BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 82 TAHUN 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 82 TAHUN 2015"

Transkripsi

1 SALINAN BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 82 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang : a. bahwa Rencana Kerja Pemerintah Daerah merupakan landasan penyusunan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dalam rangka penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; b. bahwa penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 dihasilkan melalui proses Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang dilakukan pada Tahun 2015; c. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 26 ayat (2) Undang- Undang Nomor Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Kerja Pemerintah Daerah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2016; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);

2 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4221); 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

3 12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 17. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3); 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517); 20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 45), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun (Le mbaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 24 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 87);

4 21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 64); 22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 22 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 86); 23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Nomor 25 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 160); 24. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 57 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 (Berita Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 Nomor 57); 25. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sumedang Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2008 Nomor 2); 26. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2012 Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 7); 27. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2012 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1); 28. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sumedang Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2014 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1);

5 29. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2014 Nomor 9); 30. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Prosedur Perencanaan dan Penganggaran Daerah Kabupaten Sumedang ( Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2014 Nomor 18); 31. Peraturan Bupati Sumedang Nomor 113 Tahun 2009 tentang Sumedang Puseur Budaya Sunda ( Berita Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009 Nomor 113); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Sumedang. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sumedang. 3. Bupati adalah Bupati Sumedang. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sumedang. 5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Organisasi/Lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggungjawab kepada Bupati dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, Kelurahan dan lembaga lain. 6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disebut RPJPD adalah rencana dua puluh tahunan yang menggambarkan visi, misi, tujuan, strategi dan program Kabupaten Sumedang. 7. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disebut RPJMD adalah rencana lima tahunan yang menggambarkan visi, misi, tujuan, strategi dan program Kabupaten Sumedang dalam upaya mencapai RPJPD. 8. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang yang selanjutnya disebut RKPD adalah rencana tahunan yang menggambarkan visi, misi, tujuan, strategi dan program Kabupaten Sumedang.

6 9. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut Renja-SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode satu tahun. 10. Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah. 11. Misi adalah upaya-upaya ideal untuk mencapai visi yaitu sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. 12. Tujuan adalah sesuatu (apa) yang akan dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan lima tahunan. 13. Sasaran adalah hasil yang dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. 14. Strategi adalah cara mencapai tujuan dan sasaran yang dijabarkan kedalam kebijakan-kebijakan dan programprogram. 15. Kebijakan adalah ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan serta visi dan misi instansi pemerintah. 16. Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat, guna mencapai sasaran tertentu. 17. Kegiatan adalah tindakan nyata dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh instansi pemerintah sesuai dengan kebijakan dan program telah ditetapkan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu. 18. Input (masukan) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output, salah satunya adalah biaya/dana. 19. Output (keluaran) adalah segala sesuatu berupa produk/ jasa (fisik dan atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan masukan yang diinginkan. 20. Outcomes (hasil) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.

7 BAB II KEDUDUKAN DAN RUANG LINGKUP Pasal 2 (1) Kedudukan RKPD Tahun 2016 merupakan dokumen perencanaan bagi Pemerintah Daerah yang memuat uraian visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan untuk kurun waktu satu tahun. (2) Dokumen perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat uraian kegiatan unit kerja untuk kurun waktu 1 (satu) tahun yang dituangkan dalam Rencana Kerja Tahunan Unit Kerja yang bersangkutan. Pasal 3 Ruang lingkup RKPD Tahun 2016 disusun dengan sistematika sebagai berikut: a. BAB I Pendahuluan; b. BAB II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan; c. BAB III Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah; d. BAB IV Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah; e. BAB V Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah; dan f. BAB VI Penutup. Pasal 4 Isi uraian Naskah RKPD Tahun 2016 tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pasal 5 (1) RKPD Tahun 2016 menjadi acuan bagi penyusunan Renja- SKPD oleh setiap SKPD. (2) Selain menjadi acuan bagi penyusunan Renja-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), RKPD juga menjadi pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016.

8 BAB III KETENTUAN PENUTUP Pasal 6 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sumedang. Ditetapkan di Sumedang pada tanggal 28 Mei 2015 BUPATI SUMEDANG WAKIL, ttd EKA SETIAWAN Diundangkan di Sumedang pada tanggal 28 Mei 2015 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUMEDANG, ttd ZAENAL ALIMIN BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2015 NOMOR 82

9 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 82 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2016

10 Kata Pengantar KATA PENGANTAR Dalam konteks manajemen, perencanaan mendapatkan posisi strategis sebelum memulai berbagai aktivitas organisasi. Perencanaan juga didefinisikan sebagai suatu proses yang berkelanjutan dalam rangka pengambilan keputusan, penentuan pilihan dari berbagai alternatif pemanfaatan sumberdaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kendala secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu keadaan yang lebih baik di masa datang.. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan dokumen perencanaan daerah tahunan yang digunakan untuk acuan dalam penyusunan RAPBD dan dasar-dasar pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah. RKPD berperan menjabarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang memuat prioritas pembangunan daerah, rencana kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian daerah secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta program satuan kerja perangkat daerah dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RKPD kemudian dijabarkan lebih lanjut ke dalam Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD). Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun ini disusun mengacu kepada : 1. Substansi dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sumedang ; 2. Substansi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumedang ; 3. Substansi Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016; 4. Substansi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Propinsi Jawa Barat Tahun 2016 Setiap proses penyusunan dokumen rencana pembangunan dilakukan koordinasi lintas instansi pemerintah dengan seluruh pelaku pembangunan, melalui suatu forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) untuk menghasilkan kesepakatan antar pelaku pembangunan tentang rancangan arah dan kebijakan pembangunan. Sesuai dengan amanat Perda Nomor 18 Tahun 2014 tentang Prosedur Perencanaan dan Penganggaran Daerah Kabupaten Sumedang, untuk Tahun 2016 Pemerintah Kabupaten Sumedang memasuki tahun ketiga pada RPJM tahap ketiga menggunakan pagu indikatif dalam pendanaan program dan kegiatan SKPD maupun kecamatan yang dikuatkan dengan nota kesepakatan antara DPRD dengan Bupati Sumedang. Dengan demikian, diharapkan semua pihak dapat lebih memahami model penganggaran dalam pencapaian tujuan pembangunan daerah. BUPATI SUMEDANG, WAKIL, ttd EKA SETIAWAN Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 i

11 Kata Pengantar DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR.. i DAFTAR ISI.... ii DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK.. iii vi vii BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang. I Dasar Hukum Penyusunan I Hubungan Antar Dokumen Sistematika Dokumen RKPD. Maksud dan Tujuan. I - 5 I - 6 I - 8 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2015 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II Gambaran Umum Kondisi Daerah... II Aspek Geografis dan Demografi... II Aspek Kesejahteraan Masyarakat... II Aspek Pelayanan Umum... II Aspek Daya Saing Daerah... II Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD.. II Permasalahan Pembangunan Daerah... II Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan Pencapaian Sasaran Pembangunan Daerah II Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah... II - 50 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN III - 1 KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah... III Kondisi Ekonomi Daerah dan Perkiraan Tahun III Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun III Arah Kebijakan Keuangan Daerah III Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan. III Arah Kebijakan Pendapatan Daerah. III Arah Kebijakan Belanja Daerah.. III Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah. III Rekapitulasi Realisasi dan Proyeksi (Pagu Indikatif) Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah. III Kebijakan Non Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. III APBN III Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSLP) dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). III Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN).. III - 36 BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH IV Tujuan dan Sasaran Pembangunan.... IV Perspektif Pembangunan Nasional IV Perspektif Pembangunan Provinsi Jawa Barat IV Perspektif Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun IV Tema dan Prioritas Pembangunan Daerah Tahun IV - 16 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH V - 1 BAB VI PENUTUP VI - 1 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 ii

12 Kata Pengantar DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Sebaran Curah Hujan Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun II 3 Tabel 2.2. Sebaran Curah Hujan per Kecamatan Berdasarkan Bulan di Kabupaten Sumedang Tahun 2013 II 5 Tabel 2.3. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kabupaten Sumedang Tahun dan Proyeksi LPP Tahun II 8 Tabel 2.4. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kabupaten Sumedang Tahun II 9 Tabel 2.5. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sumedang Menurut Sektor dan Kelompok Sektor Tahun dan Proyeksi Tahun (persen) II 10 Tabel 2.6. Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sumedang dengan Daerah Sekitarnya Tahun (persen)... II 11 Tabel 2.7. Pendapatan per Kapita Kabupaten Sumedang Tahun dan Proyeksi Tahun II 12 Tabel 2.8. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun (Rupiah)... II 13 Tabel 2.9. PDRB per Kapita dan LPE per Kecamatan terhadap PDRB per Kapita dan LPE Kabupaten Sumedang Tahun II 14 Tabel Perbandingan PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Sumedang dan Sekitarnya Tahun (Rupiah)... II 15 Tabel Indeks Harga Implisit dan Laju Inflasi PDRB Kabupaten Sumedang Tahun dan Proyeksi Tahun II 16 Tabel Daya Beli dan PDRB per Kapita Masyarakat Kabupaten Sumedang Tahun dan Proyeksi Tahun II 19 Tabel Perkembangan IPM Kabupaten Sumedang dan Jawa Barat Tahun dan Proyeksi Tahun II 20 Tabel Perkembangan Pendidikan SD/MI Tahun dan Proyeksi Tahun II 21 Tabel Rasio Murid Terhadap Ruang Kelas Tahun dan Proyeksi Tahun II 22 Tabel Perkembangan Pendidikan SMP/MTs Tahun dan Proyeksi Tahun II 22 Tabel Perkembangan Pendidikan SMA/SMK/MA Tahun dan Proyeksi Tahun II 23 Tabel Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni SD/MI/Paket A, SMP/MTs, SMA/SMK/MA Tahun dan Proyeksi Tahun II 25 Tabel Rasio Jaringan Irigasi Kabupaten Sumedang Tahun II 28 Tabel Panjang Jalan Dirinci Menurut Status di Kabupaten Sumedang Tahun II 28 Tabel Panjang Jalan Dirinci Menurut Kondisi Jalan di Kabupaten Sumedang Tahun II 29 Tabel Potensi Unggulan Tiap Kecamatan... II 33 Tabel Capaian Kinerja RPJMD Tahun II 37 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 iii

13 Kata Pengantar Tabel 3.1. Kontribusi Sektor Usaha Terhadap PDRB Kabupaten Sumedang Tahun (dalam Persentase)... III 2 Tabel 3.2. LPE Sektor Usaha Terhadap PDRB Kabupaten Sumedang Tahun (Persentase)... III 3 Tabel 3.3. Pendapatan per Kapita Kabupaten Sumedang Tahun III 4 Tabel 3.4. Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Kecamatan Tahun III 7 Tabel 3.5. Kontribusi Sektor Perdagangan Terhadap PDRB Kecamatan Tahun III 7 Tabel 3.6. Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Terhadap PDRB Kecamatan Tahun III 7 Tabel 3.7. Indeks Harga Implisit dan Laju Inflasi PDRB Kabupaten Sumedang Tahun III 8 Tabel 3.8. Distribusi Pendapatan di Kabupaten Sumedang Tahun III 10 Tabel 3.9. Indeks Gini Kabupaten Sumedang Tahun III 11 Tabel Nilai Investasi PMTB Kabupaten Sumedang Tahun (Milyar Rupiah)... III 12 Tabel Laju Pertumbuhan PMTB Kabupaten Sumedang Tahun (persen)... III 13 Tabel Target Pertumbuhan Ekonomi Pulau Jawa Bali... III - 13 Tabel Target Tingkat Kemiskinan Pulau Jawa Bali... III 14 Tabel Target Tingkat Pengangguran Pulau Jawa Bali... III 14 Tabel Lokasi Prioritas Kawasan Strategis Nasional Perkotaan sebagai Pusat Pertumbuhan Wilayah di Jawa Bali... III 15 Tabel Proyeksi Indikator Makro Provinsi Jawa Barat Tahun III 19 Tabel Proyeksi Kinerja Perekonomian Daerah Kabupaten Sumedang Tahun III 19 Tabel Realisasi dan Rencana Pendapatan Daerah Tahun III 24 Tabel Realisasi dan Rencana Belanja Daerah Tahun III 27 Tabel Realisasi dan Rencana Pembiayaan Daerah Tahun III 28 Tabel Rekapitulasi Realisasi dan Proyeksi (Pagu Indikatif) Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sumedang Tahun III 30 Tabel Jumlah Dana APBN Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Kabupaten Sumedang Tahun III 33 Tabel Alokasi Dana Dekonsentrasi Berdasarkan SKPD di Kabupaten Sumedang Tahun III 33 Tabel Alokasi Dana Tugas Pembantuan Berdasarkan SKPD di Kabupaten Sumedang Tahun III 33 Tabel Rekapitulasi Jumlah Pendanaan Kegiatan TJSLP/PKBL Sumber Dana Perusahaan BUMD Kabupaten Sumedang dan Provinsi Jawa Barat Tahun III 35 Tabel Rekapitulasi Jumlah Pendanaan Kegiatan TJSLP/PKBL Sumber Dana Perusahaan BUMN Kabupaten Sumedang Tahun III 35 Tabel Rekapitulasi Jumlah Pendanaan Kegiatan TJSLP/PKBL Sumber Dana PMDN/PMA Kabupaten Sumedang Tahun III 35 Tabel Rekapitulasi Program Kegiatan TJSLP/PKBL Sumber Dana PMDN/PMA Kabupaten Sumedang Tahun III 36 Tabel Rekapitulasi DIPA Berdasarkan Jenis Kewenangan Tahun di Kabupaten Sumedang... III 36 Tabel Alokasi Dana PHLN Berdasarkan Kementerian/Lembaga Tahun di Kabupaten Sumedang... III 37 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 iv

14 Kata Pengantar Tabel Program dan Kegiatan yang Bersumber Dana dari PHLN Berdasarkan Kementerian/Lembaga Tahun 2013 di Kabupaten Sumedang. III 37 Tabel 4.1. Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Sumedang IV 13 Tabel 4.2. Hubungan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan. IV 14 Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan Daerah Tahun IV 16 Tabel 5.1. Rencana Program dan Kegiatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang Tahun V 2 Tabel 5.2. Program Unggulan (Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2016) V 263 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 v

15 Kata Pengantar DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1. Tahapan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Sumedang I 1 Gambar 2.1. Peta Administrasi Berdasarkan Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kabupaten Sumedang... II 1 Gambar 2.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Sumedang Tahun , dan Proyeksi LPE Kabupaten Sumedang Tahun II 10 Gambar 2.3. Kontribusi Sektor Lapangan Usaha PDRB Kabupaten Sumedang. II 11 Gambar 2.4. Laju Inflasi PDRB Kabupaten Sumedang Tahun dan Proyeksi Tahun Gambar 2.5. Perkembangan Angka Melek Huruf di Kabupaten Sumedang Tahun dan Proyeksi Tahun II 16 II -17 Gambar 2.6. Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Sumedang Tahun dan Proyeksi Tahun II 18 Gambar 2.7. Perkembangan Angka Harapan Hidup di Kabupaten Sumedang Tahun dan Proyeksi Tahun II 19 Gambar 2.8. Perkembangan IPM Kabupaten Sumedang Tahun dan Proyeksi Tahun II 20 Gambar 2.9. Jumlah Kematian Bayi di Kabupaten Sumedang Tahun II 25 Gambar Sepuluh Besar Penyakit Berdasarkan Total Kunjungan Pasien di Puskesmas Tahun II 26 Gambar 3.1. Perbandingan LPE dan Pendapatan per Kapita Kecamatan dengan Kabupaten Sumedang... III 6 Gambar 3.2. Kesenjangan antara Golongan Terkaya dan Termiskin di Kabupaten Sumedang Tahun III 10 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 vi

16 Kata Pengantar DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 3.1. PDRB Kabupaten Sumedang Tahun (trilyun rupiah). III 1 Grafik 3.2 PDRB ADH Berlaku menurut Kecamatan Tahun III 5 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 vii

17 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Sumedang didasarkan pada perencanaan secara terarah dalam rangka perubahan menuju perkembangan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat Sumedang. Perencanaan dilaksanakan berdasarkan prinsip spesifik, terukur, didukung ketersediaan sumber daya alam, serta tepat waktu. Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD) merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. RKPD kemudian dijabarkan lebih lanjut ke dalam Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD). Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumedang Tahun , RKPD Tahun 2016 berada pada Tahap 3 yaitu tahap pengembangan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh dalam menyiapkan masyarakat Sumedang yang sejahtera, agamis, dan demokratis. Untuk itu diperlukan peran serta semua pihak agar perencanaan pembangunan ini lebih jelas, tepat sasaran, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam pelaksanaannya. TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KABUPATEN SUMEDANG RPJMD TAHAP RPJMD TAHAP RPJMD TAHAP 3 KABUPATEN SUMEDANG SEJAHTERA AGAMIS DAN DEMOKRATIS PADA TAHUN RPJMD TAHAP TAHAP 2 PADA TAHUN 2018 SUMEDANG SEJAHTERA NYUNDA MAJU MANDIRI DAN AGAMIS 2017 TAHAP 3 TAHAP TAHAP 5 TAHAP 1 Gambar 1.1. Tahapan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Sumedang Prinsip penyusunan RKPD berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2014 tentang Prosedur Perencanaan dan Penganggaran Daerah Kabupaten Sumedang, di mana perencanaan pembangunan daerah dilakukan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut: a) Pembangunan daerah diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, keadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan daerah; b) Perencanaan Pembangunan Daerah disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan dan diselenggarakan berdasarkan asas Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 I - 1

18 Pendahuluan umum penyelenggaraan Negara serta mengacu kepada rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Sumedang; c) Sistem Penganggaran Daerah diselenggarakan berdasarkan asas-asas umum pengelolaan keuangan Negara yang meliputi akuntabilitas, berorientasi pada hasil, profesionalitas, proporsionalitas, keterbukaan dan pemeriksaan keuangan oleh Badan Pemeriksa yang bebas dan mandiri; d) Sistem Perencanaan dan Penganggaran Daerah bertujuan untuk: a. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan; b. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah, ruang, waktu, fungsi pemerintah maupun antar pusat dan daerah; c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan; d. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat; e. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan; dan, f. Memperkokoh landasan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara perspektif spiritualitas perencanaan, penyusunan RKPD Kabupaten Sumedang disemangati oleh Nilai Filosofis Sumedang Puseur Budaya Sunda (SPBS) yaitu Insun Medal Insun Madangan, serta Nilai Manajerial SPBS Rayawan Jati Sunda yaitu sebagai berikut : a. Sirna Ning Cipta = Kesadaran tertinggi sebagai puncak tauhidullah. Urang Sunda berujar Hirup darma wawayangan. Menyadari bahwa hakekatnya kekuasaan tertinggi yang menentukan jalan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara adalah skenario Illahi. Tetapi syariatnya manusia mempunyai tanggung jawab untuk melakukan usaha yang dimulai dari sebuah proses perencanaan pembangunan tahunan. Allah SWT tidak akan merubah nasib suatu kaum, apabila kaum itu sendiri tidak mengupayakannya. Apabila kita gagal membuat perencanaan tahunan, maka sebenarnya kita sedang merencanakan untuk gagal. b. Sirna Ning Rasa = Kesadaran sebagai hamba Allah yang diberi tugas untuk mensejahterakan dunia. Urang Sunda berujar Ngertakeun bumi lamba. Menyadari bahwa perencanaan pembangunan tahunan merupakan sebuah instrumen untuk membidik berbagai permasalahan sehingga masyarakat dapat keluar dari permasalahan tersebut dan mendapatkan kehidupan yang lebih sejahtera. Perencanaan pembangunan tahunan tidak ada artinya apabila tidak bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. c. Sirna Ning Karsa = Kesadaran tertinggi sebagai kualitas aktualisasi amal ibadah untuk memiliki niat dan kehendak yang mantap. Memiliki visi dan misi yang jelas, terukur, terstruktur, tepat guna serta tepat waktu. Urang Sunda berujar Muga bareng jeung parengna, malati lingsir ku wanci campaka ligar ku mangsa. Maknanya adalah menyadari sepenuhnya bahwa perencanaan pembangunan tahunan yang dituangkan dalam RKPD ini merupakan penjabaran dari visi dan misi RPJMD serta RPJPD. Selain itu, penyusunan RKPD Kabupaten Sumedang Tahun 2016 juga dilakukan dengan melihat hasil kinerja pembangunan yang dicapai pada tahun sebelumnya, fenomena yang ada, isu strategis yang akan dihadapi pada tahun pelaksanaan RKPD serta mempertimbangkan sinergitas antar sektor dan antar wilayah, serta antara kabupaten dengan provinsi dan nasional. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 I - 2

19 Pendahuluan 1.2. Dasar Hukum Penyusunan Landasan hukum diselenggarakannya penyusunan RKPD Tahun 2016 adalah: 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang- Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 6. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4221); 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah dirubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Ind onesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 I - 3

20 Pendahuluan 13. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 17. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3); 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517); 20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 45), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 24 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 87); 21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 64); 22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 22 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 86); 23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Nomor 25 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 160); Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 I - 4

21 Pendahuluan 24. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 57 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 (Berita Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 Nomor 57); 25. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sumedang Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2008 Nomor 2); 26. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2012 Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 7); 27. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2012 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1); 28. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sumedang Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2014 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1): 29. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2014 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 9); 30. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Prosedur Perencanaan dan Penganggaran Daerah Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2014 Nomor 18, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 18); 31. Peraturan Bupati Kabupaten Sumedang Nomor 113 Tahun 2009 tentang Sumedang Puseur Budaya Sunda (SPBS) (Berita Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009 Nomor 113) Hubungan Antar Dokumen Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional yang meliputi tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah, yang terdiri dari RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD. Penyusunan RKPD merupakan upaya untuk mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis antara perencanaan pembangunan nasional, provinsi dan dengan Kabupaten Sumedang. Oleh karenanya, substansi RKPD harus selaras dengan dokumen perencanaan tingkat pusat dan dokumen perencanaan tingkat provinsi. Selain itu, perencanaan pembangunan daerah juga harus mengintegrasikan rencana tata ruang wilayah dengan rencana pembangunan daerah. Dokumen RKPD Tahun 2016 selanjutnya menjadi acuan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 I - 5

22 Pendahuluan Rencana Kerja SKPD Tahun 2016 dan menjadi pedoman penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun RKPD Kabupaten Sumedang Tahun 2016 merupakan penjabaran RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun dan RPJPD Kabupaten Sumedang Tahun serta Fokus Sasaran RPJMD Tahap III Tahun 2016, dengan mengacu pada RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun dan RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun dan RKP Nasional Tahun Selain itu, juga memperhatikan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun dan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang Sistematika Dokumen RKPD Sistematika dokumen RKPD Kabupaten Sumedang ini disusun sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mengemukakan pengertian ringkas tentang RKPD, proses penyusunan RKPD, kedudukan RKPD Tahun 2016 dalam periode dokumen RPJMD, Renstra SKPD, Renja SKPD dan tindak lanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD, pengintegrasian program, serta spiritualitas perencanaan Dasar Hukum Penyusunan Menguraikan dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan RKPD yang memuat ketentuan secara langsung dengan penyusunan RKPD, baik yang berskala nasional maupun daerah Hubungan antar Dokumen, menjelaskan hubungan RKPD dengan dokumen lain yang relevan beserta penjelasannya. Hubungan dengan dokumen lainnya, seperti RPJPN, RPJPD Provinsi, RTRW Nasional, RTRW Provinsi, dan RTRW Kabupaten Sistematika Dokumen RKPD, mengemukakan organisasi penyusunan dokumen RKPD terkait dengan pengaturan bab dan garis besar isi setiap bab didalamnya Maksud dan Tujuan, memberikan uraian ringkas tentang tujuan penyusunan RKPD dan sasaran penyusunan dokumen RKPD. BAB II : EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah, mengemukakan tentang data dan informasi gambaran umum kondisi daerah mencakup aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 I - 6

23 Pendahuluan Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD, menguraikan hasil evaluasi status dan kedudukan pencapaian kinerja pembangunan daerah, dari hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD tahun lalu dengan RPJMD dan dari hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu dan realisasi renstra SKPD yang dilakukan oleh masingmasing SKPD Permasalahan Pembangunan Daerah, mengemukakan hasil analisis isu strategis dan permasalahan yang termuat dalam RPJMD dengan kondisi aktual Kabupaten Sumedang berdasarkan hasil Musrenbang Desa/Kelurahan, Kecamatan, Forum SKPD dan Musrenbang Kabupaten. Dalam rangka sinergitas, sinkronisasi, integritas juga menguraikan keterkaitan dengan isu strategis dan permasalahan pembangunan skala provinsi dan nasional. BAB III : RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah, mengemukakan perumusan arah kebijakan daerah yang dikaitkan dengan arah kebijakan nasional, provinsi, dan kabupaten di bidang ekonomi yang bersumber dari dokumen RKP, RPJMD, dan RKPD provinsi Arah Kebijakan Keuangan Daerah, menjelaskan kebijakan di bidang pengelolaan keuangan daerah mencakup arah kebijakan pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. BAB IV : PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan, memuat penjelasan tentang tujuan dan sasaran pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD, identifikasi isu strategis dan masalah mendesak pembangunan di tingkat daerah dan nasional, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan, dan hasil musrenbang Tahun 2016 dalam rangka menetapkan arah kebijakan pembangunan daerah Prioritas Pembangunan Daerah, mengemukakan tema pembangunan daerah serta perumusan prioritas pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD, pembangunan daerah dan nasional, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan dan hasil musrenbang Tahun 2016, dalam rangka menetapkan arah kebijakan pembangunan daerah. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 I - 7

24 Pendahuluan BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Memuat penjelasan mengenai perencanaan program dan kegiatan, indikator kinerja, target, satuan, pagu indikatif, lokasi, SKPD penanggungjawab dan keterkaitannya dengan prioritas dan sasaran pembangunan yang ditetapkan, rangkuman dari usulan rencana program dan kegiatan prioritas daerah ke dalam tabel rekapitulasi rencana program dan kegiatan prioritas daerah Tahun BAB VI : PENUTUP Menguraikan hal-hal pokok yang termuat dalam keseluruhan dokumen RKPD, sehingga memberikan gambaran mengenai seluruh agenda pembangunan Tahun Maksud dan Tujuan Penyusunan RKPD Kabupaten Sumedang Tahun 2016 dimaksudkan untuk memberikan arah pembangunan Kabupaten Sumedang yang terintegrasi dan berkelanjutan sesuai dengan visi, misi, dan amanat RPJMD, dengan memuat komponen-komponen pelayanan dan tingkat pencapaian yang diharapkan pada setiap bidang kewenangan yang akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran, baik yang dilaksanakan oleh oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang maupun yang dilaksanakan bersama-sama masyarakat. Adapun tujuan dari penyusunan RKPD Tahun 2016 ini adalah sebagai pedoman bagi SKPD dalam menyusun Renja SKPD, dan kerangka acuan dalam penyusunan Rancangan KUA dan PPAS, serta RAPBD Tahun Selanjutnya RKPD ini akan dijabarkan dalam RKA SKPD sebagai Lampiran Raperda APBD untuk dibahas, disepakati dan disetujui DPRD. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 I - 8

25 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2015 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah Aspek Geografis dan Demografi a. Letak, Luas, dan Batas Wilayah Kabupaten Sumedang terletak antara 06º 34 46,18-7º 00 56,25 Lintang Selatan dan 107º 01 45,63-108º 12 59,04 Bujur Timur. Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang Tahun luas wilayah Kabupaten Sumedang adalah Ha yang terdiri dari 26 kecamatan dengan 276 desa dan 7 kelurahan. Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Buahdua yaitu ,28 Ha (6,91%) dan yang paling kecil luas wilayahnya adalah Kecamatan Cisarua yaitu 1.770,74 Ha (1,14 %). Kecamatan dengan desa terbanyak adalah Kecamatan Darmaraja dengan 16 desa, sedangkan kecamatan dengan desa paling sedikit adalah Kecamatan Sukasari, Cisarua, dan Cibugel, yaitu masing-masing terdiri dari 7 desa Kabupaten Sumedang berbatasan dengan beberapa kabupaten, secara administratif batas wilayah Kabupaten Sumedang adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara : Kabupaten Indramayu b. Sebelah Selatan : Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung c. Sebelah Barat : Kabupaten Bandung, Bandung Barat dan Kabupaten Subang d. Sebelah Timur : Kabupaten Majalengka Sedangkan visualisasi wilayah administratif Kabupaten Sumedang dapat dilihat dalam gambar di bawah ini. Kab. Bandung Barat Gambar 2.1. Peta Administratif Berdasarkan Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kabupaten Sumedang Sumber: Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang Tahun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 1

26 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan b. Topografi Sebagian besar wilayah Kabupaten Sumedang berupa perbukitan dan pegunungan, kecuali di sebagian kecil wilayah utara Kabupaten Sumedang. Berdasarkan rencana pola ruang, wilayah Kabupaten Sumedang didominasi oleh kawasan budidaya seluas ,15 Ha (52,61%) serta sisanya dijadikan sebagai kawasan lindung seluas ,83 Ha ( 47,39%). Kemudian dataran terendah ketinggiannya mencapai 26 meter di atas permukaan Laut, dan yang tertinggi adalah puncak gunung Tampomas dengan ketinggian sekitar meter di atas permukaan laut. Kondisi topografi kemiringan lahan wilayah Kabupaten Sumedang dapat diklasifikasikan menjadi 5 kelas, yaitu : %, merupakan daerah datar hingga berombak dengan luas area sekitar 12,24%. Kemiringan wilayah dominan di bagian timur laut, barat laut, barat daya serta kawasan perkotaan %, merupakan daerah berombak sampai bergelombang dengan area sekitar 5,37%. Kemiringan wilayah dominan di bagian tengah ke utara, barat laut dan bagian barat daya %, merupakan daerah bergelombang sampai berbukit dengan komposisi area mencakup 51,68%. Kemiringan lereng tipe ini paling dominan di Wilayah Kabupaten Sumedang. Persebarannya berada di bagian tengah sampai ke tenggara, bagian selatan sampai barat daya dan bagian barat %, merupakan daerah berbukit sampai bergunung dengan luas area sekitar 31,58%. Kemiringan lereng tipe ini dominan di wilayah Kabupaten Sumedang bagian tengah, bagian selatan dan bagian timur. 5. Lebih dari kemiringan 40%, merupakan daerah bergunung dengan luas area mencakup sekitar 11,36%. Kemiringan lereng tipe ini dominan di wilayah Kabupaten Sumedang bagian selatan, bagian timur dan bagian barat daya. Berdasarkan pengelolaan sumber daya air, wilayah Kabupaten Sumedang terdiri atas 4 (empat) daerah aliran Sungai (DAS) dengan 6 (enam) Sub DAS yaitu (1) DAS Cimanuk meliputi Sub DAS Cimanuk Hulu, Sub DAS Cipeles, Sub DAS Cimanuk Hilir dan Sub DAS Cilutung; (2) DAS Citarum meliputi Sub DAS Citarik; (3) DAS Cipunegara meliputi Sub DAS Cikandung; dan, (4) DAS Cipanas. c. Klimatologi Berdasarkan Tipe Iklim menurut kriteria Schmidt & Ferguson dalam Daldjoeni (1986), secara umum Wilayah Kabupaten Sumedang termasuk dalam Tipe B (Iklim Kering), dengan nilai Q (perbandingan rata -rata bulan kering dengan rata-rata bulan basah) adalah 0,32% (berada pada kisaran nilai Q antara 0,14 0,33 yang merupakan kriteria tipe iklim B). Menurut kriteria Schmidt & Ferguson bahwa iklim dengan tipe B berarti iklim basah, sehingga hampir setiap vegetasi bisa tumbuh di tempat ini. Hal ini berarti bahwa iklim di wilayah Kabupaten Sumedang pada umumnya cocok untuk pengembangan sistem pertanian dan perkebunan, dan baik untuk hampir semua jenis tanaman budidaya. Gambaran umum sebaran curah hujan di Kabupaten Sumedang pada setiap kecamatannya dapat di lihat pada Tabel 2.1, sedangkan gambaran umum sebaran hujan per kecamatan berdasarkan bulan dapat dilihat pada Tabel 2.2. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 2

27 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Tabel 2.1. Sebaran Curah Hujan Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun NO. KECAMATAN MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH 1. Jatinangor , Cimanggung , Tanjungsari , Sukasari Pamulihan Rancakalong , Sumedang Selatan , Sumedang Utara , Ganeas Situraja , Cisitu Darmaraja , Cibugel , Wado , Jatinunggal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 3

28 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan NO. KECAMATAN MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH 16. Jatigede , Tomo , Ujungjaya , Conggeang , Paseh , Cimalaka , Cisarua Tanjungkerta , Tanjungmedar Buahdua Surian Jumlah Rata-rata Sumber : Diolah dari Profil Dinas Pertanian Kab. Sumedang 2013; BP4K Kab. Sumedang 2013 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 4

29 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Tabel 2.2. Sebaran Curah Hujan per Kecamatan Berdasarkan Bulan di Kabupaten Sumedang Tahun 2013 No Kecamatan Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember J U M L A H MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH 1 Smd. Selatan Smd. Utara Ganeas Cimalaka Cisarua Tanjungkerta Tanjungmedar Tanjungsari Sukasari Jatinangor Cimanggung Rancakalong Pamulihan Darmaraja Situraja Cisitu Wado Jatinunggal Jatigede Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 5

30 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan No Kecamatan Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember J U M L A H MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH Conggeang Paseh Buahdua Surian Tomo Ujungjaya Cibugel JUMLAH Sumber : Diolah dari Profil Dinas Pertanian Kab. Sumedang 2013; BP4K Kab. Sumedang 2013 Keterangan: R = Rusak alatnya MM = Mili Meter HH = Hari Hujan (-) = Ada hujan tidak terukur Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 6

31 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Dari Tabel 2.2. di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2013 mengalami puncak curah hujan tertinggi selama 5 (lima) tahun terakhir ( ) yaitu rata-rata sebesar MM selama rata-rata 169 HH. Selain itu, pada tahun 2013 kondisi kering terjadi pada Bulan Mei- Oktober, yang merupakan bulan rawan kekeringan, rawan kebakaran, dan rawan gangguan ketersediaan hijauan pakan ternak. Untuk itu, diperlukan adanya antisipasi dan penanganan tersendiri terutama pada daerah-daerah yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan negara, misal Kecamatan Tomo, Ujungjaya, Buahdua, Situraja, Tanjungmedar, dan Tomo. Keadaan suhu udara pada umumnya berkisar antara 20 o C 28 o C dengan ketinggian berkisar antara 100 m 1100 m di atas permukaan laut, kelembaban berkisar antara 65% 85%, dan ph tanah berkisar antara 4,5 6,0. d. Potensi Pengembangan Wilayah Secara umum pemanfaatan ruang terbagi ke dalam 2 (dua) pola ruang yaitu kawasan budi daya dan kawasan lindung, sesuai dengan Perda Kabupaten Sumedang No. 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang Tahun bahwa Kabupaten Sumedang yang mempunyai luasan Ha terbagi ke dalam luas budi daya yang bisa dikembangkan seluas ,28 Ha atau 51,43% dari luas total wilayah Kabupaten Sumedang, sedangkan luas kawasan lindung adalah seluas ,72 Ha atau 48,57% dari luas total wilayah Kabupaten Sumedang. Kawasan budi daya yang dapat dikembangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Sumedang adalah untuk Hutan Produksi, Perkebunan, Pertanian Lahan Kering, Pertanian Lahan Basah, Industri, Permukiman Perkotaan, Permukiman Perdesaan, Kawasan Pendidikan Tinggi, dan genangan waduk. Kawasan budi daya yang dominan di Kabupaten Sumedang adalah berupa hutan produksi yang luasnya kurang lebih ha atau 30,25% dari luas kawasan budi daya, dengan lokasi yang tersebar di 16 (enam belas) kecamatan dengan pengelolaan yang dilakukan oleh Perum Perhutani. Kemudian pertanian lahan kering dengan luas kurang lebih ha atau 28,18% dari luas kawasan budi daya, lokasinya tersebar di seluruh kecamatan. Disusul oleh pertanian lahan basah dengan luas kurang lebih ha atau 21,12% dari luas kawasan budi daya yang lokasinya juga tersebar di seluruh kecamatan. Selanjutnya adalah permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, dengan luas kurang lebih ha atau 12,34% dari luas kawasan budi daya, yang lokasinya tersebar di seluruh kecamatan. Sedangkan untuk kawasan lindung yang perlu untuk dilindungi adalah berupa kawasan lindung hutan dan kawasan lindung non hutan. Kawasan lindung hutan luasnya kurang lebih ha atau 24,56% dari luas kawasan lindung. Kawasan ini meliputi hutan lindung seluas ha atau 12,56% dari luas kawasan lindung, cagar alam seluas 127 ha atau 0,17% dari luas kawasan lindung, taman wisata alam seluas ha atau 1,69% dari luas kawasan lindung, taman hutan raya seluas 34,89 ha atau 0,05 % dari luas kawasan lindung, dan taman buru seluas ha atau 10,09% dari luas kawasan lindung. Kawasan lindung non hutan luasnya kurang lebih ha atau 75,44% dari luas kawasan lindung. Kawasan ini meliputi kawasan gerakan tanah seluas ha atau 46,49% dari luas kawasan lindung, kawasan resapan air seluas ha atau 24,48% dari luas kawasan lindung, sempadan sungai seluas ha atau 3,16% dari luas kawasan lindung dan sempadan waduk seluas 966 ha atau 1,31% dari luas kawasan lindung. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 7

32 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan e. Demografi Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2010 BPS melaksanakan sensus penduduk yang biasanya dilakukan selama 10 tahun sekali. Dari hasil sensus penduduk itu diperoleh jumlah penduduk Kabupaten Sumedang pada tahun 2010 sebesar jiwa. Seiring dengan bertambah baiknya pelayanan kesehatan, maka di tahun 2013 jumlah penduduk mengalami kenaikan menjadi jiwa, dan pada tahun 2014 meningkat menjadi jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 0,57 persen. Tabel 2.3. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kabupaten Sumedang Tahun dan Proyeksi LPP Tahun No Tahun Jumlah Laju Pertumbuhan , , , * , * ,66 Sumber : BPS Kabupaten Sumedang Tahun 2015 dan Hasil Proyeksi BAPPEDA Tahun 2015 Catatan: *Hasil Proyeksi BAPPEDA, 2015 Berdasarkan data pada Tabel 2.3 di atas, jumlah penduduk Kabupaten Sumedang tiap tahun terus mengalami perkembangan. Dari jumlah penduduk jiwa pada tahun 2010 mengalami perkembangan di tahun 2014 menjadi jiwa, atau mengalami pertambahan jumlah penduduk sebesar jiwa selama lima tahun terakhir. Laju pertumbuhan penduduk selama lima tahun ( ) sebesar 4,1% atau rata-rata per tahunnya mencapai 0,82%. Hasil proyeksi untuk Tahun 2015 dan 2016 menunjukkan angka LPP sebesar 0,66% per tahun. Apabila dilihat dengan luas wilayah Kabupaten Sumedang 1.558,72 km 2, maka kepadatan penduduk tahun 2014 sebesar 726 jiwa per kilometer persegi. Jumlah penduduk yang besar dan berkualitas adalah modal dasar dan merupakan potensi bagi peningkatan pembangunan di segala bidang. Salah satu keuntungannya adalah dengan jumlah penduduk usia produktif yang banyak, maka jumlah sumber daya manusia yang dapat diberdayakan dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan juga akan memadai. Namun demikian, apabila jumlah penduduk yang besar tersebut tidak diikuti dengan pengembangan kualitas penduduk, maka jumlah penduduk yang besar hanya akan memunculkan berbagai persoalan ekonomi dan sosial. Sehingga, jumlah penduduk penduduk yang besar tapi dengan kapabilitas yang rendah justru akan menjadi beban pembangunan. Untuk itu, diperlukan usaha agar jumlah penduduk yang besar itu memiliki tingkat kapabilitas (pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan) yang tinggi, dengan menjadikan jumlah penduduk itu sebagai suatu aset dan program pembangunan di bidang peningkatan sumber daya manusia sebagai sebuah investasi. Contohnya adalah investasi di bidang pendidikan dan kesehatan serta penciptaan lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya menjadi suatu keharusan. Selanjutnya jumlah penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) per Kecamatan di wilayah Kabupaten Sumedang pada rentang tahun dapat dilihat pada Tabel 2.4. dibawah ini: Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 8

33 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Tabel 2.4. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kabupaten Sumedang Tahun No. Kecamatan Jumlah Penduduk LPP 1. Jatinangor ,66 2. Cimanggung ,41 3. Tanjungsari ,70 4. Sukasari ,06 5. Pamulihan ,20 6. Rancakalong ,50 7. Sumedang Selatan ,58 8. Sumedang Utara ,26 9. Ganeas , Situraja , Cisitu , Darmaraja , Cibugel , Wado , Jatinunggal , Jatigede , Tomo , Ujungjaya , Conggeang , Paseh , Cimalaka , Cisarua , Tanjungkerta , Tanjungmedar , Buahdua , Surian ,08 Jumlah ,57 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumedang Tahun 2014 Berdasarkan Tabel 2.4. di atas, Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) yang cukup tinggi tercatat di wilayah cepat tumbuh yaitu di Kecamatan Sukasari (1,06%) dan Pamulihan (1,20%). Laju Pertumbuhan Penduduk yang cukup tinggi ini dikarenakan wilayah ini merupakan kawasan penyangga daerah industri dan kawasan pendidikan tinggi sehingga banyak penduduk pendatang yang bermukim dan menjadi warga di wilayah tersebut Aspek Kesejahteraan Masyarakat Pembangunan dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan keberhasilan pelaksanaan pembangunan dari aspek kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olah raga Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi a. Pertumbuhan PDRB Kondisi pertumbuhan perekonomian Kabupaten Sumedang pada lima tahun terakhir mengalami perubahan yang signifikan apabila diukur pada pertumbuhan ekonomi makro (Produk Domestik Regional Bruto/PDRB) dan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). Hal ini dapat terlihat pada LPE Sumedang pada kurun waktu yang mengalami perubahan cukup Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 9

34 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan tinggi pada tahun 2012 sebesar 4,69%. Namun pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 4,60% karena dipengaruhi penurunan pertumbuhan ekonomi pada sektor tersier. Seperti terlihat pada Tabel 2.5 ada sektor-sektor yang mengalami kenaikan, tetapi ada juga yang mengalami penurunan. Namun demikian, angka penurunan yang terjadi tidak terlalu besar. Penurunan bisa saja terjadi karena dipengaruhi pertumbuhan ekonomi secara nasional yang juga mengalami penurunan. Secara umum laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumedang dengan laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat dapat diilustrasikan pada Gambar 2.2. di bawah ini: Gambar 2.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Sumedang Tahun , dan Proyeksi LPE Kabupaten Sumedang Tahun Sumber : BPS Kabupaten Sumedang Tahun 2015 dan Hasil Proyeksi BAPPEDA Tahun 2015 Catatan: *Hasil Proyeksi BAPPEDA, 2015 Untuk pertumbuhan ekonomi menurut sektor dan kelompok sektor dapat dilihat pada Tabel 2.5. di bawah ini. Tabel Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sumedang Menurut Sektor dan Kelompok Sektor Tahun dan Proyeksi Tahun (Persen) Kelompok Sektor * 2015* 2016* PRIMER Pertanian Pertambangan & Penggalian 4,85 4,89 (3,94) 0,66 0,65 3,21 1,26 1,25 2,82 1,11 1,11 2,79 1,16 1,15 2, ,14 1, ,14 1,41 SEKUNDER 4,51 5,18 5,33 4,77 4,86 4,88 4,91 4,93 Industri Pengolahan 4,08 4,48 4,92 4,35 4,39 4,41 4,43 4,46 Listrik, Gas & Air Bersih 4,81 5,73 5,90 6,44 6,65 6,74 6,82 6,91 Bangunan 8,56 11,40 8,61 7,04 7,31 7,30 7,28 7,27 TERSIER 4,90 5,80 6,61 6,68 6,29 6,36 6,43 6,50 Perdagangan Hotel & 4,99 6,25 7,33 6,99 6,09 6,15 6,22 6,28 Restoran Pengangkutan & Komunikasi 6,36 6,34 6,66 7,23 7,48 7,52 7,56 7,61 Keuangan, Persewaan & Jasa 5,59 5,97 6,20 7,50 7,31 7,38 7,46 7,53 Perusahaan Jasa - Jasa 3,50 3,87 4,20 4,79 5,81 5,95 6,08 6,22 P D R B 4,76 4,22 4,82 4,69 4,60 4,60 4,59 4,59 Sumber : BPS Kabupaten Sumedang Tahun 2015 dan Hasil Proyeksi BAPPEDA Tahun 2015 Catatan: *Hasil Proyeksi BAPPEDA, 2015 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 10

35 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Untuk melihat besaran kontribusi sektor lapangan usaha PDRB di Kabupaten Sumedang pada tahun 2013 secara umum dapat dilihat pada Gambar 2.3. Pada gambar tersebut terlihat bahwa sektor Pertanian memberikan sumbangan paling besar yakni sebanyak 28,03%. Sedangkan sektor Perdagangan memberikan sumbangan sebanyak 27,86%, disusul oleh sektor Industri memberikan sumbangan sebesar 22,74%. Sedangkan sektor-sektor lain tidak begitu besar sumbangannya terhadap PDRB Kabupaten Sumedang Tahun Gambar 2.3. Kontribusi Sektor Lapangan Usaha PDRB Kabupaten Sumedang Sumber: PDRB Kabupaten Sumedang Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 Keberhasilan pembangunan suatu wilayah dapat dilihat dengan cara melakukan perbandingan antara wilayah tersebut dengan daerah sekitarnya. Melihat letak geografisnya, wilayah Kabupaten Sumedang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Garut, Majalengka, Indramayu dan Subang. Oleh karena itu, kinerja perekonomian Kabupaten Sumedang dengan kabupaten-kabupaten tersebut akan diamati melalui perkembangan indikator ekonomi antara lain Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). Tabel 2.6. Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sumedang dengan Daerah Sekitarnya Tahun (persen) Kabupaten Garut Bandung Majalengka Sumedang Indramayu Subang 5,57 4,32 4,92 4,76 7,33 4,86 5,34 5,90 4,66 4,22 6,47 4,48 5,48 5,99 4,69 4,82 6,48 5,02 4,61 6,26 4,69 4,69 6,52 4, ,96 4,87 4,60 3,33 3,10 Rata-rata 5,36 5,18 5,41 5,16 4,45 Jawa Barat 4,19 6,20 6,48 6,21 6,06 Sumber : PDRB Kabupaten Sumedang Tahun Tabel 2.6. di atas menunjukkan bahwa Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Sumedang pada Tahun 2013 relatif stabil dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Kabupaten Sumedang berada di papan tengah, yakni pada angka 4,60%, dengan posisi di bawah Kabupaten Majalengka dan Garut, sementara Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Subang berada di bawah Kabupaten Sumedang. LPE Kabupaten Sumedang Tahun 2013 secara umum Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 11

36 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan mengalami pelambatan dengan angka LPE di bawah angka LPE Provinsi Jawa Barat yang berada pada angka 6,06%. b. PDRB per Kapita Indikator yang sering dipakai untuk menggambarkan tingkat kemakmuran masyarakat secara makro adalah pendapatan per kapita atau Per Capita Income. Angka Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB) merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan daerah untuk menghasilkan balas jasa faktor produksi yang ikut berpartisipasi dalam proses produksi di suatu daerah. Semakin tinggi pendapatan yang diterima penduduk di suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan di wilayah yang bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik. Secara rinci pendapatan per kapita Kabupaten Sumedang atas dasar harga (ADH) berlaku dan konstan (dengan tahun dasar Tahun 2000) dapat dilihat pada Tabel 2.7. berikut ini. Tabel Pendapatan Per Kapita Kabupaten Sumedang Tahun dan Proyeksi Tahun Tahun ADH Berlaku (Rupiah) Pertumbuhan (%) ADH Konstan 2000 (Rupiah) Pertumbuhan (%) ,76 7, ,24 3, ,84 8, ,49 3, ,03 8, ,72 2, ,20 9, ,20 3, ,11 10, ,54 4, * ,20 7, ,37 3, * ,29 6, ,19 3, * ,37 6, ,02 3,08 Sumber : BPS Kabupaten Sumedang Tahun 2015 dan Hasil Proyeksi BAPPEDA Tahun 2015 Catatan: *Hasil Proyeksi BAPPEDA, 2015 Tabel 2.7. menunjukkan PDRB per kapita Kabupaten Sumedang terus mengalami peningkatan selama periode tahun Tahun 2009, PDRB per kapita atas dasar harga berlaku masyarakat Kabupaten Sumedang mencapai Rp ,76 terus mengalami peningkatan sampai tahun 2013 yang mencapai Rp ,11 atau rata-rata naik 8,52 % per tahun selama lima tahun terakhir. Hasil proyeksi Tahun menunjukkan pelambatan pertumbuhan walaupun secara nominal tetap mengalami peningkatan, dengan proyeksi pada Tahun 2016 sebesar Rp ,37. Tetapi, peningkatan PDRB per kapita di atas masih belum menggambarkan secara riil peningkatan daya beli masyarakat Sumedang secara umum. Hal ini disebabkan pada PDRB per kapita yang dihitung berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku masih terkandung f aktor inflasi yang sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat Kabupaten Sumedang. Dari Tabel 2.7. di atas juga dapat dilihat bahwa PDRB per kapita yang di hitung berdasarkan atas dasar harga konstan pada tahun 2009 sebesar Rp ,24 dan proyeksi pada tahun 2016 menjadi Rp ,02. Dua kondisi di atas memberi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 12

37 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan gambaran bahwa secara riil kenaikan daya beli masyarakat Kabupaten Sumedang rata-rata setiap tahunnya adalah sebesar 3,43 %. Tabel 2.8. PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun (Rupiah) No Kecamatan PDRB Per Kapita Pertumbuhan (%) Buahdua Sumedang Utara Cimanggung Conggeang Situraja Tomo Ujungjaya Jatinangor Sumedang Selatan Darmaraja Tanjungkerta Wado Cimalaka Paseh Rancakalong Tanjungsari Cibugel Jatigede Cisarua Cisitu Surian Ganeas Tanjungmedar Sukasari Pamulihan Jatinunggal ,41 9,83 8,58 8,27 9,02 8,73 8,98 10,30 7,71 9,31 8,70 9,27 9,06 9,36 8,85 8,50 7,92 8,93 9,35 8,68 8,22 8,45 8,02 7,47 7,66 8,35 Kabupaten Sumedang ,76 Sumber : PDRB Kabupaten Sumedang Tahun Berdasarkan PDRB per Kapita atas Dasar Harga Berlaku Kecamatan di Kabupaten Sumedang pada tahun , bahwa pertumbuhannya sebesar 8,76%. Sementara itu, kecamatan yang mengalami pertumbuhan paling besar adalah Kecamtan Sumedang Selatan yakni sebesar 10,80%, disusul oleh kacamatan Sumedang Utara sebesar 9,88%, dan ketiga adalah kecamatan Buahdua sebesar 9,41%. Sedangkan yang paling kecil pertumbuhannya adalah kecamatan Pamulihan yang hanya sebesar 7,47%, diikuti kecamatan Jatinunggal sebesar 7,66%, dan ketiga terakhir adalah kecamatan Darmaraja sebesar 7,71%. Kinerja pembangunan masing-masing wilayah dilihat dari aspek ekonomi dapat dilakukan dengan membandingkan posisi suatu kecamatan terhadap Kabupaten Sumedang. Disamping itu dengan mengetahui posisinya dapat pula dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Sumedang. Dengan demikian diharapkan masing-masing kecamatan dapat Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 13

38 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan mengevaluasi serta menggali potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimilikinya agar dapat memacu pertumbuhan ekonomi sampai pada tingkat yang optimum. Hal tersebut dapat digambarkan dalam tabel kuadran perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB per Kapita seluruh Kecamatan Dibandingkan dengan Kabupaten Sumedang,seperti pada Tabel 2.9. Kuadran (daerah) 1 mengandung arti bahwa kecamatan yan g berada di daerah ini memiliki LPE yang lebih tinggi dan PDRB per kapita lebih besar dari angka kabupaten. Bila diasumsikan terdapat pemerataan pendapatan, maka masyarakat di kecamatan yang berada di kuadran ini relatif paling sejahtera dibandingkan yang berada pada kuadran lainnya. Kuadran II menunjukkan kecamatan yang memiliki PDRB per kapita lebih besar, namun LPE-nya lebih rendah dibandingkan dengan angka kabupaten. Masyarakat kecamatan pada kuadran II relatif lebih sejahtera, namun pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibandingkan rata-rata kecamatan lainnya. Kuadran yang menunjukkan rendahnya pertumbuhan ekonomi juga rendahnya tingkat kesejahteraan penduduknya dibandingkan daerah lainnya di Sumedang adalah Kuadran III. Kuadran yang terakhir (IV) di tempati oleh kecamatan yang tingkat kesejahteraan relatif lebih pesat. Tabel 2.9. PDRB Per Kapita dan LPE Per Kecamatan terhadap PDRB Per Kapita dan LPE Kabupaten Sumedang Tahun Buahdua 2. Conggeang 3. Situraja 4. Tomo 5. Ujungjaya 6. Darmaraja 7. Tanjungkerta 8. Wado I II 1. Jatinangor 2. Sumedang Utara 3. Sumedang Selatan 4. Cimanggung 5. Cimalaka PDRB per Kapita Kab. Sumedang Rp ,00 III IV 1. Paseh 7.Surian 1. Tanjungsari 2. Rancakalong 8. Ganeas 3. Cibugel 9.Tanjungmedar 4. Jatigede 10. Sukasari 5. Cisarua 11. Pamulihan 6. Cisitu 12. Jatinunggal Sumber : PDRB Kabupaten Sumedang Tahun Dengan memperhatikan data kecamatan pada masing-masing kuadran di Tabel 2.9, kecamatan yang berada di Kuadran I merupakan kecamatan perkotaan, sebaliknya Kuadran III didominasi oleh kecamatan yang berbasis sektor pertanian. Dengan demikian kecamatankecamatan yang berada di Kuadran III perlu lebih didorong pertumbuhan ekonominya, dengan menerapkan program-program yang berbasis pertanian yang dapat meningkatkan nilai tambah produk pertanian antara lain program peningkatan SDM petani dan program penanganan pasca panen produk pertanian. Mengukur kinerja perekonomian Kabupaten Sumedang dengan kabupaten-kabupaten tetangga melalui perkembangan indikator ekonomi PDRB per kapita selama 5 (lima) tahun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 14

39 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan terakhir, tampak bahwa kabupaten yang memiliki PDRB perkapita di atas rata-rata selama periode Tahun adalah Kabupaten Bandung, Indramayu dan Sumedang, sedangkan tiga kabupaten lainnya yaitu Majalengka, Subang dan Garut memiliki pendapatan per kapita di bawah rata-rata. Dari keenam Kabupaten tersebut, Kabupaten Bandung menempati urutan pertama sebagai kabupaten yang memiliki pendapatan per kapita terbesar bila dibandingkan dengan lima kabupaten lainnya. Hal ini sangat didukung oleh luas wilayah yang dimiliki juga potensinya yang cukup banyak untuk mendukung perolehan nilai tambah. Sedangkan kabupaten yang memiliki pendapatan per kapita terendah bila dibandingkan dengan lima kabupaten lainnya adalah Kabupaten Majalengka. Posisi Kabupaten Sumedang pada Tahun 2012 berada pada urutan ketiga setelah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Indramayu. Akan tetapi, hal tersebut masih merupakan gambaran kasar, belum betul-betul menjadi alat ukur tingkat kesejahteraan atau pemerataan pendapatan. Di samping itu, indikator ini sangat tergantung dari besar kecilnya jumlah penduduk yang berbeda untuk setiap kabupaten. Perbandingan PDRB per kapita Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Sumedang dengan wilayah sekitarnya Tahun dapat diamati pada Tabel berikut ini. Tabel Perbandingan PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Sumedang dan Sekitarnya Tahun (Rupiah) Kabupaten (1) (2) (3) (4) (5) Garut , , , ,23 Bandung , , , ,29 Majalengka , , , ,12 Sumedang , , , ,11 Indramayu , , , ,40 Subang , , ,16 Rata-rata , , , ,05 Jawa Barat , , , ,08 Sumber : PDRB Kabupaten Sumedang Tahun c. Tingkat Inflasi Inflasi sangat berhubungan dengan daya beli masyarakat. Tingginya tingkat inflasi yang terjadi di suatu region, dengan asumsi pendapatan masyarakat tetap, maka akan menurunkan daya beli masyarakat secara umum. Untuk mengukur tingkat inflasi di Kabupaten Sumedang digunaka n indeks harga implisit, s ehubungan d engan kesinambungan data yang tersedia. Perkembangan indeks harga implisit akan menggambarkan laju inflasi PDRB dari tahun ke tahun. Laju inflasi PDRB kabupaten Sumedang pada tahun 2013 sebesar 6,23% dan merupakan inflasi tertinggi selama lima tahun terakhir untuk periode Tahun Kondisi tersebut merupakan salah satu dampak dari kenaikan berbagai komoditas yang terjadi pada tahun 2013 yang pada akhirnya memicu kenaikan tingkat inflasi. Proyeksi untuk Tahun juga menunjukkan adanya peningkatan tingkat inflasi, dengan angka perkiraan 8,15% pada Tahun Laju inflasi Kabupaten Sumedang dapat digambarkan sebagai berikut: Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 15

40 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Gambar 2.4. Laju Inflasi PDRB Kabupaten Sumedang Tahun dan Proyeksi Tahun Sumber : BPS Kabupaten Sumedang Tahun 2015 dan Hasil Proyeksi BAPPEDA Tahun 2015 Catatan: *Hasil Proyeksi BAPPEDA, 2015 Untuk mengetahui perkembangan indeks harga implisit dan laju inflasinya secara umum dapat dilihat pada Tabel di bawah ini: T abel Indeks Harga Implisit dan Laju Inflasi PDRB Kabupaten Sumedang Tahun dan Proyeksi Tahun Tahun Indeks Implisit Inflasi PDRB (%) ,90 3, ,69 5, ,17 5, ,48 5, * * * Sumber : BPS Kabupaten Sumedang Tahun 2015 dan Hasil Proyeksi BAPPEDA Tahun 2015 Catatan: *Hasil Proyeksi BAPPEDA, 2015 Berdasarkan Tabel 2.11., pada Tahun 2009 tingkat inflasi PDRB sebesar 3,67% dan pada tahun 2013 berada pada level 6,23% yang berarti mengalami kenaikan sebanyak 2,56 point selama kurun waktu lima tahun terakhir, dan tingkat inflasi terendah ada pada tahun 2009 dengan inflasi sebesar 3,67%. Selain itu, data pada table tersebut menunjukkan bahwa tingkat inflasi yang terjadi di Kabupaten Sumedang selama lima tahun terakhir untuk periode terjadi peningkatan tetapi masih relatif terjaga. Akan tetapi hasil proyeksi untuk Tahun menunjukkan peningkatan setiap tahun dengan angka kenaikkan rata-rata 0,64 % per tahun. Tingkat inflasi yang terjadi di Kabupaten Sumedang tidak bisa terlepas dari pengaruh eksternal yaitu kebijakan pemerintah pusat dan terjadinya perubahan harga di luar wilayah Kabupaten Sumedang. Kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik (TDL) serta sumber energi rumah tangga seperti harga gas elpiji cukup berperan pada kenaikan harga-harga selama periode Tahun 2014 dan 2015, sehingga ikut menaikkan angka tingkat inflasi. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 16

41 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Fokus Kesejahteraan Sosial Pembangunan di bidang kesejahteraan sosial erat kaitannya dengan upaya meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat Kabupaten Sumedang yang tercermin pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menggambarkan kualitas pembangunan manusia suatu wilayah pada satu kurun waktu tertentu. Menurut UNDP komponen Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia) mencakup 3 ( tiga) dimensi pembangunan manusia, yakni Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan dan Indeks Daya Beli Masyarakat. Indeks Pendidikan sebagai salah satu komponen utama dalam IPM merupakan nilai rata-rata dari variabel Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata -rata Lama Sekolah. Indeks Pendidikan Kabupaten Sumedang pada Tahun 2014 sebesar 83,61 point dan proyeksi pada Tahun 2015 dan 2016 meningkat menjadi 83,80 dan 84,00 poin. Angka Melek Huruf (AMH) adalah persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya seharihari. AMH dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf, terutama di wilayah perdesaan. Variabel ini untuk menunjukkan masih banyaknya penduduk yang tidak pernah bersekolah atau tidak tamat SD. Selain itu AMH juga menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap informasi dari berbagai media, serta kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis. Angka Melek Huruf di Kabupaten Sumedang mengalami peningkatan dari Tahun 2013 sebesar 98,23 % menjadi 98,39 % pada Tahun Proyeksi pada Tahun 2015 dan 2016 menunjukkan angka 98,56 % dan 98,72 %. Perkembangan Angka Melek Huruf di Kabupaten Sumedang beberapa tahun terakhir dapat dilihat dalam gambar berikut ini. Gambar 2.5. Perkembangan Angka Melek Huruf di Kabupaten Sumedang Tahun dan Proyeksi Tahun Sumber : BPS Kabupaten Sumedang Tahun 2015 dan Hasil Proyeksi BAPPEDA Tahun 2015 Catatan: *Hasil Proyeksi BAPPEDA, 2015 Angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Hasil evaluasi pada dua tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan ratarata lama sekolah (RLS) di Kabupaten Sumedang yaitu dari 8,06 pada Tahun 2013 menjadi 8,10 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 17

42 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan pada tahun 2014, serta diproyeksikan mengalami peningkatan pada tahun 2015 menjadi 8,14 dan 8,17 pada Tahun Hal ini menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Sumedang rata-rata sudah menempuh pendidikan formal selama 8 (delapan) tahun atau setingkat Sekolah Menengah Pertama ( SMP) kelas dua. Keberhasilan pembangunan bidang pendidikan, selain tergantung pada kemampuan daerah untuk menggunakan dan memanfaatkan segala sumberdaya termasuk alokasi anggaran, juga sangat dipengaruhi oleh tingkat partisipasi masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelenggaraaan dan pengelolaan pendidikan. Perkembangan Rata-rata lama sekolah di Kabupaten Sumedang beberapa tahun terakhir dan proyeksi untuk Tahun ditunjukkan sebagaimana Gambar 2.6. di bawah ini. Gambar 2.6. Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah di Kabupaten Sumedang Tahun dan Proyeksi Tahun Sumber : BPS Kabupaten Sumedang Tahun 2015 dan Hasil Proyeksi BAPPEDA Tahun 2015 Catatan: *Hasil Proyeksi BAPPEDA, 2015 Indeks Kesehatan merepresentasikan derajat kesehatan masyarakat suatu wilayah pada periode waktu tertentu, yang diukur melalui Angka Harapan Hidup (AHH). Pada T ahun 2012 Indeks Kesehatan Kabupaten Sumedang mencapai 71,05 dan pada Tahun 2013 menjadi 71,88 poin, kemudian pada tahun 2014 menjadi 72,22 poin. Proyeksi Tahun 2015 meningkat menjadi 72,56 dan Tahun 2016 sebesar 72,90. Angka tersebut merupakan gambaran kinerja pembangunan kesehatan yang dapat dilihat dari meningkatnya AHH masyarakat Sumedang dari 67,63 tahun pada Tahun 2012 menjadi 68,13 tahun pada Tahun 2013 dan 68,34 pada Tahun Angka ini juga diharapkan naik berdasarkan hasil proyeksi sebesar 68,54 pada Tahun 2015 dan 68,75 pada Tahun Perkembangan Angka Harapan Hidup penduduk Kabupaten Sumedang beberapa tahun terakhir dan proyeksi untuk Tahun dapat dilihat dalam grafik berikut ini. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 18

43 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Gambar 2.7. Perkembangan Angka Harapan Hidup di Kabupaten Sumedang Tahun dan Proyeksi Tahun Sumber : BPS Kabupaten Sumedang Tahun 2015 dan Hasil Proyeksi BAPPEDA Tahun 2015 Catatan: *Hasil Proyeksi BAPPEDA, 2015 Indeks Daya Beli Masyarakat, sebagai salah satu komponen utama IPM, mengalami peningkatan dari 64,90 pada Tahun 2012 menjadi 65,47 poin pada tahun 2013 dan menjadi 66,02 pada tahun Angka ini diproyeksi menjadi 66,58 pada Tahun 2015 dan 67,13 pada Tahun Angka indeks ini dipengaruhi oleh nilai Purchasing Power Parity (Paritas Daya Beli) atau keseimbangan kemampuan berbelanja masyarakat Sumedang yang pada Tahun 2012 mencapai Rp ,00, Tahun 2013 menjadi Rp ,00 dan Tahun 2014 menjadi Rp ,00. Indeks daya beli sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pendapatan dan inflasi (peningkatan harga barang dan jasa). Untuk Tahun 2015 dan 2016, angka Paritas Daya Beli ini diproyeksikan menjadi Rp ,00 dan Rp ,00. Perkembangan paritas daya beli masyarakat yang digambarkan melalui pengeluaran perkapita riil untuk beberapa tahun terakhir disajikan dalam Tabel Tabel Daya Beli dan PDRB Per Kapita Masyarakat Kabupaten Sumedang Tahun dan Proyeksi Tahun TAHUN DAYA BELI PDRB PER KAPITA , , , , , , , , * , , * , , * , ,02 Sumber : BPS Kabupaten Sumedang Tahun 2015 dan Hasil Proyeksi BAPPEDA Tahun 2015 Catatan: *Hasil Proyeksi BAPPEDA, 2015 Dari hasil penghitungan dari ketiga komponen tersebut di atas diketahui bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ata u Human Development Index (HDI) Kabupaten Sumedang mengalami peningkatan dari 73,58 pada Tahun 2013 menjadi 73,94 poin pada Tahun Adapun perkembangan data dari Tahun serta proyeksi untuk Tahun untuk besaran IPM beserta komponennya, disajikan pada tabel di bawah ini. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 19

44 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Tabel Perkembangan IPM Kabupaten Sumedang dan Jawa Barat Tahun dan Proyeksi Tahun Komponen Satuan * 2015* 2016* Angka harapan Hidup Tahun 67,42 67,52 67,63 68,13 68,34 68,54 68,75 Angka Melek Huruf Persen 97,73 97,75 97,82 98,23 98,39 98,56 98,72 Rata-rata Lama Sekolah Tahun 7,93 7,94 7,96 8,06 8,10 8,14 8,17 Standar Hidup Layak (Rp 000) 636,01 638,36 640,82 643,3 645,12 646,95 648,77 Indeks Kesehatan Poin 70,70 70,87 71,05 71,88 72,22 72,56 72,90 Indeks Pendidikan Poin 82,78 82,81 82,90 83,41 83,61 83,80 84,00 Indeks Daya Beli Poin 63,78 64,33 64,90 65,47 66,02 66,58 67,13 IPM Kab. Sumedang Poin 72,42 72,67 72,95 73,58 73,94 74,30 74,66 IPM Prov. Jawa Barat Poin 72,29 72,73 73,11 73,58 74,28 Sumber : BPS Kabupaten Sumedang Tahun 2015 dan Hasil Proyeksi BAPPEDA Tahun 2015 Catatan: *Hasil Proyeksi BAPPEDA, 2015 dan Pusdalisbang Jawa Barat, 2015 Gambaran umum perkembangan IPM di Kabupaten Sumedang dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2013 dapat di lihat pada gambar di bawah ini. Gambar 2.8. Perkembangan IPM Kabupaten Sumedang Tahun dan Proyeksi Tahun Sumber : BPS Kabupaten Sumedang Tahun 2015 dan Hasil Proyeksi BAPPEDA Tahun 2015 Catatan: *Hasil Proyeksi BAPPEDA, 2015 Capaian IPM pada Tahun 2013 tidak terlepas dari kontribusi capaian ketiga komponen, yaitu Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan dan Indeks Daya Beli. Oleh karena itu masih diperlukan upaya maksimal untuk meningkatkan derajat pendidikan melalui peningkatan angka partisipasi sekolah penduduk usia tahun dan tahun, derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan, serta peningkatan daya beli masyarakat melalui perluasan kesempatan kerja bagi penduduk, peningkatan kompetensi kerja dan peningkatan daya saing. Selanjutnya dengan memperhatikan capaian dari ketiga komponen IPM sebagaimana data di atas, ternyata Indeks Daya Beli memberikan kontribusi yang paling rendah dibandingkan 2 agregat pembentuk IPM lainnya. Pencapaian Indeks Pendidikan dan Indeks Kesehatan yang cukup tinggi menunjukkan bahwa pelaksanaan pembangunan pada bidang-bidang tersebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 20

45 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan selama ini telah berhasil dengan baik. Tingkat kesadaran masyarakat Kabupaten Sumedang akan kebutuhan dasar pendidikan dan kesehatan memberikan pengaruh besar terhadap capaian indikator tersebut. Kemudian untuk meningkatkan daya beli masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan pokok, erat kaitannya dengan peningkatan pendapatan masyarakat. Oleh karena itu perlu kiranya dilakukan berbagai upaya dalam menciptakan iklim usaha yang kompetitif, dengan ditopang upaya menciptakan lapangan pekerjaan dan kesempatan berusaha, sehingga daya beli masyarakat akan meningkat serta angka pengangguran dan jumlah masyarakat yang berkategori miskin pun secara bertahap akan berkurang Aspek Pelayanan Umum Fokus Layanan Urusan Wajib a. Pendidikan Pencapaian sasaran dan hasil dari pelaksanaan kegiatan urusan pendidikan di Kabupaten Sumedang selama Tahun dan Proyeksi Tahun dapat di lihat dari uraian di bawah ini: 1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada saat ini menunjukan peningkatan kuantitas dan kualitas yang berarti dibanding tahun-tahun sebelumnya, baik melalui jalur pendidikan formal maupun jalur pendidikan non formal. Jumlah lembaga PAUD saat ini sebanyak 674 lembaga terdiri dari PAUD Non Formal 463 lembaga dan PAUD Formal 211 lembaga yang tersebar di 26 kecamatan. Jumlah penduduk usia 4-6 tahun sasaran PAUD di Kabupaten Sumedang sebanyak orang, yang tertampung pada lembaga yang ada saat ini baru sebesar 52,90% ( orang) dan yang tidak tertampung masih cukup banyak yaitu sebesar 47,10% ( orang). 2. Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) Untuk mengetahui perkembangan pendidikan dasar Tahun dan proyeksi Tahun dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel Perkembangan Pendidikan SD/MI Tahun dan Proyeksi Tahun No. Indikator * 2015* 2016* 1. Penduduk Usia tahun 2. Jumlah SD/MI SD MI Jumlah Ruang Kelas - SD - MI 4. Jumlah Murid SD/MI - SD (Negeri/Swasta) - MI 5. Jumlah Lulusan - Lulusan SD - Lulusan MI Jumlah Yang mengulang SD/MI 7. Angka Melanjutkan 70,91 84,51 85,71 97, SD/MI Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang Tahun 2014 dan Hasil Proyeksi BAPPEDA Tahun 2015 Catatan: *Hasil Proyeksi BAPPEDA, 2015 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 21

46 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah penduduk usia 7-12 tahun pada periode Tahun mengalami fuktuasi, tetapi di sisi lain diproyeksikan cenderung menurun pada Tahun Di sisi lain perkembangan jumlah sekolah dan jumlah ruang kelas menunjukkan tren yang naik setiap tahunnya. Jumlah ruang kelas MI meningkat sebanyak 47 kelas di Tahun Jumlah lulusan SD/MI juga untuk Tahun 2013 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2012 dengan angka melanjutkan yang makin meningkat pula hingga mencapai 97,91% dan Tahun 2013 menjadi 99.40% Berkaitan dengan perkembangan rasio murid terhadap ruang kelas selama Tahun dan Proyeksi Tahun dapat dijelaskan dalam tabel berikut ini: Tabel Rasio Murid Terhadap Ruang Kelas Tahun dan Proyeksi Tahun No. Jenjang Pendidikan * 2015* 2016* 1. Sekolah Dasar 27,74 28,37 28,50 28,63 26,56 24,59 24,44 24,30 2. Madrasah Ibtidaiyah 22,65 22,76 25,59 25,62 19,83 22,06 23,54 25,02 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang Tahun 2014 dan Hasil Proyeksi BAPPEDA Tahun 2015 Catatan: *Hasil Proyeksi BAPPEDA, 2015 Dengan memperhatikan tabel rasio murid terhadap ruang kelas, secara umum dapat dijelaskan bahwa dalam Tahun 2013 dan hasil proyeksi Tahun rasio murid terhadap ruang kelas sekolah dasar dan Madrasah Ibtidaiyah menunjukkan tren menurun. Hal tersebut mendeskripsikan bahwa dalam satu kelas siswa didik semakin sedikit, sehingga memungkinkan proses belajar mengajar akan lebih efektif jika dibandingkan dengan angka rasio murid terhadap ruang kelas sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal yang dikeluarkan Kementrian Pendidikan Nasional yaitu maksimal 1 kelas terdiri dari 32 siswa. 3. Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) Untuk mengetahui secara lengkap jumlah siswa yang mengikuti pendidikan di tingkat SMP dan MTs pada Tahun beserta potensi lainnya yang berhubungan dengan pendidikan tingkat SMP dan MTs dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini: Tabel Perkembangan Pendidikan SMP/MTs Tahun dan Proyeksi Tahun No. Indikator * 2015* 2016* 1. Penduduk Usia tahun Jumlah SMP Jumlah MTs Ruang kelas SMP Ruang Kelas MTs Jumlah Murid SMP Jumlah Murid MTs Jumlah Guru SMP Jumlah Guru MTs Jumlah Lulusan SMP Jumlah Lulusan MTs Jumlah Yang mengulang Angka Melanjutkan SMP/MTs (%) 70,90 86,22 86,35 72,94 99,80 100,00 100,00 100,00 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang Tahun 2014 dan Hasil Proyeksi BAPPEDA Tahun 2015 Catatan: *Hasil Proyeksi BAPPEDA, 2015 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 22

47 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa peningkatan jumlah penduduk pada tahun 2012 untuk rentang usia tahun menunjukan penurunan dibandingkan tahun 2011, namun demikian hal ini tidak mempengaruhi upaya pemerintah daerah dalam peningkatan akses pelayanan pendidikan. Jumlah sekolah dan ruang kelas terus bertambah, sejalan dengan peningkatan jumlah murid SMP/MTs. 4. Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah (MA) Secara umum perkembangan pendidikan tingkat SMA/SMK/MA selama periode Tahun dan proyeksi Tahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel Perkembangan Pendidikan SMA/SMK/MA Tahun dan Proyeksi Tahun No. Indikator * 2015* 2016* 1. Penduduk Usia tahun Jumlah Sekolah 2. a. SMA b. SMK c. MA Jumlah Ruang kelas 3. a. SMA b. SMK c. MA Jumlah Murid 4. a. SMA b. SMK c. MA Jumlah Guru 5. a. SMA b. SMK c. MA Jumlah Lulusan 6. a. SMA b. SMK c. MA Jumlah Mengulang SMA/SMK/MA % Angka Putus Sekolah 0,93 0,60 0,57 0,53 0,98 0,99 1,00 1,02 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang Tahun 2014 dan Hasil Proyeksi BAPPEDA Tahun 2015 Catatan: *Hasil Proyeksi BAPPEDA, 2015 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah penduduk usia tahun di Kabupaten Sumedang terjadi kecenderungan menurun. Yang menarik adalah bahwa dari jumlah penduduk usia tahun 2013 menunjukkan tren peningkatan yang memilih sekolah di SMK dengan peningkatan sebesar 1,72% dari tahun 2012, sementara yang bersekolah di SMA pada tahun yang sama menunjukkan penurunan sebesar 2,78%. Proyeksi Tahun juga tetap memperlihatkan kecenderungan ini. Hal ini diimbangi pula dengan penambahan jumlah guru untuk SMK dan MA, sementara jumlah guru SMA cenderung menurun. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 23

48 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Untuk jumlah lulusan SMK dan MA juga menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya, sementara lulusan SMA menunjukkan adanya penurunan dengan angka putus sekolah yang mengalami kenaikan. Yang menjadi penyebab siswa putus sekolah di antaranya adalah: 1. Biaya pendidikan, di mana faktor ekonomi keluarga menjadi faktor utama siswa tidak melanjutkan studi (putus sekolah); 2. Sosial, di mana pemahaman masyarakat tentang pentingnya pendidikan masih rendah, banyak yang menganggap melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi belum atau tidak terlalu penting. Salah satu kebijakan Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah dengan membangun citra positif bagi SMK yang mandiri, cerdas, kompetitif, berwawasan lingkungan, serta mampu memberdayakan potensi masyarakat. Direktorat Pembinaan SMK menyarankan kepada Dinas Pendidikan di kabupaten/kota untuk mengembangkan program-program yang berorientasi pada peningkatan citra positif dimata masyarakat umum, orang tua siswa, perusahaan penerima lulusan SMK, serta meningkatkan rasa kebanggaan memasuki SMK bagi para lulusan SMP. Sehingga diharapkan minat lulusan SMP sederajat untuk melanjutkan ke SMK akan meningkat. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mentargetkan bahwa di Tahun 2011 perbandingan jumlah siswa SMK / SMA adalah 50 : 50, dan Tahun 2015 perbandingannya 70 : 30. Dengan harapan bahwa lulusan SMK lebih siap untuk memasuki Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI) dengan keterampilan yang telah mereka peroleh di bangku sekolah, sehingga akan menekan angka pengangguran. Berkenaan dengan uraian tersebut di atas, jumlah siswa SMK di Kabupaten Sumedang sudah melebihi target yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang menyatakan bahwa Tahun 2011 perbandingan jumlah siswa SMA/SMK 50:50. Pemerintah Kabupaten Sumedang memiliki tanggungjawab agar seluruh penduduk usia sekolah mendapat layanan pendidikan. Pendidikan merupakan hak dasar setiap peduduk yang harus dipenuhi oleh pemerintah daerah. Layanan pendidikan yang meliputi pendidikan dasar dan pendidikan menengah perlu ditingkatkan kualitasnya baik sarana prasarana, maupun proses pendidikannya agar diperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas. Pembangunan di bidang pendidikan mampu meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) maupun Angka Partisipasi Murni (APM) penduduk usia sekolah. Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah ditingkat pendidikan tertentu. Seperti APK, APM juga merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Tetapi, jika dibandingkan APK, APM merupakan indikator daya serap yang lebih baik karena APM melihat partisipasi penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang sesuai dengan standar tersebut. Sejalan dengan peningkatan APK, Angka Partisipasi Murni (APM) pada setiap jenjang pendidikan mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) dari setiap jenjang pendidikan di Kabupaten Sumedang Tahun dapat diamati pada tabel di bawah ini. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 24

49 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Tabel Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni SD/MI/Paket A, SMP/MTs, SMA/SMK/MA Tahun dan Proyeksi Tahun No. Indikator * 2015* 2016* 1. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A 109,53 110,90 111,02 114,05 113,80 114,87 115,94 117,00 2. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A 96,87 96,90 98,34 99,84 72,08 65,88 59,69 53,49 3. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs 96,30 96,40 98,58 101,02 99,82 100,70 101,58 102,46 4. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs 80,82 81,96 88,56 97,87 53,32 46,44 39,57 32,69 5. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA 55,29 68,22 68,43 78,90 105,22 117,70 130,19 142,67 6. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA 41,38 67,47 67,54 70,69 66,59 72,89 79,19 85,49 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang Tahun 2014 dan Hasil Proyeksi BAPPEDA Tahun 2015 Catatan: *Hasil Proyeksi BAPPEDA, 2015 b. Kesehatan Berkaitan dengan bidang kesehatan masyarakat, kondisi kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu genetika, lingkungan, perilaku masyarakat dan pelayanan kesehatan, yang antara lain dapat dilihat dari status kesehatan dan gizi masyarakat serta pola penyakit yang diderita. Sedangkan status kesehatan masyarakat antara lain dapat dinilai melalui berbagai indikator kesehatan seperti angka kematian bayi, angka kematian balita, angka kematian ibu melahirkan, keadaan gizi masyarakat dan usia harapan hidup. Pada tahun 2013 angka kematian bayi mencapai 205 bayi mengalami penurunan 77 kematian bayi dari tahun 2012 yang mencapai angka 282 bayi yang meninggal, pada angka kematian balita mengalami kenaikan dari tahun 2012 yang hanya mencapai 28 balita, kemudian naik 18 kematian balita menjadi 46 balita pada tahun 2013, begitu juga dengan angka kematian ibu mengalami kenaikan 9 orang ibu yang meninggal dari tahun sebelumnya yakni 12 orang menjadi 23 orang yang meninggal pada tahun 2013.Perkembangan ini bisa dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 2.9. Jumlah Kematian Bayi di Kabupaten Sumedang Tahun Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, 2013 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 25

50 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Masalah kesehatan adalah gangguan kesehatan yang dinyatakan dalam ukuran kesakitan ( Morbiditas) dan kematian ( mortalitas). Kesehatan merupakan unsur penting dalam kesejahteraan hidup, baik perorangan, kelompok dan masyarakat. Perubahan masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat pada umumnya digambarkan dengan perubahan Pola Penyakit dan Jumlah kasus penyakit yang dicatat dan diamati di fasilitas-fasilitas kesehatan dalam bentuk angka dan data, sehingga cukup baik untuk dijadikan bahan analisis tolak ukur derajat kesehatan masyarakat itu sendiri. Gambaran umum angka kesakitan di Kabupaten Sumedang pada tahun 2013 dapat melalui data sepuluh besar penyakit berdasarkan total kunjungan pasien yang datang ke 32 Puskesmas yang ada di Kabupaten sumedang. Dari sumber data Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas dapat diketahui bahwa sepuluh besar penyakit yang ada di Kabupaten Sumedang pada tahun 2013 adalah sebagai berikut: Gambar Sepuluh Besar Penyakit Berdasarkan Total Kunjungan Pasien di Puskesmas Tahun 2013 Sumber : Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas Tahun 2013 Lingkungan merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, selain faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Hampir tidak ada satu pun penyakit yang muncul yang tidak diakibatkan atau dipengaruhi oleh lingkungan. Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat dan juga sejalan dengan upaya Tujuan Pembangunan Milenium ( Millenium Development Goals) yang ke tujuh telah dikembangkan penciptaan dan pengelolaan sanitasi yang bersih dan sehat dengan metode Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang meliputi 5 (lima) pilar yaitu stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), cuci tangan pakai sabun, pengembangan air minum rumah tangga, pengelolaan sampah dan pengelolaan limbah cair rumah tangga sejak Tahun 2008, melalui pemberdayaan masyarakat dan pelaksanaan Program PAMSIMAS. Hasil dari pelaksanaan STBM yang dicapai hingga Tahun 2010, antara lain sebanyak 68 desa dan 4 kecamatan telah dinyatakan stop BABS, dan telah dikembangkan 4 (empat) pilar STBM lainnya melalui keterpaduan SKPD-SKPD terkait, Pokja AMPL dan unsur masyarakat lainnya. Terkait dengan hal ini 3 (t iga) penghargaan pun turut telah disumbangkan, misalnya oleh Desa Sukawening serta 116 desa lainnya yang telah mendeklarasikan ODF hingga akhir Di antaranya adalah penghargaan Manggala Karaya Bhakti Husada Arutala (Kemenkes Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 26

51 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan 2009), AMPL Award 2011 (Bappenas -Kemenkes-Waspola-Pokja AMPL Nasional), dan Innovative Government Award (IGA) 2012 dari Kemendagri. Selanjutnya berkaitan dengan pencapaian program kesehatan yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum (RSU) Unit Swadana Daerah Kabupaten Sumedang, merupakan bagian integral dari pembangunan kesehatan daerah dalam memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh melalui upaya penyembuhan (kuratif) dan rehabilitasi (pemulihan) di samping upaya promotif dan preventif (pencegahan penyakit). Pelayanan prima yang merupakan prioritas peningkatan mutu pelayanan yang dilaksanakan RSU untuk mencapai sasarannya dilaksanakan dengan meningkatkan kualitas dan profesionalisme SDM. Upaya lain adalah meningkatkan kualitas pelayanan melalui pengembangan fasilitas dan instalasi, mendorong dan memfasilitasi peran serta masyarakat khususnya dalam mobilisasi dana untuk alternatif pembayaran serta meningkatkan dan menyempurnakan manajemen dalam rangka otonomi pengelolaan rumah sakit. c. Lingkungan Hidup Bidang lingkungan hidup, Pemerintah Kabupaten Sumedang terus melakukan berbagai upaya dalam penanganan lahan kritis serta pencemaran lingkungan sebagai dampak berkembangnya sektor industri. Pada Tahun 2009 melalui kegiatan Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan), Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis (GRLK) dan Gerakan Sumedang Hijau (GSH), Pemerintah telah melaksanakan penanganan lahan kritis. Perkembangan Rehabilitasi lahan kritis di Kabupaten Sumedang pada Tahun 2010 seluas 1.852,25 Ha, Tahun 2011 seluas 400,00 Ha, pada tahun 2012 seluas 200 Ha dan pada Tahun 2013 seluas 1.089,50 Ha. Dalam penanganan lahan kritis termasuk di dalamnya penanganan erosi berbagai upaya telah di lakukan baik melalui kegiatan vegetative maupun sipil teknis. Pada Tahun 2013 telah dilakukan penanganan lahan kritis yang tersebar di wilayah kabupaten Sumedang seluas 2.966,08 Ha, dan untuk penanggulangan erosi pada tahun 2012 misalnya telah dilaksanakan dengan membangun bangunan sipil teknis pengendali erosi dan aliran permukaan berupa DAM Penahan Erosi sebanyak 25 unit, Gully Plug sebanyak 89 unit dan Sumur Resapan sebanyak 129 unit. Kemudian upaya reklamasi galian C, peran dan tanggungjawab para pengusaha senantiasa terus ditingkatkan, sehingga diharapkan luasan lahan bekas galian C yang direklamasi oleh para pengusaha lebih meningkat lagi. Upaya tersebut bukan hanya langsung melalui bimbingan pengawasan dan pengendalian dari pihak dinas, namun dicoba pula dengan memfasilitasi kelompok lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat sekitar galian yang mempunyai perhatian besar terhadap lingkungan untuk berperan serta mendorong kesadaran para pengusaha, sehingga mereka merasa berkewajiban untuk melakukan reklamasi. Dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan diperlukannya penetapan kawasan yang berfungsi melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan serta nilai sejarah dan budaya bangsa yang berupa kawasan lindung. Kawasan lindung yang terdapat di Kabupaten Sumedang adalah berupa kawasan lindung hutan dan kawasan lindung non hutan. Kawasan lindung hutan terdiri atas hutan lindung dengan luas kurang lebih ha, cagar alam berupa Cagar Alam Gunung Jagat dengan luas kurang lebih 127 ha, taman wisata alam berupa Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tampomas dengan luas kurang lebih ha, taman hutan raya berupa Taman Hutan Raya (Tahura) Gunung Palasari dengan luas 34,8875 ha dan taman buru berupa Kawasan Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi dengan luas kurang lebih ha. Adapun kawasan lindung non hutan adalah terdiri Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 27

52 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan dari kawasan gerakan tanah yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten dengan luas kurang lebih , kawasan resapan air dengan luas kurang lebih , sempadan sungai tersebar diseluruh wilayah kabupaten dengan luas kurang lebih 2.338, dan perlu dialokansikan juga sempadan waduk untuk Waduk Jatigede dan Waduk Sadawarna. d. Irigasi Fungsi irigasi memegang peranan sangat penting dalam meningkatkan produksi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Pengelolaan irigasi adalah salah satu faktor pendukung utama bagi keberhasilan pembangunan pertanian terutama dalam rangka peningkatan serta perluasan tujuan pembangunan pertanian dari program swasembada beras menjadi swasembada pangan. Penyediaan air irigasi dalam kuantitas dan kualitas yang memadai merupakan salah satu faktor penting untuk menunjang ketahanan pangan tersebut. Pembangunan sarana irigasi sebagai salah satu faktor penunjang kearah upaya mempertahankan dan meningkatkan swasembada pangan, membutuhkan persyaratan sosial, yang pada dasarnya merekam dan mengkaji secara seksama keinginan, harapan dan kemajuan para petani. Sehingga ketersediaan sarana irigasi yang hendak dibangun, sebagai perwujudan dari petani dan bersifat bottom up, yang nantinya diharapkan dapat menghasilkan manfaat yang optimal, dari suatu kegiatan yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan petani. Daerah Irigasi ini adalah merupakan daerah yang cukup subur, perlu mendapat perhatian dalam rangka peningkatan maupun pembangunan fisik sarana irigasinya. Jumlah maupun mutu pembangunan sarana irigasi di Kabupaten Sumedang sampai saat ini belum mencapai target yang dikehendaki. Sampai dengan sekarang di Kabupaten Sumedang memiliki sarana irigasi panjang 1.450,25 Km dengan Km areal pemanfaatan. Adapun perkembangan rasio irigasi selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel Rasio Jaringan Irigasi Kabupaten Sumedang Tahun NO Jaringan Irigasi Panjang Jaringan Jaringan primer 28,89 25,83 25,85 23,67 20,65 2. Jaringan Sekunder 44,08 44,12 44,09 41,74 39,56 3. Jaringan Tersier 22,03 30,05 30,06 34,69 39,79 4. Luas lahan budidaya ,30% - 5. Rasio Sumber : Profil Daerah Kabupaten Sumedang 2014 e. Air Minum Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan keperluan lainnya. Masyarakat di Kabupaten Sumedang dalam memanfaatkan prasarana air bersih, diperoleh dari mata air, air tanah (sumur) dan air permukaan dengan sistem pengelolaan air perdesaan, sementara sistem air bersih perpipaan masih terbatas diperkotaan yang dipasok oleh PDAM Tirta Medal. Untuk lingkup pelayanan perpipaan ini, meliputi Jatinangor, Tanjungsari, Sumedang Selatan, Sumedang Utara, Situraja, Darmaraja, Cimalaka, Tanjungkerta dan Paseh. Khusus untuk air bersih skala Kecamatan dikelola oleh SPAB IKK yang secara kelembagaan terkait dengan PDAM dan skala desa oleh Mitra Air Pedesaan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 28

53 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan PDAM Kabupaten Sumedang sebagai penyelenggara Sistem Penyediaan Air Bersih (SPAB) sampai dengan tahun 2014 baru dapat melayani penduduk yang ada di Kabupaten Sumedang sebesar ± 19,35% saja dan baru 17 Kecamatan yang dapat dilayani jaringan PDAM Tirtamedal Sumedang. Dari seluruh pelanggan tersebut hanya 60% saja yang dapat menerima air selama 24 jam sedangkan sisanya dilakukan secara bergiliran, bahkan pada kondisi musim kemarau panjang ada yang tidak dapat dilayani melalui jaringan pipa sehingga harus disuplai dengan menggunakan tangki air. Dengan adanya kondisi tersebut diatas terlihat bahwa kinerja pelayanan air bersih PDAM Sumedang belum optimal. f. Pariwisata Salah satu tujuan mendasar yang ingin dicapai negara berkembang seperti Indonesia saat ini adalah tercapainya suatu pertumbuhan ekonomi yang kuat dan mantap di semua sektor. Usaha kepariwisataan merupakan salah satu sektor pembangunan yang secara terus menerus diupayakan pengembangannya agar dapat didayagunakan sebagai salah satu andalan kegiatan perekonomian nasional dan daerah. Penerimaan devisa dan pendapatan daerah dari sektor pariwisata masih belum memenuhi jumlah yang diharapkan, sehingga peran serta pemerintah, dunia usaha dan masyarakat masih terus dituntut peran aktifnya. Berkembangnya kegiatan pariwisata di suatu daerah akan memberikan pengaruh dan mendorong pembangunan sektor-sektor lain, khususnya dalam hal memperluas lapangan pekerjaan dan peluang untuk berusaha. Sehubungan dengan pembangunan dan pengembangan pariwisata, maka diperlukan perencanaan secara komprehensif dan terpadu dalam satu sistem Masterplan Pariwisata, sehingga pemerintah mempunyai acuan dalam pembangunan sektor pariwisata maupun program investasi dimasa depan. Adapun beberapa obyek dan daya tarik wisata yang ada dan sudah dikenal di Kabupaten Sumedang, yaitu: 1. Alun-alun Kabupaten Sumedang; 2. Wisata Alam Cipanas Sekarwangi; 3. Wisata Alam Cipanas Cileungsing; 4. Wisata Alam Curug Cinulang 5. Wisata Alam Cadas Pangeran; 6. Wisata Alam Curug Sindulang; 7. Lapangan Golf Giri Gahana; 8. Tahura Palasari Kunci; 9. Bumi Perkemahan Kiara Payung; 10. Wisata Alam Cipanteneun; 11. Kawasan Wisata Kampung Toga. 12. Museum Prabu Geusan Ulun; 13. Makam Pasarean Gede. g. Jaringan Prasarana Jalan Panjang jalan di Kabupaten Sumedang pada Tahun 2013 sepanjang Km yang terdiri atas jalan negara Km, jalan provinsi Km, jalan kabupaten 796,056 Km. Dan jalan desa sepanjang 909,111 Km. Sedangkan kondisi ruas jalan Kabupaten Sumedang pada Tahun 2013 sepanjang Km atau sekitar 22,76% berada pada kondisi rusak berat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel dan di bawah ini. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 29

54 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan NO Tabel Panjang Jalan Dirinci Menurut Status di Kabupaten Sumedang STATUS JALAN 1. Jalan Nasional melewati Kabupaten (Km) 2. Jalan Provinsi melewati Kabupaten (Km) Tahun TAHUN ,196 61,196 61,196 61,196 61, , , , , , Jalan Kabupaten (Km) 796, , , , ,056 Sumber: Profil Daerah Kabupaten Sumedang 2014 Tabel Panjang Jalan Dirinci Menurut Kondisi Jalan di Kabupaten Sumedang Tahun PANJANG JALAN TAHUN NO BERDASARKAN KONDISI Jalan Baik Jalan Sedang Jalan Rusak Sedang Jalan Rusak Berat J u m l a h Sumber: Profil Daerah Kabupaten Sumedang 2014 h. Tempat Ibadah Kehidupan beragama menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sosial sehari-hari. Kehidupan beragama akan semakin baik bila ditunjang oleh tersedianya sarana dan prasarana keagamaan yang baik pula. Pada Tahun 2013 menurut BPS, jumlah sarana peribadatan secara keseluruhan di Kabupaten Sumedang tercatat sebanyak buah. Jumlah sarana ibadah Agama Islam yang terdiri dari mesjid, langgar dan mushola berjumlah buah. Sedangkan untuk sarana ibadah agama lainnya terdiri dari 9 buah Gereja, 2 Kuil/Pura dan 2 buah Vihara. Sarana peribadatan mesjid, langgar dan mushola tersebar hampir merata di seluruh kecamatan, kecuali untuk Gereja hanya ada di kecamatan Sumedang Selatan dan Jatinangor, Vihara ada 2 buah di Kecamatan Jatinangor dan Kuil/Pura berjumlah 2 buah berada di Kecamatan Cimanggung dan Pamulihan. i. Penataan Ruang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sumed ang pada tahun 2012 sudah berbentuk peraturan daerah, yaitu berupa Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang Tahu yang merupakan pedoman untuk pemanfaatan dan pengendalian pemafaatan ruang di Kabupaten Sumedang. Dan pada tahun 2012 juga sudah dilaksanakan sosialisasi baik pada tingkat kecamatan maupun kabupaten namun demikian sosialisasi masih perlu untuk dilaksanakan. Program selanjutnya yang perlu dlaksanakan adalah pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang, sebagaimana dalam proses perencanaan RTRW dalam hal pemanfataan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang memerlukan peran serta masyarakat dan lembaga penataan ruang yang berupa badan koordinasi penataan ruang daerah (BKPRD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 30

55 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan BKPRD memiliki peran penting dalam pelaksanaan prosedur izin pemanfaatan ruang yaitu harus memberikan rekomendasi sebagaimana hasil forum koordinasi BKPRD. Jenis perizinan terdiri atas: a. izin prinsip; b. izin lokasi; c. izin penggunaan pemanfaatan tanah (IPPT); d. izin mendirikan bangunan; dan e. izin lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Muatan Perda No. 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sumedang Tahun terdiri atas: 1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi; 2. Recana Struktur Ruang; 3. Rencana Pola Ruang; 4. Rencana Kawasan Strategis; 5. Arahan Pemanfaatan Ruang; Tujuan dari penataan ruang wilayah Kabupaten Sumedang yaitu Mewujudkan Sumedang sebagai kabupaten agribisnis yang didukung oleh kepariwisataan dan perindustrian secara efektif, berdaya saing dan berkelanjutan. Kawasan Strategis adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup nasional/provinsi/kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi serta sumber daya alam. Kawasan Strategis yang terdapat di Kabupaten Sumedang terdiri atas: 1. Kawasan Strategis Nasional (KSN), terdiri atas : a. Kawasan Pengamatan Dirgantara Tanjungsari dengan sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi tinggi; dan b. Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi. 2. Kawasan Strategis Provinsi (KSP), terdiri atas : a. KSP Koridor Bandung Cirebon; dan b. KSP Pendidikan Jatinangor. 3. Kawasan Strategis Kabupaten (KSK), ditentukan berdasarkan sudut kepentingan : a. Pertumbuhan ekonomi; b. Sosial budaya; dan c. Pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi tinggi. 4. KSK berdasarkan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi terdiri atas : a. Kawasan perkotaan Sumedang; b. Rintisan Kawasan Industri Ujungjaya; c. Kawasan Waduk Jatigede; d. Kawasan Tanjungari dan sekitarnya; e. Kawasan DI Sentig; dan f. Kawasan DI Ujungjaya. 5. KSK berdasarkan sudut kepentingan sosial budaya berupa Kawasan Kampung Sunda yang terletak di kawasan Jatigede Sumedang. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 31

56 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan 6. KSK berdasarkan sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi tinggi terdiri atas : a. Kawasan Gunung Tampomas dan sekitarnya; dan b. Kawasan Agroteknobisnis Sumedang. j. Pemberdayaan Masyarakat Desa Pemberdayaan masyarakat di wilayah pedesaan menjadi hal yang mutlak harus dilakukan karena dengan pemberdayaan masyarakat di wilayah maka ketergantungan masyarakat akan semakin berkurang sekaligus akan langsung memberikan dampak signifikan dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Sumedang karena 80% masyarakat di Kabupaten Sumedang berada di wilayah pedesaan. Program-program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya di Kabupaten Sumedang adalah Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Desa, Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan, Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa, Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban, dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan, Pasca Krisis, Generasi Sehat dan Cerdas, P2SPP/ Sauyunan. k. Penyelenggaraan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Penyelenggaraan pemerintahan di daerah secara faktual dihadapkan pada problematika dan tantangan yang mendasar baik di bidang idiologi, politik, ekonomi, sosial, budaya maupun kerukunan umat beragama serta gangguan ketentraman dan ketertiban. Berdasarkan kondisi umum tersebut dapat melumpuhkan keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya perencanaan program dan kegiatan yang terpadu dalam suatu kebijakan pemerintahan secara terus-menerus dan berkesinambungan yaitu dengan mewujudkan prinsip-prinsip good governance baik secara rutin, berkala maupun berjenjang dan pertangungjawaban kinerja yang berakumulasi serta perencanaan yang jelas, terarah, efektif disertai dengan pengendalian yang teruji dan terukur sehingga program-program pembangunan di Kabupaten Sumedang dapat dicapai secara optimal. Berkaitan dengan pembangunan keamanan dan ketertiban, dapat dikemukakan bahwa kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat merupakan prasyarat utama untuk mendukung keberhasilan berbagai agenda penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Situasi dan kondisi keamanan dan ketertiban di Kabupaten Sumedang relatif kondusif sehingga memberikan dukungan konstruktif bagi stabilitas daerah. Kondisi tersebut terwujud antara lain disebabkan oleh meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap peran dan partisipasi masyarakat itu sendiri. Kesadaran tersebut didorong oleh kebutuhan rasa aman dan nyaman, serta oleh meningkatnya kualitas kesadaran politik rakyat yang lebih matang. Operasionalisasi kegiatan di bidang keamanan dan ketertiban, serta perlindungan masyarakat sebagai komponen dasar dalam sistem pertahanan dan keamanan nasional. l. Pemuda dan Olah Raga Dalam bidang olah raga, prestasi para atlet dari Kabupaten Sumedang cukup membanggakan, dari mulai tingkat provinsi, nasional, Asia Tenggara, bahkan Internasional. Hal ini tentunya tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak baik itu pemerintah, masyarakat khususnya masyarakat olah raga di Kabupaten Sumedang. Dukungan dari masyarakat selama ini tidak terlepas dari meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap dunia olah raga sebagai Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 32

57 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan sarana kesehatan, rekreasi, dan prestasi. Dengan semakin tumbuhnya kesadaran masyarakat ini diharapkan ke depan dapat menunjang peningkatan kapasitas SDM generasi muda dalam berbagai aspek kehidupan Aspek Daya Saing Daerah a. Kemampuan Ekonomi Daerah Kemampuan ekonomi daerah ditunjukkan oleh nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi dalam bentuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB Kabupaten Sumedang berdasarkan harga berlaku Tahun 2013 mencapai Rp ,72 milyar atau meningkat 11,12% dari tahun sebelumnya sebesar Rp ,84 milyar. Kemampuan ekonomi daerah juga dapat ditunjukkan oleh pendapatan perkapita Kabupaten Sumedang pada tahun 2013 yang menunjukan tren stabil walaupun laju pertumbuhannya masih berada di bawah laju pertumbuhan Provinsi Jawa Barat. Secara riil pdrb per kapita Jawa Barat meningkat 4,42 persen pada tahun Di sisi lain secara riil ratarata pdrb per kapita di keenam kabupaten yakni Kabupaten Sumedang, Garut Bandung, Majalengka Indramayu dan Subang meningkat 3,36 persen. Dari keenam kabupaten tersebut posisi Kabupaten Sumedang berada pada posisi di tengah. Sumber daya alam yang ada di Kabupaten Sumedang cukup banyak dan beragam, dengan segala kekayaan alam yang terkandung didalamnya. Hal ini apabila diolah dan dimanfaatkan merupakan sumber ekonomi yang dapat memberikan kontribusi pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu wilayah Kabupaten Sumedang mempunyai lahan pertanian yang cukup luas terdiri atas lahan basah dan lahan kering. Dengan kondisi lahan pertanian seperti itu membawa keunggulan komparatif dalam variasi dan ragam jenis tanaman. Jenis tanaman yang berkembang dipengaruhi oleh budaya pangan lokal yang telah berkembang baik sebagai bahan pangan pokok maupun bahan sampingan. Banyak jenis yang tidak dikembangkan di daerah lain sementara di Kabupaten Sumedang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai komoditas perdagangan. Kabupaten Sumedang telah dieksplorasi mengenai potensi unggulan yang dimiliki oleh masing-masing kecamatan sebagai bagian dari pemetaan proyeksi pembangunan kedepan, dengan memanfaatkan potensi daerah yang ada. potensi unggulan daerah Kabupaten Sumedang dari 26 Kecamatan terperinci dalam tabel berikut : Tabel Potensi Unggulan Tiap Kecamatan No. Kecamatan Jenis Potensi Unggulan 1. Jatinangor 2. Cimanggung 3. Tanjungsari 4. Sukasari Jagung, Sapi Potong, Domba, Ukiran Kayu, Senapan Angin, Tekstil, Padang Golf, Kawasan Perguruan Tinggi serta Perkemahan Kiara Payung. Jagung, Ikan Nila, sapi Perah, Domba, Opak Ketan, serta Curug Sindulang. Jagung, Ikan Lele, Sapi Perah, Domba, Tembakau Rajangan serta Perkemahan Cijambu. Tomat, Sapi Perah, Domba Gaut, Tembakau Rajangan, serta Perkemahan Baru Beureum Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 33

58 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan 5. Pamulihan 6. Rancakalong 7. Sumedang Selatan 8. Sumedang Utara 10. Situraja 11. Cisitu 12. Darmaraja 13. Cibugel 14. Wado Ubi Cilembu, Sapi Perah, Domba, Kerajinan Wayang Golek, Tape Singkong serta Cadas Pangeran Ubi Cilembu, Talas semir, Jagung, Sapi Potong, Sapi Perah, Domba, serta Desa Wisata Ngalaksa. Padi Sawah, Talas semir, Jeruk Cikoneng, Teh Margawindu, Ikan Nila, Ikan Mas, Ikan Lele, Sapi Potong, Tahu Sumedang, Wisata alam Cibingbin, Alun-Alun Sumedang, Kampung Toga, Museum Prabu Geusan Ulun, Makam Cut Nyak Dien, dan Taman Hutan Rakyat Inten Dewata. Talas Semir, Jeruk Cikoneng, Ikan Nila, Ikan Mas, Ikan Lele, Ikan Hias, Sapi Potong, Sapi Perah, Domba, Tahu Sumedang, Sale Pisang, serta Lapangan Pacuan Kuda. Kacang Tanah, Sawo Sukatali, Kayu Mahoni, Ikan Nila, Udang Galah, sapi Potong, Sapi Perah, Domba, Kolam serta Kolam Renang. Kacang Tanah, Sawo Sukatali, Kayu Mahoni, Ikan Mas, Sapi Potong, Sapi Perah, Domba, Gula Aren serta Gunung Lingga. Kacang Tanah, Padi Sawah,Kedelai, Sawo Sukatali, Tembakau, Ikan Nila, Sapi Potong, Domba, serta Kolam Renang Jagung, Tomat, Kayu Manglid, Kayu Suren, Sapi Potong, Domba, Serta Sapi Perah. Jagung, Kayu Mahoni, Ikan Mas, Udang galah, Sapi Potong, Domba, Serta Sapi Perah. 15. Jatinunggal Kedelai, Kayu Jati, Udang Galah dan Gula Aren. 16. Jatigede 17. Tomo 18. Ujungjaya 19. Conggeang 20. Paseh 21. Cimalaka Mangga, Pisang, Kayu Jati, Sapi Potong, Domba, serta Perkemahan Parakankondsang dan Proyek Waduk Jatigede Padi Sawah, Kacang Tanah, Mangga, Tembakau, Domba, Meubeul, serta Situ Sari Kedelai, Mangga, Tembakau, Kayu jati, Ikan Lele, Sapi Potong, serta Domba. Padi Sawah, Salak Bongkok, Mangga, Ikan Nila, Ikan Mas, Ikan Hias, Sapi Potong, Domba,, Meubel, Opak Ketan, Emping Melinjo, Wana wisata Gunung Tampomas, atraksi Kuda Renggong serta Air Panas Conggeang. Salak Bongkok, Kayu Tisuk, Bambu, Sapi Potong, Oncom Pasir Reungit, serta Pemandian. Ikan Mas, Ikan Nila, Sapi Potong, Domba, serta Kolam Renang Cipanteneun. 22. Cisarua Padi Sawah, Jeruk Cikoneng, serta Ikan Mas. 23. Tanjungkerta Padi Sawah, Kencur, Jeruk Cikoneng, Ikan Mas, Ikan Nila, Sapi Potong, serta Domba 24. Tanjungmedar Jagung, Pisang, Kayu Sengon, Sapi Potong, dan Domba. 25. Buahdua Padi Sawah, Pisang, Kayu Jati, Udang Galah, sapi Potong, Kolam renang Cigireng, serta Air Panas Cileungsing. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 34

59 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Kencur, Pisang, Kayu Jati, Kayu Sengon, Sapi Potong, Sapi Perah, 26. Surian Domba dan Gula Aren Sumber : Dari Berbagai Sumber, 2014 b. Iklim Berinvestasi Penanaman modal (investasi) menjadi faktor yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian yang dinamis, baik di tingkat nasional maupun di tingkat regional dan lokal. Hal ini terjadi karena investasi sangat signifikan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya strategis, implementasi dan transfer keahlian dan teknologi, pertumbuhan ekspor dan meningkatkan neraca pembayaran. Upayaupaya yang telah dilakukan untuk menciptakan iklim berinvestasi di Kabupaten Sumedang antara lain : 1. Peningkatan Strategi Daya Pikat Investor, dengan hasil kegiatan adalah tersusunnya peraturan bupati 1 buah dan SK Bupati sebagai peraturan pelaksanaannya. Manfaat kegiatan ini adalah : a. Adanya kepastian hukum bagi para investor yang berminat menanamkan modalnya di Sumedang b. Menciptakan lingkungan usaha yang kondusif di Sumedang c. Meningkatkan daya tarik investasi daerah 2. Penyusunan Feasibility Study Potensi Investasi Unggulan di Kabupaten Sumedang, dengan hasil kegiatan adalah Tersedianya Buku Feasibility Study Potensi Investasi Unggulan Kabupaten Sumedang. Manfaat kegiatan ini adalah : a. Tersedianya data potensi investasi unggulan Kabupaten Sumedang dan hasil analisis kelayakan investasi komoditas unggulan dan komoditas potensi investasi; b. Meningkatkan daya tarik investasi melalui penyediaan data dan informasi yang tepat dan akurat mengenai profil investasi Kabupaten Sumedang dan analisis kelayakan investasi pada beberapa potensi investasi unggulan; c. Dijadikan arah prioritas pembangunan Kabupaten Sumedang untuk dapat dijadikan acuan dalam menentukan investasi usaha bagi stakeholder di Kabupaten Sumedang Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Sumedang yang telah ditetapkan kemudian sasarannya diimplementasikan dalam perencanaan tahunan menunjukkan keberlanjutan dan keberhasilan pencapaian sasaran yang telah dilakukan. Sasaran yang telah ditetapkan diukur dengan indikator kinerja pembangunan yang telah ditetapkan dalam RPJMD untuk kurun waktu 5 tahun. Sasaran pembangunan sebagaimana dimuat dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumedang Tahun adalah sebagai berikut : 1. Terwujudnya kelembagaan pemerintah yang efisien dan efektif; 2. Meningkatnya kualitas SDM aparatur pemerintah; 3. Meningkatnya kualitas pelayanan publik; 4. Terwujudnya perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah yang akuntabel; 5. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan; Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 35

60 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan 6. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pendidikan; 7. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat; 8. Meningkatnya penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan bermasyarakat; 9. Meningkatnya kualitas infrastruktur wilayah dalam mendorong pengembangan wilayah; 10. Terwujudnya infrastrukur di kawasan pengembangan ekonomi baru; 11. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumedang; 12. Meningkatnya pemerataan pendapatan masyarakat; 13. Meningkatnya ketahanan pangan daerah; 14. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup berkelanjutan; 15. Lestarinya nilai-nilai kesundaan. Pada tahun 2015 jumlah program/kegiatan RKPD yang ada di dalam APBD sebanyak 338 program dan kegiatan. Sedangkan dalam RPJMD terdapat 186 program dan 285 indikator program dengan perkiraan tingkat capaian indikator RPJMD 72,99% pada akhir Perkiraan capaian kinerja program/indikator program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD sesuai urusan masing-masing adalah sebagai berikut : a. Urusan Pendidikan dan Kebudayaan Urusan pendidikan dan kebudayaan diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga memiliki 7 program, 29 indikator program, dan 102 kegiatan. Perkiraan Perkiraan tingkat capaian kinerja program mencapai rata-rata 84,77%. Perkiraan tingkat capaian program/indikator program tertinggi sebesar 96,82% yaitu Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dengan indikator program Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI sederajat (100%), sedangkan perkiraan tingkat capaian program/indikator program terendah sebesar 40,00% yaitu Program Pengembangan Nilai Budaya dan Program Pengelolaan Kekayaan Budaya dengan indikator program Persentase peningkatan apresiasi masyarakat terhadap nilai budaya (40%) dan Persentase peningkatan apresiasi masyarakat terhadap karya budaya (40%). Diperkirakan semua indikator program akan mencapai realisasi kumulatif 40% atau lebih sampai dengan akhir Uraian capaian kinerja program/indikator program dan kegiatan urusan pendidikan dan kebudayaan dapat dilihat pada Tabel b. Urusan Kesehatan Urusan Kesehatan diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum memiliki 15 program, 14 indikator program, dan 131 kegiatan. Perkiraan tingkat capaian kinerja program mencapai rata-rata 85,03%. Tingkat capaian program tertinggi sebesar 125% yaitu Program Pengembangan Lingkungan Sehat dengan indikator program Cakupan Desa yg melaksanakan STBM, sedangkan tingkat capaian program/indikator program terendah sebesar 20,00% yaitu Program pengadaan,peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata dengan indikator Jumlah Tempat Tidur. Indikator program dengan kemungkinan tidak mencapai realisasi kumulatif 40% sampai dengan akhir 2015 atau indikator program dengan realisasi kumulatif kurang dari 25% sampai dengan Triwulan I 2015 sebanyak 1 (satu) indikator program yaitu: Jumlah Tempat Tidur. Capaian kinerja program/kegiatan urusan Kesehatan dapat dilihat pada Tabel Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 36

61 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan c. Urusan Pekerjaan Umum Urusan Pekerjaan Umum diselenggarakan oleh Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air memiliki 5 program, 5 indikator program, dan 52 kegiatan. Perkiraan tingkat capaian kinerja program/kegiatan mencapai rata-rata 57,84%. Tingkat capaian program tertinggi sebesar100% yaitu Program Program Pembangunan Sistem Informasi dengan indikator program Ketersediaan data base jalan dan jembatan, sedangkan tingkat capaian program terendah sebesar 0% yaitu Program Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong, Program Pengembangan Data/Informasi ke PU-an, Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah Bidang ke PU-an, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan, Program DAK PU Irigasi, DAK Bidang Infrastruktur Jalan. Indikator program dengan kemungkinan tidak mencapai realisasi kumulatif 40% sampai dengan akhir 2015 atau indikator program dengan realisasi kumulatif kurang dari 25% sampai dengan Triwulan I 2015 sebanyak 2 (dua) indikator program yaitu: Terwujudnya dan terbangunnya peningkatan jalan strategis dan non strategis serta jembatan yang mantap dan Terwujudnya pemeliharaan rutin jalan dan jembatan per tahun dilaksanakan pada 30% total panjang jalan. Uraian capaian kinerja program/kegiatan urusan Pekerjaan Umum dapat dilihat pada Tabel d. Urusan Perumahan Rakyat dan Penataan Ruang; Urusan Perumahan Rakyat dan Penataan Ruang diselenggarakan oleh Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, Perumahan, dan Permukiman dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah memiliki 7 program, 7 indikator program, dan 36 kegiatan. Perkiraan Perkiraan tingkat capaian kinerja program mencapai rata-rata 73,93%. Perkiraan tingkat capaian program/indikator program tertinggi sebesar 85,00% yaitu Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dengan indikator program Ketersediaan rencana tata ruang pada kawasan strategis pada Program Perencanaan Tata Ruang dan Peningkatan kesesuaian pemanfaatan ruang sesuai RTRW pada Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang, sedangkan perkiraan tingkat capaian program/indikator program terendah sebesar 50,00% yaitu Program Lingkungan Sehat Perumahan dengan indikator program Ketersediaan saluran drainase/gorong-gorong di Kawasan IPP. Diperkirakan semua indikator program akan mencapai realisasi kumulatif 40% atau lebih sampai dengan akhir Uraian capaian kinerja program/indikator program dan kegiatan urusan perumahan rakyat dan penataan ruang dapat dilihat pada Tabel e. Urusan Perencanaan Pembangunan dan Statistik Urusan perencanaan pembangunan dan statistik diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah memiliki 7 program, 7 indikator program, dan 36 kegiatan. Perkiraan Perkiraan tingkat capaian kinerja program mencapai rata-rata 78,57%. Perkiraan tingkat capaian indikator program tertinggi sebesar 82,00% yaitu Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dengan indikator program Persentase kesesuaian sasaran rencana menengah daerah dengan realisasi tahunan bidang infrastruktur pada Program Program Perencanaan Pengembangan Kawasan Strategis dan Cepat Tumbuh, sedangkan perkiraan tingkat capaian program/indikator program terendah sebesar 70,00% yaitu Program Kerjasama Pembangunan dengan indikator program Persentase kerjasama pemda dengan perusahaan (CSR) dan perguruan tinggi. Diperkirakan semua indikator program akan mencapai realisasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 37

62 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan kumulatif 40% atau lebih sampai dengan akhir Uraian capaian kinerja program/indikator program dan kegiatan urusan perencanaan pembangunan dan statistik dapat dilihat pada Tabel f. Urusan Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Urusan Perhubungan, Komunikasi dan Informatika diselenggarakan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika memiliki 10 program, 10 indikator program, dan 39 kegiatan. Perkiraan tingkat capaian kinerja program mencapai rata-rata 81,68%. Tingkat capaian program tertinggi sebesar % yaitu Program Kerja sama Informasi dengan Media Massa dengan indikator program Frekuensi pelaksanaan diseminasi informasi Nasional, sedangkan tingkat capaian program/indikator program terendah sebesar 65,75% yaitu Pengembangan Pelayanan komunikasi dan informatika dengan indikator program Pengadaan barang dan jasa melalui LPSE. Diperkirakan semua indikator program akan mencapai realisasi kumulatif 40% atau lebih sampai dengan akhir Uraian capaian kinerja program/kegiatan urusan pendidikan dapat dilihat pada Tabel g. Urusan Lingkungan Hidup Urusan lingkungan hidup diselenggarakan oleh Badan Lingkungan Hidup memiliki 6 program 12 indikator program dan 36 kegiatan. Perkiraan Perkiraan tingkat capaian kinerja program/indikator program mencapai rata-rata 59,67%. Perkiraan tingkat capaian indikator program tertinggi sebesar 130% yaitu indikator program Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran air pada Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, sedangkan perkiraan tingkat capaian indikator program terendah sebesar 0,00% yaitu indikator program Persentase luasan lahan yang telah ditetapkan status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang diinformasikan pada Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup. Terdapat 2 (dua) indikator pada Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup yang tidak memiliki kegiatan yaitu indikator Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran air (tingkat capaian 60%) dan Persentase luasan lahan yang telah ditetapkan status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang diinformasikan (0,00%). Indikator program dengan kemungkinan tidak mencapai realisasi kumulatif 40% sampai dengan akhir 2015 atau indikator program dengan realisasi kumulatif kurang dari 25% sampai dengan Triwulan I 2015 sebanyak 2 (dua) indikator program yaitu: Persentase luasan lahan yang telah ditetapkan status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang diinformasikan (0,00%) dan Jumlah mata air permanen (15,15%). Uraian capaian kinerja program/indikator program dan kegiatan urusan lingkungan hidup dapat dilihat pada Tabel h. Urusan Energi Sumber Daya Mineral, dan Pertanahan Urusan Energi, Sumber Daya Mineral, dan Pertanahan diselenggarakan oleh Dinas Energi, Sumber Daya Mineral, dan Pertanahan memiliki 5 program, 8 indikator program, dan 9 kegiatan. Perkiraan tingkat capaian kinerja program mencapai rata-rata 64,76%. Tingkat capaian program/indikator program tertinggi sebesar 51,49 % yaitu Program Pembinaan dan Pengembangan Ketenagalistrikan dengan indikator program Meningkatnya Keamanan dan Kenyamanan pengguna jalan di malam hari, sedangkan tingkat capaian program/indikator Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 38

63 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan program terendah sebesar 0,01 % yaitu Program Pembinaan dan Pengembangan Ketenagalistrikan dengan indikator program Terlaksananya Pemasangan sambungan Rumah dan Instalasi Rumah Bagi Masyarakat Kabupaten Sumedang. Indikator program dengan kemungkinan tidak mencapai realisasi kumulatif 40% sampai dengan akhir 2015 atau indikator program dengan realisasi kumulatif kurang dari 25% sampai dengan Triwulan I 2015 sebanyak 14 indikator program yaitu: Tersedianya data, informasi dan administrasi pertanahan, Pengendalian dan Monitoring Bidang Pertambangan, Tercapainya Pemetaan Daerah Rawan Bencana Geologi. Uraian capaian kinerja program/kegiatan urusan Energi, Sumber Daya Mineral, dan Pertanahan dapat dilihat pada Tabel i. Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil diselenggarakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil memiliki 1 program 11 kegiatan. Perkiraan tingkat capaian kinerja program/kegiatan mencapai rata-rata 100%. Tingkat capaian program tertinggi sebesar 100% yaitu Program Penataan Administrasi Kependudukan dengan indikator program Penduduk bernomor induk kependudukan (NIK) Nasional, Diperkirakan semua indikator program akan mencapai realisasi kumulatif 40% atau lebih sampai dengan akhir Uraian capaian kinerja program/kegiatan urusan kependudukan dan pencatatan sipil dapat dilihat pada Tabel j. Urusan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan Perempuan Urusan pemberdayaan masyarakat, pemerintahan desa, keluarga berencana, dan pemberdayaan perempuan diselenggarakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan memiliki 24 program, 17 indikator program, dan 183 kegiatan. Perkiraan tingkat capaian kinerja indikator program mencapai rata-rata 83,31%. Perkiraan tingkat capaian indikator program tertinggi sebesar 186,67% yaitu indikator program Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber-kb tidak terpenuhi (unmet need) 5% pada Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan KB-KR yang Mandiri, sedangkan perkiraan tingkat capaian indikator program terendah sebesar 40,00% yaitu indikator program Frekuensi Fasilitasi peningkatan Kapasitas Lembaga Kemasyarakatan pada Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan, Frekuensi Fasilitasi kegotongroyongan pada Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa, dan Pemasyarakatan teknologi Tepat Guna, Perilaku Hidup Sehat, dan Lingkungan Yang Bersih pada Program Peningkatan Keberdayaan Lembaga Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat Perdesaan. Diperkirakan semua indikator program akan mencapai realisasi kumulatif 40% atau lebih sampai dengan akhir Uraian capaian kinerja program/indikator program dan kegiatan urusan pemberdayaan masyarakat, pemerintah desa, dan perempuan, keluarga berencana, dan keluarga sejahtera dapat dilihat pada Tabel m. Urusan Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi; Urusan Sosial diselenggarakan oleh Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja memiliki 12 program, 15 indikator program, dan 75 kegiatan. Perkiraan tingkat capaian kinerja program mencapai rata-rata 83,63% Tingkat capaian program/indikator program tertinggi sebesar 100% Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 39

64 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan yaitu Program Peningkatan Kesempatan Kerja dengan indikator program Besaran Pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan, sedangkan tingkat capaian program/indikator program terendah sebesar 20% yaitu Program Pemberdayaan fakir Miskin Komunitas Adaty Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dengan indikator program Persentase PMKS skala Kabupaten Sumedang yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar. Indikator program dengan kemungkinan tidak mencapai realisasi kumulatif 40% sampai dengan akhir 2015 atau indikator program dengan realisasi kumulatif kurang dari 25% sampai dengan Triwulan I 2015 sebanyak 1 indikator program yaitu: Persentase PMKS skala Kabupaten Sumedang yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar. Uraian capaian kinerja program/kegiatan urusan Sosial dapat dilihat pada Tabel n. Urusan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Urusan penanaman modal dan pelayanan perijinan diselenggarakan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan memiliki 4 program, 7 indikator program, dan 8 kegiatan. Perkiraan Perkiraan tingkat capaian kinerja program/indikator program mencapai ratarata 56,67%. Perkiraan tingkat capaian indikator program tertinggi sebesar 100% yaitu indikator program Terlaksananya kegiatan penanaman modal yang sesuai dengan hak. kewajiban dan tanggungjawab penanaman modal dan Tersusunnya dokumen basis data potensi daerah, dokumen daya tarik daerah, dokumen strategi pemikat investor dan dokumen prosedur investasi pada Program Peningkatan Iklim Investasi dan realisasi Investasi dan indikator program Terselenggaranya pelayanan perijinan dan non perijinan penanaman modal pada Program Peningkatan Pelayanan Perizinan, sedangkan perkiraan tingkat capaian indikator program terendah sebesar 20,00% yaitu indikator program Terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi penanam modal memperkuat daya saing perekonomian dan mempercepat peningkatan penanaman modal pada Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi dan Peningkatan pengetahuan masyarakat, dunia usaha dalam bidang penanaman modal pada Program Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan Prasarana Daerah. Indikator program dengan kemungkinan tidak mencapai realisasi kumulatif 40% sampai dengan akhir 2015 atau indikator program dengan realisasi kumulatif kurang dari 25% sampai dengan Triwulan I 2015 sebanyak 2 (dua) indikator program yaitu: Terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi penanam modal memperkuat daya saing perekonomian dan mempercepat peningkatan penanaman modal (20,00%) dan Peningkatan pengetahuan masyarakat, dunia usaha dalam bidang penanaman modal (20,00%). Uraian capaian kinerja program/indikator program dan kegiatan urusan penanaman modal dan pelayanan perijinan dapat dilihat pada Tabel o. Urusan Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Urusan Pariwisata, Pemuda dan Olahraga diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga memiliki 4 program 35 kegiatan. Perkiraan tingkat capaian kinerja program mencapai rata-rata 50,63%. Tingkat capaian program tertinggi sebesar 50,63% yaitu Program Pengembangan Destinasi Parawisata dengan indikator Persentase Peningkatan Destinasi Wisata Unggulan, sedangkan tingkat capaian program/indikator program terendah sebesar 40,00% yaitu Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan dengan indikator program Presentase Peningkatan Partisipasi Pemuda Dalam Pembangunan dan Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga dengan indikator program Persentase Peningkatan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 40

65 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Partisipasi Masyarakat Dalam berolahraga. Diperkirakan semua indikator program akan mencapai realisasi kumulatif 40% atau lebih sampai dengan akhir Uraian capaian kinerja program/kegiatan urusan Pariwisata, Pemuda dan Olahraga dapat dilihat pada Tabel p. Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri; Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri diselenggarakan oleh Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik memiliki 2 program, 4 indikator pogram, dan 17 kegiatan. Perkiraan tingkat capaian kinerja program mencapai rata-rata 100%. Tingkat capaian program/indikator program tertinggi sebesar 100 % yaitu Program Pendidikan Politik Masyarakat dengan indikator program Terlaksananya kegiatan kemitraan parpol tentang partai politik, sedangkan tingkat capaian program/indikator program terendah sebesar 2,5% yaitu Program Bimbingan Teknis Pendidikan Wawasan Kebangsaan dengan indikator program Terlaksananya aktivitas operasional kemitraan intelijen daerah. Indikator program dengan kemungkinan tidak mencapai realisasi kumulatif 40% sampai dengan akhir 2015 atau indikator program dengan realisasi kumulatif kurang dari 25% sampai dengan Triwulan I 2015 sebanyak 4 indikator program yaitu: Terlaksananya aktivitas operasional kemitraan intelijen daerah, Terlaksananya validasi data dan pemantauan kegiatan aktivitas ormas, LSm, yayasan dan paguyuban, Terlaksananya fasilitasi pemberian rekomendasi hibah dan bansos, Terlaksananya kegiatan Bimbingan Teknis Sistem Administrasi Parpol. Uraian capaian kinerja program/kegiatan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dapat dilihat pada Tabel q. Urusan Pemerintahan Umum Urusan Pemerintahan Umum diselenggarakan oleh Sekretariat Daerah memiliki 5 program, 5 indikator program, dan 69 kegiatan. Perkiraan tingkat capaian kinerja program/kegiatan mencapai rata-rata 99,65%. Tingkat capaian program tertinggi sebesar 100% yaitu Program Peningkatan Kualitas Kebijakan Manajemen Pemerintahan dengan indikator program Persentase kualitas kebijakan manajemen pemerintahan, sedangkan tingkat capaian program terendah sebesar 75% yaitu Kesepakatan kerjasama yang ditindaklanjuti ke dalam perjanjian kerjasama Diperkirakan semua indikator program akan mencapai realisasi kumulatif 40% atau lebih sampai dengan akhir 2015.Uraian capaian kinerja program/kegiatan urusan Pengendalian Pembangunan dapat dilihat pada Tabel r. Urusan Otonomi Daerah Urusan Otonomi Daerah diselenggarakan oleh Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah memiliki 1 program, 3 indikator program, dan 20 kegiatan. Perkiraan tingkat capaian kinerja program mencapai rata-rata 99%. Tingkat capaian program tertinggi sebesar 100% yaitu Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah dengan indikator program Ketercapaian fungsi pengawasan DPRD, sedangkan tingkat capaian program/indikator program terendah sebesar 4 % yaitu Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah dengan indikator program Terlaksananya Rekrutmen Pegawai. Diperkirakan semua indikator program akan mencapai realisasi kumulatif 40% atau lebih sampai dengan akhir Uraian capaian kinerja program/kegiatan urusan Otonomi Daerah dapat dilihat pada Tabel Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 41

66 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan s. Urusan Pengelolaan Keuangan dan Aset Urusan Pengelolaan Keuangan dan Aset diselenggarakan oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset memiliki 2 (dua) program 49 kegiatan. Perkiraan tingkat capaian kinerja program/kegiatan mencapai rata-rata 75,00%. Tingkat capaian program tertinggi sebesar 100% yaitu yaitu Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan indikator program Tersedianya data dan informasi keuangan, sedangkan tingkat capaian program terendah sebesar 50,00% Program Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuanan Kabupaten dengan indikator program Tersedianya data APBD hasil Evaluasi. Diperkirakan semua indikator program akan mencapai realisasi kumulatif 40% atau lebih sampai dengan akhir Uraian capaian kinerja program/kegiatan urusan Pengelolaan Keuangan dan Aset dapat dilihat pada Tabel t. Urusan Pendapatan Daerah Urusan Pendapatan Daerah diselenggarakan oleh Dinas Pendapatan memiliki 1 program 33 kegiatan. Perkiraan tingkat capaian kinerja program mencapai rata-rata 96,09% yaitu Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan indikator program Rasio APBD terhadap PDRB. Diperkirakan semua indikator program akan mencapai realisasi kumulatif 40% atau lebih sampai dengan akhir Uraian capaian kinerja program/kegiatan urusan Pendapatan Daerah dapat dilihat pada Tabel u. Urusan Kepegawaian Urusan kepegawaian diselenggarakan oleh Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan memiliki 5 program, 9 indikator program, dan 15 kegiatan. Perkiraan Perkiraan tingkat capaian kinerja program mencapai rata-rata 50,25%. Perkiraan tingkat capaian program tertinggi sebesar 100% yaitu Program Pengembangan Data/Informasi dengan indikator program Tersedianya Database Pegawai, sedangkan perkiraan tingkat capaian program/indikator program terendah sebesar 20% yaitu Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan indikator program Terlaksananya Rekrutmen Pegawai. Indikator program dengan kemungkinan tidak mencapai realisasi kumulatif 40% sampai dengan akhir 2015 atau indikator program dengan realisasi kumulatif kurang dari 25% sampai dengan Triwulan I 2015 sebanyak 2 indikator program yaitu: Terlaksananya Rekrutmen Pegawai (20%), Ketersediaan Pendukung Kediklatan (21,5%). Uraian capaian kinerja program/indikator program dan kegiatan urusan kepegawaian dapat dilihat pada Tabel v. Urusan Arsip dan Perpustakaan Urusan Arsip dan Perpustakaan diselenggarakan oleh Kantor Arsip Dan Perpustakan Daerah memiliki 8 program, 10 indikator program, dan 28 kegiatan. Perkiraan tingkat capaian kinerja program mencapai rata-rata 96 %. Tingkat capaian program/indikator program tertinggi sebesar 100 % yaitu Program Perbaikan sistem administrasi kearsipan dengan indikator program Ketersediaan Peraturan Bupati tentang Tata Kearsipan sedangkan tingkat capaian program/indikator program terendah sebesar 20 % yaitu Program Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya aparatur pengelola kearsipan dengan indikator program Ketersediaan jumlah arsiparis/pengelola arsip. Indikator program dengan kemungkinan tidak mencapai realisasi kumulatif 40% sampai dengan akhir 2015 atau indikator program dengan realisasi kumulatif kurang dari 25% sampai dengan Triwulan I 2015 sebanyak 3 indikator program yaitu: Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 42

67 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Tersedianya sarana dan prasarana perpustakaan daerah dan msyarakat, Tersedianya bahan pustaka untuk perpustakaan daerah, perpustakaan kelilingdan perpustakaan msyarakat, Ketersediaan jumlah arsiparis/pengelola arsip. Uraian capaian kinerja program/kegiatan urusan Arsip dan Perpustakaan dapat dilihat pada tabel di Lampiran w. Urusan Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat Urusan Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat diselenggarakan oleh Kantor Satuan Polisi Pamong Praja memiliki 5 program, 6 indikator, dan 18 kegiatan. Perkiraan tingkat capaian kinerja program mencapai rata-rata 95%. Tingkat capaian program/indikator program tertinggi sebesar 82% yaitu Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal dengan indikator program Cakupan Patroli Siaga Ketertiban Umum dan Ketentraman masyarakat (3 x patroli dalam 1 hari), sedangkan tingkat capaian program/indikator program terendah sebesar 25 % yaitu Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal dengan indikator program Penertiban, Pengendalian dan Pengawasan Orang Sakit Jiwa, Gelandangan dan Pengemis. Indikator program dengan kemungkinan tidak mencapai realisasi kumulatif 40% sampai dengan akhir 2015 atau indikator program dengan realisasi kumulatif kurang dari 25% sampai dengan Triwulan I 2015 sebanyak 2 (dua) indikator program yaitu: Penertiban, Pengendalian dan Pengawasan Orang Sakit Jiwa, Gelandangan dan Pengemis dan Optimalisasi Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di Kabupaten Sumedang. Uraian capaian kinerja program/kegiatan urusan Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat dapat dilihat pada tabel di Lampiran x. Urusan Pengawasan Urusan Pengawasan diselenggarakan oleh Badan Inpektorat memiliki 3 program, 3 indikator program, dan 19 kegiatan. Perkiraan tingkat capaian kinerja program mencapai ratarata 90 %. Tingkat capaian program/indikator program tertinggi sebesar 100 % yaitu Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan indikator program Menurunnya jumlah temuan terhadap ketaatan dan sistem pengendalian intern, sedangkan tingkat capaian program/indikator program terendah sebesar 20 % yaitu Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan dengan indikator program Meningkatnya profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan. Indikator program dengan kemungkinan tidak mencapai realisasi kumulatif 40% sampai dengan akhir 2015 atau indikator program dengan realisasi kumulatif kurang dari 25% sampai dengan Triwulan I 2015 sebanyak 1 indikator program yaitu: Meningkatnya profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan Uraian capaian kinerja program/kegiatan urusan Pengawasan dapat dilihat pada tabel di Lampiran y. Urusan Ketahanan Pangan Urusan Ketahanan Pangan diselenggarakan oleh Kantor Ketahanan Pangan memiliki 1 program, 7 indikator program, dan 23 kegiatan. Perkiraan tingkat capaian kinerja program mencapai rata-rata 86,80%. Perkiraan tingkat capaian indikator program tertinggi sebesar 98,36% yaitu indikator program Prosentase Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan di Daerah pada Program Peningkatan ketahanan pangan masyarakat sedangkan tingkat capaian indikator program terendah sebesar 75,19% yaitu indikator program Persentase Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 43

68 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Penguatan Pangan pada program yang sama. Diperkirakan semua indikator program akan mencapai realisasi kumulatif 40% atau lebih sampai dengan akhir Uraian capaian kinerja program/kegiatan urusan Pangan dapat dilihat pada Tabel z. Urusan Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Urusan Pertanian, Peternakan, dan Perikanan diselenggarakan oleh Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan memiliki 16 program, 25 indikator program, dan 110 kegiatan. Perkiraan tingkat capaian kinerja program mencapai rata-rata 76,41%. Perkiraan tingkat capaian indikator program tertinggi sebesar 120% yaitu indikator program Jumlah aparatur / pelaku usaha peternakan dan perikanan yang mengikuti pelatihan teknis/magang pada Program Peningkatan kapasitas sumber daya manusia peternakan dan perikanan sedangkan tingkat capaian indikator program terendah sebesar 20,00% yaitu indikator program Persentase peningkatan sarana prasarana produksi perikanan pada program Program Peningkatan sarana dan prasarana bidang perikanan, Persentase peningkatan sarana dan prasarana bidang peternakan pada Program Peningkatan sarana dan prasarana bidang peternakan, dan Peningkatan kualitas produk olahan peternakan pada Program Peningkatan pengelolaan hasil produksi peternakan. Indikator program dengan kemungkinan tidak mencapai realisasi kumulatif 40% sampai dengan akhir 2015 atau indikator program dengan realisasi kumulatif kurang dari 25% sampai dengan Triwulan I 2015 sebanyak 7 (tujuh) indikator program yaitu: Persentase peningkatan sarana prasarana produksi perikanan pada program Program Peningkatan sarana dan prasarana bidang perikanan, Persentase peningkatan sarana dan prasarana bidang peternakan pada Program Peningkatan sarana dan prasarana bidang peternakan, Peningkatan kualitas produk olahan peternakan pada Program Peningkatan pengelolaan hasil produksi peternakan masing-masing dengan tingkat capaian 20,00%,, Jaringan Irigasi Perdesaan (37,4%), Jalan Usaha Tani (38,00%), Telur (38,92%), dan Susu (33,68%). Uraian capaian kinerja program/kegiatan urusan Pertanian, Peternakan, dan Perikanan diselenggarakan oleh Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan dapat dilihat pada Tabel aa. Urusan Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Urusan Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah diselenggarakan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah memiliki 8 program, 16 indikator program, dan 69 kegiatan. Perkiraan tingkat capaian kinerja indikator program mencapai rata-rata 52,83%. Perkiraan tingkat capaian indikator program tertinggi sebesar 100% pada 4 indikator program yaitu indikator program Terlaksananya sistem resi gudang untuk komoditi unggulan daerah pada Program Peningkatan Efesiensi Perdagangan dalam negeri, Pengembangan sistem dan jaringan informasi Perindustrian pada Program Pengembangan Sentra- Sentra Industri Potensial, Peningkatan jumlah usaha Industri yang menggunakan teknologi pada Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri, dan Sinkronisasi kebijakan Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan pada Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan. Sedangkan tingkat capaian indikator program terendah sebesar 18,18% yaitu indikator program Meningkatnya kualitas SDM pengelola dan pedagang Pasar Tradisional pada Program Peningkatan Efesiensi Perdagangan dalam negeri. Indikator program dengan kemungkinan tidak mencapai realisasi kumulatif 40% sampai dengan akhir 2015 atau indikator program Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 44

69 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan dengan realisasi kumulatif kurang dari 25% sampai dengan Triwulan I 2015 sebanyak 12 (tujuh) indikator program yaitu: Meningkatnya Kualitas Pemasaran dan jaringan usaha UKM yang kompetitif (20,00%), Terwujudnya fasilitasi bantuan permodalan dan sarana usaha KUMKM (20,00), Meningkatnya kualitas SDM KUMKM berbasis sumber daya lokal (20,00%), Meningkatnya Kualitas Kelembagaan Jatidiri Koperasi dan Akses Kemitraan Koperasi (19,94%), Meningkatnya Jaringan Usaha. kemitraan dan fasilitasi PIRT dan Halal (20,00%),, Terciptanya akselerasi pasar yang kuat bagi KUMKM (20,00), Bertambahnya Jumlah promosi dan Pemasaran Produk Unggulan (25,00%), Meningkatnya kualitas SDM pengelola dan pedagang Pasar Tradisional (18,18%), Meningkatnya kualitas SDM pengelola dan pedagang Pasar Tradisional (33,33%), ju mlah pedagang kaki lima dan asongan yang tertata (20,00%), Peningkatan jumlah IKM yang dilatih dalam pengelolaan usaha dan legalitas usaha (32,00%), Peningkatan pengusaha industri dan perdagangan di Kabupaten Sumedang yang menguasai prosedur ekspor dan impor (20,00%). Uraian capaian kinerja program/kegiatan urusan Pangan dapat dilihat pada Tabel bb. Urusan Kehutanan dan Perkebunan Urusan Kehutanan dan Perkebunan diselenggarakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan memiliki 7 program 37 kegiatan. Perkiraan tingkat capaian kinerja program/kegiatan mencapai rata-rata 35.30%. Tingkat capaian program tertinggi sebesar 46.85% yaitu Program Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan, dengan indikator program Peningkatan lahan produktif perkebunan sedangkan tingkat capaian program terendah sebesar 13.08% yaitu Program Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan dengan indikator program Jumlah kelompok usaha aneka Hasil Hutan Non Kayu. Indikator program dengan kemungkinan tidak mencapai realisasi kumulatif 40% sampai dengan akhir 2015 atau indikator program dengan realisasi kumulatif kurang dari 25% sampai dengan Triwulan I 2015 sebanyak 3 indikator program yaitu: Jumlah kelompok usaha aneka Hasil Hutan Non Kayu, Persentase Luasan Kawasan Hutan minimal yakni 30% dari luas wilayah, dan Ketersediaan sarana prasarana dan infrastruktur perkebunan. Uraian capaian kinerja program/kegiatan urusan Kehutanan dan Perkebunan dapat dilihat pada Tabel Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 45

70 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Tabel Capaian Kinerja RPJMD Tahun NO SKPD Jumlah Program Jumlah Indikator Capaian RPJMD 1 Sekretariat DPRD Sekretaris Daerah D I N A S 3 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Kesehatan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Dinas Energi, Sumber Daya Mineral dan Pertanahan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan Dinas Pendapatan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Dinas Kehutanan dan Perkebunan B A D A N 16 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Badan Lingkungan Hidup Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset K A N T O R 23 Inspektorat Rumah Sakit Umum Daerah Satuan Polisi Pamong Praja Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kantor Ketahanan Pangan Kantor Arsip dan Perpustakaan Akademi Keperawatan Jumlah / Rata-rata Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tahun 2014 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 46

71 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Secara umum capaian indikator kinerja yang sudah ditargetkan dalam RPJMD pada tahun kedua/triwulan I Tahun ,99 %. Dari tabel diatas secara keseluruhan RPJMD memuat 285 Indikator dan 186 Program. Target capaian tahun 2015 tergantung kemampuan dalam menyelesaikan beberapa permasalahan sebagaimana dijelaskan pada Sub Bab Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan Pencapaian Sasaran Pembangunan Daerah Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan Triwulan I Tahun 2015 di Kabupaten Sumedang, sesuai dengan Sasaran-sasaran RPJMD Tahun yang harus dicapai adalah sebagai berikut: 1. Terwujudnya kelembagaan pemerintah yang efisien dan efektif Permasalahan dalam mewujudkan kelembagaan pemerintah yang efisien dan efektif adalah: a. Belum optimalnya peran dan fungsi kelembagaan pemerintah daerah, kecamatan, kelurahan dan desa, antara lain dalam pelaksanaan urusan pemerintahan; b. Kurangnya Pemahaman dan Implementasi dari fungsi kelembagaan pemerintah serta kriterianya. Akibatnya, terjadi kekurang jelasan tugas dan tanggung jawab instansi pemerintah. Inefisiensi, kelambatan, ketidakmerataan pelayanan dan fasilitas sosial; c. Pemerintah memiliki keterbatasan sumber pendapatan dalam membiayai pelayanan dan pembangunan secara menyeluruh; d. Mata rantai birokrasi yang terlalu panjang yang menyebabkan fungsi kelembagaan pemerintah yang kurang efisien dan efektif; e. Sistem kelembagaan yang masih kurang dalam mewujudkan Good Governance dan Clean Government. 2. Meningkatnya kualitas SDM aparatur pemerintah Permasalahan dalam meningkatkan kualitas SDM aparatur pemerintah antara lain : a. Masih rendahnya biaya peningkatan kualitas SDM aparatur; b. Kurangnya sarana prasarana peningkatan kualitas SDM aparatur; c. Belum diterapkannya sistem Reward and Punishment aparatur; d. Sistem penempatan aparatur yang belum sesuai dengan kapasitas dan beban kerja; e. Upaya peningkatan perbaikan kesejahteraan aparatur di daerah belum terealisasi secara nyata sesuai dengan beban kerja. 3. Meningkatnya kualitas pelayanan publik Permasalahan dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik: a. Kurangnya SDM dalam manajemen pelayanan publik (kualitas dan kuantitasnya); b. Kurangnya sarana dan prasanara pendukung dalam upaya peningkatan pelayanan puklik; c. Belum optimalnya Standar Operasional Pelaksanaan pelayanan publik; d. Manajemen pelayanan. Sampai sejauh ini, belum ada kesepakatan tentang pelembagaan fungsi pemerintah serta kriterianya. Akibatnya, terjadi kekaburan tugas dan tanggung jawab instansi pemerintah. Inefisiensi, kelambatan, ketidakmerataan pelayanan dan fasilitas sosial; e. Masalah keuangan pemerintah. Pemerintah memiliki keterbatasan sumber pendapatan dalam membiayai pelayanan dan pembangunan secara menyeluruh. Pemerintah pun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 47

72 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan dipaksa untuk mencari solusi alternatif. Salah satunya melalui peningkatan partisipasi dan kerjasama dengan pihak swasta dalam pengadaan pelayanan. Untuk itu dibutuhkan sikap birokrasi yang proaktif dan bukannya reaktif, yang masih merupakan kecenderungan perilaku birokrasi saat ini; f. Masalah radius pelayanan. Banyaknya jenis pelayanan, berdampak menyulitkan administrasi pelayanan dan koordinasi pembangunan; g. Masalah profesionalisme dalam sikap, managerial, teknis dan administratif. Masalahmasalah ini berdampak pada perilaku aparat yang lambat, terutama dalam mengikuti perkembangan teknologi, e-governement, paperless, efisiensi kerja, serta pola kerja yang kompetitif. Pemerintahpun cenderung sulit untuk menggerakkan partisipasi masyarakat serta menciptakan iklim yang kondusif guna merangsang peran swasta dalam penyediaan pelayanan yang tidak dapat dipenuhi sendiri oleh pemerintah. 4. Terwujudnya perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah yang akuntabel Permasalahan dalam Mewujudkan perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah yang akuntabel : a. Belum optimalnya kesesuaian antara Dokumen Perencanaan RPJPD, RPJMD, RKPD dan Dokumen Perencanaan Lainnya; b. Belum optimalnya sinergitas perencanaan Nasional, Provinsi dan Kabupaten. 5. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan Permasalahan dalam Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan: a. Kurangnya peranserta masyarakat terhadap pemeliharaan infrastruktur bidang sumber daya air, bidang kebinamargaan serta keciptakaryaan yang sudah terbangun; b. Belum optimalnya jalinan kemitraan pemerintah daerah dengan masyarakat dan dunia usaha dalam penyediaan dan pemeliharaan infrastruktur daerah. 6. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pendidikan Masalah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Sumedang : a. Belum meratanya tenaga pendidik baik jumlah maupun kualifikasinya; b. Masih terbatasnya anggaran untuk penyelenggaraan pendidikan; c. Masih terbatasnya sarana prasarana pendidikan; d. Peran serta masyarakat, apresiasi masyarakat terhadap pendidikan khususnya jenjang SMA/SMK/MA masih perlu peningkatan. Hal ini terkait dengan tingkat kemampuan ekonomi masyarakat; e. Belum optimalnya relevansi pendidikan; f. Masih terbatasnya peranan dunia swasta dalam penyelengaraan pendidikan. 7. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Masalah dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Sumedang : a. Belum optimalnya pencapaian upaya kesehatan sesuai dengan SPM, MDGs Bidang kesehatan; b. Belum terlindunginya masyarakat secara maksimal terhadap beban pembiayaan kesehatan; Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 48

73 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan c. Belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas, serta penyebaran sumberdaya manusia kesehatan, dan belum optimalnya dukungan kerangka regulasi ketenagaan kesehatan; d. Masih terbatasnya keterjangkauan masyarakat terhadap sarana pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan standar yang ada, terutama untuk daerah-daerah beresiko (rawan bencana, kawasan industri, daerah wisata, daerah yang terkena pembangunan Waduk, dan lain-lain); e. Masih belum optimalnya dukungan manajemen kesehatan terhadap peningkatan upaya kesehatan secara menyeluruh; f. Masih terbatasnya peranan dunia swasta dalam pembangunan kesehatan. 8. Meningkatnya penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan bermasyarakat Masalah dalam Meningkatkan penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan bermasyarakat: a. Belum intensifnya upaya-upaya peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan nilainilai agama dalam kehidupan sehari-hari. 9. Meningkatnya kualitas infrastruktur wilayah dalam mendorong pengembangan wilayah Masalah dalam Meningkatkan kualitas infrastruktur wilayah dalam mendorong pengembangan wilayah: a. Sarana infrastruktur yang dimiliki Sumedang sebagai salah satu aspek dalam peningkatan investasi masih kurang memadai; b. Kurangnya peranserta masyarakat terhadap pemeliharaan infrastruktur bidang sumber daya air, bidang kebinamargaan serta keciptakaryaan yang sudah terbangun; c. Terbatasnya alokasi anggaran untuk penyediaan infrastruktur. 10. Terwujudnya infrastrukur di kawasan pengembangan ekonomi baru Masalah dalam mewujudkan infrastrukur di kawasan pengembangan ekonomi baru: a. Masih belum optimalnya upaya peningkatan penyediaan sarana prasarana dan infrastruktur di kawasan pengembangan ekonomi; b. Belum optimalnya jalinan kemitraan pemerintah daerah dengan masyarakat dan dunia usaha dalam penyediaan dan pemeliharaan infrastruktur daerah. 11. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumedang Masalah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumedang: a. Masih rendahnya produktivitas dan daya beli masyarakat melalui penguatan kelembagaan ekonomi rakyat; b. Sumber daya manusia pengelola dan pembina masih menjadi kendala dalam pembinaan KUMKM; c. Sebagian besar produk KUMKM belum mampu bersaing di pasaran yang lebih luas, misalnya di tingkat regional dan nasional; d. Kerjasama antara KUMKM dengan KUMKM dan lembaga-lembaga lain belum dibangun dengan baik dalam rangka menghadapi akses pasar yang lebih luas dan tantangan global dan peningkatan permodalan; e. Belum adanya upaya akselerasi peningkatan produktivitas lembaga ekonomi rakyat (UMKM); Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 49

74 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan f. Belum optimalnya langkah-langkah kreatif untuk menggali potensi dan pengembangan investasi kepariwisataan daerah; g. Masih kurangnya upaya pengembangan industri kecil dan menengah yang berbasis potensi unggulan daerah; h. Belum optimalnya pembentukan dan pengembangan lembaga keuangan desa. 12. Meningkatnya pemerataan pendapatan masyarakat Masalah dalam Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat: a. Masih terbatasnya lapangan kerja baik di perkotaan maupun di perdesaan; b. Belum sinerginya upaya-upaya peningkatan kesejahteraan petani, buruh dan masyarakat miskin lainnya. 13. Meningkatnya ketahanan pangan daerah Masalah dalam Meningkatkan ketahanan pangan daerah: a. Masih belum terkendalinya alih fungsi lahan pertanian (sawah) sehingga menghambat upaya peningkatan produksi beras; b. Dalam upaya peningkatan produksi dan stok kedele masih belum mencapai target disebabkan selain belum terkendalinya alih fungsi lahan pertanian, juga produktivitas tanaman kedele lokal masih rendah; c. Masih belum optimalnya upaya peningkatan penyediaan sarana prasarana dan infrastruktur pertanian. 14. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup berkelanjutan Masalah dalam Meningkatkan kualitas lingkungan hidup berkelanjutan: a. Belum adanya payung hukum atau peraturan perundang-undangan di daerah dalam rangka optimalisasi Pengendalian, Pencemaran dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup; b. Pertumbuhan prasarana dan sarana dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia; c. Masih terbatasnya bibit dalam rangka rehabilitasi lahan kritis dan penghijauan lingkungan; d. Kurangnya peran serta masyarakat di dalam pelestaraian lingkungan hidup. 15. Lestarinya nilai-nilai kesundaan Masalah dalam melestarikan nilai-nilai kesundaan: a. Belum intensifnya upaya-upaya peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan nilainilai budaya daerah sebagai spirit pelaksanaan pembangunan daerah; b. Belum optimalnya keberpihakan pihak swasta dalam mengelola dan melestarikan nilai kesundaan Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah Penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Permasalahan yang dihadapi dalam perencanaan pembangunan Tahun 2016 di Kabupaten Sumedang adalah dengan diberlakukannya UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah berdasarkan urusan pemerintah daerah sebagai pengganti Undang- Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 50

75 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Undang No 32 Tahun Hal ini sedikit berbeda dengan urusan pemerintahan yang telah dituangkan dalam RPJMD Kabupaten Sumedang, sehingga penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah harus disesuaikan dengan UU yang baru. Dalam UU No. 23 Tahun 2014 urusan pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum. Urusan pemerintahan absolut adalah Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat. Urusan pemerintahan umum adalah Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan. Urusan pemerintahan konkuren adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat, Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota. Urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke Daerah menjadi dasar pelaksanaan Otonomi Daerah. Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan Daerah terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan. Urusan Pemerintahan Wajib terdiri atas Urusan Pemerintahan yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan yang Tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar. Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar adalah Urusan Pemerintahan Wajib yang sebagian substansinya merupakan Pelayanan Dasar. Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar meliputi: a. pendidikan; b. kesehatan; c. pekerjaan umum dan penataan ruang; d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman; e. ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat; dan f. sosial Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar meliputi: a. tenaga kerja; b. pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak; c. pangan; d. pertanahan; e. lingkungan hidup; f. administrasi kependudukan dan pencatatan sipil; g. pemberdayaan masyarakat dan Desa; h. pengendalian penduduk dan keluarga berencana; i. perhubungan; j. komunikasi dan informatika; k. koperasi, usaha kecil, dan menengah penanaman modal; l. kepemudaan dan olah raga; m. statistik; Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 51

76 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan n. persandian; o. kebudayaan; p. perpustakaan; dan q. kearsipan Urusan Pemerintahan Pilihan meliputi: a. kelautan dan perikanan; b. pariwisata; c. pertanian; d. kehutanan; e. energi dan sumber daya mineral; f. perdagangan; g. perindustrian; dan h. transmigrasi Permasalahan yang dihadapi pada pelaksanaan pembangunan Tahun 2014 di Kabupaten Sumedang berdasarkan urusan pemerintah daerah adalah sebagai berikut : 1. Urusan Pendidikan a. Belum seluruhnya SMA/SMK menerapkan kebijakan bebas biaya pendidikan; b. Belum adanya korelasi positif antara kebijakan sertifikasi guru dengan kualitas pendidik; c. Masih Rendahnya mutu pendidikan; d. Apresiasi masyarakat terhadap pendidikan khususnya jenjang SMA/SMK/MA masih perlu peningkatan. Hal ini terkait dengan tingkat kemampuan ekonomi masyarakat; e. Belum meratanya kesempatan pendidikan; f. Belum optimalnya relevansi pendidikan dengan lapangan pekerjaan; g. Belum adanya penyiapan tenaga terdidik dalam menghadapi peluang lapangan kerja. 2. Urusan Kesehatan a. Belum optimalnya pencapaian upaya kesehatan sesuai dengan SPM, MDGs Bidang kesehatan; b. Belum terlindunginya masyarakat secara maksimal terhadap beban pembiayaan kesehatan; c. Belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas, serta penyebaran sumberdaya manusia kesehatan, dan belum optimalnya dukungan kerangka regulasi ketenagaan kesehatan; d. Masih terbatasnya keterjangkauan masyarakat terhadap sarana pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan standar yang ada, terutama untuk daerah-daerah beresiko (rawan bencana, ka wasan industri, daerah wisata, daerah yang terkena pembangunan Waduk, dan lain-lain); e. Masih belum optimalnya dukungan manajemen kesehatan terhadap peningkatan upaya kesehatan secara menyeluruh; f. Masih terbatasnya peranan dunia swasta dalam pembangunan kesehatan; g. Pembenahan pelaksanaan BPJS di Kabupaten Sumedang; Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 52

77 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan 3. Urusan Lingkungan Hidup a. Belum adanya payung hukum atau perundang-undangan di daerah dalam rangka optimalisasi Pengendalian, Pencemaran dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup; b. Masih lemahnya pengendalian dan pengawasan dalam rangka optimalisasi Pengendalian, Pencemaran dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup; c. Kurangnya prasarana dan sarana dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; d. Belum optimalnya pengelolaan persampahan (regulasi, sarana dan prasarana, SDM, dan metode); e. Masih kurangnya kualitas Sumber Daya Manusia dalam pengelolaan lingkungan hidup; f. Masih lemahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan berkelanjutan; g. Masih rendahnya tingkat keberhasilan reklamasi lahan eks galian tambang mineral bukan logam dan batuan. 4. Urusan Pekerjaan Umum a. Belum optimalnya koordinasi lintas jenjang dan lintas sektor dalam bidang infrastruktur; b. Masih kurangnya area pelayanan Pemadam Kebakaran; c. Masih kurangnya sarana prasarana bidang ke-pu-an; d. Kurangnya kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi; e. Kurangnya kegiatan pemeliharaan untuk mempertahankan kondisi jalan yang mantap; f. Kurangnya peranserta masyarakat terhadap pemeliharaan infrastruktur bidang sumber daya air, bidang kebinamargaan serta keciptakaryaan yang sudah terbangun; g. Optimalisasi kompensasi dampak pembangunan Waduk Jatigede (bendung Rengrang dan bendung Beureum Beungeut); 5. Urusan Penataan Ruang a. Masih lemahnya pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang; b. Belum optimalnya koordinasi dalam penyelenggaraan penataan ruang; c. Belum optimalnya sosialisasi peraturan penataan ruang (masyarakat dan swasta). 6. Urusan Perencanaan Pembangunan a. Belum optimalnya sinergitas perencanaan pembangunan yang bersifat lintas sektor, lintas jenjang dan lintas wilayah; b. Belum optimalnya Integrasi perencanaan pembangunan antara program reguler dengan program berbasis pemberdayaan dan program sektoral lainnya; c. Masih terbatasnya kualitas sumber daya manusia dan anggaran untuk pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah; d. Masih rendahnya implementasi dokumen perencanaan pembangunan; e. Belum terbentuknya SIDA (Sistem Inovasi Daerah). 7. Urusan Perumahan a. Masih minimnya penanganan Rumah Tidak Layak Huni; b. Belum adanya regulasi daerah penyediaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 53

78 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan 8. Urusan Pemuda dan Olah Raga a. Masih terbatasnya anggaran dalam peningkatan sarana dan prasarana olah raga; b. Masih rendahnya daya saing pemuda dalam memasuki dunia kerja dan juga persaingan dengan pihak asing di era globalisasi dan pasar bebas; c. Belum optimalnya peranserta dunia usaha dalam keberpihakan terhadap dunia olahraga; d. Masih rendahnya arah dan minat masyarakat terhadap olahraga prestasi; e. Belum optimalnya kiprah lembaga kepemudaan. 9. Urusan Penanaman Modal a. Kurangnya dukungan infrastruktur yang memadai. b. Belum adanya kepastian menyangkut kebijakan dan regulasi pro investasi. c. Kurangnya SDM tenaga kerja lokal yang berkualitas. d. Belum optimalnya kerjasama pembangunan investasi. e. Masih terbatasnya sarana dan prasarana investasi termasuk data base yang akurat. f. Pelimpahan kewenangan berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 35 Tahun 2009 tentang Pelimpahan Penandatanganan Perizinan dari Bupati kepada Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan dan proses persetujuan prinsip dan Izin Lokasi di Kabupaten Sumedang dan Peraturan Bupati Nomor 55 Tahun 2009 tentang Perubahan Peraturan Bupati Nomor 42 Tahun 2006 tentang Pelimpahan Urusan Pemerintahan dari Bupati kepada Camat. Dalam pelaksanaan pelayanan perizinan terjadi tumpang tindih kewenangan Karena adanya kewenangan Kabupaten yang diambil oleh Kecamatan; g. Sarana infrastruktur yang dimiliki Sumedang sebagai salah satu aspek dalam peningkatan investasi masih kurang memadai; h. Kemudahan usaha bagi UKM berupa pemberian izin gratis belum mendapat respons sesuai dengan yang diharapkan dari para pelaku usaha. 10. Urusan Koperasi dan UKM a. Sumber daya manusia pengelola dan pembina masih menjadi kendala dalam pembinaan KUMKM; b. Sebagian besar produk KUMKM belum mampu bersaing di pasaran yang lebih luas, misalnya di tingkat regional dan nasional; c. Kerjasama antara KUMKM dengan KUMKM dan lembaga-lembaga lain belum dibangun dengan baik dalam rangka menghadapi akses pasar yang lebih luas dan tantangan global dan peningkatan permodalan. 11. Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil a. Sehubungan dengan bergulirnya program penerapan e-ktp di Kabupaten Sumedang, maka kegiatan program SIAK online dari Kecamatan terputus sehingga pelayanan KK dan KTP dilaksanakan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Tentunya hal ini mengakibatkan pelyanan menjadi terpusat di Dinas; b. Kegiatan penerapan e-ktp mengalami keterlambatan dari waktu yang telah direncanakan karena adanya keterlambatan penyediaan perangkat dan jaringan oleh pihak konsorsium, dimana sampai dengan akhir Desember 2011 baru berhsil dilakukan perekaman e-ktp sebanyak 42 %, sehingga untuk penyelesaiannya diperlukan tambahan anggaran di tahun 2012; Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 54

79 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan c. Berkaitan dengan pemeliharaan database kependudukan, masih dirasakan kesulitan mendapatkan data lahir dan mati. 12. Urusan Ketenagakerjaan a. Jumlah kesempatan kerja yang tersedia tidak seimbang dengan jumlah angkatan kerja; b. Kompetensi sumber daya manusia/pencari kerja kurang memenuhi kebutuhan pasar kerja; c. Masyarakat/pencari kerja kurang memiliki jiwa wirausaha; d. Kurangnya minat pencari kerja/masyarakat Sumedang untuk bekerja di luar negeri yang dipengaruhi oleh informasi kekerasan yang terjadi terhadap TKI, kultur budaya dan pola pikir; e. Kurangnya pemahaman dunia industri/pengusaha terhadap peraturan perundangan ketenagakerjaan; f. Kurangnya Sumber Daya Manusia di bidang pelatihan, baik Instruktur maupun tenaga Kepelatihan; g. Kurang memadainya tempat pelatihan maupun tempat praktek pelatihan atau gedung pelatihan sudah tidak memadai lagi sehinga perlu adanya rehabilitasi. 13. Urusan Ketahanan Pangan a. Belum adanya peraturan bupati tentang SPM bidang ketahanan pangan sehingga belum optimalnya pelaksanaan program dan kegiatan bidang ketahanan pangan yang mengacu kepada Standar Pelayanan Minimal sesuai Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor : 65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan; b. Masih terbatasnya dukungan anggaran untuk pengembangan lokasi desa mandiri pangan; c. Belum optimalnya peningkatan SDM dan wawasan petani/kelompok tani/gapoktan; d. Masih terbatasnya dukungan sarana dan prasarana penyuluhan dalam mengembangkan metodologi penyuluhan. 14. Urusan Pemberdayaan Perempuan a. Masih rendahnya kualitas sumberdaya perempuan untuk berperan serta dalam proses pembangunan. b. Belum maksimalnya perlindungan perempuan dari tindak kekerasan c. Belum maksimalnya perlindungan terhadap hak-hak anak d. Rendahnya tingkat kesejahteraan yang harus dipenuhi anak. 15. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera a. Partisipasi masyarakat yang ikut BKR rendah, hal ini disebabkan peran kader BKR perlu ditingkatkan lagi dan terjadinya pergeseran paradigma dari kelompok BKR kepada Kelompok Pusat Informasi Konseling Remaja; b. Konselor sebaya yang terlatih masih rendah; c. Tingkat partisipasi keluarga yang memiliki balita, remaja dan anggota keluarga lansia masih rendah; d. Kurangnya tenaga penyuluh KB (1 penyuluh KB membina 3-4 Desa/Kelurahan), idealnya 1 penyuluh KB membina 1-2 Desa/Kelurahan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 55

80 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan 16. Urusan Perhubungan a. Prasarana dan fasilitas perhubungan yang tidak sebanding antara kebutuhan dengan alokasi penyediaan, sehingga mengakibatkan kualitas pelayanan yang diberikan terhadap masyarakat untuk pelayanan prasarana dan fasilitas perhubungan kurang optimal; b. Kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas di bidang perhubungan serta bidang teknis operasional lainnya. 17. Urusan Komunikasi dan Informatika a. Keterbatasan sarana pendukung pelaksanaan tugas seperti kendaraan baik roda 4 roda 2, misalnya mobil unit keliling; b. Belum tersedianya prasarana dan sarana pokok penunjang yang mendasar sarana prasarana komunikasi dan informatika berupa. Lokal Area Network (LAN), berfungsinya Wide Area Network (WAN), Internet, Web Site; c. Terbatasnya sumber daya manusia yang ahli di bidang komunikasi maupun informatika dalam teklnis kegiatan penerangan dan TIK. 18. Urusan Pertanahan a. Dalam melakukan data penggarap, sulit mendapatkan data yang akurat mengenai lama penggarapan tanah dan luasnya, karena tidak ada bukti tertulis. Data penggarapan hanya mengandalkan keterangan dari pihak desa. 19. Urusan Kesbangpoldagri a. Belum Optimalnya kinerja satuan Linmas pada sistem keamanan lingkungan baik di Desa/Kelurahan; b. Belum Optimalnya keterampilan satuan Linmas dalam penanggulangan bencana; c. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat dalam mengantisipasi suatu kejadian bencana; d. Masih rendahnya pemahaman sebagian aparatur desa/kelurahan terhadap mengantisifasi suatu kejadian yang dapat mengakibatkan perpecahan bangsa; e. Masih belum optimalnya Komunitas Intelejen Daerah (Kominda)dalam membangun sistem kerja; f. Masih rendahnya kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) anggota Satuan Polisi Pamong Praja, terutama berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan anggota Satuan Polisi Pamong Praja seperti keterampilan tekni ke-satpol PP-an serta pengetahuan dan wawasan tentang Peraturan/hukum termasuk Peraturan Daerah; g. Rekuitmen Anggota Satuan Polisi Pamong Praja masih belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja pasal 16; h. Terbatasnya sarana prasarana penunjang penyelenggaraan urusan ketentraman dan ketertiban umum seperti : kurangnya mobil patroli, peralatan kantor dan anggaran untuk melaksanakan kegiatan monitoring penegakan Perda serta tugas lain, sehingga kinerja Satpol PP belum bisa optimal dalam pelaksanakan tugas penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban masyarakat; i. Regulasi Ketentraman dan Ketertiban yang tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1988 Tentang K-3 diperlukan revisi karena sudah kurang relevan dengan kondisi sekarang. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 56

81 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan 20. Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa a. Penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan desa, pembangunan pedesaan dan pemberdayaan masyarakat, secara umum belum menunjukan kinerja optimal mengingat kapasitas SDM belum merata. b. Masih adanya sebagian masyarakat perdesaan yang merasakan ketergantungan terhadap program pemerintah baik dalam hal aktivitas ekonominya maupun penopang kehidupannya. c. Kinerja pembangunan masyarakat desa masih lamban terutama bidang ekonomi dan teknologi terlebih bagi masyarakat yang bermukim di wilayah yang jauh dari perkotaan. 21. Urusan Sosial a. Tidak imbangnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial dengan penyiapan kegiatan yang didanai oleh APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten Sumedang; b. Pelayanan kesejahteraan sosial kurang didukung oleh data yang valid dan uptodate, sehingga perkembangan kualitas sasaran pelayanan kurang terpantau; c. Pelayanan kesejahteraan sosial belum terlaksana secara terintegrasi antara pemerintah, masyarakat, stakeholders dan dunia usaha, sehingga pelayanan kurang efektif; d. Belum adanya tempat pelayanan sosial penyandang tuna susila,orang gila,retadansi,anak nakal korban narkoba, eks narapidana, dan rumah singgah; e. Belum seluruhnya kecamatan terdapat wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat; f. Belum terpenuhinya bantuan permakanan klien panti sosial. 22. Urusan Kebudayaan a. Kurangnya SDM yang berpotensi dalam pengelolaan keragaman budaya khususnya kegiatan kepurbakalaan dan sejarah; b. Untuk melaksanakan kegiatan program pengembangan nilai budaya, kesediaan dana sangat terbatas sehingga kegiatan tersebut belum maksimal dilaksanakan; c. Sarana (kendaraan), GP S, camera digital yang menunjang untuk kegiatan lapangan dalam rangka pendataan dan perdokumentasian cagar budaya belum ada, sehingga kegiatan tersebut belum maksimal dilaksanakan. 23. Urusan Statistik a. Perlu adanya komitmen bersama untuk penyelenggaraan urusan statistik dalam setiap sektor; b. Kurangnya kuantitas dan kualitas sumber daya aparatur, sehingga tidak seluruh program dan kegiatan dapat terlaksana dengan baik. 24. Urusan Kearsipan a. Kurangnya Kualitas SDM terhadap cara penataan arsip yang tertib dan benar; b. Kurangnya perhatian pimpinan akan pentingnya arsip; c. Sarana dan Prasarana Arsip yang diperlukan untuk penataan arsip kurang memadai. 25. Urusan Perpustakaan a. Koleksi (jumlah) bahan pustaka perpustakaan daerah dan perpustakaan keliling masih terbatas; Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 57

82 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan b. Minimnya koleksi bahan pustaka berbahasa Sunda; c. Koleksi bahan pustaka untuk anak-anak masih sedikit; d. Tidak ada fasilitas internet untuk pengunjung (anggota perpustakaan); e. Terbatasnya sarana pendukung perpustakaan keliling/mobil pusling. 26. Urusan Perikanan a. Terjadinya alih fungsi lahan dari sektor perikanan ke sektor yang lainnya sehingga menghambat upaya peningkatan produksi hasil perikanan; b. Belum optimalnya upaya peningkatan penyediaan sarana prasarana dan infrastruktur sektor perikanan. 27. Urusan Pertanian a. Terbatasnya anggaran untuk mendukung peningkatan hasil pertanian. b. Pada kegiatan urusan pilihan yang didanai dari APBD Kabupaten, yaitu kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Balai Benih Padi dan Palawija, target pencapaian pengolahan calon benih padi menjadi benih padi unggul bermutu dan bersertifikat tidak tercapai 100% ( kg) disebabkan ada serangan tikus pada areal seluas 2 Hektar dengan intensitas sedang (45%) sehingga hanya mampu menghasilkan benih sebanyak kg; c. Pada kegiatan tugas pembantuan APBN yang berasal dari Ditjen Hortikultura, terdapat sub kegiatan yang tidak dapat direalisasikan, yaitu sub kegiatan registrasi lahan usaha dan sub kegiatan pemasyarakatan / promosi. Sub kegiatan registrasi lahan usaha menemui kendala berupa persyaratan yang masih belum bisa dipenuhi sebagian besar petani/kelompok tani yaitu penerapan GAP/SOP. Adapun sub kegiatan pemasyarakatan/promosi tidak terlaksana karena dananya diblokir. 28. Urusan Kehutanan a. Belum terakomodirnya permintaan bibit dari masyarakat yang sangat tinggi berkaitan dengan penyediaan bibit dari SKPD yang masih terbatas; b. Masih terbatasnya sarana dan prasarana dinas terutama di UPTD-UPTD. 29. Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral a. Belum tersedianya regulasi Penciptaan dan Pemanfaatan Energi Alternatif; b. Masih belum optimalnya upaya-upaya pengembangan teknologi tepat guna dalam penciptaan energi alternatif di perdesaan. 30. Urusan Pariwisata a. Masih terbatasnya partisipasi dalam kegiatan event pameran yang lebih strategis terutama diluar nusantara (level internasioanal); b. Masih kurangnya kesadaran dan pengertian dari para pengusaha jasa dan sarana pariwisata untuk mewadahi diri dalam suatu organisasi/asosiasi yang dapat dijadikan mitra pemerintah dalam upaya pengembangan kepariwisataan. 31. Urusan Perindustrian a. Masih banyak pengusaha kecil yang belum terbina; b. Kurangnya volume bimbingan dan penyuluhan industri; Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 58

83 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan c. Penguasaan teknologi produksi kurang. 32. Urusan Perdagangan a. Terbatasnya anggaran untuk pembinaan kelompok pedagang; b. Proses perijinan yang dikelola dinas lain mengakibatkan data para pelaku usaha perdagangan baik yang PDN maupun PLN yang tersedia tidak lengkap; c. Belum terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana UPTD Pasar; d. Belum memadainya insfratruktur pasar tradisional yang refresentatif; e. Masih belum tertatanya tempat berusaha/kebutuhan akan kios/los baik di Pasar-pasar Pemda maupun Pasar Desa; f. Masih kurangnya pengetahuan manajerial para pengelola pasar pemda maupun pasar desa. g. Pedagang Kaki Lima yang belum tertata/semerawut; h. Belum terpenuhinya sarana dan prasarana penanggulangan sampah; i. Program kegiatan Kebutuhan Pokok Masyarakat (KEPOKMAS) tidak dilaksanakan karena pemasok komoditi beras, minyak dan gula telah ditetapkan oleh tingkat Provinsi. 33. Urusan Ketransmigrasian a. Target pengiriman transmigran tahun 2011 sebanyak 35 KK terealisir sebanyak 25 KK, sedangkan sisa target sebanyak 10 KK yaitu ke Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau tidak dapat direalisasikan dokarenakan ada permasalahan di lokasi trenamsigrasi yang belum dapat terselesaikan; b. Calon transmigran asal genangan Waduk Jatigede sebagian besar memilih lokasi transmigrasi di Provinsi Riau dan Jambi; c. Target pengiriman asal Jatigede dilaksanakan dengan program reguler dengan jumlah target yang relatif sedikit. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 II - 59

84 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. ARAH KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH Kondisi Ekonomi Daerah dan Perkiraan Tahun 2016 Untuk menentukan arah kebijakan ekonomi daerah, diperlukan gambaran struktur ekonomi daerah tersebut. Struktur ekonomi dilihat indikator makro ekonomi, yang antara lain terdiri atas Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), PDRB per Kapita, Indeks Gini, inflasi, dan investasi daerah. A. PDRB dan LPE Dalam kurun waktu lima tahun, PDRB Kabupaten Sumedang senantiasa menunjukkan peningkatan, baik PDRB ADH berlaku maupun PDRB ADH konstan, sebagaimana digambarkan dalam Grafik berikut ini. Grafik 3.1. PDRB Kabupaten Sumedang Tahun (Juta rupiah) Sumber : BPS Kabupaten Sumedang Tahun 2013 Struktur perekonomian suatu daerah dapat digambarkan oleh kontribusii sektor usaha terhadap nilai PDRB.Sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor industri pengolahan disebut engine growth perekonomian Kabupaten Sumedang karena ketiga sektor tersebut menjadi kontributor terbesar terhadap PDRB Kabupaten Sumedang, bahkan selama lima tahun berturut turut. Namun demikian Kabupaten Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 III -1

85 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Sumedang dapat dikatakan daerah yang struktur ekonominya berbasis agraris karena kontributor utama terhadap PDRB Kabupaten Sumedang adalah sektor pertanian. Kontribusi sektor usaha terhadap nilai PDRB dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.1. Kontribusi Sektor Usaha Terhadap PDRB Kabupaten Sumedang Tahun (dalam Persentase) No. Kelompok Sektor Tahun Pertanian 29,03 28,77 28,82 28,36 28, Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih 0,13 0,12 0,12 0,11 0,11 23,28 22,96 22,50 22,17 21,74 2,60 2,72 2,85 3,01 3,19 5 Bangunan 2,21 2,30 2,32 2,34 2, Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perbankan 26,07 26,59 27,01 27,63 27,86 4,31 4,29 4,25 4,24 4,43 4,28 4,30 4,30 4,35 4,46 9 Jasa-jasa 8,10 7,96 7,82 7,78 7,84 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Keterangan : urutan No 1. Pertanian; No. 2 Perdagangan, hotel, dan restoran; No. 3 Industri pengolahan Sumber : BPS Kabupaten Sumedang Tahun 2014 Namun apabila dilihat dari LPE, ada suatu periode dimana terjadi perlambatan, yaitu dari tahun 2012 menuju tahun LPE pada tahun 2012 sebesar 4,69 % menjadi 4,60 % pada tahun Perlambatan tersebut dikarenakan melambatnya kinerja tiga sektor usaha dominan yang menjadi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 III -2

86 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah engine growth perekonomian Kabupaten Sumedang, yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor industri pengolahan. Apabila dilihat dari LPE masing masing sektor, ketiga sektor dominan tersebut mengalami perlambatan dari tahun 2012 menuju tahun Hal inilah yang menyebabkan menurunnya kinerja perekonomian Kabupaten Sumedang dari tahun 2012 menuju tahun Memang sektor lainnya juga ada yang mengalami perlambatan, seperti sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor bangunan, tetapi karena kontribusinya relatif kecil, maka perlambatan kedua sektor ini tidak terlalu mempengaruhi kinerja perekonomian Kabupaten Sumedang. Dengan demikian dapat disimpulkan semakin besar kontribusi suatu sektor usaha terhadap PDRB, semakin besar pula pengaruh sektor tersebut untuk menggerakkan perekonomian suatu daerah. No. Tabel 3.2. LPESektor Usaha Terhadap PDRB Kabupaten Sumedang Kelompok Sektor Tahun (Persentase) Tahun Pertanian 4,89 0,65 1,25 1,11 1, Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih (3,94) 3,21 2,82 2,79 2,85 4,08 4,48 4,92 4,35 4,39 4,81 5,73 5,90 6,44 6,65 5 Bangunan 8,56 11,40 8,61 7,04 7, Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4,99 6,25 7,33 6,99 6,09 6,36 6,34 6,66 7,23 7,48 5,59 5,97 6,20 7,50 7,31 9 Jasa-jasa 3,50 3,87 4,20 4,79 5,81 LPE 4,79 4,22 4,82 4,69 4,60 Sumber : BPS Kabupaten Sumedang Tahun 2013 B. PDRB per Kapita Indikator yang sering digunakan untuk menggambarkan tingkat kemakmuran masyarakat secara makro adalah pendapatan per kapita atau Percapita Income. Semakin tinggi pendapatan yang diterima penduduk di Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 III -3

87 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan di wilayah yang bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik. Pendapatan per kapita Kabupaten Sumedang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.3 Pendapatan per Kapita Kabupaten Sumedang Tahun Tahun ADH Berlaku (Rp) Pertumbuhan (%) ADH Konstan Tahun 2000 (Rp) Pertumbuhan (%) ,76 7, ,24 3, ,87 8, ,52 3, ,57 9, ,09 4, ,19 8, ,34 3, ,11 10, ,54 4,29 Rata- rata 9,08 Rata -rata 3,74 Sumber : BPS Kabupaten Sumedang Tahun 2013 Pendapatan per kapita ADH berlaku Kabupaten Sumedang menunjukkan tren yang positif dari tahun ke tahun, dimana adanya peningkatan pendapatan setiap tahunnya. Namun hal ini tidak secara riil menunjukkan peningkatan daya beli masyarakat. Daya beli secara riil dapat dihitung melalui pendekatan Pendapatan per kapita ADH konstan yang telah memperhitungkan laju inflasi. Dengan demikian secara riil dalam kurun waktu lima tahun, daya beli masyarakat Kabupaten Sumedang hanya meningkat 3,74%. C. PDRB per Kecamatan Kinerja perekonomian suatu wilayah kabupaten/kota merupakan gabungan capaian dari kinerja ekonomi kecamatan kecamatan di wilayah kabupaten/kota tersebut. Dengan melihat kinerja perekonomia masing masing kecamatan akan mempermudah analisis perencanaan pembangunan setiap kecamatan dan atar kecamatan. Masing-masing kecamatan yang terdapat di Kabupaten Sumedang tersebut memiliki karakteristik perekonomian yang berbeda-beda. Perbedaan sumber daya alam dan faktor produksi yang tersedia pada masing-masing kecamatan menjadi penyebab utama perkembangan antara satu wilayah kecamatan dengan kecamatan lainnya akan berbeda sehingga aktifitas yang terjadi dalam suatu wilayah kecamatan akan membentuk struktur Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 III -4

88 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah perekonomian di wilayah tersebut. Kondisi geografis yang sebagian besar wilayahnya memiliki karakteristik pedesaan, biasanya dominan pada sektor pertaniannya sedangkan karakteristik perkotaan banyak yang didominasi oleh sektor perindustrian dan perdagangan , , , , , , , , ,00 800,00 600,00 400,00 200,00 872,10 424,80 613,99 525,22 588,27 264,07 394,35 479,91 516,87 470,69 772,98 465,90 639,73 230,95 137,56 216,86 296,73 162,70 215,06 175,12 167,78 83, Keterangan : 1.Jatinagor 2.Cimanggung Darmaraja Wado 15.Cimalaka 16.Tanjungkerta 22. Ganeas 23. Jatinunggal 3.Tanjungsari 4.Rancakalong 5.Sumedang Selatan 6.Sumedang Utara 7.Situraja 10. Jatigede 11. Tomo 12. Ujungjaya 13. Conggeang 14. Paseh 17.Buahdua 18.Cibugel 19.Tanjungmedar 20.Cisitu 21.Pamulihan 24. Sukasari 25. Cisarua 26. Surian Grafik 3.2. PDRB ADH Berlaku Menurut Kecamatan Tahun 2012 Sumber : BPS Kabupaten Sumedang Tahun 2013 Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa kecamatan yang memiliki karakteristik perkotaan (Jatinangor, Cimanggung, Tanjungsari, Sumedang Selatan, Sumedang Utara, Cimalaka) memiliki PDRB yang lebih tinggi dibandingkan kecamatan lainnya, yang memiliki karakteristik perdesaan. Hal ini dapat dilihat juga pada perbandingan antara LPE dan pendapatan per kapita kecamatan terhadap LPE dan pendapatan per kapita kecamatan Kabupaten Sumedang seperti pada Gambar III.1 bawah ini. Gambar III.1 menunjukkan bahwa kecamatan yang memiliki karakteristik perkotaan berada di kuadran I, artinya memiliki LPE dan pendapatan per kapita di atas LPE dan pendapatan per kapita Kabupaten Sumedang, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 III -5

89 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah yang memiliki karakteristik perdesaan dapat dikatakan tertinggal dari kecamatan kecamatan yang memiliki karakteristik perkotaan. Terdapat perbedaan peranan sektor usaha antara wilayah perkotaan dengan wilayah perdesaan. 1. Buahdua 2. Conggeang 3. Situraja 4. Tomo 5. Ujungjaya 6. Darmaraja 7. Tanjungkerta 8. Wado Kuadran II PDRB per Kapita Kab. Sumedang 4,69% 1. Jatinangor 2. Sumedang Utara 3. Sumedang Selatan 4. Cimanggung 5. Cimalaka Kuadran I Rp Paseh Kuadran III 2. Rancakalong 3. Cibugel 4. Jatigede 5. Cisarua 6. Cisitu 7. Surian 8. Ganeas 9. Tanjungmedar 10.Sukasari 11. Pamulihan 12.Jatinunggal Keterangan : Kudaran I : LPE dan Pendapatan per kapita > Sumedang Kudaran II : LPE < Sumedang, Pendapatan per kapita > Sumedang LPE Kabupaten Sumedang Kuadran IV 1. Tanjungsari Kudaran III : LPE dan Pendapatan per kapita < Sumedang Kudaran IV : LPE > Sumedang, Pendapatan per kapita < Sumedang Gambar 3.1. Perbandingan LPE dan Pendapatan per Kapita Kecamatan dengan Kabupaten Sumedang Sumber : BPS Kabupaten Sumedang Tahun 2013 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 III -6

90 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Tabel Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Kecamatan Tahun 2012 Peranan (%) Kecamatan < 9,99 Jatinangor, Cimanggung 10,00 19,99 Sumedang Utara, Sumedang Selatan 20,00 29,99 Tanjungsari, Cimalaka, Paseh 30,00 39,99 Pamulihan, Sukasari, Ganeas, Tomo, Tanjungkerta, Cisarua > 40,00 Rancakalong, Ujungjaya, Conggeang, Surian, Jatinunggal, Jatigede, Wado, Darmaraja, Situraja, Cibugel, Cisitu, Buahdua,Tanjungmedar Sumber : BPS Kabupaten Sumedang Tahun 2013 Tabel 3.5. Kontribusi Sektor Perdagangan Terhadap PDRB KecamatanTahun 2012 Peranan (%) Kecamatan < 9,99 Cimanggung, Surian 10,00 19,99 Rancakalong, Ujungjaya, Buahdua, Cibugel, Ganeas, Jatigede, Jatinunggal 20,00 29,99 Jatinangor, Tomo, Paseh, Wado, Situraja, Tanjungsari, Tanjungmedar, Cisitu, Cimalaka, Pamulihan, Cisarua, Tanjungkerta, Darmaraja, Sukasari, Conggeang 30,00 39,99 Sumedang Selatan > 40,00 Sumedang Utara Sumber : BPS Kabupaten Sumedang Tahun 2013 Tabel 3.6. Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Terhadap PDRB KecamatanTahun 2012 Peranan (%) Kecamatan < 9,99 Surian, Cisitu, Sumedang Selatan, Tanjungmedar, Buahdua, Cibugel, Jatinunggal,Ganeas, Sumedang Utara, Situraja, Cisarua 10,00 19,99 Rancakalong, Tanjungsari, Sukasari, Ujungjaya, Conggeang, Cimalaka, Tanjungkerta, Wado, Jatigede, Darmaraja, Tomo, Pamulihan 20,00 29,99 Paseh 30,00 39,99 - > 40,00 Jatinangor, Cimanggung Sumber : BPS Kabupaten Sumedang Tahun 2013 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 III -7

91 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Berdasarkan Tabel 3.4., Tabel 3.5., dan Tabel 3.6. dapat dilihat bahwa wilayah perdesaan didominasi oleh sektor pertanian dengan peranan sektor pertanian dapat mencapai lebih dari 40%. Sedangkan wilayah perkotaan, sektor perdagangan dan sektor industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar. Sektor perdagangan menjadi penggerak utama perekonomian di Kecamatan Sumedang selatan dan Sumedang Utara. Industri pengolahan menjadi motor utama ekonomi di Kecamatan Jatinangor dan Kecamatan Cimanggung. D. Tingkat Inflasi Inflasi adalah suatu keadaan dimana harga barang secara umum mengalami kenaikan terus menerus atau terjadi penurunan nilai uang dalam negeri. Dengan demikian inflasi sangat berhubungan dengan daya beli masyarakat. Tingginya tingkat inflasi yang terjadi di suatu region, dengan asumsi pendapatan masyarakat tetap, maka akan menurunkan daya beli masyarakat secara umum. Untuk mengukur tingkat inflasi di Kabupaten Sumedang digunakan indeks harga implisit, sehubungan dengan kesinambungan data yang tersedia. Indeks Implisit merupakan indeks yang dihitung dari nilai tambah (NTB) seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah dalam periode tertentu. Indeks Implisit merupakan perbandingan NTB yang dihitung atas dasar harga berlaku dan NTB yang dihitung atas dasar harga konstan (riil). Perkembangan indeks harga implisit akan menggambarkan laju inflasi PDRB dari tahun ke tahun. Tabel 3.7. Indeks Harga Implisit dan Laju Inflasi PDRB Kabupaten Sumedang Tahun Tahun Indeks Harga Implisit Inflasi PDRB (%) ,90 3, ,69 5, ,17 5, ,48 5, ,59 6,23 Sumber : BPS Kabupaten Sumedang Tahun 2014 Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa tingkat inflasi yang terjadi di Kabupaten Sumedang selama lima tahun terakhir terjadi fluktuatif tetapi masih terjaga. Tingkat inflasi yang terjadi di Kabupaten Sumedang tidak bisa terlepas dari pengaruh ekternal yaitu kebijakan pemerintah pusat dan terjadinya perubahan harga di luar wilayah Sumedang. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 III -8

92 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah E. Indeks Gini Pelaksanaan Otonomi Daerah yang paralel dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan berbagai aktivitas ekonomi diperlukan suatu pengukuran universal untuk melihat keberhasilan pelaksanaan pembangunan dalam kerangka Otonomi Daerah. Salah satu ukuran yang banyak digunakan adalah seberapa besar hasil-hasil pembangunan dapat dinikmati oleh masyarakat melalui pemabagian pendapatan daerah secara merata. Gini Ratio merupakan suatu alat untuk mengukur tingkat ketimpangan pembagian pendapatan relatif antar penduduk suatu negara atau wilayah yang telah diakui secara luas. Indeks Gini ratio dengan asumsi-asumsi tertentu dapat pula dipergunakan untuk bahan analisis perbandingan pembagian pendapatan relatif antar masyarakat dari beberapa negara atau wilayah dan kecenderungan ketimpangan pembangian pendapatan antara anggota masyarakat tertentu. Kriteria yang penilaian yang digunakan untuk Indeks Gini adalah sebagai berikut: 1. Indeks Gini < 0,4 tingkat ketimpangan rendah 2. 0,4 < Indeks Gini < 0,5 tingkat ketimpangan moderat 3. Indeks Gini > 0,5 tingkat ketimpangan tinggi. Pengukuran indeks gini di Kabupaten Sumedang baru dilakukan pada tahun 2012, untuk mengukur indeks gini tahun Dalam perkembangannya selama 5 tahun terahir, dapat dilihat bahwa penduduk terkaya Kabupaten Sumedang semakin jauh meninggalkan golongan termiskin (Tabel 3.8.). Hal ini diindikasikan dengan distribusi pendapatan tahun 2012, dimana 20 persen golongan pendapatan terkaya mampu menguasai sekitar 51 persen atau setengah dari pendapatan yang beredar di masyarakat. Padahal jika mengikuti kaidah ideal menurut konsep Gini, idealnya 20 persen golongan masyarakat secara kumulatif menguasai 20 persen pendapatan. Adapun 40 persen golongan termiskin, yang idealnya mampu menguasai 40 persen pendapatan, semakin tidak sejahtera karena hanya menguasai 16,25 persen pendapatan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 III -9

93 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Tabel 3.8. Distribusi Pendapatan di Kabupaten Sumedang Tahun Income Share Perkotaan dan Perdesaan 20 Persen Terkaya 40 Persen Pendapatan Menengah Persen Termiskin Perkotaan Persen Terkaya 40 Persen Pendapatan Menengah 40 Persen Termiskin Perdesaan Persen Terkaya 40 Persen Pendapatanatan Menengah 40 Persen Termiskin Sumber : Susenas , diolah LP3E Unpad Tahun 2013 Kesenjangan ( gap) yang semakin lebar dalam distribusi pendapatan antara golongan terkaya dan termiskin selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 3.2. di bawah ini. Gap dalam distribusi pendapatan diperoleh dengan membandingkan penguasaan atau porsi pendapatan ( income share) antara rumah tangga termiskin dan terkaya. Gambarar 3.2. Kesenjangan antara Golongan Terkaya dan Termiskin di Kabupaten Sumedang Tahun Sumber : Susenas , diolah LP3E Unpad Tahun 2013 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 III -10

94 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Apabila dilihat berdasarkan karakteristik wilayah, indeks gini wilayah perkotaan cenderung lebih tinggi dibandingkan wilayah perdesaan. Indeks Gini Kabupaten Sumedang pada tahun 2008 mencapai hampir 0,30. selama periode kajian, angka Indeks Gini tertinggi tertinggi dicapai pada tahun 2010 yaitu 0,315. Secara keseluruhan selama periode kajian, rata-rata Indeks Gini Kabupaten Sumedang adalah 0,301. Hal ini mengindikasikan bahwa ketimpangan dalam distribusi pendapatan cukup rendah. Walapun demikian, peta distribusi pendapatan di Kabupaten Sumedang perlu diwaspadai mengingat berdasarkan pemetaan distribusi pendapatan di bagian 4.1. ternyata ketimpangan distribusi pendapatan Kabupaten Sumedang dapat digolongkan dalam ketimpangan moderat. Sejalan dengan bahasan pada bagian sebelumnya, Indeks Gini di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan Indeks Gini perdesaan. Sejak tahun 2009, Indeks Gini perkotaan sudah menembus angka 0,30 dengan peningkatan yang dramatis. Kenaikan terbesar selama periode kajian terjadi pada tahun 2010, dimana Indeks Gini meningkat sekitar 0,036 dari tahun sebelumnya. Peningkatan sangat cepat ini juga yang mendongkrak tingginya Indeks Gini secara umum di Kabupaten Sumedang, padahal pada periode yang sama, Indeks Gini daerah perdesaan Kabupaten Sumedang relatif konstan. Tabel 3.9. Indeks Gini Kabupaten Sumedang Tahun Indikator Perkotaan dan Pedesaan Perkotaan Pedesaan Sumber : Susenas , diolah LP3E Unpad Tahun 2013 F. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Salah satu komponen pengeluaran PDRB adalah Investasi. Dalam konteks PDRB Penggunaan, investasi dikenal sebagai Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). PMTB menggambarkan adanya proses penambahan dan pengurangan barang modal pada tahun tertentu. PMTB disebut sebagai bruto karena di dalamnya masih terkandung unsur penyusutan, atau nilai barang modal sebelum diperhitungkan nilai penyusutannya. PMTB adalah semua pengadaan barang modal untuk digunakan/dipakai sebagai alat yang tetap (fixed assets). Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 III -11

95 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Pembentukkan Modal Tetap Bruto yang dilakukan berbagai institusi di Kabupaten Sumedang seperti BUMD, pemerintah, swasta dan rumah tangga terus meningkat selama periode tahun Institusi ini tersebar di sembilan sektor lapangan usaha, dari sektor pertanian sampai sektor jasa- seperti bangunan, jasa. Investasi dilakukan pada berbagai jenis barang modal kendaraan, mesin, peralatan,ternak dan lain-lain. Iklim investasi yang makin membaik terutama dalam hal keamanan, berkurangnyaa pungutan-pungutan liar serta birokrasi yang tidak berbelit-belit diharapkan dapat menarik banyak investor baru. Begitu pula bagi para investor lama, pengembangan usaha baru dengan menambah barang-barang modal ini memerlukan kondisi yang diyakini dapat mengembalikan semua yangditanam dengan menguntungkan. Pertumbuhan pada investasi diharapkan dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan mengurangi angka pengangguran. Perlu dipikirkan sektor-sektor apa saja yang memerlukan teknologi padat modal atau padat karya tanpa mengesampingkan efisiensi perusahaan. Pengembangan investasi pada Usaha Kecil Menengahjuga perlu mendapat perhatian karena kemungkinan kecil sekali surplus usaha dari UKM dibawa keluar Sumedang sehingga setiap kenaikan investasi ini dapat membawa peningkatan kesejahteraan bagi penduduk Sumedang sendiri. Tabel 3.10.Nilai Investasi PMTB Kabupaten Sumedang Tahun (Milyar Rupiah) Sumber : BPS Kabupaten Sumedang Tahun 2013 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2016 III -12

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 56 TAHUN 2015

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 56 TAHUN 2015 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 15 2005 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN MENGHARAP

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 1 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, selaras,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 39 TANGGAL : 14 Mei 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Daerah Provinsi

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 32 Tahun 2014 TANGGAL : 23 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2009-2013

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR : 31 TAHUN 2011 TANGGAL : 24 MEI 2011 1.1. Latar Belakang RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2016 2021 DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT 1 BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH, RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH, RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Setiap daerah di era Otonomi memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk dapat mengatur proses pembangunannya sendiri, mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sisten Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) bahwa Pemerintah maupun Pemerintah Daerah setiap

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA BANJARMASIN TAHUN 2011 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Cirebon

Pemerintah Kota Cirebon BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) TRANSISI KABUPATEN CIREBON TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) TRANSISI KABUPATEN CIREBON TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) TRANSISI KABUPATEN CIREBON TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2014 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2014 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2014 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) TRANSISI KABUPATEN CIREBON TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam proses pembangunan sebelum diimplementasikan. Pentingnya perencanaan karena untuk menyesuaikan tujuan yang ingin

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH, RENCANA STRATEGIS DAN RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH SERTA MUSYAWARAH RENCANA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 14 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017 BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017 DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH -1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Lebih terperinci

B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BIMA TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 2 Tahun 2008 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Daerah, yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan yang berkualitas menjadi salah satu kunci keberhasilan pembangunan yang baik dalam skala nasional maupun daerah. Undang-Undang Nomor 25 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA Tahun 2010 Nomor: 8

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA Tahun 2010 Nomor: 8 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA Tahun 2010 Nomor: 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR: 8 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 13 TAHUN 2009 SERI E.7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CIREBON TAHUN 2009-2014

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 21 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATENKEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2007 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2007 SERI E Lampiran II LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2007 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PROSEDUR PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG DENGAN

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 5 TAHUN 2006 SERI : E.4

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 5 TAHUN 2006 SERI : E.4 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 5 TAHUN 2006 SERI : E.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 5 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 7 2009 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN GARUT TAHUN 2009-2014 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 TIM PENYUSUN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2014

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2009-2013

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2007 SERI E ========================================================== PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PROSEDUR PERENCANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN REMBANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN REMBANG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN REMBANG TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR TAHUN 2013 TANGGAL BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan adalah sebuah proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa atas berkat rahmat

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 385 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 385 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015 BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 385 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TANGERANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 merupakan dokumen perencanaan daerah tahun keempat RPJMD Kabupaten Tebo tahun 2011 2016, dalam rangka mendukung Menuju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

WALI KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2018

WALI KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2018 WALI KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BOGOR, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA BOGOR TAHUN 2010-2014 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DEPOK,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan sebuah proses yang direncanakan dalam rangka mencapai kondisi yang lebih baik dibandingkan keadaan sebelumnya. Aspek pembangunan meliputi sosial,

Lebih terperinci

TENTANG. berdasarkan

TENTANG. berdasarkan BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 23 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BEKASI TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR : TAHUN 2014 TANGGAL : MEI 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

BUPATI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN BUPATI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LEMBATA TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LEMBATA TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LEMBATA TAHUN 2011-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR :24 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2010 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

Lebih terperinci

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARRU,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : BUPATI TRENGGALEK,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 260 menyebutkan bahwa Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SIstem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah mengamanatkan

Lebih terperinci

BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PEMBANGUNAN TERINTEGRASI DAERAH

BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PEMBANGUNAN TERINTEGRASI DAERAH BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PEMBANGUNAN TERINTEGRASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang : a. bahwa Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan yang

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

BUPATI JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, BUPATI JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN JEMBRANA TAHUN 2011-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

DESA MENATA KOTA DALAM SEBUAH KAWASAN STRATEGI PEMBANGUNAN ROKAN HULU.

DESA MENATA KOTA DALAM SEBUAH KAWASAN STRATEGI PEMBANGUNAN ROKAN HULU. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Kabupaten yang baru berusia 17 tahun, sudah banyak yang dilakukan pemerintah untuk mengisi pembangunan, dapat dilihat akses-akses masyarakat yang terpenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU TAHUN 2011-2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1 PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2009-2013

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 12 TAHUN 2013 SERI E.9 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 12 TAHUN 2013 SERI E.9 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 12 TAHUN 2013 SERI E.9 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN CIREBON TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci