ANALISA PERUBAHAN KARAKTERISTIK TEC AKIBAT LETUSAN GUNUNG MERAPI TAHUN 2010
|
|
- Adi Chandra
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISA PERUBAHAN KARAKTERISTIK TEC AKIBAT LETUSAN GUNUNG MERAPI TAHUN Oleh : Widi Hastono dan Mokhamad Nur Cahyadi Program Studi Teknik Geomatika ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya gm729@geodesy.its.ac.id Abstrak Pada tanggal 26 Oktober Gunung Merapi yang terletak di Yogyakarta meletus dan mengeluarkan awan panas serta material vulkanik. Banyaknya material vulkanik yang keluar tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan karakteristik ionosfer di wilayah sekitar Gunung Merapi. Lapisan ionosfer itu sendiri mempengaruhi propagasi sinyal radio yang menjalar dari satelit GPS sampai penerima GPS berupa tambahan waktu propagasi yang besarnya tergantung pada Total Elektron Content (TEC) ionosfer dan frekuensi yang digunakan. Dimana informasi mengenai karakteristik ionosfer suatu wilayah biasanya diwakili oleh karakteristik TEC Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode menentukan nilai TEC menggunakan data pseudorange. Data yang digunakan adalah data observasi GPS dalam format RINEX dan data orbit GPS dalam format SP3. Kedua data tersebut diolah sampai mendapatkan nilai TEC. Dalam penelitian ini juga dilakukan analisa besarnya nilai koreksi jarak antara satelit GPS ke receiver GPS akibat pengaruh TEC. Nilai rata-rata per jam TEC yang diamati dari CORS-GPS Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman mengalami peningkatan pada saat Gunung Merapi sedang bererupsi. Akan tetapi setelah aktivitas Gunung Merapi turun, maka nilai rata-rata per jam TEC cenderung kembali seperti pada saat sebelum erupsi. Kata kunci : ionosfer, TEC, Gunung Merapi 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gunung Merapi merupakan Gunung Api yang menunjukkan gejala vulkanisme paling aktif di dunia. Gunung Api ini terletak di bagian sentral Pulau Jawa, dan secara administrasi terbagi ke dalam beberapa wilayah. Sebelah selatan termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sebelah utara termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Boyolali, sebelah barat termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Magelang dan sebelah timur tenggara termasuk ke dalam Kabupaten Klaten. Pada 26 Oktober Gunung Merapi meletus, dan sejak saat itu mulai terjadi muntahan awan panas secara tidak teratur hingga bulan Nopember. Aktivitas Gunung Merapi tersebut memungkinkan terbentuknya molekul gas, akibat dorongan energi erupsi gunung berapi, molekul gas tersebut sampai ke ionosfer. Kemudian terjadilah ionisasi atom oksigen yang menyebabkan terjadinya anomali pada TEC ionosfer. [Ragone dkk. 2]. Ionosfer adalah salah satu lapisan yang ada pada atmosfer (di atas km dari permukaan bumi) yang terdiri dari elektronelektron yang mengandung ion, sehingga menyebabkan lapisan ini dapat menghantarkan listrik [Buldan, 9]. Lapisan ini dapat memengaruhi propagasi gelombang elektromagnetik karena memiliki sifat memantulkan gelombang yang memiliki panjang gelombang yang besar seperti gelombang radio. Ionosfer memengaruhi propagasi sinyal kode Global Positioning System (GPS) berupa tambahan waktu penjalarannya yang besarnya tergantung pada Total Electron Content (TEC) di ionosfer dan frekuensi sinyal GPS. Hal ini menjadi salah satu penyebab kesalahan pada ukuran jarak dari satelit GPS ke antena receiver (penerima), yang akan menyebabkan kekurang-telitian pada penentuan posisi pengamat. Oleh karena itu estimasi besaran ionosfer perlu dilakukan untuk memperoleh hasil posisi yang lebih teliti. TEC adalah kandungan elektron dalam suatu silinder berpenampang 1 meter persegi 1
2 sepanjang lintasan sinyal dalam lapisan ionosfer yang panjangnya sama dengan jarak dari satelit ke penerima GPS [Abidin 1]. Hal inilah yang menyebabkan informasi tentang karakteristik ionosfer suatu wilayah, biasa diwakili oleh karakteristik TEC. Dalam kondisi normal pengaruh ionosfer pada sinyal GPS biasanya hanya beberapa meter sampai beberapa puluh meter, tetapi dapat mencapai meter atau lebih pada saat ada badai ionosfer. [Muslim 9] Penelitian ini mengambil contoh kasus meletusnya Gunung Merapi pada tahun yang lalu. Banyaknya material vulkanik yang dikeluarkan Gunung Merapi pada saat meletus memungkinkan terjadinya perubahan karakteristik TEC di atas Gunung Merapi dan di daerah sekitarnya. Sehingga perlu dibuktikan apakah kejadian Gunung Merapi yang meletus dapat mempengaruhi karakteristik TEC di atasnya ataupun di daerah sekitarnya. Sehingga apabila dikemudian hari dilakukan pengamatan GPS di Gunung Merapi dan di daerah sekitar Gunung Merapi, maka informasi tentang karakteristik TEC yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan dapat membantu. 1.2 Perumusan Masalah Perumusan permasalahan yang dibahas dalam penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut : a. Bagaimana perubahan karakteristik TEC yang diamati melalui stasiun pengamatan Continously Operating Reference System (CORS) GPS Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman sebelum dan sesudah Gunung Merapi meletus. b. Berapa nilai koreksi TEC terhadap jarak (slant range) antara satelit GPS ke receiver. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut : a. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data observasi satelit GPS yang diamati dari stasiun pengamatan CORS-GPS Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman, dan data orbit satelit. b. Metode yang digunakan adalah metode menentukan nilai TEC dengan data Pseudorange. c. Lokasi kegiatan penelitian ini dilakukan pada titik koordinat 7 42' 2.177" LS dan 1 '.826" BT, dimana titik tersebut adalah titik koordinat stasiun pengamatan CORS-GPS Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman. d. Analisa yang dilakukan dalam penelitian ini adalah terhadap karakteristik TEC dan besarnya koreksi slant range pada tiap-tiap satelit pada saat sebelum dan sesudah Gunung Merapi meletus. 1.4 Tujuan Tugas Akhir Adapun tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah untuk mengetahui apakah terjadi perubahan karakteristik TEC akibat letusan Gunung Merapi tahun. 1. Manfaat Tugas Akhir Memberi informasi mengenai karakteristik TEC di wilayah Gunung Merapi dan sekitarnya pasca letusan pada tahun bagi instansi maupun perorangan yang akan melakukan pengamatan GPS di Gunung Merapi. 2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada stasiun pengamatan CORS-GPS Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman, yang terletak pada koordinat -7 42' 2.177" LS dan 1 '.826" BT. 2.2 Peralatan dan Bahan Peralatan Peralatan yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Perangkat keras (Hardware) - Laptop. - Printer. - Flashdisk. b. Perangkat Lunak (Software) - Sistem Operasi Windows XP - Matlab Microsoft Word 7 - Microsoft Excel 7 - Microsoft Visio Bahan Bahan yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut : 2
3 a. Data observasi satelit GPS yang didapat dari stasiun pengamatan CORS-GPS Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman dalam format RINEX. b. Data orbit satelit dalam format SP3 yang sesuai dengan waktu pengamatan. 2.3 Diagram Alir Penelitian untuk menentukan nilai TEC yang didapatkan dari data pengamatan CORS- GPS Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman. Sehingga peneliti dapat menggambarkan karakteristik TEC sebelum dan sesudah Gunung Merapi meletus. c. Pengumpulan Data Data-data yang dibutuhkan dalam pekerjaan penelitian ini adalah data observasi satelit yang diamati dari stasiun pengamatan CORS-GPS Kabupaten Sleman dalam bentuk RINEX, dan data orbit satelit dalam format SP3 yang sesuai dengan waktu pengamatan. d. Pengolahan Data Pengolahan data yang dilakukan adalah mengedit data observasi satelit dalam format RINEX dan data orbit satelit dalam format SP3, sehingga dapat diolah menggunakan Matlab 7..1 hingga didapatkan nilai TEC. Gambar 1. Diagram Alir Tahapan Penelitian Berikut ini adalah penjelasan diagram alir tahapan kegiatan penelitian di atas : a. Perumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana perubahan karakteristik TEC yang diamati melalui stasiun pengamatan Continously Operating Reference System (CORS) GPS Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman pada saat sebelum dan sesudah Gunung Merapi meletus. Dalam penelitian ini juga dihitung berapa nilai koreksi TEC terhadap jarak (slant range) antara receiver dan satelit GPS. b. Studi Literatur Dalam tahap ini yang dilakukan adalah peneliti mempelajari mengenai referensi dan pengetahuan tentang bagaimana cara e. Hasil dan Analisa Pada tahapan ini dilakukan analisa terhadap besarnya nilai TEC sebelum dan sesudah Gunung Merapi meletus, kemudian kedua nilai tersebut dibandingkan sehingga didapatkan perubahan karakteristik TEC pasca letusan Gunung Merapi pada tahun. Selain itu juga dilakukan analisa terhadap besarnya koreksi jarak (slant range) antara satelitsatelit GPS ke receiver. f. Penyusunan Laporan Pada tahap akhir ini pekerjaan yang dilakukan adalah membuat dokumentasi berupa laporan untuk setiap tahapan proses diatas sebagai kebutuhan laporan dalam penulisan penelitian ini. 3
4 2.4 Diagram Alir Pengolahan Data Data Observasi (RINEX) Server Orbit Satelit GPS (ftp://cddis.gsfc.nasa.gov) (SP3) Posisi Receiver GPS (X, Y, Z) Proses Pseudorange 1 Pseudorange 2 Identifikasi Waktu (Tanggal, Bulan, Tahun, Jam) ada ya tidak dimana ; P 1 = Pseudorange menggunakan L 1 P 2 = Pseudorange menggunakan L 2 f 1 = frekuensi L1 = 17,42 MHz f 2 = frekuensi L2 = 1227,6 MHz Hitung TEC Hitung Sudut Zenith di Titik Ionosfer Posisi Orbit Satelit (X, Y, Z) d. Setelah posisi orbit satelit dan posisi receiver GPS diketahui, maka digunakan untuk menentukan sudut elevasi. Kemudian sudut zenith di titik ionosfer juga dapat dihitung. Hitung Koreksi Jarak Satelit ke Receiver Hitung VTEC Nilai Koreksi Slant Range Nilai VTEC Gambar 2. Diagram Alir Pengolahan Data Berikut penjelasan tentang diagram alir pengolahan data diatas : a. Download data observasi satelit dalam bentuk RINEX dari stasiun pengamatan CORS-GPS Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman. Kemudian dilakukan editing agar dapat diolah menggunakan Matlab Dari data observasi tersebut dapat diperoleh posisi Receiver GPS dan Pseudorange pada frekuensi L1 dan Pseudorange pada frekuensi L2. b. Download data orbit satelit sesuai dengan waktu pengamatan. Kemudian dilakukan editing agar dapat diolah menggunakan Matlab Dari orbit satelit ini dalam bentuk SP3, dari sini dapat diketahui koordinat satelit GPS sesuai dengan waktu pengamatan. c. Dari data Pseudorange pada frekuensi L1 dan Pseudorange pada frekuensi L2, dapat dihitung nilai TEC, dimana TEC yang dimaksud di sini adalah Slant TEC (STEC). Rumusnya adalah : dimana : z = sudut zenith di titik pengamatan (9 o sudut elevasi satelit). R e = radius bumi rata-rata 6378 km (Abidin, 7). h m = ketinggian ionosfer rata-rata 3 km. = sudut zenith di titik ionosfer. e. Setelah nilai STEC, sudut elevasi dan sudut zenith di titik ionosfer diketahui, maka nilai Vertical TEC (VTEC) dapat dihitung menggunakan rumus : f. Untuk menghitung nilai koreksi TEC terhadap jarak satelit ke receiver (koreksi slant range), yang digunakan adalah nilai STEC, rumusnya adalah sebagai berikut : dan dimana ; P 1 = adalah koreksi untuk slant Range menggunakan P 1 P 2 = adalah koreksi untuk slant Range menggunakan P 2 4
5 TEC (dalam TECU) g. Setelah dilakukan pengolahan data sebelum dan sesudah Gunung Merapi meletus, maka dilakukan perbandingan untuk menganalisa perubahan karakteristik TEC pasca letusan Ginung Merapi pada tahun. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisa Perubahan Nilai TEC Akibat Pengaruh Erupsi Gunung Merapi Analisa Rata-Rata Perjam TEC Analisa ini bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi perubahan karakteristik atau pola nilai TEC akibat pengaruh erupsi Gunung Merapi tahun. Waktu pengamatan dilakukan selama 4 hari sebelum Gunung Merapi memasuki fase erupsi, dan 4 hari sesudah erupsi. Dalam hal ini juga di amati ratarata perjam nilai TEC pada saat Merapi memasuki masa erupsi. 4 Rata-Rata Perjam TEC Akibat Letusan Gunung Merapi GPS Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi kenaikan nilai TEC yang disebabkan oleh erupsi Gunung Merapi. Seperti diketahui bahwa pada tanggal 1 Nopember adalah merupakan fase dimana Merapi memasuki masa erupsi. Pada letusan tahun, masa erupsi Gunung Merapi terjadi mulai tanggal 26 Oktober sampai bulan Nopember. Sedangkan setelah Gunung Merapi meletus, nilai rata-rata perjam TEC yang diamati dari CORS-GPS Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman cenderung kembali seperti keadaan sebelum Gunung Merapi meletus Analisa Nilai TEC Berdasarkan Nomor Satelit Analisa ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh letusan Gunung Merapi terhadap TEC, yang dihitung berdasarkan satelit yang lintasan sinyalnya sebelum sampai ke receiver melewati lapisan ionosfer Gunung Merapi, dan satelit yang lintasan sinyalnya tidak lintasan Gunung Merapi. Waktu pengamatan ini dilakukan pada tanggal 1 Nopember, dimana saat itu Gunun Merapi sedang memasuki fase erupsi waktu Gambar 3 Grafik Perubahan Nilai TEC Akibat Letusan Gunung Merapi Tahun Pada Gambar 3 memperlihatkan bahwa pola pergerakan nilai TEC yang diamati selama 24 jam selama 4 hari sebelum dan 4 hari sesudah Gunung Merapi meletus tahun, mempunyai pola pergerakan yang hampir sama. Nilai TEC cenderung bergerak maksimum pada pukul 6. sampai. karena tidak ada atau lemahnya aktifitas matahari sehingga densitas elektron menjadi naik. Pada Gambar 3 juga dapat dilihat pada tanggal 1 Nopember terjadi kenaikan nilai rata-rata perjam TEC yang diamati dari CORS- Gambar 4 Perbandingan Nilai TEC Berdasarkan Satelit no. 17 dan no. 4. Pada Gambar 4, satelit no. 17 sinyalnya memotong lapisan ionosfer di atas Gunung Merapi sebelum sampai ke receiver. Sedangkan satelit no. 4 sinyalnya tidak memotong lapisan ionosfer di atas Gunung Merapi sebelum sampai ke receiver. Dari grafik di atas memperlihatkan bahwa nilai TEC yang diamati berdasarkan satelit yang sinyalnya melewati lapisan ionosfer sebelum sampai ke ionosfer lebih besar daripada nilai TEC yang diamati
6 Besar Koreksi (m) Besar Koreksi (m) berdasarkan satelit yang sinyalnya tidak melewati lapisan ionosfer sebelum sampai ke ionosfer. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi kenaikan nilai TEC akibat pengaruh erupsi Gunung Merapi Tahun. 3.2 Analisa Koreksi TEC Terhadap Jarak Dari Satelit GPS ke Receiver (Slant Range) Pada Gambar pengamatan jarak dari tiap-tiap satelit GPS ke receiver menggunakan frekuensi L1 tanggal 1 Oktober pukul 7. pagi hari menunjukkan bahwa nilai koreksi TEC yang paling besar diberikan pada satelit nomor 2, yaitu sebesar 17,127 m. - Untuk Jarak Menggunakan frekuensi L Sebelum Gunung Merapi Meletus Analisa ini bertujuan untuk mengetahui berapa nilai koreksi TEC terhadap jarak dari satelit GPS ke receiver untuk tiap-tiap satelit, dengan waktu pengamatan pada pukul 7. pagi hari tanggal 1 Oktober, dimana nilai TEC pada saat itu cenderung tinggi Koreksi TEC Terhadap Slant Range Menggunakan L2 1 Oktober pukul 7. 1 Oktober - Untuk Jarak Menggunakan Frekuensi L Koreksi TEC Terhadap Slant Range Menggunakan L1 1 Oktober pukul No. Satelit Gambar Koreksi TEC Terhadap Slant Range Menggunakan frekuensi L1 Tanggal 1 Oktober pukul No. Satelit Gambar 6 Koreksi TEC Terhadap Slant Range Menggunakan frekuensi L2 Tanggal 1 Oktober pukul 7. Pada Gambar 6 pengamatan jarak dari tiap-tiap satelit GPS ke receiver menggunakan frekuensi L2 tanggal 1 Oktober pukul 7. pagi hari dapat terlihat bahwa nilai koreksi TEC yang paling besar diberikan pada satelit nomor 2, yaitu sebesar 28,7 m. 6
7 Besar Koreksi (m) Besar Koreksi (m) Sesudah Gunung Merapi Meletus Analisa ini bertujuan untuk mengetahui berapa nilai koreksi TEC terhadap jarak dari satelit GPS ke receiver untuk tiap-tiap satelit, dengan waktu pengamatan pada pukul 7. pagi hari tanggal 23 Desember, dimana nilai TEC pada saat itu cenderung tinggi. 23 Desember - Untuk Jarak Menggunakan frekuensi L1 - Untuk Jarak Menggunakan frekuensi L2 Koreksi TEC Terhadap Slant Range Menggunakan L Desember pukul Koreksi TEC TERhadap Slant Range Menggunakan L1 23 Desember pukul No. Satelit Gambar 8 Koreksi TEC Terhadap Slant Range Menggunakan frekuensi L2 Tanggal 23 Desember pukul No. Satelit Gambar 7 Koreksi TEC Terhadap Slant Range Menggunakan frekuensi L1 Tanggal 23 Desember pukul 7. Pada Gambar 7 pengamatan jarak dari tiap-tiap satelit GPS ke receiver menggunakan frekuensi L1 tanggal 23 Desember pukul 7. pagi hari menunjukkan bahwa nilai koreksi TEC yang paling besar diberikan pada satelit nomor 12, yaitu sebesar 23,83 m. Pada Gambar 8 pengamatan jarak dari tiap-tiap satelit GPS ke receiver menggunakan frekuensi L2 tanggal 23 Desember pukul 7. pagi hari menunjukkan bahwa nilai koreksi TEC yang paling besar diberikan pada satelit nomor 12, yaitu sebesar 39,24 m. 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Penelitian tentang Analisa Perubahan Karakteristik TEC Akibat Letusan Gunung Merapi Tahun yang diamati melalui stasiun pengamatan CORS-GPS Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Nilai rata-rata perjam TEC yang diamati dari CORS-GPS Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman mengalami peningkatan pada saat Gunung Merapi sedang bererupsi. Ketika Merapi dalam status siaga sebelum erupsi, nilai TEC tertinggi mencapai 21, TECU. Pada Saat bererupsi, nilai TEC tertinggi mencapai 6,14 TECU. Sedangkan setelah aktivitas Gunung Merapi turun, maka nilai rata-rata perjam TEC cenderung kembali seperti pada saat Gunung Merapi dalam status siaga sebelum erupsi. 7
8 b. Sebelum Gunung Merapi meletus, untuk koreksi TEC terhadap jarak menggunakan frekuensi L 1, nilai koreksi terbesar terjadi mencapai 17,127 m. Sedangkan untuk koreksi TEC terhadap jarak menggunakan frekuensi L 2, nilai koreksi terbesar yaitu sebesar 28,7 m. Sedangkan setelah Gunung Merapi meletus, untuk koreksi TEC terhadap jarak menggunakan frekuensi L 1, nilai koreksi terbesar mencapai 23,83 m. Sedangkan untuk koreksi TEC terhadap jarak menggunakan frekuensi L 2, nilai koreksi terbesar yaitu sebesar 39,24 m. 4.2 Saran a. Diperlukan penelitian lanjutan tentang pengaruh letusan Gunung Api terhadap karakteristik TEC menggunakan metode penentuan TEC dengan data fase. b. Untuk mengamati keadaan TEC sebelum letusan Gunung Api, sebaiknya dilakukan pada saat aktivitas Gunung Api tersebut masih dalam status normal. DAFTAR PUSTAKA Abidin, H.Z. 7. Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya. Jakarta : PT Pradnya Paramita. Adiyanto, F.H., Abidin, H.Z., Subarya, C., Muslim, B., Meilano, I., Andreas, H. dan Gumilar, I.. The Applications of GPS CORS in Indonesia: Status, Prospectand Limitation. FIG Congress 14 : Asriningrum, W., Noviar, H. dan Suwarsono. 4. Pengembangan Metode Zonasi Daerah Bahaya Letusan Gunung Api Studi Kasus Gunung Merapi. Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital Vol. 1, No. 1, Juni:66-7. Dean, A., 9. Persebaran Gunung Berapi di Indonesia, <URL: Dikunjungi pada tanggal 6 Juli 11, jam 23. WIB. Keller, W. 8. Foundations of Satellite Geodesy. Stuttgart : Geodetic Institute Universität Stuttgart. Kelompok Keilmuan Geodesi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian. Studi Ionosfer Menggunakan GPS, <URL: >. Dikunjungi pada tanggal 17 Nopember, jam WIB. Kurniawan, B., Merapi Keluarkan Wedhus Gembel, <URL: 9/18/14784/17/1/merapikeluarkan-wedhus-gembel>. Dikunjungi pada tanggal 8 Juli 11, jam :7 WIB. Kurniawan, Rahmad.. GPS (Global Positioning System), <URL: nr/>. Dikunjungi pada tanggal 29 Juni 11, jam. WIB. Muslim, B., Abidin, H.Z., Liong, T.H., Kuntjoro, W., Subarya, C., Andreas, H., dan Gamal, M. 6. Pemodelan TEC Regional dari Data GPS Stasiun Tetap di Indonesia dan Sekitarnya. Proceeding ITB Sains dan Teknologi 38A, 2: Norsuzila, Y., Abdullah, M., Ismail, M., Ibrahim, M., dan Zakaria, Z.. Total Electron Content (TEC) and Estimatipon of Positioning Error Using Malaysia Data. Proceedings of the World Congress on Engineering Vol 1. Ragone, A.H.C.de, Manzano, A.N.F.de, Elias, A.G., dan Artigas M.Z.de. 2. Ionospheric Effects of Volcanic Eruptions. Geofisica Nacional (4) 43, 2: Rizal, M., Analisa Nilai TEC (Total Electron Content) Pada Lapisan Ionosfer Dengan Menggunakan Data Pengamatan GPS Dua Frekuensi. 9. Surabaya : Tugas Akhir Program Studi Teknik Gematika- ITS. Seeber, G Satellite Geodesy, Foundations, Methods and Applications. Berlin : Walter de Gruyter. Strang, G., dan Borre, K Linear Algebra, Geodesy, and GPS. Welleslay : Massachussets Institute of Technology and Aalborg University. 8
ANALISA NILAI TEC (TOTAL ELECTRON CONTENT) PADA LAPISAN IONOSFER DENGAN MENGGUNAKAN DATA PENGAMATAN GPS DUA FREKUENSI
ANALISA NILAI TEC (TOTAL ELECTRON CONTENT) PADA LAPISAN IONOSFER DENGAN MENGGUNAKAN DATA PENGAMATAN GPS DUA FREKUENSI Mochammad Rizal 1, Eko Yuli Handoko 1, Buldan Muslim 2 1 Program Studi Teknik Geomatika,
Lebih terperinciANALISA NILAI TEC PADA LAPISAN IONOSFER DENGAN MENGGUNAKAN DATA PENGAMATAN GPS DUA FREKUENSI PEMBIMBING EKO YULI HANDOKO, ST, MT
ANALISA NILAI TEC PADA LAPISAN IONOSFER DENGAN MENGGUNAKAN DATA PENGAMATAN GPS DUA FREKUENSI MOCHAMMAD RIZAL 3504 100 045 PEMBIMBING EKO YULI HANDOKO, ST, MT PENDAHULUAN Ionosfer adalah bagian dari lapisan
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN ORBIT SATELIT GPS YANG DIPENGARUHI OLEH SPHERICALLY SYMMETRIC ELEMENT KEPLERIAN
ANALISA PERBANDINGAN ORBIT SATELIT GPS YANG DIPENGARUHI OLEH SPHERICALLY SYMMETRIC ELEMENT KEPLERIAN DAN OSCULATING ELEMENT KEPLERIAN (STUDY KASUS SURABAYA) Abdur Rozaq ), Mokhamad Nur Cahyadi ), Eko Yuli
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DI LAPISAN IONOSFER PADA DATA PENGAMATAN GNSS RT-PPP
ANALISIS PENGARUH TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DI LAPISAN IONOSFER PADA DATA PENGAMATAN GNSS RT-PPP Oleh : Syafril Ramadhon ABSTRAK Metode Real Time Point Precise Positioning (RT-PPP) merupakan teknologi
Lebih terperinciAnalisa Perubahan Ionosfer Akibat Gempa Bumi Sumatra Barat Tanggal 2 Maret 2016
F318 Analisa Perubahan Ionosfer Akibat Gempa Bumi Sumatra Barat Tanggal 2 Maret 2016 Febrian Adi Saputra dan Mokhamad Nur Cahyadi Departemen Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut
Lebih terperinciAnalisa Perubahan Ionosfer Akibat Gempa Bumi Sumatra Barat Tanggal 2 Maret 2016
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-319 Analisa Perubahan Ionosfer Akibat Gempa Bumi Sumatra Barat Tanggal 2 Maret 2016 Febrian Adi Saputra dan Mokhamad Nur Cahyadi
Lebih terperinciPERBANDINGAN ANTARA MODEL TEC REGIONAL INDONESIA NEAR-REAL TIME DAN MODEL TEC GIM (GLOBAL IONOSPHERIC MAP) BERDASARKAN VARIASI HARIAN (DIURNAL)
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 5 No. 1 Maret 2010 : 40-53 PERBANDINGAN ANTARA MODEL TEC REGIONAL INDONESIA NEAR-REAL TIME DAN MODEL TEC GIM (GLOBAL IONOSPHERIC MAP) BERDASARKAN VARIASI HARIAN
Lebih terperinciPERBANDINGAN PERUBAHAN TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) IONOSFER AKIBAT GEMPA BUMI DAN LETUSAN GUNUNG API
PERBANDINGAN PERUBAHAN TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) IONOSFER AKIBAT GEMPA BUMI DAN LETUSAN GUNUNG API Mokhamad Nur Cahyadi 1, Febrian Adi Saputra 1 Departemen Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo,
Lebih terperinciPENGARUH GEOMETRI SATELIT DAN IONOSFER DALAM KESALAHAN PENENTUAN POSISI GPS
PENGARUH GEOMETRI SATELIT DAN IONOSFER DALAM KESALAHAN PENENTUAN POSISI GPS Sri Ekawati Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi, Pusfatsainsa, LAPAN ekawa_srie@bdg.lapan.go.id, cie_demes@yahoo.com
Lebih terperinciB A B IV HASIL DAN ANALISIS
B A B IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Output Sistem Setelah sistem ini dinyalakan, maka sistem ini akan terus menerus bekerja secara otomatis untuk mendapatkan hasil berupa karakteristik dari lapisan troposfer
Lebih terperinciKomputasi TEC Ionosfer Mendekati Real Time Dari Data GPS
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 Komputasi TEC Ionosfer Mendekati Real Time Dari Data GPS Buldan Muslim dan
Lebih terperinciAnalisa Pergeseran Titik Pengamatan GPS pada Gunung Merapi Periode Januari-Juli 2015
A389 Analisa Pergeseran Titik Pengamatan GPS pada Gunung Merapi Periode Januari-Juli 2015 Joko Purnomo, Ira Mutiara Anjasmara, dan Sulistiyani Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Halaman Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satelit GPS beredar mengelilingi bumi pada ketinggian sekitar 20.200 km. Satelit GPS tersebut berada di atas atmosfer bumi yang terdiri dari beberapa lapisan dan ditandai
Lebih terperinciB A B I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bab 1 pendahuluan
B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satelit-satelit GPS beredar mengelilingi bumi jauh di atas permukaan bumi yaitu pada ketinggian sekitar 20.200 km dimana satelit tersebut berputar mengelilingi bumi
Lebih terperinciAnalisis Deformasi Gunung Merapi Berdasarkan Data Pengamatan GPS Februari- Juli 2015
A427 Analisis Deformasi Gunung Merapi Berdasarkan Data Pengamatan GPS Februari- Juli 2015 Yuandhika Galih Wismaya, Ira Mutiara Anjasmara, dan Sulistiyani Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciPengaruh Waktu Pengamatan Terhadap Ketelitian Posisi dalam Survei GPS
Jurnal Reka Geomatika Jurusan Teknik Geodesi No. 1 Vol. 1 ISSN 2338-350X Juni 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Pengaruh Waktu Pengamatan Terhadap Ketelitian Posisi dalam Survei GPS RINA ROSTIKA
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH SINTILASI IONOSFER TERHADAP AKURASI PENENTUAN POSISI ABSOLUT PADA GLOBAL POSITIONING SYSTEM
Abstrak - Penelitian ini membahas tentang analisis pengaruh dari fenomena sintilasi di lapisan ionosfer terhadap akurasi pengukuran posisi pada Global Positioning System (GPS). Sebelum sinyal satelit GPS
Lebih terperinciOPTIMASI JARING PADA PENGUKURAN ORDE-3 MENGGUNAKAN PERATAAN PARAMETER
OPTIMASI JARING PADA PENGUKURAN ORDE-3 MENGGUNAKAN PERATAAN PARAMETER Yeni Arsih Sriani, Mokhamad Nur Cahyadi Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciBuldan Muslim Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi, Pusat Sains Antariksa, Lapan ABSTRACT
DETEKSI EFEK FLARE SINAR-X PADA IONOSFER DARI DATA TOTAL ELECTRON CONTENT YANG DITURUNKAN DARI PENGAMATAN GPS (DETECTION X-RAY FLARE EFFECT ON IONOSPHERE FROM TOTAL ELECTRON CONTENT DATA DERIVED FROM GPS
Lebih terperinciVARIASI KUAT SIGNAL HF AKIBAT PENGARUH IONOSFER
Prosiding SNaPP1 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 9-35 VARIASI KUAT SIGNAL HF AKIBAT PENGARUH IONOSFER 1 Mumen Tarigan 1 Peneliti Bidang Teknologi Pengamatan, Pussainsa LAPAN Jl. DR. Junjunan No.
Lebih terperinciJurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Mahasiswa : Cherie Bhekti Pribadi (3509100060) Dosen Pembimbing : Dr. Ing. Ir. Teguh Hariyanto, MSc Udiana Wahyu D, ST. MT Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGOLAHAN DATA IV.1 SOFTWARE BERNESE 5.0 Pengolahan data GPS High Rate dilakukan dengan menggunakan software ilmiah Bernese 5.0. Software Bernese dikembangkan oleh Astronomical Institute University
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN IONOSFER AKIBAT LETUSAN GUNUNG MERAPI YOGYAKARTA 2010
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 ANALISIS PERUBAHAN IONOSFER AKIBAT LETUSAN GUNUNG MERAPI YOGYAKARTA 2010 (Studi Kasus: Gunung Merapi, Daerah Istimewa Yogyakarta)
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEKNOLOGI GNSS RT-PPP UNTUK KEGIATAN TOPOGRAFI SEISMIK
PENGGUNAAN TEKNOLOGI GNSS RT-PPP UNTUK KEGIATAN TOPOGRAFI SEISMIK Oleh : Syafril Ramadhon ABSTRAK Salah satu kegiatan eksplorasi seismic di darat adalah kegiatan topografi seismik. Kegiatan ini bertujuan
Lebih terperinciBAB III GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)
BAB III GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) III. 1 GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) Global Positioning System atau GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit [Abidin, 2007]. Nama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitik dari data deformasi dengan survei GPS dan data seismik. Parameter
Lebih terperinciB A B III GPS REALTIME UNTUK PENGAMATAN TROPOSFER DAN IONOSFER
B A B III GPS REALTIME UNTUK PENGAMATAN TROPOSFER DAN IONOSFER 3.1 Pengembangan Sistem GPS Realtime Karakteristik dari lapisan troposfer dan ionosfer bervariasi secara spasial dan temporal, oleh karena
Lebih terperinciEFEK SINTILASI IONOSFER TERHADAP GANGGUAN KOMUNIKASI SATELIT
EFEK SINTILASI IONOSFER TERHADAP GANGGUAN KOMUNIKASI SATELIT Sri Ekawati Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi, Pusfatsainsa, LAPAN e-mail: ekawa_srie@bdg.lapan.go.id, cie_demes@yahoo.com RINGKASAN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh : Misbakhul Munir Zain 3506100055 Program Studi Teknik Geomatika ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Email
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas vulkanisme dapat mengakibatkan bentuk bencana alam yang menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara (Hariyanto, 1999:14) mengemukakan
Lebih terperinciSTUDI PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) MENGGUNAKAN SATELIT AQUA MODIS
STUDI PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) MENGGUNAKAN SATELIT AQUA MODIS Oleh : Dwi Ayu Retnaning Anggreyni 3507.100.017 Dosen Pembimbing: Prof.Dr.Ir. Bangun M S, DEA, DESS Lalu Muhammad Jaelani, ST, MSc
Lebih terperinciAnalisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech ASH111661
A369 Analisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech I Gede Brawiswa Putra, Mokhamad Nur Cahyadi Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengolahan Data Data GPS yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah hasil pengukuran secara kontinyu selama 2 bulan, yang dimulai sejak bulan Oktober 2006 sampai November 2006
Lebih terperinciPENERAPAN NAVSTAR GPS UNTUK PEMETAAN TOPOGRAFI
PENERAPAN NAVSTAR GPS UNTUK PEMETAAN TOPOGRAFI Muh. Altin Massinai Lab. Fisika Bumi dan Lautan Program Studi Geofisika FMIPA Universitas Hasanuddin Makassar Abstract A research have been done about topography
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) A-202
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-202 Studi Perbandingan Ketelitian Nilai Melalui Matahari dan Global Positioning System (GPS) Terhadap Titik BM Referensi (Studi
Lebih terperinciRESPON IONOSFER TERHADAP GERHANA MATAHARI 26 JANUARI 2009 DARI PENGAMATAN IONOSONDA
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 RESPON IONOSFER TERHADAP GERHANA MATAHARI 26 JANUARI 2009 DARI PENGAMATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ionosfer merupakan salah satu lapisan di atmosfer bumi yang memiliki beragam manfaat bagi kehidupan makhluk hidup. Banyak penelitian yang telah dilakukan terhadap
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN KETELITIAN PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL ORDE-4 MENGGUNAKAN GPS GEODETIK METODE RAPID STATIC DENGAN TOTAL STATION
ANALISA PERBANDINGAN KETELITIAN PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL ORDE-4 MENGGUNAKAN GPS GEODETIK METODE RAPID STATIC DENGAN TOTAL STATION SIAM ARIFAL EFFENDI, MUHAMMAD TAUFIK, EKO YULI HANDOKO Program
Lebih terperinciAnalisa Perubahan Kecepatan Pergeseran Titik Akibat Gempa Menggunakan Data SuGar (Sumatran GPS Array)
Analisa Perubahan Kecepatan Pergeseran Titik Akibat Gempa Menggunakan Data SuGar (n GPS Array) Bima Pramudya Khawiendratama 1), Ira Mutiara Anjasmara 2), dan Meiriska Yusfania 3) Jurusan Teknik Geomatika,
Lebih terperinciPENGARUH BADAI MATAHARI OKTOBER 2003 PADA IONOSFER DARI TEC GIM
Jurnal Fisika Vol. 3 No. 1, Mei 2013 63 PENGARUH BADAI MATAHARI OKTOBER 2003 PADA IONOSFER DARI TEC GIM Buldan Muslim 1,* Pusat Sains Antariksa Deputi Bidang Pengakajian, Sains dan Informasi Kedirgantaraan,
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip Oktober 2013
Analisis Ketelitian Pengukuran Baseline Panjang GNSS Dengan Menggunakan Perangkat Lunak Gamit 10.4 dan Topcon Tools V.7 Maulana Eras Rahadi 1) Moehammad Awaluddin, ST., MT 2) L. M Sabri, ST., MT 3) 1)
Lebih terperinciSTUDI TENTANG CONTINUOUSLY OPERATING REFERENCE STATION GPS (Studi Kasus CORS GPS ITS) Oleh: Prasetyo Hutomo GEOMATIC ENGINEERING ITS
STUDI TENTANG CONTINUOUSLY OPERATING REFERENCE STATION GPS (Studi Kasus CORS GPS ITS) Oleh: Prasetyo Hutomo 3505.100.023 GEOMATIC ENGINEERING ITS CORS (Continuously Operating Reference System) CORS (Continuously
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Data geomagnet yang dihasilkan dari proses akusisi data di lapangan merupakan data magnetik bumi yang dipengaruhi oleh banyak hal. Setidaknya
Lebih terperinciHALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR RG LINO GARDA DENARO NRP Dosen Pembimbing Mokhamad Nur Cahyadi, ST, M.Sc, Ph.D
HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR RG 141536 ANALISIS PERUBAHAN IONOSFER DAN POSISI STASIUN GPS-CORS PADA SAAT LETUSAN BESAR GUNUNG BERAPI 2010 (Studi Kasus : Gunung Merapi, Daerah Istimewa Yogyakarta) LINO GARDA
Lebih terperinciMETODE PEMBACAAN DATA IONOSFER HASIL PENGAMATAN MENGGUNAKAN IONOSONDA FMCW
Metode Pembacaan Data Ionosfer Hasil Pengamatan Menggunakan... (Jiyo) METODE PEMBACAAN DATA IONOSFER HASIL PENGAMATAN MENGGUNAKAN IONOSONDA FMCW Jiyo Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi, LAPAN
Lebih terperinciPERHITUNGAN VOLUME DAN SEBARAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN CITRA IKONOS MULTI TEMPORAL 2011
PERHITUNGAN VOLUME DAN SEBARAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN CITRA IKONOS MULTI TEMPORAL 2011 OLEH: AULIA MUSTIKA AKBARI 3507 100 016 DOSEN PEMBIMBING: DR.ING. IR. TEGUH HARIYANTO, MSC. TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS
Lebih terperinciStudi Perbandingan GPS CORS Metode RTK NTRIP dan Total Station dalam Pengukuran Volume Cut and Fill
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Jun, 2013) ISSN: 2301-9271 1 Studi Perbandingan GPS CORS Metode RTK NTRIP dan Total Station dalam Pengukuran Volume Cut and Fill Firman Amanullah dan Khomsin Jurusan
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN GPS CORS METODE RTK NTRIP DENGAN TOTAL STATION
SIDANG TUGAS AKHIR STUDI PERBANDINGAN GPS CORS METODE RTK NTRIP DENGAN TOTAL STATION Yoga Prahara Putra yoga.prahara09@mhs.geodesy.its.ac.id JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Lebih terperinciB A B II ATMOSFER DAN GPS
B A B II ATMOSFER DAN GPS 2.1 Lapisan Atmosfer Atmosfer adalah campuran gas yang menyelubungi permukaan bumi. Campuran gas ini mengitari bumi karena ditarik oleh gaya gravitasi yang ada pada bumi, campuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Badan Pertanahan Nasional (BPN) merupakan suatu Lembaga Pemerintah yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional
Lebih terperinciSTUDI KONDISI UDARA DI ATAS GUNUNGAPI BATUR DENGAN MENGGUNAKAN GPS
STUDI KONDISI UDARA DI ATAS GUNUNGAPI BATUR DENGAN MENGGUNAKAN GPS Wedyanto Kuntjoro 1), Dudy Darmawan 1), Hasanuddin Z. Abidin 1), F. Kimata 2) Mipi A. Kusuma 1), M. Hendrasto 3), Oni K. Suganda 3) 1)
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. 1. Abidin, Hasanuddin Z.(2001). Geodesi satelit. Jakarta : Pradnya Paramita.
DAFTAR PUSTAKA 1. Abidin, Hasanuddin Z.(2001). Geodesi satelit. Jakarta : Pradnya Paramita. 2. Abidin, Hasanuddin Z.(2002). Survey Dengan GPS. Cetakan Kedua. Jakarta : Pradnya Paramita. 3. Krakiwsky, E.J.
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM GPS REALTIME UNTUK PENGAMATAN TROPOSFER DAN IONOSFER
PENGEMBANGAN SISTEM GPS REALTIME UNTUK PENGAMATAN TROPOSFER DAN IONOSFER TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Oleh Ari Yanuar Nugraha 151 04 020 Program Studi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas gunung api dapat dipelajari dengan pengamatan deformasi. Pemantauan deformasi gunung api dapat digolongkan menjadi tiga kategori berbeda dari aktifitas gunung
Lebih terperinciRANCANGAN PEMANFAATAN DATA TEC PADA SISTEM PPP NEAR REAL TIME DENGAN GPS FREKUENSI TUNGGAL
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 305 hal. 305-310 RANCANGAN PEMANFAATAN DATA TEC PADA SISTEM PPP NEAR REAL TIME DENGAN GPS FREKUENSI TUNGGAL Buldan Muslim Peneliti
Lebih terperinciKAJIAN AWAL ABSORPSI IONOSFER DENGAN MENGGUNAKAN DATA FMIN (FREKUENSI MINIMUM) DI TANJUNGSARI
Berita Dirgantara Vol. 10 No. 3 September 2009:86-91 KAJIAN AWAL ABSORPSI IONOSFER DENGAN MENGGUNAKAN DATA FMIN (FREKUENSI MINIMUM) DI TANJUNGSARI Prayitno Abadi Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi,
Lebih terperinciAPLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENGATURAN SPOOR DAN JADWAL KEBERANGKATAN KERETA API
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENGATURAN SPOOR DAN JADWAL KEBERANGKATAN KERETA API (Studi Kasus: Stasiun pasar turi Surabaya-Stasiun Lamongan kota) Budy Pribadi 1, Agung Budi Cahyono ST, MSc,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2015, mulai dari pukul
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2015, mulai dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Penelitian dilakukan di Desa Gerbosari,
Lebih terperinciBAB 3 PENGOLAHAN DATA DAN HASIL. 3.1 Data yang Digunakan
BAB 3 PENGOLAHAN DATA DAN HASIL 3.1 Data yang Digunakan Data GPS yang digunakan dalam kajian kemampuan kinerja perangkat lunak pengolah data GPS ini (LGO 8.1), yaitu merupakan data GPS yang memiliki panjang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang GPS adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi menggunakan wahana satelit. Sistem yang dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus dalam segala cuaca ini,
Lebih terperinciEko Yudha ( )
Eko Yudha (3507 100 045) Fenomena letusan Gunung Berapi Teknologi InSAR Terjadinya perubahan muka tanah (deformasi) akibat letusan gunung Berapi Penggunaan Teknologi InSAR untuk pengamatan gunung api Mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang GPS(Global Positioning System) adalah sebuah sistem navigasi berbasiskan radio yang menyediakan informasi koordinat posisi, kecepatan, dan waktu kepada pengguna di
Lebih terperinciContents BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Lingkup Pembahasan Maksud Dan Tujuan...
Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2 Pokok Permasalahan... 2 1.3 Lingkup Pembahasan... 3 1.4 Maksud Dan Tujuan... 3 1.5 Lokasi... 4 1.6 Sistematika Penulisan... 4 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gunung Merapi merupakan gunung api tipe strato, dengan ketinggian 2.980 meter dari permukaan laut. Secara geografis terletak pada posisi 7 32 31 Lintang Selatan dan
Lebih terperinciANALISIS DEFORMASI JEMBATAN SURAMADU AKIBAT PENGARUH ANGIN MENGGUNAKAN PENGUKURAN GPS KINEMATIK
ANALISIS DEFORMASI JEMBATAN SURAMADU AKIBAT PENGARUH ANGIN MENGGUNAKAN PENGUKURAN GPS KINEMATIK Lysa Dora Ayu Nugraini, Eko Yuli Handoko, ST, MT Program Studi Teknik Geomatika, FTSP ITS-Sukolilo, Surabaya
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Lapisan Ionosfer Terhadap Komunikasi Radio Hf
Analisis Pengaruh Lapisan Ionosfer Terhadap Komunikasi Radio Hf Sutoyo 1, Andi Putra 2 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro UIN SUSKA RIAU 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UIN SUSKA RIAU Jl HR Soebrantas KM
Lebih terperinciAnalisa Perbandingan Volume Cut and Fill menggunakan Total Station dan GPS CORS (Continouosly Operating Reference Station) Metode RTK NTRIP
Analisa Perbandingan Volume Cut and Fill menggunakan Total Station dan GPS CORS (Continouosly Operating Reference Station) Metode RTK NTRIP Firman Amanullah 3509100027 Email : surveyorfirman@gmail.com
Lebih terperinciPENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-399 PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki karakteristik bencana yang kompleks, karena terletak pada tiga lempengan aktif yaitu lempeng Euro-Asia di bagian utara, Indo-Australia di bagian
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN:
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN: 2301-9271 1 Kajian Updating Peta Menggunakan Data Dasar Citra Satelit Worldview-2 dan Kota Surabaya Skala 1:5000 (Studi Kasus: dan Anyar) Cherie Bhekti
Lebih terperinciPembuatan Program Pengolahan Data GPS Analisa Pseudorange Dan Koreksi Troposfer
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-712 Pembuatan Program Pengolahan Data GPS Analisa Pseudorange Dan Koreksi Troposfer Mohammad Hadi Kunnuha dan Akbar Kurniawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Gambar situasi adalah gambaran wilayah atau lokasi suatu kegiatan dalam bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan atribut (Basuki,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO No Percobaan : 01 Judul Percobaan Nama Praktikan : Perambatan Gelombang Mikro : Arien Maharani NIM : TEKNIK TELEKOMUNIKASI D3 JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciGambar 1. Perubahan nilai kandungan elektron di atmosfer sebelum terjadi Gempabumi Yogyakarta 26 Mei 2006 ( I Made Kris Adi Astra, 2009)
MENGENALI TANDA-TANDA GEMPABUMI DENGAN AKTIVITAS LISTRIK DI UDARA Gempabumi merupakan sebuah fenomena alam yang terjadi akibat adanya interaksi antar lempeng bumi. interaksi ini menjadi pemicu utama adanya
Lebih terperinciPREDIKSI SUDUT ELEVASI DAN ALOKASI FREKUENSI UNTUK PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI RADIO HF PADA DAERAH LINTANG RENDAH
PREDIKSI SUDUT ELEVASI DAN ALOKASI FREKUENSI UNTUK PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI RADIO HF PADA DAERAH LINTANG RENDAH Indah Kurniawati 1*, Irwan Syahrir 2 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN
44 BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Metoda Pembacaan Rekaman Gelombang gempa Metode geofisika yang digunakan adalah metode pembacaan rekaman gelombang gempa. Metode ini merupakaan pembacaan dari alat yang
Lebih terperinciPEMANTAUAN POSISI ABSOLUT STASIUN IGS
PEMANTAUAN POSISI ABSOLUT STASIUN IGS (Sigit Irfantono*, L. M. Sabri, ST., MT.**, M. Awaluddin, ST., MT.***) *Mahasiswa Teknik Geodesi Universitas Diponegoro. **Dosen Pembimbing I Teknik Geodesi Universitas
Lebih terperinciBAB II PROPAGASI GELOMBANG MENENGAH
BAB II PROPAGASI GELOMBANG MENENGAH. GELOMBANG MENENGAH Berdasarkan spektrum frekuensi radio, pita frekuensi menengah adalah gelombang dengan rentang frekuensi yang terletak antara 300 khz sampai 3 MHz
Lebih terperinci3. METODOLOGI. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Oktober Survei
3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Oktober 2010. Survei lapang dilaksanakan pada tanggal 20-27 Maret 2010 dengan mengikuti kegiatan yang dilakukan
Lebih terperinciStudi Penurunan Tanah Kota Surabaya Menggunakan Global Positioning System
Studi Penurunan Tanah Kota Surabaya Menggunakan Global Positioning System Akbar.K 1 *, M.Taufik 1 *, E.Y.Handoko 1 * Teknik Geomatika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesi Email : akbar@geodesy.its.ac.id
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 MetodePenelitan Pada penelitian ini penulis menjelaskan tentang metode penelitian untuk mengkonsep alur kerja atau langkah-langkah kerja pada penelitian ini. Penelitian
Lebih terperinciPENENTUAN POSISI DENGAN GPS
PENENTUAN POSISI DENGAN GPS Disampaikan Dalam Acara Workshop Geospasial Untuk Guru Oleh Ir.Endang,M.Pd, Widyaiswara BIG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jln. Raya Jakarta Bogor Km. 46 Cibinong, Bogor 16911
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Gunungapi
BAB II DASAR TEORI 2.1 Gunungapi Gunungapi terbentuk sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang gunungapi berawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai hubungan dekat
Lebih terperinciKARAKTERISASI KANAL PROPAGASI VHF BERGERAK DI ATAS PERMUKAAN LAUT
KARAKTERISASI KANAL PROPAGASI VHF BERGERAK DI ATAS PERMUKAAN LAUT Putri Kusuma Ningtyas 2206100144 1) 1) Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-6011
Lebih terperinciStudi Kinerja Perangkat Lunak Starpoint untuk Pengolahan Baseline GPS Irwan Gumilar, Brian Bramanto, dan Teguh P. Sidiq
Studi Kinerja Perangkat Lunak Starpoint untuk Pengolahan Baseline GPS Irwan Gumilar, Brian Bramanto, dan Teguh P. Sidiq Kelompok Keahlian Geodesi, Institut Teknologi Bandung Labtek IX-C, Jalan Ganeca 10,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menerapkan metode deskripsi analitik dan menganalisis data
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menerapkan metode deskripsi analitik dan menganalisis data sekunder yang diperoleh dari hasil akuisisi data yang dilakukan oleh Lembaga Penerbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi Matahari mengalami perubahan secara periodik dalam skala waktu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi Matahari mengalami perubahan secara periodik dalam skala waktu pendek dan skala waktu panjang (misalnya siklus Matahari 11 tahunan). Aktivitas dari Matahari
Lebih terperinciANALISIS KETELITIAN AZIMUT PENGAMATAN MATAHARI DAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) (Studi Kasus: Kampus ITS Sukolilo, Surabaya)
ANALISIS KETELITIAN AZIMUT PENGAMATAN MATAHARI DAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM () Yuwono 1, Mohammad Luay Murtadlo 2 1,2 Teknik Geomatika, FTSLK-ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia Email: yuwono@geodesy.its.ac.id
Lebih terperinciLAPISAN E SPORADIS IONOSFER GLOBAL DARI TEKNIK GPS-RO
Lapisan E Sporadis Ionosfer Global dari...(sri Ekawati et al.) LAPISAN E SPORADIS IONOSFER GLOBAL DARI TEKNIK GPS-RO Sri Ekawati, Dyah. R. Martiningrum, N. Ristanti dan D. Marlia Peneliti Bidang Ionosfer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem satelit navigasi adalah sistem yang digunakan untuk menentukan posisi di bumi dengan menggunakan teknologi satelit. Sistem ini memungkinkan sebuah alat elektronik
Lebih terperinciPOSITRON, Vol. V, No. 1 (2015), Hal ISSN :
POSITRON, Vol. V, No. (5), Hal. - 5 ISSN : -97 Prediksi Ketinggian Gelombang Laut Perairan Laut Jawa Bagian Barat Sebelah Utara Jakarta dengan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik Prada Wellyantama
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.1. argon. oksigen. nitrogen. hidrogen
1. Komposisi gas terbesar di atmosfer adalah gas. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.1 argon oksigen nitrogen hidrogen karbon dioksida Komposisi gas-gas di udara
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT TERRA DAN AQUA MODIS (STUDI KASUS : DAERAH KABUPATEN MALANG DAN SURABAYA)
ANALISIS PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT TERRA DAN AQUA MODIS (STUDI KASUS : DAERAH KABUPATEN MALANG DAN SURABAYA) Oleh : Dawamul Arifin 3508 100 055 Jurusan Teknik Geomatika
Lebih terperinciANALISA PETA LINGKUNGAN PANTAI INDONESIA (LPI) DITINJAU DARI ASPEK KARTOGRAFIS BERDASARKAN PADA SNI
ANALISA PETA LINGKUNGAN PANTAI INDONESIA (LPI) DITINJAU DARI ASPEK KARTOGRAFIS BERDASARKAN PADA SNI 19-6726-2002 Pristantrina Stephanindra, Ir.Yuwono MT Program Studi Teknik Geomatika, Fakultas Teknik
Lebih terperinciPEMANFAATAN TEKNOLOGI GPS UNTUK PEMANTAUAN PENURUNAN PADA JEMBATAN MERR II-C SURABAYA. Teguh Hariyanto 1, Achmad Frandik 1
PEMANFAATAN TEKNOLOGI GPS UNTUK PEMANTAUAN PENURUNAN PADA JEMBATAN MERR II-C SURABAYA GPS TECHNOLOGY FOR MONITORING SUBSIDENCE IN MERR II-C SURABAYA BRIDGE Teguh Hariyanto 1, Achmad Frandik 1 1 Jurusan
Lebih terperinciANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL
ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL Oleh : Syafril Ramadhon ABSTRAK Ketelitian data Global Positioning Systems (GPS) dapat
Lebih terperinciVisualisasi Perubahan Volume Dan Elevasi Permukaan Lumpur Dengan Citra Satelit Resolusi Tinggi Temporal Untuk Monitoring Lumpur Sidoarjo
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-266 Visualisasi Perubahan Volume Dan Elevasi Permukaan Lumpur Dengan Citra Satelit Resolusi Tinggi Temporal Untuk Monitoring
Lebih terperinciVaruliantor Dear Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi, Pusat Sains Antariksa, LAPAN RINGKASAN
Berita Dirgantara Vol. 13 No. 1 Maret 2012:28-37 TELAAH PERBANDINGAN HASIL UJI KOMUNIKASI MENGGUNAKAN SISTEM AUTOMATIC LINK ESTABLISHMENT (ALE) DENGAN DATA IONOSONDA TANJUNGSARI UNTUK SIRKUIT KOMUNIKASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi. Secara historis, Indonesia merupakan Negara dengan tingkat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah Negara dengan kekayaan alam yang melimpah. Kekayaan dari flora dan faunanya, serta kekayaan dari hasil tambangnya. Hamparan bumi Indonesia
Lebih terperinciBuldan Muslim Peneliti Pusat Sains Antariksa, Lapan ABSTRACT
Histeresis Ionosfer Selama Siklus Matahari ke 23...(Buldan Muslim) HISTERESIS IONOSFER SELAMA SIKLUS MATAHARI KE 23 DARI GLOBAL IONOSPHERIC MAP [IONOSPHERIC HYSTERESIS DURING SOLAR CYCLE 23 FROM GLOBAL
Lebih terperinci