Analisis Efektifitas Sensus Pajak Nasional Tahun 2012 Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Efektifitas Sensus Pajak Nasional Tahun 2012 Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok"

Transkripsi

1 Analisis Efektifitas Sensus Pajak Nasional Tahun 2012 Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok Andhira Mawi Putriana Tunas Hariyulianto Ilmu Administrasi Fiskal Program Ekstensi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok, 16424, Indonesia Abstrak Penulisan skripsi ini dibuat melalui penelitian di kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok. Penelitian ini bertujuan menganalisa efektifitas Sensus Pajak Nasional pada tahun 2012 serta kendala-kendala apa yang dihadapi dalam pelaksanaan Sensus Pajak Nasional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Sensus Pajak Nasional pada tahun 2012 kurang efektif, oleh karena itu Sensus Pajak Nasional perlu dilaksanakan lebih baik agar mencapai hasil yang maksimal. Kata Kunci : Sensus Pajak Nasional, Tujuan Sensus Pajak Nasional, Efektif Analysis the effectiveness of the National Tax Census in 2012 Case Study In Depok Pratama Tax Office Title Abstract This thesis is made through research in Depok Pratama Tax Office. This study aims to analyze the effectiveness of the National Tax Census in 2012 and what the constraints faced in the implementation of the National Tax Census. The method used in this research is descriptive quantitative approach. The results showed that the National Tax Census in 2012 is less effective, therefore, the National Tax Census needs to be implemented better in order to achieve maximum results. Keywords: National Tax Census, National Tax Census objective, Effective Pendahuluan Pembangunan nasional Indonesia merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus yang bertujuan untuk menciptakan keadilan dan kemakmuran bangsa. Untuk mewujudkan tujuan tersebut membutuhkan dana yang besar serta peran serta masyarakat dalam mendukung program pembangunan nasional tersebut sehingga akan menciptakan kemandirian bangsa. Dalam mencapainya, pemerintah melakukan usaha-usaha yang dapat menunjang kemandirian salah satunya dengan mengoptimalisasi penerimaan negara yaitu berupa pajak.

2 Dalam melakukan pemungutan pajak tersebut Indonesia menganut 3 sistem perpajakan antara lain, Official Assesment System, Self Assesment, dan Withholding System. Ketiga sistem tersebut memiliki keistimewaan masing-masing. Sebelum diadakannya reformasi perpajakan pada tahun 1984, sistem pemungutan yang diterapkan di Indonesia adalah official assessment, namun setelah reformasi perpajakan sistem pemungutan pajak berubah menjadi self assessment system. Self Assessment System yang memiliki peranan yang lebih dominan, karena diterapkan dalam pemungutan pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, dan pajak penjualan atas barang mewah, serta sebagian dari pajak bumi dan bangunan. Self Assesment System itu sendiri merupakan suatu sistem yang memberi kepercayaan penuh kepada wajib pajak (WP) untuk melaksanakan hak dan kewajibannya, mulai dari menghitung, memungut, memotong, menyetorkan dan melaporkan sendiri pajak penghasilan terutang. Dengan penerapan self assessment system, pemerintah mengharapkan agar mampu meningkatkan penerimaan dari sektor pajak melalui peningkatan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Peran serta masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya berdasarkan aturan dan ketentuan pajak yang berlaku sangat diharapkan pemerintah, namun pada kenyataannya masih banyak ditemui masyarakat yang seharusnya telah mempunyai NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) tetapi mereka belum mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak untuk mendapatkan NPWP. Untuk mengoptimalkan penerimaan pajak dengan Wajib Pajak yang sudah ada DJP melakukan program Intensifikasi Pajak sedangkan untuk meningkatkan jumlah Wajib Pajak, salah satu upaya yang dilakukan DJP adalah dengan program Estensifikasi Wajib Pajak. Salah satu kegiatan ekstensifikasi pajak yang dilakukan oleh DJP adalah dengan dilaksanakannya program Sensus Pajak Nasional. Sensus Pajak Nasional adalah kegiatan pengumpulan data mengenai kewajiban perpajakan dalam rangka memperluas basis pajak dengan mendatangi subjek pajak (orang pribadi atau badan) di seluruh wilayah Indonesia yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak ( Sensus Pajak Nasional dilaksanakan dengan tujuan untuk perluasan basis pajak, Peningkatan penerimaan pajak, Peningkatan jumlah penerimaan SPT Tahunan PPh, Pemutakhiran data WP selain itu dalam Sensus Pajak Nasional juga dilakukan Pendataan Pemilikan NPWP, Konsultasi Perpajakan, Sosialisasi Hak dan Kewajiban Wajib Pajak, Pengawasan Kepatuhan Kewajiban Wajib Pajak karena tujuan utamanya untuk mensejahterakan masyarakat sudah seharusnya masyarakat ikut berperan dalan sensus pajak nasional.

3 Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program pajak tersebut maka Kantor Pelayanan Pajak Pratama adalah tempat yang paling tepat. Dalam penelitian kali ini penulis mengambil KPP Pratama di lingkungan Kanwil DJP Jawa Barat II. Pada Kanwil tersebut terdapat 17 KPP, yang terdiri dari KPP Madya dan KPP Pratama. Penulis hanya mengambil 1 KPP Pratama dari kanwil tersebut yaitu KPP Pratama Depok, karena selain ada seksi-seksi yang berkaitan dengan program pajak tersebut, yaitu Seksi Ekstensifikasi, Seksi Pengawasan dan Konsultasi (waskon), dan juga Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI). Pada lingkungan KPP Pratama tersebut sedang berkembang dan maju dalam hal pembangunan, objek wisata, kegiatan bisnis, kegiatan pemerintahan, kegiatan pendidikan serta memiliki jumlah wajib pajak terdaftar yang relatif banyak pada lingkungan Jawa Barat II. Sensus Pajak Nasional diharapakan dapat berjalan sesuai dengan tujuan sehingga dapat berjalan efektif. Dapat dikatakan efektif dalam hal ini seperti munculnya potensi baru dalam meningkatkan penerimaan pajak, dikarenakan meluasnya basis pajak dari setiap Kantor Pelayanan Pajak dan meningkatnya kepatuhan disebabkan oleh naiknya kesadaran WP dalam melaksanakan kewajiban perpajakan selama pelaksanaan program sensus pajak nasional. Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana efektifitas pelaksanaan sensus pajak nasional tahun 2012? 2. Apa kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program sensus pajak nasional tahun 2012? tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas sensus pajak nasional tahun 2012 dan mengetahui apa kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program sensus pajak nasional tahun 2012 Tinjauan Teoritis 1. Kebijakan Pajak Kebijakan pajak yaitu kebijakan yang berhubungan dengan penentuan siapa-siapa yang akan dikenakan pajak, apa-apa yang akan dikenakan pajak ataupun yang dikecualikan dikenakan pajak, apa yang akan dijadikan dasar pengenaan pajak, bagaimana menghitung besarnya pajak yang harus dibayar dan bagaimana tata cara pembayaran pajak yang terutang ini diungkapkan oleh Mansury (1999:2). Berikut dikemukakan pendapat R. Mansury bahwa tujuan kebijakan perpajakan adalah sama dengan kebijakan publik pada umumnya, yaitu menpunyai tujuan pokok:

4 1. Untuk peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran, 2. Distribusi penghasilan yang lebih adil, dan 3. Stabilitas. 2. Efektifitas Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik, sedangkan menurut Schemerhon (1996:35) efektivitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya dengan output realisasi atau sesungguhnya, jika output realisasi > output anggaran disebut efektif Efektivitas bisa disebut juga efektif yang mana secara langsung dihubungkan dengan pencapaian tujuan atau sasaran berarti bahwa tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai atau dengan kata lain sasaran tercapai karena adanya proses kegiatan. 3. Pengukuran efektifitas Menurut Steers (1980 : 1) Suatu pekerjaan dikatakan efektif jika suatu pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Selain itu menurut Hari Lubis dan Martani Huseini (1987:55) menyatakan efektifitas sebagai konsep yang sangat penting dalam organisasi karena menjadi ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Karenanya, pengukuran efektifitas bukanlah hal yang sederhana mengingat perbedaan tujuan masing-masing organisasi dan keragaman tujuan organisasi itu sendiri. Adapun kriteria untuk mengukur efektivitas suatu organisasi dapat digunakan salah satunya adalah Pendekatan sasaran (goals approach). Pendekatan sasaran dalam pengukuran efektifitas memusatkan perhatian terhadap aspek output, yaitu dengan mengukur keberhasilan organisasi dalam mencapai tingkatan output yang direncanakan. Menurut Price (1972:3) pendekatan sasaran dalam pengukuran efektifitas dimulai dengan identifikasi sasaran organisasi dan mengukur tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran tersebut. Dengan demikian pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana organisasi berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapainya. 4. Ekstensifikasi Ektensifikasi Wajib Pajak adalah kegiatan perluasan objek pajak dan pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak kepada orang pribadi yang berstatus Wajib Pajak. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari subjek pajak yang sebenarnya sudah layak dan memenuhi syarat

5 untuk mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak dan mendapatkan NPWP, tetapi mereka belum terdaftar sebagai wajib pajak di KPP. Kegiatan ekstensifikasi ini dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Menurut Harahap (2004:23) ekstensifikasi juga dapat diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah wajib pajak dan atau pengusaha pajak terdaftar. 5. Pengawasan Menurut Fayol dalam Harahap (2001: 10) mengemukakan bahwa pengawasan adalah Upaya memeriksa apakah semua terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan, perintah yang dikeluarkan, dan prinsip yang dianut. Juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan agar dihindari kejadiannya di kemudian hari. 6. Sistem Pemungutan Pajak Menurut Resmi (2008:11) dalam memungut pajak dikenal beberapa sistem pemungutan salah satunya adalah Self Assessment System. Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. 7. Administrasi Pajak Administrasi perpajakan dalam pengertian prosedur meliputi tahapan-tahapan pendaftaran wajib pajak, penetapan pajak, pembayaran pajak, pelaporan pajak, dan penagihan pajak. Seperti yang dikemukakan oleh Mikesell (1986:239), administrasi perpajakan meliputi enam langkah umum: persiapan persediaan, penilaian dasar, perhitungan dan pemungutan pajak, audit, banding-protes, dan penegakan. Menurut Silvani (1992) seperti dikutip Prof. Gunadi, administrasi perpajakan dikatakan efektif apabila mampu mengatasi masalah-masalah salah satunya adalah Wajib Pajak yang tidak terdaftar (unregistered taxpayers) dengan administrasi pajak yang efektif akan mampu mendeteksi dan menindak dengan menerapkan sanksi tegas bagi masyarakat yang telah memenuhi ketentuan menjadi wajib pajak tapi belum terdaftar. Penambahan jumlah wajib pajak secara signifikan akan meningkatkan jumlah penerimaan pajak. 8. Sensus Pajak Nasional Menurut Sumarsan (2012, 1) yang dimaksud dengan Sensus Pajak Nasional adalah kegiatan pengumpulan data mengenai kewajiban perpajakan dalam rangka memperluas basis pajak, pencapaian target penerimaan perpajakan dan pengamanan penerimaan Negara dengan

6 mendatangi subjek pajak (Wajib Pajak) diseluruh Indonesia, yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan berkerja sama dengan pihak lain. 9. kepatuhan wajib pajak Kepatuhan perpajakan yang dikemukakan oleh Nowak dalam Devano (2006:110) sebagai kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan tercermin dalam situasi sebagai berikut: a. Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan. b. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas. c. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar. d. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Neuman (2003:46) pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang bersifat deduktif dimana peneliti menempatkan teori sebagai titik tolak utama dalam kegiatan penggalian informasi dan kebenaran. Pendekatan kuantitatif menjadikan teori sebagai pedoman penting bagi peneliti dalam merencanakan penelitian. Teori dalam hal ini memberi pedoman tentang kerangka berpikir yang harus dimiliki peneliti, data apa saja yang harus dikumpulkan oleh peneliti dan cara menafsirkan data yang telah terkumpul dari lapangan. Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini digunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut: 1. Studi Kepustakaan (Library Research) 2. Studi Lapangan (field research) Dalam penelitian ini, analisis data di sederhanakan dengan tahapan-tahapan. Tahapan pertama mengindentifikasi data yang diperoleh dari lapangan, baik dengan cara wawancara, interview, observasi, maupun dokumentasi, yang bersumber dari buku dan literature. Tahapan kedua, yakni mengklasifikasikan data yang masuk, kemudian disesuaikan dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Tahapan ketiga,yakni melakukan interpretatif terhadap faktor yang mempengaruhi. Setelah data terkumpul kemudian akan dilakukan analisis data menggunakan analisis kuantitatif deskriptif. Dalam analisis ini peneliti menggunakan tehnik analisis deskriptif rasio, dengan menggunakan rasio efektifitas. Oleh karena itu, untuk mengetahui suatu organisasi

7 dikatakan efektif maka diperlukan indikator sebagai tolak ukur mengetahui tingkat efektifitas. Untuk menganalisa tingkat keefektifan pelaksanaan Sensus Pajak Nasional yang dilakukan pada KPP Pratama Depok maka digunakan rumus sebagai berikut : Efektifitas Pelaksanaan SPN = Realisasi SPN x 100 % Target SPN Sumber: Seksi Ekstensifikasi KPP Pratama Depok Untuk mengetahui tolak ukur tingkat keefektifan maka akan digunakan indikator klasifikasi pengukuran efektifitas, apabila presentase yang dicapai lebih dari 100 persen berarti sangat efektif, 90 persen sampai dengan 100 persen berari efektif, 80 persen sampai dengan 90 persen berarti cukup efektif, 60 persen sampai dengan 80 persen berarti kurang efektif dan apabila persentase kurang dari 60 persen berarti tidak efektif. Pengukuran klasifikasi ini menurut Depdagri, Kepmendagri NO Tahun 1996 (Sri Endah Nuryani, 2010:50). Agar penelitian menjadi fokus dan terarah peneliti membatasi penelitian ini hanya berfokus kepada efektifitas pelaksanaan program sensus pajak nasional yang dilaksanakan pada tahun 2012 serta bagaimana kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan program sensus pajak nasional pada tahun 2012 Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Efektifitas Sensus Pajak Nasional pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok Program sensus pajak nasional itu dapat diketahui efektif atau tidak, maka harus terlebih dahulu mengetahui tujuan sebenernya apa yang ingin dicapai. tujuan yang sebenernya ini akan memberikan hasil yang diharapkan sesuai dengan sasaran awal yang direncanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Pelaksanaan sensus pajak nasional itu mempunyai tujuan antara lain pemutakhiran data wajib pajak, menambah jumlah wajib pajak, meningkatkan kepatuhan serta meningkatkan penerimaan negara. Apabila tujuan-tujuan tersebut dapat tercapai tepat pada waktunya sesuai dengan waktu penyelesaian yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak maka pelaksanaan program sensus pajak nasional ini dapat dikatakan efektif. 1. Pemutakhiran Data Wajib Pajak Salah satu tujuan dari pelaksanaan sensus pajak nasional adalah pemutakhiran data wajib pajak. Dengan dilakukan sensus pajak nasional ini maka dapat memperbaiki basis data

8 sehingga dapat mengetahui siapa-siapa saja yang harus dipajaki serta digali lebih dalam potensinya bagi wajib pajak yang sudah menjadi wajib pajak. Dalam program sensus pajak nasional wajib pajak maupun calon wajib pajak diharuskan mengisi Formulir Isian Sensus (FIS). Melalui Formulir Isian Sensus (FIS) Direktorat Jenderal Pajak dapat menjadikan sebagai basis pajak. Berikut ini dapat dilihat data hasil sensus pajak nasional berdasarkan hasil Formulir Isian Sensus (FIS) yang diterima pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok: Target dan Penerimaan Formulir Isian Sensus tahun 2011 dan 2012 pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok Tahun Target Penerimaan FIS Rasio Efektifitas (%) 71,1% 61% Sumber: Pusat Data dan Informasi KPP Pratama Depok Dari data di atas dapat dilihat pada tahun 2011 target yang diharapkan dalam pengisian formulir isian sensus ini adalah sebesar tetapi penerimaan FIS yang didapat tidak sesuai target yang diharapakan hanya sebesar Begitu juga pada tahun 2012 target yang ingin dicapai adalah sebesar isian sensus tetapi penerimaan FIS hanya sebesar Untuk menghitung tingkat efektifitas pelaksanaan program sensus pajak nasional dilakukan pengukuran dengan membandingkan realisasi penerimaan FIS dengan Target penerimaan FIS. Pada tahun 2012 dapat dilihat rasio efektifitas penerimaan FIS sebesar 61% menurut klasifikasi pengukuran efektifitas, maka pelaksanaan program sensus pajak nasional yang dilakukan pada KPP Pratama Depok kurang efektif bahkan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 71,1%. 2. Peningkatan Jumlah Wajib Pajak Selain pemutakhiran data wajib pajak, tujuan dari dilaksanakannya program sensus pajak nasional itu adalah meningkatan jumlah wajib pajak terdaftar. Berikut ini dapat dilihat jumlah wajib pajak baru yang mendaftarkan diri pada tahun 2012 sampai dengan April 2013 di Kantor Pelayanan Pajak Depok:

9 Jumlah Wajib Pajak Baru Yang Mendaftarkan Diri Tahun 2012-April 2013 pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok Bulan Orang Pribadi 2012 Badan Target 2013 Orang Pribadi 2013 Rasio Efektifitas Badan Tahun 2013 (%) Januari Februari Maret April Total Januari- April ,3% Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Mei- Desember Total Januari- Desember Sumber: Pusat Data dan Informasi KPP Pratama Depok Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah wajib pajak baru yang mendaftarkan diri pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok pada tahun 2012 serta Januari sampai dengan April tahun 2013 setelah sensus pajak nasional tahun 2012 dilaksanakan. Jumlah wajib pajak yang mendaftarkan diri pada bulan Januari sampai dengan April 2012 untuk wajib pajak orang pribadi sebesar wajib pajak sedangkan untuk wajib pajak badan sebesar 560 wajib pajak, sehingga dapat diketahui total jumlah wajib pajak untuk orang pribadi dan badan pada tahun 2012 dari bulan Januari sampai dengan April sebesar wajib pajak.

10 Pada tahun 2013 dari bulan Januari sampai dengan April setelah dilaksanakan sensus pajak nasional pada tahun 2012 dapat dilihat jumlah wajib pajak baru yang mendaftarkan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya di bulan yang sama. Jumlah wajib pajak baru yang mendaftarkan diri untuk orang pribadi sebesar wajib pajak. Jumlah ini mengalami penurunan dari bulan Januari sampai dengan April tahun 2012 sebelum dilaksanakannya sensus pajak nasional di tahun Begitu pula untuk wajib pajak badan pada tahun 2013 sampai dengan bulan April mengalami penurunan dari tahun 2012 pada bulan yang sama menjadi sebesar 464 wajib pajak, sehingga dapat diketahui total jumlah wajib pajak untuk orang pribadi dan badan pada tahun 2013 sampai dengan bulan April sebesar wajib pajak. Dari uraian diatas dapat dilihat jumlah wajib pajak baru yang mendaftarkan diri pada tahun 2013 sampai dengan bulan April mengalami penurunan dari tahun 2012 pada bulan yang sama di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok baik orang pribadi maupun badan. Tetapi Untuk menentukan apakah pelaksanaan program sensus pajak nasional dalam hal meningkatkan jumlah wajib pajak baru yang mendaftarkan diri efektif atau tidak dapat melihat realisasi jumlah wajib pajak baru yang mendaftarkan diri pada tahun 2013 dari bulan januari sampai dengan april dengan target yang ingin dicapai pada tahun 2013 pada bulan yang sama, dikarenakan pada tahun tersebut dapat dilihat hasil setelah dilaksanakannya sensus pajak nasional pada tahun Kantor Pelayanan Pajak Depok mempunyai target untuk mencapai jumlah wajib pajak baru yang mendaftarkan diri pada tahun 2013 dari bulan Januari sampai dengan April 2013 sebesar wajib pajak. Melihat total jumlah wajib pajak baru pada tahun 2013 dari bulan Januari sampai dengan bulan April baik orang pribadi maupun badan sebesar wajib pajak, maka presentase rasio efektifitas efektifitas jumlah wajib pajak baru yang mendaftarkan diri di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok pada bulan januari sampai dengan April tahun 2013 sebesar 79,3%. Menurut klasifikasi pengukuran efektifitas, presentase tersebut termasuk dalam klasifikasi kurang efektif. Penurunan jumlah wajib pajak baru yang mendaftarkan diri tersebut diperkirakan karena habisnya potensi wajib pajak. Tetapi jumlah tersebut diperkirakan dapat bertambah dikarenakan pada tahun 2013 masih dalam tahun berjalan. Berikut ini dapat dilihat pertumbuhan jumlah wajib pajak terdaftar pada tahun 2012 dan Januari sampai dengan April pada tahun 2013 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok:

11 Pertumbuhan Jumlah Wajib Pajak Terdaftar Tahun 2012-April 2013 pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok Tahun Bulan Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Badan Pertumbuhan WP OP (%) Pertumbuhan WP Badan (%) 2012 Januari-April ,3% 4,4% Mei-Desember ,6% 6,8% 2013 Januari-April ,3% 3,3% Sumber: Pusat Data dan Informasi KPP Pratama Depok Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jumlah wajib pajak terdaftar tahun 2012 dan pada tahun 2013 dari bulan Januari sampai dengan April. Jumlah wajib pajak terdaftar untuk orang pribadi pada tahun 2012 dari bulan januari sampai dengan April sebelum dilaksanakan sensus pajak nasional pada tahun 2012 sebesar wajib pajak dengan presentase pertumbuhan sebesar 4,3% sedangkan untuk jumlah wajib pajak badan yang terdaftar sebesar dengan presentase pertumbuhan 4,4%. Pada tahun 2012 jumlah wajib pajak terdaftar untuk orang pribadi dari bulan Mei sampai dengan Desember pada saat dilaksanakan sensus pajak nasional meningkat menjadi sebesar wajib pajak terdaftar dan untuk jumlah wajib pajak yang terdaftar untuk badan sebesar dengan presentase pertumbuhan jumlah wajib pajak yang terdaftar untuk orang pribadi 5,6% dan badan sebesar 6,8%. Pada tahun 2013 jumlah wajib pajak terdaftar dari bulan Januari sampai dengan April sebesar wajib pajak orang pribadi sedangkan untuk wajib pajak badan sebesar presentase pertumbuhan jumlah wajib pajak untuk orang pribadi sebesar 3,3% dan prsentase pertumbuhan yang sama untuk wajib pajak badan yaitu 3,3%. Presentase tersebut menurun bila dibandingkan dengan januari sampai dengan april pada tahun 2012 sebelum dilaksankannya sensus pajak nasional pada tahun 2012 baik untuk orang pribadi maupun untuk badan. Tetapi jumlah ini dipastikan dapat terus bertambah karena pada 2013 masih dalam tahun berjalan dengan dilaksanakan sensus pajak nasional. 3. Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak Meningkatkan kepatuhan wajib pajak juga merupakan salah satu tujuan dari sensus pajak nasional, karena apabila wajib pajak patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya maka otomatis dapat mengoptimalkan penerimaan pajak. Berikut ini dapat dilihat Jumlah Wajib Pajak wajib SPT dengan SPT yang disampaikan Tahun 2012 :

12 Jumlah Wajib Pajak wajib SPT dengan SPT yang disampaikan Tahun 2012 pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok Jenis Wajib Pajak Badan Orang Pribadi Total Wajib SPT SPT % 64% 66% 66% Sumber: Pusat Data dan Informasi KPP Pratama Depok Dari table diatas dapat dilihat pada tahun 2012 jumlah wajib SPT untuk orang pribadi adalah sebesar yang direncanakan KPP Pratama Depok dan dari tabel tersebut dapat dilihat jumlah SPT yang disampaikanpun sebesar yang mana jumlah ini tidak memenuhi target yang diharapkan, dengan presentase kepatuhan dalam menyampaikan SPT sebesar 66%. Jumlah wajib SPT orang pribadi target yang diharapkan oleh KPP Pratama Depok adalah sebesar sedangkan realisasi yang didapat untuk SPT orang pribadi adalah sebesar 4.553, dengan presentase kepatuhannya adalah sebesar 64%. Jumlah SPT orang pribadi juga tidak sesuai dengan target yang ditentukan. Dengan membandingkan realisasi dengan target dapat diperoleh besarnya kepatuhan penyampaian SPT tahun 2012 sebesar 66 %. Dari presentase di atas dapat dilihat rasio kepatuhan pada tahun 2012 di KPP Pratama Depok kurang efektif, ini sesuai dengan klasifikasi pengukuran efektifitas yang mana kategori 60 persen sampai dengan 80 persen adalah kurang efektif. 4. Pertumbuhan Penerimaan Pajak Tujuan akhir dari dilakukakan sensus pajak nasional adalah untuk meningkatkan penerimaan pajak sejalan dengan meningkatnya jumlah wajib pajak yang terdaftar. Oleh karena itu diharapkan penambahan jumlah wajib pajak yang terdaftar dengan dilakukannya sensus pajak nasional diharapkan dapat mengoptimalkan penerimaan pajak. Berikut ini dapat dilihat tabel perkembangan penerimaan pajak dari tahun 2012 sampai dengan April 2013 di Kantor pelayanan Pajak Pratama Depok:

13 Perkembangan Penerimaan Pajak Tahun 2012 sampai dengan April 2013 pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok Tahun Bulan Target Penerimaan Pajak Realisasi Penerimaan Pajak Rasio Efektifitas (%) 2012 Januari Februari Maret April Total Januari-April ,9% Tahun Bulan Target Penerimaan Pajak Realisasi Penerimaan Pajak Rasio Efektifitas (%) Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Mei-Desember Total Tahun ,2% 2013 Januari Februari Maret April Total Januari-April ,5% Sumber: Pusat Data dan Informasi KPP Pratama Depok

14 Dari tabel dapat dilihat bahwa realisasi penerimaan pajak yang diterima oleh KPP Pratama Depok pada tahun 2012 pada bulan januari sampai dengan april sebesar Rp dari target sebesar Rp sedangkan pada tahun 2013 realisasi penerimaan pada bulan januari sampai dengan april sebesar Rp dari target yang ingin dicapai sebesar Rp , sehingga dapat dilihat bahwa penerimaan tahun 2013 pada bulan januari sampai dengan april meningkat dari tahun 2012 pada bulan yang sama. Jika hanya melihat perbandingan antara realisasi penerimaan pada bulan januari sampai dengan april di tahun 2012 dan 2013 maka sensus pajak berjalan cukup efektif karena pada bulan januari sampai dengan april di tahun 2012 belum dilaksanakan sensus pajak sedangkan pada tahun 2013 sudah dilaksanakan sensus pajak sehingga dapat dilihat penerimaan meningkat. Tetapi untuk menentukan apakah pelaksanaan program sensus pajak nasional ini efektif atau tidak dapat membandingkan antara realisasi dengan target penerimaan pajak. Melihat perbandingan antara realisasi dengan penerimaan pada tahun 2013 dari bulan januari sampai dengan april ini menunjukan bahwa realisasi penerimaan tidak mencapai target yang diharapkan dengan rasio efektifitas sebesar 79,5%. Menurut klasifikasi pengukuran efektifitas presetanse 79,5% tersebut termasuk dalam klasifikasi kurang efektif. Ini disebabkan karena naiknya target penerimaan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok pada tahun Jumlah penerimaan ini diperkirakan akan terus meningkat karena dilihat dari penerimaan pada tahun 2013 selama bulan januari sampai dengan April hampir mencapai target. Hal ini disebabkan karena diimbangi jumlah wajib pajak yang terdaftar meningkat. Berikut ini tabel perbandingan jumlah wajib pajak dengan penerimaan pajak tahun pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok: Perbandingan Jumlah Wajib Pajak dengan Penerimaan Pajak Tahun April 2013 pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok Keterangan WP OP terdaftar WP Badan terdaftar Total WP Januari-April Mei-Desember Januari-April Mei-Desember Januari-April Mei-Desember

15 Pertumbuhan WP (%) Penerimaan Pertumbuhan Penerimaan (%) Januari-April - 9,1% Januari-Desember - - Januari-April Mei-Desember total Januari-April - 15,4% Januari-Desember - - Sumber: Pusat Data dan Informasi KPP Pratama Depok Sesuai dengan tabel di atas dapat dilihat total jumlah wajib pajak pada tahun 2012 dari bulan januari sampai dengan april sebelum dilaksanakannya sensus pajak nasional pada tahun 2012 sebesar wajib pajak dan total jumlah wajib pajak pada tahun 2012 saat dilaksanakan sensus pajak nasional pada tahun 2012 dari bulan mei sampai dengan desember sebesar , tetapi untuk melihat pertumbuhan jumlah wajib pajak setelah sensus pajak nasional maka dapat dilihat jumlah wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok pada tahun 2013 dari bulan januari sampai dengan april. Dengan membandingkan jumlah wajib pajak baik orang pribadi dan badan pada bulan januari sampai dengan april pada tahun 2012 dengan 2013 maka dapat dilihat pertumbuhan jumlah wajib pajak mengalami peningkatan pada tahun 2013 dengan presentase pertumbuhan jumlah wajib pajak 9,1%. Hal ini mengakibatkan jumlah penerimaan pada tahun 2013 dari bulan januari sampai dengan april juga ikut meningkat dibandingkan dengan tahun 2012 pada bulan yang sama dengan presentase pertumbuhan penerimaan sebesar 15,4%. 5. Ketepatan Penyelesaian Sensus Pajak Nasional Pemerintah Melalui Direktorat Jenderal Pajak sudah melaksanakan Sensus Pajak Nasional pada tahun 2012 yang dimulai pada tanggal 1 Mei 2012 dan berakhir pada 31 Desember Melihat jangka waktu yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak ini terlalu sebentar sedangkan cakupan luas wilayah depok yang cukup besar, sehingga target formulir isian sensus ini tidak tercapai dengan hasil formulir isian sensus yang di dapat oleh KPP Pratama Depok. Sesuai dengan tabel target dan penerimaan FIS tahun 2011 dan 2012 bahwa realisasi penerimaan Formulir Isian Sensus (FIS) yang didapatkan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok tidak sesuai dengan target yang diharapkan yaitu pada tahun 2011 target yang diharapkan dalam pengisian formulir isian sensus ini adalah sebesar tetapi penerimaan FIS yang didapat tidak sesuai target yang diharapakan hanya sebesar

16 Begitu juga pada tahun 2012 target yang ingin dicapai adalah sebesar isian sensus tetapi penerimaan FIS hanya sebesar Apabila waktu yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak lebih banyak tidak menutup kemungkinan target yang diharapkan tercapai. 2. Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Program Sensus Pajak Nasional pada KPP Pratama Depok Pelaksanaan program sensus pajak nasional yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok pada tahap 2 ini yang dilaksanakan pada tahun 2012 terdapat kendalakendala yang dihadapi dalam menjalankannya antara lain: 1. Kurangnya Tim Sensus Berikut ini dapat dilihat jumlah tim sensus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok pada tahun 2011 dan 2012 sebagai berikut: Jumlah Tim Sensus Tahun 2011 dan 2012 pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok Tahun Tim Sensus Pegawai 4 6 Outsourcing 7 9 Total Sumber: Pusat Data dan Informasi KPP Pratama Depok Dari tabel di atas dapat dilihat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok menambah jumlah tim sensus pada tahun 2012 hanya sejumlah 4 orang dari jumlah pada tahun 2011 sebesar 11 orang yang terdiri dari 4 orang pegawai dan 7 orang outsourcing, sehingga jumlah tim sensus pada tahun 2012 menjadi 15 orang yang terdiri dari 6 orang pegawai dan 9 orang outsourcing. Tetapi dengan luas wilayah Depok yang masih sama jumlah 15 orang tim sensus ini masih dirasakan kurang untuk mencapai keseluruhan daerah sensus dengan target waktu yang ditentukan. 2. Kurangnya Waktu Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional Dalam pelaksanaan program sensus pajak nasional pada tahun 2012 ini. Kurangnya waktu dalam pelaksanaan program sensus pajak nasional ini juga menjadi kendala yang dihadapi. Karena jangka waktu dilaksanakan program sensus pajak nasional yang dianggap

17 masih membutuhkan waktu yang lebih lama, agar petugas sensus pajak mempunyai waktu yang cukup untuk mencapai target yang ingin dicapai. 3. Penghindaran Wajib Pajak Pajak yang bersifat memaksa dan tidak mempunyai kontraprestasi langsung terhadap masyarakat,banyak dihindari oleh wajib pajak. Penghindaran pajak ini disebabkan oleh pemahaman yang masih kurang tentang pajak sehingga wajib pajak sebisa mungkin menghindar untuk terkena sensus pajak nasional agar kewajiban perpajakan mereka tetap tidak diketahui.. 4. Kurangnya Pemahaman Wajib Pajak Kendala yang dihadapi saat dilakukannya sensus pajak nasional juga disebabkan karena kurangnya pemahaman wajib pajak mengenai sensus pajak nasional sehingga wajib pajak enggan untuk mengisi formulir isian sensus (FIS) yang diberikan oleh petugas kepada wajib pajak. Dengan mengisi Formulir Isian Sensus (FIS) wajib pajak sulit untuk melakukan pengisian tersebut maka pemutakhiran data yang baik akan sulit dilakukakan. 5. Ketidaktepatan Waktu Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional Dikarenakan Sensus Pajak Nasional diadakan setiap hari kerja dan dengan waktu jam kerja juga sehingga banyak koresponden atau wajib pajak tidak berada di rumah sehingga susah untuk ditemui. Hal ini bisa karena faktor wajib pajak yang tidak mengetahui adanya sensus pajak juga bisa karena faktor keadaan yang tidak dapat dihindarkan yaitu mereka memang harus bekerja. 6. Data Wajib Pajak Tidak Valid Data yang tidak valid juga menjadi kendala dalam pelaksanaan sensus pajak nasional. Dalam hal ini yang dimaksud adalah data kependudukan karena dengan data yang dimiliki tidak update atau tidak valid saat dilaksanakannya program sensus pajak nasional ini banyak wajib pajak yang tidak berpenghuni dikarenakan sudah pindah tempat. Kesimpulan Berdasarkan analisis pada Bab 5 maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Efektifitas Sensus Pajak Nasional Tahun 2012 pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok Sensus Pajak Nasional Tahun 2012 pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok kurang efektif dilihat dari aspek sebagai berikut:

18 a. Dari aspek pemutakhiran data wajib pajak dengan dilaksanakannya program sensus pajak nasional wajib pajak maupun calon wajib pajak diharuskan mengisi Formulir Isian Sensus. Dari Formulir Isian Sensus yang didapat oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok belum memenuhi target dengan presentase rasio efektifitas sebesar 61%. Dalam klasifikasi pengukuran efektifitas presentase tersebut termasuk dalam klasifikasi kurang efektif b. Dari aspek jumlah wajib pajak terdaftar dengan dilaksanakan sensus pajak nasional ini jumlah wajib pajak baru yang mendaftarkan diri pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok Januari sampai dengan April 2013 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya dengan presentase rasio efektifitas sebesar 79,5%. Menurut klasifikasi pengukuran efektifitas rasio tersebut termasuk dalam klasifikasi kurang efektif. c. Dari aspek peningkatan kepatuhan wajib pajak, rasio efektifitas kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan SPT pada tahun 2012 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok sebesar 66%. Dalam klasifikasi pengukuran efektifitas presentase tersebut menunjukan pada katagori kurang efektif. d. Dari aspek peningkatan penerimaan pajak setelah dilakukan sensus pajak nasional penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok Januari sampai dengan April 2013 dapat dilihat rasio efektifitas penerimaan pajak sebesar 79,5%. Menurut klasifikasi pengukuran presentase tersebut termasuk dalam katagori kurang efektif. e. Dari aspek waktu, kurangnya waktu pelaksanaan sensus pajak nasional 2012 yang dilaksanakan dari tanggal 1 Mei 2012 hingga 31 Desember, karena dapat dilihat dari target Formulir Sensus Pajak Nasional yang tidak tercapai target. Apabila waktu pelaksanaan program sensus pajak nasional ini lebih lama tidak menutup kemungkinan target yang diharapkan tercapai. 2. Kendala kendala Sensus Pajak Nasional tahun 2012 pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok a. Kurangnya jumlah tim sensus pajak nasional Luas wilayah yang akan disensus cukup besar maka dibutuhkan penambahan jumlah tim Sensus Pajak Nasional pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok. b. Kurangnya waktu sensus pajak nasional Jangka waktu Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok menjadi kendala yang dihadapi dikarenakan luasnya wilayah yang akan

19 disensus tidak diimbangi dengan jangka waktu yang diberikan untuk melakukan sensus pajak nasional. c. Penghindaran wajib pajak Wajib pajak banyak menolak untuk dilakukan sensus dikarenakan kurangnya kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan d. Kurangnya Pemahaman wajib pajak Kurangnya pemahaman wajib pajak mengenai sensus pajak nasional sehingga banyak wajib pajak yang menolak untuk mengisi Formulir Isian Sensus (FIS). e. Ketidaktepatan waktu sensus pajak nasional Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional pada saat hari kerja menyebabkan banyak wajib pajak tidak berada ditempat, sehingga wajib pajak tidak dapat disensus. f. Data wajib pajak tidak valid Data wajib pajak yang tidak valid menyebabkan pada saat disensus wajib pajak tidak berpenghuni dikarenakan sudah pindah tempat. Saran Pada pelaksanaan sensus pajak nasional pada tahun 2012 belum sepenuhnya efektif dan masih banyak ditemukan kendala-kendala. Oleh karena itu penulis memberikan saran sebagai berikut: a. Pemutakhiran data berasal dari Formulir Isian Sensus (FIS) agar efektif memenuhi target yang diharapkan petugas sensus pajak menjelaskan terlebih kegunaan dari Formulir Isian Sensus (FIS) agar wajib pajak dapat mengisi Formulir Isian Sensus (FIS) tersebut dengan baik dan benar. b. Bagi wajib pajak yang sudah diketahui kewajiban perpajakannya setelah dilaksanakannya sensus pajak nasional, sebaiknya langsung ditindak lanjuti sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku agar wajib pajak menjadi patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. c. Direktorat Jenderal Pajak agar memperpanjang jangka waktu pelaksanaan sensus pajak nasional karena melihat cakupan luas wilayah yang cukup besar tetapi kurangnya waktu yang diselanggarakan yang mengakibatkan tidak tercapinya target yang direncanakan. d. Direktorat Jenderal Pajak terus melakukan sosialisasi dengan gencar dengan cara iklan, spanduk-panduk serta media massa lainnya. Agar masyarakat paham mengenai program sensus pajak nasional yang nantinya masyarakat ikut berpartisipasi dalam mensukseskan program sensus pajak nasional.

20 Daftar Referensi Devano, Sony dan Siti Kurnia. Perpajakan: Konsep, Teori Dan Isu. Jakarta: Kencana, Harahap, Abdul Asri. Paradigma baru perpajakan Indonesia: perspektif ekonomipolitik. Jakarta: Integrita Dinamika Press, John L. Mikesell. Fiscal Administration, Analysis and Application for the Public Sector. Chicago: The Dorsey Press: Chicago, Martani dan Lubis. Teori Organisasi. Bandung: Ghalia Indonesia, Neuman, M Lawrence. Social Research Methods (Qualitative and Quantitative Approaches) Fifth edition. USA, Price, James L. The Study of Organizational Effectiveness. Sociological Quarterly, R, Masury. Kebijakan Fiskal. Jakarta: Yayasan Pengembangan dan Penyebaran Pengetahuan Perpajakan, Schermerhorn, John R. Management and Organizational Behavior: Essentials. New Jersey: John Willey & Sons, Silvani, Carlos A. Improving Tax Administration In Developing Countries, Edited by Richard M. Bird and Mika Casanegra de. Waashington DC: International Monetary Fund, Siti, Resmi. Perpajakan dan Kasus edisi 4. Jakarta : Salemba Empat, Sri Endah Nuryani. Analisis Pajak Hotel di Kabupaten Bandung Steers, M Richard. Efektivitas organisasi : kaidah tingkah laku ;seri manajemen no. 47. Jakarta: Erlangga, Sumarsan, Thomas. Sensus Pajak Nasional: siapa takut?. Jakarta: Indeks, April 2013

Analsis Efektifitas Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat

Analsis Efektifitas Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat Analsis Efektifitas Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat Meli Yani (meliyaniz@gmail.com) Siti Khairani (rani.kresna75@gmail.com) Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya yang dimiliki suatu negara, baik berupa kekayaan alam

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya yang dimiliki suatu negara, baik berupa kekayaan alam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi kewajiban pembangunan bangsa, maka pemerintah harus memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber dana negara salah satunya yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan untuk melaksankan pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pajak dipungut dari warga negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat di paksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945, bertujuan mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. Pembangunan di segala bidang merupakan tanggung jawab pemerintah dan rakyat Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang adil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan negara yang disepakati oleh para pendiri awal negara ini adalah menyejahterakan rakyat dan menciptakan kemakmuran yang berasaskan kepada keadilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun pembangunan. Self assessment system merupakan suatu sistem pemungutan

BAB I PENDAHULUAN. maupun pembangunan. Self assessment system merupakan suatu sistem pemungutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu fungsi pajak ialah fungsi Budgetair yang artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan.

Lebih terperinci

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN DIMAS WIBISONO Jalan Taruna III no. 8 Kelurahan Serdang Jakarta Pusat, 08561808586,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah salah satu negara yang sedang. peningkatan taraf hidup yang lebih baik untuk perkembangan negara juga

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah salah satu negara yang sedang. peningkatan taraf hidup yang lebih baik untuk perkembangan negara juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah salah satu negara yang sedang berkembang.dengan perkembangannyaitu maka Indonesia melakukan beberapa peningkatan taraf hidup yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terpadat peringkat 4 dari seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dapat memperbaiki hal tersebut dan menjadi solusi yang efektif.

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dapat memperbaiki hal tersebut dan menjadi solusi yang efektif. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang sebenarnya memiliki banyak potensi untuk menjadi negara yang lebih maju. Tetapi pada kenyataannya, Indonesia belum bisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat kecil baik materiil maupun spiritual. Untuk dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat kecil baik materiil maupun spiritual. Untuk dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terusmenerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil baik materiil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara akan berkembang dan berjalan dengan lancar

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara akan berkembang dan berjalan dengan lancar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara akan berkembang dan berjalan dengan lancar jika berbagai sumber daya dikelola dengan baik, serta pendapatan nasional negara tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan (Dina dan Putu,

BAB I PENDAHULUAN. membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan (Dina dan Putu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan fungsi pemerintahan dan pembangunan, pemerintah memerlukan dana yang tidak sedikit, sedangkan penerimaan negara dari devisa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembiayaan suatu Negara sangatlah bergantung kepada besarnya

BAB I PENDAHULUAN. Pembiayaan suatu Negara sangatlah bergantung kepada besarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembiayaan suatu Negara sangatlah bergantung kepada besarnya penerimaan pajak. Pajak merupakan fenomena umum sebagai sumber penerimaan negara yang berlaku di berbagai

Lebih terperinci

RANGKUMAN TUGAS AKHIR

RANGKUMAN TUGAS AKHIR ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TUBAN RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : PUTRI SELVIANDA DWI PRIHATINI NIM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Mardiasmo (2011 : 1) : BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pajak a. Definisi Pajak Membahas mengenai perpajakan tidak terlepas dari pengertian pajak itu sendiri, menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam bukunya Mardiasmo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber utama dana penerimaan dalam negeri. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan pembangunan. Sebagian besar sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dengan dukungan segenap komponen bangsa senantiasa berkomitmen untuk menjalankan amanat dari Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki tujuan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki tujuan untuk mewujudkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang memiliki tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, salah satunya dengan melakukan pembangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Upaya untuk mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat dominan. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat dominan. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat dominan. Pada saat ini kemandirian suatu negara dapat dilihat dari kemampuan warga negaranya untuk membiayai pengeluaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terusmenerus. dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terusmenerus. dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terusmenerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materiil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap masalah pembiayaan pembangunan. perpajakan yang memberikan jaminan kepastian hukum dan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap masalah pembiayaan pembangunan. perpajakan yang memberikan jaminan kepastian hukum dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas utama pemerintah. Berdasarkan data APBN tahun pajak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas utama pemerintah. Berdasarkan data APBN tahun pajak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu potensi penerimaan dalam negeri terbesar yang menjadi prioritas utama pemerintah. Berdasarkan data APBN tahun 2006-2011 pajak memberi kontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang. Pembayar pajak tidak mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dulu hingga sekarang pemerintah terus melakukan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dulu hingga sekarang pemerintah terus melakukan peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak dulu hingga sekarang pemerintah terus melakukan peningkatan pembangunan di segala sektor yang bertujuan agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesenjangan antara sisi pengeluaran dan sisi penerimaan negara. Penerimaan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesenjangan antara sisi pengeluaran dan sisi penerimaan negara. Penerimaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak menjadi pembicaraan yang utama untuk menjembatani kesenjangan antara sisi pengeluaran dan sisi penerimaan negara. Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kenyataannya Indonesia tidak bisa memanfaatkan berbagai potensi itu. Bisa dilihat

BAB I PENDAHULUAN. kenyataannya Indonesia tidak bisa memanfaatkan berbagai potensi itu. Bisa dilihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai Negara yang berkembang,sebenarnya Indonesia memiliki berbagai macam potensi untuk menjadi Negara yang lebih maju. Akan tetapi pada kenyataannya Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satunya disebabkan oleh lebih besarnya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satunya disebabkan oleh lebih besarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era perkembangan ekonomi saat ini yang semakin meningkat, hampir beberapa negara dilanda krisis ekonomi yang berkepanjangan. Hal tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan, dan yang

BAB I PENDAHULUAN. jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan, dan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan alat yang digunakan pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mendapatkan penerimaan baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional yang sebesar-besarnya dilakukan untuk kemakmuran rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membiayai pembangunan dan pengeluaran rutin lainnya di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membiayai pembangunan dan pengeluaran rutin lainnya di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam membiayai pembangunan dan pengeluaran rutin lainnya di Indonesia, pemerintah tentu memerlukan sumber penerimaan dana yang besar, sumber penerimaan yang dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang penting selain penerimaan bukan pajak. Pembayaran pajak sangat penting bagi negara untuk pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat dengan usaha pemerintah dalam melakukan pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian bangsa. Suparmono dan Damayanti (2010) mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian bangsa. Suparmono dan Damayanti (2010) mengatakan bahwa 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pajak memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian bangsa. Suparmono dan Damayanti (2010) mengatakan bahwa sebagai salah satu sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan Pajak Daerah dalam upaya peningkatan pendapatan asli. secara terus menerus melalui penggarapan sumber-sumber baru dan

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan Pajak Daerah dalam upaya peningkatan pendapatan asli. secara terus menerus melalui penggarapan sumber-sumber baru dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemungutan Pajak Daerah dalam upaya peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) sebagai salah satu sumber dana pembangunan perlu dipacu secara terus menerus melalui penggarapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan biaya yang besar yang harus digali, terutama dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan biaya yang besar yang harus digali, terutama dari sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak bisa hanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak bisa hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak bisa hanya menggantungkan dana dari luar negeri saja, melainkan harus menggali sendiri terutama dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemerintahan suatu negara dibentuk sebagai perwakilan suatu rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemerintahan suatu negara dibentuk sebagai perwakilan suatu rakyat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemerintahan suatu negara dibentuk sebagai perwakilan suatu rakyat. Pemerintah berusaha menjalankan pemerintahannya sebagai perwujudan aspirasi rakyat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur memerlukan dana yang besar. Kebutuhan yang besar itu harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahun Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar dari dalam negeri. Berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2013, menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Direktorat Jenderal Pajak (DJP) adalah sebuah Direktorat Jenderal di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah mengandalkan berbagai pemasukan negara sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah mengandalkan berbagai pemasukan negara sebagai sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang notabenenya masih tergolong sebagai negara berkembang tentunya masih berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui

Lebih terperinci

Optimalisasi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Makassar Utara

Optimalisasi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Makassar Utara Jurnal Office, Vol.3, No.1, 2017 Optimalisasi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Makassar Utara Lina Mariana Politeknik Informatika Nasional Email : linamariana90@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik. untuk mensejahterakan rakyat Indonesia secara adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik. untuk mensejahterakan rakyat Indonesia secara adil dan makmur. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Salah satu ciri dari negara yang sedang berkembang adalah adanya pengeluaran dari kas negara yang besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Efektivitas sunset..., Ehrmons Fisca Purwa Winastyo, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Efektivitas sunset..., Ehrmons Fisca Purwa Winastyo, FE UI, 2010. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan fiskal merupakan instrumen penting untuk mengoptimalkan pemanfaatan output nasional untuk dipergunakan demi kemakmuran rakyat. Kebijakan fiskal dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Penerimaan pajak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Penerimaan pajak digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan penerimaan negara terbesar yang digunakan untuk pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Penerimaan pajak digunakan sebagai alat bagi pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemerintah yang berlangsung secara berkesinambungan. Tentunya

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemerintah yang berlangsung secara berkesinambungan. Tentunya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang senantiasa melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan nasional merupakan salah satu kegiatan pemerintah yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Pemerintah melakukan berbagai cara untuk menghimpun dana

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Pemerintah melakukan berbagai cara untuk menghimpun dana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu negara, wilayah atau daerah dinilai maju dan berkembang dapat dilihat dari pembangunannya. Maka dari itu pemerintah Indonesia harus berusaha mencapai target

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem administrasi perpajakan dengan sistem self assessment, diharapkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sistem administrasi perpajakan dengan sistem self assessment, diharapkan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi perpajakan di Indonesia dimulai pada tahun 1983 yang menerapkan sistem administrasi perpajakan dengan sistem self assessment, diharapkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 adalah mewujudkan masyarakat adil, makmur, merata material

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 adalah mewujudkan masyarakat adil, makmur, merata material 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 adalah mewujudkan masyarakat adil, makmur, merata material dan spiritual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional adalah kegiatan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka pemerintah perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pajak dan juga petugas pajak agar pembangunan dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. pajak dan juga petugas pajak agar pembangunan dapat terwujud. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia salah satu penerimaan negara yang sangat penting dan merupakan sumber utama penerimaan negara sampai saat ini adalah pajak. Pentingnya penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pajak sebesar 70% terhadap total penerimaan negara. Kontribusi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pajak sebesar 70% terhadap total penerimaan negara. Kontribusi tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak adalah iuran rakyat yang disetorkan kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan walaupun tanpa mendapat balas jasa secara langsung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini berbeda dengan pajak, sumber penerimaan ini mempuyai umur tidak

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini berbeda dengan pajak, sumber penerimaan ini mempuyai umur tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini pajak merupakan sumber utama dana penerimaan dalam negeri sebagaimana yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Dominasi pajak

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA KANTOR PENERIMA PAJAK (KPP) KOTA JAYAPURA

ANALISIS EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA KANTOR PENERIMA PAJAK (KPP) KOTA JAYAPURA ANALISIS EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA KANTOR PENERIMA PAJAK (KPP) KOTA JAYAPURA A. Hikmah Ayu Pratiwi Amin, Mursalam Salim Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara. Pajak memiliki peran yang sangat vital dalam sebuah negara,

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara. Pajak memiliki peran yang sangat vital dalam sebuah negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa salah satu penopang pendapatan nasional yaitu berasal dari penerimaan pajak yang menyumbang sekitar 70% dari seluruh penerimaan negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 62/PMK.01/2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai oleh Indonesia sebagai salah satu negara

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai oleh Indonesia sebagai salah satu negara Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan yang ingin dicapai oleh Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yaitu dapat melaksanakan pembangunan untuk mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan tanpa mendapat jasa timbal secara langsung dan digunakan untuk membayar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional Indonesia merupakan suatu proses yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional Indonesia merupakan suatu proses yang dilakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional Indonesia merupakan suatu proses yang dilakukan secara berkesinambungan dengan tujuan untuk memberikan keadilan dan kemakmuran bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Untuk mengkordinasikan pelaksanaan tugas di daerah, dibentuk beberapa kantor Inspektorat Daerah Pajak (ITDA) yaitu di Jakarta dan beberapa daerah seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu Negara membutuhkan dana yang cukup untuk melakukan pembangunan infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan kepada Negara, hibah, wasiat, dan pajak.

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan kepada Negara, hibah, wasiat, dan pajak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk menjalankan pemerintahan, membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut berasal dari berbagai sumber penghasilan antara lain kekayaan alam, barang-barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat seiring dengan peningkatan pembangunan itu sendiri. Salah satu sumber pendanaan proyek pembangunan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. meningkat seiring dengan peningkatan pembangunan itu sendiri. Salah satu sumber pendanaan proyek pembangunan yang dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang. Perkembangan yang ada di Indonesia dapat dilihat dari adanya peningkatan pembangunan yang direncanakan sesuai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan kewajiban warga negara untuk membayar iuran atas penghasilan yang didapat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan kewajiban warga negara untuk membayar iuran atas penghasilan yang didapat untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan kewajiban warga negara untuk membayar iuran atas penghasilan yang didapat untuk membiayai pembangunan suatu negara. Pajak ini bersifat wajib,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Sunset Policy Terhadap Jumlah Wajib Pajak Terdaftar

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Sunset Policy Terhadap Jumlah Wajib Pajak Terdaftar 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Sunset Policy Terhadap Jumlah Wajib Pajak Terdaftar Prinsip dasar utama dari Sunset Policy adalah penegakan sistem self assessment seutuhnya, yang berarti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaan dan pembangunan nasional tersebut serta bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaan dan pembangunan nasional tersebut serta bertujuan untuk BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Di Indonesia salah satu penerimaan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan pembangunan nasional tersebut serta bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materiil maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu pendapatan negara yang cukup besar, maka pemerintah berusaha untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak ini. Sehingga target dari tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, pemerintah mengandalkan sumber-sumber penerimaan negara. Nota Keuangan dan APBN Indonesia tahun 2015 yang diunduh dari

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, pemerintah mengandalkan sumber-sumber penerimaan negara. Nota Keuangan dan APBN Indonesia tahun 2015 yang diunduh dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia terus melaksanakan pembangunan di segala bidang demi mewujudkan kesejahteraan rakyat. Dalam melaksanakan pembangunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran. ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

BAB I PENDAHULUAN. dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran. ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pengertian atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pajak di Indonesia semakin meningkat dari masa ke masa. Pajak ditempatkan pada posisi teratas sebagai sumber penerimaan yang pertama dan utama dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mewujudkan masyarakat adil, makmur, merata material dan spiritual, yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Gambaran Umum KPP Pratama Menteng Dua. wilayah kerja Kelurahan Menteng, Pegangsaan dan Cikini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Gambaran Umum KPP Pratama Menteng Dua. wilayah kerja Kelurahan Menteng, Pegangsaan dan Cikini. 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum KPP Pratama Menteng Dua 1. Lokasi Penelitian KPP Jakarta Menteng Dua beralamat di Wisma Bakri Lt. 1, Jl. H.R. Rasuna Said Kavling B-1 dengan menempati

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suryani N. A., 2016 Pengaruh Pelayanan Fiskus dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suryani N. A., 2016 Pengaruh Pelayanan Fiskus dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan alat bagi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mendapatkan penerimaan, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung yang diperoleh dari masyarakat

Lebih terperinci

EVALUASI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK DAN INTENSIFIKASI PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KPP PRATAMA JAKARTA TAMANSARI DUA

EVALUASI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK DAN INTENSIFIKASI PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KPP PRATAMA JAKARTA TAMANSARI DUA EVALUASI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK DAN INTENSIFIKASI PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KPP PRATAMA JAKARTA TAMANSARI DUA EVY JL.U No 21 N&G,jakarta barat 0818405229 evy_chen@ymail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan ekonomi negara tersebut. Indonesia adalah salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan ekonomi negara tersebut. Indonesia adalah salah satu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Angka pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan ekonomi negara tersebut. Indonesia adalah salah satu negara berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari sektor pajak melalui intensifikasi dan ekstensifikasi

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari sektor pajak melalui intensifikasi dan ekstensifikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-undang dasar 1945, yang bertujuan mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik di tahun kedepannya. Dengan keyakinan tersebut, pemerintah membuat

BAB I PENDAHULUAN. baik di tahun kedepannya. Dengan keyakinan tersebut, pemerintah membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Merosotnya perekonomian Indonesia pada tahun 2015 mendorong pandangan positif pemerintah untuk dapat mencapai perekonomian yang lebih baik di tahun kedepannya. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. . Di indonesia salah satu satu penerimaan negara yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. . Di indonesia salah satu satu penerimaan negara yang sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Di indonesia salah satu satu penerimaan negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan pembangunan nasional serta bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran serta kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang

Lebih terperinci

Nama Penulis: Hasliani Mayaswari Hisnani. Nama Dosen Pembimbing. Murtedjo, SE., Ak, MM

Nama Penulis: Hasliani Mayaswari Hisnani. Nama Dosen Pembimbing. Murtedjo, SE., Ak, MM EVALUASI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK DAN INTENSIFIKASI PAJAK SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KPP PRATAMA JAKARTA KEBON JERUK SATU Nama Penulis: Hasliani Mayaswari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pembangunan Nasional. Untuk itu perlu adanya peningkatan kesadaran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pembangunan Nasional. Untuk itu perlu adanya peningkatan kesadaran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagaimana kita ketahui, peranan pajak semakin besar dan penting dalam menyumbang penerimaan Negara dalam rangka kemandirian membiayai

Lebih terperinci

Tinjauan Atas Pengunaan e-spt Dalam Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Badan di Konsultan Pajak TRITAX. Siti Umie Sartika

Tinjauan Atas Pengunaan e-spt Dalam Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Badan di Konsultan Pajak TRITAX. Siti Umie Sartika Tinjauan Atas Pengunaan e-spt Dalam Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Badan di Konsultan Pajak TRITAX Siti Umie Sartika 21308047 Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun WP Terdaftar WP yang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun WP Terdaftar WP yang BAB I: PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tingkat kepatuhan wajib pajak di Indonesia masih relatif rendah, berdasarkan survey tentang kepatuhan yang pernah diadakan Direktorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran negara, pembangunan maupun untuk biaya rutin negara.

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran negara, pembangunan maupun untuk biaya rutin negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat penting dalam menopang pembiayaan pembangunan yang bersumber dari dalam negeri. Besar kecilnya pajak akan menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari ekspor dan berbagai jenis bantuan dari luar negeri masih dirasa

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari ekspor dan berbagai jenis bantuan dari luar negeri masih dirasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan fungsi pemerintahan dan pembangunan, pemerintah memerlukan dana yang tidak sedikit, sedangkan penerimaan negara dari devisa yang berasal dari ekspor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Direktorat Jenderal Pajak (fiskus) melakukan ekstensifikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Direktorat Jenderal Pajak (fiskus) melakukan ekstensifikasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Sensus Pajak Nasional merupakan salah satu program penggalian potensi perpajakan guna pengamanan penerimaan Negara dan pencapaian target penerimaan perpajakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, sangat bertumpu pada pembangunan nasional demi mewujudkan kemakmuran rakyatnya. Dalam menjalankan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang dominan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang dominan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang dominan baik untuk belanja rutin maupun pembangunan. Bagi Indonesia penerimaan pajak sangat besar peranannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Sumber penerimaan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagian besar berasal dari pajak. Pajak merupakan salah satu sumber dana yang digunakan

Lebih terperinci