Tabung 845 Monday, 11 April :07

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tabung 845 Monday, 11 April :07"

Transkripsi

1 <p><img src="images/diyworld/845/845%281%29.jpg" mce_src="images/diyworld/845/845(1).jpg" alt="tabung 845" title="tabung 845" style="margin: 4px; float: left; border: 2px solid black;" mce_style="margin: 4px; float: left; border: 2px solid black;" /><span mce_style="color: #000000;" style="color: rgb(0, 0, 0);"><span mce_style="font-size: small;" style="font-size: small;"><span mce_style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;" style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;">entah mengapa, bagi telinga saya tabung jenis triode selalu bersuara lebih bagus ketimbang pentode atau tetrode. Kalaupun harus menggunakan pentode, saya selalu mendapati pentode yang dioperasikan secara triode-connection bersuara lebih bagus dibanding jika murni beroperasi sebagai pentode.</span></span></span></p> <p><span mce_style="color: #000000;" style="color: arial,helvetica,sans-serif;">kalaupun ada amplifier triode yang bersuara tidak bagus, biasanya karena didesain secara sembrono, atau menggunakan komponen bermutu rendah, atau ada persoalan mismatch antar perangkat.</span></span></span></p> <p><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;">sayangnya, di satu sisi triode memiliki keterbatasan <i>output-power</i>, apalagi jika menggunakan topologi single-ended. Sementara di sisi lain, sebagian besar speaker modern memiliki sensitivitas rendah, artinya membutuhkan amplifier yang lebih bertenaga. Agar lebih leluasa memilih speaker, para triode-mania menggunakan amplifier triode dengan topologi push-pull atau parallel single-ended. Namun baik push-pull maupun parallel single-ended dianggap inferior dalam hal kualitas suara dibandingkan single-ended murni. Agar bisa mendapatkan<i>output-power</i> lebih besar dengan tetap menggunakan desain single-ended, maka pilihannya adalah menggunakan triode berdaya besar, yang biasanya merupakan tabung-tabung pemancar radio. Triode berdaya besar (juga dengan dimensi fisik yang besar) yang ada antara lain jenis 845, 211, 805, GM70, GM-100, WE 212E, dan beberapa tipe lain yang kurang populer.</span></span></span></p> <p><span mce_style="color: #000000;" style="color: rgb(0, 0, 0);"><span mce_style="font-size: small;" style="font-size: small;"><span arial,helvetica,sans-serif;">nah, bagaimana jika kali ini kita coba merancang dan merakit power amplifier single-ended dengan menggunakan tabung 845? Triode yang satu ini mampu menghasilkan <i>output-power</i> sekitar 20 watt per channel dalam mode single-ended. Tabung 845 juga mudah diperoleh mengingat pabrikan tabung asal Cina dan Eropa Timur masih memproduksi tabung 845 hingga saat ini. Sebelum memutuskan untuk mencoba proyek ini, sebaiknya Anda mempertimbangkan bahwa proyek ini bukan untuk pemula, mengingat kita akan berurusan dengan catu daya listrik bertegangan tinggi, lebih dari 1000 volt. Tegangan listrik di atas 1000 volt adalah tidak aman dan membutuhkan penanganan khusus.</span></span></span></p> <p><span mce_style="color: #000000;" style="color: arial,helvetica,sans-serif;"><b>tabung Triode 845</b></span></span></span></p> <p><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;">tabung 845 dan tabung 211 sama-sama populer 1 / 7

2 di kalangan penggemar amplifier tabung. Audionote / Kondo Gaku-On dan On-Gaku yang terkenal itu menggunakan tabung 211. Sedangkan Cary CAD-805C yang menggunakan tabung 845 juga terkenal bersuara bagus dan merupakan flagship-product bagi Cary Audio Design. Jika tabung 211 memiliki karakter suara yang gesit dan dinamis, sebaliknya 845 memiliki suara yang megah dengan vokal dan respon bass yang sangat bagus. Beberapa amplifier (termasuk proyek kita kali ini) didesain untuk bisa menggunakan kedua triode tersebut.</span></span></span></p> <p><span mce_style="color: #000000;" style="color: arial,helvetica,sans-serif;">untuk bisa menggunakan baik tabung 845 maupun 211 (switchable), maka metode fixed-bias adalah pilihan yang paling rasional. Hal ini mengingat bias tegangan negatif pada grid 845 (sekitar -155 volt) berbeda jauh dengan 211 (sekitar -61 volt). Dengan menggunakan fixed bias, kita bisa gunakan sebuah switch pemilih tegangan bias yang sesuai dengan tabung yang kita gunakan, 845 atau 211 (lihat gambar 1).</span></span></span></p> style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><img src=" mce_src="images/diyworld/845/skema1.jpg" alt="gambar 1" style="float: left; border: 2px solid black;" mce_style="float: left; border: black 2px solid;" width="444" border="0" height="217" arial,helvetica,sans-serif;" style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><b> </b></span></span></span></p> <p><span 2 / 7

3 style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><b>desain dan Pilihan Driver</b></span></span></span></p> <p><span mce_style="color: #000000;" style="color: arial,helvetica,sans-serif;">saya pribadi lebih menyukai karakter suara 845 ketimbang 211. Namun 845 lebih difficult to drive. Walau bisa saja kita gunakan single-stage driver yang sederhana, dengan menggunakan high Mu triode macam 12AX7 atau 6SL7, tetapi sebagian DIYer melaporkan hasil yang kurang memadai. Hal ini lebih disebabkan kapasitas arus 12AX7 atau 6SL7 yang kurang memadai untuk tugas men-drive tabung macam 845. Alternatifnya, bisa saja kita gunakan triode 6C45, 417A/5842, EC8010, atau 437A, yang merupakan high Mu triode dengan kapasitas arus relatif tinggi. Alternatif yang lebih mudah tentu saja menggunakan pentode macam EL84. Tapi dari pengalaman saya, high Mu triode dan pentode cenderung bersuara agak kering.</span></span></span></p> <p><span mce_style="color: #000000;" style="color: arial,helvetica,sans-serif;">maka saya cenderung memilih low Mu triode dengan kapasitas arus relatif tinggi, sebagai driver untuk tabung 845. Konsekuesinya, saya harus menggunakan dual-stage driver dalam hal ini. Alternatif yang saya pikirkan untuk posisi driver ini adalah 300B, 2A3, 45, 10Y/VT25, 801A/VT62. Semuanya triode. Kalaupun harus menggunakan pentode, saya akan pertimbangkan EL34. Harap jangan tanyakan mengapa saya tak pertimbangkan RS241, AD1, VT52, 50, atau RE604 dalam daftar alternatif itu, terlalu mahal dan langka untuk dijadikan sebuah driver. 300B merupakan pilihan umum dan logis, seperti halnya yang dilakukan Cary Audio ataupun Spark/Caiyin dalam amplifier 845 mereka. Maka saya tak lagi tertarik untuk memilih 300B. Bukankah lebih baik saya mencoba sesuatu yang lain untuk menambah pengalaman eksperimen? 2A3 dan 45 saya yakin sama-sama bagus di posisi driver, dua-duanya memiliki plate impedance yang relatif rendah. Tapi keluarga triode 10Y (10Y/VT25/VT62/801A) menjadi favorit saya selama ini, meskipun dengan plate resistance yang lebih tinggi dibanding 2A3 dan 45. Karena kita bermain tegangan di atas 400 volt, bagaimana jika kita pilih VT62/801A?</span></span></span></p> <p><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;">karena tabung 845 sangat demanding, maka metode penggandengan driver-stage ke final-stage melalui sebuah interstage transformer merupakan pilihan yang paling logis, bukan menggunakan RC coupling. Tapi interstage transformer berkualitas baik harganya mahal. LC coupling lebih bagus ketimbang RC coupling, tapi lagi-lagi harga plate-choke atau grid-choke juga relatif mahal. Saya akan pertimbangkan interstage transformer atau LC coupling belakangan. Sementara ini cukup menggunakan RC coupling dulu, lebih sederhana, dan saya bisa gunakan coupling capacitor bermutu bagus dengan harga yang tetap lebih murah daripada transformer.</span></span></span></p> style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><img src=" mce_src="images/diyworld/845/skema2.jpg" alt="skema 2" style="border: 2px solid black;" mce_style="border: black 2px solid;" border="0" /></span></span></span></p> <p><span 3 / 7

4 style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"> Selanjutnya, tabung apa yang cocok bertugas di posisi input? Begitu banyak pilihan di sini. Tetapi karena tabung input ini akan mengumpan VT62, maka saya cenderung memilih medium Mu triode di posisi ini, sekali lagi dengan kapasitas arus yang relatif tinggi, untuk menjamin ketersediaan headroom saat harus menangani musik-musik yang membutuhkan arus lebih kencang nantinya. Alternatif yang bisa dipertimbangkan adalah 5687, 6H30, ECC99, E182CC, 12BH7, E80CC, 12AY7/6072, 12AU7. Tabung 5687 cenderung bersuara tebal dan saya khawatir membuat amplifier 845 bersuara terlalu tebal. 6H30 dan ECC99 kurang saya sukai karakter suaranya. Suara 12AU7 cenderung berselaput, bukan triode yang cocok untuk saya. Pilihan pun saya jatuhkan ke triode E80CC yang bisa digantikan oleh 12BH7. Jika saya menggunakan desain SRPP, maka posisi tabung ini juga dengan mudah bisa digantikan oleh 12AY7/6072, 12BH7, maupun 12AU7. Aha, pilihan bagus nampaknya. Skemanya tak terlalu rumit, coba Anda perhatikan Gambar 2 dan Gambar 3. </span></span></span></p> <p><span mce_style="color: #000000;" style="color: rgb(0, 0, arial,helvetica,sans-serif;" style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><img src=" mce_src="images/diyworld/845/skema3.jpg" alt="skema 2" style="float: left; border: 2px solid black;" mce_style="float: left; border: black 2px solid;" width="427" border="0" height="289" 4 / 7

5 arial,helvetica,sans-serif;" style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;">kita telah menetapkan pilihan tabung VT62 untuk posisi driver dan E80CC pada posisi input. VT62/801A merupakan keluarga tabung 10Y, tetapi dengan kapasitas tegangan kerja yang lebih tinggi, Va bisa digenjot hingga 600 volt dibanding 10Y/UX210/VT25 yang memiliki Va maksimal 425 volt. Untuk keluarga tabung ini, beberapa eksperimen saya menunjukkan bahwa kualitas suara terbaik dihasilkan dengan memasang tegangan kerja maksimal. Pilihan tabung input lebih fleksibel, E80CC bisa diganti 12BH7 atau bahkan 12AU7 jika saya kehabisan stok E80CC.</span></span></span></p> <p><span mce_style="color: #000000;" style="color: arial,helvetica,sans-serif;"><b>gain vs voltage swing</b></span></span></span></p> style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;">apakah gain yang dihasilkan cukup untuk mengemudikan tabung 845? Tabung E80CC, dengan Mu 27 dan konfigurasi SRPP capacitor coupling, kira-kira memberikan voltage gain sebesar Mu atau sekitar 20 kali. Saya asumsikan amplifier 845 ini diumpan sinyal musik sebesar 2 volt (output level rata-rata CD player). Maka pada stage awal tersedia voltage output sekitar 40 volt (20 x 2 volt). Sedangkan pada stage kedua (driver), VT62 dengan Mu 8 dalam konfigurasi anode-follower dan tetap dengan capacitor coupling, kira-kira menghasilkan actual gain sekitar 6 kali. Artinya di grid 845 akan tersedia voltage swing sekitar 240 volt. Di atas kertas, ini cukup untuk mendorong 845 mencapai output maksimalnya. Dengan tabung 211, tentu saja voltage swing yang dihasilkan kombinasi E80CC + VT62 ini lebih dari cukup. Maka, skema amplifier 845 ini siap diimplementasikan (tentang cara perhitungan nilai komponen pada skema ini bisa Anda baca kembali pada artikel saya terdahulu).</span></span></span></p> <p><span mce_style="color: #000000;" style="color: rgb(0, 0, 0);"><span mce_style="font-size: small;" style="font-size: small;"><span arial,helvetica,sans-serif;"><b>pemilihan komponen</b></span></span></span></p> style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;">saya selalu menganalogikan kualitas sebuah perangkat audio high-end dengan kualitas sebuah masakan, yang kelezatannya tergantung pada resep masakan (desain rangkaian), keahlian dan pengalaman si koki (keahlian si perakit), serta kualitas bahan masakan dan bumbu (kualitas komponen). Ketiga unsur itu harus sama-sama bagus untuk menghasilkan masakan yang lezat (perangkat yang berkualitas tinggi). Ehm, saya sama sekali tak merasa bahwa desain rangkaian dan keahlian saya sudah sangat memadai, sama sekali tidak. Jadi harapan saya tentu saja pada kualitas 5 / 7

6 komponen yang seoptimal mungkin, he..he..he..</span></span></span></p> <p><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;">tetapi komponen-komponen terbaik harganya bisa sangat mahal. Anda mungkin tahu kapasitor kopling berbahan teflon dari VH cap misalnya, harganya bisa mencapai satu juta rupiah sebuah! Apalagi AudioNote Silver Foil cap, ampun deh. Mau pakai tabung 845 NOS buatan Amperex? Harganya bisa mencapai US$ 1200 sepasang! Bagaimana dengan output transformer buatan AudioNote? Ehm, harganya bisa mencapai 8 juta rupiah sepasang! Resistor tantalum dari AudioNote atau Shinkoh? Enggak dulu deh, harganya sebiji sekitar 75 ribu rupiah untuk yang 1 watt! Tidak, saya tak akan gunakan komponen-komponen eksotik itu sebelum yakin bahwa hasilnya akan benar-benar istimewa. Lagipula pengalaman saya mengajarkan bahwa sekumpulan komponen high-grade belum tentu menghasilkan kualitas akhir terbaik jika kombinasinya tidak tepat.</span></span></span></p> style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;">jadi, saya coba gunakan kombinasi terbaik antara kualitas komponen dan dompet saya, ha..ha..ha Untuk tabung, bagaimana jika kita gunakan saja NOS Valvo E80CC? Kebetulan saya ada sepasang. Lantas masih ada NOS Sylvania VT62 untuk posisi driver. Untuk 845, sementara kita gunakan saja Shuguang yang murah meriah (lebih murah dari rata-rata 300B malah), sembari memimpikan Amperex 845 suatu hari kelak. Untuk OT dan power transformer, kebetulan pak Surjono Karjadi menawarkan OT buatan Cina yang masih dimilikinya, jauh lebih murah dibanding AudioNote, tetapi tampak cukup meyakinkan. Kebetulan saya juga punya sepasang oil choke 2 Henry - old production - untuk keperluan power-supply. Lantas kombinasi resistor Allen-Bradley dan Vishay, kapasitor Nichicon di power supply, dan lain-lain yang kualitasnya boleh dibilang bagus namun tak terlalu menguras kantong. Untuk sasis, tentu saja saya memilih kombinasi kayu dan plat aluminium yang selalu tampak klasik.</span></span></span></p> <p><span mce_style="color: #000000;" style="color: rgb(0, 0, 0);"><span mce_style="font-size: small;" style="font-size: small;"><span arial,helvetica,sans-serif;"><b>power supply</b></span></span></span></p> <p><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;">hati-hati jika Anda seorang pemula, kita bermain-main dengan tegangan di atas 1000 volt kali ini. Pemasangan bleeder resistor is a must! Kita tak mau secara tak sengaja menyentuh terminal kapasitor filter yang masih berisi tegangan ratusan volt bukan? Resistor 100K/2W yang dipasang paralel pada kapasitor terakhir sudah cukup memadai. Kali ini kita gunakan solid-state diode untuk memasok tegangan VT62 dan 845. Saya pilih Telefunken diode di sini. Mengapa bukan tube rectifier? Oh, saya tak ingin amplifier ini menjadi terlalu mellow karena pengaruh karakter VT62. Sebaliknya kita gunakan tube rectifier untuk memasok tegangan ke E80CC. Selain karena hanya membutuhkan tegangan sekitar 500 volt, tube rectifier akan membuat karakter mini-triode macam E80CC yang biasanya kaku menjadi sedikit luwes dan lebih warm. Selebihnya nothing special, seluruh filamen menggunakan catu daya DC sederhana dengan diode bridge dan filter capacitor. Perhatian khusus perlu diberikan dalam hal pemasangan switch penyesuai tegangan bias untuk tabung 845/211. Bukan apa-apa, jika kita salah pasang switch ke posisi 211 sementara tabung yang terpasang 845, kita segera kehilangan tabung 845 dan mungkin juga 6 / 7

7 OT.</span></span></span></p> <p><span mce_style="color: #000000;" style="color: rgb(0, 0, arial,helvetica,sans-serif;" style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><b>hasil Akhir</b></span></span></span></p> <p><span mce_style="color: #000000;" style="color: arial,helvetica,sans-serif;">proses perakitan tak memakan waktu lama. Yang lebih memakan waktu justru proses penyesuaian bagian power supply untuk mendapatkan tegangan catu yang diharapkan. Lantas juga beberapa penggantian jenis resistor dan kapasitor dilakukan untuk mendapatkan karakter yang diinginkan. Setelah beberapa kali bongkar-pasang, akhirnya saya cukup percaya diri untuk mengundang beberapa rekan mencicip dengar amplifier 845 ini pada suatu kesempatan. Dipasangkan langsung dengan CD player Audio Analog Capitole SE dan diumpan ke sepasang speaker Tannoy Stirling, amplifier 845 ini tampil mengesankan saat menyajikan beberapa lagu bernuansa live. Tak ada kesan loyo, dengan repro bass yang mantap serta vokal yang empuk tetapi natural, serta repro high yang meski tak sehebat amp 2A3 atau RS241 toh terkesan cukup detil dan transparan. Perasaan saya berkecamuk antara senang dan bangga saat hampir semua rekan yang hadir saat uji dengar ikut bertepuk tangan ketika lagu Stimela dari Hugh Masekela berakhir, larut dalam suasana live yang dihadirkan. Salah satu tamu, bung Basuki, malah segera menyatakan untuk mengambil alih amplifier 845 ini, he..he..he..</span></span></span></p> <p><span mce_style="color: #000000;" style="color: arial,helvetica,sans-serif;">setelahnya, saya masih sempat menguji dengar dengan memasangkannya pada speaker Kharma. Hasilnya memuaskan, walau menurut mereka yang hadir saat itu masih kurang ada kesan suara yang dramatis saat berpasangan dengan Kharma. Lantas sempat pula membandingkan dengan amplifier 845 impor merk X yang menggunakan driver 300B dan input 6SL7 serta 6SN7. Terasa jelas bahwa amplifier 845 pada proyek kita ini tampil lebih detil, dengan vokal yang lebih natural dan respon nada tinggi yang lebih extended, meski terasa sedikit kurang tebal di mid-low dibanding rivalnya itu. Secara umum hasil akhir proyek ini cukup memuaskan saya, dan saya telah mengantongi sejumlah catatan rencana untuk merevisi desain amplifier 845 ini, suatu hari nanti.</span></span></span></p> <p><span mce_style="color: #000000;" style="color: rgb(0, 0, 0);"><span mce_style="font-size: small;" style="font-size: small;"><span arial,helvetica,sans-serif;"><b>penulis</b> : Arif Wicaksono (TubeLover)</span></span></span></p> <p><span mce_style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;" style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><img src=" mce_src="images/diyworld/845/845(2).jpg" alt="opera Consonance 845S" title="opera Consonance 845S" style="float: left;" mce_style="float: left;" width="256" border="0" height="197" /><img src=" mce_src="images/diyworld/845/845(3).jpg" alt="pure Sound M845 " title="pure Sound M845 " width="267" border="0" height="198" /></span></p> <p><br /></p> 7 / 7

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) DASAR ELEKTRONIKA KOMPONEN ELEKTRONIKA SISTEM BILANGAN KONVERSI DATA LOGIC HARDWARE KOMPONEN ELEKTRONIKA PASSIVE ELECTRONIC ACTIVE ELECTRONICS (DIODE

Lebih terperinci

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE SEMIKONDUKTOR Komponen Semikonduktor Di dunia listrik dan elektronika dikenal bahan yang tidak bisa mengalirkan listrik (isolator) dan bahan yang bisa mengalirkan listrik (konduktor). Gbr. 1. Tingkatan

Lebih terperinci

Mono Amplifier Class D menggunakan Semikron SKHI 22B dan IGBT Module Semikron SKM75GB128DN

Mono Amplifier Class D menggunakan Semikron SKHI 22B dan IGBT Module Semikron SKM75GB128DN JURNAL DIMENSI TEKNIK ELEKTRO Vol. 1, No. 1, (2013) 29-36 29 Mono Amplifier Class D menggunakan Semikron SKHI 22B dan IGBT Module Semikron SKM75GB128DN Ivan Christanto Jurusan Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

PEMBUATAN AUDIO UNTUK MENGOLAH SINYAL INPUT DARI HANDPHONE

PEMBUATAN AUDIO UNTUK MENGOLAH SINYAL INPUT DARI HANDPHONE PEMBUATAN AUDIO UNTUK MENGOLAH SINYAL INPUT DARI HANDPHONE Mohamad Amin Teknik Mesin Politeknik Negeri Balikpapan e-mail: mohamad.amin@poltekba.ac.id Abstract Has conducted experiments in the manufacture

Lebih terperinci

berbagai bidang, sehingga dengan perkembangan teknologi tersebut dewasa ini bidang audio,video, maupun perangkat komunikasi.

berbagai bidang, sehingga dengan perkembangan teknologi tersebut dewasa ini bidang audio,video, maupun perangkat komunikasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Teknologi elektronika berkembang dengan pesat di berbagai bidang,

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Analisa Sistem Instrumentasi Rectifier & Voltage Regulator

Laporan Praktikum Analisa Sistem Instrumentasi Rectifier & Voltage Regulator Laporan Praktikum Analisa Sistem Instrumentasi Rectifier & Voltage Regulator Ahmad Fauzi #1, Ahmad Khafid S *2, Prisma Megantoro #3 #Metrologi dan Instrumentasi, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Blok diagram Dibawah ini adalah gambar blok diagram dari sistem audio wireless transmitter menggunakan laser yang akan di buat : Audio player Transmitter Speaker Receiver

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 9 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Amplifier Amplifier adalah komponen elektronika yang dipakai untuk menguatkan daya atau tenaga secara umum. Dalam penggunaannya, amplifier menguatkan signal suara yaitu memperkuat

Lebih terperinci

Penguat Audio. Author : lilik gunarta Publish : :41:01. Page 1

Penguat Audio. Author : lilik gunarta Publish : :41:01. Page 1 Author : lilik gunarta Publish : 05-09-2011 10:41:01 PENDAHULUAN Belum lama berselang kita telah diperkenalkan kepada suatu produk 'pemutar ulang' stereo yang mungil, yaitu walkman, cassette-recorder stereo

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP TUJUAN Mempelajari penggunaan operational amplifier Mempelajari rangkaian rangkaian standar operational amplifier PERSIAPAN Pelajari keseluruhan petunjuk praktikum untuk modul

Lebih terperinci

AMPLIFIER GAIN CONTROL. Audio Plus Centre

AMPLIFIER GAIN CONTROL. Audio Plus Centre 1 AMPLIFIER GAIN CONTROL Audio Plus Centre Fungsi Gain Control pada Amplifier 2 Gain control pada amplifier (disingkat: gain amplifier ) berfungsi untuk menyelaraskan kinerja amplifier terhadap head unit

Lebih terperinci

EMS. 2 A Dual H-Bridge

EMS. 2 A Dual H-Bridge EMS 2 A Dual H-Bridge Daftar Isi 1. Pendahuluan... 3 2. Spesifikasi... 3 3. Tata Letak Komponen... 3 4. Keterangan Antarmuka... 4 5. Contoh Koneksi... 5 5.1. Contoh Koneksi Untuk 2 Buah Motor 2 Arah...

Lebih terperinci

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS 3.1. Pendahuluan Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk menghidupkan HPL (High Power LED) dengan watt

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini mempengaruhi pancaran radio dari suatu pemancar ke radio penerima.

BAB I PENDAHULUAN. ini mempengaruhi pancaran radio dari suatu pemancar ke radio penerima. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan pemancar yang pesat membuat semakin padat frekuensi. Hal ini mempengaruhi pancaran radio dari suatu pemancar ke radio penerima. Pemancar dengan daya kecil

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, 13 Oktober Penulis

KATA PENGANTAR. Surabaya, 13 Oktober Penulis KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun laporan Praktikum Dasar Elektronika dan Digital

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Inverter dan Aplikasi Inverter daya adalah sebuah perangkat yang dapat mengkonversikan energi listrik dari bentuk DC menjadi bentuk AC. Diproduksi dengan segala bentuk dan ukuran,

Lebih terperinci

MAKALAH Speaker Aktif. Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18. SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291)

MAKALAH Speaker Aktif. Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18. SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291) MAKALAH Speaker Aktif Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18 SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291) 431368. KUDUS-59319 1 Kata Pengantar Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji hanya milik Allah

Lebih terperinci

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto Pengkondisian Sinyal Rudi Susanto Tujuan Perkuliahan Mahasiswa dapat menjelasakan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Mahasiswa dapat menerapkan penggunaan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Peneliti Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti diantaranya: [1] Gifson, Albert,

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Pengukuran Tegangan AC dan DC Via Arduino (Wattmeter)

Laporan Praktikum Pengukuran Tegangan AC dan DC Via Arduino (Wattmeter) Laporan Praktikum Pengukuran Tegangan AC dan DC Via Arduino (Wattmeter) Ahmad Fauzi#1, Ahmad Khafid S *2, Prisma Megantoro #3 #Metrologi dan Instrumentasi, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Jln.

Lebih terperinci

PERCOBAAN 6 RANGKAIAN PENGUAT KLAS B PUSH-PULL

PERCOBAAN 6 RANGKAIAN PENGUAT KLAS B PUSH-PULL PERCOBAAN 6 RANGKAIAN PENGUAT KLAS B PUSH-PULL 6.1 Tujuan dan Latar Belakang Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mendemonstrasikan operasi dan desain dari suatu power amplifier emitter-follower kelas

Lebih terperinci

Penguat Suara Akhir (Power Amplifiers)

Penguat Suara Akhir (Power Amplifiers) With Special thanks to Paul Yahya for his Translation Penguat Suara Akhir (Power Amplifiers) Buku Petunjuk Pemakai Untuk model-model Stereo 12 Watt MK 1 & 2 Stereo Plus 18 Watt MK1 & 2 Stereo Integrated

Lebih terperinci

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH (RECTIFIER) Rangkaian penyearah gelombang merupakan rangkaian yang berfungsi untuk merubah arus bolak-balik (alternating

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK 4.1 Rangkaian Pengontrol Bagian pengontrol sistem kontrol daya listrik, menggunakan mikrokontroler PIC18F4520 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 30. Dengan osilator

Lebih terperinci

BAB II ANALOG SIGNAL CONDITIONING

BAB II ANALOG SIGNAL CONDITIONING BAB II ANALOG SIGNAL CONDITIONING 2.1 Pendahuluan Signal Conditioning ialah operasi untuk mengkonversi sinyal ke dalam bentuk yang cocok untuk interface dengan elemen lain dalam sistem kontrol. Process

Lebih terperinci

1 DC SWITCH 1.1 TUJUAN

1 DC SWITCH 1.1 TUJUAN 1 DC SWITCH 1.1 TUJUAN 1.Praktikan dapat memahami prinsip dasar saklar elektronik menggunakan transistor. 2.Praktikan dapat memahami prinsip dasar saklar elektronik menggunakan MOSFET. 3.Praktikan dapat

Lebih terperinci

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia bidang TEKNIK VOLTAGE PROTECTOR SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Listrik merupakan kebutuhan yang sangat

Lebih terperinci

Modul Elektronika 2017

Modul Elektronika 2017 .. HSIL PEMELJRN MODUL I KONSEP DSR TRNSISTOR Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik serta fungsi dari rangkaian dasar transistor..2. TUJUN agian ini memberikan informasi mengenai penerapan

Lebih terperinci

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen Operasional Amplifier (Op-Amp). Adapun komponen yang akan digunakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 2 BAB III METODE PENELITIAN Pada skripsi ini metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai adalah membuat suatu alat yang dapat mengkonversi tegangan DC ke AC.

Lebih terperinci

PENGERTIAN THYRISTOR

PENGERTIAN THYRISTOR PENGERTIAN THYRISTOR Thyristor merupakan salah satu devais semikonduktor daya yang paling penting dan telah digunakan secara ekstensif pada rangkaian elektronika daya.thyristor biasanya digunakan sebagai

Lebih terperinci

USER MANUAL LAMPU EMERGENCY MATA DIKLAT : RANCANGAN ELEKTRONIKA SISWA XII ELEKTRONIKA INDUSTRI TEKNIK ELEKTRO SMKN 3 BOYOLANGU

USER MANUAL LAMPU EMERGENCY MATA DIKLAT : RANCANGAN ELEKTRONIKA SISWA XII ELEKTRONIKA INDUSTRI TEKNIK ELEKTRO SMKN 3 BOYOLANGU USER MANUAL LAMPU EMERGENCY MATA DIKLAT : RANCANGAN ELEKTRONIKA SISWA XII ELEKTRONIKA INDUSTRI TEKNIK ELEKTRO SMKN 3 BOYOLANGU CREW 2 CREW M. Hendra Sony Sanjaya DAFTAR ISI 3 DAFTAR ISI 1. Lampu Emergency...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Juli 2012 yang dilaksanakan di laboratorium Elektronika dan Robotika

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR 3.1 Prinsip Kerja Sensor LDR LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya berubah ubah tergantung pada intensitas cahaya. Jika intensitas

Lebih terperinci

EMS. Low Voltage Dual H-Bridge

EMS. Low Voltage Dual H-Bridge EMS Low Voltage Dual H-Bridge Daftar Isi 1. Pendahuluan... 3 2. Spesifikasi... 3 3. Tata Letak Komponen... 3 4. Keterangan Antarmuka... 4 5. Contoh Koneksi Untuk 2 Buah Motor 2 Arah... 5 6. Prosedur Testing...

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KOMUNIKASI RADIO SEMESTER V TH 2013/2014 JUDUL REJECTION BAND AMPLIFIER GRUP 06 5B PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA PEMBUAT

Lebih terperinci

EMS. 1 A Dual H-Bridge

EMS. 1 A Dual H-Bridge EMS 1 A Dual H-Bridge Daftar Isi 1. Pendahuluan... 3 2. Spesifikasi... 3 3. Tata Letak Komponen... 3 4. Keterangan Antarmuka... 4 5. Contoh Koneksi... 5 5.1. Contoh Koneksi Untuk 2 Buah Motor 2 Arah...

Lebih terperinci

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555) Pada laporan ini akan menyajikan bagaimana efisien sebuah power supply untuk LED. Dengan menggunakan rangkaian buck converter diharapkan dapat memberikan tegangan dan arus pada beban akan menjadi stabil,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. elektronika dan sensor sebagai alat pendukung untuk membuat sebuah remote control

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. elektronika dan sensor sebagai alat pendukung untuk membuat sebuah remote control 4.1 Garis Besar Perancangan Sistem BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK Perlu diketahui bahwa system yang penulis buat ini menggunakan komponen elektronika dan sensor sebagai alat pendukung untuk membuat sebuah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan BAB II DASAR TEORI 2. 1 Suara Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitude tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun benda

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI Renny Rakhmawati, ST, MT Jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Phone 03-5947280

Lebih terperinci

OPERATIONAL AMPLIFIERS

OPERATIONAL AMPLIFIERS OPERATIONAL AMPLIFIERS DASAR OP-AMP Simbol dan Terminal Gambar 1a: Simbol Gambar 1b: Simbol dengan dc supply Standar operasi amplifier (op-amp) memiliki; a) V out adalah tegangan output, b) V adalah tegangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp ) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp ) 1.2 Alat Alat Yang Digunakan Kit praktikum karakteristik opamp Voltmeter DC Sumber daya searah ( DC

Lebih terperinci

USER MANUAL PENGENDALI PINTU GESER SEDERHANA MATA DIKLAT : PERAKITAN ALAT PENGENDALI

USER MANUAL PENGENDALI PINTU GESER SEDERHANA MATA DIKLAT : PERAKITAN ALAT PENGENDALI USER MANUAL PENGENDALI PINTU GESER SEDERHANA MATA DIKLAT : PERAKITAN ALAT PENGENDALI SISWA KELAS XII TEI2 JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU CREW 2 CREW Danang Hadi Wibowo NIS.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

ANALISA RANGKAIAN CENTRAL OFFICE LINE INTERFACE PADA PRIVATE AUTOMATIC BRANCH EXCHANGE PANASONIC KX-T206SBX

ANALISA RANGKAIAN CENTRAL OFFICE LINE INTERFACE PADA PRIVATE AUTOMATIC BRANCH EXCHANGE PANASONIC KX-T206SBX ANALISA RANGKAIAN CENTRAL OFFICE LINE INTERFACE PADA PRIVATE AUTOMATIC BRANCH EXCHANGE PANASONIC KX-T206SBX http://www.gunadarma.ac.id/ Farrih Mustafid 10405286 Teknik Elektro Latar Belakang Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem perangkat keras dari UPS (Uninterruptible Power Supply) yang dibuat dengan menggunakan inverter PWM level... Gambaran Sistem input

Lebih terperinci

PERCOBAAN 7 RANGKAIAN PENGUAT RESPONSE FREKUENSI RENDAH

PERCOBAAN 7 RANGKAIAN PENGUAT RESPONSE FREKUENSI RENDAH PECOBAAN 7 ANGKAIAN PENGUAT ESPONSE FEKUENSI ENDAH 7. Tujuan : Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mendemonstrasikan faktor-faktor yang berkontribusi pada respon frekuensi rendah, dari suatu amplifier

Lebih terperinci

TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu:

TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu: TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu: Menggunakan rumus-rumus dalam rangkaian elektronika untuk menganalisis rangkaian pengkondisi sinyal pasif Menggunakan kaidah, hukum, dan rumus

Lebih terperinci

OPERATIONAL AMPLIFIERS (OP-AMP)

OPERATIONAL AMPLIFIERS (OP-AMP) MODUL II Praktikum OPERATIONAL AMPLIFIERS (OP-AMP) 1. Memahami cara kerja operasi amplifiers (Op-Amp). 2. Memahami cara penghitungan pada operating amplifiers. 3. Mampu menggunakan IC Op-Amp pada rangkaian.

Lebih terperinci

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut

Lebih terperinci

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.4 No.1 Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1

Lebih terperinci

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green.

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green. Par LED W PAR LED (Parabolic Light Emitting Diode) Tidak bisa dielakkan bahwa teknologi lampu LED (Light Emitting Diode) akan menggantikan lampu pijar halogen, TL (tube lamp) dan yang lain. Hal ini karena

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Generator Sinkron Satu Fasa Pabrik Pembuat : General Negara Pembuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahap Proses Perancangan Alat Perancangan rangkaian daya Proteksi perangkat daya Penentuan strategi kontrol Perancangan rangkaian logika dan nilai nominal Gambar 3.1 Proses

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan 19 BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Berikut merupakan diagram alur kerja yang menggambarkan tahapantahapan dalam proses rancang bangun alat pemutus daya siaga otomatis pada Peralatan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENYUARAAN RUANG RAPAT BENGKEL LISTRIK POLITEKNIK NEGERI MEDAN BERKUALITAS HD DENGAN SISTEM X-OVER THREE AMP LAPORAN TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN ALAT PENYUARAAN RUANG RAPAT BENGKEL LISTRIK POLITEKNIK NEGERI MEDAN BERKUALITAS HD DENGAN SISTEM X-OVER THREE AMP LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENYUARAAN RUANG RAPAT BENGKEL LISTRIK POLITEKNIK NEGERI MEDAN BERKUALITAS HD DENGAN SISTEM X-OVER THREE AMP LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI 3.1 Pendahuluan Pada tugas akhir ini akan membahas tentang pengisian batere dengan metode constant current constant voltage. Pada implementasinya mengunakan rangkaian konverter

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Umum Perancangan robot merupakan aplikasi dari ilmu tentang robotika yang diketahui. Kinerja alat tersebut dapat berjalan sesuai keinginan kita dengan apa yang kita rancang.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

Elektronika Lanjut. Penguat Instrumen. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1

Elektronika Lanjut. Penguat Instrumen. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1 Penguat Instrumen Missa Lamsani Hal 1 . Missa Lamsani Hal 2 / 28 Penguat Instrumentasi Penguat instrumentasi adalah suatu loop tertutup (close loop) dengan masukan differensial dan penguatannya dapat diatur

Lebih terperinci

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN Oleh : Sunarto YB0USJ ELEKTROMAGNET Listrik dan magnet adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, setiap ada listrik tentu ada magnet dan sebaliknya. Misalnya ada gulungan

Lebih terperinci

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA Prakarya X Ukuran Komponen Elektronika Komponen Elektronika? Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing

Lebih terperinci

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT Nama : Andyka Bangun Wicaksono NRP : 22 2 111 050 23 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik

Lebih terperinci

PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 1 / RANGKAIAN LISTRIK / 2015 PERATURAN PRAKTIKUM. 1. Peserta dan asisten memakai kemeja pada saat praktikum

PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 1 / RANGKAIAN LISTRIK / 2015 PERATURAN PRAKTIKUM. 1. Peserta dan asisten memakai kemeja pada saat praktikum PERATURAN PRAKTIKUM 1. Peserta dan asisten memakai kemeja pada saat praktikum 2. Peserta dan asisten memakai sepatu tertutup (untuk perempuan diizinkan menggunakan flat shoes) 3. Peserta mengerjakan dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. tunjukkan pada blok diagram di bawah ini:

BAB III PERANCANGAN ALAT. tunjukkan pada blok diagram di bawah ini: BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Desain Proyek Bagian-bagian utama pada sistem transfer daya tanpa kabel penulis tunjukkan pada blok diagram di bawah ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Transfer Daya Tanpa kabel

Lebih terperinci

Desain Mesin Penjawab Dan Penyimpan Pesan Telepon Otomatis

Desain Mesin Penjawab Dan Penyimpan Pesan Telepon Otomatis Desain Mesin Penjawab Dan Penyimpan Telepon Otomatis Suherman Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Di negara maju, mesin penjawab telepon (telephone answering machine)

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 RANGKAIAN PENYEARAH DIODA (DIODE RECTIFIER)

PERTEMUAN 4 RANGKAIAN PENYEARAH DIODA (DIODE RECTIFIER) PERTEMUAN 4 RANGKAIAN PENYEARAH DIODA (DIODE RECTIFIER) Rangkaian Penyearah Dioda (Diode Rectifier) Peralatan kecil portabel kebanyakan menggunakan baterai sebagai sumber dayanya, namun sebagian besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rectifier, converter, inverter, tanur busur listrik, motor-motor listrik,

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rectifier, converter, inverter, tanur busur listrik, motor-motor listrik, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini banyak konsumen daya listrik menggunakan beban tidak linier, baik konsumen rumah tangga, perkantoran maupun industri. Contoh beban tidak linier adalah rectifier,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR 26 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR 3.1. Pembuatan Alat Penelitian Dalam proses perancangan, dan pembuatan prototype konveyor sortir berbasis PLC ini diperlukan beberapa alat

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEKNIK ELEKTRO ( IB ) MATA KULIAH / SEMESTER : ELEKTRONIKA ANALOG* / 6 KODE / SKS / SIFAT : IT41351 / 3 SKS / UTAMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEKNIK ELEKTRO ( IB ) MATA KULIAH / SEMESTER : ELEKTRONIKA ANALOG* / 6 KODE / SKS / SIFAT : IT41351 / 3 SKS / UTAMA Pertemuan ke 1 2 Pokok Bahasan dan TIU Konsep dasar dan karakteristik arus-tegangan Dioda pn, BJT, MOSFET dan JFET. Penjelasan ulang konsep dasar dan karakteristik arus tegangan Analisis dan desain rangkaian

Lebih terperinci

PERCOBAAN VIII TRANSDUSER UNTUK PENGUKURAN SUARA

PERCOBAAN VIII TRANSDUSER UNTUK PENGUKURAN SUARA PERCOBAAN VIII TRANSDUSER UNTUK PENGUKURAN SUARA A. TUJUAN PERCOBAAN : Setelah melakukan praktek, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengetahui konstruksi dasar dan karakteristik dari sebuah microphone dynamic

Lebih terperinci

Adaptor/catu daya/ Power Supply

Adaptor/catu daya/ Power Supply Adaptor/catu daya/ merupakan sumber tegangan DC. Sumber tegangan DC ini dibutuhkan oleh berbagai macam rangkaian elektronika untuk dapat dioperasikan. Rangkaian inti dari catu daya / Power Supply ini adalah

Lebih terperinci

Q POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED

Q POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED Q POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG 01 P-01 DIODA CLIPPER DAN CLAMPER SMT. GENAP 2015/2016 A. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat menguji karakteristik dioda clipper

Lebih terperinci

PENGENALAN OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP)

PENGENALAN OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) + PENGENALAN OPERATIONAL AMPLIFIER (OPAMP) Penguat operasional atau Operational Amplifier (OPAMP) yaitu sebuah penguat tegangan DC yang memiliki 2 masukan diferensial. OPAMP pada dasarnya merupakan sebuah

Lebih terperinci

OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Oleh : Sri Supatmi

OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Oleh : Sri Supatmi 1 OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Oleh : Sri Supatmi Operasional Amplifier (OP-AMP) 2 Operasi Amplifier adalah suatu penguat linier dengan penguatan tinggi. Simbol 3 Terminal-terminal luar di samping power

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan

Lebih terperinci

Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Troubleshooting Motherboard Fungsi motherboard Trace dan bus Daftar jenis bus dalam komputer Definisi Chipset Fungsi Northbridge dan Southbridge Lima pertimbangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai. Perancangan, pembuatan serta pengujian alat dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

ANALISA JALUR EKSTENSION PADA PABX PANASONIC SERI KXT - 206SBX

ANALISA JALUR EKSTENSION PADA PABX PANASONIC SERI KXT - 206SBX ANALISA JALUR EKSTENSION PADA PABX PANASONIC SERI KXT - 206SBX Gilang Khrisna Satria 10405321 ABSTRAKSI Sebagai prototipe dari sebuah STO, dipergunakan sebuah PABX ( Private Automatic Branch Exchange ).

Lebih terperinci

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali BAB III PERANCANGAN 3.1. Blok Diagram Pada dasarnya rangkaian elektronik penggerak kamera ini menggunakan beberapa rangkaian analok yang terbagi menjadi beberapa blok rangkaian utama, yaitu, rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konverter Elektronika Daya Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan daya elektrik dari satu bentuk ke bentuk daya elektrik lainnya di bidang elektronika

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168 PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168 Disusun Oleh : Daniel Wahyu Wicaksono (0922036) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg.

Lebih terperinci

Perancangan Sistim Elektronika Analog

Perancangan Sistim Elektronika Analog Petunjuk Praktikum Perancangan Sistim Elektronika Analog Lab. Elektronika Industri Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Lab 1. Amplifier Penguat Dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pemakaian peralatan elektronika dengan sumber DC satu fasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pemakaian peralatan elektronika dengan sumber DC satu fasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pemakaian peralatan elektronika dengan sumber DC satu fasa saat ini sudah sangat pesat, seperti Note Book, printer, Hand Phone, radio, tape dan lainnya.

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL IV MOSFET TUJUAN PERCOBAAN 1. Memahami prinsip kerja JFET dan MOSFET. 2. Mengamati dan memahami

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL 3.1 Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull konverter sebagai catu daya kontroler. Power supply switching akan mensupply

Lebih terperinci

Penguat Emiter Sekutu

Penguat Emiter Sekutu Penguat Emiter Sekutu v out v in Konfigurasi Dasar Ciri Penguat Emiter Sekutu : 1. Emiter dibumikan 2. Sinyal masukan diberikan ke basis 3. Sinyal keluaran diambil dari kolektor Agar dapat memberikan tegangan

Lebih terperinci

Daftar Isi. Lampiran Skema... 7

Daftar Isi. Lampiran Skema... 7 EMS 5 A H-Bridge Daftar Isi 1. Pendahuluan... 3 2. Spesifikasi... 3 3. Tata Letak Komponen... 3 4. Keterangan Antarmuka... 4 5. Contoh Koneksi... 5 6. Tabel Kebenaran... 5 7. Prosedur Testing... 6 7.1.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL Sutedjo ¹, Rusiana², Zuan Mariana Wulan Sari 3 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa

Lebih terperinci

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR 1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan tentang perancangan perangkat keras dari tugas akhir yang berjudul Penelitian Sistem Audio Stereo dengan Media Transmisi Jala-jala Listrik. 3.1.

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808) I. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat memahami karakteristik pengkondisi sinyal DAC 0808 2. Mahasiswa dapat merancang rangkaian pengkondisi sinyal DAC 0808

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci