BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Belajar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Belajar"

Transkripsi

1 a. Pengertian Belajar BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Belajar Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari hari hampir tidak pernah terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Dipahami ataupun tidak, sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan sehari hari merupakan aktivitas belajar. Dengan demikian dapat dikatakan, tidak ada ruang dan waktu dimana manusia dapat melepaskan dirinya dari kegiatan belajar, belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar juga tidak pernah berhenti. (Aunurrahman, 2009: 33) Heri Rahyubi (2012: 3) menyatakan bahwa: Belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan., Belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu. Belajar adalah proses transformasi ilmu guna memperoleh kompetensi, ketrampilan, dan sikap untuk membawa perubahan yang lebih baik. Sedangkan kegiatan pembelajaran merupakan suatu sistem dan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sumadi Suryabrata, (2004: ) mengutip beberapa definisi belajar oleh beberapa ahli di bidang Pendidikan, di antaranya: 1) Menurut Hergenhahn dan Olson, belajar adalah perubahan yang relative permanen dalam perilaku atau potensi perilaku yang merupakan hasil dari pengalaman dan tidak dicirikan oleh kondisi diri yang sifatnya sementara seperti yang disebabkan oleh sakit, kelelahan, atau obat obatan. 7

2 2) Menurut Mayer, belajar adalah perubahan yang relative permanen dalam pengetahuan dan perilaku seseorang yang disebabkan oleh pengalaman. Begitu juga menurut Singer, belajar diindikasikan oleh suatu perubahan yang relative permanen dalam penampilan atau potensi perilaku yang disebabkan latihan atau pengalaman masa lalu dalam suatu situasi tertentu. 3) Menurut Biggs, belajar dicirikan oleh suatu perubahan yang bertahan lama dalam kehidupan individu dan tidak dilahirkan atau didahului oleh warisan keturunan. Justru karena diindikasikan oleh suatu perubahan yang bertahan lama, maka belajar bukanlah suatu proses yang instan melainkan suatu proses pergulatan dan internalisasi nilai nilai dan pengalaman yang matang dan memerlukan cukup waktu. Sesuatu yang begitu mudah dan instan hanya ada pada iklan dan citraan, tak pernah ada dalam kenyataan. 4) Menurut Higrad dan Bower, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasi pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas dan penguasaan tentang sesuatu. Belajar selalu melibatkan adanya perubahan di dalam diri orang yang belajar. Perubahan bisa terjadi dengan sengaja bisa juga tidak, bisa lebih baik bisa pula lebih buruk. Agar berkualitas sebagai belajar, perubahan harus dilahirkan oleh pengalaman, oleh interaksi antara orang dengan lingkungan Perubahan yang semata mata terjadi karena kematangan, seperti anak kecil mulai dapat berjalan, tidaklah termasuk berkualitas sebagai belajar. Jadi belajar adalah suatu perubahan dalam diri seseorang yang terjadi karena pengalaman. (M. Dimyati Mahmud, 2009: 121) b. Tujuan Belajar Dimyati & Mudjiono, (2002: 26-29) menyatakan bahwa Pencapaian tujuan belajar akan menghasilkan hasil belajar yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga hasil belajar (ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik) merupakan tiga hal yang secara perencanaan terpisah tetapi setelah proses internalisasi, terbentuk suatu kepribadian utuh dalam diri siswa. 1) Ranah Kognitif (Blomm, dkk), terdiri dari enam jenis perilaku: a) Pengetahuan, mencangkup kemampuan ingatan tentang hal-hal yang telah dipelajari dan tersimpan commit to di user dalam ingatan. Pengetahuan dapat 8

3 9 berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, atau metode. b) Pemahaman, mencangkup kemampuan menangkap sari dan makna hal-hal yang dipelajari. c) Penerapan, mencangkup kemampuan menerapkan metode, kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. d) Analisis, mencangkup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. e) Sintesis, mencangkup kemampuan membentuk suatu pola baru, misalnya tampak di dalam kemampuan menyusun suatu progam kerja. f) Evaluasi, mencangkup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan suatu kriteria. Keenam jenis perilaku dalam ranah kognitif bersifat hirarkis, artinya perilaku menggambarkan tingkatan kemampuan yang dimiliki seseorang. Perilaku terendah sebaiknya dimiliki terlebih dahulu sebelum mempelajari atau memiliki perilaku yang lebih tinggi. 2) Ranah Afektif menurut Krathwohl & Blomm dkk, terdiri lima jenis perilaku, yaitu: a) Penerimaan, merupakan kesadaran atau kepekaan yang disertai keinginan untuk bertoleransi terhadap suatu gagasan, benda, atau gejala. b) Partisipasi, yang mencangkup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. c) Penilaian dan penetuan sikap, yang mencangkup penerimaan terhadap suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap. d) Organisasi, yang mencangkup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup. e) Pembentukan pola hidup, yang mencangkup kemampuan menghayati nilai, dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.

4 10 3) Ranah Psikomotor (Simpson), terdiri dari tujuh perilaku atau kemampuan motorik, yaitu: a) Persepsi, mencangkup kemampuan (mendeskripsikan) sesuatu secara khusus dan menyadari adanya perbedaan terhadap sesuatu yang didiskripsikan. b) Kesiapan, yang mencangkup kemampuan menempatkan diri dalam suatu keadaan dimana akan terjadi suatu rangkaian gerakan, kemampuan kesiapan mencangkup aktivitas jasmani dan rohani. c) Gerakan terbimbing, mencangkup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh atau gerakan penipuan. d) Gerakan terbiasa, mencangkup kemampuan melakukan gerakangerakan tanpa contoh. e) Gerakan kompleks, yang mencangkup kemampuan melakukan gerakan atau ketrampilan yang terdiri dari banyak tahap secara lancar, efesien dan tepat. f) Penyesuaian pola gerakan, yang mencangkup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak gerik dengan persyaratan yang berlaku. g) Kreativitas, mencangkup kemampuan melahirkan pola-pola gerak gerik yang baru atas dasar prakarsa sendiri. 2. Pembelajaran IPA (Fisika) di SMP IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam, dalam bahasa Inggrisnya, science. Menurut Academic Press Dictionary of Science & Technology, IPA merupakan pengamatan sistematis terhadap gejala alam dan kondisinya, kemudian mengembangkannya menjadi teori, hukum, prinsip, dan konsep berdasarkan fakta. IPA merupakan organisasi pengetahuan berdasarkan pengamatan yang selanjutnya dapat dibuktikan berdasarkan penelitian. Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA, maka ciri-ciri Fisika tidak jauh berbeda dari IPA, yang mana hasil-hasil Fisika juga meliputi fakta, konsep, hukum, dan teori. Sedangkan commit to menurut user Brockhous yang dikutip oleh

5 Herbert Druxes mengemukakan bahwa, Fisika adalah pelajaran tentang kejadian alam, yang memungkinkan dengan pengukuran atau percobaan, pengujian secara matematis dan berdasarkan aturan umum (Herbert Druxes, 1986: 3). Fisika berhubungan dengan materi dan energi, hukum-hukum yang mengatur gerakan partikel dan gelombang, interaksi antar partikel, sifat-sifat molekul, atom dan inti atom, serta sistem-sistem yang berskala lebih besar seperti gas, zat cair, dan zat padat (Tipler, 1998: 1). Menurut Sagala (2006: 61), Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik. Menurut Sutrisno (2009: 15-16), penumbuhan sikap-sikap positif melalui pembelajaran Fisika dapat diringkas sebagai berikut: belajar Fisika berarti usaha memahami alam, berlatih berpikir logis, menyelesaikan persoalan fisis berarti berlatih berpikir logis dan analitis, menyelesaikan soal Fisika dengan perhitungan berarti melatih ketelitian dan berpikir kritis, dan melakukan eksperimen berarti melatih sikap hati-hati, teratur, dan jujur. a. Hakikat Kesulitan Belajar Siswa 3. Kesulitan Belajar Siswa Kesulitan belajar merupakan suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran dan tulisan (Abdurrahman, 2009: 6). Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatanhambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Muhibbin Syah, (2006: 165) mendiskripsikan mengenai kesulitan belajar siswa berkaitan dengan kondisi pribadi siswa yaitu: Pada dasarnya setiap orang memiliki perbedaan dalam hal intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan dalam pelajaran. Ada yang merasa bahwa belajar merupakan hal yang mudah, ada yang biasa commit saja bahkan to user ada yang merasa sulit. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai atau prestasi yang mereka peroleh. Siswa yang 11

6 mengalami kesulitan dalam belajar akan memperoleh nilai yang kurang memuaskan dibandingkan siswa lainnya. Kesulitan belajar siswa atau masalah belajar siswa dapat terjadi karena beberapa faktor, dari dimensi siswa, masalah-masalah belajar yang muncul sebelum kegiatan belajar dapat berhubungan dengan karateristik/ ciri siswa, baik berkenaan dengan minat, kecakapan, maupun pengalaman-pengalaman. Selama proses belajar, masalah belajar berkaitan dengan sikap terhadap belajar, motivasi, konsentrasi, pengolahan pesan pembelajaran, menyimpan pesan, menggali kembali pesan yang telah tersimpan. Sesudah belajar, masalah belajar dimungkinkan berkaitan dengan penerapan prestasi atau ketrampilan yang sudah diperoleh melalui proses belajar sebelumnya. Sedangkan dari dimensi guru, masalah belajar dapat terjadi sebelum kegiatan belajar, selama proses belajar dan evaluasi hasil belajar. Sebelum belajar masalah belajar terjadi berkaitan dengan pengorganisasian belajar. Selama proses belajar, masalah muncul berkenaan dengan bahan ajar dan sumber belajar. Sedangkan sesudah kegiatan belajar, masalah belajar yang dihadapi guru kebanyakan berkaitan dengan evaluasi hasil belajar. ( Aunurrahman,2009: ) b. Cara Mengatasi Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam mengatasi kesulitan belajar siswa ialah melihat kemungkinan penyebab dari ketidakberhasilan siswa belajar. Objek yang dapat diperiksa yang mungkin menjadi penyebab kesukaran anak belajar ialah materi yang diajarkan, pengajarannya, dan siswa. (Russefendi, 1998: 465). Muhibbin Syah, (2006 : ) mengungkapkan, banyak alternatif yang dapat diambil guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. Akan tetapi, sebelum pilihan tertentu diambil, guru sangat diharapkan untuk terlebih dahulu melakukan beberapa langkah penting sebagai berikut: 1) Menganalisis hasil diagnosis, yakni menelaah bagian bagian masalah dan menganalisis hubungan antar bagian, untuk memperoleh pengertian yang benar mengenai kesulitan belajar commit yang to user dihadapi siswa. 12

7 13 2) Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang memerlukan perbaikan. 3) Menyusun progam perbaikan. Khususnya progam remidial teaching (pengajaran perbaikan) 4. Kesulitan Siswa Belajar Fisika Fisika (IPA) dipandang sebagai mata pelajaran yang penuh dengan rumus rumus dan angka menurut sebagian siswa, sehingga siswa enggan tertarik pada mata pelajaran Fisika. Masalah yang sering dijumpai dalam pembelajaran Fisika (IPA) di sekolah adalah pembelajaran Fisika yang sukar dimengerti sehingga menyebabkan siswa mendapatkan kesulitan untuk belajar. Siswa mendapat kesulitan belajar karena tidak paham rumus, kurang mengerti materi, dan cara menggunakan rumus untuk menyelesaikan masalah. Herbert Druxes (1986: 27-30) juga mengungkapkan beberapa masalah pelajaran Fisika di sekolah, sebagai berikut: a. Fisika Tidak Disukai Orang beranggapan Fisika kurang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga orang tidak tertarik dan tidak suka untuk mempelajari konsep Fisika, dan juga kebanyakan berpendapat bahwa Fisika sama dengan Matematika, karena kebanyakan soal-soal diselesaikan dengan hitungan. b. Fisika merupakan Mata Pelajaran yang Berat Fisika dianggap sebagai pelajaran yang sangat kompleks dan di dalam konsep Fisika terdapat banyak simbol. c. Pelajaran Fisika Tidak Aktual Pembelajaran Fisika di sekolah tidak mengaktualkan peristiwaperistiwa Fisika yang sedang terjadi. d. Pelajaran Fisika Eksperimental Pelajaran Fisika eksperimental, yaitu pelajaran Fisika oleh guru harus dibarengi dengan percobaan di kelas dan di laboratorium oleh siswa, dalam proses memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan.

8 14 Menurut Sriati (1994: 8) dalam penelitian yang dilakukannya mengenai kesulitan belajar Matematika, menyatakan terdapat 9 jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal Matematika, diantaranya sebagai berikut: a. Kesalahan strategi Kesalahan strategi terjadi jika siswa memilih jalan yang tidak tepat yang mengarahkan ke jalan buntu. Misalnya menentukan akar-akar (x+p) 2 = q 2 dengan menjabarkan ruas kiri. Peneliti mengambil contoh untuk Fisika, misalnya pada materi pokok Tekanan, jika diberikan soal menghitung besanya gaya apung, siswa keliru dalam menentukan rumus yang digunakan, siswa menjawab soal dengan menggunakan rumus P g h, sehingga siswa salah dalam menyelesaikan soal (siswa salah dalam langkah penyelesaian soal). b. Kesalahan terjemahan Kesalahan terjemahan merupakan kesalahan mengubah informasi ke dalam ungkapan Matematika. Menurut peneliti, jika diberikan soal untuk mencari kondisi benda dalam zat cair (terapung, melayang, tenggelam), siswa menjawab dengan mencari besarnya gaya apung benda, sehingga jawaban siswa belum bisa menjelaskan maksud soal. c. Kesalahan konsep Kesalahan konsep merupakan kesalahan dalam memahami gagasan abstrak. Misalnya siswa menganggap perbandingan sudut segitiga sama dengan perbandingan sisi. Pada mata pelajaran Fisika, peneliti mengambil contoh, siswa salah dalam mengartikan simbol h, sebagai ketinggian (seharusnya kedalaman) dari persamaan Tekanan Hidrostatik P g h ) d. Kesalahan sistematik Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang berkenaan dengan pilihan yang salah atas teknik ekstrapolasi dan pengetahuan dasar yang kurang. Kesalahan sistematis merupakan kesalahan umum, dalam penelitian siswa menganggap (x+a)(x+b) = x 2 + ab.

9 15 e. Kesalahan tanda f. Kesalahan tanpa pola g. Kesalahan menentukan sudut di luar kuadran I h. Kesalahan menentukan nilai fungsi trigonometri sudut-sudut istimewa i. Kesalahan hitung Kesalahan hitung merupakan kesalahan dalam menghitung, seperti menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, dan membagi. Contohnya dalam matei pokok Tekanan (Fisika), jika diberikan soal untuk mencari volume akhir suatu gas, jika diketahui tekanan awal sebesar 2 atm dan volume awal 2 m 3, gas dimampatkan tekanan gas menjadi 5,5 atm, siswa menjawab V 2 2 5,5 4 5, ,5 0, 4m, seharusnya V 2 = 4/ 5,5 = 0,72 m 3 Seorang guru dalam membantu anak berkesulitan belajar matematika perlu mengenal berbagai kesalahan umum yang dilakukan oleh anak dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam bidang studi matematika. Beberapa kekeliruan umum menurut Lerner (1981: 367) dalam (Abdurrohman, 2003: ) adalah kekurangan pemahaman tentang (a) simbol, (b) nilai tempat, (c) perhitungan, (d) penggunaan proses yang keliru, dan (e) tulisan yang tidak terbaca. a. Kekurangan Pemahaman tentang Simbol Anak-anak umumnya banyak mengalami kesulitan jika mereka disajikan soal-soal sepert 4+3=, atau 8-5=., akan tetapi mereka mengalami kesulitan jika dihadapkan pada soal-soal sepert 4+ =7, 8=.+5. Kesulitan tentang kekurangan pemahaman mengenai simbol umumnya karena anak tidak memahami simbol-simbol seperti sama dengan (=), tidak sama dengan, tambah, kurang. Agar anak dapat menyelesaikan soal-soal matematika, mereka harus lebih dahulu memahami simbol-simbol. b. Nilai Tempat Ketidakpahaman tentang nilai tempat akan semakin mempersulit anak jika mereka dihadapkan commit pada to lambang user bilangan basis bukan sepuluh.

10 16 Bagi anak yang tidak berkesulitan belajar pun banyak yang mengalami kesulitan untuk memahami lambang bilangan yang berbasis bukan sepuluh. Anak yang mengalami kekeliruan mengenai nilai tempat dapat juga karena lupa cara menghitung persoalan pengurangan atau penjumlahan bersusun, sehingga untuk anak yang mengalami kesulitan tidak cukup hanya diajak memahami nilai tempat tetapi juga diberi latihan yang cukup. c. Penggunaan Proses yang Keliru d. Perhitungan Terdapat anak yang belum mengenal dengan baik konsep perkalian tetapi mencoba menghafal perkalian. Cara yang demikian dapat menimbulkan kekeliruan jika hafalannya salah. e. Tulisan yang Tidak Bisa Dibaca Anak yang tidak dapat membaca tulisannya sendiri karena bentukbentuk hurufnya tidak tepat atau tidak lurus mengikuti garis, akibatnya anak banyak mengalami kekeliruan karena tidak mampu lagi membaca tulisannya sendiri. 5. Tekanan Pada Benda Padat, Cair, dan Gas a. Tekanan Pada Benda Padat Pada saat berjalan di atas tanah yang berlumpur jejak kaki akan tampak membekas lebih dalam jika dibandingkan saat berjalan di tanah yang tak berlumpur. Gejala menunjukkan bahwa tekanan kaki pada tanah berlumpur lebih besar dibandingkan tekanan kaki pada tanah yang tak berlumpur. Tekanan adalah gaya per satuan luas permukaan tempat gaya bekerja. Jika gaya bekerja pada sebuah bidang yang luas, tekanan yang ditimbulkan akan lebih kecil. Sebaliknya, jika gaya bekerja pada bidang yang sempit tekanan yang ditimbulkannya akan lebih besar. Tekanan berbanding terbalik dengan luas bidang permukaan atau dapat ditulis menjadi:

11 17 P 1 A (2.1) Besarnya tekanan sebanding dengan gaya yang bekerja pada benda sehingga dapat ditulis menjadi: P F (2.2) dengan persamaan: Hubungan antara tekanan dengan gaya dan luas bidang dirumuskan F P A (2.3) Dalam SI satuan untuk Tekanan adalah Pascal (Pa). Satu pascal (Pa) adalah tekanan yang dilakukan oleh gaya satu newton pada luas permukaan satu meter persegi. Sering kali tekanan juga diukur dalam satuan kilopascal (kpa), satu kpa sama dengan 1000 Pa. b. Tekanan pada Benda Cair 1) Tekanan Hidrostatik Fluida atau zat cair berbeda dengan zat padat, yaitu tak dapat menopang tegangan geser, fluida berubah bentuk untuk mengisi tabung dengan bentuk bagaimanapun. Bila sebuah benda tercelup dalam fluida seperti air fluida mengadakan sebuah gaya yang tegak lurus permukaan benda di setiap titik pada permukaan. Gaya per satuan luas yang diadakan oleh fluida sama di setiap titik pada permukaan benda. Gaya per satuan luas dinamakan tekanan fluida P Sebuah kotak berada pada kedalaman h di bawah permukaan zat cair yang massa jenisnya,seperti pada gambar 2.1. Tekanan yang dilakukan zat cair pada alas Gambar 2.1 Tekanan Hidrostatik Sumber (Bambang Haryadi, 2009: 150) kotak disebabkan oleh berat zat cair di atasnya.

12 18 Dengan demikian,besarnya tekanan adalah: F m g P A A Karena m V dan V Ah, maka: F m g P A A V g A h g P A A P g h (2.4) (2.5) Apabila tekanan udara luar (tekanan barometer) diperhitungkan, maka dari persamaan dihasilkan: P P 0 g h (2.6) Dengan P 0 = tekanan udara luar (N/m 2 ) 2) Hukum Pascal Ketika suatu permukaan benda padat (misalnya meja belajar) ditekan dengan telapak tangan, maka tekanan disebarkan secara merata pada telapak tangan. Sebuah kantong plastik yang berisi air dan ujungnya dipegang kemudian pada kantong plastik dibuat lubang-lubang kecil. Ketika ujung kantong plastik ditekan maka air akan keluar dari setiap lubang dengan sama besar. Kedua peristiwa dapat dijelaskan menggunakan prinsip hukum Pascal. Hukum Pascal dinyatakan bahwa: Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam suatu ruang (wadah) tertutup diteruskan ke segala arah dengan sama besar (sama kuat) Pada model dongkrak hidrolik (gambar 2.2), tekanan yang diberikan pada pengisap yang penampangnya kecil diteruskan melalui pipa menuju ke pengisap yang penampangnya besar. Pada pengisap besar akan dihasilkan gaya angkat (gaya yang arahnya ke atas).

13 Gambar 2.2 Model dongkrak Hidrolik Sumber:Wasis, dkk (2008: 187) 19 Bila gaya F 1 diberikan pada pengisap yang lebih kecil, tekanan dalam cairan akan bertambah dengan F 1. A 1 Gaya yang diberikan oleh cairan pada pengisap yang lebih besar adalah pertambahan tekanan dikali luas A 2. Bila gaya pada pengisap besar adalah F 2, didapatkan: F1 A F A2 A A 2 2 F1 1 1 (2.7) Prinsip Pascal dimanfaatkan banyak alat teknik yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dongkrak hidrolik, mesin hidrolik pengangkat mobil, dan rem hidrolik mobil. a) Dongkrak Hidrolik Gambar 2.3Dongkrak Hidrolik Sumber:Wasis, dkk (2008: 188) Cara kerja dongkrak hidrolik sebagai berikut. Ketika sebuah gaya F 1 diberikan melalui tuas dongkrak untuk menekan penghisap kecil A 1, tekanan yang dihasilkan akan diteruskan oleh minyak ke segala arah. Oleh karena dinding bejana terbuat dari bahan yang kuat, gaya yang diberikan tidak cukup untuk mengubah bentuk bejana. Tekanan diteruskan oleh minyak ke penghisap besar A 2.

14 20 b) Mesin Hidrolik Pengangkat Mobil Gambar 2.4. Mesin Hidrolik Pengangkat Mobil Sumber:Wasis, dkk (2008: 190) mengangkat mobil. c) Rem Hidrolik Gambar 2.5. Rem Hidrolik Sumber:Wasis, dkk (2008: 189) Prinsip kerja mesin pengangkat mobil adalah udara dengan tekanan tinggi masuk melaui sebuah keran, kemudian udara dimampatkan dalam sebuah tabung, tekanan udara yang tinggi diteruskan oleh minyak ke pengisap, kemudian pada pengisap dihasilkan gaya angkat yang besar sehingga pengisap mampu Setiap rem mobil dihubungkan oleh pipa-pipa menuju ke silinder master. Pipapipa penghubung dan master silinder diisi penuh dengan minyak rem. Ketika kaki menekan pedal rem, master silinder tertekan. Tekanan diteruskan oleh minyak rem ke setiap silinder rem. Gaya tekan pada silinder rem menekan sepasang sepatu rem sehingga menjepit piringan logam, akibatnya timbul gesekan pada piringan yang melawan arah gerak piringan hingga menghentikan putaran roda. 3) Bejana Berhubungan Bejana berhubungan adalah sebuah bejana yang mempunyai beberapa pipa yang saling commit berhubungan. to user Hukum bejana berhubungan

15 menyatakan jika bejana berhubungan diisi zat cair yang sejenis dalam keadaan seimbang, maka permukaan zat cair akan berada pada satu bidang sejajar (datar). Permukaan zat cair bermassa jenis sama dalam keadaan diam di dalam bejana berhubungan selalu mempunyai permukaan yang sejajar. Apabila ada zat cair yang bermassa jenis tidak sama dimasukkan ke dalam bejana berhubungan, maka kedua benda cair tidak akan bercampur, sehingga permukaan kedua zat cair tidak sama tinggi. Hukum bejana berhubungan tidak berlaku jika bejana diisi dengan zat cair yang tidak sejenis, bejana digoyang-goyangkan, salah satu kaki bejana ada yang berupa pipa kapiler, bejana ada yang mendapat tekanan yang tidak sama. Jika dalam bejana berhubungan terdapat dua jenis cairan yang berbeda, tinggi permukaan kedua zat dalam bejana berhubungan tidak akan sama. Gambar 2.6. Bejana Berhubungan Sumber:Wasis, dkk (2008: 192) 21 Pada gambar 2.6 terlihat bahwa tinggi permukaan zat cair yang berbeda dalam bejana berhubungan tidak sama. Titik P adalah titik khayal yang terletak di perbatasan antara minyak goreng dan air. Titik Q adalah titik khayal pada air di ujung bejana lain. Tinggi titik P dan Q sama jika diukur dari dasar bejana. Di titik P dan Q, besarnya tekanan sama. P P (2.8) g h g h h h 2 2 Banyak alat yang digunakan dalam keseharian memanfaatkan konsep bejana berhubungan diantaranya teko air dan menara penampung air.

16 22 a) Teko air Tinggi pancaran sebuah teko air tidak pernah dirancang lebih rendah dari pada tinggi permukaan tutupnya. Jika tinggi pancaran lebih rendah dari pada tingggi permukaan tutupnya teko tidak bisa diisi sampai penuh, sesuai dengan konsep bejana berhubungan yaitu untuk mencapai permukaan yang mendatar maka sebagian air akan tumpah keluar dari pancuran b) Menara air Menara air dipasang pada tempat yang tinggi dan dihubungkan ke semua keran dengan menggunakan pipa-pipa sebagai penghubung. Ketika keran dibuka maka untuk mencapai permukaan yang mendatar, air akan mengali dari menara air melalui pipa-pipa menuju ke keran air. 4) Hukum Archimedes a) Bunyi Hukum Archimedes Sebuah batu kecil yang ujungnya diikat dengan seutas benang akan terasa lebih berat ketika di pegang di udara, daripada batu dicelupkan ke dalam tabung yang berisi air. Berat batu ketika tercelup di dalam air tidak berkurang, tetapi air memberikan gaya apung pada batu, adanya gaya apung membuat batu terasa ringan bila dimasukkan ke dalam air. Besarnya gaya apung suatu benda di dalam zat cair pertama kali diselidiki oleh Archimedes. Archimedes menyatakan bahwa suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya di dalam zat cair akan mengalami gaya apung yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan (didesak) oleh benda. Jika benda tercelup seluruhnya dalam zat cair maka volume zat cair yang dipindahkan sama dengan volume benda seluruhnya. Namun, jika benda hanya tercelup sebagian saja dalam zat cair, maka volume zat cair yang dipindahkan sama dengan volum benda yang tercelup.

17 b) Menghitung Besarnya Gaya Apung Benda Gambar 2.7. Prinsip Archimedes Sumber (Bambang Haryadi, 2009: 154) massa jenisnya. 23 Besarnya gaya angkat ke atas atau gaya apung dapat ditentukan dengan konsep tekanan hidrostatik. Gambar 2.3 menunjukkan sebuah silinder dengan tinggi h yang luasnya A. Ujung atas dan bawahnya, dicelupkan ke dalam fluida yang Besarnya tekanan hidrostatik yang dialami permukaan atas dan bawah silinder adalah: F P A F mg m V Ah mg Ahg P A A P gh, Sehingga: P1 g h1 dan P2 g h2 Besarnya gaya gaya yang bekerja pada benda adalah F P A F1 g h1 A F g h A 2 2 (2.9) (2.10) Gaya total yang disebabkan oleh tekanan fluida merupakan gaya apung atau gaya tekan ke atas yang besarnya: FA F2 F1 FA g h2 A g h1 A FA g h2 h1 A F g V A (2.11)

18 24 Gaya total F A gv mg adalah berat fluida yang dipindahkan. Dengan demikian, gaya angkat ke atas pada benda sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda. c) Mengapung, Melayang dan Tenggelam Apabila sebuah benda padat dicelupkan ke dalam zat cair, maka ada tiga kemungkinan yang terjadi pada benda, yaitu tenggelam, melayang, atau terapung. Gambar 2.8. Keadaan Benda dalam Zat Cair Sumber: jajalabut.com (1) Mengapung Jika sebuah balok kayu dijatuhkan ke dalam air, pada balok bekerja gaya apung daripada massa jenis commit zat to cair. user F a yang lebih besar daripada berat balok w. Akibatnya, balok akan bergerak ke atas sampai gaya apung F a sama dengan berat balok w. Pada saat gaya apung sama dengan berat balok, sebagian balok muncul di permukaan air. Pada saat balok mengapung, volum balok yang dipindahkan hanya volum balok yang tercelup dalam air. Pada peristiwa mengapung, tidak semua bagian benda tercelup dalam zat cair, sehingga volume yang dipindahkan benda lebih kecil daripada volume benda, sehingga pada peristiwa mengapung massa jenis rata-rata benda lebih kecil

19 (2) Benda tenggelam Benda dikatakan tenggelam, jika benda berada di dasar zat cair. Jika sebutir telur baru dijatuhkan ke dalam gelas yang berisi air tawar, pada telur bekerja gaya apung Dalam keadaan darurat oang membuat jembatan dengan memasang drum kosong yang tertutup rapat secara berjajar dan 25 F yang lebih a kecil daripada berat telur w, akibatnya telur akan bergerak ke bawah sampai menyentuh dasar gelas. Pada peristiwa tenggelam massa jenis rata- rata benda lebih besar daripada massa jenis zat cair. (3) Benda melayang Benda dikatakan melayang jika seluruh benda tercelup ke dalam zat cair, tetapi tidak menyentuh dasar zat cair. Pada keadaan telur tenggelam di dasar gelas, ditambahkan garam pada zat cair kemudian diaduk sampai garam larut dalam air. Telur secara perlahan akan naik ke permukaan gelas dan berhenti di antara permukaan dan dasar gelas. Pada peristiwa melayang, gaya apung F a sama dengan berat benda w. Dengan analisis massa jenis diperoleh massa jenis rata-rata benda sama dengan massa jenis zat cair. Baik dalam kasus mengapung maupun kasus melayang berlaku syarat yang sama, yaitu gaya apung yang dialami benda sama dengan berat benda. Perbedaannya adalah pada kasus melayang, volum air yang didesak benda sama dengan volum benda, sedangkan pada kasus mengapung, volume air yang didesak benda sama dengan volum benda yang tercelup saja dalam zat cair. d) Aplikasi Hukum Archimedes Beberapa alat yang bekerja berdasarkan Hukum Archimedes, antara lain jembatan ponton, hidrometer, kapal selam, dan balon udara. (1) Jembatan Ponton

20 26 meletakkan papan di atas drum untuk orang berjalan. Drum kosong akan mengapung dalam air sebab drum kosong memiliki rongga yang berisi udara di dalam drum. (2) Hidrometer Hidrometer adalah alat yang mengapung di dalam zat cair, dilengkapi dengan sebuah skala dan dipakai untuk mengukur massa jenis zat cair, massa jenis yang diuku adalah massa jenis relatif. Di dalam zat cair yang berbeda, hidrometer akan mengapung dengan kedalaman yang berbeda. Makin besar massa jenis zat cair maka makin tinggi tangkai kaca yang muncul ke permukaan zat cair. Dengan demikian skala pada sebuah hidrometer memiliki angka yang kecil pada bagian atas hidrometer dan angka yang besar pada bagian bawah hidrometer. (3) Kapal Selam Kapal selam adalah kapal yang dapat bergeak di dalam air. Kapal selam digunakan untuk kepentingan militer dan penyelidikan di bawah laut. Kapal selam memiliki tangki pemberat yang terletak di antara lambung dalam dan lambung luar. Agar dapat menyelam, tangki pemberat diisi dengan air laut, sehingga berat kapal bertambah besar. Untuk mengapung kembali, air laut dikeluarkan dari tangki pemberat. (4) Balon Udara Gaya apung yang dilakukan udara pada benda juga sebanding dengan volum udara yang dipindahkan benda, semakin besar volum udara yang dipindahkan benda, makin besar gaya apung yang dilakukan udara. Balon yang besar dapat lebih banyak memindahkan volum udaa. Beat udara yang dipindahkan balon menekan balon ke atas, sehingga balon dapat mengapung di udara. Agar balon dapat mengapung commit di udara, to user massa jenis gas di dalam balon harus

21 c. Tekanan pada Benda gas lebih kecil dari pada massa jenis udara yang dipindahkan. Balon yang diisi udara panas mengapung karena massa jenis udara panas lebih kecil dari pada massa jenis udara dingin. 1) Tekanan Udara Ruang Terbuka a) Tekanan Atmosfer Udara Tekanan udara di permukaan laut rata-rata sebesar 1 atm atau 76 cmhg. Makin rendah suatu tempat, makin besar tekanannya. Sebaliknya, makin tinggi suatu tempat, makin rendah tenannya. Setiap kenaikkan 10 m tekanan udara berkurang sebesar 1 mmhg. Udara yang meliputi bumi mempunyai berat yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Karena udara memiliki berat, maka udara juga memiliki tekanan. Besarnya tekanan udara ditentukan oleh tinggi suatu tempatnya dari permukaan air laut. Tabel 2.1 Tekanan Udara di Berbagai Ketinggian No Ketinggian (m) Tekanan (cmhg) Di atas permukaan air laut 76 Sumber (Karim,dkk, 2008: 235) b) Hubungan Gejala Alam dengan Tekanan Udara (1) Angin Bergerak Angin atau pergerakan udara timbul karena adanya perbedaan tekanan udara. Angin selalu bertiup dari daerah bertekanan udara tinggi ke daerah bertekanan rendah. (2) Tekanan Udara Memperkirakan Cuaca Tekanan udara termasuk salah satu unsure utama cuaca. Cuaca adalah keadaan atmosfer di suatu tempat yang tidak luas pada saat tertentu commit dan tidak to user belangsung lama. 27

22 28 Tekanan udara pada suatu tempat berubah sepanjang hari. Lembaga meteorologi mencatat tekanan udara yang berubah-ubah. Penyimpangan yang cukup signifikan pada grafik yang diperoleh dapat memperkiakan cuaca di suatu tempat. Tekanan udara lebih rendah dari kondisi biasa maka kemungkinan besar akan turun hujan, sedangkan bila tekanan udara lebih tinggi dari kondisi biasa maka kemungkinan cuaca cerah. (3) Angin Siklon Aliran udara bergeak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Jika suatu daeah tekanan udaranya sangat rendah maka udara di sekitar akan mengitari pusat tekanan rendah sehingga tmenghasilkan angin siklon. Siklon memiliki lintasan spiral konvergen yang naik dan memiliki arah berlawanan dengan jarum jam di BBU. Siklon tropis tejadi pada daerah-daerah air hangat di lautan dekat ekuator. c) Alat Ukur Tekanan Udara Ruang Terbuka (1) Baromoter Toricelli Pada tahun 1643 Torricelli melakukan percobaan menggunakan tabung kaca yang kuat dengan panjang kurang lebih 1 meter dan salah satu ujungnya tertututp. Tabung vertikal dengan ujung terbuka dihadapkan ke atas, Gambar 2.9. Pecobaan Toricelli dengan menggunakan corong Sumber: (Saiful Karim, dkk, dituangkan raksa ke dalam 2008: 228) tabung sampai penuh kemudian menutup ujung

23 29 tabung yang terbuka dan segera membaliknya. Dari percobaan yang dilakukan didapatkan permukaan raksa dalam tabung turun dan berhenti ketika kolom raksa dalam tabung 76 cm di atas permukaan raksa dalam bejana. Ketika posisi tabung dimiringkan, tinggi kolom raksa tetap 76 cm. Gaya oleh tekanan atmosfer pada permukaan raksa dalam bejana seimbang dengan berat raksa setinggi 76 cm dalam tabung. Jika tekanan atmosfer naik maka gaya oleh tekanan atmosfer pada permukaan raksa dalam bejana akan menekan kolom raksa sehingga lebih tinggi dari pada 76 cm. Sebaliknya, jika tekanan atmosfer turun maka supaya seimbang, kolom raksa turun di bawah 76 cm. Tekanan atmosfer di permukaan laut kirakira 76 cmhg (tekanan 1 atm) (2) Barometer Aneroid Barometer logam disebut barometer aneroid. Barometer Aneroid banyak digunakan di Badan Meteorologi dan Geofisika untuk memperkirakan cuaca dengan mengukur tekanan udaranya. Barometer logam biasa juga disebut barometer kering. Karena barometer aneroid tidak berisi cairan maka barometer anaroid ringan, murah, dan mudah dipindah-pindahkan dibandingkan dengan barometer raksa. Skala barometer aneroid juga lebih mudah dibaca karena bentuknya lingkaran. Bagian utama barometer aneroid ialah sebuah kotak logam kecil yang berisi udara dengan tekanan yang sangat rendah. Permukaan kotak dibuat bergelombang agar lebih mudah melentur di bagian tengahnya. Jika tekanan bertambah, bagian atas dan bawah kotak lebih mengempis. Gerakan mengempis kotak diperkuat oleh sebuah tuas yang menarik rantai ke kiri. Akibatnya, jarum penunjuk lebih menyimpang ke kanan menunjukkan angka lebih besar.

24 30 2) Tekanan Udara Ruang Tertutup a) Gas Dalam Ruang Tertutup Sebuah balon ditiup dan diikat sehingga bentuk balon yang kempis berubah menjadi bulat. Demikian pula, jika balon yang bulat ditekan maka balon yang ditekan akan kempis dan bagian balon yang lain akan menggelembung dan membesar. Dapat dikatakan bahwa udara di dalam balon menekan ke segala arah pada dinding balon. Udara dalam ruang tertutup mengadakan tekanan ke segala arah pada dinding ruang. b) Alat Ukur Tekanan Udara Tertutup Alat pengukur tekanan udara dalam ruang tertutup yang paling sederhana disebut manometer raksa dan manometer Bourdon. Manometer raksa dibedakan menjadi dua yaitu manometer raksa terbuka dan manometer aksa tertutup. (1) Manometer Raksa Terbuka Manometer raksa terbuka adalah sebuah tabung U yang kedua ujungnya terbuka. Salah satu kaki terbuka berhubungan dengan udara luar, sehingga tekanan permukaan raksa pada kaki terbuka selalu sama dengan tekanan atmosfer. Kaki lainnya dihubungkan ke uang yang akan diukur tekanan gasnya melalui sebuah selang karet. Sebelum kaki tertutup dihubungkan dengan uang gas, permukaan raksa dalam kedua kaki sama tinggi. Ketika kaki tertutup dihubungkan dengan ruang gas yang tekanannya lebih besar daripada tekanan atmosfer, permukaan raksa dalam kaki terbuka naik. Permukaan raksa dalam kaki tertutup akan lebih rendah daripada permukaan raksa dalam kaki terbuka. (2) Manometer Raksa Tertutup Manometer raksa tertutup adalah sebuah tabung U yang salah satu ujungnya tertutup. Ujung terbuka dihubungkan ke suplai gas melalui commit selang to karet. user Piupa U diisi dengan raksa dan

25 31 ruang di atas permukaan raksa dalam pipa tertutup adalah vakum. Jika gas tidak memiliki tekanan maka permukaan raksa dalam kedua kaki sama tingi. Jika gas memiliki tekanan maka pemukaan raksa dalam ujung tertutup akan naik dan lebih tinggi daripada permukaan raksa yang kakinya berhubungan dengan suplai gas. (3) Manometer Bourdon Alat pengukur tekanan udara dalam ruang jenis lain adalah manometer Bourdon. Tekanan dari dalam ruang tertutup akan mengubah kelengkungan pipa lentur. Ujung pipa dihubungkan dengan jarum berskala. Ketika kelengkungan pipa berubah akibat tekanan, penunjukan jarum juga berubah. c) Hukum Boyle Hukum Boyle menyatakan bahwa: dalam ruang tertutup suhu dijaga konstan, jika volume suatu gas (V 1 ) diperbesar menjadi (V 2 ), maka tekanan gas di dalam ruang akan mengecil (dari P 1 menjadi P 2, dimana P 2 < P 1 ) atau sebaliknya, jika volumenya diperkecil maka tekanan gas di dalam ruang akan meningkat pula. Besarnya volume gas berbanding terbalik dengan besarnya tekanan gas di dalam ruang. Hukum Boyle secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: P V Kons tan (2.12) P V 1 1 P V 2 2 Marthen Kanginan (2007:92-125)

26 32 B. Penelitian Yang Relevan Di dalam penelitian tentang analisis kesalahan siswa menyelesaikan soalsoal Fisika, mengacu pada beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti serupa sebelumnya, yaitu: 1. Anggraheni (2012: 76-77), melakukan penelitian mengenai tentang kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal Fisika materi Cahaya. Dari hasil penelitian, ditemukan jenis kesalahan dan penyebab kesalahan yang dilakukan oleh siswa yaitu kesalahan terjemahan yang disebabkan siswa tidak memahami data-data yang disebutkan dalam soal, tidak memahami simbolsimbol Fisika untuk data-data yang disebutkan dalam soal, kurang teliti dalam menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan ke dalam simbol Fisika, serta tidak memahami gambar pada soal, kesalahan strategi disebabkan siswa tidak memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal dan kurang latihan menyelesaikan soal, kesalahan konsep yang disebabkan siswa kurang maksimal dalam belajar dan tidak memperhatikan penjelasan guru, kesalahan hitung yang disebabkan siswa kurang terampil dan kurang teliti dalam operasi hitung, dan soal tidak direspon yang disebabkan siswa tidak mengetahui jawaban soal, tidak memahami langkah dalam menyelesaikan soal, dan kurang latihan menyelesaikan soal. 2. Dewi (2011: 81-82), melakukan penelitian mengenai kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal Fisika materi Keseimbangan Benda Tegar. Dari hasil penelitian, ditemukan jenis kesalahan dan penyebab kesalahan yang dilakukan oleh siswa yaitu kesalahan terjemahan yang disebabkan siswa kurang teliti dalam memahami maksud soal, siswa belum paham tentang penguraian gaya ke sumbu x dan y, dan siswa cenderung mengerjakan soal secara langsung tanpa menggambarkan sketsa soal, kesalahan strategi yang disebabkan siswa kurang latihan soal sehingga salah dalam menentukan langkah penyelesaian soal, kesalahan konsep yang disebabkan siswa tidak memahami konsep Momen Gaya dan kurang memperhatikan saat diterangkan, kesalahan hitung yang disebabkan siswa kurang teliti dalam melakukan commit operasi to user hitung, kesalahan tanda yang

27 33 disebabkan siswa belum memahami bahwa gaya merupakan besaran vektor yang juga memperhatikan arahnya positif atau negatif dan siswa kurang teliti, dan kesalahan dalam trigonometri yang disebabkan siswa belum memahami konsep trigonometri. 3. Ikhbar Nur Jiwanto (2012), melakukan penelitian mengenai kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah Fisika SMA menurut Polya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian yang dilakukan adalah observasi, wawancara, dan test tertulis yang disebut teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan siswa dalam memecahkan masalah soal Fisika dari masing masing tahapan Polya adalah pemahaman soal (understanding) sebanyak 50,1 %, sedangkan pada tahap rencana penyelesaian (planning) sebanyak 51,0 %, Tahapan berikutnya yaitu tahap pelaksanaan rencana (solving) sebanyak 68,7 % dan tahap terakhir peninjauan kembali (checking) sebanyak 85,7 %. 4. Rufaida (2012: 85-86), melakukan penelitian mengenai kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal Fisika materi Momentum dan Impuls. Dari hasil penelitian, ditemukan jenis kesalahan dan penyebab kesalahan yang dilakukan oleh siswa yaitu jenis kesalahan dan penyebab kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal Fisika materi pokok Momentum dan Impuls adalah kesalahan strategi (36%) yang disebabkan siswa kurang teliti dan belum dapat membedakan penggunaan simbol-simbol Fisika, kesalahan terjemahan (84%) yang disebabkan siswa kekurangan waktu, kurang teliti, lupa, bingung dengan simbol Fisika dan bahkan tidak tahu; kesalahan konsep (68%) yang disebabkan siswa belum memahami dan bahkan tidak tahu konsep-konsep yang terkandung dalam materi pokok Momentum dan Impuls akibat kurang belajar, kesalahan hitung (60%) yang disebabkan siswa kurang teliti, bingung dan tergesa-gesa dalam mengerjakan soal karena kekurangan waktu, bahkan beberapa siswa tidak dapat melakukan operasi perhitungan dengan baik, dan kesalahan tanda (48%) yang disebabkan siswa lupa dan tidak teliti dalam menerapkan tanda positif (+) dan negatif (-).

28 34 C. Kerangka Berfikir Belajar adalah proses transformasi ilmu guna memperoleh kompetensi, ketrampilan, dan sikap untuk membawa perubahan yang lebih baik. Sedangkan kegiatan pembelajaran merupakan suatu sistem dan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses belajar tidak selalu berhasil dengan baik karena adanya hambatan dalam proses pembelajaran, salah satu hambatan adalah kesalahan yang dialami siswa sebagai hambatan dalam proses belajar mengajar. Kesalahan merupakan suatu ganguan yang terjadi dalam proses belajar sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar. Kesalahan-kesalahan belajar dilakukan oleh siswa yang tidak memahami cara belajar dengan baik, dengan mengetahui kesalahan kesalahan yang dilakukan siswa, diharapkan para siswa mengerti bagaimana seharusnya belajar Fisika (IPA). Kesalahan banyak terjadi dalam pembelajaran Fisika (IPA) di SMP, khususnya dalam mengerjakan soal soal. Berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar Fisika dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal pada materi yang telah diajarkan. Ketidakberhasilan dari proses belajar dapat ditunjukkan dengan adanya kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan suatu persoalan. Kesalahan merupakan suatu permasalahan yang wajar. Akan tetapi apabila dibiarkan saja, tujuan dari pembelajaran Fisika tidak dapat tercapai secara optimal. Tekanan merupakan salah satu materi yang dipelajari pada Semester Genap kelas VIII. Pada materi Tekanan sering terjadi berbagai kesalahan sehingga mengakibatkan hasil belajar tidak maksimal. Kesalahan terjadi dikarenakan karakteristik materi Tekanan yang termasuk sulit, yaitu konsep tekanan pada benda padat, cair, dan gas yang masih membuat siswa bingung, serta banyak penerapan rumus yang memerlukan perhitungan. Sesuai dengan karakteristik materi Tekanan, kesalahan yang mungkin dapat terjadi pada siswa antara lain: 1. Kesalahan terjemahan, merupakan kesalahan mengubah informasi ke dalam simbol Fisika serta kesalahan commit mengartikan to user maksud soal.

29 35 2. Kesalahan konsep, merupakan kesalahan dalam memahami konsep-konsep Fisika dalam materi Tekanan 3. Kesalahan strategi, merupakan kesalahan siswa dalam mengerjakan sehingga mengarah ke jalan buntu dengan kata lain mengerjakan dengan cara yang salah sehingga jawaban siswa asal-asalan. 4. Kesalahan hitung, merupakan kesalahan dalam menghitung seperti menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, dan membagi. Untuk mengetahui secara jelas apa saja jenis kesalahan dan penyebab siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal Fisika pada materi Tekanan, perlu dianalisis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal Tekanan pada benda padat, cair, dan gas. Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui mengenai jenis kesalahan dan penyebab kesalahan dapat dilakukan melalui observasi pada kegiatan belajar mengajar pada materi Tekanan. Selanjutnya, melakukan analisis terhadap hasil penyelesaian soal-soal materi Tekanan pada benda padat, cair, dan gas yang diberikan kepada siswa. Berdasarkan dari identifikasi jawaban siswa, kemudian dilakukan wawancara kepada beberapa siswa untuk mengetahui penyebab kesalahan yang dilakukan. Dari data yang diperoleh, selanjutnya dilakukan triangulasi data, yaitu membandingkan data yang diperoleh dari kegiatan observasi, penyelesaian soal, dan wawancara untuk memperoleh data yang valid. Kemudian, tahap yang dilakukan adalah analisis data yang meliputi kegiatan reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.

30 36 Soal tes Tekanan Jawaban siswa Benar Salah Observasi Analisis Kesalahan Wawancara Jenis Kesalahan yang mungkin: Kesalahan Terjemahan Kesalahan Konsep Kesalahan Strategi Kesalahan Hitung Penyebab Kesalahan Kesimpulan Gambar Bagan Kerangka Pemikiran

RANGKUMAN MATERI TEKANAN MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA

RANGKUMAN MATERI TEKANAN MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA RANGKUMAN MATERI TEKANAN MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA A. Tekanan zat padat Pada saat kita berjalan di atas tanah yang berlumpur jejak kaki kita akan tampak membekas lebih dalam

Lebih terperinci

TEKANAN. Tahukah kamu apakah Tekanan itu? Sebelum mengetahui definisi tekanan, marilah kita memahami

TEKANAN. Tahukah kamu apakah Tekanan itu? Sebelum mengetahui definisi tekanan, marilah kita memahami TEKANAN A. Pengertian Tahukah kamu apakah Tekanan itu? Sebelum mengetahui definisi tekanan, marilah kita memahami apakah konsep tekanan itu. Sebelumnya, pernahkah kalian memperhatikan kaki unggas seperti

Lebih terperinci

BAB 5 TEKANAN. Tekanan merupakan gaya yang bekerja pada satuan luas bidang tekan, atau dengan definisi lain bahwa tekanan adalah gaya persatuan luas.

BAB 5 TEKANAN. Tekanan merupakan gaya yang bekerja pada satuan luas bidang tekan, atau dengan definisi lain bahwa tekanan adalah gaya persatuan luas. BAB 5 TEKANAN A. Tekanan Pada Zat Padat Bila zat padat seperti balok diberi gaya dari atas akan menimbulkan tekanan. Pada tekanan zat padat berlaku: a. Bila balok yang sama ditekan pada tanah yang lembek

Lebih terperinci

siswa mampu menentukan hubungan tekanan, gaya yang bekerja dan luas permukaan. tanah liat, nampan, balok kayu, balok besi, balok alumunium.

siswa mampu menentukan hubungan tekanan, gaya yang bekerja dan luas permukaan. tanah liat, nampan, balok kayu, balok besi, balok alumunium. 6.5 Tekanan Apa kamu pernah mendengar orang terkena penyakit darah tinggi? Hal itu terjadi karena adanya penyempitan pada pembuluh darah. Kejadian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara besar tekanan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI :

STANDAR KOMPETENSI : STANDAR KOMPETENSI : Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari KOMPETENSI DASAR Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan seharihari

Lebih terperinci

MODUL FISIKA SMA Kelas 10

MODUL FISIKA SMA Kelas 10 SMA Kelas 10 A. Fluida Statis Fluida statis membahas tentang gaya dan tekanan pada zat alir yang tidak bergerak. Zat yang termasuk zat alir adalah zat cair dan gas. Setiap zat baik padat, cair maupun gas

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD )

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD ) LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD ) Mata Pelajaran Materi Pokok : FISIKA : Fluida Statik NAMA KELOMPOK : ANGGOTA : 1.. 3. 4. 5. Kompetensi Dasar Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida

Lebih terperinci

STRUKTURISASI MATERI. Fluida statis ALFIAH INDRIASTUTI

STRUKTURISASI MATERI. Fluida statis ALFIAH INDRIASTUTI STRUKTURISASI MATERI Fluida statis ALFIAH INDRIASTUTI STRUKTURISASI MATERI Fluida Statis Tekanan hidrostatik Zat Cair Gas Fluida Fluida statis Hukum Pascal Hukum Archimedes Tegangan Permukaan A. Tekanan

Lebih terperinci

VIII. Tekanan. Tekanan 181

VIII. Tekanan. Tekanan 181 Tekanan VIII Sebuah kapal selam dapat masuk ke dalam air dan mengapung di permukaan air. Demikian juga sebuah dongkrak yang ukurannya jauh lebih kecil dari mobil, dapat dengan mudah mengangkat mobil tersebut.

Lebih terperinci

BAB FLUIDA. 7.1 Massa Jenis, Tekanan, dan Tekanan Hidrostatis

BAB FLUIDA. 7.1 Massa Jenis, Tekanan, dan Tekanan Hidrostatis 1 BAB FLUIDA 7.1 Massa Jenis, Tekanan, dan Tekanan Hidrostatis Massa Jenis Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk ketika ditekan. Yang termasuk

Lebih terperinci

Dengan P = selisih tekanan. Gambar 2.2 Bejana Berhubungan (2.1) (2.2) (2.3)

Dengan P = selisih tekanan. Gambar 2.2 Bejana Berhubungan (2.1) (2.2) (2.3) FLUIDA STATIS 1. Tekanan Hidrostatis Tekanan (P) adalah gaya yang bekerja tiap satuan luas. Dalam Sistem Internasional (SI), satuan tekanan adalah N/m 2, yang disebut juga dengan pascal (Pa). Gaya F yang

Lebih terperinci

BAB FLUIDA A. 150 N.

BAB FLUIDA A. 150 N. 1 BAB FLUIDA I. SOAL PILIHAN GANDA Jika tidak diketahui dalam soal, gunakan g = 10 m/s 2, tekanan atmosfer p 0 = 1,0 x 105 Pa, dan massa jenis air = 1.000 kg/m 3. dinyatakan dalam meter). Jika tekanan

Lebih terperinci

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA Pengenalan Statika Fluida (Hidrostatik) Hidrostatika adalah ilmu yang mempelajari perilaku zat cair dalam keadaan diam. Konsep Tekanan Tekanan : jumlah gaya tiap satuan luas

Lebih terperinci

Fluida adalah suatu zat yang dapat berubah bentuk sesuai dengan wadahnya dan dapat mengalir (cair dan gas).

Fluida adalah suatu zat yang dapat berubah bentuk sesuai dengan wadahnya dan dapat mengalir (cair dan gas). Fluida Statis Fluida adalah suatu zat yang dapat berubah bentuk sesuai dengan wadahnya dan dapat mengalir (cair dan gas). Fluida statis adalah fluida diam atau fluida yang tidak mengalami perpindahan bagianbagiannya

Lebih terperinci

FLUIDA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia

FLUIDA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia FLUIDA Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia FLUIDA Fluida merupakan sesuatu yang dapat mengalir sehingga sering disebut sebagai zat alir. Fasa zat cair dan gas termasuk ke

Lebih terperinci

- - TEKANAN - - dlp3tekanan

- - TEKANAN - - dlp3tekanan - - TEKANAN - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian dlp3tekanan Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya. Aplikasi

Lebih terperinci

1. Menjelaskan konsep hukum Pascal 2. Menemukan persamaan hukum Pascal 3. Merangkum dan menjelaskan aplikasi hukum Pascal dalam kehidupan sehari-hari

1. Menjelaskan konsep hukum Pascal 2. Menemukan persamaan hukum Pascal 3. Merangkum dan menjelaskan aplikasi hukum Pascal dalam kehidupan sehari-hari MATERI POKOK 1. Bunyi Hukum Pascal 2. Persamaan Hukum Pascal 3. Aplikasi hukum Pascal dalam kehidupan sehari-hari TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan konsep hukum Pascal 2. Menemukan persamaan hukum Pascal

Lebih terperinci

Blangko Angket Uji Lapangan

Blangko Angket Uji Lapangan Lampiran 1 Blangko Angket Uji Lapangan PETUNJUK: Berilah tanda centang ) pada kolom pilihan yang tersedia. No. Pernyataan 1. Tampilan media pembelajaran menarik. 2. Instruksi dan peraturan permainan dapat

Lebih terperinci

MEKANIKA FLUIDA A. Statika Fluida

MEKANIKA FLUIDA A. Statika Fluida MEKANIKA FLUIDA Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida, jelas bahwa bukan benda tegar, sebab jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap. Molekul-molekul

Lebih terperinci

Aplikasi konsep tekanan benda padat, cair, dan gas pada peristiwa alam yang relevan (dalam penyelesaian masalah sehari hari).

Aplikasi konsep tekanan benda padat, cair, dan gas pada peristiwa alam yang relevan (dalam penyelesaian masalah sehari hari). Aplikasi konsep tekanan benda padat, cair, dan gas pada peristiwa alam yang relevan (dalam penyelesaian masalah sehari hari). Aplikasi konsep tekanan benda padat, cair, dan gas pada peristiwa alam yang

Lebih terperinci

F L U I D A. Besaran MKS CGS W Newton Dyne. D n/m 3 dyne/cm 3 g m/det 2 cm/det 2

F L U I D A. Besaran MKS CGS W Newton Dyne. D n/m 3 dyne/cm 3 g m/det 2 cm/det 2 F L U I D A Pengertian Fluida. Fluida adalah zat yang dapat mengalir atau sering disebut Zat Alir. Jadi perkataan fluida dapat mencakup zat cair atau gas. Antara zat cair dan gas dapat dibedakan : Zat

Lebih terperinci

Bab VII Mekanika Fluida

Bab VII Mekanika Fluida Bab VII Mekanika Fluida Sumber : Internet.www.kemiki.com. Fluida bergerak dan mengalir akibat dari adanya perbedaan tekanan pada dua bagian yang berbeda. Sifat tersebut dapat dimanfaatkan dalam bidang

Lebih terperinci

TEKANAN. Kamu dapat menyelidiki tekanan pada benda padat, cair dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Tekanan terdiri atas

TEKANAN. Kamu dapat menyelidiki tekanan pada benda padat, cair dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Tekanan terdiri atas n Tekanan BAB XX TEKANAN Tujuan Pembelajaran Kamu dapat menyelidiki tekanan pada benda padat, cair dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Peta Konsep Tekanan terdiri atas Tekanan zat padat

Lebih terperinci

F L U I D A TIM FISIKA

F L U I D A TIM FISIKA L U I D A TIM ISIKA 1 Materi Kuliah luida dan enomena luida Massa Jenis Tekanan Prinsip Pascal Prinsip Archimedes LUIDA luida merupakan sesuatu yang dapat mengalir sehingga sering disebut sebagai zat alir.

Lebih terperinci

HANDOUT. Hukum Pokok Hidrostatis & Hukum Pascal. Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : X / 2. Jumlah Pertemuan : 1 Pertemuan

HANDOUT. Hukum Pokok Hidrostatis & Hukum Pascal. Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : X / 2. Jumlah Pertemuan : 1 Pertemuan HANDOUT Hukum Pokok Hidrostatis & Hukum Pascal Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : X / 2 Materi Pokok : Fluida Statis Jumlah Pertemuan : 1 Pertemuan Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit A.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah :... Kelas/Semester : XI/2 Mata Pelajaran : IPA Alokasi waktu : 2 x 45 ( 1x pertemuan ) A. Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Tekanan zat cair untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA

Lebih terperinci

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av Contoh Soal dan tentang Fluida Dinamis, Materi Fisika kelas 2 SMA. Mencakup debit, persamaan kontinuitas, Hukum Bernoulli dan Toricelli dan gaya angkat pada sayap pesawat. Rumus Minimal Debit Q = V/t Q

Lebih terperinci

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut!

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut! Fluida Statis Fisikastudycenter.com- Contoh Soal dan tentang Fluida Statis, Materi Fisika kelas 2 SMA. Cakupan : tekanan hidrostatis, tekanan total, penggunaan hukum Pascal, bejana berhubungan, viskositas,

Lebih terperinci

TES DIAGNOSTIK I POKOK BAHASAN TEKANAN ( Tekanan Pada Zat Padat, Tekanan Dalam Zat Cair, Hukum Pascal) Waktu : 90 menit

TES DIAGNOSTIK I POKOK BAHASAN TEKANAN ( Tekanan Pada Zat Padat, Tekanan Dalam Zat Cair, Hukum Pascal) Waktu : 90 menit 180 TES DIAGNOSTIK I POKOK BAHASAN TEKANAN ( Tekanan Pada Zat Padat, Tekanan Dalam Zat Cair, Hukum Pascal) Waktu : 90 menit Petunjuk : Kerjakanlah soal-soal berikut dengan sebaik-baiknya! 1. Suatu benda

Lebih terperinci

TEGANGAN PERMUKAAN MATERI POKOK

TEGANGAN PERMUKAAN MATERI POKOK MATERI POKOK 1. Pengertian tegangan permukaan 2. Penyebab tegangan permukaan 3. Metode pengukuran tegangan permukaan 4. Menghitung tegangan permukaan 5. Tegangan di dalam sebuah gelembung 6. Tekanan di

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL. Kesesuaian dengan aspek kognitif. Kunci Jawaban A. Aspek Kognitif. Indikator Soal. Soal. keterangan

KISI KISI SOAL. Kesesuaian dengan aspek kognitif. Kunci Jawaban A. Aspek Kognitif. Indikator Soal. Soal. keterangan KISI KISI SOL Kompetensi asar : Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari No 1 Indikator Soal Menjelaskan konsep tekanan spek Kognitif 1 Soal 1.

Lebih terperinci

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA Fluida Statis - Latihan Soal

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA Fluida Statis - Latihan Soal ANTIREMED KELAS 10 FISIKA Fluida Statis - Latihan Soal Doc. Name: K13AR10FIS0601 Version : 2014-09 halaman 1 01. Seorang wanita bermassa 45 kg memakai sepatu hak tinggi dengan luas permukaan bawah hak

Lebih terperinci

3. besarnya gaya yang bekerja pada benda untuk tiap satuan luas, disebut... A. Elastis D. Gaya tekan B. Tegangan E. Gaya C.

3. besarnya gaya yang bekerja pada benda untuk tiap satuan luas, disebut... A. Elastis D. Gaya tekan B. Tegangan E. Gaya C. LATIHAN SOAL PERSIAPAN UJIAN KENAIKAN KELAS BAB 1 ELASTISITAS A. Soal Konsep 1. Sifat benda yan dapat kembali ke bentuk semula setelah gaya yang bekerja pada benda dihilangkan merupakan penjelasan dari...

Lebih terperinci

FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI

FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI MASSA JENIS Massa jenis atau kerapatan suatu zat didefinisikan sebagai perbandingan massa dengan olum zat tersebut m V ρ = massa jenis zat (kg/m 3 ) m = massa

Lebih terperinci

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut!

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut! Fluida Statis Fisikastudycenter.com- Contoh Soal dan tentang Fluida Statis, Materi Fisika kelas 2 SMA. Cakupan : tekanan hidrostatis, tekanan total, penggunaan hukum Pascal, bejana berhubungan, viskositas,

Lebih terperinci

Mempelajari masalah : Prinsip hukum Archimedes Prinsip keseimbangan dan kestabilan Menghitung besar gaya apung dan letak pusat apung Mengevaluasi

Mempelajari masalah : Prinsip hukum Archimedes Prinsip keseimbangan dan kestabilan Menghitung besar gaya apung dan letak pusat apung Mengevaluasi Mempelajari masalah : Prinsip hukum Archimedes Prinsip keseimbangan dan kestabilan Menghitung besar gaya apung dan letak pusat apung Mengevaluasi kestabilan benda terendam atau terapung Archimedes (287-212

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN LAMPIRAN Lampiran 1 SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMA Perintis Bandar Lampung Mata Pelajaran : FISIKA Kelas : XI (Sebelas) Semester : 2 (Dua) Standar Kompetenai : 2. Menerapkan Konsep dan Prinsip Mekanika

Lebih terperinci

FLUIDA STATIS 15B08001 ALFIAH INDRIASTUTI

FLUIDA STATIS 15B08001 ALFIAH INDRIASTUTI 2016 FLUIDA STATIS 15B08001 ALFIAH INDRIASTUTI 1 FLUIDA STATIS Fluida meliputi zat cair dan gas. Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 FLUIDA STATIS. K e l a s. A. Fluida

FIsika KTSP & K-13 FLUIDA STATIS. K e l a s. A. Fluida KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI FLUID STTIS Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi fluida statis.. Memahami sifat-sifat fluida

Lebih terperinci

Pilih satu jawaban yang paling benar dari dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf di depan pilihan jawaban tersebut.

Pilih satu jawaban yang paling benar dari dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf di depan pilihan jawaban tersebut. Pilih satu jawaban yang paling benar dari dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf di depan pilihan jawaban tersebut. 1. Seseorang sedang mencoba menyeberangi sungai yang airnya mengalir dengan

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB Soal No. 1 Seorang berjalan santai dengan kelajuan 2,5 km/jam, berapakah waktu yang dibutuhkan agar ia sampai ke suatu tempat yang

Lebih terperinci

BBM 9 FLUIDA PENDAHULUAN

BBM 9 FLUIDA PENDAHULUAN BBM 9 FLUIDA PENDAHULUAN Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini merupakan BBM kesembilan dari mata kuliah Konsep Dasar Fisika untuk SD yang menjelaskan konsep fluida. Konsep fluida ini dibagi kedalam dua cakupan,

Lebih terperinci

K13 Antiremed Kelas 10 Fisika

K13 Antiremed Kelas 10 Fisika K3 Antiremed Kelas 0 Fisika Persiapan UTS Semester Genap Halaman 0. Sebuah pegas disusun paralel dengan masingmasing konstanta sebesar k = 300 N/m dan k 2 = 600 N/m. Jika pada pegas tersebut diberikan

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Zat Padat dan Fluida Kerapatan dan Tekanan Gaya Apung Prinsip Archimedes Gerak Fluida

Fisika Umum (MA101) Zat Padat dan Fluida Kerapatan dan Tekanan Gaya Apung Prinsip Archimedes Gerak Fluida Fisika Umum (MA101) Topik hari ini: Zat Padat dan Fluida Kerapatan dan Tekanan Gaya Apung Prinsip Archimedes Gerak Fluida Zat Padat dan Fluida Pertanyaan Apa itu fluida? 1. Cairan 2. Gas 3. Sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB II REMEDIASI HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB II REMEDIASI HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BAB II REMEDIASI HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING A. Remediasi 1. Pengertian Remediasi Pembelajaran remedial merupakan salah satu metode pembelajaran dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA I TEKANAN FLUIDA DAN HUKUM PASCAL (FL 2 )

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA I TEKANAN FLUIDA DAN HUKUM PASCAL (FL 2 ) LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA I TEKANAN FLUIDA DAN HUKUM PASCAL (FL 2 ) OLEH SANDY RADJAH 1206061026 FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2014 A. Judul Percobaan : TEKANAN FLUIDA DAN HUKUM

Lebih terperinci

SOAL - JAWAB FISIKA Soal 1. Kation terjadi jika sebuah atom. a. melepaskan satu atau lebih protonnya b. melepas kan satu atau lebih elektronnya c.

SOAL - JAWAB FISIKA Soal 1. Kation terjadi jika sebuah atom. a. melepaskan satu atau lebih protonnya b. melepas kan satu atau lebih elektronnya c. SOAL - JAWAB FISIKA Soal 1. Kation terjadi jika sebuah atom. a. melepaskan satu atau lebih protonnya b. melepas kan satu atau lebih elektronnya c. menangkap satu atau lebih proton bebas d. menangkap satu

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM MATERI HUKUM ARCHIMEDES

BAB II PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM MATERI HUKUM ARCHIMEDES 12 BAB II PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM MATERI HUKUM ARCHIMEDES A. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Kontekstual (Contextual) berasal

Lebih terperinci

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah Fluida adalah zat aliar, atau dengan kata lain zat yang dapat mengalir. Ilmu yang mempelajari tentang fluida adalah mekanika fluida. Fluida ada 2 macam : cairan dan gas. Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir

Lebih terperinci

Materi Fluida Statik Siklus 1.

Materi Fluida Statik Siklus 1. Materi Fluida Statik Siklus 1. Untuk pembelajaran besok, kita akan belajar tentang dua hal berikut ini : Hukum Utama Hidrostatis Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan berubah bentuk (dapat dimampatkan)

Lebih terperinci

Tekanan. Mempelajari. Gaya tekan. Hidrostatis. contoh. contoh. Tekanan pada penyelam

Tekanan. Mempelajari. Gaya tekan. Hidrostatis. contoh. contoh. Tekanan pada penyelam Lampiran 2. Tahap strukturisasi bahan ajar 1. Peta Tekanan Mempelajari Tekanan darah Osmosis Difusi Transportasi Dipengaruhi oleh Aktivitas otot Aliran darah Menyebabkan Diukur dengan contoh Tensimeter

Lebih terperinci

III. TUJUAN Miniatur Jembatan Ponton 1

III. TUJUAN Miniatur Jembatan Ponton 1 BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Hukum Archimedes mengatakan bahwa Jika suatu benda dicelupkan ke dalam sesuatu zat cair, maka benda itu akan mendapat tekanan keatas yang sama besarnya dengan beratnya

Lebih terperinci

menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Bab 11 Sumber: www.repaircraft Hasil yang harus kamu capai: memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus mampu: menyelidiki tekanan pada

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 11) Statika dan Dinamika Fluida Pertanyaan Apakah fluida itu? 1. Cairan 2. Gas 3. Sesuatu yang dapat mengalir 4. Sesuatu yang dapat berubah mengikuti bentuk

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 11 FISIKA Antiremed Kelas 11 FISIKA UTS FISIKA LATIHAN 2 KELAS 11 Doc. Name: AR11FIS02UTS Version : 2014 10 halaman 1 01. Perhatikan gambar! 5kg F 1m 4m Berapakah besar gaya F agar papan tersebut setimbang? (A)

Lebih terperinci

1. Pada gambar dibawah ini, tekanan hidrostatis yang paling besar berada pada titik. a. A b. B

1. Pada gambar dibawah ini, tekanan hidrostatis yang paling besar berada pada titik. a. A b. B Paket 1 1. Pada gambar dibawah ini, tekanan hidrostatis yang paling besar berada pada titik. a. A b. B A C c. C E d. D B e. E D 2. A 1 F 1 F 2 A 2 A 2 Perhatikan gambar, jika A1: A2 = 1: 10, dan gaya F1=

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

GAYA DAN PERCEPATAN. Gb. anak sedang main ayunan. Apakah dorongan atau tarikan yang kamu lakukan itu? untuk mengetahuinya lakukanlah kegiatan berikut!

GAYA DAN PERCEPATAN. Gb. anak sedang main ayunan. Apakah dorongan atau tarikan yang kamu lakukan itu? untuk mengetahuinya lakukanlah kegiatan berikut! GAYA DAN PERCEPATAN 1. Pengertian Gaya Pernahkah kamu bermain ayunan? Bagaimanakah usahamu agar ayunan dapat berayun tinggi? Tentu kamu harus menggerakan kaki dan badan sehingga ayunan dapat melayang semakin

Lebih terperinci

PEMBINAAN OLIMPIADE FISIKA SMP PROPINSI JAWA BARAT

PEMBINAAN OLIMPIADE FISIKA SMP PROPINSI JAWA BARAT PEMBINAAN OLIMPIADE FISIKA SMP PROPINSI JAWA BARAT LEMBAR SOAL LATIHAN DINAMIKA DAN PANAS Waktu : 60 menit Oleh : Drs. Sutrisno, M.Pd JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

MEKANIKA FLUIDA. Ferianto Raharjo - Fisika Dasar - Mekanika Fluida

MEKANIKA FLUIDA. Ferianto Raharjo - Fisika Dasar - Mekanika Fluida MEKANIKA FLUIDA Zat dibedakan dalam 3 keadaan dasar (fase), yaitu:. Fase padat, zat mempertahankan suatu bentuk dan ukuran yang tetap, sekalipun suatu gaya yang besar dikerjakan pada benda padat. 2. Fase

Lebih terperinci

Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas

Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Beberapa topik tegangan permukaan

Lebih terperinci

LEMBAR PENILAIAN. 1. Teknik Penilaian dan bentuk instrument Bentuk Instrumen. Portofolio (laporan percobaan) Panduan Penyusunan Portofolio

LEMBAR PENILAIAN. 1. Teknik Penilaian dan bentuk instrument Bentuk Instrumen. Portofolio (laporan percobaan) Panduan Penyusunan Portofolio LEMBAR PENILAIAN 1. Teknik Penilaian dan bentuk instrument Teknik Bentuk Instrumen Pengamatan Sikap Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik Tes Tertulis Pilihan Ganda dan Uraian Tes Unjuk Kerja Uji Petik Kerja

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN. : 2 x 40 menit. Siswa mampu menerapkan konsep gaya dan tekanan untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

MODEL PEMBELAJARAN. : 2 x 40 menit. Siswa mampu menerapkan konsep gaya dan tekanan untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. MODEL PEMBELAJARAN Mata Pelajaran atuan pendidikan Materi Pokok Kelas Waktu : ains : ekolah Dasar : Hukum Pascal dan Archimedes : VI : 2 x 40 menit I. KOMPETENI DAAR iswa mampu menerapkan konsep gaya dan

Lebih terperinci

contoh soal dan pembahasan fluida dinamis

contoh soal dan pembahasan fluida dinamis contoh soal dan pembahasan fluida dinamis Rumus Minimal Debit Q = V/t Q = Av Keterangan : Q = debit (m 3 /s) V = volume (m 3 ) t = waktu (s) A = luas penampang (m 2 ) v = kecepatan aliran (m/s) 1 liter

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Mekanika Zat Padat dan Fluida

Fisika Dasar I (FI-321) Mekanika Zat Padat dan Fluida Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 11) Mekanika Zat Padat dan Fluida Keadaan Zat/Bahan Padat Cair Gas Plasma Kita akan membahas: Sifat mekanis zat padat dan fluida (diam dan bergerak) Kerapatan

Lebih terperinci

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda KEGIATAN BELAJAR 1 Hukum I Newton A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda DINAMIKA PARTIKEL Mungkin Anda pernah mendorong mobil mainan yang diam, jika dorongan Anda lemah mungkin mobil mainan belum bergerak,

Lebih terperinci

FLUIDA. Alfiah indriastuti

FLUIDA. Alfiah indriastuti FLUIDA Alfiah indriastuti fluida fluida merupakan sesuatu yang dapat mengalir sehingga sering disebut sebagai zat alir. Fasa zat cair dan gas termasuk kedalam jenis fluida. Fenomena fluida Kenapa kayu-kayu

Lebih terperinci

LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (PERTEMUAN I) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : X/ 2 Sub Materi Pokok : Tekanan

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Sifat-sifat Zat Padat Gas Cair Plasma

Fisika Umum (MA-301) Sifat-sifat Zat Padat Gas Cair Plasma Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini (minggu 4) Sifat-sifat Zat Padat Gas Cair Plasma Sifat Atomik Zat Molekul Atom Inti Atom Proton dan neutron Quarks: up, down, strange, charmed, bottom, and top Antimateri

Lebih terperinci

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA ANTIREMED KELAS 10 FISIKA Persiapan UTS Doc. Name: AR10FIS0UTS Doc. Version: 014-10 halaman 1 01. Grafik di bawah ini melukiskan hubungan antara gaya F yang bekerja pada kawat dan pertambahan panjang /

Lebih terperinci

Tegangan Permukaan. Fenomena Permukaan FLUIDA 2 TEP-FTP UB. Beberapa topik tegangan permukaan

Tegangan Permukaan. Fenomena Permukaan FLUIDA 2 TEP-FTP UB. Beberapa topik tegangan permukaan Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas Beberapa topik tegangan permukaan Fenomena permukaan sangat mempengaruhi : Penetrasi melalui membran

Lebih terperinci

SATUAN PELAJARAN. I. Kompetensi Dasar : Siswa mampu menerapkan konsep gaya dan tekanan untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

SATUAN PELAJARAN. I. Kompetensi Dasar : Siswa mampu menerapkan konsep gaya dan tekanan untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. 204 SATUAN PELAJARAN Mata Pelajaran : Fisika Pokok Bahasan : Tekanan Sub Pokok Bahasan : 1. Tekanan Pada Zat Padat 2. Tekanan Pada Zat Cair 3. Tekanan Pada Zat Gas Kelas / Semester : I / 2 Waktu : 16 JP

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 7 Fisika

Antiremed Kelas 7 Fisika Antiremed Kelas 7 Fisika Zat dan Wujudnya - Latihan Ulangan Doc. Name: AR07FIS0399 Version: 2011-07 halaman 1 01. Contoh dari zat padat adalah... (A) garam, emas dan tembaga (B) uap air, elpiji dan udara

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH FISIKA DASAR

SILABUS MATA KULIAH FISIKA DASAR LAMPIRAN TUGAS Mata Kuliah Progran Studi Dosen Pengasuh : Fisika Dasar : Teknik Komputer (TK) : Fandi Susanto, S. Si Tugas ke Pertemuan Kompetensi Dasar / Indikator Soal Tugas 1 1-6 1. Menggunakan konsep

Lebih terperinci

PENDALAMAN MATERI ZAT, WUJUD ZAT, DAN MASSA JENIS

PENDALAMAN MATERI ZAT, WUJUD ZAT, DAN MASSA JENIS PENDALAMAN MATERI ZAT, WUJUD ZAT, DAN MASSA JENIS Zat atau materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Menempati ruang berarti benda dapat ditempatkan dalam suatu ruang atau wadah tertentu

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 5. TEKANANLatihan Soal 5.2

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 5. TEKANANLatihan Soal 5.2 SMP kelas 8 - FISIKA BAB 5. TEKANANLatihan Soal 5.2 1. Seekor ikan berada pada bak air seperti gambar di bawah ini! Image not readable or empty assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/5.2%207.png Apabila

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah konsep Gaya dan Tekanan yang terdapat dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) dan buku cetak SMP/MTs kelas VIII.

Lebih terperinci

Gesekan. Hoga Saragih. hogasaragih.wordpress.com

Gesekan. Hoga Saragih. hogasaragih.wordpress.com Gesekan Hoga Saragih Gaya Gesekan Gaya gesekan adalah gaya yang ditimbulkan oleh dua benda yang bergesekan dan arahnya berlawanan dengan arah gerak benda. Beberapa cara memperkecil gaya gesekan dalam kehidupan

Lebih terperinci

SOAL MID SEMESTER GENAP TP. 2011/2012 : Fisika : Rabu/7 Maret 2012 : 90 menit

SOAL MID SEMESTER GENAP TP. 2011/2012 : Fisika : Rabu/7 Maret 2012 : 90 menit Mata Pelajaran Hari / tanggal Waktu SOAL MID SEMESTER GENAP TP. 2011/2012 : Fisika : Rabu/7 Maret 2012 : 90 menit Petunjuk : a. Pilihan jawaban yang paling benar diantaraa huruf A, B, C, D dan E A. Soal

Lebih terperinci

Tes 1 dan Pembahasannya Untuk Kelas X MIA 1 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta

Tes 1 dan Pembahasannya Untuk Kelas X MIA 1 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Tes 1 dan Pembahasannya Untuk Kelas X MI 1 SM Muhammadiyah 1 Surakarta Petunjuk umum : acalah semua soal dengan cermat kemudian jawab sesuai dengan kemampuanmu dan bahasamu sendiri. Waktu pengerjaan soal

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Fisika

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Fisika Nama : Kelas : 8 UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Fisika Waktu : 07.45-09.15 No.Induk : Hari/Tanggal : Selasa, 09 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai : 1.

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Sifat-sifat Zat Padat Gas Cair Plasma

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Sifat-sifat Zat Padat Gas Cair Plasma Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Sifat-sifat Zat Padat Gas Cair Plasma Sifat Atomik Zat Molekul Atom Inti Atom dan elektron Proton dan neutron Quarks: up, down, strange, charmed, bottom, and top Antimateri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokok bahasan gerak lurus siswa kelas X semester I tahun ajaran 2011/2012

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokok bahasan gerak lurus siswa kelas X semester I tahun ajaran 2011/2012 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitin Terdahulu Penelitian sebelumnya tentang penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan keterampilan proses sains pada pokok bahasan gerak

Lebih terperinci

LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA TOPIK: FLUIDA. Disusun oleh: Widodo Setiyo Wibowo, M.Pd.

LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA TOPIK: FLUIDA. Disusun oleh: Widodo Setiyo Wibowo, M.Pd. LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA TOPIK: FLUIDA Disusun oleh: Widodo Setiyo Wibowo, M.Pd. Widodo_setiyo@uny.ac.id KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

FIS-3.3/4.3/5/3-3. Fluida Statis UNTUK KELAS XI MIPA SMA NEGERI 5 MATARAM

FIS-3.3/4.3/5/3-3. Fluida Statis UNTUK KELAS XI MIPA SMA NEGERI 5 MATARAM FIS-3.3/4.3/5/3-3 Fluida Statis UNTUK KELAS XI MIPA SMA NEGERI 5 MATARAM Bab 2 Fluida Statis A. Identitas A. Nama Mata Pelajaran : Fisika B. Semester : 1 C. Kompetensi Dasar : 3.3 Menerapkan hukum-hukum

Lebih terperinci

PEDOMAN INTERVIEW KLINIS ( P.B. Tekanan )

PEDOMAN INTERVIEW KLINIS ( P.B. Tekanan ) 172 PEDOMAN INTERVIEW KLINIS ( P.B. Tekanan ) I = Interviewer S= Siswa 1. I: Apakah yang terlintas dalam pikiran anda jika mendengar kata tekanan. Coba beri 2 buah kegiatan yang menunjukkan adanya peristiwa

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP Negeri 1 Bancar Kelas / Semester : VIII (Delapan) / II (Dua) Mata Pelajaran : Fisika-Kimia) Alokasi waktu : 8 X 40 ( 4 X pertemuan ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay A. PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Grafik

Lebih terperinci

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA 13321070 4 Konsep Dasar Mekanika Fluida Fluida adalah zat yang berdeformasi terus menerus selama dipengaruhi oleh suatutegangan geser.mekanika fluida disiplin ilmu

Lebih terperinci

Melalui kegiatan diskusi dan praktikum, peserta didik diharapkan dapat: 1. Merencanakan eksperimen tentang gaya apung

Melalui kegiatan diskusi dan praktikum, peserta didik diharapkan dapat: 1. Merencanakan eksperimen tentang gaya apung RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Nomor : 6 Kelas/Semester : X/2 Materi Pembelajaran : Fluida Statis Alokasi Waktu : 9 45 menit Jumlah Pertemuan : 3 kali A. Kompetensi Dasar 3.7. Menerapkan hukum-hukum

Lebih terperinci

1.2. Tekanan dan Satuannya. Konsep Tekanan. Satuan-Satuan Tekanan

1.2. Tekanan dan Satuannya. Konsep Tekanan. Satuan-Satuan Tekanan 1.2. Tekanan dan Satuannya Ketika objek pembicaraan kita seputar benda padat, akan lebih akrab jika digunakan konsep gaya dan usaha namun ketika kita berhadapan dengan fluida (zat c dan gas) dan pompa,

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika Persiapan UTS Semester Ganjil Doc. Name: RK13AR11FIS01UTS Version: 2016-09 halaman 1 01. Empat gaya masing-masing F 1 = 10 N, F 2 = 20 N, F 3 = 10 N dan F 4 = 40 N

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 Fisika

Antiremed Kelas 11 Fisika Antiremed Kelas 11 Fisika Persiapan UAS 02 Doc Name: AR11FIS02UAS Version : 2016-08 halaman 1 01. Miroslav Klose menendang bola sepak dengan gaya rata-rata sebesar 40 N. Lama bola bersentuhan dengan kakinya

Lebih terperinci

BIDANG STUDI : FISIKA

BIDANG STUDI : FISIKA BERKAS SOAL BIDANG STUDI : MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROVINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 013 Petunjuk Umum 1. Silakan berdoa sebelum mengerjakan soal, semua alat komunikasi dimatikan.. Tuliskan

Lebih terperinci

PROFIL KESALAHAN SISWA SMA DALAM PENGERJAAN SOAL PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS

PROFIL KESALAHAN SISWA SMA DALAM PENGERJAAN SOAL PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS PROFIL KESALAHAN SISWA SMA DALAM PENGERJAAN SOAL PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS Sufi Ani Rufaida, Rini Budiharti, Ahmad Fauzi Pendidikan Fisika FKIP UNS ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui:

Lebih terperinci

F A. Soal dan Pembahasan UAS Fisika X T.P.2014/2015

F A. Soal dan Pembahasan UAS Fisika X T.P.2014/2015 Soal dan Pembahasan UAS Fisika X T.P.04/05 SOAL PILIHAN GANDA Pada soal bertema fluida, fluida bersifat ideal, yaitu : tidak kompribel, tidak mengalami gekan, alirannya stasioner dan tidak berrotasi pada

Lebih terperinci

MODUL I TEKANAN HIDROSTATIS

MODUL I TEKANAN HIDROSTATIS MODUL I TEKANAN HIDROSTATIS.. Pendahuluan... Latar belakang Ada perbedaan kemampuan antara permukaan zat padat dengan perm,ukaan zat cair dalam menerima gaya-gaya. Permukaan zat padat, dengan batas-batas

Lebih terperinci

CHAPTER 2. MATTERS & THEIR PHASE BAB 2. ZAT DAN WUJUDNYA

CHAPTER 2. MATTERS & THEIR PHASE BAB 2. ZAT DAN WUJUDNYA CHAPTER 2. MATTERS & THEIR PHASE BAB 2. ZAT DAN WUJUDNYA Ms. Debby 1 CHAPTER 2. MATTERS & THEIR PHASE BAB 2. ZAT DAN WUJUDNYA 1. The Phase of Matter Wujud Zat 2. The Change of 4. The Phase of Matter Interparticular

Lebih terperinci