ANALISIS KINERJA RUAS JALAN TERHADAP PASAR TRADISIONAL (Studi Kasus : Pasar Way Kandis-Bandar Lampung)
|
|
- Ivan Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS KINERJA RUAS JALAN TERHADAP PASAR TRADISIONAL (Studi Kasus : Pasar Way Kandis-Bandar Lampung) Putri Endah Suwarni Dosen Jurusan Teknik Industri Universitas Tulang Bawang putriendahsuwarni@gmail.com ABSTRACT Way kandis market is one of the market center in marketing area in Bandar Lampung City whichhas the highestactyvity especially in busy tie, the problem is about the traffic flow conflictwhich causes traffic jam. This research aims to know about the condition of road capacity in Ratu dibalau street to the influence of the market activity in Way kandis market bby evaluating the influenceof the obstruction factor with the analysis ofcounting such the vehicles volume, the speed of vehicles and the road capacity based on the result of the surveying in the area so that it can solve the problemswhich happen in that area. Based on discution result from MKJI 1997 counting, it got the value of satitation degree in Ratu dibalau street in front of way kandis market is about 0,64 with the speed of vehicles is about 32 km/hr and includes to the highest obstructions factor. This is show thet Ratu dibalau in from of the way kandis market has a problem which causes the traffic jam with the time of speed is about 11,25 / second, this is from the problems which influence to the walker and vehicles park or stop. Keywords: road performance, traditional market, way kandis 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan ratu dibalau merupakan salah satu jalan yang mempunyai peranan penting dalam mendukung perkembangan sektor-sektor perdagangan, perkantoran, pendidikan, dan jasa di wilayah way kandis-lampung. Namun jalan ratu dibalau juga tidak lepas dari masalah kemacetan,terutama didepan pasar way kandis-lampung sering mengalami kemacetan terutama pagi hari. Hal ini disebabkan karena aktivitas pasar yang menggunakan ruas jalan sebagai lahan berjualan, sehingga terjadi penurunan kapasitas ruas jalan. Pasar secara fisik adalah tempat pemusatan beberapa pedagang tetap dan tidak tetap yang terdapat pada suatu ruangan terbuka atau ruangan tertutup atau suatu bagian jalan. Selanjutnya pengelompokan para pedagang eceran tersebut menempati bangunan-bangunan dengan kondisi bangunan temporer, semi permanen ataupun permanen. Transportasi adalah kebutuhan turunan. Artinya, seseorang tidak akan melakukan perjalanan kecuali akibat adanya kebutuhan untuk melakukan aktifitas ditempat yang berbeda dengan tempat yang bersangkutan berada. Dengan demikian jelaslah bahwa transportasi bukanlah tujuan tetapi alat untuk mencapai tujuan. Gangguan samping akan sangat mempengaruhi kapasitas ruas jalan. Salah satu bentuk gangguan samping yang sering dijumapai adalah aktifitas pasar yang 53
2 mengunakan badan jalan. Lebar jalan yang tersita oleh aktivitas pasar tentu mengurangi kemampuan jalan tersebut dalam menampung arus kendaraan yang lewat, atau dengan kata lain terjadi penurunan kapasitas ruas jalan. Beberapa kegiatan yang cukup potensial untuk menimbulkan konflik terhadap arus lalu lintas adalah: 1. Pejalan kaki dan penyeberang jalan 2. Pemberhentian angkutan umum 3. Pergerakan kendaraan, baik yang memasuki dan meninggalkan fasilitas umum disisi jalan. 4. Parkir, baik dibadan jalan maupun dibahu jalan. Adapun tujuan penulisan ini untuk mengetahui pengaruh hambatan samping yang diakibatkan aktivitas pasar terhadap kapasitas ruas jalan, untuk mengetahui pengaruh dari aktivitas pasar diruas jalan terhadap kapsitas jalan yang ditinjau berdasarkan V/C Ratio, serta mencari solusi yang memungkinkan untuk masalah kemacetan di jalan ratu dibalau,lampung. 1.2 Rumusan Masalah Didaerah pasar way kandis banyak terjadi masalah lalu lintas sehari-hari, dengan memperhatikan latar belakang sebagai sajian di atas maka rumusan masalah yang diperlukan untuk kajian adalah: 1. Bagaimana kondisi arus lalu lintas yang diakibatkan dari aktivitas pasar way kandis 2. Bagaimana kondisi ruas jalan yang menjadi area parkir sehingga ruas jalan menjadi kecil 3. Pengaruh hambatan samping di sepanjang pasar dijalan Ratu dibalau way kandis-lampung 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui kinerja ruas jalan akibat aktivitas pasar di ruas jalan ratu dibalau depan Pasar Way kandis, Bandar Lampung. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Transportasi Morlok (1985) memaparkan, transfortasi adalah suatu tindakan, proses atau hal, untuk memindahkan suatu barang dari suatu tempat ketempat yang lain. Begitu pula menurut siregar (1990), transportasi adalah suatu proses pemisahan manusia dan distribusi barang dari tempat asal ke tempat tujuan. Menurut Warpani (1990), angkutan adalah sarana untuk membantu orang atau sekelompok orang untuk menjangkau berbagai tempat yang dikehendaki atau mengirim barang dari tempat asal ketempat tujuan. Menurut Tamin (2000), kebutuhan tidak dapat tersedia disembarang tempat karena dalam ilmu planologi (Ilmu perencanaan wilayah dan perkotaan), setiap tata guna lahan mempunyai beberapa cirri dan persyaratan teknis yang harus dipenuhi, sehingga lokasi kegiatan akan menyebar. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kebutuhan transportasi adalah pertambahan populasi, pemekaran area perkotaan, ketersediaan transportasi bermotor, pertumbuhan pendapatan, dan pertumbuhan aktivitas komersial dan industri. Unsur-unsur pelaku transportasi adalah manusia, kendaraan, jalan, organisasi 2.2 Permasalahan Transportasi Berbicara mengenai transportasi merupakan permasalahan umum yang sulit untuk diatasi. Hal ini disebabkan karena berapapun besarnya kapasitas jalan yang telah disediakan, tetap sulit untuk memenuhi permintaan pergerakan oleh masyarakat yang memang selalu bertambah pula. Bisa diakatakan mustahil dapat menciptakan kapasitas jalan yang tidak terbatas untuk melayani permintaan pergerakan yang ada, karena perlu diingat keterbatasan lahan dan biaya. Menurut Hobbs (1995), secara umum pertambahan lalu lintas yang terjadi dapat diakibatkan oleh beberapa hal berikut : 54
3 a. Tambahan lalu lintas akibat tambahan penduduk dan kendaraan. b. Tambahan lalulintas akibat bangkitan perjalanan, berkembangnya kepentingan akibat bertambahnya kesempatan melalukan perjalanan. c. Perkembangan lalu lintas akibat adanya jalan baru Dinegara berkembang seperti Indonesia, pertumbuhan ekonomi sangat pesat terjadi. Hal ini menyebabkan terjadinya urbanisasi besar-besaran pada kota-kota besar di Indonesia. Hal ini secara langsung mempengaruhi permintaan pergerakan yang terjadi, yaitu akan semakin bertambah. Secara umum menurut tamin (2000) permasalahan transportasi di perkotaan dipengaruhi oleh beberapa kondisi berikut: a. Sarana dan prasarana transportasi masih terbatas. b. Manajemen lalu lintas belum berfungsi maksimal. c. Pelayanan angkutan umum belum memadai. d. Disiplin pemakai jalan rendah. Permasalahan tranportasi diatas dapat diatasi dengan beberapa solusi, Menurut Warpani (1990) beberapa solusi tersebut adalah : a. Membangun prasarana transportasi dengan dimensi yang lebih besar sehingga kapasitasnya sesuai atau melebihi kebutuhan. b. Mengurangi jumlah kendaraan pemakai jalan sehinggaakan dapat mengurangi tuntutan akan pergerakan c. Kombinasi antara kedua solusi diatas, yaitu menggunakan prasarana transportasi yang telah ada secara optimum, membangun prasarana tambahan dan sekaligus melakukan pengawasan dan pengendalian peningkatan jumlah kendaraan di jalan. 2.3 Arus Lalu Lintas Arus lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang terdapat dalam ruang yang diukur dalam satu interval waktu tertentu.sofat dan karakter arus lalu lintas merupakan resultas dari sifat-sifat manusia sebagai pemakai jalan,kendaraan dan jalan itu sendiri,jenis arus lalu lintas dapat dibedakan dalam 2 tipe : a. Tipe arus tidak terganggu Suatu prasarana untuk kendaraan yang tidak mempunyai elemen-elemen pengganggu,seperti lampu lalu lintas dan arus lalu lintas dari luar yang dapat menghambat aliran lalu lintas pada jalan tersebut. b. Tipe arus terganggu Suatu prasarana untuk kendaraan yang mempunyai elemen-elemen pengganggu, sehingga menimbulkan gangguan secara berkala pada arus lalu lintas. 2.4 Volume Lalu Lintas Volume digunakan sebagai pengukur jumlah arus lalu lintas. Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang lewat pada suatu jalan pada kurun waktu tertentu. Waktu yang digunakan untuk menyatakan volume lalu lintas yaitu tiap hari dalam setahun. Kendaraan yang dihitung adalah semua yang melewati jalan tersebut dari dua jurusan. Pengamatan terhadap volume lalu lintas dapat dilakukan dalam periode kurang dari setahun seperti pengamatan per jam, harian, mingguan atau bulanan. Volume lalu lintas yang tinggi membutuhkan lebar perkerasan jalan yang lebih lebar sehingga tercipta tingkat kenyamanan dan keamanan yang relative lebih besar. Namun jika jalan yang digunakan relative lebih besar dari permintaan, maka akan menimbulkan terjadinya kecelakaan. Hal itu disebabkan karena pengemudi cenderung mengemudikan kendaraannya pada kecepatan yang lebih tinggi. Disamping itu akan mengakibat peningkatan biaya pembangunan jalan yang jelas tidak pada tempatnya. 55
4 2.5 Kapasitas (C) Kapasitas merupakan arus maksimum yang melalui suatu titik di jalan yang dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu. Untuk jalan dua-lajur dua-arah, kapasitas ditentukan untuk arus dua arah (kombinasi dua arah), tetapi untuk jalan dengan banyak lajur, arus dipisahkan per arah dan kapasitas ditentukan per lajur.(yunianta,a,2006). Nilai kapasitas telah diamati melalui pengumpulan data lapangan selama memungkinkan. Karena lokasi yang mempunyai arus mendekati kapasitas segmen jalan sedikit (sebagaimana terlihat dari kapasitas simpang sepanjang jalan), kapasitas juga telah diperkirakan dari analisa kondisi iringan lalulintas, dan secara teoritis dengan mengasumsikan huhungan matematik antara kerapatan, kecepatan dan arus. Kapasitas dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (smp). C = C O x FC W x FC SP x FC SF x FC CS dimana : C = Kapasitas (smp/jam) C O = Kapasitas dasar (smp/jam) FC W = Faktor penyesuaian lebar jalan FC SP = Faktor penyesuaian pemisah arah (hanya untuk jalan tak terbagi) FC SF = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kereb FC CS = Faktor penyesuaian kota 2.6 Tingkat Pelayanan Jalan Tingkat pelayanan adalah suatu ukuran yang digunakan untuk mengetahui kualitas suatu ruas jalan tertentu dalam melayani arus lalu lintas yang melewatinya. Tingkat pelayanan (level of service / LOS) adalah gambaran kondisi operasional arus lalu lintas dan persepsi pengendara dalam teknologi kecepatan, waktu tempuh, kenyamanan, kebebasan bergerak, keamanan dan keselamatan. Nilainya akan berubah seiring dengan adanya peningkatan volume lalu lintas di ruas jalan tersebut dan perubahan kondisi geometrik jalan. Tingkat Pelayanan A B C D Tabel 1. Tingkat Pelayanan Jalan Perkotaan Karakteristik Lalu lintas Kondisi arus lalu lintasnya bebas antara satu kendaraan dengan kendaraan lainnya,besarnya kecepatan sepenuhnya ditentukan oleh keinginan pengemudi dan sesuai dengan batas kecepatan yang telah ditentukan. Kondisi arus lalu lintas stabil,kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kendaraan lainnya dan mulai dirasakan hambatan oleh kendaraan di sekitarnya. Kondisi arus lalu lintas masih dalam batas stabil,kecepatan operasi mulai dibatasi dan hambatan dari kendaraan lain semakin besar. Kondisi arus lalu lintas mendekati tidak stabil,kecepatan operasi menurun relatif cepat akibat hambatan yang timbul,dan kebebasan bergerak relative kecil. DS 0,35 0,54 0,77 0,93 56
5 E Volume lalu lintas mendekati kapasitas ruas jalan,kecepatan kira-kira lebih rendah dari 40 km/jam.pergerakan lalu lintas kadang terhambat. 1,00 F Sumber : Morlok (1991) Pada tingkat pelayanan ini arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan,kecepatan relative rendah,arus lalu lintas sering terhenti sehingga menimbulkan antrian kendaraan yang panjang. >1,00 Kualitas pelayanan jalan dapat di nyatakan dalam tingkat pelayanan jalan ( level of service ). Tingkat pelayanan jalan (LOS) dalam perencanaan jalan dinyatakan dengan huruf A sampai dengan F yang berturut-turut menyatakan tingkat pelayanan yang terbaik sampai yang terburuk. 2.7 Kapasitas dan Kinerja Ruas Jalan Menurut MKJI /(1997), Bahwa ukuran kinerja ruas jalan dapat ditentukan dari : 1. Kapasitas yaitu arus lalu lintas maksimum yang dapat didukung pada ruas jalan pada keadaan tertentu (kondisi geometrik, komposisi dan distribusi lalu lintas serta faktor lingkungan). 2. Derajat Kejenuhan yaitu rasio arus lalul lintas masuk terhadap kapasitas pada ruas jalan tertentu. 3. Kecepatan arus bebasa yaitu kecepatan teoritis rata-rata lalu lintas pada kepadatan sama dengan nol, yaitu tidak ada kendaraan yang lewat. 4. Waktu tempuh yaitu waktu rata-rata yang digunakan kendaraan yang menempuh ruas jalan dengan panjang tertentu, termasuk semua tundaan waktu berhenti. III. METODOLOGI PENELITIAN MULAI STUDI LITERATUR PERSIAPAN - Survey Pendahuluan - Identifikasi Masalah PENGUMPULAN DATA Data Primer : - Volume Arus Lalu Lintas - Kecepatan Kendaraan - Hambatan Samping 54 Data Sekunder : - Literatur - MKJI Data Jumlah Penduduk
6 PENGOLAHAN DATA HASIL DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN SELESAI Gambar 1. Tahapan Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Dalam bab ini diuraikan tentang data-data penelitian yang didapatkan dari survei dilokasi penelitian yang meliputi data geometrik jalan, data hambatan samping, data arus lalu lintas, data volume lalu lintas. 4.2 Hasil Penelitian Data Geometrik Jalan Lokasi penelitian tesis ini berada pada jalan Ratu dibalau kelurahan Tanjung seneng Bandar Lampung. Persisnya didepan pasar Way kandis. 1,5 m 6 m 1,5 m Keterangan : Lebar total jalur lalu lintas = 9 meter Bahu Jalan = 1,5 meter 9 meter Gambar 2. Tampak melintang jalan lokasi penelitian 4.3 Analisis Data Analisis Data Hambatan Samping Data masukan hambatan samping diperlukan dalam perhitungan dan selanjutnya untuk menetukan kelas hambatan samping pada ruas jalan tersebut. Pengambilan data dilakukan bersamaan dengan survey untuk mencari data volume arus lalu lintas dengan waktu dan 54
7 interval yang sama pada saat pengambilan data. Data hambatan samping yang terjadi di kedua sisi Ruas jalan Ratu dibalau saat jam puncak hari pada hari Senin tanggal 25 Januari 2016 pukul WIB. Tabel 2. Hasil Perhitungan Kelas hambatan Samping pada hari Senin tanggal 25 Januari 2016 pukul WIB No Tipe Hambatan Samping Faktor Bobot Frekuensi kejadian Frekuensi bobot 1 Pejalan Kaki (PED) Kendaraan parkir/berhenti (PSV) 1, Kendaraan keluar/masuk (EEV) 0, ,3 4 Kendaraan lambat (SMV) ,8 Total 632,1 Berdasarkan standar penentuan kelas hambatan samping untuk jalan perkotaan, jumlah keseluruhan frekuensi berbobot pada Ruas jalan Ratu dibalau pada saat jam puncak untuk arus lalu lintas yaitu 632,1 kejadian, sehingga ruas jalan ratu dibalau termasuk kedalam kelas hambatan cukup tinggi Analisis Arus Lalu lintas Perhitungan analisis dilakukan berdasarkan data arus lalu lintas yang didapat pada saat survei. No Tabel 3. Hasil Perhitungan Volume Lalu Lintas Hari Minggu Waktu Volume Lalulintas (smp) MC LV MHV 55 Volume Lalulintas (smp/jam)
8 Tabel 4. Hasil Perhitungan Volume Lalu Lintas Hari Senin No Volume Lalulintas (smp) Waktu MC LV MHV Volume Lalulintas (smp/jam)
9 No Tabel 5. Hasil Perhitungan Volume Lalu Lintas Hari Selasa Waktu Volume Lalulintas (smp) MC LV MHV Volume Lalulintas (smp/jam) Arus lalu lintas tertinggi yang terjadi pada hari senin sebesar 1.459,8 smp/jam yaitu jatuh pada selasa Pagi jam WIB Analisis Kecepatan arus bebas Analisis kecepatan arus bebas berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997 hanya menggunakan kecepatan arus bebas kendaraan ringan. Perhitungan arus bebas untuk kendaraan ringan (LV) dijelaskan berikut ini : 1. Kecepatan arus bebas dasar (FVo) dari tabel 2.6 untuk jalan dua lajur tak terbagi (2/2 UD) diketahui nilai kecepatan arus bebas dasar sebesar 42 km/jam 2. Faktor penyesuaian akibat lerbar jalur lalu lintas (FVw), dengan tipe jalan dua lajur tak terbagi lebar efektif jalur lalu lintas total (WC) 6 meter, dari tabel 2.7 didapat nilai factor penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas (FVw) sebesar -3 km/jam. 3. Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas akibat hambatan samping (FFVsf), dengan tipe jalan dua lajur tak terbagi, kelas hambatan samping tinggi (620,3 kejadian) dan lebar bahu jalan 1,5 57
10 meter dari tabel 2.8 didapat nilai faktor penyesuaian akibat hambatan samping (FFVsf) sebesarnya 0,85 4. FFV CS adalah faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk ukuran kota. Jumlah penduduk Kota Bandar Lampung sekitar jiwa yaitu dengan nilai faktor penyesuaian sebesar 1,00 (Tabel.2.9). Selanjutnya seluruh data data tersebut dimasukkan dalam rumus perhitungan kecepatan arus bebas sebagai berikut : FV = ( FV O + FV W ) x FFV SF x FFV CS = ((42 + (-3)) x 0,90 x 1,00 = km/jam Langkah langkah perhitungan kecepatan arus bebas ringan tersebut bila ditabelkan dapat dilihat pada Tabel Kecep. arus bebas dasar FVo Tabel 6. Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan (FV LV ) Faktor penyesuaian untuk kapasitas Kecep. Lebar jalan Hambatan Samping Ukuran kota Kecep. arus bebas Km/jam Km/jam FVw FFVsf FFVcs (FV) ,9 1 36,9 Kecep. arus bebas dasar FVo Tabel 7. Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Sepeda Motor (MC) Faktor penyesuaian untuk kapasitas Kecep. Lebar jalan Hambatan Samping Ukuran kota Kecep. arus bebas Km/jam Km/jam FVw FFVsf FFVcs (FV) ,9 1 33,3 Kecep. arus bebas dasar Tabel 8. Kecepatan Arus Bebas Rata-Rata Faktor penyesuaian untuk kapasitas Kecep. arus bebas FVo Kecep. Lebar jalan Hambatan Samping Ukuran kota Km/jam Km/jam FVw FFVsf FFVcs (FV) ,9 1 35,1 Kecepatan arus bebas pada ruas jalan Ratu dibalau saat kondisi jam puncak arus kendaraan pada hari senin tanggal 25 Januari 2016 pukul untuk kendaraan ringan (FV) 36,9 km/jam, sebesar 33,3 km/jam untuk Kendaraan Sepeda Motor (MC) dan sebesar 35,1 km/jam untuk kecepatan rata-rata kendaraan. 58
11 4.3.4 Analisis Kapasitas Ruas Jalan Dalam perhitungan kapasitas ruas jalan, langkah langkah perhitungannya adalah menentukan nilai nilai faktor penyesuaian dari pedoman MKJI 1997 yang dijadikan dasar dalam mendapatkan kapasitas dasar. Nilai nilai tesebut adalah : a. C O adalah kapasitas dasar yang didapat dari Tabel. 2.1 yaitu 2900 karena ruas jalan yang disurvey memiliki 2 lajur tak terbagi. b. FC W adalah faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu lintas, untuk jalan satu arah dengan lebar jalur lalu lintas efektif 6 meter dengan nilai faktor penyesuaian sebesar 0,87 (Tabel.2.2) c. FC SP adalah faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah. Untuk jalan satu arah nilai yang digunakan adalah 1,00 (Tabel 2.3) d. FC SF adalah faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping. nilai FC SF sebesar 0,90 (Tabel 2.4) e. FC CS adalah faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota. Dengan jumlah penduduk jiwa, maka nilai FC CS didapat sebesar 1,00 (Tabel 2.5). Hari Tabel 9. Hasil Perhitungan Kapasitas Ruas Jalan Faktor Penyesuaian C C O FC W FC SP FC SF FC CS (smp/jam) Minggu Pagi ,87 1 0,90 1, ,70 Minggu Siang ,87 1 0,90 1, ,70 Minggu Sore ,87 1 0,99 1, ,77 Senin Pagi ,87 1 0,90 1, ,70 Senin Siang ,87 1 0,96 1, ,08 Senin Sore ,87 1 0,99 1, ,77 Selasa Pagi ,87 1 0,99 1, ,77 Selasa Siang ,87 1 0,96 1, ,08 Selasa Sore ,87 1 0,99 1, ,77 Nilai kapasitas pada jalan ratu dibalau depan pasar way kandis yang terjadi pada hari Senin tanggal 25 Januari 2016 pukul WIB sebesar 2270,70 smp/jam Tingkat Kinerja Jalan Dalam analisis kinerja jalan, perhitungan berdasarkan pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997 adalah sebagai berikut: a. Derajat Kejenuhan Derajat kejenuhan merupakan rasio arus terhadap kapasitas dimana derajat kejenuhan digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja segmen jalan. Dari hasil perhitungan didapat nilai derajat kejenuhan nya: 59
12 Tabel 10. Hasil Perhitungan Derajat Kejenuhan No Waktu C Q DS Minggu Pagi 2270, ,80 0,45 2 Minggu Siang 2270, ,80 0,45 3 Minggu Sore 2497, ,80 0,41 4 Senin Pagi 2270, ,80 0,64 5 Senin Siang 2422, ,80 0,60 6 Senin Sore 2497, ,80 0,58 7 Selasa Pagi 2497, ,60 0,45 8 Selasa Siang 2422, ,60 0,47 9 Selasa Sore 2497, ,60 0,45 b. Kecepatan Tempuh Nilai kecepatan tempuh dapat dicari dengan menghubungkan antara derajat kejenuhan dengan kecepatan arus bebas pada jalan 2/2 UD untuk jalan perkotaan, diperoleh 32 km/jam Gambar Grafik kecepatan tempuh Dari Grafik diatas didapat kecepatan tempuh untuk hari Senin WIB Sebesar 32 km/jam c. Waktu tempuh rata-rata Segmen pengamatan kecepatan tempuh sepanjang 100 m atau sama dengan 0,1 km. Setelah kecepatan tempuh diketahui, waktu tempuh dapat ditentukan dengan persamaan : V = L/TT TT = L/V = 0,1/32 = 11,25 detik Waktu tempuh rata-rata yang terjadi pada jam puncak hari senin tanggal 25 Januari 2016 pukul WIB sebesar 11, 25 detik. 60
13 d. Tingkat Pelayanan Jalan (Level of service) Berdasarkan derajat kejenuhan yang telah diperoleh dari perhitungan maka dapat ditentukan pada level mana tingkat pelayanan jalan yang terjadi pada jam puncak hari senin tanggal 25 Februari 2016 pukul WIB tersebut sebesar 0,64. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa LOS (Level Of Service) pada ruas Jalan Ratu dibalau masuk dalam kategori C yaitu : Kondisi arus lalu lintas masih dalam batas stabil,kecepatan operasi mulai dibatasi dan hambatan dari kendaraan lain semakin besar. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis perhitungan dengan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997) terhadap faktor hambatan samping yang terdapat pada ruas jalan Ratu dibalau depan pasar way kandis, maka diperoleh kesimpulan : 1. Berdasarkan nilai Derajat Kejenuhan pada ruas jalan Ratu dibalau depan pasar Way Kandis adalah 0,64 cukup tinggi untuk persyaratan Derajat Kejenuhan yang ditetapkan dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia yaitu sebesar 0,45. Hal ini menunjukan bahwa pada ruas jalan Ratu dibalau depan pasar Way kandis merupakan daerah cukup macet yang disebabkan oleh karena adanya gangguan disamping jalan yang diikuti pula dengan arus lalu lintas yang padat. 2. Hambatan samping yang berpengaruh terhadap kapasitas dan kecepatan lalu lintas di Ruas jalan ratu dibalau depan pasar Way Kandis yang didapat berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut : - Dari analisis kinerja jalan Ratu dibalau yang berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 pada kondisi jam puncak arus lalu lintas pada hari Senin 25 Januari 2016 pukul WIB diperoleh lebar efektif jalan 6 meter dari lebar total 9 meter dengan jumlah volume lalu lintas sebesar Kend/Jam, termasuk dalam kelas hambatan samping yang cukup tinggi dengan jumlah frekuensi kejadian berbobot sebesar 632,1 kejadian, kapasitas sebesar 2270,70 smp/jam, derajat kejenuhan sebesar 0,64 > 0,45, kecepatan tempuh sebesar 32 km/jam dan waktu tempuh rata-rata sebesar 11,25 detik sehingga aktivitas pasar dan faktor hambatan samping dapat menyebabkan gangguan dan kemacetan lalu lintas dengan jumlah arus lalu lintas yang cukup padat. 3. Tingkat hambatan samping yang yang terjadi pada ruas Jalan Ratu dibalau depan Pasar Way Kandis menurut pedoman Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997) adalah masuk dalam kategori cukup tinggi. 4. Tingkat pelayanan jalan (Level Of Service) yang terjadi pada ruas Jalan Ratu dibalau ini imasuk dalam kategori C yaitu Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan. Pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatan. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada ruas Ratu dibalau depan pasar way kandis Bandar Lampung, maka disarankan : 1. Dari hasil penelitian maka diperlukan adanya pengaturan/manajemen lalu lintas secara non fisik dengan memberikan larangan pada kendaraan umum seperti bis dan angkutan umum agara tidak menurunkan penumpang didepan pasar karna akan mengganggu kelancaran lalu lintas kendaraan lain yang ada dibelakangnya terutama saat jam sibuk. 2. Penambahan rambu-rambu lalu lintas untuk dapat mengatur arus lalu lintas terutama pada saat jam sibuk sehingga dapat mengurangi angka pelanggaran lalu lintas. 61
14 3. Diperlukan kesadaran semua pihak khususnya pada hambatan samping dan pengguna jalan untuk menaati peraturan-peraturan lalu lintas yang berlaku di jalan tersebut. 4. Memfungsikan kembali badan dan bahu jalan sesuai dengan fungsinya. VI. DAFTAR PUSTAKA [1] Departemen Pekerjaan Umum, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum republic Indonesi, Jakarta. [2] Hobbs. F.D., 1995, Perencanaan dan Teknik Lalu lintas, Gadjah Mada. [3] I Ketut Sutapa, I Made Tapa Yasa, 2011, Pangaruh Hambatan Samping Terhadap Kapasitas Ruas Jalan Cokroaminoto Denpasar (Studi Kasus Di Depan Sekolah Taman Mahatma Gandhi), Politeknik Negeri Bali, Bali. [4] Malkhmah, siti., 1995, Manajemen lalu lintas, Biro Penerbit KMTS, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. [5] Morlok E.K Pengantar Teknik Dan Perencanaan Transportasi. Penerbit Erlangga, Jakarta. [6] Tamin. Ofyar. Z, 2000, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB, Bandung [7] Warpani. S., Merencanakan Sistem Perangkutan, Penerbit ITB, Bandung [8] Yunianta, A. 2000, Pengaruh Manuver Kendaraan Parkir Badan Jalan Terhadap Karakteristik Arus lalu lintas Dijalan Diponegoro, Tesis Magister, Jurusan Teknik Sipil, universitas Diponegoro. 62
ANALISIS KINERJA RUAS JALAN TERHADAP PASAR TRADISIONAL (Studi Kasus : Pasar Way Kandis-Bandar Lampung)
ANALISIS KINERJA RUAS JALAN TERHADAP PASAR TRADISIONAL (Studi Kasus : Pasar Way Kandis-Bandar Lampung) Putri Endah Suwarni Email. putriendahsuwarni@gmail.com ABSTRACT Way kandis market is one of the market
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau mencapai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tentang Kemacetan Lalu lintas Kemacetan adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang lewat pada ruas jalan yang ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut yang
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan.
14 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Karakteristik Jalan Karakteristik utama jalan yang akan mempengaruhi kapasitas dan kinerja jalan jika jalan tersebut dibebani arus lalu lintas. Karakteristik jalan tersebut
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik suatu jalan akan mempengaruhi kinerja jalan tersebut.
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karateristik Jalan Luar Kota Karakteristik suatu jalan akan mempengaruhi kinerja jalan tersebut. Karakteristik jalan tersebut terdiri atas beberapa hal, yaitu : 1. Geometrik
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Variabel Analisis Variabel yang digunakan dalam analisis kinerja Ruas Jalan Otto Iskandardiata Kota Bandung akibat pertumbuhan lalu lintas selama 10 tahun mendatang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Volume Lalu Lintas Hasil penelitian yang dilaksanakan selama seminggu di ruas Jalan Mutiara Kecamatan Banggai Kabupaten Banggai Kepulauan khususnya sepanjang 18 m pada
Lebih terperinciDAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.12 Desember (787-794) ISSN: 2337-6732 DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG Meila Femina Katihokang James A. Timboeleng,
Lebih terperinciAnalisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.
Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3. INTISARI Kapasitas daya dukung jalan sangat penting dalam mendesain suatu ruas jalan,
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina
EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina Abstrak Pertumbuhan jumlah kendaraan yang tinggi berdampak
Lebih terperinciPengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi ABSTRAK
Pengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi Aan Prabowo NRP : 0121087 Pembimbing : Silvia Sukirman, Ir. ABSTRAK Sepeda motor merupakan suatu moda
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta
23 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5. 1 Hasil Pengamatan Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta diperlukan untuk melakukan analisis yang berupa data kondisi lingkungan, kondisi geometri
Lebih terperinciGambar 4.1 Potongan Melintang Jalan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Geometrik Jalan Jalan Arif Rahman Hakim merupakan jalan kolektor primer yang merupakan salah satu jalan menuju pusat Kota Gororntalo. Segmen yang menjadi objek
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lalu Lintas 2.1.1 Pengertian Lalu Lintas Lalu lintas di dalam Undang-undang No. 22 tahun 2009, didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di ruang Lalu Lintas jalan. Sedang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jalan Perkotaan Jalan perkotaan adalah jalan yang terdapat perkembangan secara permanen dan menerus di sepanjang atau hampir seluruh jalan, minimum pada satu sisi jalan, baik
Lebih terperinciANALISIS HAMBATAN SAMPING AKIBAT AKTIVITAS PERDAGANGAN MODERN (Studi Kasus : Pada Jalan Brigjen Katamso di Bandar Lampung)
ANALISIS HAMBATAN SAMPING AKIBAT AKTIVITAS PERDAGANGAN MODERN (Studi Kasus : Pada Jalan Brigjen Katamso di Bandar Lampung) Septyanto Kurniawan Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro Jl.Ki
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA RUAS JALAN COKROAMINOTO AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN DI LOKASI SEMENTARA PASAR BADUNG
152 EVALUASI KINERJA RUAS JALAN COKROAMINOTO AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN DI LOKASI SEMENTARA PASAR BADUNG Muh. Rizky Prabowo Tri Subiran 1), I Wayan Muliawan 1), A.A Rai Asmani K. 1) 1) Jurusan Teknik
Lebih terperinciANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK
Analisis Kapasitas, Tingkat Pelayanan, Kinerja dan 43 Pengaruh Pembuatan Median Jalan ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN Adhi Muhtadi ABSTRAK Pada saat ini
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 JALAN Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan, jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
Lebih terperinciANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN
ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN (Studi kasus Jalan Karapitan) PROPOSAL PENELITIAN Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat akademis dalam menempuh program Sarjana (S-1) Oleh RIZKY ARIEF RAMADHAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi darat memiliki fungsi sangat mendasar yaitu : 1. membantu pertumbuhan ekonomi nasional,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Umum Menurut Kamala (1993), transportasi merupakan fasilitas yang sangat penting dalam pergerakan manusia dan barang. Jalan sebagai prasarana transportasi darat memiliki
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan,
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja (Level of Services) Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran kualitatif yang digunakan di Amerika dan menerangkan kondisi operasional dalam arus
Lebih terperinciRINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA)
RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA) Oleh: HENDRA NPM.11.51.13018 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2016
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Lalu Lintas Jalan R.A Kartini Jalan R.A Kartini adalah jalan satu arah di wilayah Bandar Lampung yang berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Jaringan Jalan Berdasarkan Undang-undang nomor 38 tahun 2004 tentang jalan, jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii Persetujuan iii Motto dan Persembahan iv ABSTRAK v ABSTRACT vi KATA PENGANTAR vii DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xiii DAFTAR GAMBAR xv DAFTAR LAMPIRAN xvi DAFTAR NOTASI
Lebih terperinciPENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA JALAN R.E. MARTADINATA BANDUNG
PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA JALAN R.E. MARTADINATA BANDUNG Windi Ria Sari NRP: 0121115 Pembimbing: Tan Lie Ing, S.T., M.T. ABSTRAK Hambatan samping merupakan faktor penyebab kemacetan di
Lebih terperinciANALISA KINERJA JARINGAN JALAN DALAM KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI
ANALISA KINERJA JARINGAN JALAN DALAM KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI Lendy Arthur Kolinug, T. K. Sendow, F. Jansen, M. R. E Manoppo Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Email
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Geometrik Jalan Geometrik jalan merupakan suatu bangun jalan raya yang menggambarkan bentuk atau ukuran jalan raya yang menyangkut penampang melintang, memanjang, maupun aspek
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Istilah Jalan 1. Jalan Luar Kota Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan merupakan semua bagian dari jalur gerak (termasuk perkerasan),
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Latar belakang kebutuhan akan perpindahan dalam suatu masyarakat, baik orang maupun barang menimbulkan pengangkutan. Untuk itu diperlukan alat-alat angkut, dan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)
PRO S ID IN G 20 11 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciANALISA KERJA RUAS JALAN S. TUBUN
ANALISA KERJA RUAS JALAN S. TUBUN Andrew Bryano Kermite James A. Timboeleng, Oscar H. Kaseke Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Manado Email:andrew.kermite@gmail.com ABSTRAK Jalan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. kapasitas. Data volume lalu lintas dapat berupa: d. Arus belok (belok kiri atau belok kanan).
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Volume Lalu Lintas Volume lalu lintas menunjukkan jumlah kendaraan yang melintasi satu titik pengamatan dalam satu satuan waktu (hari, jam, menit). Sehubungan dengan penentuan
Lebih terperinciKata Kunci : Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Tingkat Pelayanan, Sistem Satu Arah
ABSTRAK Sistem satu arah merupakan suatu pola lalu lintas dimana dilakukan perubahan pada jalan dua arah menjadi jalan satu arah. Perubahan pola lalu lintas ini berfungsi untuk meningkatkan kapasitas jalan
Lebih terperinciE:mail :
Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil ANALISIS KINERJA RUAS JALAN RAYA SUKAWATI AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN DARI PASAR SENI SUKAWATI ok Agung Purnama Putra 1, I Gst. Raka Purbanto 2 dan I
Lebih terperinciPENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN
PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN TUGAS AKHIR Oleh : IDA BAGUS DEDY SANJAYA 0519151030 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 PERNYATAAN Dengan ini
Lebih terperinciDERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR. Syaiful 1, Budiman 2
DERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR Syaiful 1, Budiman 2 1 Dosen Tetap Jurusan Teknik Sipil Univeristas Ibn Khaldu, Jl. KH. Sholeh Iskandar KM. 2 Bogor Email : syaiful@ft.uika-bogor.ac.id
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 KINERJA RUAS JALAN Kinerja ruas jalan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997 yang meliputi volume lalu lintas, kapasitas jalan, kecepatan arus bebas, dan derajat
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kawasan Jalan Teuku Umar Kota
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lingkup Kawasan Penelitian Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kawasan Jalan Teuku Umar Kota Bandar Lampung. Pemilihan ini didasarkan atas kondisi ruas jalan yang
Lebih terperinciANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.11 November (759-766) ISSN: 2337-6732 ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI Rafael Masarrang Lintong E., Joice E. Waani Fakultas Teknik Jurusan
Lebih terperinciSTUDY EFFECT OF THE PROPORTION OF MOTORCYCLES ON THE ROAD WITH A MEDIAN PERFORMANCE
STUDY EFFECT OF THE PROPORTION OF MOTORCYCLES ON THE ROAD WITH A MEDIAN PERFORMANCE Name : Saut Tua NRP: 0621006 Counselor : Silvia Sukirman, Ir. ABSTRACT One of moda transportation which is a lot of used
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (29-36) ISSN:
ANALISIS BESAR KONTRIBUSI HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL REGRESI LINIER BERGANDA (Studi Kasus: Ruas Jalan dalam Kota Segmen Ruas Jalan Sarapung) Edy Susanto Tataming Theo
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga
19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi penelitian adalah suatu cara bagi peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Transportasi Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana ditempat lain ini objek tersebut
Lebih terperinciUNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL J U D U L : ANALISA KINERJA RUAS JALAN PADA JALAN RAYA PATTIMURA SAMARINDA S A M A R I N D A Nama : INDAH MAYANGSARI NPM : 06.11.1001.7311.066
Lebih terperinciPENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP PENGURANGAN KEMACETAN DI JALAN TEUKU UMAR KOTA BANDAR LAMPUNG
PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP PENGURANGAN KEMACETAN DI JALAN TEUKU UMAR KOTA BANDAR LAMPUNG Andika Dwi Putra Faculty of Engineering Lampung University Jln. Soekarno Hatta Gn. Bumi Jaya II No.04,
Lebih terperinciEVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I
EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan Karangmenjangan Jalan Raya Nginden jika dilihat berdasarkan Dinas PU
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA JALAN DAN TARIKAN PERGERAKAN KENDARAAN PADA PASAR MODERN LAMBARO
ISSN 2302-0253 13 Pages pp. 23-35 EVALUASI KINERJA JALAN DAN TARIKAN PERGERAKAN KENDARAAN PADA PASAR MODERN LAMBARO Muhammad Nur 1, M. Isya 2, Renni Anggraini 3 1) Mahasiswa, Magister Teknik Sipil Program
Lebih terperinciANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN)
ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA RUAS JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN) TUGAS AKHIR OLEH : I GEDE MUDASTRA WAESNAWA (1004105036) JURUSAN
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Untuk menganalisa lalulintas pada ruas jalan Jatiwaringin diperlukan data lalulintas pada lajur jalan tersebut. Dalam bab ini dibahas hasil dari penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lalu Lintas Fungsi dasar dari Jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan sebagai akses kerumah-rumah. (silvia Sukirman, 1994). Arus lalu lintas
Lebih terperincitertentu diluar ruang manfaat jalan.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Karateristik Jalan Luar Kota 2.1.1 Pengertian Jalan Definisi jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap,
Lebih terperinciANALISIS KINERJA RUAS JALAN AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SANUR
ANALISIS KINERJA RUAS JALAN AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SANUR TUGAS AKHIR Oleh : I Made Rastiyana Yudha 1104105111 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang)
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Volume Lalu Lintas Menurut MKJI (1997) jenis kendaraan dibagi menjadi 3 golongan. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : 1. Kendaraan ringan (LV) Indeks untuk kendaraan
Lebih terperinciEVALUASI TINGKAT PELAYANAN JALAN JENDERAL SUDIRMAN KABUPATEN SUKOHARJO
EVALUASI TINGKAT PELAYANAN JALAN JENDERAL SUDIRMAN KABUPATEN SUKOHARJO Tantin Pristyawati Staf Pengajar Teknik Sipil Universitas Gunung Kidul Yogyakarta (Email : pristya_tan@yahoo.com) ABSTRAK Jalan Jenderal
Lebih terperinciSTUDI KINERJA JALAN SATU ARAH DI JALAN KEBON KAWUNG, BANDUNG
STUDI KINERJA JALAN SATU ARAH DI JALAN KEBON KAWUNG, BANDUNG Hendra Saputera NRP : 9921020 Pembimbing : Prof. Ir. Bambang I. S., M.Sc., Ph.D FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil, Volume 2, No. 1, Pebruari 2013 ANALISIS DAMPAK AKTIVITAS RUMAH SAKIT DAN SEKOLAH TERHADAP KINERJA RUAS JALAN (STUDI KASUS : RUMAH SAKIT UMUM BANGLI
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL i LEMBAR PENGESAHAN ii LEMBAR PERSETUJUAN iii MOTTO iv KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR xiv DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN xvi ABSTRAK xix ABSTRACT
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. karakteristik jalan yang dapat diuraikan sebagai berikut: dapat dilihat pada uraian di bawah ini:
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Karakteristik Jalan Setiap ruas jalan memiiki karakteristik yang berbeda-beda. Ada beberapa karakteristik jalan yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Geometrik Kondisi geometrik
Lebih terperinciSTUDI KAPASITAS, KECEPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG
STUDI KAPASITAS, KECEPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG Sopian Toni NRP : 9821018 Pembimbing : Silvia Sukirman, Ir FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Tipe jalan pada jalan perkotaan adalah sebagai berikut ini.
BAB II DASAR TEORI 2.1. Umum Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memegang peranan penting dalam konektifitas suatu daerah, sehingga kegiatan distribusi barang dan jasa dapat dilakukan secara
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. derajat kejenuhan mencapai lebih dari 0,5 (MKJI, 1997).
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kemacetan Lalu Lintas Kemacetan adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang lewat pada ruas jalan yang ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut yang mengakibatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Latar belakang kebutuhan akan perpindahan dalam suatu masyarakat, baik orang maupun barang menimbulkan pengangkutan. Untuk itu diperlukan alat-alat angkut, dan
Lebih terperinciKata Kunci : Parkir di Pinggir Jalan, Kinerja Ruas Jalan, dan BOK.
i ii ABSTRAK Semakin pesatnya perkembangan suatu wilayah maka akan diikuti pula dengan meningkatnya pergerakan yang terjadi di wilayah tersebut. Seperti yang terjadi di Kabupaten Badung khususnya di Kelurahan
Lebih terperinciPERNYATAAN. Denpasar, Oktober Anak Agung Arie Setiawan NIM
PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: N a m a : Anak Agung Arie Setiawan NIM : 1204105024 Judul TA : Dampak Bangkitan Lalu Lintas Pasar Kertha Bhoga Terhadap Kinerja Ruas Jalan Pulau Bungin
Lebih terperinciANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)
ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK) Abdi Yuda Yadi 1)., Syafarudin AS 2) Siti Nurlaily Kadarini 2)
Lebih terperinciII.TINJAUAN PUSTAKA. dan menerus di sepanjang atau hampir seluruh jalan, minimum pada satu sisi
II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Jalan Perkotaan Jalan perkotaan adalah jalan yang terdapat perkembangan secara permanen dan menerus di sepanjang atau hampir seluruh jalan, minimum pada satu sisi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA. kondisi geometrik jalan secara langsung. Data geometrik ruas jalan Kalimalang. a. Sistem jaringan jalan : Kolektor sekunder
BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Data Geometrik Jalan Data geometrik jalan adalah data yang berisi kondisi geometrik dari segmen jalan yang diteliti. Data ini merupakan data primer
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIVITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH DAN KINERJA RUAS JALAN
ANALISIS EFEKTIVITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH DAN KINERJA RUAS JALAN ( STUDI KASUS: ZOSS SD NEGERI 1 UBUNG ) TUGAS AKHIR Oleh : I Gede Gita Narayana 1104105049 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciAnalisis Kinerja Ruas Jalan Kaliurang KM 12 KM 14,5 Sleman Yogyakarta
Analisis Kinerja Ruas Jalan Kaliurang KM 12 KM 14,5 Sleman Yogyakarta Gilang Budi Warnantyo 1, Bachnas, Prima Juanita Romadhona 3 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil FTSP UII email: gilangbudi943@yahoo.co.id
Lebih terperinciNursyamsu Hidayat, Ph.D.
Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Analisa jaringan jalan dibagi atas beberapa komponen: Segmen jalan Simpang bersinyal Simpang tidak bersinyal
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. (termasuk mobil penumpang, kopata, mikro bus, pick-up dan truck kecil. sesuai sitem klasifikasi Bina Marga).
8 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Komposisi lalu lintas Arus lalu lintas jalan perkotaan dibagi menjadi 4 jenis : 1. Kendaraan ringan ( Light Vecicles = LV ) Meliputi kendaraan bermotor 2 as beroda empat dengan
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Kapasitas Jalan a. Lokasi : Jl. Satrio Jakarta Selatan b. Tipe jalan : 8 lajur 2 arah dengan pembatas (8/2 D) c. Lebar jalan : Arah A (arah Sudirman-Casablanca)
Lebih terperinciEVALUASI PENGARUH PASAR MRANGGEN TERHADAP LALU-LINTAS RUAS JALAN RAYA MRANGGEN
EVALUASI PENGARUH PASAR MRANGGEN TERHADAP LALU-LINTAS RUAS JALAN RAYA MRANGGEN Supoyo Universitas Semarang,Jl. Soekarno Hatta Semarang Email: spy_supoyo@yahoo.com 1. Abstrak Pasar adalah tempat sarana
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
17 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Kondisi Lalu Lintas Situasi lalu lintas untuk tahun yang dianalisa ditentukan menurut arus jam rencana, atau lalu lintas harian rerata tahunan (LHRT) dengan faktor yang sesuai
Lebih terperinciJURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:
JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI 1997 Oleh RAHIMA AHMAD NIM:5114 10 094 Jurnal ini telah disetujui dan telah diterima oleh dosen pembimbing sebagai salah
Lebih terperinciANALISA KAPASITAS RUAS JALAN SAM RATULANGI DENGAN METODE MKJI 1997 DAN PKJI 2014
ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN SAM RATULANGI DENGAN METODE MKJI 1997 DAN PKJI 2014 Rusdianto Horman Lalenoh Theo K. Sendow, Freddy Jansen Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email:
Lebih terperinciSTUDI KAPASITAS, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997
STUDI KAPASITAS, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997 Julius Harpariadi NRP : 9821059 Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciANALISA KINERJA RUAS JALAN MANADO BYPASS TAHAP I DI KOTA MANADO
ANALISA KINERJA RUAS JALAN MANADO BYPASS TAHAP I DI KOTA MANADO Ignatius Tri Prasetyo Samponu Theo K. Sendow, Mecky Manoppo Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado Email: ignatius010@gmail.com
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
84 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Setelah dilakukan pengamatan dan analisis pada ruas Jalan Jendral Sudirman, Salatiga, Jawa Tengah, berdasarkan hasil analisis perhitungan dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Ruas Jalan HB.Yasin Kota Gorontalo merupakan jalan Nasional yang menghubungkan berbagai pusat kegiatan wilayah dan pusat kegiatan lokal di Provinsi Gorontalo.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan
21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jalan Perkotaan Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan merupakan segmen jalan yang mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang
Lebih terperinciANALISA KINERJA RUAS JALAN HASANUDDIN KOTA MANADO
ANALISA KINERJA RUAS JALAN HASANUDDIN KOTA MANADO Angelina Indri Titirlolobi Lintong Elisabeth, James A. Timboeleng Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Email : angelina.titirlolobi@gmail.com
Lebih terperinciPENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG
PENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG Dwi Ratnaningsih Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Malang dwiratna.polinema@gmail.com Abstrak Permasalahan dibidang
Lebih terperinciANALISIS KINERJA RUAS JALAN MENURUT MKJI 1997 ( Studi Kasus : Jalan Sulawesi Denpasar, Bali ) Oleh : Ngakan Putu Ari Kurniadhi NPM.
1 ANALISIS KINERJA RUAS JALAN MENURUT MKJI 1997 ( Studi Kasus : Jalan Sulawesi Denpasar, Bali ) Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN JURNAL
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL ANALISIS KINERJA RUAS JALAN TERBAGI (DIVIDED) PADA JALAN HB.YASIN KOTA GORONTALO DI SUSUN OLEH MULYONO MARDJUN NIM. 511 410 065 Telah Diuji dan Diterima Pada Tanggal 10 Januari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Fungsi Jalan Sesuai dengan Undang-Undang No. 22 tahun 2009 dan menurut Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 2006, sistem jaringan jalan di Indonesia dapat dibedakan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP KINERJA JALAN
ANALISIS PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP KINERJA JALAN Agus Wiyono Alumni Program Studi Teknik Sipil Universitas Surakarta Jl. Raya Palur KM 05 Surakarta Abstrak Jalan Adisumarmo Kartasura km 0,00
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Kinerja Lalu Lintas Jalan Kriteria kinerja lalu lintas dapat ditentukan berdasarkan nilai derajat kejenuhan atau kecepatan tempuh pada suatu kondisi jalan tertentu yang terkait
Lebih terperinciEVALUASI FAKTOR PENYESUAIAN HAMBATAN SAMPING MENURUT MKJI 1997 UNTUK JALAN SATU ARAH
EVALUASI FAKTOR PENYESUAIAN HAMBATAN SAMPING MENURUT MKJI 1997 UNTUK JALAN SATU ARAH Chamelia Badi Semuel Y. R. Rompis, Freddy Jansen Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi Manado Email:
Lebih terperinciAnalisa Tinjauan Pemisah Arah Permanen Terhadap Arus Lalu Lintas Jalan Yos Sudarso - Rumbai
Jurnal aintis Volume 13 Nomor 2, Oktober 2013, 22-27 ISSN: 1410-7783 Analisa Tinjauan Pemisah Arah Permanen Terhadap Arus Lalu Lintas Jalan Yos Sudarso - Rumbai The Analysis Of Permanent Seperator for
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORI
BAB 2 TINJAUAN TEORI Dalam bab ini akan membahas mengenai teori-teori yang berhubungan dengan studi yang dilakukan, yaitu mengenai pebgertian tundaan, jalan kolektor primer, sistem pergerakan dan aktivitas
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA JALAN TERHADAP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN DUA JALUR
EVALUASI KINERJA JALAN TERHADAP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN DUA JALUR Said Jalalul Akbar 1), Wesli 2), Burhanuddin 3), Muammar Khadafi 4) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh email:
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Lalu lintas di dalam Undang-undang No 22 tahun 2009 didefinisikan sebagai. melalui manajemen lalu lintas dan rekayasa lalu lintas.
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lalu lintas Lalu lintas di dalam Undang-undang No 22 tahun 2009 didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan, sedang yang dimaksud dengan ruang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. meskipun mungkin terdapat perkembangan permanen yang sebentar-sebentar
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Jalan Luar Kota Pengertian jalan luar kota menurut Manual Kapasitas jalan Indonesia (MKJI) 1997, merupakan segmen tanpa perkembangan yang menerus pada sisi manapun, meskipun mungkin
Lebih terperinciANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG
ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG Wilton Wahab (1), Delvi Gusri Yendra (2) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil 2) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.2 Definisi Jalan Pasal 4 no. 38 Tahun 2004 tentang jalan, memberikan definisi mengenai jalan yaitu prasarana transportasi darat meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkapnya
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN PADA RUAS JALAN SETIABUDI SEMARANG. Laporan Tugas Akhir
ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN PADA RUAS JALAN SETIABUDI SEMARANG Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : Yoseph Fernando
Lebih terperinciKAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR DAN RUKO LAWANG KABUPATEN MALANG
KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR DAN RUKO LAWANG KABUPATEN MALANG Arbillah Saleh, Moh. Prima Sudarmo, Harnen Sulistio, M. Zainul Arifin Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi dan Karateristik Jalan Perkotaan Menurut MKJI 1997, jalan perkotaan adalah jalan yang terdapat perkembangan secara permanen dan menerus di sepanjang atau hampir
Lebih terperinci