BAB IV KEBIJAKAN KIM JONG-UN UNTUK MENUNJUKAN AROGANSI KOREA UTARA DI DUNIA INTERNASIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV KEBIJAKAN KIM JONG-UN UNTUK MENUNJUKAN AROGANSI KOREA UTARA DI DUNIA INTERNASIONAL"

Transkripsi

1 BAB IV KEBIJAKAN KIM JONG-UN UNTUK MENUNJUKAN AROGANSI KOREA UTARA DI DUNIA INTERNASIONAL Pada bab IV akan membahas mengenai arogansi Korea Utara di dunia Internasional dengan menunjukan bukti-bukti Kim jong un yang ingin menunjukan kepada warga negaranya dan dunia internasional bahwa dirinya merupakan sosok pemimpin yang dapat diandalkan tanpa bantuan dari pihak lain, arogansi tersebut ditunjukan dengan program nuklir dan ketegasan gaya kepemimpinan Kim Jong-Un yang melampaui batas. A. AROGANSI KOREA UTARA DALAM PROGRAM NUKLIR Sebagai Negara yang masih memegang teguh ideologi Juche, yang diartikan sebagai kepercayaan diri atau difahami sebagai sikap mandiri dalam memenuhi kebutuhan sendiri tanpa tergantung dengan Negara lain. Korea Utara menggunakan ideoligy ini dalam program perkembangan nuklirnya. Alasan Korea Utara terus mengembangkan program nuklir yang dimilikinya, karena adanya intervensi yang dilakukan oleh Amerika serikat ketika perang Korea dan karena ideology Juche yang dianut oleh Korea Utara, maka dengan segala tindakannya yang arogan Korea Utara ingin menunjukan kepada dunia Internasional bahwa negaranya dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dari Negara manapun. Belakangan ini Korea Utara kembali menarik perhatian dunia internasional dan menjadi pemberitaan media massa, terutama mengenai pernyataan dari pejabat Pemerintahan Korea Utara yang baru yaitu Kim Jong-Un pada 24 Januari 1

2 2013 yang akan meluncurkan roket berhulu ledak langsung ke Amerika Serikat. Ancaman Korea Utara tersebut dilontarkan sebagai reaksi Negara komunis terhadap dikeluarkannya resolusi baru dewan keamanan PBB pada 22 Januari 2013 mengenai kecaman keras atas uji coba peluncuran roket jarak jauh Korea Utara pada 12 Desember Draf resolusi yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan PBB merupakan usulan dari Amerika Serikat melalui proses negosiasi dan telah mendapatkan persetujuan dari Cina yang merupakan sekutu Korea Utara. (Muhammad, 2013) Ancaman yang dilontarkan oleh Korea Utara bukanlah untuk yang pertama kalinya, tetapi kerap kali Korea Utara melontarkan ancaman tersebut sebagai respon aksi Dewan Keamanan PBB dan juga Amerika Serikat yang selalu mengkritisi dan menentang program nuklir Korea Utara. Hanya kali ini Korea Utara mulai berani melontarkan secara terang-terangan dan dikemukaan oleh Komisi Pertahanan Nasional, bahwa peluncuran roket jarak jauh dan uji coba nuklir yang dilakukan selama ini memang ditujukan untuk Amerika Serikat yang dipandang Korea Utara sebagai musuh utamanya. Tingkat kekhawatiran Amerika Serikat terhadap Korea Utara semakin meningkat pasca pergantian kepemimpinan Korea Utara. Ideologi Juche yang merupakan ideologi resmi Korea Utara masih dianut oleh Kim Jong Un. Pemimpin Korea Utara yang merupakan anak dari Kim Jong Il yaitu Kim Jong Un lebih bersifat agresif. Kekuatan militer yang dimiliki oleh Korea Utara diperkirakan akan mampu menguasai Semenanjung Korea, bahkan Korea Utara dibawah kepemimpinan Kim Jong Un mengeluarkan kebijakan melakukan uji tembak rudal jarak pendek dekat pantai timurnya. Kim 2

3 Jong-Un sebagai pemimpin Korea Utara juga telah menegaskan sikapnya yang akan menentang sikap permusuhan Amerika Serikat. Pernyataan ancaman tersebut sebelumnya jarang dilontarkan, terutama langsung melalui lembaga tertinggi Korea Utara Presiden Kim Jong-Un dan ini menunjukan keseriusan dan komitmen dari Kim Jong-Un dalam membangun program nuklir Korea Utara. Meskipun hal tersebut menentang dan mengabaikan ancaman dari Dewan Keamanan PBB. Dunia Barat telah meyakini bahwa Korea Utara telah meningkatkan kemampuan dan penguasaan teknologi nuklir dan persenjataan rudalnya di level yang lebih tinggi. (Muhammad, 2013) Korea Utara yang telah sekian lama mengisolasi diri, ditambah bertahuntahun dikenakan sanksi internasional dalam bidang penelitian dan pengembangan, memiliki kapasitas teknologi dan persenjataan yang terbatas. Namun, menurut para ahli bukan berarti tidak ada upaya dari Korea Utara untuk mengembangkan teknologi nuklir dan rudal jarak jauh. Para ahli menilai kemampuan serangan rudal Korea Utara secara nyata tidak begitu menjadi ancaman karena tingkat keakuratan rudal negara komunis itu sangat kurang. Tetapi, masyarakat internasional merasa khawatir bahwa rudal Korea Utara akan menjadi ancaman besar karena pada kenyataannya Korea Utara terus memperbaiki teknologi rudal untuk memperoleh rudal berjarak tempuh lebih panjang dan tingkat keakuratannya lebih tinggi. Terlebih, pihak Korea Utara sendiri pernah mengklaim bahwa wilayah Amerika Serikat berada dalam jangkauan rudal Korea Utara, termasuk pangkalan Amerika Serikat di Jepang, Guam dan daratan Amerika Serikat. Klaim tersebut muncul setelah Amerika Serikat dan Korea 3

4 Selatan membuat kesepakatan yang memungkinkan Seoul untuk memperluas jangkauan rudal balistik, dari 300 km menjadi 800 km. (Simela, 2013) Dengan potensi persenjataan yang dimiliki Korea Utarasaat ini, ditambah kekuatan militer darat, laut dan udara yang dimilikinya, Korea Utara dapat menjadi ancaman serius bagi stabilitas keamanan di kawasan, jika solusi damai untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan Korea Utara, termasuk isu nuklir, tidak tercapai. Bukan tidak mungkin, rezim otoriter Korea Utara yang ditekan secara internasional, di bawah kepemimpinan Kim Jong-Un yang tergolong masih muda dan pengaruh kuat pejabat senior garis keras (seperti pamannya, Jang Songthaek), Korea Utara lebih memilih mengambil langkah militer ketimbang diplomasi. Akibat dari persoalan yang dihadapi Korea Utara menjadikan stabilitas keamanan diberbagai kawasan merasa tertanggu, termasuk ASEAN dan Indonesia di dalamnya. Ketidakstabilan yang terjadi di Semenanjung Korea, diakibatkan adanya langkah militer yang ditempuh oleh Korea Utara, hal tersebut tidak hanya memberikan dampak terhadap Semenanjung Korea, tetapi juga akan berdampak luas terhadap kawasan Asia Pasifik lainnya, baik Asia Timur ataupun Asia Tenggara. Sehingga, Negara-negara di kawasan dan masyarakat Internasional perlu merespon serius ancaman Korea Utara melalui upaya diplomasi yang lebih efektif lagi untuk mencegah Korea Utaraagar tidak mengambil langkah militer yang dapat membahayakan stabilitas kawasan. Dewan Keamanan PBB, selaku lembaga multilateral yang bertanggung jawab atas terciptanya keamanan dan perdamaian dunia, harus terus mendorong dan memberi ruang bagi proses pencarian solusi dengan cara dialog dalam 4

5 menghadapi persoalan terkait Korut. Pemberian sanksi oleh Dewan Keamanan PBB merupakan salah satu cara untuk menekan Korea Utara agar rezim yang berkuasa di Negara Komunis tersebut bersedia membuka diri dan berdialog dalam mencari solusi damai atas permasalahan yang melibatkan Korea Utara, terutama mengenai program nuklir. Namun, disisi lain tidak dapat dapat dihindarkan jika sanksi yang dijatuhkan oleh Dewan Keamanan PBB menjadikan Pyongyang marah dan akan menimbulkan perlawanan terhadap sanksi yang diberikannya, karena sanksi tersebut baru dikeluarkan oleh PBB sehingga menimbulkan kemarahan bagi Korea Utara. Upaya untuk menekan Korea Utara tidak hanya melalui pihak PBB, bahkan masyarakat Internasional perlu mengambil peran dalam mendorong terwujudnya perundingan dengan Korea Utara. Dan terjalinlah perundingan dengan Korea Utara yang dikenal dengan forum Six Party Talks, meliputi negara Korea Selatan, Korea Utara, China, Jepang, AS, dan Rusia. Forum tersebut sekarang mulai tidak aktif kembali dan harus dihidupkan kembali oleh ke enam Negara tersebut. (Muhammad, 2013) Adapun program nuklir yang dilakukan oleh Kim Jong-Un selama ini tidak lain semata-matasebagai bentuk strategi untuk dijadikan alat penawaran yang ingin ditukar dengan bantuan ekonomi dari Amerika Serikat. Hal ini dilakukan pasca pemberhentian supply makanan yang dilakukan oleh Amerika Serikat serta pembekuan bank perdagangan internasional Korea Utara pada tahun Alasan uji coba rudal ini juga ditujukan untuk memperoleh bargaining position Korea utara di dunia internasional.(septia, 2015) Tidak hanya sebagai alat penawaran agar mendapat simpati dari Amerika Serikat maupun dunia Internasional, Kim 5

6 Jong-Un juga ingin menunjukan kepada masyarakat Korea Utara bahwa orang nomor satu di Negaranya sebagai penerus dinasti Kim, Kim Jong-Un ingin mendapatkan simpatik dari masyaraktnya bahwa dirinya merupakan seorang pemimpin yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan. B. KEKEJAMAN KIM JONG-UN TERHADAP POLITIK LUAR NEGERINYA Kekejaman yang ingin ditunjukan oleh Presiden muda Korea Utara ini tidak hanya dalam program nuklirnya saja, kepemimpinan Kim Jong-Un yang melampaui batas juga membuktikan sikap arogan dan kejam yang ada pada dirinya. Hal tersebut dapat kita tinjau melalui kepemimpinan Kim Jong-Un yang telah memecahkan rekor ayahnya sebagai diktator paling brutal. Dalam beberapa tahun pertama jabatannya Kim Jong-Un telah banyak mengeksekusi pejabat tinggi Korea Utara. Korea Utara, sebuah negara otoriter yang diperintah oleh keluarga Kim sejak didirikan pada tahun 1948, sangat merahasiakan kinerja pemerintahannya. Informasi yang dikumpulkan oleh pihak luar sering kali sulit untuk dikonfirmasi kebenarannya. Penghapusan pejabat tertinggi di Korea Utara yang dianggap tidak sejalan dengan pemerintahnya sudah lama dilakukan sejak dahulu. Namun, pada masa pemerintahan Kim Jong-Un, dirinya telah menghukum mati pejabat tinggi sebanyak 70sejak berkuasa di tahun (Sandy, 2015) Eksekusi pejabat tinggi Korea Utara yang telah dilakukan oleh Kim Jong- Un menjadikan teror bagi masyarakat Korea Utara dan mempengaruhi serta memutuskan mereka untuk membelot bekerja di luar negeri, khusunya di Korea Selatan. Sejak meneruskan kepemimpinan ayahnya, Kim Jong-Un juga telah 6

7 melengserkan sejumlah penjaga yang dianggap sudah tua. Bahkan ditahun 2013, Kim Jong-Un dengan teganya mengeksekusi pamannya sendiri lantaran mengkhianati kekuasaanya. Tidak hanya pamannya, Kim Jong-Un juga memerintahkan untuk mengeksekusi Menteri Pertahanan Hyon Yong Chol, dikabarkan Menteri tersebut dieksekusi dengan menggunakan senjata anti pesawat hanya karena sering membantah kalimat Kim dan tertidur di acara parade militer. (Mujiraharja, 2015) Lewat beberapa bulan mengeksekusi Menteri Pertahanan, Pemimpin tertinggi Korea Utara ini kembali mengeksekusi pejabat tingginya. Kali ini yang menjadi korban adalah Wakil Perdana Menteri, Choe Yong Gon yang berumur 63 tahun. Alasan Kim Jong-Un mengeksekusi pejabat tinggi ini lantaran dia tidak sepakat dengan kebijakan pemimpin berusia 30 tahunan itu mengenai isu kehutanan, dan kinerjanya yang semakin memburuk menurut Kim Jong-Un. Tindakan Eksekusi yang dipilih Kim Jong-Un lantaran untuk menunjukkan kepemimpinannya yang tegas dimata masyarakat dan juga Internasional. Kim Jong-Un juga berharap bisa memberikan contoh bagi pejabat lain jika ada yang berani membantahnya.(dewi, 2015) Dibawah kepemimpinan Kim Jong-Un, Korea Utara terkenal menjadi Negara paling sadis di dunia. Berbagai tindakan pelanggaran hukum, entah terbukti atau tidak, kerap berujung pada hukuman mati. Korbannya termasuk para pejabat tinggi bahkan anggota keluarga sang diktator. Kasus kematian Wakil Perdana Menteri yang dieksekusi menghebohkan dunia Internasional, karena eksekusi yang dilakukan terhadap Perdana Menteri tersebut tergolong sadis karena diduga menggunakan senjata jenis Anti-aircraft Gun (AAG) ZPU-4. 7

8 Karena tertidur selama mengikuti pertemuan militer dan sering mengeluh kepada Kim Jong-Un, maka Perdana Menteri tersebut mendapatkan hukuman eksekusi. Ironisnya, eksekusi dilakukan di Akademi Militer Kang Kong, Pyongyang dan disaksikan ribuan orang, terutama para tentara Korut. Metode eksekusi terhadap Hyong berbeda dengan kebanyakan eksekusi yang dilakukan sebelumnya. Selain ditembak dengan menggunakan AAG ZPU-4, dengan jarak yang diambil hanya sekitar 30 meter (100 kaki). Beberapa kalangan menduga jasad Hyong sampai tidak bisa dikenali. Hong Hyung-ik, ketua riset Korsel di Institut Sejong, mengatakan bahwa metode eksekusi yang dilakukan Korut tidak manusiawi. (SINDONEWS.COM, 2015)Dengan menggunakan tembakan senjata AAG ZPU-4, tubuh Hyong dipastikan hancur. Selepas ditembak dengan AAG, sulit untuk mengenali jasad orang yang menjadi sasaran ke brutalan Kim Jong- Un. Hal tersebut benar- benar mengerikan, senjata itu pasti telah merobek semua dagingnya, ujar Hyung-ik, dikutip melalui Dailymail. Para kritikus internasional menyebutkan metode eksekusi brutal ini digunakan sang penguasa untuk menekan rakyatnya. Dampak dari kekejaman Kim Jong-Un yang telah mengeksekusi pejabatpejabat tinggi Korea Utara dan penekanan untuk rakyatnya menjadikan Pyongyang memiliki stabilitas politik yang kuat. Pada tahun ini, ada sekitar 15 pejabat senior dihukum mati karena menantang otoritasnya. Michael Madden, ahli kepemimpinan negara yang menjadi analis blog tentang Korea Utara berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS), mengatakan bahwa jajaran tinggi dan menengah Korea Utara sepertinya tidak menghormati kepemimpinan Kim Jong- 8

9 Un. Meski demikian, saat ini tidak ada tanda-tanda stabilitas rezim atau kepemimpinan Kim Jong-Un dalam bahaya. Namun jika eksekusi seperti ini terus berlanjut sampai tahun depan, kami akan merevisi skenario yang mungkin terjadi di Korut, ujar Madden. Tidak hanya pejabat, rakyat biasa, keturunan berdarah birupun tak lepas dari keganasan kepemimpinan Kim Jong-Un. Pada tahun 2013, Kim Jong-Un mengeksekusi pamannya Jang Song-thaek, yang dituduh merusak ekonomi negara dengan cara ditembak. Berikutnya, Kim Kyong-hui, bibi Jong-un sekaligus istri Thaek juga diduga dibunuh dengan racun karena mengeluh mengenai kematian suaminya. Sebagian besar pelaku yang dieksekusi melakukan kejahatan yang ambigu. Tidak jelas kejahatan apa saja yang bisa dihadapkan pada hukuman mati, kata Michelle Kissenkoetter, direktur Federasi Internasional untuk Hak Asasi Manusia (FIDH) Asia. Kissenkoetter menambahkan kembali, sistem pengadilan di Korea Utara tidak transparan. Tersangka tidak diberi kesempatan untuk menjalani sidang yang adil. Sependapat dengan Kissenkoetter, Sokeel Park, yang sering berinteraksi dengan warga Korea Utara yang melarikan diri, mengatakan bahwa penyelewengan praktik hukum sering terjadi pada pemerintahan Korea Utara. Sepertinya hukum yang diterapkan di Korea Utara lebih kejam dibanding negara mana pun di dunia ini, ujar Park. (SINDONEWS.COM, 2015)Padahal, pada tahun 2007, pengadilan di Korea Utara telah menyatakan baru akan menjatuhkan hukuman mati jika kejahatan yang dilakukan sangat serius. Namun, menurut Kissenkoetter, hidup di Korea Utara akan aman jika kita tunduk, patuh, dan tidak pernah mengeluh. Bagaimanapun di Korea Utara, tuduhan sederhana dari anggota 9

10 keluarga atau orang yang Anda kenal saja bisa membuat Anda didakwa dengan sebuah kejahatan dan bisa divonis hukuman mati. FIDH melawan semua bentuk hukuman mati dalam situasi apa pun. Kami meminta Korea Utara agar mengakhiri hukuman mati, tandas Kissenkoetter. Dalam banyak kasus eksekusi mati, pelaku awalnya akan diseret ke meja hijau untuk kejahatan yang dianggap standar, meski sebagian pengkritik menilai jalannya sidang hanya formalitas. Hak pelaku yang bisa membela diri dari sudut pandang dirinya sendiri terkadang juga dilanggar oleh negara. Korea Utara sebagai sebuah negara berdaulat dikatakan memiliki sistem pengambilan keputusan terhadap suatu kebijakan yang unik karena menempatkan individu pemimpin tertinggi sebagai aktor yang paling mempengaruhi proses tersebut. Sebagai pemimpin baru Kim Jong-Un telah menjadi sorotan dunia internasional karena kekejamannya, tindakan eksekusi yang menyebabkan banyak korban dan tekanan bagi rakyat Korea Utara merupakan bukti atas kekejaman dan kediktatoran yang dilakukan Kim Jong-Un pada masa pemerintahannya. Pemerintahan Pyongyang dikenal sebagai rejim komunis yang masih mempertahankan cara-cara teror untuk berkuasa. Dalam sebuah laporan kepada PBB, Marzuki Darusman merupakan mantan Jaksa Agung RI, Ketua Komnas HAM, dan mulai ikut dalam tim penyelidik PBB untuk kasus pembunuhan Benazir Bhutto dan pelanggaran HAM di Srilanka semasa perang saudara. Belakangan menjadi Pelapor Khusus PBB untuk Korea Utara, tokoh dari Indonesia ini sejak 2010 telah memantau Korea Utara dan menjadi pelopor khusus PBB, Marzuki menyebut pemerintah Korea Utara telah melakukan 10

11 penyiksaan, penahanan sewenang-wenang dan merampas jatah makanan penduduk.marzuki juga menyoroti kamp-kamp penjara yang diperkirakan menahan sekitar 200 ribu tahanan politik, termasuk anak-anak yang lahir di penjara karena orang tua mereka ditahan. Marzuki kembali mengungkapkan kediktatoran yang dilakukan oleh Kim Jong-Un, dia mengatakan bahwa dirinya telah menemukan sembilan jenis pelanggaran, antara lain: penyiksaan, penghilangan paksa, penahanan semenamena dan diskriminasi. Penyiksaan adalah bagian keseharian, itu adalah bagian dari sistem. Mereka yang dihukum kerja paksa di pertambangan atau pertanian dalam kondisi sangat mengenaskan dan tingkat kematian sangat tinggi karena kekurangan gizi dan kelaparan. Mereka yang dikirim kerja paksa bukan hanya para pelarian, tapi juga anggota keluarganya. Ada ratusan ribu orang dikirim ke kamp konsentrasi. Keseluruhan sistem tata negara Korea Utara dibangun atas dasar pengingkaran hak asasi rakyatnya, kecuali untuk satu golongan elit inti yang dipilih oleh rejim. Golongan elit tersebut seperti anggota partai, tentara, pemerintahan dan para ilmuwan. Segala kemudahan dan kehidupan berlimpah dinikmati golongan elit ini. Terutama keluarga pimpinan (Keluarga Kim Jong-Un) yang menikmati kemudahan akses pendidikan serta pekerjaan di pemerintahan, partai atau militer merupakan golongan elit yang paling dipercaya rejim. Golongan kedua adalah golongan peragu: keturunan tuan tanah pada masa penjajahan Jepang yang hingga kini masih diawasi gerak-geriknya. Para keturunan ini harus menanggung beban politik yang dibawa orang tua dan pendahulu mereka sebagai tuan tanah pada masa kolonialisme. Kelompok terakhir 11

12 disebut kelompok musuh yakni para petani dan pekerja.(dw.com made for minds, 2013) Penderitaan yang paling mengenaskan dirasakan oleh kelompok terakhir yang dianggap musuh oleh Kim Jong-Un, Murzaki kembali mengatakan bahwa kelompok terakhir hidup mereka bergantung penuh dari kemurahan hati dari Negara melalui sistem distribusi makanan atau kebutuhan hidup lainnya. Tak ada satu kebutuhan hidup yang tidak dikuasai oleh Negara. Kini sistem pembagian makanan mengalami kemacetan, karena tidak ada yang bisa dibagikan. Dalam situasi ini, yang paling menanggung akibat adalah para orang tua, perempuan dan anak-anak karena mereka kaum paling lemah dari golongan petani dan pekerja, yang ada dalam posisi anak tangga paling bawah. Jadi kalau mau digambarkan, ini adalah sebuah sistem apartheid (Sistem Pemisahan Ras)modern ungkapnya. Pada masa pemerintahan Presiden Kim Jong-Un, sistem perekonomian di Korea Utara sangat memprihatinkan. Belakangan ini ada tanda-tanda munculnya sistem paralel, yakni sistem ekonomi pasar, di mana terjadi tukar menukar hasil tanaman di halaman belakang rumah para petani kecil. Ini terjadi di mana-mana dan tidak bisa ditahan oleh rejim, meski pasar adalah hal terlarang. Semakin luas pasar ini berkembang, menunjukkan bahwa kondisi semakin buruk, karena artinya negara tidak mampu lagi mengurusi rakyat. Kondisi hak asasi manusia juga memburuk jika kita ukur dari jumlah pelarian yang meningkat serta laporan mengenai kondisi di kamp-kamp penahanan.(voc Indonesia, 2016) 12

13 Eksekusi mati, kamp kerja paksa, kisah-kisah mengerikan perlakuan dari pemerintah tertinggi, orang dipaksa menjadi kanibal, kerap terdengar dari Negara Korea Utara, sebuah negeri yang paling menutup diri di muka Bumi. Penyiksaan dan penyalahgunaan terhadap rakyat Korea Utara menguak berita mengenai pemerintahan yang brutal yang tak ada bandingnya di dunia kontemporer ini. Pemimpin baru Korea Utara Kim Jong-Un menggunakan penyiksaan, pembunuhan, perbudakan, kekerasan,seksual, kelaparan massal, dan pelanggaran lainnya sebagai alat untuk menopang negara dan meneror warganya agar tunduk kepadanya. Kembali lagi kepada ideologi Jucheyang telah ditanamkan sejak pemerintahan Kim Il-Sung, warga Korea Utara tidak dapat bertindak dan hanya menuruti segala yang diperintahkan oleh Pemimpin mereka. Keadaan Korea Utara saat ini semakin memburuk pasca pemerintahan Kim Jong-Un. Namun, tidak dapat kita pungkiri, meskipun telah banyak mengeksekusi pejabat tinggi Korea Utara, memberikan banyak penderitaan terhadap rakyatnya, Kim Jong-Un tetap masih disegani dan disayangi oleh rakyatnya. Disetiap kegiatan yang dihadirinya selalu saja ada yang menangis sambil mengangkat kedua tangannya keatas seolah-olah tidak rela pertemuan itu akan berakhir. Tidak hanya Ibu-ibu, anak-anak, bahkan para bapak-bapak tidak segan menangis jika Kim Jong-Un beranjak pergi usai kunjungannya. Sungguh pemimpin yang penuh dengan kontroversial ini begitu sangat dicintai oleh rakyatnya. Sekalipun dunia internasional banyak mengecamnya, tapi sepertinya tidak mempengaruhi pola pikir rakyat Korea Utara terhadap pemimpinnya itu. (Wordpress.com, 2013) 13

14 Masyarakat dunia Internasional menggambarkan kepemimpinan Negara Korea Utara saat ini, sebagai pemimpin yang brutal, tidak bijak, aneh, dan tidak masuk akal. Beberapa alasan-alasan yang dikemukan oleh masyarakat Internasional mengenai kediktatoran Kim Jong-Un yang telah dibuktikan. Organisasi pangan dunia juga memperkirakan bahwa 6 juta dari 25 juta rakyat Korea Utara membutuhkan bantuan pangan karena kekurangan gizi yang parah. Krisis ekonomi yang melanda Negara Korea Utara memberikan penderitaan yang sangat parah bagi masyarakatnya. Kim Jong-Un pemimpin Korea Utara dengan segala kediktatorannya juga memberikan kegiatan sehari-hari kepada rakyatnya yang aneh dan akhirnya berujung eksekusi. Sehingga segala aktivitas rakyat Korea Utara sangat dibatasi, seperti dalam menonton televisi, masyarakat Korea Utara hanya boleh menonton acara propaganda yang dilakukan oleh Negaranya. (Winarto, 2015) Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus dan mengatur orang lain. Namun, melihat dari berbagai tindakan yang telah dilakukan oleh Presiden Kim Jong-Un, dibawah kepemimpinanya Kim Jong-Un ingin membuktikan bahwa dirinya merupakan pemimpin muda yang perlu disegani. Dengan membawa perubahan baik eksternal maupun internal bagi Korea Utara dengan melakukan reformasi dalam negeri maupun keterbukannya dengan internasional. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya mengenai tindakan Kim Jong-Un dengan mengembangkan program nuklir meneruskan kebijakan dari pemerintah sebelumnya mengenai Military First, anggapan Presiden baru dan tergolong masih muda ini bahwa dengan dapat 14

15 mengembangkan nuklirnya, maka dia dapat menunjukan kepada dunia bahwa dirinya mampu memegang tanggung jawab sebagai sosok pemimpin bagi Korea Utara. Dan agar rakyat Korea Utara mengetahui bahwa dirinya layak untuk disegani, dengan berusaha keras membela Negaranya. Namun, karena program nuklir yang terus dikembangkannya Kim Jong-Un lupa akan kebutuhan sandang pangan masyarakat Korea Utara. Sehingga dampaknya mengakibatkan Korea Utara mengalami krisi makanan, kelaparan dan kemiskinan dimana-mana. Dan yang lebih mengejutkan kembali, Kim Jong-Un tidak menghiraukan keadaan tersebut. Bahkan Kim Jong-Un lebih menunjukan sikap agresifnya, emosionalnya dengan banyak mengeksekusi pejabat-pejabat tinggi Korea Utara, masyarakat, keluarga yang dianggapnya melanggar hukum dan tidak menyetujui pemerintahannya. Hal tersebut dilakukannya dengan tujuan memberi peringatan kepada rakyatnya untuk tunduk kepadanya dan membuktikan kepada dunia internasional akan ketegasannya dalam memimpin. Sebagai Pemimpin baru yang tergolong masih muda, tindakan yang dilakukan oleh Kim Jong-Un mengembangkan program nuklir atau Military Firstsebagai bentuk strategi untuk menunjukan kepada Internasional, bahwa dirinya mampu mengahadapi musuh-musuh Negaranya. Dengan persediaan nuklir yang dimilikinya Kim Jong-Un merasa dirinya dapat menangani segala permasalahan dengan Negara-negara lain, dapat membuat khawatir seluru dunia. Kekejamannya dalam memimpin Korea Utara dengan cara mengeksekusi pejabatpejabat tinggi atau dengan mengusirnya, dilakukannya juga untuk memberi peringatan terhadap dunia dan rakyatnya bahwa Kim Jong-Un pemimpin yang 15

16 tegas bertanggungjawab dan patut untuk disegani dan untuk menghilangkan kekhawatiran tentang kemampuannya dalam memerintah.. 16

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL KAJIAN SINGKAT TERHADAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Korea Utara adalah Negara yang dikenal banyak orang sebagai Negara yang mandiri dan tertutup. Korea Utara adalah negara yang menyatakan secara sepihak sebagai negara

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010. BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi

Lebih terperinci

PERDAMAIAN DI SEMENANJUNG KOREA PASCA-PERTEMUAN MOON JAE-IN DAN KIM JONG UN

PERDAMAIAN DI SEMENANJUNG KOREA PASCA-PERTEMUAN MOON JAE-IN DAN KIM JONG UN Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL KAJIAN SINGKAT TERHADAP

Lebih terperinci

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016 Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016 KETERANGAN PERS BERSAMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DAN PRESIDEN KOREA SELATAN KUNJUNGAN KENEGARAAN KE KOREA

Lebih terperinci

Tanggung Jawab Komando Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia Oleh : Abdul Hakim G Nusantara

Tanggung Jawab Komando Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia Oleh : Abdul Hakim G Nusantara Tanggung Jawab Komando Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia Oleh : Abdul Hakim G Nusantara Impunitas yaitu membiarkan para pemimpin politik dan militer yang diduga terlibat dalam kasus pelanggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara memang menjadikan perubahan konteks politik internasional menjadi rawan konflik mengingat senjata tersebut memiliki

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Mas'ud, Y. S.-y. (2005). Memahami Politik Korea. Yogyakarta: Gadjah Mada university press.

DAFTAR PUSTAKA. Mas'ud, Y. S.-y. (2005). Memahami Politik Korea. Yogyakarta: Gadjah Mada university press. DAFTAR PUSTAKA BUKU Mas'ud, Y. S.-y. (2005). Memahami Politik Korea. Yogyakarta: Gadjah Mada university press. Mas'ud, M. (1998). Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: pusat antar universitas-studi

Lebih terperinci

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENDANAAN TERORISME,

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT PANJA KOMISI III DPR-RI DENGAN KEPALA BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL (BPHN) DALAM RANGKA PEMBAHASAN DIM RUU TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB IV FAKTOR EKSTERNAL YANG MELATARBELAKANGI KEBIJAKAN KOREA SELATAN ATAS PENUTUPAN AKTIVITAS DI INDUSTRI KAESONG

BAB IV FAKTOR EKSTERNAL YANG MELATARBELAKANGI KEBIJAKAN KOREA SELATAN ATAS PENUTUPAN AKTIVITAS DI INDUSTRI KAESONG BAB IV FAKTOR EKSTERNAL YANG MELATARBELAKANGI KEBIJAKAN KOREA SELATAN ATAS PENUTUPAN AKTIVITAS DI INDUSTRI KAESONG Penutupan Kaesong pada tahun 2016 merupakan sebuah berita yang mengejutkan bagi berbagai

Lebih terperinci

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 Oleh: Muh. Miftachun Niam (08430008) Natashia Cecillia Angelina (09430028) ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENDANAAN TERORISME,

Lebih terperinci

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini:

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini: LAMPIRAN II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN OLEH TERORIS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konvensi-konvensi Den Haag tahun 1899 merupakan hasil Konferensi Perdamaian I di Den Haag pada tanggal 18 Mei-29 Juli 1899. Konvensi Den Haag merupakan peraturan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA I. UMUM Bahwa hak asasi manusia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945, Deklarasi Universal

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008. BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3 Pelanggaran HAM Menurut Undang-Undang No.39 tahun 1999 pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang

Lebih terperinci

UNOFFICIAL TRANSLATION

UNOFFICIAL TRANSLATION UNOFFICIAL TRANSLATION Prinsip-prinsip Siracusa mengenai Ketentuan Pembatasan dan Pengurangan Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik Annex, UN Doc E / CN.4 /

Lebih terperinci

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL Resolusi disahkan oleh konsensus* dalam Sidang IPU ke-128 (Quito, 27 Maret 2013) Sidang ke-128 Inter-Parliamentary

Lebih terperinci

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME 1 1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME Dalam sejarahnya, manusia memang sudah ditakdirkan untuk berkompetisi demi bertahan hidup. Namun terkadang kompetisi yang dijalankan manusia itu tidaklah sehat dan menjurus

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan telah diratifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 mengakui bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat dan menjadi unsur

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menekankan pada proses peredaan ketegangan dalam konflik Korea Utara dan Korea Selatan pada rentang waktu 2000-2002. Ketegangan yang terjadi antara Korea Utara

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BIDANG SOSIAL POLITIK DAN KEAMANAN KOREA UTARA, SERTA PROFFIL KIM JONG-UN

BAB II GAMBARAN UMUM BIDANG SOSIAL POLITIK DAN KEAMANAN KOREA UTARA, SERTA PROFFIL KIM JONG-UN BAB II GAMBARAN UMUM BIDANG SOSIAL POLITIK DAN KEAMANAN KOREA UTARA, SERTA PROFFIL KIM JONG-UN Koresa Utara merupakan negara yang terletak di wilayah Asia Timur yang perkembangan sosial-politiknya telah

Lebih terperinci

Negara Jangan Cuci Tangan

Negara Jangan Cuci Tangan Negara Jangan Cuci Tangan Ariel Heryanto, CNN Indonesia http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160426085258-21-126499/negara-jangan-cuci-tangan/ Selasa, 26/04/2016 08:53 WIB Ilustrasi. (CNN Indonesia)

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG

Lebih terperinci

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara Pasal 104 Makar dengan maksud untuk membunuh, atau merampas kemerdekaan, atau meniadakan kemampuan Presiden atau Wakil Presiden memerintah, diancam dengan pidana

Lebih terperinci

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia 3 Perbedaan dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia Bagaimana Ketentuan Mengenai dalam tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia? Menurut hukum internasional, kejahatan

Lebih terperinci

SURAT TERBUKA KEPADA KETUA PANSUS RUU TERORISME DPR RI TENTANG RENCANA REVISI UNDANG-UNDANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME

SURAT TERBUKA KEPADA KETUA PANSUS RUU TERORISME DPR RI TENTANG RENCANA REVISI UNDANG-UNDANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME AI Index: ASA 21/5273/2016 Mr. Muhammad Syafii Ketua Pansus RUU Terorisme Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Kompleks Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Jl. Gatot Subroto, Senayan Jakarta, 10270, Indonesia

Lebih terperinci

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN

Lebih terperinci

Tindakan Amerika di negeri-negeri Muslim itu berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam

Tindakan Amerika di negeri-negeri Muslim itu berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam Tindakan Amerika di negeri-negeri Muslim itu berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam Presiden Barack Obama kembali menjejakkan kakinya di Indonesia. Tidak ke Jakarta sebagaimana November 2010

Lebih terperinci

UAS ASIA TIMUR OKKY LARAS SAKTI

UAS ASIA TIMUR OKKY LARAS SAKTI UAS ASIA TIMUR OKKY LARAS SAKTI 44312098 1. Perkembangan hubungan luar negeri antara Tiongkok- Korea Selatan semakin hari semakin membaik, hal ini terbukti dengan adanya pertemuan dua petinggi Negara Tiongkok-

Lebih terperinci

KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN LAIN YANG KEJAM, TIDAK MANUSIAWI DAN MERENDAHKAN MARTABAT MANUSIA

KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN LAIN YANG KEJAM, TIDAK MANUSIAWI DAN MERENDAHKAN MARTABAT MANUSIA KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN LAIN YANG KEJAM, TIDAK MANUSIAWI DAN MERENDAHKAN MARTABAT MANUSIA Diterima dan terbuka untuk penandatanganan, ratifikasi dan aksesi olah Resolusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Uji coba nuklir yang dilakukan Korea Utara pada tanggal 25 Mei tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Uji coba nuklir yang dilakukan Korea Utara pada tanggal 25 Mei tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN Uji coba nuklir yang dilakukan Korea Utara pada tanggal 25 Mei tahun 2009 ini, hingga dikeluarkannya Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1874 dan sikap keras Korea Utara dengan resolusi-resolusi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas berkat dan rahmat-nya lah kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik, salawat serta

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut. BAB V KESIMPULAN Sampai saat ini kelima negara pemilik nuklir belum juga bersedia menandatangani Protokol SEANWFZ. Dan dilihat dari usaha ASEAN dalam berbagai jalur diplomasi tersebut masih belum cukup

Lebih terperinci

KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN LAIN YANG KEJAM, TIDAK MANUSIAWI DAN MERENDAHKAN MARTABAT MANUSIA

KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN LAIN YANG KEJAM, TIDAK MANUSIAWI DAN MERENDAHKAN MARTABAT MANUSIA KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN LAIN YANG KEJAM, TIDAK MANUSIAWI DAN MERENDAHKAN MARTABAT MANUSIA Diterima dan terbuka untuk penandatanganan, ratifikasi dan aksesi olah Resolusi

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan 99 BAB 5 PENUTUP 5.1.Kesimpulan Berbagai macam pernyataan dari komunitas internasional mengenai situasi di Kosovo memberikan dasar faktual bahwa bangsa Kosovo-Albania merupakan sebuah kelompok yang memiliki

Lebih terperinci

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 1 K-143 Konvensi Pekerja Migran (Ketentuan Tambahan), 1975 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang

Lebih terperinci

MAKALAH. Pengadilan HAM dan Hak Korban Pelanggaran Berat HAM. Oleh: Eko Riyadi, S.H., M.H.

MAKALAH. Pengadilan HAM dan Hak Korban Pelanggaran Berat HAM. Oleh: Eko Riyadi, S.H., M.H. TRAINING RULE OF LAW SEBAGAI BASIS PENEGAKAN HUKUM DAN KEADILAN Hotel Santika Premiere Hayam Wuruk - Jakarta, 2 5 November 2015 MAKALAH Pengadilan HAM dan Hak Korban Pelanggaran Berat HAM Oleh: Eko Riyadi,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator BAB V KESIMPULAN Amerika serikat adalah sebagai negara adidaya dan sangat berpengaruh di dunia internasional dalam kebijakan luar negerinya banyak melakukan berbagai intervensi bahkan invasi dikawasan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia 68 BAB IV KESIMPULAN Pasca berakhirnya perang saudara di Spanyol pada tahun 1939, Francisco Franco langsung menyatakan dirinya sebagai El Claudilo atau pemimpin yang menggunakan kekuasaannya dengan menerapkan

Lebih terperinci

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- 166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme

Lebih terperinci

kliping ELSAM KLP: RUU KKR-1999

kliping ELSAM KLP: RUU KKR-1999 KLP: RUU KKR-1999 KOMPAS - Senin, 28 Jun 1999 Halaman: 1 Penulis: FER/AS Ukuran: 5544 RUU HAM dan Komnas HAM: Jangan Hapuskan Pelanggaran HAM Orba Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Hak Asasi Manusia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa hak asasi manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA Pada bab ini penulis akan bercerita tentang bagaimana sejarah konflik antara Palestina dan Israel dan dampak yang terjadi pada warga Palestina akibat dari

Lebih terperinci

amnesti internasional

amnesti internasional [Embargo: 11 Maret 2004] Umum amnesti internasional Indonesia Direktur-direktur Amnesti Internasional seluruh Asia Pacific mendesak partai-partai politik untuk menjadikan HAM sebagai prioritas Maret 2004

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa anak adalah bagian dari generasi muda sebagai

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I Pasal 1 Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1. Korporasi adalah kumpulan orang dan atau kekayaan

Lebih terperinci

PEREDAAN KETEGANGAN DI SEMENANJUNG KOREA

PEREDAAN KETEGANGAN DI SEMENANJUNG KOREA PEREDAAN KETEGANGAN DI SEMENANJUNG KOREA Oleh: DR. Yanyan Mochamad Yani, Drs., M.A. Akhirnya setelah melalui pasang surut yang penuh ketegangan, masyarakat dunia kini perlu merasa lega. Sementara waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disatukan kembali. Namun upaya reunifikasi terus berlanjut dari kedua belah

BAB I PENDAHULUAN. disatukan kembali. Namun upaya reunifikasi terus berlanjut dari kedua belah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Reunifikasi merupakan proses penyatuan kembali yang dilakukan 2 Negara atau lebih yang sebelumnya terpisah karena peristiwa sejarah. Upaya reunifikasi ini dilakukan

Lebih terperinci

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949 Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949 http://forum.viva.co.id/showthread.php?t=1896354 Jika kita telisik lebih mendalam, sebenarnya kebijakan strategis AS untuk menguasai dan menanam pengaruh

Lebih terperinci

Tuduhan Amnesty Internasional terhadap Sudan terkait penggunaan senjata kimia di Jabal Murrah

Tuduhan Amnesty Internasional terhadap Sudan terkait penggunaan senjata kimia di Jabal Murrah Tuduhan Amnesty Internasional terhadap Sudan terkait penggunaan senjata kimia di Jabal Murrah Rabu, 28 September 2016, Taryana Hassan, Direktur Riset Krisis dan Bencana di Lembaga Amnesty Internasional

Lebih terperinci

Isi. Pro dan Kontra Palestina masuk PBB

Isi. Pro dan Kontra Palestina masuk PBB Isi Pro dan Kontra Palestina masuk PBB Dari 193 negara anggota Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), 138 negara anggota menyetujui Palestina tidak lagi hanya berstatus sebagai entitas pengamat

Lebih terperinci

Buku «Memecah pembisuan» Tentang Peristiwa G30S tahun 1965

Buku «Memecah pembisuan» Tentang Peristiwa G30S tahun 1965 Buku «Memecah pembisuan» Tentang Peristiwa G30S tahun 1965 Tulisan ini bukanlah resensi buku. Melainkan seruan atau anjuran kepada orang-orang yang mempunyai hati nurani dan berperkemanusiaan, atau yang

Lebih terperinci

Konvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid

Konvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid Konvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid disetujui dan terbuka untuk penandatanganan dan ratifikasi oleh Resolusi Majelis Umum 3068 (XXVIII) 30 November 1973 Negara-negara

Lebih terperinci

MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG

MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG Resume Fransiskus Carles Malek 151050084 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang sebelumnya dijajah oleh Jepang selama 3,5 tahun berhasil mendapatkan kemerdekaannya setelah di bacakannya

Lebih terperinci

BAB II DINAMIKA KONFLIK DAN PROSES REUNIFIKASI KOREA UTARA-KOREA SELATAN

BAB II DINAMIKA KONFLIK DAN PROSES REUNIFIKASI KOREA UTARA-KOREA SELATAN BAB II DINAMIKA KONFLIK DAN PROSES REUNIFIKASI KOREA UTARA-KOREA SELATAN Pada bab II ini akan membahas mengenai sejarah awal mula konflik di Semenanjung Korea hingga penolakan reunifikasi Korea Selatan

Lebih terperinci

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME I. UMUM Sejalan dengan tujuan nasional Negara Republik Indonesia sebagaimana

Lebih terperinci

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea BAB V PENUTUP Tesis ini menjelaskan kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur yang berimplikasi terhadap program pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Kompleksitas keamanan yang terjadi di kawasan Asia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak merupakan semua hal yang harus kalian peroleh atau dapatkan. Hak bisa berbentuk kewenangan atau kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Hak yang diperoleh merupakan akibat

Lebih terperinci

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG MAJELIS UMUM KE-58 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA. New York, 23 September 2003

PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG MAJELIS UMUM KE-58 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA. New York, 23 September 2003 PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG MAJELIS UMUM KE-58 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA New York, 23 September 2003 Yang Mulia Ketua Sidang Umum, Para Yang Mulia Ketua Perwakilan Negara-negara Anggota,

Lebih terperinci

Mengenal Konvensi PBB 1990 tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya

Mengenal Konvensi PBB 1990 tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya Mengenal Konvensi PBB 1990 tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya (Konvensi Migran 1990) KOMNAS PEREMPUAN KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN Mengenal

Lebih terperinci

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM MUHAMMAD NAFIS 140462201067 PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM Translated by Muhammad Nafis Task 8 Part 2 Satu hal yang menarik dari program politik luar negeri Jokowi adalah pemasukan Samudera Hindia sebagai

Lebih terperinci

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara ASEAN didirikan di Bangkok 8 Agustus 1967 oleh Indonesia, Malaysia,

Lebih terperinci

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH Bahwa pengakuan atas martabat yang melekat pada dan hak-hak yang sama dan tidak dapat dicabut dari semua anggota keluarga manusia adalah landasan bagi

Lebih terperinci

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk BAB IV KESIMPULAN Sejak berakhirnya Perang Dingin isu-isu keamanan non-tradisional telah menjadi masalah utama dalam sistem politik internasional. Isu-isu keamanan tradisional memang masih menjadi masalah

Lebih terperinci

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, tanggal 1 April 2014 Selasa, 01 April 2014

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, tanggal 1 April 2014 Selasa, 01 April 2014 Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, tanggal 1 April 2014 Selasa, 01 April 2014 PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG KABINET PARIPURNA DI KANTOR PRESIDEN,

Lebih terperinci

Konvensi Internasional tentang Perlindungan Hak Semua Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya 1 PEMBUKAAN

Konvensi Internasional tentang Perlindungan Hak Semua Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya 1 PEMBUKAAN Konvensi Internasional tentang Perlindungan Hak Semua Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya 1 PEMBUKAAN Negara-negara Pihak pada Konvensi ini, Memperhatikan prinsip-prinsip yang terkandung dalam instrumen-instrumen

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan Restorasi Meiji di Jepang yang berdampak pada proses modernisasi

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan Restorasi Meiji di Jepang yang berdampak pada proses modernisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendudukan Jepang di Indonesia merupakan bagian dari rangkaian politik imperealismenya di Asia Tenggara. Kedatangannya di Indonesia merupakan bagian dalam usahanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu di daerah Preah Vihear yang terletak di Pegunungan Dangrek. Di

BAB I PENDAHULUAN. yaitu di daerah Preah Vihear yang terletak di Pegunungan Dangrek. Di BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Thailand dan Kamboja merupakan dua negara yang memiliki letak geografis berdekatan dan terletak dalam satu kawasan yakni di kawasan Asia Tenggara. Kedua negara ini

Lebih terperinci

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global. BAB V PENUTUP Kebangkitan Cina di awal abad ke-21tidak dapat dipisahkan dari reformasi ekonomi dan modernisasi yang ia jalankan. Reformasi telah mengantarkan Cina menemukan momentum kebangkitan ekonominya

Lebih terperinci

KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM PIDANA YANG ADA KAITANNYA DENGAN MEDIA MASSA. I. Pembocoran Rahasia Negara. Pasal 112. II. Pembocoran Rahasia Hankam Negara

KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM PIDANA YANG ADA KAITANNYA DENGAN MEDIA MASSA. I. Pembocoran Rahasia Negara. Pasal 112. II. Pembocoran Rahasia Hankam Negara Pasal-pasal Delik Pers KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM PIDANA YANG ADA KAITANNYA DENGAN MEDIA MASSA I. Pembocoran Rahasia Negara Pasal 112 Barang siapa dengan sengaja mengumumkan surat-surat, berita-berita atau

Lebih terperinci

Gerakan 30 September Hal tersebut disebabkan para kader-kader Gerwani tidak merasa melakukan penyiksaan ataupun pembunuhan terhadap para

Gerakan 30 September Hal tersebut disebabkan para kader-kader Gerwani tidak merasa melakukan penyiksaan ataupun pembunuhan terhadap para BAB 5 KESIMPULAN Gerwani adalah organisasi perempuan yang disegani pada masa tahun 1950- an. Gerwani bergerak di berbagai bidang. Yang menjadi fokus adalah membantu perempuan-perempuan terutama yang tinggal

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap persatuan dan kesatuan nasional, penegakan hukum dan penghormatan HAM

Lebih terperinci

Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida

Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida Disetujut dan diusulkan untuk penandatanganan dan ratiftkasi atau aksesi dengan resolusi Majelis Umum 260 A (HI), 9 December 1948 Negara-negara

Lebih terperinci

KASUS PELANGGARAN HAM BERAT 1965*

KASUS PELANGGARAN HAM BERAT 1965* MASALAH IMPUNITAS DAN KASUS PELANGGARAN HAM BERAT 1965* Oleh MD Kartaprawira Bahwasanya Indonesia adalah Negara Hukum, dengan jelas tercantum dalam Pasal 1 ayat 3 UUD 1945. Siapa pun tidak bisa mengingkari.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia BAB 5 KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini akan disampaikan tentang kesimpulan yang berisi ringkasan dari keseluruhan uraian pada bab-bab terdahulu. Selanjutnya, dalam kesimpulan ini juga akan dipaparkan

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap

Lebih terperinci

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA Disajikan dalam kegiatan pembelajaran untuk Australian Defence Force Staff di Balai Bahasa Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung, Indonesia 10 September 2007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekuatan militer merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga stabilitas negara. Semua negara termasuk Indonesia membangun kekuatan militernya untuk menjaga keamanan

Lebih terperinci

Prinsip-prinsip dan Hak-hak Mendasar di Tempat kerja. Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017

Prinsip-prinsip dan Hak-hak Mendasar di Tempat kerja. Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017 Prinsip-prinsip dan Hak-hak Mendasar di Tempat kerja Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017 Tujuan Pembelajaran Mengenal ILO dan ILS Memahami prinsip-prinsip dan hak-hak mendasar di tempat

Lebih terperinci

NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK

NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa anak adalah bagian dari generasi muda sebagai

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa hak asasi manusia merupakan

Lebih terperinci

Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 26 Tahun Tentang. Pengadilan Hak Asasi Manusia BAB I KETENTUAN UMUM

Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 26 Tahun Tentang. Pengadilan Hak Asasi Manusia BAB I KETENTUAN UMUM Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Hak Asasi Manusia adalah seperangkat

Lebih terperinci

Keterangan Pers Presiden RI Terkait Surat Balasan PM. Australia, 26 Nov 2013, di Kantor Presiden Selasa, 26 November 2013

Keterangan Pers Presiden RI Terkait Surat Balasan PM. Australia, 26 Nov 2013, di Kantor Presiden Selasa, 26 November 2013 Keterangan Pers Presiden RI Terkait Surat Balasan PM. Australia, 26 Nov 2013, di Kantor Presiden Selasa, 26 November 2013 KETERANGAN PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA RAPAT TERBATAS TERKAIT SURAT

Lebih terperinci