PENENTUAN KONSENTRASI GLUKOSA DALAM GULA PASIR MENGGUNAKAN METODE EFEK FARADAY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENENTUAN KONSENTRASI GLUKOSA DALAM GULA PASIR MENGGUNAKAN METODE EFEK FARADAY"

Transkripsi

1 PENENTUAN KONSENTRASI GLUKOSA DALAM GULA PASIR MENGGUNAKAN METODE EFEK FARADAY Disusun Oleh : ANIK SUGIYARNI M SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains Fisika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Desember, 2010 i

2 HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini dibimbing oleh : Pembimbing I Pembimbing II Drs. Suharyana, M.Sc NIP Ahmad Marzuki, S.Si.,Ph.D NIP Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi pada : Hari : Kamis Tanggal : 6 Januari 2011 Anggota Tim Penguji : 1. Darmanto, S.Si., M.Si NIP (...) 2. Drs. Hery Purwanto, M.Sc NIP (...) Disahkan oleh Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta Ketua Jurusan Fisika Drs. Harjana, M.Si., Ph.D NIP ii

3 PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul PENENTUAN KONSENTRASI GLUKOSA DALAM GULA PASIR MENGGUNAKAN METODE EFEK FARADAY belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga belum pernah ditulis atau dipublikasikan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Surakarta, 20 Desember 2010 ANIK SUGIYARNI iii

4 DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERNYATAAN... iii LEMBAR ABSTRAK... iv LEMBAR ABSTRACT... v LEMBAR MOTTO... vi LEMBAR PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Batasan Masalah Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan...4 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Cahaya Gelombang Elektromagnetik Sifat Gelombang Elektromagnetik Spektrum Gelombang Elektromagnetik Polarisasi Jenis Polarisasi Polarisasi Linier Polarisasi Melingkar Polarisasi commit Ellips...10 to user x

5 Polaroid Efek Faraday Konstanta Verdet Material Optik Aktif Sifat Optik Aktif Gula Jenis-jenis Gula Glukosa Fruktosa Galaktosa Sukrosa Maltosa...16 BAB III. METODE PENELITIAN Meodologi Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Alat Penelitian Bahan Penelitian Prosedur Penelitian Diagram Alir Penelitian Persiapan Alat dan Bahan Penguluran Arus Listrik dan Medan Magnet Pembuatan Larutan Pengambilan Data Aquades Glukosa Gula Pasir Pengolahan Data...24 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan Medan Magnet Terhadap Arus Listrik Hasil...25 xi

6 Pembahasan Larutan Aquades Hasil Pembahasan Larutan Glukosa Hasil Pembahasan Larutan Gula Pasir Hasil Pembahasan...32 BAB V. PENUTUP KESIMPULAN SARAN...34 DAFTAR PUSTAKA...35 LAMPIRAN-LAMPIRAN xii

7 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar.2.1. Kuat medan listrik dan medan magnet pada gelombang elektromagnetik. E dan B saling tegak lurus... 6 Gambar.2.2. Spektrum Gelombang Elektromagnetik... 8 Gambar.2.3. Polarisasi Linier... 9 Gambar.2.4. Polarisasi Melingkar Gambar.2.5. Polarisasi Ellips Gambar.2.6. Polaroid Gambar.2.7. Peristiwa Polarisasi Efek Faraday Gambar.3.1. Rangkaian utama alat penelitian Gambar.3.2. Skema rangkaian alat-alat penelitian...18 Gambar.3.3. Diagram Alir Penelitian Gambar.4.1. Grafik kuat medan magnet terhadap jarak l pada jarak antar kutub L=1 cm dengan arus listrik I= 1A sampai I= 4A Gambar.4.2. Grafik rata-rata medan magnet terhadap variasi arus listrik pada jarak antar kutub L= 1 cm...26 Gambar.4.3. Grafik perputaran sudut dengan rata-rata medan magnet pada larutan aquades 1 cm...27 Gambar.4.4. Grafik perputaran sudut dengan rata-rata medan magnet pada panjang larutan glukosa 1 cm dengan variasi konsentrasi 10% sampai 50%...28 Gambar.4.5. Grafik hubungan konstanta Verdet dengan konsentrasi larutan glukosa pada panjang larutan d= 1cm...29 Gambar.4.6. Grafik perputaran sudut dengan larutan gula pada panjang larutan d= 1 cm...32 Gambar.4.7. Grafik hubungan konstanta Verdet dengan larutan gula pasir pada panjang larutan d= 1 cm...32 xiii

8 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data-data penelitian dan Hasil Pengukuran Lampiran 2. Perhitungan Lampiran 3. Gambar alat-alat penelitian xiv

9 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena elektromagnetik yang ditunjukkan Faraday pada tahun 1845 mengenai konsep garis gaya adalah tentang intensitas medan magnet yang dapat memutar bidang cahaya terpolarisasi dan sekarang dikenal dengan nama efek Faraday (Sujadmoko, 2004). Perputaran bidang polarisasi dapat berupa polarisasi linier, polarisasi melingkar dan polarisasi ellips. Perbedaan dari tiga polarisasi tersebut adalah bentuk bidang arah perambatan medan listriknya. Suatu bahan tertentu dapat memiliki sifat optik aktif, yang pada umumnya dimiliki oleh zat molekul organik kompleks. Bila sebuah cahaya terpolarisasi linier jatuh pada bahan optik aktif, maka cahaya yang keluar dari bahan akan tetap terpolarisasi linear. Gula termasuk zat yang memiliki sifat optik aktif dan memiliki dua jenis yaitu monosakarida dan disakarida. Monosakarida dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya adalah glukosa dan fruktosa. Masing-masing gula tersebut memiliki kemampuan memutar bidang polarisasi yang berbeda-beda. Glukosa memutar bidang polarisasi cahaya ke kanan, sedangkan fruktosa memutar bidang polarisasi ke kiri (Risvan Kuswurj,2008). Glukosa merupakan salah satu jenis gula pereduksi yang terdapat dalam madu. Glukosa dalam madu berguna untuk memperlancar kerja jantung dan meringankan gangguan penyakit hati. Glukosa merupakan sumber energi untuk seluruh jaringan sisitem otot. Ada bererapa cara untuk menentukan konsentrasi glukosa dalam suatu larutan. Penentuan konsentrasi glukosa dapat dilakukan dengan metode pengukuran konvensional seperti metode osmometri, polarimetri, refraktometri, Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) maupun berdasarkan reaksi gugus fungsional dari senyawa sakarida. Metode ini dapat menentukan kadar gula pereduksi total tetapi tidak dapat menentukan gula pereduksi secara individual. 1

10 2 Metode KCKT mempunyai keuntungan yaitu dapat digunakan pada senyawa dengan bobot molekul besar dan senyawa yang tidak tahan panas. Penentuan sudut putar polarisasi pada larutan glukosa dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip efek Faraday. Prinsip efek Faraday yaitu ketika sebuah bahan optik aktif gkukosa dikenai medan magnet luar, glukosa dapat memutar bidang polarisasi cahaya dengan sudut tertentu. Dinar (2007) telah melakukan penelitian tentang efek Faraday pada gelas flinta. Ketika sebuah bahan Gelas flinta dikenakan medan magnet kuat, bahan ini menjadi optik aktif (Sayan, 1997). Pada penelitian tersebut menggunakan bahan Flint Glass dengan panjang 30 mm dan medan magnet yang digunakan sebesar (1,0924±0,006)T. Hasil penelitian didapatkan bahwa medan magnet yang dihasilkan oleh elektromagnetik dapat membuat gelas flinta mampu memutar bidang polarisasi cahaya. Perputaran bidang polarisasi sebanding dengan rapat medan magnet rata-rata, dan panjang medium optic. Faktor kesebandingan tersebut dinamakan konstanta Verdet. Setyawan (2008) telah melakukan penelitian tentang efek Faraday pada bahan transparan KDP. Pada penelitian tersebut menggunakan medan magnet luar yang dihasilkan dari kumparan dengan jumlah lilitan 810, menggunakan kawat berdiameter 0,8 mm dan medan magnet yang dihasilkan sebesar 194,23 mt. Panjang gelombang sinar laser yang digunakan sebesar 632,8 nm dan 532 nm. Hasil penelitian didapatkan bahwa setelah bahan transparan mendapat pengaruh medan magnet luar, maka terjadi perubahan sudut polarisasi pada bahan KDP. Semakin besar medan magnet yang diberikan maka semakin besar perubahan sudut polarisasi yang terjadi. Untuk variasi panjang gelombang sinar laser yang digunakan diperoleh bahwa semakin kecil panjang gelombang yang digunakan maka perubahan sudut polarisasi semakin besar. Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mempelajari tentang cara menentukan konsentrasi glukosa dalam larutan gula pasir menggunakan metode efek Faraday. Di Sub Laboratorium Fisika UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS terdapat

11 3 rangkaian alat yang dapat digunakan untuk mengamati peristiwa efek Faraday dan menentukan konstanta Verdet Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana identifikasi sifat optik aktif dari glukosa dalam medan magnet luar dengan menggunakan metode efek Faraday? 2. Berapa besar medan magnet yang dihasilkan? 3. Bagaimana menentukan konsentrasi glukosa menggunakan efek Faraday? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengukur nilai konstanta Verdet pada larutan glukosa berbagai konsentrasi. 2. Mencari hubungan matematis antara konstanta Verdet dengan konsentrasi glukosa. 3. Menentukan konsentrasi glukosa dalam gula pasir Batasan Masalah Permasalahan penelitian ini dibatasi pada besar medan magnet maksimum 0,305 T dengan konsentrasi glukosa 10%, 20%, 30%, 40% dan 50% menggunakan sumber cahaya laser He-Ne dengan panjang gelombang 632,8 nm serta panjang larutan 1 cm Manfaat Penelitian Dari penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Menambah pengetahuan tentang sudut putar polarisasi yang terjadi pada larutan optik aktif.

12 4 2. Memberikan alternatif metode penentuan konsentrasi glukosa dalam gula pasir Sistematika Penulisan Laporan skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I Merupakan bab pendahuluan, berisikan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan skripsi. BAB II Tinjauan pustaka, membahas secara umum tentang cahaya dan optik. Diantaranya adalah gelombang elektromagnetik, polarisasi, polaroid, efek optik, konstanta Verdet, sifat optik aktif yaitu gula. BAB III Metode Penelitian, membahas tentang waktu, tempat dan pelaksanaan penelitian, alat dan bahan yang diperlukan, serta langkah-langkah dalam penelitian. BAB IV Hasil dan Pembahasan, membahas tentang sudut putar polarisasi pada larutan glukosa, nilai konstanta Verdet pada larutan glukosa dengan berbagai konsentrasi dan penentuan nilai konsentrasi glukosa dalam gula. BAB V Penutup, berisi kesimpulan dan Saran.

13 5 BAB II DASAR TEORI 2.1. Cahaya Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang merambatkan medan listrik dan medan magnet yang berposisi tegak lurus satu sama lain dan bergetar tegak lurus terhadap arah rambatan. Gelombang cahaya memiliki panjang gelombang dan frekuensi tertentu yang nilainya dapat dibedakan dalam spektrum elektromagnetiknya. Cahaya juga termasuk gelombang transversal yang berarti cahaya merambat tegak lurus terhadap arah rambatannya. (Foster, 1997) Gelombang Elektromagnetik (GEM) Keberadaan gelombang elektromagnetik didasarkan pada hipotesis Maxwell dengan mengacu pada hubungan antara kelistrikan dan kemagnetan yang tampak pada: a. Percobaan Oersted yang berhasil membuktikan bahwa arus listrik menghasilkan medan magnet. Bila jarum kompas diletakkan di dekat kawat yang dialiri arus listrik, maka jarum kompas akan menyimpang. Jarum kompas dibelokkan oleh medan magnet. b. Percobaan Faraday yang menunjukkan perubahan fluks magnet pada kumparan dapat menimbulkan arus induksi yang menghasilkan medan listrik. Berdasarkan pada penemuan Faraday bahwa Perubahan fluks magnetik dapat menimbulkan medan listrik maka Maxwell mengajukan suatu hipotesa baru yang isinya bahwa Jika perubahan fluks magnet dapat menimbulkan medan listrik maka perubahan fluks listrik juga harus dapat menimbulkan medan magnet. Hipotesa ini dikaenal dengan sifat simetri medan listrik dengan medan magnet (Foster, 1997). Bila hipotesis Maxwell benar, konsekuensinya perubahan medan listrik akan mengakibatkan perubahan medan magnet serta sebaliknya dan keadaan ini terus akan 5

14 6 berulang. Medan magnet ( B ) atau medan listrik ( E ) yang muncul akibat perubahan medan listrik atau medan magnet sebelumnya akan bergerak (merambat) menjauhi tempat awal kejadian. Perambatan medan listrik dan medan magnet ini yang disebut sebagai gelombang elektromagnetik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.1. Gambar 2.1. Kuat medan listrik dan medan magnet pada gelombang elektromagnetik. E dan B saling tegak lurus (Giancoli, 2001) Sifat Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik memiliki beberapa sifat sebagai berikut: 1. Merambat di ruang vakum dengan kecepatan c = 3 x 10 8 m/s. 2. Merupakan gelombang transversal sehingga dapat terpolarisasi. 3. Dapat mengalami refleksi, refraksi, interferensi dan difraksi.. 4. Bergerak lurus, tidak dibelokkan dalam medan listrik maupun medan magnet Spektrum Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik yang dirumuskan oleh Maxwell terbentang dalam rentang frekuensi yang luas. Sebagai sebuah gejala gelombang, gelombang elektromagnetik dapat diidentifikasikan berdasarkan frekuensi dan panjang gelombangnya. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik sebagaimana

15 7 gelombang radio atau sinar-x. Gambar 2.2 menunjukkan spektrum gelombang elektromagnetik yang terdiri atas (Soetrisno, 1979): 1. Gelombang Radio Gelombang radio sering disebut gelombang frekuensi radio, memiliki daerah frekuensi dari beberapa Hz sampai 10 9 Hz atau memiliki panjang gelombang dari beberapa 10-3 m sampai 10 3 m. 2. Gelombang Mikro Gelombang mikro sering dikenal sebagai microwaves, yaitu gelombang elektromagnetik dengan daerah frekuensi antara 10 9 Hz sampai 3 x Hz, atau daerah dengan panjang gelombang 1mm sampai 30 cm. 3. Sinar Infra Merah Gelombang ini mencakup daerah frekuensi 3 x Hz sampai 4 x Hz dan panjang gelombang 7,8 x 10-7 m sampai 10-3 m. 4. Cahaya Tampak Cahaya tampak memiliki daerah spektrum yang sangat sempit dalam daerah kepekaan mata retina kita. Daerah panjang gelombang cahaya dari Ǻ sampai Ǻ dan frekuensi 4 x Hz sampai Hz dengan spektrum warna mulai dari panjang gelombang besar adalah merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Warna ungu mempunyai panjang gelombang terkecil. 5. Sinar Ultraviolet Sinar ultraviolet memiliki panjang gelombang dalam daerah antara 6 Ǻ sampai Ǻ dan frekuensi dari 8 x Hz sampai 3 x Hz. Matahari merupakan sumber pancaran ultraviolet yang paling kuat. 6. Sinar X Spektrum sinar X mencakup daerah panjang gelombang antara 0,06 Ǻ sampai 10 Ǻ dan frekuensi antara Hz sampai Hz. 7. Sinar Gamma Sinar gamma memiliki panjang gelombang antara 10-4 Ǻ sampai 1 Ǻ dan frekuensi antara 3 x Hz sampai 3 x Hz. Sinar gamma merupakan

16 8 gelombang elektromagnetik yang mempunyai frekuensi paling besar dan daya tembus yang besar. Gambar 2.2. Spektrum Gelombang Elektromagnetik (Giancoli,2001) 2.3. Polarisasi Polarisasi cahaya atau pengkutuban adalah peristiwa perubahan arah getar gelombang cahaya yang acak menjadi satu arah getar. Polarisasi hanya terjadi pada gelombang tranversal, yang berarti bahwa cahaya merambat tegak lurus terhadap arah osilasinya. Syaratnya adalah bahwa gelombang tersebut mempunyai arah osilasi tegak lurus terhadap bidang rambatnya. (Soetrisno, 1979) Jenis Polarisasi Polarisasi Linier Cahaya terpolarisasi linier (terpolarisasi bidang) jika medan listriknya bergetar pada suatu garis lurus. Rambatan gelombang medan listrik bersamaan

17 9 dengan gelombang medan magnet. Bila gelombang hanya mempunyai pergeseran y, maka gelombang tersebut terpolarisasi linier dan bergetar merambat dalam arah y. Polarisasi linier ditunjukkan pada gambar 2.3. Warna merah menunjukkan medan magnet B, warna biru menunjukkan perputaran medan listrik, warna hijau menunjukkan medan listrik E, dan warna ungu menunjukkan jenis polarisasi linier. Gambar 2.3. Polarisasi Linier (Dede Djuhana) Polarisasi Melingkar Jika vektor medan listriknya berputar pada lingkaran, maka cahaya dikatakan terpolarisasi melingkar. Polarisasi cahaya melingkar terdiri dari dua gelombang bidang elektromagnetik yang tegak lurus, dengan amplitudo sama dan beda fase 90. Jika ujung vektor medan listrik pada gelombang yang menjalar berputar searah jarum jam, maka disebut polarisasi melingkar arah kanan. Sebaliknya jika berlawanan

18 10 dengan arah jarum jam, disebut polarisasi melingkar arah kiri. Polarisasi melingkar ini ditunjukkan pada gambar 2.4. Gambar 2.4. Polarisasi Melingkar (Dede Djuhana) Polarisasi Ellips Hasil superposisi yang memberikan vektor medan listrik yang ujungnya berputar pada sebuah ellips. Cahaya yang dipolarisasikan ellips terdiri dari dua gelombang yang tegak lurus, dengan amplitudo tidak sama dan beda fase 90. Gelombang dengan polarisasi melingkar dan ellips dapat diuraikan menjadi dua gelombang dengan polarisasi tegak lurus. Polarisasi ellips ini ditunjukkan pada gambar 2.5.

19 11 Gambar 2.5. Polarisasi Ellips (Dede Djuhana) Polaroid Berbagai macam jenis kristal yang terbentuk secara alami jika dipotong menjadi bentuk yang tepat akan menyerap dan memancarkan cahaya secara berbeda tergantung pada polarisasi cahaya tersebut.kristal-kristal tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan cahaya yang terpolarisasi secara linier. Polaroid merupakan film polarisasi komersial sederhana yang ditemukan oleh E.H.Land pada tahun Material ini terdiri dari molekul-molekul hidrokarbon rantari panjang yang berjajar seperti garis lurus ketika lembaran material direnggangkan pada satu arah selama pembuatan. Rantai-rantai tersebut melewatkan cahaya pada frekuensi optis jika lambaran material dimasukkan dalam larutan yang berisi yodium. Saat cahaya masuk dengan vektor medan listriknya sejajar rantai-rantai tersebut, arus listrik mengalir sepanjang rantai dan energi cahaya diserap. Jika medan listrik tegak lurus rantai maka

20 12 cahaya akan ditransmisikan. Arah tegak lurus rantai-rantai tersebut disebut sumbu transmisi. Teradapat dua buah polaroid dengan fungsi yang berbeda yaitu polarisator dan analisator. Jika kedua polaroid berada dalam keadaan bersilangan, yaitu jika sumbusumbu transmisi polarisator dan analisator saling tegak lurus maka intensitas yang diteruskan nol. Polarisator adalah polaroid pertama yang berfungsi membuat cahaya menjadi terpolarisasi linier dan arah polarisasinya tegak lurus arah sumbu polaroid kedua. Analisator adalah polaroid kedua yang dipergunakan untuk menganalisa arah atau macam polarisasi yang dihasilkan oleh polaroid pertama (polarisator). Seluruh cahaya yang datang pada polaroid kedua diserap. Gambar 2.6. Polaroid (Tipler, 2001) 2.4. Efek Faraday Cahaya mengalami sifat-sifat khusus dalam proses perambatannya antara lain interferensi, difraksi, dispersi, absorbsi, hamburan, dan polarisasi. Selain itu cahaya juga mengalami efek-efek elektromagnetik apabila dilewatkan dalam medan magnet dan medan listrik seperti efek magneto-optik. Efek magneto-optik (magneto-optic effect) yaitu perilaku cahaya yang melewati suatu bahan dipengaruhi oleh adanya medan magnet kuat. Efek magnetooptik pertama kali dipelajari oleh Michael Faraday pada tahun 1845 yang

21 13 menunjukan bahwa ketika cahaya terpolarisasi melewati sepotong kaca yang diletakkan dalam medan magnet, bidang polarisasi cahaya yang diteruskan berputar. Efek ini dikenal dengan Efek Faraday. Efek Faraday merupakan suatu peristiwa yang terjadi apabila suatu bahan optik aktif ditempatkan pada suatu medan magnet kuat kemudian ditransmisikan cahaya pada arah medan tersebut sehingga arah polarisasinya diputar dengan sudut β. Sudut rotasi sebanding dengan medan magnet B dan panjang d dari medium yang dilalui dimana cahaya ditransmisikan. Efek Faraday yang terjadi pada zat cair dan gas sama seperti yang terjadi pada zat padat. Hubungan antara sudut polarisasi rotasi dan medan magnet dalam bahan diamagnetik adalah: dimana: β = B V d (2.3) β adalah sudut rotasi (radian) B adalah densitas fluks magnetik ke arah propagasi (tesla) d adalah panjang jalan (meter) di mana cahaya dan medan magnet berinteraksi V adalah konstanta Verdet untuk materi. Proporsionalitas empiris ini konstan (radian per tesla per meter) bervariasi dengan panjang gelombang dan temperatur dan ditabulasikan untuk berbagai material. Atau persamaan tersebut dapat ditulis ulang menjadi: V= 1 b d B Jika digambarkan grafik hubungan antara perputaran sudut polarisasi b sebagai fungsi dari medan magnet B, maka dapat diperoleh kemiringan atau gradient yang selanjutnya dapat digunakan untuk menghitung konstanta Verdet.

22 14 Gambar 2.7. Peristiwa polarisasi Efek Faraday (Mancuso S. dan Spangler S. R, 2000) 2.5. Konstanta Verdet Konstanta Verdet merupakan konstanta optik yang menyatakan kekuatan dari efek Faraday untuk material khusus yang bervariasi untuk masing-masing bahan dan berubah-ubah dengan panjang gelombang cahaya λ. Pada efek Faraday, medan magnet mengubah simetri pembiasan cahaya sebelah kanan dan kiri lingkaran polarisasi cahaya. Hubungan antara konstanta Verdet dan panjang gelombang bergantung sifat kritis bahan Material Optik Aktif Sifat Optik Aktif Bahan dikatakan memiliki sifat optik aktif apabila cahaya yang melewati suatu bahan akan mengalami perputaran bidang getar. Bila cahaya terpolarisasi linier jatuh pada bahan optik aktif maka cahaya yang keluar bahan akan tetap terpolarisasi linier, arah bidang getar berputar terhadap arah bidang getar semula. Ada dua macam optik aktif, yaitu optik aktif kanan dan optik aktif kiri. Optik aktif kanan jika cahaya yang melalui suatu bahan mengalami perputaran bidang polarisasi searah jarum jam.

23 15 Dan sebaliknya optik aktif kiri jika cahaya yang melalui suatu bahan mengalami perputaran bidang polarisasi berlawanan dengan arah putar jarum jam Gula Gula merupakan sejenis pemanis yang telah digunakan oleh manusia sejak 2000 tahun lalu untuk mengubah rasa dan sifat makanan dan minuman. Gula dibuat dari pokok tebu atau pokok bit gula Jenis jenis gula Jenis jenis gula secara umum digolongkan menjadi 2 bagian yaitu : 1. Monosakarida 2. Disakarida Monosakarida atau gula ringkas menyimpan tenaga yang boleh digunakan oleh sel-sel biologi. Gula jenis monosakarida hanya memiliki satu molekul saja. Jenis gula monosakarida dibagi menjadi 3 jenis yaitu : 1. Glukosa 2. Fruktosa 3. Galaktosa Disakarida merupakan dua molekul yang diikat melalui penguapan. Jenis gula disakarida dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Sukrosa 2. Laktosa 3. Maltosa Glukosa Glukosa adalah monosakarida yang banyak terdapat di alam. Glukosa disebut juga dekstrosa. Glukosa atau nama kimianya adalah pentahidrosilheksanal (C 6 H 12 O 6 ) adalah salah satu monomer bagi karbohidrat. Terdapat dua jenis glukosa yaitu D- glukosa dan L-glukosa yang dibedakan oleh konfigurasi pada atom karbon kelima.

24 16 Glukosa dalam larutan memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan sehingga disebut sebagai gula dekstrosa (Risvan Kuswurj, 1998) Fruktosa Fruktosa adalah jenis monosakarida yang terdapat dalam buah-buahan, madu dan gula. Fruktosa disebut sebagai levulosa karena memutar cahaya terpolarisasi ke arah kiri. Fruktosa bertindak sebagai penurun bahan uji Tollen dan Benedict Galaktosa Galaktosa adalah diastereomer dari glukosa. Ciri-ciri kimia galaktosa menyerupai glukosa Sukrosa Sukrosa adalah sejenis disakarida yaitu heterodisakarida yang bersifat bukan penurun dan tidak menunjukkan fenomena mutaputaran. Sukrosa memiliki rumus kimia (C 12 H 22 O 11 ) dan banyak terdapat dalam gula bit, gula tebu, buah nanas, dan lobak merah. Hidrolisis sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa Maltosa Maltosa adalah sejenis disakarida yaitu monosakarida yang terdiri dari dua unit glukosa yang dihubungkan dengan ikatan glikosida α-1:4. Maltosa terdapat dalam malt dan biji-bijian yang bercambah.

25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Kegiatan dalam penelitian ini meliputi mengumpulkan bahan, setting alat penelitian, pengambilan data, pengolahan data dan analisa Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat MIPA Universitas Sebelas Maret dimulai dari bulan Maret 2010 berakhir pada bulan Juni Alat dan Bahan Yang Digunakan Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian antara lain: laser, power supply, polarisator, teslameter F.W. Bell, elektromagnetik, analisator, layar, tempat sampel, multimeter, kabel penghubung. Berikut adalah susunan alat penelitian. 17

26 18 Gambar 3.1. Rangkaian utama alat penelitian Gambar 3.2. Skema rangkaian alat-alat penelitian

27 19 Keterangan Gambar: 1. Laser He-Ne 2. Polarisator 3. Elektromagnetik 4. Tempat larutan 5. Analisator 6. Layar 7. Amperemeter 8. Power Supply Bahan Penelitian gula pasir. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain: glukosa, aquades,

28 Prosedur Penelitian Diagram Alir Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap Mulai Persiapan Alat dan Bahan Pengukuran I dan B pada Elektromagnet Pembuatan Larutan Glukosa Pengambilan Data Perputaran Sudut (b ) Dengan Medan Magnet B Pengolahan Data Analisa Data Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 3.3. Diagram Alir Penelitian

29 21 Keterangan dari diagram alir penelitian adalah sebagai berikut: Persiapan Alat dan Bahan Persiapan alat yang dilakukan adalah mengecek alat-alat yang diperlukan secara lengkap dalam eksperimen ini baik yang bersifat elektrik maupun mekanik yang tersedia. Untuk alat-alat yang bersifat elektrik harus dipastikan bahwa seluruh komponennya masih berfungsi dengan baik. Sedangkan alat-alat yang bersifat mekanik diperhatikan apakah masih layak dipergunakan atau tidak. Kemudian alatalat penelitian dirangkai menjadi sebuah rangkaian penelitian yang ditunjukkan pada gambar 3.1., kemudian melakukan setting alat utamanya Setting alat utamanya yaitu : 1. Menempatkan layar bening sebagai tempat pembentukan bayangan. 2. Memasang 2 polarisator secara paralel diantara elektromagnetik yaitu polariser dan analiser. 3. Menghidupkan laser dengan panjang gelombang 632,8 nm untuk mengatur posisi kedua kumparan agar cahaya benar-benar tepat masuk di antara 2 lubang kutub magnet di dalam kumparan tersebut dan cahaya tampak pada layar. 4. Setelah itu menyisipkan tempat larutan di antara lubang ditengah-tengah kutub kumparan. Kemidian tuas yang berada di tengah kumparan elektromagnetik dimajukan sehingga tepat menekan tempat larutan kemudian dikencangkan Pengukuran Arus listrik (I) dan Medam Magnet (B) Pengukuran arus listrik (I) dan medan magnet (B) dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut : 1. Membuat rangkaian alat yang terdiri dari Power Supply dengan tegangan antara 0-20 VDC dan dihubungkan dengan amperemeter ke kumparan elektromagnetik.

30 22 2. Kumparan agar menghasilkan medan magnet yang searah dengan sumbu dirangkai secara paralel. 3. Mengatur jarak antar kutub kumparan sebesar 1 cm. 4. Menghidupkan power supply. Arus diatur sebesar 1A. 5. Medan magnet diukur menggunakan Teslameter diposisi 0 sampai 1 cm dengan pertambahan 0,2 cm. 6. Mengulangi langkah ke 4 dan 5 dengan menaikkan arus sampai dengan 4A, sehingga didapatkan nilai medan magnet maksimum Pembuatan Larutan Pembuatan larutan yang dilakukan adalah membuat larutan glukosa yaitu masing-masing dengan konsentrasi 50%, 40%, 30%, 20% dan 10%. Cara penentuan konsentrasi yaitu dengan menggunakan persamaan 3.1. Pembuatan larutan glokosa ini dimulai dengan membuat larutan pada konsentrasi 50% dengan cara melarutkan bubuk glukosa kedalam aquades kemudian dipanaskan sambil diaduk sampai bubuk glukosa benar-benar larut di dalam aquades. Selanjutnya untuk membuat larutan dengan konsentrasi dibawahnya tinggal menambahkan aquades menggunakan persamaa: V 1.N 1 =V 2.N 2 (3.1.) dimana: V 1 adalah volume glukosa V 2 adalah volume air N 1 adalah konsentrasi 100% N 2 adalah konsentrasi yang dibuat Perhitungan pembuatan larutan glukosa ditunjukkan pada Lampiran II Pengambilan Data Aquades Penentuan perputaran sudut pada aquades dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

31 23 1. Menempatkan posisi polariser dan analiser pada posisi Meletakkan aquades diantara kutub kumparan dengan panjang larutan 1 cm kemudian menghidupkan laser. 3. Cahaya dilewatkan laser dengan panjang gelombang 632,8 nm. 4. Menghidupkan saklar yang memberikan arus ke kumparan. 5. Mengatur besar arus yang masuk ke kumparan dengan melihat pada multimeter yang pertama sebesar 1A. 6. Mengatur posisi sudut pada analisator sehingga didapatkan bayangan gelap dan terang pada layar. 7. Mengulangi langkah 1, 2, 3, 4 dan 5 dengan menaikkan arus sampai dengan 4A Glukosa Penentuan perputaran sudut pada glukosa dilakukan dengan langkah sebagai berikut : 1. Menempatkan posisi polariser dan analiser pada posisi Meletakkan larutan glukosa 50% diantara kutub kumparan dengan panjang larutan 1 cm kemudian menghidupkan laser. 3. Cahaya dilewatkan laser dengan panjang gelombang 632,8 nm. 4. Menghidupkan saklar yang memberikan arus ke kumparan. 5. Mengatur besar arus yang masuk ke kumparan dengan melihat pada multimeter yang pertama sebesar 1A dan didapatkan nilai medan magnet maksimum. 6. Mengatur posisi sudut pada analisator sehingga didapatkan bayangan gelap dan terang pada layar. 7. Mengulangi langkah 1, 2, 3, 4 dan 5 dengan larutan glukosa pada konsentrasi 40%, 30%, 20% dan 10% serta variasi arus yang melalui kumparan 1A-4A Gula Pasir Penentuan konsentrasi glukosa dalam gula pasir dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

32 24 1. Membuat larutan gula dengan cara gula sebanyak 5 gram dilarutkan dalam 20 ml aquades. 2. Menempatkan posisi polariser dan analiser pada posisi Meletakkan larutan gula diantara kutub kumparan dengan panjang larutan 1 cm kemudian menghidupkan laser. 4. Cahaya dilewatkan laser dengan panjang gelombang 632,8 nm. 5. Menghidupkan saklar yang memberikan arus ke kumparan. 6. Medan magnet diposisikan dalam keadaan maksimum pada arus sebesar 4A. 7. Mengatur posisi sudut pada analisator sehingga didapatkan bayangan gelap dan terang pada layar Pengolahan Data Hasil data pada penelitian ini antara lain: 1. Nilai medan magnet tiap jarak pengukuran dengan variasi arus untuk jarak antar kutub 1cm. 2. Nilai perputaran sudut pada larutan glukosa dengan variasi arus untuk tiap-tiap konsentrasi. 3. Nilai perputaran sudut pada larutan gula dengan medan magnet maksimum pada arus 4A. Hasil nilai perputaran sudut pada larutan glukosa diatas kemudian diolah yaitu dihitung nilai konstanta Verdet untuk masing-masing konsentrasi menggunakan persamaan 2.3. Hasil nilai perputaran sudut pada gula kemudian dihitung nilai konstanta Verdet, selanjutnya nilai konstanta Verdet tersebut dimasukkan dalam grafik pada gambar 4.5 sehingga konsentrasi glukosa dalam larutan gula tersebut dapat diketahui.

33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perubahan Medan Magnet Terhadap Variasi Arus Listrik Hasil Kuat medan magnet diukur di antara kutub kumparan dengan variasi arus listrik I= 1A sampai dengan I= 4A dan jarak antar kutub kumparan L=1 cm. Pengukuran tersebut dilakukan dengan variasi jarak pengukuran l = 0,2 cm dan digambarkan pada Gambar 4.1. Kemudian berdasarkan hasil penelitian tersebut nilai dari kerapatan medan magnet dirata-rata sehingga diketahui pengaruh arus listrik terhadap medan magnet. Kuat medan magnet (tesla) Jarak (meter) I= 1A I= 2A I= 3A I= 4A Gambar 4.1. Grafik kuat medan magnet terhadap jarak l pada jarak antar kutub L=1 cm dengan arus listrik I= 1A sampai I= 4A 25

34 26 Rata-rata medan magnet(tesla) Arus (Ampere) Gambar 4.2. Grafik rata-rata medan magnet terhadap variasi arus listrik pada jarak antar kutub L= 1cm Pembahasan Kuat medan magnet diukur di antara dua kutub kumparan dengan arus listrik yang digunakan yaitu 1 A sampai dengan 4 A, karena batas maksimum arus listrik yang masuk pada kumparan adalah 4A. Karena jika lebih dari 4 A maka kumparan menjadi panas sehingga dapat merusak lilitan. medan magnet. Kuat medan magnet dari untuk masing-masing arus pada jarak antar kutub L= 1cm diukur menggunakan Axial Probes Teslameter dari F.W BELL untuk masing-masing jarak l = 0,0 cm sampai l = 1cm dengan kelipatan 0,2 cm. Hasil pengukuran ditunjukkan Gambar 4.1. Pada Gambar 4.1. terlihat bahwa kerapatan medan magnet paling besar pada arus I= 1A sampai dengan I= 4 A terjadi pada jarak ujung-ujung yang dekat dengan kutub kumparan, sehingga pengaruh medan magnet paling kuat terjadi pada masing-masing ujung kutub kumparan. Dari gambar diatas dapat disimpulkan medan magnet ditengah tengah celah antar kutub elektromagnet bersifat homogen dan diperoleh nilai konstan B= 0,305 T,nilai ini merupakan medan magnet paling kuat. Dari grafik Nilai dari kuat medan magnet untuk jarak antar kutub L= 1cm kemudian dirata-rata dan

35 27 ditunjukkan pada Gambar 4.2. Gambar 4.2. menunjukkan bahwa semakin besar arus listrik yang masuk pada kumparan maka nilai rata-rata medan magnet semakin besar Larutan Aquades Hasil Pada eksperimen ini adalah penentuan sudut putar polarisasi pada larutan aquades. Nilai dari perputaran sudut ini digunakan sebagai pembanding untuk menentukan sudut putar polarisasi pada larutan glukosa. Nilai-nilai perputaran sudut pada larutan aquades ditunjukkan pada Gambar 4.3. sudut antara polarisator dan analisator ( o ) Rata-rata medan magnet (tesla) Gambar 4.3. Grafik perputaran sudut dengan rata-rata medan magnet pada aquades pada panjang larutan d= 1cm Pembahasan Gambar 4.3. memperlihatkan bahwa pada arus I= 1A sampai dengan arus I= 4A nilai perputaran sudutnya sama yaitu sebesar 0 o. Hal tersebut berarti bahwa

36 28 aquades bukan termasuk senyawa optik aktif karena tidak memiliki kemampuan memutar bidang terpolarisasi Larutan Glukosa Hasil Eksperimen selanjutnya yaitu menentukan nilai perputaran sudut pada larutan glukosa dengan konsentrasi glukosa 10% sampai 50% pada d (panjang larutan)= 1cm. Selanjutnya nilai perputaran sudut tersebut digunakan untuk menghitung nilai konstanta Verdet pada larutan glukosa. Nilai-nilai dari perputaran sudut tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.4. Nilai konstanta Verdet untuk masing-masing konsentrasi glukosa dapat dihitung menggunakan persamaan 2.1. Hasil pengukuran tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.5. Perputaran Sudut (rad) 0,085 0,080 0,075 0,070 0,065 0,060 0,055 0,050 0,045 0,040 0,035 0,030 0,025 0,020 0,015 0,010 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 Rata-rata medan magnet (tesla) Konsentrasi 10% Konsentrasi 20% Konsentrasi 30% Konsentrasi 40% Konsentrasi 50% Gambar 4.4. Grafik perputaran sudut dengan rata-rata medan magnet pada panjang larutan glukosa 1 cm dengan variasi konsentrasi 10% sampai 50%

37 29 40 Konstanta Verdet (rad/t.m) Konsentrasi Larutan Glukosa (%) Pembahasan Gambar 4.5. Grafik hubungan konstanta Verdet dengan konsentrasi larutan glukosa pada panjang larutan d= 1cm Glukosa (C 6 H ) merupakan bahan yang memiliki sifat optik aktif yang dapat memutar bidang polarisasi ke kanan (Risvan Kuswurj, 1998). Penentuan sudut putar polarisasi pada glukosa ini menggunakan larutan glukosa dengan panjang larutan 1 cm pada konsentrasi 10% sampai dengan 50%. Larutan glukosa ini harus dijadikan larutan yang homogen yaitu dengan cara serbuk glukosa dilarutkan pada aquades kemudian dipanaskan sampai larutan glukosa terlihat bening dan mendidih. Larutan glukosa dijadikan larutan yang homogen bertujuan agar cahaya dari sinar laser dapat menembus larutan. Langkah-langkah dalam penentuan sudut putar polarisasi pada glukosa yaitu meletakkan larutan glukosa diantara dua kutub kumparan pada sumber elektromagnetik yang dialiri arus listrik dan dirangkai paralel untuk memperoleh medan magnet yang kuat sehingga dapat memutar bidang polarisasi. Cahaya dari sinar laser He-Ne dengan panjang gelombang 632,8 nm dilewatkan pada larutan glukosa dan sudut pada analisator diputar sampai terlihat

38 30 pola gelap dan terang pada layar sehingga dapat diketahui terjadinya peristiwa efek Faraday yaitu nilai perputaran sudut polarisasi β. Arus listrik yang dialirkan pada kumparan divariasi antara 1A sampai dengan 4A, karena batas maksimum arus yang tercantum pada pada kumparan adalah 4A sehingga jika arus yang melewati kumparan lebih dari 4A maka terjadi kelebihan beban atau kapasitas pada rangkaian elektromagnetik sehingga menyebabkan kumparan menjadi panas dan terjadi kerusakan. Nilai-nilai perputaran sudut pada larutan glukosa untuk masing-masing konsentrasi ditunjukkan pada Gambar 4.4. Prinsip Efek Faraday yaitu apabila suatu bahan optik aktif ditempatkan pada suatu medan magnet kuat kemudian ditransmisikan cahaya pada arah medan tersebut sehingga arah polarisasinya diputar dengan sudut β. Sudut rotasi sebanding dengan medan magnet B dan panjang d dari medium yang dilalui dimana cahaya ditransmisikan dan suatu tetapan yang disebut konstanta verdet. Nilai dari perputaran sudut, besar medan magnet dan panjang larutan digunakan untuk menghitung konstanta verdet menggunakan persamaan 2.1. Gambar 4.4. menunjukkan bahwa pada konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40% dan 50% nilai perputaran sudutnya semakin besar bila rata-rata medan magnet yang diberikan semakin besar. Nilai perputaran sudut paling besar pada konsentrasi glukosa 50% dan nilai perputaran sudut paling kecil pada konsentrasi glukosa 10%. Nilai perputaran sudut paling besar tersebut dikarenakan pada konsentrasi glukosa 50% larutan terlihat pekat sehingga cahaya yang melewati larutan terpolarisasi maksimal yaitu cahaya yang diteruskan lebih banyak daripada cahaya yang dipantulkan setelah cahaya melewati larutan, sedangkan pada konsentrasi glukosa 10% larutan terlihat encer sehingga cahaya yang melewati larutan tidak terpolarisasi maksimal yaitu cahaya yang melewati larutan lebih sedikit daripada cahaya yang dipantulkan setelah cahaya melewati larutan. Nilai perputaran sudut merupakan selisih antara sudut gelap pada larutan glukosa dan sudut gelap pada larutan aquades. Gambar 4.5. menunjukkan hubungan antara konstanta Verdet dengan masingmasing konsentrasi larutan glukosa. Nilai konstanta Verdet pada masing-masing

39 31 konsentrasi glukosa berbeda yaitu semakin besar konsentrasi glukosa nilai konstanta Verdet juga semakin besar. Nilai konstanta Verdet pada masing-masing konsentrasi sesuai dengan prinsip Efek Faraday. Nilai konstanta Verdet pada masing-masing 23,00 rad/t.m, konsentrasi 30% sebesar 29,58 rad/t.m, konsentrasi 40% sebesar 35,27 rad/t.m dan konsentrasi 50% sebesar 38,72 rad/t.m Larutan Gula Pasir Hasil Eksperimen selanjutnya yaitu menentukan nilai perputaran sudut pada larutan gula pasir. Nilai perputaran sudut tersebut digunakan untuk menghitung nilai konstanta Verdet larutan gula pasir. Perlakuan yang dilakukan pada larutan gula pasir sama dengan yang dilakukan pada larutan glukosa dengan konsentrasi larutan gula pasir yang tidak ditentukan dan medan magnet yang digunakan sama untuk semua larutan gula pasir yaitu medan magnet maksimum sebesar 0,3050 T. Nilai-nilai perputaran sudut larutan gula pasir ditunjukkan pada Gambar 4.6. Nilai konstanta Verdet untuk larutan gula pasir dapat dihitung menggunakan persamaan 2.1. Hasil pengukuran tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.7.

40 32 0,16 Perputaran Sudut (rad) 0,14 0,12 0,10 0,08 0,06 0, Larutan gula pasir (gram/20 ml) Gambar 4.6. Grafik perputaran sudut dengan larutan gula pasir pada panjang larutan d= 1cm Konstanta Verdet (rad/t.m) Larutan Gula Pasir (gram/20 ml) Gambar 4.7. Grafik hubungan Konstanta Verdet dengan larutan gula pasir pada panjang larutan d= 1 cm

41 Pembahasan Gula merupakan sejenis pemanis yang terdiri dari monosakarida dan disakarida. Eksperimen ini dilakukan dengan menggunakan larutan gula pasir. Larutan gula pasir dibuat dengan variasi massa gula pasir 5 gram, 10 gram, 15 gram, 20 gram, 25 gram, 30 gram, dan 35 gram yang dilarutkan dalam 20 ml aquades dengan konsentrasi yang tidak diketahui karena konsentrasi yang ada di dalam gula pasir adalah konsentrasi glukosa. Gambar 4.6. menunjukkan bahwa nilai perputaran sudut semakin besar bila larutan gula pasir semakin pekat. Nilai perputaran sudut merupakan selisih antara sudut gelap pada larutan gula pasir dengan sudut gelap pada larutan aquades. Perbedaan nilai perputaran sudut dapat disebabkan kerapatan partikel gula untuk masing-masing larutan berbeda sehingga mempengaruhi cahaya yang melewati molekul-molekul larutan. Perbedaan nilai perputaran sudut untuk masing-masing keadaan menyebabkan nilai konstanta Verdet yang berbeda untuk tiap keadaan. Nilai konstanta Verdet pada masing-masing keadaan yaitu pada larutan 5 gram sebesar 16,72 rad/t.m, larutan 10 gram sebesar 27,29 rad/t.m, larutan 15 gram sebesar 27,87 rad/t.m, larutan 20 gram sebesar 33,44 rad/t.m, larutan 25 gram sebesar 39,02 rad/t.m, larutan 30 gram sebesar 44,59 rad/t.m, larutan 35 gram sebesar 50,16 rad/t.m. Nilai konstanta Verdet untuk masing-masing variasi larutan gula pasir berbeda. Semakin pekat larutan gula pasir maka nilai konstanta Verdet semakin besar. Dari gambar 4.7. dapat disimpulkan bahwa larutan gula 35 gram dalam 20 ml aquades adalah larutan yang homogen, karena mencakup keseluruhan dari larutan gula pasir yang dibuat dan merupakan larutan yang bersifat optik aktif maksimum, dimana pada larutan tersebut terjadi polarisasi yang kuat sehingga menghasilkan sudut putar maksimum dan nilai konstanta Verdet yang besar. Berdasarkan nilai konstanta Verdet gula pasir yang telah dihitung maka dapat ditentukan konsentrasi gula yang ada dalam larutan gula pasir. Gula yang terkandung dalam larutan gula

42 34 pasir adalah gula murni jenis glukosa. Cara menghitung konsentrasi glukosa dalam larutan gula pasir dapat dilihat di Lampiran 2.

43 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan 1. Nilai medan magnet tiap jarak pengukuran dengan variasi arus untuk jarak antar kutub 1 cm yaitu semakin dekat jarak pengukuran dari ujung kutub, nilai medan magnet semakin besar. 2. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa hubungan antara konsentrasi glukosa dengan perputaran sudut sebanding. Semakin besar konsentrasi glukosa, nilai perputaran sudut semakin besar. 3. Nilai konstanta Verdet pada masing- masing konsentrasi glukosa berbeda, nilai konstanta Verdet terbesar pada konsentrasi 50% dan nilai konstanta Verdet terkecil pada konsentrasi 10%. Nilai konstanta Verdet pada konsentrasi 10% kecil, keadaan tersebut dikarenakan larutan terlihat encer sehingga cahaya yang melewati larutan tidak terpolarisasi maksimal yaitu cahaya yang melewati larutan lebih sedikit daripada cahaya yang dipantulkan setelah cahaya melewati larutan. 4. Konsentrasi glukosa yang didapatkan dari larutan gula yaitu sebesar 63,95% Saran 1. Untuk mengetahui nilai sudut putar polarisasi yang maksimal, sebaiknya menggunakan sumber cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda. 2. Untuk penelitian selanjutnya, larutan glukosa dan gula dapat diganti dengan larutan optik aktif yang lain sehingga dapat dikaji lebih lanjut mengenai sudut putar polarisasi pada berbagai larutan optik aktif. 35

PENENTUAN KONSENTRASI GULA DI DALAM LARUTAN DENGAN KONSTANTA VERDET HESTY RIYAN P M

PENENTUAN KONSENTRASI GULA DI DALAM LARUTAN DENGAN KONSTANTA VERDET HESTY RIYAN P M PENENTUAN KONSENTRASI GULA DI DALAM LARUTAN DENGAN KONSTANTA VERDET HESTY RIYAN P M0204031 DETERMINATION OF SUGAR CONCENTRATION IN SOLLUTION WITH VERDET CONSTANT ABSTRAK Pada penelitian ini telah dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH KOSENTRASI GULA DAN VARIASI MEDAN LISTRIK DALAM MADU LOKAL TERHADAP PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI

PENGARUH KOSENTRASI GULA DAN VARIASI MEDAN LISTRIK DALAM MADU LOKAL TERHADAP PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI PENGARUH KOSENTRASI GULA DAN VARIASI MEDAN LISTRIK DALAM MADU LOKAL TERHADAP PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI Khalimatun Ninna; Unggul P.Juswono; Gancang Saroja Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

Polarisasi Gelombang. Polarisasi Gelombang

Polarisasi Gelombang. Polarisasi Gelombang Polarisasi Gelombang Polarisasi Gelombang Gelombang cahaya adalah gelombang transversal, sedangkan gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal. Nah, ada satu sifat gelombang yang hanya dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB II CAHAYA. elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x

BAB II CAHAYA. elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x BAB II CAHAYA 2.1 Pendahuluan Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s. Sifat-sifat cahaya adalah

Lebih terperinci

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Sifat gelombang elektromagnetik Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Pantulan (Refleksi) Pemantulan gelombang terjadi ketika gelombang

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN : Uji Kualitas Minyak Goreng Berdasarkan Perubahan Sudut Polarisasi Cahaya Menggunakan Alat Semiautomatic Polarymeter Nuraniza 1], Boni Pahlanop Lapanporo 1], Yudha Arman 1] 1]Program Studi Fisika, FMIPA,

Lebih terperinci

PENGUKURAN DI LABORATORIUM (POLARIMETRI)

PENGUKURAN DI LABORATORIUM (POLARIMETRI) PENGUKURAN DI LABORATORIUM (POLARIMETRI) Abstrak Percobaan yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan sudut putar jenis larutan optis aktif, dengan alat yang digunakan yaitu polarimeter. Dimana Sinar

Lebih terperinci

Sistem Telekomunikasi

Sistem Telekomunikasi Sistem Telekomunikasi Pertemuan ke,6 Gelombang Elektromagnetik Taufal hidayat MT. email :taufal.hidayat@itp.ac.id ; blog : catatansangpendidik.wordpress.com 1 10/21/2015 Outline I Pengertian gelombang

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus

Lebih terperinci

Gambar 1. Mekanisme hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa

Gambar 1. Mekanisme hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa LAJU INVERSI GULA Sukrosa Sukrosa adalah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu maupun dari bit. Selain pada tebu dan bit, sukrosa terdapat pula pada tumbuhan lain, misalnya dalam

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISI MATERIAL POLARIMATER. Oleh: :ahmad zainollah NIM : Kelompok :1A

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISI MATERIAL POLARIMATER. Oleh: :ahmad zainollah NIM : Kelompok :1A LAPORAN PRAKTIKUM ANALISI MATERIAL POLARIMATER Oleh: Nama :ahmad zainollah NIM :115090300111006 Kelompok :1A Asisten :yuni LABORATURIUM FISIKA METRIAL JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X.

Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X. EKO NURSULISTIYO Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X. Struktur gambar tersebut disebut alur Laue (Laue

Lebih terperinci

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. Oleh: DHELLA MARDHELA NIM: 15B08052

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. Oleh: DHELLA MARDHELA NIM: 15B08052 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Oleh: DHELLA MARDHELA NIM: 15B08052 Apa itu Gelombang? Gelombang adalah getaran yang merambat Apakah dalam perambatannya perlu medium/zat perantara? Tidak harus! Berdasarkan ada/tidak

Lebih terperinci

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK I. SOAL PILIHAN GANDA Diketahui c = 0 8 m/s; µ 0 = 0-7 Wb A - m - ; ε 0 = 8,85 0 - C N - m -. 0. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : () Di udara kecepatannya cenderung

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

Gelombang Transversal Dan Longitudinal

Gelombang Transversal Dan Longitudinal Gelombang Transversal Dan Longitudinal Pada gelombang yang merambat di atas permukaan air, air bergerak naik dan turun pada saat gelombang merambat, tetapi partikel air pada umumnya tidak bergerak maju

Lebih terperinci

SMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

SMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012 PTUNJUK UMUM SMA T AL-NAA SLAMC OARDNG SCHOOL UJAN AKHR SMSTR GANJL TAHUN AJARAN 2011/2012 LMAR SOAL Mata Pelajaran : isika Pengajar : Harlan, S.Pd Kelas : X Hari/Tanggal : Senin/26 Desember 2011 AlokasiWaktu

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik Teori gelombang elektromagnetik pertama kali dikemukakan oleh James Clerk Maxwell (83 879). Hipotesis yang dikemukakan oleh Maxwell, mengacu pada tiga aturan dasar listrik-magnet

Lebih terperinci

MICROWAVES (POLARISASI)

MICROWAVES (POLARISASI) 1 MICROWAVES (POLARISASI) I. Tujuan Percobaan a. Mengetahui fenomena polarisasi b. Mengetahui bagaimana sebuah polarisator dapat digunakan untuk mengubah polarisasi dari radiasi gelombang mikro (microwaves).

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun KATA PENGANTAR Puji syukur tim panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-nya tim bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Optika Fisis ini. Makalah ini diajukan guna memenuhi

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Optika Fisis - Latihan Soal Doc Name: AR12FIS0399 Version : 2012-02 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) Mauatan listrik yang diam (2) Muatan listrik

Lebih terperinci

Laporan Resmi Praktikum Kimia Fisika III Inversi Gula

Laporan Resmi Praktikum Kimia Fisika III Inversi Gula I. JUDUL : Inversi Gula II. TANGGAL PERCOBAAN : Rabu, 14 Desember 2011 III. TUJUAN : Menentukan orde reaksi dari reaksi inversi gula menggunakan polarimeter IV. TINJAUAN PUSTAKA : Istilah laju atau kecepatan

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

SIFAT OPTIS TAK-LINIER PADA MATERIAL KDP

SIFAT OPTIS TAK-LINIER PADA MATERIAL KDP Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 11, No.3, Juli 2008 hal 97-102 SIFAT OPTIS TAK-LINIER PADA MATERIAL KDP Rahmadi Setyawan, Evi Setiawati, Indras Marhaendrajaya, K. Sofjan Firdausi. Jurusan Fisika Universitas

Lebih terperinci

PENENTUAN KEMURNIAN MINYAK KAYU PUTIH DENGAN TEKNIK ANALISIS PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI CAHAYA AKIBAT MEDAN LISTRIK LUAR

PENENTUAN KEMURNIAN MINYAK KAYU PUTIH DENGAN TEKNIK ANALISIS PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI CAHAYA AKIBAT MEDAN LISTRIK LUAR 10 Jurnal Neutrino Vol. 3, No. 1, Oktober 2010 PENENTUAN KEMURNIAN MINYAK KAYU PUTIH DENGAN TEKNIK ANALISIS PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI CAHAYA AKIBAT MEDAN LISTRIK LUAR Emmilia Agustina Abstrak: Kayu

Lebih terperinci

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah 1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah A. y = 0,5 sin 2π (t - 0,5x) B. y = 0,5 sin π (t - 0,5x) C. y = 0,5 sin π (t - x) D. y = 0,5 sin 2π (t - 1/4 x) E. y = 0,5 sin 2π (t

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Fisika Dasar II.

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Kumpulan Soal Fisika Dasar II http://personal.fmipa.itb.ac.id/agussuroso http://agussuroso102.wordpress.com Topik Gelombang Elektromagnetik Interferensi Difraksi 22-04-2017 Soal-soal FiDas[Agus Suroso]

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Elektromagnet - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK Interferensi Pada

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya 1. EBTANAS-06-22 Berikut ini merupakan sifat-sifat gelombang cahaya, kecuali... A. Dapat mengalami pembiasan B. Dapat dipadukan C. Dapat dilenturkan D. Dapat dipolarisasikan E. Dapat menembus cermin cembung

Lebih terperinci

DEFINISI Gelombang adalah suatu usikan (gangguan) pada sebuah benda, sehingga benda bergetar dan merambatkan energi.

DEFINISI Gelombang adalah suatu usikan (gangguan) pada sebuah benda, sehingga benda bergetar dan merambatkan energi. DEFINISI Gelombang adalah suatu usikan (gangguan) pada sebuah benda, sehingga benda bergetar dan merambatkan energi. MACAM GELOMBANG Gelombang dibedakan menjadi : Gelombang Mekanis : Gelombang yang memerlukan

Lebih terperinci

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Gelombang Elektromagnetik 187 B A B B A B 9 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Sumber : penerbit cv adi perkasa Pernahkan kalian berfikir bagaimana gelombang radio dapat memancar dari pemancar radio menuju ke radio

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 1. Terhadap koordinat x horizontal dan y vertikal, sebuah benda yang bergerak mengikuti gerak peluru mempunyai komponen-komponen

Lebih terperinci

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R DOKUMEN ASaFN. Sebuah uang logam diukur ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong dan hasilnya terlihat seperti pada gambar dibawah. Ketebalan uang tersebut adalah... A. 0,0 cm B. 0, cm C. 0, cm D.

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran

Lebih terperinci

TEORI MAXWELL Maxwell Maxwell Tahun 1864

TEORI MAXWELL Maxwell Maxwell Tahun 1864 TEORI MAXWELL TEORI MAXWELL Maxwell adalah salah seorang ilmuwan fisika yang berjasa dalam kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi yang berhubungan dengan gelombang. Maxwell berhasil mempersatukan penemuanpenumuan

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

A. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma.

A. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma. Optika fisis khusus membahasa sifat-sifat fisik cahaya sebagai gelombang. Cahaya bersifat polikromatik artinya terdiri dari berbagai warna yang disebut spektrum warna yang terdiri dai panjang gelombang

Lebih terperinci

PENGUKURAN KADAR GULA DALAM LARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN SINAR LASER HeNe SKRIPSI

PENGUKURAN KADAR GULA DALAM LARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN SINAR LASER HeNe SKRIPSI PENGUKURAN KADAR GULA DALAM LARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN SINAR LASER HeNe SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan Program Studi Fisika (S1) dan mencapai

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gelombang Gelombang adalah gejala dari perambatan usikan (gangguan) di dalam suatu medium. Pada peristiwa rambatan tersebut tidak disertai dengan perpindahan tempat yang permanen

Lebih terperinci

PENGAMATAN PENJALARAN GELOMBANG MEKANIK

PENGAMATAN PENJALARAN GELOMBANG MEKANIK PENGAMATAN PENJALARAN GELOMBANG MEKANIK Elinda Prima F.D 1, Muhamad Naufal A 2, dan Galih Setyawan, M.Sc 3 Prodi D3 Metrologi dan Instrumentasi, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Lebih terperinci

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr Gelombang A. PENDAHULUAN Gelombang adalah getaran yang merambat. Gelombang merambat getaran tanpa memindahkan partikel. Partikel hanya bergerak di sekitar titik kesetimbangan. Gelombang berdasarkan medium

Lebih terperinci

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang 1. Grafik antara tekanan gas y yang massanya tertentu pada volume tetap sebagai fungsi dari suhu mutlak x adalah... a. d. b. e. c. Menurut Hukum Gay Lussac menyatakan

Lebih terperinci

Efek Magnetooptis Pada Lapisan AgBr Terekspos

Efek Magnetooptis Pada Lapisan AgBr Terekspos Efek Magnetooptis Pada Lapisan AgBr Terekspos Respita Sulistyo, K. Sofjan Firdausi, Indras Marhaendrajaya Laboratorium Elektronika Optik dan Laser, Jurusan Fisika UNDIP ABSTRACT The non linear optic characteristic

Lebih terperinci

MEDAN MAGNET DAN ELEKTROMAGNET

MEDAN MAGNET DAN ELEKTROMAGNET BAB II MEDAN MAGNET DAN ELEKTROMAGNET Kompetensi dasar : Mengenal gejala kemagnetan Indikator Oersted : - Konsep medan magnet oleh arus listrik didapatkan dari percobaan - Konsep magnet dan medan magnet

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMA... Kelas / Semester : XII / I Mata Pelajaran : FISIKA Standar : 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala dalam menyelesaikan masalah 1.1 gejala dan ciriciri secara umum.

Lebih terperinci

D. 0,87 A E. l A. Bila Y merupakan simpangan vertikal dari sebuah benda yang melakukan gerak harmonis sederhana dengan amplitudo A, maka :

D. 0,87 A E. l A. Bila Y merupakan simpangan vertikal dari sebuah benda yang melakukan gerak harmonis sederhana dengan amplitudo A, maka : 1. Apabila sebuah benda bergerak dalam bidang datar yang kasar, maka selama gerakannya... A. gaya normal tetap, gaya gesekan berubah B. gaya normal berubah, gaya gesekan tetap C. gaya normal dan gaya gesekan

Lebih terperinci

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber:

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber: Gejala Gelombang B a b B a b 1 gejala gelombang Sumber: www.alam-leoniko.or.id Jika kalian pergi ke pantai maka akan melihat ombak air laut. Ombak itu berupa puncak dan lembah dari getaran air laut yang

Lebih terperinci

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM) Disusun oleh : MIRA RESTUTI 1106306 PENDIDIKAN FISIKA (RM) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 Kompetensi Dasar :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 200 Mata Pelajaran : Fisika Kelas : XII IPA Alokasi Waktu : 20 menit

Lebih terperinci

Jika massa jenis benda yang tercelup tersebut kg/m³, maka massanya adalah... A. 237 gram B. 395 gram C. 632 gram D.

Jika massa jenis benda yang tercelup tersebut kg/m³, maka massanya adalah... A. 237 gram B. 395 gram C. 632 gram D. 1. Perhatikan gambar. Jika pengukuran dimulai pada saat kedua jarum menunjuk nol, maka hasil pengukuran waktu adalah. A. 38,40 menit B. 40,38 menit C. 38 menit 40 detik D. 40 menit 38 detik 2. Perhatikan

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 0 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM Cahaya Cermin 0. EBTANAS-0-2 Bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dari sebuah benda setinggi h yang ditempatkan pada jarak lebih kecil

Lebih terperinci

Fisika UMPTN Tahun 1986

Fisika UMPTN Tahun 1986 Fisika UMPTN Tahun 986 UMPTN-86-0 Sebuah benda dengan massa kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari, m. Jika

Lebih terperinci

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari FISIKA 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari MATERI Satuan besaran Fisika Gerak dalam satu dimensi Gerak dalam dua dan tiga dimensi Gelombang berdasarkan medium (gelombang mekanik dan elektromagnetik) Gelombang

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1989

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1989 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1989 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Apabila sebuah benda bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA 301) Cahaya

Fisika Umum (MA 301) Cahaya Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini (minggu 11) Cahaya Cahaya adalah Gelombang Elektromagnetik Apa itu Gelombang Elektromagnetik!!! Pendahuluan: Persamaan Maxwell Listrik dan magnet awalnya dianggap sebagai

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

D. 85 N E. 100 N. Kunci : E Penyelesaian : Kita jabarkan ketiga Vektor ke sumbu X dan dan sumbu Y, lihat gambar di bawah ini :

D. 85 N E. 100 N. Kunci : E Penyelesaian : Kita jabarkan ketiga Vektor ke sumbu X dan dan sumbu Y, lihat gambar di bawah ini : 1. Tiga buah vektor gaya masing-masing F 1 = 30 N, F 2 = 70 N, dan F 3 = 30 N, disusun seperti pada gambar di atas. Besar resultan ketiga vektor tersebut adalah... A. 0 N B. 70 N C. 85 N D. 85 N E. 100

Lebih terperinci

Jenis dan Sifat Gelombang

Jenis dan Sifat Gelombang Jenis dan Sifat Gelombang Gelombang Transversal, Gelombang Longitudinal, Gelombang Permukaan Gelombang Transversal Gelombang transversal merupakan gelombang yang arah pergerakan partikel pada medium (arah

Lebih terperinci

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah.

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah. 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah. 1 A. 5, 22 mm B. 5, 72 mm C. 6, 22 mm D. 6, 70 mm E. 6,72 mm 5 25 20 2. Dua buah vektor masing-masing 5 N dan 12 N. Resultan kedua

Lebih terperinci

Key words : external electrics field, non-linear optics, polarization, polarization angle

Key words : external electrics field, non-linear optics, polarization, polarization angle ANALISIS PENGARUH MEDAN LISTRIK LUAR TERHADAP SUDUT PUTAR POLARISASI SINAR LASER DALAM LARUTAN GULA DAN GLISERIN Oleh: Linda Perwirawati, K.Sofjan Firdausi, Indras M Laboratorium Optoelektronik & Laser

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1991

Fisika EBTANAS Tahun 1991 Fisika EBTNS Tahun 99 EBTNS-9-0 Sebuah benda dijatuhkan dari ujung sebuah menara tanpa kecepatan awal. Setelah detik benda sampai di tanah (g = 0 m s ). Tinggi menara tersebut. 40 m B. 5 m C. 0 m D. 5

Lebih terperinci

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 UJI COBA MATA PELAJARAN KELAS/PROGRAM ISIKA SMA www.rizky-catatanku.blogspot.com PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 : FISIKA : XII (Dua belas )/IPA HARI/TANGGAL :.2012

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2008 Fisika

UN SMA IPA 2008 Fisika UN SMA IPA 008 Fisika Kode Soal P67 Doc. Version : 0-06 halaman 0. Tebal pelat logam diukur dengan mikrometer skrup seperti gambar Tebal pelat logam adalah... (A) 4,8 mm (B) 4,90 mm (C) 4,96 mm (D) 4,98

Lebih terperinci

ANALISIS SUDUT PUTAR JENIS PADA SAMPEL LARUTAN SUKROSA MENGGUNAKAN PORTABLE BRIX METER

ANALISIS SUDUT PUTAR JENIS PADA SAMPEL LARUTAN SUKROSA MENGGUNAKAN PORTABLE BRIX METER ANALISIS SUDUT PUTAR JENIS PADA SAMPEL LARUTAN SUKROSA MENGGUNAKAN PORTABLE BRIX METER Skripsi Untuk memenuhi salah satu syarat mencapai derajat pendidikan Strata Satu (S-1) Sebagai Sarjana Sains pada

Lebih terperinci

KELAS XII FISIKA SMA KOLESE LOYOLA SEMARANG SMA KOLESE LOYOLA M1-1

KELAS XII FISIKA SMA KOLESE LOYOLA SEMARANG SMA KOLESE LOYOLA M1-1 KELAS XII LC FISIKA SMA KOLESE LOYOLA M1-1 MODUL 1 STANDAR KOMPETENSI : 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah KOMPETENSI DASAR 1.1. Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri

Lebih terperinci

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini.

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. Dari gambar dapat disimpulkan bahwa tebal keping adalah... A. 4,30 mm B. 4,50 mm C. 4,70

Lebih terperinci

Cara Penentuan Nilai BRIX kadar gula Dalam Tanaman Tebu. Oleh: Khairul Nurcahyono

Cara Penentuan Nilai BRIX kadar gula Dalam Tanaman Tebu. Oleh: Khairul Nurcahyono Cara Penentuan Nilai BRIX kadar gula Dalam Tanaman Tebu Oleh: Khairul Nurcahyono Dalam industri gula dikenal istilah-istilah pol, brix dan HK (hasil bagi kemurnian). Istilah-istilah ini terdapat analisa

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut!

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! SOAL UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! 2 cm 3 cm 0 5 10 Dari gambar dapat disimpulkan bahwa diameter

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Skema Teori Listrik dan Magnetik Untuk mempelajari tentang ilmu kelistrikan dan ilmu kemagnetikan diperlukan dasar dari kelistrikan dan kemagnetikan yang ditunjukkan oleh gambar

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart 1. Hipotesis tentang gejala kelistrikan dan ke-magnetan yang disusun Maxwell ialah... a. perubahan medan listrik akan menghasilkan medan magnet b. di sekitar muatan listrik terdapatat medan listrik c.

Lebih terperinci

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. SNMPTN 2011 FISIKA Kode Soal 999 Doc. Name: SNMPTN2011FIS999 Version: 2012-10 halaman 1 01. Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. Percepatan ketika mobil bergerak semakin

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2008 Fisika

UN SMA IPA 2008 Fisika UN SMA IPA 008 Fisika Kode Soal P44 Doc. Name: UNSMAIPA008FISP44 Doc. Version : 011-06 halaman 1 01. Berikut ini disajikan diagram vektor F 1 dan F! Persamaan yang tepat untuk resultan R = adalah... (A)

Lebih terperinci

Mekanika (interpretasi grafik GLB dan GLBB) 1. Diberikan grafik posisi sebuah mobil terhadap waktu yang melakukan gerak lurus sebagai berikut: X

Mekanika (interpretasi grafik GLB dan GLBB) 1. Diberikan grafik posisi sebuah mobil terhadap waktu yang melakukan gerak lurus sebagai berikut: X Pengukuran, Besaran dan Satuan: 1. Besi mempunyai massa jenis 7,86 kg/m 3. Tentukan volume sepotong besi yang massanya 3,93 g. A. 0,5 cm 3 B. 0,5 m 3 C. 2,0 cm 3 D. 2,0 m 3 (hubungan besaran pokok dan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR12FIS01UAS Version: 2016-09 halaman 1 01. Sebuah bola lampu yang berdaya 120 watt meradiasikan gelombang elektromagnetik ke segala arah dengan sama

Lebih terperinci

SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Tingkat Waktu : SMP/SEDERAJAT : 100 menit 1. Jika cepat rambat gelombang longitudinal dalam zat padat adalah = y/ dengan y modulus

Lebih terperinci

Teori Gelombang Mikro. Yuli Kurnia Ningsih

Teori Gelombang Mikro. Yuli Kurnia Ningsih Teori Gelombang Mikro Yuli Kurnia Ningsih Bahan Ajar Pendahuluan Saluran transmisi gelombang mikro Transformasi impedansi untuk kesepadanan (matching) Perangkat pasif gelombang mikro: Coupler Filter Mixer

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA

Mata Pelajaran : FISIKA Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/ Program : XII IPA Waktu : 90 menit Petunjuk Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia (LJK)! 1. Hasil pengukuran tebal meja menggunakan

Lebih terperinci

I. BUNYI. tebing menurut persamaan... (2 γrt

I. BUNYI. tebing menurut persamaan... (2 γrt I. BUNYI 1. Bunyi merambat pada besi dengan kelajuan 5000 m/s. Jika massa jenis besi tersebut adalah 8 g/cm 3, maka besar modulus elastik besi adalah... (2x10 11 N/m 2 ) 2. Besar kecepatan bunyi pada suatu

Lebih terperinci

Pertanyaan Final (rebutan)

Pertanyaan Final (rebutan) Pertanyaan Final (rebutan) 1. Seseorang menjatuhkan diri dari atas atap sebuah gedung bertingkat yang cukup tinggi sambil menggenggam sebuah pensil. Setelah jatuh selama 2 sekon orang itu terkejut karena

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2008 Fisika

UN SMA IPA 2008 Fisika UN SMA IPA 2008 Fisika Kode Soal P67 Doc. Name: UNSMAIPA2008FISP67 Doc. Version : 2011-06 halaman 1 01. Tebal pelat logam diukur dengan mikrometer skrup seperti gambar Tebal pelat logam adalah... (A) 4,85

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam. Cahaya dapat kita temui dimana-mana. cahaya bersifat gelombang dan

Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam. Cahaya dapat kita temui dimana-mana. cahaya bersifat gelombang dan CAHAYA Pendahuluan Pelajaran tentang cahaya pada sekolah menengah pertama (SMP) merupakan mata pelajaran yang diberikan pada siswa kelas VIII dengan berdasarkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar

Lebih terperinci

A. 5 B. 4 C. 3 Kunci : D Penyelesaian : D. 2 E. 1. Di titik 2 terjadi keseimbangan intriksi magnetik karena : B x = B y

A. 5 B. 4 C. 3 Kunci : D Penyelesaian : D. 2 E. 1. Di titik 2 terjadi keseimbangan intriksi magnetik karena : B x = B y 1. x dan y adalah dua kawat yang dialiri arus sama, dengan arah menuju pembaca. Supaya tidak dipengaruhi oleh medan magnetik, sebuah kompas harus diletakkan di titik... A. 5 B. 4 C. 3 Kunci : D D. 2 E.

Lebih terperinci

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N 1. Sebuah lempeng besi tipis, tebalnya diukur dengan menggunakan mikrometer skrup. Skala bacaan hasil pengukurannya ditunjukkan pada gambar berikut. Hasilnya adalah... A. 3,11 mm B. 3,15 mm C. 3,61 mm

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII

KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII Nada-Nada Pipa Organa dan Dawai Soal No. 1 Sebuah pipa organa yang terbuka kedua ujungnya memiliki nada dasar dengan frekuensi sebesar 300 Hz. Tentukan besar frekuensi dari

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMP/MTS SEDERAJAT

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMP/MTS SEDERAJAT SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMP/MTS SEDERAJAT 1. USAHA Sebuah benda bermassa 50 kg terletak pada bidang miring dengan sudut kemiringan 30 terhadap bidang horizontal. Jika

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan

Lebih terperinci

Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK =================================================

Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK ================================================= Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK ================================================= Bila dalam kawat PQ terjadi perubahan-perubahan tegangan baik besar maupun arahnya, maka dalam kawat PQ

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

SOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2

SOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2 SOAL SOAL TERPILIH 1 1. Sebuah prisma mempunyai indeks bias 1,5 dan sudut pembiasnya 60 0. Apabila pada prisma itu dijatuhkan seberkas cahaya monokromatik pada salah satu sisi prisma dengan sudut datang

Lebih terperinci

BAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII

BAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII BAHAN AJAR 4 Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII GAYA LORENTZ Pada percobaan oersted telah dibuktikan pengaruh arus listrik terhadap kutub magnet, bagaimana pengaruh kutub magnet terhadap arus listrik

Lebih terperinci

Gelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K)

Gelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K) Gelombang Bunyi Bunyi termasuk gelombang mekanik, karena dalam perambatannya bunyi memerlukan medium perantara. Ada tiga syarat agar terjadi bunyi yaitu ada sumber bunyi, medium, dan pendengar. Bunyi dihasilkan

Lebih terperinci

EKSPERIMEN RIPPLE TANK. Kusnanto Mukti W M Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

EKSPERIMEN RIPPLE TANK. Kusnanto Mukti W M Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK EKSPERIMEN RIPPLE TANK Kusnanto Mukti W M0209031 Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Eksperimen ripple tank ini dilakukan dengan mengamati bentuk-bentuk gelombang

Lebih terperinci

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 Halaman 1 LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 SMP NEGERI 55 JAKARTA A. GGL INDUKSI Sebelumnya telah diketahui bahwa kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan.

Lebih terperinci

Sifat-sifat gelombang elektromagnetik

Sifat-sifat gelombang elektromagnetik GELOMBANG II 1 MATERI Gelombang elektromagnetik (Optik) Refleksi, Refraksi, Interferensi gelombang optik Pembentukan bayangan cermin dan lensa Alat-alat yang menggunakan prinsip optik 1 Sifat-sifat gelombang

Lebih terperinci