BAB III OBYEK PENELITIAN. transaksi perdagangan di Bursa Efek Indonesia PGAS, merupakan sebuah perusahaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III OBYEK PENELITIAN. transaksi perdagangan di Bursa Efek Indonesia PGAS, merupakan sebuah perusahaan"

Transkripsi

1 BAB III OBYEK PENELITIAN III.1. Sejarah Perusahaan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau sering disebut PGN dengan kode transaksi perdagangan di Bursa Efek Indonesia PGAS, merupakan sebuah perusahaan milik negara yang dirintis sejak tahun 1859, ketika masih bernama Firma LJN Enthoven & Co. Kemudian pada tahun 1950, oleh Pemerintah Belanda, perusahaan tersebut diberi nama NV Overzeese Gas en Electriciteit Maatschapij (NV OGEM). Namun, pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia mengambil alih kepemilikan firma tersebut dan mengubah namanya menjadi Penguasa Perusahaan Peralihan Listrik dan Gas (P3LG). Seiring dengan perkembangan Pemerintahan Indonesia, pada tahun 1961 status perusahaan itu beralih menjadi BPU-PLN. Pada tanggal 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19/1965, perusahaan ditetapkan sebagai perusahaan negara dan dikenal sebagai Perusahaan Gas Negara (PGN). Kemudian, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1984, perseroan berubah status hukumnya dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perusahaan Umum (Perum). Setelah itu, status perusahaan diubah dari Perum menjadi Perseroan Terbatas yang dimiliki oleh negara berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994 dan Akta Pendirian Perusahaan No. 486 tanggal 30 Mei 1996 yang diaktakan oleh notaris Adam Kasdarmaji, S.H.. Seiring dengan perubahan status perseroan menjadi perusahaan terbuka, anggaran dasar perusahaan diubah dengan Akta Notaris No.5 dari Fathiah Helmi, S.H. tanggal 13 November 2003, yang antara lain berisi tentang 35

2 perubahan struktur permodalan. Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C HT Th tanggal 4 November 2003, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia dengan No.94 Tambahan No tanggal 24 November Pada tanggal 5 Desember 2003, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal untuk melakukan penawaran umum saham perdana kepada masyarakat sebanyak saham, yang terdiri dari saham dari divestasi saham Pemerintah Republik Indonesia, pemegang saham perseroan dan saham baru. Sejak saat itu, nama resmi Perseroan menjadi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Saham perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 15 Desember 2003 dengan kode transaksi perdagangan PGAS. III.2. Landasan Hukum Landasan hukum perusahaan menggunakan berbagai peraturan perundangan, antara lain: 1. PP No.19/1965. Dasar hukum pendirian. 2. UU Migas No.22 Tahun Dengan telah disahkannya UU Migas, maka kerangka hukum bisnis migas di Indonesia mengalami perubahan yang cukup signifikan, tidak hanya terjadi pada sektor hulu tetapi juga pada sektor hilir dimana perusahaan melakukan kegiatan usahanya saat ini. 3. Menteri Kehakiman Nomor: C HT Th.96 Tanggal: 31 Mei 1996 tentang pengesahan badan hukum. 36

3 4. Persetujuan Menteri Kehakiman atas Akta Perubahan Anggaran Dasar Nomor: C HT Th.99 Tanggal: 10 Desember Undang-Undang RI No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. 6. Undang-Undang RI No.19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. 7. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). III.3. Visi dan Misi Perusahaan Visi Perusahaan Menjadi perusahaan kelas dunia dalam pemanfaatan gas bumi. Misi Perusahaan Meningkatkan nilai tambah Perusahaan bagi stakeholder melalui: Penguatan bisnis inti di bidang transportasi, niaga gas bumi dan pengembangannya. Pengembangan usaha pengolahan gas. Pengembangan usaha jasa operasi, pemeliharaan dan keteknikan yang berkaitan dengan industri migas. Profitisasi sumber daya dan aset perusahaan dengan mengembangkan usaha lainnya. 37

4 III.4. Strategi dan Tujuan Perusahaan Strategi Perusahaan Menyelesaikan pembangunan infrastruktur jaringan pipa transmisi gas yang terpadu dengan jaringan distribusi yang diharapkan akan tumbuh peran serta pelaku bisnis disepanjang rantai bisnis gas bumi dari sektor hulu ke sektor hilir, dalam rangka mempersiapkan Unbundling dan Open Access. Tujuan Perusahaan Tujuan Perusahaan ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994 sebagai berikut: Mengembangkan dan memanfaatkan gas bagi kepentingan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perusahaan. Menyediakan gas dalam jumlah dan mutu yang memadai untuk melayani kebutuhan masyarakat. III.5. Kegiatan Usaha Perusahaan Sebagai Penyedia Utama Gas Bumi, PGN memiliki dua bidang usaha yaitu distribusi (penjualan) dan transmisi (transportasi) gas bumi melalui jaringan pipa yang tersebar di seluruh wilayah usaha. Usaha distribusi meliputi kegiatan pembelian gas bumi dari pemasok dan penjualan gas bumi melalui jaringan pipa distribusi ke pelanggan rumah tangga, komersial dan industri. Sedangkan usaha transmisi merupakan kegiatan pengangkutan (transportasi) gas bumi melalui jaringan pipa transmisi dari sumber-sumber gas ke pengguna industri. 38

5 III.5.1. Kegiatan Usaha Distribusi PGN mendistribusikan produk gas bumi melalui jaringan pipa distribusi ke para pelanggan. Kegiatan usaha ini memberikan kontribusi sebesar 81% dari total pendapatan yang diperoleh pada tahun PGN merupakan pelaku utama dalam kegiatan usaha distribusi gas di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 94%. Jaringan layanan mencakup delapan kota utama di Indonesia yaitu Jakarta, Bogor, Cirebon, Palembang, Surabaya, Medan, Batam dan Pekanbaru yang didukung oleh jaringan pipa distribusi sepanjang km dengan kapasitas sebesar 831 MMSCFD. Pasokan Gas dan Kontrak pembelian sebelum diberlakukan UU Migas No. 22/2001, PGN memperoleh pasokan gas bumi terutama dari Pertamina DOH Cirebon dan BP Muara Karang untuk memenuhi kebutuhan pasar gas bumi di wilayah distribusi Jawa Bagian Barat. Sedangkan untuk wilayah distribusi Jawa Bagian Timur memperoleh pasokan gas bumi dari EMP Kangean dan Lapindo Brantas, untuk wilayah distribusi Sumatera Bagian Utara memperoleh pasokan gas bumi dari Pertamina DOH Pangkalan Brandan. Setelah diberlakukan UU Migas No. 22/2001, PGN memperoleh pasokan gas bumi secara langsung dari produsen gas bumi antara lain Pertamina, BP Indonesia, Lapindo Brantas, ConocoPhillips dan Ellipse. Kontrak pembelian gas bersifat jangka panjang antara 10 tahun sampai dengan 20 tahun. Perjanjian pembelian gas bumi jangka panjang dimaksudkan untuk mendapatkan jaminan pasokan gas bumi secara lebih pasti agar kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan dapat terpenuhi dengan lebih baik. Dalam rangka penetrasi pasar ke wilayah yang menjadi target perusahaan, maka daerah layanan pasar dibagi menjadi tiga wilayah distribusi, sebagai berikut: 39

6 1. SBU Distribusi Wilayah I, Jawa Bagian Barat yang terdiri dari Jakarta, Banten, Bekasi, Karawang, Bogor, Cirebon, Palembang dan Bandung. 2. SBU Distribusi Wilayah II, Jawa Bagian Timur yang terdiri dari Surabaya- Gresik, Sidoarjo-Mojokerto dan Pasuruan-Probolinggo serta Semarang dan Makasar. 3. SBU Distribusi Wilayah III, Sumatera Bagian Utara yang terdiri dari Medan, Batam dan Pekanbaru. III.5.2. Kegiatan Usaha Transmisi Kegiatan usaha transmisi meliputi tranportasi gas bumi dari lapangan gas milik produsen melalui jaringan pipa transmisi bertekanan tinggi ke stasiun penyerahan pembeli. Dalam kapasitasnya sebagai pengangkut gas bumi dari produsen ke konsumen, PGN memperoleh pendapatan jasa transportasi (Toll Fee). Khusus untuk melayani PLN Panaran (Batam), selain mendapat jasa transportasi, perusahaan bertindak sebagai penjual gas bumi. PGN mengoperasikan jaringan pipa transmisi sepanjang km dengan kapasitas sebesar 887 MMSCFD dan tingkat utilisasi sebesar 54%. Kapasitas ini mewakili sekitar 47% pangsa pasar kegiatan usaha transmisi di Indonesia. Jangkauan layanan transmisi PGN meliputi ruas Grissik-Duri dan Grissik-Singapura dilakukan oleh anak perusahaan PGN yaitu PT Transportasi Gas Indonesia (Transgasindo). 40

7 III.6. Struktur Organisasi Dalam rangka mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki dan menangkap peluang usaha, diperlukan suatu struktur organisasi yang adaptif dan dinamis dalam menghadapi tantangan usaha yang semakin kompetitif. Berikut adalah bagan struktur organisasi perusahaan dengan nomor: K/OT.00/UT/2009. Tanggal 12 Januari Tabel III.1 Struktur Organisasi PGN 41

8 STRUKTUR ORGANISASI DIREKTUR UTAMA DIREKTUR PENGEMBANGAN DIREKTUR PENGUSAHAAN DIREKTUR KEUANGAN DIREKTUR UMUM DIREKTUR NON EKSEKUTIF SATUAN PENGAWASAN INTERN PENGEMBANGAN USAHA PEMASARAN ANGGARAAN SUMBER DAYA MANUSIA SEKRETARIS PERUSAHAAN BIRO HUKUM KORPORAT PERENCANAAN ENJINIRING PENJUALAN KORPORAT PENJUALAN KORPORAT ORGANISASI DAN PROSES BISNIS KOMUNIKASI KORPORAT PEMBANGUNAN SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PASOKAN GAS OPERASI AKUNTANSI KEUANGAN PERUSAHAAN LOGISTIK LAYANAN UMUM DAN PENGAMANAN PERUSAHAAN HUBUNGAN INVESTOR SEKRETARIAT DIREKSI TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN KORPORAT UNIT OPERASIONAL SBU TRANSMISI SBU TRANSMISI DAN SBU DAN SBU DISTRIBUSI DISTRIBUSI 42

9 III.7. Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance) Perusahaan percaya bahwa implementasi tata kelola perusahaan merupakan hal yang sangat penting untuk memperoleh dan mempertahankan kepercayaan investor. Tata kelola perusahaan yang baik adalah bagaimana perusahaan memberikan keuntungan yang optimal bagi pemegang saham secara etis, legal, berkelanjutan dan tetap memperhatikan kepentingan serta keadilan bagi pemangku kepentingan lainnya. Penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan merupakan wujud kepatuhan perusahaan terhadap keputusan Menteri BUMN nomor Kep-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek GCG pada BUMN. Namun lebih dari itu, perusahaan sadar bahwa cara terbaik untuk mewujudkan tujuan perusahaan adalah dengan menerapkan prinsipprinsip tata kelola perusahaan dengan sebaik-baiknya. III.7.1. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Perseroan senantiasa menerapkan dengan sebaik-baiknya seluruh prinsipprinsip GCG yang meliputi: a. Prinsip Transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai Perseroan. b. Prinsip Kemandirian berarti bahwa perseroan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 43

10 c. Prinsip Akuntabilitas berarti adanya kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban Organ Perseroan sehingga pengelolaan perseroan terlaksana secara efektif. d. Prinsip Pertangungjawaban merupakan kesesuaian prinsip-prinsip GCG dalam pengelolaan perusahaan dengan peraturan perundangan yang berlaku. e. Prinsip Kewajaran yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak para Stakeholders berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. III.7.2. Organ Perusahaan Organ Perseroan secara signifikan sangat berpengaruh pada penerapan GCG. Mereka melaksanakan fungsi, wewenang serta tanggung jawab masing-masing sesuai peraturan perundang-undangan. Organ perseroan terdiri dari: III Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Rapat Umum Pemegang Saham adalah Organ Perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris, dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang atau anggaran dasar. Salah satu wewenang tersebut adalah meminta pertanggungjawaban Dewan Komisaris dan Direksi terkait dengan pengelolaan perusahaan. Perusahaan menjamin untuk memberikan segala keterangan yang berkaitan dengan Perseroan kepada RUPS, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan Perseroan dan peraturan perundang-undangan. Perseroan mengenal dua macam RUPS, yaitu: 44

11 a. RUPS Tahunan yaitu RUPS yang diselenggarakan untuk membahas Laporan Tahunan yang diajukan oleh Direksi mengenai keadaan dan jalannya Perseroan, hasil yang telah dicapai, gambaran umum mengenai perkembangan Perseroan di masa yang akan datang, kegiatan utama Perseroan dan perubahannya selama tahun buku, serta rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan Perseroan. b. RUPS Luar Biasa yaitu RUPS yang dapat diadakan sewaktu-waktu bila diperlukan untuk membahas berbagai agenda seperti perubahan Anggaran Dasar, pengangkatan dan pemberhentian anggota Komisaris dan/atau Direksi serta agenda-agenda lain yang dianggap perlu. III Dewan Komisaris Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberi nasihat kepada Direksi. Dewan Komisaris juga melaksanakan tugas, tanggung jawab dan wewenang lainnya sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, Peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau berdasarkan keputusan RUPS, termasuk memantau efektifitas pelaksanaan GCG yang diterapkan Perseroan. Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada RUPS. a. Komposisi Komisaris Perseroan menetapkan komposisi Komisaris sedemikian rupa, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara cepat dan tepat. Komisaris dituntut agar bertindak secara independen, tanpa adanya benturan kepentingan yang dapat mengganggu kemampuannya untuk melaksanakan tugas secara mandiri dan kritis, 45

12 baik dalam hubungan satu sama lain maupun hubungan dengan Direksi. Komisaris Independen paling sedikit berjumlah 30% (tiga puluh persen) dari keseluruhan jumlah anggota Komisaris, sehingga terdapat jaminan kemandirian pengambilan keputusan oleh Komisaris. b. Tanggung Jawab Komisaris Dewan Komisaris merupakan Organ Perseroan yang bertanggungjawab untuk memberikan persetujuan atau rekomendasi sesuai kewenangan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan RUPS serta melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus, memberikan pengarahan dan pendapat kepada Direksi dalam menjalankan kepengurusan Perseroan. Komisaris juga memiliki tanggung jawab untuk melakukan pemantauan terhadap efektivitas praktik GCG, dan memberikan saran-saran perbaikan mengenai sistem dan implementasi GCG. c. Rapat Komisaris Rapat Komisaris diselenggarakan minimal satu kali dalam satu bulan. Rapat Komisaris terdiri dari Rapat Internal Komisaris dan Rapat Komisaris dengan mengundang Direksi. Rapat Komisaris dapat diadakan di seluruh wilayah Republik Indonesia yang ditetapkan oleh Komisaris. Setiap Rapat Komisaris selalu dibuatkan risalah rapat yang menggambarkan jalannya rapat. Risalah Rapat Asli diadministrasikan sebagaimana dokumen Perseroan lainnya. d. Komite-Komite Komisaris Komisaris membentuk beberapa komite sesuai dengan kebutuhan Perseroan dan dengan tetap mempertimbangkan efektivitas komite tersebut dalam mendukung 46

13 kinerja Perseroan. Komite-komite yang berada dibawah pengawasan Dewan Komisaris: 1. Komite Remunerasi Tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi yaitu: Menyusun sistem penggajian dan pemberian tunjangan serta rekomendasi tentang: (1) Penilaian terhadap sistem (2) Opsi yang diberikan antara lain opsi atas saham (3) Skema pensiun, dan (4) Sistem kompensasi serta manfaat lainnya dalam pengurangan pekerja. Bertugas secara ad hoc pada saat diperlukan. 2. Komite Nominasi Tugas dan tanggung jawab Komite Nominasi yaitu: Menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi bagi anggota Dewan Komisaris, Direksi dan para eksekutif lainnya di dalam Perseroan. Membuat sistem penilaian dan memberikan rekomendasi tentang jumlah Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan. 3. Komite Remunerasi dan Nominasi Tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi, yaitu: Komite Remunerasi dan Nominasi merupakan gabungan Komite Remunerasi dan Komite Nominasi. Komite Remunerasi dan Nominasi melaksanakan tugas Komite Remunerasi dan Komite Nominasi. 47

14 4. Komite Good Corporate Governance (GCG) Tugas dan tanggung jawab Komite GCG, yaitu: Mengawasi, memantau, mengkaji dan memberi saran untuk memastikan prinsip-prinsip GCG telah diterapkan dalam sistem pengelolaan Perseroan. 5. Komite Asuransi dan Risiko Usaha Tugas dan tanggung jawab Komite Asuransi dan Risiko Usaha, yaitu: Menelaah rumusan perencanaan, pengendalian risiko terhadap pengambilan keputusan di bidang bisnis, pengembangan usaha, pengembangan proyek baru dan skema bisnisnya dipandang dari sisi komersial, hukum dan teknis. Menelaah jenis dan jumlah asuransi yang ditutup oleh Perseroan dalam hubungannya dengan risiko usaha. Melaporkan hasil telaahan dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris. Melakukan evaluasi secara berkala atas pelaksanaan asuransi dan manajemen risiko serta memberikan masukan kepada Dewan Komisaris. Membantu Dewan Komisaris dalam mengkaji sistem manajemen risiko yang disusun oleh Direksi serta menilai toleransi risiko yang dapat diambil oleh Perseroan. 6. Komite Audit Tugas dan tanggung jawab Komite Audit, yaitu: Tugas dan tanggung jawab Komite Audit sebagaimana tercantum dalam Charter Komite Audit Perseroan yang ditetapkan dengan SK Komisaris Utama PGN Nomor 002/11/KOM-1/2004 tanggal 30 Maret 2004 adalah memberikan pendapat 48

15 kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris, antara lain: Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya, antara lain meliputi: a. Melakukan penilaian atas efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan. b. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh auditor eksternal sehingga dapat dicegah pelaksanaan dan pelaporan yang tidak memenuhi standar. c. Menelaah independensi dan obyektifitas auditor eksternal. d. Melakukan penelaahan dan penilaian atas kecukupan pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor eksternal untuk memastikan semua risiko yang penting telah dipertimbangkan dan pemeriksaan yang dilakukan telah sesuai dengan standar yang berlaku. Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dibidang Pasar Modal dan peraturan perundangundangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal. Melaporkan kepada Dewan Komisaris berbagai risiko yang dihadapi perusahaan dan pelaksanaan manajemen risiko oleh Direksi. 49

16 Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Dewan Komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan Perusahaan. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perusahaan, dan Membuat pedoman kerja Komite Audit (Audit Committee Charter). III Direksi Direksi menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Direksi juga melaksanakan tugas, tanggung jawab dan wewenang lainnya sesuai dengan ketentuan anggaran dasar Perseroan, peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau berdasarkan keputusan RUPS, termasuk penerapan praktek GCG dalam pengelolaan Perseroan. a. Komposisi Direksi Komposisi Direksi ditentukan sedemikian rupa untuk memungkinkan pengambilan keputusan secara tepat dan cepat serta memungkinkan Direksi untuk bertindak secara independen, dalam arti tidak mempunyai kepentingan yang dapat mengganggu kapasitasnya untuk melaksanakan tugas secara mandiri dan kritis. b. Tanggung Jawab Direksi Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Tanggung jawab tersebut bersifat tanggung renteng, yang berarti bahwa seluruh Direktur bertanggung jawab bersamasama hingga harta pribadi apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya untuk kepentingan Perseroan. Dalam menjalankan tugasnya, Direksi senantiasa mengutamakan kepentingan Perseroan secara amanah dan 50

17 bertanggung jawab sesuai prinsip-prinsip GCG untuk memastikan tercapainya tujuan Perseroan. c. Rapat Direksi Rapat Direksi diselenggarakan secara rutin minimum sekali dalam satu bulan. Rapat Direksi dapat diadakan di seluruh wilayah Republik Indonesia yang ditetapkan oleh Direksi. Setiap Rapat Direksi selalu dibuatkan risalah rapat yang menggambarkan berjalannya rapat dan hasil rapat. Risalah Rapat Asli diadministrasikan sebagaimana dokumen Perseroan lainnya. d. Sekretaris Perusahaan Untuk memperlancar hubungan antar Organ Perseroan dan hubungan antara Perseroan dengan para Stakeholders, Perseroan memiliki Sekretaris Perusahaan yang mempunyai fungsi serta tanggung jawab dalam penyusunan kebijakan, perencanaan dan pengendalian komunikasi korporat, hubungan investor serta kesekretariatan Direksi. Untuk menjalan fungsinya, sekretaris perusahaan mempunyai tugas yaitu: 1) Mengendalikan pengelolaan strategi komunikasi untuk membangun citra korporat. 2) Bertindak selaku wakil perusahaan dan pejabat penghubung antara perusahaan dengan seluruh stakeholder dalam mengkomunikasikan kegiatan perusahaan secara akurat dan tepat waktu. 3) Mengendalikan penyampaian informasi kinerja perusahaan dan corporat action kepada otoritas pasar modal, otoritas bursa, investor, analis dan para pelaku pasar lainnya. 51

18 4) Mengendalikan Laporan Tahunan Perusahaan dan Laporan Keuangan berkala kepada otoritas pasar modal dan otoritas bursa. 5) Mengkoordinasikan penyelenggaraan rapat direksi dan komisaris dan rapat umum pemegang saham, serta mengendalikan administrasi kesekretariatan Direksi. Uraian tugas dan tanggung jawab Direksi, yaitu : Direktur Utama Fungsi: - Mengkoordinasikan seluruh kegiatan operasional perusahaan, yang dalam pelaksanaannya dibantu dan bekerjasama dengan Direktur lainnya. - Menetapkan, mengelola, dan mengendalikan pengawasan terhadap pengelolaan perusahaan, pembinaan kepatuhan terhadap hukum dan perundang-undangan, komunikasi korporat, dan hubungan investor. Tugas: - Merencanakan, mengelola dan mengendalikan Rencana Kerja dan Anggaran perusahaan serta mengevaluasi pencapaiannya. - Mengendalikan kegiatan pengembangan usaha, perencanaan enjiniring, pembangunan, sistem dan teknologi informasi secara korporat. - Mengendalikan kegiatan pasokan gas, operasi, pemasaran, dan penjualan korporat. - Mengendalikan kegiatan pengelolaan anggaran, perbendaharaan, akuntansi, keuangan korporat dan tanggung jawab sosial dan lingkungan. 52

19 - Mengendalikan kegiatan pengelolaan sumber daya manusia, layanan umum dan pengamanan perusahaan, kelogistikan, serta pengembangan organisasi dan proses bisnis. - Merencanakan, mengelola dan mengendalikan pengawasan pengelolaan perusahaan. - Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan komunikasi korporat dan hubungan investor. - Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kepatuhan terhadap hukum dan perundang-undangan. Direktur Pengembangan Fungsi: - Menetapkan, mengelola, dan mengendalikan kebijakan perusahaan dalam penyusunan dan evaluasi atas kajian pengembangan usaha, perencanaan dan rekayasa jaringan pipa transmisi dan distribusi gas bumi, moda transportasi lain beserta fasilitas penunjangnya, pelaksanaan pembangunan jaringan pipa transmisi dan distribusi gas bumi, moda transportasi lain beserta fasilitas penunjangnya dan pengembangan sistem teknologi informasi, serta penyusunan, evaluasi dan pengendalian rencana jangka panjang perusahaan. Tugas: - Merencanakan, mengelola dan mengendalikan Rencana Kerja dan Anggaran satuan kerja di Direktorat Pengembangan serta mengevaluasi pencapaiannya. - Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan dan kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan usaha dan analisa bisnis jaringan pipa transmisi 53

20 dan distribusi gas bumi, moda transportasi lain beserta fasilitas penunjangnya, serta kegiatan usaha lain yang mendukung pemanfaatan gas bumi. - Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan dan kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan dan rekayasa jaringan pipa transmisi dan distribusi gas bumi beserta fasilitas penunjangnya, moda transportasi lain serta kegiatan usaha lain yang mendukung pemanfaatan gas bumi. - Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan dan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek pembangunan jaringan pipa transmisi dan distribusi gas bumi, moda transportasi lain, serta usaha lainnya. - Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan dan kegiatan yang berkaitan dengan sistem dan teknologi informasi. - Mengkoordinasikan penyusunan, evaluasi dan pengendalian rencana jangka panjang perusahaan. Direktur Pengusahaan Fungsi: - Menetapkan, mengelola dan mengendalikan kebijakan perusahaan dalam pengoperasian dan pemeliharaan jaringan pipa transmisi dan distribusi gas bumi, fasilitas penunjangnya, serta moda transportasi lainnya, dan perencanaan, pengendalian pasokan gas, dan niaga gas bumi, serta pengendalian penjualan. Tugas: - Merencanakan, mengelola dan mengendalikan Rencana Kerja dan Anggaran satuan kerja di Direktorat Pengusahaan serta mengevaluasi pencapaiannya. 54

21 - Merencanakan, mengelola, mengendalikan, dan mengembangkan kebijakan yang berkaitan dengan pengoperasian dan pemeliharaan jaringan pipa transmisi dan distribusi gas berikut fasilitas penunjangnya, serta pengoperasian dan pemeliharaan moda transportasi lainnya. - Merencanakan, mengelola, mengendalikan, dan mengembangkan kebijakan yang berkaitan dengan pasokan gas bumi. - Merencanakan, mengelola, mengendalikan dan mengembangkan kebijakan strategi pemasaran, dan kebijakan yang berkaitan dengan pemasaran. - Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan layanan pelanggan (gas service assurance). Direktur Keuangan Fungsi: - Menetapkan, mengelola dan mengendalikan kebijakan perusahaan tentang rencana kerja Direktorat Keuangan dan anggaran perusahaan, kegiatan perbendaharaan, penyelenggaraan kegiatan akuntansi, penyusunan laporan keuangan, perpajakan, pengelolaan keuangan perusahaan serta pengelolaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan. Tugas: - Mengkoordinir penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan secara korporat serta evaluasi pencapaiannya. - Merencanakan, mengelola dan mengendalikan Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Keuangan serta evaluasi pencapaiannya. 55

22 - Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan dan kegiatan yang terkait dengan perbendaharaan perusahaan. - Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan dan kegiatan Akuntansi perusahaan, penyusunan laporan keuangan dan perpajakan. - Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan yang terkait dengan strategi keuangan dan pengendalian investasi perusahaan. - Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan yang terkait dengan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Direktur Umum Fungsi: - Merencanakan dan mengendalikan kebijakan perusahaan tentang pengelolaan sumber daya manusia, pendidikan dan pelatihan, organisasi, proses bisnis serta GCG dan budaya perusahaan, kelogistikan, layanan umum dan pengamanan perusahaan. Tugas: - Merencanakan, mengelola dan mengendalikan Rencana Kerja dan Anggaran satuan kerja di Direktorat Umum serta mengevaluasi pencapaiannya. - Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan dan kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan tenaga kerja, pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia. - Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan dan kegiatan yang berkaitan dengan remunerasi dan hubungan industrial. 56

23 - Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan dan kegiatan pendidikan dan pelatihan. - Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan pengembangan Sistem Manajemen, Good Corporate Governance, dan Budaya Perusahaan serta pelaksanaan pengembangan organisasi dan tata laksana. - Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan dan kegiatan yang berkaitan dengan kelogistikan, termasuk tata cara pengadaan barang dan jasa. - Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan dan kegiatan layanan jasa, penyediaan dan pemeliharaan gedung kantor, serta pengamanan perusahaan. Direktur Non-Eksekutif Fungsi dan Tugas: - Direktur Non Eksekutif mempunyai fungsi dan tugas khusus yang diberikan oleh Direktur Utama dan tugas-tugas tertentu yang belum tertampung di Direktorat yang ada. III.7.3. Pokok-pokok Pengelolaan Perusahaan III Hubungan Dengan Pemegang Saham Perseroan menjamin pemenuhan hak-hak Pemegang Saham untuk: a. Menghadiri dan memberikan suara dalam RUPS sesuai ketentuan yang berlaku. b. Memperoleh informasi material dan relevan secara akurat, lengkap dan tepat waktu. c. Mendapatkan dividen sesuai keputusan RUPS. 57

24 d. Mendapatkan kesempatan agar sahamnya dibeli kembali oleh Perseroan dengan harga yang wajar, jika tindakan Perseroan merugikan kepentingan pemegang saham, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. e. Mendapatkan perlakuan sesuai dengan kelas dan jumlah saham yang dimiliki. III Sistem Pengendalian a. Auditor Internal Perseroan memiliki sistem pengendalian internal untuk memastikan keamanan aset dan sumber daya Perseroan. Meskipun tugas pengendalian internal merupakan tanggung jawab seluruh unit/satuan kerja, PGN menetapkan Satuan Pengawasan Intern (SPI) yang bertanggung jawab atas efektivitas sistem pengendalian internal yang ada. Perseroan senantiasa menjamin independensi SPI. b. Auditor Eksternal RUPS menunjuk Auditor Eksternal untuk melakukan audit atas laporan keuangan Perseroan dan memberikan pendapat (opini) secara independen terhadap kewajaran dan kesesuaian laporan keuangan perusahaan dengan Standar Akuntansi Keuangan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Proses penunjukan Auditor Eksternal dan pelaksanaan audit dilakukan secara independen tanpa pengaruh dari Direksi dan pihak-pihak di luar perseroan. Perseroan akan menyediakan seluruh catatan keuangan dan informasi yang dibutuhkan oleh Auditor Eksernal secara benar dan tepat 58

25 waktu. Auditor Eksternal akan menginformasikan kepada Perseroan setiap kejadian/transaksi yang tidak sesuai dengan ketentuan. III Hubungan Dengan Para Stakeholders a. Hubungan Dengan Pelanggan dan Mitra Usaha PGN mempunyai komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan dengan senantiasa memberikan perhatian, kualitas, waktu dan keamanan sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku. PGN senantiasa memberikan informasi kepada pelanggan mengenai hak-hak pelanggan, standar pelayanan, serta informasi lain yang diperlukan pelanggan. PGN menempatkan mitra usaha sebagai mitra dalam merealisasikan tujuan Perseroan. Kerja sama dengan mitra usaha dilaksanakan dengan prinsip saling percaya, kesamaan hak, dan saling menguntungkan. b. Hubungan Dengan Pemasok Gas PGN senantiasa melakukan upaya guna menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan para pemasok gas, karena PGN menyadari bahwa bisnis gas transmisi dan distribusi itu sangat erat kaitannya dengan ketersediaan gas dari para pemasok. PGN mempunyai komitmen yang kuat untuk bekerja sama dengan pemasok gas secara bertanggung jawab dan menjunjung tinggi etika bisnis, dengan senantiasa: 1) Menggunakan cara-cara yang benar sesuai dengan ketentuan hukum dalam bertransaksi dengan calon pemasok gas. 59

26 2) Menghormati dan mematuhi semua ketentuan dalam perjanjian kerja sama yang telah disepakati. c. Hubungan Dengan Pekerja PGN selalu menghormati hak-hak pekerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. PGN tidak bersikap diskriminatif berdasarkan latar belakang seseorang, baik secara etnik, agama, gender, maupun usia dalam hal yang berkaitan dengan pekerjaan, termasuk gaji, ketentuan training dan jenjang karir. Pekerja yang memiliki cacat tubuh, memiliki kesempatan yang sama dengan tidak memerlukan kemampuan khusus. Untuk pekerjaan yang memerlukan keterampilan khusus, pekerja yang mempunyai cacat tubuh mempunyai kesempatan yang lebih terbatas. Kedua hal tersebut dilindungi oleh peraturan perundang-undangan. PGN akan menyediakan lingkungan kerja yang bebas dari segala bentuk tekanan dan intimidasi yang mungkin timbul sebagai akibat perbedaan watak, kepribadian, dan latar belakang kebudayaan seseorang. d. Hubungan Dengan Masyarakat PGN senantiasa membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat, khususnya masyarakat di sekitar tempat kegiatan Perseroan. Hubungan dengan masyarakat senantiasa dilandasi dengan prinsip-prinsip: 1) Menghormati adat istiadat. 2) Berperan dalam mendukung perekonomian wilayah setempat. 3) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial. 60

27 e. Hubungan Dengan Instansi Pemerintah Dalam berinteraksi dengan instansi pemerintah, PGN senantiasa menjalin hubungan yang harmonis dan konstruktif atas dasar kejujuran dan saling menghormati. Hubungan tersebut diwujudkan dengan: 1) Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2) Mendukung pelaksanaan fungsi yang dilakukan oleh instansi pemerintah yang terkait. III Kebijakan Perseroan a. Transmisi Gas Bumi Transmisi Gas Bumi merupakan infrastruktur jaringan pipa transmisi yang menghubungkan sumber gas dan mentransportasikannya ke pelanggan. Dalam melakukan bisnis transmisi/transportasi gas, PGN senantiasa berpedoman pada prinsip-prinsip berikut ini: 1) Menghubungkan lapangan gas bumi dengan pusat pasar energi. 2) Menjamin terpenuhinya kapasitas jaringan pipa sesuai dengan kebutuhan pelanggan. 3) Menjamin kehandalan jaringan transmisi dengan memperhatikan aspek efisiensi. b. Distribusi Gas Bumi Distribusi merupakan aktivitas bisnis PGN guna melaksanakan pembelian gas dan menjualnya kepada pelanggan rumah tangga, komersial dan industri melalui infrastruktur jaringan pipa distribusi milik PGN. Dalam 61

28 mendistribusikan gas, Perseroan senantiasa berpedoman pada prinsip-prinsip berikut: 1) Menghubungkan gas yang tersedia dari stasiun penerima ke pelanggan akhir. 2) Memberikan pelayanan terbaik dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan. 3) Menjamin kehandalan jaringan distribusi dengan memperhatikan aspek efisiensi. c. Pengembangan Usaha Pengembangan usaha merupakan aktivitas bisnis Perseroan untuk meningkatkan kemampuan penjualan gas maupun pemanfaatan peluang usaha lainnya, selain usaha transmisi dan distribusi dalam rangka meningkatkan nilai Perseroan. Dalam melakukan pengembangan usaha, Perseroan senantiasa berpedoman pada prinsip prinsip berikut: i. Visi dan misi Perseroan. ii. Potensi usaha dengan hasil optimal dan risiko yang dapat diterima. iii. Peningkatan daya saing Perseroan di masa yang akan datang. d. Standar Akuntansi Dalam melaksanakan pencatatan dan pelaporan keuangan, PGN senantiasa mematuhi prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Kebijakan Perseroan menjamin bahwa transaksi yang dicatat dan dilaporkan adalah transaksi yang sesungguhnya terjadi. Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan, Perseroan 62

29 senantiasa mengungkapkan informasi yang benar dan relevan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Perseroan akan menyampaikan laporan keuangan kepada Pemegang Saham, Regulator, serta para Stakeholders lainnya secara tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. e. Manajemen Risiko PGN menyadari bahwa bisnis tidak lepas dari berbagai risiko. Untuk itu penanganan risiko menjadi prioritas utama dalam setiap aktivitas PGN. PGN menetapkan unit Manajemen Risiko sebagai satuan kerja yang bertanggungjawab dalam pengelolaan manajemen risiko. Dalam pengelolaan manajemen risiko, PGN menetapkan tujuh tahap, yang meliputi: 1) Menetapkan tujuan dan parameter dasar dalam menetapkan risiko yang harus dikelola. 2) Mengidentifikasi semua aspek risiko baik internal maupun eksternal yang dihadapi oleh Perseroan. 3) Menganalisa tingkat risiko dan kemungkinan terjadinya. 4) Mengevaluasi risiko guna membandingkan tingkatan risiko yang mungkin terjadi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. 5) Memilih langkah-langkah penanganan risiko dan implementasi yang akan diambil. 6) Mengkomunikasikan penanganan risiko kepada seluruh unit/satuan kerja serta memberikan bantuan konsultasi untuk penanganan risiko. 63

30 7) Memantau efektivitas penanganan risiko serta melakukan perbaikan yang diperlukan. f. Manajemen Mutu PGN menyadari bahwa pengembangan Manajemen Mutu yang dijalankan sesuai dengan persyaratan standar yang ditetapkan, sangat diperlukan guna memastikan efektivitas Sistem Manajemen Mutu. Penerapan Sistem Manajemen Mutu akan senantiasa dikembangkan dan dikendalikan melalui audit proses kerja serta evaluasi terhadap pencapaian Sasaran Mutu pada setiap Satuan/Unit Kerja. g. Sistem Pemasaran Terbukanya pasar bisnis gas bumi akan menimbulkan persaingan yang semakin ketat di dalam bisnis transmisi, distribusi, dan niaga gas bumi. Oleh sebab itu, seluruh kebijakan yang terkait dengan sistem pemasaran (kehandalan pasok, harga, pelayanan pelanggan, dan promosi) harus dapat meningkatkan nilai dan daya saing Perseroan serta dapat dipertanggung jawabkan. Perseroan akan memberikan masukan kepada pengambil kebijakan (regulator) guna memperbaiki sistem pasar terbuka. h. Sistem Pengadaan Barang dan Jasa PGN menyadari pentingnya sistem pengadaan barang dan jasa secara efektif dan efisien, serta mendukung terciptanya persaingan usaha yang sehat. Untuk memastikan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa terpenuhi, Perseroan senantiasa memenuhi prinsip-prinsip: 64

31 1) Melakukan proses pengadaan secara terbuka, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan, melibatkan pemasok yang memiliki kinerja baik. 2) Membuat perjanjian (kontrak) kerja tertulis dengan pemasok, yang menjabarkan secara jelas hak dan kewajiban masing-masing pihak. 3) Memenuhi kewajiban sesuai dengan kontrak kerja yang diperjanjikan. i. Kesehatan, Keselamatan, Keamanan, dan Lindung Lingkungan (K3LL) Perseroan senantiasa memastikan bahwa seluruh jaringan pipa dan perlengkapannya, serta fasilitas penunjang lainnya memenuhi persyaratan kesehatan, keselamatan, keamanan dan lindung lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk itu, Perseroan senantiasa: 1) Mengusahakan terciptanya lingkungan kerja yang sehat dan aman. 2) Menerapkan standar operasi dan pemeliharaan secara konsisten. 3) Menerapkan standard operasi dan pemeliharaan secara konsisten dan menyediakan peralatan yang memadai tentang kesehatan, keselamatan, keamanan dan lindung lingkungan. j. Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi PGN menetapkan kebijakan pengelolaan informasi untuk menjamin pengungkapan informasi, dilakukan sesuai dengan kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan. Pengungkapan informasi dapat dilakukan sesuai dengan klasifikasi informasi dan hanya boleh dilakukan oleh Pejabat yang berwenang. Perseroan mengungkap informasi penting dalam Laporan 65

32 Keuangan dan Laporan Tahunan kepada Pemegang Saham dan Instansi Pemerintah sesuai dengan ketentuan yang berlaku secara tepat waktu, jelas, akurat dan objektif. III Etika Usaha a. Etika Pekerja Pekerja merupakan salah satu unsur penting dalam mencapai tujuan Perseroan. Oleh karena itu, Perseroan mendorong setiap pekerja untuk selalu melaksanakan pekerjaan dengan penuh disiplin, jujur, bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab sesuai dengan Budaya Perusahaan. Penerapan budaya perusahaan sebagai sistem nilai yang dianut oleh Insan PGN dilandasi oleh 5 (lima) asas ProCISE, yaitu: Professional, Continuos Improvement, Integrity, Safety, dan Excellent Service. b. Aktivitas Politik PGN memberi kesempatan kepada setiap pekerja untuk menyalurkan aspirasi politiknya, namun apabila pekerja memutuskan untuk berpartisipasi dalam politik praktis maka harus mematuhi peraturan yang berlaku. Perseroan tidak akan memberikan sumbangan dalam bentuk apapun kepada partai politik di luar peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Benturan Kepentingan Insan PGN harus menghindari segala situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan Perseroan. Untuk itu Perseroan mewajibkan Insan PGN untuk senantiasa melakukan yang terbaik pada saat melakukan transaksi dengan pelanggan, 66

33 pemasok, dan mitra usaha. Perseroan membuat kebijakan yang jelas mengenai benturan kepentingan dan mengkomunikasikannya kepada seluruh pekerja. d. Pemberian dan Penerimaan Hadiah Perseroan menetapkan kebijakan yang melarang Insan PGN menerima hadiah dari pihak manapun apabila nilai hadiah tersebut melampaui batas yang ditetapkan Perseroan, dimana hadiah tersebut dapat mempengaruhi pengambilan keputusan manajemen dan pekerja. Perseroan melarang pemberian hadiah baik langsung maupun tidak langsung kepada penyelenggara negara, mitra bisnis, dan pihak lain yang berhubungan dengan PGN. Pemberian tersebut dapat digunakan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan pihak lain tersebut. Pemberian hadiah untuk kegiatan promosi serta pemberian sumbangan dalam kegiatan sosial/keagamaan dapat dilakukan dengan mengacu pada ketentuan Perseroan. e. Informasi Orang Dalam PGN menyadari bahwa segala bentuk informasi yang sensitif bagi pengambilan keputusan oleh investor seperti rencana pengambilalihan /penggabungan usaha, pembelian saham atau informasi lainnya hanya boleh diungkapkan setelah adanya pernyataan resmi dari Perseroan. Perseroan melarang Insan PGN melakukan penyalahgunaan informasi termasuk informasi orang dalam (insider trading). 67

34 III.8. Implementasi Good Corporate Governance III.8.1. Pengembangan Sistem Manajemen Untuk mewujudkan cita-cita menjadi Perusahaan berkelas internasional, Perseroan memandang perlu adanya sebuah sistem yang dapat dijadikan acuan dalam bisnis yang sejalan dengan visi dan misi. Pada tahun 1999, Perseroan telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000. Persyaratan ISO 9001:2000 digunakan sebagai dasar pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu (SMM), diantaranya dengan meningkatkan tertib prosedur, tertib dokumentasi, dan kesadaran akan pentingnya pelaksanaan pekerjaan berbasis mutu serta perubahan budaya kerja kearah yang lebih efisien. Pelaksanaan SMM saat ini dirasa begitu penting dan sudah menjadi kebutuhan yang mendasar bagi Perseroan. Hal tersebut terlihat dari mulai disusunnya prosedur-prosedur operasional baru dan terus dilakukannya penyempurnaan untuk prosedur-prosedur yang sudah ada. Sehingga setiap kegiatan yang dilakukan akan selalu sejalan dengan visi dan misi Perseroan. Kegiatan terkait dengan SMM di Perseroan tidak hanya sebatas pembuatan ataupun pelaksanaan prosedur operasi. Perseroan juga memandang perlu untuk memelihara pelaksanaan SMM agar sistem dapat dilaksanakan secara menyeluruh, seperti yang disyaratkan pada ISO 9001:2000. Untuk kepentingan tersebut, Perseroan secara khusus telah membentuk bidang yang bertanggung jawab untuk monitoring dan mengevaluasi pelaksanaan SMM. Kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan SMM dilaksanakan sampai tingkat unit dengan membentuk Tim SMM yang bertanggungjawab atas terpeliharanya SMM di lingkungannya. 68

35 III.8.2. Pelayanan Pelanggan Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kepada pelanggan, Perseroan telah mengembangkan Pusat Pengaduan Konsumen (Customer Call Center) melalui nomor yang menerima berbagai pengaduan baik dari masyarakat maupun pelanggan. Setiap pengaduan yang masuk akan diteruskan ke bagian yang berwenang untuk penanganannya. Penanganan keluhan ini memiliki masa tanggap (response time) maksimum 24 jam sejak diterima dan dicatat dalam lembar PTKP (Permintaan Tindakan, Koreksi dan Pencegahan). III.8.3. Pengelolaan Lingkungan Usaha pengelolaan lingkungan oleh Perseroan merupakan kewajiban dan pemenuhan terhadap perundang-undangan negara yang menyangkut lingkungan hidup. Setiap rencana proyek yang akan dibangun harus selalu dilengkapi dengan dokumen lingkungan yang sesuai, contohnya adalah dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk setiap rencana proyek pipanisasi transmisi gas bumi serta dokumen Usaha Pengeiolaan Lingkungan (UKL) dan Usaha Pemantauan Lingkungan (UPL) untuk rencana proyek distribusi. III.8.4. Tatacara Pengadaan Perseroan telah menerapkan sistem dan tata cara pengadaan barang/jasa untuk dapat dilakukannya pengelolaan belanja secara efisien, efektif dan akuntabel. Kebijakan dalam pengadaan barang/jasa telah dirumuskan untuk dapat mendukung kebijakan yang berkaitan dengan pemberdayaan usaha kecil, mendorong persaingan usaha yang sehat dalam pengadaan, serta berkembangnya kompetensi dan daya saing 69

36 usaha nasional melalui pemanfaatan produk dalam negeri. Pada prinsipnya pengadaan barang/jasa di Perseroan dilakukan melalui mekanisme lelang, dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus kualifikasi serta dilakukan negosiasi teknis dan biaya untuk diperoleh harga yang wajar namun secara teknis dan prosedur dapat dipertanggungjawabkan. III.8.5. Pengembangan Teknologi Informasi Teknologi sistem informasi yang telah dikembangkan meliputi dukungan untuk pengolahan data, informasi pelanggan, informasi manajemen pelaporan, pengambilan keputusan dan perencanaan strategis. Keberadaan teknoiogi informasi ini didukung oleh organisasi dan personil sumber daya manusia yang profesional dan tanggap. Semua perangkat dan aplikasi disesuaikan dengan Standard Operating Prosedure (SOP) yang sudah diaudit dengan standar internasional. Beberapa teknologi informasi yang sudah dan akan dikembangkan diantaranya: Gas Online Payment, atau sistem pembayaran tagihan gas secara online bekerjasama dengan Bank Mandiri. Integrated Billing System (Pengernbangan Billing Terintegrasi). Pengembangan aplikasi penunjang seperti: HRMS (Human Resources Management System), Account Payable Payroll, General Ledger. Website Perseroan terpadu berikut portal Perseroan yang berprinsip office automation. Business Intelligence, aplikasi yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan strategis menjadi lebih baik. Menjaga kehandalan koneksi Internet dan jaringan antar cabang. 70

37 Menerapkan IT Governance COBIT 4.1. Pelayanan pelanggan prima atau disebut juga Gas Contact Center dengan nomor telepon bebas pulsa dan , Mendukung HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) dengan menerapkan perangkat lunak berlisensi. III.8.6. Media Penyebaran Informasi Prinsip transparansi menghendaki Perseroan untuk mengungkapkan informasi yang memadai secara tepat waktu yang berkaitan dengan aspek kinerja Perseroan. Pengungkapan tersebut penting agar memungkinkan para stakeholder dapat memonitor secara efektif tindakan-tindakan manajemen dan memantau kinerja Perseroan. Penerapan prinsip ini meliputi beberapa apek seperti: Laporan Keuangan harus mengungkapkan semua informasi keuangan yang material, prinsip dan kebijakan akuntasi yang digunakan serta audit harus dilakukan oleh auditor yang independen. Penyampaian informasi material lainnya kepada publik sesuai prosedur keterbukaan informasi yang harus dilakukan secara tepat waktu. Adanya akses/kemudahan untuk memperoleh informasi kepada khalayak umum, antara lain, melalui Website, Press Release, Mailling list, Presentasi, Conference Call, Analyst Meeting, Site Visit, BUMN online, Buletin, Brosur, company Profile, Promosi di sejumlah media massa. 71

38 III.8.7. Etika Perusahaan Insan Perseroan tidak diperbolehkan melakukan perbuatan korupsi atau melakukan perbuatan yang mendorong terjadinya korupsi. Perseroan juga mendorong agar Insan Perseroan menyampaikan laporan jika mengetahui adanya tindakan korupsi atau adanya tindakan yang berpotensi pada terjadinya korupsi. Perseroan melindungi identitas Insan Perseroan yang melaporkan adanya tindakan atau potensi terjadinya Korupsi. Perseroan melarang Insan Perseroan untuk memberi atau menerima suap. Perseroan hanya akan memberikan sumbangan atau donasi dan sejenisnya selama hal tersebut diperbolehkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. a. Benturan Kepentingan Perseroan berprinsip bahwa benturan kepentingan harus dihindari karena berpotensi untuk merugikan kepentingan perusahaan dan menciptakan iklim persaingan yang tidak sehat. Perseroan telah merumuskan kebijakan yang menjelaskan tentang defnisi benturan kepentingan serta memberikan panduan penyelesaian apabila Insan Perseroan berada dalam kondisi yang berpotensi menimbulkan benturan kepentingan. b. Keterbukaan Informasi Perseroan berusaha untuk mengungkapkan informasi secara lengkap, akurat dan tepat waktu kepada stakeholder. Pengungkapan informasi kepada stakeholder dilakukan secara wajar dengan memperhatikan kepentingan Perseroan, kepentingan stakeholder dan peraturan perundang-undangan. 72

39 c. Budaya Perusahaan Budaya perusahaan merupakan nilai dan falsafah yang telah disepakati dan diyakini oleh seluruh insan perseroan sebagai landasan dan acuan bagi perseroan untuk mencapai tujuan. Perseroan mendefinisikan budaya perusahaannya dalam lima asas yang disingkat ProCISE. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik akan berhasil dilaksanakan apabila disokong oleh budaya perusahaan yang kuat. Oleh karena itu, Perseroan mengembangkan budaya perusahaan yang berlandaskan pada asas ProCISE, yang dapat dijabarkan sebagai berikut: Professionalism: Senantiasa memberikan hasil terbaik dengan meningkatkan kompetensi di bidangnya dan bertanggung jawab atas setiap tindakan dan keputusan yang diambil. Continuous Improvement: Berkompeten untuk melakukan penyempurnaan terus menerus. Integrity: Jujur terhadap diri sendiri maupun orang lain. Konsisten antara pikiran, perkataan dan perbuatan berlandasakan standar etika yang luhur. Safety: Senantiasa mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja baik untuk diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya. 73

40 Excellent Service: Mengutamakan kepuasan baik pelanggan internal maupun eksternal dengan memberikan pelayanan terbaik. III.8.8. Pedoman Perilaku Berdasarkan nilai-nilai budaya perusahaan serta prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik, Perseroan telah menyusun pedoman perilaku (code of conduct) Insan Perseroan dalam bentuk Kode Etika Pekerja. Kode Etika Pekerja secara garis besar berisi tentang pedoman perilaku Insan Perseroan dalam aktivitas kerja sehari-hari dan tata cara berhubungan dengan para pemangku kepentingan. Kode Etika Pekerja juga memberikan petunjuk praktis yang mengatur tentang benturan kepentingan, korupsi, suap, gratifikasi dan pengelolaan informasi. III.9. Budaya Perusahaan PGN Ketahanan suatu perusahaan untuk terus maju dan berkembang tergantung pada sejumlah faktor, salah satunya adalah keselarasan tindakan, perilaku dari segenap insan organisasi dalam merespon terhadap suatu keadaan. Ini hanya dimungkinkan bila segenap jajaran insan organisasi memiliki pemahaman yang sama atas prinsip-prinsip yang diyakini baik dan benar yang berlaku dalam organisasi. Budaya perusahaan merupakan kombinasi dari nilai-nilai (values) dan keyakinan (beliefs) yaitu prinsip-prinsip yang diyakini baik dan benar dalam menjalankan bisnis dan organisasi, yang menjadi pegangan bagi setiap insan dalam berperilaku, bertindak dan mengambil keputusan untuk mencapai tujuan bersama. 74

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) DAFTAR ISI DAFTAR ISI SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) i ii I. PENDAHULUAN 1 II. PEMEGANG SAHAM 3 II.1 HAK PEMEGANG SAHAM 3 II.2 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) 3 II.3

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. masih bernama Firma LJN Enthoven & Co. Kemudian pada tahun 1950, oleh

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. masih bernama Firma LJN Enthoven & Co. Kemudian pada tahun 1950, oleh BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau sering disebut PGN dengan kode transaksi perdagangan Bursa Efek Indonesia PGAS, merupakan sebuah perusahaan milik

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. perusahaan milik Negara yang yang dirintis sejak tahun 1859, ketika masih

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. perusahaan milik Negara yang yang dirintis sejak tahun 1859, ketika masih BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Ringkas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau sering disebut PGN dengan kode transaksi perdagangan Bursa Efek Indonesia PGAS, merupakan sebuah perusahaan milik

Lebih terperinci

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9 Tim GCG Hal : 1 of 9 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 1.1 Definisi Good Corporate Governance 3 1.2 Prinsip Good Corporate Governance 3 1.3 Pengertian dan Definisi 4 1.4 Sasaran dan Tujuan Penerapan GCG 5

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan; I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. didirikan berdasarkan akta pendirian Perusahaan sebagaimana diumumkan dalam Berita negara RI No. 95 tanggal 27 Nopember 1992, tambahan Nomor

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS I. LATAR BELAKANG Dewan Komisaris diangkat oleh Pemegang Saham untuk melakukan pengawasan serta

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN PERTAMA... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN KEDUA... 3 PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE

Lebih terperinci

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Page 1 of 12 Daftar Isi 1. Organisasi 2. Independensi 3. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 4. Fungsi Direktur Utama 5. Direktur Kepatuhan 6. Rapat 7. Benturan Kepentingan

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA 2 PRINSIP DAN REKOMENDASI TATA KELOLA A. Hubungan Perusahaan Terbuka Dengan Pemegang

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan 5 BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau sering disebut PGN dengan kode transaksi perdagangan Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Yth. Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Terbuka di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk PENDAHULUAN Komite Audit merupakan komite yang membantu tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan terutama dalam:

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DEWAN KOMISARIS 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra )

Lebih terperinci

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Dewan Komisaris PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris 1 BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh No.8, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Lembaga Penjamin. Tata Kelola Perusahaan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6015) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN - 1 - PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) ATAS

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. I. Landasan Hukum Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM

PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM Penyusunan Pedoman Dan Kode Etik merupakan amanat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 Tentang Direksi Dan Dewan Komisaris Emiten

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI 0 PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Dewan Komisaris dan Direksi sebagai organ utama Perseroan dalam melaksanakan tugasnya memiliki peran yang sangat penting,

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BANK MESTIKA DHARMA, Tbk Kata Pengantar Komite Audit merupakan komite yang membantu tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam meningkatkan

Lebih terperinci

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Direksi PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Dewan Komisaris

Pedoman Kerja Dewan Komisaris Pedoman Kerja Dewan Komisaris PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2015 Dewan Komisaris mempunyai peran yang sangat penting dalam mengawasi jalannya usaha Perusahaan, sehingga diperlukan

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Komite Audit

Pedoman Kerja Komite Audit Pedoman Kerja Komite Audit PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2015 Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris wajib membentuk

Lebih terperinci

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan 20122 Sumatera Utara, Indonesia Telp. : (-62-61) 8452244, 8453100 Fax. : (-62-61) 8455177, 8454728 Website : www.ptpn3.co.id Email :

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Komite Audit dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

Lebih terperinci

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Seiring dengan perkembangan industri perbankan

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20...

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20... -1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK..../20... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN NOMOR IX.I.6 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS EMITEN

Lebih terperinci

Deskripsi Tugas, Tanggung Jawab Dan Wewenang. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

Deskripsi Tugas, Tanggung Jawab Dan Wewenang. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris I. Landasan Hukum - Undang undang No. 8 tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan - Undang Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal - Undang undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas - Undang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT Jakarta, April 2013 PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT DAFTAR ISI Halaman 1. PENDAHULUAN 1 a. Profil Perusahaan 1 b. Latar Belakang 1-2 2. PIAGAM KOMITE

Lebih terperinci

PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) 1 PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. Pedoman Kebijakan Code of Conduct sebagaimana dimaksud pada lampiran Peraturan Direksi ini terdiri dari 5 (lima) bagian, yaitu:

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi (Board Manual) adalah panduan bagi Dewan Komisaris dan Direksi yang menjelaskan tahapan aktivitas secara terstruktur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Pedoman Etika dan Perilaku

BAB I PENDAHULUAN. 1 Pedoman Etika dan Perilaku BAB I PENDAHULUAN PT. Pelayaran Tempuran Emas, Tbk (Temas Line) merupakan salah satu perusahaan terbuka di bidang industri pelayaran yang berkembang cukup signifikan. Seiring dengan perkembangan ini Perseroan

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK TAHUN 2017 tit a INDOFARMA PENGESAHAN CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Pada hari ini, Jakarta tanggal 15 Juni 2017, Charter Komite Audit PT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT PJB Services meyakini bahwa penerapan GCG secara konsisten dan berkesinambungan akan meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan. Oleh karena itu PT PJB

Lebih terperinci

Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk.

Piagam Unit Komite Audit (Committee Audit Charter ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk. Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk. Pendahuluan Pembentukan Komite Audit pada PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk. (Perseroan) merupakan bagian integral dari

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTEE CHARTER ) PT. BANK NTT Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) JULI 2016 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN I... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116 KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I No. COM/002/00/0116 Tanggal Efektif 4 Januari 2016 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri keuangan merupakan

Lebih terperinci

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.980, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Tata Kelola. Perusahaan Perasuransian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN

Lebih terperinci

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DIREKSI 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra ) memiliki

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk. 1 BAB I DASAR DAN TUJUAN PEMBENTUKAN 1.1. Dasar Pembentukan 1.1.1 PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk,

Lebih terperinci

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI Desember 2012 DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Pernyataan Komitmen... 2 I. LANDASAN HUKUM... 3 II. PENGERTIAN UMUM... 3 III. MAKSUD DAN TUJUAN... 4 IV. KLASIFIKASI INFORMASI...

Lebih terperinci

Menimbang. Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA,

Menimbang. Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA, SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA NOMOR: PER 10/MI3U/2012 TENTANG ORGAN PENDUKUNG DEWAN KOMISARIS/DEWAN PENGAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA, Menimbang Mengingat : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk 2 Januari 2013 Halaman DAFTAR ISI... 1 BAGIAN PERTAMA... 2 PENDAHULUAN... 2 1. LATAR BELAKANG... 2 2. VISI DAN MISI... 2 3.

Lebih terperinci

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. PENDAHULUAN Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu persyaratan dalam pengembangan global dari kegiatan usaha perusahaan dan peningkatan citra perusahaan. PT Duta

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS I. Pengantar Pedoman ini membahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Direksi dan Dewan Komisaris di Perseroan, seperti : tugas, wewenang, pertanggungjawaban,

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Daftar Isi... i Tentang Panduan Good Corporate Governance... 1 Visi... 3 Misi... 3 Nilai-Nilai Dasar Perseroan... 4 Komitmen Perseroan...

Daftar Isi... i Tentang Panduan Good Corporate Governance... 1 Visi... 3 Misi... 3 Nilai-Nilai Dasar Perseroan... 4 Komitmen Perseroan... (GCG) DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Tentang Panduan Good Corporate Governance... 1 Visi... 3 Misi... 3 Nilai-Nilai Dasar Perseroan... 4 Komitmen Perseroan... 4 BAB I Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk Piagam Audit Internal PT Astra International Tbk Desember 2010 PIAGAM AUDIT INTERNAL 1. Visi dan Misi Visi Mempertahankan keunggulan PT Astra International Tbk dan perusahaanperusahaan utama afiliasinya

Lebih terperinci

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN Dalam rangka menerapkan asas asas Tata Kelola Perseroan yang Baik ( Good Corporate Governance ), yakni: transparansi ( transparency ), akuntabilitas ( accountability

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I 1.1. Pengertian Komite Audit dan Risiko Usaha adalah komite yang dibentuk oleh dan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

KOMITE NASIONAL KEBIJAKAN GOVERNANCE (KNKG) Corporate Governance Self Assessment Checklist

KOMITE NASIONAL KEBIJAKAN GOVERNANCE (KNKG) Corporate Governance Self Assessment Checklist KOMITE NASIONAL KEBIJAKAN GOVERNANCE (KNKG) Corporate Governance Self Assessment Checklist Maksud dan Tujuan Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) menyusun kuesioner ini dengan tujuan untuk digunakan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.365 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Tata Kelola Perusahaan. Pembiyaan. Pedoman. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5639) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah iaccountax Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Prinsipprinsip Keterbukaan (transparency) Akuntabilitas (accountability) Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT )

KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT ) 2016 PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT ) PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA GEDUNG GRAHA IRAMA LT. 2, 5, 7, 8, 11 & 15 JL HR.

Lebih terperinci

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017 PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017 Daftar Isi I. Pendahuluan... 3 A. Latar Belakang... 3 B. Maksud dan Tujuan... 3 II. Komposisi dan Struktur, Persyaratan Keanggotaan dan Masa kerja... 4 A.

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/07 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA Penilaian Sendiri (Self Assessment) atas Penerapan

Lebih terperinci

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: Kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk

KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk I. LANDASAN HUKUM 1. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik 2. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara

Lebih terperinci

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.. /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG

Lebih terperinci

Tentang Panduan Good Corporate Governance.

Tentang Panduan Good Corporate Governance. Tentang Panduan Good Corporate Governance. Panduan Good Corporate Governance PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) yang selanjutnya disebut Perseroan, ini merupakan kristalisasi dari kaidah-kaidah Good Corporate

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS 1. LATAR BELAKANG Dewan Komisaris PT. Sat Nusapersada Tbk ( Perseroan ) diangkat oleh Pemegang Saham untuk melakukan pengawasan serta memberikan nasihat kepada

Lebih terperinci

Batang Tubuh Penjelasan Tanggapan TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

Batang Tubuh Penjelasan Tanggapan TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Batang

Lebih terperinci

PEDOMAN & TATA TERTIB KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PEDOMAN & TATA TERTIB KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PEDOMAN & TATA TERTIB KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) No Ref. SK. 007/DEKOM/V/13 PT Bank Mega, Tbk Mei 2013 PERNYATAAN Pedoman ini telah disetujui oleh Dewan Komisaris PT. Bank Mega, Tbk untuk dilaksanakan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT WIJAYA KARYA BETON Tbk

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT WIJAYA KARYA BETON Tbk PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT WIJAYA KARYA BETON Tbk Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris memuat hal-hal yang terkait dengan organisasi, tugas dan tanggungjawab, wewenang, etika

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/2018

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/2018 LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/08 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA - - Penilaian Sendiri (Self Assessment) atas

Lebih terperinci

Nama Jabatan Periode Jabatan. Ilham Ikhsan Anggota (Pihak Independen) Tjen Lestari Anggota (Pihak Independen)

Nama Jabatan Periode Jabatan. Ilham Ikhsan Anggota (Pihak Independen) Tjen Lestari Anggota (Pihak Independen) KOMITE KOMITE DEWAN KOMISARIS Komite di bawah Dewan Komisaris Perseroan terdiri atas : 1. Komite Audit 2. Komite Pemantau Risiko 3. Komite Remunerasi dan Nominasi 4. Komite Tata Kelola Terintegrasi KOMITE

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...

Lebih terperinci

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Dewan

Lebih terperinci

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 12Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT DAFTAR ISI Executive Summary BAB I Tujuan Umum... 3 BAB II Organisasi... 4 1. Struktur... 4 2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang... 4 3. Hubungan Kerja dengan Dewan Komisaris,

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI mencakup: A. Komposisi, Kriteria, dan Independensi Direksi B. Masa Jabatan Direksi C. Rangkap Jabatan Direksi D. Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab

Lebih terperinci

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS JAKARTA 2017 PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

Lebih terperinci

GFIifl. PT ADHI KARYA (Persero) Tbk GOOD CORPORATE GOVERNANCE CODE ADHI

GFIifl. PT ADHI KARYA (Persero) Tbk GOOD CORPORATE GOVERNANCE CODE ADHI GFIifl - PT ADHI KARYA (Persero) Tbk GOOD CORPORATE GOVERNANCE CODE ADHI GOOD CORPORATE GOVERNANCE CODE PT ADHI KARYA (Persero) Tbk Daftar Isi Pendahuluan Code 0.0 Code 1.0 Code 2.0 Code 3.0 Code 4.0 Prinsip-prinsip

Lebih terperinci

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK -1- LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA

Lebih terperinci

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) Daftar Isi Halaman I. Pendahuluan Latar belakang..... 1 II. Komite Audit - Arti dan tujuan Komite Audit...... 1 - Komposisi,

Lebih terperinci

b. bahwa prinsip good corporate governance belum diterapkan sepenuhnya dalam lingkungan BUMN;

b. bahwa prinsip good corporate governance belum diterapkan sepenuhnya dalam lingkungan BUMN; KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : KEP-117/M-MBU/2002 TENTANG PENERAPAN PRAKTEK GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA, Menimbang

Lebih terperinci

Tentang Panduan Good Corporate Governance.

Tentang Panduan Good Corporate Governance. Tentang Panduan Good Corporate Governance. Panduan Good Corporate Governance PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) yang selanjutnya disebut Perseroan, ini merupakan kristalisasi dari kaidah-kaidah Good Corporate

Lebih terperinci