I Pendahuluan. Fungsi mata pelajaran ekonomi akuntansi pada Sekolah Menengah Atas

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I Pendahuluan. Fungsi mata pelajaran ekonomi akuntansi pada Sekolah Menengah Atas"

Transkripsi

1 S I Pendahuluan MA Negeri 1 Ambarawa merupakan satu-satunya SMA Negeri yang ada di Ambarawa. SMA Negeri 1 Ambarawa terletak di JL. Yos Sudarso No.46. Rentang kelas di SMA Negeri 1 Ambarawa yaitu X, XI, dan XII. struktur kurikulum pada tingkat satuan pendidikan di SMA, ada tiga jurusan yang dapat dipilih oleh peserta didik, yaitu jurusan IPA, IPS dan Bahasa. Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metoda kuantitatif dan kualitatif. IPS dibagi menjadi beberapa mata pelajaran salah satunya adalah ekonomi akuntansi. Menurut Rudi Gunawan (2011:26) Tujuan pendidikan IPS adalah untuk membantu tumbuhnya pola berfikir ilmuwan social, mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi social masyarakat dalam rangka membantu tumbuhnya warga negara yang baik. Fungsi mata pelajaran ekonomi akuntansi pada Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap rasional, teliti, jujur dan bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokkan, pengikhtisaran, transaksi keuangan pengikhtisaran transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan dan penafsiran perusahaan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Mata pelajaran ekonomi akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang membutuhkan keaktifan,pemahaman, dan ketelitian dalam pembelajarannya. Karena itu dalam mata pelajaran ekonomi akuntansi pembelajarannya dilakukan secara sistematis karena materi akuntansi antara yang satu dengan yang lain saling berkesinambungan. Oleh karena itu pembelajaran ekonomi akuntansi harus diselesaikan secara tuntas karena untuk bisa mengikuti materi yang selanjutnya peserta didik harus sudah benar-benar memahami dan menguasai materi sebelumnya, dibutuhkan metode yang tepat agar semua peserta didik dapat memahami dengan baik tentang materi yang diajarkan sehingga sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah ditetapkan oleh kurikulum. Menurut Mimin Haryati (2007:1) Kurikulum adalah seperangkat terencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

2 penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru ekonomi akuntansi di SMA Negeri 1 Ambarawa adalah menggunakan metode konvensional. Penerapan metode konvensional ceramah dilakukan dengan cara guru menjelaskan materi menggunakan LCD dan peserta didik hanya duduk, mendengarkan dan mengerjakan tugas yang di berikan guru. Proses pembelajaran seperti ini menyebabkan kegiatan belajar mengajar lebih terfokus pada guru dan kurang terfokus pada peserta didik, dan mengakibatkan kejenuhan dalam diri peserta didik, sehingga partisipasi peserta didik di dalam kelas kurang aktif dan peserta didik cenderung menjadi pasif.aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran ekonomi akuntansi masih tergolong rendah. Rendahnya aktivitas peserta didik disebabkan kurangnya keaktifan peserta didik pada saat proses pembelajaran yang ditandai kurangnya perhatian peserta didik pada saat mengikuti pelajaran, terbukti ada peserta didik yang mengantuk, berbicara dengan teman sebangku bahkan ada peserta didik yang bermain handphone. Ketepatan pemilihan metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh peserta didik. Menurut Hamzah B. Uno ( 2006:16) Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda. Hasil belajar mata pelajaran ekonomi akuntansi pada kompetensi dasar Mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debet dan kredit memperlihatkan bahwa hasil yang dicapai oleh peserta didikkelas XI IPS 4 dinilai kurang memuaskan. Hal ini terbukti dari sebanyak 17 dari 29 peserta didik berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum yaitu sebesar 75. Sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah, peserta didik dianggap kompeten jika nilai hasil belajar pada kompetensi dasar Mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debet dan kredit mencapai nilai 75. Namun hasil belajar peserta didik kelas XI IPS-4 hanya 12 peserta didik yang mencapai KKM, hal ini menunjukan bahwa peserta didik belum sepenuhnya memahami dan menguasai materi yang disampaikan oleh guru sehingga tujuan pembelajaran belum tercapai. Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk

3 menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar Konstruktivisme Belajar menurut teori kontruktivisme adalah kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan cara mencoba memberi makna pada pengetahuan sesuai pengalamannya.belajar merupakan aktivitas yang dilakukan peserta didik untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Menurut Agus Suprijono (2009:30) Gagasan kontruktivisme mengenai pengetahuan dapat dirangkum sebagai berikut: 1. Pengetahuan bukanlah gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu merupakan kontruksi kenyataan melalui kegiatan subjek. 2. Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep dan struktur yang perlu untuk pengetahuan. 3. Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsep seseorang. Struktur konsep membentuk pengetahuan jika konsep itu berlaku jika berhadapan dengan pengalalaman-pengalaman seseorang. Hal ini berarti pembelajaran diusahakan agar dapat memberikan kondisi terjadinya proses pembentukan tersebut secara optimal pada diri peserta didik. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran peseta didik harus aktif sehingga peserta didik menjadi pusat kegiatan belajar di kelas. Salah satu tokoh yang mencetuskan pendekatan konstruktivisme adalah Vygotsky. Vygotsky, yang menekankan pada konstruktivisme sosial. kontruktivisme menekan pentingnya lingkungan sosial dalam belajar dengan menyatakan bahwa integrasi kemampuan dalam belajar dengan menyatakan bahwa integrasi kemampuan dalam belajar kolaboratif dan kooperatif akan dapat meningkatkan pengubahan secara konseptual. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi peserta didik untuk mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman mereka saat mereka bertemu dengan pemikiran orang lain dan saat mereka berpatisipasi dalam pencarian pemahaman bersama. menurut Vygotsky, fungsi mental tingkat tinggi biasanya ada dalam percakapan atau komunikasi dan kerja sama di antara individu-individu (proses sosialisasi) sebelum akhirnya itu

4 berada dalam diri individu (internalisasi). Oleh karna itu, pada seseorang berbagi pengetahuan dengan orang lain, dan akhirnya pengetahuan itu menjadi pengetahuan personal. Interaksi sosial dengan lingkungan akan membuat pengetahuan yang dimiliki semakin berkembang. Peserta didiksaat mendapatkan stimulus dari lingkungannya, ia akan menangkap dengan alat inderanya dan mengolah menjadi informasi sehingga interaksi dengan lingkungan sangat penting. Ketidakmampuan anak untuk mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain atau orang yang lebih dewasa membuktikan bahwa interaksi sosial sangat penting dalam perkembangan kognitif. Bentuk dari interaksi tersebut dapat berupa komunikasi dan kerjasama antar individu. B. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Metode pembelajaran tipe Think Pair Share dikembangkan oleh Frank Lyman dan Spencer Kagan sebagai struktur kegiatan pembelajaran gotong royong. Pembelajaran tipe ini memberi peserta didik untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. metode think pair sharedapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan anak usia didik. Menurut Anita Lie, Teknik belajar-mengajar Think-Pair-Share memberikan kesempatan untuk belajar sendiri serta bekerjasama dengan orang lain. 1 Adapun proses metode Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share, Mengerjakan tugas secara individu kemudian kelompok membuat pasangan untuk mendiskusikan hasil pengerjaan individunya, Kedua pasangan lalu bertemu untuk menshare hasil diskusinya. Menurut Anita Lie (2009:56) yang dilakukan dalam metode pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share adalah : 1. Bekerjasama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang. Dimana anggotanya bersifat hiterogenitas atau beraneka ragam yaitu satu orang siswa yamg berkemampuan tinggi, dua orang siswa yang berkemampuan sedang dan satu orang yang berkemampuan rendah. 2. Setiap siswa memikirkan dan menerjakan tugas tersebut sendiri-sendiri 3. Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi secara berpasangan. 4. Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa mempunyai kesempatan untuk

5 membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat. o Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pembelajaran di SMA Negeri 1Ambarawa, Kelas XI IPS-4 dapat digambarkan sebagai berikut : Langkah 1. Pembagian Kelompok dan Pembagian Tugas Peserta didik yang berjumlah 29 dibagi menjadi 7 kelompok, Masingmasing kelompok terdiri 4 peserta didik yaitu A,B,C dan D dan satu kelompok terdiri 5 peserta didik Selanjutnya, masingmasing peserta didik mengerjakan tugas secara individu. Langkah 2. Berpasangan Pada tahap 2, peserta didik berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru. Langkah 3. Kedua Pasangan Bertemu Pada tahap 3, kedua pasangan bertemu dalam satu kelompok, pesera didik memberikan informasi yang telah didiskusikan dengan pasangannya, membagikan hasil kerjanya dan membuat kesimpulan antara yang dibahas dengan pasangannya dan kelompok. Dengan melihat langkahlangkah dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe think pair share, peserta didik dapat memperoleh banyak manfaat, diantaranya peserta didik mendapatkan informasi dari pasangannya dan kelompoknya. Setiap peserta didik dapat berperan aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar serta daya ingat karena saling mengajarkan materi yang sudah dipelajari, khususnya Ekonomi Akuntansi. Tipe Think pair share, guru menentukan anggota kelompoknya supaya merata. Selain itu, guru juga menentukan siapa yang menjadi pasangan kelompok. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kegaduhan dalam kelas, misalnya memperebutkan pasangan. Karena jika tidak ditentukan oleh guru, biasanya peserta didik bebas memilih sesuatu dengan keinginannya sehingga terjadi penyimpangan. C. Pembelajaran Akuntansi di SMA Kurikulum SMA akan mempersiapkan peserta didiknya untuk mampu memasuki perguruan tinggi dengan lebih mudah. Maka penjurusan di SMA juga sangat erat kaitannya dengan kelanjutan studi setelah SMA. Idealnya di setiap SMA ada tiga jurusan yang sediakan, yakni IPA, IPS, dan Bahasa. Pandangan sebagian peserta didik,

6 orangtua, bahkan juga guru yang menganggap kelas IPS itu kelas buangan, kelas sisa-sisa, kelas nomor dua, atau apa pun bahasanya adalah keliru besar. Tidak jaminan bahwa anak-anak yang masuk jurusan IPA masa depannya lebih cerah. Demikian juga sebaliknya, bukan berarti setiap peserta didik yang masuk jurusan IPS masa depannya akan suram dan calon generasi yang gagal. IPA adalah istilah yang digunakan untuk menghimpum ilmu biologi, fisika dan kimia. Sementara IPS menghimpun ilmu sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi. Jurusan di SMA memilih ketika memasuki kelas XI. Tentu pilihan tersebut harus disesuaikan dengan talenta yang dimiliki, yakni minat dan bakat peserta didik. Selanjutnya dipertimbangkan secara kemampuan akademisnya sewaktu di kelas X. barulah kemudian ditetapkan pilihan jurusan di kelas XI, IPA atau IPS. Kompetensi dasar mata pelajaran adalah kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah melalui proses pembelajaran Akuntansi SMA, mencakup: 1. Menganalisis akuntansi sebagai sistem informasi. 2. Menjelaskan dasar hukum pelaksanaan Akuntansi bagi perusahaan di Indonesia. 3. Menerapkan struktur dasar Akuntansi. 4. Menerapkan tahapan siklus Akuntansi Perusahaan Jasa. 5. Menerapkan tahapan siklus Akuntansi Perusahaan Dagang. 6. Menerapkan tahapan siklus Akuntansi Koperasi. 7. Menganalisis laporan keuangan. 8. Menerapkan metode kuantitatif. Pelajaran Ekonomi Akuntansi di Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah pengembangan pengetahuan, ketrampilan, sikap rasional, teliti, jujur dan bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran transaksi keuangan sampai penyusunan laporan keuangan. Meskipun SMA diprioritaskan untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi, tapi setidaknya sudah dibekali oleh skill atau ketrampilan. Pembelajaran akuntansi memiliki tujuan mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap rasional, teliti, jujur, dan bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan,pengelompokan, pengikhtisaran transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan dan menafsiran perusahaan bedasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan memiliki fungsi membekali tamatan SMA dalam berbagai kompetensi dasar, agar mereka menguasai dan mampu

7 menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan prosedur akuntansi yang benar, baik untuk kepentingan melanjutkann pendidikan ke perguruan tinggi ataupun untuk terjun ke masyarakat, sehingga bermanfaat bagi kehidupan peserta didikyang dapat dilihat dalam standar kompetensi akuntansi yang harus diperlihatkan peserta didik setelah pembelajaran. Melihat tujuan dan fungsi pembelajaran akuntansi, maka pembelajaran akuntansi memiliki nilainilai esensial sehingga penting untuk diajarkan kepada peserta didik. Setelah mempelajari akuntansi peserta didik diharapkan dapat mengembangkan ketrampilan sosial dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran akuntansi dilakukan melalui pendekatan tuntas, karena pembelajaran Akuntansi merupakan suatu siklus sehingga ketrampilan satu berkaitan dengan ketrampilan yang lain dan lebih mengutamakan pencapaian melalui pelatihan langsung yang dialami peserta didik. Pelajaran Akuntansi mengenal istilah latihan (training), dimana dalam pelaksanaanya mengenal 4 langkah yang mendorong kegiatan belajar secara efektif, yaitu memperlihatkan (to show), menjelaskan ( to tell ), mengerjakan (to do) dan memeriksa (to check ). Model pembelajaran kooperatif tipe think pair sharedapat menaungi kegiatan pembelajaran tersebut. Ini akan terlihat saat peserta didik mengerjakan tugas dengan kelompoknya. III Metodelogi Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas/ Classroom Action Research (CAR). Menurut Suharsimi Arikunto ( 2007:3 ) Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.penelitian terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ambarawa yang beralamat di jalan Yos Sudarso No.46 Ambarawa. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari tahun Pengumpulan data menggunakan enam teknik yaitu teknik tes, observasi, angket, wawancara tidak terstruktur dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara pengolahan perhitungan data, mendeskrepsikan, dan membandingkan hasil dengan indikator ketercapaian baik pelaksanaan maupun hasil tes.

8 Prosedur Penelitian 1. Siklus I A. Perencanaan Setelah diketahui informasi tentang siswa melalui penjajagan atau refleksi awal, tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada peserta didik dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Dalam tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran / RPP B. Pelaksanaan tindakan Tindakan dilaksanakan oleh peneliti dan guru sebagai mitra kolaborasi berdasarkan RPP siklus 1 dengan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share yang telah dibuat. Langkah-langkah dalam pembelajaran tipe think pairshare yang pertama adalah guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran dan memberikan apresiasi kepada peserta didik. Langkah yang kedua, guru menyampaikan materi dan membagi kelompok diskusi yang berjumlah 4 peserta didik dan memberikan tugas kepada setiap kelompok. Langkah ketiga, peserta didik berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya. Langkah ke empat, kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok dan peserta didik mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok. C. Observasi Observasi dilakukan agar dapat diketahui apakah proses belajar mengajar sesuai dengan skenario dalam RPP. Observasi dilakukan terhadap peserta didik dan guru. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui apakah guru sudah melaksanakan kegiatan sesuai dengan skenario dalam RPP. Penelitian ini melibatkan dua observer, antara lain peneliti sendiri sebagai observer I dan Ibu Wening, S.Pd. sebagai observer II yang merupakan salah satu guru IPS SMA Negeri 1 Ambarawa. D. Refleksi Tahap ini dilakukan untuk mengkaji apa yang telah terjadi atau yang tidak terjadi, yang telah dihasilkan maupun yang belum dihasilkan selama kegiatan berlangsung. Hasil dari refleksi digunakan untuk menentukan langkah mencapai tujuan. Refleksi dilakukan oleh peneliti sebagai pengamatan akan keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan sementara. Hasil refleksi digunakan untuk memberi masukan hal-hal yang harus diperbaiki pada siklus 2.

9 2. siklus II A. Perencanaan Tindakan Perencanaan ini mengacu pada tindakan pertama yang telah dihasilkan. Informasi yang dihasilkan dari refleksi siklus 1 merupakan data yang digunakan untuk membuat perencanaan siklus 2. Menyusun RPP perbaikan berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus 1. B. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 dilaksanakan setelah kegiatan Siklus 1 selesai dilaksanakan. Guru melaksanakan tindakan berdasarkan RPP perbaikan. C. Observasi Sama seperti siklus 1 observer harus mengamati jalannya pembelajaran apakah sudah sesuai dengan skenario dalam RPP. D. Refleksi Pada Siklus 2 refleksi dilaksanakan setelah semua proses pembelajaran selesai dilaksanakan dengan menganalisis lembar observasi dan hasil belajar. Jika tujuan dalam pembelajaran mengalami peningkatan yang signifikan maka peneliti dianggap berhasil. Sedangkan, jika tujuan dalam pembelajaran tidak mengalami peningkatan yang signifikan maka peneliti dianggap tidak berhasil sehingga perlu membuat tindakan siklus berikutnya. Data dapat dianalisis dengan reduksi data, penyajian teks dan penarikan kesimpulan Indikator keberhasilan dikatakan berhasil bila: a. Rata-rata aktivitas belajar peserta didik dan guru sudah mencapai skor 80%. Indikator yang menyatakan aktivitas peserta didik adalahperhatian, bertanya, menjawab, dan menanggapi. b. Peserta didik yang tuntas belajar sudah lebih dari atau sama dengan 75%. Batas tuntas belajar 75 mengacu pada ketetapan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, bahwa Peserta didik dikatakan mencapai tuntas belajar kognitif apabila peserta didik mampu menguasai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang mengacu pada KKM yang telah ditetapkan kurikulum sekolah, yaitu untuk ketuntasan individu 75, sedangkan ketuntasan klasikal adalah 75% dari jumlah peserta didik yang mengikuti tes. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil yang diperoleh dari pengamatan dengan menggunakan pembelajaran metode Think Pair Share pada siklus I adalah Hasil penelitian

10 kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran pada siklus I menunjukkan bahwa 68,96% peserta didik telah siap menerima pelajaran. Sedangkan 31,03% peserta belum siap menerima pelajaran. Hal ini disebabkan ada 11 peserta didik yang tidak membawa buku paket, tujuh peserta didik tidak membawa buku catatan dan 18 peserta didik yang tidak membawa kalkulator. Pada pertemuan kedua 75% peserta didik siap menerima pelajaran, sedangkan 25% belum siap menerima pelajaran dikarenakan ada 8 dari 29peserta didik yang tidak membawa buku paket,7 peserta didik tidak membawa buku catatan dan 14 peserta didik tidak membawa kalkulator. Upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan penjelasan mengenai pentingnya buku paket yang mendukung untuk penugasan dan pemahaman materi yang diajarkan oleh guru dan guru juga menghimbau agar peserta didik membawa kalkulator sendiri-sendiri untuk memudahkan dalam perhitungan. Hasil penelitian siklus 1 aktivitas meliputi perhatian, bertanya, menjawab dan menanggapi 1 menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode think pair share peserta didik yang kurang aktif mengalami penurunan jika dibanding dengan kondisi awal dari 41,37% menjadi 10,34%, peserta didik cukup aktif dari 31,03% menjadi 13,17% sedangkan peserta didik aktif mengalami peningkatan yang pada awalnya 17,24% menjadi 44,82%. Peserta didik sangat aktif juga mengalami peningkatan yang pada awalnya 10,34% menjadi 31,03%. Hasil belajar siklus 1 ada peningkatan jika dibandingkan dengan kondisi awal Sebelum diterapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, ada 12(41%) peserta didik yang telah mencapai KKM, dengan rata-rata kelas 59,86. Setelah diterapkan metode kooperatif tipethink Pair Share, pada siklus 1 jumlah peserta didik yang telah mencapai ketuntasan minimal meningkat menjadi peserta didik (72,41%) peserta didik yang mencapai KKM, dengan nilai rata-rata 76,20. Hasil belajar peserta didik telah meningkat, hal ini dikarenakan peserta didik merasa ada kebebasan dalam proses belajar mengajar, mereka bebas untuk menjawab, pertanyaan, bertanya, dan menanggapi sesuai dengan metode kooperatif tipe Think Pair Share. Berdasarkan hasil observasi siklus I yang merupakan siklus awal dalam penelitian tindakan kelas ini aktivitas peserta didik kelas XI IPS 4 mengalami peningkatan aktivitas namun belum tercapai secara optimal atau belum sesuai dengan indikator keberhasilan sehingga

11 perlu adanya perbaikan supaya mencapai hasil yang lebih baik. Berdasarkan hasil observasi kinerja guru pada siklus I tergolong baik dengan menunjukkan nilai sebesar 74%. Guru sudah melaksanakan langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif think pair share dengan baik, namun guru perlu lebih mengkomunikasikan langkah-langkah think pair share kepada peserta didik karena sebelumnya peserta didik belum pernah belajar dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif think pair share. Guru juga perlu lebih spesifik dalam memberikan materi kepada peserta didik, misalnya dengan memberi contoh soal untuk dikerjakan bersama guru dan peserta didik. Berdasarkan hasil perolehan pelaksanaan siklus I masih terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut: 1. Diskusi kelompok, penugasan, bertemunya dua pasangan dalam satu kelompok untuk mendapatkan dan membagikan hasil diskusi dengan kelompok dapat dilaksanakan peserta didik dengan baik, hal ini ditandai ada peningkatan aktivitas belajar yang meliputi perhatian, bertanya, menjawab, dan menanggapi. Meskipun aktivitas belajar meningkat secara signifikan, namun belum optimal. 2. Pada saat diskusi kelompok peserta didik dengan serius memahami materi dan pada saat bertemunya dua pasangan dalam satu kelompok suasana menjadi ramai, peserta didik sangat antusias menyampaikan materi yang telah didiskusikan dengan pasangan ke kelompoknya dan kedua pasangan saling menanggapi dengan serius dengan kata lain tanya jawab antar peserta didik menjadi aktif. Meskipun ruang kelas ramai tetapi peserta didik mempunyai aktivitas sehingga peserta didik tidak ada yang jenuh/ mengantuk. 3. Hasil ketuntasan belajar peserta didik pada siklus I yaitu sebesar 72,41% dengan nilai terendah 55 dan tertinggi 100 (lampiran 20). Hasil masih dibawah indikator keberhasilan belajar, sehingga pada siklus II perlu ditingkatkan lagi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan lagi pada siklus berikutnya adalah: Suasana kelas yang belum terkendali, karena masih ada peserta didik yang kurang memperhatikan selama

12 proses pembelajaran berlangsung. Peserta didik dan guru masih mengalami kesulitan karena belum terbiasa. Kurangnya kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Masih ada peserta didik yang kurang menerima rekan kelompoknya. Pada siklus II pertemuan pertama, kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran sudah mencapai 89,65% (lampiran 27). Hal ini dapat dilihat dari jumlah peserta didik yang membawa buku paket ada 25 peserta didik. Semua peserta didik membawa buku catatan dan membawa alat tulis sendiri-sendiri. Namun yang membawa kalkulator hanya 21peserta didik. Alasan peserta didik adalah karena mereka tidak memiliki kalkulator. Pada pertemuan kedua, kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran meningkat menjadi 93,96%. Semua peserta didik yang mengikuti pelajaran ekonomi akuntansi pada hari itu hanya 2 peserta didik yang tidak membawa buku paket dan 5 peserta didik tidak membawa kalkulator. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II terjadi peningkatan dalam hal kesiapan peserta didik menerima pelajaran. Hasil penelitian siklus II aktivitas meliputi perhatian, bertanya, menjawab, dan menanggapi. peserta didik dalam proses belajar mengajar telah meningkat. Perubahan dari siklus 1 ke siklus 2 peserta didik yang kurang aktif telah mengalami penurunan dari 10,34% menjadi 3,4%. Peserta didik yang beraktivitas cukup juga mengalami penurunan 13,79% menjadi 3,4%. Jumlah peserta didik aktif juga mengalami peningkatan dari 44,82% pada siklus 1 menjadi, 48,27% pada siklus 2 dan peserta didik sangat aktif mengalami peningkatan dari 31,04% pada siklus 1 menjadi 44,82% pada siklus 2. Hasil belajar peserta didik pada siklus 2 telah meningkat dengan baik dibandingkan dengan siklus 1. bahwa peserta didik yang tuntas mencapai 27 peserta didik (91,10%), dan yang tidak tuntas hanya 2 peserta didik (6,89%). Rata-rata hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan dari 76,20 menjadi 80,86. Dalam hal ini telah memenuhi target atau indikator yang telah ditetapkan yaitu mencapai ketuntasan hail belajar sebesar 75%. V. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan permasalahan,tujuan, hipotesis tindakan, hasil tindakan dan hasil pembahasan yang telah dipaparkan

13 penulis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Pembelajaran dengan metode kooperatif tipe think pair share dapat meningkatkan aktivitas belajar yang meliputi, perhatian, bertanya, menjawab, danmenanggapidikelas XI IPS-4 SMA Negeri 1 Ambarawa pada kompetensi dasar mencatat transaksi bedasarkan mekanisme debet kredit. Siklus 1 terdapat 3 peserta didik (10,34%)dikategorikan kurang aktif dan 4 peserta didik (13,79%)dikategorikan peserta didik cukup aktif, sedangkan peserta didik yang dikategorikan aktif ada 13 peserta didik (44,82%) dan peserta didik dikategorikan sangat aktif ada 9 peserta didik (31,03%) pada kegiatan pembelajaran mencatat transaksi bedasarkan mekanisme debet kredit. terlihat hasil siklus 2 peserta didik yang dikategorikan kurang aktif ada 1 peserta didik (3,4%), dikatagorikan cukup aktif ada 1 peserta didik (3,4%),sedangkan peserta didik dikategorikan aktif terdapat 14 peserta didik(48,27%) danpeserta didik dikategorikan sangat aktif terlihat 13 peserta didik (44,82%). 2) Pembelajaran dengan metode kooperatif tipe Think pair share dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, terlihat pada siklus 1 terdapat 72,41%peserta didikdikategorikan tuntas dan 27,48% peserta didikdikategorikan tidak tuntas. Pada siklus 2 terdapat 91,10% peserta didikdikategorikan tuntas dan 6,89% peserta didikdikategorikan tidak tuntas. Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti memberikan saran untuk dijadikan bahan pertimbangan dan perhatian oleh semua pihak, yaitu sebagai berikut: 1. Peserta didik Penerapan model pembelajaran Think Pair Share diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi peserta didik agar lebih meningkatkan aktivitas tidak hanya pada mata pelajaran Ekonomi Akuntansi melainkan pada mata pelajaran lain. 2. Guru Guru diharapkan bisa menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe think pair share sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar sehingga dapat mengantarkan pada kualitas pembelajaran yang sesuai dengan yang diharapkan, karena think pair share terbukti dapat meningkatkan aktivitas peserta didikdan meningkatkan hasil belajar peserta didik, sehingga memperoleh hasil yang optimal.

14 Daftar Pustaka 1) Arikunto, Suharsimi, 2007, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bumi Aksara. 2) Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2008, Teori Belajar dan Pembelajaran,Ar-Ruzz Media. 3) Uno, Hamzah B, 2006, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta, Bumi Aksara. 4) ore/akuntansi.pdfdi unduh 25 november 2012, jam ) pembelajaran-yang baik.html. 6) Lie, Anita, 2005, Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruangruang Kelas, Grasindo. 10) Sudjana, Nana, 2004, Dasar dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru Algesindo. 11) Suharsimi Arikunto, 2007, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bumi Aksara. 7) Mimin Haryati, 2007, Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta,Gaung Persada Press. 8) Rudi Gunawan, 2011, Pendidikan IPS Filosofi Konsep dan Aplikasi,Bandung, Alfabeta. 9) Rusman, 2011, Model-Model Pembelajaran, Raja Grafindo, Jakarta, RajaGrafindo Persada.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan atau pengalaman.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan atau pengalaman. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar 2.1.1 Teori Belajar Konstruktivisme Teori konstruktivisme dalam belajar adalah suatu pendekatan dimana siswa harus secara individual menemukan dan menstransformasikan

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA Nur Khasanah, Erni Puji Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana mengandung

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN Andy Sapta Program Pendidikan Matematika, Universitas Asahan e-mail : khayla2000@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

Lebih terperinci

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung PENERAPAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN KENDALREJO 01 KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (PTK) atau disebut classroom action research.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (PTK) atau disebut classroom action research. 24 1.1. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut classroom action research. Penelitian tindakan kelas merupakan upaya

Lebih terperinci

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang Agustin Eka Ariestari Universitas Negeri Malang Abstrak Hasil observasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas untuk mendeskripsikan tentang upaya guru meningkatkan hasil belajar dan keaktifan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Achmad Hasbi Ash Shiddiq. Program studi pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tindakan, observasi (sekaligus penilaian), dan refleksi. Siklus ini akan dilanjutkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tindakan, observasi (sekaligus penilaian), dan refleksi. Siklus ini akan dilanjutkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu dengan siklus-siklus yang didalamnya terdapat 4 (empat) langkah, yaitu: perencanaan,

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share Alam Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Inpres Mayayap Sarifa Tas, Anthonius Palimbong, dan Hasdin

Lebih terperinci

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Jurnal Dinamika, September 2011, halaman 74-90 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 2 Peningkatan Motivasi, Aktivitas, dan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau juga disebut dengan istilah Classroom Action Research. Penelitian tindakan

Lebih terperinci

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI BANYUANYAR II SURAKARTA

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Program Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Program Pendidikan Akuntansi PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (EKONOMI) KELAS VIIIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 2, Oktober 2014 ISSN 2087-3557 PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA MATERI AJAR POWER POINT (PPt) SMP Teuku Umar Semarang Abstrak

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 1 SENTOLO Nurul Arum Sulistyowati FKIP, Universitas

Lebih terperinci

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2 Dinamika Vol. 4, No. 3, Januari 2014 ISSN 0854-2172 PEMBELAJARAN PROGRAM APLIKASI MICROSOFT WORD MELALUI PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason & 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata atau pernyataan-pernyataan (yang diperoleh melalui wawancara,

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata atau pernyataan-pernyataan (yang diperoleh melalui wawancara, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yaitu kualitatif deskriptif. Akbar (2009:13)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah, yang diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah, yang diselenggarakan dengan memberi keteladanan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi pendidikan menengah, yang diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD 166492 TEBING TINGGI Usdin Simbolon Surel: usdinsimbolon23@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar   1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student Have (QSH) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran pada Siswa Kelas IV Aminudin 1 1 SDN Sukorejo 01, Kota Blitar Email:

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No.1, Tahun 2014 Elisa Rahma Saputri 25-35

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No.1, Tahun 2014 Elisa Rahma Saputri 25-35 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR Prodi Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta elisa.elisa91@yahoo.co.id Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya ) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DENGAN BANTUAN MEDIA POWERPOINT PADA KONSEP EKOSISTEM (Penelitian

Lebih terperinci

SITI ROPI AH, S.Pd. *) NIP *) Guru SDN 01 Podorejo Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung

SITI ROPI AH, S.Pd. *) NIP *) Guru SDN 01 Podorejo Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung PENINGKATAN PEMAHAMAN PKn KD BUDAYA DAERAH INDONESIA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERPIKIR-BERPASANGAN- BEREMPAT SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SDN I PODOREJO SUMBERGEMPOL TAHUN 2014/2015 SITI ROPI

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Lorentya Yulianti Kurnianingtyas & Mahendra Adhi Nugroho Halaman 66-77

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Lorentya Yulianti Kurnianingtyas & Mahendra Adhi Nugroho Halaman 66-77 IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI 3 SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh: Lorentya Yulianti

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VII A SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Penelitian, kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Penelitian, kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research (CAR). Dilihat dari namanya sudah dapat menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah siswa kelas XI IPS-1 SMA Negeri 2 Salatiga. Jumlah siswa kelas XI IPS-1

BAB III METODE PENELITIAN. adalah siswa kelas XI IPS-1 SMA Negeri 2 Salatiga. Jumlah siswa kelas XI IPS-1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Tempat penelitian adalah SMA Negeri 2 Salatiga. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS-1 SMA Negeri 2 Salatiga. Jumlah siswa kelas XI IPS-1 SMA Negeri

Lebih terperinci

MEIDITA CAHYANINGTYAS K

MEIDITA CAHYANINGTYAS K PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 MEIDITA CAHYANINGTYAS

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EFEK DOPPLER MELALUI TS-TS SISWA KELAS XI TKJ.1 SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Bima Albert*

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EFEK DOPPLER MELALUI TS-TS SISWA KELAS XI TKJ.1 SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Bima Albert* 142 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EFEK DOPPLER MELALUI TS-TS SISWA KELAS XI TKJ.1 SMK NEGERI 1 BIREUEN Oleh Bima Albert* Abstrak Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meningkatkan hasil belajar efek Doppler melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan pembelajaran akuntansi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan pembelajaran akuntansi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Aktivitas Kondisi Awal Berdasarkan observasi kondisi awal yang diakukan di SMA Negeri 2 Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU Maryana 1 SMP

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume I, Nomor 2, Hal , November 2016

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume I, Nomor 2, Hal , November 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN DENGAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 BANDA ACEH Suci Selvia¹, A. Wahab Abdi 2, M. Yusuf

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan kurikulum yang berlaku, karena kurikulum merupakan syarat

BAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan kurikulum yang berlaku, karena kurikulum merupakan syarat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah SMA NEGERI 1 Tengaran merupakan salah satu sekolah menengah yang berada di Kabupaten Semarang. Setiap sekolah dan lembaga pendidikan memiliki program-program

Lebih terperinci

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELANGKAAN DIKELAS X SMA NEGERI 2 BIREUEN Noventi, Nurul Mahasiswa Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY 1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY PADA PEMBELAJARAN IPS DI SDN 28 PAINAN TIMUR KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Mardalinda 1, Muhammad Sahnan 1, Khairul 2.

Lebih terperinci

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 1 Tahun 2014, ISSN: halaman 60-65

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 1 Tahun 2014, ISSN: halaman 60-65 JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 1 Tahun 2014, ISSN: 2407-1269 halaman 60-65 Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode TGT (Team Game Tournament) Materi Sistem Pencernaan Makanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Berdasarkan pengalaman PPL selama 4 bulan.

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Berdasarkan pengalaman PPL selama 4 bulan. BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 28 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman, di kelas II. Lokasi ini dipilih

Lebih terperinci

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya ISSN 2527-4104 Vol.2 No.2, 1 Oktober 2017 193 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA KONSEP MEMECAHKAN PERMASALAHAN DAMPAK TEKNOLOGI LEWAT DISKUSI MELALUI

Lebih terperinci

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga

Lebih terperinci

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI IIS 5 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Reni Rasyita Sari Program Studi

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas Classroom Action Research (CAR) atau sering disebut dengan PTK. PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 JURNAL Oleh : MARYUNINGSIH K8411045

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL OLEH AHMAD DENNIS WIDYA PRADANA NIM 110151411533 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas Peneliti disini sebagai observer yang membantu guru melaksanakan Penelitian Tindaan Kelas.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46) mengemukakan PTK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pangeran Puger No.23 desa Grobogan kecamatan Grobogan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pangeran Puger No.23 desa Grobogan kecamatan Grobogan. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang SMA Negeri 1 Grobogan merupakan salah satu sekolah menengah atas yang berada di Kabupaten Grobogan. SMA Negeri 1 Grobogan berlokasi di jalan Pangeran Puger No.23 desa

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Septi Wuri Handayani 12-20

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Septi Wuri Handayani 12-20 PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MEDIA MODUL INCREASED LEARNING ACTIVITY OF ACCOUNTING THROUGH LEARNING MODEL TYPE THINK PAIR SHARE ASSISTED

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR SHARE (TPS) PADA POKOK BAHASAN PELUANG SISWA KELAS

Lebih terperinci

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 6 SMA NEGERI 5 PEKANBARU Riwa Giyantra *) Armis,

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI

HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI 244 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 1, 2008, hlm 244-249 HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI Wisnu Sunarto, Woro Sumarni, Eli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan telah mendorong berbagai

Lebih terperinci

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA Jurnal PGSD : FKIP UMUS ISSN : 2442-3432 e-issn : 2442-3432 Vol. 3, no 1Februari2016 PERANAN PENGGUNAAN METODE DISKUSI KELOMPOKDENGAN MEDIA BELAJAR GAMBARTERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN Raihanah Sari Universitas Lambung Mangkurat Email: reyhana89.rss@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI KELAS V SD

PENERAPAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI KELAS V SD PENERAPAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI KELAS V SD Farika Bellinda 1, Suripto 2, Suhartono 3 PGSD FKIP

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIIID SMP N 2 PAKEM

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIIID SMP N 2 PAKEM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIIID SMP N 2 PAKEM Iis Yuliani Dewi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menerapkan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang merupakan penelitian model Kemmis

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG SISTEM TATA SURYA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG SISTEM TATA SURYA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW Dinamika Vol. 3, No. 2, Oktober 2012 ISSN 0854-2172 UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG SISTEM TATA SURYA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW SD Negeri Dukuhwaru 01 Kec. Dukuhwaru Kab. Tegal

Lebih terperinci

Dwi Ambarwati 1. PENDAHULUAN

Dwi Ambarwati 1.   PENDAHULUAN TERSEDIA SECARA ONLINE http://journal2.um.ac.id/index.php /jpg/ JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Tahun 22, No. 2, Juni 2017 Halaman: 76-84

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Oleh: EDI BADRISYEH NIP. 19670501 199212 1 001 ABSTRAK Model Ccoperative Learning adalah suatu model pembelajaran

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN.

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN. UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN. Agus Makmur Dosen Pendidikan Matematika UGN Padangsidimpuan panjaitan_makmur@yahoo.co.id

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE) INTEGRATED READING AND COMPOSITION)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE) INTEGRATED READING AND COMPOSITION) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE) INTEGRATED READING AND COMPOSITION) Oleh : Dr.Iin Nurbudiyani, M.Pd* dan Bertiana ** ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. sampai dengan Mei Tahun Pelajaran 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. sampai dengan Mei Tahun Pelajaran 2011/2012 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Kedondong Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. 3.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dikembangkan untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik termaktub dalam tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1) WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 24 Nopember sampai 3 Desember tahun 2009 Penentuan waktu penelitian mengacu pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Peneliti menerapkan desain penelitian model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Peneliti menerapkan desain penelitian model 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR). Peneliti menerapkan desain penelitian model Kemmis

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

Alumnus S1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2

Alumnus S1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUIZ TEAM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BIOSFERDI KELAS XI-IPS2 SMA NEGERI 1 HINAI KABUPATEN LANGKAT T.A 2013/2014 Tutia

Lebih terperinci

Oleh: Nur Adha Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Oleh: Nur Adha Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Peningkatan Keterampilan Menulis Syair Tembang Macapat Menggunakan Metode Contextual Teaching And Learning (CTL) Melalui Media Gambar Siswa Kelas XI MAN Kutowinangun Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Oleh: Nur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini, pendidikan banyak menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup menarik adalah

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 4, Juli 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP SD Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 06 November sampai 28 November 2009. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latarbelakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latarbelakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latarbelakang Masalah Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsep seseorang. Struktur konsep membentuk pengetahuan jika konsep itu berlaku jika berhadapan dengan pengalaman-pengalaman

Lebih terperinci

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) Meningkatkan Keaktifan Mahasiswa Semester 3 Program Studi Rekam Medik dan Informasi Kesehatan melalui Think-Pair-Share (TPS) Sri Nawangwulan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research,

Lebih terperinci

Efektivitas Penggunaan Metode Kooperatif Learning Model Jigsaw Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Efektivitas Penggunaan Metode Kooperatif Learning Model Jigsaw Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Efektivitas Penggunaan Metode Kooperatif Learning Model Jigsaw Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Ritna Handayani (09130030) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Banyak faktor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 5-26 Januari di kelas VII MTs Tsamrotul Huda Jepara Tahun Ajaran 2009/2010.

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XV, No. 2, Tahun 2017 Bagas Dwi Pratomo & Sukanti 92-99

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XV, No. 2, Tahun 2017 Bagas Dwi Pratomo & Sukanti 92-99 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN DASAR-DASAR PERBANKAN SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH MAGELANG TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS (Think Pair Share) PADA SISWA KELAS V SDN SIDOMEKAR 07 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Kawit Supriana 14 Abstrak. Pendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan ini mengenai deskripsi pra siklus, deskripsi siklus 1, dan deskripsi siklus 2. Deskripsi siklus 1 tentang perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Menurut Suharsimi Arikunto penelitian tindakan

III. METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Menurut Suharsimi Arikunto penelitian tindakan III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Suharsimi Arikunto penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: ATIK SETYAWAN NIM : A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

NASKAH PUBLIKASI. Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: ATIK SETYAWAN NIM : A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE GUIDED NOTE TAKING (CATATAN TERBIMBING) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 KEMUNING NGARGOYOSO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KORMIANA MS Guru SMP Negeri 3 Tapung kormiiana342@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS PENGESAHAN ARTIKEL MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS.2 DI SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO

Lebih terperinci

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif Jurnal Matematika Vol. 3 No. 2, Desember 2013. ISSN: 1693-1394 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif Tri Wahyuningsih

Lebih terperinci

Pemanfaatan Index Card Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas V SDN 4 Barenglor dalam Pembelajaran IPS. Nela Rofisian.

Pemanfaatan Index Card Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas V SDN 4 Barenglor dalam Pembelajaran IPS. Nela Rofisian. Pemanfaatan Index Card Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas V SDN 4 Barenglor dalam Pembelajaran IPS Nela Rofisian PGSD Universitas Widya Dharma Klaten rofisian@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR 1 Afta Rahmat Zayn, 2 Sunyoto, dan 3 Tri Murti Universitas Negeri Malang E-mail: rahmatzayn@ymail.com

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ASSURE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 AMBALRESMI TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL ASSURE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 AMBALRESMI TAHUN AJARAN 2013/2014 PENERAPAN MODEL ASSURE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 AMBALRESMI TAHUN AJARAN 2013/2014 Jumiati 1, Harun Setyo Budi 2, Imam Suyanto 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR Oleh: Venny Eka Putri vennyekaputri882@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci