MATERI PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MATERI PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA"

Transkripsi

1 DTSS PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA BAGI PENGGUNA BARANG MATERI PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA OLEH: MARGONO KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT KEKAYAAN NEGARA DAN PERIMBANGAN KEUANGAN TAHUN 2016

2 Kegiatan Belajar satu Konsep Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara 1. Pengertian dan tujuan perencanaan kebutuhan BMN Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 150/PMK.06/2014 Tentang Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara mendefinisikan Perencanaan Kebutuhan BMN sebagai kegiatan merumuskan rincian kebutuhan BMN untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan yang akan datang. Sementara itu Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara, yang selanjutnya disingkat RKBMN, adalah dokumen perencanaan BMN untuk periode 1 (satu) tahun. Perencanaan BMN bertujuan agar efektivitas, efisiensi dan optimalisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui pengeloaan BMN dapat dicapai. 2. Jenis-jenis perencanaan kebututuhan BMN Sesuai dengan PP 27 tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Nilik Negara/Daerah Pasal 9 ayat 2, Perencanaan Kebutuhan meliputi perencanaan pengadaan, pemeliharaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, dan penghapusan Barang Milik Negara/Daerah. Sementara itu menurut PMK 150/PMK.06/2014 perencanaan BMN meliputi perencanaan pengadaan BMN dan perencanaan pemeliharaan BMN. Masih sesuai dengan PMK 150/PMK.06/2014 pasal 5, perencanaan pengadaan dan pemeliharaan ini adalah untuk tanah dan atau bangunan dan selain tanah dan atau bangunan. 3. Standar Barang, Standar Kebutuhan Standar Barang adalah spesifikasi barang yang ditetapkan sebagai acuan perhitungan pengadaan BMN dalam perencanaan kebutuhan Kementerian/Lembaga (PMK 248/PMK.06/2011 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 7 /PMK.06/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.06/2011 Tentang Standar Barang Dan Standar Kebutuhan Barang Milik Negara Berupa Tanah Dan/Atau Bangunan). Standar Kebutuhan adalah satuan jumlah barang yang dibutuhkan sebagai acuan perhitungan pengadaan dan penggunaan BMN dalam perencanaan kebutuhan kementerian/lembaga (PMK 248/PMK.06/2011). Standar Barang dan standar kebutuhan untuk BMN ditetapkan oleh Pengelola Barang (PP 27 tahun 2014 pasal 9 ayat 5). 1

3 a. Standar Barang dan Standar Kebutuhan tanah dan/atau bangunan Standar Barang dan Standar Kebutuhan BMN berupa tanah dan atau bangunan diatur dalam PMK 248/PMK.06/2011 Tentang Standar Barang dan Standar Kebutuhan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan. Standar Barang dan Standar Kebutuhan BMN berupa tanah dan atau bangunan berfungsi sebagai pedoman bagi Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang dalam menyusun Perencanaan Kebutuhan dalam bentuk pengadaan BMN berupa tanah dan/atau bangunan. Standar Barang dan Standar Kebutuhan BMN berupa tanah dan atau bangunan berfungsi sebagai pedoman bagi Pengelola Barang dalam meneliti Perencanaan Kebutuhan BMN dalam bentuk pengadaan tanah dan atau bangunan yang disusun oleh Pengguna Barang/Kuasa pengguna Barang. Pengadaan BMN tersebut dapat dilakukan dengan cara: (1) pembelian tanah yang dananya berasal dari APBN; (2) pembangunan baru bangunan atau renovasi/restorasi yang mengubah luas bangunan yang menggunakan dana APBN; (3) perolehan tanah dan/atau bangunan yang ditempuh melalui mekanisme sewa, pinjam pakai, bangun guna serah (BGS), bangun serah guna (BGS) dan tukar menukar. Standar Barang dan Standar Kebutuhan BMN berupa tanah dan/atau bangunan meliputi luas maksimun dan minimum tanah, luas maksimum bangunan serta jumlah lantai bangunan. Tanah tersebut adalah tanah yang diperuntukkan bagi Bangunan Gedung Negara. Bangunan gedung Negara dikelompokkan menjadi : (1) gedung perkantoran; (2) rumah Negara; dan (3) bangunan lainnya yang bersifat khusus. 1). Gedung Perkantoran Terkait dengan gedung perkantoran dalam PMK ini ditetapkan standar ketinggian bangunan, standar kebutuhan unit Kantor, Standar luas bangunan, Standar Luas tanah, Standar luas ruang kerja a). Standar Ketinggian dan standar kebutuhan unit kantor Gedung perkantoran terdiri dari Tipe A, Tipe B, Tipe C, Tipe D, Tipe E-1 dan Tipe E- 2. Standar ketinggian dan kebutuhan unit kantor dapat diikhtisarkan sebagai berikut : Keterangan Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D Tipe E-1 Tipe E-2 Tak Tak Tak Jumlah unit dibatasi Tak dibatasi dibatasi dibatasi 1 unit 1 unit Ketinggian (paling tinggi) 20 lantai 20 lantai 8 lantai 8 lantai 4 lantai 2 lantai Tingkat ditempati ditempati ditempati ditempati ditempati ditempati 2

4 Pengguna secara permanen oleh lembaga tinggi negara. secara permanen oleh Kantor Kementerian Koordinator, Kementerian Negara, Pejabat setingkat Menteri, dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian dengan wilayah kerja nasional. secara permanen oleh Instansi Pemerintah Pusat dengan pejabat tertinggi setingkat Eselon I. secara permanen oleh Instansi Pemerintah Pusat dengan pejabat tertinggi setingkat Eselon II. Tabel 1 : Tipe gedung Kantor dan ketinggian serta pengguna Diikhtisarkan penulis dari Lampiran PMK 7/PMK.06/2016 secara permanen oleh Instansi Vertikal Pemerintah Pusat dengan pejabat tertinggi setingkat Eselon Ill. secara permanen oleh Instansi Vertikal Pemerintah Pusat dengan pejabat tertinggi setingkat Eselon IV. Bangunan gedung perkantoran dapat direncanakan lebih dari ketinggian sebagaimana dimaksud di atas dengan ketentuan : (a) diusulkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga terkait dengan menyertakan alasan teknis dan ekonomis pembangunan ; dan (b) mendapat persetujuan Menteri Keuangan. Perencanaan teknis bangunan gedung yang direncanakan dibangun lebih dari 8 lantai harus mendapat persetujuan dari Menteri yang bertanggungjawab di bidang pekerjaan umum atas usul Menteri/Pimpinan Lembaga. Dalam hal peraturan daerah tempat bangunan gedung perkantoran berdiri menetapkan ketinggian maksimum bangunan lebih rendah dari ketinggian maksimum sebagaimana dimaksud peraturan Menteri Keuangan tersebut, maka ketinggian maksimum bangunan bersangkutan agar disesuaikan dengan ketentuan dalam peraturan daerah tersebut. b). Standar luas bangunan Luas Bangunan yang didasarkan standar untuk keperluan perencanaan kebutuhan adalah luas bangunan bruto. Luas bangunan bruto merupakan luas keseluruhan ruangan dalam gedung, termasuk bagian yang tidak dapat diutilisasi. Luas bangunan bruto diperoleh dari perhitungan netto ditambah luas bangunan yang tidak dapat diutilisasi (Lu). Luas 3

5 bangunan yang tidak dapat diutilisasi biasanya ditentukan prosentasenya. Prosentase Lu untuk bangunan sederhana 20 %, bangunan bertingkat rendah 25 %, bangunan bertingkat tinggi 30 %. Prosentase ini adalah dari luas bangunan bruto. Misalkan bangunan tidak sederhana dengan luas bangunan netto 810 meter persegi, maka luas bangunan brutonya dapat dihitung sebagai berikut : Luas Bangunan Netto Luas Bangunan Bruto = ( 1- Prosentase Lu ) Jika rumus ini diisi dengan data di atas maka akan dihasilkan luas bangunan bruto sebagai berikut : 810 M2 Luas Bangunan Bruto = ( 1-0,2 ) = 1.012,5 m2 Luas bangunan netto merupakan keseluruhan luas bangunan yang dapat diutilisasi baik untuk ruang kerja pegawai maupun ruang penunjang. Dengan demikian rumus untuk menentukan Luas bangunan Netto (Lbn) adalah : Lbn = ( Sr x P) + Lf Sr = Standar luas ruang P = Jumlah Formasi Pegawai Lf = Luas ruang fasilitas c). Standar luas tanah Bangunan berdiri di atas tanah dan masing-masing daerah mengatur penggunaan tanah untuk bangunan dalam bentuk penetapan Koefisien Dasar Bangunan (KDB). KDB ditetapkan dengan persentase. Misalnya, di sebuah kawasan dengan KDB 60%, maka bangunan yang dapat dibangun luasnya tak lebih dari 60% dari luas lahan. Jadi, jika kita memiliki lahan seluas m2, kita hanya dapat membangun di atas lahan 600 m2 saja, sisa lahan 400 m2 merupakan lahan terbuka. Karena prosentase KDB adalah dari luas lahan, Lahan/Tanah yang harus disediakan (standar luas tanah) dapat dihitung dengan rumus : Luas tanah = Luas lantai Dasar Bangunan/ KDB Jika kita akan membangun bangunan dengan luas lantai dasar bangunan adalah 300 meter, dan KDB di daerah tersebut adalah 60 %, maka luas tanah yang ada minimal harus seluas 500 meter persegi (= 300/0,6). 4

6 Jenis ruangan Dalam PMK 7/PMK.06/2016 ditentukan luas tanah minimal dan luas tanah maksimal. Luas tanah minimum dihitung dengan membagi luas lantai dasar bangunan dibagi KDB, sementara itu luas tanah maksimum yang dapat dibeli adalah 5 dikali dengan luas lantai dasar bangunan dibagi dengan prosentase KDB. d). Standar Ruang kerja Standar luas ruang kerja digunakan sebagai acuan untuk menentukan jumlah luas keseluruhan ruangan yang akan menjadi luas neto bangunan. Standar luas ruang kerja meliputi standar ruang kerja untuk pejabat dan pelaksana serta ruang penunjang. (1) Ruang pejabat dan pelaksana Terdapat standar luas ruang kerja untuk pejabat dan pelaksana berdasarkan PMK 7/PMK.06/2016 yang sudah diikhtisarkan dalam tabel 2 berikut ini. Menteri Wakil Menteri Eselon I A Eselon I B Luas ruangan dalam m2 untuk : Eselon II A Eselon II B Eselon III-KK Eselon III-BKK Eselon IV KK Eselon IV BKK Fungsi onal IV/ III ke bawah Ruang kerja /8 5 Ruang Tamu Ruang Rapat Ruang tunggu Ruang istirahat Ruang Sekretaris Ruang Simpan /3 0 Ruang Toilet /11 5 Tabel 2 : Luasan Ruang Kerja Diikhtisarkan Penulis dari Lampiran PMK 7/PMK.06/2016 Eselon V/ Pelak sana PMK 7/PMK.06/2016 yang telah mengklasifikasikan gedung kantor menjadi Tipe A, B, C, D serta E1 dan E2 sebagaimana telah dibahas di atas jugamengatur adanya ruang rapat utama untuk masing-masing eselon yang dapat dilihat pada lampiran I PMK tersebut. Dalam Lampiran I angka I huruf B dikatakan bahwa : (a) Bangunan Tipe A dapat memiliki bangunan yang memiliki luas sesuai kebutuhan yang berfungsi khusus guna menunjang kegiatan perkantoran dan sesuai dengan tugas dan 5

7 fungsi, seperti gedung pertemuan dengan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan. (b) Bangunan Tipe B dapat memiliki bangunan yang berfungsi khusus yang menunjang kegiatan perkantoran dan sesuai dengan tugas dan fungsi seperti gedung pertemuan dengan luas yang didasarkan dengan jumlah keseluruhan pegawai yang ada di Pengguna Barang. (2) Standar Ruang penunjang Disamping luasan ruang kerja, dalam PMK tersebut juga diatur mengenai luasan untuk ruang penunjang yang meliputi ruang arsip, ruang fungsional, toilet, ruang server, lobby/fasilitas lain serta ruang pelayanan untuk Kantor Pelayanan. Ruang Fungsional digunakan sesuai kebutuhan diantaranya adalah studio, ruang operator computer, musholla dan gudang. 2). Rumah Negara Terdapat beberapa tipe rumah Negara yaitu Tipe khusus, Tipe A, Tipe B, Tipe C tipe D dan Tipe E. Luas tanah dan bangunan dari berbagai tipe tersebut dapat diikhtisarkan sebagai berikut : Tipe rumah Negara Luas Bangunan (M2) 6 Luas Tanah (m2) Tipe khusus Tipa A Tipe B Tipe C Tipe D Tipe E Tabel 3 : Tipe rumah Negara dan luasan Diikhtisarkan penulis dari Lampiran PMK 7/PMK.06/2016 Selanjutnya masing-masing tipe rumah Negara memiliki ruangan-ruangan yang dapat dilihat dalam lampiran I PMK 7/PMK.06/2016. b. Standar Barang dan Standar Kebutuhan Barang Milik Negara Berupa Alat Angkutan Darat Bermotor Dinas Operasional Jabatan Di Dalam Negeri Standar Barang dan standar Kebutuhan Barang Milik Negara Berupa Alat Angkutan Darat Bermotor Dinas Operasional Jabatan Di Dalam Negeri diatur dengan Peraturan Menter Keuangan Republik Indonesia Nomor 76/PMK.06/2015 Tentang Standar Barang Dan Standar Kebutuhan Barang Milik Negara Berupa Alat Angkutan Darat Bermotor Dinas Operasional Jabatan Di Dalam Negeri.

8 Standar Barang adalah spesifikasi barang yang ditetapkan sebagai acuan perhitungan pengadaan BMN dalam perencanaan ke butuhan Kementerian/ Lembaga. Standar Kebutuhan adalah satuan jumlah barang yang dibutuhkan sebagai acuan perhitungan pengadaan dan penggunaan BMN dalam perencanaan kebutuhan Kementerian/ Lembaga. Alat Angkutan Darat Bermotor Dinas Operasional Jabatan Di Dalam Negeri, yang selanjutnya disebut AADB Dinas Operasional Jabatan, adalah kendaraan bermotor yang digunakan oleh pejabat pemerintah dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsinya. Standar Barang dan Standar Kebutuhan mengatur batas tertinggi atas spesifikasi teknis dan jumlah maksimum AADB Dinas Operasional Jabatan yang dapat dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Standar Barang yang ditetapkan dalam PMK Nomor 76/PMK.06/2015 adalah sebagai berikut : Kualifikasi Jenis Kapasitas Mesin Jumlah Silinder A B Sedan SUV (Sport Utility Vehicle) Sedan SUV (Sport Utility Vehicles) C Sedan D SUV E SUV F G MPV (Multy Purpose Vehicles) cc bensin atau cc diesel MPV cc 4 Sepeda Motor 225 cc 1 Tabel 5 Standar Barang Alat Angkutan Darat Bermotor Dinas Operasional Jabatan Di Dalam Negeri Disalin penulis dari lampiran PMK Nomor 76/PMK.06/2015 Selanjutnya Standar Kebutuhan Barang Milik Negara Alat Angkutan Darat Bermotor Dinas Operasional Jabatan Di Dalam Negeri diatur dalam PMK Nomor 76/PMK.06/2015 sebagai berikut : Tingkatan Jabatan Jumlah Maksimum Pilihan Jenis 4 Kelas Maksimum Menteri dan setingkat 2 Sedan dan atau SUV A 7

9 Wakil Menteri dan setingkat 1 Sedan atau SUV A Eselon Ia dan yang setingkat 1 Sedan atau SUV B Eselon Ib dan yang setingkat 1 Sedan C Eselon IIa dan yang setingkat 1 SUV D Eselon IIb dan yang setingkat 1 SUV E Eselon III dan yang setingkat yang berkedudukan sebagai Kepala Kantor Eselon IV dan yang setingkat yang berkedudukan sebagai Kepala Kantor dengan wilayah kerja minimal 1 (satu) kabupaten/kota Eselon IV dan yang setingkat yang berkedudukan sebagai Kepala Kantor dengan wilayah kerja kurang dari 1 (satu) kabupaten/kota MPV (Multy Purpose Vehicles) MPV (Multy Purpose Vehicles) Sepeda Motor Tabel 6 : Standar Kebutuhan Alat Angkutan Darat Bermotor Dinas Operasional Jabatan Di Dalam Negeri Disalin penulis dari lampiran PMK Nomor 76/PMK.06/2015 F G G 8

10 Kegiatan Belajar Kedua Mekanisme Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara - Pengadaan 1. Pendahuluan Mekanisme Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara diawali dengan Kuasa Pengguna Barang menyusun RKBMN dengan memasukkan dalam formulir RKBMN dan selanjutnya RKBMN tersebut dikirimkan ke Pembantu Pengguna Barang Wilayah paling lambat minggu pertama bulan Juli, 2 (dua) tahun anggaran sebelumnya. Pada waktu menyusun RKBMN Pengadaan, Kuasa Pengguna Barang harus memperhatikan standar barang dan standar kebutuhan BMN sebagaimana telah dibahas pada kegiatan belajar kesatu. Pembantu Pengguna Barang Wilayah yang telah menerima RKBMN dari Kuasa Pengguna Barang di wilayah kerjanya, mengkompilasi RKBMN tersebut dan selanjutnya mengirimkan kompilasi RKBMN tersebut ke Pembantu Pengguna Barang Eselon I paling lambat minggu kedua bulan Juli, 2 (dua) tahun anggaran sebelumnya. Pembantu Pengguna Barang Eselon I selanjutnya melakukan analisis atas RKBMN dari Kuasa Pengguna Barang dan selanjutnya menyusun rekapitulasi RKBMN tingkat Eselon I. Rekapitulasi RKBMN tingkat Eselon I dan RKBMN dari Kuasa Pengguna Barang oleh Pembantu Pengguna Barang Eselon I diserahkan ke Pengguna Barang paling lambat minggu kedua bulan Agustus, 2 (dua) tahun anggaran sebelumnya disertai dengan dokumen pendukungnya. Pengguna barang meneliti Rekapitulasi RKBMN dari Eselon I dan RKBMN dari Kuasa Pengguna Barang. Penelitian RKBMN oleh Pengguna Barang dilakukan pada minggu kedua bulan Agustus s.d. minggu ke empat bulan November, 2 (dua) tahun anggaran sebelumnya. Dalam kegiatan penelitian atas RKBMN, Pengguna Barang meminta Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) untuk melakukan review terhadap kebenaran dan kelengkapan usulan RKBMN serta kepatuhan terhadap penerapan ketentuan Perencanaan Kebutuhan BMN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Pengguna Barang menyusun RKBMN Pengguna Barang sesuai dengan format yang telah ditentukan. Setelah dilengkapi dengan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang ditandatangani oleh Pengguna Barang dan hasil review APIP, RKBMN tersebut dikirim ke Pengelola Barang. Selanjutnya RKBMN yang diterima oleh Pengelola akan ditelaah bersama antara Pengelola Barang dengan Pengguna Barang dengan berpedoman pada KMK 452/KM.06/2014 tentang Modul Perencanaan Barang Milik Negara untuk Penelaahan 9

11 Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara. Kegiatan penelaahan ini dituangkan dalam kertas kerja yang formulirnya telah disediakan contohnya pada KMK 452/KM.06/2014. Selanjutnya dibuat Catatan atas Penelaahan RKBMN yang ditandatangani oleh petugas penelaan dari Pengeloa dan dari pengguna. Berikut ini akan disajikan proses penyusunan dan penelaahan RKBMN. 2. Pengajuan usul Kebutuhan Pengadaan Barang Milik Negara a. Penyusunan RKBMN oleh Kuasa Pengguna Barang Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan RI nomor 450/KM.6/2014 tentang Modul Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara untuk penyusunan Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara, Kuasa Pengguna Barang menyusun Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara tingkat Satker dan menyampaikan RKBMN secara berjenjang kepada Pengguna Barang. Penyusunan RKBMN berpedoman pada Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-K/L) dan Standar Barang dan Standar Kebutuhan BMN (SBSK). Kuasa Pengguna Barang menyampaikan RKBMN kepada Pembantu Pengguna Barang Wilayah secara tertulis paling lambat minggu pertama bulan Juli, 2 (dua) tahun anggaran sebelumnya ( KMK nomor 642/KMK.01/2015 tentang Pedoman Penyusunan, Penelitian dan Penyampaian RKBMN di lingkungan Kementerian Keuangan). Kuasa Pengguna Barang menyampaikan RKBMN dalam bentuk hard copy dan soft copy. RKBMN ini disertai dengan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM). Usulan RKBMN Kuasa Pengguna Barang untuk Pengadaan dituangkan dalam formulir sebagai berikut : 10

12 RENCANA KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA KUASA PENGGUNA BARANG PENGADAAN TAHUN (2) Halaman : (1) Kementerian/Lembaga : (3) Unit Eselon I : (4) Unit Wilayah : (5) Unit Satuan Kerja : (6) Program : (7) Kegiatan : (8) Output : (9) Jenis Belanja : (10) No Optimalisasi Kode Uraian Usulan Kebutuhan SBSK Existing Barang Barang BMN Riil BMN BMN Keterangan (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19).,.. Penanggung Jawab UAKPB (20) Tabel 7 : RKBMN Pengadaan Kuasa Pengguna Barang Disalin Penulis dari KMK nomor 642/KMK.01/2015 tentang Pedoman Penyusunan, Penelitian dan Penyampaian RKBMN di lingkungan Kementerian Keuangan NIP (21) Cara pengisian formulir : (1) Diisi nomor halaman (2) Diisi tahun anggaran berjalan (3) Diisi nama Kementerian/Lembaga 11

13 (4) Diisi Unit Eselon I yang membawahi Satuan Kerja bersangkutan (5) Diisi Unit Wilayah yang membawahi Satuan kerja yang bersangkutan (6) Diisi kode dan nama Satuan Kerja yang bersangkutan (7) Diisi kode dan nama program yang diinduk pada kegiatan yang bersangkutan (8) Diisi dengan kode dan nama kegiatan sesuai Bagan Akun Standar (dalam ) rangka mewujudkan sasaran program (9) Diisi dengan kode dan ouput kegiatan berupa fisik BMN yang hendak diadakan (10) Diisi kode dan uraian Bagan Akun Satndar (BAS) belanja Negara yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran tersebut (11) Diisi nomor urut (12) Diisi kode barang berdasarkan ketentuan penggolongan dan kodefiksi BMN yang berlaku (13) Diisi uraian nama barang sesuai pada kolom (2) berdasarkan ketentuan penggolongan dan kodefiksi BMN yang berlaku (14) Diisi kuantitas barang yang diusulkan, dengan satuan barang sesuai ketentuan yang berlaku yaitu : panjang (m), luas (m2), Unit, buah, set dan sebagainya. (15) Diisi dengan standar kebutuhan maksimum dengan data input sesuai ketentuan satandar barang dan standar kebutuhan yang berlaku yaitu : panjang (m), luas (m2), Unit, buah, set dan sebagainya. (16) Diisi besaran optimalisasi existing BMN di lingkungan Satuan Kerja/Pengguna Barang yang bersangkutan yang masih dimungkinkan untuk dioptimalisasi. (17) Diisi kuantuitas kebutuhan riil yang dibutuhkan oleh Satuan Kerja (18) Diisi keterangan dan atau informasi penting lainnya yang perlu diungkap (19) Diisi tempat dan tanggal RKBMN disahkan (20) Diisi jabatan pendandatangan RKBMN (21) Diisi nama dan NIP pejabat yang mengesahkan RKBMN. RKBMN yang telah disyahkan oleh Kuasa Pengguna Barang selanjutnya selambatlambatnya pada minggu pertama bulan Juli, 2 (dua) tahun anggaran sebelumnya dikirimkan ke Pembantu Pengguna Barang Wilayah. b. Kompilasi RKBMN oleh Pembantu Pengguna Barang Wilayah RKBMN Kuasa Pengguna Barang yang telah diterima oleh Pembantu Pengguna Barang Wilayah, oleh Pembantu Pengguna Barang Wilayah akan dikompilasi dan selanjutnya dikirimkan ke Pembantu Pengguna Barang Eselon I beserta dengan dokumendokumen pendukung yang diperlukan. RKBMN ( hard copy dan soft copy) tersebut selambat-lambatnya pada minggu kedua bulan Juli, 2 (dua) tahun anggaran sebelumnya harus sudah disampaikan ke Pembantu Pengguna Barang Eselon I. 12

14 c. Analisis oleh Pembantu Pengguna Barang Eselon I Pembantu Pengguna Barang Eselon 1, melakukan analisis atas RKBMN yang diterima dari Pembantu Pengguna Barang Wilayah. Analisis yang dilakukan berpedoman pada : (1) Rencana Strategis Unit Eselon I; (2) Data BMN yang berlebih pada Unit Eselon I; (3) Data BMN yang belum digunakan secara optimal pada unit Eselon I; (4) Standar; (5) rencana pengembangan pegawai pada 2 (dua) tahun mendatang; (6) rencana penghapusan BMN pada 2 (dua) tahun mendatang; dan (7) ketentuan terkait lainnya. Analisis atas RKBMN pengadaan dilakukan terhadap : 1) Relevansi program dengan rencana keluaran pada renstra 2) keseuaian perbandingan antara kebutuhan dengan BMN yang berada pada Kuasa Pengguna Barang 3) kesuaian dengan standar yang telah ditetapkan 4) Kesesuaian antara jumlah dan formasi pegawai pada Kuasa Pengguna Barang dengan rencana pengembangan pegawai pada 2 (dua) tahun mendatang. 5) Kelayakan rencana penghapusan BMN 2 (dua) tahun mendatang 6) optimalisasi penggunaan BMN yang berada pada Pembantu Pengguna Barang Eselon I dalam hal terdapat BMN yang berada pada Unit Eselon I yang belum digunakan secara optimal dan memenuhi spesifikasi; 7) Efektivitas penggunaan BMN yang berada pada Pembantu Pengguna Barang Eselon I sesuai dengan peruntukannya; dan 8) alternative pemenuhan RKBMN/skema pemenuhan RKBMN. Selanjutnya Pembantu Pengguna Barang Eselon I menyusun rekapitulasi RKBMN tingkat Eselon I serta menyampaikan RKBMN dan rekapitulasi RKBMN tingkat Eselon I kepada Pengguna Barang paling lambat minggu kedua bulan Agustus, 2 (dua) tahun anggaran sebelumnya, disertai data dukung sebagai berikut : 1) Surat pengantar yang ditandatangani oleh Pimpinan Unit Eselon I atau Pejabat Eselon II yang membidangi BMN/Perlengkapan 2) Rekapitulasi RKBMN Kuasa Pengguna Barang 3) SPTJM Pembantu Pengguna Barang Eselon I, sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam huruf L KMK 642/KMK.01/2015. SPTJM ini ditandatangani oleh Pimpinan Unit Eselon I atau Pejabat Eselon II yang membidangi BMN/perlengkapan; 4) SPTJM Kuasa Pengguna Barang; 5) Dokumen Renstra Unit Eselon I yang memuat Program dan keluaran (output) kegiatan; 6) Formasi dan jumlah pegawai pada masing-masing Satuan Kerja; 7) Data BMN yang dimiliki, yang sekurang-kurangnya memuat informasi jumlah BMN berdasarkan jenis, status, kondisi dan tahun perolehan BMN; 13

15 8) dokumen rencana penghapusan BMN 2 (dua) tahun mendatang; dan 9) Arsip Data Komputer (ADK) RKBMN. Dokumen-dokumen di atas, disampaikan rangkap dua (dalam bentuk hard copy dan soft copy). d. Penelitian oleh Pengguna Barang Atas RKBMN dan rekapitulasi RKBMN Eselon 1 serta dokumen pendukung yang telah diterima oleh UPB akan dilakukan penelitian. Untuk Kementerian Keuangan, Penelitian yang dilakukan berpedoman pada : (1) Rencana Strategis Kementerian Keuangan; (2) Data BMN yang berlebih pada Kementerian Keuangan; (3) Data BMN yang belum digunakan secara optimal pada Kementerian Keuangan; (4) Standar; (5) Jumlah dan formasi pegawai; (6) rencana penghapusan BMN pada 2 (dua) tahun mendatang; dan (7) ketentuan terkait lainnya. Penelitian ini dilakukan terhadap hal-hal berikut : 1) Relevansi antara program dengan rencana keluaran (output) pada renstra 2) kesesuaian antara kebutuhan yang diusulkandengan BMN yang berada pada Kuasa Pengguna Barang 3) kesuaian terhadap standar yang telah ditetapkan 4) Kesesuaian antara jumlah dan formasi pegawai dengan rencana pengembangan pegawai pada 2 (dua) tahun mendatang. 5) Kesesuaian dengan rencana BMN yang akan dihapuskan pada 2 (dua) tahun mendatang 6) optimalisasi penggunaan BMN yang berada pada Pengguna Barang dalam hal terdapat BMN yang Kementerian Keuangan yang belum digunakan secara optimal dan memenuhi spesifikasi; 7) Efektivitas penggunaan BMN yang berada pada Pengguna Barang sesuai dengan peruntukannya; dan 8) alternatif pemenuhan RKBMN/skema pemenuhan RKBMN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Pengguna Barang menyusun RKBMN Pengguna Barang sesuai dengan format pada tabel 8 berikut ini. RKBMN Pengguna barang yang telah ditandatangai penanggungjawab UPB disampaikan kepada Pengelola Barang, disertai dengan SPTJM yang ditandatangani oleh Pengguna Barang dan hasil review APIP. 14

16 RENCANA KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA PENGGUNA BARANG PENGADAAN Kementerian/Lembaga :.. Halaman : N o (4 ) Unit E1/Wilaya h /KPB/Lok asi Progra m /Kegiata n /Output/ Kode Baran g Uaraia n Baran g Usula n BMN SBS K Optimalis a-si Existing BMN Kebutu h-an Riil BMN Kete ranga n (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13).,. Penanggung Jawab UPB Tabel 8 : RKBMN Pengguna Barang untuk Pengadaan Disalin penulis dari KMK nomor 642/KMK.01/2015 tentang Pedoman Penyusunan, Penelitian dan Penyampaian RKBMN di lingkungan Kementerian Keuangan 3. Penelaahan atas usul kebutuhan Barang Milik Negara Pengelola Barang setelah menerima RKBMN serta dokumen pendukungnya dari Pengguna Barang selanjutnya melakukan penelaahan. Penelaahan berpedoman pada PMK 452/PMK.06/2014 tentang Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara untuk Penelaahan Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara. Pengelola Barang dengan melibatkan Pengguna Barang bertanggungjawab untuk menelaah RKBMN. Proses penelaahan RKBMN merupakan bagian dari rangkaian kegiatan NIP 15

17 Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara yang merupakan kewenangan Pengelola Barang dengan melibatkan Pengguna Barang. Secara garis besar, prosedur penelaahan RKBMN terdiri atas 3 (tiga) tahap yaitu : (1) tahap persiapan; (2) tahap pelaksanaan; dan (3) tahap tindak lanjut Hasil Penelaahan RKBMN. Pada tahap persiapan baik pengelola maupun pengguna melakukan persiapan. Pengelola barang antara lain menyusun jadwal penelaahan dan memberitahukannya kepada pengguna barang serta menyiapkan dokumen yang terkait dengan pelaksanaan penelaahan RKBMN. Pengguna Barang dalam tahap ini antara lain menyerahkan RKBMN dan dokumen pendukung sesuai jadwal dan menugaskan pejabat atau pegawai yang ditugasi untuk menghadiri pertemuan dalam penelaahan RKBMN sesuai jadwal yang ditentukan. Dokumen yang disiapkan oleh pengelola antara lain adalah RKBMN beserta kelengkapannya, check list kelengkapan dokumen penelaahan RKBMN, Daftar Barang pada Pengguna Barang yang memuat informasi status penggunaan BMN, jangka waktu pemanfaatan BMN (jika ada), dan kondisi BMN, serta daftar barang pada Pengelola. Dokumen yang disiapkan oleh pengguna sekurang-kurangnya terdiri dari : 1). Surat Tugas penelaahan RKBMN; 2). Renstra Kementerian/lembaga 3). RKBMN tingkat Pengguna beserta kelengkapannya sebagai berikut : a). Surat Pengantar RKBMN b). RKBMN tingkat Kuasa Pengguna Barang c). Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) atas kebenaran RKBMN d) laporan hasil review Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP); dan e) Arsip Data Komputer 4). Daftar barang pada Pengguna Barang yang memuat informasi status penggunaan BMN, jangka waktu pemanfaatan (apabila sedang dimanfaatkan, dan kondisi BMN. Setelah persiapan dilakukan, sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, dilaksanakan penelaahan RKBMN. Kegiatan penelaahan RKBMN terdiri atas: (1) analisis dan validasi data; dan (2) Forum penelaahan Pengelola Barang dan Pengguna Barang. a. Analisis dan validasi data Kegiatan analisis dan validasi data yang dilakukan oleh pengelola menghasilkan ouput kegiatan berupa : (a) check list kelengkapan dokumen RKBMN; (b) Kertas Kerja Penelaahan RKBMN Pengadaan dan Kertas kerja Penelaahan RKBMN Pemeliharaan. Untuk Kertas Kerja Penelaahan RKBMN Pemeliharaan akan dijelaskan pada kegiatan Belajar Ketiga. 16

18 Kegiatan analisis dan validasi data mencakup aspek administrasif dan substantif. Kegiatan analisis dan validasi data dari aspek adminstratif ditujukan untuk mencapai : (1)kelengkapan dokumen dan data penyampaian RKBMN; (2) legalitas dokumen dan data RKBMN; dan (3) kesesuaian dokumen dan data penelaahan, khususnya antara softcopy dengan hardcopy. Kegiatan analisis dan validasi data dari aspek substantif ditujukan pada pencapaian prinsip penelaahan RKBMN. Terkait dengan kelengkapan dokumen data penyampaian RKBMN, pengelola akan melakukan analisis atas kelengkapan : (1) surat pengantar RKBMN yang ditandatangani oleh Pengguna Barang; (2) RKBMN tingkat Kuasa Pengguna Barang; (3) SPTJM Pengguna Barang atas kebenaran RKBMN; (4) Laporan hasil review oleh APIP; (5) Arsip Data Komputer. Dalam kegiatan analisis atas legalitas dokumen, pengelola meneliti dokumen apakah telah ditandatangai oleh pejabat yang berwewenang dan meneliti apakah dokumen merupakan dokumen asli (bukan fotocopy). Untuk menyakini kesesuaian format dokumen RKBMN pengelola akan meneliti apakah dokumen RKBMN telah disajikan sesuai dengan format yang diatur dalam PMK Perencanaan Kebutuhan dan membandingkan data softcopy (ADK) dengan hardcopy yang disampaikan K/L. Kegiatan analisis ini direkam dalam dokumen yaitu check list sebagaimana terlihat pada tabel 9 : Check List dokumen RKBMN yang disajikan pada halaman berikutnya. Dari aspek substantif kegiatan analisis dan validasi data mencakup relevansi program dengan rencana keluaran berupa BMN, Optimalisasi penggunaan BMN pada pengguna barang, Efektivitas penggunaan BMN yang berada pada Pengguna Barang sesuai dengan peruntukannya dalam rangka menunjang tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga serta Kebenaran data BMN yang diusulkan rencana pemeliharaannya (untuk RKBMN Pemeliharaan). Aspek relevansi program dengan rencana keluaran (output) Kementerian/Lembaga akan diteliti kesesuaian dan konsistensi program dengan rencana keluaran (output) Kementerian/Lembaga berupa BMN. Optimalisasi penggunaan BMN pada pengguna barang dilakukaan telaahan atas data input perhitungan optimalisasi eksisting BMN untuk RKBMN yang sekurang-kurangnya terdiri atas jumlah, lokasi, status penggunaan, jangka waktu pemanfaatan (apabila sedang dimanfaatkan) disesuaikan dengan jenis BMN. Efektivitas penggunaan BMN yang berada pada Pengguna Barang sesuai dengan peruntukannya dalam rangka menunjang tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga akan ditelaah oleh pengelola. Kegiatan ini mungkin akan menemukan indikasi adanya penyalahgunaan BMN atau indikasi adanya BMN idle. 17

19 No Kelengkapan dokumen Ada Tidak Keterangan 1. Surat Pengantar RKBMN yang ditandatangani Pengguna Barang 2. RKBMN Tingkat Kuasa Pengguna Barang 3. RKBMN tingkat Pengguna Barang 4. Surat Pernyataan Tanggungjawab Mutlak yang ditandatangai Pengguna Barang Atas Kebenaran RKBMN 5. Laporan Hasil review APIP yang ditandatangani oleh pejabat yang berwewenang 6. Arsip Data Komputer (ADK) RKBMN 7. Pendelegasian Wewenang penandatangan RKBMN Pengguna Barang dan SPTJM (apabila ada) 8. Surat Tugas Penelaahan RKBMN B Kementerian/Lembaga Legalitas Dokumen 1. Apakah sudah ditandatangani oleh pejabat yang berwewenang 2. Apakah dokumen RKBMN merupakan dokumen Asli (bukan fotocopy)? C. Kesesuaian Dokumen 1. Apakah dokumen RKBMN telah disajikan sesuai dengan format dalam PMK Perencanaan Kebutuhan? 2. Apakah data softcopy yang disampaikan dari K/L sama dengan hardcopy? RKBMN diterima tanggal Petugas Penelaah RKBMN Pengelola Barang Nama : NIP : Tabel 9 : Check List dokumen RKBMN Disalin Penulis dari PMK 452/PMK.06/

20 b. Forum penelaahan Pengelola dan Pengguna Barang Secara garis besar, forum penelaahan RKBMN dilaksanakan dalam rangka konfirmasi kelengkapan, legalitas, kesesuaian dokumen, relevansi antara program, kegiatan dan ouput (BMN), optimalisasi existing BMN, efektivitas penggunaan BMN, serta status dan kondisi barang berkenaan dengan pemeliharaan BMN. Kegiatan ini bertolak dari check list kelengkapan Dokumen dan Kertas kerja Penelaahan sebagaimana telah dibahas di huruf a di atas. Kegiatan ini dilakukan dengan kegiatan tatap muka dan dilanjutkan dengan kegiatan melalui on line dengan menggunakan media internet melalui aplikasi sistem informasi manajemen aset negara. Apabila diperlukan Pengguna Barang dapat mengundang petugas Pembantu Pengguna Barang Eselon I, PPB- Wilayah dan atau Kuasa Pengguna Barang yang bersangkutan untuk terlibat dalam forum online tersebut. Rincian Kegiatan penelaahan RKBMN Pengadaan meliputi : 1) Melakukan konfirmasi kesesuaian antara program dan rencana keluaran berupa BMN dengan renstra KL, dan memastikan apakah pengadaan BMN benar diperlukan sehingga disampaikan RKBMN-nya 2) Melakukan konfirmasi ketersediaan BMN (termasuk rencana penghapusan/pemindahtangan eksisting BMN untuk tahun yang direncanakan) pada Pengguna Barang. 3) kegiatan yang lebih subjektif untuk mengakomodasi penelaahan antara lain adanya penyalahgunaan peruntukan BMN dan/atau indikasi BMN idle. 4) pembahasan skema pemenuhan kebutuhan BMN dengan mempertimbangkan : (a) alternafif sewa antara lain dengan pertimbangan ketersediaan BMN yang masa pemanfaatan yang akan berakhir dalam waktu paling lama 5 tahun atau sifat program/kegiatan yang sifatnya temporary; (b) mempertimbangkan ketersediaan BMN pada Pengelola Barang; (c) melakukan dialog antar penelaah Pengelola Barang untuk mengetahui apakah terdapat indikasi BMN idle yang kiranya dapat digunakan sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan Kementerian/Lembaga. Konfirmasi ketersediaan BMN sebagaimana disebutkan pada angka 2) di atas mencakup : (a). sebagian tanah dan/atau bangunan sedang tidak digunakan dan/atau tidak direncanakan untuk digunakan dalam rangka menyelenggarakan tugas dan fungsi K/L sebelum berakhirnya tahun ketiga atau tidak direncanakan untuk dimanfaatkan sebelum berakhirnya tahun kedua terhitung sejak tahun yang direncakan; (b) selain tanah dan bangunan sedang tidak digunakan untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi K/L dan atau (c) jangka waktu pemanfaatan BMN berakhir paling lama 5 tahun terhitung mulai tahun yang direncanakan. Kegiatan penelaahan RKBMN Pengadaan didokumentasikan dalam kertas 19

21 kerja yang formulirnya tampak pada tabel 10 : Kertas Kerja Penelaahan RKBMN- Pengadaan. KERTAS KERJA PENELAAHAN RKBMN UNTUK PENGADAAN TAHUN ANGGARAN Kementerian/Lembaga : Progra Keb Kebu Opti m/kegia Uraian utuh tuhan Unit E1 Kode Usula malisa tan/out Barang SBS an BMN No /KPB/ Ba n si Exis put/jeni Usulan K Riil yang Lokasi rang BMN ting s BMN BM diset BMN Belanja N ujui Pemenuhan Kebutuhan BMN Keter Skema Kuanti angan tas (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j) (k) (l) (m) Petugas Penelaah RKBMN Pengelola Barang Nama : Tabel 10 : Kertas Kerja Penelaahan RKBMN-Pengadaan Disalin Penulis dari PMK 452/PMK.06/2014 NIP : Selanjutnya penelaahan RKBMN tersebut akan dituangkan dalam catatan hasil forum penelaahan yang ditandatangani oleh Petugas Penelaah dari DJKN dan petugas penelaah dari Kementerian/Lembaga. Catatan Hasil Forum Penelaahan akan dibahas pada kegiatan belajar ketiga. 3. Penetapan Daftar Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara Setelah dilakukan penelaahan RKBMN sebagaimana telah dibicarakan pada angka 2 di atas, selanjutnya disusun Konsep Hasil Penelaahan RKBMN. Konsep Hasil Penelaahan RKBMN dilengkapi dengan Check List Kelengkapan Dokumen, Kertas Kerja Penelaahan, dan Catatan Hasil Forum Penelaahan dan ditandatangani oleh : (1) Pejabat eselon II di lingkungan Pengelola Barang yang mendapat delegasi wewenang dari Pengeloa Barang, 20

22 dan (2) Pengguna Barang. Hasil Penelaahan RKBMN Pengadaan dapat dilihat Tabel 11 : Hasil Penelaahan RKBMN di halaman berikut. HASIL PENELAAHAN RENCANA KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA KEMENTERIAN/LEMBAGA : No Unit Eselon 1 / Wilayah / KPB / Lokasi Program/ Kegiatan / Output / Jenis Belanja Kode Baran g PENGADAAN Uraia n Baran g TAHUN : Kebutuh an Riil BMN Kebutuhan BMN yang disetujui Pemenuhan HALAMAN : Kebutuhan BMN Keterang Skema Kuantit as an. a.n... NIP/NRP. NIP. Tabel 11 : Hasil Penelaahan RKBMN Disalin Penulis dari PMK 150/PMK.06/2014 Naskah Asli Hasil Penelaahan RKBMN yang ditandatangani pejabat eselon II di atas di lingkungan Pengelola Barang dan Pengguna Barang terdiri atas Hasil Penelaahan RKBMN Pengadaan dan Hasil Penelaahan RKBMN Pemeliharan. Naskah Asli Hasil Penelaahan RKBMN dismpaikan secara tertulis oleh Direktur Jenderal Kekayaan Negara kepada pimpinan Kementerian/Lembaga dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Anggaran paling lambat bulan Februari tanggaran sebelumnya. 21

23 Kegiatan Belajar ketiga Mekanisme Perencanaan Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Negara 1. Pengajuan usul Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Negara Mekanisme Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara untuk Pemeliharaan diawali dengan Kuasa Pengguna Barang menyusun RKBMN dengan memasukkan dalam formulir RKBMN dan selanjutnya RKBMN tersebut dikirimkan ke Pembantu Pengguna Barang Wilayah paling lambat minggu pertama bulan Juli, 2 (dua) tahun anggaran sebelumnya. Pada waktu menyusun RKBMN Pemeliharaan, Kuasa Pengguna Barang harus memperhatikan daftar barang yang memuat informasi status barang dan kondisi barang. RKBMN yang disusun oleh KPB seperti tampak pada tabel 12 berikut ini. RENCANA KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA (RENCANA PEMELIHARAAN) KUASA PENGGUNA BARANG TAHUN.. KEMENTERIAN/LEMBAGA : UNIT ESELON I : UNIT WILAYAH : UNIT SATUAN KERJA : JENIS BELANJA : STATUS BARANG : No Kebutuhan Kode Uraian Kondisi Barang Pemeliharaan Barang Barang Baik RR RB Unit/Bidang M 2 Keterangan.,.. Penanggung Jawab UAKPB Tabel 12 : RKBMN Kuasa Pengguna Barang-Pemeliharaan Disalin Penulis dari KMK nomor 642/KMK.01/2015 tentang Pedoman Penyusunan, Penelitian dan Penyampaian RKBMN di lingkungan Kementerian Keuangan NIP 22

24 Sesuai dengan PMK 150/PMK.06/2014 pasal 9, RKBMN untuk pemeliharaan diusulkan oleh Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang terhadap : (1) BMN berupa tanah dan/atau bangunan; (2) BMN selain tanah dan atau bangunan untuk : (a) BMN berupa alat angkutan bermotor; (b) BMN selain huruf (a) di atas dengan nilai perolehan per satuan paling sedikit sebesar Rp ,00. RKBMN untuk pemeliharaan tidak dapat diusulkan oleh Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang terhadap : (1) BMN yang berada dalam kondisi rusak berat; (2) BMN yang berada dalam status penggunaan sementara; (3) BMN yang berada dalam status dioperasionalkan oleh fihak lain; dan atau (4) BMN yang berada dalam status dimanfaatkan (PMK 150/PMK.06/2014 pasal 10). Pembantu Pengguna Barang Wilayah yang telah menerima RKBMN Pemeliharaan dari Kuasa Pengguna Barang di wilayah kerjanya, mengkompilasi RKBMN tersebut dan selanjutnya mengirimkan kompilasi RKBMN tersebut ke Pembantu Pengguna Barang Eselon I paling lambat minggu kedua bulan Juli, 2 (dua) tahun anggaran sebelumnya. Pembantu Pengguna Barang Eselon I selanjutnya melakukan analisis atas RKBMN Pemeliharaan dari Kuasa Pengguna Barang dan selanjutnya menyusun rekapitulasi RKBMN tingkat Eselon I. Rekapitulasi RKBMN tingkat Eselon I dan RKBMN dari Kuasa Pengguna Barang oleh Pembantu Pengguna Barang Eselon I diserahkan ke Pengguna Barang paling lambat minggu kedua bulan Agustus, 2 (dua) tahun anggaran sebelumnya disertai dengan dokumen pendukungnya. Pengguna barang meneliti Rekapitulasi RKBMN Pemeliharaan dari Eselon I dan RKBMN Pemeliharaan dari Kuasa Pengguna Barang. Penelitian RKBMN oleh Pengguna Barang dilakukan pada minggu kedua bulan Agustus s.d. minggu ke empat bulan November, 2 (dua) tahun anggaran sebelumnya. Dalam kegiatan penelitian atas RKBMN, Pengguna Barang meminta Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) untuk melakukan review terhadap kebenaran dan kelengkapan usulan RKBMN Pemeliharaan serta kepatuhan terhadap penerapan ketentuan Perencanaan Kebutuhan BMN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Pengguna Barang menyusun RKBMN Pemeliharaan Pengguna Barang sesuai dengan format yang telah ditentukan sebagaimana tampak di tabel 13 berikut ini. 23

25 RENCANA KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA PENGGUNA BARANG PEMELIHARAAN TAHUN.. (2) Kementerian/Lembaga : (3) Halaman : (1) Unit E1 Kebutuhan Jenis Kode Uraian Status Kondisi Kete- No /Wilayah Pemeliharaan Belanja Barang Barang Barang rangan /KPB/Lokasi B RR RB Unit M2 (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15).,. Penanggung jawab UPB. Tabel 13 : RKBMN Pengguna Barang-Pemeliharaan Disalin Penulis dari KMK nomor 642/KMK.01/2015 tentang Pedoman Penyusunan, Penelitian dan Penyampaian RKBMN di lingkungan Kementerian Keuangan NIP Penelitian RKBMN oleh Pengguna Barang dilakukan pada minggu kedua bulan Agustus sampai dengan minggu keempat bulan November, 2 (dua) tahun anggaran sebelumnya. Setelah dilengkapi dengan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang ditandatangani oleh Pengguna Barang dan hasil review APIP, RKBMN tersebut dikirim ke Pengelola Barang. 2. Penelaahan atas usul kebutuhan pemeliharaan Selanjutnya RKBMN yang diterima oleh Pengelola akan ditelaah bersama antara Pengelola Barang dengan Pengguna Barang dengan berpedoman pada KMK 452/KM.06/2014 tentang Modul Perencanaan Barang Milik Negara untuk Penelaahan Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara. Kegiatan penelaahan ini dituangkan dalam kertas kerja yang formulirnya telah disediakan contohnya pada KMK 452/KM.06/2014. Selanjutnya dibuat Catatan atas Penelaahan RKBMN yang ditandatangani oleh petugas penelaan dari 24

26 Pengeloa dan dari pengguna. Berikut ini akan disajikan proses penyusunan dan penelaahan RKBMN. Secara garis besar, prosedur penelaahan RKBMN terdiri atas 3 (tiga) tahap yaitu : (1) tahap persiapan; (2) tahap pelaksanaan; dan (3) tahap tindak lanjut Hasil Penelaahan RKBMN. a. ) Tahap persiapan Tahap persiapan penelaahan RKBMN Pemeliharaan bersamaan dengan persiapan untuk Penelaahan RKBMN untuk pengadaan sehingga pembahasan pada tahap ini mengikuti uraian pada kegiatan belajar kedua. b. Tahap pelaksanaan Setelah persiapan dilakukan, sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, dilaksanakan penelaahan RKBMN.Kegiatan penelaahan RKBMN terdiri atas: (1) analisis dan validasi data; dan (2) Forum penelaahan Pengelola Barang dan Pengguna Barang. 1). Analisis dan validasi data Kegiatan analisis dan validasi data mencakup aspek administrasif dan substantif. Kegiatan analisis dan validasi data dari aspek adminstratif ditujukan untuk mencapai : (1)kelengkapan dokumen dan data penyampaian RKBMN; (2) legalitas dokumen dan data RKBMN; dan (3) kesesuaian dokumen dan dara penelaahan, khusunya antara softcopy dengan hardcopy. Kegiatan analisis dan validasi data yang dilakukan oleh pengelola menghasilkan ouput kegiatan berupa chek list dokumen RKBMN. Chek List dokumen RKBMN dapat dilihat pada tabel 9 di kegiatan belajar kedua. Kegiatan analisis dan validasi data dari aspek substantif ditujukan pada pencapaian prinsip penelaahan RKBMN. Kebenaran data BMN yang diusulkan rencana pemeliharaannya terkait status, kondisi dan nilai perolehan per satuan BMN khusus untuk BMN berupa selain tanah dan bangunan dan alat angkutan bermotor akan ditelaah oleh pengelola. Telaah itu dilakukan terhadap data BMN yang diusulkan rencana pemeliharaannya. Telaah itu sekurang-kurangnya meliputi (a) BMN yang kondisinya baik dan rusak ringan; (b) BMN dalam status digunakan sendiri atau dipinjampakaikan dengan jangka waktu kurang dari 6 (enam) bulan; (c) Nilai per satuan BMN khusus BMN selain tanah, bangunan dan alat angkutan bermotor paling sedikit Rp ,00 (seratus juta rupiah ). 25

27 2). Forum penelaahan Pengelola Barang dan Pengguna Barang Secara garis besar, forum penelaahan RKBMN dilaksanakan dalam rangka konfirmasi kelengkapan, legalitas, kesesuaian dokumen, efektivitas penggunaan BMN, serta status dan kondisi barang berkenaan dengan pemeliharaan BMN. Kegiatan ini bertolak dari check list kelengkapan Dokumen sebagaimana telah dibahas di Kegiatan Belajar kedua dan Kertas kerja Penelaahan sebagaimana tampak pada tabel Tabel 14. Kegiatan ini dilakukan dengan kegiatan tatap muka dan dilanjutkan dengan kegiatan melalui on line dengan menggunakan media internet melalui aplikasi sistem informasi manajemen aset negara. Apabila diperlukan Pengguna Barang dapat mengundang petugas Pembantu Pengguna Barang Eselon I, PPB-Wilayah dan atau Kuasa Pengguna Barang yang bersangkutan untuk terlibat dalam forum online tersebut. Rincian Kegiatan penelaahan RKBMN Pemeliharaan meliputi : 1). Terkait dengan status barang, mencakup sekurang-kurangnya melakukan konfirmasi status barang serta rencana pemindahtangan atau pemanfaatan BMN untuk tahun yang direncanakan 2). Konfirmasi kondisi barang yang dimaksudkan agar barang yang diusulkan dalam RKBMN Pemeliharaan adalah BMN dengan kondisi baik atau rusak ringan. 3). Kegiatan mencakup sekurang-kurangnya melakukan konfirmasi nilai BMN agar barang yang diusulkan dalam RKBMN Pemeliharaan adalah BMN dengan nilai per satuan paling sedikit sebesar Rp ,00 untuk barang selain tanah dan/atau bangunan dan alat angkutan bermotor. Penelaahan RKBMN Pemeliharan dituangkan dalam kertas kerja sebagai berikut : KERTAS KERJA PENELAAHAN RKBMN UNTUK PEMELIHARAAN TAHUN ANGGARAN Kementerian/Lembaga : Unit E1 Kebutuhan Hasil Jenis Kode Uraian Status Kondisi Keteran No /Wilayah Pemelihara an Penelaahan Belan ja Ba-rang Barang Ba-rang gan /KPB/Loka si B RR RB Unit M2 Unit M2 (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j) (k) (l) (m) (n) Petugas Penelaah RKBMN 26

28 Pengelola Barang Nama : NIP : Tabel 14 : Kertas Kerja Penelaahan RKBMN Untuk Pemeliharaan Disalin Penulis dari KMK 452/KM.06/2014 tentang Modul Perencanaan Kebutuhan BMN untuk Penelaahan RKBMN Selanjutnya berdasarkan penelaahan RKBMN Pengadaan sebagaimana telah dibahas di kegiatan belajar kedua dan penelaahan RKBMN Pemeliharaan tersebut akan disusun catatan hasil forum penelaahan yang ditandatangani oleh Petugas Penelaah dari DJKN dan petugas penelaah dari Kementerian/Lembaga. Catatan Hasil Forum Penelaahan disajikan pada Tabel 15 berikut ini. CATATAN HASIL FORUM PENELAAHAN KEMENTERIAN / LEMBAGA : TAHUN ANGGARAN : A. RKBMN UNTUK PENGADAAN Dari hasil forum diskusi Penelaahan dengan Kementerian/Lembaga 2).. kuantitas BMN yang diusulkan pengadaan adalah sebesar 3). Dari jumlah yang diusulkan tersebut, yang disetujui sebesar..4) dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Kuantitas BMN yang disetujui melalui skema pembelian sebesar.5) 2. Kuantitas BMN yang disetujui melalui skema BMN idle sebesar 6). Yaitu 7) 3. Kuantitas BMN yang disetujui melalui skema penggunaan sementara sebesar 8). Yaitu 9) 4. Kuantitas BMN yang disetujui melalui skema sewa sebesar 10). Yaitu 11) 5. Kuantitas BMN yang tidak disetujui pengadaannya sebesar 12). Yaitu 13) Dari jumlah yang tidak disetujui dapat dijelaskan sebagai berikut : 14). B RKBMN Pemeliharaan Dari hasil forum diskusi Penelaahan dengan Kementerian/Lembaga 1).. kuantitas BMN yang diusulkan pemeliharaannya adalah sebesar 15).unit dan..16) M2. Dari jumlah yang diusulkan tersebut, yang disetujui sebesar..17) unit dan 27

29 . 18) m2. Kuantitas BMN yang tidak disetujui pemeliharaannya sebesar. 19) unit dan.20) m2. Dari kuantitas yang tidak disetujui tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 21).. C Informasi lainnya (memuat informasi lain yang dianggap perlu dan penting dalam Forum Penelaahan) Tempat dan tanggal Penelaahan Petugas Penelaah DJKN Petugas Penelaah Kementerian/Lembaga (1) Nama : NIP : Nama : NIP : Tabel 15 : Catatan Hasil Forum Penelaahan Disalin Penulis dari KMK 452/KM.06/2014 tentang Modul Perencanaan Kebutuhan BMN untuk Penelaahan RKBMN c. Tahap tindak lanjut Hasil Penelaahan RKBMN Setelah dilakukan penelaahan RKBMN sebagaimana telah dibicarakan di atas, selanjutnya disusun Konsep Hasil Penelaahan RKBMN. Konsep Hasil Penelaahan RKBMN dilengkapi dengan Check List Kelengkapan Dokumen, Kertas Kerja Penelaahan, dan Catatan Hasil Forum Penelaahan dan ditandatangani oleh : (1) Pejabat eselon II di lingkungan Pengelola Barang yang mendapat delegasi wewenang dari Pengeloa Barang, dan (2) Pengguna Barang. Hasil Penelaahan RKBMN Pengadaan dapat dilihat di Tabel 16 : Hasil Penelaahan Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara Pemeliharaan berikut. 28

30 HASIL PENELAAHAN RENCANA KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA PEMELIHARAAN TAHUN : (2) KEMENTERIAN/LEMBAGA : (3) HALAMAN : (1) Unit Eselon Uraia Kebutuhan Kode Kebutuhan 1 / Wilayah Jenis n Status Pemeliharaan Keterang No Baran BMN yang / KPB / Belanja Baran Barang BMN an g disetujui Lokasi g Unit M2 (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) a.n. (15) (17) (18) (16) NIP (18) NIP/NRP (16) Tabel 16 : Hasil Penelaahan Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara Pemeliharaan Disalin Penulis dari KMK 452/KM.06/2014 tentang Modul Perencanaan Kebutuhan BMN untuk Penelaahan RKBMN Naskah Asli Hasil Penelaahan RKBMN yang ditandatangani pejabat eselon II di lingkungan Pengelola Barang dan Pengguna Barang terdiri atas Hasil Penelaahan RKBMN Pengadaan dan Hasil Penelaahan RKBMN Pemeliharan. Naskah Asli Hasil Penelaahan RKBMN disampaikan secara tertulis oleh Direktur Jenderal Kekayaan Negara kepada pimpinan Kementerian/Lembaga dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Anggaran paling lambat bulan Februari tahun anggaran sebelumnya. 29

31 DAFTAR PUSTAKA Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2014 Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 150/PMK.06/2014 Tentang Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara Pemerintah Republik Indonesia, Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK 450/KMK.06/2014, Tentang Modul Perencanaan Kebutuhan BMN Untuk Penyusunan Rencana Kebutuhan Bmn Pemerintah Republik Indonesia, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 452/KMK.06/2014 TENTANG Modul Perencanaan Kebutuhan BMN Untuk Penelaahan RKBMN Pemerintah Republik Indonesia, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 642/KMK.01/2015 tentang Pedoman Penyusunan, Penelitian dan Penyampaian Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Keuangan. Undang Undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara Undang Undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 451/KM.6/2014 tentang Pelimpahan Sebagian Wewenang Menteri Keuangan Kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kepada Direktur Barang Milik Negara Direktur Jenderal Kekayaan Negara untuk dan atas nama Menteri Keuangan Menandatangani Dokumen Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara Keputusan Menteri Keuangan nomor 311/KM.6/2015 tentang Modul Perencanaan Barang Milik Negara Berupa Alat Angkutan Darat Bermotor Dinas Operaswional Jabatan di Dalam Negeri. 30

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 227/KM.6/2016 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 227/KM.6/2016 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 227/KM.6/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 452/KM.6/2014 TENTANG MODUL PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA UNTUK

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.06/2014 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.06/2014 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.06/2014 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 577/KM.6/2017 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 577/KM.6/2017 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 577/KM.6/2017 TENTANG MODUL PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA UNTUK PENYUSUNAN RENCANA KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ALAT ANGKUTAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.06/2014 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.06/2014 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.06/2014 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 174/KM.6/2016 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 174/KM.6/2016 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 174/KM.6/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 450/KM.6/2014 TENTANG MODUL PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA UNTUK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.991, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Barang Milik Negara. Kebutuhan. Perencanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.06/2014 TENTANG PERENCANAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.937, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Standar Barang dan Kebutuhan. BMN. Tanah. Bangunan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 248/PMK.06/2011 TENTANG STANDAR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALAT ANGKUTAN DARAT BERMOTOR DINAS OPERASIONAL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESlA SALIN AN

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESlA SALIN AN MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESlA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 /PMK.06/20 16 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 248/PMK.06/20 11 TENTANG STANDAR

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.06/2011 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.06/2011 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.06/2011 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.855, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Barang Milik Negara. Perencanaan Kebutuhan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.06/2011 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 786 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYUSUNAN RENCANA KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA DI

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b di atas, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaa

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b di atas, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaa BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1077, 2017 KEMENPU-PR. BMN Kendaraan Dinas Operasional. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PRT/M/2017 TENTANG PENGGUNAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.937, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Standar Barang dan Kebutuhan. BMN. Tanah. Bangunan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 248/PMK.06/2011 TENTANG STANDAR

Lebih terperinci

2017, No kementerian negara/lembaga dan pengesahan daftar isian pelaksanaan anggaran; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

2017, No kementerian negara/lembaga dan pengesahan daftar isian pelaksanaan anggaran; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.985, 2017 KEMENKEU. RKA-K/L. Pengesahan DIPA. Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.02/2017 TENTANG

Lebih terperinci

STANDAR BARANG DAN STANDAR KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA TANAH DAN/ATAU BANGUNAN DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK

STANDAR BARANG DAN STANDAR KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA TANAH DAN/ATAU BANGUNAN DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK 6 LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR BARANG DAN STANDAR KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA TANAH DAN/ATAU BANGUNAN DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK

Lebih terperinci

2016, No b. bahwa dalam rangka pemantapan penerapan kerangka pengeluaran jangka menengah, penganggaran terpadu,penganggaran berbasis kinerja,

2016, No b. bahwa dalam rangka pemantapan penerapan kerangka pengeluaran jangka menengah, penganggaran terpadu,penganggaran berbasis kinerja, No.1629, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Penyusunan dan Penelaahan RKA- KL. Pengesahan DIPA. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163 /PMK.02/2016 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PRT/M/2017 TENTANG PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1083, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK. BMN. Kebutuhan. Barang Standar. PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR BARANG DAN STANDAR KEBUTUHAN

Lebih terperinci

Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 248/PMK.07/2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156/PMK.07/2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1213, 2014 KEMENKEU. Bendahara Umum. Anggaran. Penetapan Alokasi. Penelahaan. Perencanaan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.557, 2015 KEMENKEU. BMN. Angkutan Darat. Bermotor Dinas. Operasional Jabatan. Dalam Negeri. Kebutuhan. Barang. Standar. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PARIWISATA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

2015, No c. bahwa untuk mewujudkan pengawasan tersebut dalam huruf b, diperlukan peran Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsio

2015, No c. bahwa untuk mewujudkan pengawasan tersebut dalam huruf b, diperlukan peran Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsio BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1728, 2015 KEMENKEU. Anggaran. Bendahara Umum Negara. Pelaksanaan. Pengawasan PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 204/PMK.09/2015 TENTANG PENGAWASAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENELITIAN RKA-K/L

PEDOMAN PENELITIAN RKA-K/L LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA NOMOR M.HH.-05.PR.01.04 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGANGGARAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Lebih terperinci

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN SALINAN BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.40/Menhut-II/2014

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.40/Menhut-II/2014 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.40/Menhut-II/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SEWA BARANG MILIK NEGARA LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Kebijakan Pengelolaan BMN. Direktorat Barang Milik Negara Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Desember 2013

Kebijakan Pengelolaan BMN. Direktorat Barang Milik Negara Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Desember 2013 Kebijakan Pengelolaan BMN Direktorat Barang Milik Negara Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Desember 2013 OUTLINE Paradigma Pengelolaan Keuangan Negara Komposisi Belanja APBN dan Statistik Nilai BMN Pada

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemba

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemba No.774, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Pelaksanaan. Sewa barang. Milik Negara. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.40/Menhut-II/2014 TENTANG TATA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK.02/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK.02/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK.02/2014 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA PERSIAPAN PERSIAPAN DOKUMEN: 1. Dokumen Perencanaan Jangka Menengah (RPJM dan RKP); 2. Dokumen Perencanaan Keuangan (RKAKL) Tahun

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 2 Tahun 2018 Seri E Nomor 2 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 2 Tahun 2018 Seri E Nomor 2 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR Nomor 2 Tahun 2018 Seri E Nomor 2 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kota Bogor Nomor 2

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2013 Nomor 1617) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peratu

2017, No Tahun 2013 Nomor 1617) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peratu No.1185, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Penilaian Kembali BMN. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.06/2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KEMBALI

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8 No. 228, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENSOS. BMN. Penghapusan. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGHAPUSAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang No.120, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BMN. Tanah dan/atau Bangunan. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.06/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT 1 BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 14 TAHUN 201616 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.06/2011 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.06/2011 TENTANG SALINAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.06/2011 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG TIDAK DIGUNAKAN UNTUK MENYELENGGARAKAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG SALINAN PERATURAN NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

2. Undang Undang Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2. Undang Undang Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2. Undang Undang Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1381, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK. Penetapan Status. Penggunaan. Penghapusan. Barang Milik Negara. Pelimpahan Wewenang PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 61

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KMA NOMOR 23 TAHUN 2014

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KMA NOMOR 23 TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT pada tahun anggaran 2014 kami dapat menyusun buku Keputusan Menteri Agama RI Nomor Tahun 2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN, PEMANFAATAN, PENGHAPUSAN DAN PEMINDAHTANGANAN BARANG

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Rencana Kerja. Anggaran. Kementerian/Lembaga. Penyusunan. Penelahaan. Petunjuk. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.02/2013

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1344, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pemerintahan. Pelimpahan. Penugasan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN DAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA BANJARBARU,

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Lebih terperinci

SALINAN BUPATI BULELENG, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 511 ayat (1),

SALINAN BUPATI BULELENG, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 511 ayat (1), SALINAN BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

2015, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang Undang Nomor 45 Tahun 2013 tentang T

2015, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang Undang Nomor 45 Tahun 2013 tentang T No.1768, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. BMN. Hibah. Selain. Tanah. Bangunan. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 225/PMK.05/2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM TAHUN ANGGARAN 2014

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 225/PMK.05/2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM TAHUN ANGGARAN 2014 1 of 10 02/01/2015 9:17 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 225/PMK.05/2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2012 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Urusan Pemerintah. Pelimpahan dan Penugasan. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN

Lebih terperinci

2016, No ); 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.06/2007 Tahun 2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara; 5. Peraturan Menteri

2016, No ); 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.06/2007 Tahun 2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara; 5. Peraturan Menteri BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1794, 2016 KEMENLU. BMN. Penggunaan. Pemindahtanganan. Pemusnahan. Penghapusan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENGGUNAAN,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.909, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Barang Milik Negara. Pengelolaan. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 246/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 246/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 246/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. No.418, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168 /PMK.07/2009 TENTANG

Lebih terperinci

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONES!A SALIN AN

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONES!A SALIN AN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONES!A SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71/PMK.06/2016 TENT ANG TATA CARA PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG TIDAK DIGUNAKAN UNTUK MENYELENGGARAKAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.02/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.02/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN, PENELAAHAN, DAN PENETAPAN ALOKASI BAGIAN ANGGARAN BENDAHARA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG 1 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG PENATAUSAHAAN PERSEDIAAN LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1977, 2014 KEMENKEU. Barang Milik Negara. Penggunaan. Pelaksanaan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 246 /PMK.06/2014 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Persediaan. Penatausahaan. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Persediaan. Penatausahaan. Pencabutan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Persediaan. Penatausahaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG PENATAUSAHAAN

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 200

2016, No Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 200 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1969, 2016 KEMENPAR. Dekonsentrasi. Pelaksanaan Kegiatan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN

Lebih terperinci

SALINAN TENTANG. Nomor. Dan Pelabuhan Bebas. Batam; Mengingat. Pemerintah

SALINAN TENTANG. Nomor. Dan Pelabuhan Bebas. Batam; Mengingat. Pemerintah MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG TATA CARAA PENGELOLAAN ASET PADAA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGANN BEBAS DAN

Lebih terperinci

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tan

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.645, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pergeseran Anggaran. Prosedur. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.02/2011 TENTANG TATA CARA PERGESERAN ANGGARAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 150/PMK.06/2014 TENTANG PERENCANAAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA MENTERIKEUANGAN A. FORMAT RENCANA KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA KUASA PENGGUNA BARANG PENGADAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1341, 2012 KEMENTERIAAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT. Petunjuk Operasional. Kegiatan. Revisi. Pedoman.

BERITA NEGARA. No.1341, 2012 KEMENTERIAAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT. Petunjuk Operasional. Kegiatan. Revisi. Pedoman. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1341, 2012 KEMENTERIAAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT. Petunjuk Operasional. Kegiatan. Revisi. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Jalan Jenderal Sudirman, Gedung D, Senayan, Jakarta 10270 Telepon (021) 57946100; Faksimile (021) 57946109 Laman http://www.ristekdikti.go.id SURAT EDARAN

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.11/MENLHK/SETJEN/KAP.3/4/2018 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK NEGARA LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1725, 2015 KEMENPAR. Dekonsentrasi. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.542, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Rencana Bisnis. Anggaran. Politeknik Kesehatan. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2013

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156/PMK.07/2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS PEMBANTUAN MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156/PMK.07/2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS PEMBANTUAN MENTERI KEUANGAN, SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156/PMK.07/2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS PEMBANTUAN MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN ' REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4/PMK.06/2013 TENTANG

MENTERI KEUANGAN ' REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4/PMK.06/2013 TENTANG ' SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 4/PMK.06/2013 ' TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.407, 2012 KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Pelimpahan Wewenang. Program Kesetaraan Gender. Pemberdayaan Perempuan. Perlindungan Anak.

Lebih terperinci

Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang

Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 150 /PMK.06/2014 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

2016, No Tambahan Lembaran Negara Repubik Indonesia Nomor 5533); 3. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa, Pembanguna

2016, No Tambahan Lembaran Negara Repubik Indonesia Nomor 5533); 3. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa, Pembanguna No.876, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. BMN. Pemindahan. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.323, 2015 KEMENKOMINFO. Barang Milik Negara. Pengawasan. Pengendalian. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN

Lebih terperinci

MAHKAMAH AGUNG RI. PANDUAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET NEGARA FITUR PERENCANAAN v

MAHKAMAH AGUNG RI. PANDUAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET NEGARA FITUR PERENCANAAN v MAHKAMAH AGUNG RI PANDUAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET NEGARA FITUR PERENCANAAN v3.0.5-2016 A. Panduan pengisian RKBMN pada Aplikasi SIMAN RKBMN dibagi menjadi 2 (dua) yaitu, RKBMN Pengadaan dan Pemeliharaan.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARANOMOR : PER-07/KN/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN SISTEM PELAPORAN KEUANGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN SISTEM PELAPORAN KEUANGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN SISTEM PELAPORAN KEUANGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169/PMK.06/2010 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA PADA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169/PMK.06/2010 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA PADA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169/PMK.06/2010 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA PADA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.02/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.02/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK02/2014 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN RENCANA PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN DAN PENUGASAN PENGELOLAAN PERBATASAN

Lebih terperinci

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republi

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republi MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 03/PMK.06/2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI BARANG RAMPASAN NEGARA DAN BARANG GRATIFIKASI DENGAN

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara No

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara No No.536, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENKOKESRA. Revisi. Petunjuk Operasional Kegiatan. Tata Cara. Petunjuk. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 71/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 71/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 71/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG PELIMPAHAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENGELOLAAN KEGIATAN DAN TANGGUNG JAWAB DANA DEKONSENTRASI PROVINSI TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 246/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 246/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 246/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2017,No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negar

2017,No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1092, 2017 KEMEN-DPDTT. Pemindahtanganan BMN. Perubahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017

Lebih terperinci

TATA CARA PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA SEWA DAN PINJAM PAKAI BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

TATA CARA PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA SEWA DAN PINJAM PAKAI BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TATA CARA PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA SEWA DAN PINJAM PAKAI BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN pbase.com I. PENDAHULUAN Pada tahun 2003 dan 2004, pemerintah telah menetapkan paket undang-undang

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

MATERI KONSEP DASAR PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA

MATERI KONSEP DASAR PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA DTSS PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA BAGI PENGGUNA BARANG MATERI KONSEP DASAR PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA OLEH: MARGONO KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.44/Menhut-II/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.44/Menhut-II/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.44/Menhut-II/2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGGUNAAN, PEMANFAATAN, PENGHAPUSAN, DAN PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK NEGARA LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENJUALAN UNTUK PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA SELAIN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/IN/M/2011 TENTANG

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/IN/M/2011 TENTANG MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/IN/M/2011 TENTANG PENGAMANAN DAN PENATAUSAHAAN BARANG PERSEDIAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN

Lebih terperinci