan lampiran berupa foto-foto kegiatan haji pada masa kolonial Belanda yang berasal dari ANRI. Dalam buku tersebut dibahas sangat luas pembahasan tentang haji pada masa kolonial. Haji dari perspektif syariat dan sosial. Makna dan kedudukan haji di masyarakat serta pelaksanaan haji dari sebelum dan sesudah dibukanya Terusan Suez. Selain itu, dalam buku ini dijelaskan secara rinci alat transportasi yang digunakan jamaah haji, perkembangan dari mulai kapal layar sampai kapal yang bertenaga mesin uap. Kemudian dijelaskan pula kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Belanda kepada jamaah haji. Semenjak tahun Pemerintah Belanda pun mendirikan kantor konsulat di Jeddah dengan tujuan mengawasi kegiatan jamaah haji. Dalam buku ini juga dijelaskan perusahaan 17 Sartono Kartodirjo, Pemberontakan Petani Banten 1888, (Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1984), hlm:

15 yang bergerak mengatur pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji abad ke 19. Perusahaan yang bekerjasama dengan kapal untuk mengangkut jamaah haji. Penelitian yang dilakukan penulis memfokuskan pada dampak dari pelaksanaan ibadah haji abad ke 19 yang kemudian munculnya perlawananperlawanan kepada kolonialisme Belanda sebagai pengaruh para haji. Karya Dr. M. Shaleh Putuhena yang berjudul Historiografi Haji Indonesia yang diterbitkan oleh PT. LKIS Pelangi Aksara di Yogyakarta pada tahun Buku ini membahas tentang haji ditinjau dari beberapa aspek. Buku ini juga bersumber dari arsip Belanda tentang haji. Dalam buku tersebut terdapat data statistik yang valid mengenai jumlah jamaah haji. Sejarah haji dari mulai sebelum Islam sampai datangnya Islam, juga haji dari masa ke masa. Pembahasan dalam buku ini sangat meluas, buku ini juga membahas secara rinci kegiatan jamaah haji di Tanah Suci. Penjelasan pemerintah Belanda dalam mengeluarkan kebijakan serta perusahaan-perusahaan yang didirikan untuk mengelola haji pun dijelaskan. Penelitian yang dilakukan penulis terfokus pada pelaksanaan haji pada abad ke 19 serta problematika yang terjadi setelah datangnya para haji. Karya Dick Douwes dan Nico Kaptein yang berjudul Indonesia dan Haji yang diterbitkan oleh INIS di Jakarta pada tahun Buku ini membahas masalah haji pada abad ke 19. Menjelaskan ciri dan fungsi ibadah haji. Dalam buku ini juga dijelaskan kebijakan Belanda terhadap jamaah haji. Dalam buku ini cukup luas untuk membahas aspek-aspek yang berkaitan mengenai pelaksanaan haji abad ke 19. Penelitian yang dilakukan terkait pada pelaksanaan ibadah haji serta dampaknya kepada kolonialisme Belanda. Peraturan-peraturan yang diterapkan Belanda yang harus dipatuhi oleh calon jamaah haji. H. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan perpaduan antara studi sejarah sosial dan politik, maka pendekatannya menggunakan sosial-historis serta politik. Metode sosio-historis merupakan sebuah proses yang meliputi penafsiran gejala peristiwa ataupun gagasan yang timbul di masa lampau untuk 10

16 menemukan genaralisasi yang berguna dalam usaha untuk memahami kenyataan-kenyataan sejarah, bahkan juga berguna untuk memahami situasi sekarang dan meramalkan perkembangannya yang akan datang. 18 Dalam penelitian sejarah terdapat empat tahap yaitu pengumpulan sumber (heuristik), verifikasi (kritik sejarah), interpretasi dan historiografi. 1. Pengumpulan Sumber (Heuristik) Heuristik/ heuristis adalah kegiatan mencari sumber untuk mendapatkan data-data atau materi sejarah, atau evidensi sejarah. 19 Kegiatan ini merupakan kegiatan peneliti dalam mencari bukti-bukti serta data-data sejarah. Peneliti harus memberikan sumber-sumber sejarah yang valid dan berkaitan. Sumber sejarah menurut bentuknya terbagi ke dalam tiga bentuk yaitu tulisan, visual dan lisan. Pertama tulisan, yakni keterangan yang jelas yang memuat fakta-fakta secara jelas. Seperti dokumen-dokumen, tulisan di dinding gua serta prasasti. Kedua lisan, yakni keterangan dari pelaku atau saksi sejarah. Sumber ini merupakan sumber pertama yang mewariskan peristiwa sejarah. Namun kelemahannya yaitu terbatas karena tergantung pada ingatan, kesan serta interpretasi penutur. Ketiga visual, yakni bukti sejarah yang berbentuk benda atau yang bisa dilihat oleh panca indera. Seperti artefak, gambar-gambar dan lain sebagainya. 20 Dalam pengumpulan sumber ini penulis berusaha mencari referensi sebanyak-banyaknya yakni buku yang terkait dengan tema skripsi ini. Kebanyakaan buku-buku sudah ada yang menulis tetang haji dan dampaknya namun hanya sedikit saja yang membahas secara keseluruhan sesuai tema skripsi ini. Jadi penulis berusaha mengumpulkan buku-buku tersebut agar menjadi hasil karya yang 18 Qurotu Aini, Peran Cristian Snouck Hurgronje Terhadap Kebijakan Politik Islam Hindia Belanda ( ), Skripsi, IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2015, hlm: Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), hlm: 20 Ibid.,hlm:

17 menulis permasalahaan haji secara utuh khususnya pada abad ke-19 (masa kolonial Belanda). Di perpustakaan-perpustakaan Cirebon banyak ditemukan buku-buku yang membahas terkait tema skripsi ini. Penulis tidak perlu harus ke luar kota untuk mencari sumbersumbernya. Namun ada satu buku induk yang dijadikan rujukan sudah penulis temukan di Perpustakaan Nasional RI Jakarta. 2. Verifikasi (Kritik Sejarah) Setelah sumber-sumber sejarah terkumpul selanjutnya pada langkah kritik sejarah. Tujuan kritik sejarah adalah untuk menemukan otentitas, ketika sudah menemukan sumber-sumber sejarah baik berupa buku-buku atau bukti-bukti yang faktual dan orisinalnya terjamin. Prosedur kritik ada dua macam, yaitu Kritik Internal dan Eksternal. Kritik Internal menekankan aspek dalam, yaitu isi. Kesaksian (testimoni). 21 Mengkritisi tentang makna yang terkandung di dalam informasi atau maksud dari penutur. Kemudian Kritik Eksternal, adalah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar sumber sejarah. 22 Menguji keaslian suatu sumber. Tujuan dari kritik sumber sejarah adalah agar data sejarah yang diberikan telah teruji kevalidannya sehingga menghasilkan data yang sesuai dengan fakta-fakta sejarah yang sesungguhnya. Walaupun diakui banyak buku-buku yang membahas tentang permasalahan haji, setelah tahap pengumpulan sumber. Sumber yang ditemukan sangat banyak namun penulis harus memilah dan memilih mana sumber yang relevan untuk dijadikan referensi. Beberapa buku yang ditemukan banyak membahas mengenai haji namun berbeda masanya, artinya sumber tersebut tidak relevan untuk digunakan sebagai referensi. 21 Sulasman, Op, Cit, hlm: Ibid, hlm:

18 3. Interpretasi Langkah selanjutnya setelah data-datanya sudah dianggap valid maka penulis menyertakan penafsiran terhadap informasiinformasi yang sudah ada. Interpretasi yakni menguraikan fakta-fakta sejarah serta mengkorelasikan dengan masalah kekinian. Setiap penafsiran yang diberikan pasti memiliki perbedaan. Di bagian ini penulis berusaha memberikan warnanya sendiri, warna yang berbeda dari data-data sejarah yang ada. 23 Penulis berusaha memberikan warna dalam penyusunan skripsi ini. Memberikan penafsiran yakni dengan menganalisis informasi yang didapatkan. Setiap paragraf dilengkapi dengan kutipan-kutipan dari setiap sumber kemudian penulis menambahkan analisis terhadap informasi yang dipaparkan. 4. Historiografi Tahap selanjutnya atau terakhir adalah historiografi atau penulisan sejarah. Historiografi adalah merangkaikan fakta berikut maknanya secara kronologis/ diakronis dan sistematis, menjadi tulisan sejarah sebagai kisah. 24 Penulisan sejarah tentunya mempunyai ciri yaitu kronologis dan sistematis. Setelah penulis memberikan penafsirannya terhadap data-data yang ada maka selanjutnya menyusun secara sistematis sehingga menghasilkan karya ilmiah yang bisa dijadikan sumber sejarah. Langkah terakhir yang dilakukan adalah menyusun semua informasi yang didapatkan dari sumber-sumber yang telah diverifikasi kemudian menyertakan statement atau analisa penulis tujuannya memberikan warna dalam skripsi ini sehingga menghasilkan skripsi yang dianggap valid dan dapat dipertanggung jawabkan. 23 Ibid, hlm: Ibid, hlm:

19 I. Sistematika Penulisan Agar penyusunan skripsi ini lebih sistematis, jelas dan terarah, maka dalam penyusunannya akan dibagi ke dalam beberapa bab, dan masingmasing babnya terdiri dari beberapa sub-bab. Bab I Pendahuluan yang terdiri dari sembilan sub-bab yaitu: Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat, Ruang Lingkup, Landasan Teori, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. Bab II akan memaparkan tentang Pelaksanaan Ibadah Haji Pada Abad ke-19. Bab yang terdiri dari sub-bab sebagai berikut: Makna dan Kedudukan Haji di Masyarakat, Faktor Meningkatnya Pelaksanaan Ibadah Haji pada Abad ke 19. Bab III memaparkan tentang Kebijakan Kolonialisme Belanda Terhadap Pelaksanaan Ibadah Haji, yang terdiri dari beberapa sub-bab: Kebijakan Tahun 1810, Kebijakan Tahun 1811, Kebijakan Tahun , Kebijakan Tahun 1859, Kebijakan Tahun 1872, Kebijakan Tahun 1899 dan Statistik Jumlah Jamaah Haji. Bab IV pada bab ini akan menjelaskan Dampak Pelaksanaan Ibadah Haji bagi Perlawanan Umat Islam Terhadap Kolonialisme Belanda, yang terdiri dari beberapa sub-bab: Perang Padri, Pemberontakan Cilegon Banten 1888 dan Pertempuran 10 November BAB V akan memaparkan Kesimpulan dan Rekomendasi dari seluruh isi skripsi dengan menarik point-point, mensistematiskan serta mengkorelasikan dari setiap bab-bab yang ada, sehingga akan menjadi jawaban atas rumusan masalah yang diajukan pada skripsi ini. Pada bab ini juga berisi saran-saran yang diajukan oleh penulis. 14

20 1. BUKU DAFTAR PUSTAKA Aini Qurotu, Peran Cristian Snouck Hurgronje Terhadap Kebijakan Politik Islam Hindia Belanda ( ), IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Anrooij Francien Van, diterjemahkan oleh Nurwahyu W. Santoso dan Susi Moeimam, De Koloniale State (Negara Kolonial) , (Leiden: Arsip Kementerian urusan Tanah Jajahan, Aqsha Darul, Kiai Haji Mas Masur ( ) Perjuangan dan Pemikiran, Jakarta: Erlangga, Arsi Tuti Dini, Skripsi Kebijakan Pemerintah Komunis China dan Respon Muslim Uyghur di Turkestan Timur Tahun ), IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Azra Azyumardi, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepuluan Nusantara Abad XVII & XVIII, Jakarta: Kencana, Azra Azyumardi, Renaisans Islam Asia Tenggara Sejarah Wacana & Kekuasaan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Suprapto Bibit, Ensiklopedi Ulama Nusantara, Jakarta: Gelegar Media Indonesia, Douwes Dick dan Kaptein Nico, Indonesia dan Haji, Jakarta: INIS, Hurgronje C Snouck, Kumpulan Karangan Snouck Hurgronje V, Jakarta: INIS, Hurgronje C Snouck, Kumpulan Karangan Snouck Hurgronje VI, Jakarta: INIS, Kartodirdjo Sartono, Pemberontakan Petani Banten 1888, Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, Kartodirjo Sartono, Pengantar Sejarah Indonesia Baru: dari Emporium Sampai Imperium Jilid I, Yogyakarta: Ombak, Lapidus Ira M, Sejarah Sosial Umat Islam bagian Ketiga, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Majid Dien, Berhaji di Masa Kolonial, Jakarta: CV. Sejahtera, Noor Yusliani, Sejarah Timur Tengah (Asia Barat daya), Yogyakarta: Ombak, Poesponegoro Marwati Djoened dan Notosusanto Nugroho, Sejarah Nasional Indonesia V, Jakarta: Balai Pustaka, Putuhena Shaleh, Historiografi Haji Indonesia, Yogyakarta: PT. LKIS Pelangi Aksara, Qomar Mujamil, Pesantren dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi, Jakarta: Erlangga, Tanpa Tahun. Rosidin Didin Nurul, Wajah Baru Islam Indonesia, Kontestasi Gerakan Keislaman Awal Abad 20, Cirebon: Nurjati Press, Steenbrink A Karel, Beberapa Aspek Tentang Islam di Indonesia Abad ke-19, Jakarta: PT. Bulan Bintang, Stoddard Lothrop, Dunia Baru Islam, Jakarta: Menteri Koordinator Kesejahteraan, Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, Bandung: Pustaka Setia,

21 Suminto Aqib, Politik Islam Hindia Belanda, Jakarta: PT. Midas Surya Grafindo, Suryanegara Ahmad Mansur, Api Sejarah IMahakarya Perjuangan Ulama dan Santri dalam Menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bandung: Suryadinasti, Suryanegara Ahmad Mansur, Menemukan Sejarah, Wacana Pergerakan Islam di Indonesia, Bandung: Mizan, INTERNET Moh Zainul Fajeri, Haji dalam Perspektif Sosial, diunduh pada 01 Sepetember 2016 pada pukul WIB. Nuri Muhammad, Pragmatisme Penyelenggaraan Ibadah Haji di Indonesia, diunduh pada 14 September 2016 Pukul WIB. 76

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan peranan penting dan strategis. Bukan hanya dalam peningkatan spiritual umat, melainkan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Indonesia dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Mekkah mempunyai pas jalan haji, harus menunjukkan dan

BAB V PENUTUP. Indonesia dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Mekkah mempunyai pas jalan haji, harus menunjukkan dan 97 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari pengkajian berbagai dokumen dan literatur yang telah penulis peroleh, tentang kebijakan haji di masa pemerintah kolonial Belanda di Indonesia dapat diambil kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian bahwa Islam tidak hanya tentang sistem nilai, tetapi juga memuat sistem politik. Islam

Lebih terperinci

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH CABANG BLIMBING DAERAH SUKOHARJO

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH CABANG BLIMBING DAERAH SUKOHARJO SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH CABANG BLIMBING DAERAH SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Ushuluddin Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik, mereka dapat mengenyam pendidikan sistem Barat.

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik, mereka dapat mengenyam pendidikan sistem Barat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai pergerakan nasional yang muncul di kalangan pribumi lahir dari rasa persatuan dan kemanusiaan yang tinggi dari para golongan terpelajar yang pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metodologi penelitian yang digunakan peneliti untuk mengkaji skripsi yang berjudul Peranan K.H Mas Mansur Dalam Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Nusantara. Dalam Islam, ibadah haji adalah rukun Islam yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Nusantara. Dalam Islam, ibadah haji adalah rukun Islam yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam merupakan agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat Nusantara. Dalam Islam, ibadah haji adalah rukun Islam yang kelima dan menjadi kewajiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perjalanan Islam di Nusantara (Indonesia) erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perjalanan Islam di Nusantara (Indonesia) erat kaitannya dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perjalanan Islam di Nusantara (Indonesia) erat kaitannya dengan perkembangan Islam di Timur Tengah. Jaringan ulama yang terbentuk sejak abad ke-17 dan ke-18

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang digunakanuntuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul Perkembangan Transportasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini secara umum merupakan pemaparan mengenai metodologi yang penulis gunakan dalam mengumpulkan data dan fakta yang berkaitan dengan kajian penyebaran agama Islam ke

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mencapai tujuan, maka langkah-langkah yang ditempuh harus sesuai dengan

III. METODE PENELITIAN. mencapai tujuan, maka langkah-langkah yang ditempuh harus sesuai dengan 25 III. METODE PENELITIAN Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau yang sering disebut dengan metode. Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, maka langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik praktis artinya tidak terlibat dalam kegiatan politik yang berkaitan dengan proses

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian. Sumadi Suryabrata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini di masyarakat Indonesia terdapat kelompok-kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini di masyarakat Indonesia terdapat kelompok-kelompok 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini di masyarakat Indonesia terdapat kelompok-kelompok keagamaan atau jama ah Islamiyah, 1 seperti Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama (NU), Persis, Ahmadiyah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belanda yang kedua ke Indonesia, tahun 1598, dengan tujuan Banten dan Maluku.

BAB I PENDAHULUAN. Belanda yang kedua ke Indonesia, tahun 1598, dengan tujuan Banten dan Maluku. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Belanda pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1596. 1 Dipimpin oleh Cornelis de Houtman, mereka mendarat di Banten. Awalnya mereka bertujuan berdagang,

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang telah berfungsi sebagai salah satu benteng pertahanan umat Islam, pusat dakwah dan pusat pengembangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Pandeglang terletak di wilayah Provinsi Banten, merupakan kawasan sebagian besar wilayahnya masih pedesaan. Luas wilayahnya 2.193,58 KM 2. Menurut

Lebih terperinci

BAB III Pemisahan Agama dan Politik dalam Islam di Indonesia oleh Pemerintah Hindia Belanda

BAB III Pemisahan Agama dan Politik dalam Islam di Indonesia oleh Pemerintah Hindia Belanda BAB III Pemisahan Agama dan Politik dalam Islam di Indonesia oleh Pemerintah Hindia Belanda III.1 Masa Sebelum Kedatangan Snouck Hurgronje Agama Islam adalah agama yang paling banyak dianut oleh masyarakat

Lebih terperinci

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lingkup pendidikan agama pada lembaga pendidikan meliputi Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Diniyah, Pendidikan Guru Agama,

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia tidak diragukan lagi peranannya dan kiprahnya dalam membangun kemajuan bangsa Indonesia. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat

Lebih terperinci

KERUNTUHAN KEKHALIFAHAN TURKI UTSMANI TAHUN 1924 SKRIPSI

KERUNTUHAN KEKHALIFAHAN TURKI UTSMANI TAHUN 1924 SKRIPSI KERUNTUHAN KEKHALIFAHAN TURKI UTSMANI TAHUN 1924 SKRIPSI oleh: Winda Desilia Putri NIM 050210302223 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kiai Haji Ahmad Dahlan adalah seorang ulama, tokoh pendidikan, dan juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kiai Haji Ahmad Dahlan adalah seorang ulama, tokoh pendidikan, dan juga merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kiai Haji Ahmad Dahlan adalah seorang ulama, tokoh pendidikan, dan juga merupakan pahlawan perjuangan sebelum kemerdekaan. Beliau adalah seorang revolusioner

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Pagaruyung. Kesimpulan yang dapat diambil dari latar belakang kerajaan Pagaruyung adalah, bahwa terdapat tiga faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesantren telah lama menjadi lembaga yang memiliki kontribusi penting dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia, serta besarnya jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama masa penjajahan Belanda, terjadi berbagai macam eksploitasi di

BAB I PENDAHULUAN. Selama masa penjajahan Belanda, terjadi berbagai macam eksploitasi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama masa penjajahan Belanda, terjadi berbagai macam eksploitasi di Indonesia. Keadaan sosial dan ekonomi di Indonesia begitu buruk terutama untuk pendidikan pribumi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka. 1. Konsep Proses. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, proses memiliki arti antara lain runtunan perubahan ( peristiwa ), perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah Islam, awal abad 19 dikenal sebagai permulaan periode

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah Islam, awal abad 19 dikenal sebagai permulaan periode 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sejarah Islam, awal abad 19 dikenal sebagai permulaan periode modern. Kemajuan zaman yang semakin pesat mendorong umat Islam untuk berfikir aktif, Yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena 17 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode yang digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Skripsi ini berjudul Peranan Pesantren Syamsul Ulum Dalam Revolusi Kemerdekaan di Sukabumi (1945-1946). Untuk membahas berbagai aspek mengenai judul tersebut, maka diperlukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596 berlakulah dualisme hukum di Indonesia, yaitu di samping berlakunya hukum Belanda kuno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kajian yang penulis ambil dalam penelitian skripsi ini adalah mengenai Perkembangan Pendidikan Islam di Bandung Tahun 1901-1942. Untuk membahas berbagi aspek mengenai judul

Lebih terperinci

RESUME BUKU. : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah Pergerakan Nasional Dari. Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2)

RESUME BUKU. : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah Pergerakan Nasional Dari. Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2) RESUME BUKU Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional dari Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2) Penulis : Sartono Kartodirdjo Judul : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan 201 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan historis antara Turki Utsmani dan Hindia Belanda sejatinya telah terjalin lama sebagaimana yang telah dikaji oleh banyak

Lebih terperinci

Tugas Perkuliahan & bobot nilai. Model Perkuliahan. Sub Pokok Bahasan. Kompetensi Khusus. Pokok Bahasan. Pertemuan ke- No.

Tugas Perkuliahan & bobot nilai. Model Perkuliahan. Sub Pokok Bahasan. Kompetensi Khusus. Pokok Bahasan. Pertemuan ke- No. SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH SEJARAH ISLAM DI INDONESIA DOSEN : Drs. Andi Suwirta, M,Hum. Dr. Agus Mulyana, M.Hum. Encep Supriatna, M.Pd. BOBOT 3 SKS/Kode SJ 200 =======================================================================================================

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.2

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.2 SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.2 1. Dalam ilmu sejarah akan menganalisis sebuah peristiwa dan perubahannya dari waktu ke waktu sehingga menungkinkan penilaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. 1 Adapun secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Pebruari merupakan titik permulaan perundingan yang menuju kearah berakhirnya apartheid dan administrasi minoritas kulit putih di Afrika Selatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar sukses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar sukses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar sukses dalam persaingan dipenuhi oleh suatu perusahaan agar sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan 18 III METODE PENELITIAN 1. Metode yang digunakan Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan suatu pengetahuan dan serta untuk menguji suatu kebenaran ilmu pengetahuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan nantinya adalah jenis penelitian lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam masuk ke Minangkabau telah terjadi beberapa kali pembaharuan Pada awal abad ke-20 muncul gerakan pembaharuan Islam di Minangkabau yang dipelopori oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan analis isi ( content analysis). Pendekatan analisis isi merupakan suatu langkah

Lebih terperinci

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki potensi alam di sektor perikanan yang melimpah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakatnya. Salah satu sumber

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA BUKU. Ali, Mukti. Alam Pemikiran Islam Modern di India Pakistan. Bandung: Mizan, 1993.

DAFTAR PUSTAKA BUKU. Ali, Mukti. Alam Pemikiran Islam Modern di India Pakistan. Bandung: Mizan, 1993. DAFTAR PUSTAKA BUKU Abdurahman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1999. Anam, Choirul. Pertumbuhan & Perkembangan NU. PT. Duta Aksara Mulia, 2010. Ali, Mukti. Alam Pemikiran

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud) dan diajukan pada Jurusan Filsafat Agama

Lebih terperinci

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Namibia merupakan negara mandat dari Afrika Selatan setelah Perang Dunia I. Sebelumnya, Namibia merupakan negara jajahan Jerman. Menurut Soeratman (2012,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi umat Islam di Mesir khususnya dan dunia umumnya pada. pertengahan abad 14 Hijriyah adalah masa-masa dimana imperialisme dan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi umat Islam di Mesir khususnya dan dunia umumnya pada. pertengahan abad 14 Hijriyah adalah masa-masa dimana imperialisme dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi umat Islam di Mesir khususnya dan dunia umumnya pada pertengahan abad 14 Hijriyah adalah masa-masa dimana imperialisme dan koloniaisme memegang peranan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 35 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji skripsi yang berjudul Peranan Oda Nobunaga dalam proses Unifikasi Jepang ini, yaitu metode historis

Lebih terperinci

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejak ribuan tahun yang lampau, ini yang dapat di lihat dari kayakarya para leluhur bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan Kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan Kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren, pondok pesantren, atau sering disingkat pondok atau ponpes, adalah sebuah asrama pendidikan tradisional, di mana para siswanya semua tinggal bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fitri Apriliyanti, 2014 Peranan K.H. Mansur dalam perkembangan Muhammadiyah ( )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fitri Apriliyanti, 2014 Peranan K.H. Mansur dalam perkembangan Muhammadiyah ( ) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammadiyah yang berdiri pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta adalah organisasi yang berdiri sebagai alternatif berbagai persoalan yang dihadapi umat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia diawali melalui hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu kemudian berkembang ke berbagai

Lebih terperinci

Tinjauan Buku STUDI SEJARAH DAN BUDAYA LOMBOK. Abdul Rasyad dan Lalu Murdi. STKIP Hamzanwadi Selong,

Tinjauan Buku STUDI SEJARAH DAN BUDAYA LOMBOK. Abdul Rasyad dan Lalu Murdi. STKIP Hamzanwadi Selong, Tinjauan Buku STUDI SEJARAH DAN BUDAYA LOMBOK Abdul Rasyad dan Lalu Murdi STKIP Hamzanwadi Selong, email: rasyad.iis@gmail.com ABSTRAK Tulisan ini merupakan resensi dari buku yang berjudul Studi Sejarah

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014

Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014 Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SILATURAHMI DENGAN PARA PESERTA MUSABAQAH

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad Yasin dalam Perjuangan Harakah Al-Muqawamah Melawan Israel di Palestina Tahun 1987-2004. Suatu kajian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rusia merupakan negara federasi yang terbentuk pasca keruntuhan Uni Soviet. Sebagai negara baru, Rusia berusaha untuk membangun kembali kejayaan seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung Shimabara, Kyushu. Sebagian besar pelaku dari gerakan ini adalah para petani dan ronin (samurai

Lebih terperinci

PERAN PEMBIMBING DALAM OPTIMALISASI BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA CALON JAMAAH HAJI DI KBIH ASSHODIQIYAH SEMARANG

PERAN PEMBIMBING DALAM OPTIMALISASI BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA CALON JAMAAH HAJI DI KBIH ASSHODIQIYAH SEMARANG PERAN PEMBIMBING DALAM OPTIMALISASI BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA CALON JAMAAH HAJI DI KBIH ASSHODIQIYAH SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA MADYA

SILABUS MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA MADYA SILABUS MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA MADYA Oleh: Miftahuddin, M. Hum. NIP. 19740302 200312 1 006 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH PRODI ILMU SEJARAH FIS UNY 20 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Historis. dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Historis. dengan 13 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Historis. dengan berusaha mencari gambaran menyeluruh tentang data, fakta dan peristiwa yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab III berisi pemaparan mengenai metode yang digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan mengenai Pengaruh Pemikiran Harun Nasution Mengenai Islam Rasional Terhadap Pembangunan

Lebih terperinci

Daftar Isi PENDIRIAN MUSEUM MUHAMMADIYAH PROPOSAL 5 ASAS-ASAS 13 RENCANA 24 TAHAPAN PENDIRIAN 1 LATAR BELAKANG SEJARAH PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Daftar Isi PENDIRIAN MUSEUM MUHAMMADIYAH PROPOSAL 5 ASAS-ASAS 13 RENCANA 24 TAHAPAN PENDIRIAN 1 LATAR BELAKANG SEJARAH PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH PIMPINAN PUSAT PROPOSAL PENDIRIAN MUSEUM Daftar Isi 1 LATAR BELAKANG SEJARAH 5 ASAS-ASAS 13 RENCANA 24 TAHAPAN PENDIRIAN MUSEUM LATAR BELAKANG SEJARAH 2 Latar Belakang Kolonialisme Belanda yang berlangsung

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON

STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari ah

Lebih terperinci

PERANAN SYEKH MAULANA MALIK IBRAHIM DALAM PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI GRESIK TAHUN SKRIPSI

PERANAN SYEKH MAULANA MALIK IBRAHIM DALAM PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI GRESIK TAHUN SKRIPSI PERANAN SYEKH MAULANA MALIK IBRAHIM DALAM PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI GRESIK TAHUN 1404-1419 SKRIPSI Oleh Evi Khafidah Rohmah NIM 070210302029 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka bentuk penelitian ini adalah deskriptif naratif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting karena salah satu upaya yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi objek, sasaran suatu ilmu yang sedang diselidiki.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Skripsi yang berjudul (Suatu Kajian Sosio- Historis Gerakan Sosial Petani Di Korea Pada Tahun 1894-1895) ini menggunakan metode historis sebagai metode penelitiannya, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Elfa Michellia Karima, 2013 Kehidupan Nyai Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Elfa Michellia Karima, 2013 Kehidupan Nyai Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Pribumi sangat tergantung pada politik yang dijalankan oleh pemerintah kolonial. Sebagai negara jajahan yang berfungsi sebagai daerah eksploitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses industrialisasi dan pengembangan industri merupakan salah satu jalur kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kajian tentang Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Kajian tentang Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan BAB III METODE PENELITIAN Kajian tentang Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Tahun 1985-1998 ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ketiga akan memaparkan metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ketiga akan memaparkan metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ketiga akan memaparkan metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi yang berjudul Kodifikasi Hadis Pada Masa Khalifah Umar Bin Abdul Aziz

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara terinci mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan mengenai metode dan teknik penelitian yang dilakukan oleh penulis. Menurut buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia, bab

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SOP DALAM PENDAFTARAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG ( PERSPEKTIF EXCELLENT SERVICE ) Skripsi

IMPLEMENTASI SOP DALAM PENDAFTARAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG ( PERSPEKTIF EXCELLENT SERVICE ) Skripsi IMPLEMENTASI SOP DALAM PENDAFTARAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG ( PERSPEKTIF EXCELLENT SERVICE ) Skripsi Untuk memenuhi sebagai persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Lebih terperinci

PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS POLITIK K.H. HASYIM ASY ARI PADA MASA PERJUANGAN MEREBUT DAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA TAHUN SKRIPSI

PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS POLITIK K.H. HASYIM ASY ARI PADA MASA PERJUANGAN MEREBUT DAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA TAHUN SKRIPSI PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS POLITIK K.H. HASYIM ASY ARI PADA MASA PERJUANGAN MEREBUT DAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA TAHUN 1926-1947 SKRIPSI Oleh Achmad Nuril Zamzami NIM 050210302088 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Sesuai dengan karakteristik objek penelitian berupa berbagai peristiwa di masa lampau, maka metode penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk menyusun karya ilmiah ini,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah dinamisasi terutama setelah semakin banyaknya pergolakan pemikiran yang menyebabkan

Lebih terperinci

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami maksud judul skripsi ini, terlebih dahulu akan diuraikan arti dari beberapa istilah yang ada dalam judul skripsi Sewa-Menyewa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren merupakan khazanah pendidikan dan budaya Islam di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah pendidikan Islam di Indonesia, peran pesantren tidak diragukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pemecahannya. Apabila digunakan suatu metode untuk menyelesaikannya.

METODE PENELITIAN. pemecahannya. Apabila digunakan suatu metode untuk menyelesaikannya. 15 III. METODE PENELITIAN A. Metode yang Digunakan Suatu permasalahan atau masalah dapat dengan mudah diselesaikan atau dicari jalan pemecahannya. Apabila digunakan suatu metode untuk menyelesaikannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Al-Ghazali (w. 1111 M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi umat Islam hingga saat ini. Montgomerry Watt (Purwanto dalam pengantar Al- Ghazali,

Lebih terperinci

BAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15

BAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15 BAB I A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau jalan yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau jalan yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode adalah cara atau jalan yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu permasalahan di dalam suatu kegiatan penelitian. Metode yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu. 1 Yang direkonstruksi ialah apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh manusia. Kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah menjadi salah satu kegiatan perekonomian penduduk yang sangat penting. Perikanan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku Lampung-

I. PENDAHULUAN. Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku Lampung- 1 I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pringsewu adalah salah satu kabupaten di Provinsi Lampung, Indonesia. Sejarah Pringsewu diawali dengan berdirinya sebuah perkampungan (tiuh) yang bernama Margakaya

Lebih terperinci

umat Islam terhadap praktek keuangan yang tidak sesuai dengan syari ah perbankan konvensional yang diidentikkan dengan riba. 1 Dengan demikian,

umat Islam terhadap praktek keuangan yang tidak sesuai dengan syari ah perbankan konvensional yang diidentikkan dengan riba. 1 Dengan demikian, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebab utama kemunculan dan keberadaan lembaga keuangan syari ah di Indonesia adalah untuk menghindarkan dan menghilangkan kekhawatiran umat Islam terhadap praktek keuangan

Lebih terperinci

MODEL PENELITIAN AGAMA

MODEL PENELITIAN AGAMA MODEL PENELITIAN AGAMA Diajukan Sebagai Tugas Makalah Dalam Mata Kuliah Metodologi Studi ISlam DOSEN PEMBIMBING Fitri Oviyanti, M.Ag DISUSUN OLEH Lismania Nina Lingga Sari FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang BAB III METODE PENELITIAN Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang berjudul Metodologi Sejarah adalah Metode ada hubungannya dengan suatu prosedur, proses, atau teknik yang sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam menempatkan pendidikan pada kedudukan yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. Islam menempatkan pendidikan pada kedudukan yang sangat penting. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Islam menempatkan pendidikan pada kedudukan yang sangat penting. Ayat Al-Quran yang pertama kali disampaikan kepada Nabi Muhammad berisi seruan

Lebih terperinci