BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
|
|
- Yuliana Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya manusia selain sebagai makhluk yang harus mengenal dirinya, juga sebagai makhluk sosial, yang harus mampu hidup berinteraksi dengan lingkungan tempat mereka tinggal yakni dalam kehidupan masyarakat. Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya. Kita semua hidup dalam sebuah lingkungan, termasuk segala permasalahan yang ada di dalamnya. Akhadi (2009, hlm. 59) menyebutkan bahwa lingkungan tempat hidup manusia sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia. Komponen lingkungan yang sangat erat dengan kehidupan adalah udara yang dihirup melalui pernapasan setiap detik, air yang diminum setiap hari, serta tanah yang menyediakan berbagai kebutuhan bahan makanan setiap saat. Segala kebutuhan makhluk hidup disediakan oleh alam. Mengingat vitalnya peran dan pengaruh lingkungan terhadap keberadaan dan keberlangsungan mahluk hidup maka masyarakat berkewajiban menjaga kelestrarian lingkungan, karena lingkungan merupakan warisan yang akan dan harus dapat dinikmati bukan hanya oleh kita namun juga oleh generasi-generasi mendatang. Apabila lingkungan kita tidak terjaga, terjadi kerusakan maka dampaknya selain akan dirasakan oleh kita juga diwariskan kepada mereka. Realita di lapangan menunjukan semakin rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan, sehingga tidak sedikit akhirnya dampak dari ketidakpedulian itu berbuah musibah dan bencana. Kerusakan lingkungan yang terjadi sekarang ini yang sering kita lihat melalui berita, baik di televisi, radio, koran, sosial media dan lain sebagainya banyak diakibatkan oleh kegiatan manusia sendiri sebagai pengguna lingkungan. Pembakaran hutan yang sekarang terjadi di pulau Sumatera dan Kalimantan sangat menganggu kehidupan, baik bagi penduduk sekitar maupun untuk penduduk di negara tetangga yang berbatasan. Polusi udara yang disebabkan oleh asap pembakaran hutan tersebut sangat menganggu pernafasan karena udaranya sudah tidak layak untuk dihirup, sehingga berdampak pada kesehatan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
2 2 Pengelolaan lingkungan yang baik sangat dibutuhkan agar kelangsungan hidup seluruh makhluk hidup dapat terjaga. Menurut Soemarwoto pengelolaan lingkungan dapat kita artikan sebagai usaha secara sadar untuk memelihara atau dan memperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar kita dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya (1988, hlm. 73). Siswa di sekolah sebagai generasi penerus harus memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan. Kenyataannya masih banyak siswa yang masih belum memiliki kesadaran dan pengetahuan apalagi keterampilan dalam berinteraksi dengan lingkungan sebagai tempat atau ruang berlangsungnya kehidupan. Siswa masih perlu dipupuk dalam membangun kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, dalam hal ini lingkungan sekolah dan lingkungan rumah sebagai tempat terdekat mereka berinteraksi dengan sesamanya. Misalnya membiasakan diri untuk berdisiplin membuang sampah pada tempat sampah, menyayangi dan merawat tumbuhan dengan memandang bahwa tumbuhan merupakan bagian dari makhluk hidup yang perlu dirawat dan di sayangi karena kita sebagai makhluk hidup saling memiliki ketergantungan satu sama lain di dalam kehidupan. Semua masalah diatas perlu ditanamkan melalui pendidikan lingkungan yang berkelanjutan (sustainable environment) dengan tujuan agar mempunyai pemahaman dan sikap untuk menjaga, mencintai dan melestarikan lingkungan. Memperkenalkan, mengajarkan dan menanamkan pemahaman dan sikap berkelanjutan kepada siswa dalam menjaga lingkungan sekitar di bumi ini bisa di mulai di sekolah dan menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai warga dunia. Dengan ditanamkan pendidikan lingkungan, siswa diharapkan mempunyai pemahaman tentang melek ekologi atau ecoliteracy. Ecoliteracy, sebuah paradigma baru yang dipopulerkan oleh Fritjof Capra, bertujuan meningkatkan kesadaran ekologis masyarakat. Ecoliteracy berupaya memperkenalkan dan memperbaharui pemahaman masyarakat akan pentingnya kesadaran ekologis global, guna menciptakan keseimbangan antara kebutuhan masyarakat dan kesanggupan bumi untuk menopangnya. Pada awalnya ecoliteracy lebih dikenal dengan ecological awareness, atau kesadaran ekologis.
3 3 Dengan penggunaan kata ecoliteracy, berarti kita bukan sekedar membangkitkan kesadaran untuk peduli terhadap lingkungan, tapi juga memahami bekerjanya prinsip-psinsip ekologi dalam kehidupan bersama yang berkelanjutan di planet bumi ini. Kita memercayai bahwa prinsip-prinsip ekologi sejatinya menjadi penunjuk arah bagi penciptaan komunitas belajar berbasis pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian, melek ekologi merupakan tahap pertama dari pembangunan komunitas-komunitas yang berkelanjutan. Tahap kedua adalah apa yang disebut dengan ecodesign, atau rancangan bercorak ekologi. Ecodesign dapat diterapkan di hampir segala bidang. Tahap ketiga dari proses ini adalah terbentuknya komunitas-komunitas berkelanjutan yang menyadarkan dirinya pada prinsip ekologi. Untuk menumbuhkan ecoliteracy siswa maka perlu ada penelitian yang bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan ecoliteracy siswa sekolah dasar agar bisa berkembang menjadi sebuah kesadaran sehingga membentuk individuindividu yang bertanggung jawab dan peduli terhadap lingkungannya. Guru dapat membimbing dan mengajarkan serta menumbuhkan pemahaman akan lingkungan melalui pembelajaran. Fritjof Capra sebagai pengagas ecoliteracy juga mengungkapkan pentingnya integrasi paradigma ecoliteracy dalam kurikulum di sekolah. Pendidikan perlu memastikan pemahaman peserta didik yang lebih baik akan sistem kehidupan, siklus dan jaring kehidupan, ataupun daya dukung bumi di masa depan. Pemahaman dan sikap melek ekologi atau bersikap ecoliteracy perlu diperkenalkan dan ditanamkan sejak usia dini mulai dari bangku sekolah dasar. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bisa berperan untuk mendidik dan memberikan pemahaman tentang pentingnya memahami dan menjaga lingkungan dengan pemahaman ecoliteracy. Siswa harus terbiasa hidup bersih dan bertanggungjawab baik pada dirinya maupun lingkungan. Hal ini akan tercermin dalam aktivitas keseharian siswa baik di rumah maupun di sekolah, misalnya dalam kebersihan merawat tubuh dan menjaga penampilan, kebiasaan buang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah. Hanya dalam lingkungan hidup yang optimal, manusia dapat berkembang dengan
4 4 baik, dan hanya dengan manusia yang baik lingkungan akan berkembang kearah yang optimal (Soemarwoto, 1988, hlm. ix). ekologi Pendidikan diharapkan dapat membangun pemahaman tentang kecerdasan dan ikatan emosional dengan alam. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Capra (Stone dan Barlow, 2005, hal xv) yang mengungkapkan bahwa education for sustainable living fosters both an intellectual understanding of ecology and emotional bonds with nature that make it more likely that our children will grow into responsible citizens who truly care about sustaining life, and develop a passion for applying their ecological understanding to the fundamental redesign of our technologies and social institutions, so as to bridge the current gap between human design and the ecologically sustainable systems of nature. Proses pembelajaran untuk meningkatkan ecoliteracy membutuhkan pendekatan pembelajaran yang memancing siswa untuk aktif terlibat langsung. Untuk itu peneliti memilih model problem based learning, yang digunakan dalam pembelajarn IPS untuk bisa menumbuhkan pemahaman konsep dan sikap ecoliteracy siswa sehingga proses pembelajaran memberikan kesempatan kepada seluruh siswa agar siswa dapat mengembangkan potensi sehingga proses pembelajaran akan mengarahkan siswa menjadi aktif dengan melibatkan pengalaman siswa itu sendiri, sehingga siswa menjadi kreatif dalam berbagai bidang kehidupan. Hal ini memerlukan kreatifitas guru dalam meramu pembelajaran sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Oleh karena itu guru dituntut untuk satu langkah lebih menguasai materi pembelajaran atau bahkan lebih paham dari siswa. Pembelajaran untuk menanamkan sikap dan pemahaman ecoliteracy di sekolah dapat ditumbuhkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), karena melalui IPS siswa biasa mempelajari interaksi baik interaksi dengan manusia lain maupun dengan lingkungannya. Hal ini dapat dilihat dari beberapa penelitian terdahulu yang telah melakukan penelitian tentang ecoliteracy, diataranya Santa pada tahun 2013 dengan penelitiannya mengenai Penerapan Pendekatan SAVI (Somatik, Audio, Visual, dan Intelegensi) dalam Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan ecoliteracy siswa kelas IV. Kemudian penelitian Fajar Kusuma Solihin (2013) tentang Peningkatan Ecoliteracy melalui Kegiatan
5 5 Bertanam Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV, dan penelitian Dadan Hermawan (2014) Pengaruh Metode Problem Based Learning Terhadap Pemahaman Konsep dan Sikap Kepedulian Siswa Pada Lingkungan Guru harus bisa menumbuhkan kecintaan terhadap lingkungan dengan menjaga kelestarian lingkungan. Lingkungan terdekat dengan siswa adalah rumah dan sekolah. Kegiatan yang bisa dilakukan guru di sekolah misalnya dengan cara mengadakan lomba kebersihan antar kelas, mengajak dan membimbing berkebun di halaman sekolah, dan menanam pohon agar sekolah teduh dan rindang. Dalam pembelajaran IPS guru berperan sebagai motivator dan fasilitator dalam melaksanakan pembelajaran IPS. Guru juga harus mampu membimbing dan mengarahkan siswa untuk memanfaatkan sumber belajar yang tersedia di sekitarnya. Guru sebagai pemberi bekal pengetahuan tentang manusia dan seluk beluk kehidupannya hendaknya mengarahkan siswa untuk tampil memecahkan masalah sosial di sekitarnya. Guru jangan hanya menekankan pada aspek pengetahuan atau hapalan saja tetapi harus diimbangi dengan penanaman sikap dan keterampilan dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitar tempat siswa berinteraksi. Lickona (2012, hlm 438) dalam Educating for Character menyatakan bahwa untuk mengembangkan tanggung jawab maka anak muda perlu diberi tanggung jawab untuk belajar peduli, mereka perlu untuk menunjukan tindakan kepedulian mereka. Dalam konteks peduli terhadap lingkungan dapat dimaknai bahwa seseorang berperilaku baik terhadap lingkungan, seperti cepat tanggap dan beretika terhadap lingkungan. Untuk menanamkan sikap peduli terhadap lingkungannya, guru dapat menerapkan strategi yang bisa membangkitkan motivasi siswa bertanggung jawab terhadap diri dan lingkungannya. Hal ini bisa dilakukan melalui latihan oleh guru dengan menggunakan model problem based learning (Hermawan, 2013, hlm. 4 ). Dalam pembelajaran melalui model PBL siswa diarahkan untuk menyajikan atau mencari masalah yang biasa mereka temui dan lihat dalam kehidupan sehari-hari, baik itu di lingkungan mereka atau yang mereka lihat dari media massa. Setelah ditentukan masalah yang akan dibahas, kemudian siswa dibimbing untuk merumuskan masalah, kemudian mengidentifikasi masalah
6 6 tersebut, mencari penyebab terjadinya, dan kemungkinan solusi penanganan yang bisa dilakukan. Melalui model problem based learning (PBL) penanaman sikap dan pemahaman melek ekologi atau bersikap ecoliteracy bisa membiasakan siswa menjawab permasalahan yang terjadi di lingkungan berdasarkan permasalahan yang sering mereka lihat dan hadapi. Siswa dilatih memberikan solusi atau mencari solisi berdasarkan permasalahan yang terjadi di lingkungan sehingga dapat diselesaikan atau ditemukan solusi pemecahannya. Pembelajaran memerlukan keseimbangan antara peran guru dan siswa. Jika guru terlalu banyak mendominasi maka pembelajaran akan menjadi pasif. Agar siswa menjadi aktif maka pembelajaran dapat menggunakan model problem based learning yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan mendapat bimbingan dan pengarahan dari guru. Hamalik (2003, hlm. 171) mengungkapkan bahwa: Potensi yang hidup itu perlu mendapat kesempatan yang luas untuk berkembang, tanpa pengarahan dikhawatirkan terjadi penyimpangan perkembangan dari tujuan yang telah ditentukan. Selain itu seorang guru dalam mengajar harus dapat memantu dan mengatasi kesulitan belajar agar siswa belajar dengan baik. Pembelajaran IPS di sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang dapat menumbuhkan sikap positif terhadap lingkungan dengan melatih keberlangsungan hidup yang berkelanjutan. Output yang diharapkan adalah siswa memiliki pemahaman dan sikap yang bijak dan kritis untuk mampu menyelesaikan permasalahan terutama tentang permasalahan sosial. Pada abad ini sebagaimana dapat kita saksikan bersama, bahwa kerusakan lingkungan sudah merajalela, baik itu udara, air, tanah dan kerusakan sumber daya lainnya di lingkungan sekitar kita. Inti dari pembelajaran IPS adalah bagaimana membina kecerdasan sosial siswa yang mampu berpikir kritis, analitis, kreatif, inovatif, berwatak dan berkepribadian luhur, bersikap ilmiah dalam cara memandang, menganalisa serta menelaah kehidupan nyata yang dihadapinya. Dengan memperhatikan asumsi tersebut, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep dan
7 7 Sikap Ecoliteracy Siswa Kelas IV, melalui pembelajaran yang didasarkan pada permasalahan yang terjadi di lingkungan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Siswa belum memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap ecoliteracy demi kelangsungaan kehidupan lingkungan alam. 2. Siswa masih banyak yang membuang sampah sembarangan, belum membuang pada tempatnya. 3. Siswa belum menunjukan kecintaan terhadap lingkungan seperti menanam dan merawat tumbuh-tumbuhan. 4. Pembelajaran IPS lebih cenderung menekankan aspek hapalan dan ingatan belum mencerminkan pada pembelajaran yang didasarkan pada permasalahan yang terjadi di lingkungan. Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, maka masalah yang perlu dijawab dalam penelitian ini adalah apakah model problem based learning (PBL) dapat meningkatkan pemahaman konsep dan sikap ecoliteracy siswa kelas IV?. Selanjutnya diajukan pertanyaan penelitian sebagai rumusan masalah, sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning untuk meningkatkan pemahaman konsep dan sikap ecoliteracy siswa? 2. Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran IPS dengan menggunakan model problem based learning? 3. Apakah model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan pemahaman konsep ecoliteracy siswa? 4. Apakah model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan sikap ecoliteracy siswa?
8 8 C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu: 1. Mengetahui bagaimana guru merencanakan dan melaksanakan model problem based learning (PBL) untuk meningkatkan pemahaman konsep dan sikap ecoliteracy siswa. 2. Memperoleh gambaran tentang proses pembelajaran IPS dengan menggunakan problem based learning (PBL). 3. Mengkaji peningkatan pemahaman konsep ecoliteracy melalui model problem based learning (PBL). 4. Memperoleh gambaran tentang peningkatan sikap ecoliteracy melalui model problem based learning (PBL). D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak terutama yang berkaitan dengan pendidikan, adapun manfaat penelitian antara lain: 1. Manfaat Teoritis Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan sosial khususnya tentang model problem based learning (PBL) dalam meningkatkan ecoliteracy siswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Menambah pengetahuan wawasan guru tentang metode problem based learning (PBL) untuk meningkatkan pemahaman konsep dan sikap ecoliteracy dalam mengajar, bahwa mengajar harus dengan perencanaan sehingga hasilnya sesuai dengan tujuan yang diharapkan. b. Bagi Siswa Memotivasi siswa agar lebih giat dalam belajar, serta untuk memahami dan meningkatkan sikap ecoliteracy terhadap pembelajaran IPS dengan model problem based learning (PBL), dan para siswa tidak mengalami kejenuhan terhadap pembelajaran yang diberikan guru serta materi pelajaran dapat dipahami oleh siswa.
9 9 c. Bagi Pihak Sekolah Pihak sekolah dapat memberikan ruang dan fasilitas serta memberikan kesempatan dan mendorong pada guru agar lebih kreatif, inovatif dalam melaksankan proses pembelajarannya terutama salah satunya dengan model problem based learning (PBL) untuk meningkatkan ecoliteracy. d. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan serta pengalaman penelitian untuk meningkatkan pemahaman konsep dan sikap ecoliteracy dengan model problem based learning (PBL) pada materi pelajaran IPS di Sekolah Dasar. E. Struktur Organisasi Tesis Dengan berdasarkan pada pedoman penulisan karya ilmiah UPI tahun akademik 2014/2015 (2014, hal. 23), penulisan tesis ini disusun dengan sistematika yang diawali dengan Bab I yaitu Pendahuluan, yang meliputi latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi tesis. Bab II mengenai Kajian Pustaka atau Landasan Teoritis yang terdiri dari enam sub bab yaitu: pertama, pembelajaran IPS di sekolah dasar, kedua, pengertian model pembelajaran problem based learning, ciri-ciri problem based learning, tujuan problem based learning, tahapan-tahapan problem based learning, kelebihan dan kelemahan problem based learning, ketiga, pemahaman konsep ecoliteracy, keempat, sikap ecoliteracy. Kelima, penelitian terdahulu yang relevan, dan keenam hipotesis tindakan. Bab III mengenai metode penelitian, meliputi: lokasi dan subjek penelitian, model dan desain penelitian, penjelasan istilah, instrument penelitian dan analisis data. Bab IV mengenai hasil penelitian dan pembahasan, yang terdiri dari analisis temuan hasil penelitian. Bab V mengenai kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitianserta rekomendasi untuk peneliti selanjutnya, diakhiri oleh daftar pustaka dan lampiran penelitian.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar kita, hidup dan kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari pengaruh lingkungan. Akhadi (2009: 59)
Lebih terperinci2015 MENUMBUHKAN GREEN BEHAVIOR DALAM MEMILIH JAJANAN YANG SEHAT MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PEMBELAJARAN IPS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu agenda pembangunan nasional adalah mewujudkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang sehat, cerdas, produktif dan mandiri (Depkes, 2004). Berangkat dari
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A.
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan kelas yang sudah dilakukan untuk meningkatkan ecoliteracy siswa dengan pendekatan SAVI, secara umum terdapat peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Huda (2012, hlm.3) merupakan sebuah proses dinamis dan berkelanjutan yang bertugas memenuhi kebutuhan siswa dan guru sesuai dengan minat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Rotari, 2016
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini arus globalisasi telah mempengaruhi kehidupan masyarakat dunia secara menyeluruh termasuk Indonesia. Masyarakat sekarang ikut dimanjakan oleh kemudahan-kemudahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skripsi yang berjudul Pengembangan Ecoliteracy melalui Tugas Pembuatan Puzzle Berbahan Dasar Barang Bekas ini dilatarbelakangi oleh adanya beberapa faktor yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengelolaan lingkungan hidup. Afandi (2013) mengatakan bahwa pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Strategi belajar mengajar yang tepat sangat penting dilakukan untuk menunjang keberhasilan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak konstitusional bagi setiap warga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan kehidupan suatu bangsa sangat ditentukan oleh pendidikan. Pendidikan yang tertata dengan baik dapat menciptakan generasi yang berkualitas, cerdas, adaptif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa lepas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Dalam zaman yang semakin modern ini, pendidikan merupakan modal yang harus
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Simpulan penelitian secara keseluruhan sesuai dengan fokus permasalahan penelitian adalah sebagai berikut. 1. Model Ecopedagogy BMLHL lebih efektif meningkatkan kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencemaran, kerusakan lingkungan serta sumber daya dan konservasi.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan lingkungan hidup merupakan upaya untuk merubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
Lebih terperinciT, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Berdasarkan hasil observasi pra- penelitian yang peneliti lakukan di SMP Negeri 19 Bandung khususnya di kelas VIII F, peneliti menemukan masalah ketika pembelajaran
Lebih terperinciRANI DIANDINI, 2016 PENDAPAT SISWA TENTANG PELAKSANAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TATA HIDANG DI SMK NEGERI 2 BALEENDAH
1 BAB I PENDAHULUAN Pada Bab ini penulis akan menjabarkan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi Skripsi mengenenai pendapat peserta didik
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, peneliti akan menjelaskan mengenai kesimpulan dari hasil kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan di kelas VII-B SMP Negeri 40 Bandung serta memberikan beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar untuk membekali warga negara agar menjadi warga negara yang memiliki kecerdasan dan kepribadian yang baik. Hal tersebut sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan keterampilan proses serta menumbuhkan berpikir kritis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran kimia di SMA diantaranya berfungsi untuk mengembangkan keterampilan proses serta menumbuhkan berpikir kritis siswa. Selain itu disebutkan pula tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neni SUharjani, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Udara, air, tanah, flora, fauna, dan manusia adalah unsur-unsur lingkungan hidup yang dalam interaksinya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Manusia mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses untuk mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan
Lebih terperinci2015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS SD
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) yang selama ini berlangsung di Sekolah Dasar lebih menekankan pada pembelajaran yang bersifat ekspositori. Dimana siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan belajar yang bersih sangat mendukung ketertiban dan kenyamanan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Berbeda halnya dengan pelajar yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Istilah pembelajaran dalam dunia pendidikan merupakan salah satu aspek
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Istilah pembelajaran dalam dunia pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting. Pembelajaran merupakan suatu rangkaian peristiwa yang dapat memengaruhi peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam suatu pendidikan tentu tidak terlepas dengan pembelajaran di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam suatu pendidikan tentu tidak terlepas dengan pembelajaran di sekolah yang menginginkan pembelajaran yang bisa menumbuhkan semangat siswa untuk belajar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Hal ini berarti bahwa pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan serangkaian proses yang sangat kompleks dan banyak melibatkan aspek yang saling berkaitan. Pendidikan bertujuan untuk mengubah sikap dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman selalu berubah setiap waktu, keadaan tidak pernah menetap pada suatu titik, tetapi selalu berubah.kehidupan manusia yang juga selalu berubah dari tradisional menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk: Mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raden Roby Maulidan, 2014 Kesiapan Warga Kampus UPI Menuju ECO-Campus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini isu-isu tentang lingkungan menjadi salah satu suatu pusat perhatian seluruh Dunia, diantaranya isu global warming, krisis ketersedian sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu sebab penduduk di Indonesia kurang memperhatikan pendidikan adalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak, Banyak penduduk di Idonesia yang kurang memperhatikan pendidikanya. Salah satu sebab
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang tidak terlepas dari segi-segi kehidupan manusia. Kesenian juga merupakan cerminan dari jiwa masyarakat. Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan mengembangkan potensi siswa. Potensi siswa dikembangkan sesuai dengan bakat dan kemampuan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan telah diatur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan telah diatur oleh pemerintah dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses memproduksi sistem nilai dan budaya kearah yang lebih baik, antara lain dalam pembentukan kepribadian, keterampilan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu fondasi yang menentukan ketangguhan dan kemajuan suatu bangsa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dituntut untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI
189 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI A. Simpulan Umum Kampung Kuta yang berada di wilayah Kabupaten Ciamis, merupakan komunitas masyarakat adat yang masih teguh memegang dan menjalankan tradisi nenek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia dari tahun ke tahun kualitasnya semakin rendah hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia dari tahun ke tahun kualitasnya semakin rendah hal ini di buktikan dengan peringkat ranking Indonesia yang berada di urutan 69 tingkat
Lebih terperincipembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia. Melalui pendidikan, manusia yang tidak tahu apa-apa menjadi tahu segalanya, manusia yang tidak bisa apa-apa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu permasalahan mengenai lingkungan merupakan topik yang tidak pernah lepas dari pemberitaan sampai saat ini, mulai dari tingkat lokal, regional, nasional, maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab,
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab, antara lain: Latar Belakang Masalah; Rumusan Masalah; Tujuan Penelitian; Manfaat Penelitian; Penegasan Istilah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ahmad Wahyudi, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal dasar bagi manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Merujuk pada sistem pendidikan nasional No 20 Tahun 2003 menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Terjaganya lingkungan menjadikan kualitas hidup manusia lebih baik. Kenyataan yang dihadapi saat ini adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga mampu. menghadapi segala perubahan dan permasalahan pada kemajuan jaman yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mengantisipasi adanya berbagai masalah, hambatan dan tantangan di era globalisasi ini, perlu adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia,
Lebih terperinciPENANAMAN ETIKA LINGKUNGAN MELALUI SEKOLAH PERDULI DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN
PENANAMAN ETIKA LINGKUNGAN MELALUI SEKOLAH PERDULI DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN Rachmat Mulyana Abstrak Pendidikan merupakan salah satu upaya potensial dalam mengatasi krisis lingkungan yang terjadi saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan bahwa akhlak bersifat abstrak, tidak dapat diukur, dan diberi nilai oleh indrawi manusia (Ritonga,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang telah maju. Pendidikan mepunyai peranan yang sangat penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis, intensional dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kelemahan pendidikan saat ini adalah pada proses pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu kelemahan pendidikan saat ini adalah pada proses pembelajaran karena siswa kurang dilatih untuk memiliki kecakapan berpikir. Siswa banyak diarahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sikap peduli lingkungan merupakan kesatuan pendapat dan keyakinan individu dalam memperhatikan kelestarian lingkungan alam sebagai dasar respon untuk berperilaku ramah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian dan prioritas yang tinggi oleh pemerintah, pengelola pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, ketrampilan, dan keahlian tertentu pada manusia untuk mengembangkan bakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ghina Afini Capriditi,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Banyaknya permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia. Salah satunya adalah permasalahan dalam peningkatan mutu pendidikan. Hal tersebut seharusnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa yang siap menghadapi masa depan. Salah satu jenjang pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor penentu dalam menciptakan generasi bangsa yang siap menghadapi masa depan. Salah satu jenjang pendidikan yang harus ditempuh
Lebih terperinci2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar dan terencana untuk memanusiakan manusia melalui pengembangan seluruh potensinya sesuai dengan yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan tercantum dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan pra penelitian awal yang dilakukan pada kelas VII E SMPN 2 Lembang, peneliti melihat kurangnya aktivitas belajar pada peserta didik dalam kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang besar adalah bangsa menghargai jasa para pahlawan. Pernyataan yang sudah cukup umum didengar tersebut tersirat bahwa sejarah memerankan peran yang
Lebih terperincimaupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan lingkungan hidup adalah suatu proses dimana terdapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan lingkungan hidup adalah suatu proses dimana terdapat pembelajaran yang menyadarkan manusia akan masalah lingkungan hidup di sekitarnya. Pendidikan Lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ketertinggalan akademik, tetapi lengah dalam membangun karakter. Pembentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembentukan karakter adalah sisi yang selama ini hilang dalam pembentukan di Indonesia. Bangsa Indonesia terlalu bersemangat mengejar ketertinggalan akademik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk social tidak dapat dipisahkan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk social tidak dapat dipisahkan dari komunitasnya dan setiap orang tidak ada yang bisa berdiri sendiri melakukan aktivitas untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.
Lebih terperinciEngineering Sustainability (Rekayasa Berkelanjutan) Joko Sedyono Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015
Engineering Sustainability (Rekayasa Berkelanjutan) Joko Sedyono Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015 Topik Pengantar Masalah Solusi: Keberlanjutan Peran PT (Perguruan Tinggi) Cara membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencapaian tujuan pendidikan ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Banyak permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan keterampilan dan aktivitas yang dapat dilakukan oleh semua orang. Asalkan mereka telah melek huruf dan memiliki kemauan untuk menulis. Definisi
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. GBHN dan UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan nasional. Dalam UU No. 20/2003
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keimanan dan ketaqwaan merupakan salah satu ciri manusia Indonesia seutuhnya yang hendak dicapai melalui sistem pendidikan nasional sebagaimana dinyatakan dalam
Lebih terperinci2015 PERANAN PROGRAM ADIWIYATA DALAM MEMBINA KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN SISWA DI SMP NEGERI 6 BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang berada di bumi, yang terdiri dari komponen biotik maupun abiotik. Lingkungan hidup abiotik terdiri dari tanah, air,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Melalui pendidikan manusia akan tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang utuh. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan sekolah merupakan suatu proses yang melibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Permasalahan karakter saat ini banyak diperbincangkan. Berbagai persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Peningkatkan kualitas pendidikan harus selalu diusahakan dari waktu ke waktu baik dari segi sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kreativitas menjadi sesuatu hal yang begitu sangat penting yang harus dimiliki manusia, karena dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari hampir semua manusia
Lebih terperinciMENGGUGAH KEPEDULIAN SISWA TERHADAP SATWA LIAR MELALUI PENDIDIKAN IPA DI SEKOLAH DASAR
MENGGUGAH KEPEDULIAN SISWA TERHADAP SATWA LIAR MELALUI PENDIDIKAN IPA DI SEKOLAH DASAR H. Dede Margo Irianto*) Abstrak Kepedulian terhadap satwa liar ini harus ditanamkan sejak dini, agar dalam setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktivitas vital dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia melalui transfer ilmu pengetahuan, keahlian dan nilai-nilai kehidupan guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan nasional dan menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional dan menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan kompetitif dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan seyogyanya menyiapkan generasi yang berkualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tri Suryani, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan nasional: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta mendukung pembangunan berkelanjutan. Menanamkan kesadaran dan. keluarga, sekolah, dan masyarakat (Sumaatmadja, 2001:56).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peduli terhadap lingkungan merupakan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup, serta mendukung pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sangat bergantung pada lingkungan hidupnya, manusia akan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sangat bergantung pada lingkungan hidupnya, manusia akan musnah jika lingkungan hidupnya rusak. Lingkungan hidup yang rusak adalah lingkungan hidup yang tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa di masa mendatang yang merupakan sumber dari pembangnan berkelanjutan dunia. Usia dini anak-anak merupakan tahap yang penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kepedulian masyarakat Indonesia terhadap lingkungan masih bisa terhitung rendah, hal ini bisa dilihat dari hasil perhitungan Kementrian Lingkungan Hidup (KemenLH)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu 25 tahun. Berbagai keunggulan pendidikan di negara Jepang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah prioritas utama yang harus dibangun oleh suatu Negara, bagi Jepang pendidikan merupakan alat yang berperan sangat penting guna meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana strategis untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa, karenanya kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kemajuan pendidikannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan untuk pembentukan kualitas siswa dalam segi kognitif, psikomotorik dan afektif. Lebih lanjut, IPA umumnya
Lebih terperinci2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses optimalisasi potensi anak ke arah pencapaian kemampuan sebagai standar atau output hasil belajar, sesuai dengan
Lebih terperinci