STRATEGI MENGATASI PERILAKU MEROKOK SISWA KELAS VIII SMP BHINEKA KARYA BOYOLALI DENGAN PENDEKATAN KONSELING EKLEKTIK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI MENGATASI PERILAKU MEROKOK SISWA KELAS VIII SMP BHINEKA KARYA BOYOLALI DENGAN PENDEKATAN KONSELING EKLEKTIK TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Transkripsi

1 STRATEGI MENGATASI PERILAKU MEROKOK SISWA KELAS VIII SMP BHINEKA KARYA BOYOLALI DENGAN PENDEKATAN KONSELING EKLEKTIK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh: NANANG MUHAJIRIN NIM Abstraks: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas konseling eklektik dalam mengatasi perilaku merokok siswa kelas VIII SMP Bhineka Karya Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini menggunakan studi kasus pada siswa kelas VIII SMP Bhineka Karya Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015, waktu penelitian dilaksanakan bulan April Juni Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, sumber data menggunakan informan atau narasumber. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan data triangulation dimana peneliti menggunakan beberapa sumber data untuk mengumpulkan data yang sama. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif (model saling terjalin). Hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan konseling eklektik dalam mengurangi perilaku merokok siswa kelas VIII SMP Bhineka Karya Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015, hal tersebut ditunjukkan dengan perubahan penurunan perilaku merokok pada kedua siswa, dimana sebelum pemberian layanan konseling eklektik perilaku merokok kedua klien maish tinggi. Setelah diberikan layanan konseling eklektik perilaku merokok kedua siswa mengalami penurunan. Kata Kunci: Perilaku Merokok, Teknik Konseling Eklektik.

2 ABSTRACT Nanang Muhajirin. A STRATEGY TO SOLVE STUDENTS SMOKING HABITS AT THE EIGHTH GRADE OF SMP BHINEKA KARYA BOYOLALI USING ELECTIC COUNSELING APPROACH IN ACADEMIC YEAR 2014/2015. A Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty. Slamet Riyadi University. February The aim of this research was to know about the effectiveness of electic counseling in solving students smoking habits at the eighth grade of SMP Bhineka Karya Boyolali in academic year 2014/2015. This research used a case study to the eighth grade students of SMP Bhineka Karya Boyolali in academic year 2014/2015. The time of this research was conducted on April to June It was qualitative descriptive research, the data source used informant. The technique of data collecting used interview, observation, and documentation. The data validity used triangulation data which the reasearcher used some data sources to collect the same data. The technique of data analysis used interactive data analysis. The result of this research could be concluded that the implementation of electic counseling reduced students smoking habits at the eighth grade of SMP Bhineka Karya in academic year 2014/2015. It could be shown by the change of lessen smoking habits toward two students. Before they were given electic counseling services, their habits were still high. After they were given electic counseling services, their smoking habits were low. Key words: Smoking habits, Electic counseling technique.

3 PENDAHULUAN Siswa Sekolah Menegah Pertama (SMP) merupakan peralihan ke masa remaja setelah melewati masa kanak-kanaknya di Sekolah Dasar (SD). Dapat dimengerti bahwa akibat yang luas dari masa peralihan masa remaja ini (puber) sangat rentan sekali dengan kenakalan remaja, karena pada masa ini anak masih labil dalam menentukan mana yang negatif dan mana yang positif atau mana yang baik dan mana yang buruk. Hal demikian menjadi anak bertindak sesuai dengan kemauan hatinya dan sulit bagi anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Perubahan dari masa kanakkanak ke masa remaja merupakan masa yang sulit untuk orang tua maupun guru karena pada masa ini butuh perhatian yang khusus dalam segala hal. Namun ada bukti yang menunjukkan bahwa perubahan sikap dan perilaku yang terjadi pada masa remaja merupakan akibat dari perubahan sosial dari pada akibat dari perubahan kelenjar yang berpengaruh pada keseimbangan tubuh. Kurangnya pembelajaran hati nurani, moral yang diterima anak puber dari orang tua, kakak- adik, guru-guru dan temanteman berkemungkinan akibat buruk akan terjadi dengan begitu perubahan sosialnya maka semakin besar akibat psikologi yang mereka alami. Semakin baik lingkungan yang diharapkan akan semakin baik perilaku remaja. Lingkungan yang memberikan pembelajaran komunikasi yang efektif akan dapat membantu pembentukan perilaku yang positif. Sekarang ini sangat marak diperbincangkan mengenai masalah rokok. Dalam kehidupan sehari-hari sering kali ditemui orang merokok dimana-mana, baik di sekolah, di kantor, ditempat umum maupun dikalangan rumah tangga sendiri. Salah satu yang menjadi contoh masalah paling mendasar adalah mengenai perilaku kebiasaan merokok dikalangan remaja kita harus dengan serius menanggapinya. Studi pendahuluan yang peneliti lakukan di SMP Bhineka Karya Boyolali pada tanggal 27 Februari 2015 pada siswa kelas VIII dengan memberikan angket dan kemudian didapatkan 4 orang saat ini masih merokok dan sebanyak 30 orang tidak merokok. Kebiasaan merokok dimulai dengan adanya rokok pertama. Umumnya rokok pertama dimulai saat usia remaja. Sejumlah studi menemukan penghisapan rokok pertama dimulai pada usia tahun. Perilaku merokok disebabkan oleh rasa ingin tahu dan pengaruh teman sebaya. Mulai merokok terjadi akibat pengaruh lingkungan sosial. Modelling ( meniru perilaku orang lain) menjadi salah satu determinan dalam memulai perilaku merokok. Setelah mencoba rokok pertama, seseorang individu menjadi ketagihan merokok, dengan alas an-alasan seperti kebiasaan, orang tua atau saudara yang merokok, bahkan perilaku teman sebaya merupakan faktor penyebab keterlanjutan perilaku merokok pada usia remaja. Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah siswa remaja yang sedang mengalami masa ingin mencoba-coba dan banyak ingin tau segalanya. Remaja mulai merokok pada awalnya ingin coba-coba namun tanpa disadari atau tidak, merokok

4 sudah menjadi kebiasaan sehingga menjadi ketagihan lalu kemudian menjadi ketergantungan. Banyak remaja yang sudah mengetahui dampak negatif dari merokok seperti ganguan pernafasan, stroke, dan juga ganguan fungsi ginjal dan melemahkan sistem syaraf. Salah satu dampak negatif yang paling menkhawatirkan untuk kalangan pelajar adalah melemahnya sistem syaraf sehingga dapat menganggu konsentrasi dan daya ingat siswa karena efek dari nikotin yang ada didalam rokok, sehingga siswa sulit untuk dapat belajar dengan baik. Rokok juga merupakan pintu gerbang masuknya narkoba. Pengaruh nikotin dalam rokok dapat membuat seseorang menjadi pecandu atau ketergantungan pada rokok. Usia pertama kali merokok pada umumnya berkisar antara tahun dan pada umumnya individu tersebut merokok sebelum berusia 18 tahun (Smet, dalam Kemala, 2007: 53). Data WHO (2003) juga semakin mempertegas bahwa jumlah perokok yang ada didunia sebanyak 30 % adalah kaum remaja. Perokok laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan dimana jika diuraikan menurut umur, prevalensi perokok laki-laki paling tinggi umur tahun. Remaja lakilaki biasanya mengkonsumsi batang/hari (49,8%) dan yang mengkonsumsi lebih dari 20 batang/hari sebesar 5,6%. Perilaku merokok disebabkan oleh faktor kepribadian, faktor lingkungan, faktor orang tua dan faktor iklan rokok. Menurut Erikson (dalam Kemala, 2007: 53), remaja mulai merokok berkaitan dengan adanya krisis aspek psikososial yang dialami pada masa perkembangannya yaitu masa ketika mereka sedang mencari jati dirinya. Seseorang yang pertama kali mengkonsumsi rokok mengalami gejala-gejala seperti batuk-batuk, lidah terasa getir dan perut mual, namun demikian sebagai dari pemula yang mengabaikan gejala-gejala tersebut biasanya berlanjut menjadi kebiasan dan akhirnya menjadi ketergantungan. Satu dari dua orang perokok pada usia muda dan terus merokok seumur hidup, akhirnya akan meninggal karena penyakit yang berkaitan dengan rokok. Rata-rata perokok yang memulai merokok pada usia remaja akan meninggal pada usia setengah baya, sebelum 70 tahun, atau kehilangan sekitar 22 tahun harapan hidup normal. Para perokok terus merokok dalam jangka waktu panjang akan menghadapi kemungkinan kematian tiga kali lebih tinggi dari pada mereka yang bukan perokok. Guru BK di SMP Bhineka Karya Boyolali telah berusaha mengatasi perilaku merokok para sisweanya, seperti menasehati dan memberikan layanan konseling, tetapi belum efektif dan tuntas. Jika ini belum efektif maka perlu ada upaya lain yang harus dilakukan pembimbing atau konselor disekolah seperti memberikan layanan konseling individul dengan model eklektik (integrasi) melalui media kreatif. Konseling eklektik melalui media kreatif ini adalah konseling yang berpegang pada pandangan teoritis dan pendekatan, yang merupakan perpaduan dari berbagai unsur yang diambil atau dipilih dari beberapa konsep serta pendekatan. Proses konseling pada dasarnya adalah upaya kolaboratif yang bersifat terapetik antara konselor

5 dan konseli dalam mengeksplorasi dan mengkaji berbagai isu yang menjadi masalah bagi konseli serta mengembangkan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Di satu sisi, proses konseling dapat menjadi sebuah pengalaman yang mencerahkan dan membawa pada pemecahan masalah, namun di sisi lain proses konseling yang tidak efektif dapat menjadi pengalaman yang menjemukan, kurang bermakna, dan berakhir pada kebuntuan Untuk itu dalam membantu mengatasi perilaku merokok siswa SMP Bhineka Karya Boyolali Tahun Ajaran 2014/2015 maka peneliti merancang suatu bantuan yang akan diberikan pada siswa, sehingga peneliti memberikan judul penelitian ini dengan Strategi Mengatasi Perilaku Merokok Siswa Kelas VIII SMP Bhineka Karya Boyolali Dengan Pendekatan Konseling Eklektik Tahun Pelajaran 2014/ Dari uraian yang dikemukakan dalam latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah efektivitas konseling eklektik dalam mengatasi perilaku merokok siswa kelas VIII SMP Bhineka Karya Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini diantaranya adalah untuk mengetahui efektivitas konseling eklektik dalam mengatasi perilaku merokok siswa kelas VIII SMP Bhineka Karya Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan studi kasus pada siswa kelas VIII SMP Bhineka Karya Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015, waktu penelitian dilaksanakan bulan April Juni Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, sumber data menggunakan informan atau narasumber. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan data triangulation dimana peneliti menggunakan beberapa sumber data untuk mengumpulkan data yang sama. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif (model saling terjalin). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Proses konseling dengan teknik konseling eklektik guna mengatasi perilaku merokok siswa kelas VIII SMP Bhineka Karya Boyolali dilaksanakan 3 kali pertemuan. Adapun pelaksanaan konseling dengan teknik konseling eklektik guna mengatasi perilaku merokok siswa kelas VIII SMP Bhineka Karya Boyolali dilaksanakan sebagai berikut: Pelaksanaan Konseling Eklektik 1 Sesuai dengan laporan hasil observasi awal mengenai kebiasaan merokok yang ada pada siswa Nova Efendi dan Angga Prasetyo memiliki kebiasaan merokok yang tinggi, di mana dalam satu hari siswa Nova Efendi dan Angga Prasetyo mampu menghabiskan 10 batang rokok. Melihat data ini peneliti merencanakan melakukan konseling dengan membuat kesepakatan dahulu terhadap siswa tersebut. Tanggal 16 Mei 2015 peneliti melakukan konseling diruang BK tepatnya pukul WIB. Adapun tahap-tahap pelaksanaan konseling eklektik dalam

6 mengatasi perilaku merokok siswa kelas VIII SMP Bhineka Karya Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah sebagai berikut: a. Tahapan Awal Pada pertemuan awal ini peneliti menyambut kedatangan siswa, menciptakan hubungan yang hangat, saling berkenalan dan menjelaskan tujuan serta maksud dari kegiatan konseling. Peneliti menginginkan pada pertemuan awal ini siswa menyadari bahawa kebiasaan merokok yang dimilikinya termasuk kategori tinggi. Siswa mulai tertarik dengan hal yang disampaikan peneliti. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan siswa saya tidak mau dalam diri saya terdapat zat yang berbahaya dari rokok. b. Tahapan Kerja Setelah siswa menerima masalahnya lalu peneliti mengajak siswa untuk mencari solusi atas masalah yang dialaminya. Peneliti juga menjelaskan apa dampak negatif dari kebiasaan merokok serta alasan-alasan seseorang merokok. Setelah siswa menerima masalah yang sedang dialaminya peneliti menggunakan media video dalam konseling, tujuannya agar siswa dengan mudah memahami arti dari merokok itu sendiri. Motivasi penggunaan video dalam pelaksanaan konseling tahap 1 ini adalah pesan yang akan disampaikan dari bahaya memakai rokok. Video tersebut merupakan bagian yang sesuai dengan masalah siswa tersebut, dan media ini bertujuan agar siswa dapat memahami pengetahuan tentang pengertian merokok dan bahaya merokok. Dalam penggunaan media ini konselor meminta klien untuk melihat dan memahami dampak negatif dari menggunakan rokok. Tujuan dari video ini ialah agar siswa tersebut tidak mencobacoba untuk merokok dan menolak ajakan dari lingkungan ataupun teman sebaya. Konseling dengan menggunakan media ini membuat siswa merasa tidak terlalu kaku dan siswa mau memberikan tanggapan atas dirinya sendiri, pernyataan siswa saya tidak mampu untuk bisa menolak ajakan teman untuk merokok. Dengan pernyataan ini penulis semakin yakin jika media yang digunakan bisa memudahkan siswa memahami apa yang ingin disampaikan oleh peneliti. c. Tahap Akhir Dari pertemuan awal konseling ini peneliti menemukan bahwa siswa tersebut merokok karena terpengaruh oleh teman sebaya dan susah untuk menolak ajakannya, sebagaimana hasil wawancara dengan Nova Efendi sebagai berikut: Ki : alasan saya menggunakan rokok karena ajakan teman mas. Ko: Saya tau, trus berapa rokok yang kamu hisap dalam sehari? Ki : saya menghisap rokok sehari bisa sampai 10 batang mas. Ko: Apa yang kamu rasakan setelah merokok? Ki : saya merasakan ketenangan dan kenyamanan dalam merokok mas dan masalah yang saya miliki dengan cepat begitu saja hilang.

7 Berdasarkan pernyataan klien tersebut, peneliti terus menggali informasi dalam diri klien. Peneliti mengajak kedua klien untuk melihat segala sesuatu yang terjadi pada dirinya baik itu kegagalan, keberhasilan, sedih maupun senang merupakan hasil dari tindakannya sendiri, sehingga klien harus memperbaikinya. Hal ini dapat di lihat dari pernyataan Angga Prasetyo, sebagai berikut: Ki : saya akan berusaha mengikuti strategi yang mas berikan kepada saya agar saya terhindar dari bahaya merokok dan menjadikan diri saya sehat Dengan kemauan kedua klien menerima masalahnya dan mau memperbaiki serta melaksanakan solusi yang telah dipilihnya maka peneliti mengakhiri konseling dengan menyimpulkan semua hal yang telah dibicarakan serta membuat kesepakatan konseling lagi untuk minggu depan. d. Hasil Observasi dan Refleksi Layanan Konseling Eklektik 1 Observasi dan refleksi pada tindakan I dilaksanakan pada tanggal 23 Mei Tujuannya untuk mengetahui kekurangankekurangan, kemajuan yang dicapai selama proses pelaksanaan tindakan I dan rencana apa yang perlu diambil untuk tindakan selanjutnya. Hasil pelaksanaan tindakan I dijelaskan pada tabel berikut ini: Tabel 1 Frekuensi Perilaku Merokok Klien Per Hari Setelah Pemberian Layanan Konseling Eklektik Tahap 1 Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa penurunan perilaku merokok pada Nova Efendi sebesar 40%, sedangkan penurunan perilaku merokok pada klien Angga Prasetyo sebesar 37,5%. Oleh sebab itu pelaksanaan bimbingan konseling perlu dilanjutkan tindakan layanan konseling eklektik berikutnya. Pelaksanaan Konseling Eklektik 2 Adapun tahap-tahap pelaksanaan konseling eklektik tahap 2 dalam mengatasi perilaku merokok siswa kelas VIII SMP Bhineka Karya Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah sebagai berikut: a. Tahapan Awal Pada pertemuan awal ini peneliti menyambut kedatangan siswa, menciptakan hubungan yang hangat, dan menjelaskan tujuan serta maksud dari kegiatan konseling. Peneliti menginginkan pada pertemuan awal ini siswa menyadari bahawa kebiasaan merokok yang dimilikinya berdampak negatif terhadap masa depan dan kondisi tubuh klien. b. Tahap Kerja Setelah siswa menerima masalahnya lalu peneliti mengajak siswa untuk mencari solusi atas masalah yang dialaminya. Peneliti juga menjelaskan apa dampak negatif dari kebiasaan merokok serta alasan-alasan seseorang

8 merokok. Setelah siswa menerima masalah yang sedang dialaminya peneliti menggunakan media kertas berwarna-warni dan kotak. Dalam penggunaan media kertas berwarna-warni dan kotak ini, konselor menjelaskan bahwa kertas yang berwarna warni yang didalam kotak sudah tertulis berbagi alasan-alasan seseorang merokok seperti kebiasaan, ketergantungan, pengaruh negatif maupun pengaruh positif. Disini klien berhak memilih warna kertas yang ia suka yang didalamnya sudah terisi beberapa alasan seorang mengkonsumsi rokok, setelah klien mengambil satu kertas yang ia suka disini konselor akan menjelaskan kenapa seseorang merokok. Penggunaan media ini bertujuan agar konseli dapat memahami akan alasan merokok dan tidak akan terpengaruh oleh faktor eksternal. Konseling dengan menggunakan media media kertas berwarna-warni dan kotak ini membuat siswa merasa tidak terlalu kaku dan siswa mau memberikan tanggapan atas dirinya sendiri. c. Tahap Akhir Dari pertemuan awal konseling ini peneliti menemukan bahwa siswa tersebut merokok karena terpengaruh oleh teman sebaya dan susah untuk menolak ajakannya, sebagaimana hasil wawancara dengan Angga Prasetyo sebagai berikut: Ki : saya merokok karena pengen mencari ketenangan dan kenyamanan Ko: Saya tau, trus berapa rokok yang kamu hisap dalam sehari setelah kamu mendapatkan layanan konseling? Ki : saya menghisap rokok sehari 3 batang bu. Ko: Apa yang kamu rasakan setelah merokok? Ki : saya merasakan ketenangan dan kenyamanan dalam merokok bu dan masalah yang saya miliki dengan cepat begitu saja hilang. Berdasarkan pernyataan konseli tersebut peneliti terus menggali informasi dalam diri konseli. Peneliti mengajak konseli untuk melihat segala sesuatu yang terjadi pada dirinya baik itu kegagalan, keberhasilan, sedih maupun senang merupakan hasil dari tindakannya sendiri, sehingga konseli harus memperbaikinya. Dengan kemauan kedua klien menerima masalahnya dan mau memperbaiki serta melaksanakan solusi yang telah dipilihnya maka peneliti mengakhiri konseling dengan menyimpulkan semua hal yang telah dibicarakan serta membuat kesepakatan konseling lagi untuk minggu depan. d. Hasil Observasi dan Refleksi Layanan Konseling Eklektik 2 Observasi dan refleksi pada tindakan 2 dilaksanakan pada tanggal 30 Mei Tujuannya untuk mengetahui kekurangankekurangan, kemajuan yang dicapai selama proses pelaksanaan tindakan 2 dan rencana apa yang perlu diambil untuk tindakan selanjutnya. Hasil pelaksanaan tindakan 2 dijelaskan pada tabel berikut ini:

9 Tabel 2 Frekuensi Perilaku Merokok Klien Per Hari Setelah Pemberian Layanan Konseling Eklektik Tahap 2 Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa penurunan perilaku merokok pada Nova Efendi sebesar 60%, sedangkan penurunan perilaku merokok pada klien Angga Prasetyo sebesar 62,5%. Oleh sebab itu pelaksanaan bimbingan konseling perlu dilanjutkan tindakan layanan konseling eklektik berikutnya. Pelaksanaan Konseling Eklektik 3 Adapun tahap-tahap pelaksanaan konseling eklektik tahap 3 dalam mengatasi perilaku merokok siswa kelas VIII SMP Bhineka Karya Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah sebagai berikut: a. Tahapan Awal Pada pertemuan awal ini peneliti menyambut kedatangan siswa, menciptakan hubungan yang hangat, dan menjelaskan tujuan serta maksud dari kegiatan konseling. Peneliti menginginkan pada pertemuan awal ini siswa menyadari bahawa kebiasaan merokok yang dimilikinya berdampak negatif terhadap masa depan dan kondisi tubuh klien. b. Tahap Kerja Setelah siswa menerima masalahnya lalu peneliti mengajak siswa untuk mencari solusi atas masalah yang dialaminya. Peneliti juga menjelaskan apa dampak negatif dari kebiasaan merokok serta alasan-alasan seseorang merokok. Setelah siswa menerima masalah yang sedang dialaminya peneliti menggunakan media kertas berjanji dan pena merah atau hitam. Dalam penggunaan media kertas berjanji dan pena merah atau hitam ini, dalam kertas kosong seorang konseli menulis kata saya berjanji dengan mengggunakan 2 pena yang sudah tersedia dihadapannya, disini konseli harus memakai satu pena yang sudah ia suka. Apabila ia memakai pena yang hitam berarti ia tidak terpengaruh terhadap ajakan orang lain sedangkan pena yang berwarna merah berarti ia termasuk seseorang yang gampang terpengaruh terhadap ajakan orang lain, setelah ia memilih pena tersebut dan kemudian ia menulis dikertas kosong yang sudah tersedia, yang didalam kertas tersebut harus ditulis saya berjanji tidak akan mencoba merokok serta didalam isi tersebut harus dilengkapi dengan adanya tanda tangan dari klien dan konselor. Maksud dari tujuan media ini adalah konseli harus berkomitmen terhadap dirinya bahwa ia mampu menahan ajakan dari temantemannya untuk tidak merokok. d. Tahap akhir Pada tahap ini kedua klien sudah berkomitmen untuk mengurangi perilaku merokok dengam menyatakan bahwa untuk kedepannya tidak akan merokok lagi. Dengan kemauan kedua klien menerima masalahnya dan mau memperbaiki serta melaksanakan solusi yang telah dipilihnya maka peneliti mengakhiri konseling

10 dengan menyimpulkan semua hal yang telah dibicarakan. d. Hasil Observasi dan Refleksi Layanan Konseling Eklektik 3 Observasi dan refleksi pada tindakan 3 dilaksanakan pada tanggal 6 Juni Tujuannya untuk mengetahui kekurangankekurangan, kemajuan yang dicapai selama proses pelaksanaan tindakan 3 dan rencana apa yang perlu diambil untuk tindakan selanjutnya. Hasil pelaksanaan tindakan 3 dijelaskan pada tabel berikut ini: Tabel 3 Frekuensi Perilaku Merokok Klien Per Hari Setelah Pemberian Layanan Konseling Eklektik Tahap 3 Berdasarkan data pada tabel di atas diketahui bahwa penurunan perilaku merokok pada Nova Efendi sebesar 80%, sedangkan penurunan perilaku merokok pada klien Angga Prasetyo sebesar 75%. Oleh sebab itu pelaksanaan layanan konseling dapat dihentikan pada bimbingan III, hal ini disebabkan kedua klien telah menyadari kesalahan-kesalahan yang diperbuatnya, klien berjanji untuk mengurangi perilaku merokok. Di samping itu konselor juga berjanji akan membantu klien, jika suatu saat membutuhkan bimbingan. Dengan motivasi dari konselor, klien merasa senang dan berusaha untuk mengurangi perilaku merokoknya. Pembahasan Tindakan yang dilakukan melalui proses konseling mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan, menunjukkan bahwa pelaksanaan konseling sesuai dengan Satuan Layanan, sehingga dapat dikatakan bahwa tindakan konseling memenuhi syarat dalam mengurangi kebiasaan merokok. Jika hasil ini dihubungkan dengan prosedur konseling eklektik menurut hasil penelitian ini mendukung teori tersebut. Karena seluruh tahapan dari awal hingga akhir bisa berlangsung dengan baik. Hasil penelitian ini mengurangi kebiasaan merokok siswa pada hasil penelitian ini baik pada konseling pertemuan 1, 2, dan 3 jika dibandingkan dengan mengurangi kebiasaan merokok mereka menunjukkan pengurangan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa masalah kebiasaan merokok sebelum penelitian dapat diselesaikan pada akhir kegiatan. Demikian juga analisis terhadap keberhasilan konseling pada akhir tindakan sudah berada diatas target. Kondisi ini menunjukkan bahwa konseling eklektik dengan media kreatif dapat mengurangi kebiasaan merokok siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dalam mengurangi kebiasaan merokok pada kedua siswa. Baik dilihat dari analisis verbatim konseling maupun analisis peningkatan kebiasaan merokok. Jika dianalisis secara keseluruhan proses konseling dapat dikemukakan bahwa konseling berjalan sesuai dengan Satuan Lauanan yang telah dibuat. Media kreatif sepert Video, Kertas berwarnawarni, dan kertas serta pulpen berwarna yang dinilai oleh siswa menarik. Sehingga keadaan inilah yang menunjukkan bahwa konseling eklektik dengan media kreatif dapat

11 digunakan untuk mengurangi kebiasaan merokok. Analisis terhadap hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang sebelum mendapatkan layanan konseling perilaku merokoknya masih tinggi, setelah dilakukan layanan konseling tahap 2 menunjukkan perilaku merokok pada kedua klien mengalami penurunan, yaitu untuk klien Nova Efendi sebesar 80%, sedangkan penurunan perilaku merokok pada klien Angga Prasetyo sebesar 75%. Penurunan perilaku merokok ini disebabkan karena kedua klien dalam memandang peristiwaperistiwa dalam kehidupannya sebagai konsekuensi perbuatannya dan dapat dikontrol. Siswa mempercayai kemampuan yang dimilikinya, menunjukkan usaha yang besar mencapai keinginannya dalam mengurangi kebiasaan merokok. Hal ini sejalan dengan pendapat Soetjiningsih dalam Subanda (2004: 34) bahwa merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan bagi siperokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok itu sendiri Itulah sebabnya mereka lebih bertanggung jawab terhadap kesalahan dan kegagalannya. Proses konseling secara keseluruhan dapat dikemukakan bahwa konseling berjalan sesuai dengan rancangan pelaksanaan kegiatan konseling yang baik, media kreatif (Video merokok, kertas berwarna-warni, dan kertas serta pulpen berwarna) yang dinilai oleh siswa menarik, menambah pengetahuan, membuat perasaan konseli senang, termotivasi untuk menjadi lebih baik dan menunjukkan sikap yang lebih bertanggung jawab terhadap dirinya. Sehingga keadaan menunjukkan bahwa konseling eklektik dengan media kreatif dapat digunakan untuk mengurangi kebiasaan merokok. Jika dianalisis lebih dalam terhadap proses konseling yang berlangsung pada setiap orang siswa dapat dikemukakan sebagai berikut: 1) Proses konseling dengan menggunakan media kreatif dinilai baik. Hal ini disebabkan karena kedua siswa yang terindikasi kebiasaan merokok berkurang pada pertemuan ketiga telah mencapai 80% dan 75%. 2) Hasil wawancara menunjukkan bahwa kedua siswa memiliki kecenderungan untuk menurunkan kebiasaan merokoknya, kedua siswa akan melakukan tindakan yang disepakati antara klien dengan konselor. Berdasarkan analisis terhadap hasil penelitian dikemukakan bahwa pendapat Dryden & Norcross (dalam Gunarsa, 1992), tentang konseling eklektik yaitu konseling yang memilih apa yang baik dari macam-macam sumber, gaya dan sistem; menggunakan teknik dan dasar lebih dari satu orientasi untuk memenuhi kebutuhan dari suatu kasus; penggunaan secara sistematik dari berbagai macam intervensi yang luas untuk menghadapi masalah-masalah khusus dapat digunakan dalam mengatasi masalah kebiasaan merokok. Demikian juga pendapat Jacobs (dalam Rahmadian, 2011: 32) yang menyatakan bahwa minat dan efektivitas proses konseling dapat ditingkatkan apabila konseli terlibat aktif dalam proses konseling dan dilakukan secara multisensori yang artinya bahwa proses konseling bukan hanya melibatkan dimensi verbal,

12 namun juga melibatkan dimensi visual dan kinestetik. Jacobs juga menekankan pentingnya penggunaan beragam properti atau barang-barang secara kreatif yang kemudian diadaptasi menjadi media kreatif. Dengan demikian hasil penelitian menyimpulkan bahwa konseling eklektik dengan media kreatif dapat mengurangi kebiasaan merokok pada siswa. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan konseling eklektik dalam mengurangi perilaku merokok siswa kelas VIII SMP Bhineka Karya Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015, hal tersebut ditunjukkan dengan perubahan penurunan perilaku merokok pada kedua siswa, dimana sebelum pemberian layanan konseling eklektik perilaku merokok kedua klien maish tinggi. Setelah diberikan layanan konseling eklektik perilaku merokok kedua siswa mengalami penurunan. Adapun saran yang peneliti sampaikan berkaitan dengan hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Kepada Guru Bimbingan Konseling a. Hendaknya Guru BK selalu memberikan layanan konseling secara berkala, baik layanan bimbingan kelompok maupun individual. Hal tersebut dimaksudkan agar apabila terjadi permasalahan yang dihadapi oleh siswa dapat segera teratasi b. Papan bimbingan dan dan lefleat sebaiknya difungsikan sebagaimana mestinya supaya dapat menjadi media komunikasi antara guru BK dengan siswa. 2. Kepada Orang Tua Hendaknya orang tua dalam upaya menanggulangi perilaku merokok pada anak usia sekolah dapat melakukan pengawasan terhadap pergaulan anak-anaknya baik di rumah maupun di lingkungan sekolah. 3. Kepada Siswa Hendaknya para siswa dapat membentengi dirinya dari pengaruh perilaku merokok lingkungan sosialnya dengan cara melakukan pengendalian diri serta melakukan kegiatan-kegiatan yang positif. 4. Kepada Masyarakat Hendaknya masyarakat dapat menciptakan suasana yang dapat mencegah perilaku merokok pada anak usia sekolah dengan tidak menjual rokok kepada anak usia sekolah.

13 DAFTAR PUSTAKA Gunarsa, 1992, Psikologi Perkembangan. Jakarta: BPK Gunung Mulia Kemala, 2007, Perilaku Merokok Pada Remaja. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara Rahmadian, 2011, Kreativitas dalam Konseling. Paper presented at the International Seminar & Workshop Contemporary and Creative Caunseling. Dalam (diakses pada tanggal 20 DESEMBER 2015). Subanda B, 2004, Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto.

BAB I PENDAHULUAN. serta tempat menerima dan memberi pelajaran. 1. merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Disamping itu kehidupan di

BAB I PENDAHULUAN. serta tempat menerima dan memberi pelajaran. 1. merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Disamping itu kehidupan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. 1 Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian, kreativitas dan produktivitas. Namun, pendidikan di sekolah sampai

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian, kreativitas dan produktivitas. Namun, pendidikan di sekolah sampai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siswa adalah manusia berpotensi yang layak dikembangkan untuk mencapai kemandirian, kreativitas dan produktivitas. Namun, pendidikan di sekolah sampai saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah siswa remaja yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah siswa remaja yang sedang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah siswa remaja yang sedang mengalami masa transisi atau masa peralihan. Dapat dimengerti bahwa akibat yag luas dari masa

Lebih terperinci

Konseling Individu Dengan Teknik Trait & Factor untuk Mengatasi Dampak. Overprotektif terhadap Kemandirian Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Nogosari

Konseling Individu Dengan Teknik Trait & Factor untuk Mengatasi Dampak. Overprotektif terhadap Kemandirian Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Nogosari Konseling Individu Dengan Teknik Trait & Factor untuk Mengatasi Dampak Overprotektif terhadap Kemandirian Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Nogosari Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016 Oleh: Umi Fauziyah Saputri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada remaja biasanya disebabkan dari beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada remaja biasanya disebabkan dari beberapa faktor BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Stres merupakan bagian yang tidak terhindar dari kehidupan. Stres mempengaruhi kehidupan setiap orang bahkan anak-anak. Kebanyakan stres diusia remaja berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Remaja merupakan bagian perkembangan yang penting dan unik,

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Remaja merupakan bagian perkembangan yang penting dan unik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah salah satu bagian perkembangan disetiap manusia. masa remaja dimulai saat seorang individu berumur 11-22 tahun (Santrock, 2003). Remaja merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja disebut sebagai periode peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya apa yang terjadi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN Septri Wahyuningrum 1), Retno Winarni 2), Matsuri 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) Herwanto Heru Wicaksono 1), Suharno 2), Rukayah 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga hal ini masih menjadi permasalahan dalam kesehatan (Haustein &

BAB I PENDAHULUAN. sehingga hal ini masih menjadi permasalahan dalam kesehatan (Haustein & BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Merokok merupakan salah satu kebiasaan negatif manusia yang sudah lama dilakukan. Kebiasaan ini sering kali sulit dihentikan karena adanya efek ketergantungan yang ditimbulkan

Lebih terperinci

PERAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP MANAGEMEN ORGANISASI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

PERAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP MANAGEMEN ORGANISASI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN PERAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP MANAGEMEN ORGANISASI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh: Alfi Hidayatur Ramadhlani Dra Sri Hartini, M.Pd ABSTRAK Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 125 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan dari penelitian Penggunaan Teknik Assertive Training untuk Mereduksi Kebiasaan Merokok Pada Remaja diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET DENGAN POLA KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM KELUARGA PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : MASYITHOH PUTRI PERTIWI 12500041 ABSTRAK:

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Dian Setyorini ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN Afina Nur Fadhila 1), St. Y. Slamet 2), Djaelani 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Ogawa (dalam Triyanti, 2006) dahulu perilaku merokok disebut sebagai suatu kebiasaan atau ketagihan, tetapi dewasa ini merokok disebut sebagai tobacco

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya. BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya. Bila telah mengalami ketergantungan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebiasaan merokok di Indonesia sangat memprihatinkan. Gencarnya promosi rokok banyak menarik perhatian masyarakat. Namun bahaya yang dapat ditimbulkan oleh rokok masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok merupakan kegiatan membakar tembakau kemudian asapnya dihisap. Kecanduan rokok banyak terjadi pada usia remaja. Remaja adalah masa transisi antara masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sintia Dewi,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sintia Dewi,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fase remaja merupakan masa perkembangan individu yang sangat penting. Alberty (Syamsudin, 2004:130) mengemukakan masa remaja merupakan suatu periode dalam

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI DUSU PAPAHAN, TASIKMADU, KARANGANYAR. Ana Wigunantiningsih*

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI DUSU PAPAHAN, TASIKMADU, KARANGANYAR. Ana Wigunantiningsih* FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI DUSU PAPAHAN, TASIKMADU, KARANGANYAR Ana Wigunantiningsih* *Dosen AKBID Mitra Husada Karanganyar Jl Achmad Yani No.167. Papahan, Tasikmadu,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEAKTIFAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI KARANGPANDAN MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ DISERTAI MODUL

PENINGKATAN KEAKTIFAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI KARANGPANDAN MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ DISERTAI MODUL PENINGKATAN KEAKTIFAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI KARANGPANDAN MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ DISERTAI MODUL SKRIPSI Oleh : Siti Nurjanah NIM K4307049 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari, sering kita menemukan perokok di mana-mana, baik di

I. PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari, sering kita menemukan perokok di mana-mana, baik di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kehidupan sehari-hari, sering kita menemukan perokok di mana-mana, baik di kantor, dipasar, bahkan di rumah tangga sendiri. Aktivitas merokok di kalangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision making, bahkan mungkin harus dilakukan beberapa kali. Mulai dari masalah-masalah yang sederhana

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL MELALUI STRATEGI LEARNING CELL

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL MELALUI STRATEGI LEARNING CELL PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL MELALUI STRATEGI LEARNING CELL Syahriar Ardanto Wibowo 1), Riyadi 2), Kuswadi 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta 57126

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa kematian akibat rokok adalah 4 juta jiwa pertahun yang 500.000 diantaranya adalah perempuan. Data Departemen

Lebih terperinci

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA Skripsi Oleh: TRY NESIA NURHEMY X4307053 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R) PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R) Lilik Eko Setyawan 1), Retno Winarni 2), Matsuri 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BELAJAR TERHADAP MANAJEMEN PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR SISWA SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BELAJAR TERHADAP MANAJEMEN PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR SISWA SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BELAJAR TERHADAP MANAJEMEN PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR SISWA SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 RAHMAD ADI INDRA 11500076 Dra.Ismoyowati,S.Pd,M.Pd. PROGDI

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER ENERGI MELALUI METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER ENERGI MELALUI METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER ENERGI MELALUI METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY Mei Rindang Budiarti 1), Peduk Rintayati 2), Joko Daryanto 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh: Dwi Listiawan X

Skripsi. Oleh: Dwi Listiawan X PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 22 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Skripsi Oleh: Dwi Listiawan X4306022 FAKULTAS

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG TINJAUAN PUSTAKA METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN KESIMPULAN OLEH: NOVI SETIANINGSIH ( )

LATAR BELAKANG TINJAUAN PUSTAKA METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN KESIMPULAN OLEH: NOVI SETIANINGSIH ( ) LATAR BELAKANG TINJAUAN PUSTAKA METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN KESIMPULAN OLEH: NOVI SETIANINGSIH (10503124) KECADUAN MEROKOK MENUNJUKKAN BAHWA KEBANYAKAN PEROKOK MUDA YANG MULAI DIPENGARUHI OLEH KEBIASAAN

Lebih terperinci

PENERAPAN PICTURE WORD INDUCTIVE MODEL (PWIM) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN

PENERAPAN PICTURE WORD INDUCTIVE MODEL (PWIM) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN PENERAPAN PICTURE WORD INDUCTIVE MODEL (PWIM) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN Istiqomah Nur Khumairoh 1), Retno Winarni 2), M. Ismail Sriyanto 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret,

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN PELAJARAN 2011/ 2012 Skripsi Oleh: EvitaRosiliaDewi X

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) Danang Wahyu Setiawan 1), Peduk Rintayati 2), M. Shaifuddin 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Jalan Slamet Riyadi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA Retno Muji Lestari 1), Amir 2), Hadiyah 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI Intan Rahmawati 1), Amir 2), Tri Budiharto 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bernama rokok ini. Bahkan oleh sebagian orang, rokok sudah menjadi. tempat kerja, sekolah maupun ditempat-tempat umum.

I. PENDAHULUAN. bernama rokok ini. Bahkan oleh sebagian orang, rokok sudah menjadi. tempat kerja, sekolah maupun ditempat-tempat umum. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pada zaman modern ini, rokok bukanlah ha lasing lagi. Bagi mereka yang hidup di kota maupun di desa umumnya mereka sudah mengenal benda

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Henggar Dimas Pradiva NIM K8411035

Lebih terperinci

PENERAPAN GUIDED INQUIRY

PENERAPAN GUIDED INQUIRY PENERAPAN GUIDED INQUIRY DISERTAI MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : PURWO ADI NUGROHO K 4308109

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat tinggi, sedang, maupun rendah. Masalah (problem) didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tingkat tinggi, sedang, maupun rendah. Masalah (problem) didefinisikan sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap individu kerap mengalami masalah tanpa terkecuali baik dalam tingkat tinggi, sedang, maupun rendah. Masalah (problem) didefinisikan sebagai suatu pernyataan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS II SD N 1 SEDAYU

PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS II SD N 1 SEDAYU 1.362 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 14 Tahun ke-5 2016 PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS II SD N 1 SEDAYU IMPLEMENTATION OF MATHEMATICS REMEDIAL TEACHING

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh: Puput Dwi Maret Tanti K

Skripsi. Oleh: Puput Dwi Maret Tanti K PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING) DENGAN METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI A3 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI Skripsi Oleh: Puput Dwi Maret Tanti

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X-9 SMA BATIK I SURAKARTA SKRIPSI Oleh: META NUR INDAH SARI K4308020

Lebih terperinci

Agus Kuntoro NIM: Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK

Agus Kuntoro NIM: Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK HUBUNGAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS VIIE SMP NEGERI 2 GONDANGREJO, KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Agus Kuntoro NIM: 11500021

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI Antonius Hari Suharto 1), H. Soegiyanto S.U 2), Sadiman 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi No. 449, Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara sadar untuk melukai dirinya sendiri, karena dengan merokok, berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara sadar untuk melukai dirinya sendiri, karena dengan merokok, berarti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditinjau dari beberapa sudut pandang perilaku merokok sangatlah negatif karena perilaku tersebut merugikan, baik untuk diri individu itu sendiri maupun bagi

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRI DI KELURAHAN JATI KOTA PADANG TAHUN 2010

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRI DI KELURAHAN JATI KOTA PADANG TAHUN 2010 FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRI DI KELURAHAN JATI KOTA PADANG TAHUN 2010 Skripsi Diajukan ke Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

: ZAFIRAH FARIS NIM K

: ZAFIRAH FARIS NIM K BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB SEKOLAH (PENELITIAN PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014) JURNAL Oleh : ZAFIRAH FARIS

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI Amelia Nurkhayati ), Suharno 2), Amir 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan yang lainnya pasti membutuhkan kerjasama. Ketergantungan manusia satu dengan yang lain merupakan

Lebih terperinci

MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI PENDEKATAN KONSELING REALITA PADA SISWA KELAS VII Di MTS NU UNGARAN. Oleh M. Andi Setiawan, M.

MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI PENDEKATAN KONSELING REALITA PADA SISWA KELAS VII Di MTS NU UNGARAN. Oleh M. Andi Setiawan, M. MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI PENDEKATAN KONSELING REALITA PADA SISWA KELAS VII Di MTS NU UNGARAN Oleh M. Andi Setiawan, M.Pd ABSTRAK Penelitian ini berdasarkan atas fenomena yang terjadi di lapangan

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT Muhajirin Azis¹), Hasan Mahfud²), M. Ismail Sriyanto³) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MENGENAI KEBIASAAN MEROKOK PADA SISWA-SISWI KELAS 4-6 SDN X DI KOTA BANDUNG,

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MENGENAI KEBIASAAN MEROKOK PADA SISWA-SISWI KELAS 4-6 SDN X DI KOTA BANDUNG, ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MENGENAI KEBIASAAN MEROKOK PADA SISWA-SISWI KELAS 4-6 SDN X DI KOTA BANDUNG, 2010 Taufiq Nashrulloh, 2010. Pembimbing I : July Ivone, dr., MKK., MPd.Ked

Lebih terperinci

keberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku

keberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan jalur pendidikan formal yang berfungsi untuk mendidik, mengajar dan melatih siswa mempersiapkan dirinya di masa yang akan datang. Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat merugikan baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Perilaku merokok saat ini merupakan kebiasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merambah di semua kalangan. Merokok sudah menjadi kebiasaan di

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merambah di semua kalangan. Merokok sudah menjadi kebiasaan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini merokok menjadi gaya hidup seseorang tidak hanya di perkotaan tetapi merambah di semua kalangan. Merokok sudah menjadi kebiasaan di masyarakat dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING Beny Sulistyawan 1), Kuswadi 2), Dwijiastuti 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi

Lebih terperinci

Mutiara Kusumawardani Maghfiroh Universitas Slamet Riyadi, Jl. Sumpah Pemuda No. 18 Surakarta

Mutiara Kusumawardani Maghfiroh Universitas Slamet Riyadi, Jl. Sumpah Pemuda No. 18 Surakarta PERANAN ROLE PLAYING DALAM LAYANAN INFORMASI UNTUK MENGURANGI PERILAKU BULLYING PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016 Mutiara Kusumawardani Maghfiroh Universitas Slamet

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE OUTDOOR LEARNING

PENERAPAN METODE OUTDOOR LEARNING PENERAPAN METODE OUTDOOR LEARNING DENGAN MEDIA FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII-G SMP NEGERI 3 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : ACHMAD MASHFUFI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain, bahkan merokok dapat menyebabkan kematian. Laporan dari World

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain, bahkan merokok dapat menyebabkan kematian. Laporan dari World BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Rokok merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia dan juga salah satu pembunuh paling berbahaya saat ini. Merokok merupakan salah satu faktor resiko utama

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) Indri Pebiyani Hapsari 1), St.Y.Slamet 2), Karsono 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi No.449,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak kandungan zat berbahaya di dalam rokok. Bahaya penyakit akibat rokok juga sudah tercantum dalam

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MENDONGENG PADA SISWA KELAS III SDN TIRTOYOSO NO. 111 SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MENDONGENG PADA SISWA KELAS III SDN TIRTOYOSO NO. 111 SURAKARTA TAHUN AJARAN PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MENDONGENG PADA SISWA KELAS III SDN TIRTOYOSO NO. 111 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: NANDA SETYANTO K7112157 FAKULTAS

Lebih terperinci

Konseling Kelompok dengan Teknik Self-Management untuk Meningkatkan Disiplin terhadap Tata Tertib Sekolah

Konseling Kelompok dengan Teknik Self-Management untuk Meningkatkan Disiplin terhadap Tata Tertib Sekolah CONSILIUM : Jurnal Program Studi Bimbingan dan Konseling First Published Vol 4 (1) June 2016 CONSILIUM Konseling Kelompok dengan Teknik Self-Management untuk Meningkatkan Disiplin terhadap Tata Tertib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, dan rasa percaya

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIATY (SETS)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIATY (SETS) PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIATY (SETS) Elfrida Novianty 1), Siti Wahyuningsih 2), Idam Ragil Widianto Atmojo 3) PGSD FKIP

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2) Dosen PGSD FKIP UNS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI Nunung Dwi Handayani 1), Retno Winarni 2), Sadiman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak dan masa dewasa. Dimana pada masa ini remaja memiliki kematangan emosi, sosial, fisik dan psikis.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE Dian Anggraini 1), M. Shaifuddin 2), M. Ismail Sriyanto 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi No. 449,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan institusional yang diemban oleh suatu lembaga.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan institusional yang diemban oleh suatu lembaga. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENGGAMBAR ORNAMEN PADA SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI WANGON KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENGGAMBAR ORNAMEN PADA SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI WANGON KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENGGAMBAR ORNAMEN PADA SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI WANGON KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2014/2015. SKRIPSI Oleh : MAHMUDI NIM X3211012 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merokok masih menjadi kebiasaan banyak orang baik di negara. tinggi. Jumlah perokok di Indonesia sudah pada taraf yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Merokok masih menjadi kebiasaan banyak orang baik di negara. tinggi. Jumlah perokok di Indonesia sudah pada taraf yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Merokok masih menjadi kebiasaan banyak orang baik di negara berkembang maupun di negara maju. Menurut survey Badan Kesehatan Dunia (WHO) (Amalia, 2000) 75%

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal yang ditandai dengan jumlah perokok yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. World Health Organization

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN NILAI KARAKTER BANGSA SISWA KELAS V SD NEGERI GUNUNGSIMPING 02 CILACAP TENGAH, CILACAP TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : RISA

Lebih terperinci

Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA LOTTO ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A RA AL ISLAM 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Fitria Maharani 1, Rukayah 2, Siti Kamsiyati 2 1

Lebih terperinci

KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA DALAM PERSPEKTIF NORMA KESOPANAN. (Studi Kasus di Desa Klego, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali) NASKAH PUBLIKASI

KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA DALAM PERSPEKTIF NORMA KESOPANAN. (Studi Kasus di Desa Klego, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali) NASKAH PUBLIKASI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA DALAM PERSPEKTIF NORMA KESOPANAN (Studi Kasus di Desa Klego, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 600 ribu kematian dikarenakaan terpapar asap yang ditimbulkan. Hampir 80%

BAB 1 PENDAHULUAN. 600 ribu kematian dikarenakaan terpapar asap yang ditimbulkan. Hampir 80% BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu ancaman terbesar masalah kesehatan didunia, bisa menyebabkan kematian sekitar 6 juta penduduk per tahun. Lebih dari 5 juta kematian akibat

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING Ririn Safitri 1), Kuswadi 2), Amir 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN METODE PERMAINAN TREASURE HUNT (Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN CAMPURAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN CAMPURAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN CAMPURAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR Mutia Dian Puspita 1), Yulianti 2), Siti Istiyati 3) PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

Analisis Proporsi Perokok Tingkat SMK di Kota Semarang

Analisis Proporsi Perokok Tingkat SMK di Kota Semarang Analisis Proporsi Perokok Tingkat SMK di Kota Semarang Fifi Dwijayanti *), Muh Fauzi *), Gesti Megalaksari *), Alfi Faridatus *), Yunisa Ratna R. *), Bagoes Widjanarko **) *) Mahasiswa Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan pertengahan masa kanak-kanak bagi remaja itu sendiri maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan pertengahan masa kanak-kanak bagi remaja itu sendiri maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja sejak dahulu dianggap sebagai masa pertumbuhan yang sulit, dibandingkan pertengahan masa kanak-kanak bagi remaja itu sendiri maupun orang tua. Masa

Lebih terperinci

DENGAN TEKNIK KONTRAK TINGKAH LAKU

DENGAN TEKNIK KONTRAK TINGKAH LAKU KONSELING BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK KONTRAK TINGKAH LAKU UNTUK MENGURANGI KEBIASAAN MEROKOK PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 PURWANTORO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANA WINDARTI K3109010 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI

PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI Alfisah Fadlila Muris 1), Heribertus Soegiyanto 2), Usada 3), Rukayah 4) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: AYU ANGGARWATI F

Diajukan Oleh: AYU ANGGARWATI F HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN QUANTUM LEARNING

PENERAPAN QUANTUM LEARNING PENERAPAN QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PADA SISWA KELAS IV SDN WATES KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 SKRIPSI Oleh: INDRI

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL (SAVI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT SIFAT CAHAYA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PENDEKATAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL (SAVI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT SIFAT CAHAYA PADA SISWA SEKOLAH DASAR PENERAPAN PENDEKATAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL (SAVI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT SIFAT CAHAYA PADA SISWA SEKOLAH DASAR Istaana Bidadari Malinda 1), Lies Lestari 2), Yulianti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa yaitu masa remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa yaitu masa remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa yaitu masa remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam hidup mereka. Kenangan terhadap saat remaja merupakan kenangan yang tidak mudah dilupakan, sebaik atau

Lebih terperinci

PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEROKOK PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI RW 07 KELURAHAN SAWAH BESAR,SEMARANG.

PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEROKOK PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI RW 07 KELURAHAN SAWAH BESAR,SEMARANG. PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEROKOK PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI RW 07 KELURAHAN SAWAH BESAR,SEMARANG Manuscript Oleh : Slamet Gunedi G2A009100 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Sri Mulyani 1), Kartono 2), Joko Daryanto 3), Rukayah 4) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) Atika Santi Rosana 1), St. Y. Slamet 2), Kuswadi 3), Siti Kamsiyati 4) PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING Arnika Andriani 1), Suharno 2), Yulianti 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) Tika Sari Asmoro 1), Amir 2), Idam Ragil Widianto Atmojo 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SISWA MELALUI KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN BEHAVIORISTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI GONDANGREJO

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SISWA MELALUI KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN BEHAVIORISTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI GONDANGREJO 1 UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SISWA MELALUI KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN BEHAVIORISTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI GONDANGREJO Oleh : Vely Fatimah 12500082 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKANHASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Henggar Dimas Pradiva NIM K8411035

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS) PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS) Maya Wulandari 1), Endang Sri Markamah 2), M. Ismail Sriyanto 3) PGSD FKIP

Lebih terperinci

SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I

SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I 1. Topik Permasalahan : Tidak mampu menolak ajakan teman 2. Bidang Bimbingan : Pribadi 3. Kompetensi Dasar : Siswa dapat menemukan masalah yang dihadapi dan belajar

Lebih terperinci