BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
|
|
- Siska Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis Hasil Belajar Siswa Kegiatan belajar mengajar terjadi karena adanya proses interaksi edukatif antara guru dan siswa di sekolah menghasilkan perubahanperubahan di pihak siswa, yang sebelumnya belum pernah dimiliki, dan kemampuan-kemampuan itu dihasilkan karena usaha belajar. Dengan kata lain, bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan setelah menerima pengalaman belajar berinteraksi dengan lingkungannya (Sudjana, 2009:27). Jadi, Kemampuan yang diperoleh dari usaha belajar inilah yang disebut hasil belajar. Selain itu, kegiatan belajar bertujuan untuk memperoleh perubahan tingkah laku, sehingga perbuatan, reaksi, sikap, serta penambahan pengetahuan sebagai produk dari hasil belajar. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil kegiatan dari belajar dalam bentuk pengetahuan sebagai akibat dari perlakuan atau pembelajaran yang dilakukan siswa. Dengan kata lain, hasil belajar siswa diperoleh dari proses pembelajaran. Menurut Sudjana (2009: 29), dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar Benyamin Bloom yang
2 secara garis besar membaginya dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. 1. Aspek Kognitif dibedakan atas enam jenjang menurut taksonomi Bloom (dalam Daryanto 2001:101), yaitu (a) pengetahuan atau ingatan, menyangkut tentang mengingat elemen-elemen spesifik dalam bidang yang khas berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, (b) pemahaman, merupakan sebuah perilaku yang ditunjukkan dengan menyatakan proposisi dengan menggunakan kata-kata yang berbeda dengan pernyataan yang asli, serta dibagi atas 3 tingkatan, yaitu translasi, interpretasi dan ekstrapolasi, (c) aplikasi, merupakan penggunaan abstraksi dalam suatu situasi khusus dan atau konkrit, (d) analisis, adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas susunannya, (e) sintesis, merupakan penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh, dan (f) evaluasi, yaitu pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi dan lainlain. 2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai (dalam Sudjana, 2009:29). Ranah afektif terdiri dari 5 aspek, yaitu (a) penerimaan, semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, serta menyangkut kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus,
3 kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar, (b) respons atau tanggapan, merupakan reaksi yang diberikan siswa terhadap rangsangan yang datang dari luar, serta menyangkut ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada diri siswa, (c) penilaian, berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus, yang menyangkut kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut, (d) organisasi, merupakan pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang dimilikinya, serta mencakup konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dan (e) internalisasi nilai, yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya, yang mencakup keseluruhan nilai dan karakteristiknya. 3. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak (dalam Sudjana, 2009: 30). Ranah psikomotor terbagi atas 6 aspek, yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Dengan demikian, hasil belajar merupakan perolehan dari suatu
4 kegiatan belajar berupa kemampuan-kemampuan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku dalam diri individu. Perubahan tingkah laku dapat diperlihatkan dalam bentuk tampilnya reaksi, sikap, perbuatan, keterampilan dan pengetahuan. Hasil belajar pada kawasan kognitif berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui pengetahuan dan keterampilan intelektual, sedangkan kawasan afektif berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui minat atau perhatian, sikap, serta nilai-nilai. Kawasan psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Untuk lebih memperdalam kajian hasil belajar IPA, dalam penelitian ini difokuskan pada hasil belajar IPA pada kawasan kognitif. Jadi, hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2009:22). Dengan kata lain, hasil belajar akan dicapai jika siswa telah melakukan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut, maka hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran IPA ranah kognitif aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi. Dalam hal ini dijelaskan sebagai berikut:
5 a. Pengetahuan. Dalam aspek ini, siswa hanya mengingat kembali fakta, konsep maupun prosedur yang telah dipelajari. b. Pemahaman Dalam aspek ini, dituntut untuk menggunakan kata-kata sendiri dalam mengemukakan pendapat atau gagasan, namun tetap merujuk pada pernyataan yang ada c. Aplikasi Dalam aspek ini, siswa harus mampu menerapkan fakta, konsep atau gagasan dalam situasi khusus atau konkrit yang baru Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Diangkat dari ( 14 Januari 2012). Menurut Marshal McLuhan (dalam Hamalik, 2009: 201), media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengannya. Media pengajaran meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pengajaran yang terencana.
6 Jadi, penggunaan media pengajaran dapat lebih mengefektifkan proses pengajaran, sebab media pengajaran memungkinkan guru mempengaruhi siswa agar lebih tertarik untuk belajar. Penggunaan media pengajaran yang efektif akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa, sebab siswa termotivasi untuk belajar. Ada beberapa jenis media pendidikan yang biasa digunakan dalam proses pengajaran menurut Harjanto (2008: 237), yaitu a. Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik, dll. Media grafis sering juga disebut media dua dimensi, yakni media yang mempunyai usuran panjang dan lebar b. Media tiga dimensi, yaitu dalam bentuk model seperti model padat, penampang, susun, kerja, mock up, diorama, dd. c. Media proteksi seperti slide, filmstrip, film, penggunaan OHP,dll d. Penggunaan lingkungan sebagai media pendidikan. Berbagai jenis media yang telah dijelaskan dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran, yang disesuaikan dengan materi pembelajaran. Dengan penggunaan media yang tepat, proses pembelajaran pun akan berlangsung dengan baik, serta tercipta komunikasi yang baik antara guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Menurut Yusufhadi Miarso (dalam Puspitariana: 2008), berbagai kajian teoritik maupun empirik menunjukkan kegunaan media dalam pembelajaran sebagai berikut:
7 a. Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak kita, sehingga otak dapat berfungsi secara optimal. b. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh mahasiswa c. Media dapat melampaui batas ruang kelas d. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara mahasiswa dan lingkungannya. e. Media menghasilkan keseragaman pengamatan f. Media membangkitkan keinginan dan minat baru g. Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar. h. Media memberikan pengalaman yang integral /menyeluruh dari sesuatu yang kongkret maupun abstrak i. Media memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar mandiri, pada tempat, dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri j. Media meningkatkan kemampuan keterbacaan baru, yaitu kemampuan untuk membedakan dan menafsirkan objek, tindakan, dan lambang yang tampak, baik yang alami maupun buatan manusia, yang terdapat dalam lingkungan k. Media mampu meningkatkan efek sosialisasi, yaitu dengan Meningkatkan kesadaran akan dunia luar. l. Media dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri dosen maupun mahasiswa
8 Menurut Kemp dan Dayton (dalam Aristo Rahardi, 2004:13) mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran: a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar h. Mengubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif Berdasarkan manfaat di atas, guru maupun siswa dapat mengoptimalkan penggunaan media realia, sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan media realia dapat berlangsung secara optimal Media Realia dalam Pembelajaran Media realia adalah media sederhana yang dapat digolongkan ke dalam media yang tidak diproyeksikan. Realia adalah bahan nyata yang dipakai sebagai bahan ajar. Bisa berupa observasi terhadap lingkungan, benda nyata yang tidak dimodifikasi, tidak ada pengubahan, kecuali dipindahkan dari kondisi aslinya (Susmayanti, 2008). Jadi, media realia memungkinkan siswa untuk dapat melihat benda yang dipelajari. Dengan
9 penggunaan media realia, diharapkan siswa dapat lebih memahami materi yang diberikan. Menurut Heinich (Syaifullah: 2008) defines realia as the visual instructional aids which are most closely associated with a direct purposeful learning experience. It is very easy to buy mode of object or thing made from plastics. The examples of realia are plastic fruit, kitchen utensils, dolls, cars, furniture, etc. artinya mendefinisikan realia sebagai alat bantu pengajaran visual yang paling erat terkait dengan pengalaman belajar langsung tujuan. Sangat mudah untuk membeli modus objek atau benda yang terbuat dari plastik. Contoh-contoh realia adalah buah plastik, peralatan dapur, boneka, mobil, furniture, dll. Kasbolah et al. (dalam internet Syaifullah: 2008) state that realia which are brought in EFL classroom would stimulate learning of the young students, who like to see, to touch, and to hold things. Artinya menyatakan bahwa realia yang dibawa di kelas EFL akan merangsang belajar siswa muda, yang ingin melihat, menyentuh, dan memegang sesuatu. Finocchiaro (dalam internet Syaifullah: 2008) mention that students understand and retain meaning of a word when they have shown or have touched some objects associated with it. For that reason, the teacher of language in elementary school should make a collection of every day objects, especially for children, toys would be better. Artinya menyebutkan bahwa siswa memahami dan mempertahankan arti dari sebuah kata ketika mereka telah menunjukkan atau telah menyentuh beberapa objek yang terkait dengannya. Untuk itu, guru bahasa di sekolah
10 dasar harus membuat koleksi setiap objek hari, terutama untuk anak-anak, mainan akan lebih baik. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media realia adalah media sederhana, berupa bahan nyata yang dapat digunakan oleh guru sebagai bahan ajar dan dapat membantu siswa dalam mengenal benda-benda yang dipelajarinya. Menurut Heinich, et.al (dalam Syaifullah: 2008), modifikasi penggunaan realia dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: a. Cutaways atau potongan Cutaway adalah belahan atau potongan benda sebenarnya yang digunakan untuk dapat melihat bagian dalam dari benda tersebut. Misalnya realia sebuah mesin, dengan cara membelah mesin tersebut, peserta didik akan dapat melihat bagaimana cara kerja mesin tersebut. b. Specimen/contoh Specimen adalah bentuk media realia yang digunakan dalam bentuk asli dari sebuah benda dalam jenis atau kelompoknya, misalnya kupu-kupu dalam berbagai jenis, atau insect-insect lain. Untuk mempermudah pengamatan, pada umumnya specimen tersebut dikemas atau diletakkan dalam botol, kotak atau tempat lain yang dapat diobservasi.
11 c. Exhibit/Pameran Realia dapat ditampilkan dalam bentuk pameran yang dirancang seolah berada dalam lingkungan atau situasi yang asli. Misalnya benda sejarah, benda-benda tersebut dipamerkan dalam warna atau kondisi asli atau situasi bagaimana pemanfaatan benda tersebut pada kurun masa tertentu, media realia dapat diadakan atau dapat dimanfaatkan. Dengan demikian media realia ini memberikan suatu kontribusi yang besar sekali dalam proses belajar-mengajar Sumber Daya Alam Menurut Khamim, dkk (2007: 31), sumber daya alam adalah semua kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan menurut Rositawaty (2008: 170), sumber daya alam adalah segala sesuatu yang berasal dari alam. Jadi, sumber daya alam adalah semua kekayaan yang berasal dari alam dan dapat digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kesejahteraanya. Sumber daya alam dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup atau sumber daya alam hayati, dan sumber daya alam yang berasal dari benda tak hidup atau sumber daya alam non hayati. Berdasarkan jenisnya, sumber daya alam terdiri atas sumber daya alam hayati dan sumber daya alam non hayati. Sumber daya alam hayati adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup. Sumber daya alam hayati dapat berasal dari hewan dan tumbuhan. Sumber daya alam
12 nonhayati adalah sumber daya alam yang bukan berasal dari makhluk hidup. Contohnya adalah matahari, udara, air, tanah. Selain itu, ada pula sumber daya alam nonhayati yang berasal dari dalam bumi, contohnya bahan tambang dan minyak bumi. Berdasarkan sifatnya, sember daya alam terdiri atas sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah sumber daya alam yang memiliki sifat dapat pulih kembali, contohnya air, hewan dan tumbuhan. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah sumber daya alam yang akan habis apabila digunakan secara terus menerus, contohnya minyak bumi, batu bara, gas alam, dan bahan tambang lainnya. Lingkungan merupakan tempat bagi sumber daya alam. Sumber daya alam dapat dimanfaatkan dengan baik apabila lingkungan berada dalam kondisi baik. Jika lingkungan rusak, maka sumber daya alam tidak dapat dimanfaatkan dengan baik. Contoh kerusakan lingkungan yang dapat mengurangi mutu sumber daya alam adalah pencemaran sungai. Pemanfaatan sumber daya alam dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Berikut ini adalah contoh pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan. a. Penebangan pohon secara liar dan besar-besaran b. Perburuan hewan liar c. Penggunaan bahan bakar dan energi secara berlebihan
13 Untuk meningkatkan sumber daya alam, dapat dilakukan beberapa langkah berikut ini. a. Tidak mengambil sumber daya alam secara besar-besaran b. Berusaha mengembalikan keadaan lingkungan kembali seperti keadaan lingkungan sebelum pengambilan sumber daya alam c. Pengambilan sumber daya alam harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan memiliki izin d. Menghemat penggunaan sumber daya alam agar sumber daya alam tetap lestari. 2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan Hasil penelitian dilakukan oleh Sintje Ibrahim (2010) dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam Melalui Media Realia Di Kelas IV SD. Hasil Penelitian Dengan Simpulan Media Realia terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil Penelitian dilakukan oleh Afniah H (2010) dengan judul Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam Di Kelas IV Melalui Media Realia, dengan kesimpulan (1) terdapat peningkatan yang signifikan aplikasi media realia terhadap motivasi biologi, (2) terdapat kontribusi positif yang signifikan kemampuan awal siswa terhadap motivasi belajar setelah diberi media realia, (3) Terdapat kontribusi positif yang signifikan terhadap interaksi sosial dan motivasi belajar setelah diberi media realia.
14 Mengkaji beberapa temuan penelitian terdahulu tampaknya media realia menunjukkan efektivitas yang sangat tinggi bagi perolehan hasil belajar siswa, baik dilihat dari pengaruhnya terhadap penguasaan materi pelajaran maupun dari pengembangan dan pelatihan sikap serta keterampilan sosial yang sangat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupannya di masyarakat. 2.3 Hipotesis Tindakan Hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut, Jika pada materi sumber daya alam di kelas IV SDN 1 Tunggulo digunakan media pembelajaran realia, maka hasil belajar siswa akan meningkat. 2.4 Indikator Keberhasilan Penelitian ini dinyatakan berhasil apabila memenuhi beberapa kriteria berikut ini : a. Pengelolaan pembelajaran yang dinilai melalui lembar pengamatan dinyatakan berhasil apabila sebanyak 75% kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru memperoleh nilai baik (B) dan sangat baik (SB). b. Standar ketuntasan minimal hasil belajar siswa secara klasikal adalah 75% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai minimal 65 (nilai cukup ke atas).
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran, dan hasil belajar yang dicapai siswa sangat dipengaruhi oleh
1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Hasil Belajar Keberhasilan sebuah proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Lebih terperinciKAJIAN PUSTAKA. mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3), hasil belajar merupakan hasil dari
II. KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Hasil belajar mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas dan kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberhasilan sebuah proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan sebuah proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Ketuntasan hasil belajar ini menjadi cermin dari keberhasilan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan IPA Pendidikan IPA merupakan disiplin ilmu yang di dalamnya terkait dengan ilmu pendidikan dan IPA itu sendiri. Sebelum mengetahui lebih jelas mengenai pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran seni di sekolah, merupakan suatu proses belajar mengajar yang membuat siswa mampu menginterpretasikan pengalamannya, serta mengembangkan kreativitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan dari siswa setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pemahaman Pemahaman terhadap suatu pelajaran diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang
Lebih terperinciMEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media
MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA Tim Dosen Media TUJUAN PENDIDIKAN Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
9 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar dan Hasil Belajar A. Pengertian belajar Belajar adalah upaya pemenuhan reaksi mental dan atau fisik terhadap penglihatan,
Lebih terperinciHakikat Media Pembelajaran
Hakikat Media Pembelajaran Pembelajaran sebagai proses komunikasi Gangguan hambatan (noise) Komunikator Pesan (message) Saluran (cannel) Komunikan (Penerima) Feed back Faktor yang berpengaruh komunikasi:
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. pembelajaran yang ditetapkan. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar Suprijono (2010: 5-6) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menduduki peranan penting dalam dunia pendidikan. Matematika dipelajari oleh semua siswa, mulai dari pendidikan
Lebih terperinciTUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :
TUJUAN PENDIDIKAN: Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami aktivitas belajar (Anni dkk, 2009: 85). Perolehan aspek-aspek
Lebih terperinciKONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)
17 KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) Abstrak Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teoretis 1. Strategi Cooperative Script Dalam strategi pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung kearah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan agar dapat menjadikan siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Observasi Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang digunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar
1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar belakang belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Belajar Belajar pada hakekatnya adalah suatu interaksi antara individu dengan lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar, yang di dalamnya meliputi beberapa komponen yang saling terkait, antara lain; guru (pendidik),
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi Putu Ayu Puspayanti, Lilies, Bustamin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan
Lebih terperinciBAB. II KAJIAN PUSTAKA
7 BAB. II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Pengertian aktivitas adalah semua kegiatan seseorang dalam mengikuti suatu kegiatan baik secara kelompok maupun perorangan atau individu. Menurut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upayaupaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007: 23) mengartikan bahwa aktivitas adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Aktivitas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh semua makhluk hidup. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007: 23) mengartikan bahwa aktivitas adalah keaktifan,
Lebih terperinciPERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin. Kata Kunci: Media Gambar, Pembelajaran Menulis
PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin ABSTRAK Media dalam pengertian umum merupakan sarana komunikasi. Sedangkan dalam pendidikan media dapat diartikan sebagai alat bantu yang dapat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Guruan (Association for Education and Communication technology) AECT dalam
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Media Secara harfiah, kata media berasal dari bahasa latin medium yang memiliki arti perantara atau pengantar. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang mempunyai peranan penting dalam pembelajaran. Arsyad (2011:2-3) mengatakan bahwa media adalah bagian yang tidak
Lebih terperinciTaksonomi Bloom (Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor) serta Identifikasi Permasalahan Pendidikan di Indonesia
Taksonomi Bloom (Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor) serta Identifikasi Permasalahan Pendidikan di Indonesia Taksonomi Bloom 1. Ranah Kognitif Ranah ini meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peningkatan kualitas guru dan peningkatan pelayanan sekolah pada masyarakat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai wahana pendidikan formal mempunyai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu mempersiapkan sekolah dengan segala sarana maupun
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. KAJIAN TEORI 1. Lingkungan Sekolah a. Pengertian Lingkungan Sekolah Manusia sebagai makhluk sosial pasti akan selalu bersentuhan dengan lingkungan sekitar,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Pengertian Hasil Belajar Matematika
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Hasil Belajar Matematika Sudjana. (2007: 22), mengemukakan bahwa hasil belajar adalah menemukan pengalaman belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
Lebih terperinciBAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Mata pelajaran Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjumlahan dan pengurangan bilangan ini merupakan materi dasar pada. matematika digunakan oleh manusia dalam kehidupannya untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu yang mempunyai objek berupa fakta, konsep, dan operasi serta prinsip. Semua objek tersebut harus dipahami secara benar oleh siswa, karena
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. penerima pesan. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran 1. Hakikat Pembelajaran Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke
Lebih terperinciKEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Proses belajar mengajar dapat diartikan juga sebagai proses komunikasi. Dalam proses komunikasi ini terjadi urutan pemindahan informasi (pesan) dari sumber
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah peraga yang artinya bertugas meragakan atau membuat bentuk raga
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Alat Peraga 2.1.1 Pengertian Alat Peraga Kata Alat Peraga diperoleh dari dua kata alat dan peraga. Kata utamanya adalah peraga yang artinya bertugas meragakan atau membuat bentuk
Lebih terperinciBab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu
Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berjudul Aplikasi Pembelajaran Bahasa Arab pada Anak Prasekolah Berbasis Multimedia (Studi Kasus Tk Uswatun Hasanah Yogyakarta), mengemukakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Media Pembelajaran Mind Mapping a. Pengertian Media Pembelajaran Mind Mapping Sadiman (dalam Rianti, 2012, h.9) menjelaskan media pembelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar Proses belajar mengajar sebagai suatu sistem yang terdiri dari komponen guru atau instruktur, siswa, serta lingkungan belajar yang saling berinteraksi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metode demontrasi Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara untuk mengimplementasikan rencana yang telah disusun ke dalam bentuk kegiatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dan diungkapkan pula dalam pasal 1 ayat 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang - undang No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 19 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks penelitian Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan apsek
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan pokok dalam seluruh proses pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses yang komplek yang
Lebih terperinciyang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VIII-B DI SMP NEGERI 1 BOLAANG Tjitriyanti Potabuga 1, Meyko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan undang undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, bahwa materi yang ingin disampaikan
Lebih terperinciPEMANFAATAN LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN Yuni Wibowo, S.Pd.
PEMANFAATAN LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN Yuni Wibowo, S.Pd. PENDAHULUAN Kurikulum berbasis kompetensi memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk menyusun dan mengembangkan silabus mata pelajaran sesuai
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. pendidikan ini umumnya menyangkut aspek kognitif, afektif, dan. jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga.
7 II. KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap.
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Pembelajaran sejarah Belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan, yang menghasilkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Kartu Kata Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk majemuk atau jamak medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media pembelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab II kajian pustaka berisi tentang kajian teoriyang menjelaskan tentang pembelajaran,pengertian dari IPA sebagai ilmu pengetahuan yang berisi tentang alam semesta. Hasil belajar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. siswa
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. siswa adalah penentu terjadinya atau
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari tentang peristiwaperistiwa yang terjadi di alam. Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Tujuan pendidikan direncanakan untuk dapat dicapai dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang: Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah Mata Pelajaran Matematika bertujuan agar siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini banyak perubahan-perubahan yang terjadi dalam berbagai bidang seperti ilmu pengetahuan, ekonomi maupun teknologi, sehingga dibutuhkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Kajian Teori 1. BELAJAR Menuru Sunaryo dalam Komalasari (2014,hlm. 2) mengatakan bahwa Belajar merupakan suatu kegiatan dimana seseorang membuat atau menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
Lebih terperinci2016 PERBAND INGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK D I SMKN 1 SUMED ANG
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Model Pembelajaran 2.1.1 Definisi Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengelolaan lingkungan hidup. Afandi (2013) mengatakan bahwa pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Thursan Hakim (2005: 21) belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PRESTASI SISWA PADA KONSEP PERUBAHAN PADA BENDA DENGAN MENGGUNAKAN METODA DEMONTRASI
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI SISWA PADA KONSEP PERUBAHAN PADA BENDA DENGAN MENGGUNAKAN METODA DEMONTRASI Sarneli Guru SDN 001 Pasar Lubuk Jambi sarneli328@gmail.com ABSTRAK Penelitian upaya meningkatkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. 2.1.Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. (2011: 67) bahwa pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah
1 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1.Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) 2.1.1.1 Pengertian IPA Sains berasal dari kata "science" yang berarti ilmu. sains adalah ilmu yang mempelajari lingkungan alam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. sebagai akibat pengalaman, perubahan secara terus menerus dalam kinerja atau
8 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran IPA di SD 1. Pembelajaran Belajar adalah satu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Belajar adalah suatu proses dimana manusia berubah perilakunya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Mulyono (2001: 26) aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Jadi, segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun
Lebih terperinciTugas Evaluasi Pendidikan RANAH PENGETAHUAN MENURUT BLOOM
Tugas Evaluasi Pendidikan RANAH PENGETAHUAN MENURUT BLOOM Dosen Pembina: PROF. DR.Ahmad Fauzan,M.Pd, M.Sc. Oleh: Kelompok I Asmi yuriana Dewi Desi Delarosa Isra Marlinawaty Sri Rahayu KONSENTRASI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan karena itu pendidikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan siswa. Interaksi yang bernilai edukatif ini
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Landasan teoretis yang dipakai dalam penelitian ini meliputi, (1). Bahasa Indonesia, (2). Metode Talking Stick, (3). Hasil belajar. 2.1.1. Bahasa Indonesia Pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar Banyak ahli pendidikan yang mengungkapkan pengertian belajar menurut sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli pendidikan tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan memegang peranan penting dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur. perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi.
12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Realia Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dengan demikian, media merupakan
Lebih terperinciTaksonomi Tujuan Pendidikan Menurut Bloom
Taksonomi Tujuan Pendidikan Menurut Bloom HASIL BELAJAR Kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya Klasifikasi kemampuan hasil belajar (Benyamin Bloom): Ranah KOGNITIF
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Para ahli dalam bidang belajar pada umumnya sependapat bahwa perbuatan belajar itu adalah bersifat komplek, karena merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Slameto
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT)
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Menurut Slavin (dalam Trianto, 2010: 57), model pembelajaran kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang memberikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kebijakan perubahan Kurikulum 2013 merupakan sebuah ikhtiar dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia saat ini telah mengalami beberapa perubahan yang terjadi karena dilakukannya berbagai usaha pembaharuan dalam proses pendidikan.
Lebih terperinciSaiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB
Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB Pengertian Mengajar Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada peserta didik sangat bergantung
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Kerangka Teoritis 1) Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1) Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil belajar Hasil belajar adalah upaya mengumpulkan informasi untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan dan kemampuan telah dicapai oleh siswa pada akhir setiap catur wulan,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. aplikasi dari konsep matematika. Pengenalan konsep-konsep matematika
BAB II KAJIAN TEORI A. Pendekatan Realistik 1. Pengertian Pendekatan Realistik Pendekatan realistik adalah salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang menekankan pada keterkaitan antar konsep-konsep
Lebih terperinciSANTI BBERLIANA SIMATUPANG,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara komponen-komponen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan bagian penting dalam pendidikan karena bertujuan untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan peradaban bangsa dalam rangka mencerdaskan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-stimulus
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-stimulus kepada siswa dengan harapan terjadinya respon yang positif pada diri siswa. Guru harus mampu memberi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit adalah disiplin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit adalah disiplin ilmu yang terdiri dari ilmu fisik dan ilmu biologi. Ilmu pengetahuan alam berupaya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat membentuk persamaan dan kemauan siswa, metode ini juga melibatkan
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Eksperimen Eksperimen adalah bagian yang sulit dipisahkan dari Ilmu Pengetahuan Alam. Eksperimen dapat dilakukan di laboratorium maupun di alam terbuka. Metode ini mempunyai
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM
PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL Artikel Oleh RIYANTO NIM. 08503242008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MARET
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)
I. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis jenjang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dan saluran atau media (Sardiman A.M., 2001: 7). Multimedia interaktif
BAB II LANDASAN TEORI Interaksi berkaitan erat dengan istilah komunikasi. Komunikasi terdiri dari beberapa unsur yang terlibat di dalamnya, yaitu komunikator, komunikan, pesan dan saluran atau media (Sardiman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki kemampuan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar. Pendidikan di sekolah mempunyai
Lebih terperinci