PUTUSAN NOMOR 34/PHP.BUP-XV/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PUTUSAN NOMOR 34/PHP.BUP-XV/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA,"

Transkripsi

1 SALINAN PUTUSAN NOMOR 34/PHP.BUP-XV/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan putusan dalam perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017, yang diajukan oleh: 1. Nama : Ir. H. Kasra Jaru Munara Alamat : Jalan Gereja Lingkungan I, Kelurahan Kasipute, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara; 2. Nama : H. Man Arfah, S.Pdi Alamat : Jalan Merdeka Nomor 59, Kelurahan Boepinang Barat, Kecamatan Poleang, Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara; Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bombana Tahun 2017, Nomor Urut 1; Berdasarkan Surat Kuasa Khusus, bertanggal 24 Februari 2017, memberi kuasa kepada Sirra Prayuna, S.H.; Diarson Lubis, S.H.; Yanuar P. Wasesa, S.H., M.Si, M.H.; Edison Panjaitan, S.H.; Tanda Perdamaian Nasution, S.H.; M. Pilipus Tarigan, S.H., M.H.; Sandi E. Situngkir, S.H., M.H.; Imran Mahfudi, S.H.; Simeon Petrus, S.H.; Magda Widjajana, S.H.; Patuan Sinaga, S.H., M.H.; I Wayan Sudirta, S.H.; Paskaria Maria Tombi, S.H., M.H.; Badrul Munir, S.Ag, S.H., CLA., M.H.; Mulyadi M. Phillian, S.H., BIL, M.Si; Ridwan Darmawan, S.H.; M. Nuzul Wibawa, S. Ag., M.H.; Uus Mulyaharja, S.H., M.H.; Azis Fahri Pasaribu, S.H.; Muhammad Ibnu, S.H.; Octianus, S.H.; Ace Kurnia, S.Ag; Aries Surya, S.H.; Benny Hutabarat, S.H.; Dini Fitriyani, S.H.,C.L.A; Rizka, S.H.; Cahyo Gani Saputro, S.H.; Wakit Nurohman, S.H.; Abdul Aziz, S.H.; Fransisco Soares Pati,

2 2 S.H.; Samuel David, S.H.; R. Diegas J., S.H., kesemuanya Advokat/Kuasa Hukum pada kantor Badan Bantuan Hukum Dan Advokasi (BBHA) Pusat PDI Perjuangan, beralamat di Perkantoran Golden Centrum Jalan Majapahit Nomor 26 Blok AG, Jakarta Pusat, 10160, dan berdasarkan Surat Kuasa Nomor 023/SK/ZP/III/2017, bertanggal 16 Maret 2017, memberi kuasa kepada R.A Made Damayanti Zoelva, S.H.; Didi Supriyanto, S.H., M.Hum; Heru Widodo, S.H., M.Hum; KPA. Ferry Firman Nurwahyu, S.H; R. Ahmad Waluya.M., S.H.; Abdullah, S.H; Zainab Musyarrafah, S.H; Andi Ryza Fardiansyah, S.H; Idham Hayat, S.H; M. Imam Nasef, S.H., M.H.; Ahmad S.H., M.H.; Titin Fatimah S.H.; Sahroni, S.H., kesemuanya Advokat/Kuasa Hukum pada Kantor Hukum Zoelva & Patners yang berkantor di Gandaria 8 Office Tower Lt. 23 Unit B, Jalan Sultan Iskandar Muda, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12240, baik sendiri-sendiri atau bersama-sama bertindak untuk dan atas nama Pemberi Kuasa; Selanjutnya disebut sebagai Pemohon; terhadap: I. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bombana, beralamat di Jalan Yos Sudarso, Kompleks Pelabuhan Kasipute, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Bombana; Berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 270/75/KPU-KAB / III/ 2017 tanggal 15 Maret 2017, memberi kuasa kepada Afirudin Mathara, S.H., M.H; Dr. Abdul Rahman, S.H., M.H.; Bosman S.Si., S.H., M.H.; dan La Ode Muh. Kadir, S.H., Advokat/Kuasa Hukum pada kantor Afirudin Mathara Law Firm, beralamat di Jalan Sao Sao Nomor 291, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, dan berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 69/MoU/KPU- Kab /III/2017, bertanggal 14 Maret 2017 memberi kuasa kepada Baharuddin, S.H., M.H. (Kepala Kejaksaan Negeri Bombana) yang selanjutnya berdasarkan Surat Kuasa Subsitusi Nomor SKK-001/R.3.20/G/03/2017, bertanggal 14 Maret 2017 memberi kuasa kepada Inal Sainal Saiful, S.H. dan Dr. Muhammad Amir, S.H., M.Si masing-masing selaku Jaksa Pengacara Negara pada kantor Kejaksaaan Negeri Bombana, Jalan Yos Sudarso, Poros Rumbia, Kendari, Kelurahan Lampopala, Kecamatan Rumbi, Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara, baik sendiri-sendiri atau bersama-sama bertindak untuk dan atas nama Pemberi Kuasa;

3 3 Selanjutnya disebut sebagai Termohon; II. 1. Nama : H. Tafdil, S.E., M.M. Alamat : Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Lauru, Kecamatan Rumbia Tengah, Kabupaten Bombana 2. Nama : Johan Salim, S.P. Alamat : Jalan Elang Nomor 4, Kelurahan Kasipute, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara. Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bombana Tahun 2017, Nomor Urut 2; Berdasarkan Surat Kuasa Nomor 01/SK/Tim-Advokasi/DPP-BAHU NasDem/MK/III/2017, bertanggal 14 Maret 2017, memberi kuasa kepada Taufik Basari, S.H., S.Hum., L.LM; Regginaldo Sultan, S.H., M.M; Wibi Andrianio, S.H., M.H; Parulian Siregar, S.H; Wahyudi, S.H; M. Gaya Rizanka Yara, S.H; Paskalis A. Da Cunha, S.H; Ridwan S. Tarigan., S.H., M.H; Aperdi Situmorang, S.H; Rahmat Taufit, S.H; Aryo Fadilan, S.H., M.H; La Ode Ikhsanuddin Saafi, S.H; Dr. Amir Faisal, S.H., M.H, Munsir, S.H; Marwan Dermawan, S.H; Syahirudidin Latif, S.H; Muhamad Ikbal., S.H., M.H; Abdil Latif, S.H; Mico Naharia, S.H; Nasruddin, S.H., M.H Advokat/Kuasa Hukum yang tergabung dalam Tim Bahu Partai NasDem, beralamat di Jalan RP. Soeroso Nomor 44 46, Menteng, Jakarta Pusat, baik sendiri-sendiri atau bersama-sama bertindak untuk dan atas nama Pemberi Kuasa; Selanjutnya disebut sebagai Pihak Terkait; [1.2] Membaca permohonan Pemohon; Mendengar keterangan Pemohon; Mendengar dan membaca Jawaban Termohon; Mendengar dan membaca Keterangan Pihak Terkait; Memeriksa bukti-bukti Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait; Mendengar dan membaca keterangan Panitia Pengawas Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bombana; Memeriksa bukti-bukti Panitia Pengawas Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bombana; Membaca kesimpulan tertulis para pihak;

4 4 2. DUDUK PERKARA [2.1] Menimbang bahwa Pemohon telah mengajukan permohonan dengan surat permohonannya bertanggal 24 Februari 2017 yang diajukan ke Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi (selanjutnya disebut Kepaniteraan Mahkamah) pada tanggal 24 Februari 2017 berdasarkan Akta Pengajuan Permohonan Pemohon Nomor 7/PAN.MK/2017 dan dicatat dalam Buku Registrasi Perkara Konstitusi dengan Perkara Nomor 34/PHP.BUP-XV/2017 berdasarkan Akta Registrasi Perkara Konstitusi Nomor 34/PAN.MK/2017 tanggal 13 Maret 2017, mengemukakan hal-hal sebagai berikut: I. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI a. Bahwa berdasarkan Pasal 157 ayat (3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang, perkara perselisihan penetapan perolehan suara tahap akhir hasil pemilihan diperiksa dan diadili oleh Mahkamah Konstitusi sampai dibentuknya badan peradilan khusus; b. Bahwa Bahwa Permohonan Pemohon adalah perkara perselisihan penetapan perolehan suara tahap akhir hasil pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bombana; c. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, menurut Pemohon Mahkamah Konstitusi berwenang memeriksa dan mengadili perkara perselisihan penetapan perolehan suara tahap akhir hasil pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bombana Tahun II. KEDUDUKAN HUKUM (LEGAL STANDING) PEMOHON a. Bahwa Pasal 2 huruf a dan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pedoman Beracara dalam Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pedoman Beracara dalam Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota, menyatakan: Pasal 2

5 Para Pihak dalam perkara perselisihan hasil Pemilihan adalah: a. Pemohon b. Termohon c. Pihak Terkait Pasal 3 ayat (1) (1) Pemohon sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf a adalah: a. Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur; b. Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati; atau c. Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota 5 b. Bahwa berdasarkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bombana Nomor 35/Kpts/KPU-Kab /Tahun 2016 tentang Penetapan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Bombana dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bombana Tahun 2017, Pemohon ditetapkan sebagai Pasangan Calon Peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bombana Tahun 2017 oleh Termohon; c. Bahwa berdasarkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bombana Nomor 36/Kpts/KPU-Kab /Tahun 2016 tentang Penetapan Nomor Urut dan Daftar Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Bombana dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bombana Tahun 2017 bertanggal 25 Oktober 2016, Pemohon adalah Peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bombana Tahun 2017, dengan Nomor Urut 1; d. Bahwa berdasarkan Pasal 158 ayat (2) UU 10/2016 juncto Pasal 7 ayat (2) PMK 1/2016 sebagaimana telah diubah dengan PMK 1/2017, Pemohon mengajukan permohonan pembatalan Penetapan Perolehan Suara Tahap Akhir Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bombana, dengan ketentuan sebagai berikut: No. Jumlah Penduduk Perbedaan Perolehan Suara berdasarkan Penetapan Perolehan Surat Hasil Pemilihan oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota % 2. > ,5% 3. > % 4. > ,5% 1) Bahwa jumlah penduduk Kabupaten Bombana adalah sebanyak jiwa (Sumber:

6 6 Bombana-Dalam-Angka-2016.pdf), sehingga perbedaan perolehan suara antara pihak Pemohon dengan pihak pasangan calon peraih suara terbanyak yang dapat dijadikan perkara perselisihan penetapan perolehan suara tahap akhir hasil pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bombana adalah paling banyak sebesar 2 % dari total suara sah hasil penghitungan suara tahap akhir yang ditetapkan oleh KPU Kabupaten Bombana. 2) Bahwa berdasarkan Berita Acara Nomor 22/BA/KPU-Kab / II/2017 Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Di Tingkat Kabupaten Dalam Pemilihan Bupati Dan Wakil Bupati Tahun 2017 (Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bombana Tahun 2017) total suara sah hasil penghitungan suara tahap akhir adalah sebesar suara, sehingga perbedaan perolehan suara antara Pemohon dengan pasangan calon peraih suara terbanyak adalah paling banyak 2% x = suara. 3) Bahwa berdasarkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bombana Nomor 08/Kpts/KPU-Kab /II/Tahun 2017 Tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bombana Tahun 2017, bertanggal 23 Februari 2017 yang diumumkan pada hari Kamis tanggal 23 Februari 2017 tersebut Pemohon memperoleh sebanyak suara, sedangkan pasangan calon peraih suara terbanyak suara, sehingga selisih perolehan suara antara Pemohon dengan pasangan calon peraih suara terbanyak adalah sejumlah suara atau 1,56 % suara; 4) Bahwa, dengan demikian, menurut Pemohon, Pemohon telah memenuhi ketentuan Pasal 158 ayat (2) huruf a UU 10/2016 juncto Pasal 7 ayat (2) huruf a PMK 1/2016 sebagaimana telah diubah dengan PMK 1/2017, sehingga Pemohon dapat mengajukan permohonan ke MK (Mahkamah Konstitusi) karena selisih perolehan suara antara Pasangan Calon Nomor Urut 2 (peraih suara terbanyak) dengan Pemohon adalah sebesar suara atau 1,56 % suara, di bawah 2%. e. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, menurut Pemohon, Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan permohonan pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bombana

7 7 Nomor 08/Kpts/KPU-Kab /II/Tahun 2017 Tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bombana Tahun 2017, bertanggal 23 Februari 2017 ke Mahkamah Konstitusi. III. TENGGANG WAKTU PENGAJUAN PERMOHONAN a. Bahwa berdasarkan Pasal 157 ayat (5) UU 10/2016 juncto Pasal 5 ayat (1) PMK 1/2016 sebagaimana telah diubah dengan PMK 1/2017, yang pada pokoknya menyatakan permohonan hanya dapat diajukan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak diumumkan penetapan perolehan suara hasil pemilihan oleh KPU/KIP Provinsi/Kabupaten/Kota; b. Bahwa Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bombana Nomor 08/Kpts/KPU-Kab /II/Tahun 2017 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bombana Tahun 2017, bertanggal 23 Februari 2017 dan diumumkan pada hari Kamis tanggal 23 Februari 2017; c. Bahwa berdasarkan keterangan tersebut di atas, menurut Pemohon, permohonan Pemohon diajukan ke Mahkamah Konstitusi masih dalam tenggang waktu sebagaimana ditentukan oleh peraturan perundangundangan. IV. POKOK PERMOHONAN 1. Bahwa berdasarkan penetapan hasil penghitungan suara oleh Termohon, perolehan suara masing-masing pasangan calon, sebagai berikut: Nomor Urut Nama Pasangan Calon Perolehan Suara 1 Ir. H. Kasra Jaru Munara dan H. Man Arfah, S.Pdi (Pemohon) 2 H. Tafdil, SE., MM. dan Johan Salim, SP Total Suara Sah A. Keberatan Pemohon Atas Proses Pelaksanaan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bombana Tahun 2017 Yang Mempengaruhi Perolehan Suara. Bahwa Pemohon berkeberatan terhadap hasil penghitungan suara sebagaimana Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bombana Nomor 08/Kpts/KPU-Kab /II/Tahun 2017 tanggal 23 Februari 2017 tersebut dikarenakan terdapat pelanggaran-pelanggaran dalam

8 8 proses pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bombana Tahun 2017 yang memengaruhi perolehan suara sekaligus merugikan Pemohon hal mana telah mencederai rasa keadilan masyarakat. Bahwa Pilkada tidak lain merupakan perwujudan kedaulatan rakyat untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagai pemimpin rakyat di daerah melalui proses pemungutan suara yang berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil, sehingga untuk mencapai suatu pilkada yang demokratis diperlukan penyelenggaraan pilkada yang berdasarkan asas-asas: mandiri, jujur, adil, berkepastian hukum, tertib penyelenggara pemilu, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesional, akuntabilitas, efisiensi, dan efektifitas sebagaimana diamanatkan oleh pasal 18 ayat (4) dan Pasal 22E Ayat (1) UUD Pasal 18 ayat (4) UUD 1945 menyatakan: Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala daerah provinsi, kabupaten dan kota di pilih secara demokratis. Bahwa Pemohon menemukan fakta-fakta hukum tentang proses pelaksanaan Pilkada Kabupaten Bombana Tahun 2017 yang ternyata telah berlangsung tidak jujur dan tidak adil serta penuh dengan praktik kecurangan atau setidak-tidaknya banyaknya tindakan tidak professional yang dilakukan baik oleh Termohon selaku penyelenggara secara sendirisendiri maupun secara bersama-sama jajaran di bawahnya yang mengarah kepada tindakan-tindakan yang ditengarai untuk mempengaruhi perolehan suara, in casu berkurangnya perolehan suara Pemohon sekaligus menambah perolehan suara Pasangan Calon Nomor Urut 2 (Pihak Terkait). Adapun pelanggaran-pelanggaran yang ditemukan berdasarkan faktafakta adalah sebagai berikut: 1. Lebih Dari Seorang Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilih Lebih Dari Satu Kali di Beberapa TPS Dalam Jumlah Yang Signifikan Yang Mempengaruhi Jumlah Perolehan Suara. a) Pencoblosan Lebih Dari Satu Kali Di 2 (Dua) TPS Berbeda yaitu di: - TPS 2 Desa Lantari, Kecamatan Lantari Jaya; - TPS 1 Desa Hukaea, Kecamatan Rarowatu Utara.

9 9 Bahwa berdasarkan temuan lapangan Saksi Mandat Pasangan Nomor Urut 1 atas nama Asdar Jamal, A.Md, Kep., di TPS 1 Desa Hukaea Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana, pada tanggal 15 Februari 2017 telah terjadi peristiwa pencoblosan Ganda atau mencoblos dua kali di TPS berbeda, yakni di TPS 2 Desa Lantari Kec. Lantari Jaya dan di TPS 1 Desa Hukaea Kec. Rarowatu Utara atas nama Andi Mudring dan Andi Mariamu. Bahwa dua orang tersebut yang juga merupakan suami istri terdaftar di DPT TPS 2 Desa Lantari Kec. Lantari Jaya (Bukti P-8) atas nama Andi Mudring dengan nomor urut 115, dan atas nama Andi Mariamu nomor urut 116 secara berurutan, sementara di TPS 1 Desa Hukaea Kec. Rarowatu Utara kedua orang tersebut terdaftar di dalam DPT (Bukti P-7) atas nama Mudring dan Maryamu dengan Nomor Urut 108 dan 385; Bahwa berdasarkan kesaksian saudara Asdar Jamal, A.Md, Kep., yakni Saksi Mandat Pasangan Calon Nomor urut 1 di TPS 1 Desa Hukaea Kec. Rarowatu Utara pada saat hari pemungutan suara tanggal 15 Februari 2017 sekitar pukul WITA saksi melihat serta menyaksikan Saudara Andi Mudring alias Mudring dan Andi Mariamu alias Maryamu memasuki TPS menggunakan C-6 KWK dan kemudian masuk ke bilik suara untuk memberikan suara. Saksi juga sempat mempertanyakan kepada Saudara Andi Mudring terkait domisili yang bersangkutan, karena sepengetahuan saksi bahwa yang bersangkutan adalah penduduk di Desa Lantari Kecamatan Lantari Jaya, akan tetapi Kepala Desa Hukaea menyatakan bahwa yang bersangkutan adalah penduduk desa Hukaea. Akhirnya berdasarkan keterangan kepala desa tersebut yang bersangkutan tetap diberikan hak pilihnya sehingga mencoblos dua kali di TPS yang berbeda; Bahwa selang beberapa hari berikutnya, saksi Asdar Jamal, A.Md, Kep., bertemu dengan Koordinator Tim Pemenangan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 1 Desa

10 10 Tembe yang bernama Aswan yang kemudian mempertanyakan kepada saksi apakah benar bahwa menurut keterangan Saksi Mandat Paslon Nomor Urut 1 di TPS 2 Desa Lantari Kecamatan Lantari Jaya atas nama Budi Raharjo yang menyatakan bahwa pemilih atas nama Andi Mudring dan Andi Mariamu memberikan suara atau mencoblos di TPS 2 Desa Lantari Kecamatan Lantari Jaya dan juga mencoblos di TPS 1 Desa Hukaea Kec. Rarowatu Utara; Bahwa atas temuan tersebut Asdar Jamal, A.Md, Kep., kemudian melaporkan peristiwa tersebut kepada Panitia Pengawas Kabupaten Bombana tanggal 19 Februari 2017 dan telah terregister dengan Laporan Nomor 04/LP/Pilbup- Bombana/II/2017. Atas laporan tersebut, Panwas Kabupaten Bombana kemudian melakukan pemeriksaan terhadap Pelapor dan Saksi-saksi yang menyaksikan secara langsung peristiwa tersebut di atas (Bukti P-9); Bahwa berdasarkan pemeriksaan dan Berita acara klarifikasi yang dilakukan petugas Panwas Kabupaten Bombana sebagaimana termuat di dalam Form Lampiran 9 (Bukti P-10) atas nama Saksi Sudirman telah menyatakan di bawah sumpah bahwa saksi melihat dan menyaksikan saudara Andi Mudring alias Mudring melakukan pemberian hak suara di TPS 1 Desa Hukaea Kecamatan Rarowatu Utara; Bahwa berdasarkan pemeriksaan dan Berita acara klarifikasi yang dilakukan Panwas Kabupaten Bombana, sebagaimana termuat didalam Form Lampiran 9 atas nama Saksi Budi Raharjo juga telah menyatakan di bawah sumpah bahwa saksi melihat dan menyaksikan saudara Andi Mudring alias Mudring melakukan pemberian hak suara di TPS 2 Desa Lantari Kecamatan Lantari Jaya; Bahwa atas laporan Nomor: 04/LP/Pilbup-Bombana/II/2017 tertanggal 19 Februari 2017 atas nama Pelapor Asdar Jamal, A.Md, Kep., tersebut, Panwas Kabupaten Bombana telah mengeluarkan surat Nomor: 038/BAWASLU-PROV.SG-

11 11 01/PM05.02/II//2017 Perihal Rekomendasi Pemungutan Suara Ulang (PSU) yang ditujukan kepada Ketua KPU Kabupaten Bombana (Bukti P-7) yang pada pokoknya menyatakan bahwa berdasarkan hasil kajian dan klarifikasi serta penelusuran dugaan pelanggaran pemilu yang dilakukan oleh Panwascam Rarowatu Utara dan Panwascam Lantari Jaya Kabupaten Bombana telah didapat kesimpulan bahwa berdasarkan fakta dan keterangan yang telah di sebutkan di atas, jika dihubungkan dengan ketentuan Pasal 112 ayat (2) huruf e Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-undang serta Pasal 59 ayat (2) huruf e PKPU Nomor 10 Tahun 2015 tentang Pemungutan dan Perhitungan Suara Pemiihan Gubernur, Bupati dan Walikota yang berbunyi, lebih dari seorang pemilih menggunakan hak pilih lebih dari satu kali, pada TPS yang sama atau TPS yang berbeda maka tindakan pencoblosan dua kali di TPS yang berbeda tersebut telah melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga direkomendasikan kepada KPU Kabupaten Bombana untuk melakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di TPS 01 Desa Hukaea Kecamatan Rarowatu Utara dan TPS 02 Desa Lantari Kecamatan Lantari Jaya Kabupaten Bombana; Bahwa akan tetapi, KPU Kabupaten Bombana hingga Permohonan ini diajukan, ternyata tetap tidak pernah menggelar PSU di TPS 1 Desa Hukaea Kecamatan Rarowatu Utara dan TPS 2 Desa Lantari Kecamatan Lantari Jaya, sebagaimana rekomendasi Panwas Kabupaten Bombana tersebut; Bahwa, berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undangundang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota. Pasal 139

12 12 (1) Bawaslu Provinsi dan/atau Panwaslu Kabupaten/Kota membuat rekomendasi atas hasil kajiannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134 ayat (5) terkait pelanggaran administrasi Pemilihan. (2) KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota wajib menindaklanjuti rekomendasi Bawaslu Provinsi dan/atau Panwaslu Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Bahwa, berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2015, Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota: Pasal 10 KPU dalam penyelenggaraan Pemilihan wajib: d. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 13 Tugas dan wewenang KPU Kabupaten/Kota dalam Pemilihan Bupati dan Walikota meliputi: p. menindaklanjuti dengan segera rekomendasi Panwaslu Kabupaten/Kota atas temuan dan laporan adanya dugaan pelanggaran Pemilihan. Maka oleh karena itu KPU Kabupaten Bombana WAJIB menindak lanjuti dan menyelesaikan penyelenggaraan Pemilihan; Bahwa terhadap peristiwa tersebut di atas, Termohon yakni KPU sebagai penyelenggara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bombana Tahun 2017 nyata-nyata tidak melakukan apa yang menjadi kewajibannya sesuai ketentuan perundang-undangan yakni menindaklanjuti rekomendasi Panwas Kabupaten Bombana sehingga pantas dan tepat kiranya bagi kami untuk memohon kepada Mahkamah Konstitusi yang Mulia untuk mengabulkan

13 13 permohonan kami yakni memerintahkan kepada KPU Kabupaten Bombana untuk menggelar Proses Pemungutan Suara Ulang (PSU) di TPS 1 Desa Hukaea Kecamatan Rarowatu Utara dan TPS 2 Desa Lantari Kecamatan Lantari Jaya Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara; b) Pencoblosan Lebih Dari Satu Kali Di 2 (Dua) TPS Berbeda yaitu di: - TPS 5 Kelurahan Bambaea, Kecamatan Poleang Timur - TPS 4 Kelurahan Bambaea Kecamatan Poleang Timur - TPS 1 Desa Tajuncu, Kecamatan Mataoleo Bahwa berdasarkan temuan lapangan Saksi Mandat Pasangan Nomor Urut 1 atas nama Andi Jamaludin di TPS 5 Kelurahan Bambaea Kecamatan Poleang Timur Kabupaten Bombana, Pada tanggal 15 Februari 2017 telah terjadi peristiwa pencoblosan Ganda atau mencoblos dua kali di TPS berbeda, yakni di TPS 5 Kelurahan Bambaea Kec. Poleang Timur dan di TPS 1 Desa Tajuncu Kec. Mataoleo atas nama Takman. Bahwa orang tersebut terdaftar di DPT TPS 5 kelurahan Bambaea Kec. Poleang Timur (Bukti P-11) atas nama Takman dengan nomor urut DPT 222 dan di TPS 1 Desa Tajuncu terdaftar di DPT dengan nomor urut 40 (Bukti P-12). Selain itu, pemilih atas nama Aleng Narleng juga telah melakukan pemberian suara lebih dari satu kali yakni di TPS 5 Kelurahan Bambaea Kec. Poleang Timur, dan kembali memberikan suara di TPS 4 Kelurahan Bambaea Kecamatan Poleang Timur. Pemilih tersebut terdaftar di DPT TPS 5 Bambaea dengan nomor urut 154, sedangkan di TPS 4 Bambaea terdaftar di DPT dengan nomor urut 173 atas nama Narleng. (Bukti P-13); Bahwa berdasarkan kesaksian saudara Andi Jamaludin, yakni Saksi Mandat Pasangan Calon Nomor urut 1 di TPS 5 Kelurahan Bambaea Kec. Poleang Timur pada saat hari pemungutan suara tanggal 15 Februari 2017 sekitar pukul WITA, saksi melihat serta menyaksikan Saudara Takman memasuki TPS menggunakan C-6 KWK dan kemudian masuk ke bilik suara untuk memberikan suara, saksi juga sempat menceklist (memberi tanda) di dalam

14 14 berkas DPT TPS 5 Kelurahan Bambaea (Bukti P-12) yang saksi pegang untuk menandai bahwa pemilih atas nama tersebut telah datang memilih. Begitu juga saksi melihat dan menyaksikan Aleng Narleng memasuki TPS menggunakan C-6 KWK dan kemudian masuk ke bilik suara untuk memberikan suara, saksi juga sempat menceklist (memberi tanda) di dalam berkas DPT TPS 5 Kelurahan Bambaea yang saksi pegang untuk menandai bahwa pemilih atas nama Aleng Narleng tersebut telah datang memilih; Bahwa selang beberapa hari berikutnya, saksi Andi Jamaludin, bertemu dengan Koordinator Tim Pemenangan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 1 Wilayah Kelurahan Bambaea atas nama Syahrir yang kemudian mempertanyakan kepada saksi apakah benar bahwa menurut keterangan Saksi Mandat Paslon Nomor Urut 1 di TPS 1 Tajuncu Kecamatan Mataoleo atas nama Muhammad Arif yang menyatakan bahwa pemilih atas nama Takman telah melakukan pencoblosan atau pemungutan suara di TPS 1 Desa Tajuncu Kecamatan Mataoleo, kemudian melakukan pencoblosan kembali di TPS 5 Kelurahan Bambaea Kec. Poleang Timur. Kemudian saksi mandat Paslon Nomor Urut 1 di TPS 4 atas nama Andi Saharudin juga mengkonfirmasi terkait pencoblosan lebih dari satu kali yang juga dilakukan oleh pemilih atas nama Narleng yakni di TPS 5 Bambaea dan kemudian di TPS 4 Bambaea (Bukti P-14, DPT); Bahwa berdasarkan fakta dan keterangan yang telah di sebutkan di atas, jika dihubungkan dengan Pasal 112 ayat (2) huruf e Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undangundang serta Pasal 59 ayat (2) huruf e PKPU Nomor 10 Tahun 2015 tentang Pemungutan dan Perhitungan Suara Pemiihan Gubernur, Bupati dan Walikota yang berbunyi, lebih dari seorang pemilih menggunakan hak pilih lebih dari satu kali, pada TPS yang sama atau TPS yang berbeda. Maka memenuhi syarat untuk dilakukan

15 15 Pemungutan Suara Ulang di TPS 5 Kelurahan Bambaea Kecamatan Poleang Utara Kabupaten Bombana. c) Adanya Lebih Dari Satu Pemilih Yang Menggunakan Formulir C6 Milik Orang Lain Bahwa berdasarkan dokumen Surat Nomor 029/BAWASLU- PROV.SG-01/PM05.02/II/2017 Perihal Rekomendasi Pemungutan Suara Ulang (PSU) yang ditujukan kepada Ketua KPU Kabupaten Bombana yang dikeluarkan oleh Panitia Pengawas Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bombana (bukti P-6) in casu pada Point 3, Berdasarkan Laporan Sdr. Suriadin dengan Nomor Laporan: 01/LP/Pilbup-Bombana/II/2017 dan hasil klarifikasi terhadap saksi terkait laporan tersebut pada saat pemungutan dan perhitungan suara pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bombana Tahun 2017, ditemukan fakta-fakta sebagai berikut: 1. Bahwa di Desa Tahi Ite Kecamatan Rarowatu terdapat warga yang memilih dengan menggunakan C6-KWK milik orang lain, yakni: - di TPS 2 Tahi Ite Kecamatan Rarowatu C6-KWK atas nama Sri Nuraisah (Nomor Urut DPT 222) telah digunakan oleh Saudari Gai warga Kelurahan Puundohu Kec. Baula Kabupaten Kolaka; (Bukti P-42); - di TPS 2 Tahi Ite Kecamatan Rarowatu C6-KWK atas nama Hendra tempat tanggal lahir Unaaha, 02 Januari 1993 (Nomor Urut DPT 128) digunakan oleh saudara Hendra tempat tanggal lahir Tosui, 14 April 1982; - di TPS 1 Tahi Ite Kec. Rarowatu C6-KWK atas nama Mila Karmila (Nomor Urut DPT 108) digunakan oleh saudari Widya warga Kel. Puundahu Kec. Baula Kab. Kolaka. 2. Bahwa berdasarkan keterangan pengakuan saksi atas nama saudari Gai dan saudari Widya telah membenarkan laporan tersebut dan menyatakan bahwa selain dirinya masih ada orang lain yang ikut menerima surat panggilan (C6-KWK) dari sdr.

16 16 Salihun, berjumlah sekitar 20 (dua puluh) orang untuk memilih di TPS 2 Tahi Ite dan TPS 1 Tahi Ite; 3. Bahwa berdasarkan keterangan pengakuan saksi atas nama saudara Hendra telah membenarkan laporan tersebut dan menyatakan bahwa ia mengakui bukan warga atau penduduk Kabupaten Bombana, akan tetapi saksi atas nama saudara Hendra menerima surat panggilan (C6-KWK) pada tanggal 15 Februari 2017 sekitar jam WITA di lokasi Tambang Laronene Desa Tahi Ite Kec. Rarowatu dari pendeta Gereja Roko-Roko. Bahwa pada Point 5 Surat Nomor: 029/BAWASLU-PROV.SG- 01/PM05.02/II/2017 Perihal Rekomendasi Pemungutan Suara Ulang (PSU) yang ditujukan kepada Ketua KPU Kabupaten Bombana yang dikeluarkan oleh Panitia Pengawas Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bombana menyebutkan, berdasarkan fakta dan keterangan pada point 3 di atas, jika dihubungkan dengan ketentuan UU No. 1 Tahun 2015 Pasal 112 ayat 2 huruf e serta PKPU No.10 Tahuh 2015 Pasal 59 ayat 2 huruf e. lebih dari seorang pemilih yang tidak terdaftar sebagai pemilih, mendapat kesempatan memberikan suara pada TPS. Bahwa oleh karenanya, Panwas KPU Kabupaten Bombana kemudian mengeluarkan Rekomendasi Pemungutan Suara Ulang (PSU) di TPS 2 Tahi Ite Kecamatan Rarowatu; Bahwa akan tetapi, KPU Kabupaten Bombana hingga Permohonan ini diajukan tidak pernah menggelar PSU di TPS 2 Tahi Ite sebagaimana rekomendasi Panwas Kabupaten Bombana tersebut; Bahwa, berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota. Pasal 139 (1) Bawaslu Provinsi dan/atau Panwaslu Kabupaten/Kota membuat rekomendasi atas hasil kajiannya sebagaimana

17 17 dimaksud dalam Pasal 134 ayat (5) terkait pelanggaran administrasi Pemilihan. (2) KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota wajib menindaklanjuti rekomendasi Bawaslu Provinsi dan/atau Panwaslu Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Bahwa, berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015, Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Pasal 10 KPU dalam penyelenggaraan Pemilihan wajib: d. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 13 Tugas dan wewenang KPU Kabupaten/Kota dalam Pemilihan Bupati dan Walikota meliputi: p. menindaklanjuti dengan segera rekomendasi Panwaslu Kabupaten/Kota atas temuan dan laporan adanya dugaan pelanggaran Pemilihan Maka oleh karena itu KPU Kabupaten Bombana Wajib menindaklanjuti dan menyelesaikan pelanggaran Pemilihan; Bahwa terhadap peristiwa tersebut diatas, KPU sebagai penyelenggara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bombana Tahun 2017 ternyata tidak melakukan apa yang menjadi kewajibannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yakni menindaklanjuti rekomendasi Panwas Kabupaten Bombana. Sehingga pantas dan tepat kiranya bagi kami untuk memohon kepada Mahkamah Konstitusi yang Mulia untuk mengabulkan permohonan kami yakni memerintahkan kepada KPU Kabupaten Bombana untuk menggelar Proses Pemungutan Suara Ulang di TPS 2 Tahi Ite Kecamatan Rarowatu Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara.

18 18 2. Adanya Keterlibatan Aparat Sipil Negara dan Aparat Desa Dalam Pelaksanaan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bombana Tahun 2017 Yang Cukup Massif Untuk Mempengaruhi Pemilih Serta Berpihak Kepada Salah Satu Calon. 1. Bahwa berdasarkan pantauan secara langsung yang dilakukan oleh Tim Pemohon di lapangan, yakni di Desa Lemo Kecamatan Poleang Tenggara Kabupaten Sulawesi Tenggara, pada saat masa kampanye dan pada saat pemungutan suara, diduga telah terjadi pelanggaran pilkada yang dilakukan oleh Aparat Sekretaris Desa dan sekaligus juga sebagai Penyelenggara Pemilu (Ketua PPS Desa Lemo); Sekretaris Desa sekaligus penyelenggara pemilu yakni Ketua PPS Desa Lemo, atas nama Takwin, S.IP. terlibat secara langsung serta aktif dalam politik praktis dengan terlibat membantu pasangan Calon Nomor Urut 2 (Dua) dengan membangun Posko pemenangan untuk Pasangan Nomor Urut 2 (dua) di depan rumah atau pekarangan rumahnya. (Bukti P- 16); Bahwa berdasarkan uraian fakta-fakta di atas, telah terjadi sebuah praktek yang sistematis, terstruktur dan massif melalui sikap dan tindakan tidak netral Aparat Sipil Negara (ASN) yang dilakukan oleh Aparat Perangkat Desa dan sekaligus juga merupakan pelanggaran terhadap kewajiban Independensi penyelenggara pilkada. Hal ini tentu saja mencederai demokrasi serta mendelegitimasi pelaksanaan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bombana Tahun 2017 sesuai dengan asas jujur dan adil; Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, telah terjadi tindakan dan atau keputusan yang dilakukan oleh Kepala Desa atau sebutan lain/lurah dan pejabat Aparatur Sipil Negara yang menguntungkan salah satu calon selama masa kampanye dan pada saat pemungutan suara. Bahwa UU Nomor 10 Tahun 2016 menyatakan:

19 19 Pasal 70 (1) Dalam Kampanye Pasangan calon dilarang melibatkan Kepala Desa atau lurah dan perangkat desa atau Kelurahan Pasal 29 huruf g UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menyatakan: Kepala Desa dan Perangkat Desa dilarang menjadi pengurus Partai Politik dan terlibat dalam politik praktis Bahwa Surat Edaran Mendagri No. 273/3772/JS tertanggal 11 Oktober 2016 sebagai penegasan Pasal 70 UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang nomor 1 Tahun 2014 tentang pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota, Pasal 70 ayat 1 huruf c ditegaskan bahwa: Dalam Kampanye Pasangan calon dilarang melibatkan Kepala Desa atau lurah dan perangkat desa atau Kelurahan ; Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas maka pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati Nomor Urut 2 haruslah didiskualifikasi dari proses dan tahapan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati kabupaten Bombana Tahun 2017 karena terdapatnya unsur keterlibatan Aparat Kepala Desa/Lurah dan Pejabat ASN dalam upaya untuk memenangkan salah satu calon dalam proses pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bombana Tahun Keterlibatan Aparat Sipil Negara (ASN) pada Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan Kabupaten Bombana dan Suami Mantan Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Desa Tahi Ite, Kecamatan Rarowatu Bahwa pada tanggal telah terbit e-ktp dengan identitas: Nama : Hj. Nursia NIK : TTL : Lemo, Alamat : Dusun II Tahi Ite, Kel/Desa Tahi Ite,

20 20 Kecamatan Rarowatu (Bukti P-17) Selanjutnya, pada tanggal terbit lagi e-ktp dengan Identitas yang sama, alamat yang sama dan hanya berbeda tanggal penerbitannya. Bahwa pada tanggal telah terbit e-ktp dengan identitas: Nama : Muhammad Halil, ST. NIK : TTL : Lemo, Alamat : Dusun II Tahi Ite, Kel/Desa Tahi Ite, Kecamatan Rarowatu (Bukti P-18) Selanjutnya, pada tanggal terbit lagi e-ktp dengan Identitas yang sama, alamat yang sama hanya berbeda tanggal penerbitannya. Bahwa pada tanggal telah terbit e-ktp dengan identitas : Nama : Rampe NIK : TTL : Bantaeng, Alamat : Dusun II Tahi Ite, Kel/Desa Tahi Ite, Kecamatan Rarowatu Selanjutnya, pada tanggal terbit lagi e-ktp dengan Identitas yang sama hanya berbeda tanggal penerbitannya (Bukti P-19). Bahwa setelah penerbitan e-ktp tersebut, Suami Mantan Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Desa Tahi Ite atas nama Salihu pada tanggal 08 Februari 2017, memanggil ketiga orang yang tertera dalam e-ktp tersebut untuk kemudian menyerahkan e- KTP tersebut sambil mengarahkan kepada ketiga orang tersebut untuk memiih salah satu pasangan calon yakni Pasangan Calon Nomor Urut 2 (dua);

21 21 Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, telah terjadi tindakan dan atau keputusan yang dilakukan oleh orang yang sangat dekat dengan Kepala Desa atau sebutan lain/lurah dan pejabat Aparatur Sipil Negara yang menguntungkan salah satu calon selama masa kampanye dan pada saat peumungutan suara. Bahwa Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016 menyatakan: Pasal 70: (1) Dalam Kampanye Pasangan calon dilarang melibatkan Kepala Desa atau lurah dan perangkat desa atau Kelurahan Pasal 29 huruf g UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menyatakan: Kepala Desa dan Perangkat Desa dilarang menjadi pengurus Partai Politik dan terlibat dalam politik praktis. Bahwa Surat Edaran Mendagri Nomor 273/3772/JS bertanggal 11 Oktober 2016 sebagai penegasan Pasal 70 UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota, Pasal 70 ayat (1) huruf c ditegaskan bahwa: Dalam Kampanye Pasangan calon dilarang melibatkan Kepala Desa atau lurah dan perangkat desa atau Kelurahan. Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas maka Pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati Nomor Urut 2 haruslah didiskualifikasi dari proses dan tahapan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bombana Tahun 2017 karena terdapatnya unsur keterlibatan Aparat Kepala Desa/Lurah dan Pejabat ASN dalam upaya untuk memenangkan salah satu calon dalam proses pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bombana Tahun Pelanggaran Atas Prinsip Independensi Penyelenggara Pilkada Bahwa pada tanggal 15 Februari 2017, sekira pukul WITA, di TPS 1 Desa Hukaea, Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana, seorang calon pemilih atas nama Faria Sirkanti Nomor urut DPT 35, (Bukti P-20) memasuki TPS 1

22 22 Desa Hukaea dengan memberikan surat panggilan memilih (C- 6), namun sebelum memberikan suaranya, saksi mandat dari Pasangan Nomor Urut 2 atas nama Asdar Jamal, A.Md, Kep., mempertanyakan kepemilikan Kartu Identitas calon pemilih tersebut yang menurut pengetahuan saksi tersebut, orang yang bersangkutan bertempat tinggal di Konawe Selatan. Setelah dipertanyakan demikian, Faria Sirkanti mengakui bahwa dirinya memang bertempat tinggal di Konawe Selatan dan Mempunyai e-ktp di Konawe Selatan. Akhirnya Faria Sirkanti diminta untuk pulang dan tidak memberikan hak pilihnya di TPS tersebut; Bahwa selang beberapa waktu kemudian, tidak lama berdasarkan pengaduan dari saudari Faria Sirkanti, Petugas PPK Kecamatan Rarowatu Utara atas nama Agus M mempertanyakan kepada saksi atas nama Asdar Jamal, A.Md, Kep., mengapa pemilih atas nama Faria Sirkanti tidak diberikan hak pilih, padahal yang bersangkutan telah mempunyai C-6, saksi kemudian menjelaskan alasan mengapa orang tersebut tidak diperbolehkan menggunakan hak pilihnya di TPS 1 Desa Hukaea, Kecamatan Rarowatu Utara karena orang tersebut bukan penduduk Hukaea hal mana dibuktikan dengan kepemilikan KTP di tempat lain yakni di Konawe Selatan; Kemudian datang lagi kepada saksi dan seluruh perangkat yang bekerja di TPS tersebut anggota Komisioner KPU atas nama Andi Usman (Bukti P-21) mempertanyakan hal yang sama yakni mengapa Faria Sirkanti yang menurut pengakuannya adalah kemenakannya tidak diberikan hak pilihnya, setelah terjadi adu argumentasi serta penekanan-penekanan yang dilakukan oleh anggota komisioner KPU terhadap para saksi dan anggota KPPS di TPS tersebut maka didatangkanlah Panwascam Kecamatan Rarowatu atas nama Yustang untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Akhirnya atas keputusan Panwascam bahwa Faria Sirkanti tidak diperbolehkan memilih di TPS tersebut dikarenakan yang bersangkutan bukan termasuk

23 23 pemilih berdasarkan kepemilikan e-ktp di daerah lain yakni Kabupaten Konawe Selatan; Bahwa tindakan tersebut di atas yang dilakukan oleh PPK Kecamatan Rarowatu Utara atas nama Agus M dan Anggota Komisioner KPU atas nama Andi Usman telah mencederai prinsip imparsialitas dan netralitas penyelengaraan pilkada, bahkan lebih jauh, tindakan tersebut termasuk pada kualifikasi tindak pidana pilkada sebagaimana tercantum dalam Pasal 178C ayat (2) dan (3) UU No. 10 Tahun 2010 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota; 4. Pembukaan Kotak Suara yang yang dilakukan oleh Petugas PPK Kecamatan Poleang Timur bertentangan dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Bahwa berdasarkan hasil pengawasan dan penelusuran terkait pemungutan dan penghitungan suara pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bombana Tahun 2017 yang dilakukan oleh Panitia Pengawas Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bombana sebagaimana tertuang dalam surat Nomor 029/BAWASLU-rov.SG-01/PM05.02/II/2017 Perihal Rekomendasi Pemungutan Suara Ulang (PSU) yang ditujukan kepada Ketua KPU Kabupaten Bombana tertanggal 17 Februari 2017, (Bukti P-6) ditemukan fakta bahwa pada hari Kamis tanggal 16 Februari 2017 sekitar pukul WITA, PPK Kecamatan Poleang Tenggara melakukan pembukaan kotak suara TPS 1 Lemo, TPS 1 Larete, TPS 2 Larete, dan TPS 1 Lamoare di Sekretariat PPK Kecamatan Poleang Tenggara sebelum Pleno di Tingkat PPK Kecamatan Poleang Tenggara dilakukan. Adapun jadwal pleno rekapitulasi hasil perolehan suara di tingkat Kecamatan Poleang Tenggara dijadwalkan berlangsung pada hari Jumat tanggal 17 Februari Pembukaan kotak suara tersebut tidak disaksikan oleh masingmasing saksi pasangan calon dan pihak Kepolisian serta tidak membuat berita acara pembukaan kotak suara;

24 24 Bahwa atas temuan tersebut, Panwas Kabupaten Bombana telah mengeluarkan rekomendasi terhadap KPU Kabupaten Bombana agar melaksanakan Pemungutan Suara Ulang di TPS 1 Lemo, TPS 1 Larete, TPS 2 Larete, dan TPS 1 Lamoare karena tindakan pembukaan kotak suara yang dilakukan oleh PPK Kecamatan Poleang Tenggara masuk dalam kulifikasi Pasal 112 Ayat (2) huruf a UU Nomor 1 Tahun 2015 serta PKPU Nomor 10 Tahun 2015 Pasal 59 ayat (2) huruf a pembukaan kotak suara dan/atau berkas pemungutan dan penghitungan suara tidak dilakukan menurut tata cara yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, sehingga haruslah dilakukan PSU; Bahwa namun demikian ternyata Panwas Kabupaten Bombana dalam rekomendasi yang ditujukan kepada KPU Kabupaten Bombana sebagaimana surat Nomor :029/BAWASLU-rov.SG- 01/PM05.02/II/2017 Perihal Rekomendasi Pemungutan Suara Ulang (PSU) yang ditujukan kepada Ketua KPU Kabupaten Bombana tertanggal 17 Februari 2017 tersebut tidak jelas dalam menetapkan di TPS mana Pemungutan Suara Ulang harus dilakukan di kecamatan Poleang Tenggara tersebut mengingat di Desa Larete hanya terdapat satu TPS, sementara yang memiliki dua TPS di wilayah tersebut adalah Desa Marampuka; Bahwa terlepas dari hal di atas ternyata KPU Kabupaten Bombana hingga Permohonan ini diajukan, tidak melaksanakan rekomendasi untuk menggelar PSU di TPS 1 Lemo, TPS 1 Larete, TPS 2 Larete, dan TPS 1 Lamoare sebagaimana rekomendasi Panwas Kabupaten Bombana tersebut. Dan Pemohon juga telah menyampaikan keberatan melalui surat nomor 27/TIM/BERKAH/I/2017 kepada KPU Provinsi Sulawesi Tenggara dan surat Nomor 28/TIM/BERKAH/I/2017 yang ditujukan kepada Bawaslu Propinsi Sulawesi Tenggara. (Bukti P-40 dan Bukti P-41);

25 25 Bahwa, berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota: Pasal 139 (1) Bawaslu Provinsi dan/atau Panwaslu Kabupaten/Kota membuat rekomendasi atas hasil kajiannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134 ayat (5) terkait pelanggaran administrasi Pemilihan. (2) KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota wajib menindaklanjuti rekomendasi Bawaslu Provinsi dan/atau Panwaslu Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Bahwa, berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015, Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota: Pasal 10 KPU dalam penyelenggaraan Pemilihan wajib: d. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 13 Tugas dan wewenang KPU Kabupaten/Kota dalam Pemilihan Bupati dan Walikota meliputi: p. menindaklanjuti dengan segera rekomendasi Panwaslu Kabupaten/Kota atas temuan dan laporan adanya dugaan pelanggaran Pemilihan; Maka oleh karena itu KPU Kabupaten Bombana Wajib menindak lanjuti dan menyelesaikan pelanggaran Pemilihan; Bahwa terhadap peristiwa tersebut di atas, KPU sebagai penyelenggara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bombana Tahun 2017 tidak melakukan apa yang menjadi kewajibannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yakni menindaklanjuti rekomendasi Panwas Kabupaten

26 26 Bombana. Sehingga pantas dan tepat kiranya bagi kami untuk memohon kepada Mahkamah Konstitusi yang Mulia untuk mengabulkan permohonan kami yakni memerintahkan kepada KPU Kabupaten Bombana untuk menggelar Proses Pemungutan Suara Ulang di TPS 1 Lemo, TPS 1 Larete, TPS 2 Larete, dan/atau TPS 1 dan TPS 2 Desa Marampuka dan TPS 1 Lamoare Kecamatan Poleang Tenggara Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara. 5. Sejumlah Kotak Suara yang diserahterimakan PPK kepada Termohon ada yang dalam keadaan tidak tersegel, dan ada yang dalam keadaan kosong karena surat surat suara digabungkan ke dalam beberapa kotak suara. Bahwa selain fakta-fakta hukum di atas, juga terdapat pelanggaran lainnya yang berkaitan dengan kotak suara hal mana bahkan belum pernah ada rekomendasi Panwas yang memerintahkan Termohon untuk melakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di TPS-TPS terkait. Adapun fakta pelanggaran pemilu dimaksud adalah sebagaimana diuraikan di bawah ini; Bahwa pada hari Jumat tanggal 17 Februari 2017 Pukul WITA, bertempat di Kantor KPU Kabupaten Bombana telah terjadi peristiwa serah terima kotak suara dari PPK Kecamatan Poleang Timur yang diserahkan oleh Ketua PPK Kecamatan Poleang Timur atas nama Agus Salim Jamali yang diterima langsung oleh Komisioner KPU Andi Usman dan disaksikan oleh Liaison Officer (LO) Pasangan Calon Nomor Urut 1 (satu) atas nama Suriadin. PPK Kecamatan Poleang Timur tersebut menyerahkan sebanyak 26 Kotak Suara dari 23 TPS. Bahwa dalam serah terima tersebut saksi atas nama Suriadin menyaksikan 23 dari 26 kotak suara tersebut dalam keadaan tidak tersegel (Bukti P-32, foto); Melihat fakta tersebut, saksi Suariadin langsung mempertanyakan kepada PPK Kecamatan Poleang Timur mengapa 23 kotak suara dalam keadaan tidak tersegel, dan atas pertanyaan tersebut Pihak PPK atas nama Agus Salim

27 27 Jamali mengatakan bahwa pihaknya kehabisan Segel untuk kotak-kotak suara tersebut. (Bukti P-39) Atas peristiwa tersebut kemudian saksi atas nama Suriadin langsung melaporkannya ke Panitia Pengawas Pemilihan Kabupaten Bombana dan telah diterima oleh pihak Panwas sebagaimana surat nomor 22/TIM/BERKAH/I/2017 (Bukti P-31); Bahwa pada hari itu juga, Jumat tanggal 17 Februari 2017 selang beberapa lama setelah peristiwa serah terima yang pertama selanjutnya pada sekitar Pukul WITA bertempat di Kantor KPU Kabupaten Bombana, terjadi peristiwa serah terima kotak suara yang dilakukan oleh PPK Kecamatan Poleang Utara dan diterima oleh Komisioner KPU yang juga sebagai Pokja logistik KPU Bombana atas nama Andi Usman. Saksi atas nama Suriadin yang berposisi sebagai LO Pasangan Calon Nomor Urut 1 (satu) tersebut juga menyaksikan langsung proses serah terima 24 kotak suara dari 21 TPS di Kecamatan Poleang Utara. Bahwa dari 24 kotak suara tersebut, 18 kotak suara dalam keadaan kosong serta tidak tersegel, sementara 6 kotak lainnya berisi surat suara (Bukti P-29, foto); Bahwa menurut saksi atas nama Suraidin, pihak PPK Kecamatan Poleang Utara atas nama Samsudin Saad, S.Pd mengatakan bahwa mereka menggabungkan seluruh isi surat suara dari seluruh TPS yang ada di Kecamatan Poleang Utara ke dalam 6 kotak suara. (Bukti P-39) Atas peristiwa tersebut, saksi atas nama Suriadin kemudian langsung melaporkannya ke Panitia Pengawas Pemilihan Kabupaten Bombana dan telah diterima oleh pihak Panwas sebagaimana surat nomor 21/TIM/BERKAH/I/2017 (Bukti P-28); Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 18 Ayat (1) PKPU No. 11 Tahun 2015 Tentang Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara dan Penetapan Hasil Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Dan/Atau Walikota Dan Wakil Walikota yang menyatakan: (1) Setelah melakukan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15,

28 28 PPK wajib segera menyerahkan kepada KPU/KIP Kabupaten/Kota: a. kotak suara yang berisi formulir Model DA- KWK, Model DAA-KWK, Model DAA-KWK Plano, Model DA1- KWK, Model DA2-KWK, Model DA1-KWK Plano dan Model DA7-KWK dalam keadaan disegel; b. seluruh kotak suara yang berisi Surat Suara dan formulir dari seluruh TPS di wilayah kerjanya dalam keadaan disegel. (2) Penyerahan kotak suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat dalam formulir Model DA4-KWK. Bahwa peristiwa tindakan penggabungan seluruh isi kotak suara ke dalam beberapa kotak suara dan penyerahan kotak suara yang tidak dalam keadaan tersegel sebagai mana terjadi di PPK Kecamatan Poleang Timur dan di PPK Kecamatan Poleang Utara tersebut masuk dalam kualifikasi pelanggaran pemilu sebagaimana dimaksud Pasal 112 Ayat 2 huruf a UU No. 1 Tahun 2015 serta PKPU Nomor 10 Tahun 2015 Pasal 59 ayat (2) huruf a. yang berbunyi: pembukaan kotak suara dan/atau berkas pemungutan dan penghitungan suara tidak dilakukan menurut tata cara yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan sehingga dan oleh karenanya menurut hukum harus dilakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU). 3. Terjadi Praktek Money Politic Yang Dilakukan Oleh Tim Sukses Dan/Atau Anggota Partai Pengusung Utama Pasangan Calon Nomor Urut 2 Yang Mempengaruhi Perolehan Suara Pasangan Nomor Urut 1 Bahwa pada tanggal 1 Februari 2017, sebagaimana informasi yang beredar luas di masyarakat Kabupaten Bombana khususnya masyarakat Desa Tontonunu Kabupaten Bombana telah tertangkap tangan 6 (enam) orang atas nama Usman Bin H. Kaddang, Mayudin bin Yabu, Yunus bin Kadir, Rasdin alias Cidding bin Laonga, Ilham bin Sentere dan Sudirman D bin Langsa oleh anggota Panwas Kabupaten Bombana atas nama Asrudin, S.Pd. (Bukti P-23) Bahwa ke-enam orang tersebut diduga telah dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum yakni memberikan sejumlah uang

29 29 kepada masyarakat Tontonunu sebagai imbalan dan dimaksudkan untuk mempengaruhi pemilih agar para pemilih di desa Tontonunu tersebut memilih Pasangan Calon nomor urut 2 yakni H. Tafdil dan Johan; Bahwa pelaku utama dari terduga pelaku tindak pidana pemilu politik uang pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bombana Tahun 2017 tersebut adalah Usman Bin H. Kaddang, yang secara luas telah di ketahui masyarakat umum desa Tontonunu adalah anggota Tim Sukses atau Tim Pemenangan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 2. Hal ini kemudian dibuktikan dengan Surat Keputusan Ketua DPD Partai Amanat Nasional sebagai Anggota Struktur DPC PAN Kecamatan Tontonunu, yang secara nyata dan jelas bahwa Partai PAN adalah Partai Pengusung utama Paslon Nomor Urut 2. (Bukti P-26 dan Bukti P-27); Bahwa atas temuan dan atau fakta kejadian tersebut, Panwas Kabupaten Bombana telah melimpahkan perkara tersebut ke Sentra Gakkumdu Kabupaten Bombana tanggal 2 Februari Selanjutnya atas temuan tersebut, Sentra Gakkumdu kemudian merekomendasikan untuk menindaklanjutinya dengan melimpahkan perkara temuan tersebut ke tingkat penyidikan ke satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. (Bukti P-24) Bahkan sebelum pengajuan permohonan ini diajukan, kasus tersebut juga telah dilimpahkan ke Pengadilan Baubau. (Bukti P-25); Bahwa tindakan tersebut, jelas melanggar ketentuan Pasal 73 Ayat (1) dan ayat (4) UU Nomor 10 Tahun 2016 Perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-undang, serta diancam dengan ancaman pidana pemilihan kepala daerah sebagaimana ketentuan Pasal 187A ayat (1); Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas maka pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati nomor urut 2 haruslah didiskualifikasi dari proses dan tahapan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati kabupaten

P U T U S A N Nomor: 81/DKPP-PKE-VI/2017 Nomor: 82/DKPP-PKE-VI/2017

P U T U S A N Nomor: 81/DKPP-PKE-VI/2017 Nomor: 82/DKPP-PKE-VI/2017 P U T U S A N Nomor: 81/DKPP-PKE-VI/2017 Nomor: 82/DKPP-PKE-VI/2017 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir Pengaduan Nomor:

Lebih terperinci

BADAN BANTUAN HUKUM DAN ADVOKASl (BBHA) PUSAT

BADAN BANTUAN HUKUM DAN ADVOKASl (BBHA) PUSAT BADAN BANTUAN HUKUM DAN ADVOKASl (BBHA) PUSAT PDI PERJUANGAN S L I Jakarta, 24 Februari 2017 Hal : Perbaikan Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bombana Nomor: 08/Kpts/KPU-Kab-

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.792, 2013 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pemberian Keterngan. Perselisihan Hasil Pemilu. MK. Bawaslu. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN KETERANGAN DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN

Lebih terperinci

PUTUSAN NOMOR 34/PHP.BUP-XV/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN NOMOR 34/PHP.BUP-XV/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA SALINAN PUTUSAN NOMOR 34/PHP.BUP-XV/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan putusan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN PERGERAKAN KOTAK SUARA, REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA, DAN PENETAPAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN

Lebih terperinci

2 Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur Bupati dan Walikota Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2012

2 Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur Bupati dan Walikota Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.995, 2015 BAWASLU. Penghitungan Suara. Pilkada. Pemungutan Suara. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA DALAM PEMILIHAN

Lebih terperinci

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BOMBANA,

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BOMBANA, 1 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BOMBANA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BOMBANA NOMOR: 08 / Kpts/KPU-Kab-026.659470/II/TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN PEROLEHAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS NOMOR : 26a/Kpts/KPU-Kab-019.435667/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA DAN PENETAPAN

Lebih terperinci

P U T U S A N. No. 179/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. No. 179/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N No. 179/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir perkara Pengaduan Nomor 391/I-P/L-DKPP/2014

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 01 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 01 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 01 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KOMISI PEMILIHAN UMUM, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA DAN PENETAPAN HASIL

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PELANGGARAN ADMINISTRASI TERKAIT LARANGAN MEMBERIKAN

Lebih terperinci

2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent

2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent No.1711,2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU.Pemilihan.Gubernur.Bupati.Walikota.Pelanggaran Administrasi. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No sesuai dengan perkembangan kebutuhan hukum, sehingga perlu diganti; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huru

2017, No sesuai dengan perkembangan kebutuhan hukum, sehingga perlu diganti; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huru BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1428, 2017 BAWASLU. Penanganan Pelanggaran Administrasi. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.773, 2015 BAWASLU. Pemilihan Umum. Pengawasan. Perubahan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

No.851, 2014 BAWASLU. Perhitungan dan Pemungutan. Suara. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.

No.851, 2014 BAWASLU. Perhitungan dan Pemungutan. Suara. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. No.851, 2014 BAWASLU. Perhitungan dan Pemungutan. Suara. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM OVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM OVINSI JAWA TENGAH NOMOR : 24/PP.02.3-Kpt/33/Prov/IX/2017 TENTANG PEDOMAN TEKNIS REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA DAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA DAN PENETAPAN HASIL PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI,

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.389, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pengawasan. Pemungutan. Penghitungan Suara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG. NOMOR: 79/Kpts/KPU-Kab /2015

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG. NOMOR: 79/Kpts/KPU-Kab /2015 SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG NOMOR: 79/Kpts/KPU-Kab-0.39047/05 TENTANG PEDOMAN TEKNIS REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA DAN PENETAPAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PELAPORAN DAN PENANGANAN PELANGGARAN PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Lebih terperinci

2 Kepala Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Badan Pen

2 Kepala Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Badan Pen BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.996, 2015 BAWASLU. Penghitungan Suara. Pilkada. Rekapitulasi. Hasil. Pengawasan. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1080, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pengawasan Pemilu. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.1080, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pengawasan Pemilu. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1080, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pengawasan Pemilu. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.385, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Tata Cara. Pelaporan. Penanganan. Pelanggaran. Pemilihan Umum. Kepala Daerah. Wakil Kepala Daerah. PERATURAN BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

No.852, 2014 BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Perolehan Suara. Rekapitulasi. Pengawasan.

No.852, 2014 BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Perolehan Suara. Rekapitulasi. Pengawasan. No.852, 2014 BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Perolehan Suara. Rekapitulasi. Pengawasan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 20142014 TENTANG

Lebih terperinci

Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);

Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187); -2- Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2015 tentang Pengawasan Tahapan Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 20142014 TENTANG PENGAWASAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA DAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.23, 2015 PEMERINTAHAN DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Penetapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG. NOMOR: 79/Kpts/KPU-Kab /2015

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG. NOMOR: 79/Kpts/KPU-Kab /2015 SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG NOMOR: 79/Kpts/KPU-Kab-0.39047/05 TENTANG PEDOMAN TEKNIS REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA DAN PENETAPAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.245, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588) PERATURAN

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 9/PHPU.D-X/2012 Tentang Permohonan Keberatan Terhadap Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bekasi Tahun 2012 I. PIHAK-PIHAK - PEMOHON 1. Dr. H. Sa duddin,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 104 /Kpts/KPU-Kota /2016

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 104 /Kpts/KPU-Kota /2016 SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 104 /Kpts/KPU-Kota-012.329537/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 139/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kota Makassar

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 139/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kota Makassar RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 139/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kota Makassar I. PARA PIHAK A. Pemohon: Hj. ST. MUHYINA MUIN, SP. MM

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH OLEH

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 168/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 168/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 168/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

2015, No menyelesaikan sengketa yang timbul dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Waliko

2015, No menyelesaikan sengketa yang timbul dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Waliko No.920, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Penyelesaian Sengketa. Pemilihan. Gubernur. Wakil Gubernur. Bupati. Wakil Bupati. Walikota. Wakil Walikota. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

2018, No Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2013

2018, No Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2013 No.392, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Pilgub dan wagub. Bupati dan Wabup. Walikota dan Wawali. Pengawasan Rekapitulasi Hasil Perhitungan. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG 1 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 28 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN Dalam bab tiga ini akan menjelaskan analisis sistem yang sedang berjalan dan pemecahan masalah. Analisis dan pemecahan masalah di dapat dari sumber data yang diperoleh

Lebih terperinci

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM, -1- Bahan Uji Publik 18 Maret 2015 RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2015 TENTANG REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA DAN PENETAPAN HASIL PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, Menimbang

Lebih terperinci

I. PARA PIHAK A. Pemohon H.M. Sukiman Azmy dan H. M. Syamsul Luthfi, S.E., M. Si. (Pasangan Calon Nomor Urut 3)

I. PARA PIHAK A. Pemohon H.M. Sukiman Azmy dan H. M. Syamsul Luthfi, S.E., M. Si. (Pasangan Calon Nomor Urut 3) RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 57/PHPU.D-XI/2013 Tentang Keberatan Atas Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Lombok Timur I. PARA PIHAK A. Pemohon H.M. Sukiman Azmy

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN PENETAPAN DAFTAR PEMILIH DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN DAN SELEKSI CALON ANGGOTA KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA (KPPS) DAN PETUGAS KETERTIBAN TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI MUARO JAMBI PADA PEMILIHAN

Lebih terperinci

P U T U S A N. Perkara Nomor : 032/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. Perkara Nomor : 032/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N Perkara Nomor : 032/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2008 OTONOMI. Pemerintah. Pemilihan. Kepala Daerah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAROLANGUN

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAROLANGUN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAROLANGUN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAROLANGUN NOMOR: 20/Kpts/KPU-Kab/005.435316/Pilbup/Tahun 2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA KERJA PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

2 159 ayat (1) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, sepanjang tidak dimaknai tidak berlaku untuk pasangan calon

2 159 ayat (1) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, sepanjang tidak dimaknai tidak berlaku untuk pasangan calon No.922, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KPU. Rekapitulasi. Perolehan Suara. Penetapan Hasil. Pemilu Presiden. Perubahan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS

Lebih terperinci

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Pengawasan Tahapan

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Pengawasan Tahapan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.776, 2015 BAWASLU. Tahapan. Pencalonan Pilkada. Pengawasan. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. NOMOR : 16/Kpts/KPU-Prov-014/2013 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. NOMOR : 16/Kpts/KPU-Prov-014/2013 TENTANG SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR : 16/Kpts/KPU-Prov-014/2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pemilihan umum

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRAFT KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRAFT KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM, BAHAN UJI PUBLIK 12 MARET 2015 RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH, KOMISI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM, PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA

Lebih terperinci

2018, No Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur

2018, No Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.391, 2018 BAWASLU. Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan Suara. Pilgub dan wagub. Pilbup dan wabup. Pilwal dan wawali. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik... 133 I. Umum... 133 II. Pasal Demi Pasal...

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik... 133 I. Umum... 133 II. Pasal Demi Pasal... DAFTAR ISI Hal - Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum... - BAB I Ketentuan Umum... 4 - BAB II Asas Penyelenggara Pemilu... 6 - BAB III Komisi Pemilihan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN TAHAPAN PENCALONAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR,

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG 1 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN PENETAPAN DAFTAR PEMILIH TETAP DALAM PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

I. PARA PIHAK A. Pemohon Drs. Hi. Hamdan Datunsolang dan Hi. Farid Lauma, S.E.. (Pasangan Calon Nomor Urut 4)

I. PARA PIHAK A. Pemohon Drs. Hi. Hamdan Datunsolang dan Hi. Farid Lauma, S.E.. (Pasangan Calon Nomor Urut 4) RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 56/PHPU.D-XI/2013 Tentang Keberatan Atas Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow I. PARA PIHAK A. Pemohon Drs. Hi. Hamdan

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH OLEH PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

Pertimbangan Putusan DKPP Kota Sawahlunto

Pertimbangan Putusan DKPP Kota Sawahlunto Pertimbangan Putusan DKPP Kota Sawahlunto Selasa, 25 Juni 2013 No. 57/DKPP-PKE-II/2013 3. PERTIMBANGAN PUTUSAN [3.1] Menimbang bahwa maksud dan tujuan pengaduan Pengadu adalah terkait dengan dugaan pelanggaran

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARAAN PEMILU REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMERIKSAAN PELANGGARAN KODE ETIK PENYELENGGARA

Lebih terperinci

SALINAN PUTUSAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU Diunduh dari laman :

SALINAN PUTUSAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU Diunduh dari laman : P U T U S A N Nomor 33/DKPP-PKE-VI/2017 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir perkara Pengaduan Nomor 37/VI-P/L/DKPP/2017

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PATI. NOMOR : 08/Kpts/KPU-Kab /V/2016 TENTANG

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PATI. NOMOR : 08/Kpts/KPU-Kab /V/2016 TENTANG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PATI NOMOR : 08/Kpts/KPU-Kab-012.329311/V/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMANTAU, TATA CARA PENDAFTARAN DAN PEMBERIAN AKREDITASI BAGI PEMANTAU DALAM NEGERI SERTA

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA TATA USAHA NEGARA PEMILIHAN DAN SENGKETA PELANGGARAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2013 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU. Pelanggaran. Kode Etik. Daerah. Pemeriksaaan. PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA ANTARPESERTA PEMILIHAN UMUM DENGAN

Lebih terperinci

, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambaha

, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambaha BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.565, KPU. Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur. Bupati/Wakil Bupati. Walikota/Wakil Walikota. Jadwal. Program. Tahapan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MOR 2 TAHUN TENTANG

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 3 TAHUN

Lebih terperinci