III. METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 32 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan selama 10 bulan dari bulan Maret Desember 2008, di Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jakarta. 3.2 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah natrium alginat dari Sargassum sp., natrium alginat dari Turbinaria sp. dan natrium alginat komersial. Bahan natrium alginat diperoleh dari hasil ekstraksi rumput laut Sargassum sp. dan Turbinaria sp. yang diperoleh dari perairan Binuangeun, Provinsi Jawa Barat. Sebelum ekstraksi, rumput laut diperlakukan dengan perendaman dalam alkali (KOH 0.1% selama 1 jam), dicuci dengan air tawar dan dikeringkan (Yunizal et al. 2000). Ekstraksi alginat dilakukan dengan metode yang dikembangkan di Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi kelautan dan Perikanan Jakarta, yang meliputi proses demineralisasi, pencucian, ekstraksi, penarikan asam alginat dengan larutan HCl, pencucian asam alginat, konversi ke natrium alginat dengan larutan NaOH, penarikan natrium alginat alginat dengan alkohol, pengeringan dan penggilingan (Anonim, 2000). Prosedur ekstraksi natrium alginat dapat dilihat pada Lampiran 1. Alginat komersial yang digunakan dalam penelitian adalah alginat komersial viskositas sedang dari Sigma Co. dan alginat komersial yang tidak diketahui asalnya diperoleh dari toko kimia. Alginat komersial yang diproduksi oleh Sigma Co. berasal dari rumput laut Macrocystis pyrifera (Alvares & Carmona, 2007; Mancini et al.1999). Bahan kimia yang dipergunakan terdiri dari: kalium hidroksida, natrium hidroksida, asam sulfat, asam nitrat, asam perklorat, isopropil alkohol, glukono-δlaktone (GDL), locust bean gum (LBG), natrium sulfat, natrium karbonat, kalsium karbonat, standar logam berat/mineral (As, Pb, Ca) dan natrium hipoklorit 3.3 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian meliputi: stable mycrosystem TA- XT2 texture-analyze, lemaripembeku/coldstorage, mixer, batang pengaduk, grinder, penyaring vibrator, cetakan gel, glassware, bak plastik, timbangan analitik, rapid viscoanalyzer (RVA), Fourier Transmittance Infra Red (FTIR), dan Atomic Absorbtion Spectroscopy (AAS).

2 Metode Penelitian Penelitian terdiri dari 3 tahapan yang meliputi (1) karakterisasi sifat fisiko kimia natrium alginat, (2) penentuan konsentrasi CaCO 3 untuk pembentukan gel dan karakteristik gel alginat yang dihasilkan serta (3) pengaruh interaksi alginat dengan locust bean gum (LBG) terhadap karakteristik gel dan viskositas yang dihasilkan. Secara umum garis besar penelitian disajikan pada Gambar 3. Tahap 1. Karakterisasi sifat fisiko kimia natrium alginat Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi karakteristik bahan baku natrium alginat hasil ekstraksi dari kedua jenis rumput laut serta alginat komersial yang dapat mempengaruhi pembentukan dan karakteristik gelnya. Terhadap natrium alginat yang diperoleh dilakukan pengamatan yang meliputi kadar air (gravimetri), bahan tidak larut air (gravimetri), kadar abu (gravimetri), logam/mineral Pb, As, Ca (spektrofotometri), viskositas apparent, rendemen untuk natrium alginat dari rumput laut lokal (gravimetri) serta estimasi M/G rasio (spektrofotometri). Tahap 2. Penentuan konsentrasi CaCO 3 untuk pembentukan gel dan karakteristik gel alginat yang dihasilkan Penenelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi kalsium karbonat (CaCO 3 ) untuk pembentukan gel alginat dari rumput laut lokal Sargassum sp. dan Turbinaria sp., karakteristik gel yang dihasilkan serta mendapatkan konsentrasi CaCO 3 yang dibutuhkan untuk meningkatkan viskositas alginat lokal tersebut apabila aplikasinya akan diarahkan sebagai bahan pengental. Dari tahap penelitian ini diharapkan diperoleh informasi mengenai berapa jumlah CaCO 3 yang diperlukan untuk membentuk gel dari alginat, karakteristik gel yang dihasilkan serta informasi mengenai kemungkinan pemanfaatan ion tersebut untuk meningkatkan viskositas alginat.

3 34 Karakterisasi natrium alginat dari Sargassum, Turbinaria, Komersial (Penelitian tahap 1) Pengaruh CaCO 3 pada pembentukan dan karakteristik gel alginat (Penelitian tahap 2) Konsentrasi CaCO 3 : 0, 2.5, 5, 7.5, 10, 12.5, 15, 20, 25, 30 mm. Konsentrasi alginat 1 %, GDL 30 mm. terbentuk gel Pengamatan: - kadar air - Bahan tak larut air - kadar abu - Kadar Pb, As, Ca - viskositas apparent - rendemen - perkiraan rasio M/G Pengamatan karakteristik gel: 1. visual 2. keteguhan gel 3. karakteristik tekstur - karakteristik pecah - kekuatan gel - modulus rigidity - elastisitas 4. sineresis tidak terbentuk gel Pengaruh interaksi natrium alginat Dengan locust bean gum (LBG) (Penelitian tahap 3) Konsentrasi LBG: 0, 10, 20, 30, 40, 50 g / 100 g alginat. Konsentrasi alginat yang digunakan 1 %, GDL 30 mm. Konsentrasi CaCO 3 20 mm untuk gel dan 3.5 mm untuk larutan viskous. Karakteristik gel dan viskositas LBG tanpa alginat diamati pada konsentrasi CaCO 3 20 mm Pengamatan: 1. viskositas apparent 2. stabilitas viskositas thd panas 3. recovery viskositas Gambar 3. Skema penelitian Senyawa CaCO 3 yang bersifat kurang larut dalam air dipakai sebagai sumber ion Ca 2+ dan untuk meningkatkan kelarutannya digunakan glucono-δ-lakton sebagai pengatur keasaman sistem. Konsentrasi CaCO 3 yang ditambahkan divariasi dari 0, 2.5, 5, 7.5, 10, 12.5, 15, 20, 25, 30 mm. Pembentukan gel dilakukan dengan melarutkan alginat pada konsentrasi 1% dalam akuades bebas ion dengan stirer selama 30 menit, menambahkan CaCO 3 sambil tetap distirer, dan penambahan GDL sampai semua larut. Larutan kemudian dimasukan dalam cetakan berukuran diameter 3.5 cm tinggi 5 cm dan

4 35 dibiarkan selama 1 jam pada suhu ruang. Selanjutnya gel dilepaskan dari cetakan. Pengamatan yang dilakukan meliputi visual (bagaimana bentuk gel yang dihasilkan), karakteristik gel yang meliputi keteguhan gel, karakteristik tekstur diukur dengan alat Stable Micro System TA-XT2 Texture-Analyzer dan sineresis. Pada konsentrasi penambahan CaCO 3 yang tidak membentuk gel, terhadap larutan alginat dilakukan pengukuran viskositas dengan RVA. Pada konsentrasi penambahan CaCO 3 yang tidak membentuk gel, dilakukan pengamatan viskositas. Penelitian tahap 2 menunjukkan bahwa hanya konsentrasi CaCO mm yang tidak menghasilkan gel, sedangkan konsentrasi 5 mm menghasilkan gel yang sangat lemah (cairan viskoelastis). Oleh karena itu untuk mengetahui berapa besar peningkatan viskositas alginat yang dapat dihasilkan dari penambahan CaCO 3 perlakuan dipecah langi menjadi konsentrasi 2.5; 3.5 dan 4.5 mm. Larutan ditambahkan CaCO 3 sesuai perlakuan sambil diaduk, kemudian ditambahkan GDL sambil diaduk sampai larut dan dibiarkan selama 1 jam pada suhu ruang. Viskositas diamati dengan RVA pada suhu 20 0 C dan kecepatan putaran 130 rpm. Terhadap alginat dengan viskositas tertinggi yang tidak menghasilkan pembentukan gel diamati ketahanan viskositas terhadap panas dengan RVA (rapid viscoanalyzer). Tahap 3. Pengaruh interaksi alginat dengan locust bean gum (LBG) terhadap karakteristik gel dan viskositas yang dihasilkan Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh interaksi natrium alginat dengan locust bean gum (LBG) baik terhadap karakteristik gel maupun karakteristik viskositas yang dihasilkan. Perlakuan yang dicobakan adalah penambahan LBG sebanyak 0, 10, 20, 30, 40, 50 g/100g alginat. Pembentukan gel dilakukan pada konsentrasi larutan alginat 1% dengan konsentrasi CaCO 3 terpilih dari penelitian tahap 2 (20 mm) dan glukono-δ-lactone yang tetap. Untuk melihat pengaruh penambahan LBG terhadap karakteristik viskositas alginat penambahan LBG dilakukan pada konsentrasi CaCO 3 terpilih (3.5 mm) dan konsentrasi GDL tetap. Pengamatan terhadap gel yang dihasilkan meliputi visual (bagaimana bentuk gel yang dihasilkan), karakteristik gel yang meliputi keteguhan gel, karakteristik tekstur diukur dengan alat Stable Micro System TA-XT2 Texture-Analyzer dan sineresis. Pada produk yang tidak membentuk gel pengamatan yang dilakukan meliputi viskositas apparent dan stabilitas viskositas terhadap panas serta recovey viskositas.

5 36 Untuk melihat ada tidaknya sinergisme dilakukan pengamatan karakteristik viskositas dan gel LBG tanpa alginat dengan penambahan Ca terpilih dan GDL yang tetap. 3.5 Pengamatan Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: Kadar air (metode gravimetri) (FAO, 2006) Ditimbang sampel 1-2 g dalam cawan porselen atau botol yang diketahui beratnya (sebelumnya cawan / botol dikeringkan pada oven selama 30 menit), dan dimasukkan dalam oven pada suhu C selama 4 jam. Cawan berisi sampel didinginkan dalam desikator dan ditimbang beratnya segera setelah mencapai suhu ruang. Perlakuan diulang sampai diperoleh berat konstan. Kadar air dihitung sebagai: kadar air (%) = (berat awal-berat akhir) / berat sampel x 100% Bahan tidak larut air (metode gravimetri) (FAO, 2008) Sebanyak 2 g sampel dilarutkan dengan 800 ml air dalam labu 2000 ml. Larutan dinetralkan sampai ph 7 dengan larutan NaOH 6.5% (w/v) dan dilebihkan dengan menambahkan 3 ml. Ditambahkan 40 ml larutan hidrogen peroksida yang mengandung 30% berat H 2 O 2, ditutup dan dipanaskan sampai mendidih selama 1 jam sambil sering diaduk. Selagi panas larutan disaring dalam cawan gooch yang telah diketahui beratnya (A) yang dilengkapi penyaring fibre glass no 934 AH Reeve angel & co, atau yang setara. Apabila sulit disaring karena terlalu kental, larutan dipanaskan sampai viskositas turun dan mudah disaring. Cawan dicuci dengan air panas, dan dikeringkan pada oven C 1 jam, didinginkan dan ditimbang (B). Bahan tidak larut air dihitung dalam berat kering dan dinyatakan dalam persen. Bahan tidak larut air = (B A)/berat sampel x 100 % Kadar abu total (FAO, 2006) Ditimbang sejumlah sampel (tergantung jenisnya dan diperkirakan diperoleh abu sekitar 20 mg) dalam cawan porselen berpenutup yang diketahui beratnya. Cawan berisi sampel kemudian diabukan dalam furnace pada suhu C sampai diperoleh abu bebas karbon. Apabila tidak diperoleh abu yang bebas karbon, basahkan abu dengan air panas, ratakan dengan pengaduk gelas keringkan pada oven dan diabukan kembali. Jika abu bebas karbon belum diperoleh, dinginkan cawan, tambahkan 15 ml ethanol, pecahkan abu dengan pengaduk gelas dan bakar ethanol, dan lanjutkan dengan pengabuan. Cawan didinginkan dalam desikator dan ditimbang segera setelah mencapai suhu ruang. Kadar abu diukur sebagai:

6 37 Kadar abu (%) = berat abu / berat sampel x 100% Logam/mineral Pb, As, Ca (AOAC, 2000, FAO, 2006, SNI dimodifikasi) Sampel ditimbang dengan tepat 2.5 g dan dimasukkan dalam labu kjeldahl 150 ml, ditambahkan 5 ml larutan asam nitrat dan segera dipanaskan sampai reaksi berlanjut. Didinginkan dan ditambahkan secara bertahap 4 ml larutan asam sulfat dan dipanaskan sampai larutan secara signifikan menjadi gelap. Ditambahkan lagi sedikit asam nitrat pekat perlahan dan dipanaskan lagi sampai menghitam. Larutan tidak boleh dipanaskan terlalu kuat untuk menghindari pengarangan berlebihan atau kehilangan arsen. Pemanasan dilanjutkan sampai larutan berwarna kekuningan dan tidak kehitaman lagi. Jika larutan masih berwarna, ditambahkan 0.5 ml asam perklorat dan sedikit asam nitrat pekat dan dipanaskan selama 15 menit, ditambahkan lagi 0.5 ml asam perklorat dan dipanaskan lagi beberapa menit. Setelah dingin dilarutkan dengan 10 ml akuadesh, dan larutan harus tidak berwarna. Kemudian larutan didihkan sampai terbentuk uap putih dan didinginkan. Setelah dingin ditambahkan 10 ml 5 N HCl dan dipanaskan lagi beberapa menit (10 menit). Setelah dingin larutan dipindahkan ke labu ukur 50 ml sampai tidak ada bagian yang tertinggal dalam labu kjeldahl, dan volume ditepatkan 50 ml dengan menambahkan akuadesh. Pembacaan dilakukan dengan AAS merk Aanalyst 800 dilengkapi dengan autosampler. Atomisasi dilakukan dengan otomizer tipe graphite furnace (elektro thermal atomizer). Larutan standar yang digunakan larutan Pb dengan konsentrasi 0, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100 μg/l. Dari pembacaan standar dibuat grafik hubungan antara absorbansi dan konsentrasi Pb dalam larutan. Hasil pembancaan absorbansi sampel setelah dikurangi pembacaan blangko dimasukkan dalam persamaan hubungan antara absorbansi dan konsentrasi Pb dalam larutan dan diperoleh nilai konsentrasi Pb dalam larutan sampel (A μg/l). Kadar Pb dalam sampel dihitung sbb: Kadar Pb (mg/kg) = A x (50/1000) / berat sampel x 1000 Untuk analisa Ca, konsentrasi standar yang digunakan yaitu dengan konsentrasi 0; 0.5; 1; 1.5; 2; 3 dan 4 mg/l. Pembacaan dilakukan dengan AAS merk Solaar AA Series, dengan atomisasi tipe nyala dengan bantuan gas NO 2. Sebelum pembacaan larutan sampel diencerkan 100 kali. Hubungan antara absorbansi standar dengan

7 38 konsentrasi Ca standar dibuat. Nilai pembacaan absorbansi sampel setelah dikurangi blangko dimasukkan dalam persamaan hubungan antara absorbansi standar dan konsentrasi Ca standar dan diperoleh nilai konsentrasi Ca dalam larutan sampel ( A mg/l). Kadar Ca dalam sampel dihitung sbb: Kadar Ca (%) = A x 50/1000 x fp x (1/1000) /bberat sampel x 100 % Analisa Arsen menggunakan standar dengan variasi konsentrasi 1, 3, 5, 7, dan 10 μg/l. Hubungan antara absorbansi standar dan konsentrasi As standar dibuat. Nilai pembacaan absorbansi sampel setelah dikurangi blangko dimasukkan dalam persamaan hubungan antara absorbansi standar dan konsentrasi As standar dan diperoleh nilai konsentrasi As dalam larutan sampel ( A μg/l). Kadar As dalam sampel dihitung sbb: Kadar As (mg/kg) = A x (50/ 1000) / berat sampel Rendemen (Rasyid, 2003 a,b ) Rendemen alginat yang dihasilkan dihitung sebagai berat alginat yang diperoleh dari hasil ekstraksi dibandingkan dengan berat bahan rumput laut dikalikan 100 % Perkiraan rasio M/G (Sakugawa et al. 2004) Pengamatan dilakukan untuk mengetahui perkiraan rasio mannuronat/ guluronat dalam alginat. Sebelum pembentukan pelet KBr, sampel alginat disiapkan terlebih dahulu untuk mengkonversi garam alginat dalam bentuk kalsium alginat. Sebanyak 50 mg sampel alginat dilarutkan dalam air bebas ion untuk medapatkan 2.5% larutan sampel. Sampel alginat kemudian diteteskan dalam larutan 0.5 M CaCl 2 dan dibiarkan semalam. Garam alginat yang mengendap dipisahkan dengan centrifugasi dan dikeringkan dengan freeze drier. Preparasi pelet dilakukan dengan menimbang 2 mg sampel dan menambahkan 200 mg KBr dan dicampur sampai homogen dengan mortar. Pelet dibentuk dalam pencetak pelet pada kondisi vakum dan bertekanan. Spektra sampel alginat diamati dengan FTIR pada panjang gelombang nm. Rasio M/G dilakukan dengan membandingkan rasio absorbansi pada panjang gelombang 1030/1080 nm. Data dimasukkan dalam persamaan hubungan rasio absorbansi dengan kandungan mannuronat yang dibuat Sakugawa et al Rasio M/G dihitung sebagai M/(100-M) Viskositas apparent Pengamatan dilakukan pada konsentrasi solid 1 5 % untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi dengan viskositas larutan. Sampel ditimbang 1 5 g berat

8 39 kering, dan ditambahkan air bebas ion sampai terbentuk larutan 100 ml. Viskositas dibaca dengan RVA pada suhu 20 0 C dengan putaran 130 rpm. Pembacaan dilakukan selama 2 menit dan nilai yang diamati merupakan rata-rata viskositas tertinggi dari pengamatan pada selang menit, menit dan menit. Viskositas dinyatakan dalam centipois (mpa.s) Visual Bentuk dan penampakan gel yang terbentuk diamati secara visual seperti bentuk permukaan, kekompakan, keseragaman gel dan karakteristik gel lainnya dan difoto Keteguhan gel Tinggi gel awal diukur (y mm) dan setelah dilepaskan dari cetakan dan dibiarkan selama 5 menit diukur (y mm). Keteguhan gel dinyatakan sebagai y /y x 100% Karakteristik Tekstur Pengamatan karakteristik gel dilakukan dengan tes penetrasi menggunakan Stable Micro System TAXT2 teksture analyzer dengan probe silinder berdiameter 10 mm pada kecepatan 0.5 mm/s sampai kedalaman penetrasi 25 mm (Marrs & Titoria, 2004). Persiapan sampel dilakukan dengan melarutkan alginat pada konsentrasi 1% dalam akuades bebas ion dengan stirer selama 30 menit, menambahkan CaCO 3 sambil tetap distirer, dan penambahan GDL sampai semua larut. Larutan kemudian dimasukan dalam cetakan berukuran diameter 3.5 cm tinggi 5 cm dan dibiarkan selama 1 jam pada suhu ruang sampai terbentuk gel. Selanjutnya gel dilepaskan dari cetakan dan dianalisa. Parameter yang diamati meliputi karakteristik pecah, kekuatan gel, modulus rigidity, dan elastisitas. Karakteristik pecah diamati dari kurva yang terbentuk pada saat gel pecah apakah bentuknya halus atau bergelombang/ bertahap. Kekuatan gel diamati sebagai puncak gaya (g) pada saat gel pecah dibagi luas kontak area. Modulus rigidity didekati dari kemiringan kurva yang diperoleh dengan bantuan software Texture Exponent 32. Semakin besar kemiringan kurva artinya modulus rigidity semakin besar. Elastisitas didekati dari pengukuran jarak yang dicapai probe (mm) pada saat gel tersebut pecah Sineresis Dilakukan preparasi pembuatan gel pada wadah yang telah diketahui beratnya. Gel disimpan dalam refrigerator suhu 4 0 C selama 24 jam dan air yang terlepas dari gel

9 40 dihilangkan dengan kertas penyerap air. Gel kemudian ditimbang dan sineresis dinyatakan sebagai selisih berat / berat awal x 100% (Draget et al. 2001) Stabilitas viskositas terhadap panas dan recovery viskositas Sampel g ditambahkan air bebas ion sampai 25 g (konsentrasi 1-4%), dimasukkan kaleng sampel RVA, dikocok bersama pengaduknya selama 15 menit sampai larut. Pengukuran viskositas dengan RVA dilakukan dengan profile yang dimodifikasi dengan pengaturan suhu sebagai berikut: 0-7 menit suhu dinaikkan dari 20 0 C ke 90 0 C, ditahan selama 1 menit. Suhu diturunkan bertahap menjadi 20 0 C selama 7 menit. Untuk mendapatkan hasil yang akurat maka perhitungan berat sampel dinyatakan dalam berat kering, dan berat air yang ditambahkan ditimbang sampai berat akhir 25 g. Profile viskositas yang diperoleh dipakai sebagai dasar penentuan stabilitas viskositas terhadap panas dan recovery viskositas. Stabilitas viskositas terhada panas dinyatakan dalam persen dan dihitung sebagai: (viskositas awal viskositas terendah) x 100 %. Stabilitas viskositas (%) = viskositas awal Recovery viskositas dinyatakan dalam persen dan dihitung sebagai : Recovery viskositas (%) = Viskositas akhir x 100 % viskositas awal 3.6 Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan dengan rancangan acak lengkap faktorial dengan 3 kali ulangan. Model linear aditif dari rancangan penelitian menurut Mattjik & Sumertajaya (2006) adalah sbb: Y ijk = μ + αi + β j + (αβ) ij + ε ijk dimana, Y ijk = nilai pengamatan pada faktor A taraf ke-i faktor B taraf ke-j dan ulangan ke k (μ, αi, β j ) = komponen aditif dari rataan pengaruh utama faktor A dan pengaruh utama faktor B (αβ) ij = komponen interaksi dari faktor A dan faktor B ε ijk = pengaruh acak yang menyebar normal (0, σ 2 ) Pengamatan visual disajikan dalam bentuk foto dari gel yang dihasilkan. Karakteristik gel yang tebentuk disajikan secara diskriptif berupa grafik hubungan

10 41 antara gaya yang diberikan dan perubahan pada sampel (force-distance) yang dihasilkan dari pembacaan dengan alat Stable Micro System TA-XT2 Texture-Analyzer. Parameter lain seperti kekuatan gel, elastisitas, modulus rigidity, viskositas, stabilitas viskositas oleh panas, recovery viskositas serta sineresis dianalisa dengan anova (analysis of variance). Apabila terdapat beda nyata antar perlakuan, analisa dilanjutkan dengan uji LSD (least significantly different) untuk penelitian tahap 1 dan DMRT (Duncan Multiple Range Test) untuk tahap 2 dan 3 (Steel & Torrie, 1995).

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah bubuk susu kedelai bubuk komersial, isolat protein kedelai, glucono delta lactone (GDL), sodium trpolifosfat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratoriun Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN III. MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Laboratorium Nutrisi dan Kimia serta Laboratorium Patologi,

Lebih terperinci

KARAKTERISASI PEMBENTUKAN GEL ALGINAT DARI RUMPUT LAUT Sargassum sp. dan Turbinaria sp. Subaryono F

KARAKTERISASI PEMBENTUKAN GEL ALGINAT DARI RUMPUT LAUT Sargassum sp. dan Turbinaria sp. Subaryono F KARAKTERISASI PEMBENTUKAN GEL ALGINAT DARI RUMPUT LAUT Sargassum sp. dan Turbinaria sp. Subaryono F251060041 SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g) LAMPIRAN 42 Lampiran 1. Prosedur Analisis mutu kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC, 1984) Cawan porselen kosong dan tutupnya dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada suhu 100 o C.Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan penelitian utama dilaksanakan bulan Maret Juni 2017 di Laboratorium Teknologi

Lebih terperinci

METODE. Materi. Rancangan

METODE. Materi. Rancangan METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos LAMPIRA 30 Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC 1984) Cawan alumunium kosong dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada temperatur 100 o C. Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan mulai akhir bulan Desember 2011-Mei 2012. Penanaman hijauan bertempat di kebun MT. Farm, Desa Tegal Waru. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian kali ini terdiri dari bahan utama yaitu biji kesambi yang diperoleh dari bantuan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT 1. Kertas saring a. Kertas saring biasa b. Kertas saring halus c. Kertas saring Whatman lembar d. Kertas saring Whatman no. 40 e. Kertas saring Whatman no. 42 2. Timbangan

Lebih terperinci

Desikator Neraca analitik 4 desimal

Desikator Neraca analitik 4 desimal Lampiran 1. Prosedur Uji Kadar Air A. Prosedur Uji Kadar Air Bahan Anorganik (Horwitz, 2000) Haluskan sejumlah bahan sebanyak yang diperlukan agar cukup untuk analisis, atau giling sebanyak lebih dari

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) : Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) : Rendemen merupakan persentase perbandingan antara berat produk yang diperoleh dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai dengan Januari 2017. Bertempat di Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

Pupuk super fosfat tunggal

Pupuk super fosfat tunggal Standar Nasional Indonesia Pupuk super fosfat tunggal ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Lampung pada bulan Juli

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2012. Cangkang kijing lokal dibawa ke Laboratorium, kemudian analisis kadar air, protein,

Lebih terperinci

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8 40 setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8 ml. Reaksi enzimatik dibiarkan berlangsung selama 8 jam

Lebih terperinci

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3. Preparasi Sampel Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3 siti_marwati@uny.ac.id Penarikan Sampel (Sampling) Tujuan sampling : mengambil sampel yang representatif untuk penyelidikan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian, 22 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Laboratorium Pengolahan Limbah Hasil Pertanian

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian 15 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Karakterisasi Bahan Baku Hasil Perairan (preparasi

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2013 di Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian, Medan. Bahan Penelitian Bahan utama yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat-alat yang digunakan Ayakan ukuran 120 mesh, automatic sieve shaker D406, muffle furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat titrasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Rion Viscotester Model VT-04F). Sebelum

Lebih terperinci

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya. 57 Lampiran I. Prosedur Analisis Kimia 1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). Timbang contoh yang telah berupa serbuk atau bahan yang telah dihaluskan sebanyak 1-2 g dalam botol timbang

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2017. Penelitian tersebut mencakup pembuatan maltodekstrin dari biji jali dan pengujian laju basah, viskositas, daya

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) LAMPIRAN Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) Pereaksi 1. Larutan ADF Larutkan 20 g setil trimetil amonium bromida dalam 1 liter H 2 SO 4 1 N 2. Aseton Cara

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia 17 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei 2012. Sampel Salvinia molesta diambil dari Waduk Batu Tegi Tanggamus. Analisis sampel

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah jagung pipil kering varietas pioner kuning (P-21). Jagung pipil ini diolah menjadi tepung pati jagung

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Lewikopo, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor yang terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Bagian Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juli sampai Oktober 2011, dan dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisa dan Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian eksperimental. Sepuluh sampel mie basah diuji secara kualitatif untuk

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 17 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juli 2012. Karakterisasi limbah padat agar, pembuatan serta karakterisasi karbon aktif dilakukan di Laboratorium Karakterisasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012 sampai dengan Oktober 2012. Adapun laboratorium yang digunakan selama penelitian antara lain Pilot

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji karet, dan bahan pembantu berupa metanol, HCl dan NaOH teknis. Selain bahan-bahan di atas,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. ALAT DAN BAHAN Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah jarak pagar varietas Lampung IP3 yang diperoleh dari kebun induk jarak pagar BALITRI Pakuwon, Sukabumi.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012 sampai April 2012 di Laboratorium Fisika Material, Laboratorium Kimia

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi

Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi Gambar 6. Sayur Sawi yang dijadikan Sampel Lampiran 2. Perhitungan Penetapan Kadar Air Metode Gravimetri a. Penetapan Bobot Tetap Cawan Kosong Dengan pernyataan bobot

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan 18 Maret 2016 sampai

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan Percobaan Analisis Data

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan Percobaan Analisis Data METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Produksi Ternak Ruminansia Besar, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan dan Laboratorium Seafast, Pusat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah 30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)

Lebih terperinci

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958) LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI 01-3546-2004 yang dimodifikasi*) Penentuan Total Padatan Terlarut (%Brix) saos tomat kental dilakukan dengan menggunakan Hand-Refraktometer Brix 0-32%*.

Lebih terperinci

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah 3. MATERI DAN METODE Proses pemanasan dan pengeringan gabah beras merah dilakukan di Laboratorium Rekayasa Pangan. Proses penggilingan dan penyosohan gabah dilakukan di tempat penggilingan daerah Pucang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015. 3.2 Alat Alat

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4. 1 BAB V METODOLOGI 5.1 Bahan-bahan dan Alat yang Digunakan 5.1.1 Alat yang digunakan : No. Alat Ukuran Jumlah 1. Digester - 1 Buah 2. Pengaduk - 1 Buah 3. Kertas PH - Secukupnya 4. Gunting - 1 Buah 5.

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah, BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Alat utama yang digunakan dalam penelitian pembuatan pulp ini adalah digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah,

Lebih terperinci

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. III. MATERI METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari 2015. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pasca Panen dan Laboratorium Ilmu Nutrisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL ) disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat 18 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari sampai Mei 2010 di Laboratorium Pilot Plant Seafast Center IPB, Laboratorium Kimia dan Laboratorium Rekayasa Proses

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pengujian kualitas fisik telur dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengujian kualitas kimia telur dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang 20 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang Analisis Pati dan Karbohidrat), Laboratorium Pengolahan Limbah Hasil

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu Tegi Kabupaten Tanggamus dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah Departemen

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas bahan-bahan untuk persiapan bahan, bahan untuk pembuatan tepung nanas dan bahan-bahan analisis. Bahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass, III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan penelitian dimulai pada bulan Februari

Lebih terperinci

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006) LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006) Prosedur pengujian daya serap air: 1. Sampel biskuit dihancurkan dengan menggunakan mortar. 2. Sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rencangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan. Faktor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang, Laboratorium Keamanan dan Mutu Pangan Universitas Brawijaya Malang. Penelitian

Lebih terperinci

Bab III Bahan dan Metode

Bab III Bahan dan Metode Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Uji Akademi Kimia Analisis Penelitian dilakukan bulan Desember 2011 sampai dengan Februari 2012.

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran dan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian menggunakan metode eksperimental yang dilakukan di laboratorium, dimana secara garis besar terdiri dari 3 tahap : 1. Tahap 1 yaitu mempersiapkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung a. Kadar Air Cawan kosong (ukuran medium) diletakkan dalam oven sehari atau minimal 3 jam sebelum pengujian. Masukkan cawan kosong tersebut dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu dengan cara mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. Rancangan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT.

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan juni 2011 sampai Desember 2011, dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT. Indokom

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan Maret 2015 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Kota Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Kota Gorontalo. 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1.1 Lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pengambilan sampel dilakukan di TPA Tanjung Kramat, selanjutnya pemeriksaan dan analisis sampel dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Brookfield Digital Viscometer Model

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tabel 2. Formulasi adonan

METODE PENELITIAN. Tabel 2. Formulasi adonan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam proses ekstrusi dan pre-conditioning adalah gritz jagung, tepung gandum, tepung beras, minyak dan air. Bahan yang digunakan untuk analisis

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau selama kurang lebih 5

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan

Lebih terperinci

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu 40 Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat 1. Kadar air (AOAC 1995, 950.46) Cawan kosong yang bersih dikeringkan dalam oven selama 2 jam dengan suhu 105 o C dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian dan Laboratorium Kimia,

Lebih terperinci

Gambar 6. Kerangka penelitian

Gambar 6. Kerangka penelitian III. BAHAN DAN METODOLOGI A. Bahan dan Alat Bahan baku yang digunakan adalah kayu secang (Caesalpinia sappan L) yang dibeli dari toko obat tradisional pasar Bogor sebagai sumber pigmen brazilein dan sinapic

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Mei 2015 di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Rupat Kelurahan Pergam Kecamatan Rupat Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lehan Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 12 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2012. Penelitian ini diawali dengan pengambilan sampel dari Balai Riset Pengembangan Budidaya Laut Lampung.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 aktu dan Tempat Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Metode Pengolahan terhadap Kandungan Mineral Keong Matah merah (Cerithidea obtusa) dilaksanakan dari bulan Februari-Mei 2011

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan bahan yang digunakan 5.1.1 Alat Tabel 4. Alat yang digunakan No. Alat Ukuran Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 5.1.2 Bahan Sendok Pipet

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal

Lebih terperinci