Praktek Budidaya Lada yang Baik P A N D U A N

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Praktek Budidaya Lada yang Baik P A N D U A N"

Transkripsi

1 Praktek Budidaya Lada yang Baik 4 PANDUAN

2 Praktek Budidaya Lada yang Baik PANDUAN 4

3 2 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Panduan INI YANG HARUS DIBACA TERLEBIH DULU Tantangan berat bagi semua orang dalam era globalisasi adalah persaingan yang ketat dalam hal mutu sumberdaya manusia, komoditas/produk serta mutu pelayanan. Persaingan tidak hanya pada tingkat lokal, nasional, tetapi internasional. Oleh karena itu setiap individu/organisasi harus melakukan upaya pembenahan atas kompetensi, usaha, atau bisnisnya secara proaktif supaya bisa dapat bertahan. Tidak terkecuali organisasi Petani. Organisasi Petani menempati posisi yang sangat penting untuk mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat Indonesia pada umumnya dan Kalbar khususnya. Namun fakta di lapangan sampai saat ini, sektor pertanian/perkebunan belum secara menyeluruh mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas produknya. Organisasi Petani pada saat ini mesti menyiapkan diri mampu bersaing di era pasar global. Untuk bisa bertahan di era globalisasi, maka organisasi petani harus berani dan berkomitmen untuk berubah secara bertahap menjadi organisasi yang profesional. Perencanaan adalah ciri organisasi professional. GIZ SREGIP Kalbar berinisiatif mengambil peran memberdayakan POKTAN Karet dan Lada. Buku Panduan Perencanaan Program Kerja POKTAN adalah salah satu kontribusi berharga yang diwariskan bagi POKTAN. Ada beberapa model Perencanaan yang dilakukan oleh organisasi atau lembaga. Model Perencanaan yang dipilih, disesuaikan dengan bobot organisasi atau lembaga itu sendiri. Mengingat organisasi POKTAN di Indonesia pada umumnya dan di Kal Bar khususnya, masih sederhana dan pada tahap ditumbuhkan, maka model perencanaan tingkat dasar adalah model yang paling tepat untuk digunakan. Oleh karena itu buku Panduan Perencanaan Program Kerja bagi POKTAN ini diupayakan sangat sederhana supaya mudah dimengerti dan dipraktekkan. Buku Panduan Peserta Perencanaan Program Kerja POKTAN ini, merupakan bagian dari paket modul Perencanaan Program Kerja Bagi POKTAN. Modul sudah diujicobakan kepada satu kelompok POKTAN dengan feedback yang cukup optimis dari peserta bahwa modul bisa diterapkan karena dari sisi bahasa mudah dimengerti, penyajian cukup sederhana, namun perlu dipertimbangankan soal alokasi waktu. Semoga dapat membantu dan mempermudah peserta POKTAN dalam melakukan proses Perencanaan.

4 TEkNIk PEmBIBITAN LADA YANG BERkUALITAS 1. PENGANTAR Perbanyakan tanaman lada (Piper nigrum L) untuk perkebunan komersial dilakukan melalui teknik pemotongan tamanan (stek). Perbanyakan tanaman dari bahan tanam yang berkualitas menjadi hal yang mendasar dalam membangun perkebunan lada yang baik dan sehat. Di perkebunan lada komersial, usia produktif tanaman lada dapat mencapai lebih dari 20 tahun dan bahkan bisa mencapai lebih dari 30 tahun dengan sistem tanaman perdu. Kualitas bahan taman atau bibit menjadi faktor yang menentukan kapasitas produksi tanaman lada ketika dewasa (Tanaman Menghasilkan/RM) dan juga dapat pula menjadi sumber penyakit tanaman, apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan pada tahap awal. Kesalahan sekecil apapun pada tahap pembibitan dapat menyebabkan kapasitas produksi tanaman tidak maksimal di kemudian hari. Membangun perkebunan lada pada tahap awal, dimana tanaman belum menghasilkan, betul-betul membutuhkan investasi dan upaya yang serius. Oleh karena itu yang perlu ditekankan adalah bagaimana memproduksi bibit tanaman yang baik sehingga di kemudian hari akan benar-benar dihasilkan perkebunan yang produktif. 2. memilih TANAmAN INDUk Memilih tanaman induk yang sehat dan produktif adalah hal yang sangat penting untuk berhasilnya budidaya tanaman lada. Berikut beberapa syarat dalam memilih tanaman induk: 3

5 4 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Panduan 2.1. Syarat-syarat Tanaman Induk 1. Tanaman Lada yang sehat dengan pertumbuhan yang meyakinkan; 2. Jarak antara dua buku/ruas lebih pendek dan jumlah cabang-cabang samping yang lebih banyak, serta lebih banyak tangkai buah di setiap cabangnya; 3. Panjang tangkai buah lebih dari 7 cm (pada beberapa jenis akan lebih pendek); 4. Tangkai buah memiliki buah dengan kesamaan ketebalan dan ukuran buah yang lebih besar; 5. Kepadatan dari lada hitam kering adalah lebih dari 550 g setiap liter dan untuk lada putih adalah lebih dari 600 g setiap liter; 6. Bebas dari hama dan penyakit; 7. Kemampuan pengakaran yang baik dan pertumbuhan bibit tanaman yang baik; 8. Keberlanjutan dan kesamaan dalam kapasitas menghasilkan lada; 9. Minimum hasil panen untuk lada hitam kering adalah 2.0 kg per tahun dari tanaman dengan ketinggian 3,5 m sd 4,5 m. Kriteria seleksi ini harus diamati selama kurang lebih 2 tahun atau 2 kali masa panen secara hati-hati. 3. membuat BIBIT TANAmAN melalui TEkNIk PEmoToNGAN vegetatif (STEk) Tanaman lada memiliki dua jenis cabang, yaitu (1) cabang yang tumbuh lurus ke atas atau sulur panjat dan (2) cabang yang menghasilkan buah/biji lada atau sulur buah. Beberapa cabang yang diperoleh dari tunas tambahan (sulur cacing) atau tunas gantung tidak dapat menghasilkan akar yang kuat menempel pada mata tunas dan tidak cocok sebagai bibit tanaman. Cabang pohon yang tumbuh dari bawah yang memiliki akar yang tunggang yang tumbuh pada musim penghujan adalah bibit yang biasanya dipilih untuk perkebunan komersial. Sulur buah biasanya dijadikan bibit untuk lada perdu Membuat bibit tanaman melalui teknik pucuk ujung Cabang pucuk ujung ditemukan di bagian atas tanaman merambat yang merupakan tunas yang paling kuat dari tanaman lada dengan akar pucuk yang aktif dan memiliki sedikit cabang gantung. Cabang pucuk ini biasanya digunakan untuk perkebunan lada di Malaysia, di beberapa tempat di Indonesia dan juga di Brazil. Di Indonesia, potongan tanaman langsung di tanam di area perkebunan lada. Di Brazil, tanaman induk yang memiliki batang yang berkualitas digunakan hanya untuk bahan tanaman/bibit saja dan diganti setiap 2-3 tahun sekali. Sistem yang diadopsi di Malaysia lebih sistematik dan mapan.

6 Memilih potongan batang Secara umum, empat hingga lima mata tunas/buku/ruas dikumpulkan dan langsung ditanam pada musim kemarau. Namun demikian, jika cuaca tidak mendukung untuk penanaman, sistem sederhana diterapkan untuk membuat akar stek sebelum ditanam ke lapangan/kebun. Empat hingga lima ruas dengan dua cabang yang sehat dipotong dari batang tanaman induk lada sesuai kriteria yang disebutkan di atas dan tanaman tidak boleh berusia lebih dari empat tahun. Sebelum dipotong, posisi potongan yang akan diambil harus berada di bawah 4 5 ruas dari cabang pucuk. Cabang-cabang samping yang berada lebih bawah dari ruas dibuang dan cabang pucuk muda yang berada di atas dengan 2 ruas juga dipangkas. Di atas bagian pemotongan harus terdapat 4 ruas dengan cabang-cabang yang sehat yang muncul dari dua ruas teratas. Jika kedua mata tunas teratas tidak memiliki cabang, satu atau dua ruas lainnya dapat diikutsertakan untuk menjamin agar potongan memiliki cabang samping pada bagian atas ruas. Gambar 01. a). Lima ruas (node) potensial di cabang samping b). Lima ruas (node) sedang dipotong c). Potongan diletakkan di tempat yang bersih Di atas bagian pemotongan harus terdapat 4 mata tunas dengan cabangcabang yang sehat yang muncul dari dua mata tunas teratas. Jika kedua mata tunas teratas tidak memiliki cabang, satu atau dua mata tunas lainnya dapat 5

7 6 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Panduan diikutsertakan untuk menjamin agar potongan memiliki cabang samping pada bagian atas mata tunas. Setelah hari, munculnya mata tunas tambahan dapat dilihat pada mata tunas ke-5 (paling atas) dan ke-4 (gambar 02.a). Pemotongan dibuat 1-2 cm di bawah mata tunas kesatu menggunakan pisau pangkas yang tajam. Setelah pemisahan akar dari tiang panjak/pendukung, bahan tanam yang dipotong dibungkus dalam kantong plastik yang bersih agar terhindar kontak langsung dengan tanah. Tak lama kemudian potongan langsung ditanam di lapangan/kebun saat musim hujan atau pasir atau di media taman polibag. Gambar 02. a). munculnya calon-calon akar b). Lima ruas (node) sedang dipotong c). Potongan diletakkan di tempat yang bersih Membuat akar stek Bahan tanam (bibit) dapat disemai di media pasir sungai sebelum dipindah ke kebun/lapangan. Namun demikian, menyemai bibit dalam kantong plastik transparan 250 gram dengan ukuran 20 x 12.5 cm juga dianjurkan. Bagian bawah kantong dilubangi sedalam 2 4 cm untuk sirkulasi air. Penyiapan campuran media taman yang sesuai untuk pembibitan dan sirkulasi pembuangan air sangat penting untuk pertumbuhan akar, dan memperkecil kemungkinan penyakit.

8 Penyiapan campuran media tanam tersebut direkomendasikan untuk menggunakan komposisi yang seimbang antara tanah lapisan atas, kompos, dan pasir sungai. Kantong polibag diisi dengan media tanam 3-4 hari sebelum disemai agar media tanam cukup padat sempurna. Saat menanam batang/stek pada media tanam dilakukan dengan memasukkan batang/stek hingga dua ruas terbawah terbenam dalam media tanam dan sedikit ditekan sehingga tertancap secara baik. Kemudian media tanam harus disiram dengan air dan ditutupi dengan plastik politine Bilik lembab dan pemeliharaan Letakkan tanaman dalam media tanam (polibag) pada ruangan yang lembap untuk menstimulasi tumbuhnya akar maupun tunas. Tanaman pot diletakkan pada tumbukan berukuran panjang 1 m di lumbung pembibitan. Setelah diairi, penerapan fungisida yang sesuai diperlukan untuk meminimalisir adanya penyakit. Di atas tumpukan bibit dibuat setengah lingkaran penyangga dengan menggunakan bambu berukuran 1,5 m (Gambar 03.). Di atasnya ditutupi dengan plastik politine dan di pinggir bawah dari penutup diberi tanah basah. Hal ini untuk menutupi struktur sehingga dapat menjamin kelembaban yang maksimal di dalam ruangan. Pada tahap ini, tingkat keteduhan di dalam ruang pembibitan harus dijaga pada kelembapan 50 60%, sementara di dalam ruangan kelembapan dijaga pada 85-90% untuk menstimulasi pertumbuhan akar dan tunas. Gambar 03. Bilik lembab 7

9 8 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Panduan Penutup plastik politine dibuka setelah 3 minggu dan semua rumput liar dan media tanam yang tunasnya mati dibuang. Setelah disiram air dan diberi fungisida, jika diperlukan media tanam ditutup kembali dengan politine. Dalam 3-4 minggu penutup dibuka secara bertahap. Pada saat pertama kali dibuka penutupnya, tunas yang tumbuh dari bibit yang sehat akan terlihat dan pada pembukaan kedua semua bibit sudah memiliki tunas dan akar. Hingga bibit dalam pot siap disemai di ladang, penyiangan rumput liar dan pemberian air harus selalu dilakukan secara teratur. Apabila ada tanda-tanda adanya bibit yang terpapar penyakit ditemukan, maka fungisida yang sesuai harus segera diberikan. Fungisida yang berbasis tembaga sangat efektif/baik. Apabila komposisi media tanam yang digunakan tepat, maka tambahan pupuk tidak diperlukan. Namun demikian, apabila tanaman perlu disimpan selama lebih dari 12 minggu disarankan untuk memberi tanaman dengan pupuk urea 1% dengan jeda setiap 4 minggu sekali. Pemberian air setiap hari diperlukan dan dalam dua hingga tiga minggu bibit akan berakar dan siap dipindahkan ke ladang. Bibit yang sudah berakar disimpan di ruangan yang teduh, sejuk dan lembap hingga waktu tanam di ladang Cara memindahkan bibit Jika bibit atau stek perlu dibawa ke lokasi perkebunan yang jauh, maka stek/bibit perlu dibaringkan pada permukaan yang bersih dan disirami air untuk menjaga kelembapan. Potongan bibit/stek tersebut dibungkus dalam lembaran plastik politin yang diikat bagian bawahnya. Proses pemindahan/ transportasi harus dilakukan dalam waktu 4-6 jam untuk mengindari proses kekeringan/kekurangan air. Pemanfaatan stek batang menghasilkan tananam lada dengan cabangcabang mendatar yang membentuk semak kerucut (lada perdu) dan dapat menghasilkan dalam dua tahun. Jumlah material yang bisa dikumpulkan terbatas bagi perkebunan skala besar, namun cocok untuk produksi perkebunan pribadi dari pembibitan skala kecil hingga menengah. Penanaman yang baik pada saat awal musim hujan dilaporkan dapat mencapai produktifitas hingga lebih dari 95% bibit yang ditanam dan cepat tumbuh. Pemantauan yang teliti terhadap munculnya penyakit pada tahap ini sangat penting, sehingga tanaman yang sakit segera dapat dihilangkan lebih dini untuk mencegah penularan.

10 4. PEmELIHARAAN TERHADAP STok TANAmAN INDUk UNTUk BIBIT STEk BATANG PUCUk. Kekurangan dalam teknik stek batang pucuk adalah terbatasnya jumlah stek yang bisa dikumpulkan dari satu pohon induk, yakni tidak boleh lebih dari empat kali pemotongan batang pucuk dalam satu pohon. Oleh karena itu, pemeliharaan terhadap sumber pohon induk sangat diperlukan agar tetap dapat memenuhi kebutuhan. Pada bagian bawah berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai pemeliharaan pemotongan tegak dari pohon induk Pembuatan kebun pohon induk Dalam teknik ini, bedeng dengan ukuran lebar 45 cm, kedalaman 45 cm dengan jarak antar parit sepanjang 1 m perlu disiapkan. Bedeng diisi dengan campuran yang sesuai dari kotoran sapi atau kompos dan tanah bagian atas (top soil). Batang panjar dari Gliricidia Sepium atau kayu dengan tinggi 2,5 m disiapkan dengan jarak antar panjar 60cm. Panjar-panjar (batang pendukung) tersebut ditanam di salah satu sisi bedeng dan setiap bibit lada yang dipotong tegak ditanam di masing-masing batang panjar (pendukung). Pemberian naungan dengan daun kelapa atau material lain yang sesuai perlu dilakukan pada tahap awal ini hingga tanaman benar-benar berkembang. Selain itu juga diperlukan naungan tambahan menggunakan jaring yang sesuai akan lebih baik (Gambar 05). Setelah tanaman berkembang lebih kuat, naungan dapat diambil namun pemberian air dan pemeliharan mulsa/penyiangan rumput liar sangatlah penting (Gambar 06). Tanaman akan tumbuh mencapai atas panjar dalam kurun waktu 5-6 bulan dan dalam kurun waktu itu tanaman sudah siap untuk dipotong sebagai bahan tanam (pembibitan) (Gambar 07 dan 08). Pohon tanaman induk perlu diberi nutrisi yang memadai agar dapat tumbuh sehat. Penyiapan campuran pupuk terdiri dari 90 gr Urea, 70 gr Triple Super Phosphate (TSP), 50 gr of Muriate of Potash (MP) dan 30 Kieserite (KSP) dengan air 50 liter. Campuran tersebut disiramkan ke tanaman setiap 3 minggu sekali dengan ukuran 250 ml per pohon. Pemeliharaan dari gulma dengan pupuk organik selama masa pertumbuhan tanaman sangat direkomendasikan. Hal ini untuk menjaga kelembaban dan meningkatkan kondisi tanah, serta menjamin pertumbuhan tanaman yang sehat. Pengawasan terhadap adanya hama dan penyakit pada tanaman induk selama periode pertumbuhan sangatlah penting. 9

11 10 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Panduan Gambar 04. Persiapan lubang tanaman Gambar 05. Penyiapan bedeng yang sesuai pada tahap awal Gambar 06. Tunas-tunas pada tahap awal Gambar 07. Tanaman yang sudah tumbuh baik hasil dari potongan Gambar 08. Akar-akar dan tunas yang muncul pada tiap mata tunas

12 4.2. Pengumpulan bibit batang pucuk untuk produksi perkebunan Bibit batang pucuk dengan 2 mata tunas teratas yang hampir dewasa dipangkas dari setiap cabang untuk mengaktifkan munculnya mata tunas tambahan. Dalam 2-3 minggu, mata tunas tambahan akan muncul dan pada mata tunas keempat dan kelima akan muncul di paling atas dua cabang mendatar yang akan diambil untuk pembibitan (gambar 9). Bibit-bibit tersebut dapat langsung ditanam pada saat musim penghujan, namun disarankan agar ditanam pada kantong polybag yang berukuran 20 x 12,5 cm yang telah diisi dengan media tanam yang terbuat dari tanah lapisan atas (top soil), pasir sungai, dan kompos atau kotoran sapi. Sebenarnya hanya satu hingga dua stek dapat dikumpulkan agar tanaman bisa terus menerus tumbuh, potongan/stek ke 6-8 dari masing-masing cabang pohon induk dapat juga dikumpulkan. Stek ditanam dengan cara 3 mata tunas teratas berada di atas media tanam, dan dua mata tunas terbawah dibenamkan dalam media. Media taman dalam kantong plastik (polybag) perlu disirami dengan baik dan dijaga kelembaban ruangan selama 3-4 minggu dan selanjutnya 6-7 minggu di kebun bibit. Dalam 3 bulan, tananam sudah siap untuk ditanam di ladang saat sudah memiliki 3-4 tunas. Pengokohan bibit tanaman selama 2-3 minggu sebelum dibawa ke ladang akan membantu untuk menciptakan kekokohan tanaman ke depan. Gambar 09. Lima mata tunas (node) pada pucuk bagian atas Gambar 10. Polibag ditanami dengan potongan tersebut 11

13 12 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Panduan Gambar 11. Tanaman berusia tiga bulan. Gambar 12. Tanaman tumbuh dengan rimbun mirip kanopi 4.3. Keuntungan dan kerugian pemanfaatan stek batang (sulur panjat) untuk produksi perkebunan lada Pemanfaatan stek batang (sulur panjat) untuk produksi tanaman lada memiliki beberapa keuntungan dibanding dengan tanaman yang dihasilkan dari stek cabang buah. Keuntungan tersebut antara lain: Stek yang diperoleh dari tanaman induk sudah memiliki tunas tambahan yang aktif/ hidup dan akar sehingga membantu untuk meningkatkan tingkat hidup tanaman di kebun bibit. Ukuran stek lebih besar, sehingga tingkat keberhasilan hidup tanaman di kebun bibit lebih tinggi dan pertumbuhan lebih cepat. Tanaman yang diperoleh dari teknik stek batang dapat memproduksi cabang-cabang lateral/datar dari pangkal sehingga dapat membentuk kanopi kerucut pada tahap awal (Gambar.12), dan selanjutnya dapat berbentuk kanopi silinder dengan lebih banyak cabang. Panen dapat mulai di tahun kedua penanaman.

14 Sementara kekurangan dari sistem ini adalah keterbatasan jumlah stek batang pucuk yang bisa diperoleh dari satu pohon induk dibandingkan dengan stek cabang buah. Oleh karena itu penting untuk memelihara sumber pohon induk sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Jika 100 batang dipelihara, maka dapat diperoleh stek per panennya. 5. HAmA DAN PENYAkIT Jenis hama dan penyakit Hama utama yang menyerang tanaman lada adalah penggerek batang (Lophobaris piperis), pengisap buah (Dasynus piperis), dan pengisap bunga (Diconocoris hewetti). Penyakit utama tanaman lada adalah penyakit busuk pangkal batang (BPB) yang disebabkan oleh jamur Phytophthora capsici Penggerek batang (Lophobaris piperis) Penggerek batang mempunyai empat tahapan pertumbuhan, yaitu tahapan dewasa, telur, larva, dan pupa. Pada tahapan dewasa aktif terbang dari satu tanaman ke tanaman lada lainnya. Tahapan dewasa makan buah, bunga, dan pucuk tanaman lada, di kebun lada yang sering dipangkas, dan hama ini mudah ditemukan pada luka pangkasan tanaman lada. Akibat serangan tahapan dewasa pada buah muda menjadi kopong/kosong dan pada bunga menjadi tidak berkembang sempurna. Serangga dewasa meletakkan telur di cabang dan batang tanaman lada. Setelah menetas, larvanya menggerek jaringan tempat telur diletakkan, pada tahapan ini umur larva hari. Serangan larva pada jaringan tanaman lada mengakibatkan jaringan tanaman lada rusak/mati. Tahapan pupa berada di dalam jaringan tanaman lada yang mati akibat serangan tahapan larva. Serangan hama ini mengakibatkan tanaman lada rusak, kualitas dan produksi lada rendah. Tanaman inang serangga ini adalah lada, cabe jawa, dan sirih Hama pengisap buah (Dasynus piperis) Tahapan dewasa aktif mencari makan dan meletakkan telur pada tanaman inangnya. Akibat serangan pada tahapan dewasa, buah lada menjadi kopong/kosong, produksi lada enteng. Serangga dewasa meletakkan telur pada tandan buah lada dan menetas sekitar 6-7 hari. Telur setelah menetas menjadi nimpa, langsung makan pada buah lada. Serangan nimpa dan dewasa pada buah lada mengakibatkan buah lada menjadi berbercak dan kopong. 13

15 14 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Panduan 5.3. Pengisap bunga (Diconocoris hewitti) Tahapan dewasa aktif untuk mencari makan dan meletakkan telur pada bunga lada. Tahapan dewasa dan nimpa menghisap cairan bunga lada. Akibat serangan tahapan dewasa dan nimpa bunga lada menjadi layu, kering kemudian rontok, sehingga bunga lada gagal menjadi buah. Serangga dewasa meletakkan telur pada tandan bunga lada dan menetas sekitar 5-7 hari. Setelah menetas menjadi nimpa yang langsung makan pada pada bunga lada. Serangan pada tahapan nimpa pada bunga lada mengakibatkan bunga lada rontok. 6. BUSUk PANGkAL BATANG (BPB) (PHYTOPHTHORA CAPSICI) Adalah hama dan penyakit utama yang menyerang tanaman lada. Jamur Phytophthora capsici merupakan kendala produksi yang paling ditakuti petani, karena menyebabkan kematian tanaman lada dalam waktu singkat. Jamur Phytophthora capsici dapat menyerang seluruh bagian tanaman lada. Serangan yang paling membahayakan apabila terjadi pada pangkal batang atau akar. Gejala serangan dini sulit diketahui, gejala yang tampak seperti kelayuan tanaman menunjukkan serangan telah lanjut. Serangan Phytophthora capsici pada daun menyebabkan gejala bercak daun pada bagian tengah atau tepi daun. Sepanjang tepi bercak tersebut terdapat bagian gejala berwarna hitam bergerigi seperti gerinda yang akan nampak jelas bila gejala masih segar. Bagian tersebut tidak tampak apabila daun telah mengering atau pada gejala lanjut. Apabila serangan jamur terjadi pada satu tanaman dalam satu kebun, maka dapat diperkirakan 1-2 bulan kemudian penyakit akan menyebar ke tanaman di sekitarnya. Penyebaran penyakit akan lebih cepat pada musim hujan, terutama pada tanaman lada yang disiang bersih. Apabila dijumpai tanaman terserang penyakit, maka tanaman sakit tersebut dimusnahkan. Tanah bekas tanaman tersebut disiram bubur bordo kemudian diberi Trichoderma. Penyulaman dapat dilakukan setelah dibiarkan minimal selama 6 bulan. 7. PENGENDALIAN HAmA DAN PENYAkIT TERPADU Dianjurkan dalam budidaya lada untuk menyertakan kegiatan lainnya, misalnya diintegrasikan dengan ternak disertai penanaman penutup tanah (A. pintoi). Cara tersebut selain membuat sistem usaha tani lada menjadi lebih efisien juga merupakan usaha Pengendalian Hama (termasuk penyakit) Terpadu (PHT) yang ramah lingkungan dan berkesinambungan. Pengendalian menggunakan pestisida kimiawi dilakukan pada saat populasi hama atau intensitas serangan patogen penyakit tinggi. Tujuannya untuk menekan perkembangan hama dan patogen, selain itu diikuti aplikasi pengendalian secara hayati

16 mempergunakan musuh alaminya. Komponen teknologi budidaya lada dengan pendekatan ekologi yang efisien dan berkelanjutan adalah sbb: 7.1. Pengendalian secara kultur teknik Bahan tanaman sering menjadi sumber inokulum hama dan penyakit lada dan menjadi sumber penyebaran hama dan penyakit di lokasi baru. Oleh karena itu menggunakan bahan tanaman yang sehat dengan melakukan seleksi bahan tanaman yang akan digunakan untuk bibit merupakan hal yang penting. Pemilihan varietas dilakukan secara hati-hati karena sampai saat ini belum ada varietas yang toleran terhadap semua jenis hama dan penyakit. Untuk daerah Kalimantan Barat, sebaiknya menggunakan varietas Bengkayang yang dikenal memiliki potensi produksi 4,67 ton lada putih per hektar. Walaupun varietas ini rentan terhadap BPB dan skala medium terhadap penyakit kuning, tapi adaptif terhadap air dan tidak diketahui terhadap penggerek. 7.2.Tajar/tiang panjat hidup dan pemanfatan biomas Pada saat harga rendah pemeliharaan lada menjadi tidak intensif, pemupukan tanaman lada tidak dapat dilakukan. Akibatnya tanaman lada menjadi lemah, peka terhadap hama dan patogen. Biomas hasil pemangkasan tajar (dadap dan gliricidae) yang dibenamkan dalam tanah akan meningkatkan kesuburan tanah, merangsang pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme tanah yang bermanfaat. Kondisi lahan akan menjadi lebih baik untuk tanaman lada apabila tanaman lada dipupuk organik dari kotoran ternak ruminansia atau kompos, proses pelapukan bahan organik lebih cepat, dan dapat menghambat perkembangan patogen berbahaya di dalam tanah. 8. SALURAN DRAINASE DAN PEmANGkASAN BAGIAN TANAmAN LADA Agar kebun lada tidak tergenang air di musim hujan, maka perlu dibuat saluran drainase. Air tergenang di kebun merupakan media yang baik untuk perkembangan patogen BPB. Pemeliharaan tanaman lada meliputi pemangkasan sulur cacing dan sulur gantung yang tidak berguna, dan bekas pangkasan diolesi dengan teer/vaselin/lilin atau insektisida. Pembuangan sulur cacing juga akan mengurangi kemungkinan terinfeksinya tanaman lada oleh Phytophthora capsici dari tanah. 15

17 16 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Panduan 9. PEmUPUkAN DAN komposisinya Pemupukan tanaman lada untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan generatif agar produktifitasnya tinggi dan kesehatan tanaman menjadi kuat. Disamping dosis, juga harus diperhatikan komposisi dan waktu aplikasi pupuk. Tanaman yang cukup pupuk akan lebih tahan terhadap serangan hama penyakit. 10. PENGENDALIAN HAYATI Penyakit BPB dapat dilakukan dengan pemberian kotoran ternak dicampur alang-alang dan agensia hayati T. Harzianum. Aplikasi pupuk kandang dapat dilakukan bersama dengan aplikasi alang-alang dan agensia hayati untuk menekan terjadinya serangan P. capsici. Pemberian bahan organik harus dibenamkan dalam tanah, di bawah tajuk tanaman lada. Ini berfungsi sebagai sumber nutrisi bagi tanaman lada, menggemburkan tanah, dan meningkatkan populasi mikroorganisme antagonis. Alang-alang sebagai sumber bahan organik dapat diberikan sebagai penutup tanah. Untuk pengendalian penyakit BPB, maka alang-alang harus dibenamkan. 11. PENYIANGAN TERBATAS Dilakukan dengan cara bebokor dan hanya dilakukan di sekitar tanaman lada, sebatas kanopi tanaman lada, dan sebaiknya tidak dilakukan penyiangan bersih. Untuk meningkatkan keragaman hayati, terutama parasitoid hama penggerek batang, sebaiknya gulma antara tanaman lada hanya dipangkas, atau menanam tanaman berbunga diantara tanaman lada seperti kopi, kumis kucing, jenis leguminoceae atau A. pintoi. Adanya tanaman berbunga diantara tanaman lada atau penutup tanah yang menghasilkan bunga akan meningkatkan keragaman dan populasi parasitoid dan menghambat penyebaran patogen BPB pada musim hujan. 12. PEmANfAATAN AGEN HAYATI DAN konservasi kebun Bila dipilih varietas lada yang rentan terhadap serangan penyakit BPB, maka agen hayati pengendali patogen harus diaplikasi sejak awal penanaman lada dan aplikasi (perlakuan) diulang pada setiap awal musim hujan. Konservasi kebun lada dengan menanam penutup tanah A. Pintoi dapat menyediakan pakan ternak kambing 9-12 ekor/ha dan dapat menyediakan kotoran kambing untuk pupuk lada sekitara 4-6 ton per tahun 13. PENGENDALIAN mekanis

18 Sesuai perilaku biologi penggerek batang fase pradewasa (larva dan pupa) yang berada pada jaringan tanaman lada yang mati akibat serangannya, dapat dijadikan pedoman untuk menekan populasi hama. Fase pradewasa yang berada di dalam jaringan tanaman yang mati secara periodik diambil untuk memutus siklus dan menekan populasi. Dengan mengambil stadia pradewasa yang berada di dalam jaringan tanaman lada mati di kebun akan memutus siklus hidupnya. Pengendalian cara mekanis dapat dilakukan dengan mengambil bagian tanaman lada mati dari kebun berupa batang, cabang, dan ranting mati kemudian dimasukkan dalam kantong plastik dan selanjutnya dimusnahkan. Dengan melakukan pengendalian secara mekanis dapat menekan populasi hama dengan baik. Pengendalian secara mekanis merupakan salah satu komponen dalam merakit teknologi pengendalian hama. Pengendalian hama cara mekanis secara luas dapat memutus siklus dan menurunkan populasi hama sampai batas tidak merugikan terhadap produksi, serta tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. 17

19 18 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Panduan CATATAN:

20 CATATAN: 19

21 20 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Panduan CATATAN:

22 Hak Cipta 2016 Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Semua hak dilindungi undang-undang/dicetak di Indonesia Penerbit Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Wisma Bakrie 2, Lt. 5 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2 Jakarta Indonesia Phone Fax jakarta@sregip.or.id Internet Reproduksi Dilarang mereproduksi publikasi ini baik seluruhnya maupun sebagian dalam bentuk apa pun tanpa izin dari pemegang hak cipta, kecuali untuk tujuan pendidikan atau nirlaba, dengan ketentuan bahwa pengakuan sumber harus dibuat dan salinannya diberikan kepada GIZ. Disclaimer Informasi yang terdapat dalam publikasi ini diambil dari sumber-sumber yang diyakini dapat diandalkan. Namun, tidak ada pernyataan atau jaminan yang diberikan sehubungan dengan keakuratan, kelengkapan atau keandalannya. GIZ tidak bertanggung jawab atas setiap akibat/ kerugian karena penggunaan isi publikasi ini.

23 Praktek Budidaya Lada yang Baik 4 SilabuS PRESENTaSi

24 Praktek Budidaya Lada yang Baik PRESENTaSi 4

25 2 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Presentasi

26 Praktek Budidaya yang Baik dan Pengendalian Hama & Penyakit 3

27 4 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Presentasi Konsumen lada bermutu Tinggi Aman (bebas bahan kimia, mikroba/higienis) Diproduksi dg ramah lingkungan berkelanjutan (pestisida terdaftar, penggunaan secara bijaksana) indonesia dikenal sebagai Produsen lada HiTaM dan lada PuTiH sejak sebelum Perang Dunia ii Tujuan GaP lada Meningkatkan: Produksi/produktivitas Mutu (aman, higienis) Efisiensi produksi; memanfaatkan sumber alam yg tersedia Pertahanan kesuburan lahan dan kelestarian lingkungan Peluang penerimaan produk oleh pasar internasional agribisnis lada berkelanjutan, ramah lingkungan berdaya saing tinggi

28 Tanaman lada: Asal India Merambat/memanjat 50-75% intensitas matahari Tiang hidup/ Tajar Grilicidia Dadap Kapok Dll. Tahan pangkas Tumbuh cepat Akar lekat dapat melekat dengan baik Sri langka 5

29 6 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Presentasi Sulur Panjat Sulur gantung Sulur/cabang buah Sulur tanah/cacing

30 Tanaman lada menggunakan tajar/ tanaman hidup Lada perdu sebagai tanaman sela diantara kelapa Kriteria Seleksi Tanaman induk yang baik Tanaman sehat dan tampak lebih subur daripada yang lain. Sulur panjat dengan jarak antara dua buku yang lebih pendek, serta memiliki cabang buah lebih dengan tangkai buah yang lebih banyak di setiap cabangnya. Panjang tangkai buah yang lebih panjang. Buah lada dalam setiap tangkai tersebut relatip lebih besar dan sama ukurannya Buah lada yang dihasilkan untuk lada putih adalah sekitar 600 gram per liter. Bebas dari penyakit dan hama. Setiap panen menghasilkan sedikitnya 2,5 kg dengan ketinggian tanaman sekitar 3,5-4,5 meter. 7

31 8 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Presentasi SuluR PaNJaT Sebagai bahan Tanaman Sulur panjat diambil dari tanaman lada yang sehat (bebas hama dan penyakit) Pilih sulur panjat yang tidak terlalu tua tetapi sudah berkayu. Bekas pangkasan ditutup lilin, vaselin, insektisida atau ter Cara memangkas dan melepaskan sulur panjat Stek panjang Stek pendek (1 buku berdaun tunggal)

32 a. Stek panjang (5-7 buku) Sulur panjang dipotong menjadi 5-7 buku, daun-daunnya dipotong sebagian kemudian diakarkan terlebih dahulu dengan membenamkan dalam tanah dan ditutup dengan daun atau bahan lain dengan tujuan membuat kelembaban optimal selama hari (akar keluar). b. Stek Pendek (1 buku berdaun Tunggal) Tanam stek satu buku Potongan stek satu buku direndam dalam air gula (1-2%) selama ± 1 jam Siapkan polibag berisi tanah : pupuk kandang : pasir (perbandingan 2:1:1 atau 1:1:1), biarkan sampai tumbuh rumput (tanda siap ditanami) Sungkup dengan plastik sampai bertunas. Sungkup dibuka setiap pagi (± 1 jam) 9

33 10 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Presentasi Ikat pada tongkat bambu apabila telah tumbuh 2-3 daun. Bibit siap tanam (telah tumbuh menjadi 5-7 buku) Bahan tanaman asal sulur panjat yang di buang titik tumbuh sulur panjatnya Cabang buah Sulur panjat Benih asal cabang buah Benih asal sulur panjat Dua macam sumber benih utk lada perdu: 1. sulur/cabang buah & cab seterusnya, 2. sulur panjat bertapak yang titik tumbuhnya dibuang

34 Bahan tanaman asal cabang primer/sulur panjat Bahan tanaman asal cabang sekunder/buah Keratan melingkar di bagian cabang sekunder untuk merangsang parakaran Benih direndam larutan gula (1-2%) selama 0,5 1 jam Benih ditanam dalam polybag dan disungkup plastik agar kondisinya lembab Tanam benih dalam polibag berisi media tanah campur pukan/kompos Tutup rapat persemaian 11

35 12 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Presentasi Benih siap ditanam di lapangan (minimal berdaun 10) lada Perdu Alternatif budidaya lada Optimalisasi penggunaan lahan sehingga pendapatan petani meningkat Populasi tanaman lada : pohon/ha Produksi : - umur 2 tahun (160 g/tan) - umur 4 tahun (340 g/tan)

36 Cara penanaman lada perdu Intercropping lada perdu dan kelapa Pembukaan lahan Lahan sebaiknya bukan bekas kebun karet atau tanaman lada sakit. Pada lahan yang miring, dibuat terasiring dan ditanami penutup tanah. Buat saluran drainase (dalam 30 cm x lebar 20 cm) dan parit keliling (dalam 30 cm x lebar 40 cm) untuk menghindari terjadinya genangan air. 13

37 14 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Presentasi Pengajiran Dan Penanaman Tajar Jarak tanam: 2,5 m x 2,5 m atau 3 m X 3 m Tajar : Glyricidia spp., atau tanaman lain. stek tajar 2 m, diameter batang 5 cm. Tajar ditanam sebelum lada, ± 10 cm sebelah barat lubang tanam, sedalam 30 cm. Ujung Runcing Pengolahan tanah Pembuatan lubang 45 cm x 45 cm x 45 cm cm x 60 cm x 60 cm (panjang x lebar x dalam). Tanah galian dibiarkan terbuka > 40 hari sebelum dilakukan penanaman Tanah dicampur pupuk organik/pupuk kandang dan infestasi Trichoderma harzianum. Dolomite dapat ditambahkan bila diperlukan. Guludan (panjang 90 cm, lebar 60 cm, tinggi cm)

38 Mencampur bahan organik dan Trichoderma Lubang tanam Cara Menanam Setek Panjang (5-7 buku) yang Telah Diakarkan Cara menanam setek panjang (5-7 buku) yang telah diakarkan Tutup lubang dan padatkan Buat naungan 15

39 16 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Presentasi Cara Penanaman lada (asal Dari Polibag) Buka plastik polybag Benamkan 3-4 buku Tutup lubang Padatkan tanahnya

40 Ikatkan bibit pada tajar Buat naungan untuk melindungi bibit 17

41 18 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Presentasi Pangkas bentuk Tanaman lada Pangkas ke i (umur 5-6 bulan) Pangkas ke ii (umur bulan) Pangkas ke I (umur 5-6 bulan) Pangkas ke II (umur bulan) Pangkas ke III (umur bulan)

42 Tanam penutup tanah (Arachis pintoi) dan lakukan penyiangan hanya di sekeliling tanaman lada Buat pagar keliling dengan tanaman hidup Tanaman lada dengan penutup tanah A, pintoi dan penyingan terbatas Jarak pagar Rumput Gajah 19

43 20 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Presentasi Pemeliharaan Tanaman Pangkas sulur gantung Buang sulur cacing Pangkas tajar sebelum pemupukan Tujuannya: Mengurangi persaingan hara Membuat kondisi optimal untuk tanaman lada

44 Tanaman Produktif Pupuk g NPKMg (12:12:17:2)/tahun/tanaman. Pemberian pupuk dibagi 3 4 kali/tahun Keterangan i ii iii iv Waktu pemberian Awal musim hujan hari dari I hari dari II hari dari III Dosis (g) Ditambah pupuk kandang 5-10 kg Kondisi yang disarankan Tajar dipangkas semua Pangkas ringan Pangkas ringan Tajar disisakan 2-3 cabang Tanaman berumur < 12 bulan Pupuk 1/8 dosis (200 g) NPKMg (1:2:3:4)/tahun/tanaman Pemberian pupuk dibagi 3 4 kali/tahun Keterangan i ii iii iv Waktu pemberian Awal musim hujan 3 bulan dari I 3 bulan dari II 3 bulan dari III Dosis (g) 20, disertai pemberian pupuk kandang Kondisi yang disarankan Tajar dipangkas semua Pangkas ringan Tajar disisakan 2-3 cabang Pangkas ringan 21

45 22 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Presentasi Tanaman berumur bulan Pupuk 1/4 total (400 g) NPKMg dgn agihan 1:2:3:4 (40, 80, 120, 160 g). Pemberiaan pupuk dibagi 3 4 kali/tahun Keterangan i ii iii iv Waktu pemberian Awal musim hujan 3 bulan dari I 3 bulan dari II 3 bulan dari II Dosis (g) 40, disertai pemberian pupuk kandang Kondisi yang disarankan Tajar dipangkas semua Pangkas ringan Tajar disisakan 2-3 cabang Pangkas ringan aplikasi Pupuk Mengikis permukaan guludan, menaburkan pupuk, tutup kembali dengan tanah kikisan dan tanah sekitarnya

46 Pengendalian Hama dan Penyakit Penggerek batang (Lophobaris piperis) Penghisap bunga (Diconocoris hewitti) Penghisap buah (Dasynus piperis) Musuh alami hama buah (Anastatus dasyni) 23

47 24 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Presentasi Hama: Binatang (umumnya serangga), merusak/makan bagian tanaman Serangga hama dapat dilihat dengan mata tanpa bantuan alat

48 Penggerek batang (lophobaris piperis) 25

49 26 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Presentasi Penggerek batang Serangan hama Thrips

50 Serangan Hama Kutu Putih Penyakit Mikroorganisme/Mo (Jamur, Bakteri, Virus). Gejala (Reaksi Kegiatan Mo dalam Tanaman) 27

51 28 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Presentasi bahan Tanaman berasal Dari Tanaman Sakit (Virus)

52 Musuh alaminya Spathius piperis Gejala serangan penggerek batang Patogen serangga: Jamur - Beauveria bassiana Serangan Jamur Phytophthora Capsici di Persemaian 29

53 30 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Presentasi Penyakit utama Pada Tanaman lada Busuk Pangkal Batang (Phytophthora capsici) Kuning (R. similis, M. incognita, Fusarium oxysporum, kurang subur) Kerdil/keriting (virus) busuk Pangkal batang Tanaman lada yang layu akibat penyakit BPB (panah), daun dan pangkal batang terserang Phytophthora (inzet).

54 Siklus Hidup P. Capsici Pada Tanaman lada Penyakit Kuning Nematoda dalam jaringan akar Disebabkan oleh nematoda Radopholus similis, Meloidogyne incognita, jamur Fusarium oxysporum dan tanah tidak subur 31

55 32 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Presentasi Penyakit Kerdil/Keriting Penyebab: virus CMV/PYMV Media penyebaran penyakit kerdil/keriting: Alat pertanian Bahan tanaman Vektor (Ferrisia virgata; Planococcus minor ; Aphis sp.)

56 Thread Blight (Marasmius tenuisimus) Thread Blight (Marasmius tenuisimus) Penyakit benang Putih dan Rambut Setan 33

57 34 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Presentasi Penyakit Velvet Blight / Jamur Pirang (Kalimantan)

58 Penyakit Jamur Pirang (Velvet Blight) Merupakan penyakit utama di Singbebas Penyebab: kutu tempurung dan jamur Septobasidium sp. Kutu tempurung menghisap bagian tanaman (di bawah lapisan jamur). Jamur tumbuh menutupi kutu Tanaman sakit, tampak seperti sehat. Bagian dalamnya telah diserang kutu dan diselimuti jamur Kutu tempurung (di bawah lapisan jamur) Lapisan Jamur 35

59 36 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Presentasi Penyakit Jamur Pirang (Velvet blight) Serangan lanjut : seluruh batang, cabang, ranting, tangkai daun dan buah diselimuti jamur mengakibatkan kematian tanaman lada secara bertahap/perlahan Pengendalian : Serangan ringan, pangkas dan musnahkan bagian tanaman sakit Aplikasi fungisida berbahan aktif Tebuconazol atau tembaga (Cu) setiap dua minggu Aplikasi insektisida yg bersifat sistemik

60 Penyakit Jamur upas Serangan Jamur Sclerotium 37

61 38 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Presentasi Pengendalian OPT Teknik budidaya: Varietas toleran BPB Penanaman penutup tanah diikuti dengan bobokor (kacang-kacangan) Pemeliharaan: Pemupukan tepat waktu, dosis dan cara aplikasi Pemangkasan tajar hidup Saluran drainase dan parit keliling Pagar keliling Pemusnahan tanaman yang terserang OPT Bawang Kucai (Mencegah terjadinya infeksi P. capsici ) Penyebaran penyakit BPB akan terhambat dengan adanya tanaman penutup tanah Arachis pintoii

62 Pengendalian Hayati: Pasteuria penetrans (telah diformulasi) + bahan organik, mulsa alang-alang Trichoderma harzianum + bahan organik dibenamkan Beauveria bassiana Pestisida nabati tepung cengkeh Pengendalian kimia (apabila diperlukan): Carbofuran (Furadan 3 G), Aldikarb, fungisida sistemik (Folirfos 400 AS, Alliette 80 WP), bubur bordo bahan dan Cara Membuat bubur bordo 100 g terusi dilarutkan dalam 5 liter air 100 g kapur tohor dilarutkan dalam 5 liter air Pencampuran keduanya: Larutan terusi dituang ke dalam larutan kapur sambil diaduk. Setelah dicampur larutan bordo harus segera digunakan 39

63 40 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Presentasi Cara Menggunakan larutan bubur bordo Cara menggunakan larutan bubur bordo: Disiramkan pada tanah bekas tanaman terserang BPB. Rendam/cuci alat-alat dan sepatu bekas dipakai pada tanaman sakit. Tanaman sakit (kerdil, BPB) atau bagian tanaman yang terserang hama penggerek dibongkar dan dibakar

64 Pengendalian Secara Kimia Dilakukan Secara bijaksana Apabila populasi hama melebihi ambang kendali/tinggi Apabila tanaman di sekeliling tanaman sakit (terserang busuk pangkal batang) insektisida Berbahan aktif; Metidation, Dimethoate, Fention, Carbaryl. Atau insektisida butiran yang diaplikasikan ke tanah, misalnya Carbofuran Fungisida Berbahan aktif; Metalaxyl-Mancozeb, Copper oxychlorida, Potasium phosphonat, fosetyl- Al, Asam fosfit 41

65 42 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Presentasi budidaya anjuran: integrasi lada Dengan Ternak integrasi Tanaman lada Dengan Ternak Penutup Tanah (Arachis Pintoi) Sebagai pakan ternak Menghambat penyebaran propagul P. capsici Konservasi musuh alami hama TERNAK Kotoran ternak sebagai bahan organik dan substrat untuk Trichoderma TANAMAN LADA Sebagai pakan ternak Menciptakan kondisi yang optimum untuk pertumbuhan Tajar (penegak hidup) yang dipangkas secara berkala Satu hektar tanaman lada dapat untuk memelihara 5 ekor kambing PE

66 Prop. baria Vung Tau (Vietnam) 43

67 44 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Presentasi

68 Panen Dan Pengolahan lada Hitam Tradisional Masinal Buah dipanen pada umur 6 7 bulan Perontok Perontok Penjemuran 4 5 hari Blanching Tidak sehat Pengering Sortasi 45

69 46 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Presentasi Panen Dan Pengolahan lada Putih Perontok Buah lada yang telah dirontokan Buah dipanen umur 8-9 bulan Direndam dalam bak (3-5 hari) Pengeringan dengan sinar matahari LADA PUTIH Sortasi

70 Catatan: 47

71 48 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Presentasi Catatan:

72 Hak Cipta 2016 Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Semua hak dilindungi undang-undang/dicetak di Indonesia Penerbit Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Wisma Bakrie 2, Lt. 5 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2 Jakarta Indonesia Phone Fax jakarta@sregip.or.id Internet Reproduksi Dilarang mereproduksi publikasi ini baik seluruhnya maupun sebagian dalam bentuk apa pun tanpa izin dari pemegang hak cipta, kecuali untuk tujuan pendidikan atau nirlaba, dengan ketentuan bahwa pengakuan sumber harus dibuat dan salinannya diberikan kepada GIZ. Disclaimer Informasi yang terdapat dalam publikasi ini diambil dari sumber-sumber yang diyakini dapat diandalkan. Namun, tidak ada pernyataan atau jaminan yang diberikan sehubungan dengan keakuratan, kelengkapan atau keandalannya. GIZ tidak bertanggung jawab atas setiap akibat/ kerugian karena penggunaan isi publikasi ini.

73 Praktek Budidaya Lada yang Baik 4 SilabuS

74 Praktek Budidaya Lada yang Baik SilabuS 4

75 2 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Silabus Waktu Pokok bahasan kegiatan FaSilitator 15 Pembukaan Fasilitator membuka acara dengan memberikan salam. 20 Perkenalan, harapan dan Permasalahan (kekhawatiran), serta kontrak belajar *Perkenalan dilakukan jika materi ini disampaikan secara terpisah dari GAP Pembahasan 1 harapan dan Permasalahan (kekhawatiran) Fasilitator menjelaskan gambaran umum acara. Selanjutnya sambutan dari pihak-pihak terkait (misal: GIZ, Dinas Pemerintah terkait) Fasilitator menjelaskan kepada peserta teknik perkenalan dengan cara peserta menyebutkan nama, asal, dan jabatannya dalam kelompok tani. Fasilitator meminta peserta untuk menulis harapan dan permasalahan yang selama ini dijumpai pada selembar kertas. Fasilitator meminta satu atau dua peserta untuk membaca harapan dan mengklasterkannya Pembahasan 2 Fasilitator meminta tanggapan peserta. Pembahasan 3 kontrak belajar 20 Pembagian dan Pengisian kuesioner Fasilitator menyimpulkan dan memotivasi peserta tentang upaya mencapai harapan dan upaya mengatasi permasalahan Fasilitator menayangkan draft kontrak belajar dan meminta tanggapan peserta, kemudian menyimpulkan. Fasilitator menayangkan jadwal dan meminta tanggapan peserta Fasilitator menyimpulkan dan membacakan Kontrak Belajar (berkaitan dengan jam belajar dan aturan-aturan yang disepakati selama pelatihan berlangsung, termasuk partisipasi peserta). Fasilitator menjelaskan tentang kuesioner. Fasilitator membagikan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang identitas peserta dan gambaran umum tentang kepemahaman peserta terhadap pengolahan lada putih yang baik dan benar.

76 kegiatan PeSerta Media/Catatan Peserta menyimak Sound system Peserta memperkenalkan diri: nama, asal, jabatan dalam kelompok tani Peserta menulis harapan dan permasalahan, kemudian menempelkannya di tempat yang sudah disediakan. Peserta yang ditunjuk membaca dan mengelompokkan atas bimbingan fasilitator. Peserta lain menyimak proses Peserta 2-3 orang memberi tanggapan. Peserta lain menyimak Infokus Laptop Kartu Spidol Kain atau papan Kain/papan, selotif, atau paku Peserta memberi tanggapan Peserta memberi tanggapan Jika tidak ada infokus, dapat digunakan kertas plano Peserta menyimak dan memberi respon jika ada yang perlu ditanyakan Kuesioner Alat tulis bagi peserta 3

77 4 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Silabus Waktu Pokok bahasan kegiatan FaSilitator 10 analisis singkat Fasilitator meminta setiap peserta mengumpulkan kuesioner untuk diserahkan ke fasilitator. 10 harapan fasilitator: hasil belajar Materi i: budidaya lada yang baik (good agricultural Practices). Pada tahap awal, fasilitator menganalisis secara cepat dan singkat untuk mengetahui kondisi peserta. Pada tahap lanjutan, fasilitator menganalisis kuesioner untuk penyusunan bahan laporan kegiatan. Fasilitator menjelaskan hasil belajar yang diharapkan sehubungan dengan topik (pengolahan lada putih yang baik dan benar). Selanjutnya fasilitator bertanya: Apakah hal ini sudah pernah Anda lakukan atau sudah ada di Poktan Anda? Jika sudah ada, apa yang dilakukan di Poktan tsb? Fasilitator mencatat pointers tentang penjelasan peserta kemudian menyimpulkan kondisi peserta dan memberikan pengantar untuk memasuki serangkaian kegiatan. 15 Pendahuluan Fasilitator menyampaikan kepada peserta tentang pentingnya budidaya lada yang ramah lingkungan dan berkelanjutan yang menghasilkan produktifitas lada, bebas dari bahan kimia, hygienis, dan bermutu tinggi; Fasilitator mengajak peserta berdiskusi berapa produksi tertinggi yang pernah dicapai dari satu pohon. Fasilitator menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas lada, mulai dari pembibitan, pengendalian hama dan penyakit, serta penggunaan pestisida dan pupuk. 20 Pembibitan Fasilitator mengajak diskusi jenis bibit tanaman dan varietas yang dipakai sebagian besar petani (peserta). Fasilitator menjelaskan kriteria dan ciri-ciri tanaman induk yang baik. Fasilitator menjelaskan perbedaan antara sulur panjat (yang kemudian menjadi bibit), sulur buah, sulur gantung, dan sulur cacing.

78 kegiatan PeSerta Media/Catatan Peserta mengumpulkan dan menyerahkan kuesioner ke fasilitator Peserta memberi respon Peserta menyimak In fokus atau kertas plano Infokus Kertas, spidol, papan, selotif Peserta menyimak Peserta merespon Infokus Spidol Whiteboard Peserta menyimak Peserta merespon Gambar tanaman induk yang baik Gambar berbagai jenis sulur Gambar stek panjang dan stek pendek 5

79 6 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Silabus Waktu Pokok bahasan kegiatan FaSilitator 15 Pembukaan lahan, Penanaman bibit, Pemeliharaan, dan Pemupukan 20 Pengenalan dan Ciri-Ciri tanaman yang terkena hama dan Penyakit 20 Pengendalian hama dan Penyakit Secara terpadu (hayati, kimia, dan anjuran) Fasilitator menjelaskan tata cara pembibitan menggunakan stek panjang (5-6 buku/ruas) dan stek pendek (1 ruas berdaun tunggal). Fasilitator menjelaskan pembibitan dari sulur buah untuk Lada Perdu. Fasilitator menjelaskan tata cara pembukaan lahan dan pengelohan tanah di lahan miring/datar dan penanaman tajar hidup. Fasilitator menjelaskan perbedaan dan pengertian hama dan penyakit serta menyampaikan 3 jenis hama dan penyakit utama tanaman lada. Fasilitator juga menjelaskan penyakit-penyakit lainnya yang sering ditemukan dalam tanaman lada. Fasilitator menjelaskan ciri-ciri tanaman lada Fasilitator menjelaskan bahwa biji lada yang sudah kering harus dibersihkan dengan teknik dihembus untuk memisahkannya dari debu dan benda asing lainnya. Fasilitator menjelaskan teknik budi daya, termasuk pembuatan parit, pemangkasan, pemusnahan tanaman yang terkena penyakit, dan pemangkasan tajar hidup. Fasilitator menjelaskan pengendalian hama dan penyakit dengan cara pengendalian hayati (menanam musuh alami) dan kimia (penggunaan insektisida dan fungisida secara bijaksana). Fasilitator menjelaskan budidaya integrated yang dianjurkan, misalnya intercropping, multi cropping, pentingnya tajar hidup dan ternak kambing, serta pagar hidup. Fasilitator menjelaskan secara ringkas tata cara pengolahan pasca panen Lada Putih, yang secara rinci akan dijelaskan dalam modul GHP (Pengelolaan Pasca Panen) 90 tidak termasuk Sesi Pembukaan dan Perkenalan 75

80 kegiatan PeSerta Media/Catatan Peserta menyimak Peserta merespon Peserta menyimak Gambar tanaman yang terkena penyakit dan hama Peserta menyimak Peserta merespon Gambar tanaman musuh alami dan pestisida yang dianjurkan 7

81 8 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Silabus Waktu Pokok bahasan kegiatan FaSilitator Materi ii : Praktik gap dan Pengendalian hama dan Penyakit 90 Praktik Seleksi tanaman induk, Pembibitan Stek Panjang dan Pendek. Praktik pengenalan hama dan Penyakit serta Cara Penanggulangannya. Fasilitator mendemonstrasikan cara pemilhan tanaman induk, pembuatan stek panjang dan pendek. Fasilitator memberikan kesempatan kepada setiap peserta untuk mempraktekannya. Fasilitator mendemonstrasikan cara pembuatan Bubur Bordo dan aplikasinya. Jumlah total 180 tidak termasuk pembukaan

82 kegiatan PeSerta Media/Catatan Peserta menyimak dan mempraktekan secara langsung Demo Plot- Kebon Bibit Sample tanaman yang terkena penyakit dan hama. 9

83 10 Modul 4: Praktek Budidaya Lada yang Baik - Silabus CATATAN:

Oleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27

Oleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27 Lada (Piper nigrum L.) merupakan tanaman rempah yang menjadi komoditas ekspor penting di Indonesia. Propinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi salah satu sentra produksi utama lada di Indonesia dan dikenal

Lebih terperinci

PEDOMAN. Budidaya Merica BALAI PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT (BALITTRO) bekerja sama dengan AGFOR SULAWESI

PEDOMAN. Budidaya Merica BALAI PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT (BALITTRO) bekerja sama dengan AGFOR SULAWESI PEDOMAN Budidaya Merica BALAI PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT (BALITTRO) bekerja sama dengan AGFOR SULAWESI 2013 PEDOMAN Budidaya Merica Penulis: Dyah Manohara (Peneliti Balittro) Dono Wahyuno (Peneliti

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

Strategi Pengelolaan untuk Mengurangi Serangan Phythopthora capsici pada Tanaman Lada

Strategi Pengelolaan untuk Mengurangi Serangan Phythopthora capsici pada Tanaman Lada Strategi Pengelolaan untuk Mengurangi Serangan Phythopthora capsici pada Tanaman Lada Lada merupakan salah satu komoditas ekspor tradisional andalan yang diperoleh dari buah lada black pepper. Meskipun

Lebih terperinci

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK ( Piper ningrum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Tanaman

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN JENIS-JENIS TANAMAN REMPAH DI INDONESIA

POKOK BAHASAN JENIS-JENIS TANAMAN REMPAH DI INDONESIA POKOK BAHASAN JENIS-JENIS TANAMAN REMPAH DI INDONESIA Perbanyakan tanaman lada menggunakan setek dpt dilakukan dgn 2 cara: (1) menggunakan setek panjang (5 7 buku) dapat langsung ditanam di kebun (2) setek

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Lada

Teknologi Budidaya Lada PENDAHULUAN Tanaman lada (Piper nigrum L) adalah tanaman perkebunan yang bernilai ekonomis tinggi. Tanaman ini dapat mulai berbuah pada umur tanaman berkisar antara 2-3 tahun. Di Lampung komoditas ini

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

Praktek Penanganan Panen dan Paska Panen Tanaman Lada yang Baik PANDUAN

Praktek Penanganan Panen dan Paska Panen Tanaman Lada yang Baik PANDUAN Praktek Penanganan Panen dan Paska Panen Tanaman Lada yang Baik PANDUAN 5 PANDUAN 5 Praktek Penanganan Panen dan Paska Panen Tanaman Lada yang Baik Modul 5: Praktek Penanganan Panen dan Paska Panen Tanaman

Lebih terperinci

Semua hak dilindungi undang-undang/dicetak di Indonesia

Semua hak dilindungi undang-undang/dicetak di Indonesia 1 Hak Cipta 2014 Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH - German International Cooperation - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Pemerintan Provinsi Kalimantan Barat

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN Saat ini, permintaan dan harga durian tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG Oleh : Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda A. PENDAHULUAN Tanaman nilam merupakan kelompok tanaman penghasil

Lebih terperinci

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Berkebun buah-buahan yang perlu diperhatikan adalah mutu dan ketersediaan akan benih/ bibit tanaman. Pelaku usahatani/ pekebun bisa menyiapkan pembibitan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis KATA PENGANTAR Buah terung ini cukup populer di masyarakat, bisa di dapatkan di warung, pasar tradisional, penjual pinggir jalan hingga swalayan. Cara pembudidayaan buah terung dari menanam bibit terung

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Teknologi Produksi Ubi Jalar Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT Ir.. SISWANI DWI DALIANI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2012 PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR : 26/1801.18/011/A/JUKLAK/2012 1. JUDUL RDHP :

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,

Lebih terperinci

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula. PEMELIHARAAN Dalam proses pembuatan taman pemeliharaan merupakan tahapan yang terakhir, namun tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Keberhasilan pemeliharaan bahkan

Lebih terperinci

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal

Lebih terperinci

Teknik Perbanyakan Lada Secara Cepat dan Masal melalui Kebun Induk Mini PENDAHULUAN

Teknik Perbanyakan Lada Secara Cepat dan Masal melalui Kebun Induk Mini PENDAHULUAN Teknik Perbanyakan Lada Secara Cepat dan Masal melalui Kebun Induk Mini PENDAHULUAN Tanaman lada (Piper nigrum L.) merupakan tanaman tahunan yang tumbuh memanjat. Tanaman ini dapat diperbanyak secara vegetatif

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU

PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU 1. Pemilihan Lokasi Tanah gembur, rata dan subur. Bukan endemik hama atau penyakit. Aman dari gangguan ternak dan pencurian. Bukan merupakan lahan bekas pertanaman ubi kayu.

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH Oleh: Dr. Desi Hernita BPTP Jambi Duku Kumpeh memiliki rasa manis, legit, daging buah bening, tekstur daging kenyal, tidak berserat, dan hampir tidak berbiji. Rasa

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di

Lebih terperinci

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir Budidaya Tanaman Obat Elvira Syamsir Budidaya Tanaman Obat untuk Murid Sekolah Dasar Pengarang: Elvira Syamsir ilustrator: yanu indaryanto Penerbit: Seafast Center IPB DISCLAIMER This publication is made

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari 2012 di Jalan Palapa VI, Bandar Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan

Lebih terperinci

MODUL BUDIDAYA MELON

MODUL BUDIDAYA MELON MODUL BUDIDAYA MELON PENDAHULUAN Agribisnis melon menunjukkan prospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras, miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN LADA RAMAH LINGKUNGAN BERBASIS TEKNOLOGI Bio~FOB Wednesday, 12 December :41 - Last Updated Thursday, 13 December :11

BUDIDAYA TANAMAN LADA RAMAH LINGKUNGAN BERBASIS TEKNOLOGI Bio~FOB Wednesday, 12 December :41 - Last Updated Thursday, 13 December :11 Budidaya Tanaman Lada Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB PENDAHULUAN Lada (Piper nigrum L.) merupakan tanaman rempah-rempah yang potensial dan mempunyai nilai ekonomi tinggi dalam perdagangan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Benih cabai hibrida sebenarnya dapat saja disemaikan dengan

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9 PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9 Benih Inovasi IPB Teknik Penanaman Benih Pepaya - Sebelum benih disemai, rendam dahulu benih selama 24 jam mengunakan air hangat. - Media tanam untuk pembibitan adalah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di UPT-Kebun Bibit Dinas di Desa Krasak Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat berada 96

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

Teknik Pembenihan Acacia Spp. (Akasia) Bebas Penyakit

Teknik Pembenihan Acacia Spp. (Akasia) Bebas Penyakit Teknik Pembenihan Acacia Spp. (Akasia) Bebas Penyakit 1 / 5 Tanaman Acacia spp. termasuk tanaman yang peka terhadap serangan hama dan penyakit terutama yang disebabkan oleh jenis jamur dan bakteri. Pembangunan

Lebih terperinci

Agro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat

Agro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat Agro inovasi Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat 2 AgroinovasI PENANAMAN LADA DI LAHAN BEKAS TAMBANG TIMAH Lahan bekas tambang timah berupa hamparan pasir kwarsa, yang luasnya terus bertambah,

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat

Lebih terperinci

KOPI. Panduan teknis budidaya kopi. Pemilihan jenis dan varietas

KOPI. Panduan teknis budidaya kopi. Pemilihan jenis dan varietas KOPI Panduan teknis budidaya kopi Kopi merupakan komoditas perkebunan yang paling banyak diperdagangkan. Pusat-pusat budidaya kopi ada di Amerika Latin, Amerika Tengah, Asia-pasifik dan Afrika. Sedangkan

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat- 22 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat- Tongkoh, Kabupaten Karo, Sumatera Utara dengan jenis tanah Andosol, ketinggian tempat

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May 10 MODULE PELATIHAN PENANAMAN DURIAN Oleh : Ulfah J. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev. 3 (F)

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

Mengenal Penyakit Busuk Batang Vanili. Oleh : Umiati

Mengenal Penyakit Busuk Batang Vanili. Oleh : Umiati Mengenal Penyakit Busuk Batang Vanili Oleh : Umiati Vanili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu tanaman industri yang mempunyai nilai terbaik dengan kadar vanillin 2,75% (Hadisutrisno,2004).

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Karangsewu terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun batas wilayah Desa Karangsewu adalah

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. H.R.

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA BUDIDAYA TANAMAN MANGGA (Mangifera indica) Balai Penelitian Tanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ReGrI Tanaman mangga (Mangifera indica L.) berasal dari India, Srilanka, dan Pakistan. Mangga

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB 1/7 Pepaya merupakan tanaman buah-buahan yang dapat tumbuh di berbagai belahan dunia dan merupakan kelompok tanaman hortikultura

Lebih terperinci

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Menanam tomat dalam pot atau polybag dapat menjadi salah satu solusi pemanfaatan lahan sempit

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Kedelai

Teknologi Budidaya Kedelai Teknologi Budidaya Kedelai Dikirim oleh admin 22/02/2010 Versi cetak Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi manfaat tidak saja digunakan sebagai bahan pangan tetapi

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA Pemeliharaan pada tanaman muda Kegiatan-kegiatan : Penyiangan Pendangiran Pemupukan Pemberian mulsa Singling dan Wiwil Prunning Pemberantasan hama dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

MODUL BUDIDAYA SEMANGKA

MODUL BUDIDAYA SEMANGKA MODUL BUDIDAYA SEMANGKA I. PENDAHULUAN Tingkat dan kualitas produksi semangka di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah yang keras, miskin unsur hara dan hormon,

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BUDIDAYA KELAPA SAWIT KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT

HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT Budidaya konvensional merupakan budidaya cabai yang menggunakan pestisida kimia secara intensif dalam mengendalikan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Kegiatan Pembelajaran 2. Penyiapan Tempat Pesemaian. A. Deskripsi

Kegiatan Pembelajaran 2. Penyiapan Tempat Pesemaian. A. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran 2. Penyiapan Tempat Pesemaian A. Deskripsi Kegiatan pembelajaran penyiapan tempat pesemaian berisikan uraian materi: Persyaratn tempat persemaian, sistem tempat pesemaian, perbedaan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS TANAMAN ORGANIK. Disusun oleh : Petrus Wisnu Kurniawan NIM : S1TI2C

TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS TANAMAN ORGANIK. Disusun oleh : Petrus Wisnu Kurniawan NIM : S1TI2C TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS TANAMAN ORGANIK Disusun oleh : Petrus Wisnu Kurniawan NIM : 10.11.3688 S1TI2C STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Peluang Usaha: Berkebun Organik Kultur hidup sehat saat

Lebih terperinci

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING Oleh:Heri Suyitno THL-TBPP BP3K Wonotirto 1. Pendahuluan Bawang Merah (Allium Ascalonicum) merupakan komoditas hortikultura yang memiliki banyak manfaat dan bernilai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kakao Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifloris. Adapun sistimatika

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan,

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan yang berlokasi di Jalan Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten

Lebih terperinci

BUDIDAYA TOMAT. 2. Pola Tanam

BUDIDAYA TOMAT. 2. Pola Tanam BUDIDAYA TOMAT Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro serta

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Durian

Teknik Budidaya Tanaman Durian Teknik Budidaya Tanaman Durian Pengantar Tanaman durian merupakan tanaman yang buahnya sangat diminatai terutama orang indonesia. Tanaman ini awalnya merupakan tanaman liar yang hidup di Malaysia, Sumatera

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang dimulai pada bulan November 2014 sampai April

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar dengan ketinggian tempat 10 meter di atas permukaan laut selama 5 bulan,

Lebih terperinci

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH (Camellia sinensis L.) Disusun Oleh: Danni Ramadhan H0712052 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida, PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah

Lebih terperinci

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati Tanaman jagung disamping sebagai bahan baku industri pakan dan pangan pada daerah tertentu di Indonesia dapat juga sebagai makanan pokok. Karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini jenis penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya

Lebih terperinci

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Penyusun I Wayan Suastika

Lebih terperinci