ANALISIS PENGARUH SWIRL NUMBER TERHADAP PENINGKATAN STABILITAS NYALA API PREMIX PADA MODIFIKASI BUNSEN BURNER DENGAN ROTATING FAN
|
|
- Handoko Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALSS PENGARUH SWRL NUMBER TERHADAP PENNGKATAN STABLTAS NYALA AP PREMX PADA MODFKAS BUNSEN BURNER DENGAN ROTATNG FAN Ridho Ernandi, Made Kartika Dhiputra Departemen Teknik Mesin-Fakultas Teknik Universitas Teknik Kampus U Depok 16424, ndonesia Juni ridhoernadi@yahoo.co.id, dhiputra_made@yahoo.com Abstrak Stabilitas nyala api merupakan salah satu aspek penting dari teknik pembakaran yang memiliki aplikasi sangat luas. Penggunaan dari daerah stabilitas nyala api terlihat dari kemampuan untuk mengatur letak pembakaran, tinggi nyala sesuai dengan konsumsi udara yang dibutuhkan. Upaya kajian teoritis untuk meningkatkan luas stabilitas nyala api terus ditingkatkan. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan luas stabilitas nyala api pada penggunaan bahan bakar LPG dengan cara penambahan swirl flow (aliran pusar) saat pencampuran udara dan bahan bakar pada nyala api premix. Swirl flow dihasilkan oleh rotating fan mixer dan dikuantifikasikan dengan bilangan tak berdimensi swirl number sesuia dengan peningkatan putaran. Variasi swirl number yang digunakan adalah 0, 0.44, 0.86, 1.28, 1.69, 2.06, Laju aliran LPG divariasikan pada 300 cc s/d 600 cc interval 50 cc. Pada penelitian ini, menganalisis pengaruh swilr number terhadap peningkatan luas stabilitas nyala api berdasarkan grafik fuidge (AFR vs BL). Grafik fuidge dianalisis kontur dari nyala api yellow tip dan blow off untuk menentukkan daerah stabilitas nyala api. Hasil penelitian ini menunjukkan luas stabilitas nyala api meningkat seiring dengan peningkatan Swirl Number. Hasil penelitian menunjukkan dengan peningkatan swirl number, luasan stabilitas nyala api meningkat sebesar 7.09 % s/d % seiring dengan peningkatan swirl number. Kata kunci ; AFR, stabilitas nyala, swirl flow Analysis of Swirl Number Effect on Premix Flame Stability mprovement on Bunsen Burner Modified with Rotating Fan Ridho Ernandi, Made Kartika Dhiputra Mechanical Engineering Departement Faculty of Engineering Universitas ndonesia Kampus U Depok, west java, 16424, ndonesia Juni ridhoernadi@yahoo.co.id Abstract Flame stability is one important aspect of the combustion technique has a very wide application. The use of a visible flame stability regions of the ability to adjust the combustion, flame height in accordance with the required air consumption. Efforts to improve the broad theoretical study flame stability improved. This study was conducted to improve flame stability in wide use LPG fuel by adding "swirl flow" (flow navel) when mixing air and fuel in premix flame. Swirl flow generated by the fan rotating mixer and quantified with a dimensionless number swirl number matching with increase in rotation. Variations number of swirl used is 0, 0.44, 0.86, 1.28, 1.69, 2.06, LPG flow rate was varied at 300 cc to 600 cc. n this study, to analyze the effect of the increase in swirl number wider flame stability based on graph fuidge (AFR vs. BL). Graph fuidge analyzed contours of yellow flame tip and blow off the area to flame stability. The results of this study showed extensive flame
2 stability increases with increasing Swirl Number. The results showed with the increase in swirl number, size flame stability increased by 7.09% to 57.65% with increasing swirl number. Keywords; AFR, flame stability, swirl flow 1. Pendahuluan Pengertian dari stabilitas nyala api sangat diperlukan untuk merancang peralan pembakaran seperti ramjet, after-burner, pilot flames, dan lain-lainnya. Masalahnya adalah bagaimana mempertahankan nyala api, supaya tetap stabil dan tidak menyembur bebas lepas dari ruang pembakaran atau port burner akibat kecepatan aliran keluar melampau kecepatan nyala api[1]. Stabilitas nyala api mungkin diakibatkan oleh banyak mekanisme seperti terbentuknya daerah stagnasi kecepatan pelan (low velocity zone) oleh benda padat (bluff body)dan efek hidrodinamika (recirculation flow) atau menggunakan alat pembangkit energy panas seperti pilot flames dan ignitors. Problimatika mengenai stabilitas nyala api premix sudah diteliti sejak awal abad ke-19 oleh Sir Humphry Davy ( ) dengan fine mesh screen untuk mencegah perambatan nyala api secara liar, yang dimanfaatkan pada stabilitas nyala api lampu-tambang bawah tanah. Tonggak sejarah penelitian dibidang perambatan nyala api (flame propagation) dipelopori sejak tahun 1855, ketika Mr Bunsen menemukan suatu alat pembakaran yang memungkinkan melakukan penelitian stabilitas nyala api premix dengan system aliran kontinyu, yang hingga saat ini dikenal dengan nama Bunsen s Burner. Berbagai penyempurnaan dan modifikasi-modifikasi konstruksi bunsen burner telah dilakukan sejalan dengan perkembangan konsep-konsep dan pengertian- pengertian dasar yang membahas secara ilmiah masalah karakteristik nyala api dan perambatan nyala api premix dalam bidang ilmu Teknik Pembakaran saat ini. Pembahasan mengenai stabilitas nyala api secara intensif diteliti dan dibahas secara luas pada awalnya oleh lewis dan Von elbe [1,3] dengan fokus pada kolerasi antara data-data nyala api blow off, flashback dengan flame stretch, bilangan karlovits khususnya pada ujung tabung pembakaran. Hal ini diperkuat oleh penelitian eksperimental berikutnya oleh Marble-Adamson[1,4,5] tentang stabilitas nyala premix dengan adanya coflowing stream antara reaktan dengan gas hasil pembakaran, dengan syarat bahwa panjang nyala api seharusnya lebih pendek dari panjang aliran balik (flow recirculation length)[1,4,5]. Pemanfaatan efek aliran pusar (swirling flow) pada ujung tabung pembakaran Bunsen Burner untuk menghasilkan stabilitas nyala api premix sudah banyak dibahan oleh para peneliti baik secara teoritis maupun secara eksperimental [6] khususnya dalam merancang kestabilan nyala
3 api dari berbagai Bunsen burner pada industry serta meningkatkan Burning ntersity nya akibat homogenitas campuran udara bahan bakar lebih sempurna. Cha dan Sorab [1], melakukan penelitian eksperimental dan analisis teoritis terhadap stabilitas nyala api premix antara udara dengan methane dengan Bunsen Burner menggunakan tabung pembakaran berputar (0,10,16,20 rps), diketahui bahwa peningkatan putaran tabung pembakaran mengakibatkan peningkatan terhadap daerah stabilitas nyala api (As) dan koefisien stabilitas nyala api (βs),tetapi di lain pihak menurunkan nilai efisiensi stabilitas nyala (ηs = 1-A F - A B ) akibat terjadi peningkatan daerah Flashback (A F ) yang lebih besar dibandingkan peningkatan daerah blow off (A B ). Nurindra [9] menyelidiki karakteristik nyala api premix pada Bunsen s Burner menggunakan ruang pencampuran aliran udara bahan bakar tangensial dengan tabung pembakaran pipa ganda, diketahui bahwa terjadi pemadaman api lebih cepat akibat flashback pada tabung pembakaran dengan diameter dalam yang lebih besar (22.5 dan 18 mm) sedangkan pada tabung dengan diameter dalam 14 mm terjadi pemadan api akibat blowff pada daerah AFR relative tinggi. Sudarman [10] menyelidiki stabilitas nyala api premix pada Bunsen burner menggunakan ruang pencampuran aliran udara bahan bakar tangensial yang dilengkapi dengan penghalang benda padat bluff body serta tabung pembakaran pipa ganda, diperkirakan akibat adanya aliran pusar (swirl flows) mengakibatkan daerah stabilitas nyala api (As)maupun efisiensi stabilitas nyala api (ηs) masing-masing sekitar : delta As =30% dan delta ηs = 18% lebih baik bila mempergunakan bluff body dibandingkan dengan penelitian Nurindra sebelumnya. Dalam penelitian eksperimental yang dilakukan saat ini, diteliti lebih lanjut pengaruh aliran pusar atau variasi peningkatan swirl number terhadap peningkatan stabilitas nyala api premix pada modifikasi Bunsen burner yang dilengkapi dengan sebuah Rotating Fan Mixer pada ruang bakar pencampuran udara-bahan bakar. Dengan mempergunakan Rotating Fan Mixer pada burnernya, diharapkan adanya pengaruh perputaran fan pada mixer sebagai pembangkit aliran pusar sehingga memberikan efek peningkatan homogenitas campuran udara LPG. Dalam Penelitian ini, masalah yang dapat dirumuskan adalah: Bagaimana pengaruh peningkatan swirl number terhadap parameter stabilitas nyala api campuran udara bahan bakar LPG? Bagaimana karakteristik tinggi nyala api campuran udara bahan bakar akibat peningkatan swirl number? Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk a. mengetahui batas yellow tip dan blow-off pada campuran bahan bakar LPG dengan variasi diameter burner dan variasi rasio udara bahan-bakar, b. Mengkaji karakteristik tinggi api akibat pengaruh peningkatan swirl number, c. Mengkaji pengaruh peningkaran swilr number terhadap peningkatan daerah stabilitas nyala, d.mengkaji kecepatannya kecepatan nyala laminar akibat pengaruh peningkatan swirl number.
4 2. Tinjauan Teoritis 2.1 Stabilitas Nyala Api Pada burner, penjalaran nyala api dan bentuk kestabilan nyala api dipengaruhi oleh kesetimbangan antara laju aliran massa dinamik gas yang melibatkan perhitungan kekekalan massa, kekekalan momentum, dan kekekalan energi. Fenomena yang berkaitan erat dengan kestabilan nyala api ialah flashback, lift-off, blow-off, dan lift-up. Parameter lainnya yang dapat menggambarkan stabilitas nyala ialah gradien kecepatan nyala, daerah stabilitas nyala, dan batas mampu nyala. Daerah stabilitas nyala tidak lain merupakan penggambaran dari daerah flashback, lifting flame, dan yellow tip yang membatasi daerah stabilitas. Pada sebelah kiri, terdapat daerah flashback, yang sesungguhnya merupakan peristiwa yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, daerah kerja dirancang di sebelah kanan pada daerah di mana nyala stabil. Gambar 2.1 : Diagram stabilitas flashback, lift-off, dan yellow tipping untuk bahan bakar gas industry 2.2 Fenomena Flashback Fenomena flashback merupakan fenomena di mana nyala api masuk ke dalam tabung pembakar yang terjadi karena kecepatan perambatan pembakaran lebih cepat dari pada kecepatan campuran udara dan bahan bakar. Karena sifat pergerakannya yang masuk kembali, flashback dapat disebut juga sebagai back fire atau light back. Fenomena ini berhubungan dengan kecepatan nyala laminar lokal dan kecepatan aliran lokal sebanding. Dari segi keamanan, fenomena ini dapat berbahaya karena pada suatu saat, api mungkin masuk ke tempat penyimpanan bahan bakar jika desain penyimpanan tidak aman.
5 2.3 Fenomena Lift-Off Fenomena ini merupakan peristiwa di mana nyala api terangkat (tidak menyentuh mulut tabung) pada jarak tertentu dari ujung mulut tabung. Fenomena ini terjadi apabila kecepatan aliran lebih besar dari kecepatan nyala api laminar lokal. Semakin kecil kecepatan aliran (namun tetap lebih besar dari kecepatan nyala), semakin dekat jarak antara ujung bawah api dengan mulut tabung. Sebaliknya, semakin besar kecepatan aliran (namun di bawah kecepatan kritis), semakin besar jarak antara ujung bawah nyala api dengan mulut tabung serta sudut kerucut nyala turun sesuai dengan persamaan berikut dan ujung nyala sedikit bergeser ke bawah. Jika kecepatan aliran terus dinaikkan melebihi kecepatan kritis, maka nyala akan padam. Fenomena ketinggian lift-off dipengaruhi oleh gravitasi; tanpa gravitasi ketinggian liftoff akan menurun meskipun dengan fraksi bahan bakar yang sama. 2.4 Fenomena Blow-Off Fenomena ini adalah padamnya api oleh karena kecepatan aliran melebihi kecepatan kritis yang diizinkan untuk berlangsungnya fenomena lift-off, dengan kata lain jauh lebih besar dari kecepatan nyala api laminar. Peristiwa ini dihindari. Penelitian tentang fenomena blow-off dilakukan bersamaan dengan fenomena lift-off. Kenyataannya, seiring dengan dikuranginya fraksi massa bahan bakar, kecepatan aliran untuk menimbulkan blow-off juga ikut berkurang secara linier, dan pada suatu saat menjadi lebih rendah dari kecepatan lift-off. Dengan kata lain, pada fraksi massa bahan bakar yang sangat kecil, fenomena lift-off tidak mungkin terjadi penambahan kecepatan aliran akan langsung menimbulkan fenomena blow-off. Salah satu metode untuk memperluas daerah stabilitas nyala (dengan menarik ke atas garis blow-off atau lift-off pada grafik stabilitas) ialah dengan memasang ring pada ujung keluaran burner. 2.5 Fenomena Lift-Up Fenomena lift-up merupakan kondisi di mana pangkal nyala api berpindah, dari yang semula berada di ujung mulut burner menjadi hinggap pada benda penghalang. Pada kondisi nyala premix, fenomena lift-up terjadi ketika campuran adalah miskin bahan bakar. Penelitian akan benda penghalang yang menjadi tempat hinggapnya api cenderung terbatas pada bentuk ring.
6 Fenomena lift-up dipengaruhi oleh posisi ring dari ujung burner. Semakin besar jarak antara ring dengan ujung burner, maka nilai AFR untuk terjadinya lift-up semakin besar. Faktor lainnya yang mempengaruhi fenomena lift-up adalah temperatur dan material benda penghalang tersebut. Aspek tersebut berhubungan dengan laju kehilangan kalor benda penghalang seperti pada kondisi flame stabilized by a large bluff body. Telah diketahui bahwa nyala api dapat dihasilkan dari pembakaran campuran bahan bakar gas dan udara dengan kandungan tertentu atau bisa di sebut inflammability limits atau batas mampu nyala. Pergerakan penjalaran nyala api dan bentuk dari kestabilan nyala api selalu dipengaruhi oleh kesetimbangan antara laju aliran massa dinamik gas yang melibatkan perhitungan kekekalan massa, kekekalan momentum dan kekekalan energy. Ada beberapa ketidakstabilan dalam pembakaran Bunsen, yaitu : Ketidakstabilan system, meliputi interaksi aliran pada komposisi reaksi system yang berbeda Ketidakstabilan akustik, meliputi interaksi gelombang suara dengan proses pembakaran Ketidakstabilan Taylor, meliputi efek gaya apung atau percepatan fluida dengan perubahan densitas Ketidakstabilan Landau, Ketidakstabilan hidrodinamika dari bentuk pembakaran yang diasosiasikan tidak meliputi akustik ataupun buoyancy tetapi hanya meliputi penurunan kerapatan yang dihasilkan oleh pembakaran aliran tak mampu padat (incompressible) ketidakstabilan difusivitas termal, meliputi hubungan reaksi difusi dan kalor dengan nyala primer Kestabilan nyala api dapat dinyatakan dari berbagai macam parameter antara lain batas mampu nyala, gradient kecepatan nyala, kerugian kalor dan daerah stabilitas nyala. Daerah stabilitas nyala dibatasi oleh daerah flash back, yellow tip dan blow off. 2.6 Beban Pembakaran Beban Pembakaran didefinisikan sebagai perbandingan antara laju aliran gas yang dikalikan nilai kalor bahan bakar dengan luas penambang tabung pembakar (barrel) Qx f ρ fxlhv BL = A b
7 Dimana : Qf = Kapasitas aliran gas (m 3 /s) ρf = Densitas bahan bakar (kg/m 3 ) LHV = Low Heating Value bahan bakar (MJ/kg) 2.7 Rasio Udara-Bahan Bakar (Air Fuel Ratio/AFR) Rasio udara dan bahan bakar (Air Fuel Rasio), merupakan metode perhitungan yang sering digunakan dalam mendefinisikan campuran udara dan bahan bakar. AFR merupakan perbandingan antara massa dari udara dengan massa bahan bakar. Persamaan berikut ialah persamaan untuk menghitung nilai AFR. Campuran udara bahan bakar yang stokiometrik merupakan campuran udara bahan bakar yang paling baik karena akan menghasilkan pembakaran yang paling efisien dan ramah lingkungan. Oleh karena itu, nilai AFR pada keadaan sebenarnya (actual) lazim dibandingkan dengan nilai AFR stoikiometrik. Jika nilai AFR aktual lebih besar dari nilai AFR stoikiometrik maka campuran dikatakan kelebihan udara (fuel lean mixture/ campuran kurus). Sebaliknya, jika nilai AFR aktual lebih kecil dari nilai AFR stoikiometrik, campuran dikatakan kekurangan udara (fuel rich mixture/ campuran gemuk). 3. Metode Penelitian Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahapan untuk menyelesaikan penelitian ini. Beberapa tahapan tersebut sesuai dengan diagram alir penelitian berikut ini:
8 Mulai Studi Literatur dan konsultasi Perencanaan instalasi alat uji Alat uji sesuai? Tidak Ya Belajar memakai dan Kalibrasi alat uji Pengambilan Data: 1. Mengatur putaran fan dengan pemberian variasi tegangan dimulai dari 0 rpm 2. Buka katup 1 udara sedikit dan gas sebesar 300cc. kemudian nyalakan pemantik tepat di ujung nossel. 3 Setelah api menyalah, tambahkan udara sedikit demi sedikit sehingga terjadinya fenomena yellow tip dan fenomena blow off, dicatat aliran udara pada rota meter dan direkam pada tiap-tip fenomena untuk pengukuran tinggi api. Lakukan percobaan sebanyak 3 kali 4 Ulangi langkah 2 sd 3 dengan (gas: 350 cc; 400 cc,450 cc; 500 cc; 550 cc; 600 cc) 5. Ulangi langkah 1 s.d 4 dengan putaran : 1000 rpm, 1500 rpm, 2000 rpm,2500 rpm, 3000 rpm Pengolahan Data: 1. Hitung swirl number untuk variasi putaran 2 Hitung Luas stabilitas nyala 3 Hitung tinggi api 4. Menghitung Luas Api Selesai
9 Gambar 3.1 Diagram alir metodologi penelitian 4. Hasil Penelitian Semua data yang didapat dari percobaan langsung ditulis ke dalam tabel-tabel di bawah ini. Data yang diambil adalah indicator aliran udara dan gas dalam satuan yang ditunjukkan langsung dari flow meter. Dalam percobaan ini ditentukan variabel tetapan dan variabel yang dicari, variabel tetapnya adalah laju aliran gas, sedangkan yang dicari adalah laju aliran udarayang diambil berdasarkan terlihatnya fenomena kestabilan nyala yaitu Yellow Tip dan lift Off. Tabel 4.1 Data stabilitas nyala dengan putaran 0 rpm Skala Yellow tip Blow Off Rata Rata Gas Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Blow Yellow cc Off Tabel 4.2 Data stabilitas nyala dengan putaran 1000 rpm Skala Yellow tip Blow Off Rata Rata Gas Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Blow Yellow Off Tabel 4.3 Data stabilitas nyala dengan putaran 1500 rpm Skala Yellow tip Blow Off Rata Rata Gas Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Blow Yellow Off
10 Tabel 4.4 Data stabilitas nyala dengan putaran 2000 rpm Skala Yellow tip Blow Off Rata Rata Gas Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Blow Yellow Off Tabel 4.5 Data stabilitas nyala dengan putaran 2500 rpm Skala Yellow tip Blow Off Rata Rata Gas Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Blow Yellow Off Tabel 4.6 Data stabilitas nyala dengan putaran 3000 rpm Skala Yellow tip Blow Off Rata Rata Gas Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Blow Yellow Off
11 5. Pembahasan Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Gambar 5.1 Grafik perbandingan antara Burning load dan AFR pada saat terjadinya fenomena yellow tip dengan berbagai variasi swirl number Pada grafik diatas terlihat bahwa garis yellow tip bergerak turun seiring dengan peningkatan Swirl Number atau aliran pusar. Hal ini disebabkan oleh efek peningkatan swirl number sebagai indikator aliran pusar menyebabkan peningkatan daerah stabilitas nyala api. Peningkatan aliran pusar memberikan efek pencampuran udara dan bahan bakar yang lebih baik atau semakin homogen sehingga memberikan efek kecepatan pembakaran yang semakin meningkat dan pembakaran terjadi semakin sempurna. Gambar 5.2 Grafik perbandingan antara Burning load dan AFR pada saat terjadinya fenomena blow off dengan berbagai variasi swirl number
12 Pada grafik diatas terlihat bahwa garis blow off bergerak keatas seiring dengan peningkatan Swirl Number. Hal ini disebabkan oleh peningkatan aliran pusar memberikan efek pencampuran udara dan bahan bakar semakin homogen sehingga memberikan efek meningkatnya kecepatan pembakaran dan pembakaran terjadi semakin sempurna. Gambar 5.3 Grafik perbandingan antara variasi swirl number dengan peningkatan daerah stabilitas nyala api Pada grafik diatas terlihat bahwa luas stabilitas nyala api semakin meningkat seiring dengan peningkatan burning load. Hasil ini sesuai dengan jurnal, J.M Cha dan S.H Sohrab, Stabilization of Premixed of Flames on Rotating Bunsen Burner, Combution and Flame, Elsevier Science nc., 106; (1996). Peningkatan terjadi dikarenakan penurunan luas fenomena dibawah garis yellow tip dan peningkatan luas dibawah garis blow off akibat kemampuan peningkatan kemampuan pembakaran pada kondisi lean dan rich bahan bakar. Gambar 5.4 Grafik perbandingan antara burning load dan tinggi nyala api yellow tip dengan berbagai variasi swirl number
13 Gambar 5.5 Grafik perbandingan antara burning load dan tinggi nyala api blow off dengan berbagai variasi swirl number Pada kedua grafik di atas terlihat bahwa, peningkatan burning load akan menyebabkan semakin meningkatnya tinggi api. Hal ini dikarena tinggi api berbanding lurus dengan energi yang dilepaskan atau energi input. Akan tetapi tinggi api akan menurun seiring dengan peningkatan swirl number. Hal ini menandakan dengan peningkatan swirl number akan memberikan efek peningkatan homogenitas campuran udara bahan bakar dan semakin sempurnanya pembakaran sehingga akan mempercepat proses pembakar sehingga akan memendek. Gambar 5.6 Grafik perbandingan antara burning load dan luas nyala api yellow tip dengan berbagai variasi swirl number Gambar 5.7 Grafik perbandingan antara burning load dan luas nyala api blow off dengan berbagai variasi swirl number
14 Pada grafik di atas terlihat bahwa peningkatan burning load akan menyebabkan semakin meningkatnya luas api. Hal ini dikarena luas api merupakan indikator heat release atau kalor yang dilepaskan pada pembakaran. Heat release akan meningkat seiring dengan peningkatan burning load dikarenakan kita menambahkan energi input bahan bakar. Akan tetapi relative konstan pada peningkatan swirl number dikarena peningkatan Swirl number hanya melakukan peningkatan pencampuran udara dan bahan bakar sehingga peningkatannya tidak terlalu signifikan. 6. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil perngolahan data dan analisa dapat disimpulkan beberapa hal seperti berikut : Peningkatan putaran atau peningkatan swirl number, memberikan efek peningkatan daerah stabilitas nyala api. Peningkatan Luas daerah stabilitas apinya adalah 7.09 %, 16.67%, %, %, %, % dengan peningkatan SN yaitu 0.44, 0.86, 1.28, 1.69, 2.06, Peningkatan putaran atau peningkatan swirl number memberikan efek penurunan tinggi api yellow tip dan blow off. Penurunan Tinggi Api terjadi sebesar 1.07 % s/d 34.9 %. Luas Api Yellow Tip dan Blow Off meningkat seiring dengan peningkatan burning load atau peningkatan bahan bakar dan luas api relatif konstan sering dengan peningkatan Swirl Number. Peningkatan luas api terjadi sebesar mm2 s.d mm2 seiring dengan peningkat burning load dan Luas Api relatif konstan seiring dengan peningkatan swirl number.
15 Daftar Referensi [1] J.M Cha dan S.H Sohrab, Stabilization of Premixed Flames on Rotaring Bunsen Burner, Combution and Flame, Elsevier Science nc.,106; (1996) [2] Munson, Bruce R. Young, Donald F. Fundamental of fluid mechanics.4 th edition. Department of mechanical engineering OWA state university; USA 2002 [3] LewisB.,and von Elbe G., Combution Flame and Explosion of Gases, Academica Press, New York, 1987, pp , [4] Cheng S.L dan Kovits A.A., Seventh Sympoum (nternational) on Combution, Butterworths Scientific Publication, London, 1959,pp [5] Marble F.E dan Adamson T.C., Jet Proputions 30; (1957) [6] Grover, J.H., Kessler, M.G., and Scurlock, A.C., Jet Propul 30 : (1957) [6] Dhiputra, Made Kartika. manuel Kajian eksperimental flashback flame pada Bunsen burner bahan bakar LPG. Paper No. 5 Proceeding Seminar Nasional Teknik Mesin X UGM-Yogyakarta [7] Rondonuwu, rfan Kajian eksperimental fenomena reattachment flame sebagai dasar pencegahan flame flashback pada Bunsen burner dengan bahan bakar LPG. Tesis Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas ndonesia [9] Nurindah, Made Kartika Dhiputra, Analisa Karakteristis Pembakaran dengan Menggunakan Mixer Aliran Jet Tangensial, Tesis Fakultas Teknik Mesin Universitas [10] Sudarman, Made Kartika Dhiputra, Stabilitas Nyala Premix Pembakaran Bunsen Dengan Menggunakan Penghalang Benda Padat Pada Ruang Pencampuran Aliran Tangensial, Tesis, Fakultas Teknik Mesin Universitas ndonesia 2000 [11] slek, Akay. A. The impact of swirl in turbulent pipe flow. Tesis Georgia institute of technology [12] Baukal, jr, Carles. E. ndustrial Combustion Testing, Taylor and Francis Group. CRC Press. LLC. 2011
16 [13] Wahid, Mazlan Abdul. Jaafar, Nazri. M. Ani Farid Nasir. Studies on the effect of swirl intensity and fuel mixtures on combustion and flame characteristics of swirl burner. Research vote num: Jabatan termo-bendalir fakulti kejuruteraan mekanikal universiti teknologi Malaysia [14] Made Kartika, Harinaldi, NK Caturwati ; Pengaruh Variasi Aliran Udara Terhadap Tinggi Lifted-Flame pada Pembakaran Difusi Propana, Proceeding Seminar Nasional V Rekayasa and Aplikasi Teknik Mesin di ndustri, TENAS Bandung, 28 Januari [15] Made Kartika Dhiputra, Bambang Sugiarto, Yulianto S. Nugroho, Cokorda Prapti Mahandari, Kajian Eksperimental Fenomena Flame Lift-up, Proceeding SNTTM V Agustus [16] Alif, Hamdan Hartono Korelasi empiris panjang nyala api lift-up pada pembakaran non difusi gas propana. Tesis Program Studi Teknik Mesin Program Pascasarjana Fakultas Teknik Universitas ndonesia [17] Geankoplis,CJ. Transport processes and Unit Operation. 3 rd edition, prentice hall, nc, U.S.A 1983 [18] Munson, Bruce R. Young, Donald F. Fundamental of fluid mechanics.4 th edition. Department of mechanical engineering OWA state university; USA 2002 [19] Culham, Ralph G. Fan reference guide. 4 th edition. Consulting engineer for technology service department, Ontario hydro. Canada 1993 [20] Poten and partners. The story of LPG. 2 nd edition. Devonshire house mayfire place London (UK) [21] Moran, Michael.J. Shapiro, Howard.N. Termodinamika Teknik, Edisi ke-4. Erlangga [22] Baukal, jr, Carles. E. ndustrial Combustion Testing, Taylor and Francis Group. CRC Press. LLC [23] Chigier, N.A, and Beer, J. M. Velocity and Static Pressure Distribution in Swirling Air Jets ssuing from Annular and Divergent Nuzzles. Journal Basic Engineering, :
17 [24] Linck, Martin. B, Gupta, Aswani. K, Bourhis. Guillaume, and Yu, Ken. Combustion Characteristics of Pressurized Swirling Spray Flame and Unsteady Two-Phase Exhaust Jet. The Combustion Laboratory University of Maryland, Departemen of Mechaanical Engineering. College park, MD [25] Lesmana, Gede Eka. Stabilisasi Nyala Api Premix Menggunakan Roatating fan mixer pada Bunsen Burner. Tesis Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas ndonesia. 2003
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konversi dari energi kimia menjadi energi mekanik saat ini sangat luas digunakan. Salah satunya adalah melalui proses pembakaran. Proses pembakaran ini baik berupa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai langkah untuk memenuhi kebutuhan energi menjadi topik penting seiring dengan semakin berkurangnya sumber energi fosil yang ada. Sistem energi yang ada sekarang
Lebih terperinciPENGARUH MATERIAL RING PADA FENOMENA NYALA API LIFT-UP
Seminar Nasional - VII Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri Kampus ITENAS - Bandung, 28-29 Oktober 2008 ISSN 1693-3168 Teknik MESIN PENGARUH MATERIAL RING PADA FENOMENA NYALA API LIFT-UP I Made
Lebih terperinciTemperatur Ring pada Fenomena Flame Lift-Up
Seminar Nasional - VII Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri Kampus ITENAS - Bandung, 28-29 Oktober 2008 ISSN 1693-3168 Teknik MESIN Temperatur Ring pada Fenomena Flame Lift-Up I Made Kartika
Lebih terperinciFENOMENA FLASHBACK DI RUANG BAKAR JET DENGAN MENGGUNAKAN FLAME HOLDER
FENOMENA FLASHBACK DI RUANG BAKAR JET DENGAN MENGGUNAKAN FLAME HOLDER Felicia Anggraini Mandala, Prof. Dr. I Made Kartika Dhiputra, Dipl.-Ing Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Indonesia,
Lebih terperinciPENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM
PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM Franciscus Manuel Sitompul 1,Mulfi Hazwi 2 Email:manuel_fransiskus@yahoo.co.id 1,2, Departemen
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN Penelitian fenomena flame lift-up dilaksanakan secara eksperimen dan teoritis. Eksperimen dilaksanakan di laboratorium dengan langkah-langkah seperti pada diagram alir Gambar 3.1.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PERALATAN PENELITIAN 3.1.1 Bunsen Burner Alat utama yang digunakan pada penelitian ini yaitu Bunsen burner Flame Propagation and Stability Unit P.A. Hilton Ltd C551, yang
Lebih terperinciBAB 4 HASIL & ANALISIS
BAB 4 HASIL & ANALISIS 4.1 PENGUJIAN KARAKTERISTIK WATER MIST UNTUK PEMADAMAN DARI SISI SAMPING BAWAH (CO-FLOW) Untuk mengetahui kemampuan pemadaman api menggunakan sistem water mist terlebih dahulu perlu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu teknik pembakaran, keberhasilan pembakaran seperti yang ditunjukan pada perhitungan secara teoritis sesuai dengan aspek termodinamika pembakaran di pengaruhi langsung
Lebih terperinciSimulasi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melewati Silinder Teriris Satu Sisi (Tipe D) dengan Variasi Sudut Iris dan Sudut Serang
Simulasi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melewati Silinder Teriris Satu Sisi (Tipe D) dengan Variasi Sudut Iris dan Sudut Serang Astu Pudjanarsa Laborotorium Mekanika Fluida Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS
Lebih terperinciKAJI EKSPERIMENTAL BIOMASA SEKAM PADI PADA CYCLONE BURNER
KAJI EKSPERIMENTAL BIOMASA SEKAM PADI PADA CYCLONE BURNER Sigit Purwanto 1*, Tri Agung Rohmat 2 1 Program Studi S2 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada 2 Jurusan Teknik Mesin dan Industri,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan 4.1.1 Gambar Rakitan (Assembly) Dari perancangan yang dilakukan dengan menggunakan software Autodesk Inventor 2016, didapat sebuah prototipe alat praktikum
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG
PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG Bambang Yunianto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PERALATAN PENELITIAN 3.1.1 Bunsen Burner Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu Bunsen burner Flame Propagation and Stability Unit P.A. Hilton Ltd C551, yang dilengkapi
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Peralatan Penelitian Alat percobaan yang digunakan pada percobaan ini bertujuan untuk mengukur temperatur ring pada saat terjadi fenomena flame lift-up maupun blow off, yaitu
Lebih terperinciPanjang Nyala Api pada Fenomena Flame Lift-up Pembakaran Propana Menggunakan Bunsen Burner
Style Template Style Template Heading Abstract Abstract Keywords Body Text First Indent Heading 1 No. Baris 5 10 Panjang Nyala Api pada Fenomena Flame Lit-up Pembakaran Propana Menggunakan Bunsen Burner
Lebih terperinciBAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN
BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN Penelitian mengenai nyala difusi pada medan aliran berlawanan ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang telah meneliti mengenai limit stabilitas nyala
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. n (2.1)
BAB II DASAR TEORI 2.1 PROSES DAN REAKSI PEMBAKARAN Terdapat berbagai pengertian mengenai pembakaran, namun menurut Oxford Concise Dictionary, pembakaran adalah 1. Konsumsi oleh api; 2. Pembentukan nyala
Lebih terperinciBAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus
BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian serta analisis hasil pengujian yang dilakukan. Validasi dilakukan dengan membandingkan hasil pengujian terhadap
Lebih terperinciFENOMENA FLAME LIFT-UP PADA PEMBAKARAN PREMIXED GAS PROPANA DISERTASI
UNIVERSITAS INDONESIA FENOMENA FLAME LIFT-UP PADA PEMBAKARAN PREMIXED GAS PROPANA DISERTASI COKORDA PRAPTI MAHANDARI 0606037525 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM PASCA SARJANA TEKNIK MESIN DEPOK JULI 2010 UNIVERSITAS
Lebih terperinciBab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar
Bab II Ruang Bakar Sebelum berangkat menuju pelaksanaan eksperimen dalam laboratorium, perlu dilakukan sejumlah persiapan pra-eksperimen yang secara langsung maupun tidak langsung dapat dijadikan pedoman
Lebih terperinciModifikasi Ruang Panggang Oven
Modifikasi Ruang Panggang Oven Ekadewi A. Handoyo, Fandi D. Suprianto, Jexfry Pariyanto Prodi Teknik Mesin - Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121 131 Surabaya 60236 ekadewi@petra.ac.id ABSTRAK
Lebih terperinciKajian Eksperimental Fenomena Flame Lift-up
Kajian Eksperimental Fenomena Flame Lit-up I Made Kartika Dhiputra a, Bambang Sugiarto b, Yulianto S. Nugroho c, Cokorda Prapti Mahandari d a,b, Flame and Combustion Research Group Thermodynamic Laboratory,
Lebih terperinciBab VI Hasil dan Analisis
Bab VI Hasil dan Analisis Dalam bab ini akan disampaikan data-data hasil eksperimen yang telah dilakukan di dalam laboratorium termodinamika PRI ITB, dan juga hasil pengolahan data-data tersebut yang diberikan
Lebih terperinciKAJIAN EXPERIMENTAL FENOMENA REATTACHMENT FLAME SEBAGAI DASAR PENCEGAHAN FLASHBACK FLAME PADA BUNSEN BURNER DENGAN BAHAN BAKAR LPG TESIS
UNIVERSITAS INDONESIA KAJIAN EXPERIMENTAL FENOMENA REATTACHMENT FLAME SEBAGAI DASAR PENCEGAHAN FLASHBACK FLAME PADA BUNSEN BURNER DENGAN BAHAN BAKAR LPG TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI PANJANG NOZZLE EXIT
SKRIPSI PENGARUH VARIASI PANJANG NOZZLE EXIT BAHAN BAKAR TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPOR PEMBAKAR JENAZAH Oleh : I MADE WEDHA ANGGARA NIM : 1019351023 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM NON REGULER
Lebih terperinciNo. Karakteristik Nilai 1 Massa jenis (kg/l) 0, NKA (kj/kg) 42085,263
3 3 BAB II DASAR TEORI 2. 1 Bahan Bakar Cair Bahan bakar cair berasal dari minyak bumi. Minyak bumi didapat dari dalam tanah dengan jalan mengebornya di ladang-ladang minyak, dan memompanya sampai ke atas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PERALATAN PENELITIAN 3.1.1 Peralatan Utama Peralatan utama dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Bunsen Burner Flame Propagation and Stability Unit P.A Hilton LTD C551. Dilengkapi
Lebih terperinciPengaruh Variasi Lip Thickness pada Nozzle Terpancung terhadap Karakteristik Api Pembakaran Difusi Concentric Jet Flow
Pengaruh Variasi Lip Thickness pada Nozzle Terpancung terhadap Karakteristik Api Pembakaran Difusi Concentric Jet Flow Elka Faizal 1, Agung Sugeng Widodo 2, Mega Nur Sasongko 3 1, 2, 3 Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN
PENGARUH KECEPATAN UDARA. PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN A. Walujodjati * Abstrak Penelitian menggunakan Unit Aliran Udara (duct yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Kompor pembakar jenazah memiliki beberapa bagian seperti:
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kompor Pembakar Jenazah Pada kompor pembakar jenazah menggunakan jenis kompor tekan dengan bahan bakar minyak tanah. Prinsip kerja kompor pembakar jenazah adalah mengubah bahan
Lebih terperinciSKRIPSI PENGARUH VARIASI SUDUT NOZZLE BAHAN BAKAR DENGAN D-NOZZLE RATIO YANG SAMA TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPOR PEMBAKAR JENAZAH
SKRIPSI PENGARUH VARIASI SUDUT NOZZLE BAHAN BAKAR DENGAN D-NOZZLE RATIO YANG SAMA TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPOR PEMBAKAR JENAZAH Oleh : I MADE DUWI SETIAWAN NIM : 1019351017 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciKARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW
KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW Suliono 1) dan Bambang Sudarmanta 2) 1) Program Studi Magister Rekayasa Energi, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Kompor pembakar jenazah memiliki beberapa bagian seperti:
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 KOMPOR PEMBAKAR JENAZAH Pada kompor pembakar jenazah menggunakan jenis kompor tekan dengan bahan bakar minyak tanah. Prinsip kerja kompor pembakar jenazah adalah mengubah bahan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH VARIASI MEDAN MAGNET TERHADAP KARAKTERISTIK NYALA API DIFUSI BAHAN BAKAR LPG
ANALISIS PENGARUH VARIASI MEDAN MAGNET TERHADAP KARAKTERISTIK NYALA API DIFUSI BAHAN BAKAR LPG I Made Kartika Dhiputra, Ahmad Syihan Auzani (*) Flame and Combustion Research Group, Laboratorium Termodinamika,
Lebih terperinciBAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang
BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS 2.1 Konsep Dasar Perpindahan Panas Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya beda temperatur antara dua bagian benda. Panas akan mengalir dari
Lebih terperinciISSN Print : 2356-3222 ISSN Online: 2407-3555 LJTMU: Vol. 03, No. 01, April 2016, (55-60) http://ejournal-fst-unc.com/index.php/ljtmu Pengaruh Penambahan LPG (Liquified Petroleum Gas) pada Proses Pembakaran
Lebih terperinciSKRIPSI FAKTOR JUMLAH LILITAN PIPA BURNER TERHADAP POLA NYALA DAN WAKTU PEMBAKARAN PADA ALAT PEMBAKAR JENAZAH KONVENSIONAL
SKRIPSI FAKTOR JUMLAH LILITAN PIPA BURNER TERHADAP POLA NYALA DAN WAKTU PEMBAKARAN PADA ALAT PEMBAKAR JENAZAH KONVENSIONAL OLEH : BANGUN TUA SAGALA NIM. 1019351022 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciSKRIPSI FAKTOR VARIASI DIAMETER PIPA UDARA TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN WAKTU PEMBAKARAN PADA KOMPOR PEMBAKAR JENAZAH. Oleh :
SKRIPSI FAKTOR VARIASI DIAMETER PIPA UDARA TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN WAKTU PEMBAKARAN PADA KOMPOR PEMBAKAR JENAZAH Oleh : I WAYAN DUNUNG SAPUTRA NIM : 1019351018 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciMODIFIKASI SISTEM BURNER DAN PENGUJIAN ALIRAN DINGIN FLUIDIZED BED INCINERATOR UI SKRIPSI
MODIFIKASI SISTEM BURNER DAN PENGUJIAN ALIRAN DINGIN FLUIDIZED BED INCINERATOR UI SKRIPSI Oleh HANS CHRISTIAN 04 03 02 039 4 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciUJI PERFORMANSI MESIN DIESEL BERBAHAN BAKAR LPG DENGAN MODIFIKASI SISTEM PEMBAKARAN DAN MENGGUNAKAN KONVERTER KIT SEDERHANA
UJI PERFORMANSI MESIN DIESEL BERBAHAN BAKAR LPG DENGAN MODIFIKASI SISTEM PEMBAKARAN DAN MENGGUNAKAN KONVERTER KIT SEDERHANA Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciRumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:
Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/l) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN KINERJA MOTOR STASIONER EMPAT LANGKAH SATU SILINDER MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR GAS LPG DAN BIOGAS
STUDI PERBANDINGAN KINERJA MOTOR STASIONER EMPAT LANGKAH SATU SILINDER MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR GAS LPG DAN BIOGAS oleh: Novian Eka Purnama NRP. 2108 030 018 PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciStudi Eksperimen Burner Type Partially Premixed Dengan Bahan Bahan Bakar Syngas Biomassa Serbuk Kayu Dengan Variasi Diameter Outlet Bahan Bakar
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Studi Eksperimen Burner Type Partially Premixed Dengan Bahan Bahan Bakar Syngas Biomassa Serbuk Kayu Dengan Variasi Diameter
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE. Putu Wijaya Sunu*, Daud Simon Anakottapary dan Wayan G.
EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE Putu Wijaya Sunu*, Daud Simon Anakottapary dan Wayan G. Santika Department of Mechanical Engineering, Bali State Polytechnic,
Lebih terperinciPENGARUH MEDAN MAGNET DENGAN JARAK PEMASANGAN PADA SELANG BAHAN BAKAR TERHADAP EFISIENSI KOMPOR GAS LPG
INFO TEKNIK Volume 17 No. 2 Desember 2016 (137-146) PENGARUH MEDAN MAGNET DENGAN JARAK PEMASANGAN PADA SELANG BAHAN BAKAR TERHADAP EFISIENSI KOMPOR GAS LPG Agus Harianto 1), Makinun 2), Heri Santoso 3)
Lebih terperinciIRVAN DARMAWAN X
OPTIMASI DESAIN PEMBAGI ALIRAN UDARA DAN ANALISIS ALIRAN UDARA MELALUI PEMBAGI ALIRAN UDARA SERTA INTEGRASI KEDALAM SISTEM INTEGRATED CIRCULAR HOVERCRAFT PROTO X-1 SKRIPSI Oleh IRVAN DARMAWAN 04 04 02
Lebih terperinciPROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014
KAJIAN NUMERIK PENGARUH VARIASI IGNITION TIMING DAN AFR TERHADAP PERFORMA UNJUK KERJA PADA ENGINE MOTOR TEMPEL EMPAT LANGKAH SATU SILINDER YAMAHA F2.5 MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BENSIN DAN LPG Oleh: Helmi
Lebih terperinciPENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER
PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER Rianto, W. Program Studi Teknik Mesin Universitas Muria Kudus Gondangmanis PO.Box 53-Bae, Kudus, telp 0291 4438229-443844, fax 0291 437198
Lebih terperinciMODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN
MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN Ekoyanto Pudjiono, Gunowo Djojowasito, Ismail Jurusan Keteknikan Pertanian FTP, Universitas Brawijaya Jl. Veteran
Lebih terperinciBAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA
BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.
Lebih terperinciKECEPATAN PEMBAKARAN PREMIXED CAMPURAN MINYAK JARAK - LIQUEFIED PETROLEUM GAS (LPG) PADA CIRCULAR TUBE BURNER
KECEPATAN PEMBAKARAN PREMIXED CAMPURAN MINYAK JARAK - LIQUEFIED PETROLEUM GAS (LPG) PADA CIRCULAR TUBE BURNER Defmit B. N. Riwu 1, I.N.G.Wardana 2, Lilis Yuliati 3 1 Teknik Mesin Universitas Nusa Cendana
Lebih terperinciPENGARUH JARAK SALURAN KELUAR AIR DAN UDARA TERHADAP KARAKTERISTIK SPRAY PADA TWIN FLUID ATOMIZER
PENGARUH JARAK SALURAN KELUAR AIR DAN UDARA TERHADAP KARAKTERISTIK SPRAY PADA TWIN FLUID ATOMIZER An Nisaa Maharani, ING Wardana, Lilis Yuliati Jurnal Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Lebih terperinciScale-Up of Food Process
Scale-Up of Food Process Ahmad Zaki Mubarok Materi: ahmadzaki.lecture.ub.ac.id Kajian Peningkatan Skala studi yang mengolah dan memindahkan data hasil percobaan laboratorium untuk merancang proses alat
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK KARAKTERISTIK ALIRAN DUA FASE AIR-UDARA MELEWATI ELBOW 75⁰ DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 15
STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK KARAKTERISTIK ALIRAN DUA FASE AIR-UDARA MELEWATI ELBOW 75⁰ DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 15 I Kadek Ervan Hadi Wiryanta 1, Triyogi Yuwono 2 Program
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK ALIRAN DUA FASE (AIR-UDARA) MELEWATI ELBOW 60 o DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 30 o
STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK ALIRAN DUA FASE (AIR-UDARA) MELEWATI ELBOW 60 o DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 30 o Agus Dwi Korawan 1, Triyogi Yuwono 2 Program Pascasarjana, Jurusan
Lebih terperinciAnalisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa. Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto
Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto Jurusan teknik kimia fakultas teknik universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Lebih terperinciMODEL ANALITIK MUFFLER ABSORPTIVE PADA VENTILASI UDARA
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 MODEL ANALITIK MUFFLER ABSORPTIVE PADA VENTILASI UDARA Rilwanu Ahmad P, Wiratno Argo Asmoro, Andi Rahmadiansah Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciKARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW
KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW SULIONO Suliono 1) dan Bambang Sudarmanta 2) Bidang Keahlian Rekayasa Konversi Energi Jurusan
Lebih terperinciANALISIS LAJU ALIRAN PANAS PADA REAKTOR TANKI ALIR BERPENGADUK DENGAN HALF - COIL PIPE
ANALISIS LAJU ALIRAN PANAS PADA REAKTOR TANKI ALIR BERPENGADUK DENGAN HALF - COIL PIPE Ir.Bambang Setiawan,MT 1. Chandra Abdi 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering,
Lebih terperinciKaji Numerik Aliran Jet-Swirling Pada Saluran Annulus Menggunakan Metode Volume Hingga
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi Kaji Numerik Aliran Jet-Swirling Pada Saluran Annulus Menggunakan Metode Volume Hingga Nazaruddin Sinaga Departemen Teknik Mesin,
Lebih terperinciPenelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-13 Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin Rahmat Taufiqurrahman dan Vivien Suphandani
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure Ryan Hidayat dan Bambang
Lebih terperinciOleh : Dimas Setiawan ( ) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.
Karakterisasi Proses Gasifikasi Downdraft Berbahan Baku Sekam Padi Dengan Desain Sistem Pemasukan Biomassa Secara Kontinyu Dengan Variasi Air Fuel Ratio Oleh : Dimas Setiawan (2105100096) Pembimbing :
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pengaruh Pencampuran Gas HHO dari Generator HHO Tipe Kering dengan Bahan Bakar LPG pada Distribusi Temperatur Nyala Api Bunsen Burner
Studi Eksperimen Pengaruh Pencampuran Gas HHO dari Generator HHO Tipe Kering dengan Bahan Bakar LPG pada Distribusi Temperatur Nyala Api Bunsen Burner Agus Harianto 1*, Djoko Sungkono Kawano 2 1) Jurusan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Kajian Pustaka Ristiyanto (2003) menyelidiki tentang visualisasi aliran dan penurunan tekanan setiap pola aliran dalam perbedaan variasi kecepatan cairan dan kecepatan
Lebih terperinciKarakteristik Pembakaran CH 4 Dengan Penambahan Co 2 Pada Model Helle- Shaw Cell Pada Penyalaan Bawah
Karakteristik Pembakaran CH 4 Dengan Penambahan Co 2 Pada Model Helle- Shaw Cell Pada Penyalaan Bawah Nur Aini Uwar 1), ING.Wardana 2), Denny Widhiyanuriyawan 2) Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Program
Lebih terperinciUJI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDU PENGARAH ALIRAN (GUIDE VANE) TERHADAP DAYA PADA TURBIN SAVONIUS SKRIPSI
UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDU PENGARAH ALIRAN (GUIDE VANE) TERHADAP DAYA PADA TURBIN SAVONIUS SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh : YASIR DENHAS NIM.
Lebih terperinciKAJIAN PERFORMANSI MESIN DIESEL STASIONER SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN BIODIESEL SESAMUM INDICUM
KAJIAN PERFORMANSI MESIN DIESEL STASIONER SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN BIODIESEL SESAMUM INDICUM Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ARTHUR K.M. BINTANG
Lebih terperinciMuchammad 1) Abstrak. Kata kunci: Pressure drop, heat sink, impingement air cooled, saluran rectangular, flow rate.
ANALISA PRESSURE DROP PADA HEAT-SINK JENIS LARGE EXTRUDE DENGAN VARIASI KECEPATAN UDARA DAN LEBAR SALURAN IMPINGEMENT MENGGUNAKAN CFD (COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC) Muchammad 1) Abstrak Pressure drop merupakan
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK ALIRAN DUA FASE ( AIR - UDARA ) MELEWATI ELBOW 30 DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 60
STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK ALIRAN DUA FASE ( AIR - UDARA ) MELEWATI ELBOW 30 DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 60 Gede Widayana 1) dan Triyogi Yuwono 2) 1) Dosen Universitas Pendidikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material.
Lebih terperinciBab 4 Perancangan dan Pembuatan Pembakar (Burner) Gasifikasi
Bab 4 Perancangan dan Pembuatan Pembakar (Burner) Gasifikasi 4.1 Pertimbangan Awal Pembakar (burner) adalah alat yang digunakan untuk membakar gas hasil gasifikasi. Di dalam pembakar (burner), gas dicampur
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI KINERJA MESIN BERBAHAN BAKAR SOLAR DAN CPO DENGAN PEMANASAN AWAL SKRIPSI
STUDI KOMPARASI KINERJA MESIN BERBAHAN BAKAR SOLAR DAN CPO DENGAN PEMANASAN AWAL SKRIPSI Oleh : ASKHA KUSUMA PUTRA 0404020134 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENGHEMAT BAHAN BAKAR PADA KOMPOR GAS RUMAH TANGGA
Jurnal Teknik Mesin, Vol. 24, No.1, April 2009 57 PENGHEMAT BAHAN BAKAR PADA KOMPOR GAS RUMAH TANGGA Abdurrachim, D. Wardani & T. Yudi Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB
Lebih terperinci2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml
KERUGIAN JATUH TEKAN (PRESSURE DROP) PIPA MULUS ACRYLIC Ø 10MM Muhammmad Haikal Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma ABSTRAK Kerugian jatuh tekanan (pressure drop) memiliki kaitan dengan koefisien
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
KARAKTERISASI PERFORMA MESIN SISTEM DUAL FUEL MENGGUNAKAN PRESSURE REDUCER ADAPTIVE DENGAN VARIASI KONSTANTA (k) PEGAS HELIX TEKAN DAN TEKANAN GAS KELUAR PADA STAGE DUA Dori Yuvenda 1) dan Bambang Sudarmanta
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI RASIO UDARA-BAHAN BAKAR (AIR FUEL RATIO) TERHADAP GASIFIKASI BIOMASSA BRIKET SEKAM PADI PADA REAKTOR DOWNDRAFT SISTEM BATCH
PENGARUH VARIASI RASIO UDARA-BAHAN BAKAR (AIR FUEL RATIO) TERHADAP GASIFIKASI BIOMASSA BRIKET SEKAM PADI PADA REAKTOR DOWNDRAFT SISTEM BATCH Oleh : ASHARI HUTOMO (2109.105.001) Pembimbing : Dr. Bambang
Lebih terperinciPENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR
PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR Arif Kurniawan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang; Jl.Raya Karanglo KM. 2 Malang 1 Jurusan Teknik Mesin, FTI-Teknik Mesin
Lebih terperinciPENGARUH PROSENTASE CO 2 TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DIFUSI BIOGAS
89 PENGARUH PROSENTASE CO 2 TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DIFUSI BIOGAS Mega Nur Sasongko 1 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya Keywords : Biogas Percentage CO 2 Flame stability
Lebih terperinciANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR
ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR Alexander Clifford, Abrar Riza dan Steven Darmawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara e-mail: Alexander.clifford@hotmail.co.id Abstract:
Lebih terperinciKAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGGUNAAN PORT FUEL INJECTION (PFI) SEBAGAI SISTEM SUPLAI BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN DUA-LANGKAH SILINDER TUNGGAL
KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGGUNAAN PORT FUEL INJECTION (PFI) SEBAGAI SISTEM SUPLAI BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN DUA-LANGKAH SILINDER TUNGGAL Teddy Nurcahyadi 1, Purnomo 2, Tri Agung Rohmad 2, Alvin Sahroni
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH
10 Avita Ayu Permanasari, Pengaruh Variasi Sudut Butterfly Valve pada Pipa Gas Buang... PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH Oleh: Avita
Lebih terperinciPerformansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 5 No.1. April 2011 (98-102) Performansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap Made Sucipta, Ketut
Lebih terperinciPENGARUH FLUIDA KERJA CAMPURAN AIR ASETON TERHADAP KINERJA PERPINDAHAN PANAS PADA PIPA KALOR
Jurnal Sains dan Teknologi 14 (2), September 15: 51-57 PENGARUH FLUIDA KERJA CAMPURAN AIR ASETON TERHADAP KINERJA PERPINDAHAN PANAS PADA PIPA KALOR Utari Prayetno 1, Rahmat Iman Mainil 1 dan Azridjal Aziz
Lebih terperinciR.R. Vienna Sona Saputri Soetadi Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M.Eng. Sc
Studi Eksperimen Distribusi Temperatur Nyala Api pada Kompor Bioetanol Tipe Side Burner dengan variasi diameter firewall R.R. Vienna Sona Saputri Soetadi 2108 090 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. H. Djoko
Lebih terperinciPENGARUH BYPASS RATIO OVERALL PRESSURE RATIO, DAN TURBINE INLET TEMPERATURE TERHADAP SFC PADA GAS-TURBINE ENGINE
PENGARUH BYPASS RATIO OVERALL PRESSURE RATIO, DAN TURBINE INLET TEMPERATURE TERHADAP SFC PADA GAS-TURBINE ENGINE Muhamad Jalu Purnomo Jurusan Teknik Penerbangan Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Jalan
Lebih terperinciGaya Angkat dan Perbedaan Tekanan di Dalam dan Luar Apollo Koran
Gaya Angkat dan Perbedaan Tekanan di Dalam dan Luar Koran Riani Eka Fitri 1, Irlian Nurmaniah 1, Irzaman 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Departemen Fisika, FMIPA, Institut Pertanian Bogor, kampus IPB Dramaga,
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional XI Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
Peningkatan Performa Hasil Pembakaran Menggunakan Mixing Combustion Chamber pada Kompor Berbahan Bakar Biogas Menuju Desa Mandiri Energi D I Yogyakarta Kris Hariyanto 1, Benedictus Mardwianta 2 Jurusan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN TEMPORARY AIR CONDITIONER BERBASIS PENYIMPANAN ENERGI TERMAL ES
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3837 RANCANG BANGUN TEMPORARY AIR CONDITIONER BERBASIS PENYIMPANAN ENERGI TERMAL ES DESIGN AND CONSTRUCTION OF TEMPORARY AIR
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH
ANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III PROGRAM
Lebih terperinciBab III Aliran Putar
Bab III Aliran Putar Ada banyak jenis aliran fluida dalam dunia teknik, dimana komponen rotasi dari nilai rata-rata deformasi memberikan kontribusi lebih besar terhadap pola aliran yang terjadi. Memperhatikan
Lebih terperinciKarakteristik Api Premiks Biogas pada Counterflow Burner
Banjarmasin, 7-8 Oktober 015 Karakteristik Api Premiks Biogas pada Counterflow Burner Mega Nur Sasongkoa * dan Widya Wijayantib Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjend. Haryono
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari hingga November 2011, yang bertempat di Laboratorium Sumber Daya Air, Departemen Teknik Sipil dan
Lebih terperinciSeminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) VIII
M2-003 Rancang Bangun Modifikasi Dispenser Air Minum Ekadewi A. Handoyo, Fandi D. Suprianto, Debrina Widyastuti Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121 131, Surabaya 60263,
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI TINGGI BEBAN TERHADAP EFISIENSI KOMPOR MINYAK TANAH BERSUMBU
PENGARUH VARIASI TINGGI BEBAN TERHADAP EFISIENSI KOMPOR MINYAK TANAH BERSUMBU Sudarno i 1 Abstract : Pengaturan tinggi beban yang kurang tepat merupakan salah satu penyebab rendahnya efisiensi pada kompor
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA VISUALISASI KECEPATAN TINGGI NYALA API DIFUSI TIPE SWIRL PADA MEDAN ALIRAN BERLAWANAN DENGAN RASIO GAP DIAMETER BESAR SKRIPSI
UNIVERSITAS INDONESIA VISUALISASI KECEPATAN TINGGI NYALA API DIFUSI TIPE SWIRL PADA MEDAN ALIRAN BERLAWANAN DENGAN RASIO GAP DIAMETER BESAR SKRIPSI BUDIMAN RAHARJA RUKMANA 0906604685 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM
Lebih terperinciThe Analysis of Velocity Flow Effect on Drag Force by Using Computational Fluid Dynamics
The Analysis of Velocity Flow Effect on Drag Force by Using Computational Fluid Dynamics Ridwan Abdurrahman 1), Benny Dwika Leonanda 2,*) 1 Indah Kiat Pulp & Paper Corp Tbk Jl. Raya Minas Perawang Km.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi pengambilan data merupakan ilmu yang mempelajari metodemetode pengambilan data, ilmu tentang bagaimana cara-cara dalam pengambilan data. Dalam bab ini dijelaskan
Lebih terperinci