BAB III ANALISIS. Gambar 11 Peta tata guna wilayah (Sumber : Rencana RTRW Tahun 2013)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISIS. Gambar 11 Peta tata guna wilayah (Sumber : Rencana RTRW Tahun 2013)"

Transkripsi

1 BAB III ANALISIS 3.1 ANALISIS TAPAK Pertimbangan Pemilihan Lokasi Bagian barat Jalan R.E. Martadinata, Bandung, telah dikenal begitu luas sebagai salah satu daerah tujuan wisata belanja yang terkenal akan factory outlet. Hal ini semakin tampak ketika akhir minggu dan libur-libur panjang, daerah ini akan dipenuhi oleh para pendatang. Dengan kondisi tersebut, diharapkan perletakan perpustakaan kota di jalan tersebut dapat menjadi tempat persinggahan edukatif yang menarik. Sehingga, dalam jangka waktu panjang, perpustakaan dapat berkembang kedudukannya menjadi daerah tujuan berkegiatan masyarakat Kota Bandung. Selain itu, lahan perancangan juga berada dalam wilayah pengembangan yang diperuntukkan untuk pendidikan. Sehingga, diharapkan fasilitas umum pendidikan informal ini dapat menjadi alternatif tempat berkegiatan masyarakat di Kota Bandung. Gambar 11 Peta tata guna wilayah (Sumber : Rencana RTRW Tahun 2013) 26

2 3.1.2 Lokasi Perancangan Lokasi perancangan perpustakaan Kota Bandung ini berada di kawasan Bandung Utara. Kawasan ini berada dekat dengan kawasan pusat kota. Lokasi ini dipilih, sebagai usaha untuk memenuhi persyaratan bahwa perpustakaan sebaiknya berada pada lokasi yang atraktif dan dianjurkan berada di daerah sekitar pusat kegiatan komunitas kota. (Thompson, 1980) Bandung terletak di antara BT dan 6 57 LS dengan ketinggian antara 675 hingga 1050 meter di atas permukaan air laut. Tapak sendiri terletak di yang memiliki topografi relatif datar. Kawasan memiliki daya jual tanah yang relatif tinggi. Hal tersebut dipengaruhi karena sudah dikenalnya kawasan tersebut oleh masyarakat dalam maupun luar Kota Bandung sebagai tempat wisata berbelanja. Sehingga, menjadi pertimbangan tersendiri untuk memaksimalkan penggunaan lahan tersebut baik secara horizontal maupun vertikal tanpa melanggar peraturan kota yang sudah ditetapkan. PUSAT KOTA KAWASAN PERANCANGAN Gambar 12 Lokasi Perancangan (Sumber: RTRW Kota Bandung Tahun 2013) 27

3 Gambar 13 Kondisi eksisting lahan Gambar 14 Kondisi eksisting lahan Gambar 15 Kondisi eksisting lahan Gambar 16 Batas selatan lahan Gambar 17 Batas timur lahan Gambar 18 Batas barat lahan 28

4 Gambar 19 Batas selatan lahan Gambar 20 Kondisi jalan selatan lahan Gambar 21 Jalan pertigaan selatan lahan Gambar 22 Jalan R.E. Martadinata Analisis Fungsi di Sekitar Lahan Fungsi bangunan di sekitar lahan perancangan sangat beragam. Hal ini mengakibatkan area tersebut juga menjadi kawasan yang dinamis aktivitasnya. Di sekitar area perancangan terdapat beberapa lembaga pendidikan formal maupun informal, rumah sakit, hunian, dan banyak sekali sektor jasa. Tapak berupa lahan yang sudah berisi bangunan dengan fungsi jasa perdagangan dan pom bensin yang diasumsikan dibeli oleh pemilik proyek untuk kemudian dipugar dan dibangun kembali menjadi perpustakaan kota. 29

5 Keterangan Gambar: Pendidikan Jasa Komersial Hunian Gambar 1 Lokasi Lahan Perancangan (Sumber : Google Earth) Meskipun daerah ini dikenal sebagai wisata belanja, pada kawasan ini banyak terdapat fasilitas pendidikan baik formal dari mulai tingkat taman kanakkanak hingga sekolah tinggi, juga terdapat banyak fasilitas pendidikan nonformal seperti les musik dan les bahasa. Fungsi-fungsi pendidikan tersebut juga menjadi pertimbangan perancang dalam memilih lokasi perpustakaan kota. 3.2 ANALISIS KEGIATAN/ FUNGSIONAL Analisis kegiatan dilakukan berdasarkan hasil analisis pengguna bangunan perpustakaan remaja dan aktifitas yang dilakukan oleh pengguna tersebut yang dapat dijabarkan seperti berikut: 1. Pengunjung Perrpustakaan Kegiatan administrasi Kegiatan yang dilakukan sebelum orang dapat mengakses ke perpustakaan seperti menitipkan barang, mendaftarkan diri menjadi anggota, dan peminjaman serta pengembalian pinjaman 30

6 Kegiatan mencari koleksi dan penyerapan informasi Kegiatan ini adalah kegiatan yang mayoritas dilakukan di dalam perpustakan. Kegiatan pencarian koleksi dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan katalog dan dapat dilakukan secara elektrik dengan menggunakan fasilitas komputer yang disediakan perpustakaan. Untuk kegiatan penyerapan informasi, hal yang paling umum dilakukan adalah membaca, tetapi proses penyerapan informasi juga dapat dilakukan secara audio, dan visual, juga melalui komputer dengan memanfaatkan fasilitas internet yang dikelola swadaya. Kegiatan berdiskusi Kegiatan dimana pengunjung saling bertukar pandangan, informasi dan ilmu pengetahuan antar pengunjung perpustakaan Kegiatan sastra Kegiatan yang dilakukan oleh para pecinta sastra mulai dari penyelenggaraan bedah buku, seminar, pelatihan, dan kegitan berkala perkumpulan remaja pecinta sastra. Kegiatan rekreatif Kegiatan yang berfungsi untuk menarik minat pengunjung serta memberikan hiburan, suasana, dan pengalaman baru bagi para pengunjung 2. Pengelola dan pegawai perpustakaan Kegiatan yang dilakukan oleh pengelola dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kegiatan intern dan ekstern. Kegiatan intern antara lain adalah perawatan dan manajemen koleksi, perawatan piranti elektronik dan audio visual, perawatan gedung, dan administrasi Sementara kegiatan ekstern terdiri dari kegiatan-kegiatan seperti mengadakan perpustakaan keliling untuk wilayah Jawa Barat dan sekitarnya serta penyuluhan-penyuluhan bidang kepustakaan, seminar, dan bedah buku yang dapat dilakukan berdasarkan program kegiatan perpustakaan dan atau kerjasamanya dengan pihak luar. 31

7 3. Pengelola atau karyawan bagian komersial Kegiatan yang dilakukan oleh karyawan bidang komersial adalah bongkar muat barang baik berupa makanan dan minuman untuk kafetaria serta bongkar muat buku untuk toko buku. Kegiatan tersebut berlangsung setiap hari dari senin hingga minggu dari pukul hingga pukul 21.00, kecuali hari libur besar nasional Berdasarkan hasil studi banding dan studi literatur, karakteristik kegiatan dan kebutuhan ruang di dalamnya, maka fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan dibagi menjadi 6 bagian sebagai berikut: 1. Fasilitas penerima, yang terdiri dari hall penerima, R. administrasi, dan R. katalog 2. Fasilitas baca dan koleksi, yang terdiri dari R. koleksi periodikal, R. referensi, R. koleksi fiksi, R. koleksi non-fiksi, R. baca individual, R. baca lesehan, R. diskusi, R.koleksi khusus, R. dokumen umum, dan R. koleksi 3D 3. Fasilitas penunjang terbagi dua bagian, yaitu: Penunjang primer yang terdiri dari R. komputer, R. audio visual Penunjang sekunder yang terdiri dari R. serba guna, R. multimedia, R. sekretariat unit, kafetaria, R. fotokopi, dan toko buku 4. Fasilitas operasional yang berupa R. karyawan 5. Fasilitas servis, terbagi dua yaitu: Servis pengunjung yang terdiri dari toilet dan musolla Servis gedung yang terdiri dari R. mekanikal elektrikal, gudang, R. keamanan 6. Ruang luar yang berupa amphiteater, parkir mobil, parkir motor, dan parkir karyawan Berdasarkan pembagian fasilitas tersebut di atas, maka hubungan antar fasilitas dapat dilihat dalam tabel berikut: 32

8 Tabel 2: Hubungan antar fasilitas Sumber: Dok. pribadi Parkir pengunjung Fas penerima Fas penunjang sekunder Fas. penunjang primer Fas. baca Fas. servis pengunjung Fas. operasional Fas. servis gedung Parkir karyawan Parkir pengunjung Fas.penerima Fas.penunjang sek Fas.penunjang prim Fas. baca & koleksi Fas. servis pengunjung Fas. operasional 1 1 Fas. servis gedung 1 1 Parkir karyawan Keterangan: 1. Hubungan langsung 2. Hubungan tidak langsung/ dekat 3. Tidak berhubungan 3.3 ANALISIS PENGGUNA RUANG Sebelum melakukan analisis program kegiatan dan program ruang yang akan direncanakan dalam Perpustakaan Kota Bandung, dilakukan analisis pengguna perpustakaan kota terlebih dahulu. Pengguna perpustakaan kota terdiri atas: 1. Pengunjung Pelajar sekolah Mahasiswa Pengunjung umum bagian komersil Unit pecinta sastra Peserta seminar, bedah buku, dan kegiatan sekunder lainnya 2. Pengelola atau pegawai perpustakaan 3. Pengelola atau karyawan bagian komersial 4. Petugas bagian servis 33

9 3.4 ANALISIS RUANG dan BENTUK Adapun skema hubungan ruang di dalam masing-masing fungsi adalah sebagai berikut: Fasilitas Baca dan Koleksi Fasilitas baca dan koleksi ini dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu ruang-ruang dengan sistem administrasi terpusat dan ruang dengan sistem administrasi tersendiri. Ruang administrasi tersendiri yaitu ruang koleksi yang tidak bisa dibawa pulang seperti R. koleksi periodikal, R. referensi, R. koleksi 3D, dan R. koleksi khusus sehingga membutuhkan ruang administrasi tambahan. Sedangkan, untuk koleksi yang dapat dibawa pulang termasuk semua koleksi termasuk dalam sistem administrasi terpusat yaitu R.koleksi fiksi, R.koleksi nonfiksi, R. dokumen umum. Masing-masing sistem memiliki R. baca lesehan, R. diskusi terpusat, dan R. baca individual di setiap ruang koleksi. Ruang baca membutuhkan intensitas cahaya yang tinggi, sedangkan rak koleksi adalah bagian yang rentan terhadap sinar cahaya matahari langsung, udara lembab, dan debu. Ruang baca dan koleksi ini membutuhkan hubungan langsung ke fasilitas penunjang primer dan fasilitas operasional pengelola untuk kebutuhan pendistribusian buku. Untuk daerah sekitar R. baca diharapkan terbentuk suasana yang tenang dan nyaman, sehingga dirancang suatu inner court untuk memasukkan udara segar dan cahaya alami untuk membaca. Sistem adm. terpusat Ruang baca Fasilitas operasional Fasilitas penerima Sistem adm. tersendiri Ruang baca Skema 1: Skema hubungan ruang dalam fasilitas baca dan koleksi 34

10 3.4.2 Fasilitas Operasional Fasilitas operasional merupakan fasilitas yang diperuntukkan untuk mewadahi segala kegiatan pengelola perpustakaan. Ruang-ruang di dalamnya berfungsi untuk mewadahi segala kegiatan pengelola mulai dari ruangan kantor tempat bekerja, hingga ruangan untuk istirahat. Fasilitas operasional ini berhubungan langsung dengan parkir karyawan dan fasilitas servis gedung. Fasilitas operasional, bersifat tertutup pada pengunjung. Hanya pihak pengelola dan pihak-pihak yang berkepentingan saja yang bisa memasuki area ini. Fasilitas operasional ini juga harus memiliki hubungan ke R. koleksi untuk aktifitas pengelolaan koleksi. Berikut skema hubungan ruang dalam fasilitas opersional: R. div Litbang R. sekretarisdan bendahara R. tamu R. Data i R. pimpinan & wakil pimpinan perpustakaan R. istirahat&pantri Ruang rapat R. servis &keamanan R. div Humas Skema 2: Skema hubungan ruang dalam fasilitas operasional Fasilitas Penunjang Fasilitas penunjang berisi ruang-ruang yang berfungsi untuk menunjang keberlangsungan perpustakaan secara fungsi, rekreatif, dan keuangan. Fasilitas ini terbagi menjadi dua bagian. Fasilitas penunjang primer berfungsi untuk mendukung kegiatan edukatif perpustakaan itu sendiri. Sedangkan, fasilitas sekunder lebih kepada usaha untuk meningkatkan daya tarik pengunjung, sumber pemasukan, juga sebagai usaha untuk menyatu dengan konteks lingkungan jasa di sekitar lahan. Berikut skema hubungan ruang dalam fasilitas penunjang: 35

11 Fasilitas penerima Fas. penunjang primer parkir Fas. penunjang sekunder Skema 3: Skema hubungan ruang dalam fasilitas operasional Fasilitas Servis Fasilitas servis merupakan fasilitas yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan pengunjung.pada kasus ini servis pengunjung dan servis gedung dipisahkan dengan alasan keamanan. Fasilitas servis untuk pengunjung sebisa mungkin dapat diakses dari segala fasilitas yang terdapat di dalam bangunan. Sedangkan, untuk fasilitas servis gedung hanya bisa diakses oleh pihak pengelola saja. Berikut skema hubungan antar ruang di dalam fasilitas servis: R. baca dan koleksi Fas servis pengunjung: toilet musolla R. operasional Fas. servis gedung: R. ME gudang R. keamanan Parkir karyawan Skema 4: Skema hubungan ruang dalam fasilitas servis 3.5 ANALISIS KEBUTUHAN RUANG Untuk mewadahi aktifitas-aktifitas pengunjung yang telah dipaparkan di atas, maka terdapat ruang-ruang untuk mewadahi minat yang berbeda dari masing-masing pengunjung, seperti terdapatnya R. penitipan barang, R. admnistrasi pengunjung. Terdapat pula R. koleksi umum, R. koleksi periodikal, R. referensi, R. koleksi khusus, dan R. koleksi tiga dimensi untuk mewadahi koleksi- 36

12 koleksi perpustakaan. Sedangkan, untuk mewadahi kegiatan penyerapan inforamasi terdapat R. baca, R. audio visual, dan R. komputer. Untuk kegiatan berdiskusi maka disediakan R. diskusi dan R. baca lesehan bagi para pengunjung. Untuk kegiatan sastra seperti bedah buku dan pelatihan disediakan R. serba guna yang bersifat fleksibel untuk berbagai macam acara dan R. multimedia untuk acara-acara seminar dan kegiatan formal lainnya. Untuk kegiatan yang lebih informal maka amphiteater dapat digunakan untuk penyelenggaraan acara tersebut. Untuk kegiatan rekreatif disediakan area komersial yang berupa kafetaria dan toko buku skala kecil sebagai fasilitas penunjang perpustakaan. Selain itu, terdapat pula amphiteater dan taman-taman yang bisa menjadi tempat bersosialisasi dan rehat bagi pengujung.untuk menciptakan suasana yang lebih rekreatif di dalam ruangan, terdapat pula inner court pada bangunan perpustakaan ini. Sistem yang diterapkan pada perpustakaan ini adalah sistem terbuka, kecuali di beberapa bagian yang membutuhkan pengawasan administrasi lebih seperti di bagian koleksi referensi dan koleksi-koleksi khusus suatu negara atau daerah. Dengan paparan di atas, dapat dikatakan bahwa skenario kegiatan tipikal di perpustakaan ini adalah sebagai berikut: berkegiatan sastra masuk administrasi mencari koleksi penyerapan informasi keluar berkegiatan rekreatif Skema 5 : Skema kegiatan pengunjung Untuk mewadahi kegiatan pihak pengelola dan pegawai perpustakaan, maka terdapat area khusus karyawan dimana terdapat area khusus karyawan berupa ruang-ruang servis seperti dapur, toilet dan musolla, gudang, serta R. mekanikal elektrikal. Sedangkan, untuk kegiatan administrasi diadakan R. data 37

13 dan R. kerja pengelola perpustakaan tersebut. Untuk kegiatan eksternal tidak memerlukan ruangan tersendiri karena pengelolaannya dapat dilakukan di R. kerja pengelola. Untuk para petugas bagian komersil untuk mewadahi kegiatan bongkar muat barang area komersil maka diperlukan area loading dock tersendiri bagi kegiatan komersil. Untuk kebutuhan penyediaan tempat bagi kendaraan, maka disediakan area parkir untuk pengunjung dan pegawai secara terpisah di area luar. Menurut studi banding, pengunjung beraktifitas di perpustakaan menghabiskan waktu sekitar 4-5 jam. Pengunjung yang datang rata-rata akan menggunakan mobil, sepeda motor, berjalan kaki, atau dengan angkutan umum. Sebuah mobil kemungkinan dinaiki 4, 3, 2, atau 1 orang. Oleh karena itu dirata-ratakan, tiap mobil dapat mengangkut 2,5orang; Sementara sepeda motor dapat mengangkut 2 atau 1 orang. Maka dirataratakan tiap sepeda motor dapat mengangkut 1,5orang; Ada pula pengunjung yang datang berjalan kaki ataupun dengan angkot. Dalam hal ini tidak akan membebani tempat parkir, namun tetap diperhitungkan dalam perhitungan kapasitas orang. Fungsi perpustakaan diasumsikan dapat menampung sekitar 200 orang pengunjung dalam satu waktu puncak. Parkir untuk servis dibuat terpisah. Dengan asumsi bahwa : 80 orang dengan mobil, dibagi dengan 2,5orang/ mobil, maka kebutuhan parkir mobil minimal adalah untuk 32 mobil; 80 orang dengan sepeda motor, dibagi dengan 1,5orang/motor, maka kebutuhan parkir motor minimal adalah untuk 53 sepeda motor; 40 orang lagi diasumsikan menggunakan angkutan umum atau berjalan kaki. 3.6 ANALISIS RUANG, BENTUK, dan STRUKTUR BANGUNAN Persyaratan ruang pada kasus ini dititikberatkan pada R. koleksi dan R. baca sebagai fungsi utama dari perpustakaan. Persyaratan utama yang berkaitan 38

14 dengan ruang koleksi dan ruang baca adalah sirkulasi ergonomi, pencahayaan, akustik, struktur, dan keamanan Sirkulasi Jalur sirkulasi di dalam ruang baca dan koleksi harus memenuhi standard untuk lewatnya troli buku yang berukuran 92/ 99/ 50 cm dan nyaman bagi orang untuk mencari koleksi di rak. Jalur sirkulasi harus dapat mempermudah pengunjung untuk mengetahui keberadaan koleksinya. Jalur sirkulasi di perpustakaan sebaiknya membentuk sistem grid dengan satu akses utama yang kemudian bercabang secara teratur untuk keefisienan peruntukkan ruang. Tangga juga harus berjarak maksimal 38 m dari tengah ruangan untuk mempermudah pencapaian. Jalur sirkulasi perpustakaan biasanya terbentuk dari metode penyusunan rak buku. Berikut standar sirkulasi yang harus dipenuhi: Gambar 24: Standar sirkulasi antar rak (Sumber: Ernest Neufert, 1996) Untuk ruang baca, jarak antara meja baca masih harus dapat memungkinkan lewatnya pengunjung yang lain di antara meja-meja tersebut. Perletakkan meja dan kursi juga harus membuat pengunjung yang sedang membaca tetap tidak terganggu dengan pengunjung yang lewat. Berikut contoh perletakkan meja dan kursi di perpustakaan: 39

15 Gambar 25: Standar sirkulasi ruang baca (Sumber: Ernest Neufert, 1996) Gambar 26: Standard ruang baca (Sumber: Ernest Neufert, 1996) Ergonomi Ergonomi rak tempat menyimpan koleksi sangat penting untuk kenyamanan pengunjung ketika mencari koleksi buku. Berkaitan dengan kasus perpustakaan ini maka standar penggunaan rak yang dipakai adalah rak untuk anak usia sekolah dan rak untuk dewasa. Setiap rak terdiri dari 5 sampai 6 bidang yang disusun ke atas. Untuk satu rak bisa memuat 30 jilid bahan bacaan biasa dan 40

16 33 jilid bacaan ringan. Panjang lorong rak maksimal 3meter. Berikut standar penggunaan rak buku di perpustakaan: Gambar 27: Ergonomi rak buku berdasarkan umur (Sumber: Ernest Neufert, 1996) Gambar 28: Standard ukuran rak buku (Sumber: Ernest Neufert, 1996) Pencahayaan Pencahayaan merupakan aspek yang sangat berpengaruh pada kenyamanan pengguna perpustakaan Perbedaan kebutuhan pencahayaan ada di setiap ruang, terutama ruang baca dan ruang koleksi membutuhkan penyelesaian desain yang baik agar ruangan dapat berfungsi secara optimal. Secara umum, intensitas cahaya yang dibutuhkan di ruang baca adalah 30 hingga 50 candela. Sedangkan, ruang koleksi sebisa mungkin terhindar dari pencahayaan matahari langsung.dan pencahayaan di ruangan ini adalah 30 candela. ( 41

17 Ada dua jenis cahaya yang dapat digunakan untuk pengoptimalan pencahayaan di perpustakaan, yaitu dengan memantulkan cahaya matahari sebanyak-banyaknya di area ruang baca untuk menghemat energi atau menggunakan pencahayaan artifisial dengan konsekuensi biaya listrik yang akan menjadi lebih mahal. Berikut beberapa contoh penerapan pengoptimalan cahaya matahari di perpustakaan: Gambar 29: Pengoptimalan cahaya matahari dalam ruangan (Sumber: Edward. T. Dean, AIA) Terdapat tiga metode pemanfaatan cahaya matahari secara optimal bagi bangunan: 1. Sun control Hal ini dilakukan dengan menghindari cahaya langsung dari sinar matahari yang mengganggu pemakai dan merusak buku 2. Glare control Mempertahankan level penerangan yang masih nyaman namun memadai untuk membaca. 3. Variation control Hal ini dilakukan untuk tidak membuat kesan pencahayaan yang tidak sufisien. 42

18 Luas muka bangunan juga berpengaruh langsung pada kondisi pencahayaan di dalam bangunan. Untuk fungsi perpustakaan, akan lebih baik jika luas muka bangunan yang menghadap utara-selatan lebih besar daripada yang menghadap timur-barat agar ruangan di dalam tidak silau dan panas Akustik Bagi fungsi perpustakaan, terdapat beberapa pertimbangan perihal akustik yang sebiknya dipenuhi untuk menunjang kegiatan di dalamnya karena perpustakaan adalah fungsi yang memiliki tuntutan faktor kebisingan rendah agar pengunjung dapat berkonsentrasi. Pertimbangan akustik ruangan itu antara lain mengenai pengisolasian suara antara ruang yang satu dengan ruang lain yang memiliki fungsi yang berbeda, ruang-ruang yang difungsikan untuk pengoperasian mesin juga sebaiknya diberi bahan isolasi suara di dinding dan sebaiknya diletakkan sejauh mungkin dari area utama, dan penggunaan material pengabsorpsi suara yang tepat. Area baca sebaiknya memiliki tingkat kebisingan desibel, sedangkan di ruang yang lebih umum bisa hingga 40 desibel Keamanan Keamanan di perpustakaan juga merupakan faktor penting yang tidak bisa diabaikan karena kecerobohan akan mengakibatkan hilangnya benda-benda koleksi perpustakaan. Perihal keamanan ini bisa diselesaikan dengan alur sirkulasi yang terpusat, pembatasan jumlah akses keluar masuk, dan layout ruang baca yang memungkinkan pengawasan dari petugas perpustakaan. Itulah yang menyebabkan hampir seluruh perpustakaan yang ada berbentuk satu blok masa masif, karena dengan bentuk tersebut keamanan perpustakaan akan lebih terkontrol. 43

19 3.6.7 Struktur Secara struktural, terdapat beberapa standar yang harus dipenuhi karena beban sendiri perpustakaan yang lebih dibanding fasilitas publik lainnya. Beberapa standarnya adalah sebagai berikut: Dapat menahan beban hingga 6.3 kn/m² Pembalokan standard sekitar 7 kn/ m² Untuk lantai atas harus dapat menahan beban 5 kn/m² Floor-to-floor lebih dari sama dengan 2.75m Berikut ini terdapat tabel standar modul kolom yang dianjurkan dalam pembuatan perpustakaan: Tabel 3: Tabel ukuran modul kolom (Sumber: Ernest Neufert, 1996) Jaringan konstruksi 7.2m x 7.2 m 7.5m x 7.5 m 7.8m x 7.8 m 8.4m x 8.4 m N x jarak poros 6m x 1.2 m 6m x 1.25 m 6m x 1.3 m 6m x 1.2 m dalam m 5m x 1.44 m 4m x 1.8 m 5m x 1.5 m 4m x 1.87 m 5m x 1.56 m 4m x 1.95 m 5m x 1.44 m 4m x 1.68 m ANALISIS KEBUTUHAN RUANG Berdasarkan analisis kegiatan yang ada, maka perpustakaan ini memerlukan ruang-ruang untuk mewadahi beragam kegiatan tersebut. Luas total rencana bangunan ini adalah 8928 m². Kebutuhan ruang bangunan ini akan dibagi menjadi lima bagian fasilitas yaitu fasilitas penerima, fasilitas baca dan koleksi, fasilitas penunjang, fasilitas operasional, dan fasilitas servis. Berikut rincian rencana program ruang yang direncanakan untuk perpustakaan ini: 44

20 Tabel 4: Program ruang I. FASILITAS PENERIMA Ruang Standar (m²/ org) Kapasitas orang Luas (m²) Jumlah ruang Luas (m²) Persyaratan teknis Penerangan Suara (candela) (desibel) Kedap Sumber Hall penerima * * Administrasi * * neufert R. katalog * * LUAS TOTAL 454 II. FASILITAS BACA dan KOLEKSI Ruang standar (m²/ org) Kapasitas org Luas (m²) Jumlah ruang Luas (m²) persyaratan teknis Penerangan Suara (candela) (desibel) Kedap Sumber R. periodikal * * neufert R. referensi * * * neufert R. kol. umum * * neufert R. arsip R. kol. anak * * stuban R. kol. remaja * * stuban R. kol.dewasa * * neufert Lounge * * * * stuban LUAS TOTAL 3348 III. FASILITAS PENUNJANG Ruang Standar (m²/ org) Kapasitas org Luas (m²) Jumlah ruang Luas total (m²) Persyaratan teknis Penerangan Suara (candela) (desibel) Sumber Lsg Kedap R. komputer * * asumsi R. audio * * asumsi R. serbaguna 196 * * neufert 45

21 R.multimedi a 1 49 * * asumsi R. unit * stuban Kafetaria * * neufert T. buku R. foto kopi stuban LUAS TOTAL 1316 IV. FASILITAS OPERASIONAL Ruang Standar (m²/ org) Kapasitas org Luas, (m²) Jumah ruang Luas total (m²) Persyaratan teknis Penerangan Suara (candela) (desibel) Kedap Sumber R. rehat * * neufert dapur * * neufert kantor 4x * * neufert toilet 1x * * R.rapat * * gudang R.tamu * * LUAS TOTAL 1316 V. FASILITAS SERVIS Ruang Standar (m²/ org) Kapasitas org Luas(m²) Jumlah ruang Luas total (m²) Penerangan (candela) Persyaratan teknis Suara (desibel) keda p Sumbe r Kamar mandi 1x * neufert Musola * * stuban Gudang * asumsi R. ME * * stuban R. jaga * Loading * Parkir 1664 LUAS TOTAL 1837 LUAS NETTO 6868 sirkulasi 30% LUAS BANGUNAN 8928 Sisa luas bangunan maksimal untuk pengembangan bangunan 20 tahun mendatang ± 2800 m² 46

22 47

Bab III. Analisis. Aktivitas yang Dilakukan Ruang 1. Pengunjung. duduk & membaca. mengambil kembali tas & jaket. membeli. makan

Bab III. Analisis. Aktivitas yang Dilakukan Ruang 1. Pengunjung. duduk & membaca. mengambil kembali tas & jaket. membeli. makan Bab III. Analisis 3. 1 Analisis Fungsional 3. 1. 1 Program Kegiatan Pada perpustakaan, selain memperhatikan kegiatan manusia diperhatikan pula kegiatan barang. Perpindahan barang, dalam hal ini koleksi

Lebih terperinci

BAB 2 DATA AWAL PROYEK

BAB 2 DATA AWAL PROYEK 2.1 Data Umum Proyek BAB 2 DATA AWAL PROYEK Nama Proyek : Perpustakaan Umum di Kota Bandung Pemilik Proyek : Pemerintah Kota Bandung Sumber Dana : Pemerintah Kota Bandung Lokasi : Taman Maluku Bandung

Lebih terperinci

4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS

4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS Beberapa pertimbangan yang muncul ketika hendak mendesain kasus ini adalah bahwa ini adalah sebuah bangunan publik yang berada di konteks urban. Proyek

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Informasi yang dibutuhkan manusia begitu banyak dan tidak dapat dipisahkan dari keseharian kehidupan. Akan tetapi, pada kenyataannya, tidak semua masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN UMUM KOTA BANDUNG

PERPUSTAKAAN UMUM KOTA BANDUNG PERPUSTAKAAN UMUM KOTA BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AR-40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER II TAHUN 2007/2008 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh: AHDYA ZULFA RAHMAN 152

Lebih terperinci

BAB 4. Analisa. Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seperti berikut:

BAB 4. Analisa. Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seperti berikut: BAB 4 Analisa 4.1 Analisa Fungsional Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seti berikut: 1. Fungsi pameran Yaitu fungsi kegiatan yang memtunjukan/memlihatkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

Bab IV. Konsep Perancangan

Bab IV. Konsep Perancangan Bab IV. Konsep Perancangan 4. 1 Kosep Dasar Konsep dasar perancangan perpustakaan ini adalah bangunan yang memperhatikan kenyamanan penggunanya serta mencerminkan fungsinya baik sebagai bangunan perpustakaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 RENCANA TAPAK Pencapaian melalui tapak melalui jalan R. E. Martadinata dapat diakses oleh pejalan kaki, kendaraan umum, maupun kendaraan pribadi. Jalan dengan lebar 8 m ini, dapat

Lebih terperinci

Bab III. Judul Proyek : Perpustakaan Learning Society. Bandung. Jenis Proyek : Proyek Perancangan Fasilitas Rekreasi. Lokasi : Jl. Dr.

Bab III. Judul Proyek : Perpustakaan Learning Society. Bandung. Jenis Proyek : Proyek Perancangan Fasilitas Rekreasi. Lokasi : Jl. Dr. Bab III 3.1 Deskripsi Proyek Judul Proyek : Perpustakaan Learning Society Bandung Jenis Proyek : Proyek Perancangan Fasilitas Rekreasi & Kegiatan Budaya Sifat : Fiktif Lokasi : Jl. Dr. Setiabudi Timur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Diagram 6 : skema hubungan fasilitas

BAB IV ANALISIS. Diagram 6 : skema hubungan fasilitas BAB IV ANALISIS IV.1 Analisis Bangunan IV.1.1 Organisasi Ruang Berdasarkan hasil studi banding, wawancara, dan studi persyaratan ruang dan karakteristik kegiatan di dalamnya, hubungan fasilitas dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

RENCANA TAPAK. Gambar 5.1 Rencana tapak

RENCANA TAPAK. Gambar 5.1 Rencana tapak BB V HSIL RNCNGN Luas lahan rumah susun ini adalah ±1.3 ha dengan luas bangunan ±8500 m². seperempat dari luas bangunan ditujukan untuk fasilitas umum dan sosial yang dapat mewadahi kebutuhan penghuni

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan. BAB III METODE PERANCANGAN Pada perancangan hotel resort dalam seminar ini merupakan kajian berupa penjelasan dari proses perancangan yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan

Lebih terperinci

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA] 5.1. Konsep Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep Dasar yang akan di terapkan pada bangunan Stasiun Televisi Swasta ini berkaitan dengan topik Ekspresi Bentuk, dan tema Pendekatan ekspresi bentuk pada

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG TEMA DAN KONSEP T E M A Trend dalam berpakaian dari tahun ke tahun akan TEMA terus berputar, dan akan berkembang lagi seiring berjalannya waktu eksplorasi tentang suatu pergerakan progressive yang selalu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 38 BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar perancangan kampus sekolah seni rupa dan desain Indonesia yaitu keselarasan dengan lingkungan sekitar dimana berada dalam kawasan kampus Telkom. 5.1 Konsep Rencana

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Tapak Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Lebih terperinci

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan. Hasil ini berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan dan

Lebih terperinci

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung 5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

STUDIO PERANCANGAN TUGAS AKHIR. 4.1 Analisis Kegiatan Dalam Ruang Pamer. MAIN ENTRANCE GEDUNG/HALL Kegiatan: membeli tiket mencari informasi.

STUDIO PERANCANGAN TUGAS AKHIR. 4.1 Analisis Kegiatan Dalam Ruang Pamer. MAIN ENTRANCE GEDUNG/HALL Kegiatan: membeli tiket mencari informasi. BAB 4 ANALISA 4.1 Analisis Kegiatan Dalam Ruang Pamer 4.1.1 Pola kegiatan pengunjung MAIN ENTRANCE SITE datang, turun di drof off, turun dari kendaraan umum, pejalan kaki MAIN ENTRANCE GEDNG/HALL membeli

Lebih terperinci

/ N/1 \ BAB 3. TEKNIS FUNGSIONAL

/ N/1 \ BAB 3. TEKNIS FUNGSIONAL / N/1 \ BAB 3. TEKNIS FUNGSIONAL I m Perpustakaan mempunyai cakupan pengguna terbatas pada anak dengan tingkatan usia 5-15 tahun atau anak dengan tingkat pendidikan antara TK - SMP, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep perancangan Sekolah Tinggi Seni Teater ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah INTERAKSI. Interaksi dapat diartikan sebuah bangunan yang dirancang

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Landasan dasar program perencanaan dan perancangan ini merupakan suatu kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN 5.1 Program Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Tabel 5.1 Program ruang Sumber : Analisa Jenis Ruang Luas Kegiatan Administrasi Kepala Dinas 42,00 Sekretariat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu:

BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu: BAB IV ANALISIS 4.1. Analisis Fungsional 4.1.1. Analisis Organisasi Ruang Pengorganisasian ruang-ruang pada proyek ini dikelompokkan berdasarkan fungsi ruangnya. Ruang-ruang dengan fungsi yang sama sedapat

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dari uraian bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Pasar Gembrong Cipinang Besar perlu diremajakan. Hal ini dikarenakan kualitas fisik dan aktivitas

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam Gambar 4. Blok Plan Asrama UI Sumber : Survei Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam perawatan atau maintenance AC tersebut. Kamar untuk yang memakai AC merupakan kamar yang paling besar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Kantor sewa merupakan sebuah area untuk bekerja, dimana banyak orang selalu disuguhkan dengan konsep yang kaku dan cenderung membosankan sehingga

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB III STUDI LAPANGAN BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00

Lebih terperinci

Pasar Seni Parangtritis Dengan Pendekatan Fungsi Ruang dan Hemat Energi untuk Mencapai Kenyamanan Termal Melalui Pendinginan Pasif

Pasar Seni Parangtritis Dengan Pendekatan Fungsi Ruang dan Hemat Energi untuk Mencapai Kenyamanan Termal Melalui Pendinginan Pasif DAFTAR ISI Judul i Halaman Pengesahan ii Catatan Dosen Pembimbing iii Pernyataan Keaslian iv Prakata v Daftar Isi vii Daftar Gambar x Daftar Tabel xi Abstrak xvi BAB I PENDAHULUAN 11 Judul 1 12 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

BAB IV GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI SEMARANG BAB IV GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 4.1 Sejarah dan Perkembangan UPT Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang Politeknik Negeri Semarang awal mulanya merupakan bagian dari Universitas

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan sejumlah perangkat personalia, gedung, koleksi, serta anggarannya

BAB I PENDAHULUAN. dengan sejumlah perangkat personalia, gedung, koleksi, serta anggarannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan masyarakat nonformal yang diselenggarakan dengan tujuan melayani masyarakat secara luas dan merata dengan menyediakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN IV.1. Analisa Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Fisik Tapak PETA LOKASI / SITE Utara - 19 - Data fisik tapak / kondisi tapak saat ini tidak banyak berbeda dengan apa yang akan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil

Lebih terperinci

mereka dalam masyarakat. Anak-anak juga dapat mendorong orang tua dan orang dewasa lainnya untuk memanfaatkannya.nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn

mereka dalam masyarakat. Anak-anak juga dapat mendorong orang tua dan orang dewasa lainnya untuk memanfaatkannya.nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masa anak-anak merupakan periode penting dalam tumbuh kembang seseorang. Pada periode itu anak belajar banyak mengenai segala hal. Proses pembelajaran bisa dimulai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan hotel kapsul ini adalah menciptakan suatu bangunan yang dapat mewadahi hunian sementara/transit dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Dalam melakukan perancangan membutuhkan metode untuk mempermudah dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi survey obyek komparasi,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim

Lebih terperinci

BAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode

BAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode BAB III Metode Perancangan Merancang Taman Rekreasi dan Wisata Kuliner di Madiun merupakan hal yang sangat diperlukan. Karena di kota Madiun sendiri masih kurang mempunyai sarana atau tempat untuk refreshing.

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan V.1.1. Luas Total Perancangan Total luas bangunan adalah 6400 m 2 Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Pertumbuhan penduduk dan meningkatnya taraf kehidupan kota menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan fasilitas perkotaan yang lebih terencana. Hal ini terjadi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Kegiatan Kegiatan Utama

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Kegiatan Kegiatan Utama BAB IV ANALISIS 4. Analisis Kegiatan 4.. Kegiatan Utama Kegiatan ini antara lain berupa penyelenggaraan pameran, penerangan dan peragaan. a. Jenis pameran museum ini dapat dibagi: ) Berdasarkan gerak,

Lebih terperinci

BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang

BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang Setelah mendapatkan data dan menganalisisnya, hal yang kami lakukan selanjutnya adalah merancang program ruang. hal yang pertama yang kami lakukan adalah mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Sekolah Dasar Islam Khusus Anak Cacat Fisik di Malang memiliki dasar konsep dari beberapa penggambaran atau abstraksi yang terdapat pada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Bentukan Dasar Bangunan Bentuk massa bangunan terdiri terdiri dari susunan kubus yang diletakan secara acak, bentukan ruang yang kotak menghemat dalam segi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vespa adalah sebuah kendaraan yang memiliki daya tarik tersendiri dari bentuknya yang khas. Vespa juga memiliki salah satu inspirasi bagi perkembangan teknologi transportasi

Lebih terperinci

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115 LAPORAN PERANCANGAN PASAR MODERN DI BEKASI DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperolah Gelar Sarjana Teknik DISUSUN OLEH : ANNELINE PUSPASARI

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar ini tidak digunakan untuk masing-masing ruang, tetapi hanya pada ruang-ruang tertentu. 1. Memperkenalkan identitas suatu tempat Karena

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perpustakaan adalah sebuah ruang yang di dalamnya terdapat sumber informasi dan pengetahuan. Sumber-sumber informasi dan pengetahuan yang berada di perpustakaan

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen BAB II ANALISIS TAPAK Tujuan kegiatan dari survei yaitu mengumpulkan Data dan Fakta, maka pada metode selanjutnya yang kami lakukan yaitu analisa. Metode yang berlanjut dan berkesinambungan inilah yang

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. KONSEP MAKRO Secara makro, konsep perencanaan dan perancangan Museum Tekstil Indonesia ini merupakan sebuah alat untuk mendekatkan masyarakat Indonesia agar

Lebih terperinci

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1 0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA III.1 INTERPRETASI TEMA Urban yang berarti kota sering diinterpretasikan sebagai ruang tempat berbagai aktifitas manusia berlangsung dengan hiruk pikuknya. Tempat dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016) BAB V PROGRAM PERENCANAAN N PERANCANGAN SMK GRAFIKA 1.1. Program Dasar Perencanaan 1.1.1. Program Ruang Berdasarkan analisa mengenai kebutuhan dan besaran ruang pada Sekolah Menengah Kejuruan Grafika di

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

Tabel 2.7: Hasil Studi Banding Aspek Kampus Perkapalan Undip Kampus Perkapalan ITS Kampus Perkapalan UI Kesimpulan Aspek Kontekstual

Tabel 2.7: Hasil Studi Banding Aspek Kampus Perkapalan Undip Kampus Perkapalan ITS Kampus Perkapalan UI Kesimpulan Aspek Kontekstual 2.4 HASIL STUDI BANDING Tabel 2.7: Hasil Studi Banding Kampus Perkapalan Undip Kampus Perkapalan ITS Kampus Perkapalan UI Kesimpulan Kontekstual Arsitektural Terletak di Gedung Kuliah Bersama Fakultas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V. KONSEP DASAR PERANCANGAN Sebuah Universitas pada dasarnya merupakan sebuah wadah pendidikan bagi masyarakat untuk mengemban ilmu,bangunan universitas haruslah di rancang sebaik

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses BAB 3 METODE PERANCANGAN Pada perancangan Malang Indie Culture Center sebagai wadah kreatifitas, apresiasi dan pengenalan komunitas indie ini metode perancangan berisi sebuah paparan deskriptif mengenai

Lebih terperinci

Pengembangan RS Harum

Pengembangan RS Harum BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP DASAR PENINGKATAN DENGAN GREEN ARCHITECTURE Dari penjabaran prinsi prinsip green architecture beserta langkahlangkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PROYEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK BAB III PERENCANAAN PROYEK 3.2.1 Deskripsi Proyek Judul : Taman Budaya Sunda Lokasi : Wilayah Pasirlayung Cimenyan, Bandung Sifat Proyek : Non Institusional semi komersial Status : Fiktif, dikelola oleh

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB.I PENDAHULUAN. karena semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang industri baik dari

BAB.I PENDAHULUAN. karena semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang industri baik dari BAB.I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan area industri di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya, karena semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang industri baik dari Indonesia

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi dari penelitian yang berjudul Hubungan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana Kebutuhan sarana dan ruang dari lahan sempit memberikan ide konsep optimalisasi ruang melalui penggunaan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Perancangan Rumah sakit Sulianti Saroso ini menggunakan tema Arsitektur sirkulasi. Hal ini ditekankan pada : 1. Pemisahan akses dari dan ke instalasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. semua aktifitas dari pengguna Wisata Bahari ini. Dengan demikian sangat

BAB IV ANALISIS. semua aktifitas dari pengguna Wisata Bahari ini. Dengan demikian sangat BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Ruang Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu merupakan kawasan perancangan yang memiliki kebutuhan yang sangat lengkap untuk mewadahi semua aktifitas dari pengguna Wisata

Lebih terperinci