BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang diwarnai dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang diwarnai dengan"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang diwarnai dengan masyarakat majemuk dimana terdapat beragam identitas etnis, suku, adat, ras, dan agama, serta bahasa. Di Indonesia terdapat 300 lebih kelompok suku bangsa yang sifatnya berbeda dari kelompok lain. Disamping itu, Indonesia mempunyai identitas yang berbeda dan menggunakan lebih dari 200 bahasa khas. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia dapat disebut sebagai masyarakat yang majemuk karena terdiri dari beragam etnis, suku, adat, ras, dan agama, serta kebudayaan sebagai identitas yang berbeda-beda. 1 Keanekaragaman suku, agama, ras, dan budaya Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 230 juta jiwa, pada satu sisi merupakan suatu kekayaan bangsa yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat memberikan kontribusi positif bagi upaya menciptakan kesejahteraan masyarakat. Namun pada sisi lain, kondisi tersebut dapat membawa dampak buruk bagi kehidupan nasional apabila terdapat ketimpangan pembangunan, ketidakadilan dan kesenjangan sosial dan ekonomi, serta ketidakterkendalian dinamika kehidupan politik. 2 1 Admin, Konflik antar agama di Ambon : Suatu analisa hubungan antar etnik, diakses pada Senin, tanggal 29 Oktober 2012, jam WIB. 2 Penjelasan Umum atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5315).

2 2 Kondisi yang majemuk dengan beragamnya etnis, suku bangsa, agama, dan kebudayaan sebagai identitas menjadikan masyarakat rentan dengan konflik. Rentannya konflik merupakan sebab dari pertentangan kebudayaan antar identitas. Setiap identitas etnik memiliki kebudayaan masing-masing yaitu pandangan, prinsip, dan cara menjalani hidup, serta tujuan yang berbeda. Konflik merupakan salah satu esensi dari kehidupan dan perkembangan manusia yang mempunyai karakteristik yang beragam. Manusia memiliki perbedaan jenis kelamin, strata sosial dan ekonomi, sistem hukum, bangsa, suku, agama, kepercayaan, aliran politik, serta budaya dan tujuan hidupnya. Dalam sejarah umat manusia, perbedaan inilah yang selalu menimbulkan konflik. Selama masih ada perbedaan tersebut, konflik tidak dapat dihindari dan selalu akan terjadi. Konflik selalu terjadi di dunia, dalam sistem sosial yang bernama negara, bangsa, organisasi, perusahaan, dan bahkan dalam sistem sosial terkecil yang bernama keluarga dan pertemanan. 3 Sejumlah konflik komunal berdarah telah mengguncang beberapa daerah di Indonesia pada sekitar akhir 1990-an hingga awal 2000-an. Kerusuhan meletus di Kalimantan Barat, yakni tepatnya pada Februari 1999 yang terjadi di Kabupaten Sambas. Pada kejadian di Sambas, etnik Dayak membantu etnik Melayu dengan target suku Madura. Catatan resmi menyebutkan korban meninggal sekitar 200 orang. 4 Kerusuhan serupa juga pecah pada akhir Februari 2001 di wilayah Kalimantan Tengah. Ribuan orang Dayak bersenjata busur, 3 Wirawan, 2009, Konflik dan Manajemen Konflik; Teori, Aplikasi dan Penelitian, Penerbit Salemba Humanika, Jakarta, hlm Heru Cahyono, dkk, ed,. 2008, Konflik Kalbar dan Kalteng; Jalan Panjang Meretas Perdamaian, Pustaka Pelajar dan Pusat Penelitian Politik-LIPI, Yogyakarta, hlm. 3.

3 3 panah, tombak memburu warga dari etnik Madura. Kurang dari dua pekan, orang Dayak telah membunuh lebih dari 400 orang Madura dan sisanya dipaksa keluar dari bumi Kalimantan untuk kembali ke daerah asalnya di Pulau Madura. 5 Konflik kekerasan di masyarakat seolah-olah tak pernah berakhir. Gelombang konflik kekerasan pada akhir-akhir ini kembali mengguncang Indonesia. Konflik antar etnis yang terjadi di Jakarta Timur pada Juli 2004 antara etnis Betawi dan etnis Ambon sedikitnya telah menyebabkan korban luka-luka dan 3 orang meninggal dunia. 6 Konflik kekerasan juga terjadi antar kelompok masyarakat di Provinsi Maluku pada September 2012, yang menyebabkan jatuhnya beberapa korban. 7 Selain di Maluku, tawuran antar mahasiswa di Makassar terjadi pada Oktober 2012 yang juga menyebabkan korban meninggal dunia sebanyak 2 orang. 8 Konflik antar kelompok masyarakat yang melibatkan ribuan massa pelaku kerusuhan juga terjadi di Lampung Selatan pada 28 Oktober Bentrok antar warga yang terjadi di Lampung Selatan melibatkan ribuan massa dan telah 5 Heru Cahyono, 2004, Konflik di Kalbar dan Kalteng: Sebuah Perbandingan, Dalam Masyarakat Indonesia, Pusat Penelitian Politik-LIPI, Jakarta, hlm. 47. Baca juga, Museum Polri (Penegakan Hukum), Konflik antar agama dan etnis di Poso dan Sampit, diakses pada Senin tanggal 29 Oktober 2012 jam WIB. 6 Erwin (Tempo News Room), Tawuran Antar Etnis, Tiga Korban Luka, diakses pada Selasa 30 Oktober jam WIB. 7 Rayya Giri, Isu Konflik yang Sering Terjadi Antar Kelompok Masa di SBT Harus Diakhiri, diakses pada Senin tanggal 29 Oktober 2012 jam WIB. 8 Ilham Mahesa Sinaga, Tawuran antar Mahasiswa di Makassar, diakses pada Senin, tanggal 29 Oktober 2012 jam WIB.

4 4 menyebabkan 14 orang meninggal dunia. 9 Beberapa daerah lain di Indonesia juga memeliki potensi terjadinya konflik kekerasan di masyarakat. Menurut Fadil Lubis, potensi terjadinya perang antara suku dikhawatirkan 10 tahun lagi bakal terjadi di Sumatera Utara dan Kota Medan khususnya. 10 Gelombang konflik dengan kekerasan ini merisaukan banyak kalangan, disamping lantaran lambannya penyelesaian oleh negara, juga menyangkut jatuhnya korban yang tidak sedikit. Ada pandangan bahwa transisi politik dari otoritarianisme menuju demokratisasi diduga sebagai salah satu variabel antara terjadinya berbagai konflik komunal di nusantara yang multikultural ini. 11 Transisi demokrasi dalam tatanan dunia yang makin terbuka mengakibatkan makin cepatnya dinamika sosial, termasuk faktor intervensi asing. Kondisi tersebut menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara yang rawan konflik, terutama konflik yang bersifat horizontal. 12 Konflik tersebut, mengakibatkan hilangnya rasa aman, timbulnya rasa takut masyarakat, kerugian harta benda, korban jiwa dan trauma psikologis seperti dendam, benci, dan antipati, sehingga menghambat terwujudnya pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat. Konflik etnisitas serta multikultural merupakan keniscayaan, dan konflik yang terjadi sering dikarenakan pemahaman yang keliru tentang adanya perbedaan tujuan kehidupan, keragaman suku serta pluralitas kebudayaan. Keragaman etnis 9 Admin, Bentrok Warga, Korban Tewas di Lampung Selatan Jadi 14 Orang, 4.Orang, diakses pada Selasa 30 Oktober 2012 jam WIB. 10 Admin, Sumut Potensi Terjadinya Perang Antar Suku, diakses pada Selasa tanggal 30 Oktober 2012 jam WIB. Heru Cahyono, dkk, ed,. Op.cit, hlm Penjelasan Umum atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5315).

5 5 dan kultural, disatu sisi dipandang sebagai kekayaan bangsa yang tidak ternilai harganya, tetapi disisi lain kemajemukkan tersebut memiliki potensi yang besar bagi munculnya konflik-konflik antar etnis (suku), antar daerah, antar agama, maupun antar strata ekonomi. Di Indonesia, konflik dalam masyarakat sering terjadi karena anggotanya mempunyai karakteristik yang beragam yaitu suku, agama dan ideologi. Karakteristik ini sering diikuti dengan pola hidup yang eksklusif satu sama lain yang sering menimbulkan konflik. 13 Indonesia semenjak kemerdekaannya sampai memasuki abad ke-21 mengalami konflik politik, ekonomi, dan sosial secara terus menerus. Perubahan pola pikir dari pola pikir yang bersifat kebersamaan menjadi pola pikir yang bersifat individualistis, primordialisme, memudarnya rasa nasionalisme, kehidupan politik dan ekonomi liberal, terkikisnya nilai-nilai tradisi, politisasi agama telah berkontribusi mengembangkan budaya konflik di Indonesia. Lemahnya penegakkan hukum dan merosotnya moral para penegak hukum, serta menurunnya kepercayaan masyarakat kepada mereka, menyebabkan orang berusaha mencapai jalan pintas untuk mencapai tujuannya dengan menggunakan kekerasan dan main hakim sendiri. 14 Konflik yang terjadi karena perbedaan agama, suku, ras, bangsa seperti yang terjadi di Indonesia, menurut Lewis Coser sebagaimana yang dikutip oleh Wirawan, 15 mengelompokkannya kedalam jenis konflik nonrealistis, yaitu konflik yang terjadi tidak berhubungan dengan isu substansi penyebab konflik. Konflik ini dipicu oleh kebencian atau prasangka terhadap lawan konflik yang mendorong 13 Wirawan, op.cit., hlm Wirawan, ibid, hlm Wirawan, ibid, hlm. 59.

6 6 melakukan agresi untuk mengalahkan atau menghancurkan lawan konfliknya. Penyelesaian perbedaan pendapat mengenai isu penyebab konflik tidak penting. Hal yang penting adalah bagaimana mengalahkan lawannya. Oleh karena itu, metode manajemen konflik yang digunakan adalah agresi, menggunakan kekerasan, kekuatan dan paksaan. Konflik kekerasan yang melanda berbagai wilayah di Indonesia sebagaimana dikemukakan sebelumnya, juga terjadi di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara, tepatnya di sekitar wilayah kampus Universitas Haluoleo. Realitas yang ada di wilayah sekitar kampus Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara adalah maraknya aksi kekerasan dalam bentuk perkelahian antara kelompok pemuda, yang merupakan konflik yang bernuansa antar suku, perkelahian antar fakultas, pemerasan, penganiayaan, pencurian, pemerkosaan, pembunuhan, peredaran minuman keras (beralkohol), transaksi narkoba serta berbagai kemungkinan kejahatan lainnya yang tidak terpantau selalu terjadi sepanjang tahun. 16 Meskipun demikian, konflik kekerasan yang terjadi di sekitar wilayah kampus Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara belum dapat dikatakan sebagai konflik yang tergolong masif, yaitu kerusuhan yang melibatkan ribuan massa pelaku kerusuhan, mengakibatkan korban puluhan ribu orang harus mengungsi, ratusan orang meninggal dunia, serta ratusan rumah luluh-lantah. Situasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) di sekitar kampus Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara telah menjadi perhatian berbagai pihak sejak lama. Perkelahian antara kelompok pemuda yang biasa 16 Sumber Data : Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Kepolisian Resor Kota Kendari Satuan Reserse Kriminal).

7 7 terjadi selalu memakan korban luka-luka, kerugian harta benda maupun korban jiwa. Upaya kepolisian berupa penegakkan hukum dalam segala aspek dinilai masih belum cukup karena hanya memangkas pada sisi tengah tatkala tindak pidana itu terjadi, sedangkan yang diperlukan untuk menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif adalah selain perangkat yang komprehensif serta juga pola penyelidikan secara verbal guna mengetahui motif dan jaringan pelaku tindak pidana khususnya konflik horizontal yang cenderung mengarah pada isu Suku, Ras dan Agama (SARA). 17 Konflik antara kelompok masyarakat yang bernuansa suku yang terjadi di sekitar kampus Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara adalah konflik antar kelompok masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar kampus Universitas Haluoleo. Masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar kampus Universitas Haluoleo tersebut berasal dari berbagai daerah yang ada di Sulawesi Tenggara. Keberagaman suku yang ada di Sulawesi Tenggara tercermin dalam masyarakat yang hidup di sekitar kampus Universitas Haluoleo, yaitu diantaranya suku Tolaki yang merupakan suku asli Kendari, suku Muna, suku Buton, suku Wanci, suku Kaledupa dan suku Ambon yang merupakan etnis kepulauan atau etnis pendatang. Konflik tersebut terjadi setiap tahun pada momen-momen tertentu seperti penerimaan mahasiswa baru, kegiatan ospek mahasiswa baru ataupun suksesi pemilihan ketua lembaga kemahasiswaan yang ada di kampus Universitas Haluoleo seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Majelis 17 Sumber Data : Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Kepolisian Resor Kota Kendari Satuan Reserse Kriminal).

8 8 Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) serta organisasi kemahasiswaan ditingkat fakultas lainnya. 18 Realitas empiris yang ada di wilayah sekitar kampus Universitas Haluoleo kendari Sulawesi Tenggara adalah maraknya aksi kekerasan dalam bentuk konflik antar kelompok masyarakat. Pada Juni 2010 kerusuhan terjadi di sekitar kampus Universitas Haluoleo Kendari yang melibatkan dua kelompok pemuda yang kemudian melibatkan masyarakat lain. Saling serang terjadi tepat di jalan H.E.A. Mokodompit depan kampus Universitas Haluoleo dengan menggunakan berbagai macam senjata tajam. Akibat peristiwa ini, satu orang menderita luka karena sabetan parang dan tiga buah sepeda motor dibakar. 19 Kerusuhan serupa kembali terjadi di sekitar kampus Universitas Haluoleo pada Agustus Awal peristiwa tersebut terjadi ketika sekawanan orang bertopeng dengan menggunakan panah dan busur tiba-tiba menyerang kerumunan mahasiswa baru yang saat itu tengah melakukan pendaftaran. Serangan mendadak yang disertai aksi anarkis membuat situasi menjadi kisruh. Mahasiswa yang tengah mengurus administrasi perkuliahanpun berhamburan ke luar menyelamatkan diri dari amukan kelompok pemuda yang menggunakan penutup wajah. Meski gedung fakultas tidak mengalami kerusakan, 1 (satu) orang mahasiswa terluka akibat terkena busur Sumber Data : Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Kepolisian Resor Kota Kendari Satuan Reserse Kriminal). 19 Admin Kendari Pos, Sekitar Kampus Unhalu Rusuh Lagi, diakses pada Sabtu tanggal 20 Oktober 2012 jam WIB. 20 Admin Kendari Pos, Kawanan Bertopeng Serang Unhalu, diakses pada Sabtu 20 Oktober 2012 jam WIB.

9 9 Puncak konflik yang terjadi di wilayah sekitar kampus Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi Tanggara adalah pada Juli dan September Kerusuhan pada Juli 2011 antar kelompok masyarakat yang bernuansa suku, yaitu antara suku Muna dan suku Tolaki yang mengakibatkan kerugian harta benda, korban luka-luka serta 1 (satu) orang meninggal dunia. 21 Sedangkan kerusuhan pada September 2011 merupakan kelanjutan dari peristiwa kerusuhan pada Juli Dua mahasiswa kehilangan nyawa dalam kerusuhan di sekitar kampus Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara, Kamis 8 September 2011 malam. 22 Realitas konflik dan kekerasaan yang melanda hampir di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Kota Kendari Sulawesi Tenggara sebagaimana diuraikan di atas membutuhkan pengkajian yang mendalam untuk menemukan solusi yang tepat dalam mengatasi konflik dan kekerasan yang terjadi pada masyarakat multietnis atau masyarakat yang multikultural. Keseriusan dalam menemukan solusi yang tepat itu, sangat penting untuk digalakkan agar masalah kemajemukan Indonesia itu jangan sampai menjadi pemicu keterpecahan persatuan dan kesatuan bangsa. Konflik antar kelompok masyarakat yang bernuansa suku yang terjadi di sekitar kampus Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara belum pernah dilakukan penelitian yang mengkaji secara mendalam tentang faktor-faktor 21 Sumber Data : Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Kepolisian Resor Kota Kendari Satuan Reserse Kriminal) tanggal 31 Juli Sumber Data : Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Kepolisian Resor Kota Kendari Satuan Reserse Kriminal) tanggal 8 September Baca Juga Kompas, Jumat 9 September 2011, Kerusuhan di Kampus Unhalu Tewaskan Dua Mahasiswa, 2.Mahasiswa, diakses pada Sabtu 20 Oktober 2012 jam WIB.

10 10 kondusif secara langsung maupun tidak langsung yang menjadi latar belakang timbulnya konflik tersebut. Hal tersebut sangatlah penting untuk menentukan kebijakan penanggulangan kejahatan yang tepat untuk memperkuat analisis mengenai upaya pemerintah dan masyarakat dalam menyelesaikan konflik baik jangka pendek maupun jangka panjang di Kota Kendari. Hal ini dilakukan guna memperdalam temuan dan memperkaya pemahaman terhadap persoalan resolusi konflik di sekitar kampus Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara. Berdasarkan uraian latar belakang sebagaimana yang dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang konflik yang terjadi di sekitar kampus Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara dengan judul Tinjauan Kriminologi Terhadap Konflik Yang Terjadi Di Sekitar Kampus Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang sebagaimana yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah faktor-faktor penyebab konflik yang terjadi di sekitar kampus Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara? 2. Bagaimana upaya penanggulangan konflik yang terjadi di sekitar kampus Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara? C. Keaslian Penelitian Berdasarkan hasil penelusuran dari penulisan Tesis maupun Karya Ilmiah lainnya yang ada pada perpustakaan Pascasarjana Universitas Gadjah Mada,

11 11 perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada serta perpustakaan lainnya, bahwa Penulis menemukan beberapa Karya Ilmiah yang memiliki kemiripan dengan penelitian yang Penulis lakukan antara lain : 1. Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Haluoleo, Kendari Sulawesi Tenggara, Mulis Hulu 23 (Skripsi) dengan judul Tinjauan Kriminologis terhadap Kejahatan Pemerasan (Studi di Kampus Baru Universitas Haluoleo). Permasalahan yang dibahas dalam penelitian tersebut adalah faktor-faktor apa yang menyebabkan kejahatan pemerasan di kampus baru Universitas Haluoleo dan bagaimana cara penanggulangan kejahatan pemerasan yang terjadi di kampus baru Universitas Haluoleo. Penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian yang Penulis lakukan yaitu lokasi penelitiannya pada masyarakat sekitar kampus Universitas Haluoleo tepatnya Kelurahan Lalolara Kecamatan Kambu Kota Kendari. Akan tetapi, penelitian tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian yang Penulis lakukan yaitu : penelitian tersebut lebih terfokus pada faktor-faktor yang menjadi penyebab kejahatan atau tindak pidana pemerasan yang terjadi di sekitar kampus Universitas Haluoleo. Penelitian tersebut melihat realitas yang terjadi disekitar kampus Universitas Haluoleo yaitu maraknya terjadi tindak pidana atau kejahatan pemerasan, sehingga penelitian tersebut mencoba mengungkap faktor-faktor penyebab terjadinya kejahatan pemerasan tersebut. Selain itu penelitian tersebut 23 Mulis Hulu, 2012, Tinjauan Kriminologis terhadap Kejahatan Pemerasan (Studi di Kampus Baru Universitas Haluoleo), Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara.

12 12 terfokus pada bagaimana upaya penanggulangan dari kejahatan pemerasan yang terjadi di sekitar kampus Universitas Haluoleo tersebut. Berbeda dengan penelitian tersebut, Penulis memfokuskan penelitian pada tinjauan kriminologi terhadap konflik yang terjadi di sekitas kampus Universitas Haluoleo dengan permasalahan apakah faktorfaktor penyebab terjadinya konflik horizontal masyarakat yang terjadi di sekitar kampus Universitas Haluoleo dan bagaimana upaya penanggulangan konflik yang terjadi di sekitar kampus Universitas Haluoleo. Berdasarkan hal tersebut, penelitian yang Penulis lakukan berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulis Hulu, karena obyek penelitiannya berbeda yaitu Penulis memfokusnya pada konflik horizontal yang terjadi pada masyarakat sekitar kampus Universitas Haluoleo, sedangkan penelitian Mulis Hulu memfokuskan pada tindak pidana atau kejahatan pemerasan yang terjadi di sekitar kampus Universitas Haluoleo. 2. Perpustakaan Pascasarjana Universitas Negeri Makassar, Sulawesi Selatan, Barlian 24 (Disertasi) dengan judul Gerakan Mahasiswa Di Kendari Sulawesi Tenggara. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian tersebut adalah bagaimana motif, orientasi, dan garis ideologi gerakan mahasiswa di Kendari, bagaimana latar belakang aktor, faktor penyebab, jaringan aliansi, dan kelompok afiliasi gerakan mahasiswa di Kendari, dan bagaimana pola, karakter, dan strategi gerakan mahasiswa di Kendari, serta bagaimana dampak gerakan mahasiswa di Kendari. 24 Barlian, 2010, Gerakan Mahasiswa Di Kendari Sulawesi Tenggara, Disertasi, Pascasarjana Universitas Negeri Makassar, Sulawesi Selatan.

13 13 Penelitian tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian yang Penulis lakukan yaitu bahwa penelitian tersebut terfokus pada motif, orientasi, ideologi, latar belakang aktor, faktor penyebab, jaringan aliansi, kelompok afiliasi, pola, karakter, strategi serta dampak gerakan mahasiswa yang dilakukan di Kota Kendari. Penelitian tersebut tidak terfokus pada konflik horizontal masyarakat yang terjadi di sekitar kampus Universitas Haluoleo sebagaimana yang menjadi objek penelitian Penulis, walaupun dalam penelitian tersebut mengungkap beberapa gerakan mahasiswa di Kendari yang disertai dengan tindakan-tindakan kekerasan kepada kelompok mahasiswa lainnya maupun intimidasi yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa kepada elemen masyarakat. Hal ini menggambarkan adanya aksi-aksi mahasiswa di Kota Kendari yang sudah keluar dari koridornya. Dalam banyak kasus ditemukan adanya aksi mahasiswa yang sudah keluar dari konteksnya, sepintas terlihat bahwa para aktor dalam gerakan mahasiswa cenderung tidak lagi memiliki arah pemikiran yang jelas, aksi-aksi dilakukan dengan cara kekerasan, terjadi perkelahian antar kelompok, dan bahkan sering diikuti dengan perusakan sarana publik seperti gedung kampus, dan fasilitas pemerintah yang ada. Penelitian tersebut jelas memiliki perbedaan dengan yang Penulis lakukan meski penelitian tersebut juga melihat ketimpangan gerakan mahasiswa dalam bentuk perkelahian antar kelompok serta tindakantindakan kekerasan lainya. Dalam penelitian ini Penulis memfokuskan penelitian pada tinjauan kriminologi terhadap konflik yang terjadi di

14 14 sekitas kampus Universitas Haluoleo. Berdasarkan penjelasan tersebut, objek penelitian serta permasalahan dengan yang Penulis lakukan tidak memiliki kesamaan. 3. Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Haluoleo, Kendari Sulawesi Tenggara, La Ode Agus 25 (Skripsi) dengan judul Pola Komunikasi Mahasiswa dalam Etnisitas (Studi Dramaturgis Pada Pemilihan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Haluoleo ). Permasalahan yang dibahas dalam penelitian tersebut adalah Bagaimana pola komunikasi mahasiswa dalam etnisitas pada pemilihan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Haluoleo. Penelitian tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian yang Penulis lakukan yaitu bahwa penelitian tersebut terfokus pada pola komunikasi antar etnisitas dalam pemilihan ketua lembaga kemahasiswaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Haluoleo. Penelitian tersebut memotret etnisitas dari sudut pandang komunikasinya, dengan ruang lingkup mengambil latar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Haluoleo Kendari, yang lebih dispesifikkan dengan studi dramaturgis pada pemilihan Ketua BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Haluoleo. Ada satu fenomena bahwa, pemilihan ketua BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Haluoleo tidak 25 La Ode Agus, 2010, Pola Komunikasi Mahasiswa dalam Etnisitas (Studi Dramaturgis Pada Pemilihan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Haluoleo ), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara.

15 15 terlepas dari menguatnya identitas setiap etnis yang merupakan imbas dari hegemoni pengurus kelembagaan pada periode-periode sebelumnya. Penelitian tersebut juga mencoba mengurai tentang konflik antar etnis yang terjadi dalam pemilihan ketua lembaga kemahasiswaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Haluoleo. Konflik yang terjadi seperti konflik psikologi maupun konflik secara fisik. Penelitian tersebut memiliki perbedaan dengan yang Penulis lakukan karena Penulis memfokuskan penelitian pada konflik yang terjadi di sekitar kampus Universitas Haluoleo. Sehingga, bukan hanya konflik yang terjadi dalam internal kampus Universitas Haluoleo tetapi juga konflik-konflik yang terjadi di luar kampus Universitas Haluoleo. Penelitian tersebut juga tidak mengurai apa yang menjadi faktor penyebab konflik secara umum serta bagaimana upaya penanggulangannya. Hal ini jelas berbeda dengan penelitian yang Penulis lakukan karena Penulis memfokuskan pada faktor penyebab konflik secara umum yang terjadi di sekitar kampus Universitas Haluoleo tepatnya Kelurahan Lalolara dan Kelurahan Kambu, Kecamatan Kambu, Kota Kendari serta bagaimana cara penanggulangannya. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian dalam latar belakang serta mengacu pada perumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

16 16 1. Tujuan Obyektif a. Untuk menganalisis dan menjelaskan faktor-faktor penyebab konflik yang terjadi di sekitar kampus Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara. b. Untuk menganalisis dan menjelaskan upaya penanggulangan konflik yang terjadi di sekitar kampus Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara. 2. Tujuan Subyektif Tujuan subyektif dari penelitian ini adalah sebagai sarana untuk mengumpulkan data dalam rangka penyusunan Tesis untuk memenuhi sebagai persyaratan untuk mencapai derajat Sarjana S-2 pada Program Studi Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dari sisi akademis dan sisi praktis sebagai berikut : 1. Dari sisi akademis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya bagi perkembangan pengetahuan ilmu hukum pada umumnya dan hukum pidana khususnya yang berkaitan dengan ilmu kriminologi. 2. Dari sisi praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, Pemerintah Kota

17 17 Kendari, Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara, Kepolisian Resor Kota Kendari maupun pihak-pihak yang mempunyai keterkaitan dengan penelitian dari Tesis ini dalam pengambilan kebijakan untuk penanggulangan konflik yang terjadi di sekitar kampus Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian dalam rangka pengembangan penelitian dan sebagai bahan informasi bagi mereka yang akan melakukan penelitian yang sejenis dengan tema tulisan ini.

LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK

LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia dalam interaksi berbangsa dan bernegara terbagi atas lapisanlapisan sosial tertentu. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk dengan sendirinya sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tersebut terkadang menimbulkan konflik yang dapat merugikan masyarakat itu. berbeda atau bertentangan maka akan terjadi konflik.

I. PENDAHULUAN. tersebut terkadang menimbulkan konflik yang dapat merugikan masyarakat itu. berbeda atau bertentangan maka akan terjadi konflik. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman sumber daya alam dan memiliki banyak suku yang berada diseluruh kepulauan Indonesia, mulai dari Aceh sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajemukan bangsa Indonesia dapat dilihat dari gambaran demografi bahwa terdapat 726 suku bangsa dengan 116 bahasa daerah dan terdapat 6 (enam) jenis agama.(koran Tempo,

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 pun tidak lepas dan luput dari persoalan yang berkaitan dengan ketahanan wilayah karena dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengatasi konflik di Sampit, melalui analisis sejumlah data terkait hal tersebut,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengatasi konflik di Sampit, melalui analisis sejumlah data terkait hal tersebut, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari analisis yang telah dilakukan terkait resolusi konflik yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, baik jangka pendek maupun jangka panjang guna mengatasi konflik di Sampit,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan ini merupakan inti pembahasan yang disesuaikan dengan permasalahan penelitian yang dikaji. Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. segala bentuk dan prakteknya telah berupaya dikembangkan, namun. cacat dan kekurangan dari sistem tersebut semakin terlihat nyata.

BAB I PENGANTAR. segala bentuk dan prakteknya telah berupaya dikembangkan, namun. cacat dan kekurangan dari sistem tersebut semakin terlihat nyata. 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Setelah lebih dari satu dasawarsa reformasi dijalani bangsa Indonesia kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara cenderung mengalami kemunduran kualitas, meskipun sistem

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajemukan bangsa Indonesia dapat dilihat dari gambaran demografi bahwa terdapat 726 suku bangsa dengan 116 bahasa daerah dan terdapat 6 (enam) jenis agama. (Koran Tempo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Fenomena maraknya kriminalitas di era globalisasi. semakin merisaukan segala pihak.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Fenomena maraknya kriminalitas di era globalisasi. semakin merisaukan segala pihak. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Fenomena maraknya kriminalitas di era globalisasi semakin merisaukan segala pihak. Wikipedia mendefinisikan kriminalitas adalah segala sesuatu perbuatan manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang memiliki ribuan pulau, tiga ratus lebih suku, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang memiliki ribuan pulau, tiga ratus lebih suku, budaya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara yang memiliki ribuan pulau, tiga ratus lebih suku, budaya, agama, serta aliran kepercayaan menempatkan Indonesia sebagai negara besar di dunia dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan lancar jika didukung oleh adanya kondisi yang aman dan tenteraman. Salah satu hal

BAB I PENDAHULUAN. berjalan lancar jika didukung oleh adanya kondisi yang aman dan tenteraman. Salah satu hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi yang aman dan kondusif merupakan salah satu syarat guna mendukung proses penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Karena proses penyelenggaraan pemerintahan akan

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 116) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN PENANGANAN KONFLIK 1

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN PENANGANAN KONFLIK 1 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN PENANGANAN KONFLIK 1 Oleh Herry Darwanto 2 I. PERMASALAHAN Sebagai negara yang masyarakatnya heterogen, potensi konflik di Indonesia cenderung akan tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Seperti yang diposting salah satu situs berita di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Seperti yang diposting salah satu situs berita di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama beberapa tahun terakhir ini kita sering melihat, mendengar, ataupun membaca dari berbagai media massa berita atau ulasan tentang kerusuhan, pembunuhan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di

I. PENDAHULUAN. Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di sebabkan karena pelecehan seksual dimana adanya fitnah kepada warga masyarakat suku Bali

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berjudul Peristiwa Mangkok Merah (Konflik Dayak Dengan Etnis Tionghoa Di Kalimantan Barat Pada Tahun 1967), berisi mengenai simpulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar keseimbangan

I. PENDAHULUAN. peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar keseimbangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum pada dasarnya bersifat mengatur atau membatasi setiap tindakan yang dilakukan oleh setiap masyarakat (individu). Pada garis besarnya hukum merupakan peraturan-peraturan

Lebih terperinci

KodePuslitbang : 3-WD

KodePuslitbang : 3-WD 1 KodePuslitbang : 3-WD LAPORAN PENELITIAN PEMETAAN DAERAH RAWAN BENCANA SOSIAL DI KABUPATEN MAHAKAM ULU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TIM PENELITI : 1. Nama Ketua : H. Ahmad Jubaidi, S.Sos, M.Si NIDN : 1129036601

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN ARAH KEBIJAKAN PROLEGNAS TAHUN Ignatius Mulyono 2

PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN ARAH KEBIJAKAN PROLEGNAS TAHUN Ignatius Mulyono 2 PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN ARAH KEBIJAKAN PROLEGNAS TAHUN 2010 2014 1 Ignatius Mulyono 2 1. Misi mewujudkan Indonesia Aman dan Damai didasarkan pada permasalahan bahwa Indonesia masih rawan dengan konflik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengertian yang berbeda. Dimana secara yuridis-formal, kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengertian yang berbeda. Dimana secara yuridis-formal, kejahatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara yuridis formal dan sosiologi istilah kriminal atau kejahatan mempunyai pengertian yang berbeda. Dimana secara yuridis-formal, kejahatan adalah bentuk

Lebih terperinci

BAB IV DAMPAK DARI KONFLIK DAYAK DAN MADURA DI SAMALANTAN. hubungan yang pada awalnya baik-baik saja akan menjadi tidak baik, hal

BAB IV DAMPAK DARI KONFLIK DAYAK DAN MADURA DI SAMALANTAN. hubungan yang pada awalnya baik-baik saja akan menjadi tidak baik, hal BAB IV DAMPAK DARI KONFLIK DAYAK DAN MADURA DI SAMALANTAN A. Dampak Negatif Dampak negatif antara kedua suku yang bertikai tentu membuat hubungan yang pada awalnya baik-baik saja akan menjadi tidak baik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sudah setengah abad lebih Indonesia merdeka, masyarakat Indonesia yang merupakan bangsa yang multi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sudah setengah abad lebih Indonesia merdeka, masyarakat Indonesia yang merupakan bangsa yang multi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sudah setengah abad lebih Indonesia merdeka, masyarakat Indonesia yang merupakan bangsa yang multi etnis, bangsa yang kaya dengan keanekaragaman suku bangsa

Lebih terperinci

Kriminalitas Sebagai Masalah Sosial

Kriminalitas Sebagai Masalah Sosial Kriminalitas Sebagai Masalah Sosial Kriminalitas berasal dari kata crime yang artinya kejahatan. Kriminalitas adalah semua perilaku warga masyarakat yang bertentangan dengan norma-norma hukum pidana. Kriminalitas

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANGANAN BENCANA

PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANGANAN BENCANA PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANGANAN BENCANA I. Umum Indonesia, merupakan negara kepulauan terbesar didunia, yang terletak di antara dua benua, yakni benua Asia dan benua Australia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejahatan dalam kehidupan manusia merupakan gejala sosial yang akan selalu dihadapi oleh setiap manusia, masyarakat, dan bahkan negara. Kenyataan telah membuktikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama, keyakinan, ras, adat, nilai,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Oleh: LINA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun kenakalan anak selalu terjadi. Apabila dicermati

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun kenakalan anak selalu terjadi. Apabila dicermati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahun kenakalan anak selalu terjadi. Apabila dicermati perkembangan tindak pidana yang dilakukan anak selama ini, baik dari kualitas maupun modus operandi, pelanggaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini seringkali terdengar terjadinya tindakan kriminal yang

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini seringkali terdengar terjadinya tindakan kriminal yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi saat ini seringkali terdengar terjadinya tindakan kriminal yang menyebabkan banyak orang merasa takut dan hidupnya tidak nyaman. Tindak kriminal terjadi

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena gegar budaya atau biasa dikenal dengan culture shock sering kali dialami oleh individu ketika mereka memasuki budaya baru. Ketika memasuki budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang memiliki sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang memiliki sejumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang memiliki sejumlah masalah perkotaan yang sangat kompleks. Salah satu ciri negara berkembang adalah pesatnya perkembangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMUNIKASI KELOMPOK DENGAN RESOLUSI KONFLIK PADA SISWA SLTA S K R I P S I

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMUNIKASI KELOMPOK DENGAN RESOLUSI KONFLIK PADA SISWA SLTA S K R I P S I HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMUNIKASI KELOMPOK DENGAN RESOLUSI KONFLIK PADA SISWA SLTA S K R I P S I Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Anarkis merupakan sebuah sistem sosialis tanpa pemerintahan, anarkis dimulai di

I. PENDAHULUAN. Anarkis merupakan sebuah sistem sosialis tanpa pemerintahan, anarkis dimulai di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anarkis merupakan sebuah sistem sosialis tanpa pemerintahan, anarkis dimulai di antara manusia, dan akan mempertahankan vitalitas dan kreativitasnya selama merupakan pergerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu instansi atau organisasi Pemerintah Kota. (Kesbangpol dan Linmas) Kota Tanjungbalai memiliki tugas melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu instansi atau organisasi Pemerintah Kota. (Kesbangpol dan Linmas) Kota Tanjungbalai memiliki tugas melaksanakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu instansi atau organisasi Pemerintah Kota Tanjungbalai, Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol dan Linmas)

Lebih terperinci

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. berasal dari nama tumbuhan perdu Gulinging Betawi, Cassia glace, kerabat

Bab 1. Pendahuluan. berasal dari nama tumbuhan perdu Gulinging Betawi, Cassia glace, kerabat Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dari beribu-ribu pulau tersebut Indonesia memiliki berbagai suku, ras, agama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki struktur masyarakat majemuk dan multikultural terbesar di dunia. Keberagaman budaya tersebut memperlihatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sangat pesat, ini terlihat dari banyaknya penggemar-penggemar motor atau mobil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sangat pesat, ini terlihat dari banyaknya penggemar-penggemar motor atau mobil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia otomotif di Indonesia semakin bertambah maju dan berkembang sangat pesat, ini terlihat dari banyaknya penggemar-penggemar motor atau mobil dengan merk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia ditakdirkan menghuni kepulauan Nusantara ini serta terdiri dari berbagai suku dan keturunan, dengan bahasa dan adat istiadat yang beraneka ragam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 William Chang, Berkaitan Dengan Konflik Etnis-Agama dalam Konflik Komunal Di Indonesia Saat Ini, Jakarta, INIS, 2002, hlm 27.

BAB I PENDAHULUAN. 1 William Chang, Berkaitan Dengan Konflik Etnis-Agama dalam Konflik Komunal Di Indonesia Saat Ini, Jakarta, INIS, 2002, hlm 27. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Konflik merupakan bagian dari kehidupan umat manusia yang akan selalu ada sepanjang sejarah umat manusia. Sepanjang seseorang masih hidup hampir mustahil

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. perusakan dan pembakaran. Wilayah persebaran aksi perkelahian terkait konflik

BAB VI PENUTUP. perusakan dan pembakaran. Wilayah persebaran aksi perkelahian terkait konflik BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan Konflik TNI-Polri selama periode pasca Reformasi, 80% merupakan aksi perkelahian dalam bentuk penganiayaan, penembakan, pengeroyokan dan bentrokan; dan 20% sisanya merupakan

Lebih terperinci

ANALISA PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK HORIZONTAL DI KALIMANTAN BARAT. Alwan Hadiyanto Dosen Tetap Program Studi Ilmu Hukum UNRIKA

ANALISA PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK HORIZONTAL DI KALIMANTAN BARAT. Alwan Hadiyanto Dosen Tetap Program Studi Ilmu Hukum UNRIKA ANALISA PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK HORIZONTAL DI KALIMANTAN BARAT Alwan Hadiyanto Dosen Tetap Program Studi Ilmu Hukum UNRIKA Sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945, tujuan bangsa Indonesia adalah menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh dan dampak kemanusiaan yang luar biasa. Hal ini juga

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh dan dampak kemanusiaan yang luar biasa. Hal ini juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modernisasi dikatakan sebagai tonggak awal kemajuan zaman telah memberikan pengaruh dan dampak kemanusiaan yang luar biasa. Hal ini juga membawa dampak perubahan dari

Lebih terperinci

DINAMIKA PSIKOLOGIS PERILAKU MEMBUNUH (Study Kasus pada Seorang Pelaku Pembunuhan)

DINAMIKA PSIKOLOGIS PERILAKU MEMBUNUH (Study Kasus pada Seorang Pelaku Pembunuhan) 0 DINAMIKA PSIKOLOGIS PERILAKU MEMBUNUH (Study Kasus pada Seorang Pelaku Pembunuhan) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Guna Memenuhi Persyaratan Sebagian Tugas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masing-masing wilayah negara, contohnya di Indonesia. Indonesia memiliki Hukum

I. PENDAHULUAN. masing-masing wilayah negara, contohnya di Indonesia. Indonesia memiliki Hukum I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pidana denda merupakan salah satu jenis pidana yang telah lama diterima dan diterapkan dalam sistem hukum di berbagai negara dan bangsa di dunia. Akan tetapi, pengaturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu negara tanpa memiliki aparat yang melaksanakan fungsi keamanan dan ketertiban masyarakat, maka negara tersebut tidak akan mampu bertahan lama, karena pelanggaran

Lebih terperinci

parameter nominal Dapat menyebabkan disintegrasi sosial/budaya

parameter nominal Dapat menyebabkan disintegrasi sosial/budaya KONFLIK ANTAR ETNIS INDONESIA Pluralisme sosial Heterogenitas diferensiasi sosial parameter nominal kesenjangan sosial parameter graduate SARA,Parpol & ormas ekonomi & jabatan Dapat menyebabkan disintegrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada zaman modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan manusia seakan tidak mengenal batas ruang dan waktu karena didukung oleh derasnya arus informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak beribu-ribu tahun yang lalu hingga sekarang ini, baik yang dicatat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sejak beribu-ribu tahun yang lalu hingga sekarang ini, baik yang dicatat dalam BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Sejak beribu-ribu tahun yang lalu hingga sekarang ini, baik yang dicatat dalam catatan sejarah maupun tidak, baik yang diberitakan oleh media masa maupun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara dua kelompok yang masing-masing memiliki nilai-nilai yang telah

BAB I PENDAHULUAN. antara dua kelompok yang masing-masing memiliki nilai-nilai yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Tawuran merupakan bentuk dari pertentangan atau konflik, terjadi antara dua kelompok yang masing-masing memiliki nilai-nilai yang telah melembaga, dimana tawuran terwujud

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Isu Kejahatan di Ruang Publik Tingkat Kejahatan di Kabupaten Sleman

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Isu Kejahatan di Ruang Publik Tingkat Kejahatan di Kabupaten Sleman BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Ruang jalan merupakan elemen penting dalam sebuah kota yang berfungsi untuk menghubungkan tempat satu ke tempat yang lain dengan menggunakan berbagai moda transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Kejahatan merupakan perilaku anti sosial dan juga

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Kejahatan merupakan perilaku anti sosial dan juga BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Kejahatan merupakan perilaku anti sosial dan juga gejala sosial yang bersifat universal. Pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, hingga kejahatan-kejahatan

Lebih terperinci

MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN. by. EVY SOPHIA

MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN. by. EVY SOPHIA MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN by. EVY SOPHIA A. Hakikat Keragaman dan Kesetaraan Manusia. B. Kemajemukkan Dalam Dinamika Sosial Budaya. C. Keragaman & Kesetaraan sebagai kekayaan sosial budaya. D.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa,

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa, etnik, dan budaya yang menganut beberapa agama dan tersebar di atas ribuan pulau. Bangsa ini

Lebih terperinci

melaksanakan kehidupan sehari-hari dan dalam berinterkasi dengan lingkungannya. Wilayah

melaksanakan kehidupan sehari-hari dan dalam berinterkasi dengan lingkungannya. Wilayah A. Latar Belakang Keamanan dan ketertiban di dalam suatu masyarakat merupakan masalah yang penting, dikarenakan keamanan dan ketertiban merupakan cerminan keamanan di dalam masyarakat melaksanakan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah konflik menjadi fenomena yang seakan menjadi biasa dalam masyarakat Indonesia. Kondisi Negara Indonesia dengan segala macam kemajemukan dan heterogenitas.

Lebih terperinci

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI Rusuh Ambon 11 September lalu merupakan salah satu bukti gagalnya sistem sekuler kapitalisme melindungi umat Islam dan melakukan integrasi sosial. Lantas bila khilafah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang tiap elemen bangsanya sulit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang tiap elemen bangsanya sulit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang tiap elemen bangsanya sulit lepas dari belenggu anarkisme, kekerasan, dan perilaku-perilaku yang dapat mengancam ketenangan masyarakat.

Lebih terperinci

KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU

KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU BAB VI KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU Konflik merupakan sebuah fenonema yang tidak dapat dihindari dalam sebuah kehidupan sosial. Konflik memiliki dua dimensi pertama adalah dimensi penyelesaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perasaan positif yang dimiliki pasangan dalam perkawinan yang memiliki makna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perasaan positif yang dimiliki pasangan dalam perkawinan yang memiliki makna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah kepuasan perkawinan, ialah sesuatu yang merujuk pada sebuah perasaan positif yang dimiliki pasangan dalam perkawinan yang memiliki makna lebih luas daripada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sosiokultural yang beragam dan geografis yang luas. Berikut adalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sosiokultural yang beragam dan geografis yang luas. Berikut adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu Negara multikultural terbesar di dunia, Indonesia memiliki sosiokultural yang beragam dan geografis yang luas. Berikut adalah data Indonesia

Lebih terperinci

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA Pada bab ini penulis akan bercerita tentang bagaimana sejarah konflik antara Palestina dan Israel dan dampak yang terjadi pada warga Palestina akibat dari

Lebih terperinci

DESKRESI KEPOLISIAN DALAM PENYELEAIAN KASUS PENGRUSAKAN FASILITAS STADION OLEH SUPORTER SEPAK BOLA (studi kasus di Poltabes Surakarta)

DESKRESI KEPOLISIAN DALAM PENYELEAIAN KASUS PENGRUSAKAN FASILITAS STADION OLEH SUPORTER SEPAK BOLA (studi kasus di Poltabes Surakarta) DESKRESI KEPOLISIAN DALAM PENYELEAIAN KASUS PENGRUSAKAN FASILITAS STADION OLEH SUPORTER SEPAK BOLA (studi kasus di Poltabes Surakarta) Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Mencapai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Setiap suku

I. PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Setiap suku 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Setiap suku bangsa memiliki kebudayaan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3 Pelanggaran HAM Menurut Undang-Undang No.39 tahun 1999 pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis, suku, ras, budaya, bahasa, adat istiadat, agama. Bangsa kita memiliki berbagai etnis bangsa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Modoinding merupakan daerah yang memiliki kekayaan alam dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Modoinding merupakan daerah yang memiliki kekayaan alam dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah Modoinding merupakan daerah yang memiliki kekayaan alam dan lapangan kerja yang melimpah, namun daerah ini juga berkembang kondisi sosial yang menyebabkan

Lebih terperinci

PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA TNI di DENPOM IV/ 4 SURAKARTA

PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA TNI di DENPOM IV/ 4 SURAKARTA PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA TNI di DENPOM IV/ 4 SURAKARTA Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain, sementara kebudayaan adalah suatu sistem norma dan nilai yang

I. PENDAHULUAN. lain, sementara kebudayaan adalah suatu sistem norma dan nilai yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat yang merupakan elemen dasar dalam terbentuknya suatu Negara haruslah saling bersatu. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang multietnis dan multikultur. Sampai saat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang multietnis dan multikultur. Sampai saat BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang multietnis dan multikultur. Sampai saat ini tercatat ada lebih dari 500 etnis yang menggunakan lebih dari 250 bahasa (Suryadinata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai suatu negara multikultural merupakan sebuah kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai etnik yang menganut

Lebih terperinci

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam kehidupan di Indonesia pluralitas agama merupakan realitas hidup yang tidak mungkin dipungkiri oleh siapapun. Di negeri ini semua orang memiliki kebebasan

Lebih terperinci

Peningkatan Keamanan dan Ketertiban serta Penanggulangan Kriminalitas

Peningkatan Keamanan dan Ketertiban serta Penanggulangan Kriminalitas XIX Peningkatan Keamanan dan Ketertiban serta Penanggulangan Kriminalitas Keamanan dan ketertiban merupakan prasyarat mutlak bagi kenyamanan hidup penduduk, sekaligus menjadi landasan utama bagi pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang begitu unik. Keunikan negara ini tercermin pada setiap dimensi kehidupan masyarakatnya. Negara kepulauan yang terbentang dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maluku merupakan bagian yang tak terpisahkan dari wilayah Indonesia yang memiliki nilai-nilai adat dan budaya yang beragam dan kaya. Situasi ini telah memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia saat ini telah dijumpai beberapa warga etnis seperti Arab, India, Melayu apalagi warga etnis Tionghoa, mereka sebagian besar telah menjadi warga Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Masalah Kriminalitas merupakan suatu kejahatan yang tergolong dalam pelanggaran hukum positif (hukum yang berlaku dalam suatu negara). Berbagai macam jenis kejahatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk di bahas. Perilaku pelajar yang anarkis

Lebih terperinci

SISTEM PENANGANAN DINI KONFLIK SOSIAL DENGAN NUANSA AGAMA

SISTEM PENANGANAN DINI KONFLIK SOSIAL DENGAN NUANSA AGAMA Jurnal Ilmiah Penelitian Psikologi: Kajian Empiris & Non-Empiris Vol. 2., No. 1., 2016. Hal. 57-65 JIPP Non-Empiris SISTEM PENANGANAN DINI KONFLIK SOSIAL DENGAN NUANSA AGAMA a Subhan El Hafiz Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya

BAB I PENDAHULUAN. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya bangsa dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wilayah negara yang terbentang luas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kepolisian dalam mengemban tugasnya sebagai aparat penegak hukum

I. PENDAHULUAN. Kepolisian dalam mengemban tugasnya sebagai aparat penegak hukum I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepolisian dalam mengemban tugasnya sebagai aparat penegak hukum mempunyai berbagai cara dan daya upaya untuk menjaga ketertiban dan keamanan dimasyarakat demi terciptanya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Keragaman memang indah dan menjadi kekayaan bangsa yang. dari pada modal bangsa Indonesia (Hanifah, 2010:2).

PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Keragaman memang indah dan menjadi kekayaan bangsa yang. dari pada modal bangsa Indonesia (Hanifah, 2010:2). BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat bangsa Indonesia merupakan masyarakat yang beragam, masyarakat yang terdiri dari berbagai suku bangsa, ras, ataupun kelompok etnis. Keragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Status dan kondisi anak Indonesia adalah paradoks. Secara ideal, anak adalah pewaris dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan kelompok yang sangat berpotensi untuk bertindak agresif. Remaja yang sedang berada dalam masa transisi yang banyak menimbulkan konflik, frustasi

Lebih terperinci

TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL

TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL II. TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL A. Konflik Istilah konflik secara etimologis berasal dari bahasa latin con yang berarti bersama dan fligere yang berarti benturan atau tabrakan. Jadi, konflik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia meliputi: Hak untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia meliputi: Hak untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Konsep hak asasi manusia bukanlah hal yang baru terdengar dewasa ini, namun seakan mendapatkan perhatian yang lebih intens ketika Indonesia memasuki era reformasi. Pernyataan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Menjadi Negara dengan masyarakat multikultur adalah tidak mudah.

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Menjadi Negara dengan masyarakat multikultur adalah tidak mudah. BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Menjadi Negara dengan masyarakat multikultur adalah tidak mudah. Indonesia merupakan negara multikultur yang sering dihadapkan pada berbagai konflik sosial yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat material atau sosiologi, dan/atau juga unsur-unsur yang bersifat. Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghuchu.

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat material atau sosiologi, dan/atau juga unsur-unsur yang bersifat. Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghuchu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang terdiri dari beberapa macam suku, adat istiadat, dan juga agama. Kemajemukan bangsa Indonesia ini secara positif dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998,

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998, Polri sebagai salah satu organ pemerintahan dan alat negara penegak hukum mengalami beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. sekaligus (Abdullah, 2006: 77). Globalisasi telah membawa Indonesia ke dalam

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. sekaligus (Abdullah, 2006: 77). Globalisasi telah membawa Indonesia ke dalam BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perubahan yang terjadi di Indonesia selama setengah abad ini sesungguhnya telah membawa masyarakat ke arah yang penuh dengan fragmentasi dan kohesi sekaligus (Abdullah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara hukum. Hal ini tertuang dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara Indonesia berdasar atas hukum, tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak ditemukan tindak pidana atau kejahatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak ditemukan tindak pidana atau kejahatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak ditemukan tindak pidana atau kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan senjata api,salah satu jenis kejahatan menggunakan senjata api yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. seluruh masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya, sebagaimana yang

I. PENDAHULUAN. seluruh masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya, sebagaimana yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi ketentraman dan rasa aman merupakan suatu kebutuhan mendasar bagi seluruh masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya, sebagaimana yang tertuang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan yang dilakukan oleh geng motor sering terjadi di Kota-Kota Besar

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan yang dilakukan oleh geng motor sering terjadi di Kota-Kota Besar BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kekerasan yang dilakukan oleh geng motor sering terjadi di Kota-Kota Besar di Indonesia termasuk di Kota Medan. Sejak berbagai pemberitaan tentang geng motor menjadi sajian

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PENANGANAN KONFLIK SOSIAL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PENANGANAN KONFLIK SOSIAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR SUMBAWA Nomor : SOP - 6 / I / 2016 / Sat.Intelkam STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PENANGANAN KONFLIK SOSIAL I. PENDAHULUAN Bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luka baik fisik maupun psikis. Istilah kekerasan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. luka baik fisik maupun psikis. Istilah kekerasan digunakan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekerasan dan penganiayaan merupakan dua istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang sama berupa bentuk tindakan yang dilakukan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia yang di bangun di atas keberagaman/kemajemukan etnis, budaya, agama, bahasa, adat istiadat.kemajemukan merupakan kekayaan bangsa Indonesia, sesuatu

Lebih terperinci