BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini telah terjadi perubahan pola makan masyarakat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan. Masyarakat mulai sadar untuk mengkonsumsi makanan fungsional yaitu makanan yang tidak hanya lezat dan bergizi, namun juga memberikan pengaruh yang baik bagi kesehatan. Makanan tersebut dapat berasal dari hewan atau tumbuhan dan dapat diproduksi dengan melibatkan beberapa galur bakteri (Goldberg, 1994 dalam Muchtadi, 2012; Raghuveer & Tandon, 2009). Kesadaran masyarakat dalam mempertimbangkan aspek kesehatan dan gizi pangan yang mereka konsumsi untuk menjaga kesehatan tubuh dipicu oleh berkembangnya berbagai macam penyakit. Di Indonesia, penyakit tidak menular seperti penyakit degeneratif yakni diabetes mellitus (DM) prevalensinya mencapai 2,1% (Riskesdas, 2013) dan jumlahnya diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 21,3 juta jiwa pada tahun 2030 dibanding tahun 2000 yang hanya 8,4 juta jiwa (Wild et al., 2004). Penyakit degeneratif lain seperti penyakit kardiovaskuler, sindroma metabolik dan kanker marak terjadi. Prevalensi stroke 12,1 per 1000 populasi sedangkan prevalensi hipertensi sudah cukup tinggi pada penduduk usia remaja (Riskesdas, 2013). Prevalensi penyakit menular seperti diare dan penyakit saluran pencernaan seperti ulkus cenderung masih tinggi (Riskesdas, 2013). Salah satu kekayaan alam Indonesia yang potensial untuk dimanfaatkan menjadi produk makanan fungsional adalah buah bligo. Buah bligo sudah dikenal 1

2 2 oleh masyarakat luas namun pemanfaatannya masih terbatas. Padahal menurut data FAO (2013) produksi bahan makanan dari keluarga cucurbitaceae (termasuk bligo) di Indonesia pada tahun 2007 mencapai 254,056 ton dalam setahun. Pengobatan tradisional India, Ayurveda, menggunakan jus buah bligo untuk mengobati hemoptisis dan perdarahan pada organ visceral. Diklaim oleh Joy et al. (2001), Jayakumar et al. (2010), dan Umashanker & Shruti (2011) buah dan biji bligo sudah banyak dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Selanjutnya potensi alam Indonesia yang lain adalah Lactobacillus plantarum Dad13 yaitu probiotik lokal yang diisolasi dari dadih yang merupakan makanan fermentasi tradisional dari susu kerbau asli Sumatera Barat (Ngatirah, 2000 dalam Hartati, 2002). Menurut Fuller (1992) dalam Soeharsono (2010), probiotik merupakan salah satu suplemen makanan yang berupa mikrobia hidup yang bersifat menguntungkan bagi inang dengan memperbaiki keseimbangan mikroflora saluran pencernaan. Menurut Prado et al. (2008) probiotik sebagai pangan fungsional harus dapat dipersiapkan sebagai viable product dalam skala industri, bermanfaat bagi inang, stabil dan tetap hidup dalam jangka panjang selama masa simpan, serta dapat bertahan dalam saluran cerna. Secara umum manfaat probiotik terhadap kesehatan manusia yaitu menghambat kolonisasi dan menghasilkan metabolit penghambat pertumbuhan bakteri patogen, membantu kecernaan produk susu, menghasilkan vitamin K, memperbaiki integritas mukosa, meningkatkan fungsi barrier dan pencegahan systemic inflammatory response syndrome (SIRS), immunomodulator, menyediakan enzim yang mencerna serat kasar, protein, lemak, dan mendetoksifikasi zat racun atau metabolitnya (Soeharsono, 2010). Secara

3 3 khusus Hartati (2002) mengklaim bahwa Lactobacillus plantarum Dad13 sebagai probiotik memiliki kemampuan mendekonjugasi asam empedu dan mengasimilasi kolesterol secara in vitro. Ernawati (2003) mengemukakan bahwa dalam percobaan in vivo pada tikus, penambahan biomassa sel Lactobacillus plantarum Dad13 dapat menurunkan kolesterol dan LDL secara nyata serta meningkatkan total bakteri asam laktat dalam digesta. Untuk mencapai manfaatmanfaat tersebut, jumlah minimal bakteri yang dikonsumsi adalah 10 6 CFU/ml (Blanchette, 1996). Diklaim oleh Homayouni et al. (2008) untuk memenuhi standar internasional pada produk-produk yang mengandung probiotik, jumlah minimum sel bakteri probiotik yang hidup harus sebesar 10 7 sel per gram produk yang dikonsumsi pada akhir masa simpan. Dengan melihat fakta-fakta tersebut, maka peluang industri makanan fungsional berbahan dasar buah dan probiotik lokal seperti buah bligo dan Lactobacillus plantarum Dad13 dinilai dapat diterima masyarakat. Umumnya minuman dan makanan kesehatan yang selama ini beredar merupakan adaptasi dari makanan dan minuman kesehatan tradisional yang sudah lama berkembang dalam masyarakat (Frewer et al., 2003). Produk makanan fungsional dengan bentuk sari buah dinilai paling cocok untuk dikembangkan karena sari buah sudah beredar dan dikenal luas oleh masyarakat. Sari buah dapat ditingkatkan potensinya sebagai minuman kesehatan pembawa agensia probiotik karena lebih menjangkau semua jenis konsumen, baik konsumen vegetarian maupun yang alergi terhadap susu dan produk-produknya. Meski demikian produk sari buah berbahan dasar bligo saja dinilai kurang memiliki daya tarik sensoris dari segi rasa dan aroma, karena menurut Kapaleshwar (2010), bligo muda maupun yang sudah masak memiliki rasa

4 4 hambar dan aroma langu (Alsuhendra & Mardianty, 2014). Dengan demikian perlu adanya perbaikan aroma dan rasa dengan penambahan bahan alami. Pemilihan buah nanas sebagai campuran bligo untuk pembuatan sari buah, selain meningkatnya kualitas sensori dengan adanya keseimbangan rasa asam, perpaduan keduanya diduga dapat mendukung keberlangsungan hidup probiotik Lactobacillus plantarum Dad13. Hal tersebut berdasarkan klaim Srenivas & Lele (2013) yang menyatakan bahwa buah bligo dapat berpotensi sebagai prebiotik. Buah bligo memiliki ph 4,9 dan gula total 0,98 mg (0,98%), gula reduksi 0,69 mg (0,69%), serta asam tertitrasi 1,2% (Kapaleshwar, 2010). Sementara nanas memiliki ph 3,71 dan asam tertitrasi 2,03%, gula reduksi 10,5%, serta gula total 8,66% (Hemalatha & Anbuselvi, 2013; Sairi et al., 2004). Salah satu hal terpenting yang harus diperhatikan pada pembuatan minuman berbasis jus/sari buah adalah masa simpan. Hal tersebut dikarenakan lama penyimpanan secara tidak langsung dapat mempengaruhi daya terima konsumen terhadap warna, rasa, dan aroma serta secara langsung mempengaruhi ph, keasaman, dan kadar vitamin C. Selain daya terima dan sifat sensoris, viabilitas sel bakteri juga dipengaruhi oleh rentang waktu penyimpanan karena dapat terjadi eksposur oksigen dan fluktuasi suhu (Vasiljevic & Shah, 2008; Del Piano et al., 2006; Oliveira et al., 2012; Leahu et al., 2013). Dengan demikian penelitian terhadap minuman sari buah bligo-nanas tersuplementasi Lactobacillus plantarum Dad13 sebagai pengembangan produk minuman kesehatan agar memenuhi kriteria jumlah minimal sel probiotik dan dapat diterima konsumen perlu memperhatikan masa simpan.

5 5 B. Perumusan Masalah Bagaimana viabilitas sel Lactobacillus plantarum Dad13 dan daya terima konsumen terhadap minuman sari buah bligo-nanas yang disuplementasi dengan Lactobacillus plantarum Dad13 selama masa simpan? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui pengaruh lama penyimpanan terhadap viabilitas sel Lactobacillus plantarum Dad13 dan daya terima konsumen terhadap minuman sari buah bligo-nanas yang disuplementasi dengan Lactobacillus plantarum Dad Tujuan khusus a. Mengetahui adanya perbedaan viabilitas sel Lactobacillus plantarum Dad13 pada minuman sari buah bligo-nanas yang disuplementasi dengan Lactobacillus plantarum Dad13 berdasarkan variasi lama penyimpanan. b. Mengetahui adanya perbedaan daya terima konsumen terhadap minuman sari buah bligo-nanas yang disuplementasi dengan Lactobacillus plantarum Dad13 berdasarkan variasi lama penyimpanan. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi industri Memberikan informasi mengenai potensi lokal Indonesia berupa buah bligo dan bakteri Lactobacillus plantarum Dad13 yang dapat

6 6 dipadupadankan dan diolah menjadi produk minuman probiotik yang bermanfaat untuk kesehatan dengan nilai ekonomi yang tinggi dan dapat dikembangkan secara luas. 2. Bagi pemerintah Membantu pemerintah dengan memberikan informasi mengenai potensi tumbuhan asli Indonesia yaitu buah bligo yang dapat dimanfaatkan sebagai pangan fungsional. Dengan demikian produksi dan pemanfaatannya dapat ditingkatkan untuk menunjang kesejahteraan masyarakat. 3. Bagi masyarakat Memberikan informasi kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan potensi buah bligo secara maksimal. Sebagai usaha sosialisasi kepada masyarakat mengenai potensi buah bligo sebagai pangan fungsional. 4. Bagi peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam upaya pengembangan potensi bahan pangan lokal seperti buah bligo menjadi produk makanan fungsional dalam upaya pengembangan penelitian di bidang gizi dan kesehatan. Mengasah dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan pengujian daya terima dan uji viabilitas sel bakteri pada produk makanan. E. Keaslian Penelitian Penelitian dengan judul Minuman Sari Buah Bligo-Nanas yang Disuplementasi Probiotik Lokal Lactobacillus plantarum Dad13 Ditinjau dari Daya

7 7 Terima dan Viabilitas Sel Selama Penyimpanan ini merupakan penelitian asli karena belum pernah dilakukan. Penelitian yang sudah dilakukan terkait dengan pembuatan minuman kesehatan dengan suplementasi probiotik di antaranya : 1. Hartati (2002) : Suplementasi Lactobacilli Probiotik yang Mempunyai Kemampuan Asimilasi Kolesterol dan Dekonjugasi Garam Empedu dalam Sari Buah Pepaya-Nanas. Pada penelitian tersebut variabel yang diteliti adalah formulasi sari buah pepaya-nanas yang tepat, viabilitas sel lactobacilli, perubahan ph dan asam tertitrasi, perubahan gula reduksi dan gula total, dan daya terima konsumen melalui uji organoleptik. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa sari buah pepaya-nanas berpotensi sebagai minuman pembawa agensia probiotik karena viabilitas sel probiotik stabil meskipun mengalami penurunan pada bulan ketiga penyimpanan namun tidak sampai 1 siklus log. Sementara daya terima terhadap produk secara keseluruhan adalah sampai dengan 1 bulan masa penyimpanan pada suhu 4⁰C. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama-sama menguji daya terima dan viabilitas sel bakteri. Perbedaannya terletak pada bahan baku yang digunakan dan lama penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki keasaman produk minuman tersuplementasi probiotik yang terus meningkat selama masa simpan pada penelitian tersebut dengan mengganti bahan baku. Penelitian ini juga mengacu pada jumlah probiotik yang disuplementasikan pada sari buah yakni sebesar 10 9 CFU/ml. 2. Alsuhendra & Mardianty (2014) : Pengaruh Proses Ekstraksi terhadap Nilai ph, Kandungan Kalium, dan Daya Terima Sari Buah Bligo (Benincasa

8 8 hispida). Penelitian tersebut menggunakan bahan utama buah bligo dan bertujuan untuk mempelajari proses pengolahan buah bligo untuk dijadikan produk makanan fungsional. Penelitian tersebut terdiri dari 2 tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian lanjutan. Penelitian pendahuluan untuk menentukan formulasi terbaik perbandingan air dan buah bligo. Penelitian lanjutan untuk menilai ph, kandungan kalium, dan daya terima sari buah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perbandingan 75% buah bligo dan 25% air memiliki tingkat penerimaan konsumen paling baik dari segi rasa, aroma, maupun warna. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah jenis produk yang dihasilkan dan bahan utama yang dipakai yakni minuman sari buah dan buah bligo. Perbedaannya adalah penelitian tersebut menggunakan asam sitrat, essens lemon, natrium benzoat, dan pemanis sorbitol untuk memperbaiki kualitas sensori produk serta tidak ada proses fermentasi dengan bantuan bakteri. 3. Kapaleshwar (2010) : Standardization and Characterization of Value Added Ash Gourd (Benincasa hispida) Ready-to-Serve Beverage. Pada penelitian tersebut variabel yang diteliti meliputi ketersediaan buah bligo, ketersediaan produk-produk buah bligo, penggunaan buah bligo oleh masyarakat perkotaan dan pedesaan, penggunaan buah bligo pada Ayurvedic Health Care Center, parameter fisik buah bligo, komposisi kimia dan gizi buah bligo, ph, residu jus bligo, evaluasi sensoris, kualitas mikrobiologis, daya simpan ready to serve beverage, dan stabilitas ekstrak buah bligo. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa buah bligo masih banyak tersedia di pasaran dengan umur simpan antara 6-8 bulan. Produk-

9 9 produk buah bligo bervariasi seperti produk kering dari buah bligo yang dinamakan Sandige. Produk Sandige ini tersedia pada 40% dari toko-toko retail. Sekitar 50% dari penduduk perkotaan dan 53,3% dari penduduk desa memanfaatkan buah bligo dan mengolahnya menjadi Sandige. Buah bligo juga digunakan dalam Ayurvedic Health Care Centres dalam bentuk jus yang diberikan 2 kali sehari pada pasien dengan obesitas, epilepsi, dan nausea. Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa sebanyak 60% dari Ayurvedic Health Care Centres menggunakan buah bligo. Untuk bentuk dan ukuran dari buah bligo bervariasi dengan berat rata-rata sekitar 0,5-3 kg, panjang cm, ketebalan cm, serta lingkar buahnya cm. Untuk bagian yang dapat dimakan (BDD) per 100 g didapatkan kelembapan 96%; protein 0,58 g; lemak 0,28 g; karbohidrat 1,68 g; serat kasar 1 g; abu 0,6 %; zat besi 0,73 mg; tembaga 0,036 mg; dan seng 0,14 mg. Pada penelitian tersebut juga diungkapkan bahwa minuman siap saji dari buah bligo ini memiliki umur simpan 60 hari pada suhu dingin yaitu 5±2ºC dengan penurunan sifat sensoris. Pertumbuhan mikroba selama penyimpanan juga masih dalam batas aman karena kurang dari 30 CFU/ml. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada penelitian tersebut tidak menggunakan suplementasi bakteri probiotik, outcome dari penelitian tersebut lebih banyak seperti yang sudah disebutkan di atas. Persamaannya adalah penggunaan bahan baku sari buah yaitu buah bligo. 4. Firmansyah (2012) : Pengaruh Suhu dalam Pembuatan Minuman Probiotik Sari Buah Melon (Curcumismelo L.) dengan Starter Lactobacillus Bulgaricus Menggunakan Fermentor. Dalam penelitian tersebut digunakan bakteri probiotik dari spesies Lactobacillus bulgaricus yang

10 10 disuplementasikan ke dalam sari buah melon. Peneliti menggali pengaruh suhu terhadap kadar asam laktat dan proses pembuatan sari buah melon yang dihasilkan serta pengaruh kerja alat fermentor terhadap pembuatan sari buah melon. Hasil penelitian tersebut adalah suhu optimal dalam pembuatan sari buah melon adalah 35⁰C dengan ph 4, sedangkan untuk variabel ph didapat ph optimal yaitu ph 5. Pada penelitian tersebut diungkapkan bahwa hubungan antara ph dengan kandungan asam laktat yang dihasilkan bersifat linier. Semakin asam atau kecil ph saat fermentasi maka kandungan asam laktat semakin banyak. Kadar asam laktat pada variabel suhu yang dihasilkan dari fermentasi sari buah melon sudah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) karena kadarnya berkisar antara 0,5%-2,0% dengan ph berkisar antara 3-4,6. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah penggunaan bahan baku dan bakteri probiotik. Penelitian tersebut menggunakan bahan baku buah melon dengan bakteri Lactobacillus bulgaricus sedangkan penelitian ini menggunakan bahan baku buah bligo dan nanas dengan bakteri Lactobacillus plantarum Dad13. Outcome yang diteliti juga berbeda, penelitian tersebut tidak meneliti daya terima konsumen terhadap produk dan viabilitas sel bakteri namun hanya meneliti kadar asam laktat dan ph serta suhu yang optimum pada pembuatan sari buah. Persamaannya adalah penelitian ini sama-sama membuat produk sari buah yang disuplementasi bakteri probiotik. 5. Mayai (2011) : Studi Pembuatan Minuman Probiotik dari Sari Buah Kulit Nenas (Ananas comosus L) dengan Menggunakan Lactobacillus bulgaricus. Pada penelitian tersebut peneliti menggunakan bakteri probiotik berupa

11 11 Lactobacillus bulgaricus yang disuplementasikan ke dalam sari buah kulit nanas. Waktu fermentasi sari buah berbeda-beda yaitu 0 jam, 4 jam, 8 jam, dan 12 jam. Variabel terikat yang diteliti adalah kadar total asam laktat, ph, total padatan, gula reduksi, sifat organoleptik, dan jumlah bakteri asam laktat. Hasil penelitian tersebut adalah sari buah probiotik yang dihasilkan memiliki total asam laktat 1,584%, total padatan sebesar 7,5%, total bakteri asam laktat 14 x 10 6 CFU/ml, serta vitamin B 12 sebesar 0,54 mg/100 g. Untuk uji kesukaan dengan skala hedonik, rata-rata responden agak suka dengan produk yang dihasilkan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah penggunaan bahan baku dan bakteri probiotik yang digunakan. Penelitian tersebut menggunakan kulit buah nanas dan bakteri yang digunakan adalah bakteri Lactobacillus bulgaricus. Persamaannya adalah produk yang dihasilkan adalah sari buah yang disuplementasi bakteri probiotik dan outcome yang diteliti, penelitian sama-sama meneliti daya terima dan viabilitas sel bakteri probiotik yang disuplementasikan, namun pada penelitian tersebut selain meneliti 2 hal tersebut juga meneliti kadar total asam laktat, ph, total padatan, dan gula reduksi. 6. Ernawati (2003) : Efek Probiotik yang Disuplementasi pada Sari Buah Pepaya-Nanas terhadap Profil Lipid Serum dan Sifat Digesta Tikus Sprague Dawley. Dalam penelitian tersebut peneliti menggunakan campuran pepayananas yang disuplementasi dengan bakteri probiotik Lactobacillus sp. Dad13 yang efeknya diteliti secara in vivo dengan menggunakan tikus. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa pemberian probiotik dapat

12 12 meningkatkan total bakteri yang terdapat dalam digesta tikus. Penambahan agensia probiotik dapat menurunkan kolesterol dan LDL secara nyata. Perbedaan dengan penelitian ini adalah jenis dan desain penelitian. Penelitian ini tidak meneliti efek pemberian biomassa Lactobacilli secara in vivo karena hanya meneliti daya terima konsumen dan viabilitas sel Lactobacillus sp. Dad13. Penelitian tersebut menggunakan rancangan kelompok lengkap (RKP) sedangkan penelitian ini menggunakan rancangan acak sederhana. Persamaannya adalah penggunaaan bakteri probiotik dan campuran buah yaitu sama-sama menggunakan bakteri Lactobacillus sp. Dad13 dan penambahan buah nanas. 7. Yoon et al. (2005) : Production of Probiotic Cabbage Juice by Lactic Acid Bacteria. Dalam penelitian tersebut digunakan kubis sebagai bahan utama pembuatan jus pembawa agensia probiotik. Bakteri probiotik yang digunakan dari golongan bakteri asam laktat yaitu Lactobacillus plantarum C3, Lactobacillus casei A4,dan Lactobacillus delbrueckii D7. Pada penelitian tersebut perubahan ph, keasaman, kandungan gula, dan jumlah viable cells dimonitor sedemikian rupa. Hasil dari penelitian tersebut, ketiga kultur bakteri tumbuh dan berkembang dengan baik dan mencapai jumlah 10x10 8 CFU/ml setelah 48 jam fermentasi pada suhu 30⁰C. Setelah 4 minggu penyimpanan dingin, kultur Lactobacillus casei tidak dapat tumbuh karena ph terlalu rendah dan tingkat keasaman yang tinggi. L. casei kehilangan cell viabilitynya setelah 2 minggu penyimpanan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian tersebut dalam hal penggunaan bahan baku, jenis bakteri probiotik, dan beberapa outcome yang diteliti.

13 13 Persamaan dengan penelitian ini adalah produk yang dihasilkan yaitu minuman probiotik nonsusu dengan bahan baku buah. 8. Yoon et al. (2004) : Probiotication of Tomato Juice by Lactic Acid Bacteria. Dalam penelitian tersebut digunakan jus buah tomat yang kemudian difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus acidophilus LA39, Lactobacillus plantarum C3, Lactobacillus casei A4, dan Lactobacillus delbrueckii D7. Indikator yang dimonitor adalah perubahan ph, keasaman, kandungan gula, dan viable cell counts. Keempat kultur bakteri dapat tumbuh dengan baik dengan jumlah sel antara CFU/ml setelah 4 minggu masa penyimpanan dengan suhu 4⁰C. Penelitian ini berbeda dengan penelitian tersebut dalam hal jenis bahan baku, jenis probiotik yang digunakan, dan beberapa outcome yang diteliti. Persamaan dengan penelitian tersebut adalah produk yang dihasilkan samasama merupakan minuman probiotik nonsusu dengan bahan baku buah dengan mempertimbangkan masa penyimpanan. 9. Pereira et al. (2010) : Probiotic Beverage from Cashew Apple Juice Fermented with Lactobacillus casei. Dalam penelitian tersebut menggunakan Lactobacillus casei NRRL B-442 yang diinokulasikan pada jus buah jambu monyet. Penelitian tersebut menginvestigasi survivability ability dari L.casei selama penyimpanan dingin pada suhu 4⁰C selama 42 hari. Hasil dari penelitian tersebut adalah L.casei tumbuh selama penyimpanan dingin. Diungkapkan pula bahwa nilai kecerahan, yellowness, dan perubahan warna total dari jus jambu monyet meningkat sedangkan nilai redness menurun selama masa fermentasi dan penyimpanan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian tersebut dalam hal jenis bahan baku, jenis probiotik yang

14 14 digunakan, dan outcome yang diteliti. Persamaan dengan penelitian tersebut adalah produk yang dihasilkan sama-sama merupakan minuman probiotik nonsusu yang menggunakan bahan baku buah dan dilakukan penyimpanan produk dalam rentang waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat adalah es krim. Produk ini banyak digemari masyarakat, mulai dari anak anak hingga dewasa karena rasanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mineral, serta antosianin (Suzuki, dkk., 2004). antikanker, dan antiatherogenik (Indrasari dkk., 2010).

I. PENDAHULUAN. mineral, serta antosianin (Suzuki, dkk., 2004). antikanker, dan antiatherogenik (Indrasari dkk., 2010). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beras adalah salah satu jenis sereal yang dikonsumsi hampir satu setengah populasi manusia dan kira-kira 95% diproduksi di Asia (Bhattacharjee, dkk., 2002). Terdapat beberapa

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Tuntutan konsumen terhadap produk pangan saat ini, tidak hanya sekedar

BABI PENDAHULUAN. Tuntutan konsumen terhadap produk pangan saat ini, tidak hanya sekedar BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuntutan konsumen terhadap produk pangan saat ini, tidak hanya sekedar disukai secara sensoris dan bergizi, tetapi juga memiliki nilai tambah untuk meningkatkan kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ivo Hofia Nasren, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ivo Hofia Nasren, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini, penyebab kematian di Indonesia telah mengalami suatu pergeseran dari penyakit menular ke penyakit tidak menular, misalnya saja penyakit degeneratif. Penyakit

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SILVI DIANA SHOFI L0C

TUGAS AKHIR SILVI DIANA SHOFI L0C TUGAS AKHIR Pengaruh Suhu dan ph Dalam Pembuatan Minuman Probiotik Sari Buah Nanas (Ananas Comosus) Dengan Starter Lactobacillus Bulgaricus Menggunakan Alat Fermentor ( The Influence of Temperature and

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sinar matahari berlebih, asap kendaraan bermotor, obat-obat tertentu, racun

I. PENDAHULUAN. sinar matahari berlebih, asap kendaraan bermotor, obat-obat tertentu, racun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat terbebas dari senyawa radikal bebas. Asap rokok, makanan yang digoreng, dibakar, paparan sinar matahari berlebih, asap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogurt merupakan produk semi solid yang dibuat dari susu standarisasi dengan penambahan aktivitas simbiosis bakteri asam laktat (BAL), yaitu Streptococcous thermophilus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dadih adalah produk olahan susu khas Minangkabau fermentasi anaerob terbuat dari susu kerbau pada bambu dengan daun pisang sebagai penutup. Dadih mimiliki cita rasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan hasil sekresi kelenjar ambing (mamae) yang berasal dari pemerahan pada mamalia dan mengandung lemak, protein, laktosa, serta berbagai jenis vitamin (Susilorini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika misalnya, sebagian besar masyarakat menyukai minuman ini, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Amerika misalnya, sebagian besar masyarakat menyukai minuman ini, sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kopi merupakan salah satu minuman yang sangat di gemari oleh masyarakat Indonesia karena rasa dan aromanya. Minuman ini di gemari oleh segala umur secara turun temurun.

Lebih terperinci

Pengaruh Suhu Dalam Pembuatan Minuman Probiotik Sari Buah Melon (Curcumismelo L.) Dengan Starter Lactobacillus Bulgaricus Menggunakan Fermentor

Pengaruh Suhu Dalam Pembuatan Minuman Probiotik Sari Buah Melon (Curcumismelo L.) Dengan Starter Lactobacillus Bulgaricus Menggunakan Fermentor LAPORAN TUGAS AKHIR Pengaruh Suhu Dalam Pembuatan Minuman Probiotik Sari Buah Melon (Curcumismelo L.) Dengan Starter Lactobacillus Bulgaricus Menggunakan Fermentor ( The Influence of Temperature in The

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pampekan, merupakan kerabat dekat durian yaitu masuk dalam genus Durio.

I. PENDAHULUAN. Pampekan, merupakan kerabat dekat durian yaitu masuk dalam genus Durio. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Durian Lay (Durio kutejensis) atau dikenal juga dengan sebutan Pampekan, merupakan kerabat dekat durian yaitu masuk dalam genus Durio. Buah durian lay tergolong

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG III. KERANGKA PIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Pikiran Pangan fungsional mendapat nilai tertinggi kedua berdasarkan hasil penilaian konsumen terhadap pangan berdasarkan kepentingannya (Astawan, 2010),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jambi) ataupun yang berasal dari daging seperti sosis dan urutan/bebontot

I. PENDAHULUAN. Jambi) ataupun yang berasal dari daging seperti sosis dan urutan/bebontot I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia telah banyak mengenal produk pangan fermentasi antara lain yang berasal dari susu seperti yogurt, keju, es krim dan dadih (produk olahan susu fermentasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogurt adalah pangan fungsional yang menarik minat banyak masyarakat untuk mengkonsumsi dan mengembangkannya. Yogurt yang saat ini banyak dikembangkan berbahan dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. protektif bagi sistem pencernaan, probiotik juga diketahui memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN. protektif bagi sistem pencernaan, probiotik juga diketahui memiliki banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Probiotik didefinisikan sebagai mikroorganisme hidup yang jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup dapat meningkatkan kesehatan tubuh dan saluran pencernaan (FAO/WHO,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan. kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus

PENDAHULUAN. Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan. kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus PENDAHULUAN Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan manfaat kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus mampu menunjang aktivitas manusia. Produksi produk pangan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PKM-P. Oleh:

LAPORAN AKHIR PKM-P. Oleh: LAPORAN AKHIR PKM-P Formulasi dan Daya Terima Susu Fermentasi yang Ditambahkan Ganyong (Canna edulis. Kerr) sebagai Minuman Sinbiotik Serta Daya Hambatnya Terhadap Pertumbuhan E.coli. Oleh: Babang Yusup

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar PENDAHULUAN Latar Belakang Susu merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar mengingat banyaknya kasus gizi buruk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) berasal dari Amerika Tengah, pada tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia (Rukmana, 2001). Ubi jalar (Ipomoea

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditambahkan dengan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

BAB I PENDAHULUAN. ditambahkan dengan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Yoghurt merupakan salah satu olahan susu hasil fermentasi. Susu yang dipanaskan agar tidak terkontaminasi oleh bakteri lain, kemudian ditambahkan dengan starter Lactobacillus

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Salah satu sumber protein hewani yang memiliki nilai gizi tinggi adalah

PENDAHULUAN. Salah satu sumber protein hewani yang memiliki nilai gizi tinggi adalah I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber protein hewani yang memiliki nilai gizi tinggi adalah daging dan menduduki peringkat teratas sebagai salah satu sumber protein hewani yang paling banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurfahmia Azizah, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurfahmia Azizah, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan akibat radikal bebas terhadap sel normal pada tubuh yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan kebutuhan gizi dan bertambahnya tingkat pendapatan mayarakat, menyebabkan permintaan bahan pangan yang

Lebih terperinci

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yaitu berkisar jam pada suhu ruang 27 C. Salah satu alternatif untuk

I. PENDAHULUAN. yaitu berkisar jam pada suhu ruang 27 C. Salah satu alternatif untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mie basah merupakan produk pangan yang terbuat dari terigu dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan, berbentuk khas mie (Badan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Pemikiran, dan (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

1 PENDAHULUAN. Pemikiran, dan (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. 1 PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, dan (6) Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan makanan mengalami pergeseran dari waktu ke waktu. Berawal dari istilah empat sehat lima sempurna, dimana setiap orang disarankan untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Broiler merupakan unggas penghasil daging sebagai sumber protein hewani yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat. Permintaan daging

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. limbah-limbah pasar dan agroindustri. Salah satu cara untuk mengatasi

I. PENDAHULUAN. limbah-limbah pasar dan agroindustri. Salah satu cara untuk mengatasi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini ketersediaan pakan hijauan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain ketersediaan bahan baku, musim, berkembangnya pemukiman masyarakat, sehingga peternak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan pangan hewani (daging, telur, dan susu) dari waktu ke waktu cenderung meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu jenis makanan atau mmuman fungsional yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu jenis makanan atau mmuman fungsional yang banyak BABI PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu jenis makanan atau mmuman fungsional yang banyak dikembangkan akhir-akhir ini adalah produk probiotik. Makanan atau minuman probiotik merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu produk pangan fungsional yang berkembang saat ini dan baik untuk kesehatan usus adalah produk sinbiotik. Produk sinbiotik merupakan produk yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di Indonesia produk pangan hasil fermentasi semakin meningkat seiring berkembangnya bioteknologi. Hasil olahan fermentasi yang sudah banyak diketahui oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. biakan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Rasa asam

BAB 1 PENDAHULUAN. biakan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Rasa asam 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Askar (2005), yoghurt adalah salah satu hasil olahan pangan yang terbuat dari susu melalui proses fermentasi susu dengan menggunakan biakan Lactobacillus bulgaricus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tempe merupakan produk pangan khas Indonesia berbahan kedelai yang diolah melalui fermentasi kapang Rhizopus oligosporus. Tempe sangat familiar dikalangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam susu dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Di dalam kehidupan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. dalam susu dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Di dalam kehidupan sehari-hari, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia karena kelezatan dan komposisi gizi yang ideal, zat makanan yang terkandung di dalam susu dapat dimanfaatkan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Biji wijen telah lama digunakan sebagai bahan pangan karena nilai gizinya

1. PENDAHULUAN. Biji wijen telah lama digunakan sebagai bahan pangan karena nilai gizinya 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biji wijen telah lama digunakan sebagai bahan pangan karena nilai gizinya yang cukup tinggi. Komposisi utama biji wijen adalah lemak (45-63%), protein (19-31%), karbohidrat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pisang merupakan buah-buahan dengan jenis yang banyak di Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok dan masih banyak lagi. Menurut Kementrian

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bersifat komplek dan kronis. Terjadinya infeksi atau inflamasi pada penderita DM

BAB I. PENDAHULUAN. bersifat komplek dan kronis. Terjadinya infeksi atau inflamasi pada penderita DM BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik yang bersifat komplek dan kronis. Terjadinya infeksi atau inflamasi pada penderita DM merupakan penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dewasa ini masyarakat semakin menyadari akan pentingnya kesehatan, sehingga pola konsumsi makanan bergeser ke arah makanan fungsional. Makanan fungsional didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Yoghurt merupakan salah satu bentuk produk minuman hasil pengolahan susu yang memanfaatkan mikroba dalam proses fermentasi susu segar menjadi bentuk produk emulsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsumsi produk pangan hasil fermentasi semakin meningkat seiring berkembangnya bioteknologi. Produk-produk fermentasi dapat berbahan dari produk hewani maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat beragam dan tergolong ke dalam jenis buah tropis seperti rambutan, nanas,

BAB I PENDAHULUAN. sangat beragam dan tergolong ke dalam jenis buah tropis seperti rambutan, nanas, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu produk pertanian unggulan yang banyak dihasilkan di Indonesia sebagai negara agraris. Jenis buah yang dihasilkan sangat beragam dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman jagung (Zea mays) merupakan salah satu bahan makanan alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, jagung juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yoghurt adalah susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri yang bersifat asam. Bakteri yang digunakan untuk fermentasi yoghurt adalah biakan campuran Lactobacillus

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, dan (6) Hipotesis Penelitian.

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi bahan pangan yang

BAB I. Pendahuluan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi bahan pangan yang 1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi bahan pangan yang bermanfaat bagi kesehatan mendorong berbagai inovasi pengolahan produk pangan, salah satunya poduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Allah SWT telah memerintahkan kepada kita untuk mengkonsumsi makanan yang halal lagi baik dari rizqi yang terdapat di bumi. Hal tersebut telah dijelaskan dalam firman-nya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit hipertensi termasuk penyakit kronik akibat gangguan sistem

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit hipertensi termasuk penyakit kronik akibat gangguan sistem I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi termasuk penyakit kronik akibat gangguan sistem sirkulasi darah yang menjadi masalah besar bagi masyarakat. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah pisang merupakan buah yang sering dikonsumsi oleh masyarakat dibandingkan dengan buah yang lain. Buah pisang memiliki kandungan gizi yang tinggi, diantaranya mengandung

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. pentingnya makanan sehat mengalami peningkatan. Hal ini mendorong timbulnya

BABI PENDAHULUAN. pentingnya makanan sehat mengalami peningkatan. Hal ini mendorong timbulnya BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman, kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan sehat mengalami peningkatan. Hal ini mendorong timbulnya kecenderungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu adalah cairan yang dihasilkan dari sekresi kelenjar mammae hewan mamalia yang fungsi utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi anak hewan yang baru lahir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenakkan, karena merasa amis, mual dan sebagainya. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. mengenakkan, karena merasa amis, mual dan sebagainya. Oleh karena itu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini masyarakat Indonesia mengkonsumsi susu untuk memenuhi gizi setiap hari, karena susu mempunyai kandungan gizi tinggi yang diperlukan oleh tubuh. Menurut

Lebih terperinci

Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jumlah kasus gizi

Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jumlah kasus gizi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Status gizi merupakan salah satu penentu kualitas kesehatan manusia. Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jumlah kasus gizi buruk pada tahun 2007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, salah satu bahan pangan asal ternak yang dapat digunakan adalah susu. Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi diet tinggi lemak dan fruktosa di masyarakat saat ini mulai meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya konsumsi junk food dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian yang khusus dari masyarakat dilingkungan sekitar. dapat dimanfaatkan salah satunya limbah ampas tahu.

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian yang khusus dari masyarakat dilingkungan sekitar. dapat dimanfaatkan salah satunya limbah ampas tahu. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemanfaatan limbah di era globalisasi seperti sekarang ini kurang mendapat perhatian yang khusus dari masyarakat dilingkungan sekitar. Kurangnya kesadaran masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produksi buah tropis di Indonesia cukup beragam, salah satu buah yang dibudidayakan adalah buah nanas yang cukup banyak terdapat di daerah Lampung, Subang, Bogor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil olahan fermentasi sudah banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain. Salah satu yang populer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya perkembangan teknologi menyebabkan perubahan gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. Adanya perkembangan teknologi menyebabkan perubahan gaya hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Adanya perkembangan teknologi menyebabkan perubahan gaya hidup masyarakat. Masyarakat sekarang ini cenderung untuk memilih hidup sehat. Gaya hidup sehat tersebut ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanas (Ananas comosus (L) Merr.) adalah buah yang memiliki mata yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat tumbuh subur di daerah beriklim

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berasal dari susu seperti yogurt, keju, es krim dan dadih (produk olahan susu fermentasi

I. PENDAHULUAN. berasal dari susu seperti yogurt, keju, es krim dan dadih (produk olahan susu fermentasi I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masyarakat Indonesia telah banyak mengenal produk pangan fermentasi antara lain yang berasal dari susu seperti yogurt, keju, es krim dan dadih (produk olahan susu fermentasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan perhatian lebih dibandingkan permasalahan kesehatan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan perhatian lebih dibandingkan permasalahan kesehatan lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, masalah gizi merupakan masalah kompleks yang masih mendapatkan perhatian lebih dibandingkan permasalahan kesehatan lainnya. Persoalan gizi yang memiliki

Lebih terperinci

bermanfaat bagi kesehatan manusia. Di dalam es krim yoghurt dapat

bermanfaat bagi kesehatan manusia. Di dalam es krim yoghurt dapat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Badan Standarisasi Nasional (1995), es krim adalah jenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau dari campuran susu, lemak hewani

Lebih terperinci

Suplementasi Probiotik (Lactobacillus plantarum) dalam Sari Buah Sebagai Alternatif Produk Pangan Fungsional

Suplementasi Probiotik (Lactobacillus plantarum) dalam Sari Buah Sebagai Alternatif Produk Pangan Fungsional Suplementasi Probiotik (Lactobacillus plantarum) dalam Sari Buah Sebagai Alternatif Produk Pangan Fungsional Ernanin Dyah Wijayanti 1, Ambar Fidyasari 2, Fitri Eka Lestari 2 1) Akademi Farmasi Putra Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan efek menyehatkan bagi inangnya dengan cara memperbaiki komposisi

I. PENDAHULUAN. memberikan efek menyehatkan bagi inangnya dengan cara memperbaiki komposisi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan konsumen akan produk yang dapat memberikan efek menguntungkan bagi kesehatan mendorong pengembangan probiotik. Probiotik adalah mikroorganisme

Lebih terperinci

penyakit kardiovaskuler (Santoso, 2011).

penyakit kardiovaskuler (Santoso, 2011). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber serat pangan yang mudah ditemukan dalam bahan pangan dan hampir selalu terdapat pada hidangan sehari-hari masyarakat Indonesia,

Lebih terperinci

Pengaruh Suhu dan ph Pada Pembuatan Yoghurt Jahe Dengan Starter Lactobacillus Bulgaricus Menggunakan Alat Fermentor

Pengaruh Suhu dan ph Pada Pembuatan Yoghurt Jahe Dengan Starter Lactobacillus Bulgaricus Menggunakan Alat Fermentor TUGAS AKHIR Pengaruh Suhu dan ph Pada Pembuatan Yoghurt Jahe Dengan Starter Lactobacillus Bulgaricus Menggunakan Alat Fermentor ( The Influence of Temperature and ph to Make Ginger Yoghurt with Lactobacillus

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI STARTER TERHADAP KUALITAS KEFIR SUSU SAPI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI PENURUN KADAR KOLESTEROL DARAH MENCIT (Mus musculus)

PENGARUH KONSENTRASI STARTER TERHADAP KUALITAS KEFIR SUSU SAPI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI PENURUN KADAR KOLESTEROL DARAH MENCIT (Mus musculus) PENGARUH KONSENTRASI STARTER TERHADAP KUALITAS KEFIR SUSU SAPI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI PENURUN KADAR KOLESTEROL DARAH MENCIT (Mus musculus) Irfatun Nihayah Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dadih merupakan hasil olahan susu fermentasi yang berasal dari Sumatera Barat, Jambi dan Riau.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dadih merupakan hasil olahan susu fermentasi yang berasal dari Sumatera Barat, Jambi dan Riau. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dadih merupakan hasil olahan susu fermentasi yang berasal dari Sumatera Barat, Jambi dan Riau. Bahan dasar dadih yang sering digunakan yaitu susu kerbau segar yang difermentasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Kita mengenal tempe, oncom, kecap, tahu, yang dibuat

Lebih terperinci

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang AgroinovasI Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang Pisang kaya akan karbohidrat dan mempunyai kandungan gizi yang baik yaitu vitamin (provitamin A, B dan C) dan mineral

Lebih terperinci

5.1 Total Bakteri Probiotik

5.1 Total Bakteri Probiotik V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Total Bakteri Probiotik Berdasarkan hasil pengamatan (Lampiran 3) menunjukkan bahwa perlakuan penambahan bakteri L. acidophilus pada perbandingan tepung bonggol pisang batu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh semua lapisan masyarakat. Salah satu jamur yang banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yoghurt merupakan salah satu produk minuman susu fermentasi yang populer di kalangan masyarakat. Yoghurt tidak hanya dikenal dan digemari oleh masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia,

BAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia, terdapat banyak pelajaran yang dapat diambil dari segala ciptaannya. Sekecilkecilnya makhluk ciptaannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perunggasan merupakan salah satu penyumbang sumber pangan hewani yang

I. PENDAHULUAN. perunggasan merupakan salah satu penyumbang sumber pangan hewani yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di Indonesia berkembang pesat dengan kemajuan tekhnologi hingga saat ini. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang pesat tersebut diikuti pula dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali dijual olahan susu fermentasi, salah satunya adalah yoghurt. Yoghurt memiliki nilai gizi yang lebih besar daripada susu segar karena terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya status ekonomi masyarakat dan banyaknya iklan produk-produk pangan menyebabkan perubahan pola konsumsi pangan seseorang. Salah satunya jenis komoditas pangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanas merupakan buah tropis yang banyak dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2013) dalam Lathiifah dkk. (2014), produksi nanas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. serta mengkonsumsi produk pangan yang baik untuk pencernaan. Probiotik berkembang makin pesat sejalan dengan makin banyaknya

I. PENDAHULUAN. serta mengkonsumsi produk pangan yang baik untuk pencernaan. Probiotik berkembang makin pesat sejalan dengan makin banyaknya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi ini, kebutuhan dan keinginan manusia yang semakin meningkat berpengaruh pada perubahan gaya hidup khususnya pola makan seharihari. Pola makan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak abad II sebelum Masehi susu kedelai sudah dibuat di negara Cina, dan kemudian berkembang ke Jepang. Setelah Perang Dunia II baru berkembang ke Asia Tenggara.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hasil produksi pengembangan ayam broiler akan semakin tinggi.

I. PENDAHULUAN. hasil produksi pengembangan ayam broiler akan semakin tinggi. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan di Indonesia dewasa ini sudah berkembang sangat pesat, seiring dengan kesadaran dari masyarakat akan pentingnya kebutuhan gizi terutama protein yang berasal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh adalah salah satu minuman terkenal di dunia, termasuk di

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh adalah salah satu minuman terkenal di dunia, termasuk di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teh adalah salah satu minuman terkenal di dunia, termasuk di Indonesia. Teh juga merupakan salah satu bahan penyegar yang penggunaannya populer di Indonesia selain kopi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan

Lebih terperinci

pangan fungsional yang beredar di pasaran. Salah satu pangan fungsional yang

pangan fungsional yang beredar di pasaran. Salah satu pangan fungsional yang III. KERANGKA PIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Pikiran Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan memicu banyaknya produk pangan fungsional yang beredar di pasaran. Salah satu pangan fungsional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Akan tetapi, perubahan gaya hidup dan pola makan yang tak sehat akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Akan tetapi, perubahan gaya hidup dan pola makan yang tak sehat akan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan dan sosial mulai timbul ketika usia harapan hidup bertambah. Hal ini menyebabkan adanya perubahan pola hidup pada diri manusia. Akan tetapi, perubahan

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Dewasa ini, manusia mengkonsumsi makanan maupun minuman bukan

BABI PENDAHULUAN. Dewasa ini, manusia mengkonsumsi makanan maupun minuman bukan BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, manusia mengkonsumsi makanan maupun minuman bukan sekedar untuk mempertahankan kehidupan, melainkan juga hertujuan untuk meningkatkan kesehatan. Dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Diversifikasi produk olahan kelapa yang cukup potensial salah satunya adalah

I. PENDAHULUAN. Diversifikasi produk olahan kelapa yang cukup potensial salah satunya adalah I. PENDAHULUAN A. Latar belakang dan Masalah Diversifikasi produk olahan kelapa yang cukup potensial salah satunya adalah pengembangan santan menjadi minuman susu kelapa. Santan kelapa sebagai bahan baku

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan,

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging ayam broiler adalah bahan pangan sumber protein hewani yang berkualitas tinggi karena mengandung asam amino esensial yang lengkap, lemak, vitamin, dan mineral serta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A.Tinjauan Pustaka. 1.Tanaman Tebu. tinggi dibanding tanaman lain dalam hal pemenuhan kebutuhan pemanis (Lutony,

BAB II LANDASAN TEORI. A.Tinjauan Pustaka. 1.Tanaman Tebu. tinggi dibanding tanaman lain dalam hal pemenuhan kebutuhan pemanis (Lutony, BAB II LANDASAN TEORI A.Tinjauan Pustaka 1.Tanaman Tebu Tanaman tebu merupakan sumber pemanis yang paling populer di dunia. Selain itu tanaman tebu juga diketahui mempunyai tingkat produksi gula yang tinggi

Lebih terperinci

Pengaruh waktu dan Nutrien dalam pembuatan yoghurt dari susu dengan starter plain Lactobacillus Bulgaricus menggunakan alat fermentor

Pengaruh waktu dan Nutrien dalam pembuatan yoghurt dari susu dengan starter plain Lactobacillus Bulgaricus menggunakan alat fermentor TUGAS AKHIR Pengaruh waktu dan Nutrien dalam pembuatan yoghurt dari susu dengan starter plain Lactobacillus Bulgaricus menggunakan alat fermentor ( The Influence of Time and Nutrient in The Manufacture

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai :(1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai :(1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai :(1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis

Lebih terperinci

masyarakat adalah keju, yoghurt, kefir, maupun susu fermentasi (Siswanti,

masyarakat adalah keju, yoghurt, kefir, maupun susu fermentasi (Siswanti, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai makanan maupun minuman yang memiliki dampak yang positif bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini banyak sekali minuman fermentasi yang dijual dipasaran, salah satunya yoghurt. Yoghurt mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan susu segar sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekatul tidak banyak dikenal di masyarakat perkotaan, khususnya anak muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari beras yang terlepas saat

Lebih terperinci