ANALISA KINERJA WIRELESS RADIUS SERVER PADA PERANGKAT ACCESS POINT g (STUDI KASUS DI UNIVERSITAS BINADARMA)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA KINERJA WIRELESS RADIUS SERVER PADA PERANGKAT ACCESS POINT g (STUDI KASUS DI UNIVERSITAS BINADARMA)"

Transkripsi

1 ANALISA KINERJA WIRELESS RADIUS SERVER PADA PERANGKAT ACCESS POINT g (STUDI KASUS DI UNIVERSITAS BINADARMA) Timur Dali Purwanto Dosen Universitas Bina Darma Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12 Palembang Pos-el : timur@mail.binadarma.ac.id ABSTRACT Performance of wireless networks lies in the physical link and the most influential are the physical conditions such as distance, because the weaker the radio frequencies that can receive and make access to the network is slow, but the barrier of wall thickness (Fresnel Zone) and the adjacent signal interference (interference Co-Channel) of the other components could also lower the quality of the received signal enduser. Of problems occurred that may affect the overall performance of the network parameter AP is QoS (Quality of Service) such as delay, jitter, throughput, and packet loss. aims to determine the optimal wireless network performance to provide a good network quality of the physical aspects that guarantee a given QoS tailored to the applications used and the efficiency of the network Wireless LAN (Hotspot) at the University of Bina Darma for each enduser. Keywords: AP, HotSpot, QoS, and Fresnel Zone ABSTRAK Kinerja jaringan nirkabel terletak pada physical link dan paling berpengaruh adalah kondisi fisik seperti jarak, karena semakin lemah radio frekuensi yang dapat di terima dan menjadikan akses kejaringan lambat, selain itu penghalang berupa tembok tebal (Fresnel Zone) dan gangguan sinyal berdekatan (interferensi Co-Channel) dari komponen lain bisa juga menurunkan kualitas sinyal yang di terima enduser. Dari pemasalah-permasalahan yang terjadi yang dapat mempengaruhi kinerja keseluruhan jaringan AP adalah parameter QoS (Quality of Service) seperti delay, jitter, troughput, dan paket loss. bertujuan untuk mengetahui kinerja jaringan nirkabel yang optimal untuk memberikan kualitas jaringan yang baik dari aspek fisik sehingga jaminan QoS yang di berikan disesuaikan dengan aplikasi yang digunakan serta efisiensi terhadap jaringan Wireless LAN (Hotspot) di Universitas Bina Darma untuk setiap enduser. Kata Kunci : AP, HotSpot, QoS, dan Fresnel Zone

2 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu perubahan utama di bidang telekomunikasi adalah penggunaan teknologi wireless. Teknologi wireless juga diterapkan pada jaringan komputer, yang lebih dikenal dengan Wireless LAN (WLAN). WLan adalah jaringan komputer dimana media transmisinya menggunakan udara (pasaribu,2006), konfigurasi jaringan WLan yang terdiri dari access point yang di hubungkan ke pengguna melalui media udara, bisa di bayangkan sebagai switch-nya wireless. Di kembangkan oleh IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) dari sebuah organisasi yang mengurusi standarisasi LAN dan MAN pada tahun 1980 bulan 2, bagian ini kemudian dinamakan sebagai 802, maka bagian ini dibagi lagi menjadi beberapa unit kerja, yang menarik tentunya unit kerja yaitu unit kerja yang mengurusi WLan (Jasakom,2007, h8). Beberapa tahun terakhir ini pengguna wireless LAN mengalami peningkatan yang pesat. Peningkatan pengguna ini juga dibarengi dengan peningkatan jumlah Hotspot di tempattempat umum, seperti kafe, mall, bandara, di perkantoran bahkan juga di kampus dan di sekolah-sekolah. Dengan Hotspot kita bisa menikmati akses internet dimanapun kita berada selama di area Hotspot tanpa harus menggunakan kabel. Di lingkungan kampus sendiri dengan adanya layanan Hotspot inilah yang nanti diharapkan akan mempercepat akses informasi bagi mahasiswa, karyawan dan dosen, khususnya di dunia pendidikan yang mana diketahui sebagai barometer kemajuan teknologi informasi. Universitas Bina Darma saat ini memiliki kapasitas bandwidth internet 10 Mbps dan akses ke jalur inherent hingga 2 Mbps. Akses internet dan inherent tersebut dimanfaatkan untuk menunjang sistem pembelajaran dengan dilengkapi sistem akademis, elearning, dan lain sebagainya. Untuk mempercepat akses informasi Universitas Bina Darma saat ini juga sudah menyediakan layanan Hotspot yaitu sebuah area dimana pada area tersebut tersedia koneksi internet Wireless yang dapat diakses melalui Notebook, PDA maupun perangkat lainnya yang mendukung teknologi tersebut. Hotspot tersebut disediakan bagi dosen dan mahasiswa untuk mengakses internet. Hotspot di Universitas Bina Darma terdapat beberapa titik area jangkauan yaitu di kampus Utama (hampir seluruh lantai), kampus AB, kampus C dan Kampus D. Untuk pengembangan selanjutnya diharapkan di seluruh lingkungan kampus Universitas Bina Darma terjangkau layanan Hotspot. Jaringan Wireless LAN (Hotspot) di Universitas Bina Darma saat ini menggunakan autentifikasi server pada jaringan Wireless LAN (Hotspot) menggunakan Sistem operasi Linux, FreeRADIUS, ChilliSpot, Dialupadmin, untuk autentifikasi dan identifikasi pengguna Hotspot di Universitas Bina Darma. Sehingga dari sisi mahasiswa (user) memiliki kemudahan (praktis) dalam hal melakukan hubungan (konektivitas) ke jaringan Wireless LAN dan dari sisi administrator mempunyai media dalam memantau dan mengontrol user-user yang terhubung ke jaringan serta dapat membatasi penggunaan bandwidth. IEEE 802.1x atau sering disebut juga port based authentication merupakan standar yang pada awal rancangannya digunakan pada

3 koneksi dialup. Tetapi pada akhirnya, standar 802.1x digunakan pula pada jaringan IEEE 802 standar. Berikut merupakan skema dasar dari standar 802.1x.(Reza, 2007). Teknik pengaman yang menggunakan standar 802.1x ini akan mengharuskan semua pengguna jaringan wireless untuk melakukan proses otentikasi terlebih dahulu sebelum dapat bergabung dalam jaringan. Sistem otentikasinya dapat dilakukan dengan cara menggunakan pertukaran key secara dinamik. Sistem pertukaran key secara dinamik ini dapat dibuat dengan menggunakan Extensible Authentication Protocol (EAP). Sistem EAP ini sudah cukup banyak terdapat di dalam implementasi fasilitasfasilitas di RADIUS. Setiap perangkat AP (Access Point) ini memiliki fitur yang digunakan untuk mendukung jaringan nirkabel seperti kemampuan untuk berkomunikasi dengan perangkat AP lain. Kemampuan ini bisa disebut dengan istilah bridging ataupun repeting. Tujuan dari penggunaan fitur ini umumnya adalah untuk memperluas / mengembangkan daerah cakupan AP. Permasalahan yang utama dalam kinerja jaringan nirkabel teletak pada physical link dan paling berpengaruh adalah kondisi fisik seperti jarak karena semakin lemah radio frekuensi yang dapat di terima dan menjadikan akses ke jaringan lambat, selain itu penghalang berupa tembok tebal (Fresnel Zone) dan gangguan sinyal berdekatan (interferensi Co-Channel) dari komponen lain bisa juga menurunkan kualitas sinyal yang di terima enduser, yang terjadi di jaringan Hotspot Unversitas Bina Darma yaitu overlaping yang di sebabkan gangguan sinyal berdekatan di karenakan perpindahan tempat dengan IP yang berbeda dan banyaknya tembok yang membagi ruangan. Dari pemasalahpermasalahan yang terjadi yang dapat mempengaruhi kinerja keseluruhan jaringan AP adalah parameter QoS (Quality of Service) seperti delay, troughput, dan paket loss. Untuk optimalisasi jaringan nirkabel guna menentukan jaminan QoS yang akan diberikan kepada jaringan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kinerja jaringan nirkabel yang optimal untuk memberikan kualitas jaringan yang baik dari aspek fisik sehingga jaminan QoS yang di berikan disesuaikan dengan aplikasi yang digunakan serta efisiensi terhadap jaringan Wireless LAN (Hotspot) di Universitas Bina Darma Identifikasi Masalah Belum optimalnya layanan wireless Hotspot di Universitas Bina Darma yang disebabkan antara lain : a. Ganguan sinyal berdekatan (interferensi Co- Channel) dari komponen lain yang bisa menurunkan kualitas sinyal yang di terima enduser. b. Adanya penghalang berupa tembok tebal (Fresnel zone) dan jarak user ke Acess Point Penelitian Sebelumnya (Jurnal) Beberapa studi yang meneliti mengenai analisis kinerja jaringan wirelless sebagai optimalisasi untuk jaminan QoS, dapat di kemukakan senagai berikut : A. Dimas Widyasastrena, Yusep Rosmansyah & Armin ZR Langi (2006)

4 melakukan studi tentang Optimalisasi jaringan nirkabel 2,4 GHZ untuk menjamin QoS pada Rural-NGN, parameter atau variabel yang digunakan dalam analisis adalah : 1. Free Space Loss Merupakan loss yg diakibatkan oleh faktor kondisi air interface. Loss ini terjadi dalam keadaan link jaringan nirkabel tidak memiliki penghalang. 2. Fresnel Zone Line of sight jaringan nirkabel poit to point tersambung ditentukan oleh zona fresnel ini. Zona ini berhak berbentuk ellipsoid dan penghalang yang memasuki zona ini maksimal 60% dari luas volume ellipsoid zona. 3. System Performance Mendefenisikan kinerja jaringan nirkabel. Apakah jaringan yang terpasang sesuai dengan batasan yang masih diperbolehkan atau tidak. Berdasarkan parameter diatas, maka optimalisasi yang akan di lakukan adalah : a. Memodelkan kanal b. Mengatur lokasi transceiver c. Analisis kinerja jaringan d. Memberikan rekomendasi jaminan QoS Kesimpulan dan hasil dari analisis optimalisasi jaringan nirkabel 2,4 GHz untuk jaminan QoS pada RURAL-NGN adalah [1]Guna memudahkan pengambilan informasi QoS dari jaringan nirkabel, digunkan metode link layer yang memiliki karakteristik sesuai dengan jaringan data paket. [2]Pengaturan physical link bertujuan untuk memberikan kualitas jaringan yang baik dari aspek fisik. [3]Jaminan QoS yang diberikan disesuaikan dengan aplikasi yang digunakan serta efisiensi terhadap jaringan. B. Dimas Findi Prasetyo (2011) meneliti tentang Analisis dan traubleshooting koneksi antar node via wirelless pada ISP PT. Lintas Data Prima Yogyakarta. Ada empat jenis-jenis interferensi yg mempengaruhi wirelles yaitu :Narrowband, Interferensi All-Band, Cuaca, dan Sinyal berdekatan dan interferensi Co-Channel. Hasil penelitian untuk mengatasi interferensi terhadap jaringan wareless adalah: 1. Mengatasi masalah interferensi RF Narrowband, pertama harus menemukan dari mana asal interferensi itu dengan menggunakan penganalisis spectrum. Ketika berjalan mendekati sumber sinyal RF, sinyal RF pada layar penganalisa spectrum akan meningkat amplitudonya. Ketika sinyal RF mencapai puncaknya, itu berarti telah menemukan sumbernya. Pada saat itu dapat menghilangkan sumber interferensi tersebut, menutupinya, atau menggunakan pengetahuan sebagai seorang administrator jaringan nirkabel untuk

5 mengkonfigurasi LAN nirkabel untuk menangani interferensi narrowband secara efisien. Tentu ada beberapa pilihan tersedia pada kategori terakhir ini, misalnya mengganti saluran,mengganti teknologi spread spectrum (DSSS ke FHSS atau b ke a). 2. Ketika terdapat interferensi All- Band, solusi terbaik yang dapat dilakukan adalah ganti ke teknologi lain, seperti beralih dari b (yang menggunakan band ISM 2,4 GHz)ke a (yang menggunakan band UNII 5 GHz UNII). Jika penggantian ini tidak memungkinkan karena masalah biaya atau implementasi, solusi terbaik berikutnya adalah menemukan sumber interferensi All-Band itu dan mehilangkannya dari pelayanan, jika memungkinkan. Penemuan sumber interferensi All-band lebih sulit dibandingkan penemuan sumber interferensi narrowband karena tidak melihat pada sekelompok sinyal, semuanya memiliki amplitude berbeda. Kemungkinan besar memerlukan antenna yang sangat direlokasikan untuk menemukan sumber interferensi All-Band. Kondisi alam yang memiliki cuaca yang buruk dapat memepengaruhi kinerja terhadap sebuah koneksi jaringan yang terkoneksi melalui transmisi wireless atau juga jaringan nirkabel. Sinyal 2.4 GHz dapat diperlemah hingga 0.05 db/km (0.08 db/km) oleh hujan lebat (4 inci/jam). Kabut tebal dapat melemahkan hingga 0.02 db/km (0.03 db/mil). Pada 5.8 GHz hujan lebat dapat melemahkan sinyal hingga 0.5 db/km (0.08 db/km), dan kabut tebal hingga 0.07 db/km (0.11 db/km). Dari penelitian Dimas Widyasastrena, Yusep Rosmansyah & Armin ZR Langi tentang Optimalisasi jaringan nirkabel 2,4 GHZ untuk menjamin QoS pada Rural-NGN dan Dimas Findi Prasetyo meneliti mengenai Analisis dan traubleshooting koneksi antar node via wirelless pada ISP PT. Lintas Data Prima Yogyakarta. Jadi hasil atau kesimpulan dari kedua penelitian diatas bahwa value atau parameter diatas guna memudahkan pengambilan informasi QoS dari jaringan nirkabel, digunakan metode link layer yang memiliki karakteristik sesuai dengan jaringan data paket. Pengaturan physical link bertujuan untuk memberikan kualitas jaringan yang baik dari aspek fisik berdasarkan parameter Narrowband, Interferensi All-Band, Cuaca, Sinyal berdekatan dan interferensi Co- Channel untuk mengatasi interferensi terhadap wireless. Jaminan QoS yang diberikan disesuaikan dengan aplikasi yang digunakan serta efisiensi terhadap jaringan.

6 1.4. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas perumusan masalah dalam tesis ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh tembok yang tebal (Fresnel Zone) terhadap kekuatan sinyal perangkat Access Point. 2. Bagaimana keadaan link jaringan nirkabel yang tidak memiliki penghalang (Free Space Loss) terhadap kekuatan sinyal Access Point. 3. Bagaimana pengaruh gangguan sinyal berdekatan (interferensi Co-Channel) dari komponen lain terhadap penurunan kualitas sinyal yang di terima Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja jaringan nirkabel yang optimal untuk memberikan kualitas jaringan yang baik dari aspek fisik sehingga jaminan QoS yang di berikan disesuaikan dengan aplikasi yang digunakan serta efisiensi terhadap jaringan Wireless LAN (Hotspot) di Universitas Bina Darma Manfaat Penelitian Besar harapan penulis penelitian ini dapat memberikan manfaat : 1. Menjadi model rujukan bagi administrator jaringan sebagai solusi dari permasalahan berdasarkan latar belakang diatas dan dapat juga untuk meningkatkan QoS pada jaringan nirkabel (hotspot) karena penelitian ini nantinya akan menghasilkan suatu data yang kongkrit mengenai kinerja jaringan, jangkauan area serta kecepatan oleh karena itu penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dengan sebuah jaringan wireless. 2. Dapat meningkatkan sumber daya menjadi efisien terutama pada jaringan WLan, dengan cara memberikan jaminan QoS pada aplikasi tertentu. 3. Sebagai referensi bagi yang melakukan penelitian mengenai optimalisasi jaringan nirkabel (hotspot) dimasa-masa mendatang Ruang lingkup Ruang lingkup penelitian ini dibagi menjadi beberapa hal, yaitu : 1. Teknologi yang di gunakan adalah G Wi-Fi yang menggunakan DDWRT yang memiliki sistem Extensible Authentication Protocol (EAP) yang support di dalam implementasi fasilitas-fasilitas di RADIUS. 2. Konfigurasi jaringan nirkabel yang di teliti adalah topologi infrastruktur. 3. Parameter yang digunakan untuk menganalisa yang mengakibatkan penurunan kualitas jaringan nirkabel secara optimal Landasan Teori Jaminan QoS Agar penggunaan sumber daya menjadi efisien, perlu adanya mekanisme pengaturan trafik yang terjamin. Pengefisienan sumber daya ini dilakukan dengan cara memberikan jaminan QoS kepada tiap-tiap aplikasi tertentu. Ada beberapa klasifikasi jaminan QoS antara lain: 1. Best Effort

7 Metode ini adalah metode yang primitive dimana antara aplikasi dengan prioritas tinggi maupun rendah tidak mendapat jaminan QoS tertentu sehingga aplikasi tersebut dalam penggunaan sumber daya hanya berdasarkan FIFO (First In First Out). 2. IntServ Metode ini lebih banyak digunakan untuk aplikasi yang rentan terhadap delay dan keterbatasan bandwidth seperti VoIP (Voice over Internet Protocol), dan videoconference. Salah satu protokol yang sering digunakan adalah RSVP (Resource Reservation Protocol). Arsitekturnya adalah di bawah ini : Gambar 1.1. RSVP pada jaringan 3. DiffServ Metode ini membagi layanan menjadi beberapa kelas dengan skala prioritas tertentu. Pemrioritasan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini: generasi mendatang seperti 3G, dan 4G yang sudah menggunakan sistem paket data. Oleh karena itu, perlu adanya mekanisme antrian untuk menghindari tumpukan data yang berlebih pada router maupun server. Gambar 1.3. Mekanisme Sistem Antrian (Sumber ; Dimas, 2006) Metodologi link layer ini memodelkan kanal nirkabel menjadi dua fungsi yaitu probabilitas dari non-empty buffer dan QoS exponent dari koneksi jaringan kemudian menggunakan algoritma untuk memperkirakan nilai dari kedua fungsi tersebut. Karakteristik trafik dan layanan dapat dilihat pada kurva di bawah ini: Gambar 1.4. Kurva karakteristik trafik dan layanan Skenario yang digunakan untuk pengamatan parameter QoS adalah di bawah ini: Gambar 1.2. Pembagian kelas aplikasi Parameter QoS diekstraksi dari jaringan nirkabel dengan memilih metode link layer yang bertujuan memberikan jaminan QoS. Hal ini dikarenakan jaringan nirkabel Gambar 1.5. Skenario pengamatan parameter QoS Beberapa parameter yang dijadikan referensi umum untuk dapat melihat performansi dari

8 jaringan IP adalah Utilisasi/Okupansi, Paket Loss, Delay, dan Availibilitas (Fatoni, 2011) 1. Utilisasi/Okupansi Teknologi IP adalah teknologi connectionless oriented, dimana proses transmisi informasi dari pengirim ke tujuannya tidak memerlukan pendifinisian jalur terlebih dahulu, seperti halnya teknologi connection oriented. Gambar 1.6. Pengukuran okupansi di dalam jaringan IP Dalam hal ini Utilisasi/okupansi jaringan cenderung dipengaruhi langsung oleh trafik yang ditransmisikan melewati jaringan IP tersebut. Sebagai gambaran pada tabel di bawah ini, menunjukkan besarnya bytes yang diperlukan untuk proses aplikasi IP. Tabel 1.1. Ukuran paket di dalam setiap Aplikasi APPLICATION PACKET SIZE Telnet bytes http bytes NFS bytes NetWare bytes Multimedia bytes Utilisasi/Okupansi IP yang dinyatakan dalam persen, dapat dihitung sebagai berikut : Seiring dengan perkembangan di teknologi jaringan IP dan kebutuhan dari layanan yang jalan di jaringan tersebut, layanan di jaringan IP tidak lagi hanya mengenal kelas Best Effort. Jaringan IP sudah dapat melakukan pengolahan trafik sesuai permohonan dari pelanggan ataupun disesuaikan dengan permintaan dari suatu layanan. Pengelolaan traffic ini dikenal dengan QoS (Quality of Service). QoS di jaringan dapat dikelompokan terdiri atas beberapa kelas layanan, mulai dari kelas Best Effort, kelas real time (terutama dipergunakan oleh layanan yang memerlukan pengiriman traffic yang real time), kelas yang membagi atas trafik yang dijamin dan best effort. 2. Paket Loss / Kongesti Packet loss didefinisikan sebagai kegagalan transmisi paket IP mencapai tujuannya. Kegagalan paket tersebut mencapai tujuan, dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinkan, diantaranya yaitu: a. Terjadinya overload trafik didalam jaringan, b. Tabrakan (congestion) dalam jaringan, c. Error yang terjadi pada media fisik, d. Kegagalan yang terjadi pada sisi penerima antara lain bisa disebabkan karena overflow yang terjadi pada buffer. Di dalam implementasi jaringan IP, nilai packet loss ini diharapkan mempunyai nilai yang minimum. Secara umum terdapat empat kategori penurunan performansi jaringan berdasarkan nilai packet loss sesuai dengan versi TIPHON-Telecommunications

9 and Internet ProtocolHarmonization Over Networks (TIPHON dalam Fatoni, 2011), yaitu seperti tampak pada tabel berikut. Tabel 1.2. Performansi jaringan IP berdasarkan packet loss KATEGORI PACKET LOSS DEGREDASI Sangat bagus 0 Bagus 3 % Sedang 15 % Jelek 25 % (Sumber : TIPHON dalam FATONI) 3. Delay Delay adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya. Delay di dalam jaringan dapat digolongkan sebagai berikut : a. Packetisasi delay Delay yang disebabkan oleh waktu yang diperlukan untuk proses pembentukan paket IP dari informasi user. Delay ini hanya terjadi sekali saja, yaitu di source informasi. b. Queuing delay Delay ini disebabkan oleh waktu proses yang diperlukan oleh router di dalam menangani transmisi paket di sepanjang jaringan. Umumnya delay ini sangat kecil, kurang lebih sekitar 100 micro second. c. Delay propagasi Proses perjalanan informasi selama di dalam media transmisi, misalnya SDH, coax atau tembaga, menyebabkan delay yang disebut dengan delay propagasi. Menurut versi TIPHON (Joesman, 2008 dalam Fatoni, 2011), besarnya delay dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Tabel 1.3. Performansi jaringan IP berdasarkan delay/latensi KATEGORI BESAR DELAY LATENSI Sangat bagus < 150 ms Bagus 150 s/d 300 ms Sedang 300 s/d 450 ms Jelek > 450 ms (Sumber : TIPHON dalam FATONI) 4. Jitter Jitter merupakan variasi delay antar paket yang terjadi pada jaringan IP. Besarnya nilai jitter akan sangat dipengaruhi oleh variasi beban trafik dan besarnya tumbukan antar paket (congestion) yang ada dalam jaringan IP. Semakin besar beban trafik di dalam jaringan akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya congestion dengan demikian nilai jitter-nya akan semakin besar. Semakin besar nilai jitter akan mengakibatkan nilai QoS akan semakin turun. Untuk mendapatkan nilai QoS jaringan yang baik, nilai jitter harus dijaga seminimum mungkin. Terdapat empat kategori penurunan performansi jaringan berdasarkan nilai peak jitter sesuai dengan versi TIPHON (Joesman 2008, dalam Fatoni, 2011), yaitu :

10 Tabel 1.4. Performansi jaringan IP berdasarkan parameter jitter KATEGORI DEGRADASI PEAK JITTER Sangat bagus 0 ms Bagus 0 s/d 75 ms Sedang 76 s/d 125 ms Jelek 125 s/d 225 ms (Sumber : TIPHON dalam FATONI) 5. Availibilitas a. Availibilitas Link Availibilitas link adalah service uptime link IP. Avaibilitas link IP tersebut dinyatakan dalam rumus berikut: b. Availibilitas Node Node di dalam terminologi jaringan IP umumnya adalah Router. Availability (ketersediaan) adalah persentase waktu router IP dapat berfungsi untuk menyediakan layanan. user ke AP sejauh 8 M, serta mengukur intensitas suhu di sekitar user. Gambar 1.7. Free Space Loss 2. Fresnel Zone Sebagai paremeter untuk menentukan kualitas signal yang di terima wireless client yang memiliki penghalang seperti tembok yang tebal dan membrane kaca yang memasuki zona ini maksimal 60% dari luas volume zona mengingat ruangan yang bersekat-sekat yang ada di Universitas Bina Darma. Visualisasi dari zona Fresnel ini dapat dilihat di bawah ini: Optimalisasi Jaringan Hotspot Agar mendapatkan kinerja jaringan nirkabel yang optimal, perlu adanya karakterisasi pada physical layer. Tujuan dari karakterisasi ini adalah untuk mendapatkan informasi karakteristik kanal nirkabel sehingga optimalisasi jaringan dapat ditentukan. (Dimas & Dkk, 2006). Parameter dalam optimalisasi jaringan adalah di bawah ini : 1. Free Space Loss Sebagai paremeter untuk menentukan kualitas signal yang di terima wireless client yang tidak memiliki penghalang seperti tembok yang tebal dan kaca. Dengan jarak Gambar 1.8. Fresnel Zone 3. Interferensi Co-Channel (Signal berdekatan) Jika suatu daerah mempunyai beberapa unit komunikasi pemancar-penerima (transceiver) dan beberapa pemakai menggunakan kanal yang sama atau kanal yang berdekatan, maka kinerja di pengaruhi oleh interferensi kanal sama, masing masing pemancar-penerima tidak hanya dipengaruhi oleh karakteristik daerah

11 sekitar. Pengaruh interferensi ini biasanya lebih besar dari pengaruh noise. Interferensi Co-Channel sebagai parameter untuk meningkatkan utilitas frekuensi. Visualisasi interferensi Co-Channel dengan kanal yang berdekatan pada gambar 1.9. dan kanal yang sama (chanel yang sama) pada gambar Gambar 1.9. interferensi Co-Channel Gambar Sinyal interferensi Co-Channel dalam satu chanel Faktor Yang Mempengaruhi QOS dan Solusi Pemecahannya Dari hasil pembahasan analisis terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran terhadap parameter QoS yang terdiri dari Bandwidth, throughput, Delay, Jitter dan Packet loss dalam jaringan Hotspot universitas Bina Darma yang bisa menyebabkan turunnya nilai QoS, yaitu : 1. Redaman, yaitu jatuhnya kuat sinyal karena pertambahan jarak dan tebalnya dinding penghalang. Setiap media transmisi memiliki redaman yang berbeda-beda, tergantung dari jenis dan bahan yang digunakan. Kekuatan sinyal yang ditransmisikan bisa mengalami pelemahan karena jarak yang jauh dan medium penghalang dalam bentuk apapun. Media transmisi yang digunakan yaitu Access Point. Jarak antara workstation pengirim dan penerima pada saat pengukuran mempunya jarak 8m dari Access Point. Untuk mengatasi redaman pada media transmisi yang digunakan pada jaringan Hotspot, perlu digunakan amplifier atau repeater sebagai penguat sinyal. 2. Distorsi, yaitu fenomena atau kejadian yang disebabkan bervariasinya kecepatan propagasi karena perbedaan bandwidth. Hal ini bisa terjadi akibat kecepatan sinyal yang berbeda dalam hal ini medium sinyal frekuensi yang di lalui pada seluruh jaringan Hotspot, sehingga data atau packet tiba pada penerima dalam waktu yang berbeda. Untuk mengurangi nilai distorsi, maka dibutuhkan bandwidth transmisi yang memadai dan dianjurkan digunakan pemakaian bandwidth yang seragam, sehingga distorsi dapat dikurangi. Ini bisa dilakukan dengan manajemen bandwidth melalui teknik klasifikasi paket data HTB (Hierarchical Token Bucket) yang telah ada dalam DD- WRT. Bandwidth ini sangat berpengaruh terhadap QoS, dengan bertambahnya jumlah pengguna yang dimiliki oleh jaringan Hotspot universitas Bina Darma maka akan mengakibatkan turunnya bandwidth setiap pengguna dalam jaringan LAN. Hal ini dikarenakan adanya pembagian bandwidth

12 yang proporsional dalam jaringan tersebut. Turunnya bandwidth setiap pengguna akibat bertambahnya jumlah pengguna akan sangat berpengaruh pada turunnya service rate setiap pengguna yang mengakibatkan waktu delay pengiriman paket akan bertambah. Kenaikan waktu delay juga dipengaruhi oleh jenis paket yang dikirimkan. Semakin besar nilai suatu paket akan semakin bertambah waktu delay pengiriman paket tersebut dalam setiap pengguna. Karenanya pengguna yang memiliki service rate kecil akan cocok untuk mengirimkan paket yang memiliki prioritas pengiriman yang rendah. Noise adalah tambahan sinyal yang tidak dikehendaki atau berdekatan (interferensi Co- Channel) yang masuk di manapun di antara transmisi pengirim dan penerima pada saat pengukuran parameter QoS. Noise ini akan menurunkan nilai QoS pada jaringan WLan universitas Bina Darma dan sangat berbahaya, karena jika terlalu besar akan dapat mengubah data asli yang dikirimkan. Untuk mengatasi noise ini bisa dilakukakan beberapa cara seperti berikut : menjauhkan media transmisi dari sumber noise seperti medan listrik dan magnet, Gunakan antenna sektoral atau antenna pengarah / narrow beam dengan penguatan tinggi. Biasanya sangat effektif untuk mengurangi interferensi terutama di daerah yang spectrumnya sangat padat sekali, gunakan jalur-jalur yang pendek, pilih frekuensi yang tidak banyak digunakan oleh stasiun lain, Ubah / ganti polarisasi antenna, Atur azimuth antenna, dan Ubah lokasi peralatan / antenna. 2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Lokasi Penelitian Penelitian di lakukan di Universitas Binadarma Palembang yang memiliki beberapa kampus yaitu: Kampus Utama, Kampus A, kampus B, Kampus C, dan Kampus D yang terletak di sepanjang jalan Jend. A. Yani Kerangka penelitian Kerangka penelitian merupakan suatu model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah riset. Kerangka penelitian akan memberikan manfaat, yaitu terjadi persepsi yang sama antara periset dan pembaca terhadap alur-alur pikiran periset, dalam rangka membentuk hipotesis-hipotesis risetnya secara logis. Dalam kerangka penelitian ini parameter yang akan di ukur dan di analisis terdiri dari Bandwidth, throughput, Delay, Jitter dan Packet loss, terhadap jaringan hotspot di Universitas Bina Darma, sehingga didapat besar kualitas layanan yang harus di penuhi atau yang memenuhi standar kualitas layanan yang baik menurut standar versi TIPHON. Kerangka penelitian untuk analisis QoS Jaringan LAN pada Universitas Bina Darma ditampilkan berikut ini. Gambar 2.1. Kerangka Penelitian

13 2.3. Alat dan bahan Alat dan bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Peralatan Penelitian Satu unit Laptop dengan spesifikasi : a. Processor Intel Dual-Core CPU 2.00 GHz b. RAM 3 GB c. Hardisk 250 GB d. Wi-Fi Broadcom b/g Wlan NIDS 5.1 e. Access Point G yang menggunakan DDWRT f. Printer IP2770s g. Thermometer ruangan 2. Bahan Penelitian a. Data pengukuran Frekuensi sinyal. b. Data kinerja system. c. Data interferensi Co-cahnnel yang diukur berdasarkan kondisi cuaca dan kepadatan trafik Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode tindakan atau action research. Adapun tahapan penelitian yang merupakan siklus dari action research ini, yaitu : 1. Melakukan diagnosa (Diagnosing) Melakukan mapping dan login ke tiap Access Point yang berada di titik area jangkauan yaitu di kampus utama (seluruh lantai), kampus A, kampus B, kampus C dan kampus D dengan jarak 8 M dari AP dengan menggunakan parameter fresnel zon (adanya penghalang berupa dinding tebal), free space loss (tanpa penghalang) dan gangguan penghalang berupa sinyal berdekatan (interferensi Co-chanel) dari komponen lain yang bisa menurunkan kualitas sinyal yang di terima enduser, untuk mendapatkan data QoS, suhu udara sekitar AP, chanel yang di gunakan dan sinyal Frekuensinya. Dari pemasalahpermasalahan yang terjadi yang dapat mempengaruhi kinerja keseluruhan jaringan AP. 2. Membuat rencana tindakan (Action Planning) mengidentifikasi masalah dari pengukuran dengan parameter yaitu free Space Loss, Fresnel Zone, dan interferensi Co-Channel, selanjutnya melakukan analisis dan menjelaskan permasalahan-permasalahan yang terjadi guna untuk mengatasi interferensi Co-Channel terhadap jaringan wireless. Melakukan Proses pengujian dan pengukuran untuk mendapatkan data untuk memudahkan pengambilan informasi QoS dari jaringan nirkabel seperti delay, troughput, jitter dan paket loss. 3. Melakukan tindakan (Action Taking) Parameter yang akan di ukur terdiri dari free Space Loss, Fresnel Zone, dan Co- Channel guna memudahkan pengambilan informasi QoS dari jaringan nirkabel yang dilakukan di tiap AP dengan di lakukan sebanyak 9 (sembilan) kali connection dan melakuakan pengukuran suhu di daerah sekitar AP dengan jarak 8 M dari user, digunakan metode link layer yang memiliki karakteristik sesuai dengan jaringan data paket dengan menggunakan tools seperti NetStumbler untuk sinyal dan chanel,

14 Axence NetTools untuk menganalisa besarnya bandwith, troughput, delay dan paket loss, kemudian Iperf digunakan untuk menganalisa jitter. Pengaturan physical link bertujuan untuk memberikan kualitas jaringan yang baik dari aspek fisik ( Dimas, 2006) dan mengatasi interferensi Co_channel terhadap wireless yaitu penganturan antena baik secara omnidirectional (secara mendatar) dan directional (secara vertical). Sehingga jaminan QoS yang diberikan disesuaikan dengan aplikasi yang digunakan serta efisiensi terhadap jaringan. 4. Melakukan evaluasi (Evaluating) Setelah dilakukan implementasi (action taking) dengan model Link layer untuk pengukuran tiap perangkat Access Point pada parameter QoS. Hasil pengukuran parameter QoS yang terdiri dari Bandwidth, throughput, Delay, Jitter dan Packet loss dapat di evaluasi dan di analisis. 5. Pembelajaran (Learning) Dari data yang telah di hasilkan baik dengan perhitungan ataupun dengan kejadiandi pelajari digunakan untuk mendapatkan sebuah kesimpulan dan cara mengatasi interferensi Co-channel dan Fresnel Zone yang dapat menurunkan sinyal Data dan Variable Penelitian Alat dan bahan dalam penelitian telah lengkap selanjutnya mengadakan penelitian yang menggunakan metode action research degan melakukan beberapa tahapan yaitu melakukan diagnose, membuat rencana tindakan, melakukan tindakan, melakukan evaluasi dan selanjutnya di pelajari, dari tahapan-tahapan tersebut menghasilkan data yang berupa perhitungan maupun kajian literature yaitu melalui studi pustaka dan studi lapangan. Data adalah informasi tentang sesuatu. Data yang dikumpulkan berapapun banyaknya, bukanlah merupakan tujuan dari penelitia. Akan tetapi data dapat merupakan sarana untuk memudahkan penafsiran dan memahami maknanya. Jadi pengambilan (pengumpulan) data merupakan langkah yang penting dalam penelitian. Data penelitian studi lapangan didapatkan dengan memfokuskan variable-variabel parameter yang akan di ukur dan dianalisis kemudian diolah menjadi sebuah acuan yaitu terdiri dari 1)Bandwidth dalam Kilobytes persecond (kbps) dan hasil ini di kalikan dengan 10, 2)throughput banyaknya paket yang diterima dari suatu kurun waktu tertentu, 3)Delay pengukuran terhadap skema jaringan melalui enduser ke AP, didapat nilai delay dalam milisecond (ms), 4)Jitter pengukuran jitter untuk perangkat server Radius dengan IP x melalui enduser dari masing-masing Ap menghasilkan nilai jitter dalam milisecond (ms) dan 5) Packet loss menunjukkan jumlah total paket yang hilang, terhadap jaringan hotspot di Universitas Bina Darma, sehingga didapat besar kualitas layanan (QoS) yang harus di penuhi atau yang memenuhi standar kualitas layanan yang baik menurut standar versi TIPHON Metode Pengumpulan Data Dalam penulisan tesis ini metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah : 1. Observasi ( Pengamatan )

15 Dengan melakukan pengamatan terhadap jaringan hotspot yang ada di Universitas Bina Darma. 2. Diskusi dan Wawancara Melakukan diskusi dan wawancara langsung dengan Administrator jaringan. Mahasiswa dan para dosen mengenai hal hal yang berhubungan dengan objek yang ditinjau dengan menggunakan interview guide. 3. Studi Pustaka Melakukan studi pustaka di perpustakaan Universitas Bina Darma dan Searcing di internet untuk melengkapi dan mendukung secara teori informasi yang telah diperoleh Metode Analisis Data Data-data yang telah terkumpul selanjutnya di analisis dengan menggunakan metode kualintatif. Menurut Dwiyanto (2006) metode kualintatif adalah tata cara pengumpulan data yang lazim yaitu melalui studi pustaka dan studi lapangan, dilanjutkan oleh rahayu (2000) laporan hasil penelitian kualitatif selalu panjang lebar, karena memang tujuan penelitian kualitatif adalah menghayati dan membuat orang lain memahami masalah yang diteliti. Data penelitian studi pustaka dan studi lapangan didapatkan dengan memfokuskan variabel-variabel parameter yang akan di ukur dan kemudian di analisis yang telah di rumuskan dalam kerangka pemikiran yaitu Bandwidth, throughput, Delay, Jitter dan Packet loss, yang dibantu dengan menggunakan tools yaitu NetStumbler, axence NetTool, dan Iperf, terhadap jaringan hotspot di Universitas Bina Darma, sehingga didapat besar kualitas layanan (QoS) yang harus di penuhi atau yang memenuhi standar kualitas layanan yang baik menurut standar versi TIPHON. Sehingga jaminan QoS yang di berikan disesuaikan dengan aplikasi yang digunakan serta efisiensi terhadap jaringan Wireless LAN (Hotspot) di Universitas Bina Darma Alat Analisis Menurut Rahadi (2010), Tujuan pokok suatu penelitian adalah untuk menjawab pertanyaan dan hipotesis. Untuk itu peneliti merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, memproses data, membuat analisis dan interpretasi. Analisis data belum dapat menjawab pertanyaan penelitian. Setelah data dianalisis dan diperoleh informasi yang lebih sederhana, hasil analisis tersebut harus diinterpretasi untuk mencari makna dan implikasi dari hasil analisis tersebut. Analisa data adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca. Step pertama dalam analisa adalah membagi data atas kelompok atau kategorikategori, kategori tidak lain dari bagian-bagian. Alat analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini berupa software aplikasi yang terbagi atas tiga software, yaitu : 1. Netstumbler untuk menganalisa signal dan chanel Access Point. 2. Axence NetTools untuk menganalisa besarnya bandwidth, troughput, delay dan paket loss. 3. Iperf digunakan untuk menganalisa paket jitter.

16 3. Hasil dan Pembahasan Dari analisis hasil pengukuran terhadap lima parameter QoS serta faktor-faktor yang mempengaruhinya ada perbedaan hasil pengukuran setiap Access Point seperti tabel 1.1 dibawah ini. Perbedaan ini dipengaruhi oleh adanya redaman terhadap sinyal yang ditransmisikan pada medium Access Point. Distorsi yang merupakan kecepatan sinyal yang melalui medium yang berbeda yang berpengaruh terhadap perbedaan hasil pengukuran antara setiap AP. Selain itu noise yang merupakan gangguan terhadap sinyal yang dikirimkan antara pengirim dan penerima juga berpengaruh dapat di lihat dari tabel 3.1 dan 3.2. Tabel 3.1. Perbandingan paremeter QoS dengan tanpa penghalang (Free Sface Loss) Tabel 3.2. Perbandingan paremeter QoS dengan penghalang (Fresnel Zone) Berdasarkan tabel perbandingan QoS hasil pengukuran diatas bahwa QoS jaringan Hotspot pada Universitas Bina Darma hampir sama hasilnya, untuk parameter delay dan jitter, yaitu index 12.6 dan Sedangkan untuk parameter packet loss, throughput dan bandwidth menghasilkan index yang berbeda. Dapat jelas dilihat perbandingan QoS di dalam gambar grafik 3.1 dan gambar grafik 3.2 Gambar 3.1. Grafik Perbandingan QoS tanpa penghalang

17 3. Untuk merespon terhadap adanya perubahan-perubahan pada aliran traffic di jaringan. 4. Untuk mengurangi interferensi Co-Channel Gambar 3.2. Grafik Perbandingan QoS adanya penghalang Pendekatan QoS saat ini adalah diffserv, menurut Dimas dkk (2006) metode diffserv membagi layanan menjadi beberapa kelas dengan skala prioritas tertentu, dilanjutkan Scribd INC (2011) dalam model diffserv, paket di tandai sesuai dengan jenis layanan yang mereka butuhkan. Ketika sebuah paket harus diteruskan dari sebuah interface dengan antrian, paket-paket yang membutuhkan jitter rendah diberikan prioritas di atas paket-paket antrian yang lain. Biasanya, beberapa bandwidth dialokasikan secara default untuk mengontrol paket, sedangkan best effort traffic mungkin hanya akan diberikan bandwidth yang tersisa, yang bisa dilihat jelas pada tabel 5.6 dan tabel 5.7 untuk parameter delay dan jitter. Pada penerapan QoS jaringan WLan pada Universitas Bina Darma Ada beberapa alasan mengapa QoS itu sangat penting, yaitu: 1. Untuk memaksimalkan penggunaan investasi jaringan Hotspot yang sudah ada seperti memaksimalkan bandwidth. 2. Untuk meningkatkan performansi untuk aplikasi-aplikasi yang sensitif terhadap delay, seperti Voice dan Video melalui video conference. 4. Kesimpulan Dari hasil pengukuran dan analisis QoS terhadap jaringan HotSpot pada Universitas Bina Darma didapatkan kesimpulan, 1. QoS jaringan Hotspot di Universitas Binadarma di pengaruhi oleh factor tembok tebal (Fresnel Zone) dan ganguan sinyal berdekatan (interferensi Co-Channel) dari komponen lain bisa juga menurunkan kualitas sinyal yang di terima enduser. Faktor ini terlebih memperkuat indikator kinerja jaringan yaitu delay, troughput, dan paket loss. 2. Untuk menguatkan kinerja jaringan Hotspot Bina Darma harus diperhatikan kontrol terhadap aspek redaman, distorsi dan noise, serta Kapasitas Bandwidth yang tersedia Saran 1. Untuk mendapatkan QoS yang baik, diperlukan pengaturan pemakaian bandwidth dalam jaringan sebaik mungkin. HTB (Hierarchy Token Bucket) yang merupakan teknik terbaru dan sangat support terhadap aplikasi DD-WRT yang telah ada di dalam Access Point. Selain itu dalam usaha menjaga dan meningkatkan nilai QoS, dibutuhkan teknik untuk menyediakan utilitas jaringan, yaitu dengan mengklasifikasikan dan memprioritaskan setiap informasi sesuai dengan karakteristiknya.

18 2. Untuk memperhatikan standar nilai QoS perlu di lakukan beberapa hal: a. Gunakan amplifier atau repeater untuk mengatasi redaman agar bandwidth yang cukup untuk mengatasi distribusi komunikasi. b. Gunakan kabel yang berisolasi dan jauhkan dari medan listrik untuk menghindari noise. c. Kurangi beben trafik juga agar tidak timbul masalah dalam hal RTT (Round Trip Time) dan delay. d. Gunakan jaringan pada batas ambang terhadap kapasitas (bandwidth) untuk menghindari packet loss. e. Pilih frekuensi yang tidak banyak digunakan oleh stasiun lain untuk mengatasi interferensi Co_Channel pada chanel yang sama f. Ubah / ganti polarisasi antenna, Atur azimuth antenna, dan Ubah lokasi peralatan / antenna secara omnidirectional yang menfokuskan daya secara horizontal (mendatar) atau secara directional yang memiliki pola pemancara sinyal dengan satu arah tertentu (vertical), untuk mengatasi interferensi Co-Channel interface. Referensi Agung S., Remote Authentication Dial In User Service (RADIUS) untuk Autentikasi Pengguna Wireless LAN, Laporan Akhir EC-5010 Institut Teknologi Bandung,2005, /index.html, (5 Mei 2008) Dimas Widyasastrena, Yusep Rosmansyah & Armin ZR Langi, Optimalisasi jaringan nirkabel 2,4 GHZ untuk menjamin QoS pada Rural-NGN, (26 mei 2011). Fatoni, 2010, Analisis jaringan dengan metode QoS studi kasus universitas binadarma.vol.1 No ISSN Universitas Binadarma. Palembang J. Hassel, RADIUS, O Reilly, Kunang Yessi Novaria dan Ilman Zuhri Yadi, Autentikasi Pengguna Wireless Lan Berbasis Radius Server (Studi Kasus Wlan Universitas Bina Darma) Palembang. p-content/uploads/2011/04/autentikasipwngguna-hotspot.pdf (26 mei 2011). Rahadi, Dedi Rianto. Proses Riset Penelitian, Tunggal Mandiri Publishing. Malang Reza Fuad, Standar IEEE 802.1xTeori dan Implementasi, 2007, Reza Fuad, (7 Agustus 2008). Teuku Yuliar Arif, Syahrial, dan Zulkiram, Studi Protokol Autentikasi pada Layanan Internet Service Provider (ISP ), Jurnal Rekayasa ELektrika: Volume 6 No.1 / April 2007, (1 Mei 2008). Umar, Husein, 2003 Metode Riset Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

ANALISIS QOS WIRELESS LAN PADA PERANGKAT ACCESS POINT g

ANALISIS QOS WIRELESS LAN PADA PERANGKAT ACCESS POINT g ANALISIS QOS WIRELESS LAN PADA PERANGKAT ACCESS POINT 802.11g Timur Dali Purwanto Dosen Universitas Bina Darma Jalan Ahmad Yani No.3 Palembang Sur-el: timur@mail.binadarma.ac.id Abstract: Performance of

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Jaringan Nirkabel Berbasis Radius Server

Evaluasi Kinerja Jaringan Nirkabel Berbasis Radius Server Evaluasi Kinerja Jaringan Nirkabel Berbasis Radius Server Syahril Rizal 1, Timur Dali Purwanto 2 1 Universitas Bina Darma, Palembang, syahril.rizal@binadarma.ac.id 2 Universitas Bina Darma, Palembang,

Lebih terperinci

EVALUASI JARINGAN INTERNET PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KOTA PALEMBANG

EVALUASI JARINGAN INTERNET PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KOTA PALEMBANG EVALUASI JARINGAN INTERNET PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KOTA PALEMBANG Timur Dali Purwanto 1, Irwansyah 2 Dosen Universitas Bina Darma 1,2 Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 3 Palembang Sur-el: timoerok@gmail.com

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN ANALISIS PERBANDINGAN QOS (QUALITY OF SERVICE) PADA MANAGEMENT BANDWITH DENGAN METODE CBQ (CLASS BASED

PROPOSAL PENELITIAN ANALISIS PERBANDINGAN QOS (QUALITY OF SERVICE) PADA MANAGEMENT BANDWITH DENGAN METODE CBQ (CLASS BASED PROPOSAL PENELITIAN ANALISIS PERBANDINGAN QOS (QUALITY OF SERVICE) PADA MANAGEMENT BANDWITH DENGAN METODE CBQ (CLASS BASED QUEUING) DAN HTB (HIERARCHICAL TOKEN BUCKET) I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 EISSN 2303-2480 ANALISA QOS PADA JARINGAN HOTSPOT TERPADU 1 Eka Puji Agustini, dan 2 Ilman Zuhriyadi 1,2 Jurusan Sistem Informasi, Universitas

Lebih terperinci

MONITORING DAN ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) JARINGAN INTERNET PADA GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA DENGAN METODE DRIVE TEST

MONITORING DAN ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) JARINGAN INTERNET PADA GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA DENGAN METODE DRIVE TEST MONITORING DAN ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) JARINGAN INTERNET PADA GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA DENGAN METODE DRIVE TEST Pipit Wulandari 1*, Sopian Soim 1, Mujur Rose 1 1 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Analisis adalah proses mengurai konsep kedalam bagian-bagian yang lebih sederhana, sedemikian rupa sehingga struktur logisnya menjadi jelas (Fikri 2007). Analisis

Lebih terperinci

Evaluasi Quality of Service Jaringan Internet (Studi Kasus : RS Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang)

Evaluasi Quality of Service Jaringan Internet (Studi Kasus : RS Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang) PROSIDING seminar nasional sisfotek Sistem Informasi dan Teknologi Informasi www.seminar.iaii.or.id ISSN 2597-3584 (media online) Evaluasi Quality of Service Jaringan Internet (Studi Kasus : RS Kusta Dr.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan Wi-Fi memudahkan dalam mengakses jaringan dari pada menggunakan kabel. Ketika menggunakan WiFi, pengguna dapat berpindahpindah tempat. Meskipun

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah

Lebih terperinci

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T KUALITAS LAYANAN Budhi Irawan, S.Si, M.T KUALITAS LAYANAN (QOS) QoS merupakan terminologi yang digunakan untuk mendefinisikan kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan tingkat jaminan layanan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)

Lebih terperinci

Analisa Kinerja Jaringan W-LAN Pada Perangkat Access Point /g (Studi Kasus Fakultas Teknik Universitas Riau)

Analisa Kinerja Jaringan W-LAN Pada Perangkat Access Point /g (Studi Kasus Fakultas Teknik Universitas Riau) Analisa Kinerja Jaringan W-LAN Pada Perangkat Access Point 802.11/g (Studi Kasus Fakultas Teknik Universitas Riau) Eko Prasetyo Manru*, Febrizal** *Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

Quality of Service. Sistem Telekomunikasi Prodi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

Quality of Service. Sistem Telekomunikasi Prodi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto Quality of Service Sistem Telekomunikasi Prodi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto QoS (Quality of Service) mengukur tingkat kepuasan pelanggan (user) terhadap pelayanan jaringan berdasarkan efek yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia BAB 4 ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas hasil pengukuran data dari layanan IMS pada platform IPTV baik pada saat pelanggan (user) di home network maupun pada saat melakukan roaming atau berada pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transmisi merupakan suatu pergerakan informasi melalui sebuah media jaringan telekomunikasi. Transmisi memperhatikan pembuatan saluran yang dipakai untuk mengirim

Lebih terperinci

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK. Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK. Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3 OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3 1 Program Studi Teknik Telekomunikasi DIV, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM (WDS) PADA JARINGAN RT/RW NET

ANALISIS KINERJA WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM (WDS) PADA JARINGAN RT/RW NET ANALISIS KINERJA WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM (WDS) PADA JARINGAN RT/RW NET Riko Sampurna Bakti Teknik Informatika, Universitas Bina Darma Palembang Jln. Jenderal Ahmad Yani No.3, Palembang 30264 E-mail

Lebih terperinci

BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Berikut penelitian-penelitian yang mendasari penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara langsung melalui jaringan kabel[1,2]. Implementasi jaringan dengan

I. PENDAHULUAN. secara langsung melalui jaringan kabel[1,2]. Implementasi jaringan dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang JSN merupakan jaringan sistem pemantauan objek yang tersebar dalam cakupan area tertentu, dimana kondisi lingkungan tidak mendukung adanya transmisi data secara langsung

Lebih terperinci

3.1 Tempat dan waktu Penelitan Data Rancangan Penelitian Perangakat dan Teknik Pengumpulan Data

3.1 Tempat dan waktu Penelitan Data Rancangan Penelitian Perangakat dan Teknik Pengumpulan Data DAFTAR ISI Judul... i Lembar Pernyataan Orisinalitas... iii Lembar Pengesahan... iv Kata Pengantar... v Daftar Isi... vii Daftar Gambar... ix Daftar Tabel... x Daftar Singkatan... xiv BAB I Pendahuluan...

Lebih terperinci

ANALISIS QUALITY OF SERVICE JARINGAN WIRELESS SUKANET WiFi DI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA

ANALISIS QUALITY OF SERVICE JARINGAN WIRELESS SUKANET WiFi DI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA ANALISIS QUALITY OF SERVICE JARINGAN WIRELESS SUKANET WiFi DI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA Bambang Sugiantoro 1, Yuha Bani Mahardhika 2 Teknik Informatika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 38 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dibahas mengenai pengujian dan analisis hasil implementasi yang telah dilakukan. Pengujian dan analisis ini bertujuan untuk mengetahui performansi pada jaringan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless.

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless. BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Jaringan Komputer Kecepatan perkembangan teknologi menjadikan proses transformasi informasi sebagai kebutuhan utama manusia yang akan semakin mudah didapatkan dengan cakupan

Lebih terperinci

ANALISA PARAMETER QOS DAN RMC JARINGAN INTERNET DI POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

ANALISA PARAMETER QOS DAN RMC JARINGAN INTERNET DI POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA ANALISA PARAMETER QOS DAN RMC JARINGAN INTERNET DI POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA Irma Suryani 1), Lindawati 2) Irma Salamah 3 ) 1),2),3) Jurusan Teknik Elektro, Program Studi Teknik Telekomunikasi Politeknik

Lebih terperinci

Seminar Nasional Riset dan IInovasi Teknologi (SEMNAS RISTEK); Jakarta, 13 Januari 2017 ISSN: SAKAINTEK

Seminar Nasional Riset dan IInovasi Teknologi (SEMNAS RISTEK); Jakarta, 13 Januari 2017 ISSN: SAKAINTEK Seminar Nasional Riset dan IInovasi Teknologi (SEMNAS RISTEK); Jakarta, 3 Januari 07 ISSN:57-53 SAKAINTEK Seminar Nasional Riset dan Inovasi Teknologi (SEMNAS RISTEK); Jakarta, 3 Januari 07 ISSN:57-53

Lebih terperinci

Modul Jaringan M Komputer 2016

Modul Jaringan M Komputer 2016 2 TIMUR DALI PURWANTO, M.KOM MATERI PENGENALAN JARINGAN KOMPUTER 1. TEORI A. Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu

Lebih terperinci

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management Jenis Koneksi Congestion Control QoS (Quality of Service) Metode Pengendalian Trafik (QoS) Simulasi Traffic Management

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi WiMAX (Worldwide Interoperabilitas for Microwave Access) yang berbasis pengiriman data berupa paket dan bersifat connectionless oriented merupakan teknologi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERFORMANSI GPON

BAB IV ANALISIS PERFORMANSI GPON BAB IV ANALISIS PERFORMANSI GPON Dalam prakteknya penerapan teknologi GPON dengan menggunakan fiber optik atau FTTH, agar service triple play tersebut dapat berjalan secara simultan dengan baik maka harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada jaringan wireless kebutuhan akan Quality of service sangatlah penting, demi mencapai kepuasan dari user dalam menggunakannya. Faktor-faktor dari Quality of service

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA TEKNOLOGI JARINGAN WIRELESS PADA FREKUENSI 2.4 GHz DALAM KONDISI RUANGAN TERTENTU

ANALISIS KINERJA TEKNOLOGI JARINGAN WIRELESS PADA FREKUENSI 2.4 GHz DALAM KONDISI RUANGAN TERTENTU ANALISIS KINERJA TEKNOLOGI JARINGAN WIRELESS PADA FREKUENSI 2.4 GHz DALAM KONDISI RUANGAN TERTENTU 1 Muhammad Arif Setyawan, 2 Suwanto Raharjo, 3 Erna Kumalasari N. 1,2,3, Teknik Informatika,Institut Sains

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan tanpa kabel (wireless) sebenarnya hampir sama dengan jaringan LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN (Wireless Local Area Network) menggunakan wireless

Lebih terperinci

Implementasi Sinkronisasi Uni-Direksional antara Learning Management System Server dan User pada Institusi Pendidikan Berbasis Moodle

Implementasi Sinkronisasi Uni-Direksional antara Learning Management System Server dan User pada Institusi Pendidikan Berbasis Moodle Implementasi Sinkronisasi Uni-Direksional antara Learning Management System Server dan User pada Institusi Pendidikan Berbasis Moodle DZATA FARAHIYAH NRP 2206100140 Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Teknologi Next Generation Network (NGN) merupakan terobosan dalam bidang telekomunikasi dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan layanan komunikasi yang semakin berkembang

Lebih terperinci

5. QoS (Quality of Service)

5. QoS (Quality of Service) PENGENDALIAN MUTU TELEKOMUNIKASI 5. QoS (Quality of Service) Latar Belakang QoS Karakteristik Jaringan IP Alokasi Sumber Daya Definisi QoS QoS adalah suatu pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK FUTRI UTAMI 1), HJ. LINDAWATI 2), SUZANZEFI 3) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Program Studi D IV Teknik Telekomunikasi,

Lebih terperinci

D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA ( ) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER

D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA ( ) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA (011140020) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER 3 2015 1. Pengertian Kualitas Layanan (Quality Of Service) a. Para Ahli (Menurut Ferguson & Huston 1998),

Lebih terperinci

ANALISA KUALITAS JARINGAN VSAT DENGAN METODE QUALITY OF SERVICE (STUDI KASUS KABUPATEN MUSI BANYUASIN)

ANALISA KUALITAS JARINGAN VSAT DENGAN METODE QUALITY OF SERVICE (STUDI KASUS KABUPATEN MUSI BANYUASIN) ANALISA KUALITAS JARINGAN VSAT DENGAN METODE QUALITY OF SERVICE (STUDI KASUS KABUPATEN MUSI BANYUASIN) Irwansyah 1 Universitas Bina Darma, Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12 Palembang, irwansyah@mail.binadarma.ac.id

Lebih terperinci

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T.

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T. TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T. Disusun oleh : Nurul Haiziah Nugraha (14101025) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan internet, muncul tuntutan dari para pengguna jasa telekomunikasi agar mereka dapat memperoleh akses data dengan cepat dimana pun mereka berada.

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET Panji Firmansyah, Naemah Mubarakah Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN QUALITY OF SERVICE (QOS) FIRMWARE ORIGINAL TL-MR3020 DENGAN FIRMWARE OPENWRT BERBASIS OPENSOURCE

ANALISIS PERBANDINGAN QUALITY OF SERVICE (QOS) FIRMWARE ORIGINAL TL-MR3020 DENGAN FIRMWARE OPENWRT BERBASIS OPENSOURCE ANALISIS PERBANDINGAN QUALITY OF SERVICE (QOS) FIRMWARE ORIGINAL TL-MR3020 DENGAN FIRMWARE OPENWRT BERBASIS OPENSOURCE Rio Pahlevi Ferdy Pratama Heru Trirus Tianto Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut:

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut: BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. TOPOLOGI SISTEM JARINGAN Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan dan implementasi teknologi MIPv4 dengan diperhatikannya faktor kualitas layanan dan kehandalan. Adapun

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN QUALITY OF SERVICE (QOS) LOAD BALANCING METODE NTH DAN PCC (PER CONNECTION CLSSFIER) BERBASIS MIKROTIK OS

ANALISIS PERBANDINGAN QUALITY OF SERVICE (QOS) LOAD BALANCING METODE NTH DAN PCC (PER CONNECTION CLSSFIER) BERBASIS MIKROTIK OS ANALISIS PERBANDINGAN QUALITY OF SERVICE (QOS) LOAD BALANCING METODE NTH DAN PCC (PER CONNECTION CLSSFIER) BERBASIS MIKROTIK OS Lion Trisno Jurusan Teknik Informatika STMIK PALCOMTECH PALEMBANG Abstrak

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam QoS terdapat salah satu mekanisme yang dapat menjamin kualitas layanan dalam jaringan yang disebut dengan Differentiated Service. DiffServ tidak memperhatikan

Lebih terperinci

Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis

Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis Moodle Sebagai Metode Pembelajaran Jarak Jauh Pada Institusi Pendidikan Esther Sondang Saragih NRP

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER T. Muhammad, M. Zulfin Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl.

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Teknologi jaringan Wi-Fi (Wireless Fidelity) saat ini memperlihatkan

BAB I. PENDAHULUAN. Teknologi jaringan Wi-Fi (Wireless Fidelity) saat ini memperlihatkan BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi jaringan Wi-Fi (Wireless Fidelity) saat ini memperlihatkan perkembangan pesat, terutama dalam hal kecepatan transfer data yang didukung oleh semakin besarnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. WLAN dengan teknologi Infra red (IR) dan Hewlett-packard (HP) menguji WLAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. WLAN dengan teknologi Infra red (IR) dan Hewlett-packard (HP) menguji WLAN BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wireless Local Area Network (WLAN) Sejarah WLAN diawali pada tahun 1970, IBM mengeluarkan hasil rancangan WLAN dengan teknologi Infra red (IR) dan Hewlett-packard (HP) menguji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1 I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia teknologi informasi dan telekomunikasi semakin canggih dan pesat dengan adanya perkembangan internet. Saat ini teknologi informasi dan telekomunikasi sudah

Lebih terperinci

CARA MENJALANKAN PROGRAM

CARA MENJALANKAN PROGRAM CARA MENJALANKAN PROGRAM 4.1.1 Konfigurasi Router Dalam konfigurasi Wireless Distribution System (WDS) setiap mikrotik wireless dikonfigurasi sama dan saling terhubung yang sedikit berbeda hanya pada mikrotik

Lebih terperinci

ANALISIS DETEKSI INTERFERENSI DAN PENURUNAN PERFORMANCE HOTSPOT UNIVERSITAS BINA DARMA DISEKITAR AREA JARINGAN JUN IMANULLAH

ANALISIS DETEKSI INTERFERENSI DAN PENURUNAN PERFORMANCE HOTSPOT UNIVERSITAS BINA DARMA DISEKITAR AREA JARINGAN JUN IMANULLAH ANALISIS DETEKSI INTERFERENSI DAN PENURUNAN PERFORMANCE HOTSPOT UNIVERSITAS BINA DARMA DISEKITAR AREA JARINGAN JUN IMANULLAH 12142139 Telah Diterima Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141 ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141 ANALYTICAL STUDY OF QoS (Quality of Service) IN THE IMPLEMENTATION OF VOICE COMMUNICATION APPLICATION VoIP (Voice over Internet Protocol) ON THE INTRANET

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pengendalian kepadatan (congestion control) antrian di jaringan sampai saat ini tetap menjadi issue prioritas tinggi dan sangat penting. Pertumbuhan internet

Lebih terperinci

2. Pentingnya QoS Ada beberapa alasan mengapa kita memerlukan QoS, yaitu:

2. Pentingnya QoS Ada beberapa alasan mengapa kita memerlukan QoS, yaitu: 1. Definisi QoS ( Quality Of Service ) Dari segi networking, QoS mengacu kepada kemampuan memberikan pelayanan berbeda kepada lalulintas jaringan dengan kelas-kelas yang berbeda. Tujuan akhir dari QoS

Lebih terperinci

Instalasi dan Troubleshooting Jaringan Wireless

Instalasi dan Troubleshooting Jaringan Wireless Instalasi dan Troubleshooting Jaringan Wireless Materi 9 - Teknologi Jaringan Wireless Bahasan Multipath Hidden Node Near/Far System throughput Co-location throughput Types of interference Range considerations

Lebih terperinci

7.1 Karakterisasi Trafik IP

7.1 Karakterisasi Trafik IP BAB VIII TRAFIK IP Trafik IP (Internet Protocol), secara fundamental sangat berbeda dibanding dengan trafik telepon suara (klasik). Karenanya, untuk melakukan desain dan perencanaan suatu jaringan IP mobile,

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI 2206100535 MPLS (Multi Protocol Label Switching) Penggabungan antara IP dan ATM Mengoptimalkan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka 1. Pendahuluan Manajemen bandwidth menentukan bagaimana kualitas dari layanan internet suatu jaringan, sehingga manajemen bandwidth yang diterapkan harus sesuai dengan kebutuhan dan keadaan suatu jaringan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan yang dilakukan merupakan hasil dari percobaan terhadap parameter-parameter yang telah ditentukan. Setelah itu dilakukan analisis untuk mendapat perbandingan unjuk

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. Jaringan IP

Lebih terperinci

BAB III. IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL

BAB III. IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL 21 BAB III IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL 3. 1 Sejarah Singkat Wireless Fidelity Wireless fidelity (Wi-Fi) merupakan teknologi jaringan wireless yang sedang berkembang pesat dengan menggunakan standar

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Perancangan dan Analisa 1. Perancangan Ideal Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget FSL (db) 101,687 Absorption Loss (db) 0,006 Total Loss 101,693 Tx Power (dbm) 28 Received

Lebih terperinci

Jaringan Wireless. Komponen utama pembangun jaringan wireless. 1. PC Personal Computer)

Jaringan Wireless. Komponen utama pembangun jaringan wireless. 1. PC Personal Computer) Jaringan Wireless Wireless atau wireless network merupakan sekumpulan komputer yang saling terhubung antara satu dengan lainnya sehingga terbentuk sebuah jaringan komputer dengan menggunakan media udara/gelombang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah congestion sering ditemukan dalam proses jalur data pada internet, yang pada umumnya diartikan sebagai proses terjadinya perlambatan atau kemacetan. Perlambatan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN SISTEM 31 BAB III PERENCANAAN SISTEM 3.1 Pendahuluan Tugas Akhir ini merupakan pengembangan dari Tugas Akhir yang berjudul Simulasi dan Analisis Performansi QoS pada Aplikasi Video Live Streaming menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN BAB III METODE PENGEMBANGAN di bawah. 3.1. Perancangan Sistem dan Blok Diagram Sistem Perancangan sistem yang digunakan dapat dijelaskan dengan blok diagram Gambar 3.1 PERANCANGAN PENERAPAN PERSIAPAN DATA

Lebih terperinci

Dukungan yang diberikan

Dukungan yang diberikan PERKEMBANGAN KOMUNIKASI DATA NIRKABEL Pertengahan abad 20, teknologi nirkabel berkembang pesat, diimplementasikan dalam bentuk teknologi radio, televisi, telepon mobil, dll. Komunikasi lewat sistem satelit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gunung berapi, memantau kondisi rumah, dan event penting lainnya (Harmoko,

BAB I PENDAHULUAN. gunung berapi, memantau kondisi rumah, dan event penting lainnya (Harmoko, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan terhadap kebutuhan informasi semakin meningkat, dimana tidak hanya informasi berupa text dan gambar saja tetapi juga melibatkan semua aspek multimedia

Lebih terperinci

2.2.1 ARSITEKTUR WIRELESS LAN INTERFERENSI JANGKAUAN DESAIN WIRELESS LAN KEAMANAN WIRELESS LAN...

2.2.1 ARSITEKTUR WIRELESS LAN INTERFERENSI JANGKAUAN DESAIN WIRELESS LAN KEAMANAN WIRELESS LAN... DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... ii LEMBAR PENGESAHAN SIDANG PENGUJI... iii LEMBAR PERTANGGUNG JAWABAN MATERI... iv ABSTRAK... v PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana   Abstrak ANALISIS PENGARUH SOFT HANDOVER PADA MOBILE STATION TERHADAP KUALITAS LAYANAN VOIP DI JARINGAN UMTS Putu Fadly Nugraha Putu Fadly Nugraha1, IGAK Diafari Djuni H2, Pande Ketut Sudiarta3 1,2,3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Analisis Implementasi Aplikasi Video Call pada Sinkronisasi Learning Management System berbasis Moodle sebagai Metode Distance Learning

Analisis Implementasi Aplikasi Video Call pada Sinkronisasi Learning Management System berbasis Moodle sebagai Metode Distance Learning 1/6 Analisis Implementasi Aplikasi Video Call pada Sinkronisasi Learning Management System berbasis Moodle sebagai Metode Distance Learning dalam Institusi Pendidikan FAUZAN SAIFUL HAQ M NRP 2206100018

Lebih terperinci

QUALITY OF SERVICE (QOS) PADA JARINGAN INTERNET DENGAN METODE HIERARCHY TOKEN BUCKET

QUALITY OF SERVICE (QOS) PADA JARINGAN INTERNET DENGAN METODE HIERARCHY TOKEN BUCKET QUALITY OF SERVICE (QOS) PADA JARINGAN INTERNET DENGAN METODE HIERARCHY TOKEN BUCKET Rasudin rasudin@gmail.com ABSTRAK Permasalahan lambatnya akses Internet client terjadi ketika mengakses Internet secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian VRRP VRRP (Virtual Routing Redundancy Protocol) merupakan salah satu protokol open source redundancy yang artinya dapat digunakan di berbagai merek perangkat dan dirancang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Data 2.2 Infrastruktur Jaringan Telekomunikasi

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Data 2.2 Infrastruktur Jaringan Telekomunikasi BAB II DASAR TEORI Sebelum melakukan perancangan sistem pada penelitian, bab II menjelaskan teori-teori yang digunakan sehubungan dengan perancangan alat dalam penelitian skripsi. 2.1 Sistem Komunikasi

Lebih terperinci

Jurnal JARKOM Vol. 5 No. 2 Juni 2017 ISSN:

Jurnal JARKOM Vol. 5 No. 2 Juni 2017 ISSN: PERBANDINGAN MANAJEMEN BANDWIDTH MENGGUNAKAN METODE FIFO (FIRST-IN FIRST-OUT) DAN PCQ (PER CONNECTION QUEUE) PADA ROUTER MIKROTIK (Studi Kasus Pada Laboratorium Komputer Jaringan, Institut Sains & Teknologi

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah.

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah. 62 BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET 3.1 Permasalahan Saat ini kita bisa dengan mudah mendapatkan akses internet. Kita bisa berlangganan internet menggunakan modem DSL (Digital

Lebih terperinci

Analisa QOS (Quality of Services) pada Implementasi IPV4 dan IPV6 dengan Teknik Tunneling

Analisa QOS (Quality of Services) pada Implementasi IPV4 dan IPV6 dengan Teknik Tunneling Volume 9 Nomor 2, Oktober 2016 Hlm. 76-83 ISSN 0216-9495 (Print) ISSN 2502-5325 (Online) Analisa QOS (Quality of Services) pada Implementasi IPV4 dan IPV6 dengan Teknik Tunneling Triuli Novianti 1, Anang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedatangan era teknologi informasi dan komunikasi tidak dapat lepas dari peran serta layanan internet yang semakin melekat erat dengan gaya hidup dan kebutuhan kita

Lebih terperinci

LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR

LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR 73 A. JUDUL TUGAS AKHIR Analisa Performansi Jaringan Multi Protocol Label Switching Pada Aplikasi Videoconference. B. RUANG LINGKUP 1. Jaringan Komputer 2. Aplikasi Videoconference

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISA WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM (WDS) BERBASIS OPENWRT MENGGUNAKAN TL-MR3020

PERANCANGAN DAN ANALISA WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM (WDS) BERBASIS OPENWRT MENGGUNAKAN TL-MR3020 PERANCANGAN DAN ANALISA WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM (WDS) BERBASIS OPENWRT MENGGUNAKAN TL-MR3020 Cristian Wijaya Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak Jaringan nirkabel merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario BAB 4 PERANCANGAN 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario Pada BAB ini akan dibahas analisis tentang performan jaringan IP pada switch cisco 2950 Untuk aplikasi video call dengan protocol UDP, analisis yang

Lebih terperinci

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran...

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR ISTILAH... xi INTISARI... xiii ABSTRACT...

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung PENGATURAN QUALITY OF SERVICE (QoS) PADA JARINGAN UNTUK MENDUKUNG LAYANAN VOICE OVER INTERNET PROTOKOL (VoIP) (Studi Kasus: Lab.Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan) TUGAS AKHIR Disusun sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG )

ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG ) ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG ) Ferry Wahyu S Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Bandwidth dengan Prioritas Alamat IP Client

Sistem Manajemen Bandwidth dengan Prioritas Alamat IP Client Sistem Manajemen Bandwidth dengan Prioritas Alamat IP Client Yoga Saniya, Wahyu Adi Priyono, Rusmi Ambarwati Abstract Bandwidth management system using HTB (Hierarchical Tocken Bucket) with queuing technique

Lebih terperinci

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down Menurut Setiabudi (2009) untuk membangun sebuah sistem, diperlukan tahap-tahap agar pembangunan itu dapat diketahui perkembangannya serta memudahkan dalam

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. bertujuan untuk mempermudah pengelompokan sampel. Adapun analisis

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. bertujuan untuk mempermudah pengelompokan sampel. Adapun analisis BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Permasalahan Jaringan internet di lingkungan Universitas Bina Nusantara dibagi menjadi 3 wilayah diantaranya daerah Anggrek, Syahdan, dan Taisir. Hal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan perancangan system yang digunakan, beserta metode pengambilan data untuk kemudian dilakukan analisa. 3.1 Perancangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33 PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33 Fernadi H S, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

EVALUASI KUALITAS DAN PENGGUNA JARINGAN INTERNET

EVALUASI KUALITAS DAN PENGGUNA JARINGAN INTERNET EVALUASI KUALITAS DAN PENGGUNA JARINGAN INTERNET Fatoni, M.M., M.Kom 1, Sandra, S.Kom 2 Universitas Bina Darma Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 3 Palembang Pos-el : fatoni@binadarma.ac.id 1, sandraubd@gmail.com

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN JARINGAN NIRKABEL

ULANGAN HARIAN JARINGAN NIRKABEL ULANGAN HARIAN JARINGAN NIRKABEL a. Pilihan Ganda 1. Protokol TCP/IP berhubungan dengan pengguna aplikasi yang berguna untuk terminal maya jarak jauh a. HTTP b. FTP c. SMTP d. TELNET e. UDP 2. Proses pencampuran

Lebih terperinci

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS Dwi Ayu Rahmadita 1,M.Zen Samsono Hadi 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi 2 Dosen Politeknik Elektronika Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih menuntut adanya komunikasi yang tidak hanya berupa voice, tetapi juga berupa data bahkan multimedia. Dengan munculnya

Lebih terperinci

ANALISIS QUALITY OF SERVICE (QoS) JARINGAN INTERNET DI SMK TELKOM MEDAN

ANALISIS QUALITY OF SERVICE (QoS) JARINGAN INTERNET DI SMK TELKOM MEDAN SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni ANALISIS QUALITY OF SERVICE (QoS) JARINGAN INTERNET DI SMK TELKOM MEDAN Rahmad Saleh Lubis (1), Maksum Pinem (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN RT/RW-NET MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTERBOARD 750 DAN TP-LINK MR3420 SEBAGAI ACCESS POINT

PERANCANGAN JARINGAN RT/RW-NET MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTERBOARD 750 DAN TP-LINK MR3420 SEBAGAI ACCESS POINT PERANCANGAN JARINGAN RT/RW-NET MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTERBOARD 750 DAN TP-LINK MR3420 SEBAGAI ACCESS POINT Latar Belakang Walaupun internet sudah menjadi suatu kebutuhan bagi para penggunanya. Namun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informasi saat ini sangat pesat, khususnya teknologi wireless (nirkabel). Seiring dengan meningkatnya kebutuhan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam beberapa tahun ini, jaringan telepon yang membawa sinyal-sinyal suara sudah mulai banyak menjangkau masyarakat.dengan infrastruktur yang semakin murah pembangunannya,

Lebih terperinci