BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka. Peneliti menemukan penelitian sebelumnya menganai novel Orang-Orang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka. Peneliti menemukan penelitian sebelumnya menganai novel Orang-Orang"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Penelitian Terdahulu Peneliti menemukan penelitian sebelumnya menganai novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari. Berikut beberapa penelitian tersebut: 1. Skripsi tulisan Alfian Khoirul Sujatmiko, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Surakarta (2015) yang b erjudul Aspek Moral dalam Novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA. Skripsi ini membahas pendeskripsian latar sosio-historis pengarang Ahmad Tohari dan struktur yang membangun dalam novel Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari ditinjau dari sosiologi sastra, serta aspek moral yang terkandung dalam novel Orang-orang Proyek dan implementasi aspek moral sebagai pembelajaran sastra di SMA. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini melalui karya, penulis ingin mengangkat tokoh orang kecil yang tertindas. Dilihat latar sosialnya kehidupan orang kecil menjadi korban penguasa. 2. Skripsi tulisan Choirul Lutfi Bastoni, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang (2011) yang b erjudul Kepribadian Tokoh Utama dalam novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari. Skripsi ini memfokuskan pembahasan pada pendeskripsian kepribadian 9

2 10 tokoh utama dalam novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari dengan menggunakan pendekatan psikologi Sigmund Freud. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif dengan orientasi teoretis analisis isi. Kesimpulan penelitian ini tokoh utama yaitu Kabul lebih banyak didominasi oleh energi id sehingga segala bentuk perbuatan dan pemikirannya. Id yang berasal dari wilayah ketidaksadaran tokoh Kabul terbentuk dari pengalamannya di masa lalu yang kembali muncul kepermukaan dalam bentuk energi yang lainnya. Kekuatan id yang menguasai tokoh Kabul banyak di dominasi oleh bentuk kecemasan yang muncul dari tokoh Kabul yang banyak mendapat tekanan yang berasal dari keadaan yang terjadi di lingkungannya maupun dari tokoh lain baik itu berupa tekanan yang berupa fisik maupun psikis. 3. Skripsi tulisan Juniastuti Minasari, Jursan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang (2012) yang berjudul Kegunaan Unsur Bahasa Jawa Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari. Skripsi ini membahas unsur-unsur serta kegunaan bahasa Jawa dalam novel tersebut. Bahasa Jawa adalah salah satu bahasa lokal yang digunakan pengarang untuk menciptakan keindahan dalam karya sastra. Kesimpulan pada penelitian ini adalah (1) bahasa Jawa yang digunakan pada novel OOP karya Ahmad Tohari ditemukan 292 bahasa yang terdiri atas penyisipan unsur berupa kata dasar sebanyak 79.10%, penyisipan unsur berupa kata turunan sebanyak 16.43%, penyisipan unsur berupa frasa sebanyak 3.42 %, penyisipan unsur berupa klausa 1.02 %. Penggunaan bentuk bahasa Jawa dalam novel OOP yang terdiri atas kata dasar, kata

3 11 turunan, dan frasa. Kata dasar dan kata jadian diklasifikasikan berdasarkan jenis kata. Frasa yang ditemukan dalam novel OOP adalah frasa endosentris. (2) hasil analisis makna bahasa Jawa yang terdiri atas makna makna denotatif, makna konotatif, makna kontekstual dan makna simbolik. Makna konotatif sebagian besar menggunakan nilai rasa yang positif dan menggunakan bahasa yang sopan. (3) fungsi berdasarkan fungsi komunikasi kultural atau budaya Jawa. Fungsi komunikasi kultural dilihat dari fungsi kata jadian, fungsi kata ulang, fungsi kata majemuk dan fungsi frasa, fungsi kata sapaan dan fungsi prokem bahasa Jawa. Fungsi kultural atau budaya berhubungan dengan etnis Jawa, dan kehidupan Jawa. Fungsi berdasarkan fungsi untuk percakapan atau pembicaraan antar tokoh berdasarkan stratifikasi sosialnya. Selanjutya adalah fungsi imajinasi. Fungsi imajinasi ditunjukkan pada latar belakang tokoh, latar budaya Jawa, kosakata yang dipakai pengarang dan latar belakang pengarang. 4. Skripsi tulisan Andrey Pranata, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara (2009) yang b erjudul Novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastra. Skripsi ini membahas penerapan struktural dan sosiologis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode membaca heuristik dan hermeneutik. Penelitian ini menguraikan struktur novel Orang-Orang Proyek yang mencakup latar, alur, penokohan, dan tema; dan menguraikan nilai-nilai sosiologis yang terdapat dalam novel Orang-Orang Proyek. Serta terdapat nilai-nilai sosial yang terdapat pada novel OOP yang dapat diterima serta menambah pengetahuan untuk masyarakat.

4 12 5. Skripsi tulisan Komang Ayu Agustina, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha (2012) yang berjudul Analisis Strukturalisme Genetik pada novel Orang- Orang Proyek Serta Kaitannya dengan novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Analisis ini menggunakan pendekatan strukturalisme genetik deskriptif. Kesimpulan penelitian ini untuk menemukan menemukan hubungan penciptaan unsur intrinsik dalam novel Orang- Orang Proyek dan Ronggeng Dukuh Paruk. Pandangan social Ahmad Tohari dalam novel Orang-Orang Proyek dan Ronggeng Dukuh Paruk adalah humanisme universal yang terdiri dari pendapat keagamaan, kesenian, sosial, budaya, politik, dan nilai moral. Serta, struktur sosial dalam novel Orang-Orang Proyek dan Ronggeng Dukuh Paruk dibagi menjadi dua, yaitu lembaga pemerintah dan agama dengan ada homologi antara struktur teks dan struktur sosial dalam novel Orang-orang Proyek dan Ronggeng Dukuh Paruk. 6. Skripsi tulisan Gunawan, Jurusan Pendidikan Bahasa-Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta (2010) yang b erjudul Konflik Batin Tokoh Kabul dalam novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari: Tinjauan Psikologi Sastra dengan Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya tiga jenis konflik batin yang dialami tokoh Kabul dalam novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari yaitu (1) konflik mendekat-mendekat, yang terdiri atas (a) konflik batin antara dua pilihan yang mulia, (b) konflik batin antara per asaan bahagia dengan

5 13 kesusahan; (2) konflik mendekat -menjauh, yang terdiri atas (a) konflik batin antara kejujuran dan kecurangan, (b) konflik batin ketika mempertahankan idealisme, (c) konflik batin antara tanggung jawab dan beban pekerjaan yang berat (d) konflik batin antara ketulusan dan paksaan dalam membantu, (e) konflik batin mengenai keinginan menikah, (f) konflik batin antara perasaan cinta dan merebut pacar orang lain; (3) konflik menjauh-menjauh, terdiri atas (a) konflik batin akibat terjadi kecurangan di masyarakat, (b) konflik batin akibat adanya tekanan, ketidaknyamanan, dan kecurangan. 7. Skripsi tulisan Agustin Ayuningtyas, Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang (2009) yang berjudul Interaksi Sosial pada Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis, dengan pendekatan sosiologis. Berdasarkan hasil dari penelitian interaksi sosial (1) Wujud akomodasi, berupa mengurangi masalah perbedaan suku, budaya dan kedudukan pekerjaan antarsesama. Dengan cara menyatukan pendapat sehingga kedua belah pihak sama-sama memahami dan juga bagaimana manusia dapat berinteraksi dengan makluk hidup lainnya dan alam di sekitarnya, (2) Wujud asimilasi yang berupa bagaimana menyatukan sikap yang sama antara sesama manusia, seperti memahami dan menghormati pendapat orang lain, (3) Wujud persaingan yang berupa bagaimana mencari kebenaran dan kebutuhan hidup yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki melalui pendidikan di dalam keluarga maupun

6 14 di dalam lingkungan sekitarnya, (4) Wujud kontravensi berupa keraguan antar sesama mengenai sikap seseorang yang tidak tegas dalam melakukan sebuah tindakan. Seperti memfitnah orang, menyangkal pernyataan orang, dan membenci sehingga tidak memikirkan ketenteraman antar sesama. 8. Skripsi tulisan Andi Dwi Handoko, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret (2010) yang berjudul Novel Orang- Orang Proyek dan Kaitannya dengan Trilogi Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari (Analisis Strukturalisme Genetik). Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan strukturalisme genetik. Metode yang digunakan adalah metode dialektik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) ada keterjalinan antarunsur intrinsik dalam novel Orang-Orang Proyek dan Trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk; (2) pandangan dunia Ahmad Tohari dalam novel Orang-orang Proyek dan Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk adalah pandangan humanisme universal yang terdiri dari pandangan religius, kesenian, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan nilai moral; dan (3) struktur sosial dalam novel Orang-Orang Proyek dan Trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk dibagi menjadi dua, yakni institusi pemerintahan dan religi serta ada homologi antara struktur teks dan struktur sosial dalam novel Orang-orang Proyek dan trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk. 9. Tesis tulisan Widowati, Universitas Gajah Mada (2005) yang ber judul Korupsi dalam Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari (Kajian Sosiologi Sastra). Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Kesimpulan penelitian ini menunjukan bahwa novel menjadi salah satu

7 15 alat bagi pengarang sebagai wakil dari masyarakat untuk mengkritisi pemerintah atas tindakan korupsi yang terjadi pada masa Orde Baru, dan novel juga memiliki tujuan untuk memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu sastra, khususnya dalam menerapkan teori sosiologi sastra dalam novel. 10. Tesis tulisan Abdul Halim Bin Bandan, Fakulti Bahasa Moden dan Komunikasi, Universiti Putra Malaysia (1999) yang berjudul Cerita Rakyat Kaum Bajau Sempona, Sabah: Suatu Analisis Citra Masyarakat. Penelitian ini membahas tentang cerita rakyat kaum Bajau di daerah Sempoma dengan analisis pendekatan sosiologi. Sebanyak 15 cerita yang dijadikan sampel kajian untuk menganalisis lebih mendalam mengenai pola-pola sosiologi. Meliputi unsur sosial (dari aspek kepercayaan, pekerjaan, penggunaan masa, tingkah lakum keselamatan diri sendiri, pemikiran, moral, keluarga, cita-cita, agama dan lain-lain), unsur politik dan unsur ekonomi masyarakat Bajau. Penelitian ini diperoleh melalui informan dari berbagai golongan. 15 cerita dari 6 orang informan semua dari masyarakat Bajau serta masyarakat Sabah. Teori analisis penelitian ini menggunakan teori Alan Swingewood (1972). Kajian ini menunjukan bagaimana masyarakat Bajau yang memiliki ciri yang sama dengan bangsa Melayu, dengan kata lain menjelaskan masyarakat Bajau adalah berbangsa Melayu Jati. Mereka merupakan sebagian dari bangsa Melayu yang kini berasa di seluruh Kepulauan Melayu (Semenanjung Malaysia, Kepulauan Indonesia, Selatan

8 16 Thai, Singapura, Brunei Darussalam, Kepulauan Borneo dan Kepulauan Filipina). 11. Tesis tulisan Lalu Irsyad Kabul, S2 Sastra Universitas Gajah Mada Yogyakarta (2011) yang b erjudul Refleksi Tentang Tenaga Kerja Wanita Indonesia (TKWI): Tinjauan Sosiologi Sastra Terhadap Novel Galaksi Kinanthi Karya Tasaro GK. Penelitian ini membahas perlakuan tidak manusiawi terhadap Tenaga Kerja Wanita Indonesia (selanjutnya disingkat TKWI) yang terdapat dalam karya sastra dan dilihat melalui novel Galaksi Kinanthi (selanjutny a disingkat GK) karya Tasaro GK menggunakan analisis dengan teori sosiologi sastra oleh Alan Swingewood. Hasil penelitian yang disusun dalam tesis ini menunjukkan bahwa: 1) novel GK yang diterbitkan pada tahun 2009 atau pada era reformasi memiliki relevansi dengan konteks zaman yang melahirkannya. Termasuk di dalamnya adalah lingkungan sosial budaya yang menjadi latar penciptaan novel GK. Kondisi ekonomi dan politik yang tidak stabil pada era reformasi mempengaruhi kondisi sosial masyarakat Indonesia seperti yang diperlihatkan melalui problem sosial yang dialami para tokoh di dalam cerita; 2) perlakuan tidak manusiawi terhadap TKWI dalam novel GK yang menjadi masalah dalam penelitian ini memperlihatkan gambaran realitas kehidupan yang kerap dialami masyarakat terutama yang menjadi TKWI. Perlakuan tidak manusiawi yang menimpa sebagian TKWI di luar negeri yang terdapat dalam novel GK antara lain, gaji yang tidak pernah dibayar, pelecehan seksual dan pemerkosaan, penyiksaan secara fisik dan mental, dan eksploitasi jam kerja; 3) hadirnya perlakuan tidak manusiawi

9 17 terhadap TKWI dalam novel GK sangat bermanfaat sebagai titik tolak refleksi atas keadaan yang terjadi pada masa kini; 4) faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat menjadi TKWI antara lain persoalan tekanan ekonomi, perdagangan manusia (human trafficking), dan kecilnya kesempatan kerja. 5) faktor-faktor tersebut mempunyai hubungan dengan persoalan kemiskinan. Fakta menunjukkan bahwa sebagian TKWI berasal dari daerah-daerah atau wilayah yang kurang menguntungkan secara ekonomi dan sosial, dalam arti miskin karena tanahnya kurang subur ataupun miskin kesempatan kerja meskipun tanahnya subur. Dalam novel GK, persoalan kemiskinan ini ditunjukkan oleh tokoh yang hidup di daerah Gunung Kidul, satu daerah di Yogyakarta yang pernah menjadi ikon daerah miskin di Indonesia. Berdasarkan tinjauan objek material maka novel Orang-Orang Proyek cenderung diteliti menggunakan kajian strukturalisme genetik, psikologi sastra, unsur kegunaan bahasa Jawa dan sosiologi sastra. Penelitian ini menggunakan kajian sosiologi sastra sama dengan penelitian sebelumnya, tetapi objek formalnya berbeda. Oleh karena itu, penelitian dengan judul kegagalan sistem demokrasi layak dilakukan. 2. Landasan Teori Sastra merupakan ciptaan sosial yang memunculkan sebuah gambaran (cermin) kehidupan, yang mencangkup hubungan antarmanusia, masyarakat, maupun peristiwa yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat. Menurut Swingewood dan Laurenson (1972:31), karya sastra bukanlah sebagai artefak,

10 18 melainkan hasil proses dialektika pemikiran (imajinasi) yang dapat dijadikan dokumen sosial-budaya. Sastra tidak hanya memberi dampak pada masyarakat, tetapi juga menerima dampak dari masyarakat. Hasil dari imajinasi seorang pengarang yang dituangkan dalam sebuah tulisan disebut sebagai karya sastra. Karya sastra mampu merangkum sekian peristiwa yang dapat dijelaskan dengan sistematis dan terperinci melalui metode sosiologi yang kemudian disebut sebagai sosiologi sastra (Wahyudi, 2013: 89). Menurut Swingewood dan Laurenson (1972: 11-12) sosiologi adalah pendekatan ilmiah yang menekankan analisis secara objektif tentang manusia dalam masyarakat, tentang lembaga kemasyarakatan, dan proses-proses sosial. Sastra juga berkaitan dengan dunia kemasyarakatan dan memiliki keinginan melakukan perubahan terhadap dunia kemasyarakatan. Berkaitan dengan sastra dan masyarakat, Swingewood dan Laurenson (1972:13) menyajikan tiga konsep dalam pendekatan karya sastranya, yaitu sastra sebagai refleksi/cerminan zaman, sastra dalam hubungannya dengan kesejahteraan dan sejarah karya sastra. 1. Karya sebagai Refleksi Sosial Perspektif yang paling popular mengambil aspek dokumenter sastra yang memberikan perhatian pada cerminan zaman (Swingewood dan Laurenson, 1972:13). Maksudnya adalah dokumen yang dapat digunakan untuk melihat suatu fenomena dalam masyarakat pada masa tersebut. Inilah yang kemudian diistilahkan sebagai dokumentasi sastra yang merujuk pada cerminan zaman. Swingewood menempatkan karya sastra sebagai refleksi langsung (cerminan) berbagai aspek struktur sosial, hubungan kekeluargaan, konflik kelas, trend lain yang mungkin

11 19 muncul, dan komposisi populasi. Selanjutnya, karya sastra diposisikan sebagai sentral diskusi yang menitikberatkan pada pembahasan intrinsik teks dengan menghubungkannya terhadap fenomena yang terjadi pada saat karya tersebut diciptakan. Menurut Ratna (2002: 35), pada dasarnya kejadian yang terkandung dalam karya sastra merupakan prototipe kejadian yang pernah atau mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Ratna (2002: 36), dalam masyarakat terkandung fakta - fakta yang tak terhitung jumlah dan komposisinya. Fakta-fakta dalam pandangan sosiologi dengan sendirinya dipersiapkan dan dikondisikan oleh masyarakat dan eksistensinya selalu dipertimbangkan dalam antarhubungan dengan fakta sosial lain yang juga telah dikondisikan secara sosial. Fakta sosial sendiri bersumber di dalam masyarakat, baik masyarakat secara keseluruhan maupun kelompok-kelompok tertentu. Menurut Swingewood (1972:14), hubungan antara pengalaman tokoh yang imajiner dengan sejarah, tema, dan gaya merupakan cara yang relevan untuk mengetahui keterkaitan karya sastra dengan pola masyarakat yang terletak di luar teks. Adanya sebuah kebenaran dari sebuah karya sastra dan masyarakat bersandar pada nilai-nilai otentik kemanusiaan, antara lain kebutuhan, aspirasi, dan hasrat yang termediasi melalui interaksi sosial. 2. Kepengarangan dan Produksi Perspektif kedua tentang sosiologi sastra mengambil cara lain dengan memberikan penekanan pada bagian produksi dan lebih khusus pada situasi sosial penulis (Swingewood dan Laurenson, 1972:17). Pendekatan

12 20 oleh Swingewood dipindahkan dari pembahasan karya sastra ke pembahasan situasi produksi karya sastra, khususnya situasi pengarang. Menurut Ratna (2002: ), pola hubungan antara karya sastra dengan masyarakat dipandang sebagai pola yang selalu berada dalam proses perubahan. Dinamika pola hubungan mengimplikasikan pengaruh artistik seni sastra atas struktur sosial dalam kondisi struktur intrinsik karya yang juga berubah. Perubahan struktur sosial sebagai akibat perubahan infrastruktur sosial ekonomi yang mempengaruhi pola perilaku masyarakat secara keseluruhan, termasuk penerimaan terhadap rangsangan-rangsangan etis dan estetis. Sebagian pola perubahan ditranformasikan dan dibakukan dalam kerangka pemahaman praktis untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang dapat dimanfaatkan langsung dalam kehidupan sehari-hari. Karya sastra, sama seperti karya seni pada umumnya yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan praktis, yaitu berbagai kebutuhan yang memiliki kaitan dengan ekonomi dan politik. 3. Sejarah dan Karya Sastra Perspektif ketiga menuntut satu keahlian yang lebih tinggi, mencoba melacak bagaimana suatu karya sastra benar-benar diterima oleh masyarakat tertentu pada suatu momen sejarah. Maksudnya, ialah memfokuskan perhatian pada penerimaan masyarakat terhadap karya yang berhubungan dengan cerita yang mengandung unsur sejarah (Swingewood dan Laurenson, 1972:21). Menurut Ratna (2002: 10 4), novel dianggap sebagai genre yang paling memadai untuk menerjemahkan kompleksitas struktur sosial. Novel dengan

13 21 demikian merupakan pertemuan antara kesadaran sosial dengan kesadaran tertinggi subjek pengarang (kreator), sekaligus membuktikan kapasitas intuitif sastra dalam merefleksikan keadaan sosial. Unsur-unsur karya sastra, baik dalam bentuk struktur ide, seperti etika, emansipasi, dan religi, maupun dalam bentuk unit-unit sosial, seperti politik, ekonomi, dan hukum dianggap fakta-fakta kultural yang perlu ditampilkan. Sebagai gejala sosial, unsur tersebut merupakan referensi kondisi sosiohistoris tertentu (dalam Ratna, 2002: 340). Pada penelitian ini, penulis akan fokus pada pembahasan karya sebagai cerminan masyarakat yang terdapat dalam novel Orang-Orang Proyek. Penulis juga akan membahas mengenai gagalnya sistem demokrasi yang terjadi pada masa Orde Baru yang tercermin pada novel tersebut.

14 22 B. Kerangka Pikir Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pada tahap awal penulis menentukan objek material dan objek formal sebagai bahan penelitian. Karya sastra sebagai cerminan masyarakat dapat menjadi media untuk meneliti sosiologi sastra. Novel Orang-Orang Proyek dipandang sebagai cerminan masyarakat Indonesia pada Masa Orde Baru. Melalui novel ini pengarang memberikan informasi mengenai sejarah masa lalu. 2. Tahap kedua penulis mulai menentukan latar belakang masalah dan perumusan masalah. Penulis menemukan permasalahan mengenai sistem demokrasi yang dibelenggu oleh penguasa Orde Baru. 3. Tahap ketiga adalah menentukan teori yang digunakan untuk menganalisis permasalahan tersebut. Penelitian mengenai cerminan masayarakat masa Orde Baru dalam novel Orang-Orang Proyek dikaji menggunakan analisis sosiologi sastra. 4. Tahap keempat penulis menentukan metode dan teknik analisis data. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis mimesis, yaitu mengungkap bagaimana kekuasaan, penguasa yang otoriter, dan kondisi masa Orde Baru 5. Tahap kelima analisis dengan cara mendeskripsikan sistem demokrasi, ketidakadilan hak politik, dan suara masyarakat yang dibelenggu, serta praktik partai politik yang mendominasi. 6. Tahap akhir adalah penarikan kesimpulan, yaitu menyimpulkan hasil analisis permasalahan dari penelitian ini. Berikut bagan kerangka pikir:

15 23 Bagan Kerangka Pikir Penelitian Novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari Sosiologi Sastra Kegagalan Sistem Demokrasi Deskripsi kegagalan sistem demokrasi yang tercermin dalam novel Orang-Orang Situasi sosial dan politik yang tercermin pada novel Orang- Orang Proyek Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu wujud karya seni yang bermedium bahasa. Menurut Goldmann (1977:

BAB I PENDAHULUAN. salah satu wujud karya seni yang bermedium bahasa. Menurut Goldmann (1977: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan ciptaan sosial yang memunculkan sebuah gambaran (cermin) kehidupan. Kehidupan itu merupakan suatu kenyataan sosial yang mencakup hubungan antarmasyarakat,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan imajinasi pengarang yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian dinikmati oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya (Iswanto

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya (Iswanto BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya (Iswanto dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, suatu metode analisis dengan penguraian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu karya yang lahir dari hasil perenungan pengarang terhadap realitas yang ada di masyarakat. Karya sastra dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari daya imajinasi pengarang yang dituangkan dalam sebuah wadah. Sastra sendiri adalah bentuk rekaman dari bahasa yang akan disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan hasil cipta atau karya manusia yang dapat dituangkan melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Selain itu sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra di Indonesia saat ini cukup pesat. Terbukti dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan drama. Hasil

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media bahasa merupakan salah satu media yang digunakan oleh seorang sastrawan untuk menyampaikan karya seni yaitu sebuah karya sastra untuk para pembaca. Keindahan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN 2.1 Tinjauan pustaka Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Hal itu dapat dijadikan sebagai titik tolak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra dan kehidupan manusia merupakan satu kesatuan. Sastra dan manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra muncul sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang. Adapun proses kreatif itu berasal dari pengalaman pengarang sebagai manusia yang hidup di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua penelitian ilmiah dimulai dengan perencanaan yang seksama, rinci, dan mengikuti logika yang umum, Tan (dalam Koentjaraningrat, 1977: 24). Pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, maka simpulan hasil penelitian sebagai berikut: Pengkajian perwatakan novel Di Kaki Bukit Cibalak

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Penelitian Terdahulu Penulis melakukan telaah kepustakaan yang berhubungan dengan PDH dengan menelusuri penelitian sebelumnya. Telaah pustaka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan termasuk salah satu dasar pengembangan karakter seseorang. Karakter merupakan sifat alami jiwa manusia yang telah melekat sejak lahir (Wibowo, 2013:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah hal-hal yang terkandung dalam tulisan tersebut. Keindahan dalam karya

BAB I PENDAHULUAN. adalah hal-hal yang terkandung dalam tulisan tersebut. Keindahan dalam karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya tulis, namun yang lebih penting dari tulisan tersebut adalah hal-hal yang terkandung dalam tulisan tersebut. Keindahan dalam karya sastra bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan keadaan sosial masyarakat baik secara langsung maupun tidak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan keadaan sosial masyarakat baik secara langsung maupun tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu bentuk kreativitas pengarang yang di dalamnya mengandung ungkapan perasaan dan pikiran pengarang yang bersumber dari realitas kehidupan

Lebih terperinci

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Indayani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoneisa Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga

BAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai seni dalam sebuah karya tidak selalu berwujud pada benda tiga dimensi saja. Adapun kriteria suatu karya dapat dikatakan seni jika karya tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia BAB 2 LANDASAN TEORI Kehidupan sosial dapat mendorong lahirnya karya sastra. Pengarang dalam proses kreatif menulis dapat menyampaikan ide yang terinspirasi dari lingkungan sekitarnya. Kedua elemen tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengkaji karya sastra dengan cara menghubungkannya dengan aspek-aspek sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. mengkaji karya sastra dengan cara menghubungkannya dengan aspek-aspek sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra dengan sosiologi adalah dua bidang ilmu yang berbeda, tetapi mampu menjadi bidang ilmu baru yaitu sosiologi sastra. Sosiologi sastra berarti mengkaji karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Objek penelitian, dalam hal ini karya sastra, memiliki banyak dimensi, banyak aspek, dan unsur. Untuk memahaminya secara lengkap diperlukan teori dan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara kerja dalam memahami objek yang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara kerja dalam memahami objek yang menjadi 58 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode merupakan cara kerja dalam memahami objek yang menjadi sasaran penelitian. Peneliti dapat memilih salah satu dari berbagai metode yang ada sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra dan bahasa merupakan dua bidang yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren, 1990:218).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam karya sastra tersebut merupakan hasil imajinasi pengarang yang

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam karya sastra tersebut merupakan hasil imajinasi pengarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan suatu hal yang bersifat indah. Keindahan yang terdapat dalam karya sastra tersebut merupakan hasil imajinasi pengarang yang disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak makna dan banyak aspek didalamnya yang dapat kita gali. Karya sastra lahir karena ada daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan suatu keadaan yang mendorong atau merangsang seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegigihan adalah semangat pantang menyerah yang harus dimiliki untuk mencapai kesuksesan. Setiap manusia harus dapat membiasakan diri melihat setiap masalah yang muncul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikir maupun

Lebih terperinci

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Hariyanto Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah seni yang banyak memanfaatkan simbol atau tanda untuk mengungkapkan dunia bawah sadar agar kelihatan nyata dan lebih jelas, pengarang menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat, ia terikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreatif penulis yang berisi potret kehidupan manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan, sehingga dapat dinikmati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya terdapat daya kreatif dan daya imajinasi. Kedua kemampuan tersebut sudah melekat pada jiwa

Lebih terperinci

SOSIOLOGI SASTRA SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENELITIAN SASTRA (Metode Penelitian Sastra)

SOSIOLOGI SASTRA SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENELITIAN SASTRA (Metode Penelitian Sastra) SOSIOLOGI SASTRA SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENELITIAN SASTRA (Metode Penelitian Sastra) A. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan pencerminan masyarakat, melalui karya sastra, seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai preposisi penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan preposisi-preposisi

Lebih terperinci

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Oleh: Esa Putri Yohana 1 Abstrak Skripsi ini berjudul Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil karya seseorang baik lisan maupun tulisan jika mengandung unsur estetik maka akan banyak disukai oleh semua kalangan. Di era globalisasi seperti saat ini, banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil imajinasi yang memiliki unsur estetis dan dituangkan ke dalam bentuk tulisan dengan media bahasa. Karya sastra sendiri dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra adalah sebuah karya imajiner yang bermedia bahasa dan memiliki nilai estetis. Karya sastra juga merupakan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140).

II. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140). II. KAJIAN PUSTAKA 1.1 Interaksi Sosial Manusia merupakan makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia dilahirkan dimuka bumi ini untuk saling bersosialisasi dengan makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 1. BPUPKI dalam sidangnya pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membicarakan. a. rancangan UUD b. persiapan kemerdekaan c. konstitusi Republik Indonesia Serikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam ekspresi ungkapan pengalaman pribadi, pemikiran,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam ekspresi ungkapan pengalaman pribadi, pemikiran, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah kegiatan kreatif sebuah ciptaan karya bernilai seni mengenai kehidupan manusia dalam ekspresi ungkapan pengalaman pribadi, pemikiran, perasaan,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memenuhi hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan suatu ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman. Ungkapan-ungkapan tersebut di dalam sastra dapat berwujud lisan maupun tulisan. Tulisan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni yang merekam kembali alam kehidupan, akan tetapi yang memperbincangkan kembali lewat suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra merupakan hasil imajinasi pengarang yang didasarkan oleh realitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra merupakan hasil imajinasi pengarang yang didasarkan oleh realitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil imajinasi pengarang yang didasarkan oleh realitas sosial. Dalam pengertian ini, keterlibatan pengarang dalam menciptakan karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pengarang dan psikologi isi hatinya, yang diiringi dengan daya

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pengarang dan psikologi isi hatinya, yang diiringi dengan daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil perpaduan estetis antara keadaan lingkungan pengarang dan psikologi isi hatinya, yang diiringi dengan daya kreativitas yang tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menhadi objek penelitian ialah tokoh. Tokoh merupakan satu bagian

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menhadi objek penelitian ialah tokoh. Tokoh merupakan satu bagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra ialah proyeksi kenyataan yang diramu dengan menggunakan daya imajinasi pengarang dan disampaikan melalui media bahasa dan mengandung unsur-unsur yang membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan refleksi atau cerminan kondisi sosial masyarakat yang terjadi di dunia sehingga karya itu menggugah perasaan orang untuk berpikir tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif pada sebuah karya seni yang tertulis atau tercetak (Wellek 1990: 3). Sastra merupakan karya imajinatif yang tercipta dari luapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra sebagai sebuah ungkapan pribadi pengarang berdasarkan kreativitas/ imajinasi pengarang. Sastra juga dapat dijadikan sebagai wadah seorang pengarang untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah ungkapan pribadi seorang penulis yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu: BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu: a. psikosastra b. kesepian c. frustasi d. kepribadian a. Psikologi Sastra

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik merupakan bagian penting dari kehidupan manusia dan merupakan situasi yang wajar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra terbentuk atas dasar gambaran kehidupan masyarakat, karena dalam menciptakan karya sastra pengarang memadukan apa yang dialami dengan apa yang diketahui

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2008:725) Konsep merupakan (1)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dengan judul skripsi, buku-buku yang digunakan dalam pengkajian ini adalah

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan aspek penting dalam penelitian. Konsep berfungsi untuk menghindari kegiatan penelitian dari subjektifitas peneliti serta mengendalikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia kedudukannya di muka bumi ini, karena interaksinya dengan lingkungan tidak hanya dibekali oleh naluri (insting)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian tentang geguritan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan, dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan wadah yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap berbagai masalah yang diamati

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka mempunyai peranan penting dalam melakukan penelitian karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Karya sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Karya sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun yang lalu. Selain dianggap sebagai kekuatan fiktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan juga pengalaman yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Keindahan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai preposisipreposisi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai preposisipreposisi BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai preposisipreposisi penelitian, maka harus memiliki konsep-konsep yang jelas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra lahir berdasarkan pengalaman yang dirasakan oleh pengarang. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. sastra lahir berdasarkan pengalaman yang dirasakan oleh pengarang. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi dari seseorang yang dituangkan dengan bahasa. Melalui karya sastra, seorang pengarang mampu menuangkan imajinasinya dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra (sansekerta/shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta sastra, yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu perwujudan dari seni dengan menggunakan lisan maupun tulisan sebagai medianya. Keberadaan sastra, baik sastra tulis maupun bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Seorang pengarang bebas untuk mengeksplorasi pikiran, perasaan, dan imajinasinya untuk dituangkan dalam sebuah karya sastra. Karya sastra lahir karena adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia, yang berkaitan dengan memperjuangkan kepentingan hidup manusia. Sastra merupakan media bagi manusia untuk berkekspresi

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA Oleh: Dwi Erfiana Kurniawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia erfiana@ymail.com ABSTRAKPenelitian ini bertujuanuntuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif manusia dalam kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra seni kreatif menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini karya sastra banyak berisi tentang realitas kehidupan sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang percintaan yang

Lebih terperinci