KANDUNGAN ZAT PENGATUR TUMBUH DAUN DAN POLA INFLORESEN BUNGA PADA JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) ANDROMONOECIOUS SITI KOMARIYAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KANDUNGAN ZAT PENGATUR TUMBUH DAUN DAN POLA INFLORESEN BUNGA PADA JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) ANDROMONOECIOUS SITI KOMARIYAH"

Transkripsi

1 KANDUNGAN ZAT PENGATUR TUMBUH DAUN DAN POLA INFLORESEN BUNGA PADA JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) ANDROMONOECIOUS SITI KOMARIYAH DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

2 ABSTRAK SITI KOMARIYAH. Kandungan Zat Pengatur Tumbuh Daun dan Pola Infloresen Bunga pada Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Andromonoecious. Dibimbing oleh TRIADIATI dan WULAN TRI WAHYUNI. Jarak pagar merupakan tanaman berumah satu (monoecious), dengan bunga jantan dan betina yang terpisah. Akan tetapi, pada Jarak pagar telah diketahui terdapat tanaman andromonoecious (yang memiliki bunga hermaprodit dan bunga jantan). Salah satu faktor internal yang mengendalikan fase reproduktif pada tanaman ialah Zat Pengatur Tumbuh (ZPT). Oleh karena itu, penambahan ZPT seringkali dilakukan untuk mengoptimalkan pertumbuhan vegetatif dan reproduktif tanaman. Penelitian ini bertujuan menganalisis kandungan auksin, giberelin, dan sitokinin daun serta pola infloresen bunga pada jarak pagar andromonocieous pada berbagai perlakuan ZPT. Zat pengatur tumbuh IAA, GA 3, dan kinetin disemprotkan pada daun setiap dua minggu sekali sampai dua bulan sebelum tanaman berbunga. Analisis ZPT daun menggunakan metode ekstraksi dan spektrofotometri. Kandungan auksin dan giberelin pada tanaman jarak pagar monoecious lebih tinggi pada fase sebelum berbunga dibandingkan setelah proses pembungaan, sedangkan kandungan sitokinin pada tanaman jarak pagar monoecious sebelum berbunga lebih rendah dibandingkan setelah berbunga. Pada tanaman jarak pagar andromonoecious tanpa perlakuan ZPT kandungan auksin dan sitokinin mengalami kenaikan setelah proses pembungaan, tetapi tidak demikian dengan giberelin yang mengalami penurunan. Penyemprotan auksin dan giberelin 100 ppm terhadap tanaman andromonoecious mampu meningkatkan kandungan ZPT endogen. Penyemprotan kinetin pada tanaman Jarak pagar andromonoecious dapat meningkatkan jumlah percabangan infloresen bunga. Kata kunci : monoecious, andromonoecious, zat pengatur tumbuh, infloresen ABSTRACT SITI KOMARIYAH. The Leaf Plant Growth Regulators Content and Flowers Inflorescense Pattern on Andromonoecious Jatropha curcas L. Supervised by TRIADIATI and WULAN TRI WAHYUNI. Jatropha curcas is a monoecious plant with separated male and female flowers. However, there is also andromonoecious Jatropha plant that produce hermaphrodite and male flowers. One of the internal factors controlling reproductive phase is Plant Growth Regulators (PGRs). Addition of PGRs could optimize vegetative and reproductive phase. The aims of this study were to analysis the content of leaf auxins, gibberellins, and cytokinins, as well as flower inflorescense pattern on andromonoecious Jatropha curcas under PGR treatments. PGRs IAA, GA 3, and kinetin was sprayed to leaves every two weeks until two months before flowering. PGR analysis was performed using extraction and spectrophotometric methods. The content of auxins and gibberellins in monoecious Jatropha were higher when was analyzed before flowering than that of after flowering, whereas the content of sitokinin on monoecious plant was lower before flowering than that of after flowering. Auxin and sitokinin content in non treated andromonoecious increased after flowering. whereas gibberellins content decreased. Treatment of 100 ppm auxin and giberellin to the andromonoecious Jatropha could increase the content of PGR endogenous. Kinetin increased number of flower inflorescense on andromonoecious Jatropha. Key words: monoecious, andromonoecious, plant growth regulators, inflorescense

3 Judul Skripsi : Kandungan Zat Pengatur Tumbuh Daun dan Pola Infloresen Bunga pada Jarak pagar (Jatropha curcas L.) Andromonoecious Nama : Siti Komariyah NRP : G Menyetujui Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. Triadiati, M.Si NIP Wulan Tri Wahyuni, M.Si Mengetahui Kepala Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Dr. Ir. Ence Darmo Jaya Supena, M.Si NIP Tanggal lulus :

4 KANDUNGAN ZAT PENGATUR TUMBUH DAUN DAN POLA INFLORESEN BUNGA PADA JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) ANDROMONOECIOUS SITI KOMARIYAH Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Biologi DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

5 PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Kandungan Zat Pengatur Tumbuh Daun dan Pola Infloresen Bunga pada Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Andromonoecious. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari sampai Agustus Penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Triadiati, M.Si dan Ibu Wulan Tri Wahyuni, M.Si selaku pembimbing atas pengarahan, teladan, kesabaran, waktu, serta nasehat yang diberikan kepada penulis salama penelitian hingga penulisan karya ilmiah ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak Dr.Ir Miftahuddin, M.Si selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk perbaikan penulisan karya ilmiah ini. Penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Nung dan Pak Eman selaku teknisi di Laboratorium Kimia Analitik, Pak Eko selaku teknisi di Laboratorium Bersama Kimia, serta Pak Kus dan Ibu Gleny selaku teknisi di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak, ibu, kakak, dan adik serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada mbak tri sundari, teman-teman seperjuanganku iip, danis, yuni, age, niswa, fina, dan ifit yang telah banyak memberikan dukungan, teman-teman wisma bintang dan teman-teman Biologi 44 yang telah memberikan dukungan dan semangat pada penulis serta semua pihak yang telah membantu penyusunan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Januari 2012 Siti Komariyah

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Lampung pada tanggal 12 Mei 1989 dari pasangan bapak Sardi dan ibu Sumiyati. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Tahun 2007 penulis lulus dari SMAN 1Sukoharjo dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih mayor Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa KSR Unit 1 IPB ( ), KEMALA (Keluarga Mahasiswa Lampung, 2007), SERUM-G ( ), dan Himpunan Mahasiswa Biologi (2008). Penulis mendapatkan beasiswa Program peningkatan Akademik (PPA) dan Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) Pada alih tahun , penulis mengikuti kegiatan magang di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan topik Teknik Pembuatan Spesimen Herbarium. Pada alih tahun , penulis mengikuti kegiatan magang di Sringanis mengenai tanam-tanaman obat. Pada tahun 2010, penulis melaksanakan Praktek Lapangan di Unit Peternakan Darul Fallah Ciampea-Bogor dengan judul Proses Pemeliharaan Kambing Perah di Unit Peternakan Darul Fallah-Bogor. Penulis juga pernah menjadi asisten mata kuliah Fisiologi tumbuhan (semester genap ), Biologi Dasar (semester ganjil dan genap 2010/2011), dan Pendidikan Agama Islam ( ). Sebagai salah satu syarat kelulusan studi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, penulis melaksanakan penelitian yang berjudul Kandungan Zat Pengatur Tumbuh Daun dan Pola Infloresen Bunga pada Jarak Pagar (Jatropha curcas. L) Andromonoecious dibawah bimbingan Ibu Dr. Triadiati, M.Si dan Ibu Wulan Tri Wahyuni, M.Si

7 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR LAMPIRAN... vii PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan... 1 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu... 1 Bahan dan Alat... 1 Metode Penelitian... 1 HASIL... 2 PEMBAHASAN... 3 SIMPULAN... 5 DAFTAR PUSTAKA... 5 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Spektrum panjang gelombang Giberelin Spektrum panjang gelombang kinetin Spektrum panjang gelombang Auksin Hasil pengukuran kurva standar giberelin... 5 Hasil pengukuran kurva standar auksin... 6 Hasil pengukuran kurva standar kinetin

8 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pada umumnya, jarak pagar (Jatropha curcas) merupakan tanaman berumah satu (monoecious), dengan bunga jantan dan betina terpisah tetapi masih dalam satu tanaman yang sama (Hartati 2009). Saat ini, diketahui terdapat tanaman jarak pagar yang mempunyai bunga hermaprodit dari tanaman monoecious, namun jumlahnya sangat terbatas. Tanaman jarak pagar berbunga hermaprodit, termasuk tipe tanaman andromonoecious (hanya mempunyai bunga hermaprodit dan bunga jantan). Pada satu karangan bunga, jumlah bunga jantan lebih banyak dibandingkan bunga hermaprodit. Bunga hermaprodit memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan bunga jantan (Delita et al. 2008). Bunga hermaprodit dapat memberikan peluang terjadinya penyerbukan sendiri. Tanaman yang menyerbuk sendiri akan menghasilkan biji yang bersifat homogen, sedangkan tanaman menyerbuk silang umumnya menghasilkan biji yang bersifat heterogen. Zat pengatur tumbuh ialah senyawa organik yang disintesis di salah satu bagian tumbuhan dan dipindahkan ke bagian lain, dan pada konsentrasi yang sangat rendah mampu menimbulkan respon fisiologis (Salisbury & Ross 1995). Tanaman secara alami sudah mengandung hormon pertumbuhan yang disebut hormon endogen. Namun, hormon ini kurang optimum mempengaruhi proses pertumbuhan vegetatif dan reproduktif tanaman. Penambahan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) sering kali dilakukan untuk mengoptimalkan pertumbuhan vegetatif dan reproduktif tanaman, misalnya giberelin (GA 3 ) yang mampu mempercepat pertumbuhan dan pembungaan (Abidin 1985). Giberelin mampu mempercepat pembungaan tanaman melalui pengaktifan gen meristem bunga dengan menghasilkan protein yang akan menginduksi ekspresi gen-gen pembentuk organ bunga (seperti korolla, kalix, stamen, dan pistillum) (Arika et al. 2009). Auksin merupakan salah satu hormon tanaman yang dapat meregulasi banyak proses fisiologi, seperti pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi sel serta sintesa protein (Darnell et al. 1986). Peningkatan konsentrasi sitokinin pada daun merupakan salah satu fenomena hormonal yang penting bagi induksi bunga. Ryugo (1990) menyatakan bahwa aplikasi sitokinin pada permukaan petiol yang dipotong dapat meningkatkan persentase tunas bunga. Berdasarkan hal tersebut diduga ZPT memiliki peranan yang penting dalam memacu munculnya bunga khususnya hermaprodit pada tanaman jarak pagar. Bunga jarak pagar tersusun secara majemuk (infloresen). Menurut Heller (1996) infloresen pada jarak pagar terbentuk pada cabang terminal. Infloresen bunga pada jarak pagar bertipe dichasial cyme. Tipe infloresen bunga tersebut ialah tipe bunga yang memiliki ciri antara lain pada ujung tangkai utama terdapat sebuah kuncup bunga, bunga pada ujung tangkai utama akan mekar lebih dahulu, tangkai utama biasanya lebih pendek dari anak tangkai, tangkai utama hanya membentuk anak tangkai dengan jumlah sedikit dan percabangan pada anak tangkai tidak berbeda dari tangkai utama (Raju & Ezradanam 2002). Tujuan Penelitian ini bertujuan menganalisis kandungan auksin, giberelin, dan kinetin dari daun serta pembentukan pola infloresen bunga pada tanaman jarak pagar (J. curcas) andromonoecious pada berbagai perlakuan zat pengatur tumbuh. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Agustus 2011 di lahan pertanian Cibeureum, lahan pertanian Cikabayan, Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama Kimia Departemen Kimia dan Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Departemen Biologi FMIPA, Institut Pertanian Bogor. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan ialah daun tanaman jarak pagar andromonoecious dan daun tanaman jarak pagar monoecious. Zat pengatur tumbuh yang digunakan antara lain auksin (IAA), giberelin (GA 3 ), dan kinetin (K), bahan kimia yang digunakan ialah metanol, NH 4 OH, kloroform, etilasetat, dan isopropanol. Alat yang digunakan ialah mortar, penguap putar, corong pisah, lempeng kromatografi lapis tipis (KLT), spektrofotometer berkas ganda, dan alat-alat

9 2 lain yang biasa digunakan di dalam laboratorium. Metode Penelitian Perlakuan. Tanaman jarak pagar andromonoecious disemprot pada permukaan bawah daun pada pagi hari dengan menggunakan GA ppm, IAA 100 ppm, kinetin 100 ppm, GA 3 :IAA (50:50 ppm), GA 3 :K (50:50 ppm), IAA:K (50:50 ppm) masing-masing sebanyak 300 ml. Perlakuan diberikan 2 minggu sekali pada tanaman saat jumlah daun minimal 5 helai sampai dua bulan sebelum berbunga. Analisis kandungan ZPT menggunakan tanaman dengan perlakuan ZPT tunggal, sedangkan pengamatan pola infloresen bunga untuk semua perlakuan ZPT. Pengambilan Sampel. Sampel daun diambil sebelum munculnya bunga dan saat bunga mulai muncul. Sampel yang diambil adalah daun dengan lebar penuh yang memiliki warna hijau tua dan rata-rata terletak pada duduk daun ketiga dari pucuk. Analisis ZPT pada daun. Analisis ZPT pada daun mengikuti metode yang digunakan Unyayar et al. (1996). Sampel daun yang diambil secara komposit dari 3 ulangan seberat ± 5 gr diekstrak dengan cara digerus, kemudian dilarutkan dengan metanol, kloroform, dan 2N ammonium hidroksida (12:5:3 v/v/v) sebanyak 100 ml. Ekstrak yang diperoleh kemudian disaring. Air destilata sebanyak 22,4 ml ditambahkan ke dalam ekstrak yang diperoleh, selanjutnya ekstrak dimasukkan ke dalam corong pemisah dan didiamkan selama 24 jam. Fase cair diambil sedangkan fase kloroform dibuang. Selanjutnya, ph pada fase air diatur menjadi 2,5 dengan menambahkan HCL 5N, kemudian diekstraksi sebanyak 3 kali dengan menggunakan 15 ml etilasetat. Ekstrak didiamkan beberapa menit agar fase air terpisah dari fase etilasetat. Fase etilasetat diambil dan fase air dilanjutkan untuk perlakuan berikutnya. Fase etilasetat yang diperoleh diharapkan mengandung IAA dan GA 3. Fase air berikutnya diatur ph nya menjadi 7 dengan menambahkan 4N NaOH kemudian diekstraksi kembali sebanyak 3 kali menggunakan 15 ml etilasetat. Perlakuan ini akan menghasilkan kinetin bebas. Ekstrak IAA, GA 3, dan kinetin yang diperoleh selanjutnya dievaporasi. Ekstrak kering yang diperoleh kemudian ditimbang ± 0,1-0,5 mg dan dilarutkan menggunakan 10 ml metanol kemudian diukur menggunakan spektrofotometri UV-VIS pada panjang gelombang 253 untuk GA 3, 279,6 untuk IAA, dan 267,8 untuk kinetin. Panjang gelombang tersebut diperoleh dari hasil scanning ZPT standar (Lampiran 1-3). Konsentrasi ZPT pada sampel yang diperoleh dihitung dengan persamaan kurva standar (Lampiran 4-6). HASIL Hasil analisis ZPT pada tanaman jarak pagar monoecious dan kontrol andromonoecious menunjukkan bahwa kandungan giberelin mengalami penurunan dari fase sebelum berbunga ke fase pembungaan sebesar 4,47 mg/g ekstrak dan 0,22 mg/g ekstrak, sedangkan pada tanaman jarak pagar andromonoecious dengan penyemprotan giberelin 100 ppm mengalami peningkatan kandungan giberelin sebesar 2,42 mg/g ekstrak (Tabel 1). Tabel 1 Kandungan zat pengatur tumbuh endogen pada tanaman jarak pagar andromonoecious dengan perlakuan berbagai ZPT Sampel Kandungan ZPT daun mg/gr ekstrak GA 3 K IAA Monoecious Sebelum berbunga 5,52 0,001 5,47 Setelah berbunga 0,75 0,37 0,94 Kontrol Andromonoecious Sebelum berbunga 0,56 0,04 0,24 Setelah berbunga 0,34 0,06 0,52 Andromonoecious + IAA 100 ppm Sebelum berbunga 0,08 Setelah berbunga 1,32 Andromonoecious + GA3 100 ppm Sebelum berbunga 0,06 Setelah berbunga 2,48 Andromonoecious + Kinetin 100 ppm Sebelum berbunga 0,04 Setelah berbunga - Keterangan : GA3: giberelin, IAA: auksin, K: kinetin Kandungan kinetin pada tanaman monoecious mengalami peningkatan 0,369 mg/g ekstrak dari fase sebelum berbunga ke fase setelah pembungaan, sedangkan pada tanaman jarak pagar kontrol andromonoecious kandungan kinetin meningkat 0,02 mg/g ekstrak. Kandungan kinetin pada tanaman jarak pagar andromonoecious dengan penyemprotan K 100 ppm sebesar 0,04 mg/g ekstrak, sedangkan kandungan kinetin setelah tanaman berbunga belum dapat diamati,

10 3 karena sampai batas waktu yang ditentukan tanaman belum berbunga. Kandungan auksin pada tanaman jarak pagar monoecious mengalami penurunan 4,53 mg/g ekstrak dari fase sebelum berbunga ke fase pembungaan. Pada tanaman jarak pagar kontrol andromonoecious dan andromonoecious dengan penyemprotan IAA 100 ppm keduanya mengalami peningkatan kandungan auksin dari fase sebelum berbunga ke fase setelah berbunga. Kandungan auksin pada tanaman jarak pagar kontrol andromonoecious meningkat 0,28 mg/g ekstrak, sedangkan pada tanaman jarak pagar andromonoecious dengan penyemprotan IAA 100 ppm meningkat 1,24 mg/g ekstrak. Penyemprotan giberelin, auksin, dan kinetin dengan konsentrasi 50 dan 100 ppm secara umum belum menunjukkan pengaruh terhadap pola infloresen bunga pada tanaman jarak pagar andromonoecious (Gambar 1). kontrol bunga andromonoecious bunga monoecious Andromonoecious + GA3 Andromonoecious + IAA Andromonoecious + K Andromonoecious + GA3 : IAA Andromonoecious + GA3 : K Andromonoecious + K : IAA Gambar 1 Pola infloresen bunga pada tanaman jarak pagar andromonoecious dengan berbagai perlakuan ZPT dan monoecious. Keterangan gambar: = bunga hermaprodit = rangkaian bunga jantan = bunga betina

11 4 PEMBAHASAN Jarak pagar merupakan anggota famili Euphorbiaceae dengan jumlah bunga jantan lebih banyak daripada bunga betina (monoecious). Perbandingan bunga jantan dan bunga betina pada jarak pagar monoecious sebesar 29:1 (Raju & Ezradanam 2002). Saat dimulainya proses pembungaan, terjadi peralihan dari proses produksi struktur daun yang relatif sederhana menjadi struktur pembungaan yang lebih kompleks. Saat pucuk terinduksi untuk berbunga, meristem berhenti membentuk daun dan mulai menghasilkan organ bunga. Pada saat itu terjadi perubahan-perubahan metabolisme pada pucuk yang disertai kenaikan laju pembelahan sel. Keberhasilan proses pembungaan dimulai setelah terjadi induksi bunga, diikuti proses diferensiasi, pendewasaan organ-organ bunga, antesis, dan polinasi (Bernier et al. 1985). Salah satu peran hormon tanaman adalah mempengaruhi inisiasi pembungaan dengan mengatur keseimbangan antara karbohidrat dan nitrogen (rasio C/N). Kelebihan suplai zat makanan (karbohidrat) dalam tanaman akan merangsang terjadinya pembungaan. Arika et al. (2009) menyatakan bahwa giberelin mampu meningkatkan rasio C/N. Semakin tinggi rasio C/N, tanaman akan mengalami peralihan dari masa vegetatif ke reproduktif. Hal tersebut menyebabkan waktu inisiasi bunga lebih cepat. Kandungan giberelin dan auksin tanaman jarak pagar monoecious pada penelitian ini lebih rendah pada fase sebelum berbunga dibandingkan fase setelah berbunga, sedangkan kandungan sitokininnya meningkat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rai et al. (2006), bahwa kandungan giberelin pada pucuk yang berbunga tetap rendah setelah stadium induksi terlewati, sedangkan kandungan giberelin pada pucuk yang tidak berbunga relatif tinggi. Menurut Tumbull et al. (1996) bahwa kandungan giberelin yang tinggi akan memacu pembelahan dan pemanjangan sel di apeks pucuk, terutama di bagian sel meristematik, sehingga memacu pertumbuhan vegetatif dan menghambat pembungaan. Pada tanaman jarak pagar kontrol andromonoecious, kandungan giberelin menurun setelah melewati proses pembungaan, sedangkan kandungan auksin dan kinetin meningkat setelah melewati proses pembungaan. Tanaman jarak pagar monoecious dan kontrol andromonoecious menunjukkan bahwa kandungan kinetin yang dihasilkan sebelum berbunga lebih rendah dibandingkan setelah berbunga dengan besar peningkatan yang berbeda. Kinetin merupakan ZPT yang mendorong pembelahan (sitokinesis), umumnya banyak terdapat pada daerah ujung akar dan daerah meristem yang mengalami pembelahan sel cepat, serta pada daerah yang sedang berkembang (Prawitasari 2002). Produksi bunga berkorelasi tinggi dengan aktivitas kinetin pada meristem apikal. Pucuk yang terinduksi untuk menghasilkan bunga memiliki kandungan sitokinin yang lebih tinggi dibandingkan pucuk yang tidak menghasilkan bunga (Kinet et al. 1985). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prawitasari et al. (2002), bahwa kandungan sitokinin terus berfluktuasi sesuai perkembangan fase pembungaan. Kandungan sitokinin yang dihasilkan tanaman lengkeng saat H-30 hari sebelum bunga mekar cukup rendah dan terus mengalami peningkatan sampai H-15 hari sebelum bunga mekar. Fluktuasi kandungan sitokinin sangat tajam pada fase perkembangan organ bunga, karena pada saat itu, terjadi perkembangan primordiaprimordia calon organ bunga yang menandakan aktivitas daerah perkembangan sangat tinggi. Kandungan sitokinin mengalami penurunan sebelum bunga mekar. Hal ini disebabkan adanya aktivitas daerah meristematik yang mengalami pembelahan sel sudah menurun dan ditandai dengan membukanya petal secara sempurna. Beberapa hari setelah bunga mekar sempurna terjadi peningkatan sitokinin kembali, yang disebabkan adanya perkembangan organ calon buah yang berasosiasi dengan kebutuhan sitokinin bagi pembelahan sel-sel baru di daerah perkembangan hingga buah mencapai ukuran maksimum. Hal ini menandakan bahwa sitokinin berperan dalam induksi pembungaan dan diferensiasi sel. Menurut Wattimena (1988) bahwa pengaruh sitokinin pada berbagai proses fisiologis diduga pada tingkat sintesis protein mengingat kesamaan struktur sitokinin dengan adenin yang merupakan komponen dari DNA dan RNA. Selanjutnya Lakitan (1995) menambahkan bahwa sitokinin merangsang pembelahan sel

12 5 melalui peningkatan laju sintesis protein. Beberapa di antara protein ini dapat berperan sebagai enzim yang dibutuhkan untuk terjadinya mitosis. Penyemprotan kinetin 100 ppm ternyata menghambat pembungaan dan munculnya bunga hermaprodit. Hal ini menguatkan hasil penelitian Palupi et al. (2009) yang menyatakan bahwa perlakuan BAP 35 ppm pada tanaman jarak pagar mampu menghasilkan 24 bunga hermaprodit dari 18 infloresen yang diamati, sedangkan perlakuan BAP 50 ppm tidak menghasilkan bunga hermaprodit. BAP dan kinetin merupakan jenis sitokinin sintetik. Penyemprotan giberelin dan auksin 100 ppm pada tanaman andromonoecious mampu meningkatkan kandungan ZPT endogen. Menurut Arika et al. (2009) bahwa pemberian giberelin pada tanaman akan meningkatkan kandungan auksin melalui pembentukan enzim proteolitik yang akan membebaskan senyawa triptophan sebagai prekursor auksin. Menurut Kaminek et al. (1997) bahwa penambahan kinetin mampu meningkatkan kadar kinetin endogen baik melalui pengambilan ataupun peningkatan biosintesis kinetin. Peningkatan jumlah kinetin endogen ternyata justru menghambat perkembangan reproduktif tanaman. Salisbury & Ross (1995) menyatakan bahwa pemberian ZPT secara eksogen pada konsentrasi tinggi akan mengganggu metabolisme sel, akibatnya menghambat proses pembentukan bunga. Sitokinin adalah salah satu faktor penting yang mengatur pembentukan percabangan bunga dan perkembangan buah. Pada tanaman leci, penyemprotan kinetin lebih efektif dalam menginduksi pembentukan cabang bunga dibandingkan jenis sitokinin yang lain ( Chen 1990). Pada tanaman anggur, sitokinin mendorong differensiasi primordia menjadi inflorensen. Dalam hal ini sitokinin meningkatkan kemampuan inflorensen anggur untuk menarik assimilat karena inflorensen yang sedang berkembang memiliki daya saing yang rendah dibandingkan daun-daun muda tanpa adanya sitokinin (Kinet et al. 1985). Pada tanaman jarak pagar andromonoecious, menunjukkan bahwa bunga hermaprodit selalu muncul dari pucuk apikal infloresen. Raju dan Ezradanam (2002) menyatakan bahwa tanaman jarak pagar menghasilkan infloresen dengan tipe dichasial cyme. Perlakuan ZPT secara umum tidak mempengaruhi pola infloresen bunga, tetapi mempengaruhi pola percabangan pada cabang sekunder. Tanaman jarak pagar dengan penyemprotan GA 3 :K (50:50 ppm) menghasilkan percabangan infloresen yang paling banyak. Menurut Palupi et al. (2009) bahwa aplikasi sitokinin menghasilkan percabangan infloresen yang lebih banyak sehingga bunga yang terbentuk juga lebih banyak. Dari hasil pengamatan dapat terlihat bahwa pola infloresen bunga pada tanaman jarak pagar monoecious berbeda dengan tanaman andromonoecious. Pucuk apikal tanaman jarak pagar monoecious lebih didominasi oleh bunga jantan, sedangkan pucuk apikal pada tanaman jarak pagar andromonoecious berpotensi menghasilkan bunga hermaprodit. SIMPULAN Kandungan giberelin dan auksin tanaman jarak pagar monoecious lebih tinggi pada fase sebelum berbunga dibandingkan setelah proses pembungaan, sedangkan kandungan kinetin pada tanaman jarak pagar monoecious lebih rendah saat sebelum berbunga dibandingkan setelah berbunga. Pada tanaman jarak pagar kontrol andromonoecious kandungan auksin dan kinetin mengalami kenaikan setelah proses pembungaan, sedangkan giberelin mengalami penurunan. Penyemprotan auksin dan giberelin terhadap tanaman andromonoecious mampu meningkatkan kandungan auksin dan giberelin endogen. Penyemprotan kinetin pada tanaman jarak pagar andromonoecious dapat meningkatkan jumlah percabangan infloresen bunga. DAFTAR PUSTAKA Abidin Z Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Bandung: Angkasa. Arika KA, Hastuti ED, Setiari N Pertumbuhan dan pembungaan tanaman jarak pagar setelah penyemprotan GA3 dengan konsentrasi yang berbeda. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi. 10 (1) : Bernier GB, Kinet JM, Sachs RM The Physiology of Flowering: Transition to

13 6 reproductive growth. Vol II. Florida: CRC Press. Chen, WS Changes in citokinins before and during early flower bud differentiation in Lychee (Litchi chinensis Sonn.) Plant Physiol. 96: Darnell J, Lodish H, Baltimore H Molecular Cell Biology. New York: Scientific American Books, Inc. Delita K, Mareza E, Kalsum U Korelasi aktivitas enzim nitrat reduktase dan pertumbuhan beberapa genotipe tanaman jarak pagar (Jatropha Curcas Linn.) yang diperlakukan dengan zat pengatur tumbuh 2,4 D. Acta 11: Hartati S Info tek perkebunan media bahan bakar nabati dan perkebunan. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol.1. No Heller, J Physisc nut Jatropha curcas L. promoting the conservation and used undertilized and neglected crops 1. Institut of Plant Genetic and Crop Plant Research. Gatersleben/IPGRI. Kaminek M, Motyka V, Vankova R Regulation of cytokinin content in plant cell. Plant Physiol. 101: Kinet JM, Bernier G, Sachs RM The Initiation of Flowers: The physiology of flowering. Vol I. Florida: CRC Press. Lakitan, B Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Palupi ER, Surahman M, Warid K Aplikasi ZPT untuk keserempakan pemasakan buah jarak pagar (Jatropha curcas L.). di dalam: Prosiding seminar hasil-hasil penelitian IPB Bogor. Prawitasari T, Guhardja E, Darusman LK, Harran S, Poerwanto R Perkembangan struktur meristem reproduktif pada proses pembungaan tanaman lengkeng. Hayati 9(4): Rai Y, Poerwanto R, Darusman LK, Purwoko BS Perubahan kandungan giberelin dan gula total pada fase-fase perkembangan bunga manggis. Hayati 13(3): Raju S, Ezradanam V Pollination ecology and fruiting behaviour in a monoecious spesies, Jatropha curcas L. (Euphorbiaceae). Curr Sci 83: Ryugo K Flowering and fruit set in temperate fruit trees. di dalam: Proceedings of the lnternasional Seminar "Off Season Production of Horticultural Crops ". Taipei, 27 Nov-3 Des Salisbury FB, Ross CW Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Diah RL, Sumaryono, penerjemah. Bandung: ITB Press. Terjemahan dari: Plant Physiology. Tumbull CGN, Anderson KL, Winston EC Influence of gibberellins treatment on flowering and fruiting patterns in mango. Aust J Agric 36: Unyayar S, Topcuoglu SF, Unyayar A A modified method for extraction and identification of indole-3- acetic acid (IAA), giberelin acid (GA3), abcisic acid (ABA) and zeatin produced by phanerochaete chrysosporium ME446. Bulg.J. Plant physiol. 22 (3-4): Wattimena, GA Zat pengatur tumbuh tanaman. Pusat Antar Universitas. Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor.

14 LAMPIRAN 7

15 8 Lampiran 1 Spektrum panjang gelombang giberelin No. Wavelength nm. Abs ,4-0, ,8-0, ,6-0, ,2-0, ,2-0, , , , , ,2 3, ,8 4 Lampiran 2 Spektrum panjang gelombang kinetin No. Wavelength nm. Abs ,4 0, ,6 0, ,2 0, ,6 0, ,6 0, ,2 0, ,8 1, ,8 4

16 9 Lampiran 3 Spektrum panjang gelombang auksin No. Wavelength nm. Abs ,6 0, ,2 0, ,6 0, ,4 0, ,6 0, ,8 0, ,2 0, ,4 0, ,6 0, ,8 0, ,2 3, ,6 3, , ,376

17 10 Lampiran 4 Hasil pengukuran kurva standar giberelin ppm Lampiran 5 Hasil pengukuran kurva standar auksin ppm Lampiran 6 Hasil pengukuran kurva standar kinetin ppm

POLA PERCABANGAN CABANG BATANG PRIMER DAN KAITANNYA DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas) TRIMONOECIOUS

POLA PERCABANGAN CABANG BATANG PRIMER DAN KAITANNYA DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas) TRIMONOECIOUS POLA PERCABANGAN CABANG BATANG PRIMER DAN KAITANNYA DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas) TRIMONOECIOUS ZULFIKAR ARSA MUJAHIDILLAH DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kerontokan Bunga dan Buah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kerontokan Bunga dan Buah 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Kerontokan Bunga dan Buah Kerontokan bunga dan buah sejak terbentuknya bunga sampai perkembangan buah sangat mengurangi produksi buah belimbing. Absisi atau kerontokan bunga dan

Lebih terperinci

STUDI ANATOMI ORGAN DAN PERKEMBANGAN BUNGA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) HENNY WIDIYASTUTI

STUDI ANATOMI ORGAN DAN PERKEMBANGAN BUNGA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) HENNY WIDIYASTUTI STUDI ANATOMI ORGAN DAN PERKEMBANGAN BUNGA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) HENNY WIDIYASTUTI DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja atau Soja max, tetapi pada tahun 1984 telah disepakati nama botani yang

Lebih terperinci

MANIPULASI TUMBUHAN MENGGUNAKAN HORMON PERTUMBUHAN TANAMAN

MANIPULASI TUMBUHAN MENGGUNAKAN HORMON PERTUMBUHAN TANAMAN MANIPULASI TUMBUHAN MENGGUNAKAN HORMON PERTUMBUHAN TANAMAN Sebagai organisme yang bersifat sesil tumbuhan tidak dapat pindah dari habitatnya. Tumbuhan harus mampu mengatasi kondisi di sekitarnya termasuk

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas pertanian perkebunan rakyat. Tanaman ini menjadi andalan bagi petani dan berperan penting bagi perekonomian

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK Dendrobium phalaenopsis Fitzg TERHADAP PEMBERIAN IBA DAN KINETIN SECARA IN VITRO

PENGARUH PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK Dendrobium phalaenopsis Fitzg TERHADAP PEMBERIAN IBA DAN KINETIN SECARA IN VITRO PENGARUH PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK Dendrobium phalaenopsis Fitzg TERHADAP PEMBERIAN IBA DAN KINETIN SECARA IN VITRO Zohiriah 1, Zulfarina 2, Imam Mahadi 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi

Lebih terperinci

III. ANALISIS PERCABANGAN DAN MODEL TAJUK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PENDAHULUAN

III. ANALISIS PERCABANGAN DAN MODEL TAJUK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PENDAHULUAN III. ANALISIS PERCABANGAN DAN MODEL TAJUK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Analysis of branches and shoot model of Jatropha curcas L. Abstract The objective of this research was to analyze pattern of branching,

Lebih terperinci

Gambar 3. Tanaman tanpa GA 3 (a), Tanaman dengan perlakuan 200 ppm GA 3 (b)

Gambar 3. Tanaman tanpa GA 3 (a), Tanaman dengan perlakuan 200 ppm GA 3 (b) 45 Pembahasan Penggunaan benih yang bermutu baik merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan produksi tanaman bawang merah. Rendahnya produksi tanaman bawang merah khususnya di daerah sentra

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Konsentrasi Air Kelapa (Cocos nucifera) terhadap Viabilitas Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa var. sabdariffa) Berdasarkan hasil analisis (ANAVA) pada lampiran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit disebut dengan nama latin Elaeis guineensis Jacq. Elaeis berasal dari Elaion yang dalam bahasa Yunani berarti minyak. Guineensis

Lebih terperinci

HORMON DAN ZAT PENGATUR TUMBUH. Hormones and plant growth regulator

HORMON DAN ZAT PENGATUR TUMBUH. Hormones and plant growth regulator HORMON DAN ZAT PENGATUR TUMBUH Hormones and plant growth regulator Istilah hormon pertama kali digunakan pada hewan sebagai : senyawa yang diproduksi di suatu kelenjar, diedarkan ke bagian tubuh lain melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja,

Lebih terperinci

III. INDUKSI PEMBUNGAAN PADA TANAMAN KAKAO. Abstrak

III. INDUKSI PEMBUNGAAN PADA TANAMAN KAKAO. Abstrak III. INDUKSI PEMBUNGAAN PADA TANAMAN KAKAO Abstrak Kakao merupakan komoditas penting bagi Indonesia, baik secara ekonomi maupun sosial. Namun demikian, produktivitas perkebunan kakao di Indonesia masih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia,

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia, karena ubi kayu memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan dunia. Di Indonesia,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah tropika yang menempati urutan ke dua terbesar setelah pisang. Indonesia merupakan produsen

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 26 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan 3, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB selama sembilan minggu sejak Februari hingga

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN) Volume 16, Nomor 2, Hal. 63-68 Juli - Desember 211 ISSN:852-8349 PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN) Muswita Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2008 sampai dengan Maret 2009. Tempat penelitian di Kebun IPB Tajur I dan analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubikayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Ubikayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan salah satu 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubikayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan ketiga sebagai sumber karbohidrat bagi masyarakat Indonesia.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias khususnya bunga merupakan salah satu komoditas hortikultura

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias khususnya bunga merupakan salah satu komoditas hortikultura I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman hias khususnya bunga merupakan salah satu komoditas hortikultura yang cukup diperhitungkan. Selain memiliki fungsi estetika, bunga juga mendatangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Konsentrasi Mikroorganisme Lokal (MOL) Bonggol Pisang Nangka Terhadap Penambahan Panjang Akar Semai Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Analisis

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Botani Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang mempunyai jenis 180 jenis. Tanaman gladiol ditemukan di Afrika, Mediterania, dan paling banyak

Lebih terperinci

PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP PROLIFERASI TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas Linn.) SECARA INVITRO

PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP PROLIFERASI TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas Linn.) SECARA INVITRO PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP PROLIFERASI TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas Linn.) SECARA INVITRO Sri Winarsih dan Eka Sugiyarta Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia, Pasuruan ABSTRAK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan bahan pangan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan bahan pangan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan bahan pangan utama ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Ubi kayu yang berasal dari Brazil,

Lebih terperinci

5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek

5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek 5. PEMBAHASAN Pembahasan mengenai pengaruh waktu pemberian Giberelin (GA 3 ) terhadap induksi pembungaan dan pertumbuhan tanaman leek (Allium ampeloprasum L.) meliputi umur berbunga, tinggi tanaman, jumlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lada (Piper nigrum Linn.) merupakan tanaman rempah-rempah yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Lada (Piper nigrum Linn.) merupakan tanaman rempah-rempah yang memiliki I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Lada (Piper nigrum Linn.) merupakan tanaman rempah-rempah yang memiliki peran dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Budidaya lada di Indonesia dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN) Volume 13, Nomor 1, Hal. 15-20 ISSN 0852-8349 Januari Juni 2011 PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN) Muswita Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

MICROPROPAGATION OF Jatropha curcas

MICROPROPAGATION OF Jatropha curcas Jurnal Natural Vol., No., 0 COMBINATIONN EFFECT OF NAPHTALENE ACETIC ACID (NAA) AND BENZYL AMINOPURINE (BAP) ON MICROPROPAGATION OF Jatropha curcas L. Meutia Zahara, Zairin Thomy, Essy Harnelly Alumni

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. ton. Data produksi gula 2013 hanya mencapai ton dengan luas wilayah. penyiapan bibit dan kualitas bibit tebu (BPS, 2013).

PENDAHULUAN. ton. Data produksi gula 2013 hanya mencapai ton dengan luas wilayah. penyiapan bibit dan kualitas bibit tebu (BPS, 2013). PENDAHULUAN Latar Belakang Tebu adalah tanaman penghasil gula yang menjadi salah satu sumber karbohidrat. Tanaman ini sangat dibutuhkan sehingga terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk.

Lebih terperinci

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Riau-Pekanbaru

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Riau-Pekanbaru MIKROPROPAGASI NANAS BOGOR (Ananas comosus (L.) Merr.) cv. QUEEN DENGAN PEMBERIAN NAFTALEN ACETYL ACYD (NAA) DAN KINETIN PADA MEDIA MURASHIGE SKOOG (MS) Desi Ekavitri 1, Sri Wulandari, Imam Mahadi Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sesuai untuk perkecambahan pada biji Phalaenopsis amabilis (L.) Bl.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sesuai untuk perkecambahan pada biji Phalaenopsis amabilis (L.) Bl. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian air kelapa yang sesuai untuk perkecambahan pada biji Phalaenopsis amabilis (L.) Bl. Dari berbagai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kultur Jaringan Tanaman Eksplan

TINJAUAN PUSTAKA Kultur Jaringan Tanaman Eksplan TINJAUAN PUSTAKA Kultur Jaringan Tanaman Kultur in vitro merupakan suatu budidaya dalam botol. Salah satu kegiatan dalam kultur in vitro adalah kultur jaringan yaitu budidaya in vitro yang menggunakan

Lebih terperinci

KANDUNGAN KARBON, NITROGEN, DAN INISIASI MERISTEM FLORAL SEBAGAI PENCIRI JENIS KELAMIN BUNGA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas)

KANDUNGAN KARBON, NITROGEN, DAN INISIASI MERISTEM FLORAL SEBAGAI PENCIRI JENIS KELAMIN BUNGA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas) KANDUNGAN KARBON, NITROGEN, DAN INISIASI MERISTEM FLORAL SEBAGAI PENCIRI JENIS KELAMIN BUNGA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas) SITI AZIZAH NURROHMAH DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pisang Barangan (Musa acuminata L.) Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya seperti

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani, Penyebaran dan Manfaat Tanaman Jarak Pagar ( Jatropha curcas L.) Kultur Jaringan Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Botani, Penyebaran dan Manfaat Tanaman Jarak Pagar ( Jatropha curcas L.) Kultur Jaringan Tanaman 18 TINJAUAN PUSTAKA Botani, Penyebaran dan Manfaat Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Klasifikasi botani jarak pagar menurut Hambali et al. (2006) yaitu : Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai (Capsicum sp.) berasal dari Amerika dan menyebar di berbagai negara di dunia. Cabai termasuk ke dalam famili terong-terongan (Solanaceae). Menurut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Benih Kedelai. penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Benih Kedelai. penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Benih Kedelai Salah satu faktor pembatas produksi kedelai di daerah tropis adalah cepatnya kemunduran benih selama penyimpanan hingga mengurangi penyediaan benih berkualitas tinggi.

Lebih terperinci

Kuliah VII HORMON TUMBUHAN (AUKSIN) OLEH: Dra. Isnaini Nurwahyuni, M.Sc Riyanto Sinaga, S.Si, M.Si Dra. Elimasni, M.Si

Kuliah VII HORMON TUMBUHAN (AUKSIN) OLEH: Dra. Isnaini Nurwahyuni, M.Sc Riyanto Sinaga, S.Si, M.Si Dra. Elimasni, M.Si Kuliah VII HORMON TUMBUHAN (AUKSIN) OLEH: Dra. Isnaini Nurwahyuni, M.Sc Riyanto Sinaga, S.Si, M.Si Dra. Elimasni, M.Si senyawa organik yang disintesis di salah satu bagian tumbuhan dan dipindahkan ke bagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bunga Gladiol (Gladiolus hybridus L) merupakan bunga potong yang menarik

I. PENDAHULUAN. Bunga Gladiol (Gladiolus hybridus L) merupakan bunga potong yang menarik I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bunga Gladiol (Gladiolus hybridus L) merupakan bunga potong yang menarik dan cukup popular. Bunga gladiol memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi dan menduduki

Lebih terperinci

AKTIVITAS UREASE DAN FOSFOMONOESTERASE ASAM, SERTA PRODUKTIVITAS KACANG TANAH DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KURTADJI TOMO

AKTIVITAS UREASE DAN FOSFOMONOESTERASE ASAM, SERTA PRODUKTIVITAS KACANG TANAH DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KURTADJI TOMO AKTIVITAS UREASE DAN FOSFOMONOESTERASE ASAM, SERTA PRODUKTIVITAS KACANG TANAH DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KURTADJI TOMO PROGRAM STUDI BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pembentukan buah tanpa biji per tandan. 1. Persentase keberhasilan pembentukan buah tanpa biji

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pembentukan buah tanpa biji per tandan. 1. Persentase keberhasilan pembentukan buah tanpa biji IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pembentukan buah tanpa biji per tandan 1. Persentase keberhasilan pembentukan buah tanpa biji Berdasarkan hasil penelitian terhadap buah tanaman Salak Pondoh didapatkan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman Dari (tabel 1) rerata tinggi tanaman menunjukkan tidak ada interaksi antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan pemangkasan menunjukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Kimia Hasil analisis sifat kimia tanah sebelum diberi perlakuan dapat dilihat pada lampiran 2. Penilaian terhadap sifat kimia tanah yang mengacu pada kriteria Penilaian

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTIBAKTERI GLYCYRRHIZAE RADIX

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTIBAKTERI GLYCYRRHIZAE RADIX IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTIBAKTERI GLYCYRRHIZAE RADIX, BORNEO CAMPHOR, DAN COPTIDIS RHIZOMA TERHADAP Streptococcus pyogenes dan Staphylococcus aureus DHESTI SETYO WULAN DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGGUNAAN IAA DAN BAP UNTUK MENSTIMULASI ORGANOGENESIS TANAMAN Anthurium andreanum DALAM KULTUR IN VITRO

PENGGUNAAN IAA DAN BAP UNTUK MENSTIMULASI ORGANOGENESIS TANAMAN Anthurium andreanum DALAM KULTUR IN VITRO PENGGUNAAN IAA DAN BAP UNTUK MENSTIMULASI ORGANOGENESIS TANAMAN Anthurium andreanum DALAM KULTUR IN VITRO Oleh : SITI SYARA A34301027 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Semangka Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Cucurbitaceae sehingga masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan melon (Cucumis melo

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada posisi 10 cm diatas mata okulasi dengan akar tunggang tunggal atau

TINJAUAN PUSTAKA. pada posisi 10 cm diatas mata okulasi dengan akar tunggang tunggal atau TINJAUAN PUSTAKA Stum Mata Tidur Karet Bibit stum mata tidur adalah bibit yang diokulasi dilahan persemaian dan dibiarkan tumbuh selama kurang dari dua bulan setelah pemotongan batang atas pada posisi

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. UJI PEMANGKASAN DUA AKSESI JARAK PAGAR (Jathropa curcas L) JB4 DAN J2. Bidang Kegiatan : PKM Artikel Ilmiah (PKM-AI)

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. UJI PEMANGKASAN DUA AKSESI JARAK PAGAR (Jathropa curcas L) JB4 DAN J2. Bidang Kegiatan : PKM Artikel Ilmiah (PKM-AI) PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA UJI PEMANGKASAN DUA AKSESI JARAK PAGAR (Jathropa curcas L) JB4 DAN J2 Bidang Kegiatan : PKM Artikel Ilmiah (PKM-AI) Diusulkan Oleh Dirga Shabri G34080095 Vina Nurfebriani

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) atau sweet corn ialah salah satu tanaman pangan yang mempunyai prospek penting di Indonesia. Hal ini disebabkan jagung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Padi Sawah

TINJAUAN PUSTAKA Padi Sawah 4 TINJAUAN PUSTAKA Padi Sawah Tanaman padi (Oryza sativa L.) termasuk famili Graminae dan subfamili Oryzae.Berdasarkan morfologinya, padi dapat digolongkan menjadi tiga subspecies yaitu Indica, Japonica,

Lebih terperinci

Percobaan 2: Pengaruh Paclobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Jahe

Percobaan 2: Pengaruh Paclobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Jahe 23 hasil rimpang ini selain karena keterbatasan suplai air dari media, juga karena tanaman mulai memasuki akhir fase pertumbuhan vegetatif. Ketersediaan air dalam media mempengaruhi perkembangan luas daun

Lebih terperinci

KAJIAN PENGARUH AUKSIN TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH DAN PERTUMBUHAN TANAMAN

KAJIAN PENGARUH AUKSIN TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH DAN PERTUMBUHAN TANAMAN KAJIAN PENGARUH AUKSIN TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH DAN PERTUMBUHAN TANAMAN Zaki Ismail Fahmi (PBT Ahli Muda) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Perkembangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta;

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta; 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kedudukan tanaman bawang merah dalam tata nama atau sistematika tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta; subdivisio : angiospermae; kelas

Lebih terperinci

KULTUR MERISTEM PUCUK STROBERI (Fragaria chiloensis dan F. Vesca) DENGAN PEMBERIAN BEBERAPA ZAT PENGATUR TUMBUH SKRIPSI OLEH:

KULTUR MERISTEM PUCUK STROBERI (Fragaria chiloensis dan F. Vesca) DENGAN PEMBERIAN BEBERAPA ZAT PENGATUR TUMBUH SKRIPSI OLEH: KULTUR MERISTEM PUCUK STROBERI (Fragaria chiloensis dan F. Vesca) DENGAN PEMBERIAN BEBERAPA ZAT PENGATUR TUMBUH SKRIPSI OLEH: LYDIA R SIRINGORINGO 060307026 BDP- PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI PEMULIAAN

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK Arta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan tanaman perdu yang berasal dari Benua Amerika, tepatnya

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan tanaman perdu yang berasal dari Benua Amerika, tepatnya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ubi kayu merupakan tanaman perdu yang berasal dari Benua Amerika, tepatnya Brasil (Lingga dkk., 1986 ; Purwono dan Purnamawati, 2007). Ubi kayu yang juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium dan vitamin B1 yang efektif bila dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pada proses perbanyakan tanaman

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid) berpengaruh nyata pada jumlah akar primer bibit tanaman nanas, tetapi tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Sampel Sampel daging buah sirsak (Anonna Muricata Linn) yang diambil didesa Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, terlebih

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman manggis merupakan tanaman tropis yang berasal dari Asia Tenggara,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman manggis merupakan tanaman tropis yang berasal dari Asia Tenggara, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.). Tanaman manggis merupakan tanaman tropis yang berasal dari Asia Tenggara, tepatnya semenanjung Malaya. Daerah pertumbuhannya sudah menyebar ke

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Genus Gladiolus yang tergolong dalam famili Iridaceae ini mempunyai 180 jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Genus Gladiolus yang tergolong dalam famili Iridaceae ini mempunyai 180 jenis II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Gladiol Genus Gladiolus yang tergolong dalam famili Iridaceae ini mempunyai 180 jenis (Herlina, 1991). Tanaman gladiol berasal dari Afrika Selatan dan menyebar di Asia dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium

Lebih terperinci

METODE MEMPERTAHANKAN KUALITAS DAN KUANTITAS ASAM RIBONUKLEAT (RNA) TANAMAN M. REZEKI MUAMMAR

METODE MEMPERTAHANKAN KUALITAS DAN KUANTITAS ASAM RIBONUKLEAT (RNA) TANAMAN M. REZEKI MUAMMAR METODE MEMPERTAHANKAN KUALITAS DAN KUANTITAS ASAM RIBONUKLEAT (RNA) TANAMAN M. REZEKI MUAMMAR PROGRAM STUDI BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRAK

Lebih terperinci

ORGANOGENESIS TANAMAN BAWANG MERAH (ALLIUM ASCALONICUM L.) LOKAL PALU SECARA IN VITRO PADA MEDIUM MS DENGAN PENAMBAHAN IAA DAN BAP ABSTRACT

ORGANOGENESIS TANAMAN BAWANG MERAH (ALLIUM ASCALONICUM L.) LOKAL PALU SECARA IN VITRO PADA MEDIUM MS DENGAN PENAMBAHAN IAA DAN BAP ABSTRACT ` ORGANOGENESIS TANAMAN BAWANG MERAH (ALLIUM ASCALONICUM L.) LOKAL PALU SECARA IN VITRO PADA MEDIUM MS DENGAN PENAMBAHAN IAA DAN BAP Anna Rufaida 1, Waeniaty 2, Muslimin 2, I Nengah Suwastika 1* 1 Lab.Bioteknologi,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi,

HASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi, IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan terhadap proses induksi akar pada eksplan dilakukan selama 12 minggu. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan pengaruh pada setiap perlakuan yang diberikan.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi tanaman (cm) Hasil pengamatan yang diperoleh terhadap tinggi tanaman jagung manis setelah dilakukan sidik ragam (Lampiran 9.a) menunjukkan bahwa pemberian kompos sampah

Lebih terperinci

PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP PERTUMBUHAN JERUK KEPROK (CITRUS NOBILIS LOUR) VAR. PULAU TENGAH: Rensi Novianti dan Muswita

PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP PERTUMBUHAN JERUK KEPROK (CITRUS NOBILIS LOUR) VAR. PULAU TENGAH: Rensi Novianti dan Muswita PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP PERTUMBUHAN JERUK KEPROK (CITRUS NOBILIS LOUR) VAR. PULAU TENGAH: Rensi Novianti dan Muswita Kata Kunci: zat pengatur tumbuh, jeruk keprok, pertumbuhan Zat pengatur

Lebih terperinci

PENGUJIAN PUPUK HANTU TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH SELADA (Lactuca sativa, L)

PENGUJIAN PUPUK HANTU TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH SELADA (Lactuca sativa, L) PENGUJIAN PUPUK HANTU TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH SELADA (Lactuca sativa, L) Oleh: Surtinah Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning ABSTRAK Penelitian Ini bertujuan untuk menguji pupuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebutan lain seruni atau bunga emas (Golden Flower) yang berasal dari

I. PENDAHULUAN. sebutan lain seruni atau bunga emas (Golden Flower) yang berasal dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisan merupakan salah satu tanaman hias berupa perdu dengan sebutan lain seruni atau bunga emas (Golden Flower) yang berasal dari dataran Cina. Bunga yang dikenal sebagai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus. Nanas berasal dari Brasilia (Amerika Selatan) yang telah didomestikasi sebelum masa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Ubikayu Dalam taksonomi tumbuhan, klasifikasi tanaman ubikayu adalah sebagai berikut: Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae (tumbuhan)

Lebih terperinci

LAJU MINERALISASI N-NH 4 + DAN N-NO 3 - TANAH ANDISOL PADA PERTANIAN ORGANIK DAN KONVENSIONAL YANG DITANAMI KENTANG HARRY NOVIARDI

LAJU MINERALISASI N-NH 4 + DAN N-NO 3 - TANAH ANDISOL PADA PERTANIAN ORGANIK DAN KONVENSIONAL YANG DITANAMI KENTANG HARRY NOVIARDI 1 LAJU MINERALISASI NNH 4 + DAN NNO 3 TANAH ANDISOL PADA PERTANIAN ORGANIK DAN KONVENSIONAL YANG DITANAMI KENTANG HARRY NOVIARDI DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan salah satu komoditi tanaman

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan salah satu komoditi tanaman I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Perumusan Masalah Ubikayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang telah lama dibudidayakan petani, bahkan pada lokasi yang telah

Lebih terperinci

Respon Pertumbuhan Stek Pucuk Keji Beling (Strobilanthes crispus Bl) dengan Pemberian IBA (Indole Butyric Acid)

Respon Pertumbuhan Stek Pucuk Keji Beling (Strobilanthes crispus Bl) dengan Pemberian IBA (Indole Butyric Acid) Respon Pertumbuhan Stek Pucuk Keji Beling (Strobilanthes crispus Bl) dengan Pemberian IBA (Indole Butyric Acid) Suyanti 1, Mukarlina 1, Rizalinda 1 1 Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura,

Lebih terperinci

Oktavian Kartikasari*), Nurul Aini dan Koesriharti

Oktavian Kartikasari*), Nurul Aini dan Koesriharti Jurnal Produksi Tanaman Vol. 4 No. 6, September 2016: 425-430 ISSN: 2527-8452 425 RESPON TIGA VARIETAS TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) TERHADAP APLIKASI ZAT PENGATUR TUMBUH GIBERELIN (GA3) RESPONSES

Lebih terperinci

Gambar 3 Peningkatan jumlah tunas aksiler pada perlakuan cekaman selama 7 hari ( ( ), dan 14 hari ( )

Gambar 3 Peningkatan jumlah tunas aksiler pada perlakuan cekaman selama 7 hari ( ( ), dan 14 hari ( ) HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Waktu Perlakuan Cekaman Kultur jaringan M. bracteata diawali dari biji yang ditanam dalam media pasir selama 1 hari. Setelah itu, pucuk daun sebagai eksplan dipindahkan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Botani Pepaya Pohon pepaya umumnya tidak bercabang atau bercabang sedikit, tumbuh hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada batang pohon bagian

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di 30 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 - Januari 2013, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengatnatan terhadap parameter saat muncul tunas setelah dianalisis. Saat muncul tunas (hari)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengatnatan terhadap parameter saat muncul tunas setelah dianalisis. Saat muncul tunas (hari) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.L Saat Muncul Tunas (hari) Hasil pengatnatan terhadap parameter saat muncul tunas setelah dianalisis secara statistik menunjukkan pengaruh nyata (Lampiran 5). Data hasil uji

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Eksplan Terubuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Eksplan Terubuk 22 HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Eksplan Terubuk Bahan tanam awal (eksplan) merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan perbanyakan tanaman secara in vitro. Eksplan yang baik untuk digunakan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBERIAN GIBERELIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TOMAT

EFEKTIVITAS PEMBERIAN GIBERELIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TOMAT EFEKTIVITAS PEMBERIAN GIBERELIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TOMAT [EFFECTIVENESS OF GIVING GIBERELLIN ON THE GROWTH AND PRODUCTION TOMATO] Sundahri, Hardiyanti Ning Tyas, dan Setiyono Program Studi

Lebih terperinci

merangsang skutelum menghasilkan GA. GA dikirim ke sel-sel protein untuk membentuk enzim baru sebagai pelarut cadangan makanan.

merangsang skutelum menghasilkan GA. GA dikirim ke sel-sel protein untuk membentuk enzim baru sebagai pelarut cadangan makanan. Pertemuan : Minggu ke 13 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Perkembangan buah dan biji Sub pokok bahasan : 1. Terbentuknya biji 2. Perkembangan buah 3. Perkecambahan biji 4. Penuaan dan kematian

Lebih terperinci

PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Heveea brasiliensis) STUM MATA TIDUR

PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Heveea brasiliensis) STUM MATA TIDUR PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Heveea brasiliensis) STUM MATA TIDUR INTERVAL EFFECT OF GROWING OF COCONUT WATER AND UREA FERTILIZER TO GROWTH OF

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2013 sampai Agustus 2013 di Laboratoium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium Instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pisang merupakan salah satu jenis tanaman asal Asia Tenggara yang kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tanaman pisang memiliki ciri spesifik

Lebih terperinci

KAJIAN PERTUMBUHAN STEK BATANG SANGITAN (Sambucus javanica Reinw.) DI PERSEMAIAN DAN LAPANGAN RITA RAHARDIYANTI

KAJIAN PERTUMBUHAN STEK BATANG SANGITAN (Sambucus javanica Reinw.) DI PERSEMAIAN DAN LAPANGAN RITA RAHARDIYANTI KAJIAN PERTUMBUHAN STEK BATANG SANGITAN (Sambucus javanica Reinw.) DI PERSEMAIAN DAN LAPANGAN RITA RAHARDIYANTI DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica) 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica) Kopi tergolong pohon dan termasuk dalam famili Rubiaceae. Tumbuhan ini tumbuhnya tegak, bercabang dan bila dibiarkan

Lebih terperinci

KALIN merangsang pembentukan organ. Rhizokalin Filokalin Kaulokalin Anthokalin

KALIN merangsang pembentukan organ. Rhizokalin Filokalin Kaulokalin Anthokalin KALIN merangsang pembentukan organ Rhizokalin Filokalin Kaulokalin Anthokalin PERTUMBUHAN PADA TUMBUHAN Kompetensi Dasar KD 3.1 Menganalisis hubungan antar faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH DAN FREKWENSI PEMBERIAN HORMON GIBERELIN TERHADAP TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum)

PENGARUH JUMLAH DAN FREKWENSI PEMBERIAN HORMON GIBERELIN TERHADAP TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum) PENGARUH JUMLAH DAN FREKWENSI PEMBERIAN HORMON GIBERELIN TERHADAP TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum) Ahmad Fauzi 1, Nilawati 2, Ayyub JW Prayogi 3, Fauziyah Harahap 4 Universitas Negeri Medan, Medan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung. 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan Maret 2013 di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung. 3.2 Alat

Lebih terperinci

Hormon Auksin Auksin adalah zat yang di temukan pada ujung batang, akar, pembentukan bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung.

Lebih terperinci

KEBERHASILAN REPRODUKSI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.): PENYERBUKAN ALAMI DAN BUATAN

KEBERHASILAN REPRODUKSI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.): PENYERBUKAN ALAMI DAN BUATAN KEBERHASILAN REPRODUKSI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.): PENYERBUKAN ALAMI DAN BUATAN Oleh: Rofiq Afandi A34404029 PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN STEK BATANG DAN KANDUNGAN POLIFENOL

PERTUMBUHAN STEK BATANG DAN KANDUNGAN POLIFENOL PERTUMBUHAN STEK BATANG DAN KANDUNGAN POLIFENOL PADA TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) SETELAH PEMBERIAN VARIASI KONSENTRASI NAA (1-Napthalene Acetic Acid) DAN IBA (Indole-3-Butyric Acid) Skripsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh

I. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jati ( Tectona grandis) termasuk famili Verbenaceae yang mempunyai banyak keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh dalam berbagai kondisi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari

TINJAUAN PUSTAKA. dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Jones dan Luchsinger (1979), tumbuhan anggrek termasuk ke dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari sekian banyak tumbuhan berbunga

Lebih terperinci

Pembentukan Cabang Lateral Jarak Pagar (Jatropha curcas) Setelah Perlakuan Girdling

Pembentukan Cabang Lateral Jarak Pagar (Jatropha curcas) Setelah Perlakuan Girdling BIOMA, Juni 2008 ISSN: 1410-8801 Vol. 10, No. 1, Hal. 7-11 Pembentukan Cabang Lateral Jarak Pagar (Jatropha curcas) Setelah Perlakuan Girdling Sri Darmanti * Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan,

Lebih terperinci

INDUKSI MUTASI KROMOSOM DENGAN KOLKISIN PADA TANAMAN STEVIA (Stevia rebaudiana Bertoni) KLON ZWEETENERS SECARA IN VITRO

INDUKSI MUTASI KROMOSOM DENGAN KOLKISIN PADA TANAMAN STEVIA (Stevia rebaudiana Bertoni) KLON ZWEETENERS SECARA IN VITRO INDUKSI MUTASI KROMOSOM DENGAN KOLKISIN PADA TANAMAN STEVIA (Stevia rebaudiana Bertoni) KLON ZWEETENERS SECARA IN VITRO Oleh: ASEP RODIANSAH A34302032 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PENGENDAPAN KROMIUM HEKSAVALEN DENGAN SERBUK BESI ANDRE BRAMANDITA

PENGENDAPAN KROMIUM HEKSAVALEN DENGAN SERBUK BESI ANDRE BRAMANDITA PENGENDAPAN KROMIUM HEKSAVALEN DENGAN SERBUK BESI ANDRE BRAMANDITA DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 ABSTRAK ANDRE BRAMANDITA. Pengendapan

Lebih terperinci