Gambar 1 Temporomandibular joint manusia
|
|
- Ade Sudirman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 STUDI EKSPERIMENTAL LAJU KEAUSAN ANTARA 2 BUAH HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DENGAN VARIASI NORMAL LOAD PADA KONDISI RECIPROCATING SEBAGAI SENDI RAHANG BUATAN (TEMPOROMANDIBULAR JOINT) MANUSIA Susastro dan Y. Kaelani Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia y_kaelani@me.its.ac.id Abstrak Pengujian gesekan reciprocating antar kontak permukaan high density polyethelene dengan high density polyethylene (HDPE) sebagai bahan untuk persendian buatan (prosthesys) pada manusia masih belum banyak dilakukan. Pengujian keausan antar HDPE tersebut perlu dilakukan karena selama ini belum ada kajian tentang topik tersebut. Pada penelitian ini dilakukan pengujian secara experimental untuk menguji keausan antara 2 buah high density polyethylene yang saling kontak secara bolakbalik.secara garis besar pada penelitian ini dilakukan pengujian experimantasi dengan tribometer reciprocating dalam 2 macam, yaitu tanpa pelumasan (dry sliding) dan dengan pelumasan (wet sliding). Masing- masing specimen uji di berikan jarak tempuh gesekan yang sama, yaitu sejauh 800 meter, kecepatan sliding 0,0893 m/s dan 4 variasi pembebanan (2 kg hingga 5 kg). Pelumas yang digunakan untuk kondisi wet sliding adalah bovin serum. Hasil pengambilan data berupa perubahan masa ( m) kemudian dilakukan analisa untuk mencari harga volume ( V) yang tergerus serta mencari nilai specific wear rate (K). Spesimen yang telah dilakukan pengujian wear rate (laju keausan) selanjutnya juga dilakukan uji struktur permukaan dengan cara diambil hasil foto mikronya.dari penelitian ini didapatkan hubungan antara variasi perubahan pembebanan terhadap perubahan specific wear rate yang terjadi pada 2 buah high density polyethylene yang saling kontak secara recriprocating. Specific wear rate akan cengderung mengalami kenaikan seiring dengan semakin besar beban yang diberikan..selain itu juga didapatkan mekanisme keausan dari 2 buah high density polyethylene yang saling kontak dan efektivitas dari pemberian pelumasan (PE 500 &PE 300). Kata Kunci Temporomandibular joint, high density polyethylene, reciprocating, dry sliding, wet sliding, specific wear rate. I. PENDAHULUAN Pengujian keausan pada bidang kedokteran yang Psering dianalisa saat ini berupa pergerakan satu arah (uni direction). Sementara dalam susunan tulang manusia lebih banyak peristiwa kontak sliding bolak-balik daripada kontak sliding satu arah. Pergerakan yang bersifat 2 arah ini tentunya akan memberikan efek yang berbeda dibandingkan pada pengujian 1 arah. Salah satu contoh gerakan sliding bolak-balik pada persendian manusia adalah pada temporomandibular joint, yaitu sendi yang menghubungkan antara rahang bawah dan tulang tengkorak. Selain mengalami gerakan secara bolak-balik, sendi temporomandibular juga menerima sejumlah besar beban ketika digunakan untuk mengunyah makanan. Gerakan sliding bolak-balik serta beban yang terjadi akan memberikan efek pada permukaan dari benda yang saling bergesekan, yaitu keausan saat beroperasi. Begitu pula pada temporomandibular yang juga akan mengalami keausan karena beban dan gerakan yang dialaminya, sehingga perlu dilakukan operasi pembedahan untuk menggantinya dengan sendi buatan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji laju keausan dari material yang akan digunakan pada pembuatan sendi buatan. Pengujian dilakukan dengan cara mencari harga laju keausan dari 2 buah material yang saling digesekan secara bolak balik dengan beberapa variabel uji. Beberapa variabel uji itu diantaranya seperti beban yang diberikan dan ada tidaknya pelumasan untuk bergesekan. Melalui penelitian ini kita dapat membandingkan manakah kondisi yang menyebabkan material akan cepat mengalami keausan dan seperti apa mekanisme keausannya. Gambar 1 Temporomandibular joint manusia Pada penelitian ini digunakan material uji High Density Polyethylene (HDPE). Hal ini dilakukan karena material ini mudah didapat, banyak digunakan di dunia industri, rumah tangga dan alat kesehatan. Selain itu, material ini juga lebih murah daripada material yang sudah ada sebelumnya. II. KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Jurnal yang ditulis oleh P.Q. Wu [1] (1998) yang berjudul Comparison of wear and corrosion wear of TiN coatings under uni- and bidirectional sliding melakukan penelitian tentang perbandingan keausan yang terjadi pada material TiN dalam kondisi uni dan bidirectional. Dari hasil penelitiannya, P.Q. Wu (1998) mengatakan bahwa keausan yang terjadi pada kondisi bidirection memiliki wear rate yang lebih tinggi daripada laju keausan yang terjadi pada kondisi unidirection. Selain itu, P.Q. Wu (1998) juga
2 2 mendapatkan grafik dari penelitiannya yang mengatakan bahwa pemberian pelumasan ternyata mampu mengurangi besarnya wear rate yang terjadi antara 2 buah permukaan yang saling kontak. Besar dari wear rate untuk pelumas yang berbeda ternyata juga akan memberikan harga wear rate yang berbeda pula. Berikut ini adalah penelitian dan grafik hasil penelitian yang dilakukan oleh P.Q. Wu (1998). Gambar 4 Spesifik Wear Rate dari dan Ti3AlC2 Ti3AlC2/Al2O3 VS Fraksi Al2O3 yang Diberikan Gaya Normal Berbeda-beda [2] Gambar 2 Skema penelitian uni dan bidirecton [1] Bin-Bin Jia, [3] (2006), dalam penelitiannya yang berjudul Tribological behaviors of several polymerpolymer sliding combination under dry friction and oil lubrication condition melakukan penelitian tantang laju keausan polymer yang dilakukan pada kondisi pergerakan 1 arah. Bin-Bin Jia dalam penelitiannya ini menggunakan tribometer type pin on disc. Specimen yang diujikan adalah berupa tiga macam specimen polimer pin di gesekkan pada specimen polimer disc yang sama, yaitu polytetrafluoroethylene (PTFE), polyamide 66 (PA66) dan polyphenylene sulfide (PPS). Pengujian dilakukan dengan load dan sliding speed yang bervariasi dengan kondisi tanpa pelumas dan dengan pelumasan, akan dihasilkan dihasilkan grafik seperti pada Gambar 5. Gambar 3 perbedaan wear factor untuk bi dan unidirection [1] Jurnal yang ditulis oleh Ling Wu [2] (2007) yang berjudul Reciprocating friction and wear behavior of Ti3AlC2 and Ti3AlC2/Al2O3 composites against AISI52100 bearing steel menjelaskan tentang pengujian Ti3AlC2 dan Ti3AlC2/Al2O3 composites melawan AISI52100 bearing steel dalam kondisi recriprocating. Pada penelitian yang dilakukannya, Ling Wu memberikan variasi perubahan beban untuk setiap fraksi prosentasi dari Al2O3. Berdasarkan penelitian yang dilakukannya menunjukan bahwa harga specific wear rate (K) akan semakin meningkat dengan semakin tingginya beban yang diberikan Berikut ini adalah penelitian serta grafik hasil penelitian Ling Wu (2007) tersebut : Tabel 1 Properties material uji pada penelitian Ling Wu [2] Tabel 2 Friction & wear condition [2] Gambar 5 Efek Variasi Load (Grafik kiri) dan Efek Variasi Sliding Speed (Grafik kanan) terhadap Specific Wear Rate Material Polimer (a) PTFE (b) PA66 [3]. Selain itu dalam penelitiannya, bin bin jia mengatakan bahwa panas yang timbul karena gesekan akan menyebabkan terjadinya perubahan nilai dari wear rate dan koefisien geseknya [3]. Panas yang timbul karena gesekan ini dapat diformulasikan dengan persamaan Q = μ.p.v dengan P dan V masing-masing adalah nilai beban yang diberikan dan kecepatan sliding yang diberikan Adapun grafik nilai perubahan wear rate dan koefisien gesek terhadap nilai P.V untuk material PA 66 yang didapatkan oleh bin bin jia adalah seperti pada gambar 6. Dalam penelitiannya Bin juga melakukan foto mikro untuk mengetahui mekanisme keausan yang terjadi
3 3 pada permukaan kontak. Dari hasil penelitiannya ini bin memperoleh foto seperti pada gambar 2.8. pada gambar tersebut memperlihatkan bahwa permukaan pengujian dengan metode dry sliding terlihat memiliki goresan yang cenderung terlihat mulus. Hal ini dikarenakan terjadi deformasi plastis pada permukaan material. Sementara pada pengujian dengan metode wet sliding memperlihatkan goresan yang lebih tegas dan lebih dalam. tersebut terlihat bahwa untuk kondisi tanpa pelumasan maka penambahan beban akan semakin membuat nilai specific wear rate akan menjadi semakin meningkat pula. Akan tetapi hadirnya pelumasan mengakibatkan laju keausan menjadi hampir konstan untuk setiap harga pembebanan yang diberikan. Gambar 8 grafik specific wear rate untuk setiap kecepatan yang diberikan [4] B. Metode penelitian Metode yang dilakukan dalam penelitian wear rate untuk HDPE ini adalah dengan eksperimentasi. Tribometer Pin-on-Disk digunakan untuk menguji volume keausan kontak. Pin spesimen dibentuk seperti yang terlihat pada gambar 10, sementara plat spesimen dibentuk balok dengan dimensi 20mm x 30 mm x 140 mm. Gambar 6 Gambar Grafik Hubungan antara Koefisien Gesek dan Wear Rate terhadap PV Value yang Didapatkan oleh Bib-bin Jia [3] Gambar 10 Dimensi pin spesimen (a) (b) Gambar 7 Foto Mikro Penelitian Bin-bin Jia(a) Dry Sliding (b) Wet Sliding [3] Tegar [4], 2010 dalam tugas akhirnya yang berjudul rancang bangun tribometer tipe pin on disk dan study eksperimental karakteristik tribologi polimer-polimer melakukan perancangan tribomeer tipe pin on disk. Selain melakukan perancangan tegar juga melakukan pengujian keausan pada 2 buah HDPE dengan variasi normal load. Akan tetapi pengujian yang dilakukan oleh tegar bersifat sliding 1 arah dalam kondisi dengan dan tanpa pelumasan. Pada gambar berikut ini menggambarkan hasil pengujian yang telah dilakukan oleh tegar. Pada grafik Pada penelitian ini terdapat 2 metode sliding, yaitu dry sliding dan wet sliding. Pelumas yang digunakan pada metode wet sliding adalah bovin serum.variasi beban yang diberikan untuk setiap metode adalah : 1 kg, 2 kg, 3 kg, 4 kg dan 5 kg. Sedangkan kecepatan yang diberikan adalah 0,0893. Lintasan uji yang harus ditempuh spesimen adalah 800 meter. Setiap kondisi akan diulang sebanyak 3 kali pengulangan untuk kemudian diambil rata-ratanya. Berat specimen diukur sebelum dan sesudah pengujian. Selisih berat sebelum dan sesudah pengujian merupakan berat material aus. Dari berat material yang aus kemudian dicari volume keausan yang terjadi dengan masa jenis HDPE. Volume keausan ini selanjutnya dicatat untuk digunakan sebagai data terukur pada perhitungan wear. Selanjutnya nilai specific wear rate dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini [5]: K = k H V = F. L Dimana : K = Spesific wear rate (mm 3 /Nm) ΔV = perubahan Volume yang terjadi (m 3 ) (1)
4 4 F L = Gaya yang diberikan (N) = Jarak Sliding (m) Mekanisme keausan seperti ini adalah mekanisme keausan adhesive. Pin spesimen yang telah di uji kemudian dilakukan foto mikro untuk mengetahui mekanisme keausan yang menyebabkan keausan pada permukaan kontak HDPE. Data K yang didapatkan untuk setiap pengujian di grafikan untuk mengetahui specific wear rate sebagai fungsi beban untuk tiap kondisi pengujian (dry sliding dan wet sliding). Kemudian kedua grafik juga dibandingkan untuk mengetahui efek pemberian pelumasan pada HDPE. (a) III. HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN a. Dry sliding Hasil pengujian dan pengukuran specific wear rate (K) untuk kondisi tanpa pelumsan disajikan seperti grafik 11. Secara garis besar dapat dilihat bahwa dengan semakin besarnya beban yang diberikan, maka specific wear rate juga akan terus mengalami kenaikan hingga mencapai nilai 1,9E-07. kenaikan ini menunjukan bahwa dengan semakin bertambahnya beban maka volume keausan yang terjadi untuk setiap satuan beban per satuan panjang lintasan pada beban besar menjadi semakin tinggi. Gambar 11 specific wear rate Vs load Pada dasarnya, saat pemberian beban kecil (2 Kg) maka terdapat kemungkinan untuk adanya celah antar permukaan kontak semakin besar. Dengan demikian ketika kontak antar asperity terjadi maka memungkinkan terjadinya slip dan permukaan asperity tidaklah benar-benar tergerus. Kondisi ini mengakibatkan volume keausan pada beban rendah menjadi rendah dan beraakibat pada kecilnya harga specific wear rate untuk beban yang rendah. Saat beban yang diberikan pada permukaan yang saling kontak diperbesar maka kontak antar permukaan yang bergesekan menjadi lebih sempurna, sehingga mengakibatkan semakin kecilnya kemungkinan terdapatnya celah antar permukaan yang saling kontak. Kondisi ini mengakibatkan kemingkinan terjadinya slip saat permukaan asperity bersinggungan menjadi semakin kecil, sehingga volume yang tergerus menjadi lebih banyak dibandingkan saat pemberian beban yang kecil. Hasil foto mikro dari pengujian Dry sliding menunjukan bahwa terdapat bagian dari permukaan HDPE yang mengalami pengelupasan. Pengelupasa ini menunjukan bahwa terjadi perlekatan permukaan (adhesive) antar permukaan benda yang digesekan & terjadi deformasi plastis. Sehingga pada akhirnya terjadi pengikatan (bonding) permukaan material yang satu oleh yang lainnya. (b) Gambar 12 Foto Mikro Permukaan HDPE Dry Sliding dengan Pembesaran 100 x.(a) Beban 2 kg, (b) Beban 5 kg b. Wet sliding Hasil pengujian dan pengukuran specific wear rate (K) untuk kondisi dengan pelumasan disajikan seperti grafik 13. Secara garis besar terlihat bahwa specific wear rate akan mengalami peningkatan seiring dengan semakin bertambahnya beban yang diberikan. Peningkatan nilai specifc wear rate ini terjadi karena saat beban yang diberikan semakin di tingkatkan maka lapisan tipis pelumas yang terdapat pada permukaan tidak lagi mampu mengurangi kontak antar asperity seperti yang terjadi pada beban rendah. Adanya pelumasan bovin serum memiliki fungsi positif sekaligus fungsi negatif. Dengan adanya pelumasan ini tentunya akan memperkecil jumlah asperity yang saling kontak. Dengan semakin sedikitnya kontak antar asperity maka specific wear rate pada kondisi wet sliding akan lebih rendah dibandingkan pada pengujian tanpa pelumasan. Akan tetapi Sifat dari pelumas bovin serum yang sedikit berlendir dan mengandung air mengakibatkan terjadinya hal negatif. Saat pengujian dilakukan, maka panas yang timbul karena kontak akan mengakibatkan kandungan air dalam pelumas menguap dan sedikit mengering. Kondisi ini mengakibatkan pelumas yang sudah bercampur dengan material debris malah lengket pada permukaan kontak. Selain itu, arah pergerakan yang reciprocating mengakibatkan pelumas yang mengandung material debris tidak langsung dapat meninggalkan permukaan kontak seperti yang terjadi pada pengujian dengan 1 arah sliding. Hal inilah yang juga mengakibatkan mekanisme keausan yang erjadi pada metode wet sliding secara garis besar adalah mekanisme keausan abrasive.
5 5 Gambar 15 Foto Mikro Permukaan HDPE Dry Sliding dengan Pembesaran 100 x. (a) Beban 3 kg, (b) Beban 5 kg Gambar 13 Specific wear rate vs beban untuk kondisi dengan pelumasan Apabila diperhatikan lagi pada gambar 15 (a) memperlihatlan adanya goresan yang tegak lurus adah goresan yang lain. Goresan ini terjadi karenasempat terjadi peristiwa cutting pada permukaan yang mengalami kontak. Cutting ini terjadi karena beban dan arah pergesekan berulang-ulang yang diberikan pada permukaan material mengakibatkan permukaan mengalami kelelahan sehingga terjadilah cutting ini. Peristiwa ini tentunya juga akan menambah jumlah volume keausan yang terjadi, akan tetapi tidak terlalu segnifikan dibandingkan mekanisme keausan abrasive yang terjadi pada pengujian ini. Dengan demikian maka terdapat 2 buah mekanisme keausan yang terjadi pada pengujian wet sliding yaitu mekanisme keausan abrasive dan mekanisme keausan lelah. Meskipun demikian keausan abrasiv-lah yang paling dominan mendominasi pada metode pengujian dengan pelumasan ini. Gambar 14 Grafik Perbandingan Wear Rate antara Dry Sliding dan Wet Sliding IV. KESIMPULAN Adapun Kesimpulan Yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Harga wear rate untuk metode dry sliding lebih tinggi daripada harga wear rate pada metode wet sliding (dengan pelumasan). 2. Pada metode Dry sliding wear rate memiliki harga range antara 9,49848E-05 hingga 0, , sementara pada metode Wet Sliding memiliki harga wear rate dengan range antara 8,59386E-05 hingga 0, Pada metode wet sliding maupun dry sliding, laju keausan akan terus mengalami peningkatan untuk pemberian beban dari range 2 kg hingga 5 kg. 4. Mekanisme keausan yang terjadi pada pengujian dry sliding adalah mekanisme keausan adhesive, sementara mekanisme keausan yang terjadi pada pengujian wet sliding adalah mekanisme keausan abrasive. 5. Pemberian pelumasan pada gerakan recriprocating ternyata mampu memperkecil laju keausan antara 5% hingga 50%. DAFTAR PUSTAKA [1] P.Q. Wu, Comparison of wear and corrosion wear of TiN coatings under uni- and bidirectional sliding, Journal at [2] Ling Wu, Reciprocating friction and wear behavior of Ti3AlC2 and Ti3AlC2/Al2O3 composites against AISI52100 bearing steeli, Journal at [3] Tegar, Rancang bangun tribometer tipe pin on dick dan studi ekspeimental karakteristik tribologi polymer-polymer, surabaya, [4] Bin-bin Jia, Tribological behaviors of several polymer-polymer sliding combination under dry friction and oil lubrication condition, at [5] MM. Khonsari, ER. Booster, Applied Tribology, Bearing Design and Lubrication, New York, (a) (b)
Studi Eksperimen Dan Analisa KeausanJournal Bearing Dry ContactPada Rotary Valve Mesin Pembuat Pasta
Studi Eksperimen Dan Analisa KeausanJournal Bearing Dry ContactPada Rotary Valve Mesin Pembuat Pasta A58 Endah Kurnia Ningsih, Yusuf Kaelani Jurusan Teknik Mesin,Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi
Lebih terperinciStudi Eksperimental Keausan Permukaan Material Akibat Adanya Multi-Directional Contact Friction
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1 Studi Eksperimental Keausan Permukaan Material Akibat Adanya Multi-Directional Contact Friction Muhammad Hasry, Yusuf Kaelani Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-108
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-108 Studi Eksperimental Keausan Permukaan Material Akibat Adanya Multi-Directional Contact Friction Muhammad Hasry dan Yusuf
Lebih terperinciRANCANG BANGUN TRIBOMETER TIPE PIN ON DISK DAN STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK TRIBOLOGI POLIMER POLIMER
RANCANG BANGUN TRIBOMETER TIPE PIN ON DISK DAN STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK TRIBOLOGI POLIMER POLIMER Oleh : Tegar Prayogi 2102 100 073 Dosen Pembimbing : Ir. Yusuf Kaelani, MSc.E PROGRAM SARJANA
Lebih terperinciStudi Eksperimental Laju Keausan (Specific Wear Rate) Resin Akrilik dengan Penambahan Serat Penguat pada Dental Prosthesis
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 B-125 Studi Eksperimental Laju Keausan (Specific Wear Rate) Resin Akrilik dengan Penambahan Serat Penguat pada Dental Prosthesis Dwi Tarina W., dan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) F-316
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-316 Studi Eksperimental Stick-Slip Friction Akibat Multi-Directional Contact Friction dengan Material Uji Ultra High Molecular
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS VOL.5, No.2, (2016) ISSN: ( Print)
Studi Eksperimental Stick-Slip Friction Akibat Multi-Directional Contact Friction dengan Material Uji Ultra High Molecular Weight Polyethylene (UHMWPE) Terhadap Stainless Steel (AISI 304) Roy Yamsi Kurnia
Lebih terperinciGambar 1. Post Trauma Arthritis [1]
1 Studi Eksperimental Laju Keausan (Specific Wear Rate) antara Ultra High Molecular Weight Polyethylene (UHMWPE) dengan Stainless Steel sebagai Sendi Lutut Buatan (Total Knee Joint Replacement ) Manusia
Lebih terperinciNama : Dwi Tarina W. NRP :
Nama : Dwi Tarina W. NRP : 2108 100 079 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012 Dosen Pembimbing Ir. Yusuf Kaelani MSc., E. NIP. 196511031996021001
Lebih terperinciStudi Eksperimental Laju Keausan (Specific Wear Rate) Resin Akrilik dengan Penambahan Serat Penguat pada Dental Prosthesis
1 Studi Eksperimental Laju Keausan (Specific Wear Rate) Resin Akrilik dengan Penambahan Serat Penguat pada Dental Prosthesis Dwi Tarina W., dan Yusuf Kaelani Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciStudi Eksperimen dan Analisa Laju Keausan Material Alternatif pada Sepatu Rem Lokomotif
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-911 Studi Eksperimen dan Analisa Laju Keausan Material Alternatif pada Sepatu Rem Lokomotif Eskaridho Gultom dan Yusuf Kaelani
Lebih terperinciStudi Eksperimental Laju Keausan Material Gigi Tiruan dari Resin Akrilik Berpenguat Fiberglass dengan Variasi Susunan Serat Penguat
F166 Studi Eksperimental Laju Keausan Material Gigi Tiruan dari Resin Akrilik Berpenguat Fiberglass dengan Variasi Susunan Serat Penguat Prastika Kristasari dan Yusuf Kaelani Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciANALISA KEAUSAN CYLINDER BEARING MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON- DISC DENGAN VARIASI KONDISI PELUMAS
ANALISA KEAUSAN CYLINDER BEARING MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON- DISC DENGAN VARIASI KONDISI PELUMAS Darmanto 1, Wahid Nasruddin 2 dan Imam Syafa at 3 1,3 Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Kajian Tribologi Gesekan Antara Material Komposit Hidroksiapatit (HA) + Polymethyl Methacrylate (PMMA) dengan Ultra High Molecular
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: ( Print) B-362
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-362 Kajian Tribologi Gesekan Antara Material Komposit Hidroksiapatit (HA) + Polymethyl Methacrylate (PMMA) dengan Ultra High
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BENTUK PIN CONTACT SURFACE TERHADAP KEAUSAN DAN VOLUME AUS PADA PENGUJIAN RECIPROCATING TRIBOMETER TUGAS AKHIR TM
TUGAS AKHIR TM 141585 STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BENTUK PIN CONTACT SURFACE TERHADAP KEAUSAN DAN VOLUME AUS PADA PENGUJIAN RECIPROCATING TRIBOMETER GANDUNG GISTIANTO SUHARTONO NRP 2111 100 153 Dosen
Lebih terperinciBAB II TEORI KEAUSAN. 2.1 Pengertian keausan.
BAB II TEORI KEAUSAN 2.1 Pengertian keausan. Definisi paling umum dari keausan yang telah dikenal sekitar 50 tahun lebih yaitu hilangnya bahan dari suatu permukaan atau perpindahan bahan dari permukaannya
Lebih terperinciStudi Simulasi Stick-Slip Friction akibat Multi- Directional Contact Friction
F160 Studi Simulasi Stick-Slip Friction akibat Multi- Directional Contact Friction Grandika Andrayodi, Yusuf Kaelani. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciStudi Eksperimental Kekuatan Bending Material Gigi Tiruan Dari Resin Akrilik Berpenguat Fiber Glass Dengan Variasi Susunan Serat Penguat
F171 Studi Eksperimental Kekuatan Bending Material Gigi Tiruan Dari Resin Akrilik Berpenguat Fiber Glass Dengan Variasi Susunan Serat Penguat Ika Wahyu Suryaningsih dan Yusuf Kaelani Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciBAB II RUNNING-IN PADA KONTAK ROLLING SLIDING
6 BAB II RUNNING-IN PADA KONTAK ROLLING SLIDING 2.1 Pengertian running-in Ketika dua permukaan diberi pembebanan untuk pertama kalinya dan terjadi gerak relatif antar permukaan, terjadi perubahan kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor yang mempengaruhi umur pakai sebuah mesin adalah adanya gesekan satu sama lain yang terjadi bila komponen-komponen dalam permesinan saling kontak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Ilmu mekanika kontak merupakan bagian dari ilmu tribologi yang membahas mengenai deformasi dan tegangan dua benda yang bersinggungan satu sama lain. Kontak yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (a) (b) (c)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam semua aspek kehidupan, sering dijumpai bermacam bentuk contoh aplikasi tribology, seperti memegang, menyikat, gesekan antar komponen permesinan, gesekan antara
Lebih terperinciLAMPIRAN A PERHITUNGAN VOLUME KEAUSAN DAN TINGGI KEAUSAN
LAMPIRAN 69 LAMPIRAN A PERHITUNGAN VOLUME KEAUSAN DAN TINGGI KEAUSAN A.1 Perhitungan volume keausan 1. Contoh perhitungan Volume keausan dengan persamaan II.5 Bayer Lebar kontak keausan (W) = 0,6723 mm
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) A-947
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-947 Studi Eksperimental dan Analisa Laju Keausan Roller pada Sistem Continously Variable Transmission (CVT) dengan Gerakan Reciprocating
Lebih terperinciPerubahan Faktor Keausan Die Drawn UHMWPE Akibat Tegangan Kontak untuk Aplikasi Sendi Lutut Tiruan
Perubahan Faktor Keausan Die Drawn UHMWPE Akibat Tegangan Kontak untuk Aplikasi Sendi Lutut Tiruan Jefri S. Bale Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, Kupang E-mail:
Lebih terperinciREVIEW PAPER. Wear Mechanism of Glass Fiber Reinforced Epoxy Composites Under Dry Sliding Using Fuzzy Clustering Technique
REVIEW PAPER Wear Mechanism of Glass Fiber Reinforced Epoxy Composites Under Dry Sliding Using Fuzzy Clustering Technique V. Srinivasan, B. Asaithambi, G. Ganesan, R. Karthikeyan and K. Palanikumar Disusun
Lebih terperinciPENGARUH PELUMASAN TERHADAP KEAUSAN ALUMINIUM MENGGUNAKAN MESIN TWO DISK TRIBOMETER PADA 1000 RPM
PENGARUH PELUMASAN TERHADAP KEAUSAN ALUMINIUM MENGGUNAKAN MESIN TWO DISK TRIBOMETER PADA 1000 RPM Ahmad Rif an Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Muria Kudus Email: ahmadrifan95@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (a) (b) (c)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia sangat bergantung pada peralatan mekanik, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun kebutuhan industri. Ketika peralatan mekanik
Lebih terperinciANALISA KEAUSAN KAMPAS REM PADA DISC BRAKE DENGAN VARIASI KECEPATAN. Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim 2
Analisa Keausan Kampas Rem (Ahmad Taufik, dkk) ANALISA KEAUSAN KAMPAS REM PADA DISC BRAKE DENGAN VARIASI KECEPATAN Ahmad Taufik 1*, Darmanto 2 dan Imam Syafa at 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciANALISIS KEAUSAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON-DISC DENGAN VARIASI KONDISI PELUMAS
ANALISIS KEAUSAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON-DISC DENGAN VARIASI KONDISI PELUMAS Darmanto*, Muhamad Thufik Ridwan, dan Imam Syafa at Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Gesekan
5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Gesekan Ketika dua benda saling bersinggungan satu dengan yang lainnya, apabila diamati pergerakannya seperti dilawan oleh suatu gaya. Fenomena ini adalah gesekan (friction); sedangkan
Lebih terperinciANALISA KEAUSAN POINT CONTACT MENGGUNAKAN TRIBOMETER PIN-ON-DISC DAN PEMODELAN GLOBAL INCREMENTAL WEAR MODEL DENGAN VARIASI PEMBEBANAN
ANALISA KEAUSAN POINT CONTACT MENGGUNAKAN TRIBOMETER PIN-ON-DISC DAN PEMODELAN GLOBAL INCREMENTAL WEAR MODEL DENGAN VARIASI PEMBEBANAN Ahmad Ghufron, Imam Syafa at *, Darmanto JurusanTeknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciBAB V PROSES KALIBRASI DAN PENGUJIAN TRIBOMETER
digilib.uns.ac.id BAB V PROSES KALIBRASI DAN PENGUJIAN TRIBOMETER 5.1 Posisi tribometer saat kalibrasi Posisi tribometer saat kalibrasi untuk gaya gesek saja. Kalibrasi dengan menggunakan seutas tali dengan
Lebih terperinciPENGUJIAN RUNNING-IN PADA KONTAK SLIDING ANTARA BOLA BAJA DENGAN PELAT KUNINGAN
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PENGUJIAN RUNNING-IN PADA KONTAK SLIDING ANTARA BOLA BAJA DENGAN PELAT KUNINGAN *Jamari, Nana Supriyana Program Magister Teknik
Lebih terperinciPengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F 196 Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN TRIBOMETER
BAB III PROSES PERANCANGAN TRIBOMETER 3.1 Diagram Alir Dalam proses perancangan tribometer, ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan. Diagram alir (flow chart diagram) perancangan ditunjukkan seperti
Lebih terperinciANALISA KEAUSAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN MESIN TWO DISK TRIBOMETER
SKRIPSI ANALISA KEAUSAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN MESIN TWO DISK TRIBOMETER AHMAD RIF AN NIM. 201254095 DOSEN PEMBIMBING Taufiq Hidayat, ST, MT Rochmad Winarso, ST, MT PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BEBAN TERHADAP KOEFISIEN GESEK PADA SLIDING CONTACT FASE RUNNING-IN DENGAN TRIBOMETER PIN-ON-DISC
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BEBAN TERHADAP KOEFISIEN GESEK PADA SLIDING CONTACT FASE RUNNING-IN DENGAN TRIBOMETER PIN-ON-DISC Didi Dwi Krisnandi *), Aan Burhanudin, Eko Armanto, Dian Prabowo, Sulardjaka,
Lebih terperinciMengukur Kecepatan dan Percepatan Gerak Kaki Manusia Menggunakan Kamera Digital
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No., (1) ISSN: 31-971 1 Mengukur Kecepatan dan Percepatan Gerak Kaki Manusia Menggunakan Kamera Digital Adi Wahyu Christianto, Yusuf Kaelani Jurusan Teknik Mesin,, Fakultas
Lebih terperinciMengukur Kecepatan dan Percepatan Gerak Kaki Manusia Menggunakan Kamera Digital
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 3, (13) ISSN: 337-3539 (31-971 Print) B-379 Mengukur Kecepatan dan Percepatan Gerak Kaki Manusia Menggunakan Kamera Digital Adi Wahyu Christianto dan Yusuf Kaelani Jurusan
Lebih terperinciGambar 4.1. Hasil pengelasan gesek.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan proses pengelasan gesek (friction welding) dan pengujian tarik dari setiap spesimen benda uji, maka akan diperoleh data hasil pengujian. Data yang diperoleh
Lebih terperinciANALISIS KEAUSAN BALL BAJA ST 90 MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON- DISC DENGAN VARIASI KONDISI PELUMAS
ANALISIS KEAUSAN BALL BAJA ST 9 MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON- DISC DENGAN VARIASI KONDISI PELUMAS Abdul Basyit Afta 1, Darmanto 2 dan Imam Syafa at 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB III KONTAK PADA KOMPONEN ACETABULAR
BAB III KONTAK PADA KOMPONEN ACETABULAR 3.1 Pendahuluan Sambungan tulang pada manusia berkembang sejak puluhan tahun yang lalu [16]. Sambungan tulang meliputi perpaduan antara stabilitas dan mobilitas,
Lebih terperinciSKRIPSI PENGARUH HARDENING TERHADAP LAJU KEAUSAN BAJA AISI 1045 MENGGUNAKAN METODE KONTAK TWO DISK ARIF SETIAWAN NIM
SKRIPSI PENGARUH HARDENING TERHADAP LAJU KEAUSAN BAJA AISI 1045 MENGGUNAKAN METODE KONTAK TWO DISK ARIF SETIAWAN NIM. 201254085 DOSEN PEMBIMBING TAUFIQ HIDAYAT, S.T., M.T. ROCHMAD WINARSO, S.T., M.T. TEKNIK
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pengaruh Durasi Gesek, Tekanan Gesek Dan Tekanan Tempa Pengelasan Gesek (FW) Terhadap Kekuatan Tarik dan Impact Pada Baja Aisi 1045
Studi Eksperimen Pengaruh Durasi Gesek, Tekanan Gesek Dan Tekanan Tempa Pengelasan Gesek (FW) Terhadap Kekuatan Tarik dan Impact Pada Baja Aisi 1045 Hari Subiyanto 1,*, Subowo 1, Gathot DW 1, Syamsul Hadi
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium material teknik, Jurusan Teknik Mesin,
28 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium material teknik, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lampung dan laboratorium uji material Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH STRUKTUR MIKRO DAN BEBAN NORMAL TERHADAP SIFAT TRIBOLOGI BESI COR
PENGARUH STRUKTUR MIKRO DAN BEBAN NORMAL TERHADAP SIFAT TRIBOLOGI BESI COR SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh : NUGROHO FAJAR W NIM. I0407053 JURUSAN
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN KONTAK BERPELUMAS DAN PERHITUNGAN KEAUSAN
18 BAB III PEMODELAN KONTAK BERPELUMAS DAN PERHITUNGAN KEAUSAN 3.1 Pemodelan keausan Pelumasan dan keausan biasanya dibahas dan dipelajari secara terpisah. Meskipun demikian, pelumasan dan keausan dapat
Lebih terperinciKAJI EKSPERIMENTAL RUNNING-IN PADA KONTAK ROLLING-SLIDING PASANGAN MATERIAL ALUMINIUM DENGAN BAJA S45C
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi KAJI EKSPERIMENTAL RUNNING-IN PADA KONTAK ROLLING-SLIDING PASANGAN MATERIAL ALUMINIUM DENGAN BAJA S45C *Nana Supriyana, Petrus Londa,
Lebih terperinciANALISA LAJU KEAUSAN KUNINGAN MENGGUNAKAN METODE KONTAK TWO DISK
SKRIPSI ANALISA LAJU KEAUSAN KUNINGAN MENGGUNAKAN METODE KONTAK TWO DISK MUCHAMMAD NUR SUBECHAN NIM. 201254068 DOSEN PEMBIMBING TAUFIQ HIDAYAT, S.T., M.T. ROCHMAD WINARSO, S.T., M.T. TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciLatihan Soal Gerak pada Benda dan Kunci No Soal Jawaban 1 Perhatikan gambar di bawah ini!
Latihan Soal Gerak pada Benda dan Kunci No Soal Jawaban 1 Perhatikan gambar di bawah ini! Gambarlah resultan gaya pada ketiga balok di atas! 2 Perhatikan gambar di bawah ini! a. Berapakah jarak yang ditempuh
Lebih terperinciPrediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-161 Prediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur Mikronya
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-42 Analisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN PENGARUH BEBAN TERHADAP PERUBAHAN KOEFISIEN GESEK PADA ROLLING CONTACT DENGAN TRIBOMETER PIN- ON- DISC FASE RUNNING-IN
STUDI EKSPERIMEN PENGARUH BEBAN TERHADAP PERUBAHAN KOEFISIEN GESEK PADA ROLLING CONTACT DENGAN TRIBOMETER PIN- ON- DISC FASE RUNNING-IN Aan Burhanudin *), Didi Dwi Krisnandi, Eko Armanto, Dian Prabowo,
Lebih terperinciPERANCANGAN GEDUNG FMIPA-ITS SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN
PERANCANGAN GEDUNG FMIPA-ITS SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN Giovanni Loogiss, I Gusti Putu Raka Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN DAN ANALISA KEAUSAN JOURNAL BEARING DRY CONTACT PADA ROTARY VALVE MESIN PEMBUAT PASTA
TUGAS AKHIR TM141585 STUDI EKSPERIMEN DAN ANALISA KEAUSAN JOURNAL BEARING DRY CONTACT PADA ROTARY VALVE MESIN PEMBUAT PASTA ENDAH KURNIA NINGSIH NRP. 2110 100 073 Dosen Pembimbing Ir. Yusuf Kaelani,Msc.E
Lebih terperinciANALISA PENGARUH VARIASI PEMBEBANAN TERHADAP LAJU KEAUSAN BAHAN ALUMINIUM SEKRAP DAN Al-Si DENGAN MENGGUNAKAN ALAT UJI KEAUSAN TIPE PIN ON DISK
ANALISA PENGARUH VARIASI PEMBEBANAN TERHADAP LAJU KEAUSAN BAHAN ALUMINIUM SEKRAP DAN Al-Si DENGAN MENGGUNAKAN ALAT UJI KEAUSAN TIPE PIN ON DISK SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh
Lebih terperinciIV. ANALISA DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Data input simulasi. Shear friction factor 0.2. Coeficient Convection Coulomb 0.2
47 IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Tabel 6. Data input simulasi Kecepatan putar Gerak makan 433 rpm 635 rpm 970 rpm 0.10 mm/rev 0.18 mm/rev 0.24 mm/rev Shear friction factor 0.2 Coeficient Convection
Lebih terperinciANALISA PENGARUH VISKOSITAS LUBRICANT PADA BEARING TERHADAP JUMLAH PUTARAN DAN DAYA YANG DITRANSMISIKAN
ANALISA PENGARUH VISKOSITAS LUBRICANT PADA BEARING TERHADAP JUMLAH PUTARAN DAN DAYA YANG DITRANSMISIKAN Jhonni Rahman, Afri Antona Department of Mechanical Engineering, Faculty of Engineering, Universitas
Lebih terperinciANALISIS KEAUSAN DISC DENGAN MATERIAL BAJA St 70 MENGGUNAKAN ALAT TRIBOTESTER PIN-ON- DISC DENGAN VARIASI PELUMASAN
i ANALISIS KEAUSAN DISC DENGAN MATERIAL BAJA St 70 MENGGUNAKAN ALAT TRIBOTESTER PIN-ON- DISC DENGAN VARIASI PELUMASAN Tugas Akhir Diajukan untuk memenuhi sebagai syarat Memperoleh gelar Sarjana Stara-1
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung dan laboratorium uji material kampus baru Universitas Indonesia
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dilaboratorium Material Teknik Mesin Universitas Lampung dan laboratorium uji material kampus baru Universitas Indonesia Depok. B. Alat
Lebih terperinciPERHITUNGAN KEAUSAN PADA SISTEM KONTAK ROLLING-SLIDING MENGGUNAKAN FINITE ELEMENT METHOD
D.6. Perhitungan Keausan pada Sistem Kontak Rolling-Sliding PERHITUNGAN KEAUSAN PADA SISTEM KONTAK ROLLING-SLIDING MENGGUNAKAN FINITE ELEMENT METHOD Eko Saputra 1), Rifky Ismail 2), Muhammad Tauviqirrahman
Lebih terperinciPREDIKSI PERFORMA LINEAR ENGINE BERSILINDER TUNGGAL SISTEM PEGAS HASIL MODIFIKASI DARI MESIN KONVENSIONAL YAMAHA RS 100CC
PREDIKSI PERFORMA LINEAR ENGINE BERSILINDER TUNGGAL SISTEM PEGAS HASIL MODIFIKASI DARI MESIN KONVENSIONAL YAMAHA RS 100CC Fakka Kodrat Tulloh, Aguk Zuhdi Muhammad Fathallah dan Semin. Jurusan Teknik Sistem
Lebih terperinciGesekan. Hoga Saragih. hogasaragih.wordpress.com
Gesekan Hoga Saragih Gaya Gesekan Gaya gesekan adalah gaya yang ditimbulkan oleh dua benda yang bergesekan dan arahnya berlawanan dengan arah gerak benda. Beberapa cara memperkecil gaya gesekan dalam kehidupan
Lebih terperinciANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY
ANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY Sobron Yamin Lubis & Agustinus Christian Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara
Lebih terperinciPengaruh Korosi Tulangan Balok Beton Bertulang Terhadap Kuat Lentur Berbasis Waktu Dengan Menggunakan Software LUSAS
Pengaruh Korosi Tulangan Balok Beton Bertulang Terhadap Kuat Lentur Berbasis Waktu Dengan Menggunakan Software LUSAS Agus Apriyanto, Mudji Irmawan, Ir, MS. 2, dan Endah Wahyuni, ST, MSc, PhD. 3 Jurusan
Lebih terperinciAntiremed Kelas 10 Fisika
Antiremed Kelas 0 Fisika UAS Doc. Name:K3AR0FIS0UAS Doc. Version: 205-0 2 halaman 0. Perhatikan tabel berikut! Diketahui usaha merupakan hasil perkalian gaya denga jarak, sedangkan momentum merupakan hasil
Lebih terperinciAntiremed Kelas 10 Fisika
Antiremed Kelas Fisika Persiapan UAS Fisika Doc. Name:ARFISUAS Doc. Version: 26-7 halaman. Perhatikan tabel berikut! No Besaran Satuan Dimensi Gaya Newton [M][L][T] 2 2 Usaha Joule [M][L] [T] 3 Momentum
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 TUGAS AKHIR TM091486
TUGAS AKHIR TM091486 STUDI EKSPERIMENTAL UMUR LELAH BAJA AISI 1045 AKIBAT PERLAKUAN PANAS HASIL FULL ANNEALING DAN NORMALIZING DENGAN BEBAN LENTUR PUTAR PADA HIGH CYCLE FATIGUE Oleh: Adrian Maulana 2104.100.106
Lebih terperinciANALISA KEGAGALAN MAIN BEARING CRANKSHAFT PADA KENDARAAN RODA EMPAT
ANALISA KEGAGALAN MAIN BEARING CRANKSHAFT PADA KENDARAAN RODA EMPAT Eko Edy Susanto, Faizin Ahmad R Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Malang Telp. (0341) 417636
Lebih terperinciSOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL FISIKA SMA N 1 SINGARAJA. 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh gambar di atas adalah.. mm
SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL FISIKA SMA N 1 SINGARAJA 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh gambar di atas adalah.. mm A. 2, 507 ± 0,01 B. 2,507 ± 0,005 C. 2, 570 ± 0,01 D. 2, 570 ± 0,005 E. 2,700 ±
Lebih terperinciAudio/Video. Metode Evaluasi dan Penilaian. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam.skor:0-100(pan)
Media Ajar Pertemuan ke Tujuan Ajar/Keluaran/Indikator Topik (pokok, sub pokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Gambar Audio/Video Soal-Tugas Web Metode Evaluasi dan Penilaian Metode Ajar (STAR)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap pekerjaan mesin mempunyai persyaratan kualitas permukaan (kekasaran
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap pekerjaan mesin mempunyai persyaratan kualitas permukaan (kekasaran permukaan) yang berbeda-beda, tergantung dari fungsinya. Karakteristik suatu kekasaran permukaan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 PENGARUH VARIASI BENTUK DAN UKURAN GORESAN PADA LAPIS LINDUNG POLIETILENA TERHADAP SISTEM PROTEKSI KATODIK ANODA TUMBAL PADUAN ALUMINIUM PADA BAJA AISI
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan dimulai dari proses pengambilan data dan pengumpulan data yang meliputi rotasi per menit ( RPM), kecepatan potong dan batas pahat. Data yang dikumpulkan
Lebih terperinciSTUDY PEMELIHARAAN SISTEM TURBIN UAP DENGAN KAPASITAS 1200 KW PUTARAN TURBIN 5294 RPM
STUDY PEMELIHARAAN SISTEM TURBIN UAP DENGAN KAPASITAS 1200 KW PUTARAN TURBIN 5294 RPM DI PKS. SINARMAS SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik RAJA KUTANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang dan memiliki kekayaan alam yang melimpah, serta kebutuhan akan teknologi baru semakin meningkat untuk memperlancar sistem
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini :
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Perancangan Rem Persamaan umum untuk sistem pengereman menurut Hukum Newton II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini : F = m. a Frem- F x = m.
Lebih terperinci3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas
Soal Multiple Choise 1.(4 poin) Sebuah benda yang bergerak pada bidang dua dimensi mendapat gaya konstan. Setelah detik pertama, kelajuan benda menjadi 1/3 dari kelajuan awal benda. Dan setelah detik selanjutnya
Lebih terperinciAnalisis Stabilitas Arah Mobil Toyota Agya G dengan Variasi Jumlah Penumpang, Kecepatan Belok, Sudut Belok dan Kemiringan Melintang Jalan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2301-9271 A-35 Analisis Stabilitas Arah Mobil Toyota Agya G dengan Variasi Jumlah Penumpang, Kecepatan Belok, Sudut Belok dan Kemiringan Melintang Jalan Faisal
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PERHITUNGAN KEAUSAN PIN PADA SISTEM KONTAK SLIDING PIN-ON-DISC MENGGUNAKAN METODE ANALITIK DAN METODE ELEMEN HINGGA
LAPORAN TUGAS AKHIR PERHITUNGAN KEAUSAN PIN PADA SISTEM KONTAK SLIDING PIN-ON-DISC MENGGUNAKAN METODE ANALITIK DAN METODE ELEMEN HINGGA Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas dan Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penyambungan Aluminium 6061 T6 dengan Metode CDFW. Gambar 4.1 Hasil Sambungan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukannya pengamatan, pengukuran dan pengujian terhadap benda uji, maka didapat data seperti yang akan ditampilkan pada bab ini beserta dengan pembahasannya. 4.1
Lebih terperinciANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAKTWO- DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAKTWO- DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Anang Hadi Saputro Program StudiTeknik Mesin, FakultasTeknik UniversitasMuria Kudus Email: ananghadisaputro7@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akibat adanya kontak atau gesekan. Gesekan biasanya didefinisikan sebagai gaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika dua benda yang saling kontak atau bergesekan, maka benda tersebut akan mengalami kerusakan. Masalah utama yang dihadapi oleh dunia industri selama ini adalah bagaimana
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci: pisau, tipe bevel, pemotongan, tajam, tumpul, pegas daun
Pengaruh Tipe Bevel Terhadap Tingkat Ketajaman dan Ketumpulan Pada Proses Pemotongan pada dari Pegas Daun Norman Iskandar 1,*, Ijran Mayura 2, Agung putranto 3, Mochamad Dzulfan 4, Munadi 5 12345 Departemen
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Laporan Tugas Akhir 3.1 Diagram Alir Proses Gambar 3.1. Diagram alir penelitian 25 Penelitian ini ditunjang dengan simulasi komputer dari hasil penelitian komposit PE-serbuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah penelitian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1 berikut: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian. 3.2 Waktu
Lebih terperinciSTUDI KOMPOSISI RESIN PHENOLIC SEBAGAI BAHAN MATRIK DALAM PEMBUATAN KAMPAS REM METODE CAMPURAN KERING
TUGAS AKHIR STUDI KOMPOSISI RESIN PHENOLIC SEBAGAI BAHAN MATRIK DALAM PEMBUATAN KAMPAS REM METODE CAMPURAN KERING Diajukan untuk memenuhi tugas Dan Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana S1 Teknik Mesin
Lebih terperinciTarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak?????
DINAMIKA PARTIKEL GAYA Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain Macam-macam gaya : a. Gaya kontak gaya normal, gaya gesek, gaya tegang tali, gaya
Lebih terperinciPENGARUH PELUMASAN TERHADAP DEFORMASI PLASTIS PADA KONTAK DUA BENDA
Momentum, Vol. 7, No. 1, April 2011 : 24-29 Bambang S Hardjuno Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Semarang Jln. Prof. Sudarto S.H. Tembalang, Semarang 50061 Joga.D. Setiawan R. Ismail J. Jamari Jurusan
Lebih terperinciJurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :
ANALISIS SIMULASI PENGARUH SUDUT CETAKAN TERHADAP GAYA DAN TEGANGAN PADA PROSES PENARIKAN KAWAT TEMBAGA MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 8.0 I Komang Astana Widi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciSNTMUT ISBN:
ANALISA PENGARUH TEKANAN TEMPA TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA ST 41 SEBAGAI DASAR PROSES MANUFAKTUR KOMPONEN PENGUNCI PINTU MOBIL BOX DENGAN LAS GESEK ( FRICTION WELDING ) Nur Husodo 1),
Lebih terperinciKenapa begini? Kenapa bola berperilaku seperti itu? Kenapa suatu benda dapat bergerak? Sebuah benda akan terus diam jika tidak ada gaya yang bekerja p
GAYA DAN TEKANAN Kenapa begini? Kenapa bola berperilaku seperti itu? Kenapa suatu benda dapat bergerak? Sebuah benda akan terus diam jika tidak ada gaya yang bekerja padanya, benarkah? Bagaimana sebuah
Lebih terperinciSepenggal kisah tentang Tribo
Sepenggal kisah tentang Tribo Oleh Azhari Sastranegara* Siapapun tahu bila dua benda bersentuhan sambil bergerak akan timbul gesekan. Siapapun juga dengan mudah mengerti bahwa akibat yang ditimbulkan gesekan
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. hasil pelapisan Ni-Cr menggunakan thermal spray powder coating terhadap
BAB VI PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian berikut ini diarahkan kepada efek (pengaruh) hasil pelapisan Ni-Cr menggunakan thermal spray powder coating terhadap kekerasan dan keausan. 6.1 Mikrostruktur
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Desain Gritcone terhadap Pola Patahan Gritcone pada Vertical Roller Mill dengan simulasi Explicit Dynamic (LS-DYNA)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F 65 Analisa Pengaruh Desain Gritcone terhadap Pola Patahan Gritcone pada Vertical Roller Mill dengan simulasi Explicit Dynamic
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN PUTAR PAHAT PADA PROSES FRICTION DRILLING TERHADAP MIKROSTRUKTUR TEMBAGA
PENGARUH KECEPATAN PUTAR PAHAT PADA PROSES FRICTION DRILLING TERHADAP MIKROSTRUKTUR TEMBAGA Muhammad Akhlis Rizza (dosen teknik mesin Politeknik Negeri Malang) akhlisrizza@poltek_malang.ac.id RINGKASAN
Lebih terperinciPERANCANGAN MESIN UJI TRIBOLOGI PIN-ON-DISC
D.8. Perancangan mesin uji tribologi pin-on-disc (Eko Armanto, dkk.) PERANCANGAN MESIN UJI TRIBOLOGI PIN-ON-DISC Eko Armanto *, Aan Burhanudin, Didi Dwi Krisnandi, Dian Prabowo, Ismoyo, Jamari Program
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PREDIKSI KEAUSAN PIN PADA PIN-ON-DISC SLIDING CONTACT SYSTEM MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
LAPORAN TUGAS AKHIR PREDIKSI KEAUSAN PIN PADA PIN-ON-DISC SLIDING CONTACT SYSTEM MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Diajukan sebagai salah satu tugas dan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S-1) jurusan
Lebih terperinci