PROSES BERPIKIR SISWA SMK DENGAN KECERDASAN MUSIKAL DAN KINESTETIK DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROSES BERPIKIR SISWA SMK DENGAN KECERDASAN MUSIKAL DAN KINESTETIK DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA"

Transkripsi

1 PROSES BERPIKIR SISWA SMK DENGAN KECERDASAN MUSIKAL DAN KINESTETIK DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA Yosepha Endang Hermiyati 1) Mohammad Rizal dan Sutji Rochaminah 2) 1 (Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako) 2 (Dosen Pengajar Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako) Abstract This study is a qualitative study aimed to obtain a description of the process of thinking vocational students with musical intelligence and kinesthetic, within solving mathematical problems based on Polya rules. The results of this study were: a) at the time to understand the math problems first by repeated readings, accompanied by movements of the body and / or play objects; b) at the time of plan problem solving, each just used plan a strategy, subjects with musical intelligence was relatively more patient witin finding the idea of solving than subjects with kinesthetic intelligence; c) when implementing the plan problem solving, each using the solving steps according to plan, subject to the musical intelligence to do it relatively more thorough and careful than subjects with kinesthetic intelligence; d) at the time of re-examine the results of its work, each recheck before finally, but the subject of the musical intelligence to re-examine the results of his work after until final. Keywords: process of thinking, musical intelligence, kinesthetic intelligence, mathematical problem solving Proses berpikir siswa dalam memecahkan masalah matematika tentu akan berbeda-beda, salah satunya tergantung dari jenis kecerdasan dominan yang dimilikinya. Setiap orang setidaknya memiliki delapan jenis kecerdasan majemuk (multiple intelligences) yaitu kecerdasan linguistik, logika-matematika, visual-spasial, musikal, kinestetik, interpersonal, intrapersonal dan naturalistik, namun hanya beberapa yang dominan pada masing-masing individu (Winarto, 2010; Gunawan, 2011; Yaumi, 2012; Gardner, 2013). Kedelapan kecerdasan tersebut tidak tertutup kemungkinan akan terdapat pada siswa dalam kelas yang akan diajar oleh guru. Berdasarkan beberapa kajian, dari kedelapan jenis kecerdasan tersebut terdapat tiga jenis kecerdasan yang berkaitan erat dengan belajar matematika, yaitu kecerdasan logika matematika, linguistik dan visual spasial. Hardiani (2007) menyatakan bahwa kecerdasan linguistik dan logika-matematika berkaitan erat dengan hasil belajar matematika, sedangkan Jayantika, dkk. (2013) menyatakan bahwa kecerdasan logikamatematika dan visual-spasial berkontribusi kuat terhadap prestasi belajar matematika. Sujarwo (2013) meneliti siswa dengan kecerdasan linguistik, logika matematika dan visual spasial dalam memecahkan masalah matematika, didasarkan bahwa dalam memecahkan masalah matematika dibutuhkan pemahaman, analisis perhitungan dan imajinasi tinggi. Menurut Gardner (2013), bahwa belajar matematika membutuhkan kemampuan mengolah informasi (komputasi) dari sistem simbol (tulisan, angka dan gambar) pada ranah kognisi, namun belajar matematika dapat pula menggunakan lima kecerdasan lainnya. Jenis kecerdasan musikal dan kinestetik tidak secara khusus dianggap sebagai kecerdasan intelektual seperti matematika, namun di bidang musikal dan kinestetik terdapat simbol-simbol yang secara proses 49

2 50 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 4 Nomor 1, Januari 2015 hlm ISSN: komputasi dapat diwujudkan dalam musik dan gerak. Beberapa kajian yang telah dilakukan pada kecerdasan musikal, antara lain: Luiz (2007) menyatakan bahwa belajar musik dapat dijadikan sarana untuk meningkatkan kemampuan matematika; Aldalalah (2010) menyatakan bahwa siswa dengan kecerdasan musik tinggi akan memiliki muatan memori lebih baik; Volk and Honingh (2012) melakukan studi tentang pendekatan matematika dan komputasi terhadap musik; dan Boyd (2013) menyatakan adanya korelasi positif antara partisipasi siswa dalam bermusik dan prestasi mereka dalam matematika. Kajian pada kecerdasan kinestetik, di antaranya: Olaoye and Onifade (2013) melakukan studi tentang korelasi antara konsep-konsep matematika dengan performa kinestetik bidang olahraga; Jumadi dan Masriyah (2014) meneliti profil pemecahan masalah matematika berdasarkan tingkat kecerdasan kinestetik. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti ingin mengungkapkan proses berpikir siswa SMK dengan kecerdasan musikal dan kinestetik pada saat memecahkan masalah matematika. Pengungkapan proses berpikir didasarkan pada langkah pemecahan masalah oleh Polya (1985), yaitu: (a) memahami masalah; (b) merencanakan pemecahan masalah; (c) melaksanakan rencana pemecahan dan (d) memeriksa kembali hasil pekerjaan yang telah dibuat. METODE Jenis penelitian ini adalah eksploratif dengan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang mengeksplorasi proses berpikir siswa SMK yang memiliki kecerdasan musikal atau kinestetik dalam memecahkan masalah matematika. Proses berpikir subjek dalam memecahkan masalah matematika berdasar langkah-langkah Polya. Penelitian ini telah dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang terletak di Kota Palu. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK. Penjaringan untuk mendapatkan subjek yang diinginkan, maka siswa kelas X diberikan tes kecerdasan melalui dua tahap. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis, think aloud dan wawancara mendalam. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara memberikan masalah matematika kepada masing-masing subjek. Instrumen utama dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri, artinya bahwa peneliti melakukan pengumpulan data secara langsung dan tidak dapat digantilkan oleh siapapun. Instrumen pendukung yang digunakan untuk menentukan subjek penelitian tes kecerdasan majemuk yang baku. Instrumen pendukung lain yang digunakan untuk mengeksplorasi proses berpikir dari subjek yang terpilih adalah masalah barisan, dimana terlebih dahulu divalidasi oleh dua orang ahli pendidikan matematika dan satu orang guru matematika yang telah berpengalaman mengajar di SMK. Informasi data yang dikumpulkan agar semuanya dapat diperoleh secara utuh termasuk ekspresi, respon dan aktivitas subjek pada saat dihadapkan masalah matematika, maka semua kegiatan selama pelaksanaan direkam dengan menggunakan alat perekam (handycam). Data proses berpikir subjek dengan kecerdasan musikal dan kinestetik dalam memecahkan masalah matematika akan dianalisis. Analisis data penelitian ini akan mengacu pada model analisis data dari Miles and Huberman (1992), dimana terdapat tiga langkah kegiatan yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

3 Yosepha Endang Hermiyati, dkk. Proses Berpikir Siswa SMK dengan Kecerdasan Musikal dan 51 Subjek (SM dan SK) M 1 M 2 M i, i 3 Pemecahan masalah Pemecahan masalah Pemecahan masalah Data M 1 Data M 2 Data M i Triangulasi waktu Apakah konsisten tidak Triangulasi waktu ya Apakah konsisten tidak ya Keterangan: Data kredibel Reduksi data Penyajian data kegiatan hasil proses pertanyaan proses pengumpulan data proses triangulasi proses analisis data mengulangi proses Penarikan kesimpulan Gambar 1. Prosedur Penelitian

4 52 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 4 Nomor 1, Januari 2015 hlm ISSN: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Proses berpikir subjek dengan kecerdasan musikal dan subjek dengan kecerdasan kinestetik dalam memecahkan masalah matematika didasarkan pada langkah Polya, disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Proses Berpikir Subjek dengan Kecerdasan Musikal dan Kinestetik dalam Memecahkan Masalah Matematika Langkah Pemecahan Masalah Polya Kecerdasan Musikal (KM) Proses Berpikir Subjek Kecerdasan Kinestetik (KK) Memahami masalah 1) KM mula-mula melakukan pembacaan dengan suara biasa beberapa kali, semakin serius disertai gerakan tubuh berulang dan gerakan relatif beraturan, bertujuan agar dapat memahami informasi yang ada pada masalah yang dihadapi.. 2) KM dapat mengidentifikasi semua informasi yang tersedia (yang diketahui) dan apa yang ditanyakan. 3) KK dapat menuliskan kembali semua informasi yang tersedia (yang diketahui) dan apa yang ditanyakan. 1) KK melakukan pembacaan lambat dengan suara keras beberapa kali disertai berbagai aktivitas atau memainkan benda di dekatnya, bertujuan agar dapat memahami informasi yang ada pada masalah yang dihadapi. 2) KK dapat mengidentifikasi semua informasi yang tersedia (yang diketahui) dan apa yang ditanyakan 3) KK dapat menuliskan kembali semua informasi yang tersedia (yang diketahui) dan apa yang ditanyakan. 1) KM pada awalnya mencoba mengingat rumus yang diyakininya ada. 2) KM dalam menemukan ide/strategi pemecahan masalah, menyikapi dengan perilaku tidak mudah putus asa dan terus berpikir. 1) KK bersikap tidak serius, dan berencana akan mencari jalan pintas (gambling). KK yakin juga ide pemecahan akan diperoleh seiring mengerjakan. 2) KK dalam menemukan ide/strategi pemecahan masalah, menyikapi dengan perilaku tidak sabar, ingin segera selesai. Menyusun rencana pemecahan masalah 3) KM menemukan ide pemecahan dengan menggunakan barisan bilangan, yang dapat dibuat berdasarkan informasi pada masalah. 4) KM menyusun rencana pemecahan menggunakan strategi coba-coba untuk menelusuri pola (aturan) barisan bilangan. 5) KM menampakkan sikap lebih tenang, karena sudah menemukan langkah-langkah yang akan dipakai pada pmemecahan masalah. 3) KK menemukan ide pemecahan dengan menggunakan barisan bilangan, yang dapat dibuat berdasarkan informasi pada masalah. 4) KK menyusun rencana pemecahan menggunakan strategi coba-coba untuk menelusuri pola (aturan) barisan bilangan. 5) KK menampakkan sikap lebih tenang, karena sudah menemukan langkah-langkah yang akan dipakai pada pemecahan masalah

5 Yosepha Endang Hermiyati, dkk. Proses Berpikir Siswa SMK dengan Kecerdasan Musikal dan 53 Melaksana-kan rencana pemecahan masalah Memeriksa kembali hasil pekerjaan yang telah dibuat 1) KM dapat memanipulasi permasalahan ke dalam model matematika. 2) KM melaksanakan rencana pemecahan masalah, mula-mula dengan membuat barisan bilangan secara mendatar. 3) KM melaksanakan rencana mulamula dengan menelusuri pola bilangan, yaitu mencari selisih dua bilangan berurutan. Selisih dua bilangan ini, menurut struktur kognitif KM, adalah menghitung lompat, maksudnya banyaknya angka di antara dua bilangan. 4) KM melakukan operasi penghitungan tidak cepat, karena semua prosedur operasi matematika dilalui dengan teliti dan hati-hati, bahkan kadang-kadang dihitung secara manual. 5) KM menemukan penyelesaian masalah yang dihadapi dengan yakin dan benar. 1) KM melakukan pemeriksaan terhadap pekerjaan yang telah dibuat sebelum sampai pada penyelesaian akhir. 2) Langkah pemeriksaan yaitu dengan membuktikan kebenaran pada hasil selisih dua bilangan. Pada pemeriksaan hanya melibatkan operasi penjumlahan dan pengurangan, secara mental. 3) Setelah sampai pada penyelesaian terakhir, KM merasa belum yakin pada pekerjaannya, sehingga perlu membuktikan kebenaran lagi pada hasil selisih dua bilangan dengan cara melakukan penjumlahan 1) KK dapat memanipulasi permasalahan ke dalam model matematika. 2) KK melaksanakan rencana pemecahan masalah, mula-mula dengan membuat barisan bilangan secara mendatar. 3) KK melaksanakan rencana mulamula dengan menelusuri pola bilangan, yaitu mencari selisih dua bilangan berurutan. Selisih dua bilangan ini, menurut struktur kognitif KK, adalah menghitung jarak, maksudnya selisih dua bilangan. 4) KK melakukan operasi penghitungan dengan cepat, karena tidak semua prosedur mencongak dilalui. 5) KK menemukan penyelesaian masalah yang dihadapi dengan yakin dan benar 1) KK melakukan pemeriksaan terhadap pekerjaan yang telah dibuat sebelum sampai pada penyelesaian akhir. 2) Langkah pemeriksaan yaitu dengan membuktikan kebenaran pada hasil selisih dua bilangan. Pada pemeriksaan hanya melibatkan operasi pengurangan, secara mental. 3) KK merasa sangat yakin pada hasil pekerjaanya, sehingga tidak perlu melakukan pemeriksaan kembali pada pekerjaannya. Pembahasan 1) Proses berpikir subjek kecerdasan musikal dan kinestetik pada saat memahami masalah Proses berpikir subjek dengan kecerdasan musikal dan kinestetik pada saat memahami masalah mula-mula adalah membaca masalah tersebut sampai berulangulang disertai berbagai gerakan tubuh (bergerak) untuk membantu pemahamannya. Pembacaan secara berulang yang dilakukan oleh kedua subjek, menunjukkan bahwa soal yang diberikan merupakan masalah bagi subjek, karena subjek tidak dapat langsung memahami dan menemukan cara penyelesaian dari masalah itu. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Hudoyo (2005) bahwa masalah adalah suatu soal yang ingin dipecahkan oleh seseorang (termasuk siswa), tetapi cara/langkah untuk memecahkannya tidak segera ditemukan oleh orang itu. Pengulangan tersebut juga merupakan kegiatan yang dilakukan subjek untuk

6 54 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 4 Nomor 1, Januari 2015 hlm ISSN: mencari pemecahan masalah yang dihadapi, seperti yang dinyatakan oleh Rizal (2011) bahwa pemecahan masalah adalah suatu kegiatan untuk mencari jalan keluar dari suatu masalah yang ingin diselesaikan, namun tidak segera dapat ditemukan cara penyelesaiannya. Gerakan tubuh relatif teratur dari subjek dengan kecerdasan musikal dalam penelitian ini telah membantu subjek dalam berpikir, karena berkaitan dengan ritme atau irama, misalnya anggukan kepala, ayunan jari atau ketukan pulpen. Hal ini sesuai dengan karakteristik dari kecerdasan musikal yaitu peka terhadap ritme (Narwanti, 2011), kemampuan mempersepsi dan memahami bentuk musikal, sehingga merangsang aktivitas kognitif dalam otak (Yaumi, 2012). Gerakan tubuh subjek dengan kecerdasan kinestetik dalam penelitian ini, juga telah membantu subjek dalam berpikir, yaitu gerakan fisik aktif dan cepat, seperti memutar-mutar benda, menggoyanggoyangkan kaki dan tidak tenang ketika duduk lama, karena berkaitan dengan gerak ketangkasan tubuh. Hal ini sesuai dengan pendapat Yaumi (2012) tentang karakteristik kecerdasan kinestetik yaitu kemampuan fisik spesifik (termasuk kecepatan) mengendalikan gerak tubuh dan menangani benda, serta mampu menghubungkan keseimbangan tubuh dan pikiran. Melalui pembacaan yang berulang tersebut, maka kedua subjek dapat mengungkapkan semua informasi yang tersedia (yang diketahui) dan apa yang ingin didapatkan (ditanyakan) dari masalah yang dihadapi. Selanjutnya, kedua subjek telah mengaitkan semua informasi tersebut dengan pengetahuan tentang barisan bilangan yang terdapat dalam struktur kognitifnya, namun subjek pada tahap ini belum dapat mengingat sepenuhnya tentang pola barisan bilangan, dimungkinkan karena kedua subjek mulamula masih merasa tidak nyaman dengan situasi seperti ujian, namun hal ini tidak berlangsung lama. 2) Proses berpikir subjek dengan kecerdasan musikal dan kinestetik pada saat menyusun rencana pemecahan masalah Perbedaan sikap dan respon dari kedua subjek pada saat menyusun rencana pemecahan masalah yang harus dipikirkan sebenarnya berkaitan dengan karakter mental masing-masing subjek, apalagi diharapkan dapat mengungkapkannya. Subjek dengan kecerdasan musikal adalah individu yang perfeksionis, kegelisahan sebelumnya hanya sesaat berkaitan dengan karakter mental masing-masing subjek yang kemudian berganti dengan kegigihan untuk mencari ide pemecahan. Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa proses belajar memerlukan kondisi mental dan emosi yang mendukung (kondisi alfa), dimana kondisi pada diri seseorang dapat terlatih jika sering mendengarkan musik (Gunawan, 2011). Sedangkan subjek dengan kecerdasan kinestetik dalam menghadapi masalah menyikapi dengan tidak tenang (gelisah) dan ingin segera cepat diselesaikan (tidak sabar), kegelisahannya diwujudkan dalam gerakan menggoyang-goyangkan kakinya, berubah posisi duduk, memainkan benda di depannya. Kedua subjek menemukan ide pemecahan, setelah memperhatikan semua informasi yang ada pada soal, yaitu adanya barisan bilangan yang dapat dibuat. Barisan bilangan itu adalah nomor-nomor undian yang diurutkan, dan hal ini telah mengingatkan kedua subjek pada masalah serupa yang pernah ditemui sebelumnya. Kedua subjek menyusun rencana pemecahan masalah tersebut dengan strategi coba-coba menelusur aturan (pola) barisan bilangan, namun masih ada keraguan. Beberapa strategi pemecahan masalah matematika yang telah dikemukakan oleh Polya (1985) antara lain: (1) mencobacoba; (2) membuat diagram; (3) mencobakan pada soal yang sederhana; (4) membuat tabel; (5) menemukan pola; (6) memecah tujuan; (7) memperhitungkan setiap kemungkinan; (8) berfikir logis; (9) bergerak dari belakang; (10) mengabaikan hal yang tidak mungkin.

7 Yosepha Endang Hermiyati, dkk. Proses Berpikir Siswa SMK dengan Kecerdasan Musikal dan 55 Strategi yang dipilih kedua subjek untuk memecahkan masalah yang dihadapi, adalah strategi coba-coba dan dengan berjalannya waktu menuju pada strategi menemukan pola. Meskipun demikian kedua subjek pada tahap ini telah mampu mengasimilasi informasi ke dalam struktur kognitifnya. Sesuai dengan pendapat Suparno (2001) bahwa asimilasi adalah proses kognitif yang terjadi ketika ketika seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman baru ke dalam skema yang sudah ada dalam pikirannya. 3) Proses berpikir subjek dengan kecerdasan musikal dan kinestetik pada saat melaksanakan rencana pemecahan masalah Proses berpikir subjek pada saat melaksanakan rencana pemecahan masalah adalah hampir serupa, yaitu mula-mula menuliskan lebih dahulu barisan bilangannya, namun subjek dengan kecerdasan musikal menuliskan barisan nomor undian dan barisan urutan pengunjung, sedangkan subjek dengan kecerdasan kinestetik hanya menuliskan barisan nomor undian. Perbedaan lainnya, adalah cara berpikir kedua subjek ketika menghitung selisih dua bilangan dalam rangka menemukan pola (aturan) barisan, yaitu subjek dengan kecerdasan musikal mengaplikasikannya dengan banyaknya lompatan, misalnya selisih antara 9 dan 14 adalah 5, karena 9 melompat ke 10, ke 11, ke 12, ke 13 dan ke 14 sebanyak 5 lompatan, dan begitu seterusnya hingga semua selisih dalam barisan ditemukan. Kemudian ketika akan mencari selisih antara pengunjung ketiga dan kedua, subjek dengan kecerdasan musikal mengambil kesimpulan bahwa berkurang satu ke arah kiri. Subjek dalam menghadapi masalah menyikapinya dengan sabar, hati-hati dan teliti dan relatif kreatif jika menemui hambatan dan tantangan. Subjek dengan kecerdasan kinestetik mengaplikasikan perhitungan selisih dua bilangan dengan istilah jarak, artinya bilangan yang besar dikurang yang kecil. Cara subjek dengan kecerdasan kinestetik ini tentu lebih cepat, bahkan ketika subjek dengan kecerdasan kinestetik hanya menggunakan nalarnya menebak selisih dua bilangan dalam barisan, dimana selalu bertambah satu ke arah kanan dan berkurang satu ke arah kiri. Penyelesaian sampai pada membuat kesimpulan yaitu menentukan bilangan yang pertama, yang diperoleh dengan menentukan dulu bilangan kedua. Kedua subjek dapat menyelesaikan permasalah dan menyimpulkannya bahwa nomor undian pengunjuang pertama adalah 2, dengan yakin dan benar. Pada soal-soal barisan dengan pola yang lebih rumit dan kompleks, cara pemecahan masalah yang praktis dan mengandalkan nalar dari subjek kecerdasan kinestetik, tidak menjamin akan mendapatkan jawaban benar dengan cepat. Shadiq (2004) memberikan contoh soal dengan strategi menemukan pola yaitu : "Tentukan suku ke- 20 pada barisan 1, 2, 4, 6, 19, 12, 16, 18, 22,..., dimana untuk memecahkan masalah di atas dibutuhkan pula dasar pengetahuan atau konsep lainnya, tidak sekedar kemampuan mencongak, sehingga dapat menemukan suku ke-20 ini dengan cepat yaitu 71. 4) Proses berpikir subjek dengan kecerdasan musikal dan kinestetik pada saat memeriksa kembali pekerjaan yang telah dibuat Kedua subjek melakukan pemeriksaan kembali terhadap pekerjaan yang telah dibuat sebelum sampai pada penyelesaian akhir. Jadi dilakukan pemeriksaan atau diteliti kembali kebenaran jawabannya seketika sebelum dilanjutkan. Berdasarkan cara perhitungan selisih dua bilangan pada kedua subjek inilah yang membedakan juga cara memeriksa kembali hasil pekerjaannya. Subjek dengan kecerdasan musikal melakukan perhitungan selisih dua bilangan dengan menghitung banyaknya lompatan, hal ini akan mempengaruhi pikirannya pada operasi penjumlahan. Namun pada saat menghitung selisih dua bilangan ke arah kiri, berarti banyaknya lompatan mundur, hal ini mempengaruhi pikirannya pada operasi

8 56 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 4 Nomor 1, Januari 2015 hlm ISSN: pengurangan. Pada pemeriksaan setelah sampai pada penyelesaian akhir, subjek dengan kecerdasan musikal melihat utuh secara keseluruhan barisan bilangan, sehingga mempengaruhi pikirannya untuk menghitung selisih dua bilangan dengan operasi penjumlahan hanya pada bagian akhir. Subjek dengan kecerdasan kinestetik, sejak awal dalam menghitung selisih dua bilangan adalah dengan menghitung jarak bilangan, dimana akan mempengaruhi pikirannya pada operasi pengurangan. Subjek dengan kecerdasan kinestetik merasakan bahwa perhitungan demikian adalah lebih mudah dan aman, sehingga pada pemeriksaan kembali, subjek dengan kecerdasan kinestetik tetap melakukannya dengan operasi pengurangan. Jaminan akan kebenaran cara perhitunganya inilah, yang menyebabkan subjek dengan kecerdasan kinestetik tidak perlu melakukan pemeriksaan lagi. Menurut Polya (1985) ada dua cara pemeriksaan kembali (looking back) hasil pekerjaan yang telah dibuat, yaitu: 1) menelusuri setiap langkah hasil penyelesaian yang telah dikerjakan, dan 2) menggunakan cara lain untuk memvalidasi hasil yang diperoleh pada cara pertama. Kedua subjek melakukan pemeriksaan kembali hasil pekerjaannya yang telah dibuat, pada cara pertama, yaitu hanya menelusuri setiap langkah hasil penyelesaian yang telah dibuat. Karakteristik dari masing-masing subjek berpengaruh pada proses berpikirnya dalam memeriksa kembali pekerjaan yang telah dibuat. Subjek dengan kecerdasan musikal, lebih tekun, sabar dan teliti sehingga walaupun sudah yakin benar namun tetap melakukan pemeriksaan kembali. Karakter subjek dengan kecerdasan kinestetik adalah berharap segala hal lebih cepat dan segera selesai (kurang sabar), sehingga merasa tidak perlu melakukan pemeriksaan jika sudah diyakini benar. KESIMPULAN 1) Proses berpikir subjek dengan kecerdasan musikal dan kinestetik pada saat memahami masalah, mula-mula dengan melakukan pembacaan beberapa kali. Subjek dengan kecerdasan musikal disertai melakukan gerakan relatif teratur dan berulang, sedangkan subjek dengan kecerdasan kinestetik disertai melakukan berbagai gerakan dan/atau memainkan benda. 2) Proses berpikir subjek dengan kecerdasan musikal dan kinestetik pada saat menyusun rencana pemecahan masalah, masingmasing hanya menggunakan satu strategi pemecahan. Subjek dengan kecerdasan musikal relatif lebih sabar dalam mencari ide pemecahan daripada subjek dengan kecerdasan kinestetik. 3) Proses berpikir subjek dengan kecerdasan musikal dan kinestetik pada saat melaksanakan rencana pemecahan masalah, menggunakan langkah-langkah pemecahan sesuai rencana. Subjek dengan kecerdasan musikal melakukannya relatif lebih hati-hati dan teliti daripada subjek dengan kecerdasan kinestetik. 4) Proses berpikir subjek dengan kecerdasan musikal dan kinestetik pada saat memeriksa kembali hasil pekerjaannya, melakukannya sebelum sampai pada penyelesaian akhir. Pemeriksaan kembali setelah sampai penyelesaian akhir hanya dilakukan oleh subjek dengan kecerdasan musikal. UCAPAN TERIMAKASIH Dengan penuh keikhlasan hati, penulis haturkan ucapan terimakasih yang setinggitingginya kepada Bapak Dr. Muhammad Rizal, M.Si., selaku Ketua Tim Pembimbing dan Bapak Dr. Sutji Rochaminah, M.Si., selaku Anggota Tim Pembimbing yang telah memberikan pembimbingan kepada penulis selama penyusunan laporan penelitian berupa

9 Yosepha Endang Hermiyati, dkk. Proses Berpikir Siswa SMK dengan Kecerdasan Musikal dan 57 arahan dan saran-saran sampai pada penyusunan artikel ini layak untuk dipublikasikan. DAFTAR RUJUKAN Aldalalah A. A Music Intelligence and Music Theory Learning: A Cognitive Load Theory Viewpoint. J. Psychological Studies 2(2): Boyd, J. R The Relationship between Music Participation and Mathemathics Achievement in Middle School Students. Disertasi tidak diterbitkan. Lynchburg: Liberty University. Gardner, H Multiple Intelligences, Memaksimalkan Potensi & Kecerdasan Individu dari Masa Kanak-kanak Hingga Dewasa. Terjemahan Zaimur Y.A Jakarta: Daras Books. Gunawan, W Born to be a Genius, Kunci Mengangkat Harta Karun dalam Diri Anak Anda. Cetakan kelima. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hardiani, N Hubungan antara Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences) dengan Hasil Belajar Matematika dan Kecenderungan Kesalahan Siswa Kelas X SMU Negeri 1 Pamekasan pada Pokok Bahasan Trigonometri. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Hudoyo, H Pengembangan Kurikulum dan PembelajaranMatematika. Malang: Universitas Negeri Malang. Jayantika, T., Ardana, M. dan Sudiarta, G. P Kontribusi Bakat Numerik, Kecerdasan Spasial dan Kecerdasan Logis Matematis terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa SD Negeri di Kabupaten Buleleng. E-Journal PPs. Universitas Pendidikan Ganesha Vol.2. Melalui /732 [03/6/14] Jumadi dan Masriyah Profil Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Tingkat Kecerdasan Kinestetik di Kelas X-Tari 3 SMK Negeri 12 Surabaya. Jurnal Mathedunesa 3(2): 1-9. Luiz, C. S The Learning of Music as a Means to Improve Mathematical Skills. International Symposium on Performance Science: Published by the AEC, Portugal. Miles, M. B. and Huberman, A. M Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods. Beverly Hills: SAGE. Narwanti, S Creative Learning: Kiat Menjadi Guru Kreatif dan Favorit. Cetakan pertama. Yogyakarta: Familia. Olaoye, A. A. and Onifade, A Utilitarian Value of Mathemathics in Sports Performance. International Journal of Education and Research 1(2):1-12. Polya, G How to Solve It, a New Aspect of Mathematical Method. 2 nd edition. New Jersey: Princeton University Press. Rizal, M Proses Berpikir Siswa Sekolah Dasar Melakukan Estimasi dalam Pemecahana Masalah Berhitung ditinjau dari Kemampuan Matematika dan Jenis Kelamin. Disertasi tidak diterbitkan. Surabaya: Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Sujarwo, A Proses Berpikir Siswa SMK dengan Kecerdasan Linguistik, Logika Matematika, dan Visual Spasial dalam Memecahkan Masalah Matematika. E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya Vol. 3. Suparno, P Teori PerkembanganKognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.

10 58 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 4 Nomor 1, Januari 2015 hlm ISSN: Volk, A. and Honingh, A Mathematical and Computational Approaches to Music: Challenges in an Interdisciplinary Enterprise. Journal of Mathemathics and Music 6 (2): Winarto, P Maximizing Your Talent, Menemukan & Memaksimalkan Potensi Diri Anda. Jakarta: Libri PT. BPK Gunung Mulia. Yaumi, M Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Cetakan pertama. Jakarta: PT. Dian Rakyat.

PROSES BERPIKIR SISWA SMK DENGAN KECERDASAN LINGUISTIK, LOGIKA MATEMATIKA, DAN VISUAL SPASIAL DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA (Anton Sujarwo)

PROSES BERPIKIR SISWA SMK DENGAN KECERDASAN LINGUISTIK, LOGIKA MATEMATIKA, DAN VISUAL SPASIAL DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA (Anton Sujarwo) ISSN : 2337-3253 PROSES BERPIKIR SISWA SMK DENGAN KECERDASAN LINGUISTIK, LOGIKA MATEMATIKA, DAN VISUAL SPASIAL DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA (Anton Sujarwo) Abstract When students try to solve math

Lebih terperinci

PROFIL PEMECAHAN MASALAH SPLDV DENGAN LANGKAH POLYA DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA

PROFIL PEMECAHAN MASALAH SPLDV DENGAN LANGKAH POLYA DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA Bidang Kajian Jenis Artikel : Pendidikan Matematika : Hasil Penelitian PROFIL PEMECAHAN MASALAH SPLDV DENGAN LANGKAH POLYA DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA Setyati Puji Wulandari 1), Imam

Lebih terperinci

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK Emiliya Damayanti 1, Sunardi 2, Ervin Oktavianingtyas 3 Email: rvien@ymail.com Abstract. This study

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Materi fisika dalam IPA terpadu pada dasarnya merupakan salah satu pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang menganggap pelajaran

Lebih terperinci

PROSES BERPIKIR DENGAN KECERDASAN LINGUISTIK DAN KECERDASAN LOGIS- MATEMATIS

PROSES BERPIKIR DENGAN KECERDASAN LINGUISTIK DAN KECERDASAN LOGIS- MATEMATIS JURNAL BUANA MATEMATIKA. Vol. 5, No. 1, Tahun 2015 PROSES BERPIKIR DENGAN KECERDASAN LINGUISTIK DAN KECERDASAN LOGIS- MATEMATIS Ika Sulistyowati 1, Sri Rahayu 2, Nur Fathonah 3 (SMP Negeri 1 Driyorejo)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar merupakan suatu performance dan kompetensinya dalam suatu mata pelajaran setelah mempelajari materi untuk mencapai tujuan pengajaran. Performance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk. yang timbul dalam diri manusia. Pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk. yang timbul dalam diri manusia. Pembelajaran matematika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk mengembangkan dirinya sehingga mereka

Lebih terperinci

KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI KOMPOSISI FUNGSI

KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI KOMPOSISI FUNGSI KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI KOMPOSISI FUNGSI Wardatul Hasanah 1, Tatag Yuli Eko Siswono 1 Jurusan Matematika, MIPA, Universitas Negeri Surabaya 1 Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal tersebut dikarenakan bahwa pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori. Ini sering dilakukan untuk

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA Volume 1 Nomor 2 (2015)

JURNAL ILMIAH MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA Volume 1 Nomor 2 (2015) JURNAL ILMIAH MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA Volume 1 Nomor 2 (2015) ISSN: 2460-3481 PROSES PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 JAYAPURA DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN KUADRATDITINJAU

Lebih terperinci

PROFIL PEMECAHAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL SISWA KELAS VIII SMPN MODEL TERPADU MADANI PALU DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS

PROFIL PEMECAHAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL SISWA KELAS VIII SMPN MODEL TERPADU MADANI PALU DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS PROFIL PEMECAHAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL SISWA KELAS VIII SMPN MODEL TERPADU MADANI PALU DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS Affandi Amat Salim E-Mail: affandiasalim@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Grenita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Grenita, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penilaian merupakan salah satu aspek yang penting dalam pendidikan. Menurut Sumarna Surapranata (2004: 19), penilaian pendidikan erat kaitannya dengan academic

Lebih terperinci

MATHEMATICAL CREATIVE THINKING ABILITY AND MULTIPLE INTELEGENCE BASED LEARNING

MATHEMATICAL CREATIVE THINKING ABILITY AND MULTIPLE INTELEGENCE BASED LEARNING MATHEMATICAL CREATIVE THINKING ABILITY AND MULTIPLE INTELEGENCE BASED LEARNING Risnanosanti Muhammadiyah University of Bengkulu E-mail: rnosanti@yahoo.com ABSTRAK : Berpikir kreatif dalam matematika adalah

Lebih terperinci

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014 PROFIL KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA DAN LINGUISTIK SISWA KELAS VII SMP DALAM MEMECAHKAN PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN Yanti Ekasari Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) JURNAL PEDAGOGIA ISSN 2089-3833 Volume. 5, No. 2, Agustus 2016 ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) Mika Ambarwati Dosen Program Studi Matematika IKIP Budi Utomo Malang

Lebih terperinci

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta, , 2)

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta, , 2) ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI TURUNAN FUNGSI DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SCAFFOLDING UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH LINGKARAN

IMPLEMENTASI SCAFFOLDING UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH LINGKARAN IMPLEMENTASI SCAFFOLDING UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH LINGKARAN Abstrak: Kemampuan pemecahan masalah merupakan hal penting yang harus dilatihkan kepada siswa. Lev Semyonovich

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN: Pengaruh Penerapan Strategi Genius Learning Berbasis Multiple Intelligences Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Elastisitas Di Kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Surabaya Cornelia Astri Devi, Z. A. Imam

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI DIMENSI TIGA

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI DIMENSI TIGA Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA)2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 201-206 ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI DIMENSI TIGA

Lebih terperinci

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN : MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN : 2301-9085 PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA OPEN-ENDED DENGAN TAHAP CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DITINJAU DARI KEMAMPUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam

BAB I PENDAHULUAN. Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam hal hasil belajar terutama di bidang matematika dan sains. Menurut Eriba dkk (Lisma, 2009)

Lebih terperinci

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA (THE STUDENT THINKING PROCESS IN SOLVING MATH STORY PROBLEM) Milda Retna (mildaretna@yahoo.co.id) Lailatul

Lebih terperinci

Proses Berpikir Logis Siswa Sekolah Dasar Bertipe Kecerdasan Logis Matematis dalam Memecahkan Masalah Matematika

Proses Berpikir Logis Siswa Sekolah Dasar Bertipe Kecerdasan Logis Matematis dalam Memecahkan Masalah Matematika Pane dkk., Proses berpikir logis.. Proses Berpikir Logis Siswa Sekolah Dasar Bertipe Kecerdasan Logis Matematis dalam Memecahkan Masalah Matematika Logical Thinking Process of Logical-Mathematicals Intelligence-Elementary

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era Globalisasi berdampak pada sebagian besar sendi kehidupan salah satunya terhadap dunia pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi kemajuan suatu negara. Pendidikan

Lebih terperinci

Profil Pemecahan Masalah Matematika Siswa Ditinjau dari Gaya Kognitif Reflektif dan Impulsif

Profil Pemecahan Masalah Matematika Siswa Ditinjau dari Gaya Kognitif Reflektif dan Impulsif JRPM, 2017, 2(1), 60-68 JURNAL REVIEW PEMBELAJARAN MATEMATIKA http://jrpm.uinsby.ac.id Profil Pemecahan Masalah Matematika Siswa Ditinjau dari Gaya Kognitif Reflektif dan Impulsif Imam Muhtadi Azhil 1,

Lebih terperinci

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI 2 PALU

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI 2 PALU PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI 2 PALU Inti Nahdataeni S Email: intinahda@gmail.com Sukayasa Program

Lebih terperinci

PROSES BERPIKIR SISWA KELAS VII E DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS ABSTRAK

PROSES BERPIKIR SISWA KELAS VII E DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS ABSTRAK PROSES BERPIKIR SISWA KELAS VII E DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS Farah Faizah 1), Imam Sujadi 2), Rubono Setiawan 3) 1) Mahasiswa Prodi

Lebih terperinci

KECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA SMP DALAM MEMAHAMI BANGUN RUANG DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

KECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA SMP DALAM MEMAHAMI BANGUN RUANG DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA KECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA SMP DALAM MEMAHAMI BANGUN RUANG DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA (VISUAL-SPASIAL INTELLIGENCE BUILD SPACE IN UNDERSTANDING DIFFERENCES SEEN FROM MATEMATICS ABILITY)

Lebih terperinci

DISPOSISI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH BERBENTUK OPEN START DI SMP NEGERI 10 PONTIANAK

DISPOSISI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH BERBENTUK OPEN START DI SMP NEGERI 10 PONTIANAK DISPOSISI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH BERBENTUK OPEN START DI SMP NEGERI 10 PONTIANAK Maisaroh, Edy Yusmin, Asep Nursangaji Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan

Lebih terperinci

Amira Yahya. Guru Matematika SMA N 1 Pamekasan. & Amira Yahya: Proses Berpikir Lateral 27

Amira Yahya. Guru Matematika SMA N 1 Pamekasan.   & Amira Yahya: Proses Berpikir Lateral 27 PROSES BERPIKIR LATERAL SISWA SMA NEGERI 1 PAMEKASAN DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT DAN FIELD DEPENDENT Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persoalan baru untuk diselesaikan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. persoalan baru untuk diselesaikan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kecerdasan merupakan alat untuk belajar, menyelesaikan masalah, dan menciptakan semua hal yang bisa digunakan manusia. Gardner (2003) tidak memandang kecerdasan manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR digilib.uns.ac.id BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka 1. Berpikir Purwanto (2011: 43) menyatakan bahwa berpikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan

Lebih terperinci

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMK KELAS X DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMK KELAS X DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMK KELAS X DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF Arfanuddin 1) Sukayasa 2) Sutji Rochaminah 2) E-mail: arfanudin87@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecerdasan seseorang masih diartikan secara sempit oleh banyak kalangan. Kecerdasan masih dianggap sebagai tingkat intelektualitas seseorang dalam hal akademis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan musik meningkatkan mutu hidup manusia. (dalam Anggraeni, 2005)

BAB I PENDAHULUAN. dan musik meningkatkan mutu hidup manusia. (dalam Anggraeni, 2005) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dasawarsa terakhir, banyak sekali penelitian yang telah dilakukan terhadap berbagai cara yang memungkinkan bunyi, irama, dan musik meningkatkan

Lebih terperinci

2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia pendidikan tidak terlepas dari proses pembelajaran dan pembelajaran erat kaitannya dengan perubahan tingkah laku dan pola pikir seseorang. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Matematika Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa, matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional

Lebih terperinci

Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?,

Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?, Dengan apakah Siswa Anda CERDAS? PENDAHULUAN Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?, Apakah ada yang mahir dibidang olah raga yang mampu membuat gerakan gerakan fisik

Lebih terperinci

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014 PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN TINGKAT KECERDASAN KINESTETIK DI KELAS X-TARI 3 SMK NEGERI 12 SURABAYA. Jumadi Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya. Email: jumadiaziz@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL

PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL (PROFILES OF STUDENTS REASONING ABILITIES IN SOLVING ARITHMETIC PROBLEMS OF SOCIAL) Dwi Suciati (dwisuciati18@gmail.com) Aunillah

Lebih terperinci

PROFIL PEMECAHAN MASALAH BANGUN RUANG SISI DATAR OLEH SISWA SMP DITINJAU DARI KECERDASAN VISUAL-SPASIAL

PROFIL PEMECAHAN MASALAH BANGUN RUANG SISI DATAR OLEH SISWA SMP DITINJAU DARI KECERDASAN VISUAL-SPASIAL PROFIL PEMECAHAN MASALAH BANGUN RUANG SISI DATAR OLEH SISWA SMP DITINJAU DARI KECERDASAN VISUAL-SPASIAL Nur aini Jafar 1), Sukayasa 2), Rita Lefrida 3) ainijafar6@gmail.com 1), Sukayasa08@yahoo.co.id 2),

Lebih terperinci

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP ISLAM TERPADU QUROTA A YUN PALU DITINJAU DARI GAYA BELAJAR AUDITORY

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP ISLAM TERPADU QUROTA A YUN PALU DITINJAU DARI GAYA BELAJAR AUDITORY PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP ISLAM TERPADU QUROTA A YUN PALU DITINJAU DARI GAYA BELAJAR AUDITORY Zakiah Rohmah 1), Sutji Rochaminah 2), Mustamin Idris 3) qki_zakia@yahoo.com 1), suci_palu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan test dan dinyatakan dalam bentuk nilai. Hasil belajar mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan test dan dinyatakan dalam bentuk nilai. Hasil belajar mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar merupakan tolak ukur yang menentukan tingkat keberhasilan peserta didik dalam memahami suatu materi pelajaran dari proses belajarnya yang diukur

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN PELUANG JURNAL SKRIPSI

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN PELUANG JURNAL SKRIPSI ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN PELUANG JURNAL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

Menstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal pada Anak-anak Prasekolah

Menstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal pada Anak-anak Prasekolah Menstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal pada Anak-anak Prasekolah Rita Eka Izzaty, M.Si, Psi (Psikolog Psikologi Perkembangan Anak) Dosen Jur. Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, FIP, UNY Anggota

Lebih terperinci

ANALISIS MULTIPLE INTELLEGENCES PADA BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS IV SD

ANALISIS MULTIPLE INTELLEGENCES PADA BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS IV SD JURNAL INOVASI PENDIDIKAN Volume 1 Nomer 2, September 2017, Halaman 1-6 ANALISIS MULTIPLE INTELLEGENCES PADA BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS IV SD Dian Ika Kusumaningtyas 1) dan Maharani Putri Kumalasani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai objek kajian abstrak, universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan

Lebih terperinci

Profil Kreativitas Mahasiswa Berdasarkan Gaya Berpikirnya dalam Memecahkan Masalah Fisika di Universitas Negeri Makassar

Profil Kreativitas Mahasiswa Berdasarkan Gaya Berpikirnya dalam Memecahkan Masalah Fisika di Universitas Negeri Makassar ISSN:89 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (15) Vol.5 No.1 Halaman 1 April 15 Profil Kreativitas Mahasiswa Berdasarkan Gaya Berpikirnya dalam Memecahkan Masalah Fisika di Universitas Negeri Makassar

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : SITI FATIMAH NIM K

SKRIPSI. Oleh : SITI FATIMAH NIM K KONTRIBUSI IQ (INTELLIGENCE QUOTIENT) DAN EQ (EMOTIONAL QUOTIENT) TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : SITI FATIMAH NIM

Lebih terperinci

PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII-A MTs MUHAMMADIYAH 6 KARANGANYAR DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR

PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII-A MTs MUHAMMADIYAH 6 KARANGANYAR DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII-A MTs MUHAMMADIYAH 6 KARANGANYAR DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR BAB I Artikel Publikasi ini telah di setujui oleh Pembimbing skripsi

Lebih terperinci

Profil Proses Kognitif Siswa SMP Laki-laki dalam Investigasi Matematik Ditinjau dari Perbedaan Kemampuan Matematika

Profil Proses Kognitif Siswa SMP Laki-laki dalam Investigasi Matematik Ditinjau dari Perbedaan Kemampuan Matematika SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Profil Proses Kognitif Siswa SMP Laki-laki dalam Investigasi Matematik Ditinjau dari Perbedaan Kemampuan Matematika Sri Subarinah Fakultas

Lebih terperinci

KECERDASAN VISUAL-SPASIALeL DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 JEMBER DITINJAU DARI GENDER

KECERDASAN VISUAL-SPASIALeL DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 JEMBER DITINJAU DARI GENDER KECERDASAN VISUAL-SPASIALeL DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 JEMBER DITINJAU DARI GENDER Muhammad Alfan Alfarisi 1, Sunardi 2, Dian Kurniati 3 Abstract. This research is a descriptive

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN:

PROSIDING ISSN: PM-33 PROSES BERPIKIR KREATIF DALAM PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI-AP4 SMK NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Maya Kristina Ningsih 1), Imam Sujadi 2),

Lebih terperinci

Umi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY)

Umi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY) PENDEKATAN INTELEGENSI GANDA DALAM PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK DIGITAL DI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FT-UNY Umi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY) ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PROFIL BERPIKIR SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA

PROFIL BERPIKIR SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA JRPM, 2017, 2(2), 93-105 JURNAL REVIEW PEMBELAJARAN MATEMATIKA http://jrpm.uinsby.ac.id PROFIL BERPIKIR SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA Ahmad Isroil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riva Lesta Ariany, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riva Lesta Ariany, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu pelajaran yang penting untuk dipelajari, oleh sebab itu matematika diajarkan disetiap jenjang pendidikan. Pada jenjang sekolah menengah,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODUL E-LEARNING SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN MINAT SISWA DALAM MENGOPTIMALKAN POTENSI KECERDASAN MAJEMUK

PENGGUNAAN MODUL E-LEARNING SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN MINAT SISWA DALAM MENGOPTIMALKAN POTENSI KECERDASAN MAJEMUK Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 5, No. 2, Ed. September 2017, Hal. 135-140 PENGGUNAAN MODUL E-LEARNING SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN MINAT SISWA DALAM MENGOPTIMALKAN POTENSI KECERDASAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Proses Berpikir Berpikir selalu dihubungkan dengan permasalahan, baik masalah yang timbul saat ini, masa lampau dan mungkin masalah yang belum terjadi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan pendidikan global, pendidikan di Indonesia mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik strategi,

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN Analisis Kesalahan Menyelesaikan... (Puspita Rahayuningsih&Abdul Qohar) 109 ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2)

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2) ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2) ardiyanti23@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2 Dosen Program

Lebih terperinci

MULTIPLE REPRESENTASI CALON GURU DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI BERFIKIR KREATIF

MULTIPLE REPRESENTASI CALON GURU DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI BERFIKIR KREATIF MULTIPLE REPRESENTASI CALON GURU DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI BERFIKIR KREATIF FX. Didik Purwosetiyono 1, M. S. Zuhri 2 Universitas PGRI Semarang fransxdidik@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecerdasan bagi anak usia dini memiliki manfaat yang besar bagi dirinya sendiri dan bagi perkembangan sosialnya karena tingkat kecerdasan anak yang berkembang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi NASKAH PUBLIKASI PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DITINJAU DARI HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 ROWOKELE DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA

KECENDERUNGAN SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 ROWOKELE DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA KECENDERUNGAN SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 ROWOKELE DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA Sabiis, Teguh Wibowo Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: sabiis412@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam hal mendewasakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan kurikulum 2013, khususnya pada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa kelas VII terdapat beberapa kompetensi yang di dalamnya memuat konsep aljabar. Fakta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa anak usia dini merupakan tahun-tahun kehidupan yang sangat aktif. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan oleh lingkungannya.

Lebih terperinci

Identifikasi Gaya Belajar Matematika Siswa Kelas VII di SMP Negeri 14 Malang

Identifikasi Gaya Belajar Matematika Siswa Kelas VII di SMP Negeri 14 Malang Identifikasi Gaya Belajar Matematika Siswa Kelas VII di SMP Negeri 14 Malang Yudha Agustama dan Makbul Muksar Email : yudha091@gmail.com Universitas Negeri Malang Abstrak: Penelitian ini difokuskan untuk

Lebih terperinci

Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau Dari Gender Di Sekolah Dasar

Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau Dari Gender Di Sekolah Dasar Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau Dari Gender Di Sekolah Dasar P 53 Oleh : Muhammad Ilman Nafi an Mahasiswa Pascasarjana UNESA Ilman.unesa@gmail.com Abstrak Kemampuan mempelajari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemecahan masalah matematis merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki siswa. Pengembangan kemampuan ini menjadi fokus penting dalam pembelajaran matematika

Lebih terperinci

STUDI KUALITATIF GAYA BERPIKIR PESERTA DIDIK DALAM MEMECAHKAN MASALAH FISIKA INTISARI

STUDI KUALITATIF GAYA BERPIKIR PESERTA DIDIK DALAM MEMECAHKAN MASALAH FISIKA INTISARI Berkala Fisika Indonesia Volume 6 Nomor Januari 204 STUDI KUALITATIF GAYA BERPIKIR PESERTA DIDIK DALAM MEMECAHKAN MASALAH FISIKA Hartono Bancong Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia terlahir dengan bakat tertentu. Bakat merupakan anugerah dari Tuhan kepada manusia untuk melangsungkan kehidupannya. Bakat yang ada dalam setiap individu berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Sheny Meylinda S, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Sheny Meylinda S, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fisika merupakan bagian dari rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dianggap sulit oleh siswa (Angel et all, 2004:2). Penyebabnya adalah dikarenakan siswa

Lebih terperinci

PROSES BERPIKIR MAHASISWA DENGAN KEMAMPUAN SPATIAL INTELLEGENT TINGGI DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI. Wasilatul Murtafi ah 43, Titin Masfingatin 44

PROSES BERPIKIR MAHASISWA DENGAN KEMAMPUAN SPATIAL INTELLEGENT TINGGI DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI. Wasilatul Murtafi ah 43, Titin Masfingatin 44 PROSES BERPIKIR MAHASISWA DENGAN KEMAMPUAN SPATIAL INTELLEGENT TINGGI DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI Wasilatul Murtafi ah 43, Titin Masfingatin 44 Abstract. This study aims to describe the process of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan agar mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihanpelatihan

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan agar mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihanpelatihan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memperoleh sebagian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi dan keterampilan

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kecerdasan merupakan hal yang dimiliki oleh setiap manusia. Banyak anggapan kecerdasan tersebut hanya terpaku kepada kemampuan seseorang dalam belajar. Apabila

Lebih terperinci

PROFIL BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNCP YANG BERKEMAMPUAN LOGIKA TINGGI DALAM PEMECAHAN MASALAH OPEN ENDED

PROFIL BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNCP YANG BERKEMAMPUAN LOGIKA TINGGI DALAM PEMECAHAN MASALAH OPEN ENDED Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PROFIL BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNCP YANG BERKEMAMPUAN LOGIKA TINGGI DALAM PEMECAHAN MASALAH OPEN

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MODEL POLYA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI

HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MODEL POLYA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MODEL POLYA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI Septi Dariyatul Aini Sri Indriati Hasanah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PROFIL KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SOAL LINGKARAN BERDASARKAN KECERDASAN EMOSIONAL

PROFIL KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SOAL LINGKARAN BERDASARKAN KECERDASAN EMOSIONAL PROFIL KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SOAL LINGKARAN BERDASARKAN KECERDASAN EMOSIONAL Mahmudah Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Sidoarjo Lestariningsih Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Setiap anak selalu memiliki cara tersendiri untuk mengungkapkan apa yang diinginkannya.

Lebih terperinci

PROSES BERPIKIR SISWA QUITTER DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS

PROSES BERPIKIR SISWA QUITTER DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS ol., No., September 014 ISSN: 3378166 PROSES BERPIKIR SISWA QUITTER DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (THE THINKING PROCESS OF STUDENTS CATEGORY QUITTER TO SOLE THE PROBLEM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas manusia menyongsong kehidupan masa depan dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntutan pembangunan nasional secara bertahap yang dijadikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) BAGI SISWA KELAS X TP2 SEMESTER GENAP SMK YP DELANGGU TAHUN 2013/2014 Naskah Publikasi

Lebih terperinci

PROSES BERPIKIR SISWA TUNANETRA DALAM MEMECAHKAN MASALAH KUBUS DAN BALOK KELAS IX DI SMPLB-A TAMAN PENDIDIKAN DAN ASUHAN JEMBER

PROSES BERPIKIR SISWA TUNANETRA DALAM MEMECAHKAN MASALAH KUBUS DAN BALOK KELAS IX DI SMPLB-A TAMAN PENDIDIKAN DAN ASUHAN JEMBER PROSES BERPIKIR SISWA TUNANETRA DALAM MEMECAHKAN MASALAH KUBUS DAN BALOK KELAS IX DI SMPLB-A TAMAN PENDIDIKAN DAN ASUHAN JEMBER Indra Lesmana 1, Susanto 2, Ervin Oktavianingtyas 3 Abstract. The sense of

Lebih terperinci

PROFIL PEMAHAMAN MAHASISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA MATAKULIAH MATEMATIKA SMP DITINJAU DARI MULTIPLE INTELLIGENCE

PROFIL PEMAHAMAN MAHASISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA MATAKULIAH MATEMATIKA SMP DITINJAU DARI MULTIPLE INTELLIGENCE Supremum Journal of Mathematics Education (SJME) Vol.1, No.2, Juli 2017, pp. 57-67 ISSN: e-2548-8163 ISSN: p-2549-3639 57 PROFIL PEMAHAMAN MAHASISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA MATAKULIAH MATEMATIKA

Lebih terperinci

PROSES BERPIKIR SISWA DENGAN KECERDASAN LINGUISTIK DAN LOGIS MATEMATIS DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

PROSES BERPIKIR SISWA DENGAN KECERDASAN LINGUISTIK DAN LOGIS MATEMATIS DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PROSES BERPIIR SISWA DENGAN ECERDASAN LINGUISTI DAN LOGIS MATEMATIS DALAM MEMECAHAN MASALAH MATEMATIA Rudis Andika Nugroho, Sutinah 2, Rini Setianingsih Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

Scaffolding untuk Mengatasi Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Scaffolding untuk Mengatasi Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Scaffolding untuk Mengatasi Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Yessy Nur Hartati Universitas Negeri Malang e-mail: ayenuri@gmail.com Abstract: The aims of the research

Lebih terperinci

P - 80 STRATEGI SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH GEOMETRI DITINJAU DARI DOMINASI OTAK KIRI DAN OTAK KANAN

P - 80 STRATEGI SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH GEOMETRI DITINJAU DARI DOMINASI OTAK KIRI DAN OTAK KANAN P - 80 STRATEGI SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH GEOMETRI DITINJAU DARI DOMINASI OTAK KIRI DAN OTAK KANAN Rudi Santoso Yohanes Universitas Katolik Widya Mandala Madiun E-mail: rudisantoso@widyamandala.ac.id

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Kecerdasan Numerik terhadap Hasil Belajar Matematika. Siswa Kelas VIII MTsN Jambewangi Selopuro Blitar Tahun Ajaran

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Kecerdasan Numerik terhadap Hasil Belajar Matematika. Siswa Kelas VIII MTsN Jambewangi Selopuro Blitar Tahun Ajaran BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Kecerdasan Numerik terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTsN Jambewangi Selopuro Blitar Tahun Ajaran 2016/2017 Berdasarkan analisis data diketahui bahwa ada pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menentukan perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Anak anak yang cerdas secara matematis sering tertarik dengan bilangan dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Anak anak yang cerdas secara matematis sering tertarik dengan bilangan dan 12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kecerdasan Logis Matematis Anak anak yang cerdas secara matematis sering tertarik dengan bilangan dan pola dari usia yang sangat muda. Mereka menikmati berhitung dan dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pemecahan masalah adalah ketrampilan dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik. Memecahkan masalah berarti menemukan cara atau jalan dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN PROSEDUR SAVI DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA PRAKTIS

PENERAPAN PROSEDUR SAVI DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA PRAKTIS PENERAPAN PROSEDUR SAVI DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA PRAKTIS C. Rudy Prihantoro dan Saida Edib Hanum Universitas Negeri Jakarta, Jalan Rawamangun Muka, Jakarta Timur e-mail: rudy_prihantoro@yahoo.co.id

Lebih terperinci